• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

31 BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam suatu penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan adalah sebuah metode yang sesuai dengan objek penelitian yang akan diperoleh secara sistematik. Hal ini betujuan agar hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan khususnya ntuk menjawab masalah yang diajukan.

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif sebagai metode primer dan pendekatan kualitatif sebagai metode sekunder. Pendekatan kuantitatif yaitu digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012). Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode korelasional. Metode tersebut digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel penelitian yaitu kecerdasan emosional dan pengelolaan konflik perkawinan istri.

(2)

Sedangkan pendekatan kualitatif digunakan sebagai sumber data sekunder dimana data yang diperoleh dari pendekatan ini bukan di jadikan hasil utama melainkan hanya untuk melengkapi hasil penelitian yang tidak dapat di ungkap dengan pendekatan kuantitatif mengenai pengelolaan konflik perkawinan.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Variabel

Setiap variabel dalam suatu penelitian tentunya memiliki peranan atau dengan kata lain disebut dengan variable bebas dan variabel terikat yang bersifat mengikuti variabel bebas (Sugiyono, 2012). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat (variabel dependen).Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat.

1. Variabel Independent (IV) : Kecedasan Emosi (x)

2. Variabel Dependent (DV) : Pengelola Konflik Perkawinan (y)

Hubungan antar variabel adalah hasil yang paling penting untuk dilihat dalam suatu penelitian.Hubungan antara variabel yaitu variabel X dan variabel Y terjadi hubungan korelasional. Diasumsikan dalam penelitian bahwa semakin tinggi kecerdasan emosional maka akan semakin tinggi pengelolaan konflik perkawinan istri, sebaliknya semakin rendah kecerdasan emosional maka akan semakin rendah pengelolaan konflik perkawinan istri.

(3)

3.2.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang diamati (Azwar, 2010).Penyusunan definisi operasional berimplikasi kepada metode dan alat ukur yang dipilih, serta kerangka teori yang digunakan. Definisi operasinal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan konflik perkawinan

Definisi operasinal pengelolaan konflik perkawinan yaitu proses atau cara yang digunakan seorang isteri untuk menghadapi serta menyelesaikan permasalahan dengan menemukan jalan keluar dalam perselisihan dan ketidakcocokan maupun kesalahpahaman dalam pemahaman nilai serta tindakan untuk mencapai tujuan, harapan, dan keinginan didalam menjalani kehidupan perkawinan (Handayani, 2008).

b. Kecerdasan Emosional

Definisi operasinal kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengenali, mengontrol dan mengeksperesikan emosi yang erat kaitannya dengan pemahaman terhadap diri sendiri dan orang lain (Solvey, 2002).

(4)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau partisipan yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para isteri sah yang bertempat tinggal di Bekasi telah menikah kurang lebih selama satu tahun.

Peneliti ini hanya akan meneliti sebagian dari populasi. Oleh karena itu partisipan yang diambil untuk penelitian ini adalah berupa sampel yang dianggap dapat mewakili (represesntatif) populasi yang ada dan selanjutnya dapat digeneralisasi kepada populasi.Partisipan yang diambil dalam penelitian ini kurang lebih berjumlah 80 orang.Penetapan jumlah partisipan didasarkan pada pertimbangan dari pendapat Sugiyono (2012) yang menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah minimal 30 orang.

3.3.2 Karakteristik Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh kelompok populasi tersebut (Sugiyono, 2012).Menurut Arikunto (2002) sebuah penelitian tidak pertama-tama ditentukan oleh besar kecilnya sampel, tetapi oleh kokohnya dasar-dasar teori yang dipergunakan dan mutu pelaksanaannya.

Penelitian dengan sampel yang besar tidak dengan sendirinya lebih baik dari penelitian dengan sampel yang kecil.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

(5)

nanti menggunakan metode accidental sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ditemui dan cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012). Adapun dalam penelitian ini kriteria yang digunakan adalah para isteri yang memiliki smartphone dan yang tidak memiliki smarthphone serta telah menikah secara sah dengan suaminya dan hidup serta tinggal satu rumah dengan suaminya dengan usia pernikahan minimal satu tahun. Hal ini dimaksudkan agar partisipan dapat berespon dengan tepat pada item - item yang diajukan karena berdasarkan pengalamannya saat ini.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah non probability random sampling, dimana tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel penelitian ini.Secara lebih spesifik teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling yaitu untuk kemudahan jalannya penelitian, peneliti memilih siapa saja yang sesuai dengan karakteristik sampel dalam penelitian ini.Selain alasan kemudahan, teknik sampling ini dipilih karena sederhana dalam pelaksanaannya.Faktor waktu juga merupakan pertimbangan utama, dimana teknik ini memungkinkan peneliti untuk mendapat jumlah sampel yang banyak dalam waktu yang singkat.

(6)

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Pengumpulan Data Kuantitatif

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan kuisioner berbentuk skala. Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang harus dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2012). Kuisioner dipilih peneliti sebagai metode pengumpulan data dengan alasan bahwa metode ini mampu menyediakan sejumlah besar respon dari responden yang terpilih dari waktu singkat. Dengan kuisioner, penelitipun dapat menggunakan media google drive berupa formulir dimana partisipan dapat mengadministrasikan sendiri kuisioner tersebut tanpa dipandu oleh peneliti. Kuisioner yang akan disebar terdiri dari cover letter, petunjuk pengisian, data diri partisipan (inisial nama, jenis kelamin, usia, lama pernikahan dan nomer telp), skala gaya pengelolaan konflik perkawinan dan skala kecerdasan emosi.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data Kualitatif

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan datanya menggunakan alat pengumpul data berupa wawancara mendalam dan observasi terhadap subyek penelitan yang terpilih. Keduanya dapat dirinci sebagai berikut:

a. Wawancara

(7)

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara dilakukan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topic yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu-isu lain yang berkaitan dengan topik tersebut (Banister, dkk 1994 dalam Poewandari, 2011). Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur.

b. Observasi

Poewandari (2011) menjelaskan bahwa observasi merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.

Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif orang-orang yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut (Poerwandari, 2011). Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi selama dilakukannya wawancara, guna memahami seperti apa kepribadian subjek dan seperti apa cara subjek memandang konflik dalam perkawinannya sehingga peneliti dapat menggali lebih dalam cara subjek mengelola konflik dalam perkawinannya. Peneliti menggunakan observasi non partisipan pada penelitian ini.

Dan Alat bantu dalam penelitian ini adalah: berupa pedoman wawancara, catatan lapangan, informed consent dan lembar persetujuan, dan mechanical

(8)

devices berupa alat perekam untuk merekam proses wawancara apabila diijinkan oleh subyek.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Skala Pengelolaan Konflik Perkawinan

Skala ini mengungkapkan pengelolaan konflik perkawinan, dimana skala ini dibuat berdasarkan pengukuran mengelola konflik dalam perkawinan yaitu :

a. Mampu melihat seutuhnya konflik yang terjadi

Memastikan bahwa konflik tersebut benar benar ada, tidak berdasarkan perasaan yang subjektif, tetapi melihat dan menyadari bahwa konflik tengah terjadi antara suami dan isteri.

b. Mampu menganalisis konflik tersebut.

Lebih cenderung mengoreksi dan introspeksi diri sehingga konflik yang terjadi mampu di ketahui penyebab yang sesungguhnya.

c. Mampu berkompromi dengan pihak lain yang berkonflik.

Mampu berkoordinasi atau berkompromi dengan pihak yang terlibat knflik dengan penuh kesadaraan menyelesaikan konflik dengan cara membuka pikiran untuk berbicara, berunding, dan berdiskusi.

Kuisioner variabel mengelola konflik perkawinan ini merupakan hasil modifikasi dari kuisioner yang dibuat oleh Anisa Zafira, 2014. Reliabilitas dari skala alat ukur asli adalah 0,846 dan nilai validitas berkisar antara 0,825 - 0,845 dengan taraf signifikansi 5%. Pernyataan dalam kuisioner variabel mengelola

(9)

konflik perkawinan ini disesuaikan dengan partisipan dan tujuan penelitian, Sehingga baik pernyataan dan rentang skalanya tidak identik lagi dengan kuisioner asli. Namun, memiliki maksud pernyataan yang sama.

Jawaban dalam kuisioner mengelola konflik perkawinan ini dibuat dalam bentuk skala untuk memudahkan partisipan dalam menentukan pilihan yang menggambarkan diri dan keterbatasan waktu dalam pengambilan dan pengolahan data pada penelitian ini.Kuisioner ini keseluruhan berisi 20 pernyataan.Pada kuisioner ini terjadi penyebaran butir yang mengukur dimensi - dimensi mengelola konflik perkawinan.Pada berikut ini dapat dilihat penyebaran butir dari dimensi - dimensi mengelola konflik perkawinan.

Tabel 3.1 Blue Print Alat Ukur Mengelola Konflik Perkawinan.

ASPEK INDIKATOR FAV UNFAV JUMLAH

Mampu melihat seutuhnya konflik yang terjadi

Menyadari adanya konflik

6,8 1,11,16 20’

6 Mampu menganalisis konflik

tersebut

Mengoreksi penyebab

terjadinya konflik

2,9,12 10,14,19’ 6

Mampu berkompromi dengan pihak lain yang berkonflik Mampu

berkompromi dengan pihak lain yang berkonflik

Penyelesaian konflik 3,4’,13,15 17’,18’

5,7 8

Keterangan : tanda ‘ = item tambahan

Kuisioner ini menggunakan skala dengan memiliki 4 pilihan jawaban dimulai dengan sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai.Pilihan jawaban partisipan diberi tempat 4 buah kotak yang masing-masingmemiliki rentang nilai 1 sampai dengan 4. Untuk butir pernyataan unfavorable pilihan jawaban responden memiliki rentang nilai yang sama tetapi dalam skoring kondisi terbalik

(10)

yaitu 4 sampai dengan 1. Teknik skoring yang digunakan ialah dengan menjumlahkan skor partisipan tiap item pernyataan menjadi skor total.

3.5.2 Skala Kecerdasan Emosi

Skala ini merupakan inventori kecerdasaan emosi yang disusun oleh Goleman, dimana skala ini dibuat berdasarkan pengukuran kecerdasaan emosional yang terdiri dari 5 aspek yaitu

a. Mengenali emosi diri

Merupakan dasar dari kecerdasan emosional, yaitu kemampuan untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu bagi pemahaman diri yang disebut kesadaran diri.

b. Mengelola emosi diri

Kemampuan untuk menguasai perasaan - perasaan agar perasaan dapat diungkap dengan sesuai.Kecakapan tersebut bergantung pada pengaturan diri.

c. Memotivasi diri sendiri

Memotivasi diri sendiri adalah menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati sebagai landasan keberhasilan dan terwujudnya kinerja yang tinggi di segala bidang.

d. Mengenali emosi orang lain

(11)

Adalah kemampuan menangkap sinyal - sinyal sosial yang tersembunyi, yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki oleh orang lain atau sering disebut dengan kemampuan berempati.

e. Membina hubungan dengan orang lain

Merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain guna mewujudkan pergaulan yang mulus dengan orang lain. Seseorang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun.

Kuisioner kecerdasan emosi ini merupakan hasil modifikasi dari kuisioner yang dibuat oleh Muhammad Zainul, 2010.Reliabilitas dari skala alat ukur asli adalah 0,881 dan nilai validitas berkisar antara 0,317 - 0,646 dengan taraf signifikansi 5%. Pernyataan dalam kuisioner variabel kecerdasan emosional ini disesuaikan dengan partisipan dan tujuan penelitian, Sehingga baik pernyataan dan rentang skalanya tidak identik lagi dengan kuisioner asli. Namun, memiliki maksud pernyataan yang sama.

Jawaban dalam kuisioner kecerdasan emosional ini dibuat dalam bentuk skala untuk memudahkan partisipan dalam menentukan pilihan yang menggambarkan diri dan keterbatasan waktu dalam pengambilan dan pengolahan data pada penelitian ini.Kuisioner ini keseluruhan berisi 30 pernyataan.Pada berikut ini dapat dilihat penyebaran butir dari dimensi - dimensi kecerdasan emosional.

(12)

Tabel 3.2 Blue Print Alat Ukur Kecerdasaan Emosi

No Aspek Indikator

Aitem Fav

Aitem

Unfav Jumlah

• Mampu mengenali emosi diri sendiri

1

Mengenali Emosi Diri

• Mengetahui kekuatan dan

keterbatasan diri 3,8,15’ 11’,17’,28’ 6

• Keyakinan akan kemampuan diri

• Mampu menahan emosi dan dorongan negative

2

Mengelola Emosi Diri

• Mampu mengendalikan dan

mengatasi stress 1,19’,9 30,24,27 6

• Memiliki harapan dan optimism

• Dorongan untuk menjadi lebih baik

3

Memotivasi

diri sendiri • Mampu memecahkan masalah 13’,5’,23 21,12,22 6

• Mampu memahami oranglain 4

Mengenali

emosi • Berbagi dengan orang lain 25,29’,16’ 4’,18’,14’ 6 Orang lain • Peduli terhadap oranglain

• Mampu menjalin hubungn baik dengan orang lain

5

Membina hubungan

• Mampu menyesuaikan diri

terhadap hal baru 27,20’,26 2,10’,6’ 6 dengan orang

lain • Kemampuan persuasi Keterangan : tanda ‘ = item tambahan

Kuisioner ini menggunakan skala dengan memiliki 4 pilihan jawaban dimulai dengan sangat tidak sesuai hingga sangat sesuai.Pilihan jawaban partisipan diberi tempat 4 buah kotak yang masing-masingmemiliki rentang nilai 1sampai dengan 4. Untuk butir pernyataan unfavorable pilihan jawaban responden memiliki rentang nilai yang sama tetapi dalam skoring kondisi terbalik yaitu 4 sampai dengan 1.Teknik skoring yang digunakan ialah dengan menjumlahkan skor partisipan tiap item pernyataan menjadi skor total.

(13)

3.6 Metode Analisa Instrumen

3.6.1 Teknik Uji Validitas

Validitas dari sebuah pengukuran difokuskan pada apa yang diukur dan seberapa baik instrumen yang digunakan mampu mengukur apa yang ingin diukur tersebut (Anastasia & Urbina, 1997). Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian adalah validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct validity). Validitas isi dilakukan melalui pendapat professional (professional judgement) untuk melihat apakah format penampilan tes cukup mampu membuat subjek tertarik dan termotivasi untuk memberikan respon (face validity) serta melihat sejauhmana isi tes cukup merepresentasikan ciri-ciri yang diukur (logicvalidation) (Sulistiyono, 2011).

Teknik pengujian validitas instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah melakukan expert judgment, uji keterbacaan kepada beberapa partisipan penelitian. Kemudian menguji validitas dengan menganalisa tiap tiap aitemnya melalui perbandingan indeks korelasi pearson product moment dengan Alpha Cronbach. Apabila nilai alpha if item deleted ≥ dari alpha cronbach maka dikatakan tidak valid.

3.6.2 Teknik Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran . Pengukuran yang tidak reliable akan menghasilkan skor yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan

(14)

skor yang terjadi diantara individu lebih ditentukan oleh faktor kesalahan daripada faktor perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu tidak akan konsisten pula dari wkatu ke waktu (Saifuddin, 2010). Koefisien reliabilitas mendekati angka 1 berarti pengukuran semakin reliable (Azwar, 2012).

Pengujian Relibilitas pada penelitian ini menggunakan internal consistency dengan formula alpha cronbach dan untuk menganalisis reliabilitas peneliti menggunakan internal consistency yaitu indikasi homogenitas item dalam ukuran yang mengungkap ide. Keandalan ini dapat diuji melalui konsistensi antar item dengan cronbach alpha, dan keandalan belah dua (split-half reliability).

Konsistensi internal adalah sejauh mana tes atau prosedur menilai karakteristik keterampilan memiliki kualitas yang sama. Jenis reliabilitas sering membantu peneliti menginterpretasikan data dan memprediksi nilai nilai dan batas-batas hubungan antar variable.

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Persiapan Penelitian

Persiapan dalam penelitian ini meliputi menentukan fenomena dan situasi yang menjadi latar belakang dan rumusan permasalahan penelitian, menentukan metode penelitian dan variabel-variabel yang dijadikan fokus penelitian, mencari data pendukung berupa fakta dan penelitian-penelitian terdahulu, menentukan tujuan dan manfaat dari penelitian, melakukan studi literatur dan kepustakaan sebagai landasan teori, menentukan subjek, jumlah subjek dan teknik pemilihan

(15)

subjek penelitian, menentukan dan mengadaptasi alat ukur, melakukan uji keterbacaan dan professional judgement terhadap alat ukur yang akan digunakan.

3.7.2 Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 25 Desember 2014 dan berakhir pada tanggal 10 Januari 2015.Dalam pengambilan data ini menggunakan metode tryout terpakai, dimana pengambilan data dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan uji coba. Kelebihan tryout terpakai adalah antara partisipan tryout dan partisipan penelitian adalah orang yang sama, sehingga data yang diperoleh memiliki variasi yang sama, selain itu menghemat waktu, biaya dan tenaga dalam melakukan pengambilan data. Try out terpakai dapat digunakan dengan pertimbangan bahwa partisipan yang memenuhi kriteria sulit untuk di temui karena mereka sebagian besar ibu rumah tangga dan juga karyawati yang bekerja.

Penyebaran kuesioner di lakukan oleh peneliti sendiri dan juga teman teman peneliti baik melalui kuesioner fisik dan google drive. Total jumlah data yang terkumpul dan dapat diolah adalah 80 kuisioner. Jumlah kuisioner yang disebar oleh peneliti sebanyak 80 kuisioner dan 60 yang kembali.Sedangkan 20 lainnya diperoleh dari partisipan yang mengisi kuesioner online.

3.8 Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis metode analisa data yaitu analisa data secara kuantitatif dan analisa data secara kualitatif. Analisis data

(16)

secara kuantitatif yang digunakan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosional dengan pengelolaan konflik perkawinan adalah dengan menggunakan beberapa metode statistik. Berikut penjelasan mengenai teknik yang digunakan:

a. Statistik deskriptif

Teknik statistik deskriptif digunakan untuk menyederhanakan penyusunan dan penyajian data (Gravetter & Wallnau, 2007). Pada penelitian ini dilakukan perhitungan distribusi frekuensi dan persentase agar dapat diketahui gambaran umum dari partisipan penelitian seperti usia subjek dan lama pernikahannya. Kemudian untuk mengetahui kecerdasaan emosi dan pengelolaan konflik perkawinannya peneliti menggunakan klasifikasi rendah, sedang dan tinggi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Rumus :

Klasifikasi Interval

Rendah X < M – 1 SD

Sedang Tinggi

M – 1 SD ≤ x ≤ M + 1 SD X > M + 1 SD

Sumber: Buku Statistik Psikologi UMB

b. Uji Normalitas dan Linearitas

Uji normalitas digunakan peneliti untuk mengetahui apakah data dari variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak.Sedangkan uji linearitas digunakan peneliti untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan yang linear atau tidak.Uji normalitas dan linearitas merupakan prasyarat dalam analisa korelasi atau regresi linear.

(17)

c. Analisa KorelasiPearson Product Moment.

Teknik ini dapat digunakan untuk untuk mengetahui adanya hubungan antara kecerdasaan emosional dengan pengelolaan konflik perkawinan , maka digunakan rumus korelasi Pearson Product Moment. Korelasi Pearson Product Moment. Digunakan untuk menentukan hubungan antara dua gejala interval (Arikunto, 2006). Rumus yang akan digunakan sebagai berikut:

rxy =

(∑ )(∑ ) { ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi product moment N :jumlah subyek

∑X : jumlah total skor jawaban kecerdasaan emosi

∑Y : jumlah total skor jawaban pengelolaan konflik perkawinan ∑X2 : jumlah kuadrat total jawaban skor kecerdasaan emosi ∑Y2 : jumlah kuadrat total skor jawaban skor pengelolaankonflik ∑XY : jumlah perkalian antara kedua variabel

Untuk menjamin ketelitian hasil perhitungan digunakan SPSS (Statsitical Product and Service Solution) ver. 22.0 for Windows.

Sedangkan analisa kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (dalam Moleong, 2006).

Gambar

Tabel 3.1 Blue Print Alat Ukur Mengelola Konflik Perkawinan.
Tabel 3.2 Blue Print Alat Ukur Kecerdasaan Emosi  No  Aspek  Indikator  Aitem Fav  Aitem Unfav  Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Kebanyakan industri tepung ikan berada di Jawa Timur (Muncar, Banyuwangi) dan Bali (Jembrana). Permasalahan utama tepung ikan lokal adalah karena rendahnya

tahfidz Al Quran adalah cara atau suatu jalan yang digunakan dalam menyampaikan materi terkait dengan menghafal Al Quran yang terdapat di Panti Asuhan Yatim Piatu

Oleh karena itu permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh variabel ukuran pemerintah daerah, pertumbuhan ekonomi, kompleksitas pemerintah

(2010) dengan hasil semakin tinggi nilai etnosentrisme konsumen maka konsumen akan semakin enggan untuk membeli produk impor, Kamaruddin, Mokhlis, Othman (2002) dengan hasil

Penemuan kajian menunjukkan jurang prestasi yang paling besar bagi graduan semasa yang sedang bekerja ialah komunikasi dan interpersonal dimana majikan beranggapan

Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana setiap elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk kemungkinan dipilih menjadi sampel, dan

Probability Sampling: merupakan teknik pengambilan sampel penelitian dari setiap anggota dari sebuah populasi dimana mereka memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Non Probability Sampling yang mana kesempatan setiap individu untuk menjadi sampling tidak