Nomor:2093/UN.40.2.5.1/PL/2014
PENGEMASAN KESENIAN SINTREN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA
DI KABUPATEN INDRAMAYU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Oleh
Kholifah Safitriah
1002994
PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Nomor:2093/UN.40.2.5.1/PL/2014
Hak Cipta
PENGEMASAN KESENIAN SINTREN
SEBAGAI DAYA TARIK WISATA
Oleh
Kholifah Safitriah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Kholifah Safitriah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Nomor:2093/UN.40.2.5.1/PL/2014
LEMBAR PENGESAHAN
KHOLIFAH SAFITRIAH
1002994
PENGEMASAN KESENIAN SINTREN SEBAGAI DAYA TARIK WISATA
DI KABUPATEN INDRAMAYU
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. Darsiharjo, M.S.
NIP. 19620921 198603 1 005
Pembimbing II
Rosita, S.S., M.A.
NIP. 19781019 200604 2 001
Mengetahui
Program Studi Manajemen Resort & Leisure
Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesenian Sintren di Kabupaten Indramayu, merupakan kesenian tradisional khas yang berasal dari Kabupaten Indramayu. Saat ini, peminat kesenian Sintren semakin menurun disebabkan masyarakat lebih tertarik kesenian yang lebih modern. Sehingga dalam penelitian ini penulis tertarik untuk menganalsis pengemasan yang tepat kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata. Selanjutnya memfokuskan dengan menggali potensi – potensi kesenian Sintren kabupaten Indramayu yang didapatkan dari berbagai narasumber melalui wawancara dengan pemilik grup Sintren, penari sintren dan Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. Sehingga penulis dapat menganalisis pengemasan dengan tepat kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di kabupaten Indramayu. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan cara wawancara kepada narasumber. Dari hasil wawancara, kesenian Sintren di Kabupaten Indramayu dapat dijadikan daya tarik wisata yang pengemasannya tidak meninggalkan nilai tradisionalnya. Pengemasan dari aspek kostum atau pakaian yang digunakan oleh penari Sintren, tempat pertunjukkan, waktu serta durasi dan alat musik yang digunakan serta seniman Sintren, kurungan ayam dan nuansa magis.
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sintren art in Indramayu regency, is a traditional art that comes from Indramayu. Currently, Sintren art interest are decrease because people are more interested in the more modern art. So in this study the authors are interested in the analysis and proper packaging Sintren arts as a tourist attraction. Furthermore, with a focus on exploring the potential - the potential in the arts regency of Indramayu Sintren obtained from various informants through interviews with owners Sintren group, dancers sintren and Indramayu Regency Government. So I can analyze properly packaging Sintren art as a tourist attraction in Indramayu. In this study using descriptive analysis with a qualitative approach by interviewing the informant. From the research, so the art Sintren in Indramayu can be used as a tourist attraction is its packaging but do not abandon their traditional values. Packaging of aspects of costume or clothing used by dancers Sintren, the venue, time and duration and used musical instruments and artists Sintren, chicken cages and feel magical.
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv
E. Definisi Operasional... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8
H. Penilaian Potensi Objek Wisata (Aspek Indikator Penilaian)... 22
I. Pengemasan Produk ... 26
J. Pengemasan Produk Kesenian ... 26
K. Seni Pertunjukkan ... 28
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
v
M. Kerangka Pemikiran ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 32
A. Lokasi Penelitian ... 32
B. Metode Penelitian ... 32
C. Operasional Variabel……… ... 33
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35
E. Pengambilan Contoh (Sampling) ... 36
F. Teknik Pengumpulan Data ... 37
G. Instrumen Penelitian ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Kondisi Umum Kabupaten Indramayu ... 42
1. Letak ... 42
2. Aksesibilitas ... 42
3. Kepadatan Penduduk ... 44
4. Laju Pertumbuhan Penduduk ... 45
5. Sejarah ... 46
6. Agama . ... 50
7. Kesehatan . ... 50
8. Pendidikan . ... 50
B. Kondisi Fisik Kabupaten Indramayu…. ... 51
1. Geografi dan Topografi ... 51
2. Klimatologi . ... 51
C. Kondisi Sosial Kabupaten Indramayu ... 52
1. Pariwisata ... 52
2. Kesenian Kabupaten Indramayu ... 57
3. Kebudayaan Kabupaten Indramayu ... 60
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vi
1. Sejarah Kesenian Sintren Indramayu ... 60
E. Hasil Penelitian ... 64
1. Pertunjukkan Kesenian Sintren Kabupaten Indramayu saat ini.. ... 64
2. Potensi Kesenian Sintren sebagai Daya Tarik Wisata ... 72
F. Pembahasan ... 74
1. Hasil Wawancara... ... 74
2. Analisis Aspek Indikator Penilaiann Kesenian Sintren... ... 77
3. Pengemasan Kesenian Sintren sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Indramayu... ... 78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 85
A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
LAMPIRAN ... 90
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
vii
DAFTAR TABEL
4.1 Penduduk Akhir Tahun Kabupaten Indramayu Menurut Kecamatan
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
viii DAFTAR BAGAN
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
DAFTAR GAMBAR
3.1 Peta Kabupaten Indramayu ... 32
3.3 Situasi Sosial... 34
4.1 Foto Raden Arya Wiralodra ... 45
4.2 Senjata Cakra Undaksana ... 46
4.3 Sungai Cimanuk Indramayu ... 47
4.4 Pantai Tirtamaya ... 50
4.5 Pantai Eretan ... 51
4.6 Pantai Glayem... 51
4.7 Pulau Biawak ... 52
4.8 Koloni Kera Banjar ... 53
4.9 Situ Bolang ... 53
4.10 Situ Bojongsari ... 53
4.11 Kolam Renang Tiga Bintang Firdaus ... 54
4.12 Situ Sindang Ayu ... 55
4.13 Penari Sintren ... 55
4.14 Penyanyi Tarling... 56
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
x
4.16 Tari Topeng ... 57
4.17 Reog Bleknong ... 57
4.18 Ngarot ... 58
4.19 Nadran ... 58
4.20 Ngunjung ... 59
4.21 Mapag Tamba ... 59
4.22 Alat Musik Kendi ... 65
4.23 Pakaian Penari Sintren ... 66
4.24 Penari Sintren pada saat diikat tubuhnya ... 66
4.25 penari Sintren pada saat dikeluarkan tubuhnya dari kurungan ayam ... 68
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pariwisata telah menjadi sektor industri yang sangat pesat dewasa ini,
pariwisata sangat berpengaruh besar di dunia sebagai salah satu penyumbang atau
membantu meningkatkan perekonomian negara dengan cara menghasilkan devisa
atau pendapatan besar untuk suatu negara. Terlihat dengan adanya persaingan
antar negara untuk menghasilkan pariwisata yang maju, dengan potensi yang
dimilikinya pariwisata disuatu negara dikemas dengan berbagai cara agar terlihat
menarik wisatawan yang hendak berkunjung menikmatinya.
Potensi wisata dapat dikategorikan sebagai wisata alam, pariwisata bahari dan
pariwisata seni dan budaya. Salah satunya keanekaragaman suku bangsa
Indonesia telah melahirkan. Bermacam-macam bentuk kesenian, upacara
keagamaan, ritual dan festival yang menjadi bagian dari kehidupan masyarakatnya
terus melestarikan adat dan tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun
dari nenek moyang. Indonesia mempunyai banyak objek wisata baik wisata
budaya, wisata buatan manusia, ataupun wisata alam. Peluang Indonesia untuk
menjadi pemasok turis terbesar di ASEAN bahkan ASIA masih terbuka lebar
karena Indonesia memiliki kemajemukan tradisi dan budaya, serta peninggalan
sejarah dan purbakala yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata minat
khusus.
Keutamaan dan nilai positif pengemasan kesenian tradisional baik berupa tari,
musik, batik, ataupun kerajinan tangan, di samping merupakan upaya-upaya
pelestarian, juga untuk pengembangan kesenian itu sendiri, sebagai sarana
kreatifitas seniman, serta dalam upaya pengenalan keluar. Selain hal tersebut juga
mempunyai unggulan kompetitif untuk bersaing dengan objek wisata negara lain.
Nilai positif yang dapat dipetik dari kegiatan kepariwisataan lebih khusus
pariwisata minat khusus di antaranya adalah mengangkat citra bangsa Indonesia di
2
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sedangkan nilai positif lain yang dapat diperoleh untuk memelihara dan
mengembangkan segala macam bentuk kesenian yang berada di kawasan
Indonesia dan juga sebagai upaya meningkatkan pendapatan nasional maupun
daerah.
Banyak objek wisata di Indonesia, baik wisata budaya, wisata buatan manusia,
ataupun wisata alam. Sektor pariwisata tersebut merupakan salah satu komoditi
yang tidak dapat diabaikan untuk meningkatkan devisa negara dan pendapatan
daerah. Berkaitan dengan kesenian tradisional, hampir di setiap pelosok desa atau
kecamatan memiliki berbagai ragam kesenian. Kesenian-kesenian yang ada sangat
menarik untuk dilestarikan, digali, dikembangkan, dan dikemas sebagai komoditi
industtri pariwisata, lebih khusus industri wisata minat khusus
(http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/1397).
Indramayu salah satunya yang menjadi lokasi dalam penelitian ini yang
memiliki potensi wisata yang lengkap, baik wisata pantai, wisata ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), wisata agro dan wisata rohani, selain itu
Indramayu kaya akan potensi seni dan budaya yang beragam serta tradisi yang
masih bertahan akan tetapi untuk mengembangkannya perlu kesadaran
masyarakat agar masyarakat dapat berfikir maju untuk mengembangkan potensi
yang ada.
Kesenian Kabupaten Indramayu juga sangat beraneka ragam dan itu
merupakan sebuah seni yang patut dilestarikan. Setiap daerah memiliki
keanekaragaman kesenian, di Kabupaten Indramayu terdapat beberapa kesenian
diantaranya Sintren, kesenian ini dimiliki oleh masyarakat Jawa dan terkenal di
pesisir utara Jawa Tengah dan Jawa Barat, antara lain Pemalang, Pekalongan,
Brebes, Banyumas, Kuningan, Cirebon, dan Indramayu. Banyak yang menyebut
Sintren dengan sebutan Lais dan kesenian lainnya yaitu Tari Topeng kesenian
yang berasal dari daerah Cirebon dan juga termasuk Indramayu. Tarian ini
merupakan salah satu tarian di tatar Parahyangan. Tari Topeng juga beraneka
ragam dan juga mengalami perkembangan dalam hal gerakannya, maupun cerita
3
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan ada juga yang dilakukan oleh beberapa orang (Laisan,Sintren
Indramayu.htm).
Dan kesenian Sintren termasuk kategori wisata minat khusus yaitu suatu
bentuk perjalanan wisata, di mana wisatawan melakukan perjalanan atau
mengunjungi suatu tempat karena memiliki suatu minat atau motivasi khusus
mengenai suatu jenis objek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di
sebuah lokasi wisata (Read, 1980). Weiler and Colin (1992) menjelaskan bahwa
wisata minat khusus bertumpu pada dua hal pokok yaitu novelty seeking atau
motivasi pada pencarian terhadap objek dan daya tarik wisata yang unik dan baru,
pencarian/eksplorasi terhadap lokasi-lokasi baru lebih menantang untuk jenis
atraksi wisata yang diamati.
Bentuk-bentuk objek dan daya tarik wisata yang mampu memberikan nilai
manfaat yang berarti bagi wisatawan, nilai pengkayaan atau pengembangan diri
(enriching), nilai tantangan atau petualangan, serta nilai pengetahuan atau
wawasan baru. Pengalaman yang berkualitas (quality experience), dalam hal ini
akan diperoleh melalui unsur partisipatori atau keterlibatan aktif wisatawan baik
secara fisik, mental, atau emosional terhadap objek-objek atau kegitan wisata
yang diikuti (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/imajinasi/article/view/1397).
Sehingga penulis akan meneliti salah satu kesenian yang ada di Kabupaten
Indramayu yaitu Sintren. Sintren atau Lais merupakan salah satu kesenian rakyat
yang masih tetap hidup dan berkembang dimasyarakat pesisir, terutama pantai
utara. Selain nuansa magis, kurungan ayam, menjadi daya tarik dari kesenian
Sintren hal ini dimuat dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun
2009, Bab 1 pasal 1 tentang kepariwisataan dijelaskan beberapa istilah
menyangkut kepariwisataan diantaranya, daya tarik wisata adalah segala sesuatu
yang memiliki keunikan, keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman
kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan. Serta didalam Undang-undang Pariwisata Nomor 10
Tahun 2009 Pasal 14 tentang Jenis-jenis Usaha Pariwisata usaha penyelenggaraan
kegiatan berupa usaha seni pertunjukan, arena permainan, karaoke, serta kegiatan
4
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesenian Sintren ini juga disajikan dengan alat musik yang khas berupa
buyung, kendi dan bambu atau batang bambu. Dalam kesenian ini terkesan unsur
magis yang kental didalamnya, namun ini merupakan salah satu dari kekayaan
budaya yang dimiliki Kabupaten Indramayu. Sintren merupakan salah satu
kesenian yang dimiliki oleh kabupaten Indramayu diseluruh kecamatan di
Kabupaten hampir semuanya memiliki grup Sintren, Sintren biasanya dipentaskan
pada malam hari setelah sholat isya hingga larut malam penonton pertunjukkan
Sintren menikmatinya duduk dibawah atau menempel dengan tanah tidak ada alas
yang dipakai dan kostum penari maupun pemain alat musik menggunakan pakaian
sederhana.
Sintren saat ini hampir punah disebabkan oleh kurangnya kesadaran
masyarakat untuk mengembangkan dan melestarikan kesenian Sintren di
Kabupaten Indramayu, adapaun penyebab lainnya yaitu karena faktor
perkembangan teknologi hal ini erat kaitannya dengan alat musik yang digunakan
tidak lagi menggunakan alat musik tradisional melainkan alat musik yang dipakai
sudah modern seperti, gitar, piano, keyboard dan lain-lain alat musik tersebut
dapat ditemukan dalam acara, petunjukkan atau konser yang tidak lagi memiliki
keunikan dan merupakan hal yang umum dan masyarakat justru lebih tertarik
melihat atau menikmati pertujukkan seperti orkes dan pertunjukkan konser
lainnya.
Sintren merupakan warisan dari nenek moyang yang diwariskan kepada
masyarakat Indramayu agar dipertahankan dan dikembangkan atau dilestarikan
karena kesenian Sintren sangat unik berbeda dengan pertunjukkan kesenian
lainnya dan juga berbeda dengan kesenian yang ada di daerah lainnya, sehingga
penulis tertarik untuk meneliti kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata adapun
penulis lebih fokus lebih kepada daya tarik wisata penyajian atau pengemasan
kesenian Sintren agar wisatawan tertarik untu melihat bahkan mempelajari saat
dipentaskan atau hanya sekedar menikmati, sehingga dapat memberikan kesan
positif kepada wisatawan. Oleh karena judul dari penelitian ini mengenai
“Pengemasan Kesenian Sintren Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten
5
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka dapat
dirumuskan batasan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pertunjukkan kesenian Sintren yang ada di Kabupaten
Indramayu saat ini ?
2. Apa saja potensi kesenian Sintren yang dapat dijadikan sebagai daya tarik
wisata ?
3. Bagaimanakah pengemasan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di
Kabupaten Indramayu ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memaparkan secara umum megenai kesenian Sintren yang ada di Kabupaten
Indramayu saat ini.
2. Mengidentifikasi potensi kesenian Sintren yang dapat dijadikan sebagai daya
tarik wisata.
3. Menganalisis cara pengemasan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di
Kabupaten Indramayu.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini yang hendak dicapai adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Sebagai sumber informasi tentang pertunjukkan kesenian yang memiliki
potensi untuk bisa dikembangkan atau dilestarikan agar tidak punah karena ini
merupakan warisan dari nenek moyang serta bagaimana cara untuk mengemas
6
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Manfaat Praktis
Sebagai masukkan bagi pemerintah daerah Indramayu khususnya Dinas
Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (DISPORABUDPAR), dan pemerintah
setempat lainnya sebagai kebijakan untuk dapat dikembangkan dan menjadi
pertunjukkan khas sebagai identitas Kabupaten Indramayu dan untuk pengelola
pertunjukkan kesenian lainnya agar tetap dipertahankan jangan sampai punah
dengan perkembangan zaman modern, boleh berubah dan dikemas dengan
semenari mungkin akan tetapi tidak meninggalkan hal yang menjadi ciri khas
pertunjukkan yang dipertontonkan.
3. Manfaat Sosial
Sebagai pedoman masyarakat untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap
kesenian Sintren agar untuk mempertahankan dan mengembangkan kesenian
Sintren dapat dijadikan sebagai daya tarik wisata supaya masyarakat atau
wisatawan tertarik dan penasaran ingin melihat pergelaran kesenian ini.
E. Definisi Operasional
1. Kesenian Sintren merupakan kesenian yang berasal dari daerah Kabupaten
Indaramyu yang bersifat magis, kesenian Sintren ini biasanya dipentaskan
pada malam hari sekitar pukul 08.00 malam yang berdurasi 2-3 jam.
Pertunjukkan ini melibatklan seorang penari, kurungan ayam, dupa atau
kemenyan serta alat musik yang masih tradisional pakaian yang
digunakannya pun masih bersifat tradisional.
2. Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan
wisatawan.
Indonesia memiliki ragam budaya yang dimiliki, yang sangat unik dan
menarik masing-masing wilayah dari Sabang sampai Merauke dan dari masing
wilyah tersebut memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Dan hal ini
menjadikan daya tarik Indonesia dikenal oleh wisatawan dating berkunjung ke
7
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkembang dengan pesat dari aspek budaya yang dapat dinikmati oleh wisatawan
dan menjadikan wisatawan memiliki rasa penasaran untuk mengikuti bahkan
belajar dalam kebudayaan yang ada di Indonesia.
3. Pengemasan atau packaging adalah merancang dan membuat wadah atau
pembungkus suatu produk. Dari beberapa produk yang ada kemudian
dikemas dengan baik agar pengemasan menjadi lebih menarik dan tertata
sehingga memberikan kesan yang menarik dari sebuah rangkaian produk
yang disajikan.
Pengemasan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu meliputi pengemasan
kostum atau pakaian penari Sintren dari kenyataan yang ada sekarang yang masih
sangat tradisional menjadi lebih modern, selanjutnya alat musik yang digunakan
dalam pertunjukkan Sintren serta lokasi atau tempat pertunjukkan dan waktu yang
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat.
Yang sebelah timur berbatasan dengan Kota Cirebon, sebelah Barat berbatasan
dengan Kota Subang dan sebelah selatan berbatasan dengan Kota Kuningan dan
Majalengka dan sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa. Berikut gambar yang
penulis paparkan pada gambar 3.1 Peta Kabupaten Indramayu:
Sumber: Bappeda, 2011
Gambar 3.1
Peta Kabupaten Indramayu
B. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2) mendefinisikan metode penelitian adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya
dalam pengertian yang luas, Sugiyono (2012:5) menjelaskan bahwa metode
penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
29
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sukmadinata (2011:54) bahwa
penelitian deskriptif adalah “suatu penelitian yang ditujukan untuk
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung saat ini atau
lampau”. Sedangkan menurut Ghony M. Djunaidi &Almanshur Fauzan
(2012:13-25) Penelitian kualitati adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur statistik atau dengan
cara-cara kuantifikasi. Penelitian kualitatif dapat menunjukkan kehidupan
masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, pergerakan social,
dan hubungan kekrabatan. Penelitian kualitatif mrnghasilkan data deskriptif
berupa ucapan, tulisan, dan perilaku orang-orang yang diamati. Penelitian
kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, dan pemikiran manusia secara
individu maupun kelompok.
Penulis memilih metode ini karena penulis ingin menjabarkan hasil dari
penelitian yang diperoleh dari wawancara dan kuesioner kemudian untuk
menggambarkan keadaan potensi pertunjukkan Sintren di Kabupaten Indramayu,
dengan mengeksplor tentang keadaan potensi yang ada dan dimaksudkan untuk
memberikan interpretasi dan analisis hasil penelitian yang dikembangkan dan
dapat dianalisis pengemasan yang tepat kesenian Sintren di Kabupaten
Indramayu. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengemasan yang tepat
untuk pertunjukkan kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten
Indramayu.
C. Operasional Variabel
Peneliti memberikan definisi istilah dengan tujuan dalam pembahasan masalah
yang diteliti lebih terarah, menetapkan konsep-konsep variabel yang digunakan
serta untuk menghindari kekeliruan terhadap istilah-istilah yang digunakan.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel utama yang diamati yaitu,
pengemasan kesenian Sintren sebagai variabel bebas (X) meliputi hasil aspek
30
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penilaian) sebagai variabel yang terikat (Y) adapun indikator penilaiannya
menurut Avenzora R (1995:264-265) aspek keunikan, kelangkaan, keindahan,
aksesbilitas dan fungsi sosial.
Adapun untuk mengukur kedua variabel-variabel tersebut dijelaskan pada
tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penelitian
No. Variabel Indikator
1. Pengemasan kesenian Sintren
(X)
Soedarsono (1992/1993:254)
Perkembangan kesenian Sintren.
Potensi dan keunggulan (khas) kesenian
Sintren sebagai daya tarik wisata.
Kendala dan hambatan yang dihadapi.
Strategi pengembangan kesenian Sintren.
Hambatan dan kendala menjadi anggota
Rencana dan strategi untuk mengenalkan
ke masyarakat
Upaya pemerintah mengembangkan
Sintren
Upaya pemerintah untuk
mempertahankan Sintren agar tetap ada.
31
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Turut serta tokoh adat masyarakat
2. Penilaian potensi objek wisata
(aspek dan indikator penilaian)
D. Populasi Dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:114), dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan
istilah populasi, tetapi oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari atas tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors),
aktivitas (activity). Situasi sosial tersebu. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan
sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “apa yang terjadi” didalamnya.
Pada situasi obyek penelitian ini peneliti dapat mengamati secara mendalam
aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang ada pada tempat (place) tertentu.
Situasi sosial dapat dilihat pada gambar 3.2 dibawah ini.
32
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian ini yang menjadi tempat penelitian adalah sanggar, gedung
kesenian serbaguna dan rumah pemilik grup kesenian Sintren yang sifatnya
pribadi.
2. Pelaku (actors)
Dalam penelitian ini di dalamnya terdiri dari pemimpin grup kesenian Sintren,
penari Sintren, tokoh adat masyarakat dan pemerintah daerah Kabupaten
Indramayu.
3. Aktivitas (activity)
Kegiatan dengan cara berinteraksi secara sinergis yaitu di tempat atau lokasi
pertunjukkan Sintren digelar serta pelaku yang terlibat dalam pertunjukkan
Sintren.
E. Pengambilan Contoh (Sampling)
Sampel (contoh) menurut Husaini Usman dan Purnomo S Akbar dalam buku
Metode Penelitian Sosial (2003:44-46) adalah sebagian yang diambil dengan
menggunakan teknik tertentu yang disebut dengan teknik sampling. Penelitian
kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari
kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan
diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial
yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari.
Pada penelitian kualitatif, penelitian memasuki situasi sosial tertentu,
melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang yang dipandang tahu
tentang situasi sosial tersebut. Penentuan sumber data pada orang yang
diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan dan
tujuan tertentu. Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke populasi karena
pengambilan smapel tidak diambil secara random. Hasil penelitian dengan metode
kualitatif hanya berlaku untuk kasus situasi sosial tersebut. Hasil penelitian
tersebut dapat ditransferkan atau diterapkan ke situasi sosial (tempat lain).
Peneliti melakukan penelitian ke 16 narasumber yang telah ditentukan yaitu di
5 kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu meliputi kecamatan Indramayu,
33
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari 5 kecamatan tersebut dibagi menjadi 3 sehingga berjumlah 15 narasumber
serta Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu. Penelitian ke wilayah kecamatan
ini berdasarkan saran dari Bapak Asep (DISPORABUDPAR Kabupaten
Indramayu Kasi bidang Kesenian), kecamatan yang memiliki grup kesenian
Sintren yang sering mengadakan pertunjukkan dan tetap eksis serta Pemerintah
Daerah.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan beberapa instrumen
atau alat yang dapat dipakai sebagai pengumpul data agar data lebih akurat.
Teknik Pengumpulan data merupakan “langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.
Sugiyono (2011:224). Data sendiri dapat diartikan sebagai suatu fakta yang bisa
digambarkan melalui simbol, angka, kode dan lain-lain.
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, diperlukan beberapa alat
yang dapat digunakan sebagai pengumpul data, diantaranya sebagai berikut:
1. Studi Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) “dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya”. Dalam penelitian ini penulis mencari data mengenai bagaimana pertunjukkam kesenian sintren dan
beberapa kecamatan di Indramayu yang masih identik dengan kesenian Sintren
serta perkembangan kesenian Sintren dari zaman dahulu hingga sekarang dan
potensi yang dimiliki dari Kesenian Sintren shingga dapat dikembangkan dan
dapat dikemas dengan baik sebagai daya tarik wisata.
2. Studi Pustaka
Menurut Nazir (1998:112) “Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya
adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan dengan topik
penelitian”. Dalam pencarian teori, peneliti akan mengumpulkan informasi
34
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kepustakaan dapat diperoleh dari : buku, jurnal, majalah, hasil-hasil penelitian
(tesis dan disertasi), dan sumber-sumber lainnya yang sesuai (internet, koran dll)”.
Dalam studi pustaka ini penulis menggunakan banyak sumber diantaranya dari
buku, jurnal, hasil penelitian sebelumnya dan internet.
3. Observasi Lapangan
Menurut M. Djunaidi & Almanshur Fauzan (2012:165) Observasi lapangan
adalah suatu teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke
lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, perilaku,
kegiatan, dan benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan. Sehinggan
observasi yang dilakukan dalam penelitian ini peneliti akan melakukan observasi
ke 5 wilayah Kecamatan di Kabupaten Indramayu yaitu Kecamatan Indramayu,
Kecamatan Widasari, Kecamatan Lelea, Kecamatan Kroya dan kecamatan Sukra.
Penelitian melakukan penelitian ke 5 wilayah kecamatan tersebut dikarenakan 5
kecamatan tersebut kesenian Sintrennya tetap eksis.
4. Wawancara
Menurut M. Djunaidi & Almanshur Fauzan (2012:175-176) teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif lebih menekankan
pada teknik wawancara, khususnya wawancara mendalam (depth interview).
Wawancara kualitatif merupakan salah satu teknik untuk mengumpulkan data dan
informasi. Penggunaan metode ini didasarkan pada dua alasan. Yang pertama,
dengan wawancara peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan di
dalam subjek yang diteliti, tetapi apa yang tersembunyi jauh didalam diri subjek
penelitian. Kedua, apa yang ditanyakan kepada informan bias mencakup hal-hal
yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa kini dan
juga masa mendatang. Wawancara yang digunakan adalah wawancara kualitatif
artinya peneliti mengajukan pertanyaan-petanyaan secara lebih bebas dan leluasa.
Fokus dalam penelitian ini adalah wawancara dengan Pemerintah Daerah
Kabupaten Indramayu (DISPORABUDPAR), pemilik Sintren 5 grup
(kecamatan), penari dan tokoh adat masyarakat setempat di 5 kecamatan.
35
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam penelitian kualitatif, peneliti merupakan alat (instrumen) pengumpul
data utama, karena peneliti adalah manusia dan hanya manusia yang dapat
berhubungan dengan responden atau objek lainnya, serta mampu memahami
kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.
Menurut W. Gulo (2005:123) Instrumen penelitian adalah pedoman tertulis
tentang wawancara, atau pengamatan, atau daftar pertanyaan, yang dipersiapkan
untuk mendapatkan informasi dari responden adapun alat pengumpulan data
yaitu:
a. Draft wawancara yang diajukan kepada narasumber yang berjumlah
16 responden
1. Kepada pemilik grup kesenian Sintren mengenai perkembangan atau
kedaaan Sintren saat ini, keunggulan yang yang menjadi khas kesenian
Sintren yang dimiliki masing-masing grup, kendala atau hambatan
menjadi seorang pemilik (grup), strategi pengembangan yang dilakukan
agar Sintren yang miliki tetap ada atau eksis, strategi menginformasikan
kesenian Sintren kepada masyarakat, rencana harapan agar kesenian
Sintren tetap eksis, kurungan ayam, nuansa magis dan alat musik yang
masih bersifat tradisional menjadikan daya tarik serta cara untuk
mengemasnya.
2. Kepada penari Sintren mengenai keterlibatan anggota Sintren, keterlibatan
dan motivasi menjadi penari grup Sintren, regenerasi kepada anak dan
cucu menjadi penari Sintren, hal yang disukai dan hal yang menjadi tidak
suka dari penonton sebagai penari Sintren, peminat pertunjukkan kesenian
Sintren, rencana dan strategi inovasi untuk mengemas kesenian Sintren
agar penonton tertarik.
3. Kepada tokoh adat masyarakat setempat pendapat mengenai Sintren
di kecamatan terdekat ditempat tinggalnya, keterlibatan terhadap kesenian
Sintren, turut serta mengenalkan kesenian Sintren, pendapat masyarakat
setempat mengenai pertunjukkan Sintren dan rencana atau strategi
kesenian Sintren agar dikenal kepada masyarakat luar kabupaten
36
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Potensi dan keunggulan (khas) kesenian Sintren sebagai daya tarik wisata
di Kabupaten Indramayu, jumlah keseluruhan pemilik Sintren di
Kabupaten Indramayu, upaya pemerintah dalam mengembangkan
kesenian Sintren, upaya untuk menssuport agar Sintren tetap bertahan dan
eksis, rencana dan strategi agar kesenian Sintren dikenal masyarakat luar
Indramayu
b. Alat perekam wawancara
Digunakan untuk membantu peneliti pada saat wawancara dengan narasumber
dengan merekam fungsinya jika terjadi kekurangan dokumentasi.
c. Kamera
Fungsinya untuk memfoto atau dokumentasi penulis pada saat pertunjukkan
Sintren.
d. Alat tulis
Digunakan penulis untuk mencatat hal-hal yang penting pada saat wawancara
dengan narasumber.
H. Teknik Analisis Data
Menurut M. Djunaidi & Almanshur Fauzan (2012:245-248) analisis data pada
penelitian kualitatif dilakukan melalui pengaturan data secara logis dan
sisitematis, dan analisis data itu dilakukan sejak awal peneliti terjun ke lokasi
penelitian hingga pada akhir penelitian (pengumpulan data). Secara umum
dinyatakan bahwa analisis data merupakan suatu pencarian, pola-pola dalam data
perilaku yang muncul, objek-objek, terkait dengan fokus penelitian. Suatu pola
diidentifikasi dan diinterpretasi ke dalam istilah-istilah teori sosial atau latar,
dimana teori sosial itu terjadi. Penelitian kualitatif pindah dari deskripsi peristiwa
historis atau latar sosial ke interpretasi maknanya yang lebih umum. Analisis data
mencakup menguji, menyeleksi, menyortir, mengkategorikan, mengevaluasi,
membandingkan, dan merenungkan data yang telah direkam, juga meninjau
37
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun proses dari analisis data kualitatif menurut Seiddel (1998) dalam
bukunya. Metode Penelitian Kualitatif M. Djunaidi & Almanshur Fauzan
(2012:248) sebagai berikut:
a. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan.
b. Mengumpulkan, memilih dan memilah, mengklasifikasikan.
c. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
92 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesenian Sinren di Kabupaten Indramayu memiliki sekitar 33 grup yang
tersebar di seluruh kecamatan Indramayu, sampai dengan saat ini kesenian Sintren
sudah sangat kurang diminati oleh masyarakat dan hampir punah yang disebabkan
oleh masyarakat yang lebih tertarik dengan kesenian lainnya yang lebih modern.
1. Sekelompok laki-laki sebagai pemain alat musik atau memainkan alat musik
berupa tabuhan gamelan, bambu betung (bambu besar) dan kendi yang ketiganya
dibunyikan dengan cara dipukul dan alat pemukulnya terbuat dari kayu atau
bambu yang berukuran sedang yang dibalut dengan kain dengan cara lubangnya
dipukul serta alat musik tambahan lainnya seperti kecrek, dengan tujuan untuk
memanggil para penonton selanjutnya penonton akan langsung berdatangan untuk
berkumpul. Pada saat penonton sudah terkumpul, selanjutnya penari Sintren akan
didudukkan ditengah arena pertunjukkan kemudian kedua tangannya diikat
dibelakang dengan kuat menggunakan tambvang dan dihadapannya diletakkan
seperangkat pakaian Sintren diantaranya kebaya dan ditambah sejenis rompi, alat
make up serta aksesoris kepala dan kacamata hitam. Setelah penari didudukkan
tubuhnya akan ditutup menggunakan kurungan yang biasanya digunakan untuk
megurung ayam tetapi lebih besar ukurannya. Lalu sekelompok penyanyi
beryanyi mengiringinya dan kurungan yang berisi penari Sintren pun
bergerak-gerak hal ini menunjukkan bahwa bidadari yang diundang sudah masuk tubuh
sang penari, kemudian sang penari Sintren menari dalam keadaan tidak sadar dan
tidak ada pakem atau pola tarian yang jelas. Saat penari Sintren menari acara
selanjutnya acara “balangan” yaitu` melempar kain atau sarung ke tubuh penari,
kain atau sarung tersebut berisikan uang sebagai saweran (imbalan) yang uangnya
akan dikumpulkan oleh salah satu petugas lainnya.
2. Sintren memiliki potensi untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata di
Kabupaten Indramayu, potensi kesenian Sintren bernuansa magis atau mistik.
93
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penari Sintren bersembunyi untuk mengganti pakaian atau kostumnya. Dan
terakhir potensi kesenian sintren menggunakan alat musik tradisional dengan
menggunakan alat musik yang bersifat tradisional yang menjadikan ciri khas dari
kesenian Sintren, sehingga menghasilkan bunyi yang berbeda dengan alat musik
lainnya dengan menggunakan alat musik berupa tabuhan gamelan, bambu betung
(bambu besar) dan kendi yang ketiganya dibunyikan dengan cara dipukul dan alat
pemukulnya terbuat dari kayu atau bambu yang berukuran sedang yang dibalut
dengan kain dengan cara lubangnya dipukul serta alat musik tambahan lainnya
seperti kecrek.
3. Pengemasan yang tepat untuk menjadikan kesenian Sintren sebagai daya tarik
wisata di kabupaten Indramayu yaitu tempat pertunjukkan Sintren, waktu dan jam
pertunjukkan, busana atau pakaian Sintren, alat musik dan tembang pengiring
serta seniman sintren, nuansa magis, kurungan ayam, durasi pertunjukkan dan
persyaratan bagi penonton untuk melihat pertunjukkan.
B. Saran
Saran dari penulis dalam penelitian ini tidak banyak, akan tetapi penulis
berharap agar saran dari penulis dapat bermanfaat bagi pihak yang bersangkutan
khususnya pemilik grup kesenian Sintren maupun Pemerintah Daerah Kabupaten
Indramayu. adapun saran dari penulis yaitu:
1. Perlunya kesadaran masyarakat untuk cinta terhadap kesenian
tradisional.
2. Pengetahuan yang luas untuk masyarakat agar tidak terpengaruh
dengan kesenian modern yang kurang mempunyai nilai etika moral
yang kurang layak untuk dijadikan pertunjukkan.
3. Mengurangkan sifat individualism masyarakat.
4. Perlunya ide-ide dari Pemerintah Daerah sehingga banyak
masyarakat untuk mendirikan kesenian Sintren lebih banyak lagi.
5. Respon pemerintah harus cepat tanggap kepada permintaan
94
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Mengadakan event besar yang mengikutsertakan pertunjukkan
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
Avenzora. R. 1995. Ecotourism:suatu overview terhadap konsep. Media Konservasi, vol 6 (4).
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indramayu Tahun 2013
Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu tahun 2013
Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata Kabupaten Indramayu
Hadi, Sri. 2001. Mencari Format Seni Pertunjukan Wisata. Makalah Seminar Seni
Pertunjukan Indonesia 1998-2001 seri VIII. Seni Pertunjukan dan
Pariwisata. Surakarta: Sekolah Tinggi Seni Indonesia.
Hendarin E Trisna, 2008. Fenomena & Dinamika Seni Tradisi Indramayu. Indramayu: DISPORABUDPAR
http://danielmsy.com/kesenian-kabupaten-indramayu/
http://johnherf.wordpress.com/2007/07/19/mengemas-seni pertunjukkan-berdaya-jual/
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28293/4/Chapter%20II.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/modul%20Packaging.pdf
http://tourismeconomic.wordpress.com/2012/10/29/wisata-pariwisata-wisatawan-kepariwisataan-unsur-unsur-pariwisata.
http://www.academia.edu/4422523/BAB_III_METODE_PENELITIAN_3.1._Lok asi_Penelitian
http://varadiva.blogspot.com/2013/05/definisi-seni-menurut-para-ahli.html
Kesrul.M. 2003. Penyelenggaraan Operasi Perjalanan Wisata. Jakarta: PT
Gramedia
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indeks.
M. Djunaidi &Almanshur Fauzan, 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Maguwoharjo: Ar – Ruzz Media
Marpaung dan Bahar, 2000. Marapung Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung: Alfabeta
Muljadi, 2009. Parwisata
Muslimah Ria Nurul,2010. Persyaratan suatu objek dan daya tarik wisata. Bandung
Muslimah Ria Nurul, 2010. Pengertian Wisatawan. Bandung
Muslimah Ria Nurul,2010. Alat Pengumpul Data. Bandung
Nazir. (1998). Metode Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
PARIWISATA BUDAYA, PARTISIPASI DAN PERMBERDAYAAN
MASYARAKAT Kritik dan Solusi.htm
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana . PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Poetry Riesta. 2011. Definisi Kesenian. Bandung. Bandung
Sari Adelina Kartika, 2011. Pemasaran Produk dan Klasifikasi Produk. Bandung
Simatupang Lono (2013). Pergelaran. Yogyakarta : Jalasutra
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta
Sujono, (2013). Seni Pertunjukan Tradisional. Nilai, Fungsi dan Tantangannya. Yogyakarta : Jarahnitra.
Syaodih – Sukmadinata, N. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang No: 10. (2009). tentang “Kepariwisataan”. Republik Indonesia.
Kholifah Safitriah, 2014
Pengemasan kesenian sintren sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Indramayu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu