• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Peran Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Peran Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus Dalam Meningkatkan Pendidikan Masyarakat (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam dengan menekankan pentingnya moral agama Islam sebagai pedoman hidup bermasyarakat sehari-hari (Hasbullah, 1996 : 39).

Pesantren memiliki peran penting dan strategis dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Hal ini dapat dilihat dari beberapa hal yang melatarbelakanginya sebagai lembaga syiar agama Islam yang memegang kendali paling penting dalam tatanan masyarakat dan hubungan dalam kehidupan manusia.

Di Indonesia pondok pesantren merupakan lembaga tempat penyebaran agama sekaligus sebagai lembaga pendidikan Islam yang relatif tua yang mampu bertahan dan berkembang hingga saat ini. Sebagai lembaga Islam, pondok pesantren telah berusaha meningkatkan kecerdasan rakyat dan moral bangsa.

Apabila diperhatikan dengan seksama, dapatlah dikatakan bahwa pondok pesantren memiliki tujuan ganda. Sebagai institusi, pondok pesantren mempertahankan nilai-nilai keislaman dengan titik berat pada aspek pendidikan. Di pihak lain, pondok pesantren memiliki peran dan fungsi terhadap peningkatan pendidikan masyarakat sebagai upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna membentuk masyarakat yang berperilaku dan paham akan nilai-nilai Islam.

(2)

lembaga yang dapat dikatakan merupakan wujud proses perkembangan sistem pendidikan Islam yang juga memerlukan inovasi dalam pendidikan, bukan hanya pendidikan bagi santri di dalammnya akan tetapi juga pendidikan masyarakat di sekitarnya yang berbentuk kegiatan-kegiatan yang banyak mengkaji keagamaan.

Kebanyakan pesantren termasuk tradisional, yang khusus mengajarkan agama terutama mengarah pada santri yang berdiam dalam pondok. Namun di sisi lain masih terdapat proses reformasi yang luas, yang menuju pada ilmu pendidkan kemasyarakatan yang lebih kuat (Ziemek, 1983: 197-198).

Pesantren lebih mengedapankan pendidikan agama karena pendidikan agama merupakan bagian pendidikan yang sangat penting yang berkenaan dengan aspek-aspek sikap dan nilai. Agama mengatur hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan dirinya sendiri yang dapat menjamin keselarasan, keseimbangan, keserasian dalam hidup manusia, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat dalam mencapai kebahagian lahir batin.

Sedang tugas kemasyarakatan pondok pesantren sebenarnya tidak mengurangi arti tugas keagamaannya, karena dapat berupa penjabaran nilai-nilai hidup keagamaan bagi kemaslahatan masyarakat luas. Dengan tugas seperti ini pondok pesantren akan dijadikan milik bersama, didukung dan dipelihara oleh kalangan yang lebih luas serta akan berkesempatan melihat pelaksanaan nilai hidup keagamaan dalam kehidupan sehari-hari, dan bukan hanya kegiatan dalam tempat peribadatan ataupun kehidupan ritual saja (Raharja, 1985: 18).

(3)

menstimulir dan menyertai perubahan-perubahan dan perkembangan manusia. upaya pendidikan senantiasa menghantar dan membimbing perubahan dan perkembangan hidup serta kehidupan umat manusia. (Muhaimin, 1993 : 9).

Dengan demikian pesantren mempunyai fungsi pengembangan, penyebaran dan pemeliharaan kemurnian dan kelestarian ajaran-ajaran Islam dan bertujuan mencetak manusia pengabdi Allah yang ahli agama dan berwawasan luas sehingga mampu menghadapi segala masalah yang berkembang di masyarakat. Sejarah sudah mencatat bahwa pondok pesantren adalah lembga pendidikan keagamaan dan kemasyarakatan yang sudah sejak lama dikenal sebagai wahana pengembangan masyarakat.

Pondok pesantren Ma’ahid Kudus adalah salah satu lembaga pendidikan Islam tertua di Kudus yang seiring dengan perkembangan zaman melakukan berbagai adaptasi dan akselerasi. berupaya memperhatikan kepentingan umat (masyarakat) dengan menyuguhkan berbagai kegiatan-kegiatan positif berupa kajian keislaman yang di selenggarakan pondok pesantren Ma’ahhid Kudus dengan tujuan untuk memberikan pemahaman agama yang lebih mendalam bagi masyarakat.

(4)

disampaikan meliputi Aqidah, Akhlak, tafsir Quran serta berbagai permasalahan kontemporer.

Pendidikan yang ada pada Lembaga Ma’ahid Kudus berbentuk pendidikan di dalam sekolah (formal) dan pendidikan luar sekolah. Pendidikan formal berupa pendidikan di dalam sekolah sedang pendidikan luar sekolah berupa kegiatan di luar pondok pesantren. Adapun peran yang lebih menonjol daripada peran pondok pesantren Ma’ahid Kudus adalah pendidikan formal karena dilihat dari para alumni banyak yang berkiprah atau terjun langsung di masyarakat dalam rangka pengabdian atau mendakwahkan syiar agama Islam.

(5)

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian yang mengakibatkan timbulnya penafsiran yang berbeda-beda mengenai judul skripsi ini, maka penulis perlu menjelaskan beberapa istilah yang terkandung di dalamnya, antara lain:

1. Peran

Peran adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988: 667). Peran dalam judul ini, penulis maksudkan sesuatu yang menjadi faktor utama untuk menjadikan sarana terhadap berhasilnya suatu masalah.

2. Pondok pesantren

Pondok pesantren terdiri atas dua kata, yaitu kata pertama “pondok” dan kata kedua “pesantren”. Kata pondok berasal dari kata “funduq” berarti “penginapan” sedang kata pesantren berasal dari kata “santri” yang mendapat awalan “pe-“ dan akhiran “–an” sehingga mempunyai arti “tempat tinggal para santri” (Dhofier, 1983:18).

3. Meningkatkan

Meningkatkan, yaitu: menaikan (derajat, taraf, dan sebagainya) atau mempertinggi.(Depdikbud, 2005: 895)

4. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat ( Ihsan, 2010: 1-2 )

(6)

Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan dan kepentingan bersama serta memiliki budaya. ( http:// id. Wikipedia.org/wiki/) diakses 18 januari 2012

Bertitik tolak dari batasan istilah di atas, maka dapat ditegaskan bahwa yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah suatu penelitian lapangan tentang bagaimana peran dan keikutsertaan pondok pesantren Ma’ahid Kudus dalam rangka meningkatkan pendidikan bagi masyarakat dalam bentuk pengajian umum, yang mempunyai fungsi membimbing dan meningkatkan pola pikir sehingga diharapkan bagi masyarakat akan bertambah pengetahuan keislaman dan pendalamannya terhadap ilmu agama.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peran pondok pesantren Ma’ahid Kudus dalam meningkatkan Pendidikan masyarakat ?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan masyarakat di pondok pesantren Ma’ahid Kudus.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ada, maka tujuan dari penelitian skripsi ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan peran pondok pesantren Ma’ahid Kudus dalam meningkatkan Pendidikan Masyarakat

2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pendidikan masyarakat di pondok pesantren Ma’ahid Kudus.

(7)

1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan Islam.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan pengalaman tentang pendidikan Islam. b. Bagi pondok pesantren Ma’ahid Kudus dapat memberi motivasi untuk lebih

meningkatkan perannya dalam meningkatkan pendidikan masyarakat.

c. Bagi peneliti berikutnya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dikembangkan lebih lanjut serta sebagai referensi terhadap penelitian sejenis. E. Kajian Pustaka

Penelitian-penelitian yang sejenis telah dilakukan, akan tetapi dalam hal tertentu menunjukan perbedaan. Berikut ini adalah penelitian sebelumnya yang dapat penulis dokumentasikan sebagai kajian pustaka.

1. Eka Sulistyana ( UMS, 2002) dalam skripsinya yang berjudul Peranan Pondok Pesantren Ma’ahid Dalam Peningkatan Pendidikan Islam Di kajeksan Kudus,

menyimpulkan bahwa pelaksanaan pendidikan Islam di pondok pesantren Ma’ahid dalam usaha peningkatan pendidikan Islam ditempuh melalui dua lini. Pertama secara intern, yaitu diselenggarakan pendidikan atau kegiatan di dalam pondok seperti pendalaman bahasa Arab dan pendalaman pendidikan agama Islam seperti kajian-kajian kitab dan pengetahuan Islam dan umum. Kedua, secara ekstern yaitu pelaksanaan di madrasah.

(8)

bernuansa islami, yang mampu menanamkan nilai religius, kemandirian, kedisiplinan dalam belajar dan bekerja.

3. Edi suwanto ( UMS, 2006 ) dalam thesisnya yang berjudul Manajemen Kegiatan Dakwah Santri Dalam Peningkatan Mutu Pengetahuan Agama Masyarakat

menyimpulkan bahwa tujuan dalam penyelenggaraan kegiatan dakwah santri mengenalkan Islam dan memahami hakikat Islam kepada kaum muslimin serta membersihkan Islam dari penyakit yang bisa menghapus kemurnian Islam.

4. Lila fauziah ( UMS, 2010 ) dalam skripsinya yang berjudul Peran Pondok Pesantren Modern “Imam Syuhodo” Dalam Pembinaan Masyarakat desa Wonorejo Kecamatan

Polokarto Kabupaten Sukoharjo nenyimpulkan bahwa keberadaan pondok pesantren

modern imam syuhodo mempunyai peran yang sangat penting bagi pembinaan masyarakat desa wonorejo, kecamatam polokarto, kabupaten sukoharjo khususnya dibidang agama yaitu menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat desa wonorejo untuk selalu mendalami ilmu agama melalui majlis ta’lim yang bertempat di masjid atau mushola.

Berdasar pada penelitian hasil-hasil skripsi yang sudah terpapar di atas, memang sudah ada penelitian-penelitian yang serupa dengan yang akan penulis teliti. Akan tetapi dari lokasi dan studi kasus penelitiannya jelas berbeda. Penelitian ini lebih fokus terhadap peran pondok pesantren dalam upaya meningkatkan pendidikan masyarakat dalam bentuk pengajian umum dan peneliti mengambil lokasi di pondok pesantren Ma’ahid Kudus. Dengan demikian, penelitian ini telah memenuhi pembaharuan.

(9)

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang prosedurnya menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Moleong, 1989: 3).

2. Subjek penelitian dan sumber data a. Subjek penelitian

Subyek penelitian adalah tempat memperoleh informasi yang dapat di peroleh dari seseorang maupun sesuatu yang mengenainya agar diperoleh keterangan (Arikunto, 1996:113).

Adapun yang dijadikan subyek (informan) dalam penelitian ini adalah: 1) Pengasuh pondok pesantren Ma’ahid Kudus

2) Ustadz pengajian 3) Pengelola pengajian b. Sumber data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh ( Suharsimi,: 114).

Sumber data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh seorang peneliti langsung dari objek, sedang data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objeknya tetapi melalui sumber lain baik lisan ataupun tertulis.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah:

a. Observasi

(10)

menggunakan seluruh panca indera ( Arikunto, 1998 : 57 ). Pengamatan terhadap gejala-gejala subyek yang diteliti ini dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung dalam situasi yang sebenarnya atau situasi buatan ( Marzuki, 1986: 60), sedangkan yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara langsung dalam situasi yang sebenarnya. Metode ini digunakan dalam mengamati letak geografis Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus, Struktur Organisasi Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus, kegiatan-kegiatan di pondok pesantren Ma’ahid Kudus.

b. wawancara

Wawancara atau interview adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya-jawab sepihak yang dilakukan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian ( Hadi, 1987 : 193). Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara bebas terpimpin, yaitu wawancara yang pelaksanaanya pewawancara membawa garis besar hal-hal yang akan ditanyakan ( Arikunto, 1998: 27).

Metode wawancara dalam penelitian ini dipakai penulis untuk mengambil data tentang peran pondok pesantren Ma’ahid Kudus dalam meningkatkan pendidikan masyarakat dalam bentuk pengajian umum.

c. Metode dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal yang variabelnya berupa catatan-catatan, transkip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya ( Arikunto, 1998: 149). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang struktur organisasi, tenaga pendidikan, jumlah peserta pengajian, dan data lain yang diperlukan dalam penelitian.

(11)

Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode penelitian, karena dengan analisa data dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisa data adalah mengelompokan, membuat suatu urutan menamai populasinya serta menyingkatkan data sehingga mudah dibaca ( Nazir, 1999: 405&419).

Orientasi umum penelitian ini terletak pada aspek bagaimana peran pondok pesantren Ma’ahid Kudus dalam meningkatkan pendidikan masyarakat, untuk itu metode yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang telah dihimpun yang kemudian diseleksi, disusun secara sistematis, serta dianalisa dengan mengaitkan data satu dengan lainnya yang kemudian ditarik sebuah kesimpulan, dengan metode:

a. Deduktif, cara berfikir yang berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada pengetahuan umum akan ditarik kesimpulan yang sifatnya khusus ( Hadi, 2000: 36 ).

b. Induktif, cara berfikir yang berangkat dari fakta-fakta yang khusus kemudian ditarik generalisasi-generalisasinya yang sifatnya umum (Hadi, 2000: 42 ).

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara umum sebuah skripsi akan lebih sistematis jika disusun dengan sistematika yang sesuai dengan kaidah yang baik, maka dalam skripsi ini penulis mencantumkan garis besar sistematika penulisan sebagai berikut :

(12)

BAB II Pondok pesantren dan pendidikan masyarakat, diuraikan berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian yaitu : 1) Pondok pesantren meliputi: pengertian pondok pesantren, sejarah berdirinya Pondok pesantren di Indonesia, dasar dan tujuan Pondok pesantren di Indonesia, fungsi pondok pesantren, unsur-unsur Pondok Pesantren. 2) Pendidikan masyarakat mencakup, pengertian pendidikan masyarakat, dasar pendidikan masyarakat, faktor-faktor pendidikan masyarakat.

BAB III Gambaran umum Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus dan Perannya dalam meningkatkan Pendidikan Masyarakat meliputi : A) Gambaran umum berisi sejarah bedirinya, Letak geografis, visi dan misi, tujuan dan target pondok Pesantren Ma’ahid Kudus, struktur organisasi Pondok Pesantren Ma’ahid Kudus, profil santri dan pondok, sarana dan prasarana, kegiatan-kegiatan santri. B) Peran Pondok Pesantren dalam meningkatkan Pendidikan Masyarakt meliputi, materi, metode pengajaran untuk meningkatkan pendidikan masyarakat, tenaga pengajar, bentuk pendidikan, faktor pendukung dan penghambat, usaha untuk mengatasi hambatan.

BAB IV Analisa, bab ini merupakan inti dari penulisan ini, analisa berupa data yang sudah dideskripsikan pada bab-bab sebelumnya untuk menjawab pokok permasalahan pada penelitian. Yaitu analisa mengenai peran pondok pesantren Ma’ahid Kudus dalam meningkatkan pendidikan Masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Pola lagu kalimat terdiri dari tiga nada suara dalam BMU yang terdapat dalam tiap unit jeda dengan satu tekanan kalimat. Satu kalimat dapat ter- diri dari

Tenaga kerja asing direkrut dari para imigran yang menetap di Finlandia atau dari negara-negara Uni Eropa dan European Economic Area (EEA) khususnya Baltik, Eropa Tengah dan

Dari uraian di atas terlihat bahwa intensitas mengikuti bimbingan penyuluhan Islam sangat berpengaruh dalam mengendalikan dan mengontrol timbulnya kriminalitas pada

Dari hasil hipotesa yang diperoleh information sharing tidak bepengaruh positif dan signifikan terhadap implementasi supply chain management sehingga perlu

Berdasarkan uraian latarbelakang yang telah di dikemukakan diatas, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah: ingin mengetahui korelasi antara kelincahan,

Besar biaya investasi dihitung berdasarkan kebutuhan pembangunan SPAM di Kecamatan Campaka Kabupaten Cianjur yang terdiri dari pembangunan unit Intake, Unit IPA dan jaringan

APP telah berkomitmen terhadap penilaian HCVF yang independen sebagai bagian dari komitmen ini dan dengan konsultasi dengan para pemangku kepentingan, akan mengembangkan

Model pembelajaran Artikulasi merupakan tipe pembelajaran kooperatif dengan menerapkan model tutor sebaya yang dapat memotivasi siswa untuk melatih