UDI TENTANG PENGAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AL-QUR'AN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO
( Studi Kasus pada T.K. Al-Qur'an di Kodya Bandung )
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis IKIP Bandung
untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana
Bidang Studi Pengembangan Kurikulum
Oleh: ASEPENCU
9032280/XXn-14
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
DISETUJUI UiMTUK UJIAN TAHAP I I
P e r i b i m b i n
Prof. Dr. H\ IMana Sy
Pembimbing II
DAFTAR I S I
riri. i afr<=*n
KATA PENGANTAR . . . * . . . , . . . i
UCAPAN TERIMA KASIH iii DAFTAR ISI ... . . . vi
BAB I PERMASALAHAN ... ... 1
1.1 Latar Belakanq Masalah ... 1
1.2 Perumu.san Masalah ... 6
1.3 Pembatasan Masalah ... 8
1.4 Definisi Qperasional ... 9
1.5 Pertanyaan Penelitian ... 10
1.6 Tujuan Penelitian ... 11
1.7 Kegunaan Penelitian ... 11
BAB II PENGAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AL-QUR'AN... ... 13
2.1 Pengantar ... 13
2.2 Membaca Sebagai Suatu Ksterampilan 2.3 Pengertian Membaca ... 23
2.4 Jenis-jenis Membaca ... 29
2.5 Membaca Permulaan ... 32
2. £> faktor-faktor yang Berhubungan dengan Belajar Membaca Permulaan ... 33
2.7 Metoda Pengajaran Membaca Permulaan Tulisan A1—Qu r'an ...a... 38
2.7.1 Psnnert iari ...»..'•..,....»..-... 3S 2.7.2 Bebsrapa Racain Metode Pengajaran Membaca Permulaan Tulisan Al-Qur'an ... 42
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Penentuan Kasus Penelitian ...
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
3.3 Instrumen Penelitian ...
3.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan
3.4.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data
3.5 Analisis Data ...
V 1 X
60 60 60 64 64 64 66 68
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN
PENGAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AL-QUR'AN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO . 71
, 71
, 7 2
102 132 155 174 174 179 184 186
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ..,
4.1.1 Di TK.Al-Qur'an A ., 4.1.2 Di TK.Al-Qur'an B ... 4.2 Analisis Data Hasil Penelitian
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...
5.2 Rekomendasi ...
5.3 Penutup
BAB I
PERMASALAHAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Akhir-akhir ini, telah disinyalir oleh para alhi
termasuk oleh Menteri Agama sendiri dalam berbagai
kesempatan pidatonya bahwa mayoritas generasi muda Islam
belum mampu membaca Al-Qur'an dan jumlah mereka
prosentasenya dari tahun ketahun menunjukkan indikasi yang
meningkat.
Jazir Asp dalam Mangun Budiyanto ( 1990:1 )
menyatakan,
bahwa berdasarkan penelitian tahun
yang
lalu.
dari 160 juta jiwa umat Islam Indonesia tercatat 577. di
antaranya yang bu.ta huruf Al-Qur'an,
dan
ini
jauh
lebih
meningkat bila dibandingkan dengan tahun
1960
pada
saat
itu jumlah penduduk Indonesia baru 90 juta jiwa, yang buta
huruf Al-Qur'an hanya 17,57. saja. Kemudian berdasarkan
hasil
penelitian yang dilakukan
oleh
Muhamdiyah
Wilayah
DKI Jakarta bekerja sama dengan Dewan Da'wah Indonesia
pada tahun 1988 terhadap para peiajar SMA di Jakarta
ditemukan sebanyak 757. yang buta huruf Al-Qur'an.
Selanjutnya data yang diperoleh dari Departemen Agama RI
menyatakan5 bahwa 70% siswa SD sampai SMTA tidak mampu
membaca A1-Quran, bahkan 757. terjadi pada siswa perguruart
Keadaan yang demikian menimbulkan keprihatinan yang
mendalam bagi tokoh—tokoh umat Islam termasuk pemerintah
sendiri. Sebagai bukti, pemerintah telah mengeluarkan
Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Agama No. 128 tahun I9S2/44A tahun 1982 tentang "Usaha
peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur'an bagi umat Islam
dalam rangka peningkatan, penghayatan dan pengamalan
Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari".
Upaya untuk menjadikan umat Islam yang dapat dan
gemar membaca Al-Qur'an sudah semenjak lama dilakukan,
bahkan sudah mulai ditanamkan sejak kanak-kanak. Ini
terbukti dengan adanya bentuk pengajian anak-anak yang
sudah semenjak lama berdiri, baik yang diselenggarakan di
rumah-rumah ataupun di tempat-tempat peribadatan. Dengan
perkataan lain belajar mengajar membaca Al-Qur'an
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bentuk
pengaj ian.
Pengajian anak-anak, umumnya diselenggarakan pada
malam hari setelah shalat maghrib. Anak-anak belajar
dengan duduk bersila dan umumnya tidak memakai bangku dan
rneja. Mereka belajar membaca Al-Qur'an pada guru, seorang
demi seorang (sorogan ) dan untuk materi yang lainnya
mereka belajar dengan cara duduk melingkar di hadapan
guru. Materi pelajaran pada pengajian anak-anak ini
meliputi: belajar membaca Al-Qur'an (ini materi pokaknya),
Dalam bentuk pengajian seperti ini, tidak dikenal
sistem pembagian kelas atau aturan-aturan lain yang
mengikat sehingga anak dapat dengan bebas untuk keluar
masuk setiap saat. Oleh karena itu semarak tidaknya suatu
bentuk pengajian anak-anak tersebut banyak ditentukan oleh
kreativitas guru dalam menarik minat dan perhatian anak,
serta kesungguhan lingkungan terutama orang tuanya
didalam mendorong anak-anaknya untuk mengikuti pengajian
tersebut.
Dalam bentuk pengajian semacam ini, di samping siapa
saja boleh menjadi muridnya, juga siapa saja boleh
menjadi gurunya. Secara formal tidak ada
persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh guru ngaji,
yang penting ia bersedia dan dianggap mampu untuk mengajar
membaca Al-Qur'an dan dasar-dasar keislaman .Suru mengajar
dengan sukarela tanpa mendapat imbalan gaji atau lainnya.
Dengan demikian jiwa keikhlasanlah yang banyak menentukan
keterpanggilan seseorang untuk aktif menjadi guru ngaji.
Fasilitas yang tersedia dalam pengajian anak-anak
ini umumnya sangat sederhana. Di sana hanya ada beberapa
buah bangku ternpat menyimpan mushaf Al—Qur'an dan
kadang-kadang ada pula terdapat papan tulis untuk sekedar
membantu guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
K'husus dalam pengajaran membaca Al-Qur'an metode yang
Metode ini diqunakan untuk mengajar membaca
Al-Qur'an (bahasa Arab) pada tingkat permulaan. Seperti
dijelaskan oleh Abdul Alim Ibrahim (1973:78) metode ini
berlangsung mula-mula diperkenalkan huruf—huruf hijaiyah
disertai dengan nama-namanya, kemudian diajarkan kepada
anak bagaimana melafalkan atau mengucapkan masing—masing
huruf serta bentuk dari setiap huruf hijaiyah tersebut.
Setelah anak menguasai nama, lafal, serta bentuk dari
setiap huruf hijaiyah baru diperkenalkan kepada mereka
huruf—huruf hijaiyah itu dalam bentuk kata dan selanjutnya
kedalam bentuk kalimat.Berkenaan dengan pengajaran
membaca Al-Qur'an pada tingkat permulaan dengan
menggunakan metode abjadiyah ini dijelaskan oleh Mangun
Budiyanto (1990:5) sebagai berikut
1. Mula-mula diajarkan huruf-huruf hijaiyah menurut
tertib qoidah bagdadiyah.
2. Kemudian diajarkan tanda-tanda bacanya CharokatD sekaligus dengan bunyi bacaannya. Dalam hal ini, anak dituntun bacaannya secara pelan-pelan dan
diurai/dieja; seperti alif fathah a, alif kasroh
i, alif dhammah u, a-i-u, dan seterusnya.
3. Setelah anak mempelajari huruf hijaiyah dengan
cara—cara bacannya itu, barulah diajarkan kepada mereka Al-Qur*an Juz Anuna, dimulai dengan Al—Fat i hah, kemudian An—Nas, Al—Falaq dan seterusnya.
4. Setelah sampai pada surat Ad-Dhuha, maka dimulai membaca Al-Qur*an pada mushhaf, mulai Juz pertama sampai tainat.
Pengajaran membaca Al-Qur'an ini dirasakan penting
untuk diberikan pada usia kanak-kanak dalam upaya
menanamkan kegemaran terhadap membaca Al-Qur'an, lebih
jauh untuk menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam.
pada anak-anak ini antara lain dijelaskan oleh Ibnu
Khaldun, bahwa pengajaran Al-Qur'an merupakan fondasi
pengajaran seluruh kurikulum, sebab Al-Qur'an merupakan
salah satu "Syiara Ad-din" yang menguatkan aqidah serta
mengokohkan keimanan (Buku Pedoman, 1990:4).
Pengajaran membaca Al-Qur'an ini oirasakan
lebih penting lagi setelah memperhatikan kurikulum
Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar (SD), dimana
pada kelas I anak sudah mulai diperkenalkan pada hapalan
beberapa surat pendek dalam Al—Qur'an.
Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah
d&s&r meliputi: Aqidah, Syariah, Akhlaq dan membaca
Al-Qur'an, sedangkan alokasi waktu yang tersedia untuk
menyampaikan materi pelajaran tersebut adalah dua jam
pelajaran dalam satu minggu (GBPP Pendidikan Agama Islam,
19S8:6). Dengan waktu dua jam pelajaran selama satu minggu
mungkin untuk materi pelajaran Aqidah, Syariah dan Akhlaq
masih bisa dilakukan oleh guru, namun untuk materi
pelajaran membaca Al—Qur'an ini jelas memerlukan waktu
tambahan,sebab diakui atau tidak belajar mengajar membaca
AI-Qur'an memerlukan waktu yang relatif lama.
Memperhatikan apa yang telah diungkapkan di atas,
maka bentuk pengajian anak-anak baik yang diselenggarakan
di tempat-tempat peribadatan, maupun di rumah—rumah sangat
besar kontribusinya terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar bidang studi F'endidikan Agama Islam di sekolah
Mengingat besarnya kontribusi pengajian anak-anak
maka perlu adanya penataan yang lebih baik terhadap
lembaga ini sehingga kantribusinya betul—betul dapat
dirasakan. Salah satu hal yang perlu ditata kembali dalam
pelaksanaan proses belajar mengajar yang berlangsung dalam
pengajian semacam ini adalah penggunaan metode mengajar
membaca Al-Qur'an.
1.2 Perumusan Masalah
Untuk meninqkatkan hasil pengajaran agar menjadi
lebih baik salah satu faktor yang harus diperhatikan
adalah metode pengajaran, karena metode merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan, yaitu tujuan-tujuan yang
diharapkan tercapai oleh murid dalam kegiatan belajar
(Oemar Hamalik, 1981:81). Demikian pula halnya dengan
pengajaran membaca Al-Qur'an, baik yang diselenggarakan di
lembaga-lembaga pendidikan formal ataupun di tempat-tempat
peribadatan. Karena itu guru harus tahu dan mengerti
ten tang metode pengajaran supaya ia. dapat menyiapkan
segala perangkat pengajaran dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya.
Akhir-akhir ini, muncul suatu metode baru dalam
pengajaran membaca Al-Qur'an yang dilengkapi dengan buk.u
paket mulai jilid I sampai jilid VI, metode tersebut
dikenal dengan istilah metode Iqro. Metode ini merupakan
bentuk penyempurnaan dari metode pengajaran membaca
Al-Qur'an yang sudah lama kita kenal, yaitu metode
Di sampinq metode itu dilengkapi dengan buku. paket
mulai jilid I sampai dengan jilid VI, diikuti pula dengan
sistem pengelolaan pengajaran membaca Al—Qur'annya, yaitu
diselenggarakannya Taman F'endidikan Al-Qur'an (TPA) untuk
anak usia sekolah dasar, dan Taman Kanak—Kanak Al-Qur'an
(TKA) untuk anak usia taman kanak—kanak.
Dengan munculnya metode Iqro yang dilengkapi dengan
buku paket serta diikuti dengan sistem pengelolaannya,
tentu saja merupakan suatu sumbangan yang sangat berharga
bagi kita terutama bagi yang mempunyai permasalahan yang
sama dengan penulis, yaitu bahwa mengajar membaca
Al-Qur'an bukan suatu hal yang mudah dan membutuhkan waktu
yang relatif lama. Sumbangan yang berharga ini lebih
dirasakan lagi setelah metode mengajar membaca Al-Qur'an
serta sistem pengelolaannya itu banyak diikuti oleh
pengajian anak-anak yang diselenggarakan di masjid-masjid
atau di madrasah—madrasah, sekalipun belum sepenuhnya
mengikuti sistem pengelolaan yang diterapkan di TKA.
Menurut Mangun Budiyanto (1990:10) mengajar membaca
Al-Qur'an dengan menggunakan cara-cara lama, menyebabkan
anak harus memakan waktu dua sampai tiga tahun untuk dapat
membaca Al-Qur'an. Padahal dengan menggunakan metode Iqro
dan sistem pengelolaannya cukup dibutuhkan waktu 6-10
bulan saja.
Dari apa yang telah disebutkan di atas, timbul suatu
permasalahan: mengapa anak dapat membaca Al—Qur'an lebih
permasalahan ini diperlukan suatu
penelitian
yang secara
langsung dapat melihat pelaksanaannya di lapangan.
Dengan
demikian pokok permasalahan yang menjadi fokus
penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimana pelaksana
an pengajaran membaca permulaan tulisan
Al-Qur'an
dengan
menggunakan metode Iqro di TKA.
1.3 Pembatasan Masalah
Permasalahan
yang
menjadi
fokus
penelitian
ini
adalah: pengajaran membaca Al-Qur'an dengan
menggunakan
metode Iqro di TK.Al-Qur'an. Pengajaran membaca
Al-Qur'an
ini
masih
mempunyai
ruang
lingkup
yang
luas,
yaitu:
pengajaran
membaca
Al-Qur'an
pada
tingkat
permulaan,
menengah dan lanjutan. Menyadari akan keterbatasan
penulis,
raaka
pengajaran
membaca
Al-Qur'an
dalam
penelitian ini
dibatasi
hanya
pada
pengajaran
membaca
Al-Qur'an pada tingkat permulaan.
Pengajaran membaca Al-Qur'an pada tingkat
permulaan
ini tidak langsung memperkenalkan
anak
pada
kitab
suci
Al-Qur'an yang terdiri dari 30 Juz,
tetapi
lebih
banyak
diperkenalkan kepada mereka tulisan-tulisan
yang
diambil
dari Al-Qur'an baik dalam bentuk huruf, kata ataupun dalam
bentuk kalimat. Karena itu pengajaran membaca Al-Qur'an
pada
tingkat
permulaan
ini
lebih
tepat
kita
katakan
sebagai pengajaran membaca tulisan Al-Qur'an.
Taman Kanak—kanak
Al-Qur'an
yang
menjadi
sasaran
dalam penelitian ini pun
masih
mempunyai
ruang
lingkup
dalam penelitian ini penulis batasi, yaitu Taman
Kanak-kanak Al-Qur'an A yang terletak di Kecamatan
Sukasari dan Taman Kanak-kanak Ai—Qur'an B yang terletak
di Kecamatan Sukajadi Kodya Bandung.
Adapun alasan pemilihan kedua TKA ini dapat dilihat
pada Bab III.
1.4 Definisi Operasional
Ada beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian
ini. Istilah—istilah tersebut mungkin menimbulkan
penafsiran yang berbeda antara penulis dan pembaca. Untuk
mengatasi hal itu, raaka istilah-istilah tersebut penulis
definisikan secara operasional. Istilah-istilah yang
didefinisikan itu adalah:
(a) Metode Iqro yaitu cara mengajar atau cara menyampaikan
bahan pelajaran membaca tulisan Al—Qur'an pada tingkat
permulaan. Pengajaran membaca tulisan Al-Qur'an dengan
menggunakan metode ini dimulai dengan memperkenalkan
huruf-huruf hijaiyah yang sudah dilengkapi dengan
sakalnya, kemudian beralih kedalam bentuk kata dan
selanjutnya kedalam bentuk kalimat.Sedangkan bahan
bacaan yang digunakan adalah Buku Iqro mulai jilid I
sampai dengan jilid VI yang disusun oleh Ustadz As'ad
Humam.
(b) Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) yaitu lembaga
pendidikan yang diselenggarakan untuk anak-anak usia
TK. Bsrtujuan memberikan bekal dasar bagi anak-anak
10
TKA ini adalah satu tahun, terbagi dalam dua semester.
Materi
pelajarannya dibagi menjadi
materi
pokok
dan
penunjang, materi pokoknya adalah membaca tulisan
Al-Qur'an.
Sedangkan
materi
penunjangnya
meliputi:
hapalan bacaan shalat,
do'a sehari-hari dan
ayat-ayat
pilihan.
1.5 Pertanyaan Penelitian
Pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini
adalah:
bagaimana pelaksanaan pengajaran membaca permulaan
tulisan
Al-Qur'an dengan
menggunakan metode Iqro di TKA.
Pokok permasalahan ini dapat dirinci menjadi
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan proses belajar
mengajar di
TKA?
2. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar membaca
permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode
Iqro di TKA?
a. Bagaimana cara guru mengajar membaca permulaan
tulisan Al-Quran dengan menggunakan metode Iqro di
TKA?
b. Bagaimana cara siswa belajar membaca permulaan
tulisan Al—qur'an dengan menggunakan metode Iqro di
TKA?
3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat apakah yang
dirasakan dalam pelaksanaan pengajaran membaca
permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode
11
1.6 Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk
memper-oleh gambaran umum bagaimana pelaksanaan
pengajaran
mem
baca permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode
Iqro di TKA dan dapat menjelaskan
^ecAra
teoritik
mengapa
siswa lebih cepat belajar membaca tulisan Al-Qur'an dengan
menggunakan metode Iqro.
Secara. khusus penelitian ini bertujuan:
1. mendeskripsikan
tentang
pelaksanaan
proses
belajar
mengajar di TKA.
2. mendeskripsikan
tentang
cara
guru
mengajar
membaca
permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode
Iqro di TKA.
3. mendeskripsikan tentang cara siswa belajar membaca
permulaan tulisan Al-Qur'an dengan
menggunakan
metode
Iqro di TKA.
4. mengetahui
faktor-faktor
pendukung
dan
penghambat
apakah yang dirasakan dalam pelaksanaan pengajaran mem
baca permulaan tulisan Al-Qur'an dengan mengounakan
metode Iqro di TKA.
1.7 Kegunaan Penelitian
Temuan
penelitian ini diharapkan dapat
dipergunakan
sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan keberhasil
an pengajaran membaca permulaan tulisan
Al-Qur'an
dengan
menggunakan metode Iqro. Secara teoritik kegunaan peneli
tian ini diharapkan dapat memberi pembuktian empiris
12
Secara
praktis manfaat yang dapat diperoleh
melalui
temuan atau hasil
penelitian
ini,
antara
lain
sebagai
berikut:
1. Bagi guru TKA,
temuan penelitian ini dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan lebih Ianjut dalam rangka
meningkat-kan keberhasilan pengajaran membaca
permulaan
tulisan
Al-Qur'an dengan menggunakan
metode
Iqro?
memberikan
dorongan,
perhatian, dan bimbimbingan terhadap kegiatan
belajar membaca siswa.
2. Bagi kepala sekolah, temuan penelitian
ini
diharapkan
dapat dimanfaatkan sebagai
pertimbangan
dalam
rangka
mendeteksi berbagai aspek yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan keberhasilan pengajaran membaca
permulaan
tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro.
3. Bagi
Badan
Komunikasi
Pemuda
dan
Pembina
Masjid
Indonesia (BKF'MI) sebagai pengelola
dan
pembina
TKA,
temuan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai bahan masukan dalam rangka menyusun dan atau
menyempurnakan program kegiatan, terutama yang terarah
pada pembinaan dan pengembangan wawasan guru TKA
seperti: penataran bagi calon guru dan pengelola TKA
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Bab ini membahas tentang penentuan kasus
penelitian,
metode dan
teknik
pengumpulan data,
instrumen
penelitian,
tahap-tahap pelaksanaan penelitian,
pelaksanaan pengumpul
an data dan analisis data.
Paparan berikut ini akan mengetengahkan satu demi
satu lingkup bahasan tersebut.
3.1 Penentuan Kasus Penelitian
Sekolah yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini
adalah TK.Al-Qur'an A yang terletak di Kecematan Sukasari
dan TK.Al-Qu'an B yang terletak di Kecamatan Sukajadi
Kodya Bandung.
Penentuan sekolah tersebut didasarkan atas data dan
petunjuk dari para pengelola Badan Komunikasi Pemuda
Masjid Indonesia (BKPMI) Propinsi Jawa Barat, di mana
TK. Al-Qur'an A merupakan sekolah percontohan di Bandung.
Sementara TK.Al-Qur'an B merupakan sekolah yang memiliki
jumlah siswa terbanyak setelah TK.AL-Qur'an A sebagai
suatu sekolah percontohan.
3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif. Pemilihan dan penggunaan
metode ini didasarkan atas pemifciran bahwa sekolah di mana
tempat berlangsungnya penelitian ini merupakan suatu
61
totalitas atau menyeluruh.
Lingkungan sekolah sebagaimana halnya lingkungan
keluarga dan masyarakat merupakan lingkungan yang
alamiah. Lingkungan alamiah berarti lingkungan tersebut
berlaku sebagaimana adanya, di mana peneliti tidak
melakukan perubahan atau intervensi terhadap sasaran
penelitiannya, seperti dalam penelitian yang menggunakan
metode kuantitatif ataupun penelitian eksperimen (R.
Ibrahim, 1989:197).
Salah satu bentuk dari penelitian ini adalah studi
kasus dan bentuk inilah yang akan peneliti gunakan.
Pemilihan bentuk ini didasarkan atas pertimbangan bahwa
penelitian yang dilakukan berlangsung pada dua unit
sekolah. Dalam penelitian ini diku.mpulkan data sebanyak
mungkin yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.
Pengumpulan data dan pengolahan data dilakukan secara
langsung di lokasi penelitian.
Dalam melakukan pengumpulan data di lapangan
peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,
antara lain:
1. Observasi
Teknik observasi digunakan untuk melihat perilaku
guru pada waktu mengajar, perilaku siswa pada waktu
belajar, fasilitas sekolah seperti perangkat belajar
mengajar membaca permulaan tulisan Al-Qur'an dan lain
62
menjaring
data
tersebut,
peneliti
menggunakan
panduan
observasi
yang
penulis
susun
sebelumnya
dan
kemudian
dikembangkan serta diperbaharui kembali selama
berada
di
lokasi penelitian. Di samping menggunakan
panduan
obser
vasi peneliti juga mencatat hal-hal yang
ada
hubungannya
denqan masalah yang diteliti
yang
tidak
terdapat
dalam
panduan observasi.
2. Wanancara
Teknik ini digunakan untuk mewawancarai guru, kepala
sekolah, orang tua siswa dan sumber lain yang terkait yang
berada di lingkungan sekolah yang dijadikan sasaran dalam
penelitian
ini.
Wawancara
dilakukan
peneliti
untuk
mengetahui lebih jauh dan mendalam mengenai fokus masalah
yang sedang diteliti yang belum terungkap dalam pengamatan
secara langsung,
terutama
mengenai
hal-hal
yang
berada
dibalik apa yang tampak dari hasil pengamatan
yang
telah
dilakukan.
Perlunya
dilakukan
wawancara
dalam
penelitian
kualitatif ini, Nasution
(1938:69)
mengemu.kakan
sebagai
berikut:
Observasi saja tidak memadai dalam melakukan peneliti
an.
Mengamati
kegiatan dan
kelakuan
orang
saja
tidak
dapat mengungkapkan apa yang diamati atau dirasakanorang lain.
Itu sebabnya observasi harus dilengkapi oleh
wawancara.
Dengan
melakukan
wawancara
kita
dapat
memasuki dunia pikiran dan perasaan responden.Wawancara ini diusahakan untuk dilakukan secara
informal dan bersifat terbuka. Karena itu penggunaan
tape
digunakan dengan persetujuan subjek yang diwawancarai.
Mengingat alat tersebut terkesan terlalu formal dan banyak
respondent yang kadang-kadang keberatan bila pembicaraannya
direkam. Dengan demikian peneliti lebih banyak menggunakan
catatan-catatan selama wawancara. Catatan itu kemudian
diperbaiki sesegera mungkin setelah selesai wawancara
untuk menghindari lupa. Bila terdapat hal-hal yang tidak
sempat terekam peneliti akan mengulanginya kembali.
Dalam penelitian ini wawancara diarahkan pada
masalah-masalah cara guru mengajar, siswa belajar,
faktor-faktor yang perlu diperhatikan serta faktor
pendukung dan penghambat dalam proses belajar mengajar
membaca tulisan Al—Qur'an dengan menggunakan metode Iqro
dx TKA.
3. Do k umen tas i
Perolehan
data, melalui dokumen-dokumen yang relevan
dapat membantu mendukung data yang diperoleh
dengan
cara
lain. Berkenaan dengan perolehan data melalui dokumentasi
dalam pengumpulan data penelitian kualitatif, lexy
Maleong (1989:77) menyatakan sebagai berikut : "data yang
diperoleh dari dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk
menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan".
Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan dan
ditelaah, antara Iain : GBPP TK. Al-Qur'an, buku Iqro yar,g
disusun oleh Ustadz As'ad Humam, materi penataran metode
64
dokumen-dokumen lain yang relevan.
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri.
Dalam penelitian kualitatif sangat diutamakan data
langsung yang diperoleh dari tangan pertama. Karena itu
peneliti dipersyaratkan untuk turun
langsung
ke
lapangan
untuk melakukan kegiatan-kegiatan observasi dan wawancara
serta mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan. Bahkan
dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif "peneliti
merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan dan
menginterpretasikan data" (Sanapiah Faisal, 1990:19)
Berkenaan dengan Instrumen ini Nana Sudjana dan R.
Ibrahim (1989:7) menyatakan sebagai berikut :
Peneliti dan objek yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari "luar" maupun dari "dalam" dengan banyak melibatkan judgement. Dalam pelaksanaannya, peneliti sekaligus berfungsi sebagai
"alat penelitian" yang tentunya tidak bisa melibatkan
diri sepenuhnya dari unsur-unsur subjektivitas. Dengan
kata lain dalam penelitian ini tidak ada alat
penelitian baku yang telah disiapkan sebelumnya.
Dengan hadirnya peneliti di lapangan, ini berarti
peneliti dapat berkomunikasi langsung dengan informan
sebagai sumber data utamanya dan dapat mengambil makna
(meaning) dari data yang diperoleh. Di samping itu
peneliti dapat melacak data yang diperolehnya.
3.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
3.4.1 Tahap Persiapan
Sebelum peneliti terjun ke lokasi penelitian untuk
65
peneliti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Survey Pendahuluan
Dengan melakukan kegiatan
survey
pendahuluan
ini,
peneliti memperoleh berbagai permasalahan yang terdapat di
lokasi penelitian. Setelah dilakukan identifikasi
masalah
secara umum, ternyata terdapat suatu masalah yang
menarik
untuk dikaji dan dijadikan sebagai fokus permasalahan.
2. Menyusun Disain Penelitian
Dari
hasil
survey
pendahuluan
dapatlah
disusun
sebuah disain penelitian
untuk
diajukan
ke
hadapan
seminar
untuk dinilai apakah permasalahan tersebut
layak
untuk. dijadikan sebagai
fokus
penelitian
atau
tidak.
Setelah memperoleh berbagai masukan dari anggota
seminar,
terutama dari dosen pembimbing, maka
dilakukan
perbaikan
dan penyempurnaan. Sehingga akhirnya mendapat
persetujuan
dari para pembimbing.
3. Mengurus Surat Izin
Setelah disain penelitian disetujui oleh
pembimbing
yaitu pada tanggal 8
Juni
1992,
selanjutnya
peneliti
mengurus surat-surat perizinan yang diperlukan antara
lain :
1. surat permohonan izin dari
Rektor
IKIP
Bandung,
u.b
Pembantu Rektor I No.2686/PT25.H.I/N/1992 tertanggal 15
66
2. Surat izin
dari
Kantor
Sosial
Politik
Pemerintahan
Kotamadya Daerah Tingkat
II
Bandung
N0.070/342-Tibum
tertanggal 19 Juni 1992.
Setelah surat izin yang diperlukan
diperoleh,
baru
peneliti
terjun
ke
lapangan
untuk
melakukan
kegiatan
penelitian.
3.4.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Dalam pelaksanaan pengumpulan data ini
ada beberapa
tahap yang peneliti lakukan. Tahap-tahap tersebut yaitu :
1. Tahap Orientasi
Pada tahap ini peneliti mengadakan wawancara
penda
huluan dengan kepala dan beberapa orang guru. Taman
Kanak-kanak Al-Qur'an tentang pengajaran membaca Al-Qur'an
dengan
menggunakan
metode
Iqro.
Hasil
dari
wawancara
tersebut diperoleh waktu dan
pelaksanaan
proses
belajar
mengajar yang berlangsung di dalam kelas.
Aktivitas lain
yang
peneliti
lakukan
pada
tahap
orientasi ini adalah mempelajari data yang erat
kaitannya
dengan proses belajar mengajar yang
berlangsung di sekolah
itu. Terutama data yang erat kaitannya dengan
pelaksanaan
proses belajar mengajar membaca permulaan tulisan Al-Qur'
an dengan menggunakan metode Iqro.
2. Tahap Eksplorasi
Pada
tahap ini peneliti
berupaya
untuk
memperoleh
sejumlah data yang diperlukan.
Peneliti
mengadakan
peng
pelak-67
sanaan proses belajar mengajar yang
berlangsung
di
dalam
kelas, sedangkan wawancara difokuskan pada masalah-masalah
yang
tidak
terungkap
melalui
pengamatan
yang
telah
dilakukan.
Wawancara dilakukan pada saat responden tidak
meng
ajar dan dilaksanakan setelah berlangsung
prases
belajar
mengajar. Wawancara
dilakukan
secara
terbuka
sekalipun
peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan. Daftar pertanya
an tersebut digunakan sebagai bahan acuan untuk
memper
oleh data yang diperlukan.
3. Triangulasi
Kegiatan ini dilaksanakan dengan
cara
membandingkan
data yang diperoleh dari guru yang
dijadikan
responden
dengan data yang diperoleh dari guru yang tidak
dijadikan
responden.
Begitu pula dengan
data
yang
diperoleh
dari
kepala sekolah serta
pihak lain yang
berhubungan
dengan
subjek penelitian.
Dalam
membandingkan
data
itu
tidak
hanya menggunakan teknik yang sama, namun
digunakan
juga
teknik yang berbeda, misalnya wawancara,
dengan
pengamatan
atau sebaliknya pengamatan dengan wawancara. Hal ini
dilakukan
dengan
maksud
untuk
memperoleh
data
yang
mempunyai tingkat kepercayaan yang cukup tinggi.
4. Tahap Member check
Tahap ini diperlukan untuk mengecek kembali
kredibi-litas informasi atau data, baik
hasil
pengamatan
maupun
ter-pusat. Keseluruhan informasi atau data yang
mendeskripsi
kan
tentang
pelaksanaan
pengajaran
membaca
permulaan
tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro, ditelaah
kembali dan selanjutnya dikomunikasikan serta
diperlihat-kan kepada subjek penelitian.
Tahap eksplorasi dan
member
check ini bersifat siklus, artinya informasi atau data
penelitian yang
dikumpulkan
selalu
ditelaah,
diperbaiki
dan
disempurnakan
sehingga
kebenarannya
dapat
ditingkatkan.
3.5 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif telah
dilakukan sejak peneliti berada di lapangan. Bahkan
dikatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan
menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian
(Nasution, 1988:138). Lebih jauh ia mengatakan :
Tidak ada satu cara
tertentu
yang
dapat
dijadikan
pegangan bagi
semua penelitian.
Salah satu cara
yang
dapat
dianjurkan
ialah
mengikuti
langkah-langkah
berikut yang masih umum, yakni : CI J reduksi data, C2D"display" data, C3D mengambil kesimpulan dan
verifikasi CI988:393.
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan di atas.
Miles dan Huberman (1984:21) menjelaskan sebagai berikut :
"We consider that analysis consists of three concurrent
flows of activity : data reduction, data display, and
69
Ketiga langkah analisis data yang dikemukakan baik
oleh
Miles
dan
Huberman
atau
Nasution
itulah
yang
dijadikan pedoman oleh peneliti dalam melaksanakan
analisis data dalam penelitian ini.
Dalam
hubungannya
dengan
penelitian
yang
sedang
peneliti
lakukan,
ketiga
langkah
tersebut
dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Data mentah yang diperoleh
dari
hasil
pengamatan,
wawancara ataupun studi dokumenter
di
lokasi
penelitian
diklasifikasikan yang selanjutnya direduksi. Reduksi data
itu dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap fokus
masalah penelitian, yaitu
:
cara
guru
mengajar,
siswa
belajar,
serta
faktor
pendukung
dan
penghambat
dalam
pelaksanaan
proses
belajar
mengajar
membaca
permulaan
tulisan
Al-Qur'an
dengan
menggunakan
metode
Iqro.
2. Display Data
Langkah kedua dalam menganalisis data ini adalah
penyajian fokus masalah yang telah direduksi melalui
rangkuman-rangkuman kedalam bentuk matrik-matrik. Hal
ini
dilakukan
untuk
mempermudah
memahami
aspek-aspek
yang terdapat dalam penelitian ini.
3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Setelah data yang
terkumpul
itu
direduksi
dengan
cara membuat rangkuman-rangkuman yang selanjutnya
70
terakhir dalam
menganalisis
data
ini
adalah
mengambil
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini merupakan
hasil
temuan-temuan
peneliti
dari
data-data
yang
terkumpul
BAB V
KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN PENUTUP
Bab
ini
merupakan
bagian
akhir
dari
rangkain
penulisan tesis ini. Pada
bab
ini
dikemukakan
sejumlah
kesimpulan
hasil
penelitian,
beberapa
rekomendasi
dan
penututp.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan
hasil
analisis
dan
pembahasan
data
penelitian
diperoleh
kesimpulan
yang
berkenaan
dengan
hasil penelitian.
Kesimpulan
berikut
dikemukakan
dalam
bentuk uraian.
Keberhasilan pengajaran
membaca
permulaan
tulisan
Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro banyak.
ditunjang
oleh faktor guru, siswa, orang
tua
dan
penggunaan
dari
metode Iqro itu. sendiri.
Dalam hubungannya dengan
guru,
ditemukan
ada
dua
kelompok. Kelompok pertama adalah guru yang telah memiliki
pemgalaman mengajar dan telah mengikuti
penataran
metode
Iqro.
Kelompok
dua
adalah
guru
yang
tidak
memiliki
pengalaman mengajar dan belum mengikuti
penataran
metode
I q ro.
Telah
atau.
belumnya
guru
memiliki
pengalaman
mengajar dan mengikuti penataran metode Iqro bila
dilihat
sepintas
tidak
ada
pengaruhnya
terhadap
cara
guru
mengajar. Hal ini disebabkan materi atau bahan bacaan yang
175
digunakan adalah sama yaitu buku Iqro mulai jilid I sampai
jilid VI. Selain itu buku tersebut telah dilengkapi dengan
petunjuk
pengajarannya
sehingga
memudahkan
bagi
guru.
Konsekwensi
logis
dari
pengalaman
mengajar
yang
telah dimiliki serta penataran
yang
telah
diikuti
guru
berpengaruh kepada cara guru mengajar membaca
permulaan
tulisan
Al-Qur'an
dengan
menggunakan
metode
Iqro.
Guru-guru yang
telah
memiliki
pengalaman
mengajar
dan
telah mengikuti penataran
dapat
melaksanakan
pengajaran
membaca sesuai dengan pedoman pengajaran yang berlaku
dan
senantiasa
memperhatikan
penggunaan
bahan
apersepsi,
latihan atau pengulangan dan memberikan reinforcement atau
penguatan terhadap hasil belajar
siswa.
Sebaliknya
guru
yang
tidak
memiliki
pengalaman
mengajar
dan
belum
mengikuti penataran metode Iqro, mereka
belum
sepenuhnya
melaksanakan pedoman
pengajaran
yang
berlaku
dan
cara
mengajarnya
pun
hanya
menekankan
pada
latihan
atau.
pengulangan yang harus dilakukan
oleh
siswa
dan
kurang
memperhatikan penggunaan bahan
persepsi
serta
penguatan
terhadap hasil belajar membaca siswa.
Telah
atau
belumnya
guru
memiliki
pengalaman
mengajar dan
mengikuti
penataran
metode
Iqro
ternyata
tidak hanya berpengaruh kepada cara
guru
mengajar,
akan
tetapi berpengaruh juga pada hasil belajar membaca
siswa.
Hal ini terbukti dengan adanya kelompok siswa
yang
dapat
176
target waktu yang
telah ditentukan mereka berada di
bawah
bimbingan guru yang telah memiliki
pengalaman mengajar dan
telah mengikuti penataran metode Iqro.
Selain faktor guru keberhasilan pengajaran membaca
permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro
juga banyak ditunjang oleh faktor siswa. Dalam hubungannya
dengan siswa ini ada tiga kelompok belajar
membaca,yaitu:
pertama kelompok siswa. yang
dapat
menyelesaikan
setiap
jilid buku Iqro lebih cepat dari target waktu
yang
telah
ditentukan, dua kelompok siswa yang dapat menyelesaikan
setiap jilid buku Iqro sesuai
dengan
target
waktu
yang
telah ditentukan, dan tiga kelompok siswa yang dapat
menyelesaikan setiap jilid buku Iqro melebihi dari
target
waktu yang telah ditentukan.
Dengan
adanya
kelompok
belajar
membaca
siswa
seperti
disebutkan
di
atas,
jelas
akan
berpengaruh
terhadap
penyelesaian
setiap
jilid
buku
yang
sedang
dipelajari oleh siswa. Bagi siswa yang pintar dimungkinkan
ia akan
dapat
menyelesaikan
setiap
jilid
buku
sesuai
dengan target waktu yang telah ditentukan dalam kurikulum,
atau bahkan mungkin
lebih
cepat
dari
waktu
yang
telah
ditargetkan. Sebaliknya bagi siswa yang lamban membutuhkan
waktu yang lebih lama
untuk
menyelesaikan
setiap
jilid
buku
dari
target
waktu
yang
telah
ditentukan
dalam
177
- Keberhasilan pengajaran membaca
permulaan
rtulisan
Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro ini pun ditunjang
oleh faktor orang tua. Orang tua yang
menghendaki
anaknya
berhasil dalam belajar membaca tulisan Al-Qur'an akan
senantiasa berusaha melakukan hal yang terbaik untuk
anaknya. Upaya yang dilakukan
orang
tua
dalam
membantu
anaknya
belajar
membaca
tidak
hanya
menyediakan
atau
memenuhi perangkat belajar yang
diperlukan
oleh
anaknya
namun
yang
terpenting
adalah
memberikan
dorongan,
perthatian serta bantuan terhadap kegiatan belajar membaca
anaknya.
Dorongan, perhatian serta bantuan
orang
tua
dapat
mempengaruhi
terhadap
kehadiran
siswa
dalam
mengikuti
kegiatan belajar di sekolah. Siswa yang selalu mendapatkan
dorongan,
perhatian serta bantuan orang
tua
kehadirannya
di sekolah dapat dipenuhinya setiap hari. Sebaliknya siswa
yang kurang atau tidak
mendapatkan
dorongan,
perthatian
serta bantuan orang tua seringkali kehadirannya di sekolah
tidak terpenuhi.
Dengan
terpenuhinya
kehadiran
siswa
di
sekolah,
siswa dimungkinkan
dapat
belajar
membaca
minimal
satu
halaman buku Iqro dalam setiap
harinya.
Dengan
demikian
tiap jilid
buku
memungkinkan
dapat
diselesaikan
dalam
waktu kurang lebih satu bulan. Jadi dilihat dari sisi
ini
target enam sampai
delapan
atau
10
bulan
memungkinkan
178
Sebaliknya bagi siswa yang seringkali tidak
terpenuhi kehadirannya di sekolah denqan sendirinya
aktiivitas belajarnya pun sering tidak terpenuhi. Karena
itu siswa seperti ini sukar untuk menyelesaikan setiap
jilid buku sesuai dengan target waktu yang telah
ditentukan.
Dorongan, perhatian serta bantuan orang tua terhadap
kegiatan belajar membaca anaknya tidak hanya berpengaruh
terhadap kelancaran proses belajar mengajar membaca di
sekolah, akan tetapi berpengaruh juga terhadap prestasi
belajar membaca siswa itu sendiri. Hal ini terbukti dengan
adanya kelompok siswa yang cepat dalam belajar membaca
mereka berasal dari keluarga yang senantiasa memberikan
dorongan, perhatian serta bantuan terhadap kegiatan
belajar membaca anaknya.
Di samping ketiga faktor sebagaimana yang telah
disebutkan di atas, keberhasilan pengajaran membaca
permulaan tulisan Al—Qur'an dengan menggunakan metode Iqro
ini juga banyak ditunjang oleh penggunaan dari metode Iqro
itu sendiri.
Pengajaran membaca permulan tulisan Al-Qur'an dengan
menggunakan metode ini dapat berhasil karena:
1. menekankan pada bacaan langsung huruf-huruf hidup
(huruf-huruf hijaiyah yang telah dilengkapi dengan
sakalnya) tanpa dieja atau diurainya terlebih dahulu,
179
2. menekankan pada latihan atau pengulangan, di mana guru
hanya menjelaskan pokok—pokok bacaannya saja
selanjutnya siswalah yang dituntut aktif membacakan
tulisan—tulisan Al-Qur'an yang sedang dipelajarinya.
3. mengkondisikan siswa untuk membacakan tulisan-tulisan
Al-Qur'an sesuai dengan ketentuan ilmu tajwid tanpa
harus mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam
ilmu tersebut. Sehingga dapat menghindari kesalahan—
kesalahan membaca tulisabn Al-Qur'an pada tingkat
selanjutnya.
4. menekankan pada penguasaan penuh sebagai syarat untuk
dapat melanjutkan belajar membaca pada. materi pelajaran
selanjutnya.
5.2 Rekomendasi
Berdasrkan hasil-hasil penelitian, pembahasan dan
kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, selanjutnya
dikemukakan beberapa rekomendasi yang diperlukan.
Rekomendasi tersebut disampaikan kepada guru, kepala
sekolah, BKPMI, orang tua dan rekomendasi untuk penelitian
selanj utnya.
5.2.1 Rekomendasi Untuk Guru TKA
Mengingat siswa yang dihadapi adalah siswa TK, di
mana pada usia tersebut belum sepenuhnya dapat diarahkan
pada aktivitas belajar, maka kreativitas guru untuk
menggerakan siswa yang merupakan usaha memancing dan
180
penguatan atau reinforcement terhadap hasil belajar
membaca siswa merupakan tugas penting guru yang harus
dilakukan setiapkali ia mengajar. Guru juga perlu
meningkatkan wawasan pengetahuannya, baik yang berkenaan
dengan materi pelajaran pokok atau penunjang yang ia
ajarkan maupunyang erat kaitannya dengan siswa yang
dibimbingnya. Selain itu untuk kelancaran dan keberhasilan
proses belajar mengajar membaca permulaan tulisan
AL-Qur'an guru perlu menjalin hubungan yang erat dengan
orang tua siswa.
Upaya yang dapat dilakukan oleh guru TKA untuk.
menggerakan siswa yang merupakan usaha memancing dan
membangkitkan motivasi belajarnya, dapat dilakukan dengan
cara menghubungkan materi atau bahan yang akan diajarkan
dengan sesuatu yang telah diketahui siswa (menggunakan
bahan apersepsi) sehingga memudahkan bagi siswa untuk
menerima materi pelajaran tersebut. Dengan adanya
kemudahan siswa dalam menerima pelajaran dengan sendirinya
motivasi belajarnya pun akan timbul.
Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh guru TKA
untuk memberikan penguatan atau reinforcement terhadap
hasil belajar membaca. siswa, dapat dilakukan dengan cara
memberikan puj ian atau. kata-kata yang dapat menyenangkan
siswa. Sehingga dengan cara demikian siswa merasa senang
181
Kemudian untuk meningkatkan wawasan pengetahuan
guru,
dapat dilakukan
melalui
keikutsertaan
guru
dalam
penataran
dan
atau
latihan
yang
diselenggarakan
oleh
lembaga
terkait
dengan
pembinaan
guru
TKA,
seperti
penataran
metode
Iqra
bagi
calon
guru
TKA
yang
diselenggarakan
oleh
BKPMI
atau
penataran
lain
yang
berhubungan dengan pengetahuan
atau
wawasan
yang
perlu
dimilki oleh guru TKA.
Sedangkan untuk menjalin hubungan yang
erat
dengan
orang tua siswa, dapat
dilakukan
dengan
cara
melakukan
kunjungan ke tiap rumah orang
tua.
Sehingga
guru
dapat
mengetahui sejauh mana perhatian
dan
bantuan
orang
tua
terhadap kegiatan belajar anaknya.
5.2.2 Rekomendasi Untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai pembina langsung
dari
guru,
mengetahuti persis aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan
oleh guru dalam pelaksanaan proses
belajar
mengajar
dan
bagaimana latar belakang
pendidikannya serta seberapa jauh
tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai guru TKA.
Sesuai
dengan
temuan
penelitian,
bahwa
masih
terdapat guru yang belum sepenuhnya
melaksanakan
pedoman
pengajaran yang berlaku, dan
banyaknya
guru
yang
tidak
memiliki latar belakang
pendidikan
guru,
terutama
Guru
Pendidikan Agama (PGA) serta masih adanya guru yang
belum
Oleh karena itu, kepada sekolah d i rekomendasi kan
bahwa semakin penting artinya dilakukan pembinaan terhadap
guru-guru. Hal ini dapat dilakukan melalui pembinaan
langsung terhadap guru oleh kepala sekolah.
Sehingga untuk
masa yang akan datang guru dapat melakukan aktivitas
mengajarnya yang lebih baik.
Kemudian direkomendasikan pula kepada kepala sekolah
agar memberikan peluang dan
kesempatan yang seluas-luasnya
bagi
guru-guru untuk mengikuti atau mendapatkan
pendidikan
dan atau latihan tambahan. Sehingga dengan menerapkan
kebijaksanaan seperti ini diharapkan peningkatan kualitas
tenaga
pengajar
atau.
guru
dapat
dicapai,
terutama
peningkatan
proses
belajar
mengajar
membaca
tulisan
AI-Qur'an.
Di samping itu, karena keberhasilan pengajaran
membaca permulaan tulisan AL-Qur'an ini banyak ditunjang
oleh faktor orang tua, maka direkomendasikan pula kepada
kepala
sekolah
agar
diadakan
pertemuaan
antara
pihak
sekolah (guru, wali kelas dan kepala sekolah) dengan orang
tua,
terutama
orang
tua
yang
anak-anaknya
tergolong
lamban. Sehingga dengan cara demikian dapat dicarikan
jalan keluar untuk membimbing atau memberekan pelayanan
pada anak seperti ini.
5.2.3 Rekomendasi Untuk BKPMI
Untuk Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia
133
agar mengadakan kerja sama
dengan
Departemen
Agama
dan
lembaga pendidikan tinggi yang membina secara khusus calon
guru TKA. Sehingga dengan adanya kerja sama ini, guru-guru
yang tidak memiliki latar belakang
pendidikan
TKA
dapat
diberi pembinaan
secara
khusus, serta guru-guru
TKA
pada
masa yang akan datang adalah mereka
yang
pernah
dididik
secara khusus untuk menjadi guru TKA.
5.2.4 Rekomendasi Untuk Orang Tua
Berdasarkan
pada
temuan
hasil
penelitian,
bahwa
siswa yang
berhasil
belajar
membaca
tulisan
Al-Qur'an
dengan menggunakan metode Iqro adalah siswa-siswa yang
di
samping belajar membaca di
sekolah,
mereka
juga
selalu
mendapat bimbingan belajar membaca di rumah.
Selain
itu,
mengingat terbatasnya waktu belajar membaca siswa di bawah
bimbingan guru.
Oleh karena itu, direkomendasikan
kepada orang
tua
agar mereka senantiasa membimbing belajar membaca
anaknya
di rumah dan
hendaknya
bimbingan
ini
dilakukan
secara
terus menerus.
Dengan
demikian
anak
dapat
mempelajari
kembali
materi
pelajaran
yang
telah
diajarkan
oleh
gurunya di sekolah dan juga dapat
mempersiapkan
materi
pelajaran berikutnya yang akan disampaikan oleh guru.
5.2.5 Rekomendasi
Untuk Penelitian Berikutnya
Disebabkan
karena
keterbatasan
prcsedur,
prases
dan
temuan
penelitian
ini,
mengimplikasikan
perlunya
184
Penelitian ini hanya melihat beberapa aspek yang
berkenaan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar
membaca permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan
metode Iqro serta faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan prases belajar mengajar tersebut.
Berkenaan dengan apa yang dikemukakan di atas, untuk
memperkuat dan mempertajam hasil penelitian direkomendasi
kan perlunya penelitian lanjutan dengan mengkaji
efektifitas pengajaran membaca permulaan tulisan Al—Qur'an
dengan menggunakan metode Iqro dibandingkan dengan metode
yang lainnya, terutama dengan metode yang sudah lama kita
kenal yaitu metode abjadiyah.
5.3 Penutup
Tesis ini berjudul "Studi Tentang Pengajaran Membaca
Permulaan Tulisan Al-Qur'an Dengan Menggunakan Metode
Iqro" yang merupakan studi kasus pada dua buah TKA di
Kodya Bandung. Pembahasan tentang hasil penelitian ini
telah dikemukakan pada bagian-bagian terdahulu.
Berbagai kelemahan peneliti rasakan dalam penulisan
tesis ini, mulai dari aspek kebahasaan, mempertajam
permasalahan sampai pada pendeskripsian dan analisis serta
pembahasan
hasil
penelitian.
Namun
melalui
konsultasi
dengan
pembimbing
yang
dilakukan
secara
teratur
hal
tersebut sedikit demi sedik.it dapat diperbaiki, sehingga
185
Demikianlah pokok-pokok pikiran yang dapat penulis
kemukakan dalam mengakhiri tulisan ini, dengan harapan
meskipun penelitian ini sifatnya studi kasus mudah-mudahan
ada manfaatnya sebagai sumbang saran dalam upaya
meningkatkan keberhasilan pengajaran membaca permulaan
DAFTAR PUSTAKA
Abbas,
Abdullah
Nadwi,
1978,
Belajar
Mudah
Bahasa
Al-Qur'an, Bandung: Mizan
Abin
Syamsuddin
Makmun,
1985,
Psikologi
Kependidikan,
IKIP Bandung
Abu Ahmadi,
1975
Didaktik Metodik, Semarang : Toha Putra
Ahmad
Tafsir,
1990,
Ilmu
Pendidikan
dalam
Perspektif
Islam, Bandung: Remaja Rosada Karya
Alexander, J.
Estill,
at
al,
1977,
Teaching
Reading,
London: Scott, Foresman and Company
Ash-Shiddieqy, Hasby, T.M,
1980,
Sejarah
dan
Pengantar
Ilmu Al-Qur.an/fafsir, Jakarta: Bulan Bintang
A. Tabrani Rusyan,
at al,
1989,
Pendekatan
dalam
Proses
Belajar Menqajar. Bandung: Remaja Karya
Bigge, L. Morris,
1982, Learning
Theories
for
Teachers,
New York: Harper & Row, Publisher, Inc.
BKPMI, Kebijaksanaan Umum Perihal Pemilihan Program J_K dan
TP Al-Qur'an dan Pengelolaannya, BKPMI Jawa Barat
BKPMI,
1990,
Buku
Pedoman
Pembinaan
dan
Penciembanqan
TKA, Jakarta: DPP BKPMIBroto, A.S,
1980,
Pengajaran
Bahasa
Indonesia
Sebagai
bahasa Kedua di 3D Berdasrakan Pendekatan Linguistik
Kontrastif, Jakarta: Bulan Bintang
Depag,
1990, Al-Qur'an dan Terjemahannya,
Jakarta:
Depag
RI
Depag, 1990,
Juz 'Annua dan Terjemahannya dilengkapi denqan
Iqro Cara Cepat Belajar Membaca
Al-Qur'an,
Jakarta:
Depag RI
Depdikbud, 1983, Program Akta Mengajar V-B Komponen Bidang
Studi Bahasa. Indonesia, Buku II, Modul s Masalah
membaca:Proyek pengembangan Institut Perguruan Tinggi
Depdikbud, 1983, Kurikulum Sekolah Dasar
GBPF
Pendidikan
Agama Islam, Jakarta: DepdikbudDepdikbud, 1975, Bahasa Indonesia, Pedoman Guru Kelas III,
Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar, Jakarta
" » • 1 U J
Djunaedi, A,
1987,
Pengembangan
Materi
Bahasa
Inqqris
Berdasarkan Pendekatan Kontrastif (Teori dan
Terapan), Jakarta: Depdikbud
Faisal, Sanapiah,
1990, Penelitian Kualitatif
Dasar-dasar
dan Aplikasi, Malang: Yayasan Asih Asah AsuhGagne, M. Robert, dan Briggs, J. Leslie, 1979,
Principles
of Instructional Design, New York : Holt Renehart and
Wistan
Girard,
Denis,
1972,
Linguistics
and
Foreign
language
Teaching, London: Longman Group LimitedHasan,
S.
Hamid,
1988,
Evaluasi
Kurikulum,
Jakarta:
Depdikbud
Hawwa, Said, 1987,
Intelectualitas
Jundullah,
Beirut:
Daar al-Kutub al-Ilmiyah
Herber, L. Harold,
1973, Teaching Reading in Content Area,
Newjersey: Prentic Hall,
inc.
Eglewoad Cliffs
Hornby, A S, 1974, Oxford Advenced learner's Dictionary of.
Current English, London: Oxford University Press
Ibrahim,
Abdul
Alim,
1973,
Al-Muwahjihul
Fanny.
Mesir:
Daarul Maarif
Mahmud
Junus,
1981,
Metodik
Khusus
Bahasa
Arab,
(Al-Qur'an), Jakarta: Hidakarta Agung
Mangun Budiyanto, 1990, Taman
Pendidikan
Al-Qur'an
"AMM
Yoqyakarta"
Suatu
Model
Pembaharuan
Pengaj ian
Anak-anak. Yogyakarta: Team Tadarus AMM
Miles,
B.
Mattew,
dan
Huberman,
A.
Michael,
1984,
Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication
Mohamad Ali,
1983,
Guru
dalam
Proses
Belajar
Mengajar,
Bandung: Sinar Baru
Moleong,
Lexy,
1988,
Penelitian
Kualitatif,
Jakarta:
Depdikbud
Moyle, Donald, 1972, The Teahinq
of
Reading,
Ward
Lock
Education
Munawar Khalil, 1985, Al-Qur'an dari Masa ke.
Masa,
Solo:
Ramadhani
Mulyani Sumantri, 1988, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta:
188
Mustofa, 1987, Dasar-dasar Islam, Bandung: Angkasa
M.Ngalim
Purwanto,
1986,
Prinsip-prinsip
dan
Teknik
Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Karya
Nana Sujana dan R. Ibrahim, 1989, Penelitian dan
Penilaian, Bandung: Sinar baru
Nana
Syaodih
Sukmadinata,
1988,
Prinsip
dan
landasan
Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud
Nasrun Adil,
1991,
Perbandingan
Keefektifan
Metode
Eja
denqan
Metode
SAS
dalam
Pengajaran
Membaca
dan
Menulis Permulaan, Tesis Program S-2 IKIP Bandung
Nasution,
S.,
1982,
Asas-asas Kurikulum,
Bandung:
Jemmars
,
1988,
Metode
Penelitian
Naturalistik
Kualitatif, Bandung: Tarsito
, 1988, Berbagai Pendekatan dalam Proses
Belajar mengajar, Bandung: Remaja Karya
Oemar Hamalik, 1982, Mengajar-Asas-Teknik. Bandung:
Pustaka Martiana
, 1981, Pengajaran Unit Studi Kurikulum
dan
Metodeloqi. Bandung: Alumni
Petty,
Walter
T,
1976,
Curriculum
for
The
Modern
Elementary School, Chicago: Rand Mc Nally College
Sconell, F.J., Essential in Teaching and Testing Spelling,
London: Mc MilIan and Co., Ltd.
Schiller,
Andrew,
1971,
Teach
Children
to
Read
Their
Father Tongue, Coordinating Reading Instruction, Scoot Foresman and Company
Slameto,
1987,
Belajar
dan
Faktor—faktor
yanq
Mempengaruhinya. Salatiga: Rineka Cipta
Subino,
1992,
Landasan-landasan Pemikiran dalam pengajaran
Membaca Tulisan Al-Qur'an bagi Murid-murid TKA, Media Pembinaan, Depag (Februari 1992)
Surakhmad,
Winarno,
1986,
Pengantar
Interaksi
Belajar
Mengajar: Dasar dan Teknik Metodolcgi Pengajaran.
Bandung: Tarsito
Suryatin, H.E., 1990, Keterkaitan Antara Minat Baca Sastra
Indonesia dan Pengalaman Belajar Sastra Indonesia
denqan Tingkat kemampuan Apresiasi
Sastra
Indonesia
Tarigan,
H.G.,
1985, Psikolinguistik, Bandung: Angkasa
r
1983,
Membaca
Sebagai
Suatu
Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
, 1989, Pengajaran Kompetensi
bahasa,
(Suatu
Penelitian Kepustakaan), Jakarta: Depdikbud
, 1989,
Metodoloqi Pengajaran Bahasa
(Suatu
Penelitian Kepustakaan), Jakarta: Depdikbud
Team Tadarus AMM, Pedoman Pengelolaan dan pengembangan TKA-TPA Indonesia, Yogyakarta: Team Tadarus AMM
Umary,
Barmawie,
1967,
Pengantar
Ilmu
Tafsir,
Solo:
Ramadhani
Wiley, John dan Sons, 1982, Ready
to
Read
A
Parents'
Guide, New York: A Wiley Press Book