• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG PENGAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AL-QUR'AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO : Studi Kasus pada T.K. Al-Qur'an di Kodya Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG PENGAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AL-QUR'AN DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO : Studi Kasus pada T.K. Al-Qur'an di Kodya Bandung."

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

UDI TENTANG PENGAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AL-QUR'AN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO

( Studi Kasus pada T.K. Al-Qur'an di Kodya Bandung )

T E S I S

Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis IKIP Bandung

untuk menyelesaikan Program Pasca Sarjana

Bidang Studi Pengembangan Kurikulum

Oleh: ASEPENCU

9032280/XXn-14

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BANDUNG

(2)

DISETUJUI UiMTUK UJIAN TAHAP I I

P e r i b i m b i n

Prof. Dr. H\ IMana Sy

Pembimbing II

(3)

DAFTAR I S I

riri. i afr<=*n

KATA PENGANTAR . . . * . . . , . . . i

UCAPAN TERIMA KASIH iii DAFTAR ISI ... . . . vi

BAB I PERMASALAHAN ... ... 1

1.1 Latar Belakanq Masalah ... 1

1.2 Perumu.san Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 8

1.4 Definisi Qperasional ... 9

1.5 Pertanyaan Penelitian ... 10

1.6 Tujuan Penelitian ... 11

1.7 Kegunaan Penelitian ... 11

BAB II PENGAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AL-QUR'AN... ... 13

2.1 Pengantar ... 13

2.2 Membaca Sebagai Suatu Ksterampilan 2.3 Pengertian Membaca ... 23

2.4 Jenis-jenis Membaca ... 29

2.5 Membaca Permulaan ... 32

2. £> faktor-faktor yang Berhubungan dengan Belajar Membaca Permulaan ... 33

2.7 Metoda Pengajaran Membaca Permulaan Tulisan A1—Qu r'an ...a... 38

2.7.1 Psnnert iari ...»..'•..,....»..-... 3S 2.7.2 Bebsrapa Racain Metode Pengajaran Membaca Permulaan Tulisan Al-Qur'an ... 42

(4)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

3.1 Penentuan Kasus Penelitian ...

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

3.3 Instrumen Penelitian ...

3.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian 3.4.1 Tahap Persiapan

3.4.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data

3.5 Analisis Data ...

V 1 X

60 60 60 64 64 64 66 68

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN

PENGAJARAN MEMBACA PERMULAAN TULISAN AL-QUR'AN

DENGAN MENGGUNAKAN METODE IQRO . 71

, 71

, 7 2

102 132 155 174 174 179 184 186

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ..,

4.1.1 Di TK.Al-Qur'an A ., 4.1.2 Di TK.Al-Qur'an B ... 4.2 Analisis Data Hasil Penelitian

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

BAB V KESIMPULAN, REKOMENDASI, DAN PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...

5.2 Rekomendasi ...

5.3 Penutup

(5)

BAB I

PERMASALAHAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Akhir-akhir ini, telah disinyalir oleh para alhi

termasuk oleh Menteri Agama sendiri dalam berbagai

kesempatan pidatonya bahwa mayoritas generasi muda Islam

belum mampu membaca Al-Qur'an dan jumlah mereka

prosentasenya dari tahun ketahun menunjukkan indikasi yang

meningkat.

Jazir Asp dalam Mangun Budiyanto ( 1990:1 )

menyatakan,

bahwa berdasarkan penelitian tahun

yang

lalu.

dari 160 juta jiwa umat Islam Indonesia tercatat 577. di

antaranya yang bu.ta huruf Al-Qur'an,

dan

ini

jauh

lebih

meningkat bila dibandingkan dengan tahun

1960

pada

saat

itu jumlah penduduk Indonesia baru 90 juta jiwa, yang buta

huruf Al-Qur'an hanya 17,57. saja. Kemudian berdasarkan

hasil

penelitian yang dilakukan

oleh

Muhamdiyah

Wilayah

DKI Jakarta bekerja sama dengan Dewan Da'wah Indonesia

pada tahun 1988 terhadap para peiajar SMA di Jakarta

ditemukan sebanyak 757. yang buta huruf Al-Qur'an.

Selanjutnya data yang diperoleh dari Departemen Agama RI

menyatakan5 bahwa 70% siswa SD sampai SMTA tidak mampu

membaca A1-Quran, bahkan 757. terjadi pada siswa perguruart

(6)

Keadaan yang demikian menimbulkan keprihatinan yang

mendalam bagi tokoh—tokoh umat Islam termasuk pemerintah

sendiri. Sebagai bukti, pemerintah telah mengeluarkan

Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri

Agama No. 128 tahun I9S2/44A tahun 1982 tentang "Usaha

peningkatan kemampuan baca tulis Al-Qur'an bagi umat Islam

dalam rangka peningkatan, penghayatan dan pengamalan

Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari".

Upaya untuk menjadikan umat Islam yang dapat dan

gemar membaca Al-Qur'an sudah semenjak lama dilakukan,

bahkan sudah mulai ditanamkan sejak kanak-kanak. Ini

terbukti dengan adanya bentuk pengajian anak-anak yang

sudah semenjak lama berdiri, baik yang diselenggarakan di

rumah-rumah ataupun di tempat-tempat peribadatan. Dengan

perkataan lain belajar mengajar membaca Al-Qur'an

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bentuk

pengaj ian.

Pengajian anak-anak, umumnya diselenggarakan pada

malam hari setelah shalat maghrib. Anak-anak belajar

dengan duduk bersila dan umumnya tidak memakai bangku dan

rneja. Mereka belajar membaca Al-Qur'an pada guru, seorang

demi seorang (sorogan ) dan untuk materi yang lainnya

mereka belajar dengan cara duduk melingkar di hadapan

guru. Materi pelajaran pada pengajian anak-anak ini

meliputi: belajar membaca Al-Qur'an (ini materi pokaknya),

(7)

Dalam bentuk pengajian seperti ini, tidak dikenal

sistem pembagian kelas atau aturan-aturan lain yang

mengikat sehingga anak dapat dengan bebas untuk keluar

masuk setiap saat. Oleh karena itu semarak tidaknya suatu

bentuk pengajian anak-anak tersebut banyak ditentukan oleh

kreativitas guru dalam menarik minat dan perhatian anak,

serta kesungguhan lingkungan terutama orang tuanya

didalam mendorong anak-anaknya untuk mengikuti pengajian

tersebut.

Dalam bentuk pengajian semacam ini, di samping siapa

saja boleh menjadi muridnya, juga siapa saja boleh

menjadi gurunya. Secara formal tidak ada

persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi oleh guru ngaji,

yang penting ia bersedia dan dianggap mampu untuk mengajar

membaca Al-Qur'an dan dasar-dasar keislaman .Suru mengajar

dengan sukarela tanpa mendapat imbalan gaji atau lainnya.

Dengan demikian jiwa keikhlasanlah yang banyak menentukan

keterpanggilan seseorang untuk aktif menjadi guru ngaji.

Fasilitas yang tersedia dalam pengajian anak-anak

ini umumnya sangat sederhana. Di sana hanya ada beberapa

buah bangku ternpat menyimpan mushaf Al—Qur'an dan

kadang-kadang ada pula terdapat papan tulis untuk sekedar

membantu guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

K'husus dalam pengajaran membaca Al-Qur'an metode yang

(8)

Metode ini diqunakan untuk mengajar membaca

Al-Qur'an (bahasa Arab) pada tingkat permulaan. Seperti

dijelaskan oleh Abdul Alim Ibrahim (1973:78) metode ini

berlangsung mula-mula diperkenalkan huruf—huruf hijaiyah

disertai dengan nama-namanya, kemudian diajarkan kepada

anak bagaimana melafalkan atau mengucapkan masing—masing

huruf serta bentuk dari setiap huruf hijaiyah tersebut.

Setelah anak menguasai nama, lafal, serta bentuk dari

setiap huruf hijaiyah baru diperkenalkan kepada mereka

huruf—huruf hijaiyah itu dalam bentuk kata dan selanjutnya

kedalam bentuk kalimat.Berkenaan dengan pengajaran

membaca Al-Qur'an pada tingkat permulaan dengan

menggunakan metode abjadiyah ini dijelaskan oleh Mangun

Budiyanto (1990:5) sebagai berikut

1. Mula-mula diajarkan huruf-huruf hijaiyah menurut

tertib qoidah bagdadiyah.

2. Kemudian diajarkan tanda-tanda bacanya CharokatD sekaligus dengan bunyi bacaannya. Dalam hal ini, anak dituntun bacaannya secara pelan-pelan dan

diurai/dieja; seperti alif fathah a, alif kasroh

i, alif dhammah u, a-i-u, dan seterusnya.

3. Setelah anak mempelajari huruf hijaiyah dengan

cara—cara bacannya itu, barulah diajarkan kepada mereka Al-Qur*an Juz Anuna, dimulai dengan Al—Fat i hah, kemudian An—Nas, Al—Falaq dan seterusnya.

4. Setelah sampai pada surat Ad-Dhuha, maka dimulai membaca Al-Qur*an pada mushhaf, mulai Juz pertama sampai tainat.

Pengajaran membaca Al-Qur'an ini dirasakan penting

untuk diberikan pada usia kanak-kanak dalam upaya

menanamkan kegemaran terhadap membaca Al-Qur'an, lebih

jauh untuk menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam.

(9)

pada anak-anak ini antara lain dijelaskan oleh Ibnu

Khaldun, bahwa pengajaran Al-Qur'an merupakan fondasi

pengajaran seluruh kurikulum, sebab Al-Qur'an merupakan

salah satu "Syiara Ad-din" yang menguatkan aqidah serta

mengokohkan keimanan (Buku Pedoman, 1990:4).

Pengajaran membaca Al-Qur'an ini oirasakan

lebih penting lagi setelah memperhatikan kurikulum

Pendidikan Agama Islam untuk Sekolah Dasar (SD), dimana

pada kelas I anak sudah mulai diperkenalkan pada hapalan

beberapa surat pendek dalam Al—Qur'an.

Pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah

d&s&r meliputi: Aqidah, Syariah, Akhlaq dan membaca

Al-Qur'an, sedangkan alokasi waktu yang tersedia untuk

menyampaikan materi pelajaran tersebut adalah dua jam

pelajaran dalam satu minggu (GBPP Pendidikan Agama Islam,

19S8:6). Dengan waktu dua jam pelajaran selama satu minggu

mungkin untuk materi pelajaran Aqidah, Syariah dan Akhlaq

masih bisa dilakukan oleh guru, namun untuk materi

pelajaran membaca Al—Qur'an ini jelas memerlukan waktu

tambahan,sebab diakui atau tidak belajar mengajar membaca

AI-Qur'an memerlukan waktu yang relatif lama.

Memperhatikan apa yang telah diungkapkan di atas,

maka bentuk pengajian anak-anak baik yang diselenggarakan

di tempat-tempat peribadatan, maupun di rumah—rumah sangat

besar kontribusinya terhadap pelaksanaan proses belajar

mengajar bidang studi F'endidikan Agama Islam di sekolah

(10)

Mengingat besarnya kontribusi pengajian anak-anak

maka perlu adanya penataan yang lebih baik terhadap

lembaga ini sehingga kantribusinya betul—betul dapat

dirasakan. Salah satu hal yang perlu ditata kembali dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar yang berlangsung dalam

pengajian semacam ini adalah penggunaan metode mengajar

membaca Al-Qur'an.

1.2 Perumusan Masalah

Untuk meninqkatkan hasil pengajaran agar menjadi

lebih baik salah satu faktor yang harus diperhatikan

adalah metode pengajaran, karena metode merupakan alat

untuk mencapai suatu tujuan, yaitu tujuan-tujuan yang

diharapkan tercapai oleh murid dalam kegiatan belajar

(Oemar Hamalik, 1981:81). Demikian pula halnya dengan

pengajaran membaca Al-Qur'an, baik yang diselenggarakan di

lembaga-lembaga pendidikan formal ataupun di tempat-tempat

peribadatan. Karena itu guru harus tahu dan mengerti

ten tang metode pengajaran supaya ia. dapat menyiapkan

segala perangkat pengajaran dalam rangka mencapai tujuan

pengajaran, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya.

Akhir-akhir ini, muncul suatu metode baru dalam

pengajaran membaca Al-Qur'an yang dilengkapi dengan buk.u

paket mulai jilid I sampai jilid VI, metode tersebut

dikenal dengan istilah metode Iqro. Metode ini merupakan

bentuk penyempurnaan dari metode pengajaran membaca

Al-Qur'an yang sudah lama kita kenal, yaitu metode

(11)

Di sampinq metode itu dilengkapi dengan buku. paket

mulai jilid I sampai dengan jilid VI, diikuti pula dengan

sistem pengelolaan pengajaran membaca Al—Qur'annya, yaitu

diselenggarakannya Taman F'endidikan Al-Qur'an (TPA) untuk

anak usia sekolah dasar, dan Taman Kanak—Kanak Al-Qur'an

(TKA) untuk anak usia taman kanak—kanak.

Dengan munculnya metode Iqro yang dilengkapi dengan

buku paket serta diikuti dengan sistem pengelolaannya,

tentu saja merupakan suatu sumbangan yang sangat berharga

bagi kita terutama bagi yang mempunyai permasalahan yang

sama dengan penulis, yaitu bahwa mengajar membaca

Al-Qur'an bukan suatu hal yang mudah dan membutuhkan waktu

yang relatif lama. Sumbangan yang berharga ini lebih

dirasakan lagi setelah metode mengajar membaca Al-Qur'an

serta sistem pengelolaannya itu banyak diikuti oleh

pengajian anak-anak yang diselenggarakan di masjid-masjid

atau di madrasah—madrasah, sekalipun belum sepenuhnya

mengikuti sistem pengelolaan yang diterapkan di TKA.

Menurut Mangun Budiyanto (1990:10) mengajar membaca

Al-Qur'an dengan menggunakan cara-cara lama, menyebabkan

anak harus memakan waktu dua sampai tiga tahun untuk dapat

membaca Al-Qur'an. Padahal dengan menggunakan metode Iqro

dan sistem pengelolaannya cukup dibutuhkan waktu 6-10

bulan saja.

Dari apa yang telah disebutkan di atas, timbul suatu

permasalahan: mengapa anak dapat membaca Al—Qur'an lebih

(12)

permasalahan ini diperlukan suatu

penelitian

yang secara

langsung dapat melihat pelaksanaannya di lapangan.

Dengan

demikian pokok permasalahan yang menjadi fokus

penelitian

ini dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimana pelaksana

an pengajaran membaca permulaan tulisan

Al-Qur'an

dengan

menggunakan metode Iqro di TKA.

1.3 Pembatasan Masalah

Permasalahan

yang

menjadi

fokus

penelitian

ini

adalah: pengajaran membaca Al-Qur'an dengan

menggunakan

metode Iqro di TK.Al-Qur'an. Pengajaran membaca

Al-Qur'an

ini

masih

mempunyai

ruang

lingkup

yang

luas,

yaitu:

pengajaran

membaca

Al-Qur'an

pada

tingkat

permulaan,

menengah dan lanjutan. Menyadari akan keterbatasan

penulis,

raaka

pengajaran

membaca

Al-Qur'an

dalam

penelitian ini

dibatasi

hanya

pada

pengajaran

membaca

Al-Qur'an pada tingkat permulaan.

Pengajaran membaca Al-Qur'an pada tingkat

permulaan

ini tidak langsung memperkenalkan

anak

pada

kitab

suci

Al-Qur'an yang terdiri dari 30 Juz,

tetapi

lebih

banyak

diperkenalkan kepada mereka tulisan-tulisan

yang

diambil

dari Al-Qur'an baik dalam bentuk huruf, kata ataupun dalam

bentuk kalimat. Karena itu pengajaran membaca Al-Qur'an

pada

tingkat

permulaan

ini

lebih

tepat

kita

katakan

sebagai pengajaran membaca tulisan Al-Qur'an.

Taman Kanak—kanak

Al-Qur'an

yang

menjadi

sasaran

dalam penelitian ini pun

masih

mempunyai

ruang

lingkup

(13)

dalam penelitian ini penulis batasi, yaitu Taman

Kanak-kanak Al-Qur'an A yang terletak di Kecamatan

Sukasari dan Taman Kanak-kanak Ai—Qur'an B yang terletak

di Kecamatan Sukajadi Kodya Bandung.

Adapun alasan pemilihan kedua TKA ini dapat dilihat

pada Bab III.

1.4 Definisi Operasional

Ada beberapa istilah yang dipakai dalam penelitian

ini. Istilah—istilah tersebut mungkin menimbulkan

penafsiran yang berbeda antara penulis dan pembaca. Untuk

mengatasi hal itu, raaka istilah-istilah tersebut penulis

definisikan secara operasional. Istilah-istilah yang

didefinisikan itu adalah:

(a) Metode Iqro yaitu cara mengajar atau cara menyampaikan

bahan pelajaran membaca tulisan Al—Qur'an pada tingkat

permulaan. Pengajaran membaca tulisan Al-Qur'an dengan

menggunakan metode ini dimulai dengan memperkenalkan

huruf-huruf hijaiyah yang sudah dilengkapi dengan

sakalnya, kemudian beralih kedalam bentuk kata dan

selanjutnya kedalam bentuk kalimat.Sedangkan bahan

bacaan yang digunakan adalah Buku Iqro mulai jilid I

sampai dengan jilid VI yang disusun oleh Ustadz As'ad

Humam.

(b) Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKA) yaitu lembaga

pendidikan yang diselenggarakan untuk anak-anak usia

TK. Bsrtujuan memberikan bekal dasar bagi anak-anak

(14)

10

TKA ini adalah satu tahun, terbagi dalam dua semester.

Materi

pelajarannya dibagi menjadi

materi

pokok

dan

penunjang, materi pokoknya adalah membaca tulisan

Al-Qur'an.

Sedangkan

materi

penunjangnya

meliputi:

hapalan bacaan shalat,

do'a sehari-hari dan

ayat-ayat

pilihan.

1.5 Pertanyaan Penelitian

Pokok permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini

adalah:

bagaimana pelaksanaan pengajaran membaca permulaan

tulisan

Al-Qur'an dengan

menggunakan metode Iqro di TKA.

Pokok permasalahan ini dapat dirinci menjadi

beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan proses belajar

mengajar di

TKA?

2. Bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar membaca

permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode

Iqro di TKA?

a. Bagaimana cara guru mengajar membaca permulaan

tulisan Al-Quran dengan menggunakan metode Iqro di

TKA?

b. Bagaimana cara siswa belajar membaca permulaan

tulisan Al—qur'an dengan menggunakan metode Iqro di

TKA?

3. Faktor-faktor pendukung dan penghambat apakah yang

dirasakan dalam pelaksanaan pengajaran membaca

permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode

(15)

11

1.6 Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan

untuk

memper-oleh gambaran umum bagaimana pelaksanaan

pengajaran

mem

baca permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode

Iqro di TKA dan dapat menjelaskan

^ecAra

teoritik

mengapa

siswa lebih cepat belajar membaca tulisan Al-Qur'an dengan

menggunakan metode Iqro.

Secara. khusus penelitian ini bertujuan:

1. mendeskripsikan

tentang

pelaksanaan

proses

belajar

mengajar di TKA.

2. mendeskripsikan

tentang

cara

guru

mengajar

membaca

permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode

Iqro di TKA.

3. mendeskripsikan tentang cara siswa belajar membaca

permulaan tulisan Al-Qur'an dengan

menggunakan

metode

Iqro di TKA.

4. mengetahui

faktor-faktor

pendukung

dan

penghambat

apakah yang dirasakan dalam pelaksanaan pengajaran mem

baca permulaan tulisan Al-Qur'an dengan mengounakan

metode Iqro di TKA.

1.7 Kegunaan Penelitian

Temuan

penelitian ini diharapkan dapat

dipergunakan

sebagai bahan masukan dalam upaya meningkatkan keberhasil

an pengajaran membaca permulaan tulisan

Al-Qur'an

dengan

menggunakan metode Iqro. Secara teoritik kegunaan peneli

tian ini diharapkan dapat memberi pembuktian empiris

(16)

12

Secara

praktis manfaat yang dapat diperoleh

melalui

temuan atau hasil

penelitian

ini,

antara

lain

sebagai

berikut:

1. Bagi guru TKA,

temuan penelitian ini dapat dimanfaatkan

untuk pengembangan lebih Ianjut dalam rangka

meningkat-kan keberhasilan pengajaran membaca

permulaan

tulisan

Al-Qur'an dengan menggunakan

metode

Iqro?

memberikan

dorongan,

perhatian, dan bimbimbingan terhadap kegiatan

belajar membaca siswa.

2. Bagi kepala sekolah, temuan penelitian

ini

diharapkan

dapat dimanfaatkan sebagai

pertimbangan

dalam

rangka

mendeteksi berbagai aspek yang perlu diperhatikan untuk

meningkatkan keberhasilan pengajaran membaca

permulaan

tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro.

3. Bagi

Badan

Komunikasi

Pemuda

dan

Pembina

Masjid

Indonesia (BKF'MI) sebagai pengelola

dan

pembina

TKA,

temuan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan

sebagai bahan masukan dalam rangka menyusun dan atau

menyempurnakan program kegiatan, terutama yang terarah

pada pembinaan dan pengembangan wawasan guru TKA

seperti: penataran bagi calon guru dan pengelola TKA

(17)
(18)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

Bab ini membahas tentang penentuan kasus

penelitian,

metode dan

teknik

pengumpulan data,

instrumen

penelitian,

tahap-tahap pelaksanaan penelitian,

pelaksanaan pengumpul

an data dan analisis data.

Paparan berikut ini akan mengetengahkan satu demi

satu lingkup bahasan tersebut.

3.1 Penentuan Kasus Penelitian

Sekolah yang dijadikan sasaran dalam penelitian ini

adalah TK.Al-Qur'an A yang terletak di Kecematan Sukasari

dan TK.Al-Qu'an B yang terletak di Kecamatan Sukajadi

Kodya Bandung.

Penentuan sekolah tersebut didasarkan atas data dan

petunjuk dari para pengelola Badan Komunikasi Pemuda

Masjid Indonesia (BKPMI) Propinsi Jawa Barat, di mana

TK. Al-Qur'an A merupakan sekolah percontohan di Bandung.

Sementara TK.Al-Qur'an B merupakan sekolah yang memiliki

jumlah siswa terbanyak setelah TK.AL-Qur'an A sebagai

suatu sekolah percontohan.

3.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunkan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian kualitatif. Pemilihan dan penggunaan

metode ini didasarkan atas pemifciran bahwa sekolah di mana

tempat berlangsungnya penelitian ini merupakan suatu

(19)

61

totalitas atau menyeluruh.

Lingkungan sekolah sebagaimana halnya lingkungan

keluarga dan masyarakat merupakan lingkungan yang

alamiah. Lingkungan alamiah berarti lingkungan tersebut

berlaku sebagaimana adanya, di mana peneliti tidak

melakukan perubahan atau intervensi terhadap sasaran

penelitiannya, seperti dalam penelitian yang menggunakan

metode kuantitatif ataupun penelitian eksperimen (R.

Ibrahim, 1989:197).

Salah satu bentuk dari penelitian ini adalah studi

kasus dan bentuk inilah yang akan peneliti gunakan.

Pemilihan bentuk ini didasarkan atas pertimbangan bahwa

penelitian yang dilakukan berlangsung pada dua unit

sekolah. Dalam penelitian ini diku.mpulkan data sebanyak

mungkin yang dituangkan dalam bentuk laporan dan uraian.

Pengumpulan data dan pengolahan data dilakukan secara

langsung di lokasi penelitian.

Dalam melakukan pengumpulan data di lapangan

peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data,

antara lain:

1. Observasi

Teknik observasi digunakan untuk melihat perilaku

guru pada waktu mengajar, perilaku siswa pada waktu

belajar, fasilitas sekolah seperti perangkat belajar

mengajar membaca permulaan tulisan Al-Qur'an dan lain

(20)

62

menjaring

data

tersebut,

peneliti

menggunakan

panduan

observasi

yang

penulis

susun

sebelumnya

dan

kemudian

dikembangkan serta diperbaharui kembali selama

berada

di

lokasi penelitian. Di samping menggunakan

panduan

obser

vasi peneliti juga mencatat hal-hal yang

ada

hubungannya

denqan masalah yang diteliti

yang

tidak

terdapat

dalam

panduan observasi.

2. Wanancara

Teknik ini digunakan untuk mewawancarai guru, kepala

sekolah, orang tua siswa dan sumber lain yang terkait yang

berada di lingkungan sekolah yang dijadikan sasaran dalam

penelitian

ini.

Wawancara

dilakukan

peneliti

untuk

mengetahui lebih jauh dan mendalam mengenai fokus masalah

yang sedang diteliti yang belum terungkap dalam pengamatan

secara langsung,

terutama

mengenai

hal-hal

yang

berada

dibalik apa yang tampak dari hasil pengamatan

yang

telah

dilakukan.

Perlunya

dilakukan

wawancara

dalam

penelitian

kualitatif ini, Nasution

(1938:69)

mengemu.kakan

sebagai

berikut:

Observasi saja tidak memadai dalam melakukan peneliti

an.

Mengamati

kegiatan dan

kelakuan

orang

saja

tidak

dapat mengungkapkan apa yang diamati atau dirasakan

orang lain.

Itu sebabnya observasi harus dilengkapi oleh

wawancara.

Dengan

melakukan

wawancara

kita

dapat

memasuki dunia pikiran dan perasaan responden.

Wawancara ini diusahakan untuk dilakukan secara

informal dan bersifat terbuka. Karena itu penggunaan

tape

(21)

digunakan dengan persetujuan subjek yang diwawancarai.

Mengingat alat tersebut terkesan terlalu formal dan banyak

respondent yang kadang-kadang keberatan bila pembicaraannya

direkam. Dengan demikian peneliti lebih banyak menggunakan

catatan-catatan selama wawancara. Catatan itu kemudian

diperbaiki sesegera mungkin setelah selesai wawancara

untuk menghindari lupa. Bila terdapat hal-hal yang tidak

sempat terekam peneliti akan mengulanginya kembali.

Dalam penelitian ini wawancara diarahkan pada

masalah-masalah cara guru mengajar, siswa belajar,

faktor-faktor yang perlu diperhatikan serta faktor

pendukung dan penghambat dalam proses belajar mengajar

membaca tulisan Al—Qur'an dengan menggunakan metode Iqro

dx TKA.

3. Do k umen tas i

Perolehan

data, melalui dokumen-dokumen yang relevan

dapat membantu mendukung data yang diperoleh

dengan

cara

lain. Berkenaan dengan perolehan data melalui dokumentasi

dalam pengumpulan data penelitian kualitatif, lexy

Maleong (1989:77) menyatakan sebagai berikut : "data yang

diperoleh dari dokumentasi dapat dimanfaatkan untuk

menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan".

Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan dan

ditelaah, antara Iain : GBPP TK. Al-Qur'an, buku Iqro yar,g

disusun oleh Ustadz As'ad Humam, materi penataran metode

(22)

64

dokumen-dokumen lain yang relevan.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Dalam penelitian kualitatif sangat diutamakan data

langsung yang diperoleh dari tangan pertama. Karena itu

peneliti dipersyaratkan untuk turun

langsung

ke

lapangan

untuk melakukan kegiatan-kegiatan observasi dan wawancara

serta mempelajari dokumen-dokumen yang diperlukan. Bahkan

dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif "peneliti

merupakan instrumen utama dalam mengumpulkan dan

menginterpretasikan data" (Sanapiah Faisal, 1990:19)

Berkenaan dengan Instrumen ini Nana Sudjana dan R.

Ibrahim (1989:7) menyatakan sebagai berikut :

Peneliti dan objek yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari "luar" maupun dari "dalam" dengan banyak melibatkan judgement. Dalam pelaksanaannya, peneliti sekaligus berfungsi sebagai

"alat penelitian" yang tentunya tidak bisa melibatkan

diri sepenuhnya dari unsur-unsur subjektivitas. Dengan

kata lain dalam penelitian ini tidak ada alat

penelitian baku yang telah disiapkan sebelumnya.

Dengan hadirnya peneliti di lapangan, ini berarti

peneliti dapat berkomunikasi langsung dengan informan

sebagai sumber data utamanya dan dapat mengambil makna

(meaning) dari data yang diperoleh. Di samping itu

peneliti dapat melacak data yang diperolehnya.

3.4 Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Tahap Persiapan

Sebelum peneliti terjun ke lokasi penelitian untuk

(23)

65

peneliti melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Survey Pendahuluan

Dengan melakukan kegiatan

survey

pendahuluan

ini,

peneliti memperoleh berbagai permasalahan yang terdapat di

lokasi penelitian. Setelah dilakukan identifikasi

masalah

secara umum, ternyata terdapat suatu masalah yang

menarik

untuk dikaji dan dijadikan sebagai fokus permasalahan.

2. Menyusun Disain Penelitian

Dari

hasil

survey

pendahuluan

dapatlah

disusun

sebuah disain penelitian

untuk

diajukan

ke

hadapan

seminar

untuk dinilai apakah permasalahan tersebut

layak

untuk. dijadikan sebagai

fokus

penelitian

atau

tidak.

Setelah memperoleh berbagai masukan dari anggota

seminar,

terutama dari dosen pembimbing, maka

dilakukan

perbaikan

dan penyempurnaan. Sehingga akhirnya mendapat

persetujuan

dari para pembimbing.

3. Mengurus Surat Izin

Setelah disain penelitian disetujui oleh

pembimbing

yaitu pada tanggal 8

Juni

1992,

selanjutnya

peneliti

mengurus surat-surat perizinan yang diperlukan antara

lain :

1. surat permohonan izin dari

Rektor

IKIP

Bandung,

u.b

Pembantu Rektor I No.2686/PT25.H.I/N/1992 tertanggal 15

(24)

66

2. Surat izin

dari

Kantor

Sosial

Politik

Pemerintahan

Kotamadya Daerah Tingkat

II

Bandung

N0.070/342-Tibum

tertanggal 19 Juni 1992.

Setelah surat izin yang diperlukan

diperoleh,

baru

peneliti

terjun

ke

lapangan

untuk

melakukan

kegiatan

penelitian.

3.4.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan pengumpulan data ini

ada beberapa

tahap yang peneliti lakukan. Tahap-tahap tersebut yaitu :

1. Tahap Orientasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan wawancara

penda

huluan dengan kepala dan beberapa orang guru. Taman

Kanak-kanak Al-Qur'an tentang pengajaran membaca Al-Qur'an

dengan

menggunakan

metode

Iqro.

Hasil

dari

wawancara

tersebut diperoleh waktu dan

pelaksanaan

proses

belajar

mengajar yang berlangsung di dalam kelas.

Aktivitas lain

yang

peneliti

lakukan

pada

tahap

orientasi ini adalah mempelajari data yang erat

kaitannya

dengan proses belajar mengajar yang

berlangsung di sekolah

itu. Terutama data yang erat kaitannya dengan

pelaksanaan

proses belajar mengajar membaca permulaan tulisan Al-Qur'

an dengan menggunakan metode Iqro.

2. Tahap Eksplorasi

Pada

tahap ini peneliti

berupaya

untuk

memperoleh

sejumlah data yang diperlukan.

Peneliti

mengadakan

peng

(25)

pelak-67

sanaan proses belajar mengajar yang

berlangsung

di

dalam

kelas, sedangkan wawancara difokuskan pada masalah-masalah

yang

tidak

terungkap

melalui

pengamatan

yang

telah

dilakukan.

Wawancara dilakukan pada saat responden tidak

meng

ajar dan dilaksanakan setelah berlangsung

prases

belajar

mengajar. Wawancara

dilakukan

secara

terbuka

sekalipun

peneliti mempersiapkan daftar pertanyaan. Daftar pertanya

an tersebut digunakan sebagai bahan acuan untuk

memper

oleh data yang diperlukan.

3. Triangulasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan

cara

membandingkan

data yang diperoleh dari guru yang

dijadikan

responden

dengan data yang diperoleh dari guru yang tidak

dijadikan

responden.

Begitu pula dengan

data

yang

diperoleh

dari

kepala sekolah serta

pihak lain yang

berhubungan

dengan

subjek penelitian.

Dalam

membandingkan

data

itu

tidak

hanya menggunakan teknik yang sama, namun

digunakan

juga

teknik yang berbeda, misalnya wawancara,

dengan

pengamatan

atau sebaliknya pengamatan dengan wawancara. Hal ini

dilakukan

dengan

maksud

untuk

memperoleh

data

yang

mempunyai tingkat kepercayaan yang cukup tinggi.

4. Tahap Member check

Tahap ini diperlukan untuk mengecek kembali

kredibi-litas informasi atau data, baik

hasil

pengamatan

maupun

(26)

ter-pusat. Keseluruhan informasi atau data yang

mendeskripsi

kan

tentang

pelaksanaan

pengajaran

membaca

permulaan

tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro, ditelaah

kembali dan selanjutnya dikomunikasikan serta

diperlihat-kan kepada subjek penelitian.

Tahap eksplorasi dan

member

check ini bersifat siklus, artinya informasi atau data

penelitian yang

dikumpulkan

selalu

ditelaah,

diperbaiki

dan

disempurnakan

sehingga

kebenarannya

dapat

ditingkatkan.

3.5 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif telah

dilakukan sejak peneliti berada di lapangan. Bahkan

dikatakan analisis telah mulai sejak merumuskan dan

menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian

(Nasution, 1988:138). Lebih jauh ia mengatakan :

Tidak ada satu cara

tertentu

yang

dapat

dijadikan

pegangan bagi

semua penelitian.

Salah satu cara

yang

dapat

dianjurkan

ialah

mengikuti

langkah-langkah

berikut yang masih umum, yakni : CI J reduksi data, C2D

"display" data, C3D mengambil kesimpulan dan

verifikasi CI988:393.

Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan di atas.

Miles dan Huberman (1984:21) menjelaskan sebagai berikut :

"We consider that analysis consists of three concurrent

flows of activity : data reduction, data display, and

(27)

69

Ketiga langkah analisis data yang dikemukakan baik

oleh

Miles

dan

Huberman

atau

Nasution

itulah

yang

dijadikan pedoman oleh peneliti dalam melaksanakan

analisis data dalam penelitian ini.

Dalam

hubungannya

dengan

penelitian

yang

sedang

peneliti

lakukan,

ketiga

langkah

tersebut

dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Data mentah yang diperoleh

dari

hasil

pengamatan,

wawancara ataupun studi dokumenter

di

lokasi

penelitian

diklasifikasikan yang selanjutnya direduksi. Reduksi data

itu dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap fokus

masalah penelitian, yaitu

:

cara

guru

mengajar,

siswa

belajar,

serta

faktor

pendukung

dan

penghambat

dalam

pelaksanaan

proses

belajar

mengajar

membaca

permulaan

tulisan

Al-Qur'an

dengan

menggunakan

metode

Iqro.

2. Display Data

Langkah kedua dalam menganalisis data ini adalah

penyajian fokus masalah yang telah direduksi melalui

rangkuman-rangkuman kedalam bentuk matrik-matrik. Hal

ini

dilakukan

untuk

mempermudah

memahami

aspek-aspek

yang terdapat dalam penelitian ini.

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah data yang

terkumpul

itu

direduksi

dengan

cara membuat rangkuman-rangkuman yang selanjutnya

(28)

70

terakhir dalam

menganalisis

data

ini

adalah

mengambil

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan ini merupakan

hasil

temuan-temuan

peneliti

dari

data-data

yang

terkumpul

(29)
(30)

BAB V

KESIMPULAN, REKOMENDASI DAN PENUTUP

Bab

ini

merupakan

bagian

akhir

dari

rangkain

penulisan tesis ini. Pada

bab

ini

dikemukakan

sejumlah

kesimpulan

hasil

penelitian,

beberapa

rekomendasi

dan

penututp.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan

hasil

analisis

dan

pembahasan

data

penelitian

diperoleh

kesimpulan

yang

berkenaan

dengan

hasil penelitian.

Kesimpulan

berikut

dikemukakan

dalam

bentuk uraian.

Keberhasilan pengajaran

membaca

permulaan

tulisan

Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro banyak.

ditunjang

oleh faktor guru, siswa, orang

tua

dan

penggunaan

dari

metode Iqro itu. sendiri.

Dalam hubungannya dengan

guru,

ditemukan

ada

dua

kelompok. Kelompok pertama adalah guru yang telah memiliki

pemgalaman mengajar dan telah mengikuti

penataran

metode

Iqro.

Kelompok

dua

adalah

guru

yang

tidak

memiliki

pengalaman mengajar dan belum mengikuti

penataran

metode

I q ro.

Telah

atau.

belumnya

guru

memiliki

pengalaman

mengajar dan mengikuti penataran metode Iqro bila

dilihat

sepintas

tidak

ada

pengaruhnya

terhadap

cara

guru

mengajar. Hal ini disebabkan materi atau bahan bacaan yang

(31)

175

digunakan adalah sama yaitu buku Iqro mulai jilid I sampai

jilid VI. Selain itu buku tersebut telah dilengkapi dengan

petunjuk

pengajarannya

sehingga

memudahkan

bagi

guru.

Konsekwensi

logis

dari

pengalaman

mengajar

yang

telah dimiliki serta penataran

yang

telah

diikuti

guru

berpengaruh kepada cara guru mengajar membaca

permulaan

tulisan

Al-Qur'an

dengan

menggunakan

metode

Iqro.

Guru-guru yang

telah

memiliki

pengalaman

mengajar

dan

telah mengikuti penataran

dapat

melaksanakan

pengajaran

membaca sesuai dengan pedoman pengajaran yang berlaku

dan

senantiasa

memperhatikan

penggunaan

bahan

apersepsi,

latihan atau pengulangan dan memberikan reinforcement atau

penguatan terhadap hasil belajar

siswa.

Sebaliknya

guru

yang

tidak

memiliki

pengalaman

mengajar

dan

belum

mengikuti penataran metode Iqro, mereka

belum

sepenuhnya

melaksanakan pedoman

pengajaran

yang

berlaku

dan

cara

mengajarnya

pun

hanya

menekankan

pada

latihan

atau.

pengulangan yang harus dilakukan

oleh

siswa

dan

kurang

memperhatikan penggunaan bahan

persepsi

serta

penguatan

terhadap hasil belajar membaca siswa.

Telah

atau

belumnya

guru

memiliki

pengalaman

mengajar dan

mengikuti

penataran

metode

Iqro

ternyata

tidak hanya berpengaruh kepada cara

guru

mengajar,

akan

tetapi berpengaruh juga pada hasil belajar membaca

siswa.

Hal ini terbukti dengan adanya kelompok siswa

yang

dapat

(32)

176

target waktu yang

telah ditentukan mereka berada di

bawah

bimbingan guru yang telah memiliki

pengalaman mengajar dan

telah mengikuti penataran metode Iqro.

Selain faktor guru keberhasilan pengajaran membaca

permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro

juga banyak ditunjang oleh faktor siswa. Dalam hubungannya

dengan siswa ini ada tiga kelompok belajar

membaca,yaitu:

pertama kelompok siswa. yang

dapat

menyelesaikan

setiap

jilid buku Iqro lebih cepat dari target waktu

yang

telah

ditentukan, dua kelompok siswa yang dapat menyelesaikan

setiap jilid buku Iqro sesuai

dengan

target

waktu

yang

telah ditentukan, dan tiga kelompok siswa yang dapat

menyelesaikan setiap jilid buku Iqro melebihi dari

target

waktu yang telah ditentukan.

Dengan

adanya

kelompok

belajar

membaca

siswa

seperti

disebutkan

di

atas,

jelas

akan

berpengaruh

terhadap

penyelesaian

setiap

jilid

buku

yang

sedang

dipelajari oleh siswa. Bagi siswa yang pintar dimungkinkan

ia akan

dapat

menyelesaikan

setiap

jilid

buku

sesuai

dengan target waktu yang telah ditentukan dalam kurikulum,

atau bahkan mungkin

lebih

cepat

dari

waktu

yang

telah

ditargetkan. Sebaliknya bagi siswa yang lamban membutuhkan

waktu yang lebih lama

untuk

menyelesaikan

setiap

jilid

buku

dari

target

waktu

yang

telah

ditentukan

dalam

(33)

177

- Keberhasilan pengajaran membaca

permulaan

rtulisan

Al-Qur'an dengan menggunakan metode Iqro ini pun ditunjang

oleh faktor orang tua. Orang tua yang

menghendaki

anaknya

berhasil dalam belajar membaca tulisan Al-Qur'an akan

senantiasa berusaha melakukan hal yang terbaik untuk

anaknya. Upaya yang dilakukan

orang

tua

dalam

membantu

anaknya

belajar

membaca

tidak

hanya

menyediakan

atau

memenuhi perangkat belajar yang

diperlukan

oleh

anaknya

namun

yang

terpenting

adalah

memberikan

dorongan,

perthatian serta bantuan terhadap kegiatan belajar membaca

anaknya.

Dorongan, perhatian serta bantuan

orang

tua

dapat

mempengaruhi

terhadap

kehadiran

siswa

dalam

mengikuti

kegiatan belajar di sekolah. Siswa yang selalu mendapatkan

dorongan,

perhatian serta bantuan orang

tua

kehadirannya

di sekolah dapat dipenuhinya setiap hari. Sebaliknya siswa

yang kurang atau tidak

mendapatkan

dorongan,

perthatian

serta bantuan orang tua seringkali kehadirannya di sekolah

tidak terpenuhi.

Dengan

terpenuhinya

kehadiran

siswa

di

sekolah,

siswa dimungkinkan

dapat

belajar

membaca

minimal

satu

halaman buku Iqro dalam setiap

harinya.

Dengan

demikian

tiap jilid

buku

memungkinkan

dapat

diselesaikan

dalam

waktu kurang lebih satu bulan. Jadi dilihat dari sisi

ini

target enam sampai

delapan

atau

10

bulan

memungkinkan

(34)

178

Sebaliknya bagi siswa yang seringkali tidak

terpenuhi kehadirannya di sekolah denqan sendirinya

aktiivitas belajarnya pun sering tidak terpenuhi. Karena

itu siswa seperti ini sukar untuk menyelesaikan setiap

jilid buku sesuai dengan target waktu yang telah

ditentukan.

Dorongan, perhatian serta bantuan orang tua terhadap

kegiatan belajar membaca anaknya tidak hanya berpengaruh

terhadap kelancaran proses belajar mengajar membaca di

sekolah, akan tetapi berpengaruh juga terhadap prestasi

belajar membaca siswa itu sendiri. Hal ini terbukti dengan

adanya kelompok siswa yang cepat dalam belajar membaca

mereka berasal dari keluarga yang senantiasa memberikan

dorongan, perhatian serta bantuan terhadap kegiatan

belajar membaca anaknya.

Di samping ketiga faktor sebagaimana yang telah

disebutkan di atas, keberhasilan pengajaran membaca

permulaan tulisan Al—Qur'an dengan menggunakan metode Iqro

ini juga banyak ditunjang oleh penggunaan dari metode Iqro

itu sendiri.

Pengajaran membaca permulan tulisan Al-Qur'an dengan

menggunakan metode ini dapat berhasil karena:

1. menekankan pada bacaan langsung huruf-huruf hidup

(huruf-huruf hijaiyah yang telah dilengkapi dengan

sakalnya) tanpa dieja atau diurainya terlebih dahulu,

(35)

179

2. menekankan pada latihan atau pengulangan, di mana guru

hanya menjelaskan pokok—pokok bacaannya saja

selanjutnya siswalah yang dituntut aktif membacakan

tulisan—tulisan Al-Qur'an yang sedang dipelajarinya.

3. mengkondisikan siswa untuk membacakan tulisan-tulisan

Al-Qur'an sesuai dengan ketentuan ilmu tajwid tanpa

harus mengetahui istilah-istilah yang digunakan dalam

ilmu tersebut. Sehingga dapat menghindari kesalahan—

kesalahan membaca tulisabn Al-Qur'an pada tingkat

selanjutnya.

4. menekankan pada penguasaan penuh sebagai syarat untuk

dapat melanjutkan belajar membaca pada. materi pelajaran

selanjutnya.

5.2 Rekomendasi

Berdasrkan hasil-hasil penelitian, pembahasan dan

kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, selanjutnya

dikemukakan beberapa rekomendasi yang diperlukan.

Rekomendasi tersebut disampaikan kepada guru, kepala

sekolah, BKPMI, orang tua dan rekomendasi untuk penelitian

selanj utnya.

5.2.1 Rekomendasi Untuk Guru TKA

Mengingat siswa yang dihadapi adalah siswa TK, di

mana pada usia tersebut belum sepenuhnya dapat diarahkan

pada aktivitas belajar, maka kreativitas guru untuk

menggerakan siswa yang merupakan usaha memancing dan

(36)

180

penguatan atau reinforcement terhadap hasil belajar

membaca siswa merupakan tugas penting guru yang harus

dilakukan setiapkali ia mengajar. Guru juga perlu

meningkatkan wawasan pengetahuannya, baik yang berkenaan

dengan materi pelajaran pokok atau penunjang yang ia

ajarkan maupunyang erat kaitannya dengan siswa yang

dibimbingnya. Selain itu untuk kelancaran dan keberhasilan

proses belajar mengajar membaca permulaan tulisan

AL-Qur'an guru perlu menjalin hubungan yang erat dengan

orang tua siswa.

Upaya yang dapat dilakukan oleh guru TKA untuk.

menggerakan siswa yang merupakan usaha memancing dan

membangkitkan motivasi belajarnya, dapat dilakukan dengan

cara menghubungkan materi atau bahan yang akan diajarkan

dengan sesuatu yang telah diketahui siswa (menggunakan

bahan apersepsi) sehingga memudahkan bagi siswa untuk

menerima materi pelajaran tersebut. Dengan adanya

kemudahan siswa dalam menerima pelajaran dengan sendirinya

motivasi belajarnya pun akan timbul.

Adapun upaya yang dapat dilakukan oleh guru TKA

untuk memberikan penguatan atau reinforcement terhadap

hasil belajar membaca. siswa, dapat dilakukan dengan cara

memberikan puj ian atau. kata-kata yang dapat menyenangkan

siswa. Sehingga dengan cara demikian siswa merasa senang

(37)

181

Kemudian untuk meningkatkan wawasan pengetahuan

guru,

dapat dilakukan

melalui

keikutsertaan

guru

dalam

penataran

dan

atau

latihan

yang

diselenggarakan

oleh

lembaga

terkait

dengan

pembinaan

guru

TKA,

seperti

penataran

metode

Iqra

bagi

calon

guru

TKA

yang

diselenggarakan

oleh

BKPMI

atau

penataran

lain

yang

berhubungan dengan pengetahuan

atau

wawasan

yang

perlu

dimilki oleh guru TKA.

Sedangkan untuk menjalin hubungan yang

erat

dengan

orang tua siswa, dapat

dilakukan

dengan

cara

melakukan

kunjungan ke tiap rumah orang

tua.

Sehingga

guru

dapat

mengetahui sejauh mana perhatian

dan

bantuan

orang

tua

terhadap kegiatan belajar anaknya.

5.2.2 Rekomendasi Untuk Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai pembina langsung

dari

guru,

mengetahuti persis aktivitas atau kegiatan yang

dilakukan

oleh guru dalam pelaksanaan proses

belajar

mengajar

dan

bagaimana latar belakang

pendidikannya serta seberapa jauh

tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai guru TKA.

Sesuai

dengan

temuan

penelitian,

bahwa

masih

terdapat guru yang belum sepenuhnya

melaksanakan

pedoman

pengajaran yang berlaku, dan

banyaknya

guru

yang

tidak

memiliki latar belakang

pendidikan

guru,

terutama

Guru

Pendidikan Agama (PGA) serta masih adanya guru yang

belum

(38)

Oleh karena itu, kepada sekolah d i rekomendasi kan

bahwa semakin penting artinya dilakukan pembinaan terhadap

guru-guru. Hal ini dapat dilakukan melalui pembinaan

langsung terhadap guru oleh kepala sekolah.

Sehingga untuk

masa yang akan datang guru dapat melakukan aktivitas

mengajarnya yang lebih baik.

Kemudian direkomendasikan pula kepada kepala sekolah

agar memberikan peluang dan

kesempatan yang seluas-luasnya

bagi

guru-guru untuk mengikuti atau mendapatkan

pendidikan

dan atau latihan tambahan. Sehingga dengan menerapkan

kebijaksanaan seperti ini diharapkan peningkatan kualitas

tenaga

pengajar

atau.

guru

dapat

dicapai,

terutama

peningkatan

proses

belajar

mengajar

membaca

tulisan

AI-Qur'an.

Di samping itu, karena keberhasilan pengajaran

membaca permulaan tulisan AL-Qur'an ini banyak ditunjang

oleh faktor orang tua, maka direkomendasikan pula kepada

kepala

sekolah

agar

diadakan

pertemuaan

antara

pihak

sekolah (guru, wali kelas dan kepala sekolah) dengan orang

tua,

terutama

orang

tua

yang

anak-anaknya

tergolong

lamban. Sehingga dengan cara demikian dapat dicarikan

jalan keluar untuk membimbing atau memberekan pelayanan

pada anak seperti ini.

5.2.3 Rekomendasi Untuk BKPMI

Untuk Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia

(39)

133

agar mengadakan kerja sama

dengan

Departemen

Agama

dan

lembaga pendidikan tinggi yang membina secara khusus calon

guru TKA. Sehingga dengan adanya kerja sama ini, guru-guru

yang tidak memiliki latar belakang

pendidikan

TKA

dapat

diberi pembinaan

secara

khusus, serta guru-guru

TKA

pada

masa yang akan datang adalah mereka

yang

pernah

dididik

secara khusus untuk menjadi guru TKA.

5.2.4 Rekomendasi Untuk Orang Tua

Berdasarkan

pada

temuan

hasil

penelitian,

bahwa

siswa yang

berhasil

belajar

membaca

tulisan

Al-Qur'an

dengan menggunakan metode Iqro adalah siswa-siswa yang

di

samping belajar membaca di

sekolah,

mereka

juga

selalu

mendapat bimbingan belajar membaca di rumah.

Selain

itu,

mengingat terbatasnya waktu belajar membaca siswa di bawah

bimbingan guru.

Oleh karena itu, direkomendasikan

kepada orang

tua

agar mereka senantiasa membimbing belajar membaca

anaknya

di rumah dan

hendaknya

bimbingan

ini

dilakukan

secara

terus menerus.

Dengan

demikian

anak

dapat

mempelajari

kembali

materi

pelajaran

yang

telah

diajarkan

oleh

gurunya di sekolah dan juga dapat

mempersiapkan

materi

pelajaran berikutnya yang akan disampaikan oleh guru.

5.2.5 Rekomendasi

Untuk Penelitian Berikutnya

Disebabkan

karena

keterbatasan

prcsedur,

prases

dan

temuan

penelitian

ini,

mengimplikasikan

perlunya

(40)

184

Penelitian ini hanya melihat beberapa aspek yang

berkenaan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar

membaca permulaan tulisan Al-Qur'an dengan menggunakan

metode Iqro serta faktor pendukung dan penghambat dalam

pelaksanaan prases belajar mengajar tersebut.

Berkenaan dengan apa yang dikemukakan di atas, untuk

memperkuat dan mempertajam hasil penelitian direkomendasi

kan perlunya penelitian lanjutan dengan mengkaji

efektifitas pengajaran membaca permulaan tulisan Al—Qur'an

dengan menggunakan metode Iqro dibandingkan dengan metode

yang lainnya, terutama dengan metode yang sudah lama kita

kenal yaitu metode abjadiyah.

5.3 Penutup

Tesis ini berjudul "Studi Tentang Pengajaran Membaca

Permulaan Tulisan Al-Qur'an Dengan Menggunakan Metode

Iqro" yang merupakan studi kasus pada dua buah TKA di

Kodya Bandung. Pembahasan tentang hasil penelitian ini

telah dikemukakan pada bagian-bagian terdahulu.

Berbagai kelemahan peneliti rasakan dalam penulisan

tesis ini, mulai dari aspek kebahasaan, mempertajam

permasalahan sampai pada pendeskripsian dan analisis serta

pembahasan

hasil

penelitian.

Namun

melalui

konsultasi

dengan

pembimbing

yang

dilakukan

secara

teratur

hal

tersebut sedikit demi sedik.it dapat diperbaiki, sehingga

(41)

185

Demikianlah pokok-pokok pikiran yang dapat penulis

kemukakan dalam mengakhiri tulisan ini, dengan harapan

meskipun penelitian ini sifatnya studi kasus mudah-mudahan

ada manfaatnya sebagai sumbang saran dalam upaya

meningkatkan keberhasilan pengajaran membaca permulaan

(42)
(43)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas,

Abdullah

Nadwi,

1978,

Belajar

Mudah

Bahasa

Al-Qur'an, Bandung: Mizan

Abin

Syamsuddin

Makmun,

1985,

Psikologi

Kependidikan,

IKIP Bandung

Abu Ahmadi,

1975

Didaktik Metodik, Semarang : Toha Putra

Ahmad

Tafsir,

1990,

Ilmu

Pendidikan

dalam

Perspektif

Islam, Bandung: Remaja Rosada Karya

Alexander, J.

Estill,

at

al,

1977,

Teaching

Reading,

London: Scott, Foresman and Company

Ash-Shiddieqy, Hasby, T.M,

1980,

Sejarah

dan

Pengantar

Ilmu Al-Qur.an/fafsir, Jakarta: Bulan Bintang

A. Tabrani Rusyan,

at al,

1989,

Pendekatan

dalam

Proses

Belajar Menqajar. Bandung: Remaja Karya

Bigge, L. Morris,

1982, Learning

Theories

for

Teachers,

New York: Harper & Row, Publisher, Inc.

BKPMI, Kebijaksanaan Umum Perihal Pemilihan Program J_K dan

TP Al-Qur'an dan Pengelolaannya, BKPMI Jawa Barat

BKPMI,

1990,

Buku

Pedoman

Pembinaan

dan

Penciembanqan

TKA, Jakarta: DPP BKPMI

Broto, A.S,

1980,

Pengajaran

Bahasa

Indonesia

Sebagai

bahasa Kedua di 3D Berdasrakan Pendekatan Linguistik

Kontrastif, Jakarta: Bulan Bintang

Depag,

1990, Al-Qur'an dan Terjemahannya,

Jakarta:

Depag

RI

Depag, 1990,

Juz 'Annua dan Terjemahannya dilengkapi denqan

Iqro Cara Cepat Belajar Membaca

Al-Qur'an,

Jakarta:

Depag RI

Depdikbud, 1983, Program Akta Mengajar V-B Komponen Bidang

Studi Bahasa. Indonesia, Buku II, Modul s Masalah

membaca:Proyek pengembangan Institut Perguruan Tinggi

Depdikbud, 1983, Kurikulum Sekolah Dasar

GBPF

Pendidikan

Agama Islam, Jakarta: Depdikbud

Depdikbud, 1975, Bahasa Indonesia, Pedoman Guru Kelas III,

Proyek Pembinaan Pendidikan Dasar, Jakarta

(44)

" » • 1 U J

Djunaedi, A,

1987,

Pengembangan

Materi

Bahasa

Inqqris

Berdasarkan Pendekatan Kontrastif (Teori dan

Terapan), Jakarta: Depdikbud

Faisal, Sanapiah,

1990, Penelitian Kualitatif

Dasar-dasar

dan Aplikasi, Malang: Yayasan Asih Asah Asuh

Gagne, M. Robert, dan Briggs, J. Leslie, 1979,

Principles

of Instructional Design, New York : Holt Renehart and

Wistan

Girard,

Denis,

1972,

Linguistics

and

Foreign

language

Teaching, London: Longman Group Limited

Hasan,

S.

Hamid,

1988,

Evaluasi

Kurikulum,

Jakarta:

Depdikbud

Hawwa, Said, 1987,

Intelectualitas

Jundullah,

Beirut:

Daar al-Kutub al-Ilmiyah

Herber, L. Harold,

1973, Teaching Reading in Content Area,

Newjersey: Prentic Hall,

inc.

Eglewoad Cliffs

Hornby, A S, 1974, Oxford Advenced learner's Dictionary of.

Current English, London: Oxford University Press

Ibrahim,

Abdul

Alim,

1973,

Al-Muwahjihul

Fanny.

Mesir:

Daarul Maarif

Mahmud

Junus,

1981,

Metodik

Khusus

Bahasa

Arab,

(Al-Qur'an), Jakarta: Hidakarta Agung

Mangun Budiyanto, 1990, Taman

Pendidikan

Al-Qur'an

"AMM

Yoqyakarta"

Suatu

Model

Pembaharuan

Pengaj ian

Anak-anak. Yogyakarta: Team Tadarus AMM

Miles,

B.

Mattew,

dan

Huberman,

A.

Michael,

1984,

Qualitative Data Analysis. London: Sage Publication

Mohamad Ali,

1983,

Guru

dalam

Proses

Belajar

Mengajar,

Bandung: Sinar Baru

Moleong,

Lexy,

1988,

Penelitian

Kualitatif,

Jakarta:

Depdikbud

Moyle, Donald, 1972, The Teahinq

of

Reading,

Ward

Lock

Education

Munawar Khalil, 1985, Al-Qur'an dari Masa ke.

Masa,

Solo:

Ramadhani

Mulyani Sumantri, 1988, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta:

(45)

188

Mustofa, 1987, Dasar-dasar Islam, Bandung: Angkasa

M.Ngalim

Purwanto,

1986,

Prinsip-prinsip

dan

Teknik

Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Karya

Nana Sujana dan R. Ibrahim, 1989, Penelitian dan

Penilaian, Bandung: Sinar baru

Nana

Syaodih

Sukmadinata,

1988,

Prinsip

dan

landasan

Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdikbud

Nasrun Adil,

1991,

Perbandingan

Keefektifan

Metode

Eja

denqan

Metode

SAS

dalam

Pengajaran

Membaca

dan

Menulis Permulaan, Tesis Program S-2 IKIP Bandung

Nasution,

S.,

1982,

Asas-asas Kurikulum,

Bandung:

Jemmars

,

1988,

Metode

Penelitian

Naturalistik

Kualitatif, Bandung: Tarsito

, 1988, Berbagai Pendekatan dalam Proses

Belajar mengajar, Bandung: Remaja Karya

Oemar Hamalik, 1982, Mengajar-Asas-Teknik. Bandung:

Pustaka Martiana

, 1981, Pengajaran Unit Studi Kurikulum

dan

Metodeloqi. Bandung: Alumni

Petty,

Walter

T,

1976,

Curriculum

for

The

Modern

Elementary School, Chicago: Rand Mc Nally College

Sconell, F.J., Essential in Teaching and Testing Spelling,

London: Mc MilIan and Co., Ltd.

Schiller,

Andrew,

1971,

Teach

Children

to

Read

Their

Father Tongue, Coordinating Reading Instruction, Scoot Foresman and Company

Slameto,

1987,

Belajar

dan

Faktor—faktor

yanq

Mempengaruhinya. Salatiga: Rineka Cipta

Subino,

1992,

Landasan-landasan Pemikiran dalam pengajaran

Membaca Tulisan Al-Qur'an bagi Murid-murid TKA, Media Pembinaan, Depag (Februari 1992)

Surakhmad,

Winarno,

1986,

Pengantar

Interaksi

Belajar

Mengajar: Dasar dan Teknik Metodolcgi Pengajaran.

Bandung: Tarsito

Suryatin, H.E., 1990, Keterkaitan Antara Minat Baca Sastra

Indonesia dan Pengalaman Belajar Sastra Indonesia

denqan Tingkat kemampuan Apresiasi

Sastra

Indonesia

(46)

Tarigan,

H.G.,

1985, Psikolinguistik, Bandung: Angkasa

r

1983,

Membaca

Sebagai

Suatu

Keterampilan

Berbahasa. Bandung: Angkasa

, 1989, Pengajaran Kompetensi

bahasa,

(Suatu

Penelitian Kepustakaan), Jakarta: Depdikbud

, 1989,

Metodoloqi Pengajaran Bahasa

(Suatu

Penelitian Kepustakaan), Jakarta: Depdikbud

Team Tadarus AMM, Pedoman Pengelolaan dan pengembangan TKA-TPA Indonesia, Yogyakarta: Team Tadarus AMM

Umary,

Barmawie,

1967,

Pengantar

Ilmu

Tafsir,

Solo:

Ramadhani

Wiley, John dan Sons, 1982, Ready

to

Read

A

Parents'

Guide, New York: A Wiley Press Book

Referensi

Dokumen terkait

Alamat gateway pada implementasi modul network mitm pada websploit untuk memonitoring aktifitas pengguna dalam mengakses internet adalah 192.168.1.1 Berikut ini

Berdasarkan tabel MRP diketahui bahwa jumlah persediaan ekstrak kayumanis di gudang masih dapat memenuhi proses produksi pesanan - pesanan tersebut, sehingga Cokelat

Pada prinsipnya, perbedaan tekanan pada sisi upstream dan downstream dari core plug akan menyebabkan fluida dapat mengalir, namun hal yang patut diperhatikan adalah dalam

Berdasar klasifikasi m-Learning [Georgiev dkk, 2005], aplikasi ini dibatasi pada penggunaan perangkat berupa telepon genggam yang telah mendukung aplikasi Java

Jumlah produksi jagung respnden di Desa Bange Kecamatan Sangau Ledo dijelaskan sebesar 97,00% oleh faktor-faktor penggunaan benih, jumlah penggunaan pupuk urea, jumlah

[r]

Media bahan alam dalam kegiatan untuk meningkatkan kemampuan mengurukan pola adalah media yang kongkret dan menarik sehingga anak kelompok A1 TK Desa Wonolopo lebih tertarik dan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Promosi Jabatan Dan Lingkungan Kerja Terhadap Semangat Kerja Pada PT.. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan