• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT DASAR: Metode Penelitian Research and Development.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT DASAR: Metode Penelitian Research and Development."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR

BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT DASAR

(Metode Penelitian

Research and Development

)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

oleh

Riqoh Fariqoh

0900360

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

(2)

2013

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR

BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT DASAR

(Metode Penelitian

Research and Development

)

oleh Riqoh Fariqoh

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Riqoh Fariqoh 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

(3)
(4)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT DASAR

(Metode Penelitian Research and Development)

Riqoh Fariqoh

0900360

ABSTRAK

Peneletian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya jumlah pembelajar bahasa Indonesia penutur asing baik yang belajar di Indonesia maupun yang di luar negeri namun minimnya buku-buku bermutu untuk pengajaran BIPA di tanah air menyulitkan guru untuk menemukan referensi yang siap pakai. Tujuan penelitian ini untuk mengembangkan bahan ajar keterampilan membaca untuk BIPA tingkat dasar yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembelajar ditinjau dari segi karakteristik, urutan materi, tema, struktur, bacaan, dan evaluasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan yang diadaptasi dari Sugiyono, 2011 : 298.

(5)

ABSTRAC

The research was based on the increasing number of learning of foreign Indonesia leaners in both Indonesia and abroad, but the lack of this research in to develop instructional material for reading Indonesia foreign speakers. The method used in this study was a method of research and development based on the result of Indonesia foreign speakers and also the result of judgement that researcher developed, it was found that teaching materials for leaners can fulfill leaners need, though revisions are still because there is a shortage.

(6)

Riqoh Fariqoh , 2013

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Batasan Masalah ... 7

1.4 Rumusan Masalah ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 7

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

1.7 Anggapan Dasar ... 8

1.8 Definisi Operasional ... 9

BAB 2 IHWAL PEMBELAJARAN BIPA DAN BAHAN AJAR MEMBACA 2.1 Ihwal Pembelajaran BIPA ... 10

2.1.1 Pengertian BIPA ... 10

2.1.2 Tingkatan BIPA ... 10

(7)

Riqoh Fariqoh , 2013

2.2 Bahan Ajar Membaca untuk BIPA ... 15

2.2.1 Pengertian Bahan Ajar Membaca ... 15

2.2.2 Peranan dan Fungsi Bahan Ajar Membaca ... 16

2.2.3 Prinsip-Prinsip Pengembangan Bahan Ajar membaca untuk Siswa BIPA... 18

2.2.4 Ciri-ciri Bahan Ajar Membaca yang Baik ... 22

2.2.5 Jenis Alat Evaluasi untuk Keterampilan Membaca BIPA Tingkat Dasar ... 24

2.2.6 Bentuk Soal Membaca ... 25

2.2.7 Jenjang Soal Membaca ... 26

2.2.8 Aspek Evaluasi Membaca ... 30

2.2.9 Prinsip-prinsip Alat Evaluasi untuk Keterampilan Membaca Tingkat Dasar ... 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 36

3.2 Prosedur Penelitian ... 36

3.3 Teknik Penelitian ... 39

3.3.1 Kuesioner (Angket) ... 39

3.3.2 Wawancara ... 40

3.3.3 Studi Dokumentasi ... 41

3.4 Instrumen Penelitian ... 41

3.4.1 Kisi-kisi dan Pedoman Angket ... 43

3.4.2 Pedoman Wawancara ... 48

3.4.3 Expert-Judgement Instrumen ... 50

3.5 Teknik Pengolahan Data ... 55

3.6 Sumber Data ... 55

3.6.1 Lokasi Penelitian ... 55

(8)

Riqoh Fariqoh , 2013

3.6.4 Expert-Judgement ... 58

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Pembelajar ... 59

4.2 Data Hasil Analisis Angket Pembelajar BIPA ... 60

4.3 Data Hasil Wawancara Pengajar BIPA ... 65

4.4 Ancangan Desain Bahan Ajar Membaca BIPA Tingkat Dasar ... 78

4.4.1 Rasionalisasi Bahan Ajar Membaca BIPA Tingkat Dasar ... 79

4.4.2 Tujuan Pembelajaran ... 85

4.4.3 Prinsip-Prinsip Dasar Pengembangan Bahan Ajar Membaca BIPA Tingkat Dasar ... 86

4.4.4 Pelatihan ... 89

4.5 Kisi-Kisi Desain Bahan Ajar Membaca BIPA Tingkat Dasar ... 89

4.6 Pengembangan Awal Bahan Ajar Membaca BIPA Tingkat Dasar ... 91

4.7 Analisis Hasil Uji Coba Bahan Ajar Membaca BIPA Tingkat Dasar ... 121

4.8 Pengembangan Akhir Bahan Ajar Membaca BIPA Tingkat Dasar ... 124

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 157

5.2 Saran ... 158

DAFTAR PUSTAKA ... 159

(9)
(10)

Riqoh Fariqoh , 2013

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Moeflich (2011) mengatakan bahwa pengajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing merupakan salah satu cara untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke negera-negara lain, pengajaran yang dilakukan oleh beberapa lembaga-lembaga dan pusat pendidikan yang mengajarkan bahasa Indonesia bagi penutur asing terus meningkatkan dan memperbaiki mutu dan kualitasnya agar bahasa Indonesia semakin dikenal oleh bangsa lain.

Bahasa Indonesia saat ini banyak diminati untuk dipelajari orang asing. Jumlah lembaga yang menyelenggarakan pengajaran BIPA di luar negeri saat ini terus bertambah. Syurganda (2012) menyatakan bahwa negara Indonesia adalah salah satu negara yang cukup banyak pengunjung orang asing untuk dijadikan destinasi wisata, studi, atau pun yang lainnya. Demi tujuan tersebut, mereka membekali diri dengan keterampilan bahasa Indonesia, apalagi mereka yang datang ke Indonesia untuk kepentingan studi. Maka di tahun 90-an beberapa kota di Indonesia membentuk program BIPA. Penyebaran tempat ini tentu saja dibarengi perbedaan kurikulum dan materi pembelajaran. Biasanya, materi dipadukan dengan muatan-muatan lokal sehingga para pelajar tidak hanya terampil pada empat kecakapan bahasa umum yaitu berbicara, mendengar, menulis, dan membaca, namun juga bagaimana bisa menyatu dengan budaya setempat.

(11)

Riqoh Fariqoh , 2013

memancanegarakan bahasa Indonesia. Di tengah banyaknya generasi yang tidak lagi mencintai bahasa mereka, BIPA melakukan tindakan penyelamatan dengan

mengakomodasi warga lintas negara yang mau “merawat” bahasa Indonesia di

ingatan mereka. Untuk tujuan inilah, berbagai institusi penyelenggara dibangun di beberapa kota besar. Provinsi Bali adalah salah satu yang terbesar.

Menurut Moeflich (2011), tercatat ada 150 pusat studi dan kajian bahasa Indonesia yang tersebar di berbagai negara. Jumlah ini adalah sinyal sekaligus bukti bahwa Indonesia bisa dimancanegarakan melalui “tangan” kita bersama. Modal besar ini tinggal membutuhkan kemauan pemerintah dan kita. Pemerintah semestinya memberi ruang yang lebih luas untuk terselenggaranya pendidikan BIPA. Selebihnya, kita tinggal mendukung upaya itu dengan melibatkan diri utamanya kita generasi muda dengan menjadi pengajar demi suksesnya program tersebut .

Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Departemen Luar Negeri, Andri Hadi ketika tampil pada pleno Kongres IX Bahasa Indonesia, yang membahas Bahasa Indonesia sebagai Media Diplomasi dalam Membangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Jakarta. Hadi mengatakan bahwa, saat ini ada 45 negara yang ada mengajarkan bahasa Indonesia, seperti Australia, Amerika,

Kanada, Vietnam, dan banyak negara lainnya,” katanya. Mengambil contoh,

Australia, Hadi menjelaskan, di Australia bahasa Indonesia menjadi bahasa populer keempat. Ada sekitar 500 sekolah mengajarkan bahasa Indonesia. Bahkan, anak-anak kelas 6 sekolah dasar ada yang bisa berbahasa Indonesia.

(12)

Riqoh Fariqoh , 2013

pengembangan sarana pendidikan bahasa yang memadai, terutama sarana uji kemahiran bahasa.

Pengembangan kurikulum pengajaran atau pun pengembangan bahan ajar untuk bahasa Indonesia penutur asing saat ini memang belum ada keseragaman. Di setiap lembaga mengembangkan kurikulumnya sendiri, begitu pun dengan bahan ajar BIPA yang sangat beragam, baik itu bahan ajar dari segi materi atau pun dari segi kualitas bahan ajar tersebut.

Dengan semakin terbukanya pergaulan dunia melalui globalisasi, pasar terbuka, perusahan multinasional, dan politik maka peluang bahasa Indonesia untuk dipelajari orang asing semakin besar. Orang asing semakin banyak dan berminat belajar bahasa Indonesia, termasuk di dalamnya budaya Indonesia. Secara akademis, belajar bahasa sekaligus belajar budaya. Budaya Indonesia yang beragam dan representasi dari daerah-daerah di Indonesia mendorong pula orang asing mempelajari budaya Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia untuk penutur asing (BIPA) ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asli. Perbedaan tersebut bukan hanya dari faktor B1 pembelajar, tetapi juga dari faktor usia, pendidikan, pekerjaan, dan budaya pemelajar. Persamaannya, mereka sama-sama belajar bahasa Indonesia dengan empat kompetensi, yakni membaca, menulis, menyimak, dan berbicara.

Keanekaragaman latar belakang pembelajar BIPA menggambarkan adanya variasi tujuan pembelajaran yang spesifik. Namun demikian, tujuan belajar bahasa Indonesia bagi penutur asing pada umumnya adalah agar pemelajar terampil menggunakan bahasa Indonesia secara komunikatif dan pragmatis. Oleh karena itu, penentuan materi pembelajaran harus dilandasi tujuan pembelajaran pada umumnya dan tujuan spesifik yang ada.

(13)

Riqoh Fariqoh , 2013

tata bahasa, kosakata, dan pelafalan, dengan pengenalan budaya-budaya lokal nusantara. Nama diri, nama keluarga, marga, kekhasan nama, keluarga dan kekerabatan, tradisi, alat musik, tarian, makanan, batik, peristiwa budaya, dan idiom-idiom bahasa merupakan beberapa konten budaya yang akan diintegrasikan dengan keterampilan-keterampilan bahasa.

Dengan demikian, tujuan pembelajaran BIPA yang diantaranya sebagai sarana untuk memperkuat eksistensi bahasa Indonesia dalam fungsinya sebagai alat penghubung antarwarga dan antarbudaya; memperkenalkan tradisi dan menyebarluaskan budaya Indonesia; serta memperkaya khasanah bahasa dan sastra Indonesia akan dapat terwujud melalui pengembangan materi ajar ini. Dengan begitu, bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.

Kesulitan yang dialami pembelajar asing dalam memahami suatu pokok bahasa sering disebabkan oleh kurang cermatnya pengajar dalam menentukan sistematika bahan ajar. Guru memberikan bahan ajar dengan urutan yang kurang baik, sehingga membingungkan siswa.

Minimnya buku-buku bermutu untuk pengajaran BIPA di tanah air menyulitkan guru untuk menemukan referensi yang siap pakai. Disamping itu, materi pada bahan ajar juga harus sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa (pembelajar). Pembelajar BIPA memiliki tujuan beragam, diantaranya untuk bekerja di Indonesia, berwisata, atau bersekolah di Indonesia. Materi yang diberikan tentu saja harus sesuai dengan tujuan tersebut.

Secara umum, pembelajar BIPA dikategorikan atas tingkat pemula, menengah, dan mahir. Oleh sebab itu, tingkat kesulitan materi tentu harus sesuai dengan kemampuan mereka. Dalam kenyataannya, tingkat materi pada buku teks BIPA masih belum sepenuhnya memperhatikan hal ini.

(14)

Riqoh Fariqoh , 2013

gugat. Hal ini dikarenakan sebagian besar pemerolehan ilmu diperoleh pembelajar asing melalui aktivitas membaca. Maka dari itu bahan ajar yang digunakan pun harus sangat relevan dan juga sesuai dengan kebutuhan para pembelajar asing tersebut.

Penggunaan pendekatan yang tepat dan pemilihan bahan ajar yang fungsional memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan proses pembelajaran bahasa asing. Penggunaan pendekatan tertentu berkorelasi dengan jenis kemahiran yang dipelajari, dan materi yang dipelajari. Oleh karena itu, pemakaian materi otentik akan sangat membantu pembelajar, terutama bagi mereka yang belum mengenal bahasa target sama sekali. Pemakaian materi ajar yang otentik tentu harus disertai dengan pendekatan komunikatif integratif karena hal ini juga akan membangkitkan minat pembelajar dan memelihara keterlibatan pembelajar terhadap subjek yang sedang dipelajarinya.

Di dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan komunikasi yang baik antara pembelajar dan pengajar, diperlukan materi pelajaran yang fungsional. Dapat dibayangkan apa yang terjadi di dalam kelas jika para pembelajar tidak mengerti satu kata pun dari bahasa yang dipelajarinya, sementara itu pengajar harus menjelaskan materi pelajaran dengan memakai bahasa yang sedang dipelajarinya. Dengan menggunakan materi otentik yang tepat para pembelajar akan dapat mengikuti pelajaran dengan memanfaatkan pengetahuan dasarnya untuk menebak materi pelajaran yang dipelajarinya.

Dengan menggunakan bahan ajar yang fungsional yaitu bahan ajar yang bersumber dari materi otentik, pembelajar akan memperoleh kemudahan untuk menguasai bahasa yang sedang dipelajarinya. Pembelajar dapat lebih memahami kebermaknaan materi yang dipelajarinya karena mereka mengalaminya langsung dalam kehidupan mereka sehari-hari.

(15)

Riqoh Fariqoh , 2013

susunannya teratur, sistematis, jenisnya bervariasi dan kaya, menimbulkan daya tarik sehingga menarik minat siswa untuk belajar. Kemudian bahan ajar juga harus memenuhi kebutuhan siswa dan bahan ajar harus menunjang aktivitas dan kreativitas siswa. Disamping itu, bahan ajar yang baik itu adalah bahan yang memerhatikan gradasi dari berbagai segi, misalnya umum-khusus, mudah-sukar. hal tersebut akan memudahkan siswa dalam proses belajar.

Pengajar dituntut untuk lebih kreatif dalam mengembangkan bahan ajarnya, lebih terstruktur dalam mempersiapkan kegiatan pembelajaran di kelas, lebih optimal dalam memotivasi pembelajar, dan lebih memperhatikan setiap kesulitan maupun keberhasilan pembelajar. Hal ini mutlak untuk dicermati oleh setiap pengajar agar dapat lebih meningkatkan keberhasilan pengajaran BIPA di seluruh Indonesia.

Pengajar BIPA harus menggunakan semua sumber belajar yang ada disekelilingnya untuk mendukung pembelajaran membaca. Tidak ada buku paket yang dapat memenuhi semua kebutuhan pengajar. Buku paket yang terbaik adalah buku paket yang disiapkan oleh pengajar sendiri dengan memerhatikan karakteristik siswa yang diajarnya.

Alasan peneliti memilih untuk mengembangkan bahan ajar membaca untuk pembelajar BIPA tingkat dasar karena belum ada yang meneliti dan mengembangkan bahan ajar membaca untuk pembelajar BIPA tingkat dasar. Sebelumnya hanya ada yang meneliti pengembangan bahan ajar membaca untuk pembelajar BIPA tingkat mahir saja.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, dalam penelitian ini penulis mengindentifikasi masalah-masalah sebagai berikut.

(16)

Riqoh Fariqoh , 2013

disampaikan kepada pembelajar BIPA tingkat pemula tentunya berbeda dengan materi yang diberikan kepada pembelajar BIPA tingkat madya maupun mahir.

b) Bahan ajar membaca tidak hanya diberikan untuk meningkatkan keterampilan membaca pembelajar asing. Akan tetapi, juga digunakan untuk melatih kemampuan berpikir para pembelajar asing dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia.

c) Bahan ajar yang sesuai dan tepat dengan kebutuhan pembelajar asing akan mempermudah proses pemahaman dan juga berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajar asing dalam belajar bahasa Indonesia.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Penelitian ini hanya berfokus pada pengembangan bahan ajar membaca untuk penutur asing tingkat dasar.

b) Pengembangan bahan ajar ini disesuaikan dengan kebutuhan penutur asing yang belajar bahasa Indonesia.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut.

1) Bahan ajar yang bagaimanakah yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar BIPA tingkat dasar ditinjau dari segi:

a) Karakteristik bahan ajar membaca; b) Urutan materi ajar membaca; c) Tema materi bahan ajar;

(17)

Riqoh Fariqoh , 2013

e) Karakteristik alat evaluasi;

2) Bagaimana pengembangan model bahan ajar membaca untuk BIPA tingkat dasar?

3) Apakah model bahan ajar membaca untuk tingkat dasar yang dikembangkan telah memenuhi harapan pengguna?

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengembangkan bahan ajar keterampilan membaca untuk pembelajar BIPA tingkat dasar yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pembelajar.

Tujuan penelitian secara khusus dalam pengembangan bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar ini untuk mengembangkan bahan ajar sesuai dengan:

a) kebutuhan para pembelajar BIPA tingkat dasar yang ditinjau dari segi karakteristik bahan ajar, urutan materi, tema, struktur dan tata bacaan, dan juga karakteristik alat evaluasi;

b) model bahan ajar yang sesuai dan cocok untuk pembelajar BIPA tingkat dasar; c) harapan para pembelajar BIPA tingkat dasar;

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat untuk pembelajar BIPA tingkat dasar:

a) sebagai salah satu bahan ajar membaca yang menarik dan sesuai dengan tujuan pembelajar BIPA tingkat dasar.

b) sebagai bahan ajar membaca yang sesuai dari segi karakteristik materi, urutan tema, struktur bacaan, dan juga pelatihan.

Manfaat bagi pengajar BIPA:

(18)

Riqoh Fariqoh , 2013

b) untuk memberikan alternatif bahan ajar yang sesuai untuk kebutuhan dan minat pembelajar asing.

1.7 Anggapan Dasar

Anggapan dasar yang menjadi pijakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

a) Bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan pembelajar BIPA tingkat dasar akan mempermudah pembelajar dalam memahami dan menguasai materi yang mereka pelajari.

b) Urutan tema serta materi yang tepat akan mempermudah pembelajar dalam menguasai materi yang diberikan oleh guru atau pendidik.

c) Struktur bacaan dan tata bahasa yang sesuai dengan pembelajar BIPA tingkat dasar akan memudahkan pembelajar dalam memahami materi.

1.8 Definisi Operasional

Adapun sejumlah konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a) Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,

teoretis, konseptual.

b) Bahan ajar membaca adalah seperangkat materi membaca yang disusun secara tertulis yang dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

(19)

Riqoh Fariqoh , 2013

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini berangkat dari kebutuhan para penutur asing yang belajar bahasa Indonesia yaitu minimnya bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan para penutur asing terutama tingkat dasar.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan. Model penelitian ini sering disebut dengan R & D (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.(Sugiyono,2011:297)

Peneliti menggunakan model penelitian R & D karena peneliti berusaha mengembangkan suatu produk yang berupa bahan ajar pada aspek keterampilan membaca untuk pembelajar BIPA tingkat dasar. Di samping itu, karena metode ini cocok untuk mengembangkan suatu produk.

Penelitian ini diawali dengan analisis kebutuhan bahan ajar BIPA tingkat dasar, khususnya bahan ajar untuk keterampilan membaca.Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji kelayakan dan keseuaian produk tersebut.

3.2 Prosedur Penelitian

(20)
(21)

Riqoh Fariqoh , 2013

1) Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah ini berangkat dari kebutuhan para penutur asing yang belajar bahasa Indonesia tingkat dasar. Masalah yang didapatkan adalah minimnya bahan ajar BIPA keterampilan membaca yang sesuai dengan kebutuhan para pembelajar. Peneliti berusaha mengembangkan bahan ajar BIPA keterampilan membaca tingkat dasar.

2) Pengumpulan Data

Setelah masalah diketahui selanjutnya mengumpulkan data atau informasi yang dapat digunakan untuk perencanaan pembuatan bahan ajar keterampilan membaca BIPA tingkat dasar yang nantinya diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Data dikumpulkan melalui angket yang dibagikan kepada para pembelajar BIPA tingkat dasar, wawancara kepada pengajar BIPA dan juga studi dokumentasi silabus BIPA tingkat dasar sebagai acuan dalam pembuatan bahan ajar BIPA keterampilan membaca.

3) Desain Produk

Produk yang dihasilkan adalah bahan ajar membaca untuk BIPA tingkat dasar. Untuk itu sebelum produk ini dihasilkan maka terlebih dahulu harus membuat desain produk dengan cara mengembangkannya dari data atau informasi yang telah didapatkan.

4) Validasi Desain

(22)

Riqoh Fariqoh , 2013

diminta untuk menilai desain tersebut,sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya.

5) Revisi Desain

Setelah desain produk,divalidasi melalui diskusi dengan pakardan para ahlinya, maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.

6) Uji Coba Produk

Uji coba produk dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat kesesuaian, dengan para pembelajar, kemudian daya tarik dari produk yang dihasilkan, selanjutnya diperoleh suatu kesimpulan bahwa produk tersebut layak digunakan untuk pembelajaran. Jenis data yang digali dalam penelitian ini disusun dengan validitas logis untuk mengetahui kelayakan produk, untuk pembelajaran.

7) Revisi Produk

Jika bahan ajar yang diujicobakan memang masih kurang memenuhi kebutuhan para pembelajar BIPA tingkat dasar maka bahan ajar tersebut akan di revisi kembali.

3.3 Teknik Penelitian

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini merupakan teknik angket, teknik wawancara,dan teknik dokumentasi. Dengan demikian hasil dan sumber data yang terkumpul akan lebih maksimal.

(23)

Riqoh Fariqoh , 2013

Peneliti menggunakan kuesioner (angket) ini untuk mendapatkan tanggapan dari responden dalam jumlah banyak. Responden disini yaitu para pembelajar bahasa Indonesia penutur asing tingkat dasar.

Alasan peneliti menggunakan teknik penelitain angket ini karena jumlah responden cukup banyak, sehingga tidak memungkinkan untuk diwawancarai satu persatu. Kelebihan metode angket adalah dalam waktu yang relatif singkat dapat memperoleh data yang banyak, tenaga yang diperlukan sedikit dan responden dapat menjawab dengan bebas tanpa pengaruh orang lain.

3.3.2 Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono,2011:137).

Peneliti melakukan kegiatan wawancara ini untuk memeroleh informasi langsung baik itu dari peserta didiknya ataupun dari para pendidiknya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara bebas terpimpin, sehingga narasumber atau responden yang diwawancara bebas untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan pendapatnya namun masih dalam ketentusan-ketentuan peneliti agar terkendali.

(24)

Riqoh Fariqoh , 2013

Dapat disimpulkan bahwa ada beberapa keunggulan melakukan kegiatan wawancara, yaitu :

1) peneliti dapat memperoleh informasi ataupun jawaban yang cukup banyak secara langsung.

2) peneliti dapat membantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidakjelasan pertanyaan.

3) peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses wawancara.

4) peneliti dapat memperoleh informasi yang tidak dapat diungkapkan dengan cara kuesioner ataupun observasi. Informasi tersebut misalnya, jawaban yang sifatnya pribadi dan bukan pendapat kelompok, atau informasi alternatif .

Secara garis besarnya ada tiga kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan wawancara, yaitu: 1) memulai wawancara, (2) mengajukan pertanyaan pokok sekaligus perekaman data, (3) mengakhiri wawancara.

3.3.3 Studi Dokumentasi

(25)

Riqoh Fariqoh , 2013

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai.

Sebelum penelitian dilaksanakan maka peneliti minimal sudah memiliki gambaran tentang variabel yang akan diteliti sekaligus alat apa yang akan digunakan sebagai pengumpul data penelitiannya.

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain berupa pedoman angket, pedoman wawancara.

a) Pedoman angket isinya berupa pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dijadikan data untuk membuat bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar. Pertanyaan-pertanyaan ini untuk mengetahui alasan dan tujuan pembelajar di Indonesia dan juga untuk mengetahui tema atau materi apa yang dibutuhkan oleh mereka.

b) Pedoman wawancara berisi pertanyan-pertanyaan untuk pengajar BIPA, jawaban dari hasil wawancara ini akan dijadikan data juga untuk membuat bahan ajar tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang berikan kepada pengajar ini untuk mengetahui pendapat pengajar.

(26)

Riqoh Fariqoh , 2013

3.4.1 Kisi-Kisi dan Pedoman Angket

Tabel 3.4.1

Kisi-Kisi Instrumen Angket Bahan Ajar BIPA Tingkat Dasar

No Aspek yang Diamati Jumlah Butir No Butir

1

Identitas :

a. Nama

b. Usia

(27)

Riqoh Fariqoh , 2013

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT DASAR (Metode Penelitian Research and Development)

c. Jenis Kelamin

Pedoman Angket Pembelajar BIPA Tingkat Dasar

Nama Lengkap :

Usia :

Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan)*

*coret yang tidak perlu

(28)

Riqoh Fariqoh , 2013

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT DASAR (Metode Penelitian Research and Development)

3. Berapa lama Anda akan tinggal di Indonesia ? a. 6 bulan

b. 1 tahun c. 2 tahun d. ..

(29)

Riqoh Fariqoh , 2013

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MEMBACA UNTUK PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING TINGKAT DASAR (Metode Penelitian Research and Development)

8. Apa jenis bahasa pada bacaan yang Anda sukai? a. Formal

b. Non formal

(30)
(31)

Riqoh Fariqoh , 2013

13. Menurut Anda, Apakah catatan budaya penting ? a. Ya

b. Tidak c. Biasa saja d. …

14. Petunjuk :

a. Pilihlah tema yang menurut Anda penting untuk dipelajari lebih dulu.

b. Kemudian , Berilah nomor urut 1- 5 pada pilihan tema membaca berikut!

a. ( ) Perkenalan b. ( ) Waktu

c. ( ) Kegiatan Sehari-hari d. ( ) Identitas Diri

e. ( ) Fasilitas Umum f. ( ) Huruf dan Angka g. ( ) Transportasi

h. ( ) Hari dan nama-nama bulan i. ( ) profesi

(32)

Riqoh Fariqoh , 2013

3.4.2 Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara Pengajar BIPA

Nama :

TTL :

Profesi :

Tempat :

Tanggal :

Pukul :

1. Menurut Ibu/Bapak tema apa yang paling menarik dalam pembelajaran membaca bagi pembelajar BIPA tingkat dasar?

(33)

Riqoh Fariqoh , 2013

3. Berdasarkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, tema apa saja yang penting dan tidak penting untuk diajarkan bagi pembelajar BIPA tingkat dasar?

4. Menurut Ibu/Bapak materi apa yang dianggap kurang diminati oleh para pembelajar asing tingkat dasar ?

5. Kesulitan apa saja yang dihadapi dalam proses pembelajaran membaca BIPA tingkat dasar ?

6. a). Apakah Ibu/Bapak menggunakan buku/bahan ajar yang sudah ada ? b). Apa judul bukunya?

c) Siapa penulisnya ?

Kalau tidak

c). Apakah Ibu/Bapak membuat bahan sendiri sesuai dengan kebutuhan pembelajar?

d). Kalau membuat sendiri,apa yang menjadi landasan/acuan dalam pembuatan bahan ajar membaca tersebut?

7. Menurut Ibu/Bapak,alat evaluasi membaca seperti apa yang sesuai untuk pembelajar BIPA tingkat dasar ?

8. Menurut Ibu/Bapak, bentuk evaluasi membaca seperti apakah yang disukai dan yang kurang disukai oleh para pembelajar BIPA tingkat dasar?

9. Menurut Ibu/Bapak,apakah catatan budaya perlu ada di bahan ajar ? a. Kalau perlu,mengapa ?

(34)

Riqoh Fariqoh , 2013

3.4.3 Expert-Judgement Instrumen

Tabel 3.4.3.1

Kisi-kisi Instrumen Penilaian

No Aspek yang Dievaluasi Jumlah Butir Nomor Validator

1 Kesesuaian SK – KD 1 3

Pengajar BIPA 2 Kesesuaian Tingkatan 1 1

3 Urutan Materi 1 2

4 Tema 1 3

5 Materi 1 3

6 Ilustrasi Gambar 1 3

7 Latihan 1 3

8 Catatan Budaya 1 3

(35)

Riqoh Fariqoh , 2013

Pedoman Penilaian

Bahan Ajar Membaca BIPA Tingkat Dasar

Petunjuk nomor 1 dan 2 : Pilihlah pilihan a,b,atau c,dan c apabila tidak terdapat jawaban pada pilihan a dan b.

1. Menurut Bapak/Ibu apakah tema-tema pada bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar yang peneliti kembangkan sudah sesuai dengan tingkatannya ?

(36)

Riqoh Fariqoh , 2013

b. Tidak Alasan:

c. …

2. Urutan tema bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar menurut peneliti

NO TEMA

1

2

3

4

5

Menurut Bapak/Ibu apakah tema /materi pada bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar yang peneliti kembangkan urutannya sudah sesuai ?

a. Ya Alasan :

(37)

Riqoh Fariqoh , 2013

c. …

Jika tidak atau kurang sesuai, maka urutan yang baik adalah :

NO TEMA

1

2

3

4

(38)

Riqoh Fariqoh , 2013

3. Penilaian Bahan Ajar

Petunjuk: Berilah tanda √ pada kolom berikut sesuai penilaian!

Table 3.4.3.2

Pedoman Penilaian Bahan Ajar

No Bagian Bahan Ajar

Bahan Ajar

Tema 1 Tema 2 Tema 3 Tema 4 Tema 5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Kesesuaian SK- KD

2 Tema

3 Materi

a. Jenis Paragraf

b. Jenis Tulisan

c. Jenis Bahasa

d. Tata Bahasa

4 Ilustrasi Gambar

5 Pelatihan

6 Catatan Budaya

Total Skor

(39)

Riqoh Fariqoh , 2013

(40)

Riqoh Fariqoh , 2013

4. Berdasarkan penilaian tersebut,apakah desain bahan ajar yang peneliti kembangkan perlu diperbaiki ?

5. Kalau perlu diperbaiki,saran atau masukan apa yang Ibu/Bapak anjurkan kepada peneliti untuk memperbaikinya ?

(41)

Riqoh Fariqoh , 2013

3.5 Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data, peneliti akan melakukan beberapa langkah. Diantaranya sebagai berikut:

a) Mengolah hasil angket, hasil wawancara dan hasil studi dokumentasi;

b) Meminta ahli untuk validasi kisi-kisi dan desain bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar.

c) Merevisi apabila ada perubahan/perbaikan mengenai desain bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar.

d) Pengembangan awal bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar

e) Mengujicobakan bahan ajar awal kepada pembelajar BIPA tingkat dasar;

f) Menganalisis hasil uji coba bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar dengan cara mengidentifikasi respon serta kesulitan yang dialami pembelajar BIPA dalam proses uji coba tersebut;

g) Merevisi bahan ajar berdasarkan hasil penelitian.

3.6 Sumber Data

3.6.1 Lokasi Penelitian

Peneliti melakukan penelitian di Balai Bahasa UPI, alasan memilih lokasi penelitian di Balai Bahasa UPI karena menurut informasi di Balai Bahasa UPI terdapat pembelajar BIPA tingkat dasar. Disamping itu juga Balai Bahasa UPI merupakan salah satu penyelenggara program BIPA.

(42)

Riqoh Fariqoh , 2013

BIPA. Dengan demikian, peneliti pun merasa terfasilitasi ketika melakukan penelitian pengembangan bahan ajar membaca bagi BIPA tingkat dasar ini.

Lokasi penelitian selanjutnya yaitu Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia karena di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sedang ada pembelajar BIPA tingkat dasar dari Korea Selatan. Dengan demikian jurusan kami pun memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa yang akan melakukan penelitian tentang BIPA.

3.6.2 Subjek Penelitian

Sumber data atau responden dalam penelitian ini nantinya merupakan pembelajar bahasa Indonesia tingkat dasar. Semua pembelajar BIPA berjumlah 9 orang yang berasal dari negara yang berbeda,ada yang berasal dari Jepang, Australia, Thailand, namun kebanyakan pembelajar BIPA tingkat dasar ini berasal dari Korea Selatan. Untuk usia pembelajar BIPA ini tidak sama, ada yang masih berstatus mahasiswa, ada yang sudah lulus Sarjana bahkan ada yang sudah bergelar Master sekali pun.

Tabel 3.6.2.1 Sumber Data Penelitian

No Nama Lengkap Usia Jenis Kelamin Asal Negara Pendidikan

(43)

Riqoh Fariqoh , 2013

7 Roaet Waedakae 25 Laki-laki Thailand S1 8 Valerie Danielle

Pritchard 53 Perempuan Australia S2 9 Lucas Pritchard 45 Laki-laki Australia SMA

3.6.3 Narasumber

Pada penelitian ini juga, peneliti mewawancarai para pengajar BIPA yang ada di Balai Bahasa UPI dan juga yang ada di Jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

a. Nama Lengkap : Vidi Sukmayadi, M.Si. b. Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 22 Oktober 1983 c. Jenis Kelamin : Laki-laki

d. Pekerjaan : Pengajar BIPA di Balai Bahasa UPI

Bapak Vidi Sukmayadi ini tidak hanya mengajar para pembelajar BIPA tingkat dasar saja namun juga mengajar para pembelajar BIPA tingkat menengah dan juga BIPA tingkat lanjut.

a. Nama Lengkap :Suci Sundusiah, M.Pd.

b. Tempat Tanggal Lahir :Sukabumi, 19 Desember 1982 c. Jenis Kelamin :Perempuan

(44)

Riqoh Fariqoh , 2013

Indonesia

Ibu suci ini telah mempunyai pengalaman mengajar BIPA baik itu jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia atau pun mengajar BIPA di luar negeri seperti Thailand.

a. Nama Lengkap :Ida Widia, M.Pd.

b. Tempat Tanggal Lahir :Bandung, 6 Oktober 1972 c. Jenis Kelamin :Perempuan

d. Pekerjaan : Dosen BIPA di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Ibu Ida Widia ini telah berpengalaman dalam mengajar BIPA. Beliau pernah mengajar BIPA di Jepang dan India. Jadi sudah cukup berpengalaman dalam mengajar BIPA.

3.6.4 ExpertJudgement

Pada penelitian ini,peneliti menunjuk beberapa pengajar yang telah berepengalaman dalam bidang BIPA untuk memberikan judgement terhadap produk bahan ajar yang peneliti kembangkan.

a. Nama lengkap : Dr. Hj. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd b. Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 15 Juli 1967

c. Jenis Kelamin : Perempuan

(45)

Riqoh Fariqoh , 2013

Ibu Nuny sudah lama mengajar BIPA di jurusan pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Sehingga sudah cukup berpengalaman di Bidang BIPA baik itu bahan ajar BIPA, maupun evaluasi BIPA.

a. Nama lengkap : Sri Nurasiawati, M.Pd. b. Tempat Tanggal Lahir : Purwakarta, 4 Mei 1985 c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Profesi : Pengajar BIPA di Balai Bahasa UPI

(46)

Riqoh Fariqoh , 2013

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut.

a) Ditinjau dari segi karakteristik, bahan ajar membaca yang dikembangkan sudah sesuai dengan kebutuhan pembelajar BIPA tingkat dasar;

b) Urutan materi bahan ajar membaca sudah sesuai, yaitu mulai dari materi yang mudah dan dianggap penting untuk dipelajari terlebih dahulu.

c) Tema materi bahan ajar membaca yang peneliti kembangkan sudah sesuai dengan tingkatan pembelajar BIPA. Tema-tema yang dikembangkan sesuai dengan beberapa silabus BIPA tingkat dasar.Tema-tema yang dikembangkan yaitu: perkenalan, angka dan bilangan, waktu, hari dan nama-nama bulan, dan yang terakhir adalah kegiatan sehari-hari.

d) Struktur bacaan dan tata bahasa dalam bahan ajar membaca ini sudah cukup sesuai meskipun ada beberapa yang perlu diperbaiki dalam tata penulisan dan dalam pemilihan kosa kata.

e) Ditinjau dari segi karakteristik, Alat evaluasi dalam bahan ajar membaca yang dikembangkan oleh peneliti sudah sesuai dengan tingkatan pembelajar.

f) Pengembangan model bahan ajar membaca yang dikembangkan ini berdasarkan angket kebutuhan dari para pembelajar BIPA tingkat dasar, wawancara dengan pengajar BIPA, dan studi dokumentasi silabus BIPA. g) Model bahan ajar membaca yang peneliti kembangkan ini sudah memenuhi

(47)

5.2 Saran

Bahan ajar membaca untuk BIPA tingkat dasar ini masih belum sempurna. Maka dari itu ada beberapa saran penulis berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Bahan ajar membaca BIPA untuk tingkat dasar ini masih perlu diperbaiki lagi terutama dalam hal isi supaya lebih maksimal lagi ketika diberikan kepada pembelajar BIPA tingkat dasar. Untuk penelitian selanjutnya, lebih cermat lagi dalam hal tata bahasa, tata letak, maupun dari segi isi wacana.

b) Pelatihan bahan ajar membaca BIPA tingkat dasar yang digunakan sebaiknya lebih variatif dan tetap memperhatikan karakteristik bahan ajar sesuai dengan tingkatan dan kebutuhan pembelajar.

(48)

Departemen Pendidikan Nasional.2004.Pedoman Penilaian Buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Sekolah Dasar.Jakarta: DepartemenPendidikanNasional.

Departemen Pendidikan Nasional.2009. Pembelajaran Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Faishal, Mirza (2012). Deskripsi Tingkat Kesulitan Soal ( C1, C2, C3, C4, C5, C6).[online].Tersedia:http://mirzafaishall.wordpress.com/2012/05/27/deskrips i-tingkat-kesulitan-soal-c1-c2-c3-c4-c5-c6/ [4 April 2013].

Ian. 2012. Definisi Bahan Ajar.[online]. Tersedia:

http://jaririndu.blogspot.com/2011/09/definisi-bahan-ajar.html.[20 April 2013] Moeflich.(2011). Bahasa Indonesia Dipelajari oleh 45 Negara di Dunia.[online].

Tersedia: http://moeflich.wordpress.com/2011/01/28/bahasa-indonesia-dipelajari-oleh-45-negara-di-dunia/ [17 Maret 2013].

Mogana, A.Maryam.(2011).Paper Penelitian R&D. Tersedia:

http://id.scribd.com/doc/91901139/Paper-Penelitian-R-D [10 April 2013]

Muliastuti, Liliana.Dasar-Dasar Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA).Jakarta: FBS Universitas Negeri Jakarta.

Muliastuti, Liliana dan Euis Sulastri.Panduan Pengajaran Membaca untuk Siswa BIPA.

Muliastuti, Liliana.2011.Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia Bagi PenuturAsing (BIPA).Jurnal Bahasa dan Sastra, (26-40).

Mulyono, Iyo. (2004). Dasar-Dasar Belajar Bahasa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan sastra. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Nurgiantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta.

Putri, Anggita Maralia. 2012.4 September.” Perspektif Multikultural dalam Pengembangan Materi Ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)”.

Kompasiana [online].Tersedia :http://www.kompasiana.com.[ 17Maret 2013]. Ramadani,Dian.(2012). Prinsip dan Alat Evaluasi.[online]. Tersedia:

.http://dianramadani150393.blogspot.com/2012/12/prinsip-dan-alat-evaluasi.html. [20 April 2012].

Rosidi, Imron.(2009). Prosedur Dan Teknik Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Asing [online]. Tersedia:

http://guru-umarbakri.blogspot.com/2009/06/kajian-bahasa.html [5 April 2013) SEAMEO Regional Centre For Quality Improvement of Teachers and Education

(49)

Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: GrahaIlmu.

Sitepu, B.P.2012.Penulisan Buku teks Pelajaran. Bandung: PT RemajaRosdakarya Offset.

Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: ALFABETA.

Suhardi. 1999. Pembelajaran BIPA melalui Kegiatan Wisata Budaya. Yogyakarta:FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

Surya, Wahyu.2012, Pengertian, Jenis dan Tujuan Membaca (online).Tersedia: http://s-surya62.blogspot.com/2012/05/pengertian-jenis-dan-tujuan-membaca.html.[20 Maret 2013].

Syamsuddin A.R, dan Vismaia S.Damaianti.2006.Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Rosda.

Syurganda, Andi.2012. 5 Oktober.” BIPA: Sebuah Upaya Internasionalisasi Bahasa Indonesia”.Kompasiana[online].Tersedia:http://www.kompasiana.com. [1 desember 2012].

Tarigan, Henry Guntur.2008.Membaca sebagai suatu keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tindaon, Yosi Abdian .2012. Pengertian Bahan Ajar [online].Tersedia:

http://yosiabdiantindaon.blogspot.com/2012/04/pengertian-bahan-ajar.html. [16 Maret 2013].

Tim penyusun pedoman penulisan karya ilmiah.2009.Pedoman Penulisan Karya Ilmiah.Bandung.UPI.

Gambar

Tabel 3.4.1
Gambar 2
Tabel 3.4.3.1
Table 3.4.3.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

ketujuh j e n i s penamaan yang digunakan dalam dunia sepak bola adalah, penamaan berdasar pada penyebutan bagian, penamaan berdasar pada sifat khas suatu benda, penamaan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta kemudahan kepada penulis dalam penyusunan tugas akhir ini sebagai salah satu syarat untuk

Tujuan dari sistem ini adalah dapat memberikan sebuah sistem informasi perencanaan dan pengadaan kebutuhan bahan baku kepada perusahaan, serta sistem informasi

Selanjutnya ketentuan Pasal 52 huruf b, c dan e UUPK, dapat diketahui BPSK tidak hanya bertugas menyelesaikan sengketa di luar pengadilan sebagaimana diatur dalam Pasal 49 Ayat

PENGARUH PENGGUNAAN MED IA SILSILAH RAJA-RAJA TERHAD AP KEMAMPUAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA PAD A MATA PELAJARAN SEJARAH.. Universitas Pendidikan Indonesia

Apakah lantai semen yang mengitari sumur mempunyai radius kurang dari 1 (satu) meter.. Apakah ada/sewaktu-waktu ada genangan air diatas lantai semen

Berdasarkan penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak rimpang lengkuas 100% bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan terhadap ketombe, ini

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan karena laba perusahaan merupakan