No. Daftar/FPEB/560/UN.40.7.DI/LT/2014
STUDI DESKRIPTIF SIKAP MENTAL PENDUDUK MISKIN
(Suatu Kasus pada Penduduk Miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten
Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh:
Aghnita Septiarti
(1005701)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR HAK CIPTA
STUDI DESKRIPTIF SIKAP MENTAL PENDUDUK MISKIN
(Suatu kasus pada Penduduk Miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten
Bandung Barat)
Oleh Aghnita Septiarti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Aghnita Septiarti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
STUDI DESKRIPTIF SIKAP MENTAL PENDUDUK MISKIN
(Suatu Kasus pada Penduduk Miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten
Bandung Barat)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Bandung, Oktober 2014
Pembimbing
Dr. A Jajang W Mahri, M.Si. NIP. 19641203 199302 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
UPI Bandung
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB IPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 6
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Pengertian Kemiskinan ... 8
2.1.2 Ukuran Kemiskinan ... 9
2.1.2.1 Versi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) ... 9
2.1.2.2 Versi Badan Pusat Statistik (BPS) ... 10
2.1.2.3 Versi Badan Koordinator Keluarga Berencana (BKKBN) ... 10
2.1.2.4 Versi Sajogyo ... 11
2.1.3 Jenis Kemiskinan ... 12
2.1.4 Teori Kemiskinan ... 13
2.1.4.1 Teori Lingkaran Setan ... 13
2.1.4.2 Teori Kemiskinan Neo Liberal... 14
2.1.4.3 Teori Kemiskinan Sosial Demokrat ... 14
2.1.4.4 Teori Budaya Kemiskinan oleh Lewis ... 15
2.1.5 Karakteristik Kemiskinan ... 16
2.1.6 Sikap Mental ... 20
2.1.7 Umur ... 28
2.1.8 Jenis Kelamin ... 29
2.1.9 Pendidikan ... 29
2.1.10 Pendapatan ... 30
2.1.11 Mata Pencaharian ... 32
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2.2 Penelitian Terdahulu ... 34
2.3 Kerangka Pemikiran ... 36
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 39
3.2 Metode Penelitian ... 39
3.3 Populasi dan Sampel ... 40
3.3.1 Populasi ... 40
3.3.2 Sampel ... 40
3.4 Operasional Variabel ... 42
3.5 Sumber dan Jenis Data... 44
3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.7 Instrumen Penelitian ... 45
3.7.1 Uji Validitas ... 46
3.7.2 Uji Reliabilitas ... 48
3.8 Teknik Analisis Data ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 52
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 52
4.1.1.1 Geografi dan Iklim ... 52
4.1.1.2 Pemerintahan ... 53
4.1.1.3 Kependudukan... 54
4.1.2 Gambaran Umum Responden ... 54
4.1.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 54
4.1.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 55
4.1.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 56
4.1.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ... 57
4.1.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan ... 58
4.1.2.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Beban Tanggungan ... 60
4.1.3 Hasil Analisis Data ... 61
4.1.4 Sikap Mental Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 61
4.1.4.1 Hakekat Hidup Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 63
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4.1.4.3 Hakekat Waktu Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 67
4.1.4.4 Hakekat Terhadap Sesama Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 68
4.1.4.5 Hakekat Terhadap Alam Penduduk Miskin Kecamatan Rongga... ... 70
4.1.5 Variabel Kontrol Penelitian ... 72
4.1.6 Hakekat Hidup ... 73
4.1.6.1 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Umur ... 73
4.1.6.2 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75
4.1.6.3 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 76
4.1.6.4 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian... 78
4.1.6.5 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 80
4.1.6.6 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 82
4.1.7 Hakekat Karya ... 84
4.1.7.1 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Umur ... 84
4.1.7.2 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 86
4.1.7.3 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Pendidikan... 88
4.1.7.4 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 89
4.1.7.5 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 91
4.1.7.6 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 93
4.1.8 Hakekat Waktu ... 95
4.1.8.1 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Umur ... 95
4.1.8.2 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 97
4.1.8.3 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 99
4.1.8.4 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 101
4.1.8.5 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 103
4.1.8.6 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 104
4.1.9 Hakekat Terhadap Sesama... 106
4.1.9.1 Hakekat Thd Sesama Dilihat Berdasarkan Umur ... 106
4.1.9.2 Hakekat Thd Sesama Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 108
4.1.9.3 Hakekat Thd Sesama Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 110
4.1.9.4 Hakekat Thd Sesama Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian 112 4.1.9.5 Hakekat Thd Sesama Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 114
4.1.9.6 Hakekat Thd Sesama Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan... ... 116
4.1.10 Hakekat Terhadap Alam ... 118
4.1.10.1 Hakekat Thd Alam Dilihat Berdasarkan Umur ... 118
4.1.10.2 Hakekat Thd Alam Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 119
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4.1.10.4 Hakekat Thd Alam Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian . 123
4.1.10.5 Hakekat Thd Alam Dilihat Berdasarkan Pendapatan... 125
4.1.10.6 Hakekat Thd Alam Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan127 4.1.11 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Umur ... 129
4.1.12 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 130
4.1.13 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 132
4.1.14 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 133
4.1.15 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 134
4.1.16 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 135
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 136
4.2.1 Karakteristik Responden... 136
4.2.2 Hakekat Hidup Penduduk Miskin... 139
4.2.3 Hakekat Karya Penduduk Miskin ... 139
4.2.4 Hakekat Waktu Penduduk Miskin ... 141
4.2.5 Hakekat Terhadap Sesama Penduduk Miskin ... 142
4.2.6 Hakekat Terhadap Alam Penduduk Miskin ... 143
4.2.7 Sikap Mental Berdasarkan Variabel Kontrol... 143
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 148
5.2 Saran ... 149
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera 1 di Kabupaten Bandung
Barat Tahun 2013 ... 4
Tabel 2.1 Indikator Keluarga Miskin Menurut BKKBN ... 11
Tabel 2.2 Pandangan Neo Liberal dan Sosial Demokrat terhadap Kemiskinan ... 15
Tabel 2.3 Kerangka Kluckhohn Mengenai Lina Masalah Dasar dalam Hidup yang Menentukan Orientasi Nilai Budaya Manusia ... 26
Tabel 2.4 Kategori Umur menurut Depkes RI ... 28
Tabel 3.1 Sampel KK miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat ... 42
Tabel 3.2 Operasional Variabel... 43
Tabel 3.3 Uji Validitas Instrumen Hakekat Hidup... 47
Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Hakekat Karya ... 47
Tabel 3.5 Uji Validitas Instrumen Hakekat Waktu ... 48
Tabel 3.6 Uji Validitas Instrumen Hakekat Terhadap Sesama ... 48
Tabel 3.7 Uji Validitas Instrumen Hakekat Terhadap Alam ... 48
Tabel 3.8 Uji Reliabilitas ... 50
Tabel 4.1 Jumlah RW, RT, dan Dusun menurut Desa di Kecamatan Rongga Tahun 2012 ... 53
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 54
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ... 55
Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden ... 56
Tabel 4.5 Mata Pencaharian Responden ... 57
Tabel 4.6 Pendapatan Responden Per Bulan ... 59
Tabel 4.7 Beban Tanggungan Responden ... 60
Tabel 4.8 Nilai Mean dan Median Sikap Mental ... 61
Tabel 4.9 Nilai Mean dan Median Dimensi Sikap Mental... 62
Tabel 4.10 Sikap Mental Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 63
Tabel 4.11 Hakekat Hidup Penduduk Miskin Kecamatan Rongga... 64
Tabel 4.12 Hakekat Hidup Penduduk Miskin Kecamatan Rongga Dilihat Per Indikator ... 64
Tabel 4.13 Hakekat Karya Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 66
Tabel 4.14 Hakekat Karya Penduduk Miskin Kecamatan Rongga Dilihat Per Indikator... 66
Tabel 4.15 Hakekat Waktu Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 68
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.17 Hakekat Thd Sesama Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 69
Tabel 4.18 Hakekat Thd Sesama Penduduk Miskin Kecamatan Rongga Dilihat Per Indikator... 70
Tabel 4.19 Hakekat Thd Alam Penduduk Miskin Kecamatan Rongga ... 71
Tabel 4.20 Hakekat Thd Alam Penduduk Miskin Kecamatan Rongga Dilihat Per Indikator... 71
Tabel 4.21 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Umur ... 73
Tabel 4.22 Uji Median Hakekat Hidup Berdasarkan Umur ... 74
Tabel 4.23 Uji Hubungan Hakekat Hidup dengan Umur ... 74
Tabel 4.24 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75
Tabel 4.25 Uji Median Hakekat Hidup Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76
Tabel 4.26 Uji Hubungan Hakekat Hidup dengan Jenis Kelamin ... 76
Tabel 4.27 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 77
Tabel 4.28 Uji Median Hakekat Hidup Berdasarkan Pendidikan ... 77
Tabel 4.29 Uji Hubungan Hakekat Hidup dengan Pendidikan ... 78
Tabel 4.30 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 79
Tabel 4.31 Uji Median Hakekat Hidup Berdasarkan Mata Pencaharian ... 79
Tabel 4.32 Uji Hubungan Hakekat Hidup dengan Mata Pencaharian ... 80
Tabel 4.33 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 81
Tabel 4.34 Uji Median Hakekat Hidup Berdasarkan Pendapatan... 81
Tabel 4.35 Uji Hubungan Hakekat Hidup dengan Pendapatan... 82
Tabel 4.36 Hakekat Hidup Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 82
Tabel 4.37 Uji Median Hakekat Hidup Berdasarkan Beban Tanggungan ... 83
Tabel 4.38 Uji Hubungan Hakekat Hidup dengan Beban Tanggungan ... 83
Tabel 4.39 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Umur ... 84
Tabel 4.40 Uji Median Hakekat Karya Berdasarkan Umur ... 85
Tabel 4.41 Uji Hubungan Hakekat Karya dengan Umur ... 85
Tabel 4.42 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 86
Tabel 4.43 Uji Median Hakekat Karya Berdasarkan Jenis Kelamin ... 87
Tabel 4.44 Uji Hubungan Hakekat Karya dengan Jenis Kelamin ... 87
Tabel 4.45 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 88
Tabel 4.46 Uji Median Hakekat Karya Berdasarkan Pendidikan ... 88
Tabel 4.47 Uji Hubungan Hakekat Karya dengan Pendidikan ... 89
Tabel 4.48 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 90
Tabel 4.49 Uji Median Hakekat Karya Berdasarkan Mata Pencaharian ... 90
Tabel 4.50 Uji Hubungan Hakekat Karya dengan Mata Pencaharian ... 91
Tabel 4.51 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 92
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.53 Uji Hubungan Hakekat Karya dengan Pendapatan ... 93
Tabel 4.54 Hakekat Karya Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 94
Tabel 4.55 Uji Median Hakekat Karya Berdasarkan Beban Tanggungan ... 94
Tabel 4.56 Uji Hubungan Hakekat Karya dengan Beban Tanggungan ... 95
Tabel 4.57 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Umur ... 96
Tabel 4.58 Uji Median Hakekat Waktu Berdasarkan Umur ... 96
Tabel 4.59 Uji Hubungan Hakekat Waktu dengan Umur ... 97
Tabel 4.60 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 98
Tabel 4.61 Uji Median Hakekat Waktu Berdasarkan Jenis Kelamin... 98
Tabel 4.62 Uji Hubungan Hakekat Waktu dengan Jenis Kelamin... 99
Tabel 4.63 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Pendidikan... 99
Tabel 4.64 Uji Median Hakekat Waktu Berdasarkan Pendidikan ... 100
Tabel 4.65 Uji Hubungan Hakekat Waktu dengan Pendidikan ... 100
Tabel 4.66 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 101
Tabel 4.67 Uji Median Hakekat Waktu Berdasarkan Mata Pencaharian... 102
Tabel 4.68 Uji Hubungan Hakekat Waktu dengan Mata Pencaharian... 102
Tabel 4.69 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 103
Tabel 4.70 Uji Median Hakekat Waktu Berdasarkan Pendapatan ... 103
Tabel 4.71 Uji Hubungan Hakekat Waktu dengan Pendapatan ... 104
Tabel 4.72 Hakekat Waktu Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 105
Tabel 4.73 Uji Median Hakekat Waktu Berdasarkan Beban Tanggungan ... 105
Tabel 4.74 Uji Hubungan Hakekat Waktu dengan Beban Tanggungan ... 106
Tabel 4.75 Hakekat Terhadap Sesama Dilihat Berdasarkan Umur... 106
Tabel 4.76 Uji Median Hakekat Terhadap Sesama Berdasarkan Umur ... 107
Tabel 4.77 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Sesama dengan Umur ... 108
Tabel 4.78 Hakekat Terhadap Sesama Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 108
Tabel 4.79 Uji Median Hakekat Terhadap Sesama Berdasarkan Jenis Kelamin ... 109
Tabel 4.80 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Sesama dengan Jenis Kelamin ... 109
Tabel 4.81 Hakekat Terhadap Sesama Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 110
Tabel 4.82 Uji Median Hakekat Terhadap Sesama Berdasarkan Pendidikan ... 111
Tabel 4.83 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Sesama dengan Pendidikan ... 111
Tabel 4.84 Hakekat Terhadap Sesama Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 112
Tabel 4.85 Uji Median Hakekat Terhadap Sesama Berdasarkan Mata Pencaharian .... 113
Tabel 4.86 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Sesama dengan Mata Pencaharian ... 113
Tabel 4.87 Hakekat Terhadap Sesama Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 114
Tabel 4.88 Uji Median Hakekat Terhadap Sesama Berdasarkan Pendapatan ... 115
Tabel 4.89 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Sesama dengan Pendapatan ... 115
Tabel 4.90 Hakekat Terhadap Sesama Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 116
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.92 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Sesama dengan Beban Tanggungan ... 117
Tabel 4.93 Hakekat Terhadap Alam Dilihat Berdasarkan Umur ... 118
Tabel 4.94 Uji Median Hakekat Terhadap Alam Berdasarkan Umur ... 118
Tabel 4.95 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Alam dengan Umur ... 119
Tabel 4.96 Hakekat Terhadap Alam Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 120
Tabel 4.97 Uji Median Hakekat Terhadap Alam Berdasarkan Jenis Kelamin ... 120
Tabel 4.98 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Alam dengan Jenis Kelamin ... 121
Tabel 4.99 Hakekat Terhadap Alam Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 122
Tabel 4.100 Uji Median Hakekat Terhadap Alam Berdasarkan Pendidikan ... 122
Tabel 4.101 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Alam dengan Pendidikan ... 123
Tabel 4.102 Hakekat Terhadap Alam Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 124
Tabel 4.103 Uji Median Hakekat Terhadap Alam Berdasarkan Mata Pencaharian ... 124
Tabel 4.104 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Alam dengan Mata Pencaharian ... 124
Tabel 4.105 Hakekat Terhadap Alam Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 126
Tabel 4.106 Uji Median Hakekat Terhadap Alam Berdasarkan Pendapatan... 126
Tabel 4.107 Uji Hubungan Hakekat Terhadap Alam dengan Pendapatan... 127
Tabel 4.108 Hakekat Terhadap Alam Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 128
Tabel 4.109 Uji Median Hakekat Terhadap Alam Berdasarkan Beban Tanggungan ... 128
Tabel 4.110 Uji Hubungan Hakekat Thd Alam Berdasarkan Beban Tanggungan ... 129
Tabel 4.111 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Umur ... 129
Tabel 4.112 Uji Hubungan Sikap Mental dengan Umur... 130
Tabel 4.113 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 131
Tabel 4.114 Uji Hubungan Sikap Mental dengan Jenis Kelamin ... 131
Tabel 4.115 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Pendidikan ... 132
Tabel 4.116 Uji Hubungan Sikap Mental dengan Pendidikan ... 132
Tabel 4.117 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Mata Pencaharian ... 133
Tabel 4.118 Uji Hubungan Sikap Mental dengan Mata Pencaharian ... 133
Tabel 4.119 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Pendapatan ... 134
Tabel 4.120 Uji Hubungan Sikap Mental dengan Pendapatan ... 134
Tabel 4.121 Sikap Mental Dilihat Berdasarkan Beban Tanggungan ... 135
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Teori Tindakan yang Beralasan dan Teori Tingkah Laku Terencana ... 23
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran ... 38
Gambar 4.1 Umur Responden ... 52
Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 53
Gambar 4.3 Pendidikan Terakhir Responden ... 54
Gambar 4.4 Mata Pencaharian Responden ... 55
Gambar 4.5 Pendapatan Responden per Bulan ... 56
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap negara berkembang pasti dihadapkan dengan masalah kemiskinan dan tidak terkecuali Indonesia. Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, namun dari jaman penjajahan sampai saat ini masih dibebankan dengan masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan merupakan masalah berkepanjangan dan belum dapat terselesaikan sampai saat ini. Dari mulai masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan dapat tertimpa masalah kemiskinan, karena kemiskinan dapat menimpa kalangan masyarakat manapun dengan berbagai tingkat pendapatan yang berbeda.
Masalah kemiskinan sering dikaitkan dengan rendahnya pendapatan. Ketika seseorang atau keluarga tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan dasarnya dikarenakan kekurangan dalam pendapatan yang diperolehnya, maka dapat dikatakan miskin. Menurut BAPPENAS (2004) kemiskinan didefinisikan sebagai kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar tersebut antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik.
2
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Menurut Ala (Nurainun dan Kurniati, 2011), kemiskinan itu bersifat multidimensional. Dilihat dari kebijakan umum, maka kemiskinan meliputi aspek primer yang berupa miskin aset, organisasi sosial politik, pengetahuan, keterampilan, dan aspek sekunder yang berupa miskin akan jaringan sosial, sumber-sumber keuangan, dan informasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk mengentaskan kemiskinan secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan melibatkan kerja sama berbagai pihak, khususnya pemerintah.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengentaskan masalah kemiskinan, namun masih belum dapat dikatakan berhasil. Berdasarkan hasil penelitian Prawoto (2009), dalam Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan yang berjudul Memahami Kemiskinan dan Strategi Penanggulangannya, menyatakan bahwa program-program yang telah dijalankan oleh pemerintah banyak mengalami kegagalan, seperti Kredit Usaha Tani (KUT) yang sejak tahun 2000 mengalami gagal total, sehingga diganti dengan program baru yakni program Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang penanganannya diserahkan sepenuhnya kepada bank dan dirasakan masih gagal dalam upaya menghilangkan masalah kemiskinan.
Berdasarkan Profil Kemiskinan di Indonesia September 2013 (BPS, 2014) dinyatakan bahwa:
Pada bulan September 2013, jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan) di Indonesia mencapai 28,55 juta orang (11,47 persen), bertambah sebanyak 0,48 juta orang dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2013 yang sebanyak 28,07 juta orang (11,37 persen). Selama periode Maret–September 2013, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan naik sebanyak 0,30 juta orang (dari 10,33 juta orang pada Maret 2013 menjadi 10,63 juta orang pada September 2013), sementara di daerah perdesaan naik sebanyak 0,18 juta orang (dari 17,74 juta orang pada Maret 2013 menjadi 17,92 juta orang pada September 2013).
3
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
banyak pula yang belum dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan dan pendidikan.
Masalah kemiskinan yang terjadi di setiap daerah tidak terlepas dari kepadatan penduduk di daerah tersebut. Fakta ini memperlihatkan bahwa terdapat suatu hubungan yang positif antara tingkat kepadatan penduduk dan kemiskinan, artinya bahwa semakin tinggi jumlah penduduk per Km2 atau per Ha, semakin kecil ladang untuk bertani, maka semakin kecil kesempatan kerja dan semakin banyak orang yang berpenghasilan di bawah garis kemiskinan (Tambunan, 2002:96).
Sebagaimana menurut data Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Pulau, September 2013 (BPS, 2014), bahwa Pulau Jawa merupakan pulau yang paling banyak penduduk miskinnya apabila dibandingkan dengan pulau lainnya, yakni menyumbang hingga sebesar 15,55 juta jiwa penduduk miskin dengan persentase penduduk miskin yang cukup tinggi yakni 10,98 persen. Hal ini disebabkan jumlah penduduk di Pulau Jawa paling padat apabila dibandingkan dengan pulau lainnya. Sementara itu di Pulau Jawa, Provinsi Jawa Barat menyumbang hingga mencapai 4,3 juta jiwa penduduk miskin di Indonesia.
Begitu pula yang terjadi pada salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat, yakni Kabupaten Bandung Barat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Barat (BPS Jabar, 2013), jumlah keseluruhan keluarga di Kabupaten Bandung Barat yaitu mencapai 388.795 keluarga. Dimana sebanyak 145.645 keluarga atau sebanyak 37,46 persen keluarga di Kabupaten Bandung Barat merupakan keluarga miskin yang terdiri dari Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I.
Keluarga Pra Sejahtera merupakan keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan. Sedangkan Keluarga Sejahtera I merupakan keluarga yang sudah dapat memenuhi kebutuhan yang sangat mendasar, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.
4
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 1.1
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera 1 di Kabupaten Bandung Barat
Tahun 2013
Kab. Bandung Barat 388.795 90.548 55.097 145.645
Sumber: Badan Pusat Statistik KBB, 2013 (data diolah)
5
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Penduduk miskin mempunyai karakteristik tersendiri yang membedakan dengan penduduk lain yang tidak miskin. Berdasarkan hasil penelitian Waluyo (2006) dalam jurnal yang berjudul Studi Tentang Bentuk Kemiskinan Penduduk di Desa Cindogo Kecamatan Tapen Kabupaten Bondowoso, bahwa karakteristik penduduk miskin dilihat dari jenis pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan, usia, dan keberadaan tempat tinggal. Dimana sebagian besar pekerjaan penduduk miskin bekerja sebagai buruh tani sebesar 35,82%, pendapatan per bulan berkisar antara di bawah Rp.100.000 sampai dengan Rp. 400.000, tingkat pendidikan sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar (SD) sebesar 50,75%, Tidak tamat SD sebesar 41,79%, usia penduduk miskin rata-rata berada pada kelompok usia produktif, dimana kelompok umur terbesar pada usia 41 – 45 tahun yaitu sebesar 26,87%, dan keberadaan tempat tinggal sebanyak 53,24% bersifat semi permanen. Menurut staff Bank Dunia dengan menggunakan data hasil Survey Ekonomi Nasinonal (SUSENAS, 1978), rumah tangga miskin pada umumnya mempunyai anggota keluarga banyak, tingkat pendidikan kepala rumah tangga maupun anggota keluarganya rendah, sering berganti pekerjaan dan sebagian mereka yang telah bekerja masih mau menerima tambahan pekerjaan bila ditawarkan.
Kemudian, Rahoyo (2008) berpendapat bahwa masyarakat miskin biasanya memiliki sikap mental yang buruk, seperti kebiasaan hidup boros, tidak mau bekerja keras, dan menyerah pada nasib. Ketika seseorang memiliki sikap mental yang buruk, maka secara tidak langsung seseorang tersebut menjerumuskan diri ke dalam jurang kemiskinan.
Selain itu, Koentjaraningrat (1985) menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia terutama rakyat pedesaan di Jawa adanya sikap mental yang rendah.
Selanjutnya menurut Sumodiningrat (Nurlita, 2011:48), bahwa secara umum masyarakat miskin ditandai dengan ketidakberdayaan/ketidakmampuan (powerless) dalam hal:
6
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan kegiatan usaha produktif (unproductiveness). 3. Menjangkau sumber daya sosial dan ekonomi (inacceribility).
4. Menentukan nasibnya sendiri serta senantiasa mendapatkan perlakuan diskriminatif, mempunyai perasaan ketakutan dan kecurigaan, serta sikap apatis dan fatalistik (vulnerability).
5. Membebaskan diri dari mental budaya miskin serta senantiasa merasa mempunyai martabat dan harga diri yang rendah (no freedom for poor). Mengacu pada berbagai argumen tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penduduk miskin erat kaitannya adalah umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan rendah, bermata pencaharian sebagai buruh tani, pendapatan rendah, mempunyai beban tanggungan banyak, serta memiliki sikap mental yang rendah, (Waluyo, 2006; SUSENAS, 1987; Rahoyo, 2008; Koentjaraningrat, 1985; Nurlita, 2011).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai kemiskinan di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat. Adapun judul yang akan penulis angkat adalah:
“Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin di Kecamatan
Rongga Kabupaten Bandung Barat (Suatu Kasus pada Penduduk Miskin di
Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang dikemukakan di atas, bahwa rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana profil penduduk miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung?
2. Bagaimana gambaran sikap mental penduduk miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat?
7
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui profil penduduk miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat.
2. Untuk mengetahui gambaran sikap mental penduduk miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat.
3. Untuk mengetahui gambaran sikap mental penduduk miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat dilihat berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pendapatan, mata pencaharian, dan beban tanggungan.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan bisa memperkaya ilmu pengetahuan dan memberikan sumbangan pemikiran, khususnya tentang kemiskinan di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat.
b. Manfaat Praktis
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Arikunto (2006:118), objek penelitian adalah variabel penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah sikap mental penduduk miskin. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu kepala keluarga miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sukmadinata (2006) merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode survey deskriptif.
Menurut Siregar (2011) penelitian survei adalah penelitian dengan tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap variabel-variabel yang diteliti, sedangkan menurut Kerlinger (Siregar, 2011) karakteristik penelitian survey adalah sebagai berikut :
1) Objek penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel, sosiologis, maupun psikologis.
2) Penelitian survei pada umumnya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam.
3) Metode survei ini tidak memerlukan kelompok kontrol seperti pada halnya metode eksperimen.
40
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
melakukan pengujian hipotesa. Oleh karena itu, penelitian ini tidak bermaksud untuk menguji hipotesis. Penelitian ini lebih memberikan tekanan pada deskripsi suatu variabel tanpa menghubungkan dengan variabel lain, sehingga informasi yang diperoleh sesuai dengan keadaan yang ada pada saat penelitian dilakukan.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat yaitu sebanyak 9.216 keluarga.
3.3.2 Sampel
Menurut Arikunto (2010:174), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiarto (2001:2) sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilah dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Dalam penelitian ini menggunakan pengambilan sampel dengan teknik Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada di dalam populasi. Hasil sampel yang ada disebar ke 8 desa, yaitu Desa Cicadas, Desa Cibedug, Desa Sukamanah, Desa Bojong, Desa Bojongsalam, Desa Cinengah, Desa Sukaresmi, Desa Cibitung.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan rumus yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan yang diambil yakni 5%. Adapun rumus pengambilan sampel tersebut adalah sebagai berikut :
41
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
S = Ukuran sampel N = Ukuran populasi
P = Proporsi dalam populasi (0,5) d = Ketelitian (error) (0,05)
λ2
= Harga tabel chi-kuadrat (dk = 1) N = Jumlah populasi
Maka,
Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 369 kepala keluarga (dibulatkan). Adapun rumus untuk menentukan ukuran sampel adalah sebagai berikut:
dimana:
N : ukuran populasi
Ni : ukuran populasi stratum ke 1 n : ukuran sampel keseluruhan ni : ukuran sampel
42
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.1
Sampel KK Miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat
No Desa Jumlah keluarga
miskin Ukuran Sampel
1 Cicadas 1.395
2 Cibedug 795
3 Sukamanah 1.995
4 Bojong 1.173
5 Bojongsalam 876
6 Cinengah 1.502
7 Sukaresmi 462
8 Cibitung 1.018
Jumlah 9.216 369 orang
Sumber: Badan Pusat Statistik, KBB( data diolah)
3.4 Operasional Variabel
43
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2 Operasional Variabel
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR No Instrumen
Sikap Mental (Y) Sikap seseorang yang telah ditumbuhkan di dalam jiwa dan hati
seseorang untuk
merespon segala
stimulus yang di
berikan terhadap diri dan lingkungannya 2. Optimis hidup lebih
44
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(Kluckhohn, Koentjaraningrat, 1985)
4. Kepedulian terhadap alam 5. Menguasai alam
45
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Menurut Arikunto (2006:129) yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah :
a. Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat b. Referensi studi pustaka, jurnal, artikel, dan lain-lain.
Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data primer yang diperoleh dari responden yaitu dari jumlah kepala keluarga miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat.
b. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan setempat, buku-buku, dan Internet.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri, peneliti terjun langsung ke lapangan agar dapat memahami kenyataan yang terjadi di lapangan sesuai dengan konteksnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi yaitu pengamatan secara langsung peneliti kepada objek penelitian untuk mendapatkan gambaran secara langsung. Observasi ini dilakukan di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat.
2. Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. (Arikunto,2010:194).
3. Wawancara
46
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Studi literatur yaitu mempelajari buku-buku sumber untuk mendapat data atau informasi tertulis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data teoritis yang sekiranya dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan dapat menunjang hasil dari penelitian tersebut.
5. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
3.7 Instrumen Penelitian
Dalam suatu penelitian, alat pengumpulan data atau instrument penelitian akan menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tentang sikap mental penduduk miskin.
Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2012:93).
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai dengan sangat negatif. Skala jawaban yang digunakan adalah sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah 2 = Tidak Setuju/Jarang
3 = Ragu/Kadang-kadang 4 = Setuju/Sering
5 = Sangat Setuju/Selalu
47
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari responden mengenai sikap mental.
2. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu keluarga miskin di Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat.
3. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.
4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. 5. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis
jawaban yang sifatnya tertutup.
6. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal. 7. Menyebarkan angket.
8. Mengelola dan menganalisis angket.
Selanjutnya agar hasil penelitian rudak bias dan diragukan kebenaranya, maka alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Untuk itu terhadap angket yang diberikan kepada responden dilakukan dua macam tes, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
3.7.1 Uji Validitas
Menurut Arikunto (2010:211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Rumus yang digunakan untuk mencari nilai korelasinya penulis menggunakan rumus Pearson Product Moment (Sugiyono,2008:248) dengan rumus sebagai berikut :
48
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
n = Jumlah sampel
∑Xi = Jumlah skor suatu item ∑Xtot = Jumlah total skor jawaban
∑Xi2 = Jumlah kuadrat skor jawaban suatu item ∑Xtot2 = Jumlah kuadrat total skor jawaban
∑XiXtot = Jumlah perkalian skor jawaban dengan total skor
Dengan menggunakan taraf signifikan
= 0,05 koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dibandingkan dengan nilai dari tabel korelasi nilai r dengan derajat kebebasan (n-2), dimana n menyatakan jumlah banyaknya responden dimana :r hitung > r 0,05 = valid r hitung r 0,05 = tidak valid.
Instrumen yang valid merupakan salah satu syarat untuk menghasilkan penelitian yang valid pula. Berikut ini merupakan hasil uji validitas masing-masing indikator:
Tabel 3.3
Uji Validitas Instrumen Hakekat Hidup
Indikator
Sumber: Lampiran C (data diolah)
Tabel 3.4
Uji Validitas Instrumen Hakekat Karya
49
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
9 0,24 0,10 Valid
10 0,75 0,10 Valid
Sumber: Lampiran C (data diolah)
Tabel 3.5
Uji Validitas Instrumen Hakekat Waktu
Indikator
Sumber: Lampiran C (data diolah)
Tabel 3.6
Uji Validitas Instrumen Hakekat Terhadap Sesama
Indikator
Sumber: Lampiran C (data diolah)
Tabel 3.7
Uji Validitas Instrumen Hakekat Terhadap Alam
Indikator
Sumber: Lampiran C (data diolah)
50
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Arikunto (2010:221) mengemukakan bahwa reliabilitas menunjukkan pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini juga mengunakan bantuan Microsoft Excel 2010.
Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Spearman-Brown. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :
1. Mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belah pertama dan kelompok skor butir bernomor genap sebagai belah kedua.
2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan diperoleh harga rxy dengan menggunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu :
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
N = Jumlah responden
∑X = Jumlah skor X
∑Y = Jumlah skor Y
∑XY = Jumlah skor X dan skor Y
3. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu :
Keterangan :
r11 = Reliabilitas instrumen
r1/21/2 = rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen.
51
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Jika r11 > rtabel dikatakan reliabel.
Jika r11 < rtabel dikatakan tidak reliabel.
Hasil uji reliabilitas pada masing-masing indikator variabel ditunjukkan dalam Tabel 3.8.
Tabel 3.8
Uji Reliabilitas
Indikator Variabel r hitung r tabel Kriteria
Hakekat Hidup 0,44 0,10 Reliabel
Hakekat Karya 0,56 0,10 Reliabel
Hakekat Waktu 0,41 0,10 Reliabel
Hakekat Terhadap Sesama 0,59 0,10 Reliabel
Hakekat Terhadap Alam 0,55 0,10 Reliabel
Sumber: Lampiran C (data diolah)
3.8. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif sehingga teknik analisis data yang digunakan adalah pengolahan data statistika deskriptif, menurut Siregar (2011), statistika deskriptif adalah statistika yang berkenaan dengan bagaimana cara mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan data sehingga mudah dipahami.
3.8.1 Rata – Rata Hitung (Mean)
Menurut Siregar (2011) rata-rata hitung adalah jumlah dari serangkaian data dibagi dengan jumlah data. Rumus untuk mencari rata-rata hitung (mean) adalah sebagai berikut :
dimana :
: rata-rata hitung (mean) : jumlah nilai setiap data : jumlah data
52
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Menurut Siregar (2011) modus adalah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berdistribusi atau nilai yang paling sering muncul dalam suatu kelompok data. Menghitung modus dengan data tunggal dapat dilakukan dengan sederhana yaitu dengan mencari nilai yang paling sering muncul di antara sebaran data.
3.8.3 Median
Median (Me) menurut Siregar (2011) adalah nilai tengah dari suatu gugusan data yang telah disusun dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil. Rumus yang digunakan untuk menghitung median adalah sebagai berikut :
Dimana : n : jumlah data
3.8.4 Uji Median Extention
Uji median extention (perluasan uji median) digunakan untuk menguji apakah beberapa populasi darimana sampel diambil mempunyai median yang sama. Hipotesis statistiknya menyatakan bahwa populasi-populasi darimana sampel diambil mempunyai median yang sama. (Wijaya, 2000:87).
Hipotesis: H0: populasi-populasi mempunyai median yang sama
H1: tidak semua populasi mempunyai median yang sama
Pengambilan keputusan:
Jika nilai signifikansi > α (0,05) maka terima H0 dan tolak H1, sedangkan
jika nilai signifikansi ≤ α (0,05) maka tolak H0 dan terima H1.
3.8.5 Crosstabs
53
Aghnita Septiarti, 2014
Studi Deskriptif Sikap Mental Penduduk Miskin
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu