• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Dengan Metode Eksperimen Di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Ajaran 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Dengan Metode Eksperimen Di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Ajaran 2012/2013."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN

METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A

TK 01 NGLEBAK TAWANGMANGU

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Anak Usia Dini

Disusun oleh

SRIYANTI

A 520091049

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SAINS DENGAN METODE EKSPERIMEN DI KELOMPOK A TK 01 NGLEBAK TAWANGMANGU

TAHUN PELAJARAN 2012/2013

SRIYANTI, A520091049, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta

2013, 147 halaman

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan sains pada anak dengan menerapkan metode eksperimen di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan dilaksanakan melalui tiga siklus dan tiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik Kelompok A di TK 01 Nglebak Tawangmang tahun pelajaran 2012/2013, yang berjumlah 18 anak. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur penelitian dilakukan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data dianalisis dengan teknik komparatif. Kriteria ketuntasan atau KKM pada penelitian ini adalah jika jumlah nilai indikator yang dicapai anak 39. Hasil penelitian menunjukkan prosentase jumlah anak yang nilai kemampuan sainsnya sudah mencapai KKM pada setiap siklusnya, yaitu sebelum tindakan (prasiklus) prosentase jumlah anak yang sudah tuntas sebesar 44% (8 anak), kemudian setelah diberi tindakan menggunakan metode eksperimen pada siklus I meningkat menjadi 61% (11 anak), pada siklus II meningkat menjadi 72% (13 anak), dan pada siklus III meningkat menjadai dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. (UU No 20 tahun 2003)

(3)

dikembangkan berdasarkan aspek perkembangan anak, meliputi: perkembangan moral dan nilai-nilai agama, perkembangan sosial emosional dan kemandirian, perkembangan bahasa, perkembangan kognitif, perkembangan fisik/motorik dan perkembangan seni.

Salah satu lingkup perkembangan kognitif pada anak usia dini adalah sains. IPA merupakan salah satu bidang ilmu yang dapat memfasilitasi keingintahuan anak terhadap kehidupan ini, namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan ternyata sains juga penting untuk dikembangkan pada anak usia dini dengan tujuan agar anak-anak memiliki kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga anak-anak terbantu dan menjadi terampil dalam menyelesaikan berbagai hal yang dihadapinya. Leeper 1994 dalam Nugraha (2008: 14).

Pelaksanaan pembelajaran sains hendaknya menempatkan aktifitas nyata bagi anak, memberi kesempatan kepada anak untuk bersentuhan langsung dengan obyek yang akan atau sedang dipelajarinya. Sri (2006) dalam Harianja (2011: 4) Kenyataan di lapangan, pembelajaran sains di kelompok A TK 01 Nglebak, Tawangmangu, Karanganyar menunjukkan adanya berbagai hambatan dalam kegiatan pembelajarannya. Hal ini diindikasikan dengan kurang aktifnya anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Mereka tidak berpartisipasi secara aktif untuk ikut dalam proses belajar, dengan kata lain anak-anak pasif dan tidak terlibat secara langsung dalam proses belajar sains, sehingga kemampuan sains anak masih sangat rendah.

Penyebab lain rendahnya kemampuan sains pada anak adalah faktor guru. Guru belum menemukan metode dalam melakukan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan sains anak yang sesuai dan tepat dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Metode yang dimaksud diharapkan agar anak tidak tertekan dan terpaksa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu metode yang digunakan diharapkan agar anak tidak pasif dan ikut dilibatkan secara langsung, sehingga anak merasa senang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sains.

(4)

metode eksperimen adalah suatu cara penyampaian materi pelajaran yang mana anak secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya. Dalam pembelajaran eksperimen anak secara total dilibatkan dalam melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu

objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses.

Berdasarkan permasalahan di atas, untuk meningkatkan kemampuan sains pada kelompok A di TK 01 Nglebak Tawangmangu akan dilaksanakan kegiatan pembelajaran sains dengan metode eksperiman. Dengan metode tersebut diharapkan dapat melibatkan anak aktif belajar, baik secara mental, intelektual, fisik maupun sosial, dengan harapan hasil belajar anak dalam hal kemampuan sains meningkat. Hal inilah yang menarik peneliti, untuk mengadakan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Sains Dengan Metode Eksperimen Di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013”

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan menggunakan jenis penelitian ini diharapkan akan mendapat informasi yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktik pembelajaran di dalam kelas secara profesional. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mempunyai ciri khusus yaitu adanya tindakan (action) yang nyata. Dimana tindakan itu dilaksanakan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis yang memang masalah tersebut benar-benar dihadapi oleh guru. Arikunto, ( 2007: 58).

(5)

kemampuan interpersonal pada anak kelompok B di TK 01 Nglebak Tawangmangu melalui metode pembelajaran bermain peran yang dilakukan oleh guru.

Rancangan penelitian yang digunakan tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai, seperti yang telah didesain dalam indikator-indikator yang diamati untuk mengetahui permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan sains anak kelompok A di TK 01 Nglebak Tawangmangu terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan berpedoman pada refleksi awal, maka prosedur pelaksanaan penelitian melalui tahapan atau siklus, yang setiap siklus berisi empat langkah yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi.

Tempat penelitia ini berlokasi di TK 01 Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganayar. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok A TK 01 Nglebak Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganayar. Penelitian dilaksanakan secara bertahap, selama 5 bulan dimulai pada bulan September 2012 - Januari 2013. Dalam penelitian ini bertindak sebagai subjek adalah anak Kelompok A Taman Kanak-kanak 01 Nglebak, Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah peningkatan kemampuan sains melalui metode eksperimen pada anak kelompok A di TK 01 Nglebak Tawangmangu tahun pelajaran 2012/2013.

(6)

pembelajaran bermain peran untuk meningkatkan kemampuan interpersonal berisi tentang pendahuluan (kegiatan awal), kegiatan inti, istirahat dan kegiatan akhir (penutup) yang dilakukan pada waktu pembelajaran berlangsung.(3) Lembar catatan lapangan yang digunakan untuk mencatat semua kejadian yang terjadi di luar perencanaan atau pencatatan permasalahan-permasalahan yang muncul pada waktu di laksanakan kegiatan

Analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian dan untuk membuktikan hipotesis tindakan yang telah dirumuskan. Pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini digunakan analisis berdasarkan observasi proses kegiatan pembelajaran maupun dari hasil tindakan yang telah dilakukan. Teknik analsis yang digunakan adalah teknik komparasi (comparation) Analisis data dari observasi terhadap guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran dilakukan untuk melakukan refleksi agar peneliti dapat menentukan tindakan yang akan di ambil pada siklus berikutnya. Analisis data terhadap anak dilakukan beberapa tahap sebgai berikut (1) Menjumlah skor yang dicapai setiap anak pada semua indikator. (2) Membuat tabulasi skor observasi peningkatan kemampuan interpersonal pada anak yang terdiri dari nomor, nama anak, indikator, jumlah skor, rata-rata individu, KKM, Ketuntasan. (3) Menghitung peningkatan kemampuan interpersonal anak melalui penggunaan metode bermain peran (4) Membandingkan jumlah skor indikator yang dapat dicapai pada setiap anak dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan peneliti. Penelitian pada setiap siklus akan berhasil jika anak sudah mencapai KKM (≥KKM) yang telah ditentukan peneliti pada setiap siklusnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(7)

kegiatan menggunakan metode eksperimen. Akan tetapi tidak semua anak dapat berkembang sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan sebelumnya.

Pada siklus I peneliti mentargetkan tingkat pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan sains anak dalam satu kelas ≥ 60%. Hal ini sudah bisa dikatakan berhasil karena pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan sains anak sudah bisa mencapai target yang diharapkan yaitu sebesar 61%. Pada siklus II peneliti mentargetkan tingkat pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan sains anak ≥70%, sedangkan pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan sains anak mencapai 72%. Sehingga pencapain prosentase ketuntasan kemampuan sains pada siklus II bisa dikatakan sudah mencapai target yang diharapkan. Dari siklus I sampai dengan siklus II peningkatan prosentase pencapaian kemampuan sains anak hanya mencapai 11%. Hal ini disebabkan mulai adanya kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran karena metode eksperimen sudah pernah dilakukan dalam siklus I dan pelaksanaan kegiatan kurang bervariasi. Anak merasa bosan dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan eksperimen, pada siklus II. Selain itu terdapat beberapa indikator yang masih sulit dicapai anak dalam waktu yang singkat.Indikator yang sulit dicapai anak tersebut adalah indikator 5, 6, dan 7 yaitu menjelaskan proses pertumbuhan tanaman, menerangkan penyebab tanaman mati, dan menceritakan terkjadinya gelap maupun terang.

Pada siklus III pencapaian prosentase ketuntasan kemampuan sains anak sebesar 88%. Peningkatan prosentase jumlah anak dalam satu kelas yang pencapaian nilai kemampuan sainsnya mencapai KKM atau ≥ 39 dari siklus II ke siklus III sebesar 16%. Peningkatan ini lebih besar dibandingkan pada peningkatan dari siklus I ke siklus II yang hanya mencapai 11%. Hal tersebut dikarenakan pada siklus III ini pelaksanaan kegiatan eksperimen dilakukan dengan lebih variatif dan menarik, yaitu dengan mengoptimalkan penggunaan alat/media, anak diberi kebebasan memilih perannya sendiri dan dengan diberikannya hadiah/reward.

(8)

pertumbuhan yanaman dan menerangkan penyaba tanaman mati. Mayoritas anak dapat melihat, mengetahui bahkan mengalami sendiri tentang pertumbuhan dan kematian pada tanaman, tetapai anak cenderungg ach dan tidak memperhatikan hal tersebut, sehingga anak mengalami kesulitan ketiak diminta untuk menjelaskan pertumbuhan tanaman dan penyebab kematian tyanaman. Kesulitan anak adalh dalam hal mengungkapkan hasil eksperimen secara sistematis sehingga mudah dipahami.

Berdasarkan fakta di lapangan dengan adanya peningkatan-peningkatan prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang terjadi di setiap siklusnya, maka peneliti menyatakan bahwa selain metode dan media pembelajaran, guru juga sangat berpengaruh bagi perkembangan anak didik guna mewujudkan tujuan pembelajaran yang optimal.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu, diketahui bahwa penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan kemampuan sains anak di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu Tahun Pelajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang sudah mencapai KKM yang ditentukan peneliti (sudah tuntas) pada setiap siklusnya.

Prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang sudah mencapai KKM atau tuntas di Kelompok A TK 01 Nglebak Tawangmangu sebelum tindakan atau prasiklus adalah sebesar 44%, prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang sudah tuntas setelah tindakan pada siklus I meningkat menjadi 61%, prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang sudah tuntas setelah tindakan pada siklus II meningkat menjadi 72%, sedangkan prosentase ketuntasan kemampuan sains anak yang sudah tuntas setelah tindakan pada siklus III meningkat menjadi 88%.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, suharsmi dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Djamarah, Syaiful B. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Depdiknas.2004. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan RaudhatulAthfal. Jakarta: Depdiknas.

Harianja, Sri Indriani.2011. Upaya Peningkatan Kemampuan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Dalam Memecahkan Masalah Pada Pembelajaran Sains Melalui PenggunaanMetode Eksperimen (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Anak Kelompok B Tk Plus Tunas Bangsa Bandung Tahun Ajaran 2010/2011). Bandung: FIP UPI

Hidayah, Noer Ratna. 2010. Upaya Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Melalui Bermain Sains Tinta Transparandi Play Group Aisyiyah 20 Pajang. Surakarta: UMS (Tidak diterbitkan)

Jamaris, M. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Dini Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Grasindo

Moelong, Lexy, J. 2009. Metodelogi Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja Rosda karya

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya

Mumpuni, Rizki. 2010. Penerapan Metode Bermain Sains Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Laboratorium. Malang: Universitas Negeri Malang (Tidak diterbitkan)

Nugraha, Ali, 2008.Pengembangan Pembelajaran Sains pada Anak Usia Dini. Jakarta: Dirjen Dikti.

Permendiknas. 2010. Kurikulum Taman Kanak-Kanak (TK). Jakarta: Permendiknas

Ramli. 2005. Pendampingan Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta:

Depdiknas

Roestiyah, N.K. 2001. Sta tegi Bela ja r Menga ja r . Jakarta: Rineka Cipta

(10)

Bandung: FIP UPI

Sagala, Saiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu MemecahkanMasalah Problematika Belajar Mengajar. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. 2009. P enelitia n Tinda ka n Kela s. Jakarta: Kencana Premada Media Group

Sari, Atikah.2006. Penggunaan Pendekatan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Anak SD. Bandung: FIP UPI

Sudirman, 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV Bandung

Sujiono, Yuliani N dkk. 2008. Metode P engemba nga n Kognitif. Modul Edisi I. Bandung: Universitas Terbuka

Suyanto, S. 2005. Da sa r -Da sa r P endidika n Ana k Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat Publishing

Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Ber ma in, Ma ina n da n P er ma ina n. Jakarta: Grasindo

Yulianti, D. 2010. Bermain Sambil Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak.

Jakarta: PT Indeks

(11)

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Pengaruh Tipe Basis Krim

Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam upaya yang dilakukan orang tua dalam menanamkan nilai rukun pada remaja dalam kehidupan sehari-hari dan mengetahui sikap

Untuk jenis retribusi jasa usaha , pemerintah daerah dimungkinkan melakukan pemungutan 11 (sebelas) jenis, antara lain : (i) retribusi pemakaian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis bagaimana PPTKIS sebagai perusahaan yang terlibat secara langsung dalam penempatan TKI ke luar negeri dapat

Adapun peningkatan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari perolehan nilai siswa dalam Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung yang meningkat dalam kualitas belajar

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran fisika dengan media satket dan media interaktif, motivai belajar, gaya belajar dan

Mathematics Department on Behalf of Faculty of Sciences Brawijaya University.. III IlJis

Diploma III Teknik Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Alam, Universitas Sebelas Maret. Sistem keamanan hotspot merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu