• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/ 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/ 2015."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN

TAHUN AJARAN 2014/ 2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Wahyu Angga Raditya NIM 11108241126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

i

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN

TAHUN AJARAN 2014/ 2015

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Wahyu Angga Raditya NIM 11108241126

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)

v

MOTTO

“Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha

Pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

( Terjemahan Q.S Al- „Alaq 1-5 )

“Seringkali dibutuhkan keberanian yang lebih besar untuk membaca buku daripada untuk bertempur di medan perang.”

(7)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

1. Orang tua tercinta, Bapak Subagyo dan Ibu Dwi Erni Rahayuningsh,

terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan, untaian doa, dan motivasi

yang telah diberikan.

2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.

(8)

vii

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN

TAHUN AJARAN 2014/ 2015

Oleh

Wahyu Angga Raditya NIM 11108241126

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD se-Gugus III Seyegan Sleman tahun ajaran 2014/2015.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD se-Gugus III Seyegan Sleman dengan jumlah 178 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling kuota dengan jumlah sampel 125 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, dan studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi sederhana

Pearson Product Moment.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan harga koefisien korelasi rhitung (0,311)

> rtabel (0,176) pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah N=125. Harga koefisien

korelasi tersebut mengindikasikan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD se-Gugus III Seyegan Sleman tahun ajaran 2014/2015. Hal ini memiliki arti bahwa setiap kenaikan variabel minat baca akan mempengaruhi kenaikan variabel prestasi belajar IPS.

(9)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Minat Baca dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus III Seyegan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015”.

Peneliti menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena

itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak/

Ibu di bawah ini.

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin dan

kesempatan untuk menyelesaikan studi S1 PGSD di FIP Universitas Negeri

Yogyakarta.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah

memberikan izin dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Wakil Dekan I FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin

untuk melakukan penelitian.

4. Ketua Jurusan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk

memaparkan gagasan dalam skripsi ini.

5. Ibu Suyatinah, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing

dengan penuh kesabaran, perhatian, dan ketulusan hingga peneliti dapat

(10)
(11)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI ... 8

A. Minat Baca ... 8

1. Pengertian Minat ... 8

2. Pengertian Membaca ... 9

3. Pengertian Minat Baca ... 9

B. Tujuan Membaca ... 10

C. Prestasi Belajar ... 12

1. Pengertian Prestasi ... 12

(12)

xi

3. Pengertian Prestasi Belajar ... 14

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15

E. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 20

1. Pengertian IPS ... 20

2. Tujuan IPS ... 21

F. Karakteristik Siswa SD Kelas V ... 23

G. Peranan Minat Baca dalam Pembelajaran IPS di SD Kelas V ... 24

H. Penelitian yang Relevan ... 27

I. Kerangka Pikir ... 28

J. Hipotesis Penelitian ... 29

K. Definisi Operasional ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Pendekatan Penelitian ... 32

B. Desain Penelitian ... 32

C. Variabel Penelitian ... 33

D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

1. Waktu Penelitian ... 34

2. Tempat Penelitian ... 34

E. Populasi dan Sampel ... 34

1. Populasi Penelitian ... 34

2. Sampel Penelitian ... 35

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

1. Angket ... 36

2. Studi Dokumenter ... 37

G. Instrumen Penelitian ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 45

1. Analisis data Deskriptif ... 45

2. Uji Normalitas dan Uji Linieritas ... 46

3. Analisis Pengujian Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

(13)

xii

1. Minat Baca ... 49

2. Prestasi Belajar IPS ... 52

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 54

1. Uji Normalitas ... 54

2. Uji Linieritas ... 55

C. Uji Hipotesis ... 56

D. Pembahasan ... 57

E. Keterbatasan Penelitian ... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS

Kelas 5 Semester 1. ... 26

Tabel 2 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Siswa Kelas V SD se Gugus III Seyegan Sleman... 35

Tabel 3 Kisi-Kisi Angket Minat Baca ... 39

Tabel 4 Interpretasi Nilai r ... 45

Tabel 5 Perhitungan Kategori... 46

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Minat Baca ... 50

Tabel 7 Data Deskriptif Minat Baca... 50

Tabel 8 Tingkat Minat Baca Siswa ... 51

Tabel 9 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS... 52

Tabel 10 Data Deskriptif Prestasi Belajar IPS ... 53

Tabel 11 Tingkat Prestasi Belajar IPS Siswa ... 53

Tabel 12 Hasil Uji Normalitas... 55

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Angket Sebelum dilakukan Uji Coba Instrumen ... 67

Lampiran 2 Tabulasi Skor Hasil Uji Coba Instrumen ... 70

Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Baca ... 76

Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Baca ... 89

Lampiran 5 Angket Setelah dilakukan Uji Coba Instrumen ... 80

Lampiran 6 Tabulasi Skor Hasil Penelitian Minat Baca ... 83

Lampiran 7 Tabulasi Skor Prestasi Belajar IPS ... 95

Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas ... 96

Lampiran 9 Hasil Uji Linieritas ... 97

Lampiran 10 Hasil Analisis Korelasi Sederhana ( X dengan Y) ... 98

Lampiran 11 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 99

Lampiran 12 Surat Izin Uji Coba Instrumen dari Fakultas ... 103

Lampiran 13 Surat Keterangan Uji Coba Instrumen ... 105

Lampiran 14 Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 107

Lampiran 15 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA SLEMAN ... 108

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

informasi semakin pesat. Perkembangan tersebut menuntut masyarakat untuk

terus meningkatkan kualitas dalam diri. Manusia harus terus melakukan

kegiatan belajar sebagai usaha menyiapkan diri mengadapi perkembangan

tersebut. Kegiatan belajar yang efektif salah satunya dilakukan dengan

kegiatan membaca.

Membaca merupakan kegiatan yang berperan penting dalam kehidupan

manusia. Kegiatan membaca tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.

Setiap aspek kehidupan manusia melibatkan aktivitas membaca di dalamnya.

Kegiatan membaca dapat memberikan manusia berbagai informasi yang

dibutuhkan. Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan Farida Rahim (2008:

1) yang mengungkapkan melalui membaca dapat memeroleh pengetahuan

dan wawasan baru. Pengetahuan yang dimiliki tersebut dapat membantu

manusia menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan,

sedngkan tanpa pengetahuan, tentunya manusia akan kesulitan dalam

mengatasi setiap masalah yang ditemukan.

Kebiasaan membaca telah menjadi salah satu kebutuhan hidup di

negara-negara maju. Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia kebiasaan membaca

masih sangat rendah.Menurut Hanif Ridho Ansyori (2013) berdasarkan

laporan UNDP, Indonesia menempati peringkat ketiga dari bawah dalam

(18)

2

bawah Indonesia. Selain itu, menurut Rachmad Faisal Harahap (2014)

berdasarkan hasil penelitian Programme for International Student Assessment

(PISA) 2012 peringkat pendidikan Indonesia, terutama di bidang matematika,

sains, dan membaca berada pada urutan ke-64 dari 65 negara.

Pada usia Sekolah Dasar siswa ditekankan untuk belajar membaca,

menulis, dan berhitung. Kecakapan ini diperlukan siswa sebagai landasan,

wahana, dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar pada ilmu pengetahuan

lebih lanjut. Tanpa penguasaan tersebut, siswa akan kesulitan dalam

menguasai ilmu pengetahuan. Hal tersebut sesuai pendapat Sabarti Akhadiah

(1993: 37) bahwa membaca merupakan syarat utama seseorang mempelajari

kemampuan yang lain. Oleh karena itu, membaca merupakan salah satu

kegiatan utama dalam proses belajar siswa di sekolah. Selain itu, siswa

dituntut untuk melakukan kegiatan membaca pada hampir semua mata

pelajaran. Hal tersebut dilakukan agar siswa mendapatkan informasi dan

pengetahuan baru yang di terdapat pada setiap mata pelajaran. Pada akhirnya

siswa yang kurang membaca hanya memiliki sedikit informasi dan

pengetahuan dari proses pembelajaran yang seharusnya didapatkan dari buku

bacaan. Sejalan dengan hal tersebut, Zainuddin (1992: 124) menyatakan

membaca adalah kegiatan melihat tulisan untuk mengerti isi bacaan tersebut.

Pada usia Sekloah Dasar kelas tinggi (9/10 tahun-13 tahun) siswa sudah

mulai memiliki minat terhadap aktivitas tertentu di luar dirinya. Hal tersebut

berdasarkan pendapat Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 116) yang mengemukakan

(19)

3

terhapad pelajaran-pelajaran khusus. Minat tersebut timbul karena dianggap

sesuai dengan kebutuhannya.

Kebiasaan rajin membaca yang dilakukan oleh siswa sangat ditentukan

oleh minat terhadap aktivitas tersebut. Menurut Farida Rahim (2007:28) salah

satu faktor yang dapat memengaruhi kegiatan membaca adalah minat.

Dengan minatsiswa akan terdorong untuk melakukan kegiatan membaca.

Senada dengan pendapat tersebut, Muhibbin Syah (2010: 133) menyatakan

minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan

yang besar terhadap sesuatu.

Tingginya minat baca para siswa dapat menjadi indikasi tingkat

pemahaman dan penguasaan materi pelajaran yang didapatkan dari

sekolah.Semakin besar minat baca maka akan semakin tinggi intensitas

kegiatan membaca. Minat yang tinggi pada siswa akan meningkatkan

kuantitas maupun kualitas membaca. Hal tersebut senada dengan pernyataan

Muhibbin Syah (2010: 134) bahwa minat dapat memengaruhi pencapaian

dalam hal tertentu. Secara kuantitas, siswa dengan minat baca yang tinggi

akan lebih banyak membaca daripada siswa yang memiliki minat baca

rendah. Sedangkan secara kualitas, siswa dengan minat baca yang tinggi akan

lebih memahami isi dan pesan bacaan daripada siswa yang memiliki minat

baca rendah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD di gugus III Seyegan,

pembelajaran yang dilakukakan masih bersifat konvensional. Hal tersebut

(20)

4

didapatkan siswa masih banyak berorientasi pada guru karena guru masih

mendominasi proses pembelajaran. Saat ini, siswa dituntut untuk aktif dalam

proses pembelajaran karena banyak sumber belajar yang dapat digunakan

selain dari penjelasan guru, seperti dari buku bacaan. Maka dari itu, siswa

harus lebih rajin membaca buku agar dapat memahami materi yang diajarkan

sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi bermakna.

Kegiatan membaca para siswa sekolah dasar di luar jam pelajaran

biasanya dilakukan di perpustakaan. Jika pada jam istirahat perpustakaan

sekolah banyak dikunjungi siswa, hal ini menunjukkan bahwa minat baca

siswa tinggi. Pada kenyataannya di SD se gugus III Seyegan hanya sedikit

siswa yang terlihat mengunjungi perpustakaan saat jam istirahat. Berdasarkan

pengamatan yang dilakukan, kebanyakan dari siswa lebih senang

menghabiskan waktu untuk bermain dan makan di kantin daripada membaca.

Menurut siswa membaca merupakan kegiatan yang membosankan dan

membuat lelah. Siswa melakukan kegiatan membaca hanya saat akan ujian

dan mendapat perintah dari guru.

Sabarti Akhadiah, dkk (1993: 37) mengemukakan bahwa membaca

merupakan syarat utama seseorang untuk dapat mempelajari kemampuan

yang lain. Siswa yang membaca dapat memahami dan mengerti materi-materi

yang disampaikan oleh guru dengan lebih baik. Salah satu mata pelajaran di

sekolah dasar yang menuntut siswa untuk melakukan kegiatan membaca

(21)

5

Mata pelajaran IPS pada SD/MI disampaikan secara terpadu yang terdiri

dari sejarah, ekonomi, dan geografi. Oemar Hamalik (1992: 3)

mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang studi

yang merupakan kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata

pelajaran, seperti ilmu bumi, ekonomi-politik, sejarah, anthropologi, dan

sebagainya. Dalam mata pelajaran ini, siswa dihadapkan dengan

persoalan-persoalan manusia dan sekelilingnya. Melihat hal tersebut mata pelajaran IPS

memuat materi yang sangat luas karena siswa dihadapkan pada permaslahan

yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya (Etin Solihatin dan Raharjo.

2008: 15).

Setelah melakukan wawancara dengan guru di SD se gugus III Seyegan,

diketahui bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih

tergolong rendah jika dibandingkan dengan empat mata pelajaran pokok yang

lainnya. Prestasi belajar rata-rata yang berhasil dicapai siswapada mata

pelajaran IPS 75,87, Matematika 78,25, IPA 76,35, Bahasa Indonesia 80 , dan

PKn 79,57.

Guru menambahkan bahwa beberapa siswa dengan minat baca yang

tinggi ditemukan memiliki prestasi belajar IPS yang baik, sedangkan

kebanyakan dari siswa yang memiliki prestasi belajar IPS kurang adalah

siswa dengan minat baca rendah. Hal tersebut dikarenakan penguasaan materi

siswa pada mata pelajaran IPS yang masih kurang. Selain itu, siswa

menambahkan bahwa materi dalam mata pelajaran IPS sangat banyak dan

(22)

6

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyadari akan manfaat dari

minat baca yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan pencapaian

prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus III Seyegan Sleman. Maka

dari itu, perlu kiranya diadakan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat

hubungan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se

gugus III Seyegan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat

diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Minat baca siswa masih rendah.

2. Proses pembelajaran masih konvensional.

3. Penguasaan materi oleh siswa masih kurang.

4. Prestasi belajar IPS masih tergolong rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti memberikan

pembatasan masalah pada prestasi belajar IPS yang masih tergolong rendah

dan minat baca siswa yang masih rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah

(23)

7

Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca

dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus III Seyegan Sleman

tahun ajaran 2014/2015?.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui hubungan minat baca dengan prestasi belajar IPS siswa

kelas V SD se gugus III Seyegan Sleman tahun ajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk

pengembangan teori tentang minat baca dan prestasi belajar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pihak sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran dalam meningkatkan minat baca siswa.

b. Bagi guru

1) Bahan referensi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

2) Memberikan pemahaman untuk memotivasi siswa agar

meningkatkan minat baca demi tercapai prestasi belajar yang

(24)

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.Minat Baca

1. Pengertian Minat

Slameto (2003: 57) menyebutkan minat adalah kecenderungan yang tetap

untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Selanjutnya, Slameto

(2003: 180) menambahkan minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan

pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

luar diri.Sejalan dengan pendapat tersebut, Holland (dalam Djaali, 2007: 122)

menyatakan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Senada dengan pendapat di atas, Sardiman (2007: 76) menyatakan minat

sebagai kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai

dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Witherington (1991: 135) mengemukakan minat adalah kesadaran

seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung

sangkut paut dengan dirinya. Crow and Crow (dalam Djaali, 2007: 121)

berpendapat bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong

seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,

pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

minat adalah ketertarikan dan keinginan pada suatu hal atau aktivitas disertai

(25)

9

2. Pengertian Membaca

Hudgson, 1960 (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 43-44)

mengemukakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan

oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis

melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gilet

dan Temple (dalamSamsuSomadoyo,2011:5) menyatakan membaca

merupakan proses pengembangan keterampilan, yaitu keterampilan memahami

kata-kata, kalimat-kalimat, dan paragraf-paragraf dalam suatu bahan bacaan

sampai dengan memahami isi bacaan secara kritis dan evaluatif.

Samsu Somadayo (2011:4) mengemukakan membaca adalah suatu

kegiatan interaktif untuk memahami arti atau makna tulisan yang terkandung di

dalam bahan bacaan. Membaca juga merupakan suatu proses yang dilakukan

oleh pembaca untuk menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh

penulis melalui bahasa tulis. Senada dengan pendapat tersebut, Spodek dan

Saracho (dalam Y. Slamet, 2007: 138) mengartikan membaca sebagai proses

memperoleh makna dari barang cetak.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

membaca merupakan suatu kegiatan aktif dan interaktif yang melibatkan aspek

visual untuk memetik makna tulisan yang terkandung di dalam bahan bacaan.

3. Pengertian Minat Baca

Selanjutnya, Farida Rahim (2007:28) mendefinisikan minat baca sebagai

suatu keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.

(26)

10

untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran

sendiri. Mudjito (2001:1) menyatakan bahwa minat baca yang tinggi memiliki

peranan penting dalam era pembangunan seperti saat ini. Minat baca yang

tinggi akan mempengaruhi seseorang menggunakan waktunya untuk membaca,

seperti membaca buku, majalah, suratkabar, dan lain lain.

Burs dan Lowe (dalam Dwi Sunar Prasetyono, 2008: 59) mengemukakan

tentang indikator-indikator adanya minat membaca pada seseorang adalah

sebagai berikut.

a. Kebutuhan terhadap bacaan. b. Tindakan untuk mencari bacaan. c. Rasa senang terhadap bacaan. d. Ketertarikan terhadap bacaan. e. Keinginan untuk selalu membaca.

f. Tindak lanjut (menindaklanjuti dari apa yang dibaca).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkanbahwaminatbaca

adalahketertarikan dan keinginan untuk melakukan usaha-usaha terhadap

kegiatan membaca disertai dengan perasaan senang tanpa paksaan atau atas

dorongan dalam diri sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan menemukan

informasi dalam bacaan guna menambah pengetahuan. Dalam penelitiam ini,

minat baca dapat dilihat dari seberapa besar kebutuhan, rasa senang,

ketertarikan, dan keinginan siswa terhadap membaca.

B.Tujuan Membaca

Tujuan membaca menurut Blanton, dkk dan Irwin (dalam Farida Rahim,

(27)

11

a. Kesenangan, membaca dilakukan untuk mendapatkan kesenangan atau

hiburan, misalnya membaca komik, novel, dongeng, dan lain-lain.

b. Meyempurnakan kemampuan dalam membaca nyaring. Intensitas

membaca yang tinggi akan dapat meningkatkan kemampuannya dalam

membaca nyaring.

c. Mencoba menerapkan strategi tertentu dalam membaca sehingga mampu

menentukan strategi yang baik dalam membaca. Hal ini berkenaan tentang

ketrampilan membaca, seperti membaca cepat dan membaca pemahaman.

Membaca dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan membaca.

d. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang suatu topik. Membaca

dilakukan saat ada rasa ingin tahu terhadap suatu topik. Membaca

dilakukan untuk mencari bahan bacaan sesuai dengan topik yang

diinginkan dan kemudian membacanya.

e. Menghubungkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui

sebelumnya. Membaca dapat dilakukan untuk menghubungkan informasi

yang diketahui dengan informasi baru yang ada dalam bacaan.

f. Mencari informasi sebagai bahan laporan lisan atau tertulis. Membaca

dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam sebuah

laporan lisan atau tertulis. Membaca dalam hal ini digunakan sebagai

sebuah referensi.

g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi. Prediksi yang ada akan dicari

tahu kebenarannya. Membaca dapat membantu mengkonfirmasi prediksi,

(28)

12

h. Menerapkan informasi yang diperoleh dari suatu bacaan. Membaca

dilakukan untuk menerapkan informasi yang diperolah dari bacaan lain.

Hal ini berkaitan tentang strategi-strategi dalam ketrampilan membaca.

i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Membaca dilakukan

untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.

Sedangkan Sabarti Akhadiah, dkk (1993: 25) menyebutkan beberapa

tujuan membaca, yaitu: a) mendapatkan informasi, b) meningkatkan citra diri,

c) melepaskan diri dari kenyataan, d) mendapatkan kesenangan, e) tanpa

tujuan, dan f) mencari pengalaman estetis.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa tujuan membaca

yang dimaksud dalam penelitian ini, khususnya yang berhubungan dengan

prestasi belajar IPS adalah menambah pengetahuan dan wawasan atau

informasi.

C.Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi

Santrock (2008: 606) berpendapat prestasi adalah apa yang telah dicapai,

dipelajari, dan dikuasai murid. Senada dengan pendapat tersebut, Sardiman, A.

M (2001: 66) mengungkapkan prestasi adalah hasil atau tujuan yang dicapai

setelah melakukan kegiatan. Sedangkan menurut Sugihartono, dkk (2007: 129)

prestasi adalah kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas, dan

eksistensi.

Sumadi Suryabrata (2006: 141) berpendapat prestasi adalah perumusan

(29)

13

masa tertentu. Muhibbin Syah (2013: 139) menambahkan prestasi adalah

tingkat keberhasilan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

program. Keberhasilan tersebut meliputi ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik.

Berdasarkan pemaparan tentang pengertian prestasi oleh para ahli di atas

dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan sesuatu hasil usaha yang

telah dicapai seseorang sebagai bukti dari sebuah usaha yang dilakukan.

2. Pengertian Belajar

Belajar menurut Slameto (2003: 2) ialah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.Senada dengan pendapat di atas, Abdillah

(dalam Aunurrahman, 2010: 35) mengartikan belajar merupakan suatu usaha

sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui

latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.

Gagne (dalam Ratna Wilis Dahar, 2011: 2) berpendapat belajar adalah

suatu proses dimana satu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat

pengalaman. Senada dengan pendapat di atas, Muhibbin Syah (2013: 90)

berpendapat belajar adalah perubahan seluruh tingkah laku individu sebagai

hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar

(30)

14

relatif bersifat menetap sebagai hasil interaksi dan pengalaman dengan

lingkungan yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

3. Pengertian Prestasi Belajar

A. Tabrani Rusyan, dkk (1994: 21) berpendapat prestasi belajar adalah

taraf keberhasilan proses belajar dalam mempengaruhi perubahan perilaku dan

pribadi peserta didik. Senada dengan pendapat tersebut, Sugihartono, dkk

(2007: 130) mengungkapkan prestasi belajar adalah seberapa jauh perubahan

tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar.

Syaiful Bahri Djamarah (2010: 105) berpendapat bahwa prestasi belajar

adalah sejauh mana penguasaan siswa terhadapa materi-materi pelajaran.

Menurut Muhibbin Syah (2013: 148) prestasi belajar adalah perubahan akibat

pengalaman dan proses belajar siswa yang meliputi segenap ranah psikologis.

Sementara itu, Wina Sanjaya (2011: 13)prestasi belajar adalah pencapaian

dalam memperoleh kemampuan sesuai tujuan khusus yang direncanakan.

Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil suatu proses atau usaha

yang membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa dengan memperhatikan

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam bentuk angka atau skor yang

(31)

15

D.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Slameto (2003: 56) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,

yaitu: 1) faktor intern, dan 2) faktor ekstern.

1. Faktor intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.

Faktor intern digolongkan menjadi tiga faktor, yaitu: a) faktor jasmaniah,

b) faktor psikologis, dan c) faktor kelelahan.

a. Faktor jasmaniah

Keadaan jasmani adalah keadaan tubuh. Kondisi tubuh yang sehat

adalah kondisi dimana semua bagian tubuh dalam keadaan normal dan

berfungsi sebagaimana mestinya. Siswa dengan tubuh yang sehat akan

bersemangat dan tidak akan mudah lelahdalam mengikuti proses

pembelajaran. Selain itu, alat indera yang baik, lengkap, dan berfungsi

akan mempengaruhi proses pembelajaran. Kesehatan indera pendengar

dan indera penglihat dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam

menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di

kelas. Sugihartono, dkk (2007: 76) menyebutkan bahwa faktor

kesehatan dan cacat tubuh adalah faktor jasmani yang dapat

(32)

16 b. Faktor psikologis

Slameto (2003: 57) menyebutkan tujuh faktor yang tergolong ke dalam

faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, yaitu: 1) intelegensi, 2)

perhatian, 3) minat, 4) bakat, 5) motif, 6) kematangan, dan 7) kesiapan.

1) Intelegensi, kecakapan untuk menghadapi situasi yang baru dengan

cepat dan efektif, mengetahui konsep-konsep yang abstrak secara

efektif, mengatahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat

2) Perhatian, banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas

yang dilakukan.

3) Minat, kecenderungan memperhatiakan, merasa tertarik, dan merasa

senang terhadap sesuatu hal.

4) Bakat, kemampuan dasar atau potensi yang dimiliki dan akan

menjadi hasil yang baik melalui belajar.

5) Motif, kekuatan yang mendorong perilaku ke arah tujuan.

6) Kematangan, kesiapan alat-alat tubuh untuk melaksanakan

kecakapan baru.

7) Kesiapan, kesediaan atau keterbukaan untuk memberikan respon dan

aksi.

c. Faktor kelelahan

Kelelahan jasmani adalah keadaan dimana tubuh merasa kurang baik

dan terjadi sesuatu pada bagian-bagian tertentu setelah pembakaran di

dalam tubuh. Terhindar dari kelelahan baik kelelahan jasmani maupun

(33)

17 2. Faktor ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ekstern

dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: a) faktor keluarga, b) faktor

sekolah, dan c) faktor masyarakat.

1) Faktor keluarga

Keluarga sangat berpengaruh terhadap bagaimana belajar siswa. Orang

tua dan saudara merupakan anggota keluarga yang berpengaruh pada

belajar siswa. Selain itu suasana dan keadaan ekonomi dalam rumah

juga dapat mempengaruhi belar siswa. Sugihartono, dkk (2007: 76)

menyebutkan bahwa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, pengertian orang tua, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, dan latar belakang kebudayaan adalah faktor keluarga yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Siswa yang belajar sangat dipengaruhi oleh cara orang tua mendidik.

Orang tua yang kurang memperhatikan terhadap kebutuhan anak dapat

mengakibatkan anak gagal/ kurang berhasil dalam belajar. Siswa yang

terlalu mendapatkan paksaan belajar dari orang tua juga tidak baik

terhadap belajar siswa. Hal tersebut mengakibatkan anak ketakutan dan

akhirnya benci terhadap belajar.

Diperlukan cara mendidik orang tua kepada anak yang seimbang demi

keberhasilan belajar siswa. Orang tua harus memperhatikan kebutuhan

anak dalam belajar. Anak yang sedang belajar selain harus dipenuhi

(34)

18

memerlukan fasilitas belajar seperti meja, kursi, lampu, alat tulis,

buku-buku, dan lain-lain. Hal tersebut dapat memberikan semangat pada

siswa untuk belajar. Meskipun terkadang ditemukan anak yang mampu

belajar dengan baik dan giat di dalam kekurangan dan keterbatasan

ekonomi keluarga.

2) Faktor sekolah

Kegiatan belajar sangat erat kaitannya dengan sekolah. Hampir semua

kegiatan dalam sekolah adalah bentuk belajar siswa. Banyak sekali

faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa di sekolah. Sugihartono,

dkk (2007: 76) menyebutkan yang termasuk dalam faktor sekolah

adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

Metode yang digunakan guru dalam mengajar siswa dengan

memperhatiakan karakteristik siswa di kelasnya adalah bagian penting.

Metode yang digunakan harus tepat, efisien, dan efektif, sehingga siswa

akan belajar dengan baik. Guru harus mampu memberikan kegiatan

belajar mengajar yang dapat menarik minat siswa. Akan tetapi, ada

beberapa guru yang cenderung menggunakan metode ceramah dalam

pembelajaran.

Ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah sangat diperlukan, seperti

alat peraga atau media pembelajaran yang digunakan dalam

(35)

19

informasi kepada siswa. Media mampu menumbuhkan minat siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Aunurahman (2010: 195-196)

berpendapat bahwa media dapat digunakan untuk memperjelas materi

pelajaran dan memudahkan bagi siswa untuk mendapatkan informasi.

Sama seperti hubungan dalam keluarga, diperlukan hubungan yang baik

pula saat di sekolah, baik dengan guru maupun siswa lainnya.

Hubungan siswa terhadap guru dan siswa lainnya yang baik dapat

mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Guru yang mampu

membangun interaksi pada siswa yang dekat akan memudahkan dalam

kegiatan pembelajaran. Sehingga minat dan partisipasi siswa dalam

kegaiatan belajar akan meningkat.

Hubungan dengan siswa lainnya perlu diperhatikan. Siswa yang

mempunyai sifat-sifat kurang menyenangkan teman, ingin menang

sendiri dan angkuh akan mengganggu kegiatan belajar. Lebih-lebih

akan menjadikan siswa malas berangkat sekolah karena sering

mendapatkan perlakuan yang kuarang baik dari siswa lain. Guru harus

memperhatikan dan membimbing siswa agar tercipta hubungan

antarsiswa yang baik, agar dapat memberikan dampak positif terhadap

kegiatan belajar yang dilakukan siswa di sekolah.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat ikut andil dalam mempengaruhi belajar seseorang, begitu

juga tetangga serta teman sepermainan di sekitar rumah. Sugihartono,

(36)

20

masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan

media massa adalah faktor masyarakat yang mempengaruhi prestasi

belajar siswa. Sebagai contoh anak yang hidup di masyarakat yang

terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, pengangguran, pemabuk,

dan suka mencuri. Tentu hal tersebut dapat mempengaruhi aktivitas

belajar anak tersebut. Anak menjadi kurang tertarik terhadapap belajar

karena tidak ditemukannya aktivitas belajar i sekitar rumahnya. Akibat

yang lebih parah adalah anak tidak mampu mengendalikan diri dan ikut

berbuat seperti yang dilakukan oleh orang-orang sekitar rumah.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar adalah minat, yaitu kecenderungan

memperhatiakan, merasa tertarik, dan merasa senang terhadap sesuatu hal.

E.Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Pengertian IPS

Oemar Hamalik (1992: 3) mengemukakan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah

suatu bidang studi yang merupakan kombinasi atau hasil perpaduan dari

sejumlah mata pelajaran, seperti ilmu bumi, ekonomi-politi, sejarah,

anthropologi, dan sebagainya. Berhard G. Killer (dalam Oemar Hamalik, 1992:

6) menyebutkan IPS adalah studi yang memberikan pemahaman tentang cara

manusia hidup, kebutuhan dasar manusia, kegiatan-kegiatan dalam usaha

memenuhi kebutuhan, dan lembaga-lembaga yang dikembangkan sehubungan

(37)

21

Somantri, 2001 (dalam Buchari Alma, 2010: 18) mengemukakan bahwa

Pendidikan IPS adalah suatu program pendidikan yang memilih bahan

pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang diorganisasi dan

disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Senada dengan

pendapat itu, Buchari Alma (2010: 18) menambahkan IPS adalah ilmu yang

mengangkat konsep-konsep dan teori-teori Ilmu Sosial secara terintegrasi guna

memahami, mempelajari, dan memikirkan pemecahan masalah-masalah di

masyarakat dengan tujuan mendidik anak menjadi warga negara yang baik.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah

bidang studi hasil perpaduan beberapa mata pelajaran yang mengangkat

konsep-konsep dan teori-teori Ilmu Sosial guna memberikan pemahaman,

pembelajaran, dan pemikiran tentang masalah-masalah masyarakat dengan

tujuan mendidik siswa menjadi warga negara yang baik.

2. Tujuan IPS

Rudy Gunawan (2013: 51) mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS

bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan:

a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,

b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial,

c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan

d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi, dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Preston (dalam Oemar Hamalik, 1992: 39) menyebutkan tujuan

pendidikan IPS, yakni: a) pengetahuan dan pemahaman, b) sikap hidup belajar,

(38)

22 a. Pengetahuan dan Pemahaman

Pendidikan IPS bertujuan memberikan pengetahuan danpemahaman

tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada siswa. Selain

itu, juga mengembangkan rasa kontinuitas dan stabilitas, memberikan

informasi dan teknik-teknik sehingga dapat ikutmemajukan masyarakat

sekitarnya.

b. Sikap Belajar

IPS bertujuan mengembangkan sikap belajar yang baik pada siswa. Sikap

belajar tersebut diarahkan padapengembangan motivasi untuk mengetahui,

berimajinasi, minat belajar,kemampuan merumuskan masalah dan

hipotesis pemecahannya, keinginanmelanjutkan eksplorasi IPS sampai

keluar kelas, dan kemampuan menarikkesimpulan berdasarkan data.

c. Nilai-Nilai Sosial Sikap

Nilai-nilai sosial sikap merupakan unsur penting dalam pengajaran IPS.

Siswa membutuhkan nilai-nilai untuk mentafsirkan dunia sekitarnya

sehingga dapat melakukan perspektif. Berdasarkan nilai-nilai sosial yang

berkembang dalam masyarakat, makaakan berkembang pula sikap-sikap

sosial siswa.

d. Keterampilan

Dalam pembelajaran IPS siswa belajar menggunakan keterampilan dan

alat-alat studi sosial.Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh

anak di dalam kelasdapat dicocokkan sekaligus diterapkan dalam

(39)

23

IPS berperan mengembangkan potensi siswa untuk peka terhadap masalah

sosial, memiliki sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala

ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi di

masyarakat (Buchari Alma, 2010: 6). Dengan demikian IPS akan

membangkitkan kesadaran siswa bahwa manusia hidup dengan penuh

tantangan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui tujuan IPS

adalahmemberikan pemahaman, pembelajaran, dan pemikiran tentang

masalah-masalah masyarakat dengan tujuan mendidik siswa menjadi warga negara yang

baik.

F. Karakteristik Siswa SD Kelas V

Pada usia 6-12 tahun, anak sudah siap untuk melakukan kegiatan belajar di

Sekolah Dasar. Hal ini berdasarkan pendapat M. Dalyono (2009: 96), pada usia

6/7 tahun sampai dengan 12/13 tahun terjadi perkembangan intelektual pada

individu. Tahap perkembangan ini dimulai ketika anak sudah dapat berpikir

logis. Anak telah mencapai hubungan antar kesan secara logis dan dapat

membuat keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkannya secara logis.

Perkembangan ini biasanya dimulai pada masa anak siap memasuki Sekolah

Dasar. Pada tahap ini fungsi pikiran anak telah berkembang, sehingga anak

sudah dapat menerima pendidikan dan pembelajaran.

Abu Ahmadi (2005: 38) menyatakan terdapat dua fase pada masa usia

(40)

24

tinggi. Rita Eka Izzaty (2008: 116-117) menyebutkan ciri-ciri yang ada pada

masa kelas tinggi Sekolah Dasar (9/10 tahun-13 tahun), yaitu: 1) adanya

perhatian terhadap kehidupan praktis sehari-hari, 2) ingin tahu, ingin belajar,

dan realistis, 3) timbul minat pada pelajaran-pelajaran tertentu, 4) memandang

nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar, 5) membentuk

kelompok sebaya untuk bermain.

Berkaitan dengan penelitian ini, bahwa pada masa kelas tinggi, anak-anak

lebih banyak melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan dengan rasa

ingin tahu yang tinggi, maka diperlukan perhatian dari guru untuk

memfasilitasi perkembangan tersebut.Guru diharapkan mempunyai

pemahaman tentang perkembangan dan cara belajar anak di SD. Hal tersebut

dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi dan saling berhubungan

dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Pada akhirnya guru dapat

mengarahkan perkembangan tersebut secara maksimal ke dalam hal-hal positif

yang dapat menunjang prestasi belajar.

G.Peranan Minat Baca dalam Pembelajaran IPS di SD Kelas V

Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar

adalah minat. Minat pada siswa dapat menjadi sumber motivasi yang kuat

untuk belajar. Siswa dengan minat belajar yang tinggi akan berusaha

semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Senada dengan pendapat di atas, Moh. Uzer Usman (2011: 27)

(41)

25

minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat adalah sifat yang relatif

menetap pada diri seseorang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar

karena dengan minat siswa akan melakukan sesuatu yang diminatinya. William

James, 1890 (dalam Moh. Uzer Usman, 2011: 27) menambahkan bahwa minat

siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar

siswa. Keefektifan proses belajar mengajar dapat dilihat dari keterlibatan siswa

secara aktif dalam belajar. Selain itu, Mursell (dalam Moh. Uzer Usman, 2011:

27) berpendapat bahwa terdapat 22 macam minat pada anak, diantaranya

adalah minat terhadap belajar. Dengan demikian pada hakikatnya setiap anak

memiliki minat dalam belajar, dan guru hendaknya berusaha membangkitkan

minat anak terhadap belajar.

Slameto (2003: 57) menyatakan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap

belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat

siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik dan sesuai dengan minat siswa

akan lebih mudah dipahami dan disimpan.

Muhibbin Syah (2010: 152) berpendapat bahwa perhatian yang ada di

dalam minat terhadap belajar akan membuat siswa lebih giat belajar dan

akhirnya mencapai prestasi yang maksimal. Senada dengan pendapat di atas,

Hurlock (1978: 142) mengemukakan bahwa prestasi siswa akan menurun saat

minat anak terhadap sekolah berkurang. Siswa dengan minat terhadap sekolah

(42)

26

melakukan pekerjaan yang ditugaskan sebaik mungkin, sehingga mampu

mencapai prestasi belajar yang tinggi.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun

2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran

[image:42.595.127.512.257.491.2]

IPS kelas V semester 1 sebagai berikut.

Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 5 Semester 1

STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.

1.1 Mengenal makna peninggalan- peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia.

1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam.

1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah

waktu di Indonesia dengan

menggunakan peta/ atlas/ globe dan media lainnya.

1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia

1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.

Berdasarkan pemaparan di atas, diperkirakan bahwa siswa dengan minat

belajar yang tingga akan lebih tertarik dan memperhatikan proses belajar

sehingga akan lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi belajar yang

tinggi. Minat baca merupakan salah satu minat belajar pada diri siswa. Oleh

karena itu, diperkirakan ada hubungan yang signifikan antara minat baca

(43)

27

H.Penelitian yang Relevan

Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Nur Fitriana (2012) dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Minat Baca dengan Kemampuan Memahami Bacaan Siswa Kelas V SD Se

Gugus II Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta Tahun Ajaran

2011/2012”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara minat baca dengan

kemampuan memahami bacaan. Hasil perhitungan product-moment,

diperoleh rxy = 0,434. Nilai rtabel dengan n = 89pada taraf signifikansi 0,05

sebesar 0,207. Dengan demikian rhitung lebih besar dari rtabel (0,434>0,207).

Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi minat baca siswa, maka semakin

tinggi kemampuan memahami bacaan, begitu pula sebaliknya.

2. Novi Indah Widanarti (2013) dengan judul penelitian “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Prestasi Belajar IPS Siswa SD

Kelas V Se Gugus II di Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo Tahun

Ajaran 2012/2013”. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui terdapat

hubungan yang positif antara kemampuan membaca pemahaman materi

IPS dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus II di

Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo Tahun Ajaran 2012/2013”.

Analisis data yang digunakan adalah korelasi product-moment, dengan

diperoleh hasil korelasi rhitung sebesar 0,613. Pada taraf signifikansi 5%

didapatkan hasil 0,613 > 0,207, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat

(44)

28

pada variabel kemampuan membaca pemahaman akan diikuti oleh

kenaikan pada variabel prestasi belajar IPS.

I. Kerangka Pikir

Membaca merupakan sarana bagi seseorang untuk menemukan

pengalaman dan pengetahuan yang akan dibutuhkan dalam kehidupan. Oleh

karena itu, akan lebih baik apabila kebiasaan membaca ditanamkan kepada

anak sejak usia dini. Selain itu, membaca berperan penting dalam proses

belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat memahami dan menguasai materi

pelajaran melalui kegiatan membaca. Oleh karena itu, minat baca perlu

ditumbuhkembangkan di seluruh jenjang pendidikan sekolah dengan tujuan

menambah penguasaan materi pelajaran.

Dalam penelitian ini, minat baca diperlukan siswa dalam kaitannya dengan

mata pelajar IPS. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib

diberikan di sekolah dasar, karena mata pelajaran IPS sangat erat hubunganya

dengan konsep-konsep dan teori-teori Ilmu Sosial guna memberikan

pemahaman, pembelajaran, dan pemikiran tentang masalah-masalah kehidupan

manusia dengan masyarakat dan alam sekitarnya.

Materi yang dimuat dalam mata pelajaran IPS sangat luas dikarenakan IPS

merupakan hasil perpaduan dari bebrapa mata pelajaran seperti: sejarah,

geografi, ekonomi, sosiologi, ilmu politik, anthropologi dan sebagainya. Hal

tersebut membuat siswa merasakan malas dan jenuh sehingga memengaruhi

(45)

29

tidak maksimal. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa terdapat faktor-faktor

yang dapat memengaruhi prestasi belajar IPS yaitu, materi pelajaran dan minat

belajar.

Minat baca yang semakin tinggi akan membuat siswa semakin menguasai

pengetahuan, sebaliknya siswa dengan minat baca yang rendah akan kurang

pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan minat baca yang kuat akan

menimbulkan intensitas membaca yang tinggi. Semakin kuat minat baca maka

akan semakin tinggi intensitas kegiatan membaca pada siswa. Dengan

intensitas membaca yang tinggi, siswa akan lebih banyak dan lebih cepat

menguasai pengetahuan yang ada dalam buku bacaan. Apabila siswa dapat

memahami dan menguasai materi pelajaran, maka siswa akan mampu

mengerjakan tugas-tugas ataupun soal-soal ujian yang diberikan sekolah. Siswa

yang mampu mengerjakan dengan benarakan mendapatkan nilai yang baik dan

dapat meraih prestasi yang tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diduga bahwa ada hubungan yang

signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS yang diraih oleh siswa.

J. Hipotesis

Sugiyono (2009: 64) menyatakan ada dua hipotesis, yaitu hipotesis kerja

yang menyatakan ada hubungan antar variabel, dan hipotesis nol yang

menyatakan tidak adanya hubungan antar variabel.

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, hipotesis yang

(46)

30

Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca

dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus III Seyegan

Sleman Tahun Ajaran 2014/2015

Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca

dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus III Seyegan

Sleman Tahun Ajaran 2014/2015

K.Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda tentang judul penelitian ini,

maka di bawah ini akan dikemukakan definisi dari masing-masing istilah yang

terdapat pada judul penelitian ini.

1. Minat Baca

Minat baca adalah keinginan yang kuat dari dalam jiwa untuk

melakukan kegiatan membaca dengan penuh perhatian. Keinginan kuat

tersebut dapat berupa rasa suka, dan ketertarikan disertai usaha-usaha yang

dilakukan dalam kegiatan membaca. Usaha-usaha tersebut berupa

kesediaan untuk mencari bahan bacaan yang diinginkan dan kemudian

membacanya tanpa ada paksaan, atas keinginan sendiri sehingga mampu

memahami informasi yang terdapat dalam bacaan.

2. Prestasi Belajar IPS

Prestasi belajar IPS dalam penelitian ini adalah hasil suatu proses atau

usaha yang membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam

(47)

31

psikomotor. Selanjutnya, aspek-aspek tersebut dievaluasikan dan

diaktualisasikan dalam angka atau skor yang dapat dilihat dalam buku

(48)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini berdasarkan jenis datanya merupakan jenis penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian dengan data yang akan

dikumpulkan oleh peneliti berupa angka dan nantinya akan dianalisis

menggunakan rumus-rumus statistika (Sugiyono, 2009: 7).Suharsimi Arikunto

(2006: 12) menambahkan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang

menuntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data

tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata

(2010: 53) pendekatan kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang

menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Data

yang akan dikumpulkan berbentuk angka kemudian dianalisis dengan

rumus-rumus statistik. Penyajian data dapat menggunakan tabel, grafik, bagan, dan

gambar.

B. Desain Penelitian

Berdasarkan aspek metode, penelitian ini menggunakan penelitian

korelasional. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 56) penelitian

korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel

dengan variabel-variabel lain. Hubungan tersebut dinyatakan dengan besarnya

koefisiean korelasi dan signifikansi secara stastik.

(49)

33

1) persiapan penelitian, diawali dengan penyusunan proposal penelitian

dilanjutkan dengan pengurusan perijinan,

2) tahap uji coba instrumen penelitian, dimaksudkan untuk menentukkan

validitas dan realibilitas instrumen, dan

3) pengumpulan data dan dilanjutkan dengan penyusunan laporan

penelitian.

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu minat baca sebagai variabel

bebas (X) dan prestasi belajar IPS sebagai variabel terikat (Y).

Gambar 1. Desain Penelitian Keterangan:

X : Minat Baca

Y : Prestasi Belajar IPS

C. Variabel Penelitian

Sugiyono (2009: 38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Selanjutnya, Sugiyono (2009: 39) mengemukakan macam-macam variabel

dalam penelitian adalah: 1) variabel independen/ bebas, 2) variabel dependen/

terikat, 3) variabel moderator, 4) variabel intervening, 5) variabel kontrol.

Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

(50)

34

terikat. Minat baca adalah variabel bebas atau variabel (X) dan prestasi belajar

adalah variabel terikat atau variabel (Y)

D. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitiandilaksanakan pada bulan Mei - Juni tahun 2015.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di lima Sekolah Dasar (SD) yang merupakan

Sekolah Dasar di Gugus III Seyegan Sleman.

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Keseluruhan subjek penelitian yang menjadi sasaran pengamatan dan

sumber data disebut populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD se Gugus

III Seyegan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015yang terdiri dari tujuhSekolah

Dasardengan jumlah siswa keseluruhan 185 siswa. Tabel 2 di bawah ini

menunjukkan rician jumlah siswa setiap Sekolah Dasar yang berada di

(51)
[image:51.595.148.489.112.248.2]

35

Tabel 1.Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Siswa Kelas V SD se Gugus III Seyegan Sleman.

No. Nama Sekolah Dasar (SD) Jumlah Siswa Kelas V

1. SD Negeri Margomulyo I 28

2. SD Negeri Margomulyo II 21

3. SD Negeri Sompokan 45

4. SD Negeri Jamblangan 31

5. SD Negeri Pete 38

6. SD Muhammadiyah Gendol V 7

7. SD Muhammadiyah Kasuran 15

Jumlah 185

Sumber: UPT Pendidikan Kecamatan Seyegan, 2015

2. Sampel Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa sampel adalah

sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.Senada dengan pendapat

tersebut, Sugiyono (2009: 81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Untuk memperoleh

sampel dalam penelitian diperlukan teknik sampling agar jumlah sampel

sesuai dengan populasi yang ada. Dengan demikian sampel yang didapatkan

akan benar-benar representatif (mewakili) dari populasi.

Untuk mendapatkan ukuran sampel yang representatif atau dapat mewakili

populasi, peneliti menggunakan rumus Cochran (2005: 85).

� =

�2

�2

1 + 1

N

�2

�2 −1

Keterangan:

n = jumlah sampel

t = taraf kepercayaan dalam skor (1,96) N = jumlah populasi

P = proporsi karakteristik tertentu (0,6)

Q = 1 –P (0,4)

(52)

36 1 = bilangan konstan

Dengan jumlah populasi sebesar 185 siswa, maka jumlah sampel yang

didapatkan dengan menggunakan rumus tersebut adalah 123digenapkan

menjadi 125 siswa. Pengambilan sampel selanjutnya dilakukan dengan

menggunakan teknik sampling kuota.

F. Teknik Pengumpulan Data

Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 216) menyatakan bahwa teknik

pengumpulan data ada empat macam, yaitu wawancara, angket, observasi, dan

studi dokumenter.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah: 1) angket, dan 2) studi dokumenter.

1. Angket

Suharsimi Asrikunto (2006: 151) berpendapat bahwa angket atau

kuesioner (questionnaire) merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Teknik pengumpulan

data angket digunakan dalam penelitian ini dengan beberapa alasan, yaitu:

a) siswa sebagai subjek penelitian adalah orang yang paling mengetahui

tentang dirinya sendiri,

b) apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat

dipercaya,

(53)

37

d) dapat memperoleh data yang banyak dalam wwaktu yang singkat

sehingga menghemat waktu dan tenaga,

e) tidak mengganggu subjek penelitian karena dalam pengisian angket

hanya membutuhkan waktu beberapa menit,

f) pertanyaan atau pernyataan dapat mengungkap masalah dalam

penelitian, dan

g) intepretasi subjek penelitian dengan apa yang dimaksudkan oleh

peneliti tentang pertanyaan atau pernyataan dalam angket adalah

sama.

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk memperoleh data

mengenai minat baca siswa kelas V SD se Gugus III Seyegan Sleman pada

tahun ajaran 2014/2015.

2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter (documentary study) merupakan teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Nana

Syaodih Sukmadinata, 2010: 221). Dokumen-dokumen yang dihimpun

harus dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.

Isi dokumen yang telah dihimpun dapat dianalisis, dibandingkan, dan

dipadukan membentuk hasil kajian yang padu, sistematis, dan utuh.

Dokumen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis dokumen

(54)

38

Dalam penelitian ini, studi dokumenter digunakan untuk memperoleh

data prestasi belajar IPS siswa.Untuk mengungkap prestasi belajar IPS

siswa, peneliti menggunakan data nilai hasil belajar (raport) siswa kelas V

SD se Gugus III Seyegan Sleman pada semester gasal tahun ajaran

2014/2015.

G. Instrumen Penelitian

Suharsimi Arikunto (2006: 160) menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Instrumen

penelitian digunakan agar data yang diperoleh lebih cermat, lengkap, dan

sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah. Instrumen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang berbentuk check list yaitu

responden hanya perlu memberi tanda centang (√) ke dalam item-item angket yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Dalam penelitian ini, instrumen yang dikembangkan adalah angket minat

baca. Suharsismi arikunto (2006: 166) mengemukakan bahwa prosedur

penyusunan instrumen dapat ditempuh beberapa langkah, yaitu: a)

perencanaan, b) penulisan butir soal, c) penyuntingan, d) uji coba, e)

penganalisaan hasil, dan f) mengadakan revisi.

a. Perencanaan

Sebelum menyusun pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam

(55)

39

dibuat oleh peneliti digunakan sebagai pedoman dalam menuliskan

butir-butir soal. Adapun kisi-kisi yang dibuat sesuai dengan indikator dari

variabel minat baca yang terdiri atas: 1) kebutuhan terhadap membaca, 2)

rasa senang dalam membaca, 3) ketertarikan terhadap membaca, dan 4)

[image:55.595.150.512.227.703.2]

keinginan terhadap membaca.

Tabel 2.Kisi-KisiAngket Minat Baca

No Indikator Kisi-kisi No Butir Jml

Butir (+) (-)

1. Kebutuhan membaca

a. Kesadaran sebagai

siswa 1, 3 5

9 b. Kesadaran terhadap

manfaat membaca 7 2, 4

c. Kesadaran untuk

memahami bacaan 6, 9 8

2. Rasa senang

a. Rasa senang terhadap kegiatan membaca buku

10, 12 14

12 b. Rasa senang

mengoleksi buku bacaan

11, 15 19

c. Rasa senang meluangkan waktu untuk membaca

16, 20 21

d. Semangat dalam

membaca 13 17,18

3.

Ketertarik-an terhadap buku

a. Ketertarikan untuk membaca

24,26,

31, 33 22,29 9 b. Ketertarikan terhadap

buku bacaan 23,25 27

4. Keinginan

a. Keinginan untuk mendapatkan informasi baru

28,34 32,37

10 b. Keinginan untuk

mengunjungi perpustakaan

35 30,39

c. Keinginan untuk

membeli buku 36, 38 40

(56)

40

Instrumen yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar IPS siswa

adalah dokumentasi daftar nilai hasil belajar IPS dalam rapor siswa kelas

V SD se Gugus III Seyegan Sleman pada semester gasal tahun ajaran

2014/2015.

b. Penyuntingan

Tahap penyuntingan adalah proses yang meliputi kegiatan penyusunan

item pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan kisi-kisi angket.Selain itu,

peneliti melengkapi instrumen dengan pengantar dan petunjuk pengisian.

Pengantar menjelaskan maksud penyebaran angket, jaminan kerahasiaan

jawaban, dan ucapan terima kasih kepada responden, sedangkan dalam

petunjuk pengisian dijelaskan bagaimana cara menjawab pertanyaan atau

merespon pernyataan.

Pada penelitian ini, setiap butir soal menggunakan skala Likert yang telah

dimodifikasi dengan empat alternatif yaitu, selalu, sering, kadang-kadang,

dan tidak pernah. Untuk skor kalimat positif, jawaban selalu = 4, sering =

3, kadang-kadang = 2, dan tidak pernah = 1, sedangkan skor untuk kalimat

negatif, jawaban selalu = 1, sering = 2, kadang-kadang = 3, dan tidak

pernah = 4.

c. Uji Coba Instrumen

Suharsimi Arikunto (2006: 165-166) menyebutkan tujuan uji coba

instrumen adalah:

1) untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat dalam instrumen cukup

(57)

41

2) untuk mengetahui berapa waktu yang akan dibutuhkan oleh responden

untuk mengisi instrumen,

3) untuk mengetahui tanggapan responden dan orang-orang lain

berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, dan

4) untuk mengetahui apakah ada hal-hal lain yang perlu dipersiapkan

sebelum penelitian.

Setelah melakukan uji coba, maka dilakukan penghitungan validitas dan

reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS.

1) Uji Validitas Instrumen

Suharsimi Arikunto (2006: 168) mengungkapkan validitas adalah

suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan

sesuatu instrumen. Sugiyono (2009: 125-129) menyatakan bahwa cara

pengujian validitas dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a)

pengujian validitas konstruksi (construct validity), b) pengujian

validitas isi (content validity), dan c) pengujian validitas isi (content

validity).

a) Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)

Validitas konstruksi merupakan uji validitas dengan menyusun

instrumen penelitian berdasarkan teori yang relevan.Pengujiannya

dengan menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts).

b) Pengujian Validitas Isi (Content Validity)

Validitas isi merupakan uji validitas dengan menyusun instrumen

(58)

42

ada.Pengujian validitas ini membandingkan program yang ada dan

konsultasi ahli.

c) Pengujian Validitas Eksternal

Validitas eksternal adalah validitas yang disusun berdasarkan

fakta-fakta empiris yang telah terbukti.Pengujian validitas ini

dengan membandingkan antar kriteria yang ada pada instrumen

dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.

Untuk menguji validitas instrumen menggunakan rumus Korelasi

Product Moment dengan bantuan SPSS 17.0.

� = N XY−( X)( Y)

N X2− X 2 N Y2− Y 2

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y

N : Banyaknya subjek

∑X : Jumlah skor tiap butir

∑Y : Jumlah skor total

∑XY : Jumlah perkalian X dan Y

∑X2 : Jumlah kuadrat nilai X

∑X2 : Jumlah kuadrat nilai Y

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05.

(

Gambar

Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 5 Semester 1
Tabel 1.Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Siswa Kelas V SD se Gugus III Seyegan Sleman.
Tabel 2.Kisi-KisiAngket Minat Baca
Tabel 3. Interpretasi Nilai r
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemanfaatan perpustakaan sekolah, minat baca siswa, dan iklim sekolah dengan prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII

Pengaruh Minat Belajar dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV dan V pada MI Riyadlotul Ulum Kunir Kecmatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar IPS, minat baca, status sosial ekonomi dan pemanfaatan jejaring sosial dikalangan siswa SMP Kecamatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy dengan prestasi belajar siswa kelas IV SD se- Gugus II Kecamatan

menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “ Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dan Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI IPS SMA Swasta Bintang Timur 1

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman nilai-nilai nasionalisme dengan sikap cinta tanah air siswa kelas V SD

Masalah utama dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar Bahasa Indonesia bagi siswa kelas VI SD

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan positif antara minat baca buku pelajaran bahasa Indonesia dengan prestasi belajar bahasa Indonesia pada siswa