HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN
TAHUN AJARAN 2014/ 2015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wahyu Angga Raditya NIM 11108241126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
i
HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN
TAHUN AJARAN 2014/ 2015
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Wahyu Angga Raditya NIM 11108241126
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v
MOTTO
“Bacalah dengan (menyebut) Nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
Pemurah.Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
( Terjemahan Q.S Al- „Alaq 1-5 )
“Seringkali dibutuhkan keberanian yang lebih besar untuk membaca buku daripada untuk bertempur di medan perang.”
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
1. Orang tua tercinta, Bapak Subagyo dan Ibu Dwi Erni Rahayuningsh,
terima kasih atas kasih sayang, pengorbanan, untaian doa, dan motivasi
yang telah diberikan.
2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.
vii
HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD SE GUGUS III SEYEGAN SLEMAN
TAHUN AJARAN 2014/ 2015
Oleh
Wahyu Angga Raditya NIM 11108241126
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD se-Gugus III Seyegan Sleman tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian adalah korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD se-Gugus III Seyegan Sleman dengan jumlah 178 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling kuota dengan jumlah sampel 125 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, dan studi dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi sederhana
Pearson Product Moment.
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan harga koefisien korelasi rhitung (0,311)
> rtabel (0,176) pada taraf signifikansi 5% dengan jumlah N=125. Harga koefisien
korelasi tersebut mengindikasikan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SD se-Gugus III Seyegan Sleman tahun ajaran 2014/2015. Hal ini memiliki arti bahwa setiap kenaikan variabel minat baca akan mempengaruhi kenaikan variabel prestasi belajar IPS.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
mencurahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Minat Baca dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas V SD Se-Gugus III Seyegan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015”.
Peneliti menyadari bahwa keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak/
Ibu di bawah ini.
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin dan
kesempatan untuk menyelesaikan studi S1 PGSD di FIP Universitas Negeri
Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan izin dan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Wakil Dekan I FIP Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin
untuk melakukan penelitian.
4. Ketua Jurusan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk
memaparkan gagasan dalam skripsi ini.
5. Ibu Suyatinah, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing
dengan penuh kesabaran, perhatian, dan ketulusan hingga peneliti dapat
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
ABSTRAK ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II KAJIAN TEORI ... 8
A. Minat Baca ... 8
1. Pengertian Minat ... 8
2. Pengertian Membaca ... 9
3. Pengertian Minat Baca ... 9
B. Tujuan Membaca ... 10
C. Prestasi Belajar ... 12
1. Pengertian Prestasi ... 12
xi
3. Pengertian Prestasi Belajar ... 14
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 15
E. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 20
1. Pengertian IPS ... 20
2. Tujuan IPS ... 21
F. Karakteristik Siswa SD Kelas V ... 23
G. Peranan Minat Baca dalam Pembelajaran IPS di SD Kelas V ... 24
H. Penelitian yang Relevan ... 27
I. Kerangka Pikir ... 28
J. Hipotesis Penelitian ... 29
K. Definisi Operasional ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Pendekatan Penelitian ... 32
B. Desain Penelitian ... 32
C. Variabel Penelitian ... 33
D. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34
1. Waktu Penelitian ... 34
2. Tempat Penelitian ... 34
E. Populasi dan Sampel ... 34
1. Populasi Penelitian ... 34
2. Sampel Penelitian ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 36
1. Angket ... 36
2. Studi Dokumenter ... 37
G. Instrumen Penelitian ... 38
H. Teknik Analisis Data ... 45
1. Analisis data Deskriptif ... 45
2. Uji Normalitas dan Uji Linieritas ... 46
3. Analisis Pengujian Hipotesis ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
xii
1. Minat Baca ... 49
2. Prestasi Belajar IPS ... 52
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 54
1. Uji Normalitas ... 54
2. Uji Linieritas ... 55
C. Uji Hipotesis ... 56
D. Pembahasan ... 57
E. Keterbatasan Penelitian ... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 63
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS
Kelas 5 Semester 1. ... 26
Tabel 2 Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Siswa Kelas V SD se Gugus III Seyegan Sleman... 35
Tabel 3 Kisi-Kisi Angket Minat Baca ... 39
Tabel 4 Interpretasi Nilai r ... 45
Tabel 5 Perhitungan Kategori... 46
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Minat Baca ... 50
Tabel 7 Data Deskriptif Minat Baca... 50
Tabel 8 Tingkat Minat Baca Siswa ... 51
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar IPS... 52
Tabel 10 Data Deskriptif Prestasi Belajar IPS ... 53
Tabel 11 Tingkat Prestasi Belajar IPS Siswa ... 53
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas... 55
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1 Angket Sebelum dilakukan Uji Coba Instrumen ... 67
Lampiran 2 Tabulasi Skor Hasil Uji Coba Instrumen ... 70
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Variabel Minat Baca ... 76
Lampiran 4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Baca ... 89
Lampiran 5 Angket Setelah dilakukan Uji Coba Instrumen ... 80
Lampiran 6 Tabulasi Skor Hasil Penelitian Minat Baca ... 83
Lampiran 7 Tabulasi Skor Prestasi Belajar IPS ... 95
Lampiran 8 Hasil Uji Normalitas ... 96
Lampiran 9 Hasil Uji Linieritas ... 97
Lampiran 10 Hasil Analisis Korelasi Sederhana ( X dengan Y) ... 98
Lampiran 11 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ... 99
Lampiran 12 Surat Izin Uji Coba Instrumen dari Fakultas ... 103
Lampiran 13 Surat Keterangan Uji Coba Instrumen ... 105
Lampiran 14 Surat Izin Penelitian dari Fakultas ... 107
Lampiran 15 Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA SLEMAN ... 108
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
informasi semakin pesat. Perkembangan tersebut menuntut masyarakat untuk
terus meningkatkan kualitas dalam diri. Manusia harus terus melakukan
kegiatan belajar sebagai usaha menyiapkan diri mengadapi perkembangan
tersebut. Kegiatan belajar yang efektif salah satunya dilakukan dengan
kegiatan membaca.
Membaca merupakan kegiatan yang berperan penting dalam kehidupan
manusia. Kegiatan membaca tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.
Setiap aspek kehidupan manusia melibatkan aktivitas membaca di dalamnya.
Kegiatan membaca dapat memberikan manusia berbagai informasi yang
dibutuhkan. Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan Farida Rahim (2008:
1) yang mengungkapkan melalui membaca dapat memeroleh pengetahuan
dan wawasan baru. Pengetahuan yang dimiliki tersebut dapat membantu
manusia menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan,
sedngkan tanpa pengetahuan, tentunya manusia akan kesulitan dalam
mengatasi setiap masalah yang ditemukan.
Kebiasaan membaca telah menjadi salah satu kebutuhan hidup di
negara-negara maju. Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia kebiasaan membaca
masih sangat rendah.Menurut Hanif Ridho Ansyori (2013) berdasarkan
laporan UNDP, Indonesia menempati peringkat ketiga dari bawah dalam
2
bawah Indonesia. Selain itu, menurut Rachmad Faisal Harahap (2014)
berdasarkan hasil penelitian Programme for International Student Assessment
(PISA) 2012 peringkat pendidikan Indonesia, terutama di bidang matematika,
sains, dan membaca berada pada urutan ke-64 dari 65 negara.
Pada usia Sekolah Dasar siswa ditekankan untuk belajar membaca,
menulis, dan berhitung. Kecakapan ini diperlukan siswa sebagai landasan,
wahana, dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar pada ilmu pengetahuan
lebih lanjut. Tanpa penguasaan tersebut, siswa akan kesulitan dalam
menguasai ilmu pengetahuan. Hal tersebut sesuai pendapat Sabarti Akhadiah
(1993: 37) bahwa membaca merupakan syarat utama seseorang mempelajari
kemampuan yang lain. Oleh karena itu, membaca merupakan salah satu
kegiatan utama dalam proses belajar siswa di sekolah. Selain itu, siswa
dituntut untuk melakukan kegiatan membaca pada hampir semua mata
pelajaran. Hal tersebut dilakukan agar siswa mendapatkan informasi dan
pengetahuan baru yang di terdapat pada setiap mata pelajaran. Pada akhirnya
siswa yang kurang membaca hanya memiliki sedikit informasi dan
pengetahuan dari proses pembelajaran yang seharusnya didapatkan dari buku
bacaan. Sejalan dengan hal tersebut, Zainuddin (1992: 124) menyatakan
membaca adalah kegiatan melihat tulisan untuk mengerti isi bacaan tersebut.
Pada usia Sekloah Dasar kelas tinggi (9/10 tahun-13 tahun) siswa sudah
mulai memiliki minat terhadap aktivitas tertentu di luar dirinya. Hal tersebut
berdasarkan pendapat Rita Eka Izzaty, dkk (2008: 116) yang mengemukakan
3
terhapad pelajaran-pelajaran khusus. Minat tersebut timbul karena dianggap
sesuai dengan kebutuhannya.
Kebiasaan rajin membaca yang dilakukan oleh siswa sangat ditentukan
oleh minat terhadap aktivitas tersebut. Menurut Farida Rahim (2007:28) salah
satu faktor yang dapat memengaruhi kegiatan membaca adalah minat.
Dengan minatsiswa akan terdorong untuk melakukan kegiatan membaca.
Senada dengan pendapat tersebut, Muhibbin Syah (2010: 133) menyatakan
minat merupakan kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan
yang besar terhadap sesuatu.
Tingginya minat baca para siswa dapat menjadi indikasi tingkat
pemahaman dan penguasaan materi pelajaran yang didapatkan dari
sekolah.Semakin besar minat baca maka akan semakin tinggi intensitas
kegiatan membaca. Minat yang tinggi pada siswa akan meningkatkan
kuantitas maupun kualitas membaca. Hal tersebut senada dengan pernyataan
Muhibbin Syah (2010: 134) bahwa minat dapat memengaruhi pencapaian
dalam hal tertentu. Secara kuantitas, siswa dengan minat baca yang tinggi
akan lebih banyak membaca daripada siswa yang memiliki minat baca
rendah. Sedangkan secara kualitas, siswa dengan minat baca yang tinggi akan
lebih memahami isi dan pesan bacaan daripada siswa yang memiliki minat
baca rendah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD di gugus III Seyegan,
pembelajaran yang dilakukakan masih bersifat konvensional. Hal tersebut
4
didapatkan siswa masih banyak berorientasi pada guru karena guru masih
mendominasi proses pembelajaran. Saat ini, siswa dituntut untuk aktif dalam
proses pembelajaran karena banyak sumber belajar yang dapat digunakan
selain dari penjelasan guru, seperti dari buku bacaan. Maka dari itu, siswa
harus lebih rajin membaca buku agar dapat memahami materi yang diajarkan
sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi bermakna.
Kegiatan membaca para siswa sekolah dasar di luar jam pelajaran
biasanya dilakukan di perpustakaan. Jika pada jam istirahat perpustakaan
sekolah banyak dikunjungi siswa, hal ini menunjukkan bahwa minat baca
siswa tinggi. Pada kenyataannya di SD se gugus III Seyegan hanya sedikit
siswa yang terlihat mengunjungi perpustakaan saat jam istirahat. Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan, kebanyakan dari siswa lebih senang
menghabiskan waktu untuk bermain dan makan di kantin daripada membaca.
Menurut siswa membaca merupakan kegiatan yang membosankan dan
membuat lelah. Siswa melakukan kegiatan membaca hanya saat akan ujian
dan mendapat perintah dari guru.
Sabarti Akhadiah, dkk (1993: 37) mengemukakan bahwa membaca
merupakan syarat utama seseorang untuk dapat mempelajari kemampuan
yang lain. Siswa yang membaca dapat memahami dan mengerti materi-materi
yang disampaikan oleh guru dengan lebih baik. Salah satu mata pelajaran di
sekolah dasar yang menuntut siswa untuk melakukan kegiatan membaca
5
Mata pelajaran IPS pada SD/MI disampaikan secara terpadu yang terdiri
dari sejarah, ekonomi, dan geografi. Oemar Hamalik (1992: 3)
mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah suatu bidang studi
yang merupakan kombinasi atau hasil perpaduan dari sejumlah mata
pelajaran, seperti ilmu bumi, ekonomi-politik, sejarah, anthropologi, dan
sebagainya. Dalam mata pelajaran ini, siswa dihadapkan dengan
persoalan-persoalan manusia dan sekelilingnya. Melihat hal tersebut mata pelajaran IPS
memuat materi yang sangat luas karena siswa dihadapkan pada permaslahan
yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya (Etin Solihatin dan Raharjo.
2008: 15).
Setelah melakukan wawancara dengan guru di SD se gugus III Seyegan,
diketahui bahwa prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS masih
tergolong rendah jika dibandingkan dengan empat mata pelajaran pokok yang
lainnya. Prestasi belajar rata-rata yang berhasil dicapai siswapada mata
pelajaran IPS 75,87, Matematika 78,25, IPA 76,35, Bahasa Indonesia 80 , dan
PKn 79,57.
Guru menambahkan bahwa beberapa siswa dengan minat baca yang
tinggi ditemukan memiliki prestasi belajar IPS yang baik, sedangkan
kebanyakan dari siswa yang memiliki prestasi belajar IPS kurang adalah
siswa dengan minat baca rendah. Hal tersebut dikarenakan penguasaan materi
siswa pada mata pelajaran IPS yang masih kurang. Selain itu, siswa
menambahkan bahwa materi dalam mata pelajaran IPS sangat banyak dan
6
Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyadari akan manfaat dari
minat baca yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan pencapaian
prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus III Seyegan Sleman. Maka
dari itu, perlu kiranya diadakan penelitian untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se
gugus III Seyegan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut.
1. Minat baca siswa masih rendah.
2. Proses pembelajaran masih konvensional.
3. Penguasaan materi oleh siswa masih kurang.
4. Prestasi belajar IPS masih tergolong rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti memberikan
pembatasan masalah pada prestasi belajar IPS yang masih tergolong rendah
dan minat baca siswa yang masih rendah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah
7
Apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca
dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus III Seyegan Sleman
tahun ajaran 2014/2015?.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan minat baca dengan prestasi belajar IPS siswa
kelas V SD se gugus III Seyegan Sleman tahun ajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk
pengembangan teori tentang minat baca dan prestasi belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran dalam meningkatkan minat baca siswa.
b. Bagi guru
1) Bahan referensi dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2) Memberikan pemahaman untuk memotivasi siswa agar
meningkatkan minat baca demi tercapai prestasi belajar yang
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.Minat Baca
1. Pengertian Minat
Slameto (2003: 57) menyebutkan minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Selanjutnya, Slameto
(2003: 180) menambahkan minat adalah suatu rasa lebih suka dan ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan sesuatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di
luar diri.Sejalan dengan pendapat tersebut, Holland (dalam Djaali, 2007: 122)
menyatakan minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.
Senada dengan pendapat di atas, Sardiman (2007: 76) menyatakan minat
sebagai kecenderungan jiwa seseorang kepada seseorang (biasanya disertai
dengan perasaan senang), karena merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
Witherington (1991: 135) mengemukakan minat adalah kesadaran
seseorang bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau situasi mengandung
sangkut paut dengan dirinya. Crow and Crow (dalam Djaali, 2007: 121)
berpendapat bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan,
pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
minat adalah ketertarikan dan keinginan pada suatu hal atau aktivitas disertai
9
2. Pengertian Membaca
Hudgson, 1960 (dalam Henry Guntur Tarigan, 2008: 43-44)
mengemukakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan
oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis
melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Sejalan dengan pendapat tersebut, Gilet
dan Temple (dalamSamsuSomadoyo,2011:5) menyatakan membaca
merupakan proses pengembangan keterampilan, yaitu keterampilan memahami
kata-kata, kalimat-kalimat, dan paragraf-paragraf dalam suatu bahan bacaan
sampai dengan memahami isi bacaan secara kritis dan evaluatif.
Samsu Somadayo (2011:4) mengemukakan membaca adalah suatu
kegiatan interaktif untuk memahami arti atau makna tulisan yang terkandung di
dalam bahan bacaan. Membaca juga merupakan suatu proses yang dilakukan
oleh pembaca untuk menerima pesan atau informasi yang disampaikan oleh
penulis melalui bahasa tulis. Senada dengan pendapat tersebut, Spodek dan
Saracho (dalam Y. Slamet, 2007: 138) mengartikan membaca sebagai proses
memperoleh makna dari barang cetak.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca merupakan suatu kegiatan aktif dan interaktif yang melibatkan aspek
visual untuk memetik makna tulisan yang terkandung di dalam bahan bacaan.
3. Pengertian Minat Baca
Selanjutnya, Farida Rahim (2007:28) mendefinisikan minat baca sebagai
suatu keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca.
10
untuk mendapatkan bahan bacaan dan kemudian membacanya atas kesadaran
sendiri. Mudjito (2001:1) menyatakan bahwa minat baca yang tinggi memiliki
peranan penting dalam era pembangunan seperti saat ini. Minat baca yang
tinggi akan mempengaruhi seseorang menggunakan waktunya untuk membaca,
seperti membaca buku, majalah, suratkabar, dan lain lain.
Burs dan Lowe (dalam Dwi Sunar Prasetyono, 2008: 59) mengemukakan
tentang indikator-indikator adanya minat membaca pada seseorang adalah
sebagai berikut.
a. Kebutuhan terhadap bacaan. b. Tindakan untuk mencari bacaan. c. Rasa senang terhadap bacaan. d. Ketertarikan terhadap bacaan. e. Keinginan untuk selalu membaca.
f. Tindak lanjut (menindaklanjuti dari apa yang dibaca).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkanbahwaminatbaca
adalahketertarikan dan keinginan untuk melakukan usaha-usaha terhadap
kegiatan membaca disertai dengan perasaan senang tanpa paksaan atau atas
dorongan dalam diri sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan menemukan
informasi dalam bacaan guna menambah pengetahuan. Dalam penelitiam ini,
minat baca dapat dilihat dari seberapa besar kebutuhan, rasa senang,
ketertarikan, dan keinginan siswa terhadap membaca.
B.Tujuan Membaca
Tujuan membaca menurut Blanton, dkk dan Irwin (dalam Farida Rahim,
11
a. Kesenangan, membaca dilakukan untuk mendapatkan kesenangan atau
hiburan, misalnya membaca komik, novel, dongeng, dan lain-lain.
b. Meyempurnakan kemampuan dalam membaca nyaring. Intensitas
membaca yang tinggi akan dapat meningkatkan kemampuannya dalam
membaca nyaring.
c. Mencoba menerapkan strategi tertentu dalam membaca sehingga mampu
menentukan strategi yang baik dalam membaca. Hal ini berkenaan tentang
ketrampilan membaca, seperti membaca cepat dan membaca pemahaman.
Membaca dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan membaca.
d. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang suatu topik. Membaca
dilakukan saat ada rasa ingin tahu terhadap suatu topik. Membaca
dilakukan untuk mencari bahan bacaan sesuai dengan topik yang
diinginkan dan kemudian membacanya.
e. Menghubungkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui
sebelumnya. Membaca dapat dilakukan untuk menghubungkan informasi
yang diketahui dengan informasi baru yang ada dalam bacaan.
f. Mencari informasi sebagai bahan laporan lisan atau tertulis. Membaca
dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam sebuah
laporan lisan atau tertulis. Membaca dalam hal ini digunakan sebagai
sebuah referensi.
g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi. Prediksi yang ada akan dicari
tahu kebenarannya. Membaca dapat membantu mengkonfirmasi prediksi,
12
h. Menerapkan informasi yang diperoleh dari suatu bacaan. Membaca
dilakukan untuk menerapkan informasi yang diperolah dari bacaan lain.
Hal ini berkaitan tentang strategi-strategi dalam ketrampilan membaca.
i. Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Membaca dilakukan
untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan.
Sedangkan Sabarti Akhadiah, dkk (1993: 25) menyebutkan beberapa
tujuan membaca, yaitu: a) mendapatkan informasi, b) meningkatkan citra diri,
c) melepaskan diri dari kenyataan, d) mendapatkan kesenangan, e) tanpa
tujuan, dan f) mencari pengalaman estetis.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa tujuan membaca
yang dimaksud dalam penelitian ini, khususnya yang berhubungan dengan
prestasi belajar IPS adalah menambah pengetahuan dan wawasan atau
informasi.
C.Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi
Santrock (2008: 606) berpendapat prestasi adalah apa yang telah dicapai,
dipelajari, dan dikuasai murid. Senada dengan pendapat tersebut, Sardiman, A.
M (2001: 66) mengungkapkan prestasi adalah hasil atau tujuan yang dicapai
setelah melakukan kegiatan. Sedangkan menurut Sugihartono, dkk (2007: 129)
prestasi adalah kenyataan yang menggambarkan derajat kualitas, kuantitas, dan
eksistensi.
Sumadi Suryabrata (2006: 141) berpendapat prestasi adalah perumusan
13
masa tertentu. Muhibbin Syah (2013: 139) menambahkan prestasi adalah
tingkat keberhasilan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah
program. Keberhasilan tersebut meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Berdasarkan pemaparan tentang pengertian prestasi oleh para ahli di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi merupakan sesuatu hasil usaha yang
telah dicapai seseorang sebagai bukti dari sebuah usaha yang dilakukan.
2. Pengertian Belajar
Belajar menurut Slameto (2003: 2) ialah suatu proses usaha yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya.Senada dengan pendapat di atas, Abdillah
(dalam Aunurrahman, 2010: 35) mengartikan belajar merupakan suatu usaha
sadar yang dilakukan individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui
latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu.
Gagne (dalam Ratna Wilis Dahar, 2011: 2) berpendapat belajar adalah
suatu proses dimana satu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat
pengalaman. Senada dengan pendapat di atas, Muhibbin Syah (2013: 90)
berpendapat belajar adalah perubahan seluruh tingkah laku individu sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar
14
relatif bersifat menetap sebagai hasil interaksi dan pengalaman dengan
lingkungan yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
3. Pengertian Prestasi Belajar
A. Tabrani Rusyan, dkk (1994: 21) berpendapat prestasi belajar adalah
taraf keberhasilan proses belajar dalam mempengaruhi perubahan perilaku dan
pribadi peserta didik. Senada dengan pendapat tersebut, Sugihartono, dkk
(2007: 130) mengungkapkan prestasi belajar adalah seberapa jauh perubahan
tingkah laku siswa setelah menghayati proses belajar.
Syaiful Bahri Djamarah (2010: 105) berpendapat bahwa prestasi belajar
adalah sejauh mana penguasaan siswa terhadapa materi-materi pelajaran.
Menurut Muhibbin Syah (2013: 148) prestasi belajar adalah perubahan akibat
pengalaman dan proses belajar siswa yang meliputi segenap ranah psikologis.
Sementara itu, Wina Sanjaya (2011: 13)prestasi belajar adalah pencapaian
dalam memperoleh kemampuan sesuai tujuan khusus yang direncanakan.
Berdasarkan pemaparan yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil suatu proses atau usaha
yang membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa dengan memperhatikan
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam bentuk angka atau skor yang
15
D.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Slameto (2003: 56) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar banyak jenisnya tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja,
yaitu: 1) faktor intern, dan 2) faktor ekstern.
1. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri.
Faktor intern digolongkan menjadi tiga faktor, yaitu: a) faktor jasmaniah,
b) faktor psikologis, dan c) faktor kelelahan.
a. Faktor jasmaniah
Keadaan jasmani adalah keadaan tubuh. Kondisi tubuh yang sehat
adalah kondisi dimana semua bagian tubuh dalam keadaan normal dan
berfungsi sebagaimana mestinya. Siswa dengan tubuh yang sehat akan
bersemangat dan tidak akan mudah lelahdalam mengikuti proses
pembelajaran. Selain itu, alat indera yang baik, lengkap, dan berfungsi
akan mempengaruhi proses pembelajaran. Kesehatan indera pendengar
dan indera penglihat dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di
kelas. Sugihartono, dkk (2007: 76) menyebutkan bahwa faktor
kesehatan dan cacat tubuh adalah faktor jasmani yang dapat
16 b. Faktor psikologis
Slameto (2003: 57) menyebutkan tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, yaitu: 1) intelegensi, 2)
perhatian, 3) minat, 4) bakat, 5) motif, 6) kematangan, dan 7) kesiapan.
1) Intelegensi, kecakapan untuk menghadapi situasi yang baru dengan
cepat dan efektif, mengetahui konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengatahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat
2) Perhatian, banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas
yang dilakukan.
3) Minat, kecenderungan memperhatiakan, merasa tertarik, dan merasa
senang terhadap sesuatu hal.
4) Bakat, kemampuan dasar atau potensi yang dimiliki dan akan
menjadi hasil yang baik melalui belajar.
5) Motif, kekuatan yang mendorong perilaku ke arah tujuan.
6) Kematangan, kesiapan alat-alat tubuh untuk melaksanakan
kecakapan baru.
7) Kesiapan, kesediaan atau keterbukaan untuk memberikan respon dan
aksi.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan jasmani adalah keadaan dimana tubuh merasa kurang baik
dan terjadi sesuatu pada bagian-bagian tertentu setelah pembakaran di
dalam tubuh. Terhindar dari kelelahan baik kelelahan jasmani maupun
17 2. Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ekstern
dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: a) faktor keluarga, b) faktor
sekolah, dan c) faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga
Keluarga sangat berpengaruh terhadap bagaimana belajar siswa. Orang
tua dan saudara merupakan anggota keluarga yang berpengaruh pada
belajar siswa. Selain itu suasana dan keadaan ekonomi dalam rumah
juga dapat mempengaruhi belar siswa. Sugihartono, dkk (2007: 76)
menyebutkan bahwa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, pengertian orang tua, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, dan latar belakang kebudayaan adalah faktor keluarga yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa.
Siswa yang belajar sangat dipengaruhi oleh cara orang tua mendidik.
Orang tua yang kurang memperhatikan terhadap kebutuhan anak dapat
mengakibatkan anak gagal/ kurang berhasil dalam belajar. Siswa yang
terlalu mendapatkan paksaan belajar dari orang tua juga tidak baik
terhadap belajar siswa. Hal tersebut mengakibatkan anak ketakutan dan
akhirnya benci terhadap belajar.
Diperlukan cara mendidik orang tua kepada anak yang seimbang demi
keberhasilan belajar siswa. Orang tua harus memperhatikan kebutuhan
anak dalam belajar. Anak yang sedang belajar selain harus dipenuhi
18
memerlukan fasilitas belajar seperti meja, kursi, lampu, alat tulis,
buku-buku, dan lain-lain. Hal tersebut dapat memberikan semangat pada
siswa untuk belajar. Meskipun terkadang ditemukan anak yang mampu
belajar dengan baik dan giat di dalam kekurangan dan keterbatasan
ekonomi keluarga.
2) Faktor sekolah
Kegiatan belajar sangat erat kaitannya dengan sekolah. Hampir semua
kegiatan dalam sekolah adalah bentuk belajar siswa. Banyak sekali
faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa di sekolah. Sugihartono,
dkk (2007: 76) menyebutkan yang termasuk dalam faktor sekolah
adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi
antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar
pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
Metode yang digunakan guru dalam mengajar siswa dengan
memperhatiakan karakteristik siswa di kelasnya adalah bagian penting.
Metode yang digunakan harus tepat, efisien, dan efektif, sehingga siswa
akan belajar dengan baik. Guru harus mampu memberikan kegiatan
belajar mengajar yang dapat menarik minat siswa. Akan tetapi, ada
beberapa guru yang cenderung menggunakan metode ceramah dalam
pembelajaran.
Ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah sangat diperlukan, seperti
alat peraga atau media pembelajaran yang digunakan dalam
19
informasi kepada siswa. Media mampu menumbuhkan minat siswa
dalam mengikuti pembelajaran. Aunurahman (2010: 195-196)
berpendapat bahwa media dapat digunakan untuk memperjelas materi
pelajaran dan memudahkan bagi siswa untuk mendapatkan informasi.
Sama seperti hubungan dalam keluarga, diperlukan hubungan yang baik
pula saat di sekolah, baik dengan guru maupun siswa lainnya.
Hubungan siswa terhadap guru dan siswa lainnya yang baik dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Guru yang mampu
membangun interaksi pada siswa yang dekat akan memudahkan dalam
kegiatan pembelajaran. Sehingga minat dan partisipasi siswa dalam
kegaiatan belajar akan meningkat.
Hubungan dengan siswa lainnya perlu diperhatikan. Siswa yang
mempunyai sifat-sifat kurang menyenangkan teman, ingin menang
sendiri dan angkuh akan mengganggu kegiatan belajar. Lebih-lebih
akan menjadikan siswa malas berangkat sekolah karena sering
mendapatkan perlakuan yang kuarang baik dari siswa lain. Guru harus
memperhatikan dan membimbing siswa agar tercipta hubungan
antarsiswa yang baik, agar dapat memberikan dampak positif terhadap
kegiatan belajar yang dilakukan siswa di sekolah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat ikut andil dalam mempengaruhi belajar seseorang, begitu
juga tetangga serta teman sepermainan di sekitar rumah. Sugihartono,
20
masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan dalam masyarakat, dan
media massa adalah faktor masyarakat yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa. Sebagai contoh anak yang hidup di masyarakat yang
terdiri dari orang-orang yang tidak terpelajar, pengangguran, pemabuk,
dan suka mencuri. Tentu hal tersebut dapat mempengaruhi aktivitas
belajar anak tersebut. Anak menjadi kurang tertarik terhadapap belajar
karena tidak ditemukannya aktivitas belajar i sekitar rumahnya. Akibat
yang lebih parah adalah anak tidak mampu mengendalikan diri dan ikut
berbuat seperti yang dilakukan oleh orang-orang sekitar rumah.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diketahui salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar adalah minat, yaitu kecenderungan
memperhatiakan, merasa tertarik, dan merasa senang terhadap sesuatu hal.
E.Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Pengertian IPS
Oemar Hamalik (1992: 3) mengemukakan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah
suatu bidang studi yang merupakan kombinasi atau hasil perpaduan dari
sejumlah mata pelajaran, seperti ilmu bumi, ekonomi-politi, sejarah,
anthropologi, dan sebagainya. Berhard G. Killer (dalam Oemar Hamalik, 1992:
6) menyebutkan IPS adalah studi yang memberikan pemahaman tentang cara
manusia hidup, kebutuhan dasar manusia, kegiatan-kegiatan dalam usaha
memenuhi kebutuhan, dan lembaga-lembaga yang dikembangkan sehubungan
21
Somantri, 2001 (dalam Buchari Alma, 2010: 18) mengemukakan bahwa
Pendidikan IPS adalah suatu program pendidikan yang memilih bahan
pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniti yang diorganisasi dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. Senada dengan
pendapat itu, Buchari Alma (2010: 18) menambahkan IPS adalah ilmu yang
mengangkat konsep-konsep dan teori-teori Ilmu Sosial secara terintegrasi guna
memahami, mempelajari, dan memikirkan pemecahan masalah-masalah di
masyarakat dengan tujuan mendidik anak menjadi warga negara yang baik.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS adalah
bidang studi hasil perpaduan beberapa mata pelajaran yang mengangkat
konsep-konsep dan teori-teori Ilmu Sosial guna memberikan pemahaman,
pembelajaran, dan pemikiran tentang masalah-masalah masyarakat dengan
tujuan mendidik siswa menjadi warga negara yang baik.
2. Tujuan IPS
Rudy Gunawan (2013: 51) mengemukakan bahwa mata pelajaran IPS
bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan:
a. mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya,
b. memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial,
c. memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, dan
d. memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi, dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional, dan global. Preston (dalam Oemar Hamalik, 1992: 39) menyebutkan tujuan
pendidikan IPS, yakni: a) pengetahuan dan pemahaman, b) sikap hidup belajar,
22 a. Pengetahuan dan Pemahaman
Pendidikan IPS bertujuan memberikan pengetahuan danpemahaman
tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada siswa. Selain
itu, juga mengembangkan rasa kontinuitas dan stabilitas, memberikan
informasi dan teknik-teknik sehingga dapat ikutmemajukan masyarakat
sekitarnya.
b. Sikap Belajar
IPS bertujuan mengembangkan sikap belajar yang baik pada siswa. Sikap
belajar tersebut diarahkan padapengembangan motivasi untuk mengetahui,
berimajinasi, minat belajar,kemampuan merumuskan masalah dan
hipotesis pemecahannya, keinginanmelanjutkan eksplorasi IPS sampai
keluar kelas, dan kemampuan menarikkesimpulan berdasarkan data.
c. Nilai-Nilai Sosial Sikap
Nilai-nilai sosial sikap merupakan unsur penting dalam pengajaran IPS.
Siswa membutuhkan nilai-nilai untuk mentafsirkan dunia sekitarnya
sehingga dapat melakukan perspektif. Berdasarkan nilai-nilai sosial yang
berkembang dalam masyarakat, makaakan berkembang pula sikap-sikap
sosial siswa.
d. Keterampilan
Dalam pembelajaran IPS siswa belajar menggunakan keterampilan dan
alat-alat studi sosial.Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh
anak di dalam kelasdapat dicocokkan sekaligus diterapkan dalam
23
IPS berperan mengembangkan potensi siswa untuk peka terhadap masalah
sosial, memiliki sikap mental yang positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi di
masyarakat (Buchari Alma, 2010: 6). Dengan demikian IPS akan
membangkitkan kesadaran siswa bahwa manusia hidup dengan penuh
tantangan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat diketahui tujuan IPS
adalahmemberikan pemahaman, pembelajaran, dan pemikiran tentang
masalah-masalah masyarakat dengan tujuan mendidik siswa menjadi warga negara yang
baik.
F. Karakteristik Siswa SD Kelas V
Pada usia 6-12 tahun, anak sudah siap untuk melakukan kegiatan belajar di
Sekolah Dasar. Hal ini berdasarkan pendapat M. Dalyono (2009: 96), pada usia
6/7 tahun sampai dengan 12/13 tahun terjadi perkembangan intelektual pada
individu. Tahap perkembangan ini dimulai ketika anak sudah dapat berpikir
logis. Anak telah mencapai hubungan antar kesan secara logis dan dapat
membuat keputusan tentang apa yang dihubung-hubungkannya secara logis.
Perkembangan ini biasanya dimulai pada masa anak siap memasuki Sekolah
Dasar. Pada tahap ini fungsi pikiran anak telah berkembang, sehingga anak
sudah dapat menerima pendidikan dan pembelajaran.
Abu Ahmadi (2005: 38) menyatakan terdapat dua fase pada masa usia
24
tinggi. Rita Eka Izzaty (2008: 116-117) menyebutkan ciri-ciri yang ada pada
masa kelas tinggi Sekolah Dasar (9/10 tahun-13 tahun), yaitu: 1) adanya
perhatian terhadap kehidupan praktis sehari-hari, 2) ingin tahu, ingin belajar,
dan realistis, 3) timbul minat pada pelajaran-pelajaran tertentu, 4) memandang
nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajar, 5) membentuk
kelompok sebaya untuk bermain.
Berkaitan dengan penelitian ini, bahwa pada masa kelas tinggi, anak-anak
lebih banyak melakukan kegiatan yang sesuai dengan minat dan dengan rasa
ingin tahu yang tinggi, maka diperlukan perhatian dari guru untuk
memfasilitasi perkembangan tersebut.Guru diharapkan mempunyai
pemahaman tentang perkembangan dan cara belajar anak di SD. Hal tersebut
dikarenakan banyak faktor yang dapat mempengaruhi dan saling berhubungan
dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Pada akhirnya guru dapat
mengarahkan perkembangan tersebut secara maksimal ke dalam hal-hal positif
yang dapat menunjang prestasi belajar.
G.Peranan Minat Baca dalam Pembelajaran IPS di SD Kelas V
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar
adalah minat. Minat pada siswa dapat menjadi sumber motivasi yang kuat
untuk belajar. Siswa dengan minat belajar yang tinggi akan berusaha
semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.
Senada dengan pendapat di atas, Moh. Uzer Usman (2011: 27)
25
minat dan perhatian siswa dalam belajar. Minat adalah sifat yang relatif
menetap pada diri seseorang. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap belajar
karena dengan minat siswa akan melakukan sesuatu yang diminatinya. William
James, 1890 (dalam Moh. Uzer Usman, 2011: 27) menambahkan bahwa minat
siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar
siswa. Keefektifan proses belajar mengajar dapat dilihat dari keterlibatan siswa
secara aktif dalam belajar. Selain itu, Mursell (dalam Moh. Uzer Usman, 2011:
27) berpendapat bahwa terdapat 22 macam minat pada anak, diantaranya
adalah minat terhadap belajar. Dengan demikian pada hakikatnya setiap anak
memiliki minat dalam belajar, dan guru hendaknya berusaha membangkitkan
minat anak terhadap belajar.
Slameto (2003: 57) menyatakan bahwa minat besar pengaruhnya terhadap
belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya
tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik dan sesuai dengan minat siswa
akan lebih mudah dipahami dan disimpan.
Muhibbin Syah (2010: 152) berpendapat bahwa perhatian yang ada di
dalam minat terhadap belajar akan membuat siswa lebih giat belajar dan
akhirnya mencapai prestasi yang maksimal. Senada dengan pendapat di atas,
Hurlock (1978: 142) mengemukakan bahwa prestasi siswa akan menurun saat
minat anak terhadap sekolah berkurang. Siswa dengan minat terhadap sekolah
26
melakukan pekerjaan yang ditugaskan sebaik mungkin, sehingga mampu
mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk mata pelajaran
[image:42.595.127.512.257.491.2]IPS kelas V semester 1 sebagai berikut.
Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 5 Semester 1
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Buddha dan Islam, keragaman kenampakan alam dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
1.1 Mengenal makna peninggalan- peninggalan sejarah yang berskala nasional dari masa Hindu-Buddha dan Islam di Indonesia.
1.2 Menceritakan tokoh-tokoh sejarah pada masa Hindu-Buddha dan Islam.
1.3 Mengenal keragaman kenampakan alam dan buatan serta pembagian wilayah
waktu di Indonesia dengan
menggunakan peta/ atlas/ globe dan media lainnya.
1.4 Menghargai keragaman suku bangsa dan budaya di Indonesia
1.5 Mengenal jenis-jenis usaha dan kegiatan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan pemaparan di atas, diperkirakan bahwa siswa dengan minat
belajar yang tingga akan lebih tertarik dan memperhatikan proses belajar
sehingga akan lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi belajar yang
tinggi. Minat baca merupakan salah satu minat belajar pada diri siswa. Oleh
karena itu, diperkirakan ada hubungan yang signifikan antara minat baca
27
H.Penelitian yang Relevan
Penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Nur Fitriana (2012) dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Minat Baca dengan Kemampuan Memahami Bacaan Siswa Kelas V SD Se
Gugus II Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/2012”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara minat baca dengan
kemampuan memahami bacaan. Hasil perhitungan product-moment,
diperoleh rxy = 0,434. Nilai rtabel dengan n = 89pada taraf signifikansi 0,05
sebesar 0,207. Dengan demikian rhitung lebih besar dari rtabel (0,434>0,207).
Hal tersebut menunjukkan semakin tinggi minat baca siswa, maka semakin
tinggi kemampuan memahami bacaan, begitu pula sebaliknya.
2. Novi Indah Widanarti (2013) dengan judul penelitian “Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Prestasi Belajar IPS Siswa SD
Kelas V Se Gugus II di Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo Tahun
Ajaran 2012/2013”. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui terdapat
hubungan yang positif antara kemampuan membaca pemahaman materi
IPS dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus II di
Kecamatan Galur Kabupaten Kulonprogo Tahun Ajaran 2012/2013”.
Analisis data yang digunakan adalah korelasi product-moment, dengan
diperoleh hasil korelasi rhitung sebesar 0,613. Pada taraf signifikansi 5%
didapatkan hasil 0,613 > 0,207, jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
28
pada variabel kemampuan membaca pemahaman akan diikuti oleh
kenaikan pada variabel prestasi belajar IPS.
I. Kerangka Pikir
Membaca merupakan sarana bagi seseorang untuk menemukan
pengalaman dan pengetahuan yang akan dibutuhkan dalam kehidupan. Oleh
karena itu, akan lebih baik apabila kebiasaan membaca ditanamkan kepada
anak sejak usia dini. Selain itu, membaca berperan penting dalam proses
belajar mengajar di sekolah. Siswa dapat memahami dan menguasai materi
pelajaran melalui kegiatan membaca. Oleh karena itu, minat baca perlu
ditumbuhkembangkan di seluruh jenjang pendidikan sekolah dengan tujuan
menambah penguasaan materi pelajaran.
Dalam penelitian ini, minat baca diperlukan siswa dalam kaitannya dengan
mata pelajar IPS. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diberikan di sekolah dasar, karena mata pelajaran IPS sangat erat hubunganya
dengan konsep-konsep dan teori-teori Ilmu Sosial guna memberikan
pemahaman, pembelajaran, dan pemikiran tentang masalah-masalah kehidupan
manusia dengan masyarakat dan alam sekitarnya.
Materi yang dimuat dalam mata pelajaran IPS sangat luas dikarenakan IPS
merupakan hasil perpaduan dari bebrapa mata pelajaran seperti: sejarah,
geografi, ekonomi, sosiologi, ilmu politik, anthropologi dan sebagainya. Hal
tersebut membuat siswa merasakan malas dan jenuh sehingga memengaruhi
29
tidak maksimal. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa terdapat faktor-faktor
yang dapat memengaruhi prestasi belajar IPS yaitu, materi pelajaran dan minat
belajar.
Minat baca yang semakin tinggi akan membuat siswa semakin menguasai
pengetahuan, sebaliknya siswa dengan minat baca yang rendah akan kurang
pengetahuan. Hal tersebut dikarenakan minat baca yang kuat akan
menimbulkan intensitas membaca yang tinggi. Semakin kuat minat baca maka
akan semakin tinggi intensitas kegiatan membaca pada siswa. Dengan
intensitas membaca yang tinggi, siswa akan lebih banyak dan lebih cepat
menguasai pengetahuan yang ada dalam buku bacaan. Apabila siswa dapat
memahami dan menguasai materi pelajaran, maka siswa akan mampu
mengerjakan tugas-tugas ataupun soal-soal ujian yang diberikan sekolah. Siswa
yang mampu mengerjakan dengan benarakan mendapatkan nilai yang baik dan
dapat meraih prestasi yang tinggi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diduga bahwa ada hubungan yang
signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS yang diraih oleh siswa.
J. Hipotesis
Sugiyono (2009: 64) menyatakan ada dua hipotesis, yaitu hipotesis kerja
yang menyatakan ada hubungan antar variabel, dan hipotesis nol yang
menyatakan tidak adanya hubungan antar variabel.
Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, hipotesis yang
30
Ha : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca
dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus III Seyegan
Sleman Tahun Ajaran 2014/2015
Ho : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca
dengan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD se gugus III Seyegan
Sleman Tahun Ajaran 2014/2015
K.Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda tentang judul penelitian ini,
maka di bawah ini akan dikemukakan definisi dari masing-masing istilah yang
terdapat pada judul penelitian ini.
1. Minat Baca
Minat baca adalah keinginan yang kuat dari dalam jiwa untuk
melakukan kegiatan membaca dengan penuh perhatian. Keinginan kuat
tersebut dapat berupa rasa suka, dan ketertarikan disertai usaha-usaha yang
dilakukan dalam kegiatan membaca. Usaha-usaha tersebut berupa
kesediaan untuk mencari bahan bacaan yang diinginkan dan kemudian
membacanya tanpa ada paksaan, atas keinginan sendiri sehingga mampu
memahami informasi yang terdapat dalam bacaan.
2. Prestasi Belajar IPS
Prestasi belajar IPS dalam penelitian ini adalah hasil suatu proses atau
usaha yang membawa perubahan tingkah laku pada diri siswa dalam
31
psikomotor. Selanjutnya, aspek-aspek tersebut dievaluasikan dan
diaktualisasikan dalam angka atau skor yang dapat dilihat dalam buku
32
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berdasarkan jenis datanya merupakan jenis penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian dengan data yang akan
dikumpulkan oleh peneliti berupa angka dan nantinya akan dianalisis
menggunakan rumus-rumus statistika (Sugiyono, 2009: 7).Suharsimi Arikunto
(2006: 12) menambahkan penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang
menuntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran data
tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata
(2010: 53) pendekatan kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang
menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Data
yang akan dikumpulkan berbentuk angka kemudian dianalisis dengan
rumus-rumus statistik. Penyajian data dapat menggunakan tabel, grafik, bagan, dan
gambar.
B. Desain Penelitian
Berdasarkan aspek metode, penelitian ini menggunakan penelitian
korelasional. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 56) penelitian
korelasional ditujukan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel
dengan variabel-variabel lain. Hubungan tersebut dinyatakan dengan besarnya
koefisiean korelasi dan signifikansi secara stastik.
33
1) persiapan penelitian, diawali dengan penyusunan proposal penelitian
dilanjutkan dengan pengurusan perijinan,
2) tahap uji coba instrumen penelitian, dimaksudkan untuk menentukkan
validitas dan realibilitas instrumen, dan
3) pengumpulan data dan dilanjutkan dengan penyusunan laporan
penelitian.
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu minat baca sebagai variabel
bebas (X) dan prestasi belajar IPS sebagai variabel terikat (Y).
Gambar 1. Desain Penelitian Keterangan:
X : Minat Baca
Y : Prestasi Belajar IPS
C. Variabel Penelitian
Sugiyono (2009: 38) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Selanjutnya, Sugiyono (2009: 39) mengemukakan macam-macam variabel
dalam penelitian adalah: 1) variabel independen/ bebas, 2) variabel dependen/
terikat, 3) variabel moderator, 4) variabel intervening, 5) variabel kontrol.
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
34
terikat. Minat baca adalah variabel bebas atau variabel (X) dan prestasi belajar
adalah variabel terikat atau variabel (Y)
D. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitiandilaksanakan pada bulan Mei - Juni tahun 2015.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di lima Sekolah Dasar (SD) yang merupakan
Sekolah Dasar di Gugus III Seyegan Sleman.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Keseluruhan subjek penelitian yang menjadi sasaran pengamatan dan
sumber data disebut populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2009: 80).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD se Gugus
III Seyegan Sleman Tahun Ajaran 2014/2015yang terdiri dari tujuhSekolah
Dasardengan jumlah siswa keseluruhan 185 siswa. Tabel 2 di bawah ini
menunjukkan rician jumlah siswa setiap Sekolah Dasar yang berada di
35
Tabel 1.Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Siswa Kelas V SD se Gugus III Seyegan Sleman.
No. Nama Sekolah Dasar (SD) Jumlah Siswa Kelas V
1. SD Negeri Margomulyo I 28
2. SD Negeri Margomulyo II 21
3. SD Negeri Sompokan 45
4. SD Negeri Jamblangan 31
5. SD Negeri Pete 38
6. SD Muhammadiyah Gendol V 7
7. SD Muhammadiyah Kasuran 15
Jumlah 185
Sumber: UPT Pendidikan Kecamatan Seyegan, 2015
2. Sampel Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006: 131) menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.Senada dengan pendapat
tersebut, Sugiyono (2009: 81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.Untuk memperoleh
sampel dalam penelitian diperlukan teknik sampling agar jumlah sampel
sesuai dengan populasi yang ada. Dengan demikian sampel yang didapatkan
akan benar-benar representatif (mewakili) dari populasi.
Untuk mendapatkan ukuran sampel yang representatif atau dapat mewakili
populasi, peneliti menggunakan rumus Cochran (2005: 85).
� =
�2
�2
1 + 1
N
�2
�2 −1
Keterangan:
n = jumlah sampel
t = taraf kepercayaan dalam skor (1,96) N = jumlah populasi
P = proporsi karakteristik tertentu (0,6)
Q = 1 –P (0,4)
36 1 = bilangan konstan
Dengan jumlah populasi sebesar 185 siswa, maka jumlah sampel yang
didapatkan dengan menggunakan rumus tersebut adalah 123digenapkan
menjadi 125 siswa. Pengambilan sampel selanjutnya dilakukan dengan
menggunakan teknik sampling kuota.
F. Teknik Pengumpulan Data
Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 216) menyatakan bahwa teknik
pengumpulan data ada empat macam, yaitu wawancara, angket, observasi, dan
studi dokumenter.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah: 1) angket, dan 2) studi dokumenter.
1. Angket
Suharsimi Asrikunto (2006: 151) berpendapat bahwa angket atau
kuesioner (questionnaire) merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Teknik pengumpulan
data angket digunakan dalam penelitian ini dengan beberapa alasan, yaitu:
a) siswa sebagai subjek penelitian adalah orang yang paling mengetahui
tentang dirinya sendiri,
b) apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat
dipercaya,
37
d) dapat memperoleh data yang banyak dalam wwaktu yang singkat
sehingga menghemat waktu dan tenaga,
e) tidak mengganggu subjek penelitian karena dalam pengisian angket
hanya membutuhkan waktu beberapa menit,
f) pertanyaan atau pernyataan dapat mengungkap masalah dalam
penelitian, dan
g) intepretasi subjek penelitian dengan apa yang dimaksudkan oleh
peneliti tentang pertanyaan atau pernyataan dalam angket adalah
sama.
Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk memperoleh data
mengenai minat baca siswa kelas V SD se Gugus III Seyegan Sleman pada
tahun ajaran 2014/2015.
2. Studi Dokumenter
Studi dokumenter (documentary study) merupakan teknik
pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik (Nana
Syaodih Sukmadinata, 2010: 221). Dokumen-dokumen yang dihimpun
harus dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah.
Isi dokumen yang telah dihimpun dapat dianalisis, dibandingkan, dan
dipadukan membentuk hasil kajian yang padu, sistematis, dan utuh.
Dokumen yang dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis dokumen
38
Dalam penelitian ini, studi dokumenter digunakan untuk memperoleh
data prestasi belajar IPS siswa.Untuk mengungkap prestasi belajar IPS
siswa, peneliti menggunakan data nilai hasil belajar (raport) siswa kelas V
SD se Gugus III Seyegan Sleman pada semester gasal tahun ajaran
2014/2015.
G. Instrumen Penelitian
Suharsimi Arikunto (2006: 160) menyatakan bahwa instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Instrumen
penelitian digunakan agar data yang diperoleh lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah untuk diolah. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang berbentuk check list yaitu
responden hanya perlu memberi tanda centang (√) ke dalam item-item angket yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Dalam penelitian ini, instrumen yang dikembangkan adalah angket minat
baca. Suharsismi arikunto (2006: 166) mengemukakan bahwa prosedur
penyusunan instrumen dapat ditempuh beberapa langkah, yaitu: a)
perencanaan, b) penulisan butir soal, c) penyuntingan, d) uji coba, e)
penganalisaan hasil, dan f) mengadakan revisi.
a. Perencanaan
Sebelum menyusun pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam
39
dibuat oleh peneliti digunakan sebagai pedoman dalam menuliskan
butir-butir soal. Adapun kisi-kisi yang dibuat sesuai dengan indikator dari
variabel minat baca yang terdiri atas: 1) kebutuhan terhadap membaca, 2)
rasa senang dalam membaca, 3) ketertarikan terhadap membaca, dan 4)
[image:55.595.150.512.227.703.2]keinginan terhadap membaca.
Tabel 2.Kisi-KisiAngket Minat Baca
No Indikator Kisi-kisi No Butir Jml
Butir (+) (-)
1. Kebutuhan membaca
a. Kesadaran sebagai
siswa 1, 3 5
9 b. Kesadaran terhadap
manfaat membaca 7 2, 4
c. Kesadaran untuk
memahami bacaan 6, 9 8
2. Rasa senang
a. Rasa senang terhadap kegiatan membaca buku
10, 12 14
12 b. Rasa senang
mengoleksi buku bacaan
11, 15 19
c. Rasa senang meluangkan waktu untuk membaca
16, 20 21
d. Semangat dalam
membaca 13 17,18
3.
Ketertarik-an terhadap buku
a. Ketertarikan untuk membaca
24,26,
31, 33 22,29 9 b. Ketertarikan terhadap
buku bacaan 23,25 27
4. Keinginan
a. Keinginan untuk mendapatkan informasi baru
28,34 32,37
10 b. Keinginan untuk
mengunjungi perpustakaan
35 30,39
c. Keinginan untuk
membeli buku 36, 38 40
40
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar IPS siswa
adalah dokumentasi daftar nilai hasil belajar IPS dalam rapor siswa kelas
V SD se Gugus III Seyegan Sleman pada semester gasal tahun ajaran
2014/2015.
b. Penyuntingan
Tahap penyuntingan adalah proses yang meliputi kegiatan penyusunan
item pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan kisi-kisi angket.Selain itu,
peneliti melengkapi instrumen dengan pengantar dan petunjuk pengisian.
Pengantar menjelaskan maksud penyebaran angket, jaminan kerahasiaan
jawaban, dan ucapan terima kasih kepada responden, sedangkan dalam
petunjuk pengisian dijelaskan bagaimana cara menjawab pertanyaan atau
merespon pernyataan.
Pada penelitian ini, setiap butir soal menggunakan skala Likert yang telah
dimodifikasi dengan empat alternatif yaitu, selalu, sering, kadang-kadang,
dan tidak pernah. Untuk skor kalimat positif, jawaban selalu = 4, sering =
3, kadang-kadang = 2, dan tidak pernah = 1, sedangkan skor untuk kalimat
negatif, jawaban selalu = 1, sering = 2, kadang-kadang = 3, dan tidak
pernah = 4.
c. Uji Coba Instrumen
Suharsimi Arikunto (2006: 165-166) menyebutkan tujuan uji coba
instrumen adalah:
1) untuk mengetahui apakah kalimat-kalimat dalam instrumen cukup
41
2) untuk mengetahui berapa waktu yang akan dibutuhkan oleh responden
untuk mengisi instrumen,
3) untuk mengetahui tanggapan responden dan orang-orang lain
berhubungan dengan pelaksanaan penelitian, dan
4) untuk mengetahui apakah ada hal-hal lain yang perlu dipersiapkan
sebelum penelitian.
Setelah melakukan uji coba, maka dilakukan penghitungan validitas dan
reliabilitas instrumen menggunakan program SPSS.
1) Uji Validitas Instrumen
Suharsimi Arikunto (2006: 168) mengungkapkan validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan
sesuatu instrumen. Sugiyono (2009: 125-129) menyatakan bahwa cara
pengujian validitas dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a)
pengujian validitas konstruksi (construct validity), b) pengujian
validitas isi (content validity), dan c) pengujian validitas isi (content
validity).
a) Pengujian Validitas Konstruksi (Construct Validity)
Validitas konstruksi merupakan uji validitas dengan menyusun
instrumen penelitian berdasarkan teori yang relevan.Pengujiannya
dengan menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts).
b) Pengujian Validitas Isi (Content Validity)
Validitas isi merupakan uji validitas dengan menyusun instrumen
42
ada.Pengujian validitas ini membandingkan program yang ada dan
konsultasi ahli.
c) Pengujian Validitas Eksternal
Validitas eksternal adalah validitas yang disusun berdasarkan
fakta-fakta empiris yang telah terbukti.Pengujian validitas ini
dengan membandingkan antar kriteria yang ada pada instrumen
dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di lapangan.
Untuk menguji validitas instrumen menggunakan rumus Korelasi
Product Moment dengan bantuan SPSS 17.0.
� = N XY−( X)( Y)
N X2− X 2 N Y2− Y 2
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y
N : Banyaknya subjek
∑X : Jumlah skor tiap butir
∑Y : Jumlah skor total
∑XY : Jumlah perkalian X dan Y
∑X2 : Jumlah kuadrat nilai X
∑X2 : Jumlah kuadrat nilai Y
(Suharsimi Arikunto, 2006: 170)
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05.