• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS IV KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS V SD SE-GUGUS IV KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN."

Copied!
143
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS V SD

SE-GUGUS IV KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Ismayani NIM 11108241101

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

MOTTO

“Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak

(6)

PERSEMBAHAN

Dengan ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT, skripsi ini penulis

persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta (Bapak Kiswanto dan Ibu Sri Wahyuti) atas segala

kasih sayang, doa, dan dukungan yang telah diberikan.

2. Almamater Universitas Negeri Yogyakarta.

(7)

HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME DENGAN SIKAP CINTA TANAH AIR SISWA KELAS V SD

SE-GUGUS IV KECAMATAN MLATI KABUPATEN SLEMAN

Oleh Ismayani NIM 11108241101

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemahaman nilai-nilai nasionalisme dengan sikap cinta tanah air siswa kelas V SD se-gugus IV Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V sebanyak 130 siswa yang diambil dari 7 sekolah dasar yang ada di gugus IV Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman. Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan angket. Uji validitas menggunakan uji validitas isi, sedangkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach. Uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas denganrumus Kolmogorov Smirnov dan uji linieritas. Uji hipotesis menggunakan korelasi Pearson product moment.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pemahaman nilai-nilai nasionalisme dengan sikap cinta tanah air siswa kelas V SD se-gugus IV Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman dengan signifikansi 0,000 < 0,05, dan nilai r sebesar 0,497 termasuk memiliki hubungan sedang (>0,4 – 0,599). Sedangkan sumbangan efektifnya sebesar 24,7% dan sisanya sebesar 75,3% ditentukan oleh faktor lain.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Hubungan pemahaman nilai-nilai nasionalisme dengan sikap cinta

tanah air siswa kelas V SD se-gugus IV Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman”. Terselesaikannya skripsi ini atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak

baik secara moral maupun material, sehingga segala kesulitan dan hambatan

selama penyusunan skripsi dapat teratasi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan

untuk menuntut ilmu.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta atas ijin

untuk melakukan penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kemudahan dalam

penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Drs. Sri Rochadi, M.Pd dan Ibu Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd.

selaku pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Kepala Sekolah Dasar se-gugus IV Kecamatan Mlati,

Sleman yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan

(9)

6. Bapak, Ibu dan Adikku tercinta yang tidak pernah lelah memberikan

dukungan dan doa bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Semua pihak yang telah banyak membantu dan mendukung dalam

pelaksanaan penelitian ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Semoga semua amal dan budi baiknya mendapat imbalan yang setimpal dari

Allah swt.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab

itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan. Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi dunia

pendidikan.

Yogyakarta, 4 April 2016

(10)

DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang... 1

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.Pebatasan Masalah... 8

D.Perumusan Masalah ... 9

E.Tujuan Penelitian ... 9

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme ... 11

1. Pemahaman ... 11

a. Pengertian Pemahaman ... 11

b. Kategori Pemahaman... 12

c. Ciri-ciri Pemahaman ... 13

2. Nilai ... 14

(11)

b. Fungsi Nilai ... 16

c. Jenis Nilai ... 16

3. Nasionalisme ... 17

a. Pengertian Nasionalisme ... 17

b. Unsur Nasionalisme... 19

c. Prisip Nasionalisme ... 20

d. Ciri Nasionalisme ... 21

e. Indikator Nasionalisme ... 21

4. Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme ... 22

B.Sikap Cinta Tanah Air ... 23

1. Sikap ... 23

a. Pengertian Sikap ... 23

b. Komponen Sikap ... 25

c. Tingkatan sikap ... 27

2. Pengertian Cinta Tanah Air... 28

3. Sikap Cinta Tanah Air ... 30

C.Kajian yang Relevan... 31

D.Kerangka Berfikir ... 33

E.Hipotesis Penelitian ... 36

F. Definisi Operasional Variabel ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 37

B. Populasi dan Sampel ... 37

C. Metode Pengumpulan Data ... 40

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

E. Instrumen Penelitian ... 41

Perencanaan dan Penyusunan Instrumen ... 42

F. Uji Prasyarat Instrumen ... 45

1. Uji Validitas Instrumen ... 45

(12)

3. Hasil Uji Coba Instrumen ... 46

G. Teknik Analisis Data ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Linearitas ... 51

3. Pengujian Hipotesis ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian ... 54

B. Deskripsi Data ... 54

C. Uji Prasyarat Analisis ... 62

1. Uji Normalitas ... 62

2. Uji Linearitas ... 64

D. Uji Hipotesis ... 65

E. Pembahasan ... 66

F. Keterbatasan Penelitian ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Instrumen Uji Coba Penelitian ... 76

Lampiran 2. Data Skor Hasil Uji Coba Instrumen ... 85

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 89

Lampiran 4. Instrumen Penelitian ... 92

Lampiran 5. Data Skor Hasil Penelitian... 99

Lampiran 6. Analisis Deskriptif ... 109

Lampiran 7. Uji Normalitas ... 114

Lampiran 8. Uji Linearitas ... 115

Lampiran 9. Uji Hipotesis ... 116

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian ... 117

(14)

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Daftar Nama Sekolah dan Jumlah Populasi ... 38

Tabel 2. Perhitungan Rumus Slovin ... 39

Tabel 3. Daftar Jumlah Sebaran Sampel Siswa ... 40

Tabel 4. Daftar Sekolah dan Alamat Tempat Penelitian ... 41

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme ... 42

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Sikap Cinta Tanah Air ... 43

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme ... 47

Tabel 8. Hasil Uji Validitas Instrumen Sikap Cinta Tanah Air ... 48

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme .... 49

Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Cinta Tanah Air ... 50

Tabel 11. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi .. 52

Tabel 12. Daftar Jumlah Sampel Berdasarkan Asal Sekolah... 54

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Data Variabel Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme ... 55

Tabel 14. Klasifikasi Data Skor Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme ... 57

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Sikap Cinta Tanah Air ... 59

Tabel 16. Klasifikasi Data Skor Sikap Cinta Tanah Air ... 61

Tabel 17. Hasil Uji Normalitas Data ... 63

Tabel 18. Hasil Uji Linieritas Data ... 64

(15)

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Hubungan Antar Variabel ... 35

Gambar 2. Diagram Histogram Skor Pemahaman Nasionalisme ... 56

Gambar 3. Diagram Histogram Klasifikasi Skor Pemahaman Nasionalisme ... 58

Gambar 4. Diagram Histogram Skor Sikap Cinta Tanah Air ... 60

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai masalah

yang berkaitan dengan kurangnya rasa cinta tanah air. Sebagian besar

warga tak lagi mempunyai rasa bangga menjadi bangsa Indonesia.

Permasalahan tersebut disebabkan oleh kekecewaan publik yang

diakibatkan oleh banyak faktor seperti kemiskinan, rasa tidak percaya pada

pemerintah dan kebijakannya, perasaan tidak dilindungi oleh Negara, dan

lain-lain. Hal tersebut menyebabkan semangat kebangsaan warga

Indonesia semakin tak terlihat.

Rasa cinta tanah air bangsa Indonesia yang saat ini mengalami

kemunduran ditandai dengan adanya persoalan yang berkaitan dengan

kurangnya rasa persatuan bangsa. Hal ini dibuktikan dari banyaknya

peristiwa seperti perang suku maupun konflik kelompok yang memakan

banyak jiwa. Pada harian Kompas, tanggal 10 Maret 2014 yang ditulis

oleh A. Mado menyatakan bahwa di Maluku telah mengalami berbagai

kasus konflik antar negeri (desa), seperti antara Desa Aboru – Desa Hulaliu (7 Mei 2012; 1 tewas luka tembak), konflik Desa Sepa – Desa Hulaloy (28 Desember 2012; 11 tewas, dan belasan luka-luka), Desa

Mamala – Desa Morela (25 Feb 2013; 1 tewas, 25 Juni 2013; 1 tewas, belasan luka-luka, 10 rumah terbakar, 5 Nov 2013; 1 tewas, 5 rumah

(17)

korban nihil) (http://birokrasi.kompasiana.com). Peristiwa tersebut

menunjukan bahwa kurangnya rasa persatuan bangsa karena masyarakat

yang sulit menerima perbedaan dalam kehidupan dan cenderung

menunjukan idealisme sebagai bangsa Indonesia belum terwujud.

Selain itu memudarnya sikap cinta tanah air bangsa Indonesia juga

dapat dilihat dari kasus masyarakat Kalimantan yang berbatasan dengan

negara Malaysia. Mereka kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah

seperti fasilitas yang kurang memadahi dan sulitnya mencari lapangan

pekerjaan. Hal tersebut menyebabkan masyarakat perbatasan lebih

memilih untuk mencari lapangan pekerjaan di Negara tetangga karena

disana mereka lebih mudah untuk mendapatkan fasilitas dan pekerjaan

mengingat kehidupan mereka diperbatasan sangat memperihatinkan.

Apabila hal tersebut dibiarkan terus terjadi akan meyebabkan nasionalisme

masyarakat perbatasan menjadi hilang. Mereka juga akan merasakan lebih

nyaman hidup di Negara tetangga dari pada di Indonesia. Hal terburuk

yang juga dapat terjadi adalah berpindahnya kewarganegaraan menjadi

kewarganegaraan Malaysia. Pada harian Tribun pada hari Kamis, 3 Juni

2010 menyatakan bahwa sejak tahun 1997 sekitar 2.000 warga Kabupaten

Sanggau dan Kabupaten Bengkayang yang tinggal di daerah perbatasan

Kalimantan Barat-Serawak memilih berganti kewarganegaraan menjadi

warga negara Malaysia. Ini akibat kesenjangan infrastruktur dan fasilitas

umum di perbatasan Indonesia-Malaysia tersebut

(18)

Hilangya rasa cinta tanah air yang dimiliki oleh sebagian warga

negara Indonesia ini juga dapat dibuktikan dari adanya kasus WNI

eksodus ke Suriah untuk bergabung dengan Negara Islam di Irak dan

Suriah serta pemblokiran situs-situs radikal sehingga memerlukan

ketegasan kebijakan dan penegasan cara pandang. Indonesia tengah

menghadapi orang-orang yang sudah hilang rasa memiliki terhadap

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka ini adalah

orang-orang yang "kost" di negeri Irak. Bagi mereka, yang penting adalah "cinta

agama" dan buang jauh-jauh "cinta tanah air"

(http://nasional.kompas.com).

Cinta tanah air perlu untuk dikembangkan dalam setiap jiwa setiap

warga negara Indonesia. Individu yang memiliki rasa cinta tanah air akan

berusaha untuk menjaga kedaulatan bangsa, melindungi dan menjaga

kehormatan negara, serta berusaha utuk memajukan Negara dengan segala

upaya yang dimilikinya. Rasa cinta tanah air dapat mendorong setiap

warga Indonesia untuk membangun Negara dengan penuh dedikasi. Selain

itu rasa cinta tanah air juga dapat membuat setiap warga selalu menjaga

apa saja yang dimiliki oleh Negara dengan penuh tanggungjawab,

termasuk keutuhan NKRI.

Pudarnya rasa cinta tanah air saat ini disebabkan oleh banyak

faktor, salah satunya bangsa indonesia yang semangat nasionalismenya

tengah mengalami degradasi. Saat ini sebagian besar bangsa Indonesia

(19)

disebabkan oleh pengaruh dari nilai-nilai dari luar dan kurangnya

pemahaman nilai-nilai nasionalisme.

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi juga

turut menyebabkan kurangnya pemahaman nilai-nilai nasionalisme.

Globalisasi membuat kehidupan saat ini seakan tanpa batas. Dampak

buruk dari adanya globalisasi salah satunya menyebabkan masyarakat

bersikap konsumtif dan cenderung mengikuti budaya barat. Hal tersebut

berujung pada gaya hidup yang mewah dan mengikuti tren, berbeda jauh

dari karakter budaya Indonesia yang lebih mengutamakan kehidupan yang

sederhana dan mengedepankan gotong royong. Lebih buruknya saat ini

banyak masyarakat Indonesia yang lebih memilih menggunakan produk

luar negeri dibandingkan produk dalam negeri. Hal ini membuktikan

bahwa kecintaan terhadap produk dalam negeri menurun. Menurunnya

rasa kecintaan terhadap produk dalam negeri ini juga diakibatkan oleh

kurangnya pemahaman nilai nasionalisme.

Soepriyatno (2008 : 67) mengemukakan bangsa Indonesia

merupakan suatu bangsa yang terdiri dari bermacam-macam suku, etnis,

ras, dan agama. Oleh karena itu nasionalisme penting untuk dimiliki

bangsa Indonesia untuk menjaga keutuhan NKRI serta keinginan yang

besar untuk mendirikan sebuah Indonesia merdeka. Artinya, Indonesia

yang berdaulat penuh secara politik, ekonomi, social - budaya serta

(20)

dasar munculnya tekat untuk berbangsa, berbahasa, bertumpah darah satu,

yakni Indonesia, sebagaimana ditegaskan dalam sumpah pemuda.

Dengan memiliki jiwa nasionalisme berarti memiliki rasa kesatuan

yang tumbuh dari dalam hati berdasarkan cita-cita yang sama dalam

sebuah bangsa. Persatuan bangsa dalam semangat nasionalisme

merupakan cerminan dari nilai Pancasila. Persatuan Indonesia dalam

Pancasila dapat diuraikan sebagai usaha kearah bersatu dalam kebulatan

satu kesatuan rakyat untuk membina nasionalisme dalam Negara (Sunarso,

dkk, 2006 : 41).

Nilai-nilai nasionalisme perlu ditanamkan pada anak sejak dini.

Melalui pemahaman nilai-nilai nasionalisme yang baik pada anak akan

menumbuhkan sikap yang baik pula. Salah satu sikap tersebut ialah cinta

tanah air. Sri Nawanti (2011 : 30) menyatakan bahwa cinta tanah air

merupakan cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa. Dengan

begitu keutuhan NKRI tetap terjaga.

Jiwa nasionalisme yang harus dimiliki generasi muda saat ini

tentunya berbeda dengan nasionalisme yang dimiliki oleh pejuang

terdahulu dalam melawan penjajah. Nilai-nilai yang harus dikembangkan

anak sejak dini adalah sikap kemanusiaan seperti : dapat menghargai

perbedaan, bersikap adil pada orang lain, dapat hidup dalam perbedaan,

(21)

demokratis, dan bersedia untuk hidup rukun. Selain itu anak juga perlu

dibantu untuk dapat ikut bertanggung jawab sebagai warga Negara,

mengerti yang menjadi hak dan kewajibannya (Paul Suparno, 2005 : 85).

Pemahaman tentang nilai nasionalisme dan sikap cinta tanah air

perlu dikembangkan melalui pendidikan terutama pada pendidikan sekolah

dasar. Sekolah dasar merupakan jenjang pendidikan yang tepat untuk

mengajarkan dan menanamkan berbagai nilai dan sikap yang baik salah

satunya pemahaman nasionalisme dan sikap cinta tanah air. Akan tetapi

banyak sekolah dasar yang belum berhasil mengembangkan nilai dan

sikap tersebut. Masih banyak siswa sekolah dasar yang kurang memahami

tentang nilai nasionalisme dan seberapa penting memiliki sikap rasa cinta

tanah air.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran di

kelas V SD Negeri Sendangadi 1 pada mata pelajaran PKn dengan materi

pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas V tentang materi

pentingnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) tersebut masih rendah. Terlihat ketika guru sedang melakukan

tanya jawab dengan siswa, sebagian besar siswa tidak dapat menjawab

pertanyaan tersebut. Siswa masih kesulitan dalam mendeskripsikan NKRI,

menjelaskan pentingnya keutuhan NKRI serta menyebutkan contoh

perilaku dalam menjaga NKRI. Hai ini menunjukkan bahwa siswa belum

(22)

serta berbagai kebudayaan yang ada di Indonesia. NKRI merupakan

bagian tidak dapat dipisahkan dari nasionalisme. Oleh karena itu

pemahaman nilai-nilai nasionalisme perlu ditanamkan dengan baik pada

siswa mulai dari siswa sekolah dasar.

Hasil observasi juga menunjukan bahwa sebagian siswa kurang

menunjukkan sikap cinta tanah air. Terlihat banyak siswa yang kurang

menjaga kebersihan, membeda-bedakan teman, saling mengejek satu sama

lain, kurangnya rasa menghargai antar teman, dan juga terdapat siswa yang

kurang peka terhadap teman yang sedang kesusahan. Hal tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu rendahnya

pemahaman nilai-nilai nasionalisme.

Penanaman pemahaman tentang nilai nasionalisme dan sikap cinta

tanah air harus dilakukan secara berkesinambungan dan perlu adanya

kerjasama dari berbagai pihak agar melekat dengan baik pada diri siswa.

Dengan begitu, dengan adanya pemahaman nilai-nilai nasionalisme yang

tinggi pada siswa diharapkan siswa juga memiliki sikap cinta tanah air

yang tinggi pula. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan antara pemahaman nilai-nilai nasionalisme

dengan sikap cinta tanah air siswa kelas V Sekolah Dasar se-Gugus IV di

Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.

B. Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi

(23)

1. Banyaknya kasus peperangan antar suku akibat lunturnya rasa

persatuan bangsa Indonesia.

2. Adanya perasaan kurang diperhatikan oleh pemerintah pada

masyarakat perbatasan yang dapat mengikis rasa cinta tanah air.

3. Nasionalisme generasi muda yang tengah mengalami degradasi akibat

pengaruh nilai dari luar.

4. Kurangnya kesadaran generasi muda akan pentingnya memiliki rasa

nasionalisme.

5. Adanya kasus hilangnya rasa cinta tanah air akibat kurangnya memiliki

pemahaman nilai – nilai nasionalisme.

6. Pemahaman tentang nilai-nilai nasionalisme dan sikap cinta tanah

airsiswa kelas 5 SD masih rendah.

7. Kurangnya sikap yang mencerminkan cinta tanah air akibat rendahnya

pemahaman nilai-nilai nasionalisme.

8. Adanya hubungan antara pemahaman nilai-nilai nasionalisme dengan

sikap cinta tanah air.

C. Pembatasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup dalam penelitian ini maka

dilakukan pembatasan masalah. Masalah yang akan dikaji dalam

penelitian ini adalah hubungan antara pemahaman nilai-nilai nasionalisme

dengan sikap cinta tanah air siswa kelas V Sekolah Dasar se-Gugus IV di

(24)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan maslah, maka permasalahan yang akan diungkap dalam

penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan yang signifikan dan positif

antara pemahaman nilai-nilai nasionalisme dengan sikap cinta tanah air

siswa kelas V Sekolah Dasar se-Gugus IV di Kecamatan Mlati, Kabupaten

Sleman.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemahaman

nilai-nilai nasionalisme dengan sikap cinta tanah air siswa kelas V Sekolah

Dasar se-Gugus IV di Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Pengembangan ilmu pengetahuan tentang pembangunan karakter

cinta tanah air.

b. Sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya yang berhubungan

dengan permasalahan ini.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Kepala Sekolah

Sebagai bahan pertimbangan dalam pembelajaran nilai-nilai

nasionalisme sehubungan dengan pengembangan sikap cinta tanah

(25)

b. Bagi guru

1)Sebagai bahan pertimbangan dalam mengatasi perilaku negatif

siswa dalam bermasyarakat.

2)Memperkaya pembendaharaan masalah yang berkaitan dengan

kurangnya pemahaman siswa mengenai nilai-nilai nasionalisme

(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme

1. Pemahaman

a. Pengertian Pemahaman

Pemahaman termasuk ke dalam salah satu klasifikasi pada

ranah kognitif. Menurut Purwanto (2011: 51) kemampuan

pemahaman adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta

dengan fakta. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2009 : 118)

pemahaman diartikan bagaimana seorang mempertahankan,

membedakan, menduga (estimates), menerangkan, memperluas,

menyimpulkan, menggeneralisasikan, memberikan contoh,

menuliskan kembali, dan memperkirakan.

Pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan

yang mengharapkan testee mampu memahami arti atau konsep,

situasi, serta fakta yang diketahuinya. Testee tidak hanya hafal

secara verbalistis, tetapi memahami konsep dari masalah atau fakta

yang ditanyakan (Ngalim Purwanto, 2013 : 44). Pemahaman

bersangkutan dengan inti dari sesuatu, ialah suatu bentuk

pengertian atau pemahaman yang menyebabkan seseorang

mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, tanpa harus

(27)

Benjamin S. Bloom (M. Chabib Toha, 1991: 28-29)

menyatakan bahwa pemahaman (comprehension) adalah

kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu

setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain,

memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat

melihatnya dari berbagai segi.

Dalam penelitian ini peneiti menyimpulkan pemahaman

sebagai kondisi dimana seorang individu memahami dan

menghayati sesuatu yang dapat mempengaruhi individu tersebut

dalam bersikap. Pemahaman tersebut terbentuk oleh rekonstruksi

pengetahuan yang mendalam pada kognitif individu sehingga

individu mengolah pengetahuan tersebut dalam dirinya sebagai

bentuk dari pemahamannya.

b. Kategori Pemahaman

Menurut Abdul Majid (2015 : 36) pemahaman dapat

dibedakan ke dalam tiga kategori:

1) Tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari

arti yang sebenarnya, misalnya dari bahasa Inggris ke dalam

bahasa Indonesia, mengartikan Bhineka Tungal Ika,

mengartikan merah putih, menerapkan prinsip-prinsip listrik

dalam memasang sakelar.

2) Tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu

(28)

diketahui berikutnya, atau menghubungkan beberapa bagian

dari grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dan

yang bukan pokok.

3) Tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman

ekstrapolasi. Dengan eksrapolasi diharapkan seseorang mampu

melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang

konsekuensi atau dapat memperluas presepsi dalam arti waktu,

dimensi, kasus, ataupun masalahnya.

c. Ciri-ciri Pemahaman

Dunlap dan Grabinger (Ch. Ismaniati, 2009 : 18)

menjelaskan bahwa pemahaman seseorang dicirikan oleh

kemampuannya dalam mengartikulasikan sesuatu melalui cara-cara

mengemukakan gagasannya, perspektif, solusi dan produk mereka

yang siap direnungkan, ditinjau, dikritisi, dan digunakan orang

lain. Sedangkan Benjamin S. Bloom mengklasifikasikan ciri-ciri

pemahaman (comprehension) sebagai proses berpikir dalam ranah

kognitif sebagai berikut :

1) Mampu menerjemahkan (pemahaman menerjemahkan)

2) Mampu menafsirkan, mendeskripsikan secara verbal

3) Pemahaman ekstrapolasi

(29)

Dari pemaparan tentang ciri-ciri pemahaman tersebut, maka

peneliti menyimpulkan karakteristik ketika seorang individu

memiliki pemahaman adalah sebagai berikut :

1) Individu mampu mengemukakan gagasannya terhadap

pengetahuan yang telah diperoleh

2) Individu mampu menemukan solusi dari permasalahan yang

dihadapi berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh

3) Individu mampu mengambil keputusan dalam menghadapi

masalah yang dilandasi oleh pemahamannnya.

2. Nilai

a. Pengertian Nilai

Nilai merupakan faktor pendorong bagi manusia yang

saling berkaitan untuk bertingkah laku dan mencapai kepuasan

tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Nilai dikatakan sebagai

ukuran sikap dan perasaan seseorang atau kelompok yang

berhubungan dengan keadaan baik buruk, benar salah atau suka

terhadap suatu obyek baik material maupun non-material

(Abdulsyani, 2012 : 49).

Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya

berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan

sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar

menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang (Sutarjo

(30)

nilai yang benar dan diterima secara universal adalah nilai yang

menghasilkan suatu perilaku yang berdampak positif, baik bagi

yang menjalankan maupun bagi orang lain (Heri Gunawan, 2012 :

31)

Menurut Clyde Kluckhohn (dalam Mohamad Mustari, 2014

: x) nilai merupakan standar yang waktunya cenderung lama yang

mengatur sistem tindakan. Nilai juga merupakan keutamaan

(preference) yaitu sesuatu yang disukai baik mengenai hubungan

social maupun mengenai cita-cita serta usaha untuk mencapainya.

Sementara itu Kirschenbaum (1995) menyatakan bahwa realisasi

nilai memberikan pembekalan berbagai hal yaitu: mengenal diri

sendiri (perasaan, keyakinan dan prioritas), self ssteem

(menghargai diri sendiri), kemampuan menentukan tujuan,

kecakapan berpikir (berpikir kritis, berpikir kreatif), kecakapan

membuat keputusan, kecakapan komunikasi, kecakapan sosial dan

pengetahuan tentang dunia (Rukiyati, tanpa tahun : 2).

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan

bahwa nilai merupakan suatu hal yang dianggap baik dan benar

bagi sekelompok orang dan dijadikan pedoman dalam menjalani

hidup. Nilai sebagai daya dorong atau prinsip dalam pedoman

kehidupan memiliki pengaruh dalam mengatur pola tingkah laku

(31)

b. Fungsi Nilai

Menurut Huky (Abdulsyani, 2012 : 53–54) terdapat

beberapa fungsi umum dari nilai – nilai sosial, yaitu :

1)Nilai dipakai untuk menetapkan harga sosial dari pribadi dan

kelompok dengan memungkinkan sistem stratifikasi secara

menyeluruh pada setiap masyarakat.

2)Nilai – nilai membentuk cara berpikir dan bertingkah laku

secara ideal dalam masyarakat.

3)Nilai – nilai merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam

memenuhi peranan – peranan sosialnya.

4)Nilai berfungsi sebagai alat pengawas dengan menekan manusia

untuk berbuat baik.

5)Nilai dapat berfungsi sebagai alat solodaritas di kalangan

anggota masyarakat.

c. Jenis Nilai

Notonegoro mengungkapkan bahwa terdapat tiga nilai yang

perlu diperhatikan serta menjadi pegangan masyarakat Indonesia,

yaitu :

1)Nilai materiil adalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur

kehidupan manusia.

2)Nilai vital adalah sesuatu yang berguna bagi manusia untuk

(32)

3)Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi

rohani manusia (Sajarkawi, 2006 : 31).

3. Nasionalisme

a. Pengertian Nasionalisme

Nasionalisme ditinjau secara epistemilogis berasal dari

bahasa Latin nation yang berarti bangsa. Pengertian bangsa adalah

suatu solidaritas yang besar yang terbentuk oleh perasaan yang

timbul sebagai akibat pengorbanan-pengorbanan yang telah dibuat

dan yang dalam masa depan bersedia dibuat lagi. Nasionalisme

merupakan gejala sosio-politik yang berkembang secara dialektik,

berakar di masa silam serta tumbuh dan berkembang sehingga

terwujud semangat persatuan dengan dasar cita-cita hidup bersama

dalam satu Negara nasional (Sunarso, 2006 : 36).

Menurut Greenfeld dan Chirot (Rusli Karim dalam

Sunarso, 2006 : 36), nasionalisme mengacu pada seperangkat

gagasan dan sentimen yang membentuk kerangka konseptual

tentang identitas nasional yang sering hadir bersama dengan

berbagai identitas lain seperti okupasi, agama, suku, bahasa,

wilayah, kelas, gender, dan lain-lain. Selain itu nasionalisme juga

dapat diartikan sebagai perpaduan dari rasa kebangsaan dan paham

kebangsaan. Dengan semangat kebangsaan yang tinggi,

kekhawatiran akan terjadinya ancaman terhadap keutuhan bangsa

(33)

Hans Kohn (1961 : 11) mengemukakan bahwa

nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa

kesetiaan tertingi individu harus diserahkan kepada Negara

kebangsaan. Perasaan yang sangat mendalam terhadap suatu ikatan

yang erat dengan tumpah darahnya dengan tradisi – tradisi

setempat dan penguasa- penguasa resmi di daerahnya.

Nasionalisme semakin lama akan semakin kuat peranannya dalam

membentuk semua segi kehidupan, baik yang bersifat umum

maupun pribadi. Nasionalisme menyatakan bahwa Negara

kebangsaan adalah suatu cita- cita dan satu-satunya bentuk sah dari

organisasi politik dan bangsa adalah sumber tenaga kebudayaan

kreatif dan kesejahteraan ekonomi.

Menurut Anthony D. Smith (2003 : 6) dalam abad terakhir

istilah nasionalisme digunakan dalam rentang arti yang kita

gunakan sekarang. Diantara penggunaan-penggunaan itu, yang

terpenting adalah suatu proses pembentukan, atau pertumbuhan

bangsa-bangsa, suatu sentiment atau kesadaran memiliki bangsa

bersangkutan, suatu bahasa dan simbolisme bangsa, suatu gerakan

sosial dan politik demi bangsa bersangkutan, dan suatu doktrin dan

/ atau ideologi bangsa, baik yang umum maupun khusus. Sunarso,

dkk (2008 : 39) mengungkapkan bahwa nasionalisme Indonesia

disebut juga dengan nasionalisme Pancasila, yaitu paham

(34)

Winarno (2007 : 41) menjelaskan bahwa nasionalisme

memunculkan semangat untuk mendirikan negara bangsa dalam

merealisasikan cita - cita yaitu merdeka dan tercapainya

masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan Kabul Budiyono

(2007: 208) berpendapat bahwa nasionalisme berasal dari kata nation

yang berarti negara atau bangsa, ditambahkan akhiran isme berarti : 1)

suatu sikap ingin mendirikan Negara bagi bangsanya sesuai dengan

faham/ideologinya, 2) suatu sikap ingin membela tanah air/Negara

dari penguasaan dan penjajahan bangsa asing.

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

nasionalisme merupakan suatu paham yang ditandai dengan

adanya kesadaran dalam mencintai tanah airnya, membela bangsa

dan negara dari segala bentuk ancaman, memiliki rasa

persaudaraan antar bangsa, serta turut dalam memajukan dan

mencapai cita-cita bangsa. Dalam nasionalisme terkandung sebuah

tekad untuk bersatu, menjaga, dan mempertahankan kedaulatan

bangsa.

b. Unsur Nasionalisme

Menurut Sartono Kartodirdjo (1992:245) mengemukakan

unsur-unsur nasionalisme di Indonesia dibagi dalam tiga kategori:

1) Unsur kognitif menunjukkan adanya pengetahuan atau

pengertian akan suatu situasi/fenomena tertentu dalam hal ini

(35)

2) Unsur orientasi nilai/tujuan menunjukkan keadaan yang

dianggap berharga oleh pelaku-pelakunya, dalam hal ini

dianggap sebagai tujuan atau hal yang berharga adalah

memperoleh hidup yang bebas dari kolonialisme

3) Unsur afektif dari tindakan kelompok menunjukkan situasi

dengan pengaruhnya yang menyenangkan atau menyusahkan

bagi pelaku-pelakunya.

c. Prisip Nasionalisme

Menurut Sartono Kartodirdjo (1994 : 48) terdapat prinsip

nasionalisme sebagai asas tujuan pendidikan nasional, antara lain :

1) Unity ( kesatuan – persatuan )

Pembentukan kesatuan dan persatuan lewat proses integrasi

dalam sejarah berdasarkan solidaritas nasional yang melampaui

solidaritas.

2) Liberty (kebebasan)

Setiap individu dilindungi hak-hak asasinya serta memiliki

kebebasan berpendapat dan berkelompok.

3) Equality (persamaan)

Setiap individu memiliki persamaan hak dan kewajiban dan

persamaan kesempatan.

4) Individuality (kepribadian)

Pribadi perorangan dilindungi hukum seperti hak milik,

(36)

5) Performance (hasil kerja)

Baik secara individu maupun kelompok membutuhkan

motivasi dan inspirasi untuk memacu prestasi yang dapat

dibanggakan.

d. Ciri Nasionalisme

Ada beberapa ciri khas nasionalisme Indonesia menurut Ali

Maskur Musa (2011 : 21) yaitu:

1) Bhineka Tunggal Ika, tidak uniform, monolit dan totaliter,

mengakui keragaman.

2) Etis dalam memahami etika pancasila.

3) Universalistik dalam arti pengakuannya terhadap harkat

martabat manusia yang universal dan mendunia.

4) Terbuka dalam arti secara cultural dan religious Indonesia

terbentuk dari pertemuan dari bermacam budaya dan agama.

5) Percaya diri dalam arti menjalin komunikasi dengan tetangga

dan warga masyarakat dunia.

e. Indikator Nasionalisme

Menurut Mohamad Mustari (2014 : 160 - 161) apa yang

menjadi indikasi bahwa kita menjadi nasionalis diantaranya :

1) Menghargai jasa para tokoh / pahlawan nasional

2) Bersedia menggunakan produk dalam negeri

3) Menghargai keindahan alam dan budaya Indonesia

(37)

5) Memilih berwisata dalam negeri, dan lain-lain.

Cholisin (2011 : 12) mengemukakan beberapa indikator

nasionalisme, meliputi :

1) Berbahasa Indonesia secara baik dan dan benar

2) Memiliki rasa cinta tanah air (menghormati pahlawan,

melakukan upacara bendera, memperingati hari-hari besar

nasional, menyanyikan lagu –lagu kebangsaan, melakukan

kegiatan pelestarian lingkungan)

3) Setia kawan terhadap sesama anak bangsa

4) Menggunakan produksi dalam negeri

5) Mengutamakan persatuan dan kesatuan, kepentingan bangsa

dan negara

6) Melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai dan budaya

daerah maupun nasional (misalnya, memakai pakaian adat

tradisional, menyanyikan lagu-lagu daerah, dsb)

7) Memelihara dan mengembangkan pilar-pilar kenegaraan yaitu

Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika

4. Pemahaman Nilai Nasionalisme

Pemahaman nilai-nilai nasionalisme dapat diartikan sebagai

kemampuan seseorang dalam memahami berbagai nilai tentang

kesetiaan terhadap bangsa dan negaranya. Pemahaman tersebut

terbentuk dari adanya pengetahuan yang mendalam sehingga

(38)

menghayati berbagai nilai yang terkandung dalam nasionalisme.

Pemahaman nilai nasionalisme yang telah dimiliki dijadikan sebagai

pedoman dalam menjalani hidup berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan teori, prinsip, ciri, serta indikator nasionalisme yang

telah dipaparkan diatas, peneliti mengambil beberapa hal yang akan

dijadikan sebagai indikator dalam membuat instrumen tes pemahaman

nilai-nilai Nasionalisme. Indikator tersebut antara lain :

1)Pemahaman tentang keragaman bangsa dan budaya Indonesia.

2)Pemahaman tentang pentingnya rasa persatuan dan kesatuan antar

bangsa.

3)Pemahaman tentang persamaan hak dan kewajiban antar bangsa.

4)Pemahaman tentang Pancasila sebagai pedoman hidup.

B. Tinjauan Sikap Cinta Tanah Air

1. Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap atau yang dalam bahasa Inggris disebut attitude

adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Sikap

merupakan perbuatan atau tingkah laku sebagai reaksi atau respon

terhadap suatu rangsangan atau stimulus yang disertai dengan

pendirian atau perasaan orang itu. Setiap orang mempunyai sikap

yang berbeda beda terhadap suatu perangsang. Hal ini disebabkan

oleh berbagai factor yang ada pada individu masing-masing seperti

(39)

intensitas perasaan, dan juga situasi lingkungan (Ngalim Purwanto,

1993:140-141).

LaPierre mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku,

tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan

diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon

terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sedangkan Secord

dan Backman mendefinisikan sikap sebagai keteraturan tertentu

dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi

tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan

sekitar (Saifuddin Azwar, 2005 : 5)

Maio dan Haddock (2009) mendefinisikan sikap sebagai

“evaluasi menyeluruh terhadap suatu objek berdasarkan informasi

kognitif, afektif, dan behavioral”. Definisi tersebut didasarkan pada

consensus di kalangan para peneliti sikap bahwa sikap merupakan

penilaian evaluativ multikomponen terhadap suatu objek (Eagly

dan Chaiken, 1993, dalam Jenny Mercer dan Debbie Clayton,

2012).

Menurut Fatchul Mu’in (2011 : 167 – 180) terdapat

beberapa unsur – unsur dimensi manusia secara psikologis dan

sosiologis dalam terbentuknya karakter pada manusia, salah

satunya adalah sikap. Sikap seseorang dianggap sebagai cerminan

karakter seseorang tersebut, sikap merupakan predisposisi untuk

(40)

sikap bukan hanya gambaran kondisi internal psikologis yang

murni dari individu, melainkan sikap yang lebih merupakan proses

kesadaran yang sifatnya individual.

Saifuddin Azwar (2005 : 15) menyimpulkan bahwa sikap

dikatakan sebagai suatu respon evaluative. Respons hanya akan

timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti

bahwa bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya

didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang member

kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik-buruk,

positif – negatif, menyenangkan-tidak menyenangkan, yang

kemudian mengkristal sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa sikap merupakan suatu kecenderungan individu untuk

bertindak terhadap suatu objek yang dipengaruhi oleh suatu

stimulus. Dalam sikap menyangkut beberapa komponen yang

berkaitan dengan kepercayaan, emosional, dan kecenderungan

seseorang dalam berperilaku.

b. Komponen Sikap

Menurut Saifuddin Azwar (2005 : 23 – 26) struktur sikap

(41)

1)Komponen Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang

mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek

sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka akan

menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat

diharapkan dari objek tertentu. Kepercayaan sebagai komponen

kognitif tidak selalu akurat, terkadang kepercayaan tersebut

terbentuk karena kurang atau tidak adanya informasi yang benar

mengenai objek yang dihadapi.

2)Komponen Afektif

Komponen akfektif menyangkut masalah emosional

subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum,

komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki

terhadap sesuatu. Namun, pengertian perasaan pribadi sering

kali sangat berbeda perwujudannya bila dikaitkan dengan sikap.

Reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak

dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang kita percayai benar

dan berlaku bagi objek yang dimaksud.

3)Komponen Konatif

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam stuktur

sikap menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan

berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan

(42)

dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan

banyak ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan

perasaannya terhadap stimulus tersebut.

c. Tingkatan Sikap

Menurut Sunaryo (2004:200) sikap terdiri dari berbagai

tingkatan yaitu :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek)

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi sikap

karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar

atau salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi

sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak ibu yang lain

(tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya ke

posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti

(43)

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko adalah mempunyai sikap yang paling

tinggi.

2. Pengertian Cinta Tanah Air

Cinta tanah air sangat perlu dimiliki oleh setiap warga negara

Indonesia. Sikap cinta tanah air sebaiknya ditanamkan oleh anak sejak

dini. Oleh sebab itu cinta tanah air diajarkan melalui pembelajaran

terutama pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Sesuai yang tertera pada pasal 37 ayat (1) Undang-undang Nomor 20

tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengemukakan bahwa

tujuan Pkn yaitu membentuk peserta didik menjadi manusia yang

memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Kabul Budiyono (2007 : 86 – 87) menyatakan bahwa cinta

selalu dipenuhi dengan keindahan. Jika tanah air dicintai maka tanah

air itu adalah keindahan. Semakin ingin memperindah dan

memperkaya mosaik tanah air, semakin dibutuhkan pula karya unggul

dan cemerlang dari setiap warga Negara yang dapat dihasilkan dengan

suatu kekuatan kemampuan. Oleh sebab itu kekuatan kecintaan kepada

tanah air sangat diharapkan dimiliki oleh setiap warga Negara yang

ingin disebut sebagai patriot.

Cinta tanah air juga termasuk ke dalam upaya bela Negara

(44)

Pramuka : Sasaran Pendidikan Pendahuluan Bela Negara dalam

Gerakan Pramuka adalah terwujudnya warga Negara yang mengerti,

menghayati dan yakin untuk menunaikan kewajibannya dalam upaya

bela Negara dengan ciri-ciri cinta tanah air, yaitu mengenal dan

mencintai wilayah nasionalnya sehingga selalu waspada dan siap

membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman,

tantangan, hambatan, dan gangguan yang dapat membahayakan

kelangsungan hidup bangsa dan Negara oleh siapapun dan dari

manapun dengan menanamkan dan menumbuhkan kecintaan kepada

tanah air sehingga diharapkan setiap warga pramuka akan mengenal

dan memahami : 1)wilayah nusantara dengan baik, 2)memelihara,

melestarikan, dan mencintai lingkungannya, 3) senantiasa menjaga

nama baik dan mengharumkan Negara Indonesia di mata dunia

(Hamid Darmadi, 2012 : 68).

Sunarso (2008 : 43) menjelaskan kecintaan terhadap tanah air

Indonesia mengandung butir-butir, antara lain :

1)sadar berbangsa dan bernegera Indonesia

2)kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara

3)memahami akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang

hidup dalam kebhinekaan yang berkesatuan.

Ismail Arianto (1996 : 12-13) memaparkan bahwa cinta tanah

air berarti cinta pada negeri tempat kita memperoleh penghidupan

(45)

senantiasa berusaha agar negerinya tetap aman, sentosa dan sejahtera.

Cinta tanah air dan bangsa adalah suatu sikap yang dilandasi ketulusan

dan keikhlasan yang diwujudkan dalam perbuatan untuk kejayaan

tanah air dan kebhagiaan bangsanya. Sebagai warga Negara indonesia

kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa yaitu :

1)Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air indonesia.

2)Tidak akan melakukan perbuatan atau tindakan yang merugikan

bangsa dan negaranya

3)Setia dan taat terhadap peraturan dan perundang-undangan yang

berlaku.

4)Berjiwa dan berpribadian Indonesia

3. Sikap Cinta Tanah Air

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa cinta tanah air

merupakan perasaan yang timbul dari dalam diri seseorang sebagai

warga negara untuk membela, mengabdi, dan melindungi tanah airnya

dari segala bentuk ancaman dan gangguan yang datang dari dalam

maupun luar negeri. Cinta tanah air diikuti dengan sikap seseorang

yang mencerminkan rasa bangga, rasa memiliki dan menjaga tanah

airnya, dan rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara. Sikap

tersebut terbentuk dari pengetahuan yang mendalam mengenai bangsa

dan negaranya sehingga akan tercermin dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan oleh ahli di atas,

(46)

indikator dalam membuat angket tentang sikap cinta tanah air.

Indikator tersebut antara lain :

1. Kognitif

a. Mengenal dan memahami wilayah nusantara

b. Sadar berbangsa dan bernegara

c. Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara

2. Afektif

a. Kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara

b. Menjaga dan mengharumkan nama baik negara

c. Bangga sebagai bangsa dan bertanah air Indonesia

C. Kajian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah

penelitian yang dilakukan oleh Rosita, Muhammad Japar dan Dwi

Afrimetty Timoera dalam jurnal yang berjudul “Hubungan Pemahaman

Bela Negara dengan Nasionalisme Siswa di SMP Negeri 03 Tambun

Selatan”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

antara pemahaman bela negara dan nasionalisme di SMP Negeri 3

Tambun Selatan sebesar 50.06%.

Penelitian lain yang berjudul “Penanaman Nilai-nilai Cinta Tanah

Air pada Siswa melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di

SMK Negeri 1 Banyudono Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013”

yang dilakukan oleh Nur Hamidah Suci Utami. Hasil penelitian ini

(47)

lakukan dengan baik oleh guru PKn dengan cara penyusunan perencanaan

pembelajaran yang di dalamnya terdapat nilai-nilai yang mencerminkan

cinta tanah air pada siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran telah

melakukan penanaman nilai-nilai cinta tanah air dengan cara presentasi di

awal pembelajaran, menyanyikan lagu nasional, menjaga kebersihan dan

ketertiban kelas untuk menjadikan suasana belajar yang tenang dan

nyaman, studi ke hutan yang ada untuk belajar dan memahami cinta tanah

air dalam bentuk peduli terhadap rusaknya lingkungan atau hutan, menjaga

kerahasiaan soal-soal ujian. Kendala penanaman nilai melalui

pembelajaran PKn baik berasal dari diri Guru, Kepala sekolah maupun

siswa. Kendala yang ada yang lebih sering dihadapiadalah kesulitan Guru

dan tidak sadarnya siswa akan pentingnya cinta tanah air.

Penelitian yang selanjutnya ialah penelitian yang dilakukan oleh

Zulfawati Nune yang berjudul “Peran Guru dalam Menanamkan Rasa

Cinta Tanah Air di TK Helim Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo”.

Hasil penelitian menunjukan bahwa peran guru di TK Helim adalah

membiasakan anak untuk mengikuti acara kenegaraan, dan tiap

perkembangan anak dinilai, selain itu guru di TK Helim menanamkan nilai

karakter bangsa seperti, membiasakan anak untuk disiplin, menghormati,

cinta dan kasih sayang, menanamkan nilai kejujuran, dan tanggungjawab,

mengenalkan pada anak tentang tanah air, termasuk wilayah, budaya dan

kekayaan alam. Memberi contoh pada anak tentang pengorbanan pejuang

(48)

cinta tanah air, seperti memakai produk dalam negeri, belajar dengan baik,

dan memberikan pesan yang menarik pada anak tentang bangga terhadap

tanah air. Hal ini dinilai oleh guru sebagai bagian dari karakter bangsa,

sehingganya untuk penilaian dalam menghayati perjuangan para tokoh

dilakukan, terutama dalam penaikan bendera pada upacara hari senin, anak

dibiasakan untuk menghormati jasa pahlawan, dengan mengikuti upacara

sebaikbaiknya, penilaiannya adalah penilaian perilaku dalam bentuk

narasi.

Demikian penelitian yang relevan tersebut menjadi referensi bagi

peneliti untuk lebih memahami tentang nasionalisme dan cinta tanah air.

Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini termasuk ke dalam

penelitian yang baru karena sejauh pengetahuan peneliti belum ada

penelitian dengan judul yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan.

D. Kerangka Pikir

Pemahaman tentang nilai – nilai nasionalisme perlu dimiliki oleh

setiap warga Negara Indonesia sebagai upaya agar masyarakat Indonesia

memiliki integritas dan identitas bangsa demi kelangsungan hidup bangsa

dan negara serta perjuangan untuk mencapai tujuan nasional. Dalam

nasionalisme termuat banyak nilai perjuangan, pengorbanan, dan

persatuan para pahlawan terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan

negara Indonesia dan demi terjaganya keutuhan negara Kesatuan Republik

Indonesia. Oleh karena itu pemahaman tentang nilai – nilai nasionalisme

(49)

Pemahaman nilai – nilai nasionalisme tersebut dapat dikembangkan pada

siswa melalui pembelajaran di sekolah dan pembiasaan sikap positif pada

lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Rukiyati (2008: 69) menyatakan bahwa nasionalisme adalah

perasaan sebagai suati bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam

masyarakat. Oleh karena itu rasa satu yang demikian kuatnya maka akan

timbul rasa cinta bangsa dan tanah air. Akan tetapi rasa cinta bangsa dan

tanah air yang dimiliki Indonesia bukan yang menjurus kepada

chauvinisme, yaitu rasa yang mengagungkan bangsa sendiri, dan

merendahkan bangsa lain.

Saphiro (2001 : 12) mengemukakan bahwa para ilmuwan sering

membicarakan bagian otak yang digunakan untuk berpikir yaitu korteks

(neokorteks) sebagai bagian yang berbeda dari bagian otak yang

mengurusi emosi yaitu system limbic. Hubungan antar kedua bagian inilah

yang menentukan kecerdasan emosional seseorang. Korteks adalah bagian

berpikir otak, dan berfungsi mengendalikan emosi melalui pemecahan

masalah, bahasa, daya cipta, dan proses kognitif lainnya. System limbic

merupakan bagian emosional otak yang meliputi tumulus, yang

mnegirimkan pesan-pesan ke korteks, hippocampus yang berperan dalam

ingatan dan penafsiran presepsi, dan amogdala pusat pengendalian emosi.

Dengan demikian pemahaman kognitif pada bagian korteks

(50)

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan dengan

adanya pemahaman nilai – nilai nasionalisme yang tinggi pada siswa

sekolah dasar maka sikap cinta tanah air dapat tumbuh dalam jiwa siswa

sehingga sikap tersebut tercermin pada perbuatan siswa sehari- hari. Sikap

cinta tanah air yang melekat pada diri siswa akan membuat siswa bangga

menjadi bagian dari bangsa Indonesia, senantiasa menjaga persatuan dan

kesatuan bangsa, memajukan dan mewujudkan cita-cita bangsa, serta

membela tanah air Indonesia dari segala bentuk ancaman.

Apabila digambarkan dalam bentuk skematis, maka kedua variabel

dalam penelitian ini akan membentuk skema hubungan antar variabel.

Hubungan ini hanya memuat dua variabel yang terdiri dari satu variabel

bebas dan terikat. Jika digambarkan dalam bentuk skema akan membentuk

gambar seperti di bawah ini.

Gambar. 1 Hubungan antar variabel

Keterangan:

X = Pemahaman nilai-nilai nasionalisme (variabel bebas)

Y = Sikap cinta tanah air (variabel terikat)

Sehingga jika pemahaman nilai-nilai nasionalisme baik, maka

sikap cinta tanah air siswa juga akan baik.

(51)

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir maka hipotesis yang

peneliti ajukan adalah “Terdapat hubungan yang signifikan dan positif

antara pemahaman nilai-nilai nasionalisme dengan sikap cinta tanah air

siswa kelas lima SD se-Gugus IV di Kecamatan Mlati, Sleman”. Sehingga

semakin baik pemahaman nilai-nilai nasionalisme siswa, maka akan

semakin baik pula sikap cinta tanah airnya.

F. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan terdiri atas dua

variabel yaitu:

1. Pemahaman Nilai Nasionalisme

Pemahaman nilai nasionalisme adalah kemampuan

seseorang untuk mengerti tentang berbagai nilai yang terkandung

dalam perjuangan mempertahankan dan mengembangkan bangsa

dan negaranya.

2. Sikap Cinta Tanah Air

Sikap cinta tanah air merupakan suatu perilaku yang

ditunjukan oleh seseorang dalam mencintai bengsa dan negara

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif

bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi atau variabel yang

timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian berdasarkan apa yang

terjadi (Burhan Bungin, 2005 : 44). Dengan penelitian ini penulis ingin

memaparkan data-data dan menganalisis data secara objektif serta

menggambarkan hubungan variabel pemahaman nilai-nilai nasionalisme

dengan variabel sikap cinta tanah air. Dalam penelitian ini data yang diperoleh

akan dideskripsikan dalam bentuk angka. Selain itu dalam penelitian ini

peneliti juga menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam pendekatan

kuantitatif data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan

statistik (Sugiyono, 2007 : 7).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional. Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 239) penelitian korelasi

bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau

lebih dan apabila ada, seberapa eratkah hubungan tersebut serta berarti atau

tidaknya hubungan tersebut

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Menurut Burhan Bungin (2011 : 109) populasi penelitian

(53)

berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,

sikap hidup, dan sebagainya sehingga objek-objek tersebut dapat menjadi

sumber data penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas V Sekolah Dasar tahun ajaran 2015/2016 gugus IV di kecamatan

Mlati yang seluruhnya berjumlah 193 siswa, dengan rincian sebagai

berikut :

Tabel 1. jumlah siswa kelas V pada setiap sekolah

No. Nama Sekolah Jumlah Siswa

1. SD Negeri Sendangadi 1 58

2. SD Negeri Sendangadi 2 17

3. SD Negeri Mlati 1 34

4. SD Negeri Mlati 2 28

5. SD Negeri Jatisari 13

6. SD Negeri Ngemplak Nganti 15

7. SD Kanisius Duwet 28

Total 193

2. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah populasi. Pengambilan

anggota sampel menggunakan teknik simple random sampling, yaitu

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2008 : 82).

Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan rumus Slovin dengan

persen kelonggaran ketidaktelitian yaitu 5%, karena mengingat semakin kecil

persen kelonggaran ketidaktelitian dalam pengambilan sampel, maka akan

(54)

Tabel 2. Perhitungan Sampel Rumus Slovin

keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih ditoleransi atau signifikan 5 % ( Sugiyono,

2001: 63)

Perhitungan jumlah sampel dengan menggunakan rumus Slovin :

n =

+ , 2

n

=

+ ,

n

=

+ ,

n

=

,

n = 130,185 (dibulatkan menjadi 130)

Dari jumlah populasi sebanyak 193 siswa diperoleh jumlah sampel

sebesar 130 siswa. Sebaran sampel pada setiap sekolah disajikan dalam tablel

berikut.

(55)

Tabel 3. Jumlah Sebaran Sampel Siswa Kelas V SD se-Gugus IV

No. Nama Sekolah Perhitungan Jumlah

Siswa

6. SD Negeri Ngemplak Nganti

� 10

7. SD Kanisius Duwet

� 19

Total 130

C. Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tes dalam bentuk soal dan

menggunakan angket untuk mengumpulkan data. Tes dalam bentuk soal

pilihan digunakan untuk memperoleh data dalam mengukur variabel

pemahaman nilai-niali nasionalisme, sedangkan angket digunakan untuk

memperoleh data dalam mengukur variable sikap cinta tanah air.

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tujuh SD dalam satu gugus yang

akan dijadikan tempat untuk mengambil data. Tujuh SD tersebut adalah

(56)

Tabel 4. Daftar Sekolah Dasar dan Alamat Tempat Pengambilan Data

No. Nama Sekolah Alamat

1. SD Negeri Mlati 1 Mlati Glondong, Sendangadi

2. SD Negeri Mlati 2 Gondangan, Sendangadi

3. SD Negeri Sendangadi 1 JLN. Magelang KM 7,5 Mlati, Beningan, Sendangadi

4. SD Negeri Sendangadi 2 Tegalturi, Sendangadi

5. SD Negeri Ngemplak

Nganti

Ngemplak, Sendangadi

6. SD Negeri Jatisari Jaten, Sendangadi

7. SD Kanisius 2 Duwet, Sendangadi

2. Waktu penilitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari 2016. Penelitian

yang dilakukan adalah membagikan instrument soal dan angket kepada

siswa kelas 5 SD se-gugus IV di Kecamatan Mlati, Sleman.

E. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2002 : 203) instrumen penelitian adalah

alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrument penelitian digunakan untuk mengukur nilai variable yang

diteliti (Sugiyono, 2008 : 92). Penelitian ini menyelidiki tentang “Hubungan

Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme dengan Sikap Cinta Tanah Air Siswa

Kelas V di SD se-Gugus pada Kecamatan Mlati, Sleman, Yogyakarta”.

Berkaitan dengan judul yang diambil oleh peneliti, instrumen yang

(57)

2. instrumen untuk mengukur sikap cinta tanah air.

Berdasarkan uraian diatas, ada beberapa langkah yang ditempuh dalam

penyusunan instrumen untuk mengukur kedua variabel dalam penelitian ini.

Prosedur yang dilakukan dalam pembuatan instrumen penelitian adalah

sebagai berikut :

Perencanaan dan Penyusunan Instrumen

Langkah pertama yang dilakukan dalam menyusun instrument yaitu

membuat kisi-kisinya terlebih dahulu berdasarkan teori-teori yang telah

dikaji pada bab II. Kemudian dari kisi-kisi tersebut dikembangkan menjadi

indikator. Setelah itu indikator dijabarkan ke dalam beberapa item soal.

Instrumen yang dikembangkan untuk mengukur variabel pemahaman

nilai-nilai nasionalisme adalah dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 30

item soal dan untuk megukur variabel sikap cinta tanah air menggunakan

instrumen angket yang terdiri dari 30 item. Instrumen yang dikembangkan

dalam penelitian ini menggunakan aturan Skala Likert. Kisi-kisi instrumen

untuk dua variabel tersebut disajikan dalam dua tabel berikut ini.

Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian “Pemahaman Nilai-nilai Nasionalisme”

No. Variabel Indikator No. Item

Pemahaman tentang keragaman

bangsa dan budaya Indonesia 7

a. Menjelaskan keragaman bangsa

dan budaya di Indonesia 2, 16, 20, 19

b. Memberi contoh sikap

menghargai keragaman bangsa

(58)

2.

Pemahaman tentang pentingnya rasa

persatuan dan kesatuan antar warga 9

a. Menjelaskan pentingnya

menjaga persatuan dan kesatuan

antar warga 4, 7, 15, 27

b. Menyebutkan ciri atau sikap menjaga persatuan dan kesatuan

antar warga 5, 13,

c. Memperkirakan hal-hal yang dapat merusak persatuan dan

kesatuan antar warga 12, 26, 30

3.

Pemahaman tentang persamaan hak

dan kewajiban antar warga 7

a. Menerangkan persamaan hak dan kewajiban sebagai warga

negara 9, 14, 17

b. Menyebutkan hak dan kewajiban

sebagai warga negara 10, 21, 22, 25

4. Pemahaman tentang Pancasila

sebagai pedoman hidup bangsa 7

a. Menjelaskan nilai-nilai yang

terdapat dalam Pancasila 1, 8, 24, 28 b. Menyebutkan sikap yang sesuai

dengan Pancasila 18, 23, 29

Jumlah Item Instrumen 30

Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian “Sikap Cinta Tanah Air” N

o. Variabel Indikator

No. Item

Mengenal dan memahami

wilayah nusantara 4

a. Mengenal wilayah nusantara 9 16

b. Mengenal keragaman budaya

di nusantara 10 12

2.

Sadar berbangsa dan

(59)

a. Menaati peraturan yang ada

6 28

b. Ikut serta dakam usaha

keamanan 19 8

3.

Memahami hak dan kewajiban sebagai warga negara

a. Memahami hak dan

kewajiban dalam masyarakat 1, 3 24, 25 6

b. Melaksanakan hak dan

kewajiban dengan seimbang 4 20

4.

A

fekt

if

Kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara

a. Mau berkorban demi bangsa

dan negara 14 13 6

b. Peka terhadap sesama warga Indonesia yang mengalami kesulitan

2, 18 17, 26

5.

Menjaga dan mengharumkan nama baik negara

a. Menjaga nama baik negara

Indonesia 27 21 4

b. Mengharumkan nama negara

Indonesia 11 29

b. Bangga terhadap produk

Indonesia 15 5

Jumlah Item

Instrumen 15 15 30

Untuk mengukur variabel pemahaman nilai-nilai nasionalisme, soal

pilihan ganda terdiri dari empat buah pilihan jawaban, dan sampel diminta

untuk memilih satu pilihan jawaban yang paling tepat. Jawaban yang benar

pada soal pilihan ganda akan diberi nilai 1, dan soal yang dijawab salah akan

diberi nilai 0. Sedangkan untuk mengukur variabel sikap cinta tanah air,

Gambar

Gambar. 1  Hubungan antar variabel
Tabel 1. jumlah siswa kelas V pada setiap sekolah
Tabel 2. Perhitungan Sampel Rumus Slovin
Tabel 3. Jumlah Sebaran Sampel Siswa Kelas V SD se-Gugus IV
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggambaran karakter cinta tanah air dan nasionalisme pada film Laskar Pemimpi (Analisis Isi untuk Pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penggambaran karakter cinta tanah air dan nasionalisme pada film Laskar Pemimpi (Analisis Isi untuk Pembelajaran

Besarnya kontribusi apresiasi pembelajaran sejarah terhadap sikap nasionalisme dapat dipahami karena pada dasarnya siswa yang memiliki pemahaman dan penghayatan

kelompok kontrol yang tidak menonton film Tanah Air Beta terhadap.

Sikap nasionalisme adalah suatu tindakan yang mencerminkan akan rasa cinta terhadap tanah air sikap nasionalisme dalam penelitian ini mencangkup 6 indikator antara lain :

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat baca dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V

“Dalam menumbuhkan sikap Nasionalisme mas di sekolah yang memiliki visi misi Cinta Tanah Air sebagai lembaga pendidikan yang mengangkat nilai kebangsaan lebih tinggi, dalam

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran di kelas V SD Negeri Sendangadi 1 pada mata pelajaran PKn dengan materi pembelajaran keutuhan Negara