52
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi tempat penelitian yaitu SMP Negeri 1 Kupang, prosedur penelitian, deskripsi hasil try-out, hasil pengukuran variabel, hasil uji asumsi klasik, hasil uji hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
4.1 Deskripsi Tempat Penelitian
SMP Negeri 1 Kupang merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang terletak di Jln. Prof. Dr. W. Z. Johannes No. 30 Kupang. SMP Negeri 1 Kupang didirikan pada tahun 1957 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 103798/B tanggal 21 Oktober 1957. Sekolah ini telah terakreditasi oleh BAP-S/M Nomor 65/BAP-S/MNTT/XI/2011 Tahun 2011 dengan predikat A (Amat Baik) dan terakreditasi secara Nasional Tahun 2006 dengan Predikat A Plus.
53
Kupang memiliki 62 rombongan belajar yang terbagi atas kelas VII, VIII dan IX pagi, kelas VII dan VIII siang dan yang terakhir adalah kelas VII dan IX akselarasi. Kelas VIII pagi adalah target penulis dalam pengambilan sampel.
4.2 Prosedur Penelitian
4.2.1 Pengambilan Data Awal
Sebagai tahap awal, penulis menentukan sekolah yang akan menjadi tempat penelitian dan meminta izin untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Dalam hal ini, SMP Negeri 1 Kupang memberikan ijin untuk penelitian ini. Selanjutnya, penulis melakukan pencarian informasi siswa pada sekolah yang ingin diteliti oleh penulis. Pencarian informasi ini bertujuan untuk melengkapi data-data yang diperlukan. Data-data yang dimaksud adalah, informasi berupa data jumlah siswa SMP Negeri 1 Kupang yang akan dijadikan subjek penelitian dan yang berhubungan dengan permasalahan remaja SMP.
4.2.2 Persiapan Penelitian
54 Camat Oebobo, dan Lurah Oetete. Sebelum penelitian dilakukan perlu diadakan uji coba (try-out) skala psikologi.
Proses try-out skala psikologi ini dilakukan pada 170 remaja di SMP Negeri 1 Kupang sebanyak dua kali. Proses try-out pertama dilaksanakan pada tanggal 9, 10, dan 12 Maret 2015 kepada 120 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kupang yang bersekolah di siang hari. Try-out dilakukan dengan cara penulis membagikan skala psikologi pada siswa-siswi yang sudah ditentukan kelasnya dari pihak sekolah. Pada pelaksanaan try-out ini terdapat banyak aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah dan tidak memenuhi standar validitas dan reliabilitas untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya. Setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing, maka dilaksanakan proses try-out yang kedua dengan mengoreksi dan mengubah kalimat yang digunakan supaya struktur bahasanya jelas. Proses try-out kedua ini dilaksanakan pada hari kamis, 19 Maret 2015 kepada 50 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kupang yang bersekolah di pagi hari. Setelah dilakukan uji coba hasil yang didapat terdapat beberapa aitem yang gugur dan skala yang validitas dan reliabilitasnya masuk kategori baik. Hasil dari proses try-out kedua inilah yang akan digunakan peneliti dalam penelitian selanjutnya.
4.2.3 Pelaksanaan Penelitian
55
awal proses kegiatan belajar mengajar berlangsung, dengan ijin dan didampingi oleh guru agama Kristen Protestan SMP Negeri 1 Kupang. Arahan dan petunjuk pengisian instrumen diberikan secara singkat oleh penulis karena petunjuk pengerjaan selengkapnya telah tertera dalam instrumen yang dibagikan. Pembagian dan pengerjaan instrumen berlangsung selama ± 30 menit dikarenakan banyaknya aitem yang harus diisi oleh para siswa. Sekalipun target awal sampel penelitian ini adalah 160 siswa, namun dari jumlah 160 siswa ini terdapat 16 siswa yang tidak hadir pada saat kegiatan belajar mengajar ketika skala dibagikan. Jadi jumlah sampel yang mengisi skala dalam penelitian ini adalah 144 siswa. Perinciannya sebagai berikut:
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
Banyaknya Siswa
Mengisi Skala Tidak Mengisi Skala
1 VIII B 25 siswa 21 siswa 4 siswa
2 VIII E 30 siswa 28 siswa 2 siswa
3 VIII F 36 siswa 35 siswa 1 siswa
4 VIII G 35 siswa 30 siswa 5 siswa
5 VIII H 34 siswa 30 siswa 4 siswa
Total 160 siswa 144 siswa 16 siswa
56
4.3 Deskripsi Hasil Try-out
4.3.1 Deskripsi Hasil Try-out
Data try-out yang diolah pada penelitian ini adalah data primer dalam bentuk skala psikologi dari hasil jawaban responden terkait PWB, religiusitas, dan PAR.
4.3.2 Distribusi Frekuensi Identitas Responden Try-Out
Tabel 4.2
Demografi Responden Try-Out Menurut Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Total %
1 Laki-laki 16 32%
2 Perempuan 34 68%
Total 50 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.2 di atas memberikan informasi bahwa responden try-out yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 16 orang dengan persentase 32% dan perempuan berjumlah 34 orang dengan persentase 68%.
4.4 Uji Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala
57
aitem dilakukan pada proses try-out sehingga pada proses pengambilan data dengan responden yang sebenarnya akan mendapat hasil yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
4.4.1 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala PWB
Aitem yang digunakan untuk menjaring data PWB remaja adalah sebanyak 42 aitem. Setelah dilakukan daya diskriminasi aitem melalui corrected item-total correlation diperoleh aitem yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0,30 dan disisihkan dari skala. Adapun aitem yang tersebut adalah nomor 3, 4, 6, 9, 10, 13, 18, 19, 25, 27, 37, dan 42. Hasil lengkap terlampir dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala PWB
No Aspek Total
Aitem
Nomor aitem valid
Nomor aitem gugur
1 Otonomi 7 1, 7, 31 13, 19, 25, 37
2 Penguasaan
Lingkungan
7 2, 8, 14, 20, 26, 32, 38
-
3 Pertumbuhan Pribadi 7 15, 21, 33, 39 3, 9, 27
4 Hubungan positif
dengan orang lain
7 16, 22, 28, 34, 40
4, 10
5 Tujuan hidup 7 5, 11, 17, 23,
29, 35, 41
-
6 Penerimaan diri 7 12, 24, 30, 36 6, 18, 42
58 Pengujian reliabilitas pada penelitian ini mengunakan pengujian internal konsisten dengan melihat koefisien Cronbach’s Alpha. Dalam proses try-out ini diuji pula reliabilitasnya agar dapat diketahui reliabilitas dari skala aitem psikologi yang akan dipakai dalam pengambilan data sebenarnya.
Tabel 4.4
Hasil uji Reliabilitas Skala PWB
Koefisien Alpha Batas Hasil
PWB 0, 912 0,60 Reliabel
Sumber: SPSS for Windows versi 17.00
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa variabel PWB memiliki koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,912 tergolong sangat kuat dari batas minimal yang ditetapkan adalah > 0,60 sehingga skala psikologi dalam variabel PWB dinyatakan reliabel.
4.4.2 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala Religiusitas
59
Tabel 4. 5
Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala Religiusitas
No Aspek Total Nomor aitem valid Nomor aitem
gugur
1 Keyakinan 6 1, 2, 3, 4, 6 5
2 Praktek Agama 5 14, 16, 17 13, 15
3 Pengalaman 5 18, 19, 20, 21, 22 -
4 Pengetahuan 6 7, 8, 10, 11, 12 9
5 Konsekuensi 9 12, 23, 24, 26, 27, 28, 29 30
Total 30 25 5
Pengujian reliabilitas pada penelitian ini mengunakan pengujian internal konsisten dengan melihat koefisien Cronbach’s Alpha. Dalam proses try-out ini diuji pula reliabilitasnya agar dapat diketahui reliabilitas dari skala aitem psikologi yang akan dipakai dalam pengambilan data sebenarnya.
Tabel 4.6
Hasil Uji Reliabilitas Skala Religiusitas
Koefisien Alpha Batas Hasil
Religiusitas 0,876 0,60 Reliabel
Sumber: SPPS for Windows versi 17.00
60
4.4.3 Daya Diskriminasi dan Reliabilitas Skala PAR
Aitem yang digunakan untuk menjaring data PAR siswa adalah sebanyak 30 aitem. Setelah dilakukan daya diskriminasi aitem melalui corrected item-total correlation diperoleh 3 aitem yang memiliki koefisien korelasi ≤ 0,30 dan disisihkan dari skala. Adapun aitem tersebut adalah nomor 13, 15, dan 16. Selain itu, untuk menyamakan dengan blue print yang telah disusun berjumlah 25 aitem sehingga terjaga kekonsistenannya terdapat 2 aitem lagi yang disisihkan dari skala yaitu aitem nomor 2 dan 5. Hasil lengkap terlampir dalam Tabel 4.7.
Tabel 4.7
Sebaran Aitem Valid dan Gugur Skala PAR
No Aspek Total Nomor aitem valid Nomor aitem gugur
1 Kedekatan 10 1, 4, 6, 7, 8, 10, 26, 27
2, 5
2 Komunikasi 8 9, 12, 18, 28, 29 13, 15, 16
3 Kenyamanan 12 3, 11, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 30
-
Total 30 25 5
61
Tabel 4.8
Hasil uji reliabilitas Skala PAR
Koefisien Alpha Batas Hasil
PAR 0, 927 0,60 Reliabel
Sumber: SPSS for Windows Versi 17.00
Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa variabel PAR memiliki koefisien Cronbach’s Alpha sebesar 0,927 sehingga skala psikologi dalam variabel PAR dinyatakan reliabel.
4.5 Karakteristik Responden
Analisis karakteristik responden digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai sampel pada penelitian ini. Karakteristik responden disajikan berdasarkan jenis kelamin dan usia.
4.5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.9
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah %
1 Laki-Laki 77 53%
2 Perempuan 67 47%
Total 144 100%
62
4.5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.10
Jumlah dan Persentase Responden Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah %
1 12 tahun 6 4%
2 13 tahun 77 54%
3 14 tahun 55 38%
4 15 tahun 6 4%
Total 144 100 %
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Berdasarkan Tabel 4.9 dan 4.10 diketahui bahwa dari 144 orang responden dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki berjumlah 77 orang (53%) dan sisanya perempuan berjumlah 67 orang (47%). Responden berdasarkan usia didominasi oleh responden yang berusia 13 tahun berjumlah 77 orang (54%), 14 tahun berjumlah 55 orang (38%), sisanya reponden berusia 12 tahun berjumlah 6 orang (4%) dan 15 tahun berjumlah 6 orang (4%).
4.6 Deskripsi Hasil Pengukuran Variabel Penelitian
63
dalam bentuk tabel sehingga dapat memberikan gambaran deskriptif tentang PWB, religiusitas, dan PAR.
4.6.1 Perhitungan Nilai Maksimun, Minimun, Rata-Rata dan Standar Deviasi
Perhitungan nilai maksimun, minimun, rata-rata, dan standar deviasi variabel PWB, religiusitas, dan PAR dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11
Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif
N Minimal Maksimal Rata-rata Std. Deviasi
PWB 144 97 147 122,16 9,918
Religiusitas 144 93 125 112,19 6,794
PAR 144 70 125 109,58 10,530
N yang valid 144
Sumber: SPSS for Windows versi 17.00
Dari Tabel 4.11 hasil output analisis deskriptif di atas, dapat diartikan sebagai berikut:
64 menunjukkan bahwa responden menilai skala psikologi tentang variabel PWB sesuai dengan dirinya.
2. Variabel religiusitas memiliki rata-rata hitung sebesar 112,19 dengan standar deviasi sebesar 6,794 artinya bahwa variabel religiusitas berada pada daerah positif. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai skala psikologi tentang variabel religiusitas sesuai dengan dirinya.
3. Variabel PAR memiliki rata-rata hitung sebesar 109,58 dengan standar deviasi sebesar 10,530 artinya bahwa variabel PAR berada pada daerah positif. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai skala psikologi tentang variabel PAR sesuai dengan dirinya.
4.6.2 Kategorisasi Skor
4.6.2.1 Variabel PWB
Untuk mengukur kategori skor dan menentukan interval tingkat kompetensi sosial menggunakan rentang minimum-maksimum yaitu dengan menggunakan skala PWB yang terdiri dari 30 aitem. Pengukuran variabel PWB menggunakan lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Perhitungan tinggi rendahnya hasil dari PWB dapat dilihat sebagai berikut:
65
i = 5 (30)- 1 (30) 5
i = 150-30 = 24.
5
Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari PWB dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.12 Interval Skala PWB
Kategori Interval Jumlah %
Sangat tinggi 126 ≤ x ≤ 150 55 38,2%
Tinggi 102 ≤ x < 126 87 60,4%
Sedang 78 ≤ x < 102 2 1,4%
Rendah 54 ≤ x < 78 - -
Sangat Rendah 30 ≤ x < 54 - -
Jumlah 144 100%
Mean =112, 19 Max = 147 Min = 97 SD = 9,918
Sumber: Data Primer yang diolah, 2015.
66 tinggi, 38,2% berada pada kategori sangat tinggi dan 1,4% berada pada kategori sedang
4.6.2.2 Variabel Religiusitas
Variabel religiusitas terdiri dari 25 aitem yang valid. Kategori yang digunakan menggunakan lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Perhitungan tinggi rendahnya hasil dari religiusitas dapat dilihat sebagai berikut:
i = skor tertinggi- skor terendah
banyaknya kategori i = 5 (25)- 1 (25)
5
i = 125-25 = 20.
5
67
Tabel 4.13
Interval Skala Religiusitas
Kriteria Interval Jumlah %
Sangat tinggi 105 ≤ x ≤ 125 131 91%
Tinggi 85 ≤ x < 105 13 9%
Sedang 65 ≤ x < 85 - -
Rendah 45 ≤ x < 65 - -
Sangat Rendah 25 ≤ x < 45 - -
Jumlah 144 100%
Mean=112,19 Max= 125 Min= 93 SD= 6,794
Sumber: Data primer yang diolah, 2015.
Berdasarkan Tabel 4.13, diketahui bahwa skor sangat tinggi bergerak dari 105 sampai dengan 125, skor tinggi bergerak dari 85 sampai dengan 105, skor sedang bergerak dari 65 sampai dengan 85, skor rendah bergerak dari 45 sampai dengan 65, dan skor sangat rendah bergerak dari 25 sampai dengan 45. Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebagian besar (91%) remaja di SMP Negeri 1 Kupang memiliki religiusitas pada kategori sangat tinggi dan 9% berada pada kategori tinggi.
4.6.2.3 Variabel PAR
68 i = skor tertinggi- skor terendah
banyaknya kategori i = 5 (25)- 1 (25)
5
i = 125-25 = 20
5
Dengan demikian gambaran tinggi rendah hasil dari PAR dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.14
Interval Skala PAR
Kriteria Interval Jumlah %
Sangat tinggi 105 ≤ x ≤125 106 74%
Tinggi 85 ≤ x < 105 35 24%
Sedang 65 ≤ x < 85 3 2%
Rendah 45 ≤ x < 65 - -
Sangat Rendah 25 ≤ x < 45 - -
Jumlah 144 100%
Mean= 109,58 Max= 125 Min= 70 SD= 10,530
69
Berdasarkan Tabel 4.14 di atas, diketahui bahwa skor sangat tinggi bergerak dari 105 sampai dengan 125, skor tinggi bergerak dari 85 sampai dengan 105, skor sedang bergerak dari 65 sampai dengan 85, skor rendah bergerak dari 45 sampai dengan 65, dan skor sangat rendah bergerak dari 25 sampai dengan 45. Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebagian besar (74%) remaja di SMP Negeri 1 Kupang memiliki PAR pada kategori sangat tinggi, 24% berada pada kategori tinggi dan 2% berada pada kategori sedang.
4.7 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji linearitas
4.7.1 Uji Normalitas
70
Gambar 4.1
Dengan melihat tampilan histogram pada Gambar 4.1, dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal, tidak menceng ke kiri atau ke kanan.
Gambar 4.2
71
searah garis diagonal. Sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi normal dan model regresi layak dipakai untuk memprediksi PWB berdasarkan masukan variabel religiusitas dan PAR sebagai variabel bebas.
Tabel 4.15
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
B
Berdasarkan Tabel 4.15 hasil uji Kolmogorov-Smirnov, diketahui bahwa nilai koefisien PWB sebesar 0,716 dengan signifikansi sebesar 0,685 (p > 0,05) yang berarti bahwa data PWB terdistribusi normal. Koefisien religiusitas sebesar 1,135 dengan signifikansi sebesar 0,152 (p > 0,05) yang berarti bahwa data religiusitas terdistribusi normal. Selanjutnya, koefisien PAR
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PWB Religiusitas PAR
N 144 144 144
Parameter Normala,b
Rata-rata 122,16 112,19 109,58
Std. Deviasi 9,918 6,794 10,530
Perbedaan yang terlihat
Absolut ,060 ,095 ,092
Positif ,035 ,047 ,071
Negatif -,060 -,095 -,092
Kolmogorov-Smirnov Z ,716 1,135 1,109
Asymp. Sig. (2-tailed) ,685 ,152 ,171
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
72 sebesar 1,109 dengan signifikansi sebesar 0,171 (p > 0,05) artinya bahwa data PAR terdistribusi normal.
Dengan demikian data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak digunakan untuk memprediksi PWB berdasarkan religiusitas dan PAR.
Tabel 4.16
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Contoh Tunggal Unstandardized Residual
N 144
Parameter Normala,b
Rata-rata ,0000000
Std. Deviasi 7,78021900
Perbedaan Paling Ekstrim
Absolut ,042
Positif ,042
Negatif -,036
Kolmogorov-Smirnov Z ,498
Asymp. Sig. (2-tailed) ,965
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: SPSS for Windows versi 17.00
73
Secara keseluruhan, dengan menggunakan metode grafik histogram, Q-Q plot maupun uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan bahwa data dalam penelitian terdistribusi normal. Dengan demikian data penelitian ini memenuhi asumsi normalitas dan model regresi layak digunakan untuk memprediksi PWB berdasarkan religiusitas dan PAR.
4.7.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pengujian akan dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥10 (Ghozali, 2009).
Tabel 4.17
Nilai Tolerance dan VIF Religiusitas dan PAR Coefficientsa
Model Statistik Kolinearitas
Tolerance VIF
1 Konstanta
Religiusitas
PAR
,756
,756
1,322
1,322
a.Dependent Variable: PWB
Sumber: SPSS for Windows versi 17.00
74 disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinearitas pada variabel yang digunakan.
4.7.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel independen ZPRED dengan residunya SRESID. Apabila grafik scatterplot menyebar secara acak di atas dan di bawah nol pada sumbu Y maka tidak terjadi kesalahan heteroskedastisitas (Santoso, 2000)
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskedastisitas
75
digunakan. Dengan demikian model regresi layak dipakai untuk memprediksi PWB.
4.7.4 Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui hubungan linear antar variabel. Suatu data dikatakan adanya hubungan linear apabila nilai p < 0,05. Berikut ini merupakan hasil uji linearitas antara variabel religiusitas terhadap PWB dan variabel PAR terhadap PWB. Hasil uji secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.17.
Tabel 4.18
Hasil Uji Linearitas PWB dengan Religiusitas
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square
F Sig.
PWB * Religius itas
Antara Kelompok
(Gabungan) 7438,775 30 247,959 4,228 ,000
Linearitas 4380,158 1 4380,158 74,693 ,000
Simpangan dari Linearitas
3058,617 29 105,470 1,799 ,016
Dalam Kelompok 6626,552 113 58,642
Total 14065,326 143
Sumber: SPSS for Windows versi 17.00
Dari Tabel 4.18 di atas dapat dilihat bahwa nilai F sebesar
76 linearitas PWB dan PAR secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19
Hasil Uji Linearitas PWB dengan PAR ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square
F Sig.
PWB * PAR
Antara kelompok
(Gabungan) 7081,618 40 177, 040 2,611 ,000
Linearitas 3669, 623 1 3669, 623 54,122 ,000
Simpangan dari Linearitas
3411, 994 39 87, 487 1,290 ,156
Dalam Kelompok 6983, 709 103 67, 803
Total 14065,326 143
Sumber: SPSS for Windows Versi 17.00
77
Gambar 4.4
Scatterplot X1 (Religiusitas) terhadap Y (PWB)
Gambar 4.5
Scatterplot X2 (PAR) terhadap Y (PWB)
78
4.8 Uji Hipotesis
Hipotesis: Ada pengaruh positif dan signifikan antara religiusitas dan PAR pada PWB.
Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi berganda dua variabel. Dua variabel yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dua variabel independen, yakni religiusitas (X1) dan PAR (X2). Berikut ini adalah hasil dari analisis dengan menggunakan SPSS for Windows versi 17.00
4.8.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Tabel 4.20
Hasil Uji Regresi Berganda Signifikansi Nilai F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regresi 5409,278 2 2704,639 44,056 ,000b
Residu 8656,048 141 61,390
Total 14065,326 143
a. Dependent Variable: PWB
b. Predictors: (Constant), PAR, Religiusitas
Sumber: SPSS for Windows versi 17.00
Dari Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung sebesar 44,056
79
4.8.2 Uji Signifikansi Parameter Individual (uji t)
Tabel 4.21
Hasil Uji Regresi Berganda Nilai Koefisien Beta dan Nilai t Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen
Coefficientsa
Model Koefisien tak
terbakukan
Koefisien terbakukan
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(konstan) 23,819 10,972 2,171 ,032
Religiusitas ,590 ,111 ,404 5,323 ,000
PAR ,293 ,072 ,311 4,094 ,000
a. Dependent Variable: PWB
Sumber: SPSS for Windows Versi 17.00
Dari Tabel 4.21 di atas dapat diketahui bahwa signifikansi religiusitas sebesar 0,000 dan angka ini berada di bawah 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa religiusitas (X1) secara parsial memiliki pengaruh terhadap PWB (Y), (t = 5,323, p < 0,05) dan PAR (X2) juga secara parsial memiliki pengaruh terhadap PWB (Y), (t = 4,094, p < 0,05).
Merujuk pada Tabel 4.21, dapatlah disusun suatu persamaan regresi sebagai berikut:
Y= β + βX1 + βX2
80 Keterangan:
1. Konstanta sebesar 23,819 mengandung arti bahwa jika variabel independen dianggap konstan, maka nilai PWB sebesar 23,819. 2. Koefisien regresi religiusitas sebesar 0,590 memberikan
pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau satu tingkatan religiusitas akan berdampak pada meningkatnya PWB sebesar 0,590 satuan juga.
3. Koefisien regresi PAR sebesar 0,293 memberikan pemahaman bahwa setiap penambahan satu satuan atau tingkatan PAR akan berdampak pada meningkatnya PWB sebesar 0,293 satuan juga.
4.8.3 Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.22
Hasil Analisa Regresi Religiusitas dan PAR terhadap PWB
Dari hasil output SPSS for Windows versi 17.00 pada Tabel 4.22 di atas nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,385. Dengan demikian variabel religiusitas dan PAR memberikan pengaruh terhadap variabel PWB sebesar 38,5% sedangkan sisanya sebesar 61,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti
Model Summary
Model R R Kuadrat R kuadrat yang
disesuaikan
Kesalahan baku yang dikira-kira
1 ,620a ,385 ,376 7,835
a. Predictors: (Constant), PAR, Religiusitas
81
dalam penelitian ini. Standar kesalahan estimasi adalah 7,835. Hal ini disebabkan karena kedua variabel yang memberikan pengaruh terhadap PWB tidak semuanya memberi pengaruh yang besar secara bersama-sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menjelaskan ada pengaruh positif dan signifikan antara religiusitas dan PAR terhadap PWB remaja di SMP Negeri 1 Kupang diterima.
4.8.4 Sumbangan Prediktor
Sumbangan prediktor digunakan untuk mengetahui berapa besar sumbangan efektif masing-masing variabel independen. Sumbangan efektif semua variabel sama dengan koefisien determinasi (Budiono, 2004). Sumbangan efektif dapat dihitung dengan rumus:
SE (X)% = βx x rxy x 100%
[image:30.516.84.447.112.637.2]Koefisien korelasi dari variabel religiusitas dan PAR dapat dilihat pada Tabel 4.23 di bawah ini:
Tabel 4.23 Korelasi Correlations
PWB Religiusitas PAR
Pearson Correlation
PWB 1,000 ,558 ,511
Religiusitas ,558 1,000 ,494
PAR ,511 ,494 1,000
Sig. (1-tailed)
PWB . ,000 ,000
Religiusitas ,000 . ,000
PAR ,000 ,000 .
N
PWB 144 144 144
Religiusitas 144 144 144
82 Proses perhitungan sumbangan efektif dari tiap variabel adalah:
SE X1 = Nilai β x koefisien Korelasi X1Y x 100%
= 0,404 x 0,558 x 100% = 22,5%
SE X2 = Nilai β x koefisien korelasi X2Y x 100%
[image:31.516.88.437.183.496.2]= 0,311 x 0,511 x 100% = 16%
Tabel 4.24
Sumbangan Efektif tiap Variabel
Keterangan Sumbangan Efektif
Religiusitas (X1) 22,5%
PAR (X2) 16%
Total 38,5%
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Tabel 4.24 di atas memaparkan besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, dimana religiusitas memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 22,5% (β = 0,404) dan PAR memberikan pengaruh yang signifikan sebesar 16% (β = 0,311).
83
[image:32.516.72.502.186.536.2]PWB pada remaja laki-laki dan perempuan. Adapun analisisnya adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 25
Hasil Uji t Untuk PWB Remaja Laki-laki dan Perempuan
Group Statistics
JK N Rata-rata Std. Deviation Std. Error Mean
PWB
Laki-laki 77 121,91 9,066 1,033
Perempuan 67 122,45 10,877 1,329
Independent Samples Test
Uji Levene untuk kesetaraan
varian
Uji t untuk kesetaraan rataan
F Sig. T df Sig.
(2-tailed) Mean Diffe rence Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
PWB
Diasumsikan varian sama
2,164 ,143 -,324 142 ,746 -,539 1,662 -3,824 2,747
Diasumsikan varian berbeda
-,320 128,979 ,749 -,539 1,683 -3,869 2,792
Sumber: SPSS for Windows versi 17.00
Dari Tabel 4.25 di atas dapat diketahui bahwa uji homogenitas dengan Levenes Test memperoleh Fhitung sebesar 2,164
dengan signifikansi 0,142 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan
84 diterima. Hal ini bermakna tidak ada perbedaan PWB antara remaja laki-laki dan perempuan di SMP Negeri 1 Kupang.
4.9 Pembahasan
Hasil pengujian di atas membuktikan hipotesis yang menyatakan ada pengaruh positif dan signifikan antara religiusitas dan parent adolescent relationship terhadap psychological well being remaja di SMP Negeri 1 Kupang dinyatakan diterima. Hal ini dilihat dari nilai Fhitung sebesar 44,056 dengan tingkat signifikansi 0,000
(p < 0,05). Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,385. Dengan demikian variabel religiusitas dan PAR memberikan pengaruh terhadap variabel PWB sebesar 38,5%. Hal ini berarti 38,5% dari variasi yang terjadi pada variabel PWB dapat dijelaskan oleh variabel religiusitas (22,5%) dan PAR (16%). Dengan kata lain, religiusitas dan PAR secara bersama-sama berpengaruh terhadap PWB, dengan kontribusi religiusitas lebih besar dari PAR.
85
diselenggarakan oleh sekolah khususnya dalam mata pelajaran agama Kristen Protestan. Jalaludin (2009) mengatakan bahwa seseorang dengan religiusitas yang tinggi akan mampu menjadikan nilai-nilai ajaran agamanya untuk mengatur dan mengarahkan tingkah lakunya di lingkungan tempat tinggalnya sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan aspek penguasaan lingkungan dalam PWB yang menyatakan bahwa individu yang memiliki penguasaan lingkungan yang baik, ia dapat mengatur dan mengendalikan situasi kehidupan sehari serta mampu menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai pribadinya. Selain itu, Larazon (dalam Saputri et al., 2013) menyatakan religiusitas juga dapat menumbuhkan sikap rela menerima dan ikhlas terhadap apa yang terjadi di dalam diri dan kehidupannya. Sikap rela menerima dan ikhlas berkaitan dengan salah satu aspek PWB yaitu penerimaan diri, yang berarti bahwa seseorang harus bisa menerima kenyataan yang terjadi dalam kehidupannya di masa lalu maupun masa sekarang. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Freidman et al. (dalam Taylor, 1995), yang melaporkan bahwa religiusitas sangat membantu mereka ketika mereka harus mengatasi peristiwa yang tidak menyenangkan. Hasil penelitian lain yang diungkapkan oleh Batasman (dalam Saputri et al., 2013) juga menyatakan bahwa individu yang memiliki tingkat religiusitas tinggi lebih mampu memaknai setiap kejadian hidupnya secara positif, sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna dan terhindar dari stress maupun depresi.
86 16% (β = 0,311). PAR menjadi salah satu bagian yang penting dalam masa perkembangan remaja dan dalam proses perkembangan remaja selanjutnya. Papilia (2002) menyatakan bahwa meskipun pada masa ini remaja banyak menghabiskan waktu dengan teman sebayanya, namun hubungan remaja dengan orangtuanya tetap dekat dan berpengaruh serta merupakan faktor esensial yang memengaruhi perilaku remaja. Pendapat ini secara langsung mendukung hasil penelitian Mansi et al. (2006) yang mengemukakan bahwa kedekatan keluarga berhubungan dengan tingginya PWB. Ikatan emosional yang kokoh dengan orangtua akan meningkatkan hubungan erat yang positif di luar keluarga. Remaja yang mempunyai kedekatan kuat dengan orangtuanya cenderung mempunyai kedekatan yang kuat juga dengan teman sebaya yang berperilaku positif dan positif (Santrock, 2013). Hasil penelitian dari Corsano et al. (2006) yang berkaitan dengan salah satu aspek PWB yaitu hubungan positif dengan orang lain, juga mengemukakan bahwa remaja yang memiliki hubungan positif dengan orangtua dan teman sebaya berpengaruh terhadap meningkatnya PWB dan berdampak pada penurunan rasa sakit. Werdyaningrum (2013) juga mengungkapkan adanya perhatian dan suasana yang harmonis antara orangtua dan remaja mengakibatkan remaja memiliki nilai PWB yang lebih baik. Hal ini terbukti dari hasil penelitiannya yang menunjukkan bahwa remaja yang orangtuanya tidak bercerai memiliki nilai PWB yang lebih tinggi dibanding remaja yang orangtuanya bercerai.
87
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rafique et al. (2012), Saputri et al. (2013), dan Wedyaningrum (2013) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam PWB. Faktor usia yang tidak terlalu berbeda pada kategori remaja di SMP Negeri 1 Kupang kemungkinan mengakibatkan remaja laki-laki dan perempuan memiliki tahap kognitif yang sama sehingga pola pikir dalam menghadapi permasalahan pun cenderung sama. Individu dalam tahapan ini juga dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai (Santrock, 2013). Tidak adanya masyarakat yang menuntut secara khusus pada remaja laki-laki untuk lebih tegar juga merupakan salah satu alasan nilai PWB yang sama, karena pada masa sekarang, laki-laki dan perempuan sama-sama dituntut untuk mandiri.