• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

C. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran IPA di SD ….. 14

D. Hasil Belajar …...………….. 17

E. Sifat Bahan dan Kegunaannya ..………...…… 18

F. Teori Belajar yang Mendukung ... 19

G. Penelitian yang Relevan ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ………...……… 21

B. Model PTK yang Dikembangkan ... 22

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………....……… 24

(2)

E. Instrumen Penelitian ………... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ……..………... 30

G. Pengolahan dan Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 34

Siklus I ... 35

Siklus II ... 49

B. Pembahasan ………... 62

Siklus I ... 62

Siklus II ... 67

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ………...………... 75

B. Rekomendasi ………... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(3)

DAFTAR TABEL

4.1 Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus I ... 36

4.2 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus I ... 41

4.3 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus I ... 43

4.4 Rekapitulasi Catatan Refleksi Siswa pada Pertemuan I Siklus I ... 45

4.5 Rekapitulasi Catatan Refleksi Siswa pada Pertemuan II Siklus I ... 46

4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 47

4.7 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Siklus I ... 48

4.8 Aktivitas Tindakan Pembelajaran Siklus II ... 50

4.9 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Guru pada Pembelajaran Siklus II ... 54

4.10 Deskripsi Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas Siswa pada Pembelajaran Siklus II ... 57

4.11 Rekapitulasi Catatan Refleksi Siswa pada Pertemuan I Siklus II ... 58

4.12 Rekapitulasi Catatan Refleksi Siswa pada Pertemuan II Siklus II .... 59

4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II ... 60

4.14 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Siklus II ... 61

4.15 Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Pembelajaran ... 72

(4)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Hasil Belajar Siswa Setelah Tindakan Pembelajaran ... 73

4.2 Prosentase Jumlah Siswa Berdasarkan KKM pada Siklus I ... 73

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sekolah memiliki peranan penting dalam meningkatkan

sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sekolah merupakan suatu

proses yang melibatkan pendidik, bahan ajar, dan siswa. Pendidik dan tenaga

kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis, serta mempunyai komitmen secara

profesional untuk meningkatkan pendidikan (Depdiknas, 2006).

Pendidikan menuntut keaktifan dari siswa diantaranya adalah

pembelajaran IPA yang berhubungan dengan pengalaman dan kehidupan

sehari-hari yang pernah dialami siswa. Proses pembelajaran IPA yang dilakukan

seharusnya melibatkan secara penuh aktivitas siswa.

Guru harus mampu menentukan suatu pendekatan dan metode yang sesuai

untuk pembelajaran IPA sehingga lebih menarik, dekat dengan kehidupan siswa,

dan dapat memotivasi siswa untuk belajar. Guru juga dituntut untuk dapat

mengembangkan kemampuan berpikir siswa secara optimal melalui berpikir

reflektif, kritis, dan kreatif dengan melibatkan hal-hal yang dekat dengan

lingkungan sekitar siswa. Siswa dilibatkan dalam suasana kehidupan nyata, yang

penuh dengan permasalahan yang harus diteliti dan dipikirkan secara kritis, siswa

dilatih mengkonstruksi pengetahuan sendiri melalui pengalaman belajar yang

dirancang guru, selanjutnya siswa mampu berlaku dan bertindak berdasarkan

(6)

Pembelajaran yang dilakukan guru selama ini masih didominasi oleh

penggunaan metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan

mencatat hal-hal yang dianggap penting. Proses pembelajaran siswa dilakukan

secara pasif. Oleh karena itu guru masih berperan sebagi pemberi informasi, guru

masih mendominasi pembelajaran dan kurang melibatkan siswa secara aktif.

Pembahasan guru mengenai materi IPA cenderung bersifat text book yang

terkadang terlalu jauh dari pengalaman keseharian siswa (tidak kontekstual).

Sehingga hasil belajar siswa Kelas IV SDN Cikadu I Kecamatan Cikadu

Kabupaten Cianjur selama ini masih rendah yaitu 55, jauh di bawah nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 75.

Menurut Depdiknas (2003), sejauh ini pendidikan masih didominasi oleh

pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta yang harus dihafal. Kelas

masih terfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah

masih menjadi pilihan utama metode belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah

pendekatan yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah pendekatan atau metode

yang tidak mengharuskan siswa menghapal fakta, tetapi sebuah pendekatan atau

metode yang mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui

mengalami bukan menghapal.

Dengan alasan tersebut, maka penulis merasa termotivasi untuk

melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas di kelas IV SDN Cikadu 1 Kecamatan

Cikadu Kabupaten Cianjur dengan mengambil judul “ Penerapan Pendekatan

Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA

(7)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, masalah-

masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan

kontekstual untuk meningkatkanhasil belajar siswa Kelas IV SDN Cikadu I

tentang pokok bahasan Sifat Bahan dan Kegunaannya?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan

kontekstual untuk meningkatkanhasil belajar siswa Kelas IV SDN Cikadu I

tentang pokok bahasan Sifat Bahan dan Kegunaannya?

3. Apakah hasil belajarsiswa kelas IV SDN Cikadu I dalam pembelajaran IPA

tentang pokok bahasan Sifat Bahan dan Kegunaannya dapat ditingkatkan

melalui penerapan pendekatan kontekstual?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitianini adalah untuk

mengetahui :

i. Perencanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual

untuk meningkatkanhasil belajar siswa Kelas IV SDN Cikadu I tentang pokok

bahasan Sifat Bahan dan Kegunaannya.

ii. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual

untuk meningkatkanhasil belajar siswa Kelas IV SDN Cikadu I tentang pokok

bahasan Sifat Bahan dan Kegunaannya.

iii. Hasil belajar siswa kelas IV SDN Cikadu I dalam pembelajaran IPA melalui

penerapan pendekatan kontekstual tentang pokok bahasan Sifat Bahan dan

(8)

D.Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, dan

sekolah sebagai berikut:

1. Siswa

a.Meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran IPA tentang pokok

bahasan Sifat Bahan dan Kegunaannya.

b. Meningkatkan motivasi dan minat tentang konsep-konsep pada mata

pelajaran IPA.

c. Meningkatkan pemahaman tentang konsep IPA yang sedang dipelajari.

2. Guru

a. Sebagai alternatif bagi pembelajaran IPA khususnya tentang pokok

bahasan Sifat Bahan dan Kegunaannya melalui penerapan pendekatan

kontekstual.

b. Memberikan pengalaman ilmiah untuk mengembangkan dan

melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual.

c. Membantu untuk menyampaikan konsep IPA yang abstrak supaya lebih

konkret dan mudah dipahami siswa.

d. Mengembangkan potensi dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan

pendekatan kontekstual.

3. Sekolah

a. Sebagai contoh dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di

sekolah.

b. Sumbangan pemikiran dalam mengembangkan dan meningkatkan

pembelajaran IPA khususnya dan mutu serta kualitas pendidikan di

(9)

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan paparan di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah “ Penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas IV SDN Cikadu I dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan

Sifat Bahan dan Kegunaannya”.

F. Definisi Operasional

Dalam menjaga kekeliruan interpretsi atas penggunaan istilah pada

penelitian ini, maka penulis menganggap perlu untuk mendefinisikannya secara

operasional mengenai istilah sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPA yang

diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri

dan alam sekitar. Pembelajaran IPA menekankan pada pemberian

pengalaman langsung yang dekat dengan kehidupan siswa untuk

mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami

alam sekitar secara ilmiah.

2. Pendekatan kontekstual dalam penelitian ini adalah pendekatan pembelajaran

menurut Muslich (2009) yang melibatkan tujuh komponen utama, yaitu (1)

constructivism (konstruktivisme, membangun, membentuk); (2) questioning

(bertanya); (3) inquiry (menyelidiki, menemukan); (4) learning community

(masyarakat belajar); (5) modelling (pemodelan); (6) reflection (refleksi atau

(10)

3. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989).

Kemampuan dalam penelitian ini adalah kemampuan pada ranah kognitif

yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses pembelajaran.

4. Sifat bahan dalam penelitian ini adalah sifat dari bahan-bahan yang dekat

dengan kehidupan siswa dan kebanyakan siswa telah mengenalnya

diantaranya plastik, kayu, logam, kertas, busa, kulit, dan lain-lain.

5. Kegunaan bahan dalam penelitian ini adalah kegunaan bahan yang sifatnya

telah diketahui oleh siswa, sehingga dengan mengetahui sifat bahan tersebut

siswa dapat menggunakannya untuk tujuan tertentu yang sesuai dengan sifat

(11)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitianan ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian Tindakan

Kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kelas dan bertujuan untuk

memperbaiki praktik pembelajaran yang ada dan atau meningkatkan kualitas

pembelajaran. Di samping implementasi tindakan untuk memecahkan masalah,

penelitian ini merupakan suatu proses dinamis mulai dari perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi. Dalam pelaksanaannya peneliti perlu memahami

karakteristik dan prinsip yang ada dalam Penelitian Tindakan Kelas agar kegiatan

yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan.

Tujuan utama Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Barg (Suyanto,

1997:8) bahwa penelitian ini bertujuan mengembangkan

keterampilan-keterampilan guru berdasarkan pada persoalan-persoalan pembelajaran yang

dihadapi guru di kelasnya. Sebagai bentuk penelitian reflektif, dengan melakukan

tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan

praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional.

PTK merupakan bagian dari penelitian yang bersifat kualitatif.

Sebagaimana dipaparkan oleh Wiriaatmadja (2005:4) bahwa PTK merupakan

bentuk kajian inkuiri yang termasuk kualitatif dalam penelitian emansipatoris

tindakan sebagai studi mikro untuk membangun ekspresi konkret dan praktis

dalam sebuah perubahan dunia sosial atau pendidikan untuk memperbaiki dan

(12)

Berdasarkan paparan di ats dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu

penelitian dengan renungan secara inkuiri tentang para peserta dalam situasi sosial

(termasuk situasi pendidikan) dengan tujuan untuk meningkatkan rasionalitas dan

kebenaran tentang: (a) tindakan sosial dan pendidikan mereka sendiri; (b)

pemahaman mereka tentang tindakan tersebut; dan (c) situasi dimana

tindakan-tindakan itu dilaksanakan.

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral

seperti yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Secara garis besar

terdapat empat tahapan yang lazim digunakan yaitu: perencanaan (planning),

pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan reflektif (reflecting). Di dalam

alur kegiatannya, tahap pelaksanaan dan pengamatan dilakukan dalam jangka

waktu yang bersamaan. (Wiriaatmadja, 2005:66). Berikut ini adalah skema atau

(13)

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart(1988)

Langkah-langkah pada model spiral menurut Kemmis dan Taggart dapat

diuraikan sebagai berikut:

a. perencanaan tindakan (planning) yaitu rencana tindakan apa yang akan

dilaksanakan untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan tingkah laku

dan sikap sosial sebagai solusi. OBSERVE

REF

LE

CT

PLAN

OBSERVE

PLAN

REVICED PLAN

ACT

REF

LE

CT

(14)

b. Pelaksanaan tindakan (acting) yaitu apa yang akan dilaksanakan oleh peneliti

sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan

c. Pengamatan (observing) yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan

yang dilaksakan.

d. Refleksi (reflecting) yaitu mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil

atau dampak dari tindakan.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN Cikadu I Jalan Simpang

Kabupaten Cianjur.

2. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas IV

SDN Cikadu I Kabupaten CianjurTahun Akademik 2012/2013 dengan jumlah

siswa sebanyak 27siswa yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 12orang

perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dirancang untuk dilaksanakan dalam 2

siklus. Siklus I dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (@2x35

menit), sedangkan siklus II dirancang untuk dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan

(@2x35 menit). Setiap siklus dijalankan dalam 4 tahap, yaitu perencanaan

(Planning), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing), dan refleksi

(15)

Siklus I

1. Tahap Perencanaan

a. Membuat kesepakatan dengan guru (rekan sejawat) sebagai observer dan

memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus

dilakukan oleh observer dan penjelasan tentang intisari dari instrumen

lembar observasi yang harus diisi oleh observer.

b. Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN

Cikadu I Kabupaten Cianjur.

c. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu

sifat bahan dan kegunaannya.

d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan

menerapkan pendekatan kontekstual.

e. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS)

f. Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes siklus I.

g. Menyiapkan instrumen non tes berupa lembar pengamatan siswa dan guru

dalam pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

b. Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan

kontekstual.

c. Melakukan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai hasil belajar

siswatentang Sifat Bahan dan Kegunaannya dalam pembelajaran IPA

(16)

d. Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar yang terjadi oleh pengamat

pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap

refleksi.

e. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasihasil pengamatan pada

lembar observasi

3. Tahap Pengamatan

a. Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dalam

pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual.

b. Observer mengisi lembar observasi.

4. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang dikumpulkan dari

penelitian tindakan pada siklus I. Setelah hasil belajar siswa dan pengamatan

observer telah dikaji, selanjutnya pada siklus II, peneliti mengulang kegiatan

yang dilaksanakan pada siklus I. Temuan pada tahap refleksi pada siklus I

digunakan untuk memperbaiki RPP dan pembelajaran pada siklus II.

Siklus II

1. Tahap Perencanaan

a. Menginventarisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan

bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

b. Menetapkan sub materi yang lebih komplek dari materi siklus I.

c. Membuat rencana pembelajaran dengan memperhatikan refleksi pada

siklus I.

d. Menyiapkan media, alat peraga dan sumber pembelajaran.

(17)

f. Menyiapkan instrumen tes siklus II.

g. Menyiapkan lembar pengamatan siswa dan guru dalam pembelajaran.

1. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai dengan RPP yang

telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus

I serta bobot materi yang lebih kompleks. Diharapkan pada siklus II ini

siswa sudah lebih menguasai materi Sifat Bahan dan Kegunaannya dalam

pembelajarn IPA dengan menerapkan pendekatan kontekstual.

b. Melakukan tes siklus II untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada

siklus II.

c. Mencatat dan merekam semua aktivitas belajar siswa sebagai sumber data

yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi data hasil pengamatan

pada lembar observasi.

2. Tahap Pengamatan

Kegiatan pengamatan pada sikus II relatif sama dengan siklus I yaitu:

a. Mencatat dan merekam aktivitas belajar siswaoleh pengamat melalui

lembar observasi.

b. Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini

(18)

3. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis

dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu simpulan. Diharapkan

setelah akhir siklus II ini, hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang

Sifat Bahan dan Kegunaannya melalui penerapan pendekatan kontekstual ini

dapat meningkat.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Lembar Kerja Siswa (LKS), dan instrumen pengumpulan data berupa tes tertulis

bentuk uraian dan lembar observasi.

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam penelitian ini akan digunakan dua RPP yang merupakan rencana

yang menggambarkan prosedur dan pengorgansasian pembelajaran untuk

mencapai satu Kompetensi Dasar (KD) yang ditetapkan dan dijabarkan dalam

silabus. Setiap RPP dalam penelitian ini mencakup satu KD yang terdiri atas

dua indikator untuk dua kali pertemuan. RPP yang dimaksud adalah RPP IPA

tentang materi Sifat Bahan dan Kegunaannya dengan menerapkan pendekatan

(19)

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah

dalam pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif anatara

siswa dan guru, sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam

peningkatan hasil belajarnya. LKS dibuat bertujuan untuk menuntun siswa

pada berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta mempertimbangkan proses

berpikir yang akan ditumbuhkan pada diri siswa. LKS dalam penelitian ini

yaitu LKS dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan

kontekstual tentang Materi Sifat Bahan dan Kegunaannya terdiri dari empat

paket LKS (1 LKS untuk 1 kali pertemuan).

3. Lembar Observasi

Lembar observasi diberikan kepada seorang observer satu hari sebelum

pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas melalui penjelasan tentang intisari

pada lembar observasi. Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan

untuk melihat aktivitas belajar guru dan siswa yang dilakukan oleh observer

tentang aktivitas pembelajaran IPA melalui penerapan pendekatan

kontekstual. Lembar obeservasi yang digunakan berbentuk lembar observasi

terbuka, sehingga observer harus menuliskan dekripsi aktivitas guru dan siswa

pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan item pertanyaan pada lembar

observasi. Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi langsung, yakni

pengamat mengamati dan mencatat objek yang diteliti (aktivitas guru dan

(20)

4. Tes tertulis

Tes sebagai alat penilaian dalam penelitian ini berbentuk

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari

siswa dalam bentuk tulisan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah

tes berbentuk uraian tentang materi Sifat Bahan dan Kegunaannya. Tes

dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada akhir siklus I dan II.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui instrumen-instrumen

penelitian yaitu instrumen lembar observasi dan instrumen tes bentuk uraian.

Observasi dilakukan oleh tiga orang pengamat melalui lembar observasi untuk

mengamati aktivitas belajar siswa dan guru dalam pembelajaran IPA dengan

menggunakan alat peraga. Observasi dilakukan oleh tiga orang pengamat

dimaksudkan untuk mengurangi bias data penelitian yang dikumpulkan melalui

instrumen lembar observasi. Sedangkan data hasil belajar siswa pada ranah

kognitif dikumpulkan melalui intrumen tes berbentuk uraian yang diberikan pada

setiap akhir siklus.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dengan

cara mengkatagorikan dan mengklasifikasikan data berdasarkan analisis kaitan

logis, kemudian ditafsirkan dalam konteks permasalahan penelitian. Kegiatan ini

berupaya memunculkan makna dari setiap data yang didapat, sehingga data itu

tidak hanya bersifat deskriptif. Dalam penelitian dengan pendekatan kualitatif,

pengolahan dan analisis data dilakukan secara terus-menerus dari awal sampai

(21)

Data-data yang dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan

pendekatan kualitatif itu meliputi: kinerja guru, aktivitas siswa dan pola

pembelajaran. Teknik statistik sederhana digunakan untuk mendeskripsikan

berbagai perubahan hasil belajar siswa yaitu nilai rata-rata dan prosentase di atas

atau di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Data kuantitatif berasal dari tes siklus untuk hasil belajar IPA siswa.

Setelah data kuantitatif diperoleh, selanjutnya dilakukan langkah-langkah

pengolahan dan analisis data sebagai berikut.

1. Pengolahan data hasil belajar

Tes tertulis dilakukan setiap siklus, untuk mengetahui rata-rata hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan menerapkan pendekatan

kontekstual. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata hasil belajar

siswa adalah:

� = �

Keterangan : � :Nilai rata-rata kelas

:Total nilai yang diperoleh siswa

(22)

2. Menghitung Prosentase Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar siswa ditentukan berdasarkan Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Prosentase ketuntasan belajar siswa

secara klasikal dapat ditentukan dengan rumus :

�= ≥

75

� × 100%

Keterangan : ≥75 :Jumlah siswayang mendapat nilai lebih besardari

atau sama dengan 75

n :Banyak siswa

100% : Bilangan tetap

TB : Ketuntasan belajar

3. Menghitung Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa secara klasikal dari

setiap siklus, dilakukan dengan menghitung selisih rata-rata hasil belajarsiswa

pada siklus II dengan siklus I.

Analisis data dapat dilakukan dengan melihat selisih rata-rata hasil belajar

siswa pada siklus II dan I. Jika selisihnya bertanda positif (+), maka terdapat

peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan pendekatan kontekstual dalam

pembelajaran IPA tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya pada siswa Kelas IV

SDN Cikadu I Cianjur dan hipotesis tindakan terbukti benar. Sebaliknya jika

bertanda negatif (-), maka hasil belajar siswa hasil belajar siswa melalui

penerapan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Bahan

dan Kegunaannya pada siswa Kelas IV SDN Cikadu I Cianjur tidak dapat

(23)

Selain data kuantitatif, juga terdapat data kualitatif yang dikumpulkan

melalui lembar observasiaktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran di kelas

oleh seorang pengamat (observer) berupa lembar pengamatan terbuka. Sehingga

observer harus menuliskan deskripsi hasil pengamatannya pada kolom yang telah

disediakan sesuai dengan item pertanyaan pada lembar observasi. Pengolahan data

kualitatif ini dilakukan dengan cara menyimpulkan deskripsi observer dari setiap

item pertanyaan. Jika observer menuliskan pengamatan yang positif terhadap

pembelajaran, maka aktivitas guru atau siswa dalam pembelajaran sudah sesuai

dengan harapan penelitian. Jika terjadi sebaliknya, maka aktivitas guru atau siswa

dalam pembelajaran tidak sesuai dengan harapan penelitian.

Dari hasil analisis data kualitatif secara keseluruhan, dapat disimpulkan

apakah semua prinsip dalam pendekatan kontekstual telah dilaksanakan dengan

baik dalam pembelajaran IPA tentang Sifat Bahan dan Kegunaannya terhadap

(24)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian mengenai pendekatan

kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Cikadu I

Kabupaten Cianjur dalam pembelajaran IPA tentang Pokok Bahasan Sifat Benda

dan Kegunaannya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual ini

meliputi penyusunan RPP dengan melaksanakan ketujuh prinsip pendekatan

kontekstual yang meliputi prinsip konstruktivisme, pemodelan, bertanya,

masyarakat belajar, penemuan, refleksi dan penilaian otentik. dalam

perencanaan juga disusun Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar observasi

terbuka guru dan siswa, dan catatan refleksi siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan kontekstual ini

melaksanakan ketujuh prinsip pendekatan kontekstual yaitu: (1) prinsip

konstruktivisme dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali

informasi yang luas dari pengalaman sehari-hari, lingkungan sekitar kelas, dan

berbagai sumber belajar; (2) prinsip pemodelan dengan memberikan simulasi

percobaan oleh guru untuk mengarahkan siswa dalam percobaan yang akan

dilakukannya, juga dilakukan melalui penggunaan media gambar sebagai

model gambar dari konsep yang akan disampaikan; (3) prinsip bertanya dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang

(25)

percobaan yang dilakukan oleh siswa tentang konsep yang akan dipelajari atau

melalui pengamatan media gambar tentang konsep yang akan dipelajari; (5)

prinsip masyarakat belajar melalui diskusi kelompok; (6) prinsip refleksi

melalui pemberian kesempatan kepada siswa untuk merenungkan kembali

pembelajaran yang telah berlangsung dan mengisi catatan refleksi siswa

tentang sikap dan respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan;

dan (7) prinsip penilaian otentik melalui penilaian hasil belajar siswa dari

berbagai aspek yaitu aspek kognitif, kinerja dan sikap.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa Kelas IV SDN Cikadu I Kabupaten

Cianjur dalam pembelajaran IPA tentang pokok bahasan Sifat Bahan dan

Kegunaannya dari siklus I dan siklus II sebesar 11,52. Hasil belajar siswa pada

siklus I sebesar 71,39 dan pada siklus II sebesar 82,91.

B. Rekomendasi

Sebagai implikasi dari hasil penelitian, berikut ini dikemukakan

rekomendasi yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam

menerapkan dan mengembangkan pendekatan kontekstual.

1. Guru-guru SDN Cikadu I khususnya dan guru-guru sekolah dasar pada

umumnya diharapkan dalam menggunakan pendekatan kontekstual dapat

melaksanakannya sesuai dengan prinsip-prinsip pada pendekatan kontekstual

yang terdiri dari prinsip konstruktivisme, pemodelan, bertanya, masyarakat

(26)

2. Guru kelas atau guru IPA dalam melakukan pembelajaran IPA harus mampu

melibatkan seluruh aspek tidak hanya kognitif tetapi aspek afektif dan

psikomotoriknya. Guru juga diharapkan dapat menjelaskan konsep IPA

dimulai dari hal-hal yang realistis dan dekat dengan kehidupan

siswa.Pendekatan kontekstual memiliki prinsip penilaian otentik yang

memungkinkan guru menilai kemampuan siswa dari berbagai aspek, juga

dengan pendekatan kontekstual memungkinkan konsep IPA disampaikan

kepada siswa mulai dari hal-hal yang dekat dengan kehidupannya

(kontekstual).

3. Disarankan kepada peneliti berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan

pendekatan kontekstual melalui berbagai variasi metode tidak hanya melalui

(27)

Arikunto, Suharsimi, 2006. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta :RinekaCipta.

Mungin Eddy Wibowo. 2008. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan SD. Jakarta :Depdiknas.

Pryono, Titik Sayekti.2008. IPA SD Kelas III.Jakarta :Depdiknas.

Sri Lestari, Wigati H.O, Santi K. 2006. IPA SD Kelas III.IntanPariwara.

RadenSutiawan Leo. Pembelajaran IPA di SD.volume : 1mei 2004. JurnalPendidikanDasar.

Samatoa, Usman. 2006. BagaimanaMembelajarkan IPA di SekolahDasar. Jakarta :Depdiknas.

Wuryastuti, Sri. InovasiPembelajaranIPA di SekolahDasar.Nomor 9 April 2008JurnalPendidikanDasar.

Referensi

Dokumen terkait

Program Studi Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana.. PROGRAM STUDI

Untuk mempertahan presepsi guru tentang pembelajaran matematika sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual, perlu diyakinkan secara terus menerus bahwa

Telah dilakukan Penelitian tentang Studi Perbandingan Penambahan Variasi Ragi Tape dan Ragi Roti dalam Pembuatan Bioetanol dari Fermentasi Glukosa Hasil Hidrolisis Selulosa

[r]

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Model pembelajaran bahasa Indonesia yang bagaimanakah yang dapat meningkatkan kemampuan berbicara

Dengan asumsi setiap TKI yang ditempatkan membuka usaha, tingkat pengangguran di Sumatera Utara tahun 2008 berkurang sebesar 20,53%; usaha TKI Puma berperan

MODEL PEMBINAAN AKHLAK MULIA DALAM MENINGKATKAN DAN MENJAGA DISIPLIN KEBERSIHAN DI PONDOK PESANTREN AL-BASYARIYAH BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Rata- rata Persentase Manfaat Hasil Pengetahuan “Mengolah Hidangan Berbahan Terigu (Pasta)” Sebagai Kesiapan Cook Helper Berkaitan Dengan Tahap Persiapan ……… 82