• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAJALENGKA."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI SMP NEGERI

SE-KABUPATEN MAJALENGKA

TESIS

Diajukan Kepada Panitia Ujian Tesis Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Olahraga Program Studi Pendidikan Olahraga

Oleh: Indrayogi NIM 1004749

SEKOLAH PASCA SARJANA JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

==================================================================

Pengaruh Kompetensi dan Motivasi

Berprestasi Terhadap Kinerja Guru

Pendidikan Jasmani SMP Negeri

Se-Kabupaten Majalengka

Oleh Indrayogi, S.Pd PASCA UPI Bandung, 2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olahraga

© Indrayogi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul Pengaruh Kompetensi

dan Motivasi berprestasi terhadap Kinerja Guru Pendidikan Jasmani SMP Negeri

Se-Kabupaten Majalengka, seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri, dan saya

tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan, tetapi dengan etika keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya tiap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila di kemudian hari ada pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau ada yang klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya

saya ini.

Majalengka, Juli 2013 Yang membuat pernyataan,

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Dr. Mulyana, M. Pd Pembimbing II

Prof. Dr. H. J.S. Husdarta, M. Pd

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga,

(5)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI

SMP NEGERI SE-KABUPATEN MAJALENGKA

Oleh Indrayogi

Guru memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan. karena guru memegang kunci dalam pendidikan dan pengajaran disekolah. Guru adalah pihak yang paling dekat berhubungan dengan siswa dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari, dan guru merupakan pihak yang paling besar peranannya dalam menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, pembinaan dan pengembangan terhadap guru merupakan hal mendasar dalam proses pendidikan. Guru harus mampu menguasai pembelajaran, serta menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Kinerja guru penjas dapat dilihat dari kemampuan atau kompetensi dan motivasi berprestasi guru penjastersebut.

Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) untuk mengetahui besarnya kompetensi, motivasi berprestasi terhadap kinerja guru Penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka, 2) untuk mengetahui besarnya kompetensi guru terhadap kinerja guru Penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka, 3) untuk mengetahui besarnya motivasi berprestasi terhadap kinerja guru Penjas di SMP Negeri se-KabupatenMajalengka.

Metode penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini dilakukan pada guru Penjas SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka, dari 120 di ambil 66 orang guru Penjas yang dijadikan sampel dan 66 Kepala Sekolah dari 66 SMP Negeri. Sampel tersebut dengan karakteristik yang ditunjukan berupa kompetensi guru pendidikan jasmani, dan motivasi berprestasi guru pendidikan jasmani. Teknik penarikan sampel dilakukan secara random sampling.

(6)

ABSTRACT

INFLUENCE COMPETENCE AND ACHIEVEMENT MOTIVATION

OF PERFORMANCE’S TEACHER PHYSICAL EDUCATION

AT SMP NEGERI IN REGENCY OF MAJALENGKA

By Indrayogi

Teacher have important role in education, because a teacher have a key in education and learning in the school. A teacher is someone who know about student in learning activity and beside that a teacher have important role to decide the achievement successfully of student to reach their goal of education. Because

of that teacher’s guidance and improvement is basic factor in learning process.

Teacher must be able to master in learning and make that learning as a establishment competence and improvement personal quality student. Performance of teacher physical education can be see from their ability or competence and motive achievement of teacher physical education.

Interest, talent, ability, and potential of student it can’t be improve with

optimally without help of teacher. Teacher must be competence in learning, with giving easy learning for all student in order to be able improve potential with optimally. In this case, teacher must be creative, professional and have fun.

The goal of this research as follow: 1) to know competence, motive

achievement of teacher’s performance at SMP Negeri in regency of Majalengka, 2) to know teacher’s competence of teacher’s performance physical education at

SMP Negeri in regency of Majalengka, 3) to know motive achievement of

teacher’s performance physical education at SMP Negeri in regency of

Majalengka.

Research of method is descriptive method. This research be held, from 120 teacher of physical education, the writer take 66 teacher physical education at SMP Negeri in regency of Majalengka. That sample with characteristic that shown by competence of teacher physical education and achievement motivation of teacher physical education. Technique of collecting sample is random sampling.

(7)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

B. Hasil Penelitian Sejenis Terdahulu yang Relevan ... 48

C. Asumsi ... 49

D. Hipotesis Penelitian ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek Penelitian ... 51

B. Metode Penelitian ... 51

C. Populasi dan Sampel ... 52

D. Desain Penelitian ... 53

E. Definisi Operasioanal Penelitian... 53

F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 55

G. Uji Coba Instrumen ... 60

H. Pelaksanaan Pengambilan Data Penelitian ... 67

I. Teknik Analisis Data ... 67

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 71

1. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 71

2. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 74

B. Rangkuman Hasil Analisis Data ... 78

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 79

D. Diskusi Temuan ... 86

(8)

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 90 B. Rekomendasi ... 91

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Data Pendidikan Guru Penjas SMP Negeri di Kabupaten

Majalengka ... 2

Tabel 3.1. Kisi-kisi instrumen Penelitian Variabel Kompetensi ... 43

Tabel 3.2. Kisi-kisi instrumen Penelitian Variabel Motivasi berprestasi 44 Tabel 3.3. Kisi-kisi instrumen Penelitian Variabel Kinerja ... 45

Tabel 3.4. Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 45

Tabel 3.5. Uji Validitas Variabel Kompetensi ... 47

Tabel 3.6. Uji Reliabilitas Kompetensi ... 48

Tabel 3.7. Uji Validitas Variabel Motivasi berprestasi ... 48

Tabel 3.8. Uji Reliabilitas Motivasi berprestasi ... 49

Tabel 3.9. Uji Validitas Kinerja Guru Penjas... 50

Tabel 3.10. Uji Reliabilitas Kinerja Guru Penjas ... 51

Tabel 4.1. Statistik Deskriptif ... 54

Tabel 4.2. Uji Normalitas Kompetensi... 56

Tabel 4.3. Uji Normalitas Motivasi berprestasi ... 56

Tabel 4.4. Uji Normalitas Kinerja ... 56

Tabel 4.5. Uji Homogenitas ... 57

Tabel 4.6. Pengujian Hipotesis Pertama ... 58

Tabel 4.7. Pengujian Hipotesis Kedua ... 59

Tabel 4.8. Data Pengujian Hipotesis ... 60

(10)

DAFTAR GRAFIK

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 76

Lampiran 2. Angket Penelitian ... 81

Lampiran 3. Hasil Perhitungan ... 88

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan melalui pembelajaran untuk menunjang

kelancaran jalannya pembangunan di Indonesia secara keseluruhan. Pembelajaran merupakan kegiatan utama sekolah sebagai bentuk layanan pendidikan bagi masyarakat. Sekolah diberi kebebasan memilih strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, siswa, guru, dan kondisi nyata sumber daya yang tersedia di sekolah.

Pendidikan dimasa era globalisasi sekarang ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, memiliki kemampuan dalam keilmuan dan keimanan. Harapan tersebut sebagaimana terdapat dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. (Depdiknas, 2005).

Menurut Mulyasa (2011:3) sedikitnya terdapat tiga syarat utama yang harus diperhatikan dalam pembangunan pendidikan agar dapat berkontribusi terhadap

peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), yakni: “(1) sarana gedung, (2)

buku yang berkualitas, (3) guru dan tenaga kependidikan yang profesional.”

(13)

2

wilayah Kabupaten Majalengka, hasil proses pembelajaran baik itu prestasi akademik maupun non akademik di bidang olahraga khususnya belum maksimal. Untuk data pendidikan guru penjas SMP negeri di Kabupaten Majalengka dapat dilihat pada Tabel 1.1. berikut.

Tabel 1.1.

Data Pendidikan Guru Penjas SMP Negeri di Kabupaten Majalengka

Lulusan SMA 5 Orang

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Majalengka 2013

Dari data pendidikan guru tersebut, dapat dilihat bahwa pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam menunjang proses kegiatan belajar mengajar, khususnya penjas. Keharusan setiap guru memiliki kompetensi ditunjang dengan pendidikan yang sesuai dengan profesinya yaitu sebagai guru penjas. Di Kabupaten Majalengka, dengan kondisi pendidikan guru seperti terlihat pada Tabel 1.1. ternyata masih ada guru yang belum sesuai dengan kompetensi di bidang penjas, sehingga akan mempengaruhi kinerja dari guru penjas itu sendiri.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, kompetensi atau kemampuan yang dimiliki oleh guru penjas sangatlah penting. Darmodihardjo dalam Mulyasa (2011:23) menyatakan bahwa “Kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki guru searah dengan kebutuhan pendidikan di sekolah (kurikulum), tuntutan masyarakat, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.” Perbedaan kompetensi guru tersebut akan memberikan pengaruh terhadap kinerja guru dalam peningkatan mutu pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.

Guru memberi andil yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena

(14)

3

membutuhkan orang lain, sejak lahir bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta didik.

Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak berkemang secara optimal tanpa bantuan guru. Guru harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik,

agar mampu mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, profesional, dan menyenangkan, dengan memposisikan diri. Sebagaimana di ungkapkan oleh Mulyasa (2011:36) bahwa guru berperan sebagai berikut:

(1) Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya; (2) teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi peserta didi; (3) fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan, dan bakatnya; (4) memberikan sumbangan pemikiran kepada orangtua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya; (5) memupuk rasa percaya diri, berani, dan bertanggungjawab; (6) membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan (bersilaturahmi) dengan orang lain secara wajar; (7) mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya; (8) mengembangkan kreativitas; (9) menjadi pembantu ketika diperlukan.

Tuntutan tersebut perlu ditindaklanjuti, guru harus mampu menguasai pembelajaran, dan menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan, dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Karena dengan memiliki kompetensi guru akan mampu mengembangkan metode ataupun model pembelajaran,

sehingga proses belajar mengajar akan tercapai sesuai dengan tujuan pendidikan. Kualitas guru dapat ditinjau dari dua segi, dari segi proses dan dari segi

(15)

4

Kompetensi merupakan kemampuan dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik, seperti yang dikemukakan Mulyasa (2011:75) sebagai berikut:

(1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (2) pemahaman terhadap peserta didik; (3) pengembangan kurikulum/silabus; (4) perencanaan pembelajaran; (5) pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (6) pemanfaatan teknologi pembelajaran; (7) evaluasi hasil belajar; dan (8) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Selain kompetensi yang harus di miliki oleh setiap guru penjas diatas, faktor motivasi berprestasi juga sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Motivasi berprestasi adalah dorongan sudah terikat pada suatu tujuan (Abu Ahmadi dalam Husdarta, 2009:90). Motivasi berprestasi merupakan suatu hal

yang sangat penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Setidaknya para guru Penjas harus memiliki motivasi berprestasi untuk meningkatkan kegairahan dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Tanpa motivasi berprestasi sukar bagi guru pendidikan jasmani untuk mengembangkan dirinya selama proses belajar mengajarnya.

Motivasi berprestasi merupakan orientasi seseorang dalam berusaha sedemikian rupa untuk mencapai keberhasilan tugas, kegigihan dalam menghadapi kegagalan, dan perasaan bangga ketika mencapai keberhasilan (Gill dalam Weinberg dan Gould, 1995). Motivasi berprestasi sering disebut juga dengan istilah daya saing (competitiveness). Berkaitan dengan penelitian ini, menurut Mc Clelland dalam Mangkunegara (2005) motivasi berprestasi memiliki 9 indikator, yaitu:

1) memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai kesuksesan; 2) memiliki tanggung jawab; 3) memiliki rasa percaya diri; 4) memilih untuk melakukan tugas yang menantang; 5) menunjukkan usaha keras dan tekun dalam mencapai tujuan yang bersifat lebih baik; 6) memupuk keberanian untuk mengambil resiko; 7) adanya keinginan untuk selalu unggul dari orang lain; 8) kreatif; 9) selalu menentukan tujuan yang realistik.

Sebagai tenaga profesional kependidikan, guru penjas harus memiliki motivasi untuk berprestasi. Hal ini kelak akan berpengaruh terhadap perbedaan kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. (Hezberg dalam Arikunto

(16)

5

tunggal, tetapi tersusun dalam dua faktor, yaitu: faktor motivator (satsfier) dan faktor hygiene.” Faktor motivator adalah faktor yang menyebabkan terjadinya kepuasan kerja, seperti prestasi kerja, pengakuan, kemajuan, perasaan bahwa yang mereka kerjakan penting dan tanggung jawab. Faktor hygiene adalah faktor yang terbukti bisa menjadi sumber ketidakpuasan, seperti kebijaksanaan administrasi, supervisi, hubungan dengan teman kerja, gaji, rasa aman dalam pekerjaan.

Kehidupan pribadi, kondisi kerja, status. Motivasi berprestasi kerja guru penjas merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerjanya, karena sebagai pendorong utama setiap guru penjas melakasanakan tugas profesinya sesuai ketentuan yang berlaku.

Kinerja guru penjas dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sehingga perlu diteliti kompetensinya, motivasi berprestasi kerjanya terhadap kinerja guru penjas yang termasuk faktor internal. Namun kinerja guru penjas masih dipengaruhi oleh faktor lainnya yaitu faktor eksternal misalnya sarana prasarana dan manajemen kepala sekolah.

Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan penulis di beberapa sekolah menengah pertama di Kabupaten Majalengka kinerja guru Penjas masih belum optimal, hal ini bisa diduga bahwa faktor individu dan kompetensi guru penjas masih rendah.

Keadaan guru penjas di beberapa Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kabupaten Majalengka menunjukan perilaku sebagai berikut: (1) tidak membuat persiapan untuk mengajar; (2) belum menunjukan sikap disiplin; (3) kurang

menguasai bahan ajar. Di samping itu, prestasi guru penjas diduga bahwa guru penjas: (1) kurang termotivasi pada dirinya untuk memberikan dan menerima

(17)

6

kepada siswa. Akibatnya pengaruh antara kompetensi dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru penjas makin rendah. Dan kalau dibiarkanm maka dunia pendidikan khususnya penjas akan menurun dan berdampak buruk bagi hidup orang banyak.

Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja guru pendidikan jasmani tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa (2011:123) adalah sebagai berikut: "1)

layanan supervisi, 2) kepemimpinan kepala sekolah, 3) fasilitas pembelajaran, 4) kompetensi, 5) motivasi berprestasi mutlak penting untuk diperhatikan." Karena dalam operasional pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah memperlihatkan adanya sumbangan dalam meningkatkan kinerja para guru.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis

mengidentifkasi pada 4 permasalahan mendasar yaitu: (1) Antara guru penjas yang satu dengan lainnya memiliki perbedaan kompetensi sehingga terjadi perbedaan perolehan prestasi belajar siswa. (2) Adanya perbedaan motivasi berprestasi guru penjas yang satu dengan lainnya sehingga terjadi perbedaan kinerja guru Penjas untuk meningkatkan mutu pendidikan. (3) Belum semua sekolah memiliki sarana-prasarana belajar yang memadai, sehingga menghambat peningkatan mutu pendidikan. (4) Kinerja guru penjas yang belum optimal sehingga menghambat peningkatan mutu pendidikan.

Dari hasil identifikasi tersebut, hal yang paling penting diperhatikan adalah masalah kompetensi, dan motivasi berprestasi guru penjas dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, penulis merumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah kompetensi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka?

2. Apakah motivasi berprestasi memberi pengaruh yang signifikan terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka?

(18)

7

Majalengka?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi tentang pengaruh kompetensi dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka. Adapun secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kompetensi terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka.

2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka.

3. Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi dan motivasi berprestasi kerja guru penjas terhadap kinerja guru penjas di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kegunaan praktis yaitu dalam rangka memecahkan masalah aktual. Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, penulis mengharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang kinerja guru dengan memperhatikan kompetensi guru, motivasi berprestasi guru penjas di jenjang pendidikan SMP secara individual maupun secara bersama-sama. Uji kompetensi guru, baik secara teoretis maupun secara praktis memiliki manfaat yang sangat penting, terutama dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan kualitas guru. Selain itu, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan yang relevan dan bahan kajian ke arah pengembangan konsep-konsep pengembangan guru yang mendekti pertimbangan-pertimbangan kontekstual dan konseptual, serta kultur yang

(19)

8

2. Manfaat Praktis

Kemudian selain manfaat secara teoretis, juga manfaat penelitian secara praktis yaitu bagi lembaga yang terkait serta peneliti selanjutnya, termasuk untuk pribadi peneliti, hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Memberikan masukan pada sekolah-sekolah menengah pertama di Kabupaten Majalengka guna meningkatkan prestasi belajar siswa di tinjau

dari kompetensi dan motivasi berprestasi yang dimiliki oleh guru penjas. b. Sebagai landasan bagi penelitian lebih lanjut yang ada hubungannya dengan

masalah kompetensi dan motivasi berprestasi guru penjas.

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian yang dimaksud bersifat menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Penelitian deskriptif ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi. Dengan tujuan memisahkan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung sesuatu variabel penyebab terhadap variabel akibat. Variabel sebab akibat tersebut adalah kompetensi guru penjas (X1), motivasi berprestasi guru Penjas (X2), terhadap kinerja guru penjas

(Y).

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru penjas dan Kepala Sekolah SMP Negeri Se-Kabupaten Majalengka. Populasi tersebut memiliki kualitas dan karakteristik yang sama dan cukup homogen dari kesamaan dalam melaksanakan tugas dan peranannya dalam proses pembelajaran. Karena keterbatasan tenaga, dana, waktu dan pemikiran, maka peneliti menggunakan sampel sebagai subjek yang dipelajari atau sebagai sumber data. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik “random sampling.” Teknik sampling ini digunakan dengan pertimbangan pencapaian tujuan penelitian serta memperhatikan homogenitas populasi, kesamaan kualitas dan karakteristik

populasi penelitian. Sesuai dengan pendapat Maksum (2012: 55) bahwa: “Simple random sampling merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang

sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.”

(21)

40

Kabupaten Majalengka. Sesuai dengan pendapat Ary, Jacobs & Razavieh (1990) dalam Maksum (2012: 62) menyatakan bahwa “ tidak ada aturan yang baku terkait dengan ukuran sampel. Merkea merekomendasikan sedikitnya 30 subjek untuk dijadikan sampel penelitian deskriptif.”

C. Desain Penelitian

rx1y α

Rx1x2y

rx2y

Keterangan:

1. X1 : Variabel Kompetensi Profesional dan Kompetensi Pedagogi

2. X2 : Variabel Motivasi Berprestasi

3. Y : Variabel Kinerja Guru Penjas

4. rx1y : Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Guru Penjas

5. rx2y : Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru Penjas 6. Rx1x2y : Pengaruh Kompetensi, Motivasi berprestasi terhadap Kinerja

Guru Penjas

7. α : Residu (variabel sisa).

D. Definisi Operasional Penelitian

Variabel adalah ciri dari individu, objek, gejala atau peristiwa yang akan diteliti. Sugiyono (2009:38) mengatakan bahwa: “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya.”

Dalam penelitian ini, penulis menetapkan variabel-variabel yang akan dikaji sebagai pembatas terhadap kemungkinan terjadinya penafsiran-penafsiran suatu istilah yang menyebabkan kekeliruan pendapat dan mengaburkan pengertian yang sebenarnya. Variabel-variabel tersebut terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab perubahan atau

X1

X2

(22)

41

timbulnya variabel terikat atau yang mempengaruhinya. Variabel terikat adalah variabel yang menjadi akibat karena variabel bebas atau variabel yang dipengaruhi. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah kompetensi guru penjas dan motivasi berprestasi guru penjas. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kinerja guru penjas.

Berdasarkan desain penelitian, maka variabel dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X)

a. Kompetensi menurut Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adalah seperangkat kemampuan yang dapat ditampilkan dan yang dapat diamati guru dalam melaksanakan tugas mengajar dengan baik. Berdasarkan hal tersebut, maka kompetensi dapat diartikan secara operasional sebagai data angka yang dapat diperoleh seorang subyek. Data mengenai kompetensi guru penjas itu diantaranya adalah: menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik; mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran; menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar; melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.

b. Menurut Mc Clelland dalam Mangkunegara (2005: 40) pengertian motivasi berprestasi didefinisikan sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat

berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri, serta penghargaan terhadap diri.

Berdasarkan hal tersebut, data motivasi berprestasi guru penjas diperoleh dari aspek motif dari dalam diri sendiri untuk maju dan berprestasi, harapan untuk lebih baik, dan insentif yang diberikan sesuai.

2. Variabel Terikat (Y)

(23)

42

individu dalam melakukan sesuatu pekerjaan, sehingga terlihat prestasi pekerjaannya dalam mencapai tujuan. (Nawawi, 2008:34). Berdasarkan hal tersebut maka kinerja dapat ditinjau dari dimensi (a) kemampuan, (b) inisiatif, (c) ketepatan waktu, (d) kualitas hasil kerja, dan (e) komunikasi.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket. Melalui angket ini dapat diperoleh informasi atau gambaran secara mendalam mengenai pengaruh kompetensi dan motivasi berprestasi guru penjas terhadap kinerja guru penjas.

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang sudah tersusun, responden

tinggal memilih atau memberik tanda ceklis pada kolom alternatif jawaban sesuai dengan keadaan yang dirasakan pribadinya. Pernyataan-pernyataan dalam angket tersebut sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

Langkah-langkah menyusun angket adalah sebagai berikut:

1. Menyusun spesifikasi data dengan menggunakan acuan teoritis penyusunan angket.

Spesifikasi data bertujuan untuk menjabarkan ruang lingkup masalah yang akan diukur secara terperinci. Untuk lebih jelas dan memudahkan penyusunan spesifikasi data tersebut, maka penulis tuangkan dalam bentuk kisi-kisi yang mengacu pada teori dari masing-masing variabel.

Alternatif jawaban untuk variabel kompetensi dan motivasi berprestasi adalah:Selalu, Sering, Kadang-kadang, Jarang, Tidak Pernah, sedangkan untuk variabel kinerja adalah: Sangat Setuju, Setuju, Tidak Tahu, Kurang Setuju, Sangat Tidak Setuju.

a. Kompetensi Guru Penjas (X1)

(24)

43

untuk instrumen penelitian variabel kompetensi guru penjas pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Guru Penjas (X1)

Variabel Dimensi Indikator-Indikator Nomor Soal

(+) (-)

Kompetensi Pedagogi

1. Menguasai karakteristik peserta didik

a. Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kulutral, emosional, intelektual, dan latar belakang budaya.

b. Mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran yang di ampu.

c. Mengidentifikasi bekal-ajar awal peserta didik.

d. Mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik.

1,2,3,4 5,6

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran

a. Memahami berbagai teori pelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran yang diampu. b. Menerapkan berbagai pendekatan

strategi, metode, dan teknik b. Menentukan tujuan pembelajaran

yang diampu menggunakan media c. Menentukan pengalaman belajar

yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu d. Menata materi pembelajaran yang

diampu c. Melaksanakan pembelajaran yang

mendidik di kelas (lab)

d. Mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembangan dan komunikasi dalam pembelajaran yang diampu

22 23

6. Memfasilitasi

pengembangan potensi peserta didik

a. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal

24

7. Berkomunkasi secara efektif

a. Memahami berbagai strategi berkomunkasi yang efektif b. Berkomunkasi secara efektif,

empati, dan santun secara lisan dan tulisan penilaian dan evaluasi mata pelajaran yang diampu

b. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses hasil belajar

c. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan

d. Melakukan evaluasi proses dan

(25)

44

hasil belajar 9. Memanfaatkan hasil

penilaian dan evaluasi

a. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menenutkan ketuntasan belajar b. Mengkomunikasikan hasil

penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan

a. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan

b. Melakukan penilaian tindakan kelas untuk meningkatkan kualtias pembelajaran dalam mata pelajaran uang diampu

37,38 39,40

Keterangan: Kompetensi dikembangkan dari Permendiknas RI Nomor 16 Tahun 2007

b. Motivasi Berprestasi Guru Penjas (X2)

Sebelum memberikan pernyataan penelitian, peneliti memberikan kisi-kisi pernyataan, berikut kisi-kisi-kisi-kisi pernyataan untuk instrumen penelitian variabel motivasi berprestasi guru penjas pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Berprestasi Guru Penjas (X2)

Sub Variabel Indikator No Item

(+) (-)

1. Motivasi a. Upah yang adil dan layak

b. Kesempatan untuk maju atau promosi c. Pengakuan sebagai individu d. Keamanan bekerja e. Tempat kerja yang baik f. Penerimaan oleh kelompok 2. Harapan a. Kondisi kerja yang baik

b. Perasaan ikut terlibat c. Pendisiplinan yang bijaksana

d. Penghargaan penuh atas penyelesaian pekerjaan e. Loyalitas pimpinan terhadap guru

f. Pemahaman yang simpatik atas persoalan-persoalan pribadi 3. Insentif a. Intrinsik

1.Penyelesaian

Keterangan: Motivasi berprestasi dikembangkan dari Mc Clelland dalam Mangkunagara (2005:149)

c. Kinerja Guru Penjas (Y)

(26)

45

Tabel 3.3.

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kinerja Guru Penjas (Y)

Dimensi Indikator-Indikator No Item

(+) (-)

1. Kualitas hasil kerja a. Kepuasan siswa b.Pemahaman siswa c. Prestasi siswa

1, 2, 4, 5, 7, 8, 9

3, 6

2. Ketepatan waktu a. Pemanfaatan waktu kedatangan b.Pemanfaatan waktu luang

10, 12, 13, 11 3. Inisiatif a. Berpikir positif yang lebih baik

b. Mewujudkan kreativitas 4. Kemampuan a. Penguasan materi

b. Penguasaan metode mengajar

26,27,28 30,31

29 32 5. Komunikasi a. Mutu penyampaian materi

b. Penguasaan keadaan kelas

33,34 36,38,39,40

35 37 Keterangan: Kinerja dikembangkan oleh Mitchel, Terence dalam Nawawi (2008:410)

2. Membuat dan Menyusun skor Penilaian

Indikator-indikator yang telah dirumuskan selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir pernyataan atau soal tersebut dibuat dalam bentuk pernyataan-pernyataan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket digunakan skala Likert dengan kategori penyekoran seperti terlihat pada Tabel 3.4. dibawah ini:

Tabel 3.4.

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban No Alternatif Jawaban Skor alternatif jawaban

Positif Negatif

(27)

46

F. Uji Coba Instrumen

Angket yang telah disusun diuji cobakan untuk mengukur validitas dan reliabilitas dari setiap butir pertanyaan, agar tercipta angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba instrumen penelitian dilakukan kepada sejumlah guru penjas bukan sampel penelitian, yaitu di SMP Swasta: SMP Islam Manbaul Ulum, SMP

Prakarya, SMP Al Tafaqquh Fiddin, SMP ABATA Malausma, SMP Islam Nunuk, SMP PUI Muktisari, SMP Al Hidayah, dan SMP Islam Darussalam.

1. Penentuan Validitas dan Reliabilitas

Setelah dilakukan uji coba dari ketiga angket, baik itu angket kompetensi, motivasi berprestasi, dan kinerja guru penjas. Langkah berikutnya yaitu menguji angket tersebut dengan uji validitas dan reliabilitas dari ketiga angket tersebut. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menguji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:

a. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan instrumen. (Arikunto, 2005:158). Validitas butir tes dalam penelitian ini, menggunakan teknik statistik uji-t. Uji signifikansi adalah jika thitung>ttabel maka butir soal tersebut dapat dikatakan valid. Tetapi jika

sebaliknya thitung < ttabel maka butir soal tersebut tidak valid.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Langkah selanjutnya adalah menentukan reliabilitas instrumen penelitian. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan instrumen dan ketajaman setiap item tes yang telah diuji coba. Pengujian instrumen ini,

menggunakan program aplikasi SPSS 19.

1. Uji Validitas Kompetensi

(28)

47

Tabel 3. 5.

Uji Validitas Instrumen Kompetensi (X1)

Item rhitung

Dari hasil penghitungan pada uji coba instrumen variabel kompetensi (X1)

di atas item yang tidak valid yaitu: No 2, 4, 5, 9, 11,23, 27, 31, 36, dan 39. Item yang tidak memenuhi persyaratan validitas tersebut di hilangkan atau di buang.

2. Uji Reliabilitas Variabel Kompetensi

(29)

48

hasil perhitungan untuk variabel kompetensi pada Tabel 3.6. Tabel 3.6. menggunakan Cronbahc’s Alpha di dapat 0,873. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Dengan dibandingkan dengan rtabel (0,250) maka rhitung

lebih besar dari rtabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa instrumen

tersebut adalah reliabel.

3. Uji Validitas Motivasi berprestasi

Setelah pengujian reliabilitas di atas, langkah selanjutnya yaitu pengujian validitas untuk variabel motivasi berprestasi. Dan hasil dari perhitungan uji validitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.7.

(30)

49

Dari hasil penghitungan pada uji coba instrumen variabel motivasi berprestasi (X2) di atas item yang tidak valid yaitu: No 3, 4, 8, 14, 15, 18, 24 , 37,

38, dan 45. Maka item yang tidak valid tersebut di hilangkan atau di buang.

4. Uji Reliabilitas Motivasi berprestasi

Setelah dilakukan uji validitas instrumen, langkah selanjutnya yaitu melakukan uji reliabilitas. Di dapat hasil perhitungan untuk variabel motivasi berprestasi seperti pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8.

Uji Reliabilitas Motivasi berprestasi Variabel Jumlah seluruh

Pengujian reliabilitas dengan menggunakan Cronbahc’s Alpha di dapat 0,873. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori sangat kuat. Dengan dibandingkan dengan rtabel (0,250) maka rhitung lebih besar dari rtabel. Dengan

demikian bisa disimpulkan bahwa item kinerja (Y) tersebut adalah reliabel.

5. Uji Validitas Variabel Kinerja Guru Penjas

(31)

50

(32)

51

6. Uji Reliabilitas Variabel Kinerja Guru Penjas

Setelah data dinyatakan valid, langkah berikutnya adalah pengujian reliabilitas untuk variabel kinerja guru penjas. Dan dari perhitungan untuk uji reliabilitas di dapat hasil untuk instrumen variabel kinerja seperti pada Tabel 3.10.

Tabel 3.10.

Uji Coba Reliabilitas Kinerja Guru Penjas Variabel Jumlah seluruh

Pengujian reliabilitas pada Tabel 2.10. di atas, dengan menggunakan

Cronbahc’s Alpha di dapat 0,889. Nilai korelasi tersebut, berada pada kategori

sangat kuat. Dengan dibandingkan dengan rtabel (0,250) maka rhitung lebih besar dari

rtabel. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa item kinerja (Y) tersebut adalah

reliabel.

G. Pelaksanaan Pengambilan Data Penelitian

Instrumen yang telah valid dan reliabel digunakan sebagai alat pengumpulan data. Adapun penyebaran dan pengumpulan angket yaitu dilakukan di SMP Negeri se-Kabupaten Majalengka. Pengambilan data dilaksanakan dengan cara membagikan instrumen penelitian kepada guru penjas dan Kepala Sekolah dan mengumpulkannya kembali pada hari yang sama. Dengan terlebih dahulu diberikan penjelasan cara pengisian angket tersebut supaya dapat dipahami.

H. Teknik Analisis Data

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam mengolah dan menganalisis data yaitu sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

(33)
(34)

53

2. Analisis dan Deskripsi Data a. Uji Hipotesis

Langkah terakhir dari analisis data adalah menguji hipotesis. Untuk mengetahui hipotesis diterima atau ditolak, kriteria yang digunakan yaitu: 1. H0 ditolak dan H1 diterima apabila Fhitung > Ftabel artinya variabel X

(kompetensi guru penjas dan motivasi berprestasi guru penjas)

berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja penjas)

2. H0 diterima dan H1 ditolak apabila Fhitung < Ftabel artinya variabel X

(kompetensi guru penjas dan motivasi berprestasi guru penjas) berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja penjas)

Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana, regresi ganda serta korelasi parsial. Semua pengujian dilakukan pada taraf nyata 0,05.

b. Uji Koefisien Korelasi Sederhana dan Koefisien Korelasi Ganda

Adapun variabel yang dikorelasikan yaitu Kompetensi (X1), Motivasi

berprestasi (X2) serta Kinerja Guru Penjas (Y). Untuk mengetahui apakah

terdapat korelasi yang signifikan, maka acuan yang digunakan sebagai pedoman yaitu apabila nilai signifikansi > 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan, sedangkan apabila nilai signifikansi < 0,05 maka dinyatakan terdapat korelasi yang signifikan.

c. Uji Keberartian Regresi Sederhana dan Multi Regresi

Regresi tunggal berguna untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel atau lebih atau mendapatkan pengaruh antara variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya atau juga berguna untuk meramalkan pengaruh variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya,

sehingga multi regresi berguna untuk mendapatkan pengaruh variabel kriteriumnya atau untuk mencari hubungan fungsional variabel prediktor (X) atau lebih dengan variabel kriteriumnya (Y), atau meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap kriteriumnya. (Nurhasan, 2008:170-180). Adapun variabel prediktor dalam penelitian ini yaitu kompetensi guru penjas (X1), motivasi berprestasi guru penjas (X2) sedangkan variabel

(35)

54

d. Uji Korelasi Parsial

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisi data yang dikemukakan sebelumnya, maka kesimpulan penelitian yang merujuk kepada pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Kompetensi secara siginifikan berpengaruh terhadap kinerja guru penjas.

2. Motif Berprestasi secara siginifikan berpengaruh terhadap kinerja guru penjas.

3. Kompetensi dan motif berprestasi secara siginifikan berpengaruh terhadap kinerja guru penjas .

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Bapak dan Ibu Guru Penjas untuk lebih meningkatkan kompetensinya dan motif berprestasi dengan mengikuti kursus-kursus, seminar, pelatihan agar kompetensinya meningkat, bisa juga dengan belajar dari guru yang memiliki kompetensi yang lebih baik dalam melaksanakan tugasnya, serta melalui peningkatan kualifikasi pendidikan, belajar semakin mandiri dengan banyak membaca dan belajar dari teman sejawat.

2. Kepada pengambil kebijakan dari pemerintah baik daerah atau pusat dapat memperhatikan dan memperjuangkan kesejahteraan para guru sebagai tenaga pengajar, supaya dengan kesejahteraan itu guru-guru dapat lebih focus pada pelaksanaan tugas dan memberikan pelayanan secara maksimal kepada para siswa sehingga tujuan dari pendidikan tersebut tercapai. 3. Bagi lembaga pendidikan agar selalu mendukung dan memberikan

(37)

72

guru serta terus meningkatkan kompetensi dan motivasi berprestasinya. Kemudian juga jangan dilupakan kesejahteraan dari guru tersebut, jangan sampai diabaikan.

4. Kepada para peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan dengan mengkaji faktor-faktor lain sehingga menambah wawasan lebih luas. Penelitian ini hanya menggunakan metode deskriptif dan statistik

inferensial yang mengandalkan pendekatan kuantitatif dan pengujian statistik terhadap data yang berupa angka-angka sebagai dasar untuk

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar P. M. (2004). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. Bandung: Raika Aditama.

Depdiknas (2005). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. [Online]. Tersedia:http://www.depdiknas.go.id/[12Desember 2012]

Djamarah S. B. (2000). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Gumelar & Dahyat (2002) Manajemen Pendidikan. Jakarta. Rhineka Cipta.

Hamzah (2007). Profesi Kependidikan. Jakarta. Bumi Aksara

Husdarta, JS. (2009). Manajemen Penjas dan Olahraga. Bandung.Alpabeta.

I Putu A (2004). Jurnal. Kompetensi, Motivasi Prestasi, Supervisi Kepala Sekolah.

Ivor. D. K. (1971). The Management of Learning. Mcgraw-Hill

Mangkunagara. (2005). Manajemen SDM. Bandung. Refika Aditama.

Majid A. (2005). Perencanaan Pembelajaran dan Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Mulyasa (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution (1995). Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi H. (2008). Manajemen SDM. Gadjah Mada University.

Nurhasan, (2008), Metoda Statistika dan Penelitian Pendidikan. Bandung: SinarBaru.

Perception (Psychology), Encyclopedia Article. [Online]. Tersedia: http://encarta.msn.com/encyclopedia_761571997/Perception_(psychology) html. [3 Nopember 2013].

(39)

74

Purwanto N. (2011). Psikologi Pendidikan. Bandung.

Robbin & Judge (2007). Perilaku Organisasi Edisi 12 (Organizational Behaviour). Terjemahan: Prenhallindo. Jakarta.

Roe. Robert A. (2001). Trust Implications for Performance and Efectiveness. European Journal.

Rosyan T. (2010).Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung.

Samsudin S. (2006). Manajemen SDM. Bandung: Pustaka

Sardiman (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Bandung. Rajawali.

Sanjaya (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Prenada Media Group.

Semiawan C. (1991). Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional. Jakarta: Grasindo

Sidi I. J. (2001). Dari Guru Konvesional Menjadi Guru Profesional. Bandung: Grasindo

Sudjana, (2006).MetodaStatistik, Bandung: Tarsito.

Sugiyanto (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Yuma Pustaka.

Sugiyono (2009). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Suharsimi A. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. RinekaCipta.

Suherman A. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Pendidikan Jasmani. Bandung; CV. Bintang Warli Artika

Sukajdi, Dkk (2001). Sukses di Perguruan Tinggi. Depok: Indonesia University Press.

Surakhmad W. (2001). Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar, Metoda, dan Teknik Penelitian, Edisi VII. Bandung. Tarsito.

Suryadi A. (2004). Menuju Pendidikan Nasional. Jakarta. Genesindo.

Surya M. (2004). Bunga Rampai Guru dan Pendidikan. Jakarta. Balai Pustaka.

Syamsudin A.(2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Rosda Karya Remaja.

(40)

75

Teacher Performance Management. [Online]. Tersedia: http://www.minedu. govt.nz/~/media/MinEdu/Files

/EducationSectors/PrimarySecondary/SchoolOpsEmploymentConditions /TeacherPerformanceManagement.pdf. [22 Ma-ret 2013].

Terence M. (1982). People in Organization Understanding Their Behaviour. Prentice. Hall of India Private Limited. New Delhi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.

Usman (2002). Menjadi Guru Profesional. Jakarta. Rosda

Weinberg & Gould (1995). Foundations of Sport and Exercise Psyuchology. Champaign. IL: Human Kinetics.

Gambar

Grafik 4.3.  Data Statistik Deskriptif Variabel Kinerja...................
Tabel 1.1. Data Pendidikan Guru Penjas SMP Negeri di Kabupaten Majalengka
Tabel 3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Kompetensi Guru Penjas (X
Tabel 3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel Motivasi Berprestasi Guru Penjas (X
+6

Referensi

Dokumen terkait

Antrian yang terlalu panjang mengakibatkan nasabah meninggalkan antrian, dalam teori antrian hal ini disebut dengan istilah balking Dengan menggunakan data jumlah kedatangan

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN MENELITI PESERTA PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) BIOLOGI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Multimedia yang digunakan adalah Flash 5.0 yang merupakan salah satu software multimedia keluaran Macromedia yang dapat menggabungkan suara, animasi grafik, dan video, sehingga

2.Untuk mengetahui langkah-langkah penerapan metode bercerita dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak TK kelompok B di TK Al-Huda Kecamatan Cangkuang Kabupaten

In this study, a mobile application is developed to visualize pedestrian's indoor position as 3D in their smartphone and RFID Technology is used to detect the

Sel – sel dengan ukuran yang lebih besar pada bagian ini berada dalam proses pembelahan saat preparat dibuat.. Bagian inilah yang akan

Berdasarkan pada Berita Acara Pembuktian kualifikasi Nomor 92/ ULP-Pokja-II-JK- APBDP /2015 tanggal 28 September 2015, pekerjaan Pembangunan

Bulan adalah satelit alami yang dimiliki oleh bumi yang bersama bumi mengelilingi matahari, sedangkan satelit palapa, satelit b1, dan sebagainya adalah satelit buatan manusia