• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF : Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF : Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelas Sarjan S-1 Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri FPTK UPI

Oleh

Dadang Supardi

0811745

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

(2)

ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI

PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon Cianjur)

Oleh Dadang Supardi

NIM 0811745

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Program Studi

Teknologi Agroindustri

© Dadang Supardi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon Cianjur)

OLEH

DADANG SUPARDI 0811745

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing :

Pembimbing I,

Dr. Ana, MPd NIP. 197203071999032002

Pembimbing II,

Drs. Sukadi, MPd. MT. NIP. 196409101991011002

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Teknologi Agroindustri

(4)
(5)

ANALISIS KESULITAN PRAKTIK PADA STANDAR KOMPETENSI PEMBIAKAN TANAMAN SECARA VEGETATIF

(Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon)

Dadang Supardi 0811745

Abstrak

Latar belakang dari penelitian ini adalah bahwa siswa kelas X Jurusan ATPH SMKN 1 Cikalongkulon mengalami kesulitan praktikum pada standar kompetensi pembiakan tanaman secara vegetatif yaitu pada praktikum Okulasi. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Memperoleh data tentang kesulitan-kesulitan praktikum Okulasi yang dihadapi oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon. 2) Mengetahui faktor penyebab kesulitan praktik pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi. Sampel total adalah 31 orang. kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan praktikum Okulasi (54,8%). Kesulitan tersebut terjadi pada kriteria kompetensi (1) menentukan kesesuaian (keseimbangan) antara entres dengan batang bawah, (2) memilih mata tunas yang sudah menonjol untuk dijadikan entres. (3) membuat jendela okulasi di mana kambium pada jendela okulasi tidak boleh kotor dan atau rusak, (4) membuat tempat jendela okulasi yang sesuai dengan kondisi entres (seimbang). (5) Membuat ukuran mata tempel yang harus lebih kecil dari pada jendela okulasi. Faktor penyebab kesulitan siswa dalam melakukan praktikum okulasi disebabkan beberapa faktor yaitu faktor internal dan faktor eksteral. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari diri siswa sendiri, sedangkan faktor eksternal bersumber dari kondisi dan lingkungan di luar siswa. Faktor internal tersebut adalah (1) siswa kurang memliki pengetahuan dan pemahaman dasar yang diperlukan untuk menguasai kompetensi tersebut, (2) Kelemahan-kelemahan yang disebabkan karena keterampilan yang kurang dan sikap pada saat praktikum yang salah. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa yaitu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menerapkan strategi pembelajaran yang baik dan efektif khususnya dalam pembelajaran yang memiliki tujuan penguasaan suatu standar kompetensi khusus seperti praktikum okulasi.

(6)
(7)

DAFTAR ISI

2.2.3. Mengidentifikasi Kasus Kesulitan Belajar ... 18

2.2.4. Mengidentifikasi Faktor Penyebab Kesulitan Belajar .. 19

2.2.5. Mengambil Kesimpulan dan Membuat Rekomendasi . 20

2.3. Kesulitan Praktek ... 21

2.3.1 Aspek Disiplin ... 22

2.3.2 Aspek Taat Azas ... 23

2.3.3 Kemauan Untuk Bekerja Keras ... 23

2.3.4 Konsisten ... 24

2.3.5 Kemaunan Memeperoleh Hasil Terbaik ... 24

2.3.6 Kemauan Bekerja Cepat ... 24

2.3.7 Kreatif ... 24

2.4.Tinjauan Materi Pembiakan Tanaman Secara Vegetataif ... 25

(8)

3.5.Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.5.1 Observasi ... 47

3.6.Proses Pengembangan Instrumen ... 48

3.7.Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 49

3.7.1. Analisis Data Siswa Berdasarkan Hasil Observasi ... 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1 Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Penyusunan dan Pengembangn Instrumen ... 52

4.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 53

4.2 Pembahasan ... 79

4.2.1 Identifikasi Siswa yang mengalami Kesulitan Praktikum Okulasi ... 79

4.2.2 Kesulitan yang Dihadapi oleh Siswa pada Kriteria Kompetensi Praktikum Okulasi ... 82

BAB V PENUTUP ... 88

5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Rekomendasi ... 89

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Konversi Tingkat Pencapaian ... 49 3.2 Tafsiran Persentase Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar .... 50 3.3 Tingkat Penguasaan Siswa ... 51 4.1 Hasil Expert Judgement Untuk Lembar Observasi ... 53 4.2 Deskripsi Data Hasil Observasi ... 54 4.3 Tingkat Penguasaan Siswa pada Setiap Kriteria Kompetensi

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1.Pola pendekatan diagnosis kesulitan belajar ... 17

2.2.Contoh bibit batang bawah siap di Okulasi ... 28

2.3.Batang atas (Entres) ... 30

2.4.Bentuk mata temple/tunas ... 33

2.5.Cara penempelan Entres ke Batang bawah ... 34

2.6.Teknik pengikatan ... 35

2.7.Okulasi yang berhasil (ditandai dengan tumbuhnya Entres) ... 35

2.8.Pemotongan batang bawah ... 37

3.1. Pola pendekatan diagnostik kesulitan praktik ... 45

4.1. Diagram sebaran nilai praktikum okulasi ... 55

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-kisi instrument penelitian ... 71

2. Lembar Observasi Praktikum Okulasi ... 73

3. Pedoman penilaian ... 75

4. Lembar Ekspert Judgement ... 81

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pendidikan di SMK yang orientasi utamanya adalah menyiapkan tenaga-tenaga yang mempunyai kompetensi khusus sesuai bidang dan jurusannya masing-masing. Finch dan Crunkilton (1999) mendefinisikan kompetensi sebagai penguasaan terhadap suatu tugas, memiliki agregat pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang ditetapkan.

Kompetensi Pembiakan tanaman secara vegetatif merupakan salah satu standar kompetensi dari mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) pada Program Keahlian Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH). Kompetensi ini merupakan basic kompetensi, yang tujuan utamanya adalah siswa mampu dalam melakukan pembiakan tanaman secara vegetatif. Pengertian mampu di sini adalah di mana siswa ditunut untuk melakukan praktik sesuai dengan standar kerja dengan tingkat keberhasilan ≥ 85% (Modul Generik Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif II, 2010).

(13)

2

pembiakan tanaman melalui bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, pucuk, jaringan tanaman dan lain-lain. Teknik pembiakan tanaman secara vegetatif misalnya mencangkok, stek, okulasi, menyambung dan sebagainya.

Kompetensi Pembiakan Tanaman misi utamanya adalah untuk membentuk kemampuan motorik serta sikap kerja yang baik sebagai dasar melaksakan pekerjaan di dunia kerja bidang usaha budidaya tanaman. Dari misi yang akan dicapai, maka penerapan kaidah kedisiplinan, taat asas, ketelitian, tingkat akurasi, dan ketekunan pada setiap tahapan praktik pembiakan tanaman menjadi sangat penting. Selain itu siswa dituntut untuk memiliki tingkat keberhasilan dan kualitas hasil praktik yang tinggi agar hasilnya bisa dimanfaatkan atau laku dijual ke petani.

Akan tetapi masalah yang sering muncul dalam standar kompetensi pembiakan tanaman secara vegetatif adalah rendahnya tingkat keberhasilan yang dicapai dikarenakan siswa mengalami kesulitan dalam praktiknya. Hal ini senada dengan pendapat Rini Wudianto (2004) dimana cara perkembangbiakan tanaman secara vegetatif tingkat keberhasilannya ada yang tinggi ada pula yang sangat rendah. hal ini disebabkan beberapa faktor misalnya keterampilan pekerja, jenis tanaman, peralatan yang digunakan, waktu yang dipilih dan sebagainya.

(14)

3

vegetatif siswa juga mengalami kesulitan, hal tersebut ditandai dengan tingkat keberhasilan dalam praktik pembiakan tanaman secara vegetatif sangat rendah, tingkat kegagalan bisa mencapai lebih dari 70 % (khususnya pada praktikum Okulasi). Hal ini menjadi sangat merugikan jika berlangsung secara terus menerus. Bahan dan peralatan praktik yang mahal serta persiapan yang memerlukan waktu yang lama, jika setiap kali praktik tingkat kegagalannya tinggi maka kerugian yang akan diterima oleh sekolah maupun siswa sangat besar.

(15)

4

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasi, yaitu:

a. 76 % siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon tidak tuntas dalam Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif .

b. Lebih dari 70 % hasil praktik Okulasi yang dilakukan oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon mengalami kegagalan atau tingkat keberhasilannya rendah.

c. Siswa kurang terampil (aspek pisikomotor) dalam melakukan praktik pembiakan tanaman secara vegetatif khususnya pada praktik Okulasi dan Mencangkok.

d. Sikap (aspek afektif) siswa dalam melaksanakan praktik pembiakan tanaman secara vegetatif kurang baik sehingga terjadi banyak kegagalan.

e. Siswa menglami kesulitan dalam melaksanakan praktik pembiakan tanaman secara vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diungkapkan, maka dipilih sejumlah masalah yang dianggap paling penting, yaitu:

(16)

5

b. Identifikasi faktor penyebab kesulitan dalam praktik pembiakan tanaman secara vegetatif khususnya pada metode Okulasi pada tanaman Durian yang dilakukan oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dipilih, maka rumusan masalahnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Kesulitan-kesulitan apa saja yang dihadapi oleh siswa dalam praktik Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi ?. b. Apa saja faktor penyebab kesulitan dalam Standar Kompetensi pembiakan

tanaman secara vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi yang dilakukan oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon ?

1.5 Tujuan

Dari rumusan masalah yang akan di teliti, maka tujuan enelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Memperoleh data tentang kesulitan-kesulitan praktikum Okulasi yang dialami oleh siswa kelas X jurusan ATPH di SMKN 1 Cikalongkulon. b. Mengetahui faktor penyebab kesulitan praktik pada Standar Kompetensi

Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif khususnya pada praktikum Okulasi

(17)

6

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi siswa, untuk meningkatkan pemahaman dan komptensi siswa mengenai mata pelajaran pembiakan tanaman secara vegetatif, sehingga tingkat keberhasilan dalam praktik akan meningkat.

b. Manfaat bagi guru, sebagai masukkan dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanan pembelajaran dan praktikum Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif.

(18)

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2012) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini dilaksanakan dengan metoda deskriptif, Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian. Penelitian Deskriptif adalah Suatu Penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk memberikan Gambaran atau Deskripsi tentang suatu keadaan secara Objektif dan dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik (Sulistiyo, Basuki. 2006). Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitiannya tidak memerlukan hipotesis (Suharsimi, Arikunto. 2012). Selain itu Penelitian Deskriptif juga berarti Penelitian yang dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok tertentu secara Akurat (Didit Aditiya, 2009). Melalui metode penelitian deskriptif peneliti akan berusaha menggambarkan letak kesulitan praktik siswa dalam kegiatan praktikum Kompetensi Dasar Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif.

3.2Desain Penelitian

(19)

45

gambaran tahap-tahap aktivitas penelitian secara menyeluruh. Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Desain penelitian dapat menjabarkan ke dalam suatu pola pendekatan operasional seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Pola Pendekatan Diagnosis Kesulitan Praktik

Input 1:

Informasi /data prestasi belajar, hasil observasi,

Mengambil kesimpulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhan

3. Identifikasi faktor penyebab kesulitan

(20)

46

3.3Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Cikalongkulon Jl. Cikalong Kecamatan Cianangsi Kabupaten Cianjur. Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) yang berjumlah 45 siswa.

3.4Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumber data yang memungkinkan memberikan informasi yang berguna bagi masalah penelitian. Populasi adalah adaalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Sedangkan Suharsimi Arikunto (2010). Menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X jurusan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura (ATPH) SMK Negeri 1 Cikalongkulon.

3.4.2 Sampel

(21)

47

kurang dari 100 maka pengambilan sampel semuanya, apabila lebih dari 100 maka pengambilan cukup 10 – 15 % atau 20 – 25 %.

Karena jumlah siswa di kelas X jurusan ATPH hanya 45 siswa jadi sampel yang di ambil seluruhnya. Namun jumlah sampel yang dijadikan data dalam penelitian adalah siswa yang mengikuti kegiatan peaktikum dan yang dilakukan observasi.

3.5Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah suatu prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah:

3.5.1 Observasi

Pada metode ini peneliti menggunakan instrumen observasi. Menurut Nawawi dan Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Metode ini banyak digunakan untuk mengkaji pola perilaku.

(22)

48

sampai 4 untuk mengukur tingkat penguasaan dalam melakukan praktikum sesuai dengan prosedur kerja. Di mana skor nilai 4 (baik), 3 (cukup), 2 (kurang) dan 1 (kurang sekali).

3.6 Proses Pengembangan Instrumen

Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan instrumen yang memiliki tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi, sehingga diperoleh data yang akurat. Menurut Suharsimi Arikunto (2012), mengatakan bahwa :

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diukur kevalidiannya melalui penilaian Expert-jugement. Faisal S. (1981) mengemukakan bahwa “Sebelum lembar observasi digunakan kepeda responden sebaiknya

dikonsultasikan dahulu dengan para ahli, sehingga hasil revisinya benar-benar membuahkan lembar observasi yang fungsional, akurat, tegas dan dimengerti oleh responden sebagaimana yang dimaksudkan peneliti/penyusun lembar observasi yang dimaksudkan”. Dalam penelitian ini peneliti meminta jugement

(23)

49

Setelah dilakukan Expert-jugement oleh para ahli maka selanjutnya dilakukan perhitungan persentase penilain lembar observasi menggunakan rumus sebagai berikut :

Setelah diketahui persentasenya maka data tersebut ditafsirkan. Untuk menafsirkan data tersebut bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Konversi Tingkat Pencapaian

Persentase Kualifikasi Keterangan

90 - 100 % Sangat baik Tidak perlu direvisi

75 – 89 % Baik Tidak perlu direvisi

65 – 74 % Cukup Direvisi

55 – 64 % Kurang Direvisi

0 – 54 % Sangat kurang Direvisi

(Sumber : Sudjana, 2005:107)

3.7Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Proses pengembangan instrumen ini dilakukan agar terdapat kejelasan dari pengolahan instrumen yang akan dibuat. Pengembangan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

3.7.1 Analisis data siswa berdasarkan hasil observasi

(24)

50

didasarkan pada nilai hasil observasi < 75 %. Jika siswa mendapatkan nilai di bawah itu maka siswa dikelompokan pada siswa yang mengalami kesulitan. Untuk menghitung persentase siswa yang mengalami kesulitan digunkan rumus sebagai berikut.

Keterangan :

S = persentase jumlah siswa yang mengalami kesulitan X = jumlah siswa yang mengalamai kesulitan

N = jumlah siswa yang dilakukan observasi

Setelah diketahui persentase siswa yang mengakami kesulitan maka data tersebut ditafsirkan. Untuk menafsirkan data tersebut bisa dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Tafsiran Persentase Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar

(25)

51

Setelah mengelompokan persentase siswa yang mengalami kelsulitan praktik, selanjutnya untuk mengetahui tingkat penguasaan pada setiap indikator dalam lembar observasi maka dilakukan perhitungan persentase penguasaan. Cara perhitungan persentase tersebut diadaptasi dari cara perhitungan penilaian persentase menurut Purwanto (2001).

Keterangan :

P = Persentase tingkat penguasaan indikator proses yang diamanti N = Jumlah skor maksimal pada setiap item observasi

n = Jumlah skor penilain observasi seluruh siswa pada setiap kriteria Berdasarkan cara perhitungan tersebut setiap indikator/kriteria dapat dikelompokkan tingkat penguasaannya berdasarakan kategori Purwanto (2001). Kategori tersebut dijabarkan dalam Table 3.4.

Tabel 3.3 Tingkat Penguasaan Siswa Penguasaan Kategori

86% - 100% Sangat Baik

76% - 85% Baik

60% - 75% Cukup

55% - 59% Kurang

(26)
(27)

88

BAB V

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Kesulitan Praktik Pada Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif (Studi Kasus Pada Praktikum Okulasi Di Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon), dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Siswa Kelas X ATPH SMKN 1 Cikalongkulon mengalami kesulitan praktikum Okulasi pada kriteria kompetensi no 9 yaitu menentukan kesesuaian (keseimbangan) antara entres dengan batang bawah, kriteria no 10 yaitu memilih mata tunas yang sudah menonjol untuk dijadikan entres, kriteria no 12 yaitu membuat jendela okulasi di mana kambium pada jendela okulasi tidak boleh kotor dan atau rusak, ktiteria no 14 yaitu membuat tempat jendela okulasi yang sesuai dengan kondisi entres (seimbang) dan kriteria no 17 yaitu Membuat ukuran mata tempel yang harus lebih kecil dari pada jendela okulasi.

(28)

89

yang diperlukan untuk menguasai kompetensi praktikum okulasi, (2) Kelemahan-kelemahan yang disebabkan karena keterampilan yang kurang dan sikap pada saat praktikum yang salah. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar siswa yaitu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang menerapkan strategi pembelajaran tepat khususnya dalam pembelajaran yang memiliki tujuan penguasaan suatu standar kompetensi khusus seperti praktikum okulasi.

5.2Rekomendasi

Setelah melakukan penelitian maka penulis memberikan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi pihak Sekolah: dalam pelaksanaan praktikum okulasi sekolah sebaiknya memberi perhatian berupa penyediaan alat dan bahan praktikum yang baik sesuai persyaratan agar kualitas hasil praktikum menjadi lebih baik.

2. Bagi pihak Guru: sebaiknya guru melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan prinsip belajar sambil mengerjakan (learning by doing), bisa melalui metode demonstrasi yang melibatkan siswa secara aktif, serta memberikan penekanan pada kriteria kompetensi yang dianggap penting dan menentukan keberhasilan praktikum serta melakukan pengulangan-pengulangan pada praktikum okulasi agar siswa bisa terampil dalam melakukan praktikum okulasi.

(29)

90

pembelajaran dengan baik dan serius. Selain itu, siswa harus memiliki sikap ketelitian dan kehati-hatian dalam melakukan praktikum agar tidak terjadi kesalahan prosedur kerja.

(30)

Daftar Pustaka

Aditiya, Didit. 2009. Hand Out Mata Kuliah “METODOLOGI RESEARCH” Surakarta: Poltikes Press.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Karsa. Ashari, Sumeru. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia. Edwardes, HN. 1981. Bagaimana Membantu Orang Belajar Keterampilan. Padang:

FPTK –IKIP Padang.

Faisal S. 1981. Dasar dan teknik Menyusun Angket dan Observasi. Surabaya: Usaha Nasional.

Finch, C.R & Crunkilton, J.R. 1979. Curriculum Development in Vocational and Technical Education: Planning, Content, and implementation. Boston: Allyn and Bacon, In

Goetz, P.W.1981. The New Encyclopedi Britanica. Vol. 10, 15th. ed. Chicago: William Benton Publisher.

Leighbody, G.B. 1968. Methods of teaching shop and technical subjects. New York: Delmar Publishing

Mills, H.R. 1977. Teaching and training. London: The Macmillan Press, Ltd

Moeliono, Anton. 1993. Tata Bahasa Indonesia Baku Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka

Moh. Uzer Usman. 2001. Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, dan Martini hadari. 1991. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press

Nur Nurwardani, paristiyanti. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi Benih Jilid 1 untuk SMK . Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

(31)

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Syamsudin, Abin. 2007. Psikologi Kependidikan. Bandung: Rosda Karya.

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Reineka Cipta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Edisi ke-15. Bandung: Alfabeta

Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:PT Remaja Rosda Karya.

Sulistyo, Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Suwatno. 2008. Makalah Mengatasi Kesulitan Belajar Melalui Klinik Pembelajaran. Fakultas ekonomi : Universitas negeri padang

Syah, Muhibibin. 2001. Psikologi pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda.

Tim Guru Produktif ATPH. 2010. Silabus Standar Kompetensi Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif. Cianjur : SMKN 1 Cikalongkulon.

Thursan, Hakim. 2005. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara. Yandianto. 2003. Dasar-dasar pertanian. Jakarta: Penebar swadaya.

Wudianto, Rini. 2004. Membuat Stek, Cangkok, dan Okulasi. Jakarta : Penebar swadaya.

2010. Modul Generik Pembiakan Tanaman Secara Vegetatif II. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

.(2012). Pengertian Praktik. [Online]. Tersedia:http://www.KamusBahasaIndonesi.org. [21 September 2012]. . (2012). Pengertian Disiplin. [Online]. Tersedia:http://www.

Wikipedia.com. [21 September 2012].

(32)

Gambar

Gambar 3.1 Pola Pendekatan Diagnosis Kesulitan Praktik
Tabel 3.1 Konversi Tingkat Pencapaian
Tabel 3.2 Tafsiran Persentase Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar

Referensi

Dokumen terkait

Pada komponen hasil (Tabel 5) bobot brangkasan kering varietas Keller menunjukkan hasil yang lebih tinggi daripada varietas Numbu, namun tidak berbeda nyata dengan varietas Wray;

(2006) dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar pada BEJ tahun 2003 menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial dan keputusan keuangan sebagai variabel

Tekanan hidup yang dialami mahasiswa antara lain termasuklah perubahan tempat tinggal dari yang tinggal serumah dengan orangtua menjadi tinggal bersama orang lain (kost, kontrakan

Sekolah Ilmu dan Teknologi

Peneliti memberikan batasan istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian : “Stud i Deskriptif Pembelajaran Seni Tari Melalui Model Inquiry dalam implementasi

Analisis kuantitatif disajikan dalam bentuk tabulasi yang bertujuan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang mudah dibaca.Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat 11

Cake : kocok telur bersama gula hingga mengembang dan lembut, masukkan tepung terigu, baking powder dan cokelat bubuk, aduk rata, tambahkan margarin yang telah dilelehkan, aduk

Hukum kesehatan yang Ideal bagi bidan untuk menggunakan ultrasonografi dalam praktek mandiri yaitu diatur dalam peraturan perundang-undangan tentang penyelenggaraan