Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
WISATAWAN NUSANTARA
DI PULAU BELITUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pariwisata
Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
OLEH :
Panji Priambudi
0707540
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH
DESTINATION IMAGE
TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION
WISATAWAN NUSANTARA DI PULAU BELITUNG
Oleh Panjj Priambudi
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Panji Priambudi 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
PENGARUH DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN NUSANTARA DI PULAU BELITUNG
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA NIP. 19740307 200212 2001
Oce Ridwanudin, SE., MM NIP. 198104072010121
Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Heri Puspito Diyah Setyorini, MM
NIP. 19761031 2008122 001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
Panji Priambudi
i Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Panji Priambudi, 0707540 “Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung. Di bawah bimbingan Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA dan Oce Ridwanudin, SE., MM.
Pulau Belitung merupakan salah satu bagian dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan menjadi daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisman maupun wisnus.. Terkenal dengan alamnya yang indah maka banyak wisatawan menjadi tertarik untuk berkunjung kesana. Pulau Belitung memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah wisata lainnya di Indonesia karena Pulau Belitung mempunyai perpaduan wisata yang menarik antara wisata alam, sejarah dan budaya. Citra Belitung yang selama ini masih dikenal dari Sektor Pertambangan (timah) sudah mulai digantikan dengan Sektor Pariwisata yang semakin berkembang tiap tahunnya. Citra inilah yang nantinya akan mempengaruhi perilaku wisatawan selama melakukan kegiatan kepariwisataan di Pulau Belitung. Setelah melakukan pra penelitian terhadap
Behavioral Intention di Pulau Belitung, dimana dalam pra penelitian ini digunakan dua Atribut Behavioral Intention yaitu Intention to revisit the same destination
(niat untuk berkunjung kembali ke destinasi yang sama) dan willingness to Recommend the destination (Kesediaan untuk merekomendasikan destinasi), ternyata hanya sebanyak 50% Wisnus memiliki niat untuk berkunjung kembali ke Belitung dan hanya 37% saja yang bersedia untuk merekomedasikan Belitung ke orang lain. Salah satu cara untuk meningkatkan Behavioral intention adalah dengan melalui Destination Image. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pengaruh mengenai Destination Image dan behavioral intention. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan nusantara yang sedang berlibur di Pulau Belitung dengan ukuran sampel menggunakan rumus Slovin, sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling dan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa hanya terdapat satu dari sembilan sub variabel yang memiliki pengaruh yang positif baik secara simultan maupun parsial antara
Destination Image terhadap Behavioral Intention wisatawan Nusantara dengan tingkat signifikan sama dengan 0,000.
ii Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Panji Priambudi, 0707540 "The Effect of Destination Image to Behavioral Intention of Domestic Tourist. Under the guidance of Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak., MBA and Oce Ridwanudin, SE., MM.
Belitung Island is one part of the Bangka Belitung Province and a tourist destination that has been visited by many foreign tourists and domestic tourists. Renowned for its beautiful nature so that it becomes many tourists attracted to visit there. Pulau Belitung has tourism potential that is not less interesting with other tourist destination in Indonesia because Belitung Island has an interesting mix between nature, history and culture. Belitung image that is still known of the Mining Sector (tin) has been replaced by the Tourism Sector that is still growing each year. This is the image that will affect the behavior of tourists during the tourism activities on the island of Belitung. After doing pre research on Behavioral Intention that used two attributes of Behavioral Intention namely intention to revisit the same destination (the intention to come back to the same destination) and a willingness to recommend the destination (willingness to recommend destinations). After investigation it turned out that only 50% of tourists have the intention to come back to the Belitung Islands and only 37% are willing to recommend Belitung to others. One way to improve the Behavioral intention is through the Destination Image. This study aims to gain an overview and impact on Destination Image and behavioral intention. The populations in this study were tourists who were vacationing on the Belitung Island. The sample size using the Slovin formula to obtain total sample of 100 respondents. The sampling technique used was systematic random sampling and data analysis techniques are using path analysis (path analysis). Based on the results of statistical tests showed that there is only one of the nine sub-variables that have a positive effect either simultaneously or partially between Destination Image on Behavioral Intention of domestic tourists with significant levels equal to 0.000.
vi Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1
1.2 Rumusan Masalah ...16
1.3 Tujuan Penelitian ...16
1.4 Kegunaan Penelitian ...17
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka ...18
2.1.1 Konsep Citra Destinasi (Destination Image) ...18
2.1.1.1. Destination Image Bagian Dari Citra (image) ...18
2.1.1.2. Definisi Destination Image ...20
2.1.1.3 Manfaat Destination Image ...22
2.1.1.4. Dimensi Destination Image ...23
2.1.2 Konsep Behavioral Intention ...28
2.1.2.1. Definisi Behavioral Intention ...27
2.1.2.2. Faktor-faktor Yang Dapat Memprediksi Behavioral Intention ...28
2.1.2.3 Manfaat Behavioral Intention ...30
2.1.2.3. Dimensi Behavioral Intention ...31
2.1.3 Pengaruh Destination Image terhadap Behavioral Intention ...32
2.1.4 Orisinalitas Penelitian...33
2.2 Kerangka Pemikiran ...35
2.3 Hipotesis ...43
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...46
3.2 Metode Penelitian ...46
vii Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ...55
3.2.4.1 Populasi ...56
3.2.4.2 Sampel ...56
3.2.4.3 Teknik Sampling ...58
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ...59
3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ...60
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ...60
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ...66
3.2.7 Rancangan Analisis Data ...68
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data ...68
3.2.7.2 Pengujian Hipotesis ...68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur ...82
4.1.1 Profil Pulau Belitung sebagai Destinasi Pariwisata ...82
4.1.2 Profil Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung ...91
4.2 Gambaran Destination Image di Pulau Belitung ...106
4.2.1 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Natural Resources ...107
4.2.2 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel General Infrastructure ...109
4.2.3 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Tourist Infrastructure ...110
4.2.4 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Tourist Leisure and Recreation ...113
4.2.5 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Culture, Hisotry and Art ...115
4.2.6 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Political and Economical Factor ...117
4.2.7 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Natural Environment ...118
4.2.8 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Social Environment ...119
4.2.9 Tanggapan Wisnus Terhadap Destination Image dengan Sub Variabel Atmosphere of the Place ...121
viii Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Recommend ...128
4.4 Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisnus di Pulau Belitung ...131
4.5 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ...143
4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ...143
4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ...144
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ...145
5.2 Rekomendasi ...147 DAFTAR PUSTAKA
ix Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No. Tabel Nama Tabel Hal
1.1 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN 2004-2012 3
1.2 PERINGKAT DAN DAYA SAING DESTINASI PARIWISATA INDONESIA 4
1.3 DAYA TARIK WISATA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 5 1.4 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE PROVINSI BANGKA BELITUNG 6
1.5 POTENSI WISATA PULAU BELITUNG 8
1.6 JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE KABUPATEN BELITUNG 9
2.1 KONSEP DESTINATION IMAGE MENURUT BEBERAPA AHLI 20
2.2 PENELITIAN TERDAHULU YANG BERKAITAN DENGAN PENGARUH DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN NUSANTARA PADA DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BELITUNG
33
3.1 OPERASIONALISASI VARIABEL 49
3.2 TEKNIK PENGUMPULAN DATA 60
3.3 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN 63
3.4 HASIL PENGUJIAN VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN TANPA MENYERTAKAN ITEM YANG TIDAK VALID 65
3.5 HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS 67
4.1 ATRAKSI YANG DITAWARKAN DI PULAU BELITUNG 90 4.2 KARAKTERISTIK WISNUS DI PULAU BELITUNG BERDASARKAN JENIS
KELAMIN DAN USIA 91
4.3 KARAKTERISTIK WISNUS DI PULAU BELITUNG BERDASARKAN
PENDIDIKAN KAHIR, PEKERJAAN DAN PENDAPATAN 93
4.4 KARAKTERISTIK WISNUS DI PULAU BELITUNG BERDASARKAN ASAL
TINGGAL 95
4.5 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN TUJUAN BERKUNJUNG KE
PULAU BELITUNG 96
4.6 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN TEMAN BERKUNJUNG KE
PULAU BELITUNG 97
4.7 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN FREKUENSI KUNJUNGAN
SEBELUMNYA KE PULAU BELITUNG 99
4.8 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN KEGIATAN YANG
DILAKUKAN DI PULAU BELITUNG 100
4.9 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN JUMLAH PENGELUARAN
SELAMA BERWISATA KE PULAU BELITUNG 102
4.10 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN PENGATURAN
PERJALANAN 103
4.11 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN LAMA TINGGAL DI PULAU
BELITUNG 104
4.12 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN SUMBER INFORMASI
TENTANG PULAU BELITUNG 105
x Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
4.17 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP CULTURE, HISTORY AND ART 115 4.18 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP POLITICAL AND ECONOMICAL FACTOR 117 4.19 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP NATURAL ENVIRONMENT 118 4.20 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP SOCIAL ENVIRONMENT 120 4.21 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP ATMOSPHERE OF THE PLACE 121 4.22 REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN WISNUS TERHADAP DESTINATION
IMAGE DI PULAU BELITUNG 123
4.23 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION
BERDASARKAN INTENTION TO REVISIT 126
4.24 TANGGAPAN WISNUS TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION
BERDASARKAN WILLINGNESS TO RECOMMEND 128
4.25 REKAPITULASI HASIL TANGGAPAN WISNUS TERHADAP BEHAVIORAL
INTENTION DI PULAU BELITUNG 129
4.26 MATRIKS KORELASI ANTAR SUB VARIABEL DESTINATION IMAGE
DENGAN BEHAVIORAL INTENTION WISNUS DI PULAU BELITUNG 132
4.27 UJI F (ANOVA) 134
4.28 PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR 135
4.29 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK
LANGSUNG DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION 138
4.30 MATRIKS KORELASI ANTARA SUB VARIABEL ATMOSPHERE OF THE
PLACE DENGAN BEHAVIORAL INTENTION MENGGUNAKAN MODEL
TRIMMING
139
4.31 HASIL PENGUJIAN KOEFISIEN JALUR, PENGARUH LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG DESTINATION IMAGE TERHADAP BEHAVIORAL INTENTION
MENGGUNAKAN MODEL TRIMMING
142
xi Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
NO NAMA GAMBAR HAL.
Gambar 1.1 PERSENTASE BEHAVIORAL INTENTION WISATAWAN NUSANTARA DI PULAU BELITUNG
11
Gambar 2.1 MODEL COGNITIVE IMAGE 24
Gambar 2.2 HUBUNGAN COGNITION, AFFECT DAN CONATION 24 Gambar 2.3 COMPONENTS OF DESTINATION IMAGE 27 Gambar 2.4 THEORY OF PLANNED BEHAVIOR 30 Gambar 2.5 KERANGKA PEMIKIRAN PENGARUH DESTINATION IMAGE TERHADAP
BEHAVIOURAL INTENTIONS PADA DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN BELITUNG
41
Gambar 2.6 PARADIGMA PENELITIAN 42
Gambar 3.1 STRUKTUR KAUSAL ANTARA X DAN Y 70
Gambar 3.2 DIAGRAM ALUR HIPOTESIS 71
Gambar 3.3 DIAGRAM STRUKTUR SUB HIPOTESIS 71
Gambar 4.1 LAMBANG DAERAH KABUPATEN BELITUNG 83
Gambar 4.2 KARAKTERISTIK WISNUS DI PULAU BELITUNG BERDASARKAN JENIS KELAMIN DAN USIA
92
Gambar 4.3 KARAKTERISTIK WISNUS BERDASARKAN PENDIDIKAN AKHIR, PEKERJAAN DAN PENDAPATAN
94
Gambar 4.4 KARAKTERISTIK WISNUS BERDASARKAN ASAL TINGGAL 95
Gambar 4.5 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN TUJUAN BERKUNJUNG KE PULAU BELITUNG 97
Gambar 4.6 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN TEMAN BERKUNJUNG 98
Gambar 4.7 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI PULAU BELITUNG 100
Gambar 4.8 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN KEGIATAN YANG DILAKUKAN DI PULAU BELITUNG 101
Gambar 4.9 DATA PENGALAMAN WISNUS DI PUALU BELITUNG BERDASARKAN JUMLAH PENGELUARAN SELAMA BERWISATA 102
Gambar 4.10 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN PENGATURAN PERJALANAN 103
Gambar 4.11 DATA PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN LAMA TINGGAL DI PULAU BELITUNG 105
Gambar 4.12 PENGALAMAN WISNUS BERDASARKAN SUMBER INFORMASI 106 Gambar 4.13 VARIABEL DESTINATION IMAGE PADA GARIS KONTINUM 125 Gambar 4.14 VARIABEL BEHAVIORAL INTENTION PADA GARIS KONTINUM 131 Gambar 4.15 DIAGRAM JALUR PENGUJIAN SUB HIPOTESIS 136
xii Panji Priambudi, 2013
1
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pariwisata merupakan salah satu sektor penting dalam ekonomi
Indonesia, dimana pariwisata menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap
devisa negara. Sektor ekonomi kreatif juga merupakan sektor industri yang
memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan, yang mampu menunjukkan
keunggulan kompetitif bangsa Indonesia dari segi kreativitas dan inovasi. Kedua
sektor ini telah mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun,
seiring dengan perubahan tren dunia dalam hal pariwisata dan ekonomi kreatif.
Pembangunan sektor wisata merupakan bagian integral dari sektor
pembangunan nasional yang pelaksanaannya melibatkan tiga stakeholder kunci
yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Pengembangan sektor ini
dilaksanakan secara lintas sektoral yang melibatkan banyak institusi baik tingkat
lokal, regional, nasional dan internasional.
Pengembangan pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif
dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara
ekonomi, pariwisata memberi dampak pada perluasan usaha dan kesempatan
kerja, peningkatan income perkapita dan peningkatan devisa negara. Dalam
bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara wisatawan dan
penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way of life
masyarakat serta terjadinya integrasi sosial. Di Indonesia sendiri, pariwisata
memegang peranan penting dalam ekonomi karena menjadi salah satu sektor
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berdasarkan neraca Nesparnas. Indonesia telah mengalami peningkatan jumlah
wisatawan mancanegara dari tahun ke tahun, yang pada akhirnya turut
meningkatkan jumlah industri pariwisata seperti hotel, restoran, dan jasa
perjalanan wisata.
Sektor pariwisata Indonesia makin mengukuhkan diri sebagai salah satu
sektor ekonomi utama Indonesia, dimana kontribusi ekonomi dari kepariwisataan
Indonesia makin meningkat. Untuk tahun 2011, kontribusi PDB pariwisata
terhadap PDB Indonesia adalah sebesar 3,01% untuk kontribusi langsung.
Daya saing Indonesia dalam industri kepariwisataan bila dibandingkan
dengan dunia, saat ini memiliki peringkat yang dibawah rata-rata yaitu peringkat
74 dari 139 Negara di dunia sehingga Pemerintah Indonesia telah melakukan
berbagai macam strategi untuk memulihkan pariwisata Indonesia, salah satunya
dengan cara mempromosikan program pariwisata “Visit Indonesia Year” yang kemudian pada tahun 2011 menjadi branding baru “Wonderful Indonesia”.
Dengan branding “Wonderful Indonesia” diharapkan menjadi Branding atau merek pariwisata yang semakin mengukuhkan posisi Indonesia dalam peta
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
terealisasikan seluruhnya namun kita dapat melihat suatu peningkatan program
pariwisata di negara Indonesia.
Pemerintah pusat dan daerah diharapkan mampu mendorong pemasaran
dalam negeri dengan lebih agresif, memberikan dorongan baru untuk
mempermudah mobilisasi wisatawan nusantara dan mendorong pertumbuhan
destinasi secara lebih agresif dan nyata. Jumlah Wisatawan Nusantara (Wisnus)
yang melakukan kegiatan kepariwisataan ditunjukkan pada Tabel 1.1 sebagai
berikut :
TABEL 1.1
STATISTIK JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN NUSANTARA TAHUN
2004-2012
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS 2012
*) Data sementara melalui 19 pintu keluar utama
Berdasarkan Tabel 1.1, kunjungan wisnus mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Peningkatan jumlah wisnus yang paling tinggi terjadi pada tahun 2006
sebesar 20,97%. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang
berwisata dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adanya motivasi untuk
melakukan perjalanan wisata tersebut seperti rekreasi, pendidikan, kesenangan
dan keluarga.
Indonesia mempunyai banyak daerah tujuan wisata yang berpotensi
untuk dikembangkan. Dengan memanfaatkan keindahan alam dan budaya
Indonesia dapat menjadikan keunggulan tersebut sebagai daya saing dengan
negara lain. Depbudpar pada tahun 2009 telah menetapkan 10 destinasi
pariwisata Indonesia dan Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi
pariwisata yang cukup menjanjikan adalah Kepulauan Bangka Belitung. Provinsi
Bangka Belitung termasuk dalam 10 besar Destinasi Pariwisata Indonesia.
Adapun 10 Destinasi Pariwisata Indonesia beserta Peringkat dan daya saingnya
ditunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut :
TABEL 1.2
PERINGKAT DAN DAYA SAING DESTINASI PARIWISATA INDONESIA
PROPINSI PERINGKAT SKOR DAYA SAING DESTINASI
(TOTAL)
Kepulauan Riau 1 444,63
Sulawesi Utara 2 378,77
Sumatera Utara 3 377,58
Sulawesi Selatan 4 323,71
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Nusa Tenggara
Timur, Maluku 6 295,15
Bangka Belitung 7 288,70
Papua 8 275,63
Papua Barat 9 252,98
Sumber : Cetak Biru Pengembangan Destinasi Pariwisata Indonesia (2007-2014),Budpar.
Skor daya saing destinasi DKI : 630,69 dan Bali : 605,96.
* Skor total di tabel didapat dari nilai keseluruhan indikator yang meliputi
lingkungan, sarana dan prasarana, SDM pariwisata, aksesibilitas, manfaat pada
masyarakat, sosial, harga, dan teknologi
Berdasarkan Tabel 1.3 di atas Bangka Belitung menduduki Peringkat
ketujuh dengan skor 288,70. Hal ini menggambarkan bahwa Bangka Belitung
harus terus berupaya meningkatkan Daya saingnya agar bisa menduduki
peringkat atas dalam destinasi pariwisata Indonesia.
Provinsi Bangka Belitung sebagai salah satu daerah tujuan wisata
menjanjikan di Indonesia menawarkan berbagai macam daya tarik wisata seperti
pemandangan alam, budaya, kesenian atau barang-barang kerajinan yang
mampu menarik para wisatawan. Berikut ini potensi pariwisata yang dimiliki oleh
kepulauan Bangka Belitung :
TABEL 1.3
DAYA TARIK WISATA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
JENIS WISATA KETERANGAN
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
WISATA SEJARAH Tempat pembuangan Soekarno di Gunung Menumbing dan wisma ranggam muntok, tugu perjuangan pahlawan 12, tugu perjuangan tanjung berikat, napak tilas perjuangan depati barin dan depati amir, kapal – kapal tenggelam yang berada di perairan Bangka Belitung WISATA AGAMA Islam, Khatolik, Konghucu dan Buddha
WISATA BUDAYA / ADAT Perang ketupat, Rebo kasan, mandi belimau, buang jong, sembahyang rebut, maras taun, lesong panjang
WISATA ALAM / HUTAN Air panas pemali dan di tempat-tempat lainnya, pendakian gunung maras
WISATA KULINER Martabak bangka, otak-otak, sea food, madu,bakmi bangka,kemplang, wak-wak,kue rintak & abon ikan, manisan kelubi, rusip, kerupuk dan getas, bubuk lada. WISATA AGRO Kebun sawit, kebun lada dan kebun-kebun lainnya
Sumber : modifikasi dari berbagai sumber 2012
Berdasarkan data pada Tabel 1.3 di atas dapat dilihat bahwa Kepulauan
Bangka Belitung mempunyai banyak potensi wisata yang dapat dikembangkan.
Hanya saja daya tarik wisata kepulauan Bangka Belitung tidak begitu banyak
diketahui oleh wisatawan padahal daya tarik wisata yang ditawarkan tidak kalah
dengan Bali dan Lombok terutama dalam hal wisata bahari. Meski terbilang
provinsi baru, Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung juga telah
berinisiatif mencanangkan program kunjungan wisata. Program yang telah dibuat
yaitu “Visit Babel Archipelago 2010”. Inventarisasi potensi wisatapun gencar dilakukan. Promosi melalui media massa juga digiatkan. Sekarang masyarakat
awam diharapkan mengenal istilah Visit Babel Archi 2010. Sebuah program yang
memang dan sengaja diposisikan untuk menggalakkan kepariwisataan di negeri
laskar pelangi dan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Adapun
Jumlah Kunjungan wisatawan yang melakukan kegiatan kepariwisataan ke
Provinsi Bangka Belitung ditunjukkan pada Tabel 1.4 berikut ini :
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN PROVINSI BANGKA BELITUNG
TAHUN JUMLAH WISATAWAN (ORANG)
WISMAN WISNUS
2004 992 72.573
2005 2.301 79.593
2006 1.496 71.099
2007 433 79.148
2008 470 55.431
2009 508 66.924
Sumber : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Pemrov Babel, 2010
Berdasarkan Tabel 1.4 jumlah kunjungan wisatawan provinsi Babel
mengalami kenaikan setiap tahunnya kecuali antara tahun 2005-2006 terjadi
penurunan namun pada tahun 2007 jumlah kunjungan wisatawan nusantara
mengalami kenaikan yang cukup pesat yaitu 8.049 orang atau sekitar 5,3%. Hal
ini dikarenakan fasilitas di kepulauan Bangka Belitung yang semakin
berkembang dan semakin baik dengan ditunjang oleh sarana dan prasarana
yang memadai sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah wisatawan yang
datang ke Kepulauan Bangka Belitung.
Target wisatawan tentu saja tidak terbatas hanya untuk orang lokal saja,
tapi juga mendatangkan wisatawan dari segala daerah di Indonesia adalah target
idealnya. Oleh karena itu promosi sangat diperlukan dalam upaya memberikan
informasi serta mengajak orang untuk berkunjung ke daerah tersebut. Promosi
yang digunakan sebaiknya menggunakan media yang mampu menyampaikan
informasi secara massif dan efektif tanap batasan geografis dan waktu.
Pembangunan Kepariwisataan Bangka Belitung memerlukan fokus yang
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
alam, budaya dan masyarakat yang terdapat di masing-masing daerah. Dalam
hal ini, setiap daerah harus dapat memposisikan dirinya dalam kepariwisataan
nasional dengan tetap diimbangi dengan perencanaan yang matang dan
upaya-upaya peningkatan kompetensi SDM yang berkualitas Adapun daerah yang
berpotensi dan menjadi Destinasi wisata favorit di Kepulauan Babel adalah Pulau
Belitung. Belitung merupakan salah satu dari 10 destinasi pariwisata yang akan
digarap sebagai alternatif destinasi selain Bali (kompas online, Senin, 8 Maret
2010). Belitung juga Sukses sebagai titik destinasi terbaik kedua pilihan majalah
Rally internasional (terfavorit dua).
Pulau Belitung sebagai salah satu bagian dari provinsi Kepulauan Bangka
Belitung menjadi daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisman
maupun wisnus. Terkenal dengan alamnya yang indah maka banyak wisatawan
menjadi tertarik untuk berkunjung kesana. Selain itu juga banyak wisatawan yang
termotivasi untuk berkunjung ke Pulau Belitung dikarenakan rasa penasaran
terhadap tempat-tempat yang dijadikan syuting film laskar pelangi dan sang
pemimpi yang memang sangat fenomenal.
Pulau Belitung memiliki potensi pariwisata yang tidak kalah menariknya
dengan daerah wisata lainnya di Indonesia karena Pulau Belitung mempunyai
perpaduan wisata yang menarik antara wisata alam, sejarah dan budaya. Berikut
ini potensi pariwisata yang dimiliki oleh Pulau Belitung :
TABEL 1.5
POTENSI WISATA PULAU BELITUNG
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
WISATA ALAM PANTAI
Pantai Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, Penyabong, Pendaunan Indah, Bukit Berahu, Penyaeran, Tanjung Kiras, Teluk Gembira, Batu Lubang, Awan Mendung.Pantai Serdang, Pantai Pulau Punai, Pantai Burung Mandi, Pantau Bukit Batu
WISATA SEJARAH
Museum Pemkab Belitung, Museum Badau, Makam Keramat Cerucuk (Benteng Abu Bakar Abdulah), Makam Datuk Gunung Tajam (Syech Abu Bakar Abdulah), Makam KA. Rahat (Aik Labu), Bendungan Pice
WISATA PULAU Pulau Lengkuas, Pulau Babi (Kepayang), Pulau Burung, Pulau Batu Berlayar,Pulau Nangka,
WISATA BUDAYA / ADAT Beripat, Lesong Panjang, Maras Taun, Begubang, Muang Jong, Nirok Nanggok, Dulmulok
WISATA ALAM HUTAN Batu Mentas, Gurok Beraye, Pemandian Alam Tirta Merundang, Pemandian Alam Jerry
WISATA KELUARGA Tanjung Pendam
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Belitung, 2012
Berdasarkan Tabel 1.5 di atas dapat dilihat bahwa Pulau Belitung
memiliki potensi yang menjanjikan untuk membuat pariwisata di Kabupaten
Belitung dan Belitung Timur dapat berkembang menjadi lebih baik lagi. Keadaan
ini tentunya menuntut pemerintah yaitu Disbudpar Kabupaten Belitung dan
Belitung Timur untuk terus berupaya meningkatkan mutu pelayanan dan
memperbaiki area sekitar objek wisata yang merupakan unsur yang penting
dalam mengembangkan objek wisata tersebut. Dengan kekayaan dan keindahan
alam dan budaya yang dimiliki, pemerintah daerah harus mengambil
langkah-langkah yang positif dalam memaksimalkan pemanfaatan potensi tersebut
seperti menyampaikan informasi kepariwisataan daerah melalui media bauran
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dilakukan selama ini oleh Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur
secara berkesinambungan setiap tahunnya. Event yang telah dilaksanakan terlihat pada penyelenggaraan event Sail Indonesia dari tahun 2007, 2008 dan
2009. Pada tahun 2011 Belitung dan Wakatobi bersama-sama
menyelenggarakan Event Sail Wakatobi-Belitung yang bertujuan menarik minat
para Wisman untuk mengenal lebih jauh dan dalam dua daerah wisata tersebut.
Hal ini berdampak pada Kunjungan Wisatawan yang Meningkat setiap tahunnya.
Hal tersebut dapat terlihat pada Tabel 1.6 di bawah ini :
TABEL 1.6
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN KE PULAU BELITUNG
TAHUN
JUMLAH WISATAWAN
(ORANG) TOTAL
WISNUS WISMAN
2006 19.840 1.074 20.914
2007 25.685 1.435 27.120
2008 32.726 2.099 34.825
2009 42.364 2.750 45.114
2010 59.819 1.528 61.347
2011 96.020 1511 97.531
2012* 56710 446 57156
Sumber :Data Dinbudpar Belitung dan Belitung Timur 2012
Berdasarkan Tabel 1.6 di atas , jumlah wisatawan yang berkunjung ke
Pulau Belitung mengalami peningkatan tiap tahunnya kecuali pada tahun 2006
mengalami penurunan sebesar 5,25 % untuk Wisnus dan 19,57% untuk wisman.
Hal ini dikarenakan pada waktu tersebut Belitung belum begitu dikenal oleh
banyak orang sehingga masih sedikit yang berkunjung kesana.
Langkah promosi dan pemasaran pariwisata daerah merupakan hal yang
saling berhubungan satu sama lain dalam proses pembangunan kepariwisataan
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berbagai cara, salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan promosi dari
Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur untuk menarik minat
wisatawan untuk berkunjung ke daya tarik wisata yang ada di Pulau Belitung.
Selain itu juga tujuan promosi pariwisata yang dilakukan oleh Disbudpar
Kabupaten Belitung dan Belitung Timur adalah untuk memberikan informasi serta
arahan untuk memandu para wisatawan mancanegara dan nusantara serta calon
investor sehingga diharapkan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan
pariwisata di Kabupaten Belitung.
Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur melaksanakan promosi
mengenai situasi objek wisata. Hal ini dirasa penting karena sebagian besar
pengunjung telah mempunyai persepsi tentang pulau Belitung dari film LASKAR
PELANGI dan SANG PEMIMPI. Oleh karena itu dengan melakukan promosi ini
maka para wisatawan dapat mengetahui, memilih dan berkunjung ke
tempat-tempat wisata yang ada di Kabupaten Belitung.
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh Disbudpar Kabupaten Belitung dan
Belitung Timur sebagai instansi yang memberikan jasa adalah pengelolaan dan
penyebarluasan informasi mengenai keindahan alam wisata yang ada sehingga
orang akan merasa tertarik dan berusaha untuk datang dan mengunjunginya.
Selain itu juga, kegiatan promosi yang dilakukan untuk menciptakan citra (image) baik di mata wisatawan, baik itu wisatawan nusantara maupun wisatawan
mancanegara serta berusaha untuk dapat membuat orang merubah sikap, dari
sikap yang tidak mau mengunjungi menjadi sikap yang mau mengunjungi.
Citra Belitung yang selama ini masih dikenal dari Sektor Pertambangan
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
berkembang tiap tahunnya. Citra inilah yang nantinya akan mempengaruhi
kepuasan dan perilaku wisatawan selama melakukan kegiatan kepariwisataan di
Pulau Belitung.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana perilaku wisatawan selama
melakukan kegiatan kepariwisataan di Pulau Belitung, maka dilakukan Pra
penelitian mengenai Behavioral Intention yang ditujukan kepada 30 orang Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung, Dalam pra penelitian ini digunakan dua
Atribut Behavioral Intention yaitu Intention to revisit the same destination (niat untuk berkunjung kembali ke destinasi yang sama) dan willingness to Recommend the destination (Kesediaan untuk merekomendasikan destinasi). Adapun hasilnya dapat dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini :
Sumber : Hasil Pengolahan Pra Penelitian di Lapangan 2012
Berdasarkan Gambar 1.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 50% Wisnus
memiliki niat untuk berkunjung kembali ke Belitung dan hanya 37% saja yang
bersedia untuk merekomedasikan Belitung ke orang lain. Hal ini dikarenakan
para wisatawan banyak yang mengeluhkan pelayanan yang kurang maksimal
dari para pelayan di Hotel dan restoran, transportasi umum yang susah didapat,
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
lingkungan yang kotor, dan daya tarik wisata yang tidak variatif sehingga
membuat sebagian wisatawan merasa bosan.
Niat untuk berkunjung kembali dan Kesediaan untuk merekomendasikan
ke orang lain termasuk dalam Behavioral Intention, dimana Behavioral Intention
menurut Ching-Fu Chen dan DungChun Tsai (2007) adalah Penilaian
Pengunjung tentang keinginan untuk berkunjung kembali ke suatu destinasi yang
sama atau kesediaan untuk merekomendasikan destinasi tersebut ke orang lain.
Melihat Behavioral Intention di Kabupaten Belitung tidak begitu bagus maka Behavioral Intention tersebut harus ditingkatkan kembali karena dalam konteks destinasi, Behavioral Intention yang menjadi bagian dari loyalitas wisatawan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kunjungan kembali
(retention) dan rekomendasi kepada orang lain mengenai destinasi tersebut.. Hal ini tentunya memberikan manfaat yang tak ternilai bagi Belitung agar lebih
banyak dikenali dan dikunjungi oleh wisnus. Selain itu juga terdapat beberapa
faktor yang membuat Behavioral Intention harus dipertahankan dan ditingkatkan yaitu karena secara tidak langsung mempengaruhi reputasi dari destinasi
tersebut dan menumbuhkan kredibilitas akan suatu destinasi yang tentunya akan
membuat destinasi tersebut lebih dikenal oleh khalayak ramai dan memberikan
citra yang bagus kepada para wisatawan.
Ada beberapa strategi yang dapat dipakai untuk meningkatkan Behavioral Intention, diantaranya adalah menyampaikan informasi kepariwisataan daerah melalui media bauran promosi seperti brosur, website, buku panduan wisata,
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tahun 2011 Belitung dan Wakatobi bersama-sama menyelenggarakan Event Sail
Wakatobi-Belitung yang bertujuan menarik minat para Wisman untuk mengenal
lebih jauh dan dalam dua daerah wisata tersebut.Salah satu program yang telah
dilaksanakan adalah Destination Image.
Faktor utama yang diindikasikan berhubungan dengan perilaku
wisatawan adalah Image yang di dapat dari wisatawan. Semakin positif image yang didapat dari suatu destinasi maka diperkirakan akan mempunyai dampak
positif pada niat wisatawan untuk mengunjungi destinasi tersebut kembali.
Semakin positif image yang didapat wisatawan selama berwisata akan menghasilkan evaluasi positif pada destinasi tersebut.
Perubahan yang terjadi pada sektor pariwisata, persaingan antar produk
dan destinasi wisata serta perubahan pada ekspektasi dan kebiasaan wisatawan
membuat citra suatu destinasi memberikan peran yang penting dan fundamental
terhadap Keberhasilan suatu destinasi wisata tersebut. Selama ini berdasarkan
fakta yang ada bahwa wisatawan biasanya memiliki pengetahuan yang terbatas
ke destinasi wisata yang mereka belum pernah kunjungi. Image memiliki fungsi
penting bahwa pada destinasi yang memiliki image yang kuat, positif, berbeda,
dan mudah dikenali kemungkinan besar akan dipilih oleh Wisatawan (Beerli &
Martin, 2004). Lebih jauh lagi, Persepsi Destination image pada post-visit juga mempengaruhi kepuasan wisatawan dan niat untuk berkunjung kembali di masa
depan, bergantung pada kapasitas destinasi untuk memberikan pengalaman
yang berhubungan dengan Kebutuhan wisatawan dan layak terhadap image
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Dimensi dari Destination image diantaranya adalah natural resources
(sumber daya alam), general infrastructure (Infrastruktur umum), tourist infrastructure (infrastruktur pariwisata), culture (kebudayaan), history and art
(Sejarah dan seni), natural environment (Lingkungan alam), social environment
(lingkungan sosial), dan atmosphere of the place (atmosfir tempat).
Natural Resources merupakan Sumber daya alam yang memanfaatkan keindahan alam. Biasanya berupa pegunungan, laut, pantai, lembah dan lain
sebagainya. Dalam hal ini Belitung memiliki berbagai macam Pantai yang
menjadi daya tarik wisata seperti Pantai Tanjung Tinggi, Tanjung Kelayang, dan
Pulau Lengkuas.
General infrastructure merupakan sistem fisik yang menyediakan
transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia secara ekonomi dan sosial. Sebagai
contohnya di Belitung disediakan fasilitas jalan yang telah diperlebar untuk
kenyamanan dan aksesibilitas ke daya tarik wisata yang ada.
Tourist infrastructure merupakan infrastruktur yang memang sengaja dibangun untuk mendukung keperluan Pariwisata seperti hotel, restoran, bar,
dan pusat informasi pariwisata. Di Belitung sendiri sudah banyak didirikan hotel
dan restoran untuk menunjang kegiatan pariwisata.
Culture history and art merupakan hal-hal yang berhubungan dengan kebudayaan, sejarah dan seni seperti museum, bangunan bersejarah, cara hidup
masyarakat dan tradisi kebudayaan. Di Belitung sendiri terdapat museum
Pemda, museum Badau dan bangunan bersejarah lainnya yang menambah nilai
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Natural Environment merupakan kondisi lingkungan alami yang terdapat dalam suatu destinasi seperti keindahan pemandangan, kebersihan, keramaian,
polusi udara dan suara serta arus lalu lintas. Di Belitung sendiri pemandangan
alam yang ada masih alami dan dapat dinikmati oleh para wisatawan.
Social environment merupakan kondisi social yang terdapat di suatu destinasi seperti Keramahan dari orang local, kualitas kehidupan dan bahasa
yang digunakan. Di Belitung sendiri penduduk local memiliki hospitality yang cukup baik dan bahasa yang digunakan dapat dimengerti oleh para wisatawan.
Atmosphere of the place merupakan atmosfir yang dirasakan para wisatawan di destinasi yang dia kunjungi seperti atmosfir kemewahan, exotic,
mistik dan atraktif serta menyenangkan. Di Belitung sendiri wisatawan dapat
merasakan atmosfir eksotik yang unik dibandingkan dengan destinasi wisata
yang lain.
Destination Image mempertemukan kebutuhan psikologis dari wisatawan
dan memberikan kepuasan dari perspektif mental dan sosial. Destination image
dianggap sebagai Salah satu Alat pemasaran destinasi yang paling efektif
karena elemen yang terdapat didalamnya dapat mempengaruhi motivasi
wisatawan dan menjadi faktor penarik wisatawan untuk berkunjung.
Belitung sebagai destinasi wisata diharapkan mempunyai image yang kuat kepada para wisatawan agar kepuasan wisatawan yang berkunjung kesana
dapat meningkat dan dengan harapan mereka akan berkunjung kembali serta
merekomendasikan kepada para sanak keluarga, rekan dan orang lain untuk
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Disbudpar juga bisa mengevaluasi sampai sejauh mana image Belitung dan
Behavioral Intention di benak wisatawan.
Oleh karena itu, berdasarkan permasalahan di atas, maka diperlukan
penelitian mengenai “Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral
Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana Destination Image di Kabupaten Belitung.
2. Bagaimana Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Pulau Belitung. 3. Bagaimana Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention
Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh hasil temuan mengenai :
1. Destination Image di Kabupaten Belitung
2. Behavioral Intention Wisatawan Nusantara di Kabupaten Belitung
3. Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 1.4 Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu
pemasaran destinasi, khususnya Destination Image dalam pengaruhnya terhadap Behavioral Intention serta dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu pemasaran
pariwisata.
2. Kegunaan Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi Disbudpar Kabupaten Belitung dan Belitung Timur
serta pengusaha pariwisata dalam mengetahui aspek mana yang
berperan di dalam potensi pariwisata di Kabupaten Belitung melalui
Destination Image dan Behavioral Intention wisatawan nusantara. Selain itu juga penelitian ini berguna untuk menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman yang bermanfaat di bidang Pemasaran
Destinasi
46
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III
OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh destination image terhadap
Behavioral intention wisatawan nusantara. Adapun yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah destination image atau variabel X, yang terdiri dari
natural resources, general infrastructure, tourist infrastructure, tourist leisure and recreation, culture, history and art, political and economical factors, natural environment, social environment., dan atmosphere of the place. Variabel terikat (dependen variable) atau variabel Y adalah Behavioral intention wisatawan nusantara saat melakukan kunjungan atau berwisata ke daya tarik wisata yang
ada di Pulau Belitung.
Objek yang dijadikan responden pada penelitian ini adalah para wisatawan
nusantara yang datang ke Pulau Belitung di Bandara Has Hananjoedin Buluh
Tumbang.
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis dan Metode Yang Digunakan
Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode penelitian deskriptif
dan verifikatif. Metode ini menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta
yang ada dan sedang berlangsung, dengan jalan mengumpulkan, menyusun,
dan menjelaskan data yang diperlukan untuk kemudian di analisis sesuai teori
yang ada.
Natsir (2005:54) mengemukakan pengertian metode penelitian deskriptif
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
“Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki”.
Whitney (Natsir, 2005:54) mengemukakan, pengertian metode penelitian
deskriptif sebagai berikut:
“Pencarian fakta dalam interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena”.
Menurut Isaac dan Michael (Rakhmat, 2001:22) mengatakan bahwa,
“metode deskriptif bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik
populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”.
Adapun tujuan metode deskriptif menurut Rakhmat (2001:25) adalah:
1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang menuliskan gejala yang
ada.
2. Mengidentifikasikan masalah atau memeriksakan kondisi dengan
praktek-praktek yang berlaku.
3. Membuat perbandingan atau evaluasi.
4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah
yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.
Adapun ciri-ciri penelitian deskriptif menurut Kountur (2004:17) adalah
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan
satu persatu.
3. Variabel yang diteliti tidak dimanipulasikan atau tidak ada perlakuan
(treatment).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
metode deskriptif memberikan gambaran dari fenomena. Langkah-langkah
metode deskriptif tidak terbatas sampai pengumpulan dan penyusunan data
tetapi juga analisis dan interpretasi terhadap data untuk memperoleh informasi
yang jelas mengenai fakta yang terjadi.
Sifat verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu
hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data dilapangan, dimana
dalam penelitian ini akan di uji apakah destination image yang ada di Pulau Belitung dalam mempengaruhi Behavioral Intention wisatawan wisatawan nusantara pada daya tarik wisata di Pulau Belitung.
Berdasarkan sifat penelitiannya, maka metode penelitian yang akan
digunakan adalah metode deskriptif survei dan explanatory survey yang menurut Kerlinger (Sugiyono, 2011:9), bahwa metode survei adalah metode penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data-data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga
ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis.
Metode penelitian dibuat untuk memudahkan peneliti untuk membuat
suatu kesimpulan. Dari metode yang digunakan ini informasi dari sebagian
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang
sedang diteliti.
Adapun penelitian ini juga dilakukan dalam jangka waktu kurang dari satu
tahun. Oleh karena itu, metode pengembangan yang digunakan adalah cross-sectional. Menurut Husein Umar (2002:45), bahwa “cross-sectional yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu (tidak
berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)”.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Variabel yang diukur dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu destination image sebagai variabel bebas dan behavioral intention
wisatawan sebagai variabel terikat. Operasionalisasi masing-masing variabel
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel / Sub
Variabel Konsep Variabel dan Sub Variabel Indikator Ukuran Skala No Item Destination Image
(X)
“Destination Image is the visitor’s
subjective perception of the destination reality.*
Destination Image adalah Persepsi subjektif dari pengunjung terhadap
realitas yang ada pada suatu destinasi.
Ching-fu Chen & DungChun Tsai (2007)
Natural Resources (X1)
Sumber daya alam yang memanfaatkan
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
- Pantai Tingkat Kualitas
transportasi, air, bangunan, dan fasilitas publik lain yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia
secara ekonomi dan sosial. Sebagai contohnya fasilitas transportasi,
bangunan institusional dan komersial,
bangunan irigasi, drainase dan pengendali banjir, fasilitas air bersih dan
air kotor, fasilitas penanganan limbah
padat, pembangkit energi dan Pariwisata seperti hotel, restoran, bar,
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Akomodasi
Tempat atau kegiatan yang sengaja
dibuat untuk keperluan hiburan dan gaya
hidup seperti Theme park, Water park, kebun Binatang, kasino, toko cinderamata
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tingkat
Kebudayaan, Sejarah dan kesenian yang
ada pada suatu Destinasi. Bisa berupa
bangunan/situs bersejarah, Festival
kebudayaan, kerajinan tangan, seni menyiapkan makanan, lagu daerah dan
cerita rakyat
-Kerajinan Tangan Tingkat
keanekaragaman
Faktor Politik dan ekonomi yang terdapat
di suatu destinasi yang biasanya berupa
kestabilan politik dan perkembangan ekonomi serta tingkat keamanan yang
ada pada destinasi tersebut.
-Kestabilan Politik Tingkat
kestabilan politik
Kondisi lingkungan alami yang terdapat dalam suatu destinasi seperti keindahan
pemandangan, kebersihan, keramaian,
polusi udara dan suara kebersihan
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu di Belitung
Kondisi social yang terdapat di suatu
destinasi seperti Keramahan dari
penduduk lokal, kualitas kehidupan dan
bahasa yang digunakan.
Kendala Bahasa Tingkat kendala bahasa yang
digunakan
Ordinal III.H.43
Atmosphere of the Place (X9)
Atmosfir yang dirasakan para wisatawan
di destinasi yang dia kunjungi seperti atmosfir kemewahan, exotic, mistik dan
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Relaks Tingkat
Membosankan Tingkat kebosanan di
Intention To Revisit Tingkat Niat untuk
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
biaya lebih tinggi
sanak saudara, keluarga, dan orang lain
Willingness to
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data di dalam penelitian merupakan subjek dari mana data
diperoleh. Apabila penelitian menggunakan kuesioner atau wawancara, maka
sumber data disebut responden, sedangkan jika penelitian menggunakan teknik
observasi, maka sumber data bisa berupa benda atau proses sesuatu.
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan
tentang data. Berdasarkan jenis dan sumber data menurut Hermawan
(2005:168) dapat dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer, yaitu; data yang diperoleh langsung oleh penulis dari responden
baik yang dilakukan dengan pengamatan, wawancara langsung dari suatu
organisasi maupun perseorangan secara langsung di lapangan sesuai dengan
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Data sekunder, yaitu; data yang diperoleh penulis dari hasil-hasil laporan,
surat-surat, buku-buku, dokumen-dokumen, arsip-arsip yang berkaitan dengan
fokus penelitian. Data sekunder penulis didapatkan dari beberapa buku bacaaan,
literatur dan sebagian besar telah ada pada organisasi pemerintah dan swasta di
Pulau Belitung.
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel
3.2.4.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2011:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.
Pada suatu penelitian tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi untuk diteliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya
karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu yang tersedia (Sugiyono, 2011:81)
Peneliti mengambil sebagian dari objek populasi yang telah ditentukan, dengan
catatan bagian yang diambil tersebut dapat mewakili yang lainnya.
Langkah awal seorang peneliti harus menentukan jelas mengenai
populasi yang menjadi sasaran penelitian yang disebut dengan populasi sasaran
(target population) yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah
wisatawan nusantara di Pulau Belitung yang berjumlah 82.584 orang pada tahun
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 3.2.4.2 Sampel
Pada populasi tidak seluruh anggota populasi harus diukur, tetapi
sebagian saja, oleh karena adanya keterbatasan kemampuan yang dimiliki
penulis serta keterbatasan dana dan waktu yang diperlukan seperti apa yang
dikemukakan oleh Sugiyono (2011:81), yaitu sampel adalah ”Sebagian dari
jumlah karakteristik populasi yang diambil untuk mewakili seluruh populasi yang
diambil untuk mewakili seluruh populasi yang diteliti”. Semakin besar sampel
yang diambil maka semakin sedikit kesalahan yang timbul dalam suatu
penelitian. Dalam suatu penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, dalam
hal ini disebabkan beberapa faktor diantaranya keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu..
Berdasarkan pengertian diatas, sampel merupakan sebagian individu
yang memiliki karakteristik tertentu untuk mewakili seluruh populasi yang diamati
dan untuk menentukan sampel dari populasi yang telah ditetapkan perlu
dilakukan suatu pengukuran yang dapat menghasilkan jumlah sampel (n).
Husein Umar (2002:59) mengemukakan bahwa “ukuran sampel dari suatu
populasi dapat menggunakan bermacam-macam cara, salah satunya adalah
dengan menggunakan teknik slovin”.
Rumus slovin tersebut adalah:
(Husein Umar, 2002:59)
Keterangan:
n = ukuran sampel
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir
Maka, dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
Berdasarkan perhitungan diatas, maka ukuran sampel minimal (n) dalam
penelitian ini adalah sebanyak 99 orang. Menurut Winarno Sirakhmat (2002:100)
bahwa, “untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari
jumlah matematik”. Hal tersebut bertujuan agar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 100 orang responden.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik systematic random sampling untuk populasi bergerak (mobile sampling). Sugiyono (2011:84) mengemukakan bahwa “metode pengambilan acak
sistematis adalah metode untuk mengambil sampel secara sistematis dengan
jarak atau interval tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diuraikan”.
Dengan demikian tersedianya suatu populasi sasaran yang tersusun (ordered population target) merupakan syarat penting bagi dimungkinkannya pelaksanaan pengambilan sampel dan metode acak sistematis.
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1. Menentukan wisatawan yang akan dijadikan objek penelitian yaitu
wisatawan nusantara yang datang berkunjung ke Pulau Belitung.
2. Menentukan sebuah check point pada objek yang akan diteliti, dalam hal ini check point-nya adalah pintu masuk di Pulau Belitung yaitu : Bandara Has Hananjoedin Buluh Tumbang
3. Melakukan orientasi secara cermat terhadap check point, dengan memperhatikan secara cermat berapa jumlah wisatawan nusantara yang
datang berkunjung.
4. Menentukan ukuran kecukupan sampel yang akan diambil.
5. Pada hari yang ditentukan pada check point, satu wisatawan yang ada ditanya dan diberi kuesioner untuk di isi.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang dikumpulkan dalam melaksanakan penelitian ini
meliputi:
Pengumpulan data diperlukan untuk menguji anggapan dasar dan
hipotesis. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka teknik pengumpulan
data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Studi kepustakaan, yaitu teknik untuk mendapatkan data teoritis
dari para ahli melalui buku, makalah, majalah ilmiah, jurnal maupun
homepage/website guna memperoleh informasi yang berhubungan
dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan
masalah penelitian.yang berhubungan dan menunjang terhadap
variabel dependen maupun variabel independen, dalam penelitian
Panji Priambudi, 2013
Pengaruh Destination Image Terhadap Behavioral Intention Wisatawan Nusantara Di Pulau Belitung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
2. Observasi, yaitu dengan pengamatan dan peninjauan langsung
terhadap kegiatan dan keadaan di kawasan wisata Pulau Belitung
yang sedang diteliti.
3. Wawancara atau interview
Sebagai teknik komunikasi langsung dengan mengajukan
pertanyaan tertulis secara lisan baik kepada wisatawan maupun
kepada pihak Disbudpar Pulau Belitung
4. Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket berisi
pertanyaan tertutup mengenai karakteristik responden, pengalaman
responden, penilaian responden, serta tanggapan responden
terhadap destination image dan Behavioral intention di Pulau Belitung.
TABEL 3.2
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
No. Teknik Pengumpulan
Data Sumber data
1 Wawancara Wisnus dan Pihak Disbudpar Pulau Belitung
2 Observasi Aktivitas pelaksanaan program destination image dan Behavioral Intention wisatawan
3 Angket/kuesioner Wisatawan nusantara yang berkunjung ke Belitung
4 Studi literatur Pengumpulan data dengan cara memepelajari buku, majalah ilmiah guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah penelitian