• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

LEMPARAN KEDALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD Penjas

Oleh

RIZAL AKHMAD ZAENI

NIM. 0702530

PROGRAM STUDI PGSD PENJAS

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK

DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA

PERMAINAN SEPAK BOLA

Oleh

Rizal Akhmad Zaeni

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Rizal Akhmad Zaeni 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nama : RIZAL AKHMAD ZAENI

Nim : 0702530

Judul Skripsi : PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK

DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I

Drs. Andi Suntoda, M.Pd NIP. 195806201986011002

Pembimbing II

Dr. Tjetjep Habibudin, M.Pd. NIP. 194907221973031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD Penjas

(4)

ABSTRAK

PENERAPAN MODIFIKASI ALAT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LEMPARAN KEDALAM PADA

PERMAINAN SEPAK BOLA

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa kelas V SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Rizal Akhmad Zaeni

(5)

ABSTRACK

IMPLEMENTATION OF CUSTOMIZATION TOOLS FOR IMPROVING BASIC MOVEMENT SKILL TOSS INTO THE GAME OF FOOTBALL

(Action research to V grade student at SDN I Langensari Lembang Bandung regency western districts)

By Rizal Akhmad Zaeni

(6)

DAFTAR ISI

B. Rumusan Masalah dan pemecahan masalah... 4

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian ... 7

E. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar ... 10

B. Proses Belajar Mengajar Dalam Pendidikan Jasmani ... 12

C. Peranan Guru Dalam Interaksi Belajar Mengajar ... 14

D. Pembelajaran Gerak Dasar Permainan Sepak Bola ... 16

E. Tinjauan Tentang Modifikasi Alat Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 18

F. Pembelajaran Lemparan Kedalam pada Permainan Sepakbola Melalui Modifikasi Alat …... 21

G. Kerangka Berpikir ... 25

H. Hipotesis Tindakan ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Subjek Penelitian ... 28

C. Desain Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

F. Instrumen Penelitian ... 38

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data... 40

(7)

A. Deskripsi Data Penelitian ... 44

1. Paparan Data Awal ... 44

2. Deskripsi Data Siklus I …... 47

a. Paparan Data Perencanaan ... 47

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 47

c. Data Siklus I Proses Pembelajaran Lemparan Kedalam ... 49

d. Observasi dan Refleksi Siklus I ... 51

3. Paparan Data Siklus II ... 52

a. Paparan Data Perencanaan ... 52

b. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 53

c. Proses Keterampilan Pembelajaran Lemparan Kedalam Siklus II ... 55

d. Observasi dan Refleksi Siklus II ... 56

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Keadaan Siswa ... 36

3.2 Keadaan Guru ... 36

3.3 Keterampilan Proses ... 39

4.1 Data Awal Proses Pembelajaran Lemparan ke Dalam ... 45

4.2 Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ... 47

4.3 Data Siklus I Proses Pembelajaran Lemparan Kedalam ... 49

4.4 Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ... 53

4.5 Proses Keterampilan Pembelajaran Lemparan Kedalam Siklus II .... 55

(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Lempar Tangkap Dari Bawah Berpasangan ... 22

2.2 Lempar Tangkap Dari Atas Berkelompok ... 23

2.3 Lempar Tangkap Sambil Bergerak dan Berkelompok ... 23

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Khusus untuk aspek permainan bola besar khususnya permainan sepakbola merupakan suatu materi yang banyak disenangi oleh peserta didik khususnya siswa sekolah dasar. Untuk mengembangan potensi peserta didik dalam pengembangan materi sepakbola diperlukan suatu usaha yang sistematis, penyaluran minat dan bakat peserta didik harus dilakukan dari mereka berada di bangku sekolah dasar sehingga pengkayaan gerak dasar sudah mulai tertanam untuk bekal hidup kelak dalam menjalani spesialisasi minat dan bakatnya. Salah satu aspek yang terkandung dalam permainan sepak bola yang perlu diberikan di sekolah dasar adalah aspek melempar bola. Melempar bola dijelaskan Lutan dan Toho ( 1997/1996:74) adalah :

Kemampuan melempar adalah mendorong suatu objek melalui udara dengan mengggunakan tangan. Dalam kaitan ini yang dimaksud objek adalah bola. Keterampilan melempar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai ukuran dan bentuk bola serta berbagai cara. Melempar bola yang baik berarti melempar bola dengan ketepatan, jarak dan tinggi serta putaran dan kecepatan yang sesuai.

(11)

bagi pemain yang berdiri off side, jadi pemain penyerang bebas berdiri di muka gawang lawan (Sukatamsi :2001:43). Mencermati pendapat tersebut melempar bola merupakan awal serangan yang bisa mengganggu konsentrasi pertahanan dan membahayakan gawang lawan, sehingga bila dibiasakan dari usia sekolah dasar akan menjadi sebuah alternatif pemahaman dalam menyusun serangan bagi mereka yang melakukannya, hal ini sering terjadi pada kegiatan kompetisi sepak bola antar SD di Kecamatan Lembang, banyak kejadian yang merepotkan pertahanan lawan bila lemparan ke dalam dilakukan oleh mereka yang mempunyai aspek kekuatan.

Bukti empiris kemampuan melempar bola dalam permainan sepakbola pada siswa SDN I Langensari perlu ditingkatkan di mana penilaian keterampilan proses melempar bola hasilnya rata-rata 44.5 %, kesulitan yang muncul adalah kurang biasanya peserta didik melakukan latihan kekuatan dan belum memahaminya pola gerak dasar melempar sehingga aspek yang sangat menunjang aktivitas melempar tidak terlatih dan hasilnya seperti dijelaskan di atas, sehingga perlu usaha untuk meningkatkan hasil belajarnya, bukti empiris ini penulis cantumkan dalam penelitian ini hanya sebagai bahan acuan bukan sebagai pembanding karena dasar kemampuan manusia berbeda-beda (individualisasi). Latar belakang pencapaian hasil pembelajaran yang masih kurang ini, disebabkan oleh pembelajaran kurang inovatif seperti pembelajaran berpusat pada guru, yang terjadi siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan menurut Moh. User Usman dkk, ( 1993:8) : ”dijelaskan bahwa tingkat keberhasilan dapat dikatakan tuntas apabila siswa menguasai bahan pelajaran yang diajarkan lebih dari 75%”, sedangkan hasil penelitian Brophy & Good, 1986; Siedentop, 1991 dalam A. Suherman (2009:122) :

”Menyatakan bahwa bentuk latihan keterampilan baru dapat dikatakan sesuai apabila rata-rata 80% dari seluruh siswa berhasil melakukannya dengan baik, apabila sebagian besar siswa berhasil, maka siswa cenderung ingin melajutkan latihan tersebut”.

(12)

3

menciptakan motivasi belajar siswa sehingga kaitannya dengan keberhasilan seperti dijelaskan Suherman. A (2009:121) bahwa tugas guru harus mampu :

a. Guru harus mampu menciptakan dan merubah bentuk aktivitas belajar keterampilan yang layak aktivitas belajar yang rnemungkinkan berhasil dikuasai oleh sebagian besar siswa yang mempelajarinya.

b. Guru harus mampu mendorong siswa agar dapat menyesuaikan bentuk aktivitas belajar keterampilannya sehingga sesuai dengan tingkat kemampuannya. Aktivitas belajar yang diberikan memungkinkan dirubah oleh siswa menjadi lebih mudah atau lebih sulit sehingga akan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang melakukannya

c. Guru harus mampu membuat siswa senang melakukan aktivitas belajar yang diberikannya sehingga tanpa disadari oleh siswa bahwa aktivitas tersebut dapat meningkatkan keterampilannya. Aktivitas belajar yang diberikan memungkinkan untuk dilakukan dengan senang hati oleh siswa.

Dari konsep ini tugas seorang guru dituntut untuk mengerahkan segala daya tentang pedagogi yang dimilikinya demi kepentingan siswa. Bila aspek ini diberikan ke peserta didik dengan pendekatan bermain akan menambah kemampuan gerak dasar. Untuk membina kondisi fisik peserta didik, bermain merupakan pendekatan yang paling tepat seperti yang dikemukakan Saputra (2002 : 63) yaitu

Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan daya gerak siswa sekolah dasar, maka guru pendidikan jasmani perlu merancang bentuk-bentuk yang menarik bagi siswa usia sekolah dasar. Pendekatan bermain, menjadi kata kuncinya, karena siswa sekolah dasar memiliki karakteristik belajar sambil bermain.

Pendapat di atas sama halnya dengan yang dijelaskan Sukintaka (1992:37) :

(13)

Mencermati kutipan di atas, penulis memilih alternatif lain supaya siswa mau dan mampu melakukan gerak dasar dengan baik, yaitu dengan cara mensiasati proses pembelajaran dengan menggunakan sarana bermain dan memodifikasi alat. Tujuan modifikasi dijelaskan Suherman. A (2009:5) adalah :

Penyelenggaraan penjas yang selaras dengan tingkat perkembangan kemampuan siswa sehingga diharapkan akan memperlancar tercapainya berbagai kompetensi siswa dalam penjas dan olahraga baik dari aspek fisik, sosial, sportivitas, kompetitif, maupun keterampilan strategis dalam mengatasi berbagai masalah permainan dan olahraga.

Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengembangkannya ke dalam Penelitian Tindakan Kelas melalui modifikasi alat pembelajaran seperti berat bola secara bertahap ditingkatkan dari model bola plastik sampai bola sebenarnya, sedangkan judul penelitiannya adalah ”Penerapan Modifikasi Alat Untuk Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Lemparan Kedalam Pada Permainan Sepak Bola”

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah

I. Rumusan Masalah

Deskripsi rumusan masalah yang akan diteliti berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah penulis tuangkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah penerapan modifikasi alat berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan gerak dasar lemparan ke dalam pada permainan sepakbola di SDN I Langensari Kec. Lembang Kab. Bandung Barat?

2. Pemecahan Masalah

(14)

5

1.PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan. 2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneliti di bidangnya. 3. Dengan melaksanakan tahap-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang rerjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya. 4. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK mempakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran. 5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan tek hnik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya. Dalam setiap kegiatan, guru diharapkan dapat mencermati kekurangan dan mencari berbagai upaya sebagai pemecahan.

Penelitian tindakan kelas hanya dilakukan dalam setting kelas maka dalam pengumpulan datanya perlu adanya pengamat/observer seperti dijelaskan Igak warhdani, dkk (2007:2.22) yaitu

Dalam langkah persiapan pelaksanaan disebutkan bahwa salah satu hal yang harus dipersiapkan adalah cara perekaman data. Artinya, apa yang harus direkam dan bagaimana merekamnya harus ditentukan secara jelas. Salah satu cara untuk merekam atau mengumpulkan data adalah dengan observasi atau pengamatan. Sesuai dengan hakikat PTK dan mengacu kepada peran guru sebagai aktor utama dalam PTK, idealnya observasi tersebut dilakukan oleh guru sendiri. Namun, jika observasi atau perekaman data tersebut terlalu menyita waktu guru dan mengakibatkan konsentrasi guru dalam mengajar terganggu, maka guru dapat menggunakan bantuan alat perekam atau meminta teman sejawat untuk membantu mengumpulkan data melalui observasi.

(15)

Pembelajaran lemparan ke dalam, kondisi fisik yang sangat menunjang adalah kekuatan seperti dijelaskan Harsono (1988:177) bahwa “Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan”.

Bila aspek ini diberikan ke peserta didik dengan pendekatan bermain akan menambah kemampuan kekuatan seseorang bahkan terbentuknya power, di mana power adalah gabungan kekuatan dan kecepatan.

Aspek yang perlu diperhatikan supaya hasil lemparan bola memperoleh hasil yang baik, maka aspek kekuatan perlu mendapatkan perhatian khususnya kekuatan otot perut, panggul, bahu, dan kedua tangan seperti dijelaskan

Sukatamsi (2001:3.33) yaitu : “…Waktu melemparkan bola dengan kekuatan otot

-otot perut, panggul, bahu, dan kedua tangan…”.

Sehingga modifikasi alat pembelajaran merupakan pemecahan masalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran melempar bola di samping penggunaan metode bermain seperti dijelaskan Lutan (2001:1.7) yaitu :

Bermain merupakan dunia anak. Mereka haus akan gerak. Dengan bermain mereka menjadi tangkas. Bukan hanya itu, melalui bermain mereka dapat mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Karena itu pula, keterampilan mereka menjadi berkembang. Mereka akan kuasai dengan baik aneka keterampilan dasar, seperti melompat, melempar, menggantung, berlari dan lain-lain. Keterampilan mereka bertambah kaya. Kelak kesemuanya inilah yang akan menjadi landasan kuat bagi keterampilan dalam hidup sehari-hari, termasuk keterampilan olahraga.

Indikator pembelajaran berhasil atau ada kemajuan apabila dalam aktivitas dan hasil belajar mengandung aspek di bawah ini :

1. Aktivitas guru dan siswa mengalami kemajuan atau perbaikan dari pembelajaran sebelumnya.

2. Hasil aktivitas pembelajaran lemparan siswa yang dilakukan mengalami peningkatan secara individu maupun secara keseluruhan.

(16)

7

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Secara eksplisit penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan lemparan ke dalam melalui modifikasi alat di SDN I Langensari Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui bagaimana penerapan modifikasi alat terhadap keterampilan lemparan kedalam dalam permainan sepakbola.

D. Kegunaan Penelitian

Penulis merasa yakin bahwa masalah di atas penting untuk diteliti terutama ditinjau dari segi kegunaanya yang akan berpengaruh pada keterampilan lemparan ke dalam. Maka manfaat penelitian yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Kegunaan Teoritis :

a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk mengetahui manfaat modifikasi alat.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan lemparan kedalam.

c. Memperbaiki mutu pembelajaran disekolah dalam jangka pendek. 2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi para guru penjas dalam menyusun rencana pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan lemparan kedalam.

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada relevansinya dengan masalah penelitian ini.

c. Penggunaan pendekatan PTK dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan masalah keterampilan lemparan kedalam.

(17)

e. Meningkatkan profesionalitas, rasa percaya diri sehingga memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya yang berkaitan dengan inovasi kurikulum.

E. Definisi Operasional

Untuk mempermudah serta menghindari salah penafsiran terhadap istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka penulis perlu untuk memberikan definisi dalam judul penelitian sebagai berikut :

1. Modifikasi menurut Samsudin (2008:71) merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh para guru agar proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara menurunkannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat memperlancar siswa dalam belajarnya. Cara ini dimaksud kan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, yang tadinya kurang terampil menjadi lebih terampil.

2. Sepakbola menurut Sarumpaet, dkk (1992:5) merupakan permainan yang dimainkanoleh dua regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas (11) orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukan. Di dalam usaha-usaha untuk memasukkan atau mencetak gol dan mempertahankan untuk tidak kemasukan bola ada peraturan-peraturan permainan yang setiap pemain harus mentaatinya. Agar peraturan-peraluian permainan ditaati oleh pemain pada saat permainan atau pertandingan berlangsung maka ada wasil dan hakim garis yang memimpin atau mengawasi pertandingan tersebut. Setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pemain ada sangsinya (hukumnya). Oleh karena itu kedua kesebelasan diharapkan bermain sebaik mungkin serta memelihara sportivitas.

(18)

9

bentuk pengandaian misalnya, bagaimana jika, atau apakah jika yang penuh makna. Dalam hal ini permainan dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman menyenangkan atau mengasyikkan, bahkan ketika siswa terlibat dalam permainan secara serius dan menegangkan sifat sukarela dan motivasi datang dari dalam diri siswa sendiri secara spontan.

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas. Karena permasalahan dalam penelitian ini bertujuan bagaimana meningkatkan keterampilan melempar bola.

Berbekal dari keinginan memperbaiki pembelajaran penjas pada peningkatan keterampilan melempar bola, penulis mempersiapkan diri tentang apa itu penelitian tindakan kelas, latar belakang, karakter dan prosedur yang harus ditempuh. Berdasarkan pendapat Kemmis dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) dijelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah :

Sebuah inkuiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi tertentu (termasuk pendidikan) untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari : a) Kegiatan praktek sosial atau pendidikan mereka b) pemahaman mereka mengenai kegiatan-kegiatan praktek pendidikan ini, c). situasi yang memungkinkan terlaksananya kegiatan praktek ini.

Sedangkan menurut Ebbutt (1985), dalam Hopkins, (1993) dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:13) mengemukakan ;

Penelitian tindakan kelas adalah kajian sistimatik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dalam melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

(20)

27

adalah bagaimana guru mengorganisasi praktek pembelajarannya, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.

Mereka mencobakan suatu gagasan perbaikan dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Penelitian ini mengacu pada siklus kegiatan yang dikembangkan model spiral Kemmis dan Tagart yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemudian apabila melihat perkembangnya, dalam Rochiati Wiriaatmaja (2005:14) Penelitian tindakan kelas bermula dari penelitian tindakan yang pertama kali dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1940-an yang pada awalnya diterapkan untuk bidang sosial dan ekonomi, namun oleh Stephen Corey (1952-1953) penelitian ini dipakai untuk pertama kalinya pada bidang pendidikan.

Selanjutnya pada tahun 1975 Lawrence Stenhouse memperkenalkan istilah “the teacher as researcher” atau guru sebagai peneliti, bersamaan dengan munculnya istilah tersebut dalam tahun yang sama dalam proyek yang dinamakan Ford Teaching Project yang dipimpin oleh Elliot dan Clem Adelman merekrut 40 guru sekolah dasar dan menengah yang dilibatkan dalam penelitian untuk menelaah praktek kelasnya masing-masing dengan penelitian tindakan dan pada akhirnya muncul istilah-istilah guru peneliti dan penelitian kelas oleh guru karena penelitian untuk perbaikan itu dilakukan di ruang kelas. Namun kemudian Hopkins memakai istilah Classroom Research in Action atau Classroom Action Research untuk mengingatkan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti

pendidikan dengan menjadikan guru dan siswa sebagai objek penelitiannya. Berdasarkan pengertian dan latar belakang penelitian tindakan kelas, menurut Wiriaatmaja dan Wahab (1998) dalam Suherman. A (2004:3) menyatakan bahwa karakteristik penelitian tindakan kelas yaitu, “ Memperbaiki proses pembelajaran dari dalam. Kolaboratif dan Partisipatif, menyelesaikan masalah, meningkatkan kinerja mekanisme diri dari dalam”.

Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :

(21)

terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Mengacu pada kutipan diatas, model penelitian tindakan kelas sangat cocok digunakan pada jenis penelitian yang mengacu pada kegiatan proses belajar mengajar karena model pembelajaran tindakan kelas ini memiliki langkah-langkah yang dapat menyelesaikan masalah dengan sendirinya.

B. Subjek Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN I Langensari Lembang Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, pada kelas VA dengan jumlah siswa 31 orang, terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan. Secara umum bila ditinjau dari sosial budaya dan ekonomi masyarakat peserta didik bervariasi perhatiannya terhadap pendidikan, karena kebanyakan secara ekonomi dan sosial strata menengah ke bawah dan ini salah satu tantangan dan kelemahan terhadap peningkatan kualitas pendidikan di SDN I Langensari ini, tetapi hal tersebut bukan salah satu faktor yang menentukan kualitas pendidikan, masih banyak faktor lainnya seperti sarana prasarana, sumber daya manusia dan pelaksanaan kurikulum.

C. Desain Penelitian

(22)

29

SIKLUS II

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan ?

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang sudah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk melihat kemampuan awal, siswa diberikan latihan dengan petunjuk dari guru setelah itu diadakan tes melempar bola, hal tersebut sebagai bahan evaluasi. Sedangkan observasi awal dilakukan untuk mengetahui tindakan yang tepat yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran melempar bola.

SIKLUS I

Observasi

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan

Gambar 3.1

(23)

Dari evaluasi dan observasi awal, maka dalam refleksi ditetapkan bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan hasil pembelajaran adalah dengan menggunakan bola yang di modifikasi supaya siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran dan jauh dari perasaan takut untuk melempar bola. Dari refleksi awal yang digunakan sebagai tolak ukur, maka dilaksanakanlah PTK (Penelitaian Tindakan Kelas) sebagai prosedur sebagai berikut :

I. Tahap Perencanaan (Planning)

Dalam perencanaan tahapan yang dilaksanakan adalah : a.Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.

b.Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di kelas/di lapangan.

c.Membuat lembaran pengamatan untuk kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan guru dan siswa mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup. Setiap bagian demi bagian di observasi meliputi kelebihan atau kelemahan-kelemahan siswa dan guru yang sering terjadi pada proses pembelajaran.

d.Mempersiapkan instrumen seperti RPP, angket untuk merekam dan menganalisis data mengenai proses dan hasil tindakan.

II. Tahap Pelaksanaan Tindakan (Action)

Skenario tindakan yang telah direncanakan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada saat bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan observasi dan interprestasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi. Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan perencanaan tindakan yang telah ditetapkan, yaitu melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat. Fokusnya adalah upaya meningkatkan kemampuan siswa khususnya pembelajaran melempar bola. Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini sebagai berikut :

a. Siklus I

1). Kegiatan Pendahuluan ( 25 menit)

(24)

31

(b).Guru menyampaikan apersepsi mengenai pembelajaran yang lalu dan pentingnya aktivitas penjas.

(c).Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya melalui permainan-permainan.

2). Kegiatan Inti ( 85 menit ) Ekplorasi

(a).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan sepakbola salah satunya adalah teknik melempar bola.

(b).Guru memberikan pertanyaan manfaat melempar bola. Elaborasi

(d).Guru membagi siswa beberapa kelompok.

(e).Dengan bimbingan guru setiap kelompok melakukan latihan lempar tangkap dari bawah secara berpasangan dengan jarak 2 meter dan bertahap diubah jaraknya secara bergantian dilanjutkan koreksi-koreksi gerakan. Bola yang digunakan adalah bola plastik dan bola plastik yang diisi dengan kain bekas dan ditambah air secukupnya.

(f). Dengan bimbingan guru setiap kelompok melakukan latihan melempar bola secara berpasangan dari atas, variasi segi tiga dilakukan di tempat dan bergerak, serta diubah jaraknya dilanjutkan koreksi-koreksi gerakan.

(25)

Konfirmasi

(i) Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.

(j) Kegiatan dilanjutkan dengan mengisi angket yang telah disediakan 3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)

(k) Siswa dikumpulkan, mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

(l) Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab. (m) Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

(n).Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan melempar bolanya.

b. Siklus II

1). Kegiatan Pendahuluan ( 30 menit)

(a). Berbaris sesuai dengan kelompoknya dilanjutkan dengan absensi (b). Berdoa

(c). Siswa melakukan pemanasan untuk mempersiapkan diri sebelum aktivitas selanjutnya seperti permainan ucing kacugak/ucing tidur dan permainan tembak kijang.

2). Kegiatan Inti ( 80 menit ) Ekplorasi

(c).Guru memberikan pertanyaan tentang jenis-jenis teknik dasar permainan sepakbola.

(d).Guru memberikan pertanyaan manfaat penguasaan teknik dasar/gerak dasar permainan sepakbola.

Elaborasi

(h).Guru membagi siswa beberapa kelompok.

(26)

33

(j). Guru membagi peserta didik perkelompok 4 orang, dengan 1 orang kucing, 3 orang yang memainkan bola dengan cara

melempar-lemparkan bola menghindari kucing menguasai bola, bila bola dikuasai kucing maka terjadi pergantian peranan. Permainan pertama lempar tangkap di tempat dan permainan kedua sambil bergerak. Bola yang digunakan bola voli dan bola sebenarnya. Lemparan dilakukan menggunakan 1 tangan dahulu dilanjutkan dengan 2 tangan.

Lempar-Tangkap dari Atas Berkelompok di Tempat Depdikbud (2004:10)

(27)

(l). Umpan balik antara peserta didik dan guru melalui pemberian pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui pemahaman siswa.

(m). Kegiatan dilanjutkan dengan mengisi angket yang telah disediakan 3). Kegiatan Penutup ( 25 menit)

(n). Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan.

(o). Koreksi gerakan secara global dan tanya jawab. (p). Refleksi

4). Tindak lanjut ( 5 menit)

(q). Anak-anak disuruh berlatih diluar jam pelajaran supaya meningkat keterampilan melempar bolanya.

III.Tahap Observasi

Selama melaksanakan tindakan pembelajaran, guru sebagai peneliti dibantu mitra peneliti bertindak sebagai observer, untuk mencatat segala temuan dalam pelaksanaan pembelajaran yang berhubungan dengan fokus penelitian.

IV.Tahap Analisis dan Refleksi (Reflection)

Guru sebagai peneliti dan praktisi dibantu mitra peneliti melakukan analisis dan refleksi hasil tindakan pembelajaran. Untuk keperluan analisis, dilakukan dengan memeriksa lembaran-lembaran pengamatan tentang catatan data temuan di lapangan, mengkaji satuan pembelajaran dan mengkaji hasil kegiatan siswa. Dari hasil tersebut maka dijadikan bahan rekomendasi untuk bahan perencanaan siklus selanjutnya bila hasil dari kegiatan siklus yang telah dilakukan kurang memuaskan.

5. Re Planning (Perencanaan Ulang)

(28)

35

a. Membuat perbaikan skenario pembelajaran.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan.

c. Mempersiapkan instrumen untuk merekam dan menganalisa data mengenai proses dan hasil tindakan.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini, dilaksanakan di SDN I Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, tempat penulis bekerja. Penentuan lokasi ini diharapkan memberi kemudahan khususnya menyangkut pengenalan lingkungan yang berhubungan dengan anak didik sebagai subjek penelitian atau menyangkut personel yang akan membantu dalam kelancaran kegiatan ini.

Mengingat dalam penelitian tindakan kelas ini perlu dibantu oleh mitra peneliti, penulis menentukan guru penjas Aceng Mamun, S.Pd. dan guru kelas V Jaenudin, S.Pd. adalah mitra peneliti yang diharapkan bisa memberikan pemecahan masalah dalam kegiatan penelitian ini mulai perencanaan, tindakan, observasi serta refleksi. Perlu diketahui dimana kondisi sekolah bisa dilihat dari unsur berikut :

a.Keadaan Siswa

Jumlah siswa di SDN I Langensari adalah 420 orang. Dari jumlah yang begitu banyak merupakan suatu kekuatan, tantangan, maupun peluang untuk meningkatkan pembelajaran penjas orkes yang lebih bermakna.

(29)

Tabel 3.1

(30)

37

tantangan yang berarti sehingga memerlukan kerja keras dari semua komponen yang berkepentingan seperti kepala sekolah, guru, orang tua, dan komite sekolah.

c.Lingkungan Belajar

SDN I Langensari Lembang berada di pinggiran ibu kota Kecamatan Lembang, sebagaian besar mata pencarian orang tua siswa adalah buruh tani atau berwiraswasta karena letak SDN 1 Langensari Lembang yang berada di sekitar daerah pertanian.

Dengan sebagian besar perekonomian masyarakat buruh tani pengaruhnya terhadap perhatian pendidikan pun dirasakan kurang maksimal, dengan indikator sebagai berikut:

1.Tidak semua anak anak mempunyai pakaian olahraga.

2.Seragam merah putih pun yang dipakai anak-anak sebagaian ada yang kurang layak.

3. Apabila ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan pembiayaan, anak-anak sangat kurang berminat seperti kegiatan berenang, kemping, studi tour.

4.Bila mengadakan les dan dipungut biaya seikhlasnya oleh guru kelas, anak-anak kurang antusias mengikuti kegiatan tersebut.

5.Kegiatan tabungan anak-anak kurang refresentatif bila dibandingkan dengan sekolah lainnya yang terdekat.

Dari indikator tersebut, maka ini merupakan suatu kelemahan dan tantangan dalam meningkatkan hasil pembelajaran penjas orkes di SDN I Langensari Lembang.

2. Waktu Penelitian

(31)

merupakan hari yang biasa diisi dengan kegiatan pramuka jadi masih ada waktu kosong yang bisa diisi dengan kegiatan ini.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

1.Observasi

Observasi yang dilaksanakan oleh penulis sebagai guru dan peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas VA SDN I Langensari. Alat yang digunakan adalah lembaran observasi tentang aktivitas siswa dan guru. Kegiatan observasi dilaksanakan pada saat kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran serta evaluasi hasil pembelajaran, serta faktor-faktor penunjang dan penghambat pelaksanaan pembelajaran. Menurut Marshall dalam Sugiyono (2005:64) menyatakan bahwa “ Through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut. Dikemukakan pula oleh Karl popper dalam Wiriaatmadja (2002:104) observasi adalah „Tindakan yang merupakan penafsiran dari teori‟.

2. Angket

Angket disusun berdasarkan pertanyaan-pertanyaan mengenai pendapat siswa selama pelaksanaan pembelajaran, dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang faktor-faktor kesulitan dan ketertarikan siswa tentang pembelajaran yang sedang atau sudah dilaksanakan.

3. Catatan Lapangan

(32)

39

tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif”.

4. Kamera Foto

Kamera foto yang digunakan untuk merekam kejadian selama pelaksanaan pembelajaran, juga sebagai alat untuk memberikan gambaran tentang apa yang terjadi dalam masalah penelitian. Menurut Bogdan dan Biklen dalam Maleong (2005:160) bahwa „Ada dua katagori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri‟.

5. Lembar observasi Keterampilan Proses Melempar Bola. Sucipto dkk, (2000 :37)

- Posisi badan tegak, posisi kaki kangkang atau salah satu kaki ke depan dan lutut sedikit ditekuk.

- Bola dipegang di atas kepala dengan jari-jari tangan di buka

(33)

- Bola ditarik kebelakang kepala sambil melentingkan badan.

- Waktu melemparkan bola kuatkan otot-otot perut, panggul, bahu, dan kedua tangan diayunkan ke depan dan dibantu dengan kedua lutut diluruskan serta badan dilecutkan ke depan.

- Gerak lanjutan kedua kaki berdiri di atas ujung-ujung jari kaki dan dilanjutkan dengan gerakan lari atau berjalan ke depan.

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data dan Cara pengambilannya

a) Sumber Data : yang menjadi data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru.

b) Jenis Data : Jenis data yang didapat adalah data kualitatif yang terdiri dari : 1. Hasil belajar

2. Rencana pembelajaran

3. Data hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran 4. Catatan lapangan

c) Data hasil belajar diambil dengan memberikan tes melempar bola kepada siswa.

d) Data tentang situasi pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan diambil dengan menggunakan lembaran observasi.

e) Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas/di lapangan, diambil dari hasil observasi dan angket yang dibuat guru.

f) Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari rencana pembelajaran dan lembar observasi.

2. Analisis Data

(34)

41

Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras, analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencarai sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiannya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.

Lebih lanjut analisis data menurut Patton dalam Moleong (2005:280) dikemukakan bahwa :

Proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar, ia membedakannya dengan penafsiran yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian.

Hal ini berarti bahwa peneliti akan melakukan analisis data sejak tahap orientasi lapangan. Ini selaras dengan pendapat Miles dan Huberman, dalam Wiriaatmaja, (2005:139) yang menyatakan “...the ideal model for data collection and analysis is one interweaves them from the beginning” yang artinya model

(35)

data adalah proses penyederhanan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif, repsentasi grafik dan sebagainya. Sedangkan penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data yang telah diorganisasikan dalam bentuk penyetaraan kalimat atau formula yang singkat dan padat tetapi mengandung arti luas.

H. Validasi data

Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan tehnik pemeriksaan, “ ada empat kriteria yang digunakan untuk menetapkan keabsahan data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (defendability), dan kepastian (confirmability)”. (Moleong, 2002 : 173).

Selanjutnya Moleong (2002 : 175) menyatakan, ”Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa tehnik, yaitu : triangulasi, pengecekan keanggotaan/member cek dan audit trail”.

Dalam penelitian ini ini, peneliti menggunakan dua tehnik triangulasi yaitu triangulasi metode dan penyidik.

Triangulasi metode dilakukan untuk data hasil observasi yang ditriangulasikan kepada guru dan murid melalui wawancara yang dilakukan setelah pembelajaran, sedangkan masalah yang disampaikan pada waktu pengamatan sedang berlangsung. Triangulasi penyidik dilakukan setelah pembelajaran sekaligus bahan diskusi refleksi.

Dalam penelitian ini cara yang dilakukan untuk mengecek keabsahan data, yaitu menggunakan (a) triangulasi, (b) member cek dan , (c) audit trail. Penjelasan ke tiga cara tersebut adalah sebagai berikut :

(36)

43

penelitian ini dilakukan melalui refleksi guru sebagai praktisi dan mengkonfirmasikan dengan teman sejawat atau mitra peneliti lainnya dan siswa.

b. Member cek

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data temuan penelitian dengan mengkonfirmasikan sumber data. Dalam proses ini data tentang seluruh pelaksanaan tindakan yang diperoleh peneliti dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan refleksi pada setiap akhir kegiatan pembelajaran melalui diskusi balikan.

c. Audit Trail

(37)
(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dampak penerapan modifikasi alat untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lemparan kedalam pada permainan sepakbola di SDN Langensari 1 Lembang Kabupaten Bandung sangat memberikan manfaat bagi kepentingan perbaikan pembelajaran, di mana hasil yang diperoleh dari siklus 1 terdapat peningkatan sebanyak 20.5 % dari data awal dan pada siklus 2 terdapat peningkatan sebanyak 22.77 % dari siklus 1. Selain itu juga modifikasi alat dengan penilaian aspek indikator lemparan kedalam pada sepakbola, juga memberikan manfaat yang baik bagi perkembangan belajar peserta didik.

B. Saran

1. Guru Penjas Orkes untuk mencoba menggali lebih dalam lagi materi-materi dalam pembelajaran lemparan kedalam sebagai bagian dari pembelajaran sepakbola sehingga menghasilkan suatu gagasan atau ide yang lebih baik sebagai upaya meningkatkan hasil pembelajaran.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar (2011) Pedagogi Olahraga (Seri : Konsep dan Pendekatan Pengajaran. Prodi PJKR FPOK UPI

Depdiknas (2004:8) Model Latihan Jasmani Untuk keterampilan Gerak Dasar. Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani.

Harsono (2007) : Teori dan Metodologi Pelatihan. UPI

Hoedaya (2005) Teori Belajar Keterampilan Motorik Konsep dan Penerapannya. PPS. UPI

Husdarta (2001) Tesis Pengaruh Gaya Mengajar Resiprokal dan Eksplorasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar dan Kemampuan Memecahkan Masalah Dalam Pembelajaran Penjas UPI Bandung

Igak warhdani, dkk (2007) Penelitian Tindakan Kelas Universitas Terbuka

Kasbolah (1997/1988:14) Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Depdikbud Dirjen Dikti Bagian Proyek Pengembangan PGSD, IBRD: LOAN – IND

Liswara (1992) Motorik Pengantar Teori, Rosda, Jaya Bandung.

Lutan (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Di Sekolah Dasar. Dirjen Olahraga Depdiknas.

Lutan (2001) Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Olahraga. UT Lutan dan Toho Cholik ( 1997) Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud

Ma’mun (2008) Skripsi Upaya Meningkatkan Pembelajaran Lompat Jauh

melalui Media. UPI Kampus Sumedang.

Mahendra.A (2002) Pembelajaran Senam, Dirjen Dikdasmen, Jakarta

Moleong Lexy J (2002) Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya Bandung.

Rochiati Wiriaatmaja (2005:12) Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja RosdaKarya, Bandung.

(40)

62

Soekatamsi (2001) Permainan Sepakbola. Universitas Terbuka. Jakarta

Sucipto, dkk (2000) Sepakbola. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP D-III.

Sugiyono (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. CV. Alfabeta. Bandung Suherman A (2004). Kumpulan Tulisan Penelitian Tindakan Kelas. FPOK

Bandung.

Suherman. A (2009) Kompilasi Bahan Kuliah Media dan Alat Bantu Pembelajaran. FPOK UPI.

Suherman. A (2009) Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. CV. Bintang WarliArtika. Bandung.

Sukintaka (1992) Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi (1992) Strategi Belaiar Mengaiar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Sarumpaet, dkk (1992) Permainan Besar, Depdikbud Dirjen Dikti, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Uzer Usman (1993) Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar Rosdakarya Bandung

Toho dan Lutan (1996/1997:74) Penjas dan Kesehatan. Depdikbud. Dikti. Bagian Proyek Pengembangan PGSD. IBRD: LOAN 3496-IND

(41)

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral dari Kemmis dan Taggart (1998)
Tabel 3.2 Keadaan Guru
Tabel 3.3 Keterampilan proses

Referensi

Dokumen terkait

BAB II PENGARUH TEMU MANGGA ( Curcuma amada ) TERHADAP STABILISASI LIPID DARAH PADA MENCIT ( Mus musculus ) JANTAN PENDERITA HIPERLIPIDEMIA A.. Temu Mangga ( Curcuma

• Teman-temanku, Anink, Anggi, Haeckel, Bangkit, Agus Tri, Agus Padi, Deni, Bayu Ngapak, Ito, Thitis, yang selalu saling support dalam meraih gelar sarjana. • Saudara-saudara

Hukum Doppler banyak diaplikasikan dalam praktek kedokteran.Doppler menjelaskan sebuahfenomena peningkatan kuatnya bunyi berhubungan dengan jarak sumber bunyi denganpendengar.

Relay ini bertugas mendeteksi adanya gangguan, menentukan tempat gangguan dan melakukan eksekusi yaitu membuka PMT (Pemutus Tenaga) dengan cepat, dengan demikian bagian jaringan

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan

Sistem elektrikal yang ada di garbarata terdiri dari beberapa peralatan elektronik semisal programmable logic control (PLC),limit switch,sensor infrared dll.Semua peralatan itu

Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan