DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR BAGAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 9
C. Pertanyaan Penelitian ... 9
D. Definisi Operasional ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 13
G. Hipotesis ... 14
BAB II LANDASAN TEORETIS ... 16
A. Konsep Belajar dan Pembelajaran Mata Pelajaran IPA (Biologi) ... 16
1. Belajar dan Pembelajaran Efektif ... 16
2. Pembelajaran IPA (Bilologi) di Madarsah Tsanawiyah ... 18
B. Pemanfaatan Media dalamPembelajaran ... 19
1. Konsep Dasar Media Pembelajaran ... 19
2. Pemanfaatan Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 21
C. Pembelajaran Berbasis Komputer ... 22
1. Definisi Pembelajaran Berbasis Komputer ... 49
2. Model-Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 24
a. Model Tutorial ... 24
1) Konsep Pembelajaran Model Tutorial ... 24
2) Flowchart ... 27
3) Perencanaan Produksi Pembelajaran Berbasis Komputer ModelTutorial ... 28
4) Proses Produksi Program Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial ... 28
6) Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Media Pembelajaran
Berbasis Komputer Model Tutorial ... 35
b. Model Drill ... 40
c. Model Simulasi ... 41
d. Model Game ... 42
D. Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial pada Mata Pelajaran IPA (Biologi) Madrasah Tsanawiyah ... 42
1. Karakteristik Mata Pelajaran IPA (Biologi) ... 44
2. Karakteristik Peserta Didik ... 45
E. Hasil Belajar ... 47
1. Pengertian Hasil Belajar ... 47
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 48
BAB III METODE PENELITIAN ... 52
A. Metode Penelitian ... 52
B. Variabel Penelitian ... 56
C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 56
D. Instrumen Penelitian ... 59
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 61
F. Teknik Analisa Data ... 63
G. Prosedur Penelitian ... 66
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68
A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 69
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 115
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 142
A. Simpulan Hasil Penelitian ... 142
B. Rekomendasi ... 146
DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 151
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Model Tutorial... 34
Tabel 4.2 Minat Siswa Pembelajaran CBI Model Tutorial ... 72
Tabel 4.3 Minat Siswa Pembelajaran Model Drill ... 73
Tabel 4.4 Hasil Tes Evaluasi Belajar dalam Penelitian ... 75
Tabel 4.5 Hasil Uji t Perolehan Skor Pretes Gabungan KE dan KK ... 76
Tabel 4.6 Hasil Uji t Perolehan Skor Pretes dan Posttets Gabungan KE dan KK .... 79
Tabel 4.7 Hasil Uji t Perbedaan Posttess 1 dan 2 KE dan KK ... 81
Tabel 4.8 Hasil Uji t Perbedaan Posttess MAB KE dan KK ... 85
Tabel 4.9 Hasil Uji t Perbedaan Posttess MAI KE dan KK ... 89
Tabel 4.10 Hasil Posttest MAB Kelas Eksperimen ... 93
Tabel 4.11 Hasil Uji t Perolehan Skor Posttes 1 dan Posttest 2 ... 94
Tabel 4.12 Hasil Posttest MAI Kelas Eksperimen ... 96
Tabel 4.13 Hasil Uji t Perolehan Skor Posttes 1 dan Posttest 2 ... 98
Tabel 4.14 Hasil Uji Anova Perolehan Skor Posttest Kelas Eksperimen ... 100
Tabel 4.15 Hasil Uji Anova Perolehan Skor Posttest Kelas Kontrol ... 102
Tabel 4.16 Hasil Uji Anova Perolehan Skor Posttest Kelas Eksperimen ... 104
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Perbedaan Perolehan Pretest KE dan KK ... 78
Grafik 4.2 Perbedaan Perolehan Pretest dan Posttest KE dan KK ... 80
Grafik 4.3 Perbedaan Perolehan Posttest KE dan KK ... 84
Grafik 4.4 Perbedaan Perolehan Posttest KE dan KK ... 88
Grafik 4.5 Perbedaan Perolehan Posttest KE dan KK ... 92
Grafik 4.6 Perolehan Skor Posttest MAB Kelas Eksperimen ... 93
Grafik 4.7 Perolehan Skor Postetts 1 dan posttest 2 ... 94
Grafik 4.8 Perolehan Skor Posttest MAI Kelas Eksperimen ... 97
DAFTAR BAGAN
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan menghendaki agar peserta didik dapat berkembang sesuai
dengan potensinya, sebab setiap peserta didik pada dasarnya memiliki
karakteristik yang berbeda. Pendidikan harus memberikan bekal kepada peserta
didik untuk masa depan. Hal ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang
termaktub dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yang menyatakan bahwa:
”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UUSPN Tahun 2003 pasal 3)”.
Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam
kemajuan bangsa, tetapi sayangnya SDM Indonesia masih rendah dibandingkan
dengan negara-negara lainnya. Menurut statistik peringkat SDM 2005 yang
dipublikasikan oleh United Nations Development Programme ( UNDP ) tahun
2007, kualitas SDM kita berada pada posisi yang memprihatinkan. Angka indeks
kualitas SDM (human Development Index HDI) Indonesia berada pada peringkat
ke-107 dan 177 negara di dunia. Indonesia kalah dari Vietnam (105) dan kalah
jauh dari Filipina (90), Thailand (78), Malaysia (63) apalagi dibandingkan dengan
Timor Leste ( 150 ). Sejalan dengan itu perkembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia tidak sepesat negara lain. Berbagai kritik dilontarkan terhadap dunia
pendidikan kita, antara lain mutu pendidikan dipandang rendah, lulusan yang
tidak siap pakai, guru dalam proses belajar mengajar kurang berusaha untuk
membuat siswa berfikir.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu
pendidikan salah satunya melalui pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang memberikan kesempatan kepada
sekolah untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan kondisi objektif sekolah
serta tujuan masing-masing tingkat satuan pendidikan.
Pendidikan Nasional yang diharapkan dapat meningkatkan sumber daya
manusia yang disediakan dalam berbagai jenjang pendidikan yang mencakup
Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Madrasah
Tsanawiyah merupakann salah tingkatan pendidikan dalam jenjang Pendidikan
Dasar.
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003
setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang merupakan bentuk
pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. MTs bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar
sebagai perluasan dan peningkatan pengetahuan, agama dan keterampilan yang
diperoleh di Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar yang bermanfaat bagi siswa
untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat,
mereka untuk mengikuti pendidikan menengah dan/atau mempersiapkan mereka
untuk hidup dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud,
penyelenggara pendidikan di Madrasah Tsanawiyah berpedoman pada tujuan
Pendidikan Nasional.
Salah satu mata pelajaran pokok yang diberikan di Madrasah Tsanawiyah
adalah IPA (Biologi) sebagai salah satu mata pelajaran yang memuat kajian
tentang bagaimana mengidentifikasi makhluk hidup dan tidak hidup,
mengembangkan bioteknologi, dan mendeskripsikan keseimbangan lingkungan.
Melalui mata pelajaran ini peserta didik diarahkan dan dibimbing untuk menjadi
calon pekerja yang mampu menerapkan kompetensinya dalam mengelola
lingkungan secara arif. Di samping itu mata pelajaran Biologi mempersiapkan
kemampuan peserta didik sehingga dapat mengembangkan program keahliannya
pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan dari Mata pelajaran Biologi Madrasah Tsanawiyah yaitu: 1)
mengembangkan kekuatan-kekuatan berfikir secara rasional, dalam hal ini cara
berfikir inquiri dan kekuatan-kekuatan berfikir rasional, 2) menumbuhkan rasa
percaya diri dan kemampuan untuk berfikir inquiri, maka materi pelajarannya
didalam juga harus memberikan sarana yang menunjang terhadap tujuan tersebut.
Kemampuan berfikir disini maksudnya adalah menumbuhkan ide-ide,
gagasan-gagasan dan fakta-fakta, 3) mampu berexplorasi, berinterpretasi serta
bereksplanasi terhadap gejala-gejala Biologi, 4) serta mengembangkan
ini menggunakan pendekatan psikologis dan biokimia (David Sheimer,
1983:10-21)
Pengajaran IPA (Biologi) telah berlangsung lama namun sampai saat ini
belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Data dari Nilai Ebtanas Murni
(NEM) antara tahun pelajaran 1994/1995 sampai dengan 2000/2001
menunjukkan hasil belajar yang masih belum memenuhi standar yang
memuaskan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Depdiknas (2002:1) bahwa
dalam kurun waktu tersebut, rata-rata pembelajaran tidak lebih dari nilai 5 yaitu
IPA = 4.97; IPS = 4.71 dan Bahasa = 4.91. Dalam kurun waktu selanjutnya,
dengan ditetapkannya standar minimal nilai pembelajaran, hasil yang diperoleh
sedikit meningkat tetapi belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Bahkan dalam laporan terakhir hasil Ujian Nasional 2006/2007, menunjukkan
bahwa nilai siswa dibawah nilai 6.00 pada mata pelajaran Bahasa Inggris
mencapai 33,11 %, mata pelajaran Matematika mencapai 31,10% dan mata
pelajaran Bahasa Indonesia mencapai 14, 38%. (CD laporan hasil UN Tahun
Pelajaran 2006/2007 oleh Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan
Pengembangan Departemen Pendidikan nasional). Fakta rendahnya hasil belajar
biologi dapat dilihat temuan the Third International Mathematicsand Science
Study-Repeat (TIMMS-R) tahun 1999 yang memperlihatkan posisi siswa SLTP
Indonesia pada peringkat ke 32 untuk IPA dan 34 untuk Matematika, dari 38
Seperti halnya gambaran umum tentang prestasi IPA (Biologi)
berdasarkan pengamatan pada Madrasah Tsanawiyah Swasta Kota Bandung
ditemukan kondisi hasil yang sama.
Beberapa hal yang menjadi penyebab kegagalan pembelajaran IPA (Biologi)
khususnya antara lain:
1. Metode pembelajarannya masih konvensional. Ini disebabkan kurangnya
pelatihan yang diterima guru-guru IPA (Biologi) pada Madrasah Tsanawiya
.Swasta karena perhatian pemerintah lebih tertuju kepada Madrasah
Tsanawiyah. Negeri dan MGMP Mata Pelajaran Biologi belum berjalannya
dengan baik.
2. Sarana dan prasarana sudah tersedia tetapi belum optimal digunakan karena
keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan media.
3. Belum terlihat sikap professional guru IPA dalam mengajar. Ini terlihat dari
keterbatasan guru dalam menguasai berbagai model mengajar yang sesuai
dengan pembelajaran IPA (Biologi) dan ketidakterampilan guru dalam
merancang dan menggunakan media dalam pembelajaran.
Rustaman dan Rustaman (1997:9) mengungkapkan bahwa pembelajaran
IPA (Biologi) dewasa ini masih kering, bersifat hafalan, dan kurang
mengembangkan proses berpikir. Terlebih-lebih dalam penanaman konsep
keanekaragaman dan klasifikasi organisme. Pada umumnya siswa tidak
merasakan keterlibatan penalaran dalam mempelajarinya. Mereka juga tidak
mendapat contoh atau model mempelajari Biologi secara benar sebagai sains
pembelajaran IPA (Biologi) adalah ciri khas Biologi yang berisikan konsep dan
istilah-istilah asing yang perlu dihafal sehingga menuntut pemberian berbagai
informasi dan pengetahuan konsep yang tidak hanya dalam bentuk tekstual tetapi
juga visual konsep dan kinestetik dalam setiap proses objek Biologi. Padatnya
materi IPA (Biologi) juga menjadi penyebab sulitnya siswa memahami
konsep-konsep biologi sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar, karena banyak
konsep-konsep Biologi yang bersifat abstrak yang tidak dapat diamati secara
langsung. Contohnya: Konsep proses peredaran darah yang melibatkan proses
kerja jantung, kerja paru, dan proses komplek lainnya; Konsep reproduksi
tumbuhan berbiji yang melibatkan proses perkembangan serbuk sari, proses
perkembangan sel telur maupun proses pergerakan serbuk sari ke dalam ovarium
bunga; dan beberapa konsep lainnya. Dalam konsep-konsep tersebut sehingga
proses yang komplek tidak mungkin diamati secara langsung, membutuhkan
pengelolaan media yang tepat dan representatif untuk menjelaskan konsep, prinsip
dan langkah dimaksud.
Mengingat karakteristik materi Biologi serta untuk memudahkan
tercapainya sasaran Mata Pelajaran tersebut maka pembelajaran IPA (Biologi)
seharusnya tidak hanya memberikan berbagai informasi dan pengetahuan konsep
dalam bentuk tekstual tetapi juga visual konsep dalam setiap proses objek Biologi.
Dengan pola pembelajaran ini diharapkan setiap siswa mampu lebih berfikir
kreatif, memperoleh gambar objek secara keseluruhan sehingga tercapai proses
pembelajaran IPA (Biologi) yang sesuai dengan standar dan tuntutan kurikulum.
pemanfaatan hasil teknologi berupa komputer. Guru herndaknya mampu memilih
dan menggunakan model pembelajaran yang dapat mempermudah pemahman
siswa terhadap materi dan konsep-konsep Biologi melalui Computer Based
Instruction (Pembelajaran Berbasis Komputer). Dengan menggunakan teknologi
komputer terutama model Tutorial setiap konsep dimungkinkan dapat disajikan
dalam bentuk tekstual maupun visual disertai dengan evaluasinya sehingga
pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dapat terukur pada waktu
pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran berbasis komputer dengan model tutorial adalah sebuah
program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi
pelajaran. Dalam pembelajaran berbasis komputer model Tutorial ini, sajian
utamanya berupa bacaan, demonstrasi, penentuan bacaan atau pengalaman yang
membutuhkan respon secara oral dan tulisan dan adanya ujian. Tujuan dari sebuah
pengajaran tutorial adalah untuk memberikan pemahaman secara tuntas (Mastery)
kepada siswa mengenai materi atau bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya
(Hernawan, dkk. 2000: 25-26)
Melalui pembelajaran ini, komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya
membangun perilaku siswa melalui penggunaan komputer, yang secara sederhana
pola-pola pengoperasiannya meliputi:
1. Komputer menyajikan materi
2. Siswa memberikan Respon
4. pada arah siswa dalam menempuh presentasi berikutnya.
5. Melanjutkan atau mengulangi tahapan sebelumnya.
Gora (2005:5), menyatakan penggunaan komputer model tutorial sebagai
media pembelajaran memberi kemungkinan pengelolaan proses pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien, karena penggunaan komputer model ini mempunyai
berbagai manfaat, seperti:
1. Menyajikan informasi yang bervariasi kepada siswa melalui penggunaan
animasi, presentasi, dan penyajian materi dalam bentuk teks;
2. Menciptakan lingkungan belajar dengan interaksi tinggi antara siswa dengan
bahan belajar; dan
3. Meningkatkan proses berfikir siswa dengan penekanan kepada pembelajaran
berpusat pada siswa.
Beberapa penelitian terdahulu menguatkan pernyataan bahwa penggunaan
media komputer merupakan alat yang memberikan perbedaan yang signifikan
terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Rusman (2007)
menyimpulkan bahwa komputer merupakan perangkat yang dapat membantu
peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran matematika. Demikian pula
Riswanti, A (2007) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil
pembelajaran berbasis komputer dengan model tutorial pada aspek pemahaman,
selanjutnya Putra,T.G (2000) menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
komputer dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berfikir kritis
siswa yang diperkuat oleh hasil penelitian Rusyana (1998) yang menyimpulkan
lebih baik jika dibandingkan dengan model konvensional. Kustandi,C. (2008) juga
mengujicobakan pembelajaraninteraktif model vidio tutorial pada mata pelajaran
TIK SMA. Bandung menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar
siswa dengan menggunakan program interaktif model vidio tutorial. Begitu juga
penelitian yang dilakukan Nurhalim, M (2008) menyimpulkan pembelajaran
berbasis komputer model tutorial memberikan kontribusi prestasi yang lebih baik
jika dibandingkan dengan model konvensional
B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah
Berangkat dari permasalahan dan uraian di atas, maka pokok masalah dalam
penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, yaitu “Apakah terdapat
perbedaan antara penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based
Instruction ) Model Tutorial dibanding dengan Model Drill yang biasa dilakukan
oleh guru pada mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs. Swasta dalam rangka
meningkatkan hasil belajar siswa ?”.
Berdasarkan batasan masalah tersebut diatas maka penelitian ini
difokuskan pada Penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
C. Pertanyaan Penelitian
Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran
yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based
guru mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs. Swasta? Pertanyaan penelitian
dirinci menjadi:
a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill yang
biasa dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs. Swasta,
jika dilihat dari jenis kelamin.
b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill yang
biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs.
Swasta, jika dilihat dari latar belakang ekonomi orang tua.
2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan dan keunggulan
penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Instruction)
Model Tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA (Biologi) di MTs. Swasta?
3. Apa kekurangan dan penghambat penggunaan media Pembelajaran Berbasis
Komputer (Computer Based Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran
IPA (Biologi) di MTs. Swasta?
D. Definisi Operasional
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka diperlukan definisi
1. Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Instruction)
Model Tutorial.
Pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah salah satu bentuk
pembelajaran dengan menggunakan media komputer untuk menyampaikan
seluruh atau sebagian dari isi kandungan mata pelajaran. Pembelajaran
berbasis komputer ini diperlihatkan dalam satu tampilan yang menjadikan
aktivitas pembelajaran menjadi lebih menarik dan berkesan dari segi: judul
program, jenis program, kemudahan penggunaan komputer dalam
pembelajaran itu sendiri dan isi dari materi yang tersedia.
Model tutorial dengan menggunakan komputer adalah program yang
menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin
siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok
pengertian. Dalam hal ini yang dijadikan patokan pengukurannya: stimulus
dan respon siswa, interaksi siswa dengan komputer, lingkup kesulitan tiap
siswa, contoh dan latihan yang tepat, kesesuaian isi, keberadaan test pada
tiap langkah untuk mencek bagaimana siswa telah mengerti dengan baik.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa yang diperoleh setelah
berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana pembelajaran.
Perubahan perilaku dalam penelitian ini diindikasikan dengan penguasaan
konsep terhadap materi pembelajaran. Untuk mengukur hasil belajar
dilakukan dengan pemberian teshasil belajar.
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Penerapan Pembelajaran
Berbasis Komputer (Computer Based Instruction ) Model Tutorial untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dibanding dengan Model Drill dilakukan oleh
guru pada mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs.Swasta. Adapun tujuan dari
penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Memperoleh gambaran perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan pembelajaran model
Drill yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA (Biologi) di
MTs. Swasta.
a. Memperoleh gambaran perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan pembelajaran
model Drill yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA
(Biologi) di MTs.Swasta, dilihat dari jenis kelamin.
b. Memperoleh gambaran perbedaan hasil belajar yang signifikan antara
pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan pembelajaran
model Drill yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA
(Biologi) di MTs.Swasta, dilihat dari latar belakang ekonomi orang tua
2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Penerapan
Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Instruction) Model
Tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
(Biologi) di MTs.Swasta.
3. Mendeskripsikan kekurangan penggunaan media Pembelajaran Berbasis
Komputer (Computer Based Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran
IPA (Biologi) di MTs.Swasta.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini diantaranya adalah:
a. Manfaat Teoretis
1. Mengembangkan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait
dalam rangka pengembangan media pendidikan.
2. Pengembangan konsep media pembelajaran, pembelajaran berasas
komputer, dan pembelajaran model Tutorial
b. Manfaat Praktis
Manfaat Praktis penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh
pihak-pihak terkait terutama pihak-pihak pengguna dalam hal ini Guru dan Kepala Madrasah,
pihak yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pembelajaran dalam
hal ini pejabat Kantor Departemen Agama yang bertugas di Bidang Pendidikan
Dasar ( tingkat MTs.), dan peneliti yang akan melakukan penelitian dan
penerapan lebih lanjut.
1. Bagi guru Biologi, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk
model-model desain dalam Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer
Based Instruction) terutama model Tutorial.
2. Bagi sekolah dapat bermanfaat sebagai masukan di dalam mengembangkan
program pembelajaran, maupun Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer
Based Instruction).
2. Bagi Mapenda.Kanwil. Depag, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
dalam membina calon guru terutama di dalam pelaksanaan pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Instruction).
3. Peneliti selanjutnya, diharapkan mampu mengembangkan dan menerapakan
konsep dan prinsip pengembangan media pembelajaran, lebih jauh lagi
memberikan masukan dalam peningkatan kualitas khususnya yang
berhubungan dengan penyediaan dan pengembangan media pendidikan.
G. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based
Instruction) Model Tutorial akan dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran
yang dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya, yaitu Model Drill yang
biasa digunakan oleh guru.
Hipotesis nol (Ho1) = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan
Model Drill yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata
Hipotesis kerja (H11) = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer
Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill
yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran
IPA (Biologi).
Hipotesis nol (Ho.a) = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan
Model Drill yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata
pelajaran IPA (Biologi), dilihat dari jenis kelamin
Hipotesis kerja (H1.a) = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer
Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill
yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran
IPA (Biologi), dilihat dari jenis kelamin
Hipotesis nol (Ho.b) = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer
(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan
Model Drill yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata
pelajaran IPA (Biologi), dilihat dari latar belakang
ekonomi orang tua siswa.
Hipotesis kerja (H1.b) = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill
yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran
IPA (Biologi), dilihat dari latar belakang ekonomi orang
53 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Suatu penelitian akan berhasil dengan baik dan dapat
dipertanggungjawabkan jika proses penelitiannya menggunakan metode yang
tepat dengan sistematika tertentu. Untuk itu diperlukan suatu metode yang
menjadi acuan dalam proses penelitian ini. Sebagaimana yang diungkapkan
oleh Winarno Surakhman (1990:121):
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji keefektifan penerapan
pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction) model tutorial
pada mata pelajaran IPA (Biologi) di Madrasah Tsanawiyah Swasta Dilihat
dari tujuan penelitian di atas, maka metode yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu percobaan sistematis dan
berencana untuk membuktikan suatu teori. Penelitian eksperimen ini
dirancang untuk menguji suatu hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.
Setelah diujicobakan kemudian hasil ujicoba berupa tingkat perubahan
pemahaman diukur dengan menggunakan olah statistik. Diterima atau
ditolaknya suatu hipotesis tergantung pada hasil observasi terhadap hubungan
Dalam desain eksperimen murni, pengontrolan variabel dilakukan secara
ekstra dan penuh agar memenuhi validitas internal dan biasanya dilakukan
pada sebuah laboratorium yang telah dipersiapkan. Hal ini sebagaimana
dikatakan Sudjana dan Ibrahim (2001:43) yang menjelaskan bahwa praktik
eksperimen murni dengan melakukan kontrol sedemikian ketat hanya
mungkin bisa dilakukan dalam laboratorium, sedangkan praktik pendidikan
yang memerlukan terjadinya interaksi di dalam kelas baik antara siswa dengan
siswa atau guru maupun siswa dengan lingkungan akan sangat sulit
melakukan pengontrolan yang sedemikian ketat.
Pemberian perlakuan dalam eksperimen secara teratur, melakukan acak,
pengukuran, variabel juga tidak selalu dapat dilaksanakan. Bahkan lebih lanjut
Sujana dan Ibrahim mengatakan bahwa situasi kelas sebagai tempat
mengondisikan perlakuan tidak memungkinkan melakukan pengontrolan yang
sedemikian ketat seperti apa yang dikehendaki dalam penelitian eksperimen
murni. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan desain eksperimen
dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada atau yang sering
disebut dengan desain eksperimen semu (quasi exsperiment).
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang
dikemukakan oleh Fraenkel (1993 :248-249) yaitu randomized pretest-posttest
control group design. Dalam desain ini, dasar pelaksanaan menggunakan
metode tes. Artinya perbedaan hasil pembelajaran diperoleh melalui
pembelajaran diperoleh melalui perbandingan selisih antara posttest dan
posttest
Adapun rancangan penelitian akan dilaksanakan sebagaimana bagan
berikut:
Kelas ekperimen O X1 O
Kelas kontrol O X2 O
Keterangan :
O = pemberian pretest dan pemberian posttest
X1 = perlakuan pembelajaran dengan CBI model tutorial
X2 = perlakuan pembelajaran dengan model drill yang biasa dilakukan guru
Dalam penelitian eksperimen ini, ditentukan dua kelas objek penelitian
yaitu anggota kelas eksperimen dan anggota kelas kontrol. Penentuan kedua
kelompok tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik simple random
sampling. Dalam teknik ini, setiap kelas yang menjadi populasi mempunyai
peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sempel. Teknik simple
random sampling ini dilakukan dengan undian.
Penelitian ini bermaksud untuk mengukur pembelajaran berbasis
komputer (computer based instruction) model tutorial sebagai model
eksperimen, dan model Drill yang biasa digunakan guru sebagai model
kontrol, di mana model Drill yang dimaksud adalah pemberian materi yang
diberikan guru secara konvensional sementara pemberian latihan soal dengan
menggunakan komputer. Tolak ukur yang dijadikan landasan dalam penentuan
menjawab soal-soal yang diberikan yang ditunjukkan dengan kemampuan
menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil belajar yang dihasilkan dari
penerapan kedua model pembelajaran tersebut akan diolah dengan olah
statistik sehingga menghasilkan nilai rata-rata dan simpangan baku. Perolehan
nilai rata-rata dari simpangan baku didasarkan pada perolehan nilai Posttest
Kelas Eksperimen dan nilai postes Kelas Kontrol dari siswa.
Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Desain
Kontrol-Eksperimen, sedangkan langkah-langkah yang ditempuh adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan sampel baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.
2. Mengadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik pada
kelas kontrol maupun kelas eksperimen.
3. Memberikan perlakuan I baik terhadap program pembelajaran berbasis
komputer, kelas kontrol (pembelajaran model Drill yang biasa dilakukan )
maupun kelas eksperimen (pembelajaran model tutorial)
4. Memberikan posttest I pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan instrurnen
5. Memberikan perlakuan II terhadap program pembelajaran berbasis
komputer, kelas kontrol (pembelajaran model Drill) maupun kelas
eksperimen pembelajaran model Tutorial )
6. Memberikan posttest II pada kelas eksperimen dan kontrol menggunakan
instrumen
a. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis
komputer (computer based instruction) model Tutorial dan model Drill yang
biasa digunakan oleh guru. Pembelajaran berbasis komputer (computer based
instruction) model Tutorial digunakan dalam pembelajaran kelas eksperimen,
sedangkan model Drill yang biasa digunakan oleh guru digunakan dalam
pembelajaran kelas kontrol.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pretes dan postes
seluruh siswa, baik siswa dalam kelas eksperimen, maupun siswa dalam kelas
kontrol. Hasil pretes dan postes ini merupakan refleksi kemampuan siswa
sebelum dan setelah mendapat perlakuan, berupa kemampuan menjawab
soal-soal yang diberikan.
C. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Swasta Kota
Bandung yaitu pada Madrasah Tsanawiyah Al-Burhan Cigadung dan
Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Sarijadi. Disamping pemanfaatan sarana
dan prasarana yang ada juga untuk mengoptimalkan penggunaan sarana dan
prasana sebagai alat sebagai pengganti guru dalam pembelajaran IPA
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenan dengan sumber
data yang digunakan. Menurut Sugiono ( 1992):51):
Populasi adalah sejumlah individu atau subjek yang terdapat dalam kelompok tertentu yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dijadikan sumber data, dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Mengingat luasnya populasi maka populasi dalam penelitian ini
dibatasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut Nana
Sudjana dan Ibrahim (1989:71): “. ..pembatasan populasi dilakukan
dengan membedakan populasi sasaran (target population) dan populasi
terjangkau (accessible population)”. Mengacu pada pendapat-pendapat di
atas maka yang menjadi populasi sasaran dalam peneiltian ini adalah
seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kota Bandung, sedangkan
populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VII Madrasah
Tsanawiyah Al-Burhan Cigadung, dan Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah
Sarijadi.
3. Sampel Penelitian
Sampel adalah “..sebagian dan populasi terjangkau yang memiliki
sifat yang sama dengan populasi” (Sudjana, 1991: 71). Pengambilan
sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya melalui teknik pengambilan sampel
atau teknik sampling tertentu, dan “. . .teknik yang digunakan dalam
gabungan dan dua atau tiga teknik” (Suharsimi, 1993:128).
Besarnya sampel dalam penelitian ditentukan dengan cara prosentase, “. .
apabila subjeknya kurang dan 100, lebih baik diambil semua, sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi sedangkan jika jumlah
subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih
(Suharsimi, 1993:118).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka ditetapkan empat
kelas sebagai sampel. Dua kelas dipergunakan sebagai kelas eksperimen
yakni kelas yang menggunakan program pembelajaran berbasis komputer
model tutorial dan dua kelas lagi sebagai kelas kontrol yakni kelas yang
tanpa menggunakan program pembelajaran berbasis komputer model
tutorial (menggunakan metode Drill).
Sampel yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa,
dari masing madrasah terdiri dari 2 kelas di kelas VII semester 2 Tahun
Pelajaran 2008/2009. Pada penentuan sampel kelas, penentuan dilakukan
dengan undian (Simple random sampling) Sampel kelas Pada Madrasah
Tsanawiyah Al-Burhan Cigadung Yang didapat pada kelas VIIb dan VIIc,
sedangkan pada Madrasah Tsanawiyah. Al-Inayah Sarijadi sampel penelitian
didapat pada kelas VIIa dan VIIb, siswa yang diambil dari tiap kelas
berjumlah sama, yaitu 36 siswa. Dari keempat kelas tersebut dibagi kepada
kedalam 2 kelompok penelitian, pada Madrasah Tsanawiyah . Al-IBurhan
kelas VIIB dan Pada Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah kelas VIIa masuk
Al-Burhan kelas VIIc dan pada Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah kelas VIIb
masuk kedalam kelas kontrol.
D. Instrumen Penelitian
Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang
digunakan. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:97) “…. Instrument
sebagai alat pengukur data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian
rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana mana adanya”. Data
yang tidak menggambarkan keadaan empiris, bisa menyesatkan peneliti dan
terjadi kesalahan dalam penarikan kesimpulan.
Tes hasil belajar merupakan alat ukur yang digunakan kepada individu
untuk mendapatkan gambaran-gambaran yang diharapkan, baik itu secara
tertulis maupun secara lisan atau perbuatan (test tulisan, lisan dan perbuatan).
Penggunaan tes hasil belajar sebagai instrument dimaksudkan untuk
mengetahui daya serap atau kemampuan tertentu sebagai hasil dari proses
belajar mengajar yang diberikan.
Berdasarkan rasionalisasi di atas maka instrumen yang dipergunakan
dalam penelitian ini berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan 4
alternatif jawaban, untuk mengukur hasil belajar.
a. Bentuk lnstrumen
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian menjelaskan teknik yang
diperlukan dalam penelitian ini berkaitan dengan prestasi hasil belajar dan
deskripsi berbagai faktor yang mempengaruhi penerapan pembelajaran
berbasis komputer (computer based instruction) model tutorial, maka
instrumen yang digunakan meliputi:
1. Tes Hasil Belajar. Pada kelas eksperimen, tes diberikan setelah pemberian
program tutorial. Sedangkan pada kelas kontrol tes diberikan setelah
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model drill.
Jenis tes yang dijadikan alat untuk mengetahui hasil pembelajaran adalah tes
objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Konsep penyusunan
jenis tes ini mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
2. Format Observasi, digunakan untuk mengetahui berbagai aktivitas siswa
dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer (computer
based instruction) model tutorial.
3. Angket, angket bagi para ahli media dimaksudkan untuk mengetahui penilaian
terhadap software program, sedangkan angket untuk guru dan siswa
dimaksudkan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap penerapan
pembelajaran berbasis komputer model tutorial
b. Uji Coba Instrumen tes.
Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data, instrumen penelitian
diujicobakan terlebih dahulu. Instrumen penelitian ini berupa soal yang
nantinya akan disajikan dalam tutorial maupun dalam pembelajaran oleh guru.
reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal. Sehingga dari
ujicoba ini akan didapat gambaran tentang layak atau tidaknya instrumen
tersebut bila dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Uji coba dilakukan
pada sekolah lain yang setingkat dengan sekolah yang akan dijadikan sebagai
objek penelitian.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data
Teknik dan instrument pengumpulan data dalam penelitian ini
didasarkan atas permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan permasalahan
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, terdapat beberapa data yang
dibutuhkan yaitu:
a. Data tentang hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran model tutorial berbasis komputer
b. Data tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan terhadap model
pembelajaran model tutorial berbasis komputer
c. Data tentang kekurangan dari media pembelajaran model tutorial berbasis
komputer.
Berdasarkan data yang dibutuhkan di atas, teknik dan instrumen
pengumpulan data yang akan digunakan adalah: Tes, observasi, dan angket.
Rincian penggunaan teknik dan instrumen pengumpulan data tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Tes
Tujuan penggunaan teknik tes ini adalah untuk mengetahui efektifitas
yang diberikan. Atau dalam arti lain bertujuan untuk melihat pengaruh
penggunaan model pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen.
Jenis tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dengan empat
alternatif jawaban. Dalam penelitian ini, teknik tes dilakukan sebanyak dua
kali, yaitu pemberian Posttest ke 1 dan pemberian posttest ke 2 setiap setelah
pemberian perlakuan.
2. Observasi
Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh
gambaran tentang proses penerapan baik aktivitas siswa maupun untuk
melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran berbasis
komputer ( computer based instruction ) model tutorial yang menjadi bahan
eksperimen.
Hasil dari obsevasi ini digunakan untuk dijadikan sebagai data proses
penerapan pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction)
model tutorial yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan serta kekurangan maupun hambatan dalam penerapan
pembelajaran tersebut. Hasil observasi ini juga akan digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari teknik tes sehingga tes pada akhirnya
dapat dirumuskan kepada suatu kesimpulan penelitian yang lebih akurat dan
menyeluruh.
3. Angket atau Kuesioner
Angket/kuesioner pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh
a. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis komputer
(computer based instruction) model tutorial dan,
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan
kekurangan dari penerapan pembelajaran berbasis komputer (computer
based instruction) model tutorial. Angket diberikan sesudah perlakuan
penerapan pembelajaran berbasis computer (computer based instruction)
model tutorial. (kisi-kisi angket dan daftar pertanyaan dapat dilihat pada
halaman lampiran)
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dan hasil test setelah pembelajaran, selanjutnya
diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan
teknik Statistika Deskriptif dan Inferensial.
1. Statistika Deskriptif
Statistika deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk
mendeskripsikan data hasil penelitian seperti nilai rata-rata (mean), nilai
tengah data (median), variansi (variance), simpangan baku (standar
deviation), nilai terendah data (minimum), nilai tertinggi data (maximum)
dan sebagainya.
2. Statistika Inferensial
Statistik analitik/inferensial dalam penelitian mi digunakan untuk
uji validitas, uji reabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis statistik.
Menurut pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim (1998:127) “...statistik
digunakan untuk menguji hipotesis dan persyaratan-persyaratannya, serta
untuk keperluan generalisasi hasil penelitian.
Langkah pertama setelah menganalisis hasil yang diperoleh melalui
uji coba instrumen yaitu melakukan uji validitas dalam hal ini digunakan
SPSS versi 13.
Selanjutnya untuk mempermudah mendapatkan gambaran tentang,
reliabilitas, daya beda serta tingkat kesukaran instrumen, maka
pengolahannya dibantu dengan menggunakan program ANATES.
1. Uji Beda Dua Rata-Rata
a). Hipotesis yang ingin diuji adalah:
H0 : β0 = βMVT, Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata
populasi pada hasil eksperimen dan kontrol adalah tidak
berbeda secara nyata atau penggunaan program
pembelajaran berbasis komputer model tutorial tidak
efektif).
H1 : β0≠ βMVT , Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata
populasi pada hasil eksperimen dan kontrol adalah berbeda
secara nyata atau penggunaan program pembelajaran
berbasis komputer model tutorial efektif).
Kriteria pengujian yang digunakan adalah terima Ho jika:
-t 1/2 (1-a) < t < i 1/2 (i-a) dimana t 1/2 (i-a) didapat dari
daftar distribusi t dengan dk = (n-1) dan peluang (1-1/2 α).
Setelah dihitung statistiknya maka hasil perhitungan statistik t nya
dibandingkan dengan t dan tabel distribusi, kemudian diuji sesuai kriteria
H0 jika - t 1/2 (1-a) < t < t 1/2 (1-a) dimana t 1/2 (1-a) didapat dan daftar
distribusi t dk =(n1+n2-2) dan peluang (1-1/2 α) Untuk harga t lainnya H0
ditolak. Kesimpulan diambil setelah menguji kriteria dengan ststistik uji
yang digunakan.
Dasar Pengambilan Keputusannya yaitu:
a. Berdasarkan Perbandingan t hitung dengan t tabel
1) Jika statistik hitung (angka t Output SPSS) > statistik tabel (t tabel),
ditolak
2) Jika statistik hitung (angka t Output SPSS) < statistik tabel (t
tabel), diterima. Sedangkan statistik tabel bisa dihitung pada tabel t
dengan cara:
a) Tingkat signifikasi yang ditetapkan ( a) 5%, karena Output
untuk uji dua sisi (two tailed), maka batas kritis menerima atau
menolak H0 adalah 5%.
b) Df (Degree Of Freedom) atau derajat kebebasan dengan
rumus: jumlah data-1 (n-1)
b. Berdasarkan nilai probabilitas
1) Jika probabilitas > 0.05, Ho diterima
2) Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak
Pada perinsipnya pengambilan keputusan berdasarkan t hitung
[image:35.595.119.514.258.645.2]berdasarkan angka profitabilitas namun untuk kemudahan dan praktis,
keputusan berdasarkan profitabilitas biasanya lebih sering digunakan.
2. Uji Anova
Uji Anova yang digunakan adalah Uji Anova Satu Jalur (One way
anova) yaitu analisis varian untuk satu variabel independent. Analisis
varian satu variabel independent digunakan untuk menentukan apakah
rata-rata dua atau lebih kelompok (variabel dependent) berbeda secara
nyata. Satu variabel dependen (kuantitatif) dan satu kelompok (kulitatif).
Sebagaimana rumus sebagai berikut:
RJKa Di mana:
F= F = F hitung dan F tabel
RJKi R = Rata-rata
J = Jumlah seluruh data K = Banyak kelompok
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut:
a. Persiapan
1) Melakukan studi dokumentasi melalui observasi awal
- Wawancara dengan guru mata pelajaran IPA (Biologi)
- Studi dokumentasi mengenai materi yang diajarkan
2) Mengobservasi ketersediaan perangkat keras yang ada di madrasah
3) Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian
4) Menyusun instrumen penelitian
5) Melakukan uji coba instrument penelitian
1) Membagi siswa menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2) Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3) Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen melalui pembelajaran
berbasis komputer model Tutorial dan kelas kontrol melalui model
Drill.
4) Memberikan posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
5) Mengulang langkah 2,3, dan 4 sebanyak 2 kali
c. Pengolahan data hasil penelitian
d. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis
e. Pelaporan hasil penelitian
Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan
Bagan 3.3
Langkah-langkah Penelitian Populasi
Sampel
A B
a. Menetapkan bahasan yang akan digunakan
b. Menyusun instrumen penelitian
c. Melakukan uji coba instrument penelitian
Uji coba instrumen instrumen
cobainstrume
PBM menggunakan program pembelajaran
CBI model tutorial
PBM Model drill
A. Kelas Eksperimen Perlakuan Posttest B. Kelas Kontrol Perlakuan Posttest
2 X
Hasil cobainstrum
Analisis data
145
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab penutup ini dikemukakan 2 (dua) hal yakni pada bagian
pertama disajikan kesimpulan hasil penelitian dan bagian kedua disajikan
rekomendasi.
A. Simpulan
Berdasarkan interpretasi hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana
disajikan dalam bab IV, maka butir-butir kesimpulan dari penelitian ini
dikemukakan sebagai berikut:
1. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
Temuan hasil penelitian uji coba memberikan gambaran kecendrungan
peningkatan skor evaluasi hasil belajar. Skor evaluasi hasil belajar kelas
eksperimen lebih tinggi dan secara signifikan berbeda jika dibandingkan
dengan skor evaluasi hasil belajar yang diperoleh kelas kontrol. Penelitian ini
dilakukan pada dua madrasah dengan kualifikasi yang sama (sedang)
memperlihatkan kecendrungan yang sama yakni tingginya perolehan skor
posttest yang secara signifikan berbeda bila dibandingkan dengan skor pretest
maupun skor posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Atas dasar
kedua temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
komputer model tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Efektifitas peningkatan hasil belajar siswa dapat diterjemahkan sebagai
terhadap gejala-gejala biologi sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA (Biologi)
di Madrasah Tsanawiyah. Temuan hasil penelitian memperlihatkan
pembelajaran berbasis komputer model tutorial memberikan keuntungan
kepada siswa baik siswa dengan kemampuan rendah sedang maupun tinggi.
Hal ini dapat dipahami mengingat pembelajaran berbasis komputer model
tutorial sangat menuntut motivasi dari dalam diri siswa untuk menguasai materi
pelajaran. Berdasarkan fenomena ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
berbasis komputer model tutorial dapat meningkatkan hasil belajar siswa
apabila diiringi dengan motivasi yang kuat dan kemampuan mengoperasikan
komputer.
Hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran berbasis komputer
model tutorial dapat dilihat berdasarkan:
a. Efektivitas Pembelajaran berbasis komputer model tutorial apabila ditinjau dari jenis kelamin.
Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan uji Anova satu
jalur memperlihatkan tidak ada perbedaan hasil belajar siswa apabila ditinjau
dari jenis kelamin baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Atas
dasar temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
komputer model tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik
laki-laki maupun perempuan, pembelajaran berbasis komputer model tutorial
cocok digunakan pada semua siswa baik laki-laki maupun perempuan.
kelas kontrol melalui uji Anova satu jalur menggambarkan bahwa tidak
terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar
dengan menggunakan program pembelajaran berbasis komputer model tutorial
dengan siswa yang belajar dengan model drill yang biasa digunakan guru
apabila dilihat dari status ekonomi orang tua. Atas dasar temuan tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis komputer model tutorial cocok
digunakan untuk semua siswa dari kalangan manapun, baik siswa mampu,
kurang mampu dan tidak mampu. Hal ini dipandang wajar karena sekolah
memeiliki sarana dan prasarana dalam hal ini komputer yang dapat digunakan
oleh siswa manapun tanpa memandang status ekonomi siswa. Kepemilikan
komputer pada siswa kategori mampu tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan siswa mengoperasikan komputer. Hal ini disebabkan
karena siswa jarang menggunakan komputer yang tersedia untuk keperluan
belajar.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kelebihan penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan pembelajaran
berbasis komputer model tutorial pada mata pelajaran IPA (Biologi) yaitu
faktor pendukung yang meliputi tiga kategori: 1) sarana dan prasarana 2)
sumber daya pelaksana, 3) dukungan dari pihak terkait .
Faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah: Pertama, keefisienan
kebutuhan, simple, runtut tanpa takut terlewatkan serta kemungkinan
menampilkan berbagai contoh yang tidak bisa digambarkan dalam
pembelajaran model drill yang biasa dilakukan guru. Ketiga, kelebihan yang
berkaitan dengan fungsi dan kegunaan dari program tutorial yang
memungkinkan pembimbingan siswa tanpa keberadaan guru sampai mencapai
pembelajaran tuntas serta kecocokan untuk program pengayaan karena di
dalamnya disertakan soal-soal latihan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan
pembelajaran. Dan keempat adalah berkenaan dengan fungsi dan kelebihan
media yang mampu meningkatkan aktivitas siswa, membantu memahami
konsep, menimbulkan motivasi untuk belajar serta menjadi solusi alternatif
kejenuhan belajar siswa.
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
komputer model tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa
apabila didukung oleh sarana prasarana yang memadai, kemampuan guru
dalam menngoperasikan komputer serta waktu yang tersedia dalam
pengguanaan laboratorium. Apabila salah satu dari tiga faktor diatas tidak
terpenuhi maka keberhasilan akan sulit dicapai. Keberhasilan pembelajaran
berbasis komputer model tutorial dalam meningkatkan hasil belajar siswa MTs.
Al-Burhan dan siswa MTs Al-Inayah disebabkan karena faktor-faktor yang
mendukung keberhasilan pembelajaran berbasis komputer telah terpenuhi
dengan baik, baik dari segi sarana prasarana, kemampuan guru dan siswa serta
komputer model tutorial.
Faktor penghambat dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial
meliputi lima kategori pokok yaitu: sarana prasarana yang tidak memadai,
sumber daya pelaksana yang tidak menguasai program, waktu untuk
implementasi pembelajaran berbasis komputer model tutoririal minimal 2 x 40
menit atau dua jam pelajaran ,dukungan dan biaya yang relatif mahal. Adapun
kekurangan atau kelemahan dari penerapan pembelajaran berbasis komputer
model tutorial pada mata pelajaran IPA (Biologi) dapat dikelompokkan dalam
tiga kelompok: Pertama, dengan ketergantungan pembelajaran terhadap sarana
yaitu tergantung pada kemampuan hardware (komputer), aliran listrik dan
sarana ruang laboratorium yang memadai, kedua, berkaitan dengan kualitas
softrware program yang digunakan. Apabila software yang digunakan kurang
baik maka akan mempengaruhi kepada hasil belajar siswa. Ketiga, berkaitan
dengan kemampuan subjek pengguna (siswa) dan guru sebagai penyelenggara.
Pembelajaran berbasis komputer sangat menuntut kemampuan guru dan siswa
dalam mengopersikan komputer.
Berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis
komputer model tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa apabila
faktor penghambat, kendala dan kelemahan dari pembelajaran berbasis
komputer model tutorial tersebut dapat diatasi dengan cara melengkapi sarana
prasarana, memberikan pelatihan komputer untuk guru serta pengaturan jadwal
penggunaan laboratorium komputer yang terorganisir dengan baik.
disebabkan karena faktor-faktor penghambat keberhasilan pembelajaran
berbasis komputer model tutorial dapat teratasi dengan baik.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang ditegakkan melalui kajian terhadap hasil
penelitian penerapan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh pembelajaran
berbasis komputer model tutorial sehingga dapat diturunkan sejumlah prinsip
tentang penerapan pembelajaran, maka dapat diajukan sejumlah rekomendasi.
Rekomendasi diberikan kepada (a) pihak pengguna dalam hal ini Guru dan Kepala
Madrasah, (b) pihak yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran dalam hal ini pejabat Kantor Departemen Agama yang bertugas di
Bidang Pendidikan Dasar ( tingkat MTs.), dan (c) peneliti yang akan melakukan
penelitian dan penerapan lebih lanjut.
a. Rekomendasi kepada pihak pengguna.
1) Guru adalah sebagai pengguna (user) yang bertanggung jawab atas
terlaksananya kurikulum dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar
seyogyanya menyadari bahwa implementasi kurikulum, khususnya
kurikulum IPA (Biologi) disekolah Madrasah Tsanawiyah, masih belum
optimal. Agar kualitas pembelajaran dapat diperbaiki, program penerapan
pembelajaran berbasis komputer model tutorial dapat menjadi salah satu
alternatif untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, khususnya
karena pada dasarnya program pembelajaran ini guru hanya berperan
sebagai fasilitator sehingga guru tidak asing terhadap pnggunaan
program pembelajaran.
Penerapan program pembelajaran ini dapat dilakukan dengan
memanfaatkan laboratorium komputer yang telah tersedia.
Program pembelajaran ini telah teruji efektif dan memberi kontribusi
yang sangat besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
Di sisi lain penerapan model ini efektif memperbaiki kinerja guru, terkait
erat dan sangat didukung oleh kemauan dan kemampuan guru untuk menerapkan
rencana pengajaran yang applicable dan dalam hal ini terkandung tuntutan untuk
memahami IPA (Biologi) sebagai disiplin ilmu, Berbagai inovasi dan kreatifitas
dalam pembelajaran dapat dikembangkan dengan merancang berbagai variasi
media, variasi gambar, musik dan animasi serta gambar. variasi media dapat juga
dengan menggunakan model lain seperti model simulasi dan games. Karena sifat
mata pelajaran IPA (Biologi) yang tidak dapat lepas dari kegiatan praktikum dan
eksperimen dan madrasah juga sudah mempunyai jaringan internet, maka diharap
kepada guru untuk mengembangkan pembelajaran IPA (Biologi) dengan
memanfaatkan e-laboratory disamping penggunanaan yang ofline penggunaan
yang online juga dapat dilakukan..
2) Kepala sekolah sebagai atasan guru dapat mendorong guru untuk
memperbaiki kualitas implementasi kurikulum, Implementasi KTSP
meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, sewajarnya sekolah
mendukung terhadap penerapan inovasi-inovasi pembelajaran dengan
memberikan fasilitas dan menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran
yang dibutuhkan guna menunjang terlaksanananya inovasi pembelajaran
tersebut sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Hubungannya dengan pembelajaran berbasis komputer, pihak sekolah
harusnya memberikan motivasi kepada guru melalui penghargaan yang
sesuai dengan hasil, harus mempunyai minat yang tinggi untuk
memasyarakatkan pembelajaran berbasis komputer dengan melakukan
berbagai kegiatan seperti seminar atau pelatihan pembuatan program dan
memberikan dukungan penuh bagi guru yang hendak mengembangkannya
baik secara moral maupun material (biaya).
b. Rekomendasi kepada Pejabat yang terkait dan turut bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pembelajaran ( Kantor Wilayah Departemen Agama Bagian Mapenda ).
Kepala sekolah hanya bertugas dan bertanggung jawab terhadap inovasi
yang diadakan di sekolahnya untuk inovasi dan peningkatan mutu pendidikan
pada sekolah yang lebih luas di lingkungan departemen agama menjadi tugas dan
tanggung jawab bagian Mapenda kota atau kabupaten dan tingkat provinsi.
Disamping memberikan dukungan langsung untuk membantu mempermudah
dalam memfasilitasi berbagai kebutuhan belajar siswa bagian Mapenda juga dapat
mensosialisasikan penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial
kota/kabupaten dan provinsi khususnya dalam pembelajaran IPA (Biologi) .
c. Rekomendasi kepada peneliti yang akan melakukan penelitian dan penerapan penelitian lebih lanjut.
Penelitian penerapan program pembelajaran berbasis komputer model
tutorial ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, sehingga dianggap perlu untuk
merekomendasi dilakukannya penelitian lanjutan.
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau setidaknya dapat
dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk memahami penggunaan media
komputer dalam pembelajaran. Sudah semestinya, bila teknologi dunia
komputer dan aplikasinya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
memudahkan mendapatkan informasi, khususnya materi-materi
pembelajaran.
b. Penelitian penerapan ini dilakukan terbatas pada jenjang Madrasah
Tsanawiyah untuk mata pelajaran IPA (Biologi). Hasil penelitian ini
efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun demikian,
efektivitas program pembelajaran berbasis komputer model tutorial akan
dapat lebih ditegaskan secara konsisten jika dilakukan penelitian lanjutan
dalam bidang kajian dan tingkatan pendidikan yang berbeda. Untuk itu
diberikan rekomendasi kepada peneliti selanjutnya agar melakukan
penelitian pengembangan dan penerapan pada bidang kajian lain atau
rasional memilki kelebihan peluang baik dukungan secara administratif
(dekat dengan pusat) maupun dukungan sarana/fasilitas (yang mengacu
kepada standar kota besar). Hasil penelitian ini memperlihatkan tingkat
efektifitas tinggi tentu saja tidak lepas dari faktor lingkungan tersebut
sehingga dirasa perlu untuk melalkukan kajian terhadap permasalahan
yang sama pada wilayah yang berbeda, untuk melihat apakah hasil kajian
tersebut memiliki efektivitas yang sama dalam rangka menguji program
hasil penerapan ini berdasarkan variabel lingkungan (geografis dan strata
155
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. Ibrahim,R. Sukmadinata, N S.. Sudjana, D. Rasyidin W.( 2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung, Pedagogiana Press.
Arikunto,S. (2006) Prosedur Penelitian: SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.
Kustandi, C.(2008) Efektifitas Penggunaan Program Pembelajaran Interaktif Model
VidioTutorial terhadap Hasil Belajar siswa SMA. Tesis: tidak
dipublikasikan. Bandung: UPI Bandung
Darmawan,D. (2007) Teknologi Informasi danKomunikasi. Bandung:Arum Mandri Press
Depag. ( 2005 ), Pedoman Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup ( Life Skills ) dalam Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam
Efendi,E dan Zhuang, H(2005). E-Learning Konsep danAplikasi.Yogyakarta:Andi
Fathurrohman,P & Sutikno,S (2007) Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam,Bandung: PT Refika Adittama
Fraenkel, Jack R & Norman E.Wallen. 1993. How To Design and Evaluate Research in Education. USA: Mc-Hill Inc.
Gagne, Robert M., (1985) The Conditions of Learning and Theory and Theory of Instruction.(Fourth ed). New York: Holt, Pinehart and Winston
Harcleroad, F., Brown, W., & Lewis, R.B.. (1977). AV Instruction: Technologi, Media and Method. New York: McGr aw Hill.
Hamalik, O. (1994). Media Pengajaran. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Hamalik,O. (2005) Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara
Hamalik,O (1987). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA. Bandung: sinarBaru Algesindo.
Hamalik,O (1989) Komputerisasi Pendidikan Nasional, Bandung: Mandar Maju.
Hernawan, Asep Herry dkk.tt. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Komputer (Teori an Praktek). Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Heinich, R. (2005). Instructional Technology and Media for Learning. New York: Macmillan Publising.
Ibrahim.(1988) Inovasi Pendidikan. Jakart: DEPDIKBUD.
MacKezie, N., Eraut, Michael dan Jones, H.C.(1970). Teaching and Learning An Introductionto New Method and Resources in Higer Education. Paris International Associational of University
McDonough, D, et.al (1994). University Courseware Development Comparative Views of Computer Based Teaching By User & Non User.
Mcmillan, H. James & Schumacher, Sally. (2001). Research in Education. New York: Longman.
Mudhoffir.(1993). Teknologi Instructional Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nurhalim,M (2008). Penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (computer based instruction) Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Madrasah Aliyah Kota Bandung Tesis: tidak dipublikasikan. Bandung: UPI Bandung
Puskur Balitbang Depdiknas. (2006) Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu.Jak