• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER (COMPUTER BASED INSTRUCTION) MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Studi pada Mata Pelajaran IPA (Biologi) Di MTs. Swasta Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER (COMPUTER BASED INSTRUCTION) MODEL TUTORIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA :Studi pada Mata Pelajaran IPA (Biologi) Di MTs. Swasta Kota Bandung."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 9

C. Pertanyaan Penelitian ... 9

D. Definisi Operasional ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat Penelitian ... 13

G. Hipotesis ... 14

BAB II LANDASAN TEORETIS ... 16

A. Konsep Belajar dan Pembelajaran Mata Pelajaran IPA (Biologi) ... 16

1. Belajar dan Pembelajaran Efektif ... 16

2. Pembelajaran IPA (Bilologi) di Madarsah Tsanawiyah ... 18

B. Pemanfaatan Media dalamPembelajaran ... 19

1. Konsep Dasar Media Pembelajaran ... 19

2. Pemanfaatan Komputer sebagai Media Pembelajaran ... 21

C. Pembelajaran Berbasis Komputer ... 22

1. Definisi Pembelajaran Berbasis Komputer ... 49

2. Model-Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 24

a. Model Tutorial ... 24

1) Konsep Pembelajaran Model Tutorial ... 24

2) Flowchart ... 27

3) Perencanaan Produksi Pembelajaran Berbasis Komputer ModelTutorial ... 28

4) Proses Produksi Program Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial ... 28

(2)

6) Keuntungan dan Kekurangan Penggunaan Media Pembelajaran

Berbasis Komputer Model Tutorial ... 35

b. Model Drill ... 40

c. Model Simulasi ... 41

d. Model Game ... 42

D. Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial pada Mata Pelajaran IPA (Biologi) Madrasah Tsanawiyah ... 42

1. Karakteristik Mata Pelajaran IPA (Biologi) ... 44

2. Karakteristik Peserta Didik ... 45

E. Hasil Belajar ... 47

1. Pengertian Hasil Belajar ... 47

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 48

BAB III METODE PENELITIAN ... 52

A. Metode Penelitian ... 52

B. Variabel Penelitian ... 56

C. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 56

D. Instrumen Penelitian ... 59

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data... 61

F. Teknik Analisa Data ... 63

G. Prosedur Penelitian ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 69

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 115

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 142

A. Simpulan Hasil Penelitian ... 142

B. Rekomendasi ... 146

DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 151

(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Karakteristik Model Tutorial... 34

Tabel 4.2 Minat Siswa Pembelajaran CBI Model Tutorial ... 72

Tabel 4.3 Minat Siswa Pembelajaran Model Drill ... 73

Tabel 4.4 Hasil Tes Evaluasi Belajar dalam Penelitian ... 75

Tabel 4.5 Hasil Uji t Perolehan Skor Pretes Gabungan KE dan KK ... 76

Tabel 4.6 Hasil Uji t Perolehan Skor Pretes dan Posttets Gabungan KE dan KK .... 79

Tabel 4.7 Hasil Uji t Perbedaan Posttess 1 dan 2 KE dan KK ... 81

Tabel 4.8 Hasil Uji t Perbedaan Posttess MAB KE dan KK ... 85

Tabel 4.9 Hasil Uji t Perbedaan Posttess MAI KE dan KK ... 89

Tabel 4.10 Hasil Posttest MAB Kelas Eksperimen ... 93

Tabel 4.11 Hasil Uji t Perolehan Skor Posttes 1 dan Posttest 2 ... 94

Tabel 4.12 Hasil Posttest MAI Kelas Eksperimen ... 96

Tabel 4.13 Hasil Uji t Perolehan Skor Posttes 1 dan Posttest 2 ... 98

Tabel 4.14 Hasil Uji Anova Perolehan Skor Posttest Kelas Eksperimen ... 100

Tabel 4.15 Hasil Uji Anova Perolehan Skor Posttest Kelas Kontrol ... 102

Tabel 4.16 Hasil Uji Anova Perolehan Skor Posttest Kelas Eksperimen ... 104

(4)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Perbedaan Perolehan Pretest KE dan KK ... 78

Grafik 4.2 Perbedaan Perolehan Pretest dan Posttest KE dan KK ... 80

Grafik 4.3 Perbedaan Perolehan Posttest KE dan KK ... 84

Grafik 4.4 Perbedaan Perolehan Posttest KE dan KK ... 88

Grafik 4.5 Perbedaan Perolehan Posttest KE dan KK ... 92

Grafik 4.6 Perolehan Skor Posttest MAB Kelas Eksperimen ... 93

Grafik 4.7 Perolehan Skor Postetts 1 dan posttest 2 ... 94

Grafik 4.8 Perolehan Skor Posttest MAI Kelas Eksperimen ... 97

(5)

DAFTAR BAGAN

(6)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menghendaki agar peserta didik dapat berkembang sesuai

dengan potensinya, sebab setiap peserta didik pada dasarnya memiliki

karakteristik yang berbeda. Pendidikan harus memberikan bekal kepada peserta

didik untuk masa depan. Hal ini sesuai dengan Tujuan Pendidikan Nasional yang

termaktub dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang menyatakan bahwa:

”Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UUSPN Tahun 2003 pasal 3)”.

Pendidikan pada dasarnya merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam

kemajuan bangsa, tetapi sayangnya SDM Indonesia masih rendah dibandingkan

dengan negara-negara lainnya. Menurut statistik peringkat SDM 2005 yang

dipublikasikan oleh United Nations Development Programme ( UNDP ) tahun

2007, kualitas SDM kita berada pada posisi yang memprihatinkan. Angka indeks

kualitas SDM (human Development Index HDI) Indonesia berada pada peringkat

ke-107 dan 177 negara di dunia. Indonesia kalah dari Vietnam (105) dan kalah

jauh dari Filipina (90), Thailand (78), Malaysia (63) apalagi dibandingkan dengan

(7)

Timor Leste ( 150 ). Sejalan dengan itu perkembangan ilmu pengetahuan di

Indonesia tidak sepesat negara lain. Berbagai kritik dilontarkan terhadap dunia

pendidikan kita, antara lain mutu pendidikan dipandang rendah, lulusan yang

tidak siap pakai, guru dalam proses belajar mengajar kurang berusaha untuk

membuat siswa berfikir.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu

pendidikan salah satunya melalui pemberlakuan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan pada setiap jenjang pendidikan yang memberikan kesempatan kepada

sekolah untuk merancang kurikulum yang sesuai dengan kondisi objektif sekolah

serta tujuan masing-masing tingkat satuan pendidikan.

Pendidikan Nasional yang diharapkan dapat meningkatkan sumber daya

manusia yang disediakan dalam berbagai jenjang pendidikan yang mencakup

Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, dan Pendidikan Tinggi. Madrasah

Tsanawiyah merupakann salah tingkatan pendidikan dalam jenjang Pendidikan

Dasar.

Madrasah Tsanawiyah (MTs) dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003

setara dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang merupakan bentuk

pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. MTs bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar

sebagai perluasan dan peningkatan pengetahuan, agama dan keterampilan yang

diperoleh di Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah Dasar yang bermanfaat bagi siswa

untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi muslim, anggota masyarakat,

(8)

mereka untuk mengikuti pendidikan menengah dan/atau mempersiapkan mereka

untuk hidup dalam masyarakat. Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud,

penyelenggara pendidikan di Madrasah Tsanawiyah berpedoman pada tujuan

Pendidikan Nasional.

Salah satu mata pelajaran pokok yang diberikan di Madrasah Tsanawiyah

adalah IPA (Biologi) sebagai salah satu mata pelajaran yang memuat kajian

tentang bagaimana mengidentifikasi makhluk hidup dan tidak hidup,

mengembangkan bioteknologi, dan mendeskripsikan keseimbangan lingkungan.

Melalui mata pelajaran ini peserta didik diarahkan dan dibimbing untuk menjadi

calon pekerja yang mampu menerapkan kompetensinya dalam mengelola

lingkungan secara arif. Di samping itu mata pelajaran Biologi mempersiapkan

kemampuan peserta didik sehingga dapat mengembangkan program keahliannya

pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Tujuan dari Mata pelajaran Biologi Madrasah Tsanawiyah yaitu: 1)

mengembangkan kekuatan-kekuatan berfikir secara rasional, dalam hal ini cara

berfikir inquiri dan kekuatan-kekuatan berfikir rasional, 2) menumbuhkan rasa

percaya diri dan kemampuan untuk berfikir inquiri, maka materi pelajarannya

didalam juga harus memberikan sarana yang menunjang terhadap tujuan tersebut.

Kemampuan berfikir disini maksudnya adalah menumbuhkan ide-ide,

gagasan-gagasan dan fakta-fakta, 3) mampu berexplorasi, berinterpretasi serta

bereksplanasi terhadap gejala-gejala Biologi, 4) serta mengembangkan

(9)

ini menggunakan pendekatan psikologis dan biokimia (David Sheimer,

1983:10-21)

Pengajaran IPA (Biologi) telah berlangsung lama namun sampai saat ini

belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Data dari Nilai Ebtanas Murni

(NEM) antara tahun pelajaran 1994/1995 sampai dengan 2000/2001

menunjukkan hasil belajar yang masih belum memenuhi standar yang

memuaskan. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Depdiknas (2002:1) bahwa

dalam kurun waktu tersebut, rata-rata pembelajaran tidak lebih dari nilai 5 yaitu

IPA = 4.97; IPS = 4.71 dan Bahasa = 4.91. Dalam kurun waktu selanjutnya,

dengan ditetapkannya standar minimal nilai pembelajaran, hasil yang diperoleh

sedikit meningkat tetapi belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Bahkan dalam laporan terakhir hasil Ujian Nasional 2006/2007, menunjukkan

bahwa nilai siswa dibawah nilai 6.00 pada mata pelajaran Bahasa Inggris

mencapai 33,11 %, mata pelajaran Matematika mencapai 31,10% dan mata

pelajaran Bahasa Indonesia mencapai 14, 38%. (CD laporan hasil UN Tahun

Pelajaran 2006/2007 oleh Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian dan

Pengembangan Departemen Pendidikan nasional). Fakta rendahnya hasil belajar

biologi dapat dilihat temuan the Third International Mathematicsand Science

Study-Repeat (TIMMS-R) tahun 1999 yang memperlihatkan posisi siswa SLTP

Indonesia pada peringkat ke 32 untuk IPA dan 34 untuk Matematika, dari 38

(10)

Seperti halnya gambaran umum tentang prestasi IPA (Biologi)

berdasarkan pengamatan pada Madrasah Tsanawiyah Swasta Kota Bandung

ditemukan kondisi hasil yang sama.

Beberapa hal yang menjadi penyebab kegagalan pembelajaran IPA (Biologi)

khususnya antara lain:

1. Metode pembelajarannya masih konvensional. Ini disebabkan kurangnya

pelatihan yang diterima guru-guru IPA (Biologi) pada Madrasah Tsanawiya

.Swasta karena perhatian pemerintah lebih tertuju kepada Madrasah

Tsanawiyah. Negeri dan MGMP Mata Pelajaran Biologi belum berjalannya

dengan baik.

2. Sarana dan prasarana sudah tersedia tetapi belum optimal digunakan karena

keterbatasan kemampuan guru dalam menggunakan media.

3. Belum terlihat sikap professional guru IPA dalam mengajar. Ini terlihat dari

keterbatasan guru dalam menguasai berbagai model mengajar yang sesuai

dengan pembelajaran IPA (Biologi) dan ketidakterampilan guru dalam

merancang dan menggunakan media dalam pembelajaran.

Rustaman dan Rustaman (1997:9) mengungkapkan bahwa pembelajaran

IPA (Biologi) dewasa ini masih kering, bersifat hafalan, dan kurang

mengembangkan proses berpikir. Terlebih-lebih dalam penanaman konsep

keanekaragaman dan klasifikasi organisme. Pada umumnya siswa tidak

merasakan keterlibatan penalaran dalam mempelajarinya. Mereka juga tidak

mendapat contoh atau model mempelajari Biologi secara benar sebagai sains

(11)

pembelajaran IPA (Biologi) adalah ciri khas Biologi yang berisikan konsep dan

istilah-istilah asing yang perlu dihafal sehingga menuntut pemberian berbagai

informasi dan pengetahuan konsep yang tidak hanya dalam bentuk tekstual tetapi

juga visual konsep dan kinestetik dalam setiap proses objek Biologi. Padatnya

materi IPA (Biologi) juga menjadi penyebab sulitnya siswa memahami

konsep-konsep biologi sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar, karena banyak

konsep-konsep Biologi yang bersifat abstrak yang tidak dapat diamati secara

langsung. Contohnya: Konsep proses peredaran darah yang melibatkan proses

kerja jantung, kerja paru, dan proses komplek lainnya; Konsep reproduksi

tumbuhan berbiji yang melibatkan proses perkembangan serbuk sari, proses

perkembangan sel telur maupun proses pergerakan serbuk sari ke dalam ovarium

bunga; dan beberapa konsep lainnya. Dalam konsep-konsep tersebut sehingga

proses yang komplek tidak mungkin diamati secara langsung, membutuhkan

pengelolaan media yang tepat dan representatif untuk menjelaskan konsep, prinsip

dan langkah dimaksud.

Mengingat karakteristik materi Biologi serta untuk memudahkan

tercapainya sasaran Mata Pelajaran tersebut maka pembelajaran IPA (Biologi)

seharusnya tidak hanya memberikan berbagai informasi dan pengetahuan konsep

dalam bentuk tekstual tetapi juga visual konsep dalam setiap proses objek Biologi.

Dengan pola pembelajaran ini diharapkan setiap siswa mampu lebih berfikir

kreatif, memperoleh gambar objek secara keseluruhan sehingga tercapai proses

pembelajaran IPA (Biologi) yang sesuai dengan standar dan tuntutan kurikulum.

(12)

pemanfaatan hasil teknologi berupa komputer. Guru herndaknya mampu memilih

dan menggunakan model pembelajaran yang dapat mempermudah pemahman

siswa terhadap materi dan konsep-konsep Biologi melalui Computer Based

Instruction (Pembelajaran Berbasis Komputer). Dengan menggunakan teknologi

komputer terutama model Tutorial setiap konsep dimungkinkan dapat disajikan

dalam bentuk tekstual maupun visual disertai dengan evaluasinya sehingga

pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dapat terukur pada waktu

pelaksanaan pembelajaran.

Pembelajaran berbasis komputer dengan model tutorial adalah sebuah

program pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan

menggunakan perangkat lunak berupa program komputer yang berisi materi

pelajaran. Dalam pembelajaran berbasis komputer model Tutorial ini, sajian

utamanya berupa bacaan, demonstrasi, penentuan bacaan atau pengalaman yang

membutuhkan respon secara oral dan tulisan dan adanya ujian. Tujuan dari sebuah

pengajaran tutorial adalah untuk memberikan pemahaman secara tuntas (Mastery)

kepada siswa mengenai materi atau bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya

(Hernawan, dkk. 2000: 25-26)

Melalui pembelajaran ini, komputer sebagai tutor berorientasi pada upaya

membangun perilaku siswa melalui penggunaan komputer, yang secara sederhana

pola-pola pengoperasiannya meliputi:

1. Komputer menyajikan materi

2. Siswa memberikan Respon

(13)

4. pada arah siswa dalam menempuh presentasi berikutnya.

5. Melanjutkan atau mengulangi tahapan sebelumnya.

Gora (2005:5), menyatakan penggunaan komputer model tutorial sebagai

media pembelajaran memberi kemungkinan pengelolaan proses pembelajaran

yang lebih efektif dan efisien, karena penggunaan komputer model ini mempunyai

berbagai manfaat, seperti:

1. Menyajikan informasi yang bervariasi kepada siswa melalui penggunaan

animasi, presentasi, dan penyajian materi dalam bentuk teks;

2. Menciptakan lingkungan belajar dengan interaksi tinggi antara siswa dengan

bahan belajar; dan

3. Meningkatkan proses berfikir siswa dengan penekanan kepada pembelajaran

berpusat pada siswa.

Beberapa penelitian terdahulu menguatkan pernyataan bahwa penggunaan

media komputer merupakan alat yang memberikan perbedaan yang signifikan

terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Rusman (2007)

menyimpulkan bahwa komputer merupakan perangkat yang dapat membantu

peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran matematika. Demikian pula

Riswanti, A (2007) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil

pembelajaran berbasis komputer dengan model tutorial pada aspek pemahaman,

selanjutnya Putra,T.G (2000) menyimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

komputer dapat meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan berfikir kritis

siswa yang diperkuat oleh hasil penelitian Rusyana (1998) yang menyimpulkan

(14)

lebih baik jika dibandingkan dengan model konvensional. Kustandi,C. (2008) juga

mengujicobakan pembelajaraninteraktif model vidio tutorial pada mata pelajaran

TIK SMA. Bandung menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar

siswa dengan menggunakan program interaktif model vidio tutorial. Begitu juga

penelitian yang dilakukan Nurhalim, M (2008) menyimpulkan pembelajaran

berbasis komputer model tutorial memberikan kontribusi prestasi yang lebih baik

jika dibandingkan dengan model konvensional

B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

Berangkat dari permasalahan dan uraian di atas, maka pokok masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, yaitu “Apakah terdapat

perbedaan antara penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based

Instruction ) Model Tutorial dibanding dengan Model Drill yang biasa dilakukan

oleh guru pada mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs. Swasta dalam rangka

meningkatkan hasil belajar siswa ?”.

Berdasarkan batasan masalah tersebut diatas maka penelitian ini

difokuskan pada Penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Pertanyaan Penelitian

Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara pembelajaran

yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based

(15)

guru mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs. Swasta? Pertanyaan penelitian

dirinci menjadi:

a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara

pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill yang

biasa dilakukan oleh guru mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs. Swasta,

jika dilihat dari jenis kelamin.

b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara

pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill yang

biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs.

Swasta, jika dilihat dari latar belakang ekonomi orang tua.

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan dan keunggulan

penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Instruction)

Model Tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA (Biologi) di MTs. Swasta?

3. Apa kekurangan dan penghambat penggunaan media Pembelajaran Berbasis

Komputer (Computer Based Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran

IPA (Biologi) di MTs. Swasta?

D. Definisi Operasional

Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, maka diperlukan definisi

(16)

1. Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Instruction)

Model Tutorial.

Pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah salah satu bentuk

pembelajaran dengan menggunakan media komputer untuk menyampaikan

seluruh atau sebagian dari isi kandungan mata pelajaran. Pembelajaran

berbasis komputer ini diperlihatkan dalam satu tampilan yang menjadikan

aktivitas pembelajaran menjadi lebih menarik dan berkesan dari segi: judul

program, jenis program, kemudahan penggunaan komputer dalam

pembelajaran itu sendiri dan isi dari materi yang tersedia.

Model tutorial dengan menggunakan komputer adalah program yang

menuntut komputer untuk berbuat sebagai seorang tutor yang memimpin

siswa melalui urutan materi yang mereka harapkan menjadi pokok

pengertian. Dalam hal ini yang dijadikan patokan pengukurannya: stimulus

dan respon siswa, interaksi siswa dengan komputer, lingkup kesulitan tiap

siswa, contoh dan latihan yang tepat, kesesuaian isi, keberadaan test pada

tiap langkah untuk mencek bagaimana siswa telah mengerti dengan baik.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa yang diperoleh setelah

berinteraksi dengan lingkungan dalam suatu suasana pembelajaran.

Perubahan perilaku dalam penelitian ini diindikasikan dengan penguasaan

konsep terhadap materi pembelajaran. Untuk mengukur hasil belajar

dilakukan dengan pemberian teshasil belajar.

(17)

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan utama

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Penerapan Pembelajaran

Berbasis Komputer (Computer Based Instruction ) Model Tutorial untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dibanding dengan Model Drill dilakukan oleh

guru pada mata pelajaran IPA (Biologi) di MTs.Swasta. Adapun tujuan dari

penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Memperoleh gambaran perbedaan hasil belajar yang signifikan antara

pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan pembelajaran model

Drill yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA (Biologi) di

MTs. Swasta.

a. Memperoleh gambaran perbedaan hasil belajar yang signifikan antara

pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan pembelajaran

model Drill yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA

(Biologi) di MTs.Swasta, dilihat dari jenis kelamin.

b. Memperoleh gambaran perbedaan hasil belajar yang signifikan antara

pembelajaran yang menggunakan Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan pembelajaran

model Drill yang biasa dilakukan oleh guru pada mata pelajaran IPA

(Biologi) di MTs.Swasta, dilihat dari latar belakang ekonomi orang tua

(18)

2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Penerapan

Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Instruction) Model

Tutorial untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

(Biologi) di MTs.Swasta.

3. Mendeskripsikan kekurangan penggunaan media Pembelajaran Berbasis

Komputer (Computer Based Instruction) Model Tutorial pada mata pelajaran

IPA (Biologi) di MTs.Swasta.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini diantaranya adalah:

a. Manfaat Teoretis

1. Mengembangkan konsep ilmu pengetahuan dan teknologi yang terkait

dalam rangka pengembangan media pendidikan.

2. Pengembangan konsep media pembelajaran, pembelajaran berasas

komputer, dan pembelajaran model Tutorial

b. Manfaat Praktis

Manfaat Praktis penelitian ini diharapkan mampu digunakan oleh

pihak-pihak terkait terutama pihak-pihak pengguna dalam hal ini Guru dan Kepala Madrasah,

pihak yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pembelajaran dalam

hal ini pejabat Kantor Departemen Agama yang bertugas di Bidang Pendidikan

Dasar ( tingkat MTs.), dan peneliti yang akan melakukan penelitian dan

penerapan lebih lanjut.

1. Bagi guru Biologi, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan untuk

(19)

model-model desain dalam Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer

Based Instruction) terutama model Tutorial.

2. Bagi sekolah dapat bermanfaat sebagai masukan di dalam mengembangkan

program pembelajaran, maupun Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer

Based Instruction).

2. Bagi Mapenda.Kanwil. Depag, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan

dalam membina calon guru terutama di dalam pelaksanaan pembelajaran

Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Instruction).

3. Peneliti selanjutnya, diharapkan mampu mengembangkan dan menerapakan

konsep dan prinsip pengembangan media pembelajaran, lebih jauh lagi

memberikan masukan dalam peningkatan kualitas khususnya yang

berhubungan dengan penyediaan dan pengembangan media pendidikan.

G. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini, Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based

Instruction) Model Tutorial akan dijadikan sebagai salah satu model pembelajaran

yang dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya, yaitu Model Drill yang

biasa digunakan oleh guru.

Hipotesis nol (Ho1) = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan

Model Drill yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata

(20)

Hipotesis kerja (H11) = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer

Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill

yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran

IPA (Biologi).

Hipotesis nol (Ho.a) = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan

Model Drill yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata

pelajaran IPA (Biologi), dilihat dari jenis kelamin

Hipotesis kerja (H1.a) = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer

Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill

yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran

IPA (Biologi), dilihat dari jenis kelamin

Hipotesis nol (Ho.b) = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil

belajar penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer

(Computer Based Instruction) Model Tutorial dengan

Model Drill yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata

pelajaran IPA (Biologi), dilihat dari latar belakang

ekonomi orang tua siswa.

Hipotesis kerja (H1.b) = Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar

(21)

Based Instruction) Model Tutorial dengan Model Drill

yang biasa dilakukan oleh guru dalam mata pelajaran

IPA (Biologi), dilihat dari latar belakang ekonomi orang

(22)

53 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Suatu penelitian akan berhasil dengan baik dan dapat

dipertanggungjawabkan jika proses penelitiannya menggunakan metode yang

tepat dengan sistematika tertentu. Untuk itu diperlukan suatu metode yang

menjadi acuan dalam proses penelitian ini. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Winarno Surakhman (1990:121):

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta situasi penyelidikan.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji keefektifan penerapan

pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction) model tutorial

pada mata pelajaran IPA (Biologi) di Madrasah Tsanawiyah Swasta Dilihat

dari tujuan penelitian di atas, maka metode yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu percobaan sistematis dan

berencana untuk membuktikan suatu teori. Penelitian eksperimen ini

dirancang untuk menguji suatu hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.

Setelah diujicobakan kemudian hasil ujicoba berupa tingkat perubahan

pemahaman diukur dengan menggunakan olah statistik. Diterima atau

ditolaknya suatu hipotesis tergantung pada hasil observasi terhadap hubungan

(23)

Dalam desain eksperimen murni, pengontrolan variabel dilakukan secara

ekstra dan penuh agar memenuhi validitas internal dan biasanya dilakukan

pada sebuah laboratorium yang telah dipersiapkan. Hal ini sebagaimana

dikatakan Sudjana dan Ibrahim (2001:43) yang menjelaskan bahwa praktik

eksperimen murni dengan melakukan kontrol sedemikian ketat hanya

mungkin bisa dilakukan dalam laboratorium, sedangkan praktik pendidikan

yang memerlukan terjadinya interaksi di dalam kelas baik antara siswa dengan

siswa atau guru maupun siswa dengan lingkungan akan sangat sulit

melakukan pengontrolan yang sedemikian ketat.

Pemberian perlakuan dalam eksperimen secara teratur, melakukan acak,

pengukuran, variabel juga tidak selalu dapat dilaksanakan. Bahkan lebih lanjut

Sujana dan Ibrahim mengatakan bahwa situasi kelas sebagai tempat

mengondisikan perlakuan tidak memungkinkan melakukan pengontrolan yang

sedemikian ketat seperti apa yang dikehendaki dalam penelitian eksperimen

murni. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan desain eksperimen

dengan pengontrolan yang sesuai dengan kondisi yang ada atau yang sering

disebut dengan desain eksperimen semu (quasi exsperiment).

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang

dikemukakan oleh Fraenkel (1993 :248-249) yaitu randomized pretest-posttest

control group design. Dalam desain ini, dasar pelaksanaan menggunakan

metode tes. Artinya perbedaan hasil pembelajaran diperoleh melalui

(24)

pembelajaran diperoleh melalui perbandingan selisih antara posttest dan

posttest

Adapun rancangan penelitian akan dilaksanakan sebagaimana bagan

berikut:

Kelas ekperimen O X1 O

Kelas kontrol O X2 O

Keterangan :

O = pemberian pretest dan pemberian posttest

X1 = perlakuan pembelajaran dengan CBI model tutorial

X2 = perlakuan pembelajaran dengan model drill yang biasa dilakukan guru

Dalam penelitian eksperimen ini, ditentukan dua kelas objek penelitian

yaitu anggota kelas eksperimen dan anggota kelas kontrol. Penentuan kedua

kelompok tersebut dilakukan dengan menggunakan teknik simple random

sampling. Dalam teknik ini, setiap kelas yang menjadi populasi mempunyai

peluang yang sama dan bebas dipilih sebagai anggota sempel. Teknik simple

random sampling ini dilakukan dengan undian.

Penelitian ini bermaksud untuk mengukur pembelajaran berbasis

komputer (computer based instruction) model tutorial sebagai model

eksperimen, dan model Drill yang biasa digunakan guru sebagai model

kontrol, di mana model Drill yang dimaksud adalah pemberian materi yang

diberikan guru secara konvensional sementara pemberian latihan soal dengan

menggunakan komputer. Tolak ukur yang dijadikan landasan dalam penentuan

(25)

menjawab soal-soal yang diberikan yang ditunjukkan dengan kemampuan

menjawab pertanyaan dengan benar. Hasil belajar yang dihasilkan dari

penerapan kedua model pembelajaran tersebut akan diolah dengan olah

statistik sehingga menghasilkan nilai rata-rata dan simpangan baku. Perolehan

nilai rata-rata dari simpangan baku didasarkan pada perolehan nilai Posttest

Kelas Eksperimen dan nilai postes Kelas Kontrol dari siswa.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Desain

Kontrol-Eksperimen, sedangkan langkah-langkah yang ditempuh adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan sampel baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol.

2. Mengadakan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa baik pada

kelas kontrol maupun kelas eksperimen.

3. Memberikan perlakuan I baik terhadap program pembelajaran berbasis

komputer, kelas kontrol (pembelajaran model Drill yang biasa dilakukan )

maupun kelas eksperimen (pembelajaran model tutorial)

4. Memberikan posttest I pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

menggunakan instrurnen

5. Memberikan perlakuan II terhadap program pembelajaran berbasis

komputer, kelas kontrol (pembelajaran model Drill) maupun kelas

eksperimen pembelajaran model Tutorial )

6. Memberikan posttest II pada kelas eksperimen dan kontrol menggunakan

instrumen

(26)

a. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis

komputer (computer based instruction) model Tutorial dan model Drill yang

biasa digunakan oleh guru. Pembelajaran berbasis komputer (computer based

instruction) model Tutorial digunakan dalam pembelajaran kelas eksperimen,

sedangkan model Drill yang biasa digunakan oleh guru digunakan dalam

pembelajaran kelas kontrol.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pretes dan postes

seluruh siswa, baik siswa dalam kelas eksperimen, maupun siswa dalam kelas

kontrol. Hasil pretes dan postes ini merupakan refleksi kemampuan siswa

sebelum dan setelah mendapat perlakuan, berupa kemampuan menjawab

soal-soal yang diberikan.

C. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Swasta Kota

Bandung yaitu pada Madrasah Tsanawiyah Al-Burhan Cigadung dan

Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah Sarijadi. Disamping pemanfaatan sarana

dan prasarana yang ada juga untuk mengoptimalkan penggunaan sarana dan

prasana sebagai alat sebagai pengganti guru dalam pembelajaran IPA

(27)

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam suatu kegiatan penelitian berkenan dengan sumber

data yang digunakan. Menurut Sugiono ( 1992):51):

Populasi adalah sejumlah individu atau subjek yang terdapat dalam kelompok tertentu yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dijadikan sumber data, dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.

Mengingat luasnya populasi maka populasi dalam penelitian ini

dibatasi untuk membantu mempermudah penarikan sampel. Menurut Nana

Sudjana dan Ibrahim (1989:71): “. ..pembatasan populasi dilakukan

dengan membedakan populasi sasaran (target population) dan populasi

terjangkau (accessible population)”. Mengacu pada pendapat-pendapat di

atas maka yang menjadi populasi sasaran dalam peneiltian ini adalah

seluruh siswa Madrasah Tsanawiyah Swasta di Kota Bandung, sedangkan

populasi terjangkaunya adalah seluruh siswa kelas VII Madrasah

Tsanawiyah Al-Burhan Cigadung, dan Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah

Sarijadi.

3. Sampel Penelitian

Sampel adalah “..sebagian dan populasi terjangkau yang memiliki

sifat yang sama dengan populasi” (Sudjana, 1991: 71). Pengambilan

sampel harus dilakukan sedemikian rupa agar dapat menggambarkan

keadaan populasi yang sebenarnya melalui teknik pengambilan sampel

atau teknik sampling tertentu, dan “. . .teknik yang digunakan dalam

(28)

gabungan dan dua atau tiga teknik” (Suharsimi, 1993:128).

Besarnya sampel dalam penelitian ditentukan dengan cara prosentase, “. .

apabila subjeknya kurang dan 100, lebih baik diambil semua, sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi sedangkan jika jumlah

subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15%, atau 20-25% atau lebih

(Suharsimi, 1993:118).

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka ditetapkan empat

kelas sebagai sampel. Dua kelas dipergunakan sebagai kelas eksperimen

yakni kelas yang menggunakan program pembelajaran berbasis komputer

model tutorial dan dua kelas lagi sebagai kelas kontrol yakni kelas yang

tanpa menggunakan program pembelajaran berbasis komputer model

tutorial (menggunakan metode Drill).

Sampel yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah siswa,

dari masing madrasah terdiri dari 2 kelas di kelas VII semester 2 Tahun

Pelajaran 2008/2009. Pada penentuan sampel kelas, penentuan dilakukan

dengan undian (Simple random sampling) Sampel kelas Pada Madrasah

Tsanawiyah Al-Burhan Cigadung Yang didapat pada kelas VIIb dan VIIc,

sedangkan pada Madrasah Tsanawiyah. Al-Inayah Sarijadi sampel penelitian

didapat pada kelas VIIa dan VIIb, siswa yang diambil dari tiap kelas

berjumlah sama, yaitu 36 siswa. Dari keempat kelas tersebut dibagi kepada

kedalam 2 kelompok penelitian, pada Madrasah Tsanawiyah . Al-IBurhan

kelas VIIB dan Pada Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah kelas VIIa masuk

(29)

Al-Burhan kelas VIIc dan pada Madrasah Tsanawiyah Al-Inayah kelas VIIb

masuk kedalam kelas kontrol.

D. Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang

digunakan. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (1989:97) “…. Instrument

sebagai alat pengukur data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian

rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana mana adanya”. Data

yang tidak menggambarkan keadaan empiris, bisa menyesatkan peneliti dan

terjadi kesalahan dalam penarikan kesimpulan.

Tes hasil belajar merupakan alat ukur yang digunakan kepada individu

untuk mendapatkan gambaran-gambaran yang diharapkan, baik itu secara

tertulis maupun secara lisan atau perbuatan (test tulisan, lisan dan perbuatan).

Penggunaan tes hasil belajar sebagai instrument dimaksudkan untuk

mengetahui daya serap atau kemampuan tertentu sebagai hasil dari proses

belajar mengajar yang diberikan.

Berdasarkan rasionalisasi di atas maka instrumen yang dipergunakan

dalam penelitian ini berupa tes objektif berbentuk pilihan ganda dengan 4

alternatif jawaban, untuk mengukur hasil belajar.

a. Bentuk lnstrumen

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian. Instrumen penelitian menjelaskan teknik yang

(30)

diperlukan dalam penelitian ini berkaitan dengan prestasi hasil belajar dan

deskripsi berbagai faktor yang mempengaruhi penerapan pembelajaran

berbasis komputer (computer based instruction) model tutorial, maka

instrumen yang digunakan meliputi:

1. Tes Hasil Belajar. Pada kelas eksperimen, tes diberikan setelah pemberian

program tutorial. Sedangkan pada kelas kontrol tes diberikan setelah

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model drill.

Jenis tes yang dijadikan alat untuk mengetahui hasil pembelajaran adalah tes

objektif pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Konsep penyusunan

jenis tes ini mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

2. Format Observasi, digunakan untuk mengetahui berbagai aktivitas siswa

dalam mengikuti pelaksanaan pembelajaran berbasis komputer (computer

based instruction) model tutorial.

3. Angket, angket bagi para ahli media dimaksudkan untuk mengetahui penilaian

terhadap software program, sedangkan angket untuk guru dan siswa

dimaksudkan untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap penerapan

pembelajaran berbasis komputer model tutorial

b. Uji Coba Instrumen tes.

Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data, instrumen penelitian

diujicobakan terlebih dahulu. Instrumen penelitian ini berupa soal yang

nantinya akan disajikan dalam tutorial maupun dalam pembelajaran oleh guru.

(31)

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal. Sehingga dari

ujicoba ini akan didapat gambaran tentang layak atau tidaknya instrumen

tersebut bila dijadikan sebagai alat pengumpulan data. Uji coba dilakukan

pada sekolah lain yang setingkat dengan sekolah yang akan dijadikan sebagai

objek penelitian.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data

Teknik dan instrument pengumpulan data dalam penelitian ini

didasarkan atas permasalahan yang akan diteliti. Berdasarkan permasalahan

penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya, terdapat beberapa data yang

dibutuhkan yaitu:

a. Data tentang hasil belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti

pembelajaran model tutorial berbasis komputer

b. Data tentang faktor yang mempengaruhi keberhasilan terhadap model

pembelajaran model tutorial berbasis komputer

c. Data tentang kekurangan dari media pembelajaran model tutorial berbasis

komputer.

Berdasarkan data yang dibutuhkan di atas, teknik dan instrumen

pengumpulan data yang akan digunakan adalah: Tes, observasi, dan angket.

Rincian penggunaan teknik dan instrumen pengumpulan data tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Tes

Tujuan penggunaan teknik tes ini adalah untuk mengetahui efektifitas

(32)

yang diberikan. Atau dalam arti lain bertujuan untuk melihat pengaruh

penggunaan model pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen.

Jenis tes yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dengan empat

alternatif jawaban. Dalam penelitian ini, teknik tes dilakukan sebanyak dua

kali, yaitu pemberian Posttest ke 1 dan pemberian posttest ke 2 setiap setelah

pemberian perlakuan.

2. Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

gambaran tentang proses penerapan baik aktivitas siswa maupun untuk

melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran berbasis

komputer ( computer based instruction ) model tutorial yang menjadi bahan

eksperimen.

Hasil dari obsevasi ini digunakan untuk dijadikan sebagai data proses

penerapan pembelajaran berbasis komputer (computer based instruction)

model tutorial yang berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan serta kekurangan maupun hambatan dalam penerapan

pembelajaran tersebut. Hasil observasi ini juga akan digunakan untuk

melengkapi data yang diperoleh dari teknik tes sehingga tes pada akhirnya

dapat dirumuskan kepada suatu kesimpulan penelitian yang lebih akurat dan

menyeluruh.

3. Angket atau Kuesioner

Angket/kuesioner pada penelitian ini digunakan untuk memperoleh

(33)

a. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran berbasis komputer

(computer based instruction) model tutorial dan,

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan

kekurangan dari penerapan pembelajaran berbasis komputer (computer

based instruction) model tutorial. Angket diberikan sesudah perlakuan

penerapan pembelajaran berbasis computer (computer based instruction)

model tutorial. (kisi-kisi angket dan daftar pertanyaan dapat dilihat pada

halaman lampiran)

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dan hasil test setelah pembelajaran, selanjutnya

diolah dan dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan

teknik Statistika Deskriptif dan Inferensial.

1. Statistika Deskriptif

Statistika deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk

mendeskripsikan data hasil penelitian seperti nilai rata-rata (mean), nilai

tengah data (median), variansi (variance), simpangan baku (standar

deviation), nilai terendah data (minimum), nilai tertinggi data (maximum)

dan sebagainya.

2. Statistika Inferensial

Statistik analitik/inferensial dalam penelitian mi digunakan untuk

uji validitas, uji reabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis statistik.

Menurut pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim (1998:127) “...statistik

(34)

digunakan untuk menguji hipotesis dan persyaratan-persyaratannya, serta

untuk keperluan generalisasi hasil penelitian.

Langkah pertama setelah menganalisis hasil yang diperoleh melalui

uji coba instrumen yaitu melakukan uji validitas dalam hal ini digunakan

SPSS versi 13.

Selanjutnya untuk mempermudah mendapatkan gambaran tentang,

reliabilitas, daya beda serta tingkat kesukaran instrumen, maka

pengolahannya dibantu dengan menggunakan program ANATES.

1. Uji Beda Dua Rata-Rata

a). Hipotesis yang ingin diuji adalah:

H0 : β0 = βMVT, Kedua rata-rata populasi adalah identik (rata-rata

populasi pada hasil eksperimen dan kontrol adalah tidak

berbeda secara nyata atau penggunaan program

pembelajaran berbasis komputer model tutorial tidak

efektif).

H1 : β0≠ βMVT , Kedua rata-rata populasi adalah tidak identik (rata-rata

populasi pada hasil eksperimen dan kontrol adalah berbeda

secara nyata atau penggunaan program pembelajaran

berbasis komputer model tutorial efektif).

Kriteria pengujian yang digunakan adalah terima Ho jika:

-t 1/2 (1-a) < t < i 1/2 (i-a) dimana t 1/2 (i-a) didapat dari

daftar distribusi t dengan dk = (n-1) dan peluang (1-1/2 α).

(35)

Setelah dihitung statistiknya maka hasil perhitungan statistik t nya

dibandingkan dengan t dan tabel distribusi, kemudian diuji sesuai kriteria

H0 jika - t 1/2 (1-a) < t < t 1/2 (1-a) dimana t 1/2 (1-a) didapat dan daftar

distribusi t dk =(n1+n2-2) dan peluang (1-1/2 α) Untuk harga t lainnya H0

ditolak. Kesimpulan diambil setelah menguji kriteria dengan ststistik uji

yang digunakan.

Dasar Pengambilan Keputusannya yaitu:

a. Berdasarkan Perbandingan t hitung dengan t tabel

1) Jika statistik hitung (angka t Output SPSS) > statistik tabel (t tabel),

ditolak

2) Jika statistik hitung (angka t Output SPSS) < statistik tabel (t

tabel), diterima. Sedangkan statistik tabel bisa dihitung pada tabel t

dengan cara:

a) Tingkat signifikasi yang ditetapkan ( a) 5%, karena Output

untuk uji dua sisi (two tailed), maka batas kritis menerima atau

menolak H0 adalah 5%.

b) Df (Degree Of Freedom) atau derajat kebebasan dengan

rumus: jumlah data-1 (n-1)

b. Berdasarkan nilai probabilitas

1) Jika probabilitas > 0.05, Ho diterima

2) Jika probabilitas < 0,05, Ho ditolak

Pada perinsipnya pengambilan keputusan berdasarkan t hitung

[image:35.595.119.514.258.645.2]
(36)

berdasarkan angka profitabilitas namun untuk kemudahan dan praktis,

keputusan berdasarkan profitabilitas biasanya lebih sering digunakan.

2. Uji Anova

Uji Anova yang digunakan adalah Uji Anova Satu Jalur (One way

anova) yaitu analisis varian untuk satu variabel independent. Analisis

varian satu variabel independent digunakan untuk menentukan apakah

rata-rata dua atau lebih kelompok (variabel dependent) berbeda secara

nyata. Satu variabel dependen (kuantitatif) dan satu kelompok (kulitatif).

Sebagaimana rumus sebagai berikut:

RJKa Di mana:

F= F = F hitung dan F tabel

RJKi R = Rata-rata

J = Jumlah seluruh data K = Banyak kelompok

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Persiapan

1) Melakukan studi dokumentasi melalui observasi awal

- Wawancara dengan guru mata pelajaran IPA (Biologi)

- Studi dokumentasi mengenai materi yang diajarkan

2) Mengobservasi ketersediaan perangkat keras yang ada di madrasah

3) Menetapkan pokok bahasan yang akan dipergunakan dalam penelitian

4) Menyusun instrumen penelitian

5) Melakukan uji coba instrument penelitian

(37)

1) Membagi siswa menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3) Memberikan perlakuan kepada kelas eksperimen melalui pembelajaran

berbasis komputer model Tutorial dan kelas kontrol melalui model

Drill.

4) Memberikan posttest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

5) Mengulang langkah 2,3, dan 4 sebanyak 2 kali

c. Pengolahan data hasil penelitian

d. Membuat penafsiran dan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis

e. Pelaporan hasil penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan

(38)

Bagan 3.3

Langkah-langkah Penelitian Populasi

Sampel

A B

a. Menetapkan bahasan yang akan digunakan

b. Menyusun instrumen penelitian

c. Melakukan uji coba instrument penelitian

Uji coba instrumen instrumen

cobainstrume

PBM menggunakan program pembelajaran

CBI model tutorial

PBM Model drill

A. Kelas Eksperimen Perlakuan Posttest B. Kelas Kontrol Perlakuan Posttest

2 X

Hasil cobainstrum

Analisis data

(39)

145

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab penutup ini dikemukakan 2 (dua) hal yakni pada bagian

pertama disajikan kesimpulan hasil penelitian dan bagian kedua disajikan

rekomendasi.

A. Simpulan

Berdasarkan interpretasi hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana

disajikan dalam bab IV, maka butir-butir kesimpulan dari penelitian ini

dikemukakan sebagai berikut:

1. Efektivitas Pembelajaran Berbasis Komputer Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Temuan hasil penelitian uji coba memberikan gambaran kecendrungan

peningkatan skor evaluasi hasil belajar. Skor evaluasi hasil belajar kelas

eksperimen lebih tinggi dan secara signifikan berbeda jika dibandingkan

dengan skor evaluasi hasil belajar yang diperoleh kelas kontrol. Penelitian ini

dilakukan pada dua madrasah dengan kualifikasi yang sama (sedang)

memperlihatkan kecendrungan yang sama yakni tingginya perolehan skor

posttest yang secara signifikan berbeda bila dibandingkan dengan skor pretest

maupun skor posttest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Atas dasar

kedua temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

komputer model tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Efektifitas peningkatan hasil belajar siswa dapat diterjemahkan sebagai

(40)

terhadap gejala-gejala biologi sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA (Biologi)

di Madrasah Tsanawiyah. Temuan hasil penelitian memperlihatkan

pembelajaran berbasis komputer model tutorial memberikan keuntungan

kepada siswa baik siswa dengan kemampuan rendah sedang maupun tinggi.

Hal ini dapat dipahami mengingat pembelajaran berbasis komputer model

tutorial sangat menuntut motivasi dari dalam diri siswa untuk menguasai materi

pelajaran. Berdasarkan fenomena ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis komputer model tutorial dapat meningkatkan hasil belajar siswa

apabila diiringi dengan motivasi yang kuat dan kemampuan mengoperasikan

komputer.

Hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran berbasis komputer

model tutorial dapat dilihat berdasarkan:

a. Efektivitas Pembelajaran berbasis komputer model tutorial apabila ditinjau dari jenis kelamin.

Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan uji Anova satu

jalur memperlihatkan tidak ada perbedaan hasil belajar siswa apabila ditinjau

dari jenis kelamin baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol. Atas

dasar temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

komputer model tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik

laki-laki maupun perempuan, pembelajaran berbasis komputer model tutorial

cocok digunakan pada semua siswa baik laki-laki maupun perempuan.

(41)

kelas kontrol melalui uji Anova satu jalur menggambarkan bahwa tidak

terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang belajar

dengan menggunakan program pembelajaran berbasis komputer model tutorial

dengan siswa yang belajar dengan model drill yang biasa digunakan guru

apabila dilihat dari status ekonomi orang tua. Atas dasar temuan tersebut dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis komputer model tutorial cocok

digunakan untuk semua siswa dari kalangan manapun, baik siswa mampu,

kurang mampu dan tidak mampu. Hal ini dipandang wajar karena sekolah

memeiliki sarana dan prasarana dalam hal ini komputer yang dapat digunakan

oleh siswa manapun tanpa memandang status ekonomi siswa. Kepemilikan

komputer pada siswa kategori mampu tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan siswa mengoperasikan komputer. Hal ini disebabkan

karena siswa jarang menggunakan komputer yang tersedia untuk keperluan

belajar.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kelebihan penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan pembelajaran

berbasis komputer model tutorial pada mata pelajaran IPA (Biologi) yaitu

faktor pendukung yang meliputi tiga kategori: 1) sarana dan prasarana 2)

sumber daya pelaksana, 3) dukungan dari pihak terkait .

Faktor lain yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

pembelajaran berbasis komputer model tutorial adalah: Pertama, keefisienan

(42)

kebutuhan, simple, runtut tanpa takut terlewatkan serta kemungkinan

menampilkan berbagai contoh yang tidak bisa digambarkan dalam

pembelajaran model drill yang biasa dilakukan guru. Ketiga, kelebihan yang

berkaitan dengan fungsi dan kegunaan dari program tutorial yang

memungkinkan pembimbingan siswa tanpa keberadaan guru sampai mencapai

pembelajaran tuntas serta kecocokan untuk program pengayaan karena di

dalamnya disertakan soal-soal latihan yang ditujukan untuk pencapaian tujuan

pembelajaran. Dan keempat adalah berkenaan dengan fungsi dan kelebihan

media yang mampu meningkatkan aktivitas siswa, membantu memahami

konsep, menimbulkan motivasi untuk belajar serta menjadi solusi alternatif

kejenuhan belajar siswa.

Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

komputer model tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa

apabila didukung oleh sarana prasarana yang memadai, kemampuan guru

dalam menngoperasikan komputer serta waktu yang tersedia dalam

pengguanaan laboratorium. Apabila salah satu dari tiga faktor diatas tidak

terpenuhi maka keberhasilan akan sulit dicapai. Keberhasilan pembelajaran

berbasis komputer model tutorial dalam meningkatkan hasil belajar siswa MTs.

Al-Burhan dan siswa MTs Al-Inayah disebabkan karena faktor-faktor yang

mendukung keberhasilan pembelajaran berbasis komputer telah terpenuhi

dengan baik, baik dari segi sarana prasarana, kemampuan guru dan siswa serta

(43)

komputer model tutorial.

Faktor penghambat dalam pembelajaran berbasis komputer model tutorial

meliputi lima kategori pokok yaitu: sarana prasarana yang tidak memadai,

sumber daya pelaksana yang tidak menguasai program, waktu untuk

implementasi pembelajaran berbasis komputer model tutoririal minimal 2 x 40

menit atau dua jam pelajaran ,dukungan dan biaya yang relatif mahal. Adapun

kekurangan atau kelemahan dari penerapan pembelajaran berbasis komputer

model tutorial pada mata pelajaran IPA (Biologi) dapat dikelompokkan dalam

tiga kelompok: Pertama, dengan ketergantungan pembelajaran terhadap sarana

yaitu tergantung pada kemampuan hardware (komputer), aliran listrik dan

sarana ruang laboratorium yang memadai, kedua, berkaitan dengan kualitas

softrware program yang digunakan. Apabila software yang digunakan kurang

baik maka akan mempengaruhi kepada hasil belajar siswa. Ketiga, berkaitan

dengan kemampuan subjek pengguna (siswa) dan guru sebagai penyelenggara.

Pembelajaran berbasis komputer sangat menuntut kemampuan guru dan siswa

dalam mengopersikan komputer.

Berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis

komputer model tutorial efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa apabila

faktor penghambat, kendala dan kelemahan dari pembelajaran berbasis

komputer model tutorial tersebut dapat diatasi dengan cara melengkapi sarana

prasarana, memberikan pelatihan komputer untuk guru serta pengaturan jadwal

penggunaan laboratorium komputer yang terorganisir dengan baik.

(44)

disebabkan karena faktor-faktor penghambat keberhasilan pembelajaran

berbasis komputer model tutorial dapat teratasi dengan baik.

B. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan yang ditegakkan melalui kajian terhadap hasil

penelitian penerapan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh pembelajaran

berbasis komputer model tutorial sehingga dapat diturunkan sejumlah prinsip

tentang penerapan pembelajaran, maka dapat diajukan sejumlah rekomendasi.

Rekomendasi diberikan kepada (a) pihak pengguna dalam hal ini Guru dan Kepala

Madrasah, (b) pihak yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas

pembelajaran dalam hal ini pejabat Kantor Departemen Agama yang bertugas di

Bidang Pendidikan Dasar ( tingkat MTs.), dan (c) peneliti yang akan melakukan

penelitian dan penerapan lebih lanjut.

a. Rekomendasi kepada pihak pengguna.

1) Guru adalah sebagai pengguna (user) yang bertanggung jawab atas

terlaksananya kurikulum dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar

seyogyanya menyadari bahwa implementasi kurikulum, khususnya

kurikulum IPA (Biologi) disekolah Madrasah Tsanawiyah, masih belum

optimal. Agar kualitas pembelajaran dapat diperbaiki, program penerapan

pembelajaran berbasis komputer model tutorial dapat menjadi salah satu

alternatif untuk mengoptimalkan proses pembelajaran, khususnya

(45)

karena pada dasarnya program pembelajaran ini guru hanya berperan

sebagai fasilitator sehingga guru tidak asing terhadap pnggunaan

program pembelajaran.

Penerapan program pembelajaran ini dapat dilakukan dengan

memanfaatkan laboratorium komputer yang telah tersedia.

Program pembelajaran ini telah teruji efektif dan memberi kontribusi

yang sangat besar terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Di sisi lain penerapan model ini efektif memperbaiki kinerja guru, terkait

erat dan sangat didukung oleh kemauan dan kemampuan guru untuk menerapkan

rencana pengajaran yang applicable dan dalam hal ini terkandung tuntutan untuk

memahami IPA (Biologi) sebagai disiplin ilmu, Berbagai inovasi dan kreatifitas

dalam pembelajaran dapat dikembangkan dengan merancang berbagai variasi

media, variasi gambar, musik dan animasi serta gambar. variasi media dapat juga

dengan menggunakan model lain seperti model simulasi dan games. Karena sifat

mata pelajaran IPA (Biologi) yang tidak dapat lepas dari kegiatan praktikum dan

eksperimen dan madrasah juga sudah mempunyai jaringan internet, maka diharap

kepada guru untuk mengembangkan pembelajaran IPA (Biologi) dengan

memanfaatkan e-laboratory disamping penggunanaan yang ofline penggunaan

yang online juga dapat dilakukan..

2) Kepala sekolah sebagai atasan guru dapat mendorong guru untuk

memperbaiki kualitas implementasi kurikulum, Implementasi KTSP

(46)

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah, sewajarnya sekolah

mendukung terhadap penerapan inovasi-inovasi pembelajaran dengan

memberikan fasilitas dan menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran

yang dibutuhkan guna menunjang terlaksanananya inovasi pembelajaran

tersebut sehingga apa yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Hubungannya dengan pembelajaran berbasis komputer, pihak sekolah

harusnya memberikan motivasi kepada guru melalui penghargaan yang

sesuai dengan hasil, harus mempunyai minat yang tinggi untuk

memasyarakatkan pembelajaran berbasis komputer dengan melakukan

berbagai kegiatan seperti seminar atau pelatihan pembuatan program dan

memberikan dukungan penuh bagi guru yang hendak mengembangkannya

baik secara moral maupun material (biaya).

b. Rekomendasi kepada Pejabat yang terkait dan turut bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas pembelajaran ( Kantor Wilayah Departemen Agama Bagian Mapenda ).

Kepala sekolah hanya bertugas dan bertanggung jawab terhadap inovasi

yang diadakan di sekolahnya untuk inovasi dan peningkatan mutu pendidikan

pada sekolah yang lebih luas di lingkungan departemen agama menjadi tugas dan

tanggung jawab bagian Mapenda kota atau kabupaten dan tingkat provinsi.

Disamping memberikan dukungan langsung untuk membantu mempermudah

dalam memfasilitasi berbagai kebutuhan belajar siswa bagian Mapenda juga dapat

mensosialisasikan penerapan pembelajaran berbasis komputer model tutorial

(47)

kota/kabupaten dan provinsi khususnya dalam pembelajaran IPA (Biologi) .

c. Rekomendasi kepada peneliti yang akan melakukan penelitian dan penerapan penelitian lebih lanjut.

Penelitian penerapan program pembelajaran berbasis komputer model

tutorial ini memiliki keterbatasan-keterbatasan, sehingga dianggap perlu untuk

merekomendasi dilakukannya penelitian lanjutan.

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman atau setidaknya dapat

dijadikan sebagai studi pendahuluan untuk memahami penggunaan media

komputer dalam pembelajaran. Sudah semestinya, bila teknologi dunia

komputer dan aplikasinya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk

memudahkan mendapatkan informasi, khususnya materi-materi

pembelajaran.

b. Penelitian penerapan ini dilakukan terbatas pada jenjang Madrasah

Tsanawiyah untuk mata pelajaran IPA (Biologi). Hasil penelitian ini

efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Walaupun demikian,

efektivitas program pembelajaran berbasis komputer model tutorial akan

dapat lebih ditegaskan secara konsisten jika dilakukan penelitian lanjutan

dalam bidang kajian dan tingkatan pendidikan yang berbeda. Untuk itu

diberikan rekomendasi kepada peneliti selanjutnya agar melakukan

penelitian pengembangan dan penerapan pada bidang kajian lain atau

(48)

rasional memilki kelebihan peluang baik dukungan secara administratif

(dekat dengan pusat) maupun dukungan sarana/fasilitas (yang mengacu

kepada standar kota besar). Hasil penelitian ini memperlihatkan tingkat

efektifitas tinggi tentu saja tidak lepas dari faktor lingkungan tersebut

sehingga dirasa perlu untuk melalkukan kajian terhadap permasalahan

yang sama pada wilayah yang berbeda, untuk melihat apakah hasil kajian

tersebut memiliki efektivitas yang sama dalam rangka menguji program

hasil penerapan ini berdasarkan variabel lingkungan (geografis dan strata

(49)

155

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. Ibrahim,R. Sukmadinata, N S.. Sudjana, D. Rasyidin W.( 2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung, Pedagogiana Press.

Arikunto,S. (2006) Prosedur Penelitian: SuatuPendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arsyad, A. (1997). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Kustandi, C.(2008) Efektifitas Penggunaan Program Pembelajaran Interaktif Model

VidioTutorial terhadap Hasil Belajar siswa SMA. Tesis: tidak

dipublikasikan. Bandung: UPI Bandung

Darmawan,D. (2007) Teknologi Informasi danKomunikasi. Bandung:Arum Mandri Press

Depag. ( 2005 ), Pedoman Integrasi Pendidikan Kecakapan Hidup ( Life Skills ) dalam Pembelajaran, Jakarta : Direktorat Jenderal Kelembagaan Islam

Efendi,E dan Zhuang, H(2005). E-Learning Konsep danAplikasi.Yogyakarta:Andi

Fathurrohman,P & Sutikno,S (2007) Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islam,Bandung: PT Refika Adittama

Fraenkel, Jack R & Norman E.Wallen. 1993. How To Design and Evaluate Research in Education. USA: Mc-Hill Inc.

Gagne, Robert M., (1985) The Conditions of Learning and Theory and Theory of Instruction.(Fourth ed). New York: Holt, Pinehart and Winston

Harcleroad, F., Brown, W., & Lewis, R.B.. (1977). AV Instruction: Technologi, Media and Method. New York: McGr aw Hill.

Hamalik, O. (1994). Media Pengajaran. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Hamalik,O. (2005) Proses Belajar Mengajar, Jakarta:Bumi Aksara

(50)

Hamalik,O (1987). Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar berdasarkan CBSA. Bandung: sinarBaru Algesindo.

Hamalik,O (1989) Komputerisasi Pendidikan Nasional, Bandung: Mandar Maju.

Hernawan, Asep Herry dkk.tt. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Komputer (Teori an Praktek). Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

Heinich, R. (2005). Instructional Technology and Media for Learning. New York: Macmillan Publising.

Ibrahim.(1988) Inovasi Pendidikan. Jakart: DEPDIKBUD.

MacKezie, N., Eraut, Michael dan Jones, H.C.(1970). Teaching and Learning An Introductionto New Method and Resources in Higer Education. Paris International Associational of University

McDonough, D, et.al (1994). University Courseware Development Comparative Views of Computer Based Teaching By User & Non User.

Mcmillan, H. James & Schumacher, Sally. (2001). Research in Education. New York: Longman.

Mudhoffir.(1993). Teknologi Instructional Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nurhalim,M (2008). Penerapan Pembelajaran Berbasis Komputer (computer based instruction) Model Tutorial untuk Meningkatkan Hasil Belajar siswa Madrasah Aliyah Kota Bandung Tesis: tidak dipublikasikan. Bandung: UPI Bandung

Puskur Balitbang Depdiknas. (2006) Panduan Pengembangan Pembelajaran IPA Terpadu.Jak

Gambar

Grafik 4.1 Grafik 4.2
tabel), diterima. Sedangkan statistik tabel bisa dihitung pada tabel t

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dua pendapat diatas serta kajian dari permasalahan penelitian, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas

Metode Internal Rate of Return, diperoleh tingkat bunga sebesar 10.1% yang menyamakan nilai sekarang investasi rumah makan dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih rumah makan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada fakultas pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah Bagaimana Model Pembinaan Akhlak Mulia dalam Meningkatkan dan Menjaga Disiplin Kebersihan di Pondok Pesantren

Penyajian dimulai dari data umum tentang karakteristik ibu inpartu yang meliputi umur ibu inpartu, pendidikan ibu inpartu, pekerjaan ibu inpartu, dan jumlah

Asal-usul komunitas Tobelo yang juga berasal dari wilayah Kao, Leirissa menuliskan bahwa pada abad ke-19 di distrik Weda banyak berdiam diri orang Tobelo yang

Unjuk kerja dari sistem ini adalah mampu menangani lebih dari satu macam sensor (4 macam sensor), sebuah handphone yang dapat melakukan panggilan otomatis sebuah nomor telepon,

Jika sebuah elektron menghasilkan satu foton pada saat elektron tersebut menumbuk target, panjang gelombang minimum yang dihasilkan oleh tabung tersebut dalam nm adalah ...9.