PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang Tahun
Pelajaran 2012/2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
RUSLAN
0810026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran
2012/2013)
Oleh :
RUSLAN 0810026
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I,
Dra. Puji Rahayu, M.Pd NIP 19600601 198611 2 001
Drs. H. Basuni Rachman, M.Pd NIP 19500702 198611 1001
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 PGSD
ABSTRAK
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang Tahun
Pelajaran 2012/2013)
Penelitian ini berangkat dari latar belakang pemikiran mengenai perlunya memingkatkan hasil belajar IPA karena melemahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran IPA. Pembelajaran masih didominasi guru dan dalam proses pembelajaran IPA guru belum menggunakan metode yang tepat. Oleh karena itu, siswa kesulitan untuk memahami materi pelajaran yang diberikan oleh guru.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dalam pembelajaran IPA digunakan metode pembelajaran eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (classroom
action research), dengan menyajikan data hasil penelitian secara deskriftif berupa
pemaparan dari data yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang masing-masing siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah tes hasil belajar, lembar observasi, dokumentasi, dan angket.
Ruslan,2013
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Sistematika Laporan Penelitian ... 7
BAB II METODE EKSPERIMEN, HAKIKAT BELAJAR, PEMBELAJARAN IPA DI SD, DAN LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN IPA ... 8
A. Metode Eksperimen ... 8
1. Pengertian Metode Eksperimen ... 8
2. Tujuan Metode Eksperimen ... 9
3. Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Eksperimen ... 11
Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen ... 12
B. Hakikat Belajar ... 14
1. Pengertian Belajar ... 15
2. Pengertian Pembelajaran ... 15
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Pembelajaran ... 16
4. Hasil Belajar Siswa ... 17
C. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 19
D. Langkah-langkah Penerapan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 21
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 25
B. Desain Penelitian ... 27
C. Metode Penelitian ... 33
D. Definisi Operasional ... 34
1. Pembelajaran IPA ... 34
2. Metode Eksperimen ... 34
3. Hasil Belajar ... 35
4. Aktivitas Belajar Siswa ... 35
E. Instrumen Penelitian ... 35
1. Tes Hasil Belajar ... 36
2. Lembar Observasi ... 36
3. Angket Siswa ... 36
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ... 37
1. Teknik Pengumpulan Data ... 37
2. Teknik Pengolahan Data ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 44
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44
1. Profil Sekolah ... 44
2. Karakteristik Siswa Kelas IV SDN Kiara I ... 46
B. Deskripsi Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ... 47
1. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran IPA Pra Siklus ... 47
2. Pelaksanaan dan Hasil penelitian Siklus Kesatu ... 53
3. Pelaksanaan dan Hasil penelitian Siklus Kedua ... 65
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 74
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 85
A. Kesimpulan ... 85
B. Saran ... 86
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum yang berlaku di sekolah dasar saat ini adalah kurikulum tingkat
satuan pendidikan (KTSP), yang salah satu isi program pembelajarannya adalah
Ilmu Pengetahuan Alam. Di dalam Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses,
dinyatakan bahwa:
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Lebih jelas lagi dalam Permendiknas No 22 (2006) tentang Standar isi
dinyatakan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya
dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya
sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran IPA di
SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui
penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Begitu
juga menurut Sund (Poejiadi, 2007) menyatakan bahwa:
2
Dalam era globalisasi dan era informasi ini proses pembelajaran sudah
semestinya disampaikan secara menarik, menyenangkan dan menantang bagi
siswa (Sa’ud, 2008: 29). Dalam proses pembelajaran IPA, paradigma lama yang
menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber informasi dalam belajar
sudah harus ditinggalkan karena pembelajaran dalam IPA bukan hanya transfer
ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa sebagai peserta didik, melainkan proses,
sikap dan norma. Pola pembelajaran lama mengajar berpusat pada guru (teacher
centered) sekarang sudah harus berubah ke arah aktivitas yang berpusat pada
siswa (student centered).
Namun demikian fenomena yang terjadi dalam pembelajaran IPA di kelas
V SDN Kiara I terkait dengan hasil belajar siswa masih rendah, nilai ulangan
formatif pada pokok bahasan cahaya belum mencapai hasil yang memuaskan.
Secara umum materi penilaian hasil belajar untuk mata pelajaran IPA dengan
pelaksanaan yang dikoordinasikan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota masih
didominasi dan berfokus pada penilaian hasil belajar ranah kognitif melalui tes.
Hal ini berpengaruh pada gaya mengajar guru yang lebih memberatkan pada
aspek kognitif, guru senderung melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan metode yang terpusat pada guru. Sementara itu kesempatan siswa
untuk melakukan eksplorasi sangat terbatas. Hal ini menyebabkan pemahaman
siswa terhadap materi IPA tentang cara tumbuhan hijau membuat makanan
menjadi dangkal. Maka dari itu hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
3
tubuh manusia baru mencapai 58.00. Sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan
nilai mencapai KKM mata pelajaran IPA baru 50.00%, (dari KKM 65,00) yang
telah ditetapkan di kelas V SDN Kiara I baru. Kondisi ini menjadi bahan renungan
penulis untuk memperbaiki hasil belajar siswa tersebut.
Permasalahan tersebut muncul akibat dari proses pembelajaran yang
dilaksanakan belum optimal. Selama ini pembelajaran lebih banyak didominasi
oleh guru, sementara siswa kurang mendapatkan bimbingan untuk melakukan
proses belajar sendiri, untuk menemukan konsep-konsep IPA dari hasil penelitian
atau belajar secara ilmiah yang dilakukan oleh siswa sendiri. Hal ini dikarenakan
pemilihan metode pembelajaran oleh guru masih kurang tepat, dan metode yang
digunaan kurang menunjang pada karakteristik materi IPA dan tingkat
perkembangan berfikir siswa. Sesungguhnya materi dalam pembelajaran IPA di
sekolah dasar berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan untuk melatih siswa dalam berfikir ilmiah.
Mengacu pada ketentuan dalam Kurikulum, 2006, bahwa:
Pelaksanaan proses pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan melalui inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Oleh karena itu pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara tidak langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Memperhatikan esensi dan tujuan pendidikan IPA di SD, seyogianya
4
membentuk kemampuan siswa menguasai pengetahuan, sikap, nilai dan
keterampilan dasar yang diperlukan bagi kehidupan di masyarakat, proses
pembelajaran harus berorientasi kepada siswa (student centered), artinya siswa
yang lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa akan lebih termotivasi dalam
mencapai hasil belajarnya bila diberikan kesempatan untuk menemukan sendiri
melalui proses dalam pembelajarannya melalui percobaan-percobaan dan
penyelidikan yang menunutut siswa untuk mencari sendiri jawaban dari
permasalahan atau materi-materi dalam IPA. Salah satu metode pembelajaran
yang dapat dikembangkan untuk memenuhi harapan dan tuntutan tersebut adalah
dengan menerapkan metode eksperimen, seperti yang dikemukakan Abadi (2008)
sebagai berikut: “Metode yang diterapkan dengan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk melakukan sendiri, mengikuti proses, mengamati suatu
objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang suatu
objek, keadaan atau proses tertentu”.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian
dengan judul: “Penerpan Metode Eksperimen dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar (PTK
pada materi Cara Tumbuhan Hijau Membuat Makanan di Kelas V SDN Kiara I
Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten Kabupaten Karawang Tahun Pelajaran
2012/2013).
5
Masalah yang dihadapi guru dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN
Kiara I dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA masih rendah baik secara
individu maupun klasikal, ini ditandai dengan rendahnya pencapaian
persentase ketuntasan belajar siswa.
2. Pelaksanaan proses pembelajaran yang masih terpusat pada guru, siswa belum
mendapatkan kesempatan yang memadai untuk melakukan pembelajaran
secara ilmiah dengan melakukan eksplorasi.
3. Pembelajaran masih dititikberatkan pada pencapaian hasil, bukan pada
meningkatkan kualitas proses yang mengakibatkan rendahnya pemahaman
siswa akan konsep-konsep IPA.
4. Penggunaan model atau pendekatan pembelajaran belum maksimal, guru lebih
banyak mengguakan pembelajaran langsung dengan menggunakan model
pembelajaran yang terpusat pada guru.
5. Kurangnya sarana dan prasarana terutama alat peraga (KIT IPA) untuk
membantu kelancaran dan keberhasilan proses pembelajaran IPA.
6. Rendahnya motivasi belajar siswa akibat dari proses pembelajaran yang
dilakukan monoton dan membosankan.
Dari beberapa permasalahan tersebut, dalam penelitian ini difokuskan pada
upaya meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN Kiara I dengan
mengoptimalkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA materi cara
tumbuhan hijau membuat makanan.
6
Rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum adalah: “Apakah
penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa
sekolah dasar?” Adapun rumusan masalah tersebut secara rinci difokuskan pada
masalah berikut:
1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN
Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon dengan menggunakan metode eksperimen
pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan?
2. Bagaimanakan peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Kiara I
Kecamatan Cilamaya Kulon setelah menggunakan metode eksperimen pada
materi cara tumbuhan hijau membuat makanan?
3. Bagaimana respon angket siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran
IPA di kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon menggunakan
metode eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimen dalam
pembelajaran IPA di kelas V SDN Kiara I dengan tujuan:
1. Ingin mengetahui aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA di kelas V
SDN Kiara I Cilamaya Kulon menggunakan metode eksperimen pada materi
cara tumbuhan hijau membuat makanan.
2. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Kiara I
Kecamatan Cilamaya Kulon setelah menggunakan metode eksperimen pada
7
3. Ingin mengetahui respon angket siswa terhadap pembelajaran IPA di kelas V
SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon dengan menggunakan metode
eksperimen pada materi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil Penelitian Tindakan Kelas ini adalah:
1. Bagi guru, bertambahnya wawasan guru dalam mengelola pembelajaran ke
arah yang lebih baik.
2. Bagi siswa, pembelajaran dengan metode eksperimen dapat memberikan
pengalaman langsung. Siswa mendapat berbagai pengalaman belajar dalam
melakukan eksperimen untuk memahami konsep cahaya.
3. Bagi peneliti lain, hasil PTK ini bisa dijadikan sebagai gambaran tindakan
untuk mengatasi kendala-kendala dalam proses pembelajaran IPA di sekolah
dasar.
G. Sistematika Laporan Penelitian
Hasil penelitian ditulis secara rinci dengan sistematika pelaporan sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan yang berisi a) latar belakang masalah, b) Identifikasi
dan pembatasan masalah; c) rumuasan masalah, d) tujuan penelitian, e) manfaat
penelitian; f) definisi operasional; g) sistematika laporan penelitian.
Bab II berisikan kajian teoritik tentang teori-teori: metode esperimen,
8
Bab III membahas metode penelitian terdiri dari a) lokasi dan subjek
penelitian, b) desain penelitian, c) Metode penelitian, d) definisi operasional, e)
instrumen penelitian, dan f) teknik pengumpulan dan pengolahan data.
Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan
Ruslan,2013
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Kiara I Kecamatan
Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang. Dan yang menjadi subjek penelitian
adalah siswa kelas V sebanyak 41 orang siswa yang terdiri dari 19 siswa laki-laki,
dan 22 siswa perempuan. Keseluruhan siswa tersebut akan diberi tindakan
pembelajaran IPA pada materi tumbuhan hijau dalam membuat makanan dengan
menggunakan metode eksperimen.
B. Desain Penelitian
Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini menempuh tahapan-tahapan
atau prosedur yang berurutan dalam pengembangan setiap siklus. Desain siklus
yang digunakan dalam penelitian ini untuk melakukan tindakan adalah seperti
yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (Kasbolah, 1998/1999:14) yaitu:
Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai proses yang dinamis dimana keempat aspek, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan berdasarkan alur yang
dijelaskan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005:66) adalah sebagai
26
melaksanakan observasi, (4) melakukan refleksi”. Sedangkan untuk siklus
selanjutnya adalah sebagai pelaksanaan tindakan ulang.
Desain penelitian ini dibuat dalam bentuk siklus. Setiap siklus terdiri dari
satu pertemuan. Dalam setiap siklus telah dibuat perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi tindakan yang telah dipersiapkan. Alur pelaksanaan tindakan dalam
penelitian ini disajikan pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Taggart (Arikumto, dan Suhardjono, 2008)
Prasiklus
Refleksi
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan
Siklus II
Pengamatan
Refleksi Pelaksanaan
Pengamatan
27
Penelitian ini dilakukan dengan jadwal pembelajaran yang ada di kelas V
SDN Kiara I dan dilaksanakan dalam dua siklus, setiap langkah terdiri dari empat
tahap yaitu: tahap perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi.
Keempat tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Tindakan
Pada tahapan perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan dan
rencana penelitian yang hendak diselenggarakan dalam proses pembelajaran IPA.
Kegiatan perencanaan tersebut di antaranya: (a) berdiskusi dengan guru mitra
penelitian dalam menyiapkan RPP, (b) membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode eksperimen.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan yaitu tahap pelaksanaan praktik pembelajaran
yang sebenarnya berdasarkan rencana tindakan yang telah disusun bersama-sama
antara guru mitra dan peneliti yang juga merangkap sebagai praktikan guna
memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Selanjutnya peneliti meminta
guru mitra (teman sejawat) untuk mengamati peneliti yang sekaligus menjadi
praktisi dalam pelaksanaan tindakan.
Untuk mencapai hasil yang optimal, maka pelaksanaan tindakan ini
dilakukan dalam beberapa siklus. Pelaksanaan siklus pertama berdasarkan pada
rancangan siklus pertama untuk menjawab permasalahan yang diperoleh dari data
28
Pelaksanaan siklus kedua berdasarkan pada rencana pembelajaran yang
mengacu pada hasil refleksi siklus pertama. Untuk siklus selanjutnya dalam
rencana dan pelaksanaan pembelajaran mengacu pada kejadian siklus sebelumnya.
3. Tahap Observasi
Tahap observasi pada penelitian ini mengacu pada pembahasan observasi
yang dikemukakan oleh Trianto (2010:78) sebagai berikut: “Tahapan observasi
sebenarnya berjalan secara bersamaan pada saat pelaksanaan tindakan.”
Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya
berlangsung dalam waktu yang bersamaan.
Pada tahapan ini, peneliti dibantu dengan guru mitra penelitian melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal- hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Observer mengamati seluruh aktivitas yang
dilakukan oleh guru dan siswa berdasarkan pedoman observasi yang telah dibuat,
sehingga dapat diketahui apakah aktivitas guru dan siswa telah sesuai atau tidak
dengan lembar observasi. Hasil observasi ini dijadikan dasar refleksi dari tindakan
yang telah dilakukan untuk merencanakan tindakan selanjutnya.
4. Tahap Refleksi
Tahap refleksi adalah merupakan kegiatan akhir penelitian. Pada tahap ini,
data yang diperoleh dari hasil observasi selanjutnya dikumpulkan, dianalisis, dan
29
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan dengan menggunakan
metode eksperimen pada konsep tumbuhan hijau di kelas V (lima), menggunakan
beberapa siklus yang diawali dengan pra siklus, siklus I, dan apa bila belum
mencapai keberhasilan pada tahap-tahap siklus tersebut maka akan ditempuh
siklus II. Dalam implementasi tindakan ini terdapat beberapa tahapan,
diantaranya:
1. Kegiatan pra siklus
Kegiatan ini merupakan tahap awal dari rangkaian siklus tindakan.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Dalam upaya mendapatkan data kondisi awal keadaan kelas V yang
dijadikan tempat penelitian tindakan kelas, diperlukan suatu kegiatan
pengamatan keadaan kelas, supaya dapat menyusun rencana tindakan yang
akan dilakukan peneliti, berdasarkan kebiasaan guru atau kondisi nyata dan
untuk menemui kendala-kendala yang dirasakan oleh guru serta
mengadakan pretes yang berkaitan dengan konsep tumbuhan hijau.
b. Refleksi
Dalam kegiatan ini, peneliti bersama teman sejawat (guru) melakukan
diskusi dan evaluasi tentang permasalahan yang dihadapi oleh siswa serta
kendala-kendala yang dirasakan guru pada saat proses pembelajaran pada
konsep tumbuhan hijau di kelas V. Dari hasil analisis pada tahap observasi
30
memecahkan masalah-masalah yang telah ditemukan pada kegiatan
observasi.
2. Kegiatan siklus I
a. Perencanaan (planning)
Pada tahap perencanaan ini, peneliti dan guru membuat rencana
kegiatan penelitian yang berupa tindakan-tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran hasil pengamatan dan temuan
yang diperoleh pada tahap prasiklus. Dalam penelitian ini guru dan peneliti
bersama-sama menetapkan target keberhasilan siswa apabila rata-rata siswa
tidak mencapai nilai rata-rata 70,0 maka penelitain ini akan dilanjutkan
pada siklus II, tetapi apabila sudah mencapai nilai rata-rata70,0 maka
kegiatan penelitian akan dihentikan di siklus I.
Adapun rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Merancang dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
berkaitan dengan metode eksperimen pada konsep tumbuhan hijau
2) Membuat dan mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
sebagai sumber belajar
3) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran berupa tes tertulis dan
5) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui bagaimana kondisi pada
31
b. Tindakan (acting)
Tahap ini dilakukan kegiatan belajar mengajar berdasarkan rencana
yang telah disusun dan disepakati bersama yaitu menggunakan metode
eksperimen pada konsep tumbuhan hijau. Guru melaksanakan tindakan
dengan merancang pembelajaran sesuai RPP.
Adapun langkah-langkah tindakan yang akan dilakukan adalah
sebagaiberikut:
1) Menggali pengetahuan awal siswa tentang konsep tumbuhan hijau
dengan model atau media yang ada di lingkungan sekitar siswa
2) Mengadakan tanya jawab
3) Membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil sesuai dengan jumlah
siswa
4) Menyiapkan LKS untuk didiskusikan bersama kelompoknya
5) Siswa menyelesaikan LKS tersebut secara berdiskusi
dengankelompoknya, guru membimbing kelompok-kelompok yang
mengalami kesulitan. Guru membiarkan siswa membangun
pengetahuannya sendiri berdasarkan konsep materi yang diterima
6) Mempersentasikan hasil kerja kelompok dan memberikan tanggapan
7) Setiap kelompok menjawab pertanyaan yang diajukan oleh kelompok
yang lain
8) Guru dan siswa mengulas kembali kegiatan pembelajaran yang
32
9) Dengan bantuan guru, siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari
hasil diskusi
10) Memberikan latihan individu berupa tes tertulis berbentuk uraian.
c. Pengamatan (observing)
Kegiatan observasi ini dilakukan oleh guru kelas V selama
pembelajaran pada konsep tumbuhan hijau berlangsung. Hal-hal yang perlu
diamati adalah pada proses pembelajaran terhadapkegiatan guru mengajar
dan aktivitas siswa belajar. Serta mencatat hasil pengamatan dalam
pedoman observasi yang berisi aspek-aspek kegiatan guru mengajar dan
aktivitas siswa belajar dalam proses belajar di kelas.
d. Refleksi (reflecting)
Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, pada tahap ini peneliti
dan guru mengadakan kegiatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengelompokkan hasil data yang diperoleh
2) Menganalisis hasil evaluasi yang berupa tes tertulis dalam bentuk uraian
3) Menganalisis hasil observasi terhadap aktivitas siswa dan kegiatan
mengajar guru dalam kegiatan pembelajaran
4) Mendiskusikan dan mengevaluasi tentang permasalahan-permasalahan
yang muncul pada kegiatan pembelajaran, mencari solusi untuk
33
3. Siklus 2
Tahap proses penelitian pada siklus 2 mengikuti tahapan yang
dilaksanakan pada siklus 1. Dalam hal ini, rencana tindakan yang dilakukan pada
siklus kedua disusun berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan pada siklus kedua merupakan upaya penyempurnaan dan
perbaikan terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama dengan
menggunakan metode eksperimen pada Fotosintesis di kelas V SDN Kiara I Bila
pada siklus kedua tujuan belajar yang diharapkan belum berhasil maka dilanjutkan
pada siklus ketiga.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Selanjutnya yang dimaksud Penelitian Tindakan Kelas adalah “penelitian tindakan
yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu
praktik pembelajaran” (Arikunto, dkk, 2008:58). Sedangkan Sulipan, (2010:11)
mendefinisikan PTK yaitu: “Penelitian tindakan kelas berasal dari istilah bahasa
inggris classroom action research, yang berarti penelitian tentang tindakan yang
dilakukan pada sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan
pada suatu subjek penelitian dikelas tersebut.”
Dari pengertian PTK menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan di kelas untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan mutu pendidikan
34
Tujuan utama penelitian tindakan kelas untuk memecahkan permasalahan
nyata yang terjadi di dalam kelas.Kegiatan ini tidak saja bertujuan unuk
memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari jawaban ilmiah.PTK juga
bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan
profesionalnya.
Jadi Penelitian tindakan kelas ini dilakukan bertujuan mengoptimalkan
pembelajaran IPA melalui metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar
siswa pada konsep tumbuhan hijau bagi siswa kelas V Kiara I Kecamatan
Cilamaya Kulon Kabupaten Karawang.
D. Definisi Operasional
1. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA adalah pengalaman langsung yang memegang peranan
penting sebagai pendorong lajunya perkembangan kognitif anak Pembelajaran
IPA yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tentang tumbuhan hijau dalam
membuat makanannya yang dilaksanakan menggunakan metode eksperimen,
sehingga prestasi belajar siswa mengalami peningkatan.
2. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah proses pembelajaran yang diterapkan dengan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan sendiri,
mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan
35
3. Hasil Belajar
Hasil belajar IPA siswa SD dalam penelitian ini adalah kemampuan yang
diperoleh siswa kelas V setelah melakukan serangakaian aktivitas proses
pembelajaran IPA pada materi Fotosintesis dengan menerapkan metode
eksperimen, baik kemampuan dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa
yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan
keterampilan. Perubahan tersebut diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan
pengembangan yang lebih baik dibandingkandengan sebelumnya, misalnya dari
tidak tau menjadi tahu.
4. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas belajar siswa merupakan kegiatan dalam proses belajar siswa
dalam memperoleh pengalaman belajarnya.
E.Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah :
1. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar digunakan untuk menjaring data peningkatan hasil belajar
siswa dalam pembelajaran IPA materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya.
Tes dilaksanakan pada awal dan akhir pelajaran dengan jenis tes tertulis. Bentuk
36
2. Lembar observasi
Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, atau proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang
terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan Sutrisno, (Sugiyono,
2010:203).
Sedangkan menurut Sudjana (2009:84) bahwa observasi adalah sebagai
berikut: Observasi atau pengamatan sebagai alat penilaian banyak digunakan
untuk mengukur tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu kegiatan yang
dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Dengan kata lain observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses
belajar siswa. Misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi
siswa, partisipasi siswa dalam kegiatan simulasi, dan penggunaan alat peraga
waktu mengajar ataupun tingkah laku guru pada saat mengajar.
3. Angket Siswa
Angket skala sikap adalah lembaran yang berisi pertanyaan-pertanyaan
untuk mengungkapkan tentang cara-cara yang sering dilakukan dalam pelajaran
IPA, harapan siswa dalam belajar IPA dan tanggapan terhadap pendekatan
pembelajaran yang sering diterima. Pertanyaan berhubungan dengan perasaan
selama mengikuti pembelajaran, pendapat tentang pendekatan pembelajaran yang
37
F. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini untuk memperoleh data peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data berupa lembar observasi, lembar tes, dan lembar angket..
a. Observasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tekhnik observasi terfokus,
peneliti tinggal memberi tanda yang telah ditetapkan dalam pedoman observasi.
Jumlah lembar observasi yang digunakan ada dua yakni lembar observasi kegiatan
guru dan lembar observasi kegiatan siswa. Observasi yang peneliti lakukan adalah
observasi pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pedoman observasi dalam
penelitian ini ada dua jenis yaitu, observasi terhadap siswa dan observasi terhadap
peneliti sebagai model. Adapun pedoman observasi terhadap siswa tersebut dapat
dilihat pada Tabel 3.1 dan Observasi guru tersaji dalam Tabel 3.2.
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Aktivitas Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas V Konsep Tumbuhan Hijau Dengan Penerapan Metode Eksperimen
No Aspek yang Diamati Nilai
1 2 3 4
1 Merencanakan Eksperimen 2 Melakukan Eksperimen 3 Bekerjasama
38
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Kegiatan Mengajar Guru dengan Menggunakan Metode eksperimen
1 Apersepsi 1) Membangkitkan motivasi
belajar siswa
2 Eksplorasi 1) Guru mempersilakan
siswa untuk bertanya
39
Nilai rata-rata = Jumlah nilai yang diperoleh Jumlah aspek yang di amati
Nilai rata- rata kelas = Jumlah nilai jumlah siswa
Kriteria Penilaian:
a. Nilai 4, jika semua deskriptor muncul
b. Nilai 3, jika hanya 2 deskriptor yang muncul
c. Nilai 2, jika hanya 1 deskriptor yang muncul
Rumus seperti di atas dibuat, sebab dalam kegiatan ini hanya terdapat tiga
deskriptor saja. Adapun skala penilaiannya adalah sebagai berikut:
A = 3.5 - 4 = Baik sekali
B = 2.8 - 3.4 = Baik
C = 2.0 - 2.7 = Cukup
D = 1.0 - 1.9 = Kurang
b. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto,
2010: 193)
Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui kemampuan siswa dalam
memahami konsep tumbuhan hijau yaitu tes tertulis, bentuk tes yang akan
digunakan dalam penelitian ini yaitu tes objektif pilihan ganda dan jawaban
40
Tes uraian adalah suatu bentuk soal yang harus dijawab atau dipecahkan
dengan cara mengemukakan pendapatnya secara terurai (Rakhmat dan
Solehuddin, 2006:29).Selain diberikan soal tes, diberikan juga lembar kerja siswa
(LKS), LKS digunakan sebagai alat dalam pembelajaran IPA pada konsep
tumbuhan hijau dengan menggunakan metode eksperimen. Soal tes yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa sepuluh soal pilihan ganda dan lima
soal jawaban singkat.
Sedangkan format penilaian yang digunakan dalam tes dapat dilihat pada
Tabel 3.3.
Tabel 3.3
Format Penilaian Hasil Tes Belajar Siswa Pada Konsep Tumbuhan Hijau
42
c. Angket Siswa
Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan Metode
Eksperimen dalam pembelajaran IPA yang dilakukan selama dua siklus, peneliti
memberikan angket untuk diisi oleh siswa berdasarkan pemahaman dan
tanggapannya terhadap pembelajaran IPA yang telah dilakukan. Selanjutnya hasil
angket yang diberikan kepada siswa dapat dilihat pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4
Pedoman Angket Siswa terhadap Pembelajaran IPA dengan Menggunakan Metode Eksperimen pada Materi Fotosintesis
No
Soal Pernyataan
Frekuensi
SS S TS STS
1 Pembelajaran yang tentang fotosintesis membuat saya senang dan bersemangat dalam belajar IPA
2 Media yang digunakan
mempermudah saya
memahami materi tentang fotosintesis.
3 Bimbingan dan arahan guru mempermudah saya dalam memahami langkah-langkah yang ada di LKS
4 Saya Lebih mudah memahami materi Fotosintesis dengan
menggunakan metode
eksperimen
Jumlah Persentase
43 ND = Nilai yang dicapai NI = Nilai Ideal
Nilai yang sudah ditabelkan, dicari rata-rata kelasnya dengan rumus
sebagai berikut:
Nilai Rata-rata (x) = ∑ nilai seluruh siswa x 100% ∑ siswa
Siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila DSS ≥ 65% (*KKM=65)
DSK =
Keterangan :
DSK = Daya serap klasikal
Suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya apabila DSK ≥ 85%
Keterangan:
Kreteria penilaian Huruf Keterangan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan temuan dan pembahasan pada setiap siklus dalam penelitian
tindakan kelas di kelas V SDN Kiara I Kecamatan Cilamaya Kulon Kabupaten
Karawang, dapat disimpulkan hasilnya sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang materi fotosintesis
dengan menggunakan metode eksperimen yaitu dari aspek yang diobservasi
selama pembelajaran berlangsung yaitu : Aspek Merencanakan eksperimen,
melakukan eksperimen, bekerjasama, dan menyampaikan informasi. Melihat
ketercapaian aktivitas siswa pada setiap aspek yang diobservasi dalam proses
pembelajaran pada siklus I bila dirata-ratakan baru mencapai 73,17% atau
dikonversikan ke dalam nilai kualitatif = “C”, siklus kedua rata-rata aktivitas
belajar siswa mengalami peningkatan yang sangat baik, yaitu mencapai
80,03% atau dikonversikan kedalam nilai kualitatif = “B”.
2. Hasil belajar siswa setelah melakukan metode eksperimen pada pembelajaran
IPA tentang materi fotosintesis yaitu dalam penelitian ini pada siklus I
persentase rata-rata hasil belajar siswa dari nilai pos tes yaitu 63,85 dan pada
penelitian siklus II naik menjadi 76,17 mengalami peningkatan sebesar 12,32.
Dengan melihat hasil penelitian tindakan siklus I sampai siklus II maka dapat
disimpulkan bahwa metode eksperimen tersebut cocok untuk digunakan dalam
penyampaian materi fotosintesis untuk meningkatkan pemahaman siswa pada
86
3. Tanggapan siswa terhadap pelaksanaan proses pembelajaran IPA dengan
memanfaatkan metode eksperimen adalah positif. Dari empat pernyataan yang
terdapat pada angket rata-rata persentase sangat senang dan semangat, lebih
mudah mudah mempelajari materi yang diberikan dengan bantuan media
pembelajaran yang tepat, bimbingan guru mempermudah dalam memahami
langkah-langkah penelitian, dan lebih memahami materi yang diberikan.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil temuan dalam penelitian tindakan kelas mata
pelajaran IPA di SD kelas V diajukan beberapa saran sebagai masukan antara
lain:
1. Kepada rekan sejawat guru disarankan untuk menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA terutama yang membutuhkan praktek
langsung. Dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam
proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA
di sekolah dasar meningkat.
2. Bagi Kepala Sekolah hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam
membina guru-guru dalam penerapan metode pembelajaran yang lebih
mengaktifkan peserta didik, dalam meningkatkan kualitas dan belajar peserta
didik di sekolah dasar.
3. Bagi peneliti lanjutan yang akan meneliti efektivitas metode eksperimen
dalam pembelajaran IPA, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, I W Y (2008). Model Pembelajaran. http://guru-kbm.blogspot.com
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Perkembangan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djamarah, S.B & Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Echols, dan Shadily. (1992). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : Gramedia
Hamzah B. Uno. (2009). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hopkins, D. (1993). A Teacher’s Guide To Classroom Research. Buckingham – Philadelphia: Open Univercity Press.
Iskandar, M.Srini. (1196/1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Depdikbud
Kasbolah, K. (1998/1999). Penelitian Tindakan Kelas. Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tingi: IBRD: LOAN
Martiningsih, R. (2007). Macam-macam Metode Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.martiningsih.co.cc
Moleong, L.J. (2002). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nasution, (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: PT. Tarsito
Palendeng. (2003). Metode Eksperimen dalam Pembelajaran. http: archive.
Blog.Pendidikan. Com.
88
Poedjiadi, A. (2007). Sains Teknologi Masyarakat. Model Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai. Rosdakarya. Bandung.
Roestijah. (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sagala, S., (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Semiawan, C. R. dan Joni, T.R. (1993). Pendekatan Pembelajaran: Acuan
Konseptual Pengelolaan Kegiatan Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta:
Konsorsium Ilmu Pendidikan Depdikbud.
Sidi, I.D. (2001). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta: Paramadina.
Sudijono, A. (2009). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Sudjana, N. (1991). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sukmadinata, N.S. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sumantri, Mulyani dan Permana, J (1998/1999). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud PPGSD IBRD
Suryosubroto. (1995). Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Winataputra, S, Udin. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Universitas Terbuka
Wiraatmaja. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung, Rosda Karya.
Yusup. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: CV Andira.