• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Studi Deskriptif Analitik tentang Pengaruh Efektivitas SIA, Budaya TIK, Ketersediaan Fasilitas TIK,dan Kualitas SDM SIA terhadap Kinerja Perguruan Tinggi d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi Berbasis Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Studi Deskriptif Analitik tentang Pengaruh Efektivitas SIA, Budaya TIK, Ketersediaan Fasilitas TIK,dan Kualitas SDM SIA terhadap Kinerja Perguruan Tinggi d"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

ix DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ……… iii

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH ……….. vi

DAFTAR ISI ……….. ix

DAFTAR TABEL ……….. xiii

DAFTAR GAMBAR ……….. xxii

Bab I : PENDAHULUAN ………

A. Latar Belakang ………

B. Rumusan Masalah ……....………...

C. Tujuan Penelitian ………

D. Asumsi ………..………...……….

E. Hipotesis ………...

F. Metode Penelitian ………

G. Lokasi dan subjek Penelitian ………

1 A. Manajemen Perguruan Tinggi ...

1. Konsep Dasar Perguruan Tinggi ... 2. Manajemen Sumberdaya Perguruan Tinggi ... a. Manajemen Kurikulum/Akademik ... b. Manajemen Personalia ... c. Manjaemen Mahasiswa ... d. Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.... e. Manajemen Biaya ... 3. Tantangan Perguruan Tinggi ... B. Sistem Informasi Manajemen ...………...

1. Kedudukan Sistem Informasi dalam Manajemen

(2)

x

Pendidikan ………... 2. Mengelola Sistem Informasi Manajemen ………… 3. Manajemen Sistem Informasi Perguruan Tinggi 4. Sistem Informasi Akademik dalam

Penyelenggaraan Perguruan Tinggi …………... 5. Stakeholder SIM Perguruan Tinggi ………. 6. ICT dalan Sistem Informasi Manajemen Perguruan Tinggi ……….. 7. Kematangan Pemanfaatan IT oleh Perguruan

Tinggi ………..

C. Knowledge Management ……….

1. Konsep Dasar ………..

2. Hubungan Knowledge Management dan Learning Organization ……… 3. Knowledge Management dalam Pengelolaan Perguruan Tinggi ………. 4. Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Knowledge Management di perguruan Tinggi ……….. D. Kinerja Perguruan Tinggi ………...

1. Faktor-faktor yang

mempengaruhi Kinerja………

2. Pengukuran Kinerja

Perguruan Tinggi …………. E. Prestasi Belajar Mahasiswa ………. F. Kerangka Pemikiran Penelitian ……….. G. Beberapa penelitian Terdahulu tentang Sistem

Informasi dalam Pendidikan ………

70

Bab III : PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian ………..

B. Populasi dan Sampel ……….…….…………

C. Desain Penelitian ………..

D. Operasionalisasi Variabel Penelitian ……… E. Uji Coba Instrumen Penelitian ………..

(3)

xi Bab IV :

F. Uji Validitas ………...………

G. Uji Reliabilitas ………..

H. Teknik Pengumpulan Data ………

I. Teknik Analisa Data ………..

HASIL DAN PEMBAHASAN

170 172 173 174

180 A. Analisis Deskriptif berdasarkan Persepsi Lembaga

(Pimpinan/Pengelola) ………

181

1. Variabel Efektivitas Managemen SIA (X1)……… 181

2. Variabel Budaya ICT (X2) ………. 187

3. Variabel Ketersediaan Fasilitas (X3) ………. 193

4. Variabel Kualitas SDM SIA……… 196

5. Variabel Kinerja Perguruan Tinggi ……… 199

6. Variabel Prestasi Akademik Mahasiswa ………… 209

7. Manajemen Sistem Informasi Akademik (SIA) Perguruan Tinggi Berbasisi TIK (Studi Deskriptif Analitik Pengaruh Efektivitas Manajemen SIA, Budaya TIK, Ketersediaan Fasilitas TIK, Kualiatas SDM SIA terhadap Kinerja Perguruan Tinggi dan Dampaknya terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa pada PT di Kota Bandung……….. 212 B. Analisis Deskriptif berdasarkan Persepsi Dosen …... 234

1. Variabel Efektivitas Managemen SIA (X1)……… 235

2. Variabel Budaya ICT (X2) ………. 240

3. Variabel Ketersediaan Fasilitas (X3) ………. 245

4. Variabel Kualitas SDM SIA……… 247

5. Variabel Kinerja Perguruan Tinggi ……… 248

(4)

xii

Perguruan Tinggi Berbasisi TIK (Studi Deskriptif Analitik Pengaruh Efektivitas Manajemen SIA, Budaya TIK, Ketersediaan Fasilitas TIK, Kualiatas SDM SIA terhadap Kinerja Perguruan Tinggi dan Dampaknya terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa pada PT di Kota Bandung………..

C. Analisis Deskriptif berdasarkan Persepsi Mahasiswa 274

1. Variabel Efektivitas Managemen SIA (X1)……… 274

2. Variabel Budaya TIK (X2) ………. 279

3. Variabel Ketersediaan Fasilitas (X3) ………. 284

4. Variabel Kualitas SDM SIA……… 285

5. Variabel Kinerja Perguruan Tinggi ……… 287

6. Variabel Prestasi Akademik Mahasiswa ………… 288 7. Manajemen Sistem Informasi Akademik (SIA)

Perguruan Tinggi Berbasisi TIK (Studi Deskriptif Analitik Pengaruh Efektivitas Manajemen SIA, Budaya TIK, Ketersediaan Fasilitas TIK, Kualiatas SDM SIA terhadap Kinerja Perguruan Tinggi dan Dampaknya terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa pada PT di Kota Bandung………..

290

D. Pembahasan dan Alternatif Pengembangan Model SIA di Perguruan Tinggi ………

312

1. Gambaran Umum Manajemen Sistem Informasi Akademik (SIA) Perguruan Tinggi Berbasis ICT/TIK ………..

313

2. Pengaruh Efektivitas Manajemen SIA, Budaya ICT, Ketersediaan Fasilitas ICT, dan Kualitas Sumber Daya Manusia SIA terhadap Kinerja Perguruan Tinggi dan Dampaknya terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa………

340

E. Model Pengelolaan Sistem Informasi Akademik Perguruan Tinggi ……….

(5)

xiii

Bab V : KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN

REKOMENDASI

363

A. Kesimpulan ……….. 362

B. Implikasi ... C. Rekomendasi ………...

367 368

DAFTAR PUSTAKA 377

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Saat ini kita sudah memasuki era quantum, “era dimana perubahan pengetahuan, cara hidup, kebudayaan dan peradaban manusia memiliki kecepatan dan akselerasi yang tinggi”. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal tersebut diatas adalah dengan menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang merupakan terjemahan dari ICT (Information Technology/ Information and Communication Technology) sebagai dukungan bagi pengelolaan pendidikan tinggi yang efektif dan efisien.

Keterlibatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau information and communication technology (ICT) di dalam dunia pendidikan sudah tidak

dianggap sebuah pilihan, tetapi telah menjelma menjadi kebutuhan mutlak yang harus dimiliki dan dimanfaatkan oleh perguruan tinggi jika ingin meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikannya. Artinya, esensi penerapan Teknologi Informasi di lingkungan perguruan tinggi bukan hanya bersifat untuk membantu (supporter) dalam pengelolaan, tetapi sedemikian rupa sehingga berdampak pada

(7)

2

digital, sehingga memudahkan pihak pengelola maupun stakeholder Perguruan Tinggi untuk mendapatkan berbagai informasi dari Perguruan Tinggi tersebut. Selain itu juga sekaligus membenahi sistem prosedur yang berlaku di Perguruan Tinggi, sehingga secara keseluruhan akan berdampak pada kualitas layanan yang diberikan Perguruan Tinggi bagi stakeholders nya.

Pentingnya peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu indikator upaya peningkatan kinerja perguruan tinggi yang bisa dikata saat ini produk-produk pendidikan tinggi di Indonesia bisa dikatakan masih belum bermutu memuaskan banyak pihak yang menggunakan ataupun bersaing ditingkat internasional. Zamroni (2008) menyatakan bahwa ada penelitian yang menyatakan semakin tinggi jenjang pendidikan warga masyarakat di Indonesia, maka semakin rendah tingkat kemandirian dan jiwa kewirausahaannya. Artinya, para lulusan perguruan tinggi akan memiliki kemandirian dan jiwa kewirausahaan yang lebih rendah dibanding para lulusan sekolah menengah.

Terkait dengan kinerja perguruan tinggi di Indonesia dewasa ini, sebuah lembaga survey internasional yang berlokasi di Spanyol, Consejo Superior de Investigaciones Científicas (CSIC) melakukan analisis kuantitatif konten internet

(8)

3

Prestasi internasional dalam kategori Webometrics ini cukup memberikan gambaran sejauh mana prestasi atau capaian kualitas publikasi ilmiah dan atau pelayanan kepada publik pendidikan tinggi di Indonesia saat ini. Pada publikasi Tahun 2009, ada 3 perguruan tinggi yang masuk ke jajaran peringkat teratas 1000 dunia, yaitu UGM, ITB dan UI ( http://www.webometrics.info/).

Dengan hanya 3 universitas yang masuk ke jajaran top 1000 perguruan tinggi dunia, menandakan betapa perjuangan peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia masih perlu perjuangan yang lebih keras lagi. Indonesia berada di bawah Singapura dan Thailand, yang mampu menempatkan beberapa universitasnya di peringkat 200 dunia dan 500 dunia. Sebagai perbandingan lain berdasarkan mutu akademik, sebuah lembaga survey independen, QS Rangking dengan parameter Peer Review Score, Employer Review Score, Staff Peer Student Review, Citations Per Staff Score, Internationasl Students Score dan International

Staff Score, mendudukkan beberapa perguruan tinggi di indonesia sebagai ”Best

World Univesities” seperti terangkum dalam tabel di bawah ini:

TABEL 1.1

RANGKING PRESTASI PERGURUAN TINGGI DI TINGKAT INTERNASIONAL

Lembaga Perangking

Nama PT Rangking Kategori Penilaian

Webometrics Januari 2010

UGM

ITB

UI

1 (Indonesia), 8 (Asia Tenggara), 62 (Asia) – 562 (Dunia)

2 (Indonesia), 10 (Asia Tenggara) 74 (Asia) - 661 (Dunia)

3 (Indonesia), 17 (Asia Tenggara), 815 (Dunia)

(9)

4

Lembaga Perangking

Nama PT Rangking Kategori Penilaian

Asia Week/QS

Sumber : - http://www.webometrics.info/ - http://www.topuniversities.com

Sebagai gambaran tentang kondisi riil perguruan tinggi di Indonesia, terkait dengan salah satu komponen perguruan tinggi yaitu PTS –jumlah yang lebih besar dibanding PTN- Satryo Soemantri Brodjonegoro, menilai sebagian besar Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia tidak memenuhi persyaratan sebuah perguruan tinggi. Di Pulau Jawa, yang tidak memenuhi persyaratan mencapai 70 %, sedangkan di luar Pulau Jawa mencapai 90 %. Sisanya yang memenuhi syarat minimal sebuah perguruan tinggi, di Pulau Jawa mencapai 30 %, sedangkan PTS di luar Pulau Jawa yang sudah layak hanya 10 %. Ini tentu merupakan salah satu jawaban mengapa prestasi perguruan tinggi di level internasional dinilai seperti pada tabel 1.1. di atas (Kartiwa, 2008).

(10)

5

”Concern that administrative and organizational structures of higher education academies have become obsolescent in today’s world are commonly expressed. Consumers (e.g. students, parents, employers, etc.) are demanding higher levels of accountability than ever previously encountered.”

(11)

6

Gambar 1.1. Kebijakan Depdiknas Dalam Pilar Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas Dan Citra Publik (Renstra Depdinas 2005-2009)

Untuk jenjang Pendidikan Tinggi, pemerintah meluncurkan beberapa program unggulan untuk peningkatan kualitas pendidikan di jenjang ini, misalnya BAN PT (Badan Akreditasi Nasioan), DUE (Development of Undergraduate Education), QUE (Quality of Undergraduate Education), URGE (University Research for Graduate Education), Proyek A-1, A-2, A-3, dan yang terakhir

adalah INHERENT (Indonesian Higher Education Research Network), serta banyak lagi. Program-program unggulan tersebut tentu akan mengacu pada ’rencana besar’ renstra Depdiknas di atas.

Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik lembaga pendidikan tinggi akan bermuara pada meningkatnya kinerja lembaga pendidikan tinggi dan

PENGUATAN TATA kelola melalui sistem ISO

9001:2000 kelola melalui sistem ISO

(12)

7

kualitas produk. Kebijakan ini akan bermakna manakala dikaitkan dengan upaya pemenuhan layanan manajemen lembaga pendidikan yang bermutu, program pengajaran yang bermutu, fasilitas pendidikan yang bermutu, dan staf pendidikan yang bermutu pula.

Terkait dengan konteks kekinian, pemanfaatan TIK dalam pelaksanaan kebijakan penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik lembaga pendidikan tinggi, implementasi sistem informasi dalam pelayanan manajemen pendidikan tinggi sudah tentu bisa dikatakan sangat tepat. Pada praktiknya, hampir bisa ditemui di banyak perguruan tinggi implementasi SIM (sistem Informasi Manajemen) bisa didapati dengan berbagai bentuk, baik yang sangat sederhana bahkan sampai dengan tingkat kerumitan yang sangat tinggi.

Dalam bidang layanan administrasi akademik, pemanfaatan TIK di perguruan tinggi sudah lazim dilakukan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia, baik di kota besar ataupun di daerah. Di perguruan tinggi umum ataupun khusus (atau jika mengacu pada PP No. 60 tahun 1999 dikategorikan pendidikan akademik dan profesional). Kebutuhan aplikasi teknologi komunikasi dalam pengelolaan data akademik menjadi suatu kebutuhan, bukan hanya sekedar prestise atau lifestyle manajemen pendidikan tinggi modern.

(13)

8

meliputi : (1) Teknologi dan infrastruktur. Manajemen Sistem Informasi Akademik membutuhkan perangkat komputer, jaringan internet dan teknologi yang tepat. Persoalan saat ini adalah belum semua Perguruan Tinggi memiliki teknologi dan infrastruktur tersebut, terutama di daerah pelosok; (2) Desain materi. Penyampaian konten-konten data akademik melalui Sistem Informasi

Akademik perlu dikemas dalam bentuk yang berpusat pihak-pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran (mahasiswa-dosen-stakeholder). Saat ini masih sangat sedikit desainer Sistem Informasi Akademik yang berpengalaman dalam membuat suatu paket Sistem Informasi Akademik yang memadai; (3) Finansial. Persoalan finansial merupakan masalah yang pelik di Indonesia. Pengadaan fasilitas Sistem Informasi Akademik membutuhkan anggaran yang tidak sedikit dan hal ini belum tentu dapat dijangkau oleh semua lembaga pendidikan di Indonesia; (4) SDM. Sumber Daya Manusia yang mampu dan terampil dalam mendukung penerapan Sistem Informasi Akademik masih terbatas, terutama di Luar Jawa. Faktor non-teknis meliputi : (1) Budaya. Pemanfaatan Sistem Informasi Akademik berbasis TIK membutuhkan budaya akses dan belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti perkembangan melalui komputer/internet. Persoalan saat ini, apakah budaya belajar mandiri telah dimiliki oleh semua pihak yang terkait dengan proses Sistem Informasi Akademik pembelajaran, yaitu staff, dosen, dan mahasiswa ?; (2) Buta teknologi (technology illeteracies). Kalau jujur, masih banyak, staf administrasi, bahkan

(14)

9

hanya dikarenakan tidak adanya minat atau kemauan untuk belajar, tetapi juga diakibatkan oleh tidak adanya fasilitas komputer dan layanan internet yang memadai atau ketiadaan biaya ongkos internet, khususnya yang kurang mampu secara finansial (daerah pelosok).

Berdasarkan uraian tersebut efektivitas implementasi TIK dalam pengelolaan perguruan tinggi perlu mendapat perhatian yang lebih mengingat perannya yang cukup sentral dalam proses pengambilan keputusan manajerial ataupun keputusan-keputusan lainnya. Untuk meningkatkan efektivitas implementasi ini, yang jelas akan berpengaruh pada efektivitas pencapaian penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan lembaga, maka faktor-faktor yang berpengaruh pada efektivitas implementasi TIK pada pengelolaan kelembagaan, khususnya dalam hal administrasi akademik perlu diteliti lebih lanjut. Ini ditujukan agar proses manajemen akademik di perguruan tinggi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mampu menunjang pencapaian kinerja tinggi dari lembaga.

(15)

10

B. RUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang bisa dirumuskan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh efektivitas manajemen sistem informasi akademik, budaya TIK lembaga, ketersediaan fasilitas, dan kualitas SDM sistem informasi akademik terhadap kinerja perguruan tinggi se-kota Bandung dan seberapa besar pula dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa.

Dari rumusan di atas, untuk kepentingan penelitian dijabarkanlah rumusan tersebut kedalam pertanyaan penelitian di bawah ini:

1. Bagaimana gambaran umum mengenai faktor-faktor penentu kinerja lembaga yang berasal dari pengelolaan sistem informasi akademik dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa pada PT di Kota Bandung?

2. Apakah ada pengaruh langsung dan tidak langsung antara faktor-faktor penentu kinerja lembaga yang berasal dari pengelolaan sistem informasi akademik (efektivitas manajemen SIA, Budaya TIK, Fasilitas TIK dan kualitas SDM SIA) secara simultan terhadap kinerja lembaga serta pengaruhnya terhadap prestasi akademik mahasiswa, sementara pengaruh secara parsial meliputi::

(16)

11

1) Seberapa besar pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga?

2) Seberapa besar pengaruh budaya TIK terhadap kinerja lembaga? 3) Seberapa besar pengaruh ketersediaan fasilitas TIK terhadap

kinerja lembaga?

4) Seberapa besar pengaruh kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga?

b. Apakah ada pengaruh tidak langsung antara efektivitas manajemen SIA, budaya TIK, ketersediaan fasilitas SIA dan Kualitas SDM SIA terhadap kinerja lembaga?

1) Seberapa besar pengaruh tidak langsung efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik melalui budaya TIK terhadap kinerja lembaga?

2) Seberapa besar pengaruh tidak langsung efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik melalui ketersediaan fasilitas TIK terhadap kinerja lembaga?

3) Seberapa besar pengaruh tidak langsung efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik melalui kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga?

(17)

12

5) Seberapa besar pengaruh tidak langsung budaya TIK melalui kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga?

6) Seberapa besar pengaruh tidak langsung ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik melalui kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga?

c. Apakah ada pengaruh efektivitas manajemen sistem informasi akademik, budaya TIK, ketersediaan fasilitas SIA, dan kualitas SDM sistem informasi akademik secara bersama-sama terhadap prestasi akademik mahasiswa?

1) Seberapa besar pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa?

2) Seberapa besar pengaruh budaya TIK terhadap prestasi akademik mahasiswa?

3) Seberapa besar pengaruh ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa?

4) Seberapa besar pengaruh kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa?

d. Apakah ada pengaruh serta seberapa besar pengaruh kinerja lembaga terhadap prestasi akademik mahasiswa?

(18)

13

SIA) secara simultan terhadap kinerja lembaga serta pengaruhnya terhadap prestasi akademik mahasiswa pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS)?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penelitian yang dilaksanakan ini bertujuan untuk:

1. Menjelaskan gambaran umum mengenai faktor-faktor penentu kinerja lembaga yang berasal dari pengelolaan sistem informasi akademik dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa pada PT di Kota Bandung?

2. Menjelaskan pengaruh langsung dan tidak langsung antara faktor-faktor penentu kinerja lembaga yang berasal dari pengelolaan sistem informasi akademik (efektivitas manajemen SIA, Budaya TIK, Fasilitas TIK dan kualitas SDM SIA) secara simultan terhadap kinerja lembaga serta pengaruhnya terhadap prestasi akademik mahasiswa, sementara pengaruh secara parsial meliputi:

a. pengaruh langsung efektivitas manajemen sistem informasi akademik, budaya TIK, ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik, dan kualitas SDM sistem informasi akademik secara bersama-sama terhadap kinerja lembaga.

1) pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga.

(19)

14

3) pengaruh ketersediaan fasilitas TIK terhadap kinerja lembaga 4) pengaruh kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap

kinerja lembaga

b. pengaruh tidak langsung efektivitas manajemen SIA, budaya TIK, ketersediaan fasilitas SIA dan Kualitas SDM SIA terhadap kinerja lembaga

1) pengaruh tidak langsung efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik melalui budaya TIK terhadap kinerja lembaga.

2) pengaruh tidak langsung efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik melalui ketersediaan fasilitas TIK terhadap kinerja lembaga

3) pengaruh tidak langsung efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik melalui kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga

4) pengaruh tidak langsung budaya TIK melalui ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga?

5) pengaruh tidak langsung budaya TIK melalui kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga

6) pengaruh tidak langsung ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik melalui kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga

(20)

15

kualitas SDM sistem informasi akademik secara bersama-sama terhadap prestasi akademik mahasiswa

1) pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa

2) pengaruh budaya TIK terhadap prestasi akademik mahasiswa 3) pengaruh ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik

terhadap prestasi akademik mahasiswa

4) pengaruh kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa

d. Pengaruh kinerja lembaga terhadap prestasi akademik mahasiswa 3. Menjelaskan ada atau tidaknya perbedaan pengaruh antara faktor-faktor

penentu kinerja lembaga yang berasal dari pengelolaan sistem informasi akademik (efektivitas manajemen SIA, Budaya TIK, Fasilitas TIK dan kualitas SDM SIA) secara simultan terhadap kinerja lembaga serta pengaruhnya terhadap prestasi akademik mahasiswa pada Perguruant Tinggi Negeri (PTN) dengan Perguruan Tinggi Swasta (PTS)?

Adapun manfaat dari hasil penelitian ini, ada dua (2) manfaat yang dihasilkan dalam penelitian ini, pertama adalah manfaat secara teoretis, dan manfaat secara praktik.

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan:

(21)

16

komunikasi pada perguruan tinggi yang mudah-mudahan bisa digunakan sebagai referensi dalam penelitian selanjutnya.

2. Bagi perguruan tinggi, bisa digunakan sebagai dasar teori untuk pembuatan kebijakan pengembangan sistem informasi manajemen khususnya sistem informasi akademik berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Manfaat secara praktis, diharapkan penelitian ini:

1. Bagi peneliti bisa menerapkan teori pengembangan sistem informasi manajemen dalam aktivitas sehari-hari.

2. Bagi perguruan tinggi, sebagai masukan untuk pengembangan SIA kelembagaan, atau juga sebagai pertimbangan dalam melakukan evaluasi dan perbaikan sistem informasi akademik lembaga yang telah dikembangkan selama ini.

D. ASUMSI

Penelitian ini didasari oleh beberapa asumsi, terkait dengan pengelolaan sistem informasi akademik di perguruan tinggi.

1. Perkembangan teknologi informasi yang sedemikian cepat telah membawa dunia pendidikan terseret kedalam konteks ekonomi digital, dimana semua batas waktu dan ruang bisa ditembus dalam proses transaksi/pertukaran informasi antara produsen dan konsumen informasi secara virtual.

(22)

17

pertukaran nilai-nilai, dan hubungan one-to-one relationship dengan menggunakan internet sebagai media pertukaran.

3. Teknologi bisa dimanfaatkan sebagai alat atau sesuatu yang bisa memudahkan pencapaian tujuan manusia.

4. Urusan akademik (academic affair) merupakan salah satu bidang garapan manajamen/administrasi perguruan tinggi.

5. Urusan administrasi akademik di perguruan tinggi dikelola dengan suatu sistem, baik yang berbasis TIK ataupun manual.

6. Banyak faktor yang terlibat dalam pengelolaan Sistem Informasi Akademik.

7. Reaksi dan persepsi seseorang terhadap pengguna TIK akan menentukan sikap dan perilaku orang tersebut kepada penerimaan TIK.

E. HIPOTESIS

Penelitian ini akan menguji beberapa hipotesis yang terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. Adapun hipotesis yang akan diuji ini yaitu:

1. Terdapat pengaruh efektivitas manajemen sistem informasi akademik, budaya TIK, ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik, dan kualitas SDM sistem informasi akademik secara simultan terhadap kinerja lembaga dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa;

(23)

18

Informasi Akademik, dan kualitas SDM sistem informasi akademik secara bersama-sama terhadap kinerja lembaga;

3. Terdapat pengaruh langsung dan tidak langsung efektivitas manajemen sistem informasi akademik, budaya TIK, ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik, dan kualitas SDM sistem informasi akademik secara bersama-sama terhadap prestasi akademik mahasiswa;

4. Terdapat pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga;

5. Terdapat pengaruh budaya TIK terhadap kinerja lembaga;

6. Terdapat pengaruh ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga;

7. Terdapat pengaruh kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja lembaga;

8. Terdapat pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap budaya TIK;

9. Tidak ada pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik;

10. Terdapat pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap kualitas SDM Sistem Informasi Akademik;

11. Terdapat pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa;

(24)

19

13. Terdapat pengaruh budaya TIK terhadap kualitas SDM Sistem Informasi Akademik;

14. Terdapat pengaruh budaya TIK terhadap prestasi akademik mahasiswa; 15. Terdapat pengaruh ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik

terhadap kualitas SDM Sistem Informasi Akademik;

16. Terdapat pengaruh ketersediaan fasilitas Sistem Informasi Akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa;

17. Terdapat pengaruh kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap prestasi akademik mahasiswa;

18. Terdapat pengaruh kinerja lembaga terhadap prestasi akademik mahasiswa; 19. Tidak terdapat perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan

sistem informasi akademik, kinerja perguruan tinggi, dan prestasi akademik mahasiswa pada perguruan tinggi negeri dan swasta.

F. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif yang berjenis survei dipandang dari kedalaman analisisnya. Sedangkan jika dipandang dari pendekatan analisisnya, penelitian ini berjenis penelitian kuantitatif, yang dalam dalam proses analisisnya lebih menekankan pada analisis data numerikal yang diolah dengan teknik statistika.

(25)

20

maupun swasta. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistik, baik statistik deskriptif ataupun inferensial untuk eksplanasi. Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan/menyajikan data tentang keterlaksanaan sistem informasi akademik yang berbasis TIK di lembaga (perguruan tinggi), serta deskripsi tentang efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik, Budaya TIK, Ketersediaan Fasilitas TIK, Kualitas SDM Sistem Informasi Akademik, kinerja perguruan tinggi, dan prestasi akademik mahasiswa. Statistik inferensi digunakan untuk menguji beberapa hipotesis yang diajukan. Analisis inferensial yang dilakukan terhadap hipotesis penelitian dinyatakan dalam bentuk hipotesis nihil. Teknik statistik ini tidak langsung untuk menguji hipotesis alternatif, tetapi akan digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil.

Data kualitatif yang didapat, juga akan dijadikan sandaran dalam melakukan pemaknaan secara logis melalui induktif atas penafsiran data kuantitatif. Ini juga ditujukan untuk menemukan pola atau kecenderungan dan sebagainya.

G. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada Perguruan Tinggi di Kota Bandung (meliputi Sekolah Tinggi, Institut dan Universitas) yang telah memanfaatkan TIK dalam penerapan Sistem Informasi Akademik (SIA) pada program studi tingkat sarjana (S-1).

(26)

21

(27)

146 BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Mengacu pada Bogdan (1990), Nasution (1988), Nana Sujana dan Ibrahim (1989) yang

menyatakan bahwa penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa atau

kejadian yang terjadi pada saat sekarang pada waktu penelitian berlangsung disebut penelitian

deskriptif maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Hal ini didasarkan

karena penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi saat

ini, seperti dikemukakan di atas.

Penulis memilih metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam

rangka menggali secara pasti hubungan dan pengaruh antar variabel yakni tentang pengaruh

efektivitas manajemen SIA, budaya TIK, kematangan pemanfaatan IT oleh lembaga,

ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM SIA terhadap kinerja perguruan tinggi dan

dampaknya terhadap prestasi belajar mahasiswa pada perguruan tinggi di Kota Bandung yang

dijadikan objek penelitian.

Metode deskriptif dalam penyelidikannya melalui kegiatan menuturkan,

menggambarkan, menganalisa, dan mengklarifikasikan penyelidikan dengan teknik survei,

interview, angket, observasi, wawancara dan tes. Makna penggunaan pendekatan kuantitatif

dalam penelitian deskriptif adalah usaha untuk mengekplorasi dan mengungkap situasi sosial.

Dari uraian di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa metode penelitian deskriptif

(28)

147

(a) memfokuskan pada masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian berlangsung, (b) data

yang dikumpulkan pertama disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis. Jadi metode deskriptif

dapat digunakan dalam penelitian ini karena sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai yakni

ingin mengetahui pengaruh efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik, budaya TIK,

ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM Sistem Informasi Akademik terhadap kinerja

perguruan tinggi dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa di beberapa perguruan

tinggi di Kota Bandung.

B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan. Seperti dikemukakan Nazir (2004) mengatakan bahwa populasi adalah: “

… berkenaan dengan data, bukan orang atau bendanya”. Demikian Nawawi (2003),

menyebutkan bahwa, “Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil

menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif pada karakteristik tertentu

mengenai sekumpulan objek yang lengkap”.

Populasi dalam penelitian ini adalah perguruan tinggi di Kota Bandung yang memiliki

kriteria sebagai berikut :

1. PT yang mengadaptasikan TIK dalam sistem administrasi akademik.

2. PT yang mengelola program strata-1 (S1) meliputi : Sekolah Tinggi, Institut dan

(29)

148

Penyebarannya Perguruan Tinggi di Kota Bandung baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

TABEL 3.1

PENYEBARAN POPULASI PENELITIAN

No. Jenis PT (Negeri/Swasta) Jumlah SIA- Enabled

SIA-Non TIK Enabled

1 Universitas 17+2=19 12 7

2 Institut 5+1= 6 5 1

4 Sekolah Tinggi 58 +1=59 15 39

Jumlah PT (Negeri & Swasta)

84 37 47

2. Sampel Penelitian

Setelah populasi tergambarkan seperti pada pembahasan di atas, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan sampel, karena dalam penelitian ini tidak akan semua populasi

dijadikan objek penelitian. Sesuai pendapat Sugiyono, (2004), bahwa: “sampel adalah

sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Proportionate random sampling

(Sampel Acak secara Proporsional) berdasarkan bentuk perguruan tinggi (Sekolah Tinggi,

Institut dan Universitas. Sampel akan diambil dari setiap bentuk perguruan tinggi secara

proporsional.

Tidak semua perguruan tinggi yang diidentifikasi telah menerapkan TIK dapat dijadikan

responden. Beberapa perguruan tinggi sedang melakukan upgrading system sehingga

(30)

149

populasi dalam penelitian ini berjumlah 22. Selanjutnya penentuan jumlah sampel

menggunakan rumus Yamane (1967: 258) sebagai berikut:

=

. + 1

Dimana:

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

d2= presisi (ditetapkan 10 % dengan tingkat kepercayaan 95%).

Berdasarkan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

1

Berdasarkan jumlah sampel hasil perhitungan diatas kemudian dilakukan perhitungan

proporsi jumlah sampel pada setiap kelompok berdasarkan bentuk perguruan tinggi yaitu :

1. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Universitas adalah :

n1 = n

2. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Institut adalah :

n2 = n

3. Jumlah sampel pada bentuk perguruan tinggi Sekolah Tinggi adalah :

(31)

156

Perguruan tinggi yang dapat dijadikan sampel adalah 18 perguruan tinggi.

Selanjutnya pada masing-masing perguruan tinggi dilakukan pengambilan sampel yang

meliputi dosen dan mahasiswa. Pengukuran sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

Yamane (1967:258):

=

. + 1

No Perguruan Tinggi Jenis PT Jumlah Dosen Jumlah Mahasiswa

N n N n

1 STBA PTS 55 35 956 91

2 STMIK BDG PTS 32 24 298 75

3 STIMIK LIKMI PTS 40 29 1044 91

4 STIE INABA PTS 27 21 401 80

5 STT YBS PTS 20 17 60 38

6

STMIK DHARMA NEGARA

PTS

50 33 200 67

7 STMIK MANDIRA PTS 42 30 328 77

8 IM Telkom PTS 116 54 2930 97

9 ITENAS PTS 228 70 3620 97

10 UNIV. ALGIFARI PTS 70 41 506 83

11 UNIKOM PTS 149 60 9061 99

12 UNPAS PTS 399 80 12500 99

13 UNISBA PTS 412 80 6595 99

14 UNIV. WIDYATAMA PTS 345 78 6000 98

15 UNIBI PTS 122 55 908 90

16 UPI PTN 1629 94 37972 100

17 ITB PTN 1201 92 35735 100

18 UNPAD PTN 1876 95 37734 100

(32)

151 C. DESAIN PENELITIAN

Agar lebih memudahkan dalam memahami alur penelitian, maka berikut ini dirancang

dalam bentuk gambar.

(33)

152

1. Efektivitas Manajemen Sistem Informasi Akademik (X1)

Efektivitas manajemen sistem informasi akademik sedikit banyak akan berpengaruh

terhadap kinerja perguruan tinggi dalam memberikan pelayanan pada para stakeholdernya

(mahasiswa, dosen, orang tua, atau pihak lainnya). Untuk mengukur efektif atau tidak nya

sistem manajemen sistem informasi akademik ini ada beberapa ukuran yang dijadikan

parameter penilaian, yaitu

a. Perencanaan dan Organisasi SIA

b. Implementasi SIA

c. Monitoring dan Evaluasi

d. Kualitas informasi yang dihasilkan

e. Kualitas sistem

Sistem informasi akademik yang efektif memberikan dasar baik bagi mahasiswa

ataupun dosen, bahkan lembaga dalam mengukur kinerja mereka. bagi mahasiswa, sistem

informasi akademik yang efektif akan memberikan umpan balik secara segera tentang hasil

belajar atau proses pembelajaran yang mereka telah alami. Bagi dosen, ini juga memberikan

umpan balik atas kinerja mereka dalam memandu perkuliahan dan membimbing mahasiswa.

Secara umum, bagi fakultas atau perguruan tinggi bisa mengetahui capaian mahasiswa dan

kinerja dosen.

2. Budaya TIK (X2)

Budaya TIK merupakan dasar dari terselenggaranya sistem informasi akademik secara

(34)

153

sistem informasi akademik karena konteks sistem yang mendukung. Budaya menggambarkan

nilai, kebiasaan, dan suasana kerja di organisasi publik yang terikat dan familier dalam

menggunakan TIK.

Kondisi di atas tentu akan sangat mendukung pelaksanaan sistem informasi akademik

yang berbasis TIK. Dimana semua orang telah siap dalam hal keterampilannya, sikapnya,

persepsinya, dan iklim kerjanya.

3. Ketersediaan Fasilitas (X3)

Fasilitas sebagai salah satu instrumen penting dalam efektivitas penyelenggaraan sistem

informasi akademik yang berbasis TIK. Ketersediaan ini memiliki beberapa variabel pokok,

yaitu kesesuain jumlah, spesifikasi, dan kualitas fasilitas yang dibutuhkan untuk

menyelenggarakan sistem informasi akademik.

4. Kualitas SDM (X4)

Aspek manusia sebagai pihak yang memegang peranan penting dalam kinerja meliputi

jumlah orang yang menangani sistem, pendidikan dan pengalaman yang mereka miliki terkait

dengan bidang yang mereka selenggarakan.

(35)

154

Yang menjadi ukuran kinerja perguruan tinggi adalah Mutu dan produktivitas

hasil-hasil akademis; Produktivitas dalam pengajaran dan pembelajaran; dan Produktivitas dalam

penelitian dan ilmu pengetahuan. Ketiga dimensi inilah yang menjadi parameter kinerja

perguruan tinggi yang dipengaruhi oleh variabel-variabel X di atas.

6. Prestasi Belajar (Akademik) Mahasiswa (Z)

Segala upaya yang dilakukan lembaga akan berujung pada tujuan pendidikan, yang

dalam hal ini diukur dari derajat prestasi belajar mahasiswa. Dalam konteks ini, prestasi belajar

mahasiswa (variabel Z) menggunakan parameter indeks prestasi akademik (IPK) sebagai

parameter prestasi akademik. Disamping itu juga perstasi akademik diukur melalui masa studi

dan lama penyelesaian tugas akhir.

Secara skematis, hubungan antar variabel ini digambarkan sebagai berikut:

Efektivitas SIA

Ketersediaan Fasilitas IT Budaya TIK

Kualitas SDM SIA

Kinerja Lembaga/PT

(36)

155

Selain melihat pengaruh langsung dan tidak langsung juga dilihat perbedaan antara

perguruan tinggi negeri (PTN) dengan perguruan tinggi swasta (PTS) pada faktor-faktor kinerja

perguruan tinggi yang berasal dari pengelolaan manajemen sistem informasi akademik (SIA)

yang meliputi : Efektivitas manajemen SIA (X1), Budaya TIK (X2), Ketersediaan Fasilitas TIK

(X3) dan Kualitas SDM SIA (X4), serta Kinerja PT dan Prestasi akademik mahasiswa.

Beberapa hal yang mendasari pengelompokan tersebut antara lain :

1. Peringkat webomentrics negeri-swasta berbeda jauh khususnya pada PT di Kota Bandung

2. Status negeri dan swasta mengindikasi faktor:

a. Persepsi masyarakat tentang perbedaan kualitas (kualitas dosen, input/mahasiswa,

sarana prasarana,

b. Persepsi masyarakat tentang perbedaaan bonafiditas

c. Perbedaan sistem pengelolaan kelembagaan

3. Pengelompokkan data yang lebih feasible dalam pengolahan data hanya dengan

pengelompokkan negeri-swasta (2 kategori) mengingat jumlah sampel yang hanya 18

perguruan tinggi saja.

D. OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Operasionalisasi variabel penelitian dilakukan berdasarkan kerangka yang ditetapkan

dan berdasarkan kajian teori yang relevan. Adapun tabel operasionalisasi variabel (Lembaga,

(37)
(38)

156

Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel penelitian (lembaga)

No Variabel Aspek Indikator (Nomor Item) Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item

1 2 3 4 5 6

I Efektivitas manajemen SIA

a. Perencanaan dan Organisasi SIA

b. Implementasi SIA

c. Monitoring dan Evaluasi

d. Kualitas informasi yang

dihasilkan e. Kualitas sistem

A1 Renstra SIA

A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA

A4 Pengelolaan SDM A5 Perangkat lunak

B1 Trouble shooting dan Problem solving C1 Unit pengendalian

C2 Proses monitoring dan evaluasi D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan

E4 Keamanan jaringan/sistem

Pimpinan/

c. Kebiasaan dan Sikap

d. Keterampilan

A1. Kesamaan hak (1,2) B1. Transparan (3,4) B2. Desentralisasi (5,6) B4. Integratif (7,8) B5. Demokratis (9,10) B6. Mandiri (11,12)

C1. Self-Decesion Making (13,14) C2. Pelayanan cepat (15,16,18) C3. Tanggap (17,19)

C4. Efisien (20,21)

C5. Melayani dan dilayani sendiri (22) C6. Sharing informasi (23,24) C7. Fleksibel (25,26) D1. Terampil (27,28)

D2. Computer-Literarated (29,30)

Pimpinan/ Pengelola

Questionairre 1,2

3,4

A1. Jumlah komputer SIA

A2. Jumlah komputer pelayanan SIA

Pimpinan/ Pengelola

(39)

157

a. Pendidikan dan pelatihan

b. Pengalaman

c. Etos kerja

A1. Pendidikan yang relevan A2. Pelatihan yang relevan B1. Pengalaman yang relevan C1. Kehadiran

VI Kinerja PT a. Reputasi Akademik

b. Admisi

c. SDM

d. Riset

e. Sumber Daya Keuangan

A1. Akreditas BAN PT A2. Sertifikasi ISO/Lainnya

B1. Animo calon mahasiswa lebih tinggi B2. Persentase mahasiswa diterima lebih besar

daripada pendaftar

B3. Minimal 10% Mahasiswa berasal dari sekolah menengah unggul/

B4. Lama Studi mahasiswa

B5.Lama lulusan mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus

C1. 100% dosen berkualifikasi S2 atau lebih tinggi

C2. Pendapatan dosen lebih tinggi dari PNS biasa

C3. Anggaran pengeluaran rata-rata perdosen C4. Ukuran kelas 1:40

C5. Rasio Dosen: mahasiswa 1>15 D1. Penghargaan perdosen dari jurnal

internasional

D2. Jumlah judul penelitian per semester D3. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi

internasional

D4. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi nasional.

E1. Jumlah anggaran pengeluaran E2. Pengeluaran rata-rata mahasiswa E3. Anggaran untuk perpustakaan

permahasiswa

E4. Akses internet per mahasiswa (bandwith/mahasiswa) E5. Rasio Komputer: mahasiswa

Pimpinan/

V Prestasi Akademik

Mahasiswa

Prestasi akademik A. IPK Pimpinan Dokumentasi 1

(40)

158 B. Masa Studi

C. Lama Penyelesaian Tugas Akhir

3

Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian (Dosen)

No Variabel Aspek Indikator (nomor item) Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item

1 2 3 4 5 6

I Efektivitas manajemen SIA

a. Perencanaan dan Organisasi SIA

b. Implementasi SIA

c. Monitoring dan Evaluasi

d. Kualitas informasi yang

dihasilkan e. Kualitas sistem

A1 Renstra SIA

A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA

A5 Perangkat lunak

B1 Trouble shooting dan Problem solving C3 Sistem Keamanan

D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan D3 Kesesuaian D4 Keterbacaan E1. Efisiensi E2 Ketersediaan

E4 Keamanan jaringan/sistem

dosen • Questionaire

g. Kebiasaan dan Sikap

h. Keterampilan

A1. Kesamaan hak (1,17) B1. Transparan (2,18) B2. Desentralisasi (3,19) B4. Integratif (4,20) B5. Demokratis (5,21) B6. Mandiri (6,22)

C1. Self-Decesion Making (7,23) C2. Pelayanan cepat (8,24) C3. Tanggap (9,25) C4. Efisien (10,26)

C5. Melayani dan dilayani sendiri (11,27) C6. Sharing informasi (12,28)

C7. Fleksibel (13,29) D1. Terampil (14,15)

D2. Computer-Literarated (16,30)

dosen Questionairre 1,17

2,18

A1. Jumlah komputer SIA

A2. Jumlah komputer pelayanan SIA

Pengelola Questionairre

Dokumentasi

(41)

159

a. Pendidikan dan pelatihan

b. Pengalaman

c. Etos kerja

A1. Pendidikan yang relevan A2. Pelatihan yang relevan B1. Pengalaman yang relevan C1. Kehadiran

V Kinerja PT a. Reputasi Akademik

b. Admisi

c. SDM

d. Riset

e. Sumber Daya Keuangan

A1. Akreditas BAN PT A2. Sertifikasi ISO/Lainnya

B1. Animo calon mahasiswa lebih tinggi B2. Persentase mahasiswa diterima lebih besar

daripada pendaftar

B3. Minimal 10% Mahasiswa berasal dari sekolah menengah unggul/

B4. Lama Studi mahasiswa

B5.Lama lulusan mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus

C1. 100% dosen berkualifikasi S2 atau lebih tinggi

C2. Pendapatan dosen lebih tinggi dari PNS biasa

C3. Anggaran pengeluaran rata-rata perdosen C4. Ukuran kelas 1:40

C5. Rasio Dosen: mahasiswa 1>15 D1. Penghargaan perdosen dari jurnal

internasional

D2. Jumlah judul penelitian per semester D3. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi

internasional

D4. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi nasional.

E1. Jumlah anggaran pengeluaran E2. Pengeluaran rata-rata mahasiswa E3. Anggaran untuk perpustakaan

permahasiswa

E4. Akses internet per mahasiswa (bandwith/mahasiswa) E5. Rasio Komputer: mahasiswa

Lembaga • dokumentasi 1

VI Prestasi Akademik

Mahasiswa

Prestasi akademik D. IPK Lembaga Dokumentasi 1

(42)

166 E. Masa Studi

F. Lama Penyelesaian Tugas Akhir

3

Tabel 3.4. Operasionalisasi variabel Penelitian (Mahasiswa)

No Variabel Aspek Indikator Sumber Data Alat Pengumpul Data Nomor Item

1 2 3 4 5 6 7

I Efektivitas manajemen SIA

f. Perencanaan dan Organisasi SIA

g. Implementasi SIA

h. Monitoring dan Evaluasi

i. Kualitas informasi yang

dihasilkan j. Kualitas sistem

A2 Sosialasisi dan Pelatihan Pengguna A3 Pengorganisasi SIA

A4 Pengelolaan SDM A5 Perangkat Lunak

B1 Trouble shooting dan Problem solving C2 Proses monitoring dan evaluasi C3 Sistem Keamanan

D1. Efektivitas informasi D2. Kerahasiaan D3 Kesesuaian D4 Keterbacaan E1. Efisiensi E2 Ketersediaan

Mahasiswa • Questionaire

k. Kebiasaan dan Sikap

l. Keterampilan

A1. Kesamaan hak B1. Transparan B2. Desentralisasi C1. Self-Decesion Making C2. Pelayanan cepat C3. Tanggap C4. Efisien

C5. Melayani dan dilayani sendiri C7. Fleksibel

D1. Terampil

D2. Computer-Literarated

Mahasiswa Questionairre 1,2

(43)

161 III Ketersediaan

Fasilitas TIK

a. Ketersediaan sarana b. Ketersediaan infrastruktur

A1. Jumlah komputer SIA

A2. Jumlah komputer pelayanan SIA B1. Ketersediaan jaringan

a. Pendidikan dan pelatihan

b. Pengalaman

c. Etos kerja

A1. Pendidikan yang relevan A2. Pelatihan yang relevan B1. Pengalaman yang relevan C1. Kehadiran

V Kinerja PT a. Reputasi Akademik

b. Admisi

c. SDM

d. Riset

e. Sumber Daya Keuangan

A1. Akreditas BAN PT A2. Sertifikasi ISO/Lainnya

B1. Animo calon mahasiswa lebih tinggi B2. Persentase mahasiswa diterima lebih besar

daripada pendaftar

B3. Minimal 10% Mahasiswa berasal dari sekolah menengah unggul/

B4. Lama Studi mahasiswa

B5.Lama lulusan mendapatkan pekerjaan pertama setelah lulus

C1. 100% dosen berkualifikasi S2 atau lebih tinggi

C2. Pendapatan dosen lebih tinggi dari PNS biasa

C3. Anggaran pengeluaran rata-rata perdosen C4. Ukuran kelas 1:40

C5. Rasio Dosen: mahasiswa 1>15 D1. Penghargaan perdosen dari jurnal

internasional

D2. Jumlah judul penelitian per semester D3. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi

internasional

D4. Jumlah publikasi ilmiah terakreditasi nasional.

E1. Jumlah anggaran pengeluaran E2. Pengeluaran rata-rata mahasiswa E3. Anggaran untuk perpustakaan

permahasiswa

E4. Akses internet per mahasiswa

(44)

162 (bandwith/mahasiswa) E5. Rasio Komputer: mahasiswa

21

VI Prestasi Akademik

Mahasiswa

Prestasi akademik G. IPK

H. Masa Studi

I. Lama Penyelesaian Tugas Akhir

Pengelola Dokumentasi 1

(45)

162

E. UJI COBA INSTRUMEN

Alat pengumpul data yang dipakai berbentuk angket terbuka-tertutup setelah

mendapat saran dari pakar, sebelum digunakan diuji coba terlebih dahulu. Pengujian dilakukan

terhadap 10 PT, untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitasnya. Adapun hasil uji coba

tersebut adalah sebagai berikut (terlampir)

F. UJI VALIDITAS

Validitas menunjukkan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Jadi

dapat dikatakan semakin tinggi validitas suatu alat test, maka alat test tersebut semakin mengenai

pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Suatu test dapat

dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila test tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau

memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan tujuan diadakannya test tersebut. Jika peneliti

menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan data penelitian, maka item-item yang disusun

pada kuesioner tersebut merupakan alat test yang harus mengukur apa yang menjadi tujuan

penelitian.

Salah satu cara untuk menghitung validitas suatu alat test yaitu dengan melihat daya

pembeda item (item discriminality). Daya pembeda item adalah metode yang paling tepat

digunakan untuk setiap jenis test. Daya pembeda item dalam penalitian ini dilakukan denan cara:

“ korelasi item-total ”.

Korelasi item-total yaitu konsistensi antara skor item dengan skor secara keseluruhan

(46)

163

yang dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson Product Moment dengan

langkah-langkah perhitungan sebagai berikut :

Koefisien Korelasi Product Moment

X = Variabel independen

Y = Variabel dependen

Bila koefisien korelasi untuk seluruh item telah dihitung, perlu ditentukan angka terkecil

yang dapat dianggap cukup “ tinggi ” sebagai indikator adanya konsistensi antara skor item dan

skor keseluruhan. Dalam hal ini tidak ada batasan yang tegas. Prinsip utama pemilihan item

dengan melihat koefisien korelasi adalah mencari harga koefisien yang setinggi mungkin dan

menyingkirkan setiap item yang mempunyai korelasi negatif (-) atau koefisien yang mendekati

nol (0,00).

Menurut Friedenberg (1995) biasanya dalam pengembangan dan penyusunan skala-skala

psikologi, digunakan harga koefisien korelasi yang minimal sama dengan 0,30. Dengan

demikian, semua item yang memiliki korelasi kurang dari 0,30 dapat disisihkan dan item-item

yang akan dimasukkan dalam alat test adalah item-item yang memiliki korelasi diatas 0,30

dengan pengertian semakin tinggi korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik

(47)

164 G. UJI RELIABILITAS

Reliabilitas artinya adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran

yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang

terpercaya (reliabel). Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama intrumen

pengukuran yang baik. Kadang-kadang reliabilitas disebut juga sebagai keterpercayaan,

keterandalan, keajegan, konsistensi, kestabilan, dan sebagainya, namun ide pokok dalam konsep

reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya sejauh mana skor

hasil pengukuran terbebas dari kekeliruan pengukuran (measurement error).

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut

koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara

0,00 – 1,00; akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas sebesar 1,00 tidak pernah

dicapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek pengukuran psikologis merupakan

sumber kekeliruan yang potensial. Di samping itu walaupun koefisien korelasi dapat bertanda

positif (+) atau negatif (-), akan tetapi dalam hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besarnya

kurang dari nol (0,00) tidak ada artinya karena interpretasi reliabilitas selalu mengacu kepada

(48)

165

Teknik perhitungan koefisien reliabilitas yang digunakan disini adalah dengan

menggunakan Koefisien Reliabilitas Alpha yang dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

S2total adalah total varians dari keseluruhan item

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan hubungan

bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu :

1. kurang dari 0,20 : Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan

2. 0,20 - < 0,40 : Hubungan yang kecil (tidak erat)

3. 0,40 - < 0,70 : Hubungan yang cukup erat

4. 0,70 - < 0,90 : Hubungan yang erat (reliabel)

5. 0,90 - < 1,00 : Hubungan yang sangat erat (sangat reliabel)

6. 1,00 : Hubungan yang sempurna

(49)

166

Untuk memperoleh data tentang efektivitas manajemen Sistem Informasi Akademik,

budaya TIK, ketersediaan fasilitas TIK, dan kualitas SDM Sistem Informasi Akademik

terhadap kinerja perguruan tinggi dan dampaknya terhadap prestasi akademik mahasiswa

penulis menggunakan alat angket terbuka-tertutup. Angket diberikan kepada setiap individu

yang dijadikan sampel di tiap perguruan tinggi dengan jumlah sesuai hasil perhitungan secara

proporsional.

I. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari penelitian kemudian dianalisa dengan analisis deskriptif,

sedangkan pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur atau path analysis. Selanjutnya

dilakukan uji beda rata-rata (uji t) untuk mengetahui perbedaan masing-masing aspek yang

diteliti antara Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif berusaha memaparkan data atau jawaban-jawaban yang diberikan oleh

siswa sebagai responden atas sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam bentuk

kuesioner, sehingga hasil yang didapat akan memperjelas masalah yang akan diteliti.

2. Analisis Jalur / Path Analysis

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah analisis

(50)

167

konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Dengan cara ini, dapat dihitung

hubungan langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel

terikat. Hubungan ini tercermin dalam koefisien jalur (path coefficient) yang sesungguhnya ialah

koefisien regresi yang telah dibakukan. Menurut Dillon dan Goldstein (1984:438), agar analisis

jalur efektif ada enam asumsi yang harus dipenuhi:

1. Hubungan-hubungan diantara variabel bersifat linier dan aditif.

2. Kekeliruan yang satu tidak berkorelasi dengan yang lain.

3. Harus ada model rekursif.

4. Data variabel penelitian berskala interval.

5. Variabel-variabel yang diamati diukur tanpa kekeliruan.

6. Model-model hubungan mencerminkan kekhususan model.

3. Metode trasnformasi Data (Method Of Successive Interval (MSI))

Mengenai variabel-variabel peneliti yang terkumpul melalui kuesioner adalah data yang

berskala ordinal sedangkan syarat data untuk dapat digunakan statistik inferential sebagai

analisis utama dalam pengujian hipotesis pada peneliti ini adalah sekurang-kurangnya berskala

interval. Oleh karena itu terlebih dahulu dilakukan konversi untuk menaikkan dari skala ordinal

ke skala interval. Teknik yang dipergunakan adalah method of successive interval dari Hays

dalam Harun Al-Rasyid (1994) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Hitung Frekuensi (f) setiap skor (1 sampai 5) dari responden yang memberikan respon.

2. Hitung proporsi dengan membagi setiap jumlah f (frekuensi) dengan jumlah n sampel.

3. Tentukan proporsi kumulatif dengan menjumlahkan proporsi secara berurutan setiap

(51)

168

4. Proporsi kumulatif dianggap mengikuti distribusi normal baku, Selanjutnya hitung nilai Z

berdasarkan propori kumulatif tadi.

5. Dari nilai Z yang diketahui tersebut tentukan nilai density-nya dengan menggunakan

tabel 4 (ordinates (Y) the norma curve of Z).

6. Menghitung SV untuk masing-masing pilihan dengan rumus :

Scale value = Density at lower limit – Density at upper limit

Area under upper limit – Area under lower limit

Keterangan :

(density at lower limit) = kepadatan batas bawah

(density at upper limit) = kepadatan batas atas

(area under upper limit) = daerah di bawah batas atas

(area under lower limit) = daerah di bawah batas bawah

7. Mengubah SV terkecil menjadi sama dengan 1 dan mentransformasikan masing –

masing skala menurut perubahan skala terkecil sehingga diperoleh Transformed Scale

Value (TSV). Proses perhitungan ini menggunakan SPSS 14.00, statistik atau excel 2002.

Data penelitian yang sudah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data

variabel independen dengan variabel dependen serta ditentukan persamaan yang berlaku untuk

pasangan-pasangan tersebut.

4. Langkah-Langkah Analisis Jalur

1) Gambarkan terlebih dahulu diagram jalurnya sesuai dengan hipotesis yang akan diuji.

X1

Y

1

yx

ρ

2

yx

ρ

3

yx

ρ

1

ε

1 2 x

x

(52)

169

Gambar 3.2 Diagram Jalur

Adapun bentuk persamaan jalurnya adalah sebagai berikut :

a) Persamaan Pertama

Y = Pyx1 + Pyx2 + Pyx3 + Pyx4 +ε1

b) Persamaan Kedua

Z = Pzx1 + Pzx2 + Pzx3 + Pzx4 + Pzy +ε2

Keterangan :

Y : variabel akibat (endogenus)

ρ: koefisien jalur antara variabel akibat dan variabel penyebab

ε: variabel residu

(53)

176

Rumus untuk menentukan korelasinya adalah sebagai berikut :

k

3) Hitung matrik korelasi antar variabel eksogen yang menyusun sub struktur.

4) Hitung Matrik invers.

(54)

171

8) Uji keberartian model secara keseluruhan dengan menggunakan uji F. Hipotesis pada

pengujian ini adalah sebagai berikut :

Ho : PYX1 = PYX2 = .... = PYxk = 0

H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah PYxj≠ 0

Statistik ujinya :

9) Jika uji F signifikan maka selanjutnya diuji masing-masing koefisien jalur untuk

mengetahui keberartiannya.

a. Kita tentukan hipotesis uji misalkan

(55)

172

b. Gunakan statistik uji :

2

(1 ) 1 yxi i

ii

P t

R CR n k

= −

− −

Keterangan :

i = 1,2,...,k

k = banyaknya variabel penyebab dalam sub struktur t

berdistribusi t- studen dengan derajat bebas (n-k-1)

(56)

362

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

1. Ada empat variabel yang diteliti dalam mengidentifikasi aplikasi dan

implementasi TIK dalam sistem informasi akademik di perguruan tinggi,

yaitu efektivitas sistem informasi manajemen, budaya organisasi,

ketersediaan fasilitas SIA, dan kualitas SDM SIA. Keempat variabel yang

diteliti ini secara simultan memberikan pengaruh yang signifikan dan

memiliki sumbangan yang sangat besar terhadap kinerja lembaga.

Kesimpulan ini didukung oleh tiga sumber data pendukung, yaitu

menajemen lembaga, dosen, dan mahasiswa. Kesimpulan dari ketiga sumber

data ini menunjukkan hal yang sama bahwa keempat variabel aplikasi dan

implementasi TIK ini memiliki pengaruh yang besar terhadap kinerja

lembaga. Jika diteliti sumbangannya secara individual dari keempat variabel

penelitian tersebut. Hanya variabel ketersediaan fasilitas SIA dan kualitas

SDM SIA lah yang memiliki sumbangan yang besar dan signifikan.

Efektivitas sistem dan budaya organisasi tidak memiliki sumbangan yang

signifikan terhadap kinerja lembaga.

2. Jika dikaitkan dengan prestasi akademik mahasiswa, ketiga sumber data

(57)

363

implementasi TIK dalam sistem informasi akademik lembaga memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa menurut

manajemen lembaga dan mahasiswa, namun tidak menurut dosen.

3. Jika dilihat sumbangannya secara individual, baik langsung ataupun tidak

langsung, masing-masing variabel sedikit sekali sumbangannya terhadap

prestasi akademik, terkecuali variabel ketersediaan fasilitas TIK dan

kualitas SDM SIA. Keempat variabel (SIA yang efektif, budaya organisasi,

ketersediaan fasilitas SIA, dan kualitas SDM SIA) memiliki sumbangan

yang besar terhadap kinerja jika keempatnya hadir bersama-sama. Artinya,

jika hanya ada salah satu, atau beberapa saja, sedikit sumbangannya terhadap

kinerja lembaga.

4. Jika diuji secara individual, menurut manajemen lembaga, yang memiliki

sumbangan signifikan terhadap prestasi akademik mahasiwa hanyalah

kualitas SDM SIA yang memiliki pengaruh signifikan. Efektivitas sistem,

budaya organisasi, dan ketersediaan fasilitas SIA tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. Tapi menurut mahasiswa,

yang berpengaruh terhadap prestasi akademik mereka bukanlah efektivitas

sistem, budaya organisasi, ketersediaan fasilitas SIA, dan kualitas SDM SIA,

tetapi kinerja lembagalah (variabel Y) yang memiliki pengaruh langsung

(58)

364

5. Kinerja lembaga merupakan cerminan kinerja SDM-nya yang berkualitas

tinggi. Kinerja lembaga yang yang tinggi akan berkorelasi terhadap prestasi

akademik mahasiswa. Kinerja memiliki pengaruh langsung dan tidak

langsung yang cukup signifikan terhadap prestasi akademik (kecuali

berdasarkan kategori dosen). Kinerja lembaga dalam kaitannya dengan

sistem administrasi akademik meliputi reputasi akademik yang

direpresentasikan melalui akreditasi lembaga, admisi (indikator yang digali

dari animo calon mahasiswa, persaingan mendapatkan kursi oleh calon

mahasiswa, mahasiswa yang berasal dari sekolah unggul, lama studi

mahasiswa dan lama waktu lulusan mendapatkan pekerjaan pertama setelah

lulus), SDM, Riset dan publikasi ilmiah serta sumber daya keuangan.

Apabila parameter diatas digarap secara baik dengan dukungan aspek-aspek

pengelolaan sistem administrasi akademik yang memadai maka akan

berkontribusi cukup baik tehadap prestasi akademik mahasiswa

6. Jika berkaca pada temuan-temuan tersebut, aplikasi dan implementasi TIK

dalam proses administrasi akademik memberikan peran yang sangat penting

bagi proses pendukung pencapaian tujuan kurikuler ataupun institusional

yang akan dicapai perguruan tinggi. Peran sistem informasi akademik (SIA)

sebagai komponen penting back office processes memberikan sumbangan

yang sangat tinggi terhadap kinerja lembaga. Lembaga yang memiliki

(59)

365

pelayanan yang maksimal dan bermutu terhadap mahasiswa atau stakeholder

lainnya. Lembaga yang berkinerja tinggi akan mampu memberikan

pelayanan atau menghasilkan produk yang bermutu dan optimal.

7. Sistem manajemen informasi yang efektif, dan ditunjang oleh budaya TIK

yang tinggi, serta ketersediaan alat TIK yang cukup tidak akan menjamin

lembaga berkinerja baik tanpa dijalankan oleh sumber daya manusia yang

kapabel di bidangnya. Keberadaan sumber daya manusia yang berkualitaslah

(kapabel) yang mampu menjalankan sistem informasi akademik yang

dikembangkan lembaga secara efektif dan efisien sehingga mampu

menopang kebutuhan data/informasi akademik yang dibutuhkan lembaga

dalam rangka melakukan evaluasi, peningkatan mutu, atau pelayanan.

8. Dari uji beda rata-rata ditemukan fakta bahwa ternyata terdapat perbedaan

yang signifikan aspek-aspek di dalam pengelolaan SIA, kinerja lembaga dan

prestasi akademik pada perguruan tinggi negeri dan swasta berbeda.

B. Implikasi

Dari pembahasan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, ada beberapa hal

akan diuraikan dalam bagian ini yang merupakan implikasinya, yaitu:

1. Manajemen sistem informasi akademik perguruan tinggi, termasuk sistem

Gambar

Gambar 1.1.  Kebijakan Depdiknas Dalam Pilar Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas Dan Citra Publik (Renstra Depdinas 2005-2009)
PENYEBARAN POPULASI PENELITIANTABEL 3.1
Gambar 3.1.  Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel penelitian  (lembaga)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) karateristik sosial ekonomi petani peserta kegiatan SL- PTT padi sawah, 2) tingkat partisipasi petani dalam kegiatan kelompoktani.

KESESUAIAN URAIAN MATERI DENGAN SK DAN KD KELENGKAPAN KELUASAN KEDALAMAN STANDAR.. KOMPETENSI

Tahap terakhir dari model ini adalah tahap Write (menulis), siswa akan menuliskan hasil dari kegiatan diskusi yang dilakukan pada tahap Talk sebelumnya. 212) aktivitas

Pada pasien sakit kritis juga terjadi peningkatan oksidasi asam amino esensial yang dihasilkan dari pemecahan protein, khususnya asam amino rantai cabang, sementara fraksi

Merdeka belajar merupakan kemerdekaan berpikir terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada pada guru sebelum diimplementasikan kepada peserta didik.kegiatan

1 Bila dilihat dari segi pluralitas jenis penduduknya, dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia mempunyai sistem hukum berbeda, berlaku sejak zaman primitif yang berasal dari

[r]

Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa modul pembelajaran limit dengan teori APOS dapat menumbuhkan kemampuan Advanced Mathematical Thinking (AMT) mahasiswa