• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS MARKETING PUBLIC RELATIONS TERHADAP CITRA POLITEKNIK POS INDONESIA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN STUDI MAHASISWA : Survei terhadap Mahasiswa Politeknik Pos Indonesia.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS MARKETING PUBLIC RELATIONS TERHADAP CITRA POLITEKNIK POS INDONESIA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN STUDI MAHASISWA : Survei terhadap Mahasiswa Politeknik Pos Indonesia."

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... PERNYATAAN ... ABSTRACT ... ABSTRAK ...

i ii iii iv KATA PENGANTAR ...

UCAPAN TERIMA KASIH ...

v vi DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

viii xiv DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

xvii xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

(2)

2.1.1. Bauran Pemasaran Jasa Pendidikan ... 12

2.1.2. Promosi (Promotion)... 19

2.1.2.1. Tujuan Promosi ... 20

2.1.2.2. Media Promosi ... 21

2.1.3. Bauran Promosi (Promotional Mix) ... 23

2.1.3.1. Kekurangan dan Kelebihan Bauran Promosi ... 28

2.1.3.2. Faktor-faktor yang Mempengarui Bauran Promosi ... 2.1.4. Marketing Public Relations (MPR) ... 31 32 2.1.4.1. Kegiatan MPR ... 36

2.1.4.2. Fungsi dan Tujuann MPR ... 39

2.1.5. Marketing Public Relations Perguruan Tinggi 42 2.1.6. Atribut Produk ... 44 2.1.7. Citra (Image) ...

2.1.7.1. Definisi Citra ... 2.1.7.2. Macam-macam Citra ... 2.1.8. Citra Perusahaan ... 2.1.8.1. Manfaat Citra Perusahaan ... 2.1.8.2. Proses Pembentukan Citra

Perusahaan ... 2.1.8.3. Variabel yang Dapat Menimbulkan

Citra ...

45 45 47 48 49

50

(3)

2.1.9. Citra Perguruan Tinggi ... 57 2.1.10.Komponen Citra ...

2.1.11.Perilaku Konsumen (Consumer Behavior) ... 2.1.12.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Konsumen ... 2.1.13.Proses Keputusan Studi ...

59 61

62 70 2.2. Kerangka Pemikiran ... 73 2.3. Hipotesis Penelitian ... 89

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 90 3.1. Objek Penelitian ...

3.2. Metode Penelitian ... 3.3. Operasionalisasi Variabel ... 3.4. Jenis dan Sumber Data ... 3.5. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 3.5.1. Populasi ... 3.5.2. Sampel ... 3.5.3. Teknik Sampling ...

90 3.6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...

3.6.1. Uji Validitas ... 3.6.2. Uji Reliabilitas ...

(4)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 4.1. Hasil Penelitian... 4.1.1. Profil Politeknik Pos Indonesia ...

4.1.1.1. Visi dan Misi Politeknik Pos

Indonesia ... 4.1.1.2. Tugas Pokok dan Fungsi ... 4.1.1.3. Struktur Organisasi Politeknik Pos

Indonesia ... 4.1.1.4. Profil Program Studi Politeknik Pos

Indonesia ... 4.1.1.5. Mahasiswa Politeknik Pos Indonesia 4.1.2. Karakteristik Responden ...

4.1.2.1. Berdasarkan Jenis Kelamin ... 4.1.2.2. Berdasarkan Sekolah Asal ... 4.1.2.3. Berdasarkan Status Sekolah Asal ... 4.1.2.4. Berdasarkan Jurusan (di Sekolah

Asal) ... 4.1.2.5. Berdasarkan Sumber Informasi

tentang Politeknik Pos Indonesia ... 4.1.2.6. Berdasarkan Jalur Masuk ... 4.2. Pembahasan ... 4.2.1. Gambaran MPR di Politeknik Pos Indonesia ..

(5)

4.2.1.1. Tanggapan Mahasiswa Mengenai Publikasi ... 4.2.1.2. Tanggapan Mahasiswa Mengenai

Acara-acara ... 4.2.1.3. Tanggapan Mahasiswa Mengenai

Identitas Media ... 4.2.1.4. Rekapitulasi Tanggapan Mahasiswa

Mengenai Marketing Public

Relations ...

4.2.2. Gambaran Citra Politeknik Pos Indonesia ... 4.2.2.1. Tanggapan Mahasiswa Mengenai

Citra Kognitif ... 4.2.2.2. Tanggapan Mahasiswa Mengenai

Citra Afektif ... 4.2.2.3. Rekapitulasi Tanggapan Mahasiswa

Mengenai Citra Politeknik Pos Indonesia ... 4.2.3. Gambaran Keputusan Studi Mahasiswa ...

4.2.3.1. Tanggapan Mahasiswa Mengenai Pilihan Produk ... 4.2.3.2. Tanggapan Mahasiswa Mengenai

Pilihan Merek ... 4.2.3.3. Tanggapan Mahasiswa Mengenai

(6)

BAB V

Pilihan Saluran Pembelian ... 4.2.3.4. Tanggapan Mahasiswa Mengenai

Pilihan Metode Pembayaran ... 4.2.3.5. Rekapitulasi Tanggapan Mahasiswa

Mengenai Keputusan Studi ... 4.2.4. Analisis MPR (X) untuk Meningkatkan Citra Politeknik Pos Indonesia (Y) serta dampaknya terhadap Keputusan Studi (Z) ...

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan ... 5.2. Rekomendasi ...

165

167

168

169

179 181

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Persaingan dibidang pendidikan tinggi yang mengharuskan perguruan tinggi dalam negeri meningkatkan daya saingnya, baik dalam penyelenggaraan maupun dalam mutu lulusannya. Politeknik Pos Indonesia dihadapkan pada persaingan yang semakin sengit bukan hanya dengan PTS (Perguruan Tinggsi Swasta) sejenis tetapi juga dengan PTN (Perguruan Tinggi Negeri) untuk dapat menarik minat mahasiswa. Russell (2005) menyatakan bahwa mahasiswa adalah target utama dari layanan yang ditawarkan oleh Perguruan Tinggi (Schuller dan Rasticova, 2011:59).

(8)

Akhirnya, sejumlah PTS mengalami kekurangan mahasiswa, bahkan sejumlah PTS terancam di tutup karenanya.

Hal ini sejalan seperti apa yang disampaikan oleh ketua APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) Didi Turmudzi yang menyatakan bahwa Sekitar 30% dari 374 perguruan tinggi swasta (PTS) di Jawa Barat terancam bangkrut akibat terus menurunnya jumlah calon mahasiswa selama periode 2008-2011. (http://www.seputar-indonesia.com/, diakses 29 September 2011).

Kondisi ini semakin buruk dengan banyaknya PTS yang bermunculan. Di Jawa Barat sendiri terjadi pertumbuhan jumlah PTS pada 10 tahun terakhir (+150 di tahun 1955, menjadi +380 di tahun 2005) dan di tahun 2011 jumlah PTS meningkat sampai dengan 476 PTS (http://www.kopertis4.or.id/diakses tanggal 29 September 2011), seperti terlihat pada Tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1.

Jumlah Perguruan Tinggi Swasta di Wilayah Kopertis IV Jawa Barat & Banten

Bentuk PT Prodi Mahasiswa Dosen

Universitas 51 835 161.963 8.178

Instititut 6 51 15.738 732

Sekolah Tinggi 240 734 139.431 6.807

Akademi 148 221 38.061 2.081

Politeknik 31 124 25.786 1.267

Jumlah 476 1.965 380.979 19.065

Sumber: Kopertis IV Jawa Barat dan Banten, 2011.

Sehingga bukan hal yang mudah untuk memenangkan persaingan dalam memperebutkan pasar calon mahasiswa yang jumlahnya tetap, sementara jumlah pesaing semakin hari semakin bertambah.

(9)

pada tahun 2006/2007 dibandingkan dengan tahun 2004/2005 (Renstra Poltekpos Tahun 2010-2020:18) dan hal ini terus berlanjut sampai dengan tahun 2011, seperti dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.

Sumber: SPPMA Poltekpos, 2011.

Gambar 1.1.

Penerimaan Mahasiswa Baru Poltekpos dari tahun ke tahun

Penurunan jumlah mahasiswa di Politeknik Pos Indonesia seperti pada Gambar 1.1. tersebut disinyalir sebagai akibat dari adanya pencitraan dari masyarakat yang masih minor, yaitu menganggap bahwa Politeknik Pos Indonesia

merupakan “sekolah pos” dimana setiap lulusannya hanya bisa berkerja di Kantor

Pos atau PT Pos Indonesia (SPPMA, 2011).

Setiap lulusan Politeknik Pos Indonesia dibekali dengan berbagai kompetensi dan dipersiapkan untuk dapat bersaing dengan lulusan dari perguruan

425

Tahun 2001 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004

Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

(10)

tinggi lain baik negeri maupun swasta. Sehingga lulusan Politeknik Pos Indonesia bukan saja dapat bekerja di PT Pos Indonesia, tetapi juga di luar PT Pos Indonesia. Bahkan, lulusan Politeknik Pos Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan lulusan dari Perguruan Tinggi lain, yaitu setiap lulusan Politeknik Pos Indonesia memiliki keahlian khusus dibidang Logistic dan Supply Chain Management.

Hal ini ditunjukkan dengan kurikulum dan program akademik maupun non akademik yang mendukung pada Logistic dan Supply Chain Management serta sertifikasi uji kompetensi yang wajib dimiliki oleh setiap mahasiswanya sebelum mereka lulus. Di samping itu, program pencangkokan industri atau magang (internship) di industri-industri logistik, dimana hasilnya perusahaan-perusahaan

besar seperti PT Pos Indonesia, PT DHL, PT NYK, PT KN Sigma Trans, PT KA Logistik, PT Schenker Petrolog Utama, dll telah memesan lulusan Politeknik Pos Indonesia sebelum mahasiswanya lulus. Hal ini menunjukkan bahwa lulusan Politeknik Pos Indonesia cukup dapat diperhitungkan, bukan saja hanya dapat bekerja di PT Pos Indonesia tetapi di perusahaan nasional lainnya maupun perusahaan global.

(11)

ada transfer pesan yang tepat. Dengan kata lain, cara mengkomunikasikan suatu pesan tentang suatu obyek akan menghasilkan efek yang positif dan menimbulkan citra yang positif dibenak calon konsumen apabila penyampaian pesan itu menggunakan kemasan yang tepat. Sehingga citra sebuah perguruan tinggi menjadi satu hal yang penting dan menjadi satu pertimbangan konsumen ketika mereka memutuskan Perguruan Tinggi mana yang akan mereka pilih. Pelsmacker, Geuens, & Bergh (2003) menyatakan bahwa meningkatkan identitas, citra, dan merek universitas dan diversifikasi universitas tersebut dipandang oleh para ahli sebagai faktor kunci dalam mendapatkan mahasiswa baru (Schuller dan Rasticova, 2011:59).

Mengingat begitu pentingnya peranan citra pada sebuah perguruan tinggi, maka untuk membangun citra yang positif di benak konsumennya, Politeknik Pos Indonesia menggunakan beberapa pendekatan, diantaranya melalui program promosi. Ramachandran (2010) menyebutkan bahwa Perguruan Tinggi harus terus meningkatkan pelayanannya kepada para calon mahasiswanya melalui komunikasi pemasaran (Schuller dan Rasticova, 2011:59). Program promosi yang dilakukan oleh Politeknik Pos Indonesia diantaranya adalah melalui kegiatan komunikasi pemasaran terpadu, yaitu advertising, Sales Promotion, Personal Selling, Direct Marketing, dan kegiatan Marketing Public Relations. Faktor kunci

keberhasilan komunikasi pemasaran di Perguruan Tinggi adalah dengan memilih alat komunikasi pemasaran yang tepat (Schuller dan Rasticova, 2011:68).

(12)

tempat pasar sasaran berada, seperti Radio Cirebon, Radio Garut, Radio, Tasik, Radio Sukabumi, Radio OZ, Radio Cosmo, Radio Dahlia, Sindang Kasih FM, MDS FM, dan FEKS FM (Humas Poltekpos, 2012). Sedangkan untuk Televisi, sejak tahun 2010 secara rutin TVRI telah menjadi mitra Politeknik Pos Indonesia.dan di tahun 2011, Politeknik Pos Indonesia mulai merambah ke televisi nasional yaitu TV One, dengan kerjasama ini diharapkan citra Politeknik Pos Indonesia dapat terangkat sehingga berdampak pada peningkatan jumlah pendaftarnya. Televisi sangat fleksibel dalam menyampaikan pesan sponsor: mulai dari pemilihan waktu sampai adanya jaminan penyampaian ulasan berita secara khusus untuk audien tertentu (Morrisan, 2006:36).

TV merupakan media iklan paling potensial di antara bebagai media lainnya karena jangkauannya yang luas. Pesan iklan dapat dikemas secara nasional meskipun untuk tujuan audien lokal. Sedangkan untuk media cetak, Politeknik Pos Indonesia secara rutin beriklan di koran Kompas, Pikiran Rakyat, dan Tribun Jabar. Disamping itu pula, informasi disediakan dalam bentuk standing banner, leaflet, baliho dan spanduk.

Untuk program Sales Promotion (promosi penjualan), Politeknik Pos Indonesia aktif dalam mengikuti kegiatan pameran Perguruan Tinggi, khususnya di Jawa Barat, seperti Edufair dalam rangka ulang taun kota Banjar di Banjar, Ciamis, dengan memberikan harga khusus pembelian formulir pendaftaran bagi pendaftar yang mendaftar pada saat pameran berlangsung.

(13)

dikatakan oleh Schuller dan Rasticova (2011:60) bahwa calon mahasiswa tidak berpikir bahwa periklanan adalah sumber yang penting bagi mereka untuk mendapatkan informasi tentang Perguruan Tinggi. Untuk itu, Perguruan Tinggi harus berpikir dua kali sebelum memilih bentuk khusus dari iklan dengan melihat biaya dan target sasaran yang ditujunya.

Kegiatan Personal Selling yang dilakukan oleh Politeknik Pos Indonesia saat ini masih mengandalkan mahasiswa sebagai duta kampus atau sales person-nya, karena kontak langsung dengan para calon mahasiswa merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan guna membangun hubungan baik dengan para calon mahasiswa (Schuller dan Rasticova, 2011:68), dimana para duta kampus ini memberikan informasi tentang Politeknik Pos Indonesia kepada calon mahasiswa. Para duta kampus sebelumnya dibekali dengan berbagai informasi mengenai Politeknik Pos Indonesia dan marketing kits lainnya yang mendukung dan diperlukan pada saat mereka bertugas. Di samping itu juga dilakukan roadshow ke beberapa kota, khususnya Jawa Barat. Schuller dan Rasticova

(2011:60) menyatakan bahwa roadshow masih merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang sangat efisien dalam menentukan kelompok sasaran. Di sini, calon mahasiswa dapat langsung bertanya kepada perwakilan Perguruan Tinggi tentang program yang ditawarkan oleh Perguruan Tinggi tersebut atau fakultas yang diminatinya.

(14)

bekerjasama dengan pihak sekolah dan pihak bimbingan belajar untuk mendapatkan informasi alamat dan nomor telepon target pasarnya.

Kegitan yang terakhir dari rangkaian kegiatan promosi yang dilakukan oleh Politeknik Pos Indonesia adalah Marketing Public Relations (MPR). Kegiatan MPR merupakan kegiatan yang penting dan dibutuhkan oleh suatu organisasi agar

dapat dikenal publik, tidak terkecuali Politeknik Pos Indonesia. Karena dengan MPR, akan menumbuhkan rasa percaya publik dan publik akan teryakinkan serta

untuk memperkuat citra organisasi.

MPR menekankan bukan pada selling, namun pada pemberian informasi,

pendidikan dan upaya peningkatan pengertian lewat penambahan pengetahuan mengenai suatu merek produk dan Jasa perusahaan akan lebih kuat dampaknya dan agar lebih lama diingat oleh konsumen. Dengan tingkat komunikasi yang lebih intensif dan komprehensif bila dibandingkan dengan iklan, maka MPR merupakan suatu konsep yang lebih tinggi dari iklan yang biasa. (Abadi, 1994:46).

(15)

Hal ini pula sejalan dengan RENSTRA (Rencana Strategis) Politeknik Pos Indonesia, yang menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan intake mahasiswanya, Politeknik Pos Indonesia akan meningkatkan strategi promosi ke sekolah, salah satu caranya adalah dengan melakukan pendekatan secara intensif kepada guru BK yang dianggap sebagai figur yang cukup berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan siswa SMU, SMK atau MA dalam memutuskan Perguruan Tinggi mana yang akan dipilih. Pendekatan ini tidak bisa dilakukan melalui pendekatan yang sifatnya massive, dibutuhkan satu cara berkomunikasi yang lebih personal. MPR melalui fungsinya merupakan satu jawaban untuk kebutuhan ini.

Kegiatan MPR sangat dibutuhkan disetiap organisasi dan institusi pada saat ini, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan tinggi. Mau tidak mau, setiap perguruan tinggi saling berlomba untuk menunjukkan siapa dirinya agar tetap survive di tengah persaingan yang ada. Sehingga diharapkan kegiatan MPR di

PTS dapat meningkatkan citra dari perguruan tinggi yang kemudian berpengaruh pada Keputusan Studi mahasiswa baru di perguruan tinggi tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka disusun judul penelitian sebagai berikut: Analisis Marketing Public Relations terhadap Citra Politeknik Pos

Indonesia Serta Dampaknya terhadap Keputusan Studi Mahasiswa (Survei

(16)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran Marketing Public Relations di Politeknik Pos Indonesia?

2. Bagaimana gambaran Citra Politeknik Pos Indonesia?

3. Bagaimana gambaran Keputusan Studi mahasiswa Politeknik Pos Indonesia? 4. Seberapa besar pengaruh Marketing Public Relations terhadap Citra

Politeknik Pos Indonesia?

5. Seberapa besar pengaruh Citra Politeknik Pos Indonesia terhadap Keputusan Studi Mahasiswa?

6. Seberapa besar pengaruh Marketing Public Relations terhadap Keputusan Studi Mahasiswa?

7. Seberapa besar pengaruh Marketing Public Relations dan Citra Politeknik Pos Indonesia terhadap Keputusan Studi Mahasiswa?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh gambaran tentang Marketing Public Relations di Politeknik Pos Indonesia

2. Memperoleh gambaran tentang Citra Politeknik Pos Indonesia

(17)

4. Mengetahui pengaruh Marketing Public Relations terhadap Citra Politeknik Pos Indonesia

5. Mengetahui pengaruh Citra Politeknik Pos Indonesia terhadap Keputusan Studi Mahasiswa

6. Mengetahui pengaruh pengaruh Marketing Public Relations terhadap Keputusan Studi Mahasiswa

7. Mengetahui pengaruh Marketing Public Relations dan Citra Politeknik Pos Indonesia terhadap Keputusan Studi Mahassiwa

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1.Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu pemasaran khususnya Manajemen Pemasaran tentang Marketing Public Relations terhadap Citra Politeknik Pos Indonesia serta dampaknya terhadap Keputusan Studi Mahasiswa, sehingga dari hasil penelitian ini memberikan masukan bagi peneliti sejenis dalam mengembangkan kegiatan Marketing Public Relations, Citra dan Keputusan Studi.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Politeknik Pos Indonesia, khususnya untuk mengatahui sejauh mana kegiatan Marketing Public Relations dalam upaya meningkatkan Citra Politeknik Pos Indonesia dan

(18)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Penelitian mengenai analisis Marketing Public Relations terhadap Citra Politeknik Pos Indonesia serta dampaknya terhadap Keputusan Studi Mahasiswa (Survei terhadap Mahasiswa Politeknik Pos Indonesia) menggunakan pendekatan manajemen pemasaran.

Variabel independen (X) adalah Marketing Public Relations, yang diwakili tiga indikator, yaitu publikasi, acara, dan identitas media. Sedangkan yang menjadi variabel intervening (Y), yaitu Citra Politeknik Pos Indonesia, yang diwakili indikator citra kognitif dan citra afektif. Keputusan Studi Mahasiswa sebagai variabel dependen (Z), diwakili oleh empat indikator, meliputi pilihan produk, pilihan merek, pilihan saluran, dan metode pembayaran.

Objek yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Politeknik Pos Indonesia. Dari objek penelitian di atas, dianalisa mengenai pengaruh Marketing Public Relations terhadap Citra Politeknik Pos Indonesia serta dampaknya terhadap Keputusan Studi Mahasiswa.

3.2. Metode Penelitian

(19)

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Adapun penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2010:11) menjelaskan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Marketing Public Relations, Image, dan Keputusan Pembelian. Penelitian verifikatif bertujuan untuk

menguji hipotesis melalui pengumpulan data di lapangan.

Mengingat jenis penelitian ini terdiri dari deskriptif dan verifikatif dengan malalui data di lapangan, maka metode penelitian yang dilakukan adalah metode survei (explanatory survey). Menurut Sugiyono (2010:10) metode explanatory survey merupakan metode penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan

variabel-variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel satu dengan variabel yang lain.

3.3. Operasionalisasi Variabel

(20)
(21)

Variabel Sub Variabel

Konsep

Variabel Indikator Ukuran Data Skala

Marketing

(Kotler & Keller, 2012:551)

Kejelasan dalam penyampaian informasi Poltekpos diantaranya melalui company prifile,

buletin, poster, spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (X1.1) kalender, koran, dan radio (X ) kalender, koran, dan radio

 Tingkat kemudahan

memeroleh informasi Poltekpos melalui company

prifile, buletin, poster,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio

(22)

Frekuensi penerbitan kalender, koran, dan radio (X1.3)

Daya tarik Poltekpos

diantaranya melalui company

prifile, buletin, poster,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (X1.4) kalender, koran, dan radio (X1.5)

Kemampuan membentuk

image diantaranya melalui company prifile, buletin,

poster, spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (X )

Tingkat frekuensi penerbitan melalui company prifile, buletin, poster, spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio

Tingkat daya tarik untuk mengenal keunggulan Poltekpos melalui company

prifile, buletin, poster,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio

 Tingkat ketepatan dan kesesuaian sasaran memengaruhi mahasiswa untuk mengingat keunggulan

Poltekpos diantaranya melalui company prifile, buletin, poster, spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio

 Tingkat kemampuan

membentuk image Poltekpos dibenak mahasiswa melalui

(23)

 Ketepatan media penyampaian Poltekpos diantaranya melalui company

prifile, buletin, poster,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (X1.7)

 Tingkat ketepatan media

penyampaian informasi Poltekpos melalui company

prifile, buletin, poster,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio

Ordinal Interval

Acara-acara/ Events

(X2)

Kegiatan Special yang dirancang/diselenggarak an PT seperti seminar dan workshop, pameran, kompetisi futtsal (X2.1)

 Kemudahan memperoleh

informasi Poltekpos

diantaranya melalui seminar dan workshop, pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futtsal (X2.2)

 Frekuensi pelaksanaan

(24)

 Daya tarik pada Poltekpos diantaranya melalui seminar dan workshop, pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futtsal (X2.4)

 Mengingatkan keunggulan

Poltekpos diantaranya melalui seminar dan workshop, pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futtsal (X2.5)

 Kemampuan membentuk

image diantaranya melalui

seminar dan workshop, pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futtsal (X2.6) kompetisi futtsal (X2.7)

 Tingkat daya tarik

memperkenalkan Poltekpos diantaranya melalui seminar dan workshop, pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futtsal

 Tingkat ketepatan dan

kesesuaian sasaran guru, dan kompetisi futtsal dalam memperkenalkan keunggulan Poltekpos kepada mahasiswa

(25)

simbol, seragam, dan dan atau simbol, seragam, bangunan (X3.1)

 Kemudahan mengingat

pesan logo dan atau simbol, seragam, serta bangunan sebagai identitas Politeknik Pos Indonesia (X3.2)

 Daya tarik pada Politeknik

Pos Indonesia (X3.3)

 Kemampuan membentuk

image Politeknik Pos

Indonesia diantaranya melalui logo, dan atau simbol, seragam, bangunan (X3.4)

bangunan sebagai identitas Politeknik Pos Indonesia

 Tingkat kemudahan

mengingat logo, dan atau simbol, seragam, serta bangunan sebagai identitas Politeknik Pos Indonesia

 Tingkat daya tarik

memperkenalkan Politeknik Pos Indonesia melalui logo, dan atau simbol, seragam, bangunan

 Tingkat kemampuan

(26)

Tinggi

Citra Kognitif (Y1) Perilaku-perilaku yang menekankan aspek gedung pendidikan, Gor, dll (Y1.1)

Tingkat kelengkapan

sarana/kondisi fisik Politeknik Pos Inodnesia, seperti gedung pendidikan, Gor, dll

(27)

 Keragaman Program Studi

(Courses) yang ditawarkan

Politeknik Pos Indonesia (Y1.2)

 Suasanna akademik (suasana

belajar mengajar, keakraban dosen dengan mahasiswa, dll) (Atmosphere) di Politeknik Pos Indonesia (Y1.3)

 Kompetensi Staf Pengajar

(Teaching Staff) yang

dimiliki Politeknik Pos Indonesia (Y1.4)

Biaya Studi (Price) yang

harus dikeluarkan selama studi di Politeknik Pos Indonesia (Y1.5)

 Kualitas pembelajaran

(Quality of Education) di

Politeknik Pos Indonesia (Y1.6)

 Persaingan masuk ke

Politeknik Pos Indonesia

Tingkat keragaman Program

studi yang ditawarkan Politeknik Pos Indonesia

Tingkat kenyamanan Suasana

akademik (suasana belajar mengajar, keakraban dosen dengan mahasiswa, dll)

(Atmosphere) di Politeknik

Pos Indonesia

Kehandalan yang dimiliki Politeknik Pos Indonesia

Tingkat keterjangkauan Biaya studi yang harus dikeluarkan selama studi di Politeknik Pos Indonesia

Tingkat Kualitas pembelajaran

(Quality of Education) di

Politeknik Pos Indonesia

Tingkat persaingan masuk ke Politeknik Pos Indonesia

(28)

 Hubungan dengan Masyarakat (Distance

between University and Society) (Y1.8)

 Politeknik Pos Indonesia

merupakan Perguruan Tinggi yang cukup dikenal

(Popularity) (Y1.9)

 Politeknik Pos Indonesia

merupakan Perguruan Tinggi yang cukup elit

(Elite) (Y1.10)

 Politeknik Pos Indonesia

dikenal sebagai Perguruan Tinggi yang inovatif

(Innovativeness) (Y1.11)

 Kuliah di Politeknik Pos Indonesia meningkatkan prestise (Prestige) (Y1.12)

 Politeknik Pos Indonesia

memiliki Reputasi yang baik

(Reputation) (Y1.13)

 Tingkat persetujuan

keterlibatan Politeknik Pos Indonesia dalam kegiatan Masyarakat

 Tingkat persetujuan bahwa

Politeknik Pos Indonesia merupakan Perguruan Tinggi yang cukup dikenal

 Tingkat persetujuan bahwa

Politeknik Pos Indonesia merupakan Perguruan Tinggi yang cukup elit

(Elite)

 Tingkat persetujuan bahwa

Politeknik Pos Indonesia dikenal sebagai Perguruan Tinggi yang inovatif

(Innovativeness)

 Tingkat persetujuan bahwa

Kuliah di Politeknik Pos Indonesia meningkatkan prestise (Prestige)

 Tingkat persetujuan bahwa

Politeknik Pos Indonesia

(29)

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

dosen dengan mahsiswa, dll) di Politeknik Pos Indonesia menyenangkan (Unpleasant/

Pleasant) (Y2.1)

 Lingkungan kampus di

Politeknik Pos Indonesia Memotivasi

(Boring/Motivating) (Y2.2)

 Proses belajar mengajar di

Politeknik Pos Indonesia sangat relaks (Tense/free) (Y2.3)

 Suasana kehidupan kampus

(interaksi sosial antara mahasiswa) menyenangkan

(Gloomy/Fun) (Y2.4)

belajar mengajar, keakraban dosen dengan mahsiswa, dll) di Politeknik Pos Indonesia menyenangkan

 Tingkat persetujuan bawa

Lingkungan kampus di Politeknik Pos Indonesia memotivasi

 Tingkat persetujuan bahwa

Proses belajar mengajar di Politeknik Pos Indonesia sangat relaks

 Tingkat persetujuan bahwa

Suasana kehidupan kampus

 Politeknik Pos indonesia

merupakan pendidikan vokasi yang menyiapkan lulusannya siap kerja (Pr1)

 Tingkat Persetujuan bahwa

Politeknik Pos indonesia merupakan pendidikan vokasi yang menyiapkan lulusannya siap kerja

(30)

 Politeknik Pos Indonesia memiliki hubungan dengan banyak industri untuk magang dan penyerapan tenaga kerja (Z1.2)

 Politeknik Pos Indonesia

memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk dapat bekerja melalui program magang di

perusahaan nasional dan internasional yang terkemuka (Z1.3)

 Tingkat persetujuan bahwa

Politeknik Pos Indonesia memiliki hubungan dengan banyak industri untuk magang dan penyerapan tenaga kerja

 Tingkat persetujuan bahwa

Politeknik Pos Indonesia memberikan kesempatan kepada mahasiswanya untuk dapat bekerja melalui program magang di

 Politeknik Pos Indonesia

memiliki keunikan dan fokus pada bidang logistik dan rantai pasok/supply

chain management (Z2.1)

 Politeknik Pos Indonesia

karena memiliki hubungan dengan PT Pos Indonesia (Z2.2)

 Tingkat Persetujuan bahwa

Politeknik Pos Indonesia memiliki keunikan dan fokus pada bidang logistik dan rantai pasok/supply

chain management

 Tingkat persetujuan bahwa

Politeknik Pos Indonesia karena memiliki hubungan dengan PT Pos Indonesia

(31)

dimana suatu produk

 Mendaftar ke Politeknik

Pos Indonesia dapat dilkaukan di seluruh cabang Kantor Pos Indonesia (Z3.1)

Indonesia strategis

 Tingkat persetujuan bahwa

Pendaftaran Politeknik Pos Indonesia dapat dilakukan melalui jalur PMDK (Prestasi akademik dan Olahraga)

 Tingkat persetujuan bahwa

Mendaftar ke Politeknik tentang metode atau cara pembayaran produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan cicilan.

(Kotler dan Keller, 2009:185)

 Pembayaran biaya studi di

Politeknik Pos Indonesia dapat dilakukan secara tunai maupun menyicil (Z4.1)

 Politeknik Pos Indonesia

memiliki keluasan alternatif tempat

pembayaran uang kuliah (Z4.2)

(32)

3.4. Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian adalah sumber dimana data yang diperlukan untuk penelitian dapat diperoleh, baik secara langsung yang berhubungan dengan objek penelitian maupun data yang diperoleh secara tidak langsung berhubungan dengan objek penelitian. Sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010:193) bahwa:

Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen.

Adapun sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No. Data Jenis Sumber

1. Tanggapan responden mengenai

Marketing Public Relations

Politeknik Pos Indonesia

Primer Mahasiswa Politeknik Pos

Indonesia

2. Tanggapan responden mengenai citra

Politeknik Pos Indonesia

Primer Mahasiswa Politeknik Pos

Indonesia

3. Tanggapan responden mengenai

keputusan studi

Primer Mahasiswa Politeknik Pos

Indonesia

4. Data jumlah mahasiswa di Politeknik

Pos Indonesia

Sekunder SPMA Politeknik Pos Indonesia

5. Visi dan Misi Politeknik Pos

Indonesia

Sekunder Renstra Politeknik Pos

Indonesia

3.5. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel

3.5.1. Populsi

(33)

Berdasarkan pendapat tersebut, dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswa tingkat satu (angkatan 2011) Politeknik Pos Indonesia yang berasal dari lima program studi, yaitu sebanyak 447 orang mahasiswa.

Jadi sebagai unit analisis penelitian ini adalah Politeknik Pos Indonesia sedangkan mahasiswa tingkat satu (angkatan 2011) Politeknik Pos Indonesia menjadi unit pengamatan (responden).

Dipilih mahasiswa tingkat satu dikarenakan mereka masih fresh atau diharapkan mereka masih mengingat dalam proses keputusan mereka untuk memilih Politeknik Pos Indonesia sebagai tempat mereka studi. Jika tingkat dua atau tingkat tiga yang dijadikan reponden, peneliti menganggap bahwa tingkat error dan bias-nya akan semakin tinggi dengan pertimbangan bahwa proses

keputusan mereka untuk melakukan studi di Politeknik Pos Indonesia sudah berjalan terlalu lama sehingga kemungkinan mereka masih mengingat proses tersebut semakin kecil.

3.5.2. Sampel

(34)

Untuk menghitung jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, digunakan rumus yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael, sebagai berikut:

Berdasarkan tabel Isaac dan Michael, untuk populasi 447 orang mahasiswa dengan taraf kesalahan 5%, jumlah sampelnya adalah 198 orang ≈ 200 orang responden.

3.5.3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel (Sugiyono, 2010:116). Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini, digunakan teknik Probability Sampling dan secara khusus menggunakan Simple Random Sampling. Menurut Sugiyono (2010:118), Probabillity Sampling adalah

teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan

= �

2.. .

2 � −1 +2. .

�2

dengan dk=1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10% P = Q = proporsi dalam populasi = 0,5

d = ketelitian/derajat ketetapan = 0,05 N = jumlah populasi

(35)

Simple Random Sampling merupakan teknik untuk menentukan jumlah sampel

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

3.6. Hasil Uji Validitas dan Reliabilias

Sugiyono (2010:398) mengemukakan bahwa terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen serta kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan kuesioner.

3.6.1. Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2010:172) Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sekaran (Kusnendi, 2008:94) mengatakan bahwa:

Dalam praktik penelitian, dari sekian metode yang ada pada umumnya para peneliti biasa menggunakan korelasi item-total (item-total correlation) dan atau korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation) sebagai statistik uji validitas. Sedang pengujian reliabilitas, para peneliti biasa menggunakan koefisien alpha cronbach.

Penelitian ini menggunakan korelasi total dikoreksi (corrected item-total correlation) sebagai statistik uji validitas karena jumlah item yang diuji

(36)

masing-masing sejumlah 18, 17, dan 10 item. Hal ini berdasarkan pernyataan Saifuddin Azwar (Kusnendi, 2008:95) bahwa koefisien korelasi item total dikoreksi digunakan jika jumlah item yang diuji relatif kecil, yaitu kurang dari 30.

Dalam penelitian ini dipergunakan perhitungan validitas item dengan bantuan Program SPSS 16.0. Adapun perhitungan yang dipergunakan adalah dengan menggunakan Korelasi Product Moment, yang dikemukan oleh Pearson sebagai berikut:

Dimana:

r = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan

X = Skor untuk pernyataan yang dipilih Y = Skor total

n = Jumlah responden

Selanjutnya Saifuddin Azwar (Kusnendi, 2008:96) mengemukakan bahwa untuk menentukan item mana yang memiliki validitas yang memadai, para ahli menetapkan patokan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah item.

= � � � − � �

(37)

TABEL 3.3.

HASIL UJI VALIDITAS

VARIABEL MARKETING PUBLIC RELATIONS

No. Pernyataan Validitas

Koefisien

Korelasi

Item Total

Dikoreksi

Ket

1. Kejelasan Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui poster, company prifile, buletin,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (P1)

0,426 0,25 Valid

2. Kemudahan Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui company prifile, buletin, poster,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (P2)

0,480 0,25 Valid

3. Frekuensi penerbitan informasi Politeknik Pos Indonesia

yang disampaikan melalui company prifile, buletin, poster,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (P3)

0,498 0,25 Valid

4. Daya tarik keunggulan Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui company prifile, buletin, poster,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (P4)

0,613 0,25 Valid

5. Ketepatan Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui poster, company prifile, buletin,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio (P5)

0,454 0,25 Valid

6. Kemampuan Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui poster, company prifile, buletin,

spanduk, banner, baligo, kalender, koran, dan radio

memberikan image/citra yang positif terhadap Politeknik

Pos Indonesia (P6)

(38)

Lanjutan Tabel 3.3.

7. Ketepatan Media penyampaian Informasi Politeknik Pos

Indonesia yang disampaikan melalui poster, company

prifile, buletin, spanduk, banner, baligo, kalender, koran,

dan radio (P7)

0,432 0,25 Valid

8. Kejelasan Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui kegiatan seminar, workshop,

pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futsal (E1)

0,528 0,25 Valid

9. Kemudahan Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui kegiatan seminar, workshop,

pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futsal (E2)

0,780 0,25 Valid

10. Frekuensi pelaksanaan kegiatan seminar, workshop,

pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futsal (E3)

0,691 0,25 Valid

11. Daya tarik Keunggulan Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui kegiatan seminar, workshop,

pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futsal (E4)

0,630 0,25 Valid

12. Ketepatan Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui kegiatan seminar, workshop,

pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futsal (E5)

0,490 0,25 Valid

13. Kemampuan Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui kegiatan seminar, workshop,

pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futsal

memberikan image/citra yang positif terhadap Politeknik

Pos Indonesia (E6)

0,727 0,25 Valid

14. Ketepatan Media Informasi Politeknik Pos Indonesia yang

disampaikan melalui kegiatan seminar, workshop,

pameran, pelatihan guru-guru, dan kompetisi futsal (E7)

(39)

Lanjutan Tabel 3.3.

15. Kejelasan Logo Politeknik Pos Indonesia dan seragam

mahasiswa menunjukkan identitas Politeknik Pos

Indonesia di masyarakat (IM1)

0,557 0,25 Valid

16. Logo Politeknik Pos Indonesia dan seragam mahasiswa

Politeknik Pos Indonesia mudah untuk diingat (IM2)

0,357 0,25 Valid

17. Daya tarik Logo Politeknik Pos Indonesia dan seragam

mahasiswa Politeknik Pos Indonesia sebagai Perguruan

Tinggi terkemuka (IM4)

0,305 0,25 Valid

18. Kemampuan Logo Politeknik Pos Indonesia dan seragam

mahasiswa Politeknik Pos Indonesia mengingatkan

image/citra Politeknik Pos Indonesia (IM6)

0,323 0,25 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 3.3. di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan yang mengukur variabel Marketing Public Relations dinyatakan valid.

TABEL 3.4.

HASIL UJI VALIDITAS

VARIABEL CITRA PERGURUAN TINGGI

No. Pernyataan Validitas

Korelasi

Item

Total

Dikoreksi

Ket

1. Kelengkapan Sarana (Gedung pendidikan, Gor, dll) dan

prasarana (Perpustakaan, Laboratorium, Internet, dll)

yang ada di Politeknik Pos Indonesia (CK1)

(40)

Lanjutan Tabel 3.4

2. Keragaman Program studi yang ada di Politeknik Pos

Indonesia (CK2)

0,481 0,25 Valid

3. Suasana Akademik (suasana belajar mengajar, keakraban

dosen dengan mahsiswa, dll) di Politeknik Pos Indonesia

(CK3)

0,353 0,25 Valid

4. Kompetensi dosen yang dimiliki Politeknik Pos Indonesia

(CK4)

0,337 0,25 Valid

5. Biaya studi yang harus dikeluarkan selama studi di

Politeknik Pos Indonesia (CK5)

0,266 0,25 Valid

6. Kualitas Pembelajaran di Politeknik Pos Indonesia (CK6) 0,500 0,25 Valid

7. Persaingan masuk ke Politeknik Pos Indonesia (CK8) 0,597 0,25 Valid

8. Politeknik Pos Indonesia sering terlibat dengan kegiatan

yang hubungan dengan Masyarakat (CK10)

0,429 0,25 Valid

9. Politeknik Pos Indonesia merupakan Perguruan Tinggi

yang cukup dikenal (CK12)

0,368 0,25 Valid

10. Politeknik Pos Indonesia merupakan Perguruan Tinggi

yang cukup elit (CK13)

0,485 0,25 Valid

11. Politeknik Pos Indonesia dikenal sebagai Perguruan

Tinggi yang inovatif (CK15)

0,656 0,25 Valid

12. Kuliah di Politeknik Pos Indonesia meningkatkan prestise

(CK16)

0,675 0,25 Valid

13. Politeknik Pos Indonesia memiliki Reputasi yang baik

(CK17)

0,404 0,25 Valid

14. Suasana Akademik (suasana belajar mengajar, keakraban

dosen dengan mahsiswa, dll) di Politeknik Pos Indonesia

(CA1)

(41)

Lanjutan Tabel 3.4.

15. Lingkungan kampus di Politeknik Pos Indonesia (CA2) 0,413 0,25 Valid

16. Proses belajar mengajar di Politeknik Pos Indonesia

(CA3)

0,515 0,25 Valid

17. Suasana kehidupan kampus (interaksi sosial antara

mahasiswa) (CA4)

0,283 0,25 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan Tabel 3.4. di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan yang mengukur variabel Citra Perguruan Tinggi dinyatakan valid.

TABEL 3.5.

HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL KEPUTUSAN STUDI

No. Pernyataan Validitas

Korelasi

Item

Total

Dikoreksi

Ket

1. Saya memilih kuliah di Politeknik Pos Indonesia karena

merupakan pendidikan vokasi yang menyiapkan lulusannya siap

kerja (Pr1)

0,438 0,25 Valid

2. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena memiliki hubungan

dengan banyak industri untuk magang dan penyerapan tenaga kerja

(Pr2)

0,615 0,25 Valid

3. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena memberikan

kesempatan kepada mahasiswanya untuk dapat bekerja melalui

program magang di perusahaan nasional dan internasional yang

terkemuka (Pr3)

0,366 0,25 Valid

4. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena memiliki keunikan

dan fokus pada bidang logistik dan rantai pasok/supply chain

management (M1)

0,265 0,25 Valid

(42)

Lanjutan Tabel 3.5.

5. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena memiliki hubungan

dengan PT Pos Indonesia (M2)

0,516 0,25 Valid

6. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena lokasinya yang

strategis (D1)

0,361 0,25 Valid

7. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena dapat mendaftar di

sekolah melalui jalur PMDK (Prestasi akademik dan Olahraga)

(D2)

0,362 0,25 Valid

8. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena dapat mendaftar di

seluruh cabang Kantor Pos Indonesia (D3)

0,573 0,25 Valid

9. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena pembayaran biaya

studinya dapat dilakukan secara tunai maupun menyicil (Py1)

0,594 0,25 Valid

10. Saya memilih Politeknik Pos Indonesia karena memiliki keluasan

alternatif tempat pembayaran uang kuliah (Py2)

0,378 0,25 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan data

Berdasarkan Tabel 3.5. di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan yang mengukur variabel Keputusan Studi dinyatakan valid.

3.6.2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk melihat konsistensi responden dalam menjawab semua butir pernyataan. Dalam penelitian ini, peneliti mengukur

reliabilitas dengan menggunakan uji α-Cronbach dengan rumus:



(43)

Dimana:

k = Jumlah Variabel

Vi = Varians dari item ke-i

Vt = Varians dari jumlah keseluruhan butir

Menurut Sekaran (2003) dalam Soedibjo (2004:71), kriteria penilaian terhadap koefisien -Cronbach adalah jika koefisien  kurang dari 0.6 maka instrumen dikatakan kurang reliabel, jika diantara 0.6 dan 0.8 dikatakan cukup reliabel, sedangkan jika  lebih besar dari 0.8 maka instrumen dikatakan sangat reliabel.

Tidak semua penelitian wajib menggunakan uji reliabilitas dan validitas, tergantung dari jenis data yang akan dianalisisnya. Dikarenakan dalam penelitian ini jenis data yang akan diteliti bersifat kuantitatif (pendapat responden), sehingga penelitian ini wajib menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

TABEL 3.6.

UJI RELIABILITAS VARIABEL

No. Variabel Cronbach’s

Alpha

Koefisien

Alpha

Cronbach

Keterangan

1. Marketing Public Relations (X) 0,882 0,70 Reliabel 2. Citra Perguruan Tinggi (Y) 0,838 0,70 Reliabel 3. Keputusan Studi (Z) 0,774 0,70 Reliabel Sumber: Hasil Pengolahan Data

(44)

3.7. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Sugiyono, 2010:401). Berdasarkan settingnya, data pada penelitian ini dikumpulkan di Politeknik Pos Indonesia. Sedangkan berdasarkan sumbernya, pengumpulan data penelitian ini menggunakan sumber data primer dan data sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Selanjutnya apabila dilihat dari cara atau tekniknya, pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan angket, observasi, wawancara, dokumentasi, serta gabungan/trianggulasi.

3.8. Teknik Analisis Data

(45)

TABEL 3.7

KARAKTERISTIK MODEL PATH ANALYSIS

Penjelasan Karakteristik

Variabel  Eksogen (X)

 Endogen (Y)

 Intervening (bila ada)

Kegunaan 1. Penjelasan.

2. Prediksi kualitatif.

3. Faktor determinan.

4. Penelusuran mekanisme (lintasan) pengaruh.

5. Pengujian model, menggunakan teori triming, baik untuk uji

keajegan konsep yang sudah ada ataupun uji pengembangan konsep

baru.

Asumsi 1. Hubungan antarvariabel adalah bersifat linier, adaftif, dan normal.

2. Sistem aliran kausal ke satu arah.

3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan

ratio.

4. Menggunakan sampel probability sampling, yaitu teknik

pengambilan sampel untuk memberikan peluang yang sama pada

setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

5. Observed variable diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran

valid dan reliable).

6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, artinya

model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka

teoritis tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas

antarvariabel yang diteliti.

(46)

Riduwan dan Kuncoro (2011:116-118) mengungkapkan langkah-langkah menguji Path Analysis sebagai berikut:

1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural.

2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan rumuskan persamaan strukturalnya sesuai hipotesis yang diajukan.

b. Menghitung koefisien korelasi dan regresi untuk struktur yang telah drumuskan. Hitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan. 3. Menghitung koefisien jalur secara simultan (keseluruhan). Uji secara

keseluruhan hipotesis statistik.

a. Kaidah pengujian signifikansi secara manual menggunakan Tabel F:

�= ( − −1)

2

(1− 2

Keterangan: n = jumlah sampel

k = jumlah variabel eksogen 2

=

Jika �ℎ� � , maka tolak Ho, artinya signifikan

Jika �ℎ� � , maka terima Ho, artinya tidak signifikan

Dengan taraf signifikansi � = 0,05

Carilah nilai � menggunakan Tabel F dengan rumus:

� =� 1−� = ,( = − −1) atau � 1−� 1= ,( 2= − −1)

Cara mencari � : � � = 1 � � � � �

(47)

b. Kaidah pengujian signifikansi dengan program SPSS

 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau 0,05 �� , maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

 Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau 0,05 �� , maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.

4. Menghitung koefisien jalur secara individu. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik. Secara individu uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus (Schumacker & Lomax, 1996:44. Kusnendi, 2005:12):

= �

� ; ( = − −1)

Keterangan:

Statistik � 1 diperoleh dari hasil komputasi pada SPSS untuk analisis regresi setelah data ordinal ditransformasi ke data interval. Selanjutnya untuk mengetahui signifikansi analisis jalur, bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig dengan dasar pengambilan keputusan: a. Nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau 0,05 ��, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

(48)

Untuk itu, struktur hubungan variabel X, Y dan Z, dapat dilihat pada Gambar 3.1. di bawah ini.

GAMBAR 3.1

HUBUNGAN STRUKTUR X DAN Y TERHADAP Z

Dengan begitu, Persamaan strukturalnya dapat ditulis sebagai berikut:

=� +� +� �

X

Y

Z

� �2

� 2

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian teori, hasil pengolahan dan analisa data yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Marketing Public Relations yang dilakukan oleh Politeknik Pos

Indonesia dinilai oleh mahasiswa cukup baik. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium variabel Marketing Public Relations, dimana diperoleh hasil Marketing Public Relations yang dirasakan oleh mahasiswa berada pada daerah

kontinum sedang. Penilaian responden yang paling dominan dari Marketing Public Relations adalah sub variabel Kejelasan Logo Politeknik Pos

(50)

2. Citra Politeknik Pos Indonesia-pun dinilai cukup baik. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium variabel citra, dimana diperoleh hasil Citra Politeknik Pos Indonesia yang dirasakan oleh mahasiswa berada pada daerah kontinum sedang. Penilaian responden yang paling dominan dari citra adalah sub variabel citra kognitif, para mahasiswa cukup mengetahui Politeknik Pos Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi yang memiliki reputasi yang baik. Sedangkan untuk sub variabel citra afektif, para mahasiswa berpendapat bahwa Politeknik Pos Indonesia memiliki suasana akademik (suasana belajar mengajar, keakraban dosen dengan mahsiswa, dll) yang menyenangkan.

3. Keputusan studi mahasiswa secara umum dinilai tinggi. Hal ini terlihat dari perbandingan jumlah skor hasil kuesioner dengan jumlah skor kriterium variabel keputusan studi, dimana diperoleh hasil keputusan studi oleh mahasiswa berada pada daerah kontinum tinggi. Penilaian responden yang paling dominan dari variabel keputusan studi adalah pada pilihan produk, dimana mahasiswa menyatakan bahwa mereka memilih Politeknik Pos Indonesia dikarenakan Politeknik Pos Indonesia merupakan sekolah vokasi yang menyiapkan lulusannya untuk siap bekerja.

4. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui bahwa pengaruh Marketing Public Relations tidak berpengaruh terhadap Keputusan Studi

(51)

5. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh Citra Politeknik Pos Indonesia terhadap Keputusan Studi sebesar 0,3025 atau 30,25%. Adapun signifikansinya terlihat dari nilai Sig = 0,000 < nilai probabilitas 0,05, sehingga hipotesis Citra Politeknik Pos Indonesia berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Studi diterima.

6. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui pengaruh Marketing Public Relations terhadap Citra Politeknik Pos Indonesia sebesar 0,3943 atau

39,43%. Adapun signifikansinya terlihat dari nilai Sig = 0,000 < nilai probabilitas 0,05, sehingga hipotesis Marketing Public Relations berpengaruh secara signifikan terhadap Citra Politeknik Pos Indonesia diterima.

7. Berdasarkan tanggapan responden, dapat diketahui secara simultan pengaruh Marketing Public Relations dan Citra Politeknik Pos Indonesia terhadap

Keputusan Studi sebesar 0,303 atau 30,3%. Adapun signifikansinya terlihat dari nilai Sig = 0,000 < nilai probabilitas 0,05, sehingga hipotesis Marketing Public Relations dan Citra Politeknik Pos Indonesia berpengaruh secara

simultan terhadap Keputusan Studi diterima.

5.2. Rekomendasi

Berdasarkan uraian kesimpulan di atas, sebagai saran untuk meningkatkan Citra Politeknik Pos Indonesia dan Keputusan Studi melalui Marketing Public Relations, Politeknik Pos Indonesia perlu melakukan upaya sebagai berikut:

(52)

saat ini lebih mendekatkan diri kepada influencer dalam pengambilan keputusan studi, yaitu guru. Untuk itu, hasil yang didapatkan dalam penelitian ini bahwa kegiatan Marketing Public Relations tidak berpengaruh terhadap keputusan studi mahasiswa. Karena kegiatan MPR yang dilakukan lebih dirasakan oleh para guru disekolah tempat mereka studi. Untuk itu, kedepannya, Politeknik Pos Indonesia, disamping melakukan kegiatan MPR kepada influencer, dalam hal ini adalah guru, maka perlu juga melakukan kegiatan MPR kepada sasarannya, yaitu siswa. Diantaranya dengan cara menjadi donatur pada kegiatan/event sekolah, atau melakukan kegiatan penyuluhan seperti bimbingan belajar gratis dalam rangka UAN atau SMPTN.

2. Rekomendasi berkaitan dengan Citra Politeknik Pos Indonesia. berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa dari sisi citra, siswa menganggap bahwa persaingan masuk ke Politeknik Pos Indonesia dirasakan cukup mudah. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, maka akan berakibat buruk pada Citra Politeknik Pos Indonesia itu sendiri. Untuk itu, perlu kiranya Politeknik Pos Indonesia dapat membuat suatu standar baku kriteria penilaian dalam pelaksanaan penerimaan mahasiswa baru.

(53)

brosur yang menyebutkan mudah dilalui oleh kendaraan umum, dan kendaraan umum apa saja yang dapat dijangkau.

(54)

DAPTAR PUSTAKA

Buku:

Alma, Buchari. (2007). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Alma, Buchari. (2003). Pemasaran Stratejik Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Alma, Buchari dan Ratih Hurriyati. (2009). Manajemen Corporate dan Strategi

Pemasaran Jasa Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Creven, David W and Nigel F. Piercy. (2006). Strategic Marketing 8th Edition. New York: McGraw Hill International.

Jefkins, Frank. (2004). Public Relations 5th Ed. Jakarta: Erlangga

Kasalai, Rhenald. (2003). Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran (Edisi 13 Jilid 1). Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2009). Manajemen Pemasaran (Edisi 13 Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

Kusnendi. (2007). Model-Model Persamaan Struktural (Satu dan Multigrup Sampel dengan LISREL). Bandung: Alfabeta.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. (2009). Perilaku Konsumen. Bandung: Refika Aditama.

Rencana Strategis Politeknik Pos Indonesia Tahun 2010-2020.

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. (2011). Cara Menggunakan dan Mamaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung:Alfabeta.

Ries, Al & Laura Ries. (2004). The Fall of Advertising & The Rise of PR. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

(55)

Saladin, Djaslim. (2003). Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. Bandung: Linda Karya.

Satuan Pengawas dan Penjaminan Mutu Akademik. (2011). Laporan Evaluasi Penerimaan Mahasiswa Baru Tahun 2011. Bandung: SPMA Politeknik Pos Indonesia.

Schiffman, Leon dan Leslie Lazar Kanuk. (2008). Perilaku Konsumen. Jakarta: Indeks.

Soedibjo, Bambang S. (2004). Pengantar Metode Penelitian. Edisi Revisi. Bandung.

Soegoto, Eddy Soeryanto. (2008). Marketing Research (The Smart Way to Solve a Problem). Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. (2010). Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Surat Keputusan Yayasan Pendidikan Bhakti Pos Indonesia nomor: 32/SK/YPBPI/1004, 2004

Susanto, A.B dan Himawan Wijanarko. (2004). Power Branding (Membangun Merek Unggul dan Organisasi Pendukungnya). Jakarta: Quantum Bisnis & Manajemen.

Swastha, Basu dan T. Hani Handoko. (2008). Manajemen Pemasaran (Analisis Perilaku Konsumen). Yogyakarta: BPFE.

Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: PT ANDI Offset. Tjiptono, Fandy. (2008). Service Management: Mewujudkan layanan Prima.

Yogyakarta: PT ANDI Offset.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Usdayani, Nina. (2009). Pengaruh Kualitas Jasa Pendidikan Tinggi dan

(56)

Uswarudin. (2010). Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien dan Dampaknya terhadap Citra Rumah Sakit (Survey pada Pasien Ruang Rawat Inap Bougenvile RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung). Tesis pada Magister Manajemen Bisnis UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Waskito, A. A. 2010. Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Wahyu Media.

Widodo, Muktiyo. (2002). PR Perguruan Tinggi– Berita Kagama, No. 14 XXVI / April

Zeithaml, Valarie A., Mary Jo Bitner & Dwayne D Gremler. (2009). Services Marketing: Integrating Customer Focus Across The Firm 5th ed. New York: McGraw-Hill.

Jurnal:

Alves, Helena and Mario Raposo. (2010). “The Influence of University Image on Student Behaviour. International Journal of Educational Management. 24, (1), 73-85.

Arpan, Laura M., Arthur A. Raney, and Suzane Zivnuska. (2003). “A Cognitive

Approach to Understanding University Image”. Corporate

Communications: An International Journal. 8, (2), 97-113.

Drummond, Graeme. (2004). “Consumer Confusion: Reduction Strategies in

Higher Education”. International Journal of Educational Management.

18, (5), 317-323.

Ivy, Jonathan. (2008). “A New Higher Education Marketing Mix: The 7Ps for

MBA Marketing”. International Journal of Educational Management. 22,

(4), 288-299.

Mackelo, Olga and Greta Druteikiene. (2010). “The Image of A Higher Education Institution, Its Structure and Hierarchical Level: The Case of The Vilnius University Faculty of Economics. 89, (3), 105-121

Moogan, Yvone J., Steve Baron, and Kim Harris. (1999). “Decision-Making

Behaviour of Potential Higher Education Students”. Higher Education Quarterly. 53, (3), 211-228.

Palacio, Asuncion Beerli., Gonzalo Diaz Meneses, and Pedro J. Perez Perez. (2002). “The Configuration of The University Image and Its Relationship

With The Satisfaction of Students”. Journal of Educational Administration.

(57)

Schuller, David and Martina Rasticova. (2011). “Marketing Communications Mix of Universities-Communication With Students in an Increasing Competitive University Environment. Journal of Competitiveness. 3, 58-71.

Internet:

http://www.poltekpos.ac.id

http://www.seputar-indonesia.com/

Kopertis Wilayah IV. (2011). Rekap PTS, Prodi, Mahasiswa dan Dosen. [Online]. Tersedia: http://www.kopertis4.or.id/Peta/Pemetaan PTS.html [29 September 2011].

Ubaydillah, 2010. Makna Seragam Kerja. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2010 dari http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=629

Ulfah, Masita. (2011). 30% PTS Terancam Bangkrut. [Online]. Tersedia: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/405145/ [29 September 2011].

Gambar

Tabel 1.1. Jumlah Perguruan Tinggi Swasta
Gambar 1.1.  Penerimaan Mahasiswa Baru Poltekpos dari tahun ke tahun
Tabel 3.1. Operasionalisasi Variabel
TABEL 3.2 JENIS DAN SUMBER DATA
+6

Referensi

Dokumen terkait

Tables 11-1 through 11-10 were crafted from the following resources: Document Object Model (DOM) Level 3 Events Specification 5 User Event Module , DOM event reference ,

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Setelah mengetahui besar masing-masing pendapatan yang diperoleh keluarga wanita peternak kelinci yang bersumber dari berbagai usaha dan usaha paternakan kelinci

Konsumen yang merasakan bahwa harapan akan produk hijau tersebut sesuai dengan yang diterima saat menggunakan akan menghasilan niat untuk tetap menggunakan produk

Tuhansien solmujen järjestelmässä solmun täytyy lähettää tuhansia viestejä, ja tämä kasvattaa myös vastaanottajasolmujen keskimääräistä viestin vastaanottoaikaa,

Kemampuan Guru Dalam Perencanaan Pembelajaran Untuk Mengembangkan Berpikir Kritis Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek-aspek penilaian tingkat pelaksanaan program penanggulangan TB paru meliputi sumber daya/masukan program (komitmen

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran IPS untuk mengembangkan berpikir kritis siswa di sekolah dasar, dilihat