ABSTRAK
PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ISTRI YANG MENERIMA NAFKAH DARI HASIL TINDAK PIDANA DIKAITKAN DENGAN PASAL 5 UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG JUNTO UNDANG-UNDANG NOMOR 1
TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN
David Nainggolan 110110110155
Perkembangan motif tindak pidana pencucian uang menyebabkan pelaku tindak pidana dalam menyamarkan harta hasil tindak pidana tidak hanya dengan disimpan di bank atau penyedia jasa keuangan lainnya, tetapi juga diberikan kepada pihak lain seperti istri dalam bentuk nafkah. Terhadap istri yang menerima nafkah dari hasil tindak pidana terdapat beberapa kualifikasi agar istri tersebut dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebagai pelaku pasif tindak pidana pencucian uang antara lain membuktikan kesalahan dari istri tersebut yaitu dengan terbuktinya unsur mengetahui atau patut menduga bahwa nafkah tersebut merupakan hasil dari tindak pidana. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kualifikasi istri yang menerima nafkah dari hasil tindak pidana yang dapat dimintai pertanggungjawaban pidana sebagai pelaku pasif tindak pidana pencucian uang dan mengetahui perlindungan hukum bagi istri yang tidak dapat dikategorikan sebagai pelaku pasif tindak pidana pencucian uang .
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis-normatif, karena menggunakan data sekunder Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis-normatif, karena menggunakan data sekunder sebagai sumber utama. Spesifikasi penelitian bersifat deskriptif-analitis dibantu dengan penelitian empirik, yaitu suatu penelitian yang menggambarkan data dan fakta sebagaimana adanya untuk kemudian dianalisis terhadap ketentuan hukum yang berlaku, khususnya terhadap Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.