D.F
I-APORAN
PENELITIAN
MODEL
POTENSI KERJA TERPADU SEBAGAI
PREDIKTOR
IilNERJA
BERMAKNA MANAJER
F:
D.IBTAYAI OLEH PROYEK PENGKAJTAN PENELTTIAN PENDIDIKAN TI}{GGI
NOMO& 0 I I/P4T/DPPI{/?HBXII^[L12OO4 TANGGAL
I
NIARET 2004DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PBNDIDIKAN NASIONAL
TAIIUN A.}IGGARAN 2OO4
FAIruLTAS
PSIKOI,OGI
{.D{IlT}I,s ITAS
P AD.'AD JA RAT\LE}{BAR
IDENTITAS DAN
PENGES^{IIAN
LAPORAN
AKHIR
HASIL
FENELITIAN HIBAH
BETTSAINGXII
l.
a. Judul Penelitian :Model
PotensiKerja
Terpadr.r SebagaiPrediktor
Kinerja
Bermakna I\4ana.jer2. Ketua Peneliti
a. Nama
b. Jenis
Kelamin
c. P angkat/Go longarvNlP
d. Jabatan Fungsional
e. Fakultas/Jurusan
f. Universitas
g. Bidang
Ilnru
yangDiteliti
Dra. Ratna Jatnika,
M,T.
Perempuan
Lektor/III
dl 13 17 6047 7 Staf PengajarPsikologi/Psikologi Umum dan Eksperimen Universitas Padj adj aran
M anaj emen S umb er D aya Manusi a./P eri laku Organi sasi
3. Jumlatr
Tim
Peneliti : 4 Orang4. Lokasi Penelitian : Kota Bandung dan Yogyakata
5.
Bila
penelitianini
merupakan peningkatan kerjasama kelembagaan sebutkan :a.
Nama
Instansib. Alamat
6. Jangica Waktu Penelitian
7 . Biaya yang diperlukan : Rp.78.720.000
(Tujuh
Puluh Delapan JutaTujuh
R.atusDua Puluh
RibuR.upiah)
Psikologi
Ketua Peneliti
Dra. Eatna Jatnika.
M.T
NIP.
131760477s*
a.
st4Lembaga Penelitian
itas Fadjadjaran
NlP.
130256
894Ketua
Bagian
Psikologi
Perkembangan
Drs.
Peter
R.
NelwanJVIA
NfP.
130934831
ti
Siregar,
n["Pd
Terdaftar
di
perpustakaan
Falultas
Psikologi
Universitas
Padj adjaran
TELAH DICATAT/DIDOKI.JIVIENTASIKA}I
PADA
,PERPUSTAKAAI{
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UM\IERS ITAS
PADJADJARAI{
Kepala Perpustakaan
,1
MT
32003
Telatr diperiksa oleh :
Gunr BesarlDosen Senior
Prof.
Dr.
Hj
ltusdwiratri
SetyonoRINGKASAN
MODEL
POTENSI KER.IATERPADU DAN
KOMFE,TENSI
KERJA
SEBAGAIPREDIKTOR
KI}IERJA
tsERMAKNA
MANAJER
;
OIehRatna Jat*ika,' Lenny Kendhawati,
flendriati Alustiani,
Marisa F MoelionoTahun 2A04,66Itralaman
Model kompetensi merupakan suatu model yang dapat digunakan untuk memprediksi
kinerja
manajer.Akan tetapi
borbagai telaairkritis
yang muncul terhadap model kompetensi iniVharus diperbaiki dan ditata lebih lanjut agar menjadi suatu rnodel yang tepat.Di
sampingitu
model yang dihasilkan haruslah merupakan suatu model yangmampu memprediksi kinerja manajer dalam bentuk kinerja bermakna, karena kinerja
seperti inilah yang dibutuhkbn manajer global saat ini. Kinerja bermakna bukan hanya menghasilkan
kinerja
yang,tinggi,
akan tetapijuga
akan menyebabkan manajer mempunyai makna.didalam kehidupankerjanla
sehingga sehinggadihormati
dan menjadi panutan pihak lain, serta dapat meningkatkan aktualisasi dirinya. Oleh karenaitrl
penelitianini
dilakukan untuk mengkaji faktor-faktor yang dapat memprediksi kinerj a bermakna manaj er.Penelitian
ini
dimulai dengan melakukan penelaahan terhadap konsepsiteoritik
danpenelitian-penelitian
terdahulu
untuk
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang mempengaruhikinerja
bermakna, sehingga dihasilkan konstruk-konstruk variabel penelitian, proposisi penelitian dan model penelitian awal. Konstruk-konstruk variabel yang diperoleh kemudiandikaji
terhadap 122 manajer puncak pada perusahaan jasaBUMN
dan BUMS. Berdasarkan hasil kajian pendahuluanini
akan diperoleh konstuk variabel yang sudahdikaji,
yang akan digunakan untuk menyempurnakan proposisipenelitian
dan
model penelitian
awal.
Selanjutnyadilakukan
validasi
terhadap Ppnelitian awal dengan cara menguji proposisi penelidan dan konstruk variabel yangstah
diperoleh.
Untuk
keperluan
ini,
dilakukan
pengukuranvariabel
dengan menggunkan kuesioneryang
diberikan kepada327
manajer puncakdan
manajer madya pada perusahaanjasa
BUMN
danBtlMS.
Data yang diperoleh kemudiandianalisis dengan analisis
faktor,
sehingga akan diperoleh konstruk variabel yang sudahteruji
dan membentuk hipotesis penelitian dan memperoleh penelitian yang sudah di validasi.Hasil
penelitian ini
menunjukan bahwa model kompetensi yang banyak digunakan sekarangini
untuk memprediksi kinerja, didalam pengidentifikasiannya, mencampur adukan antara potensikerja
terpadu, kompetensikerja
danperilaku
kerja
cerdas(perilaku kepemimpinan, perilaku mengembangkan kerja sama kelompok, perilaku mempengaruhi orang lain dan perilaku berhubungan intelpersonal) yang didr:ga akan memprediksi munculnya kineda bermakna manaj er.
STII{MARY
THE
MODEL
OFINTEGRATED WORK POTENSIALS
ANI)
TTIE WOR.K COMPETENCE AS A
PREDICTOR
FOR.MANAGER'S MEANINGFT]L PERFORMANCE
tsy
; '
Ratna Jatnika, Lenny Kendhawati,Hendriati
Agustiani, Marisa F MoelionoYear 2004,66 Page
The
competencemodei
is
a
modelthat
can appliedfor
predictinga
manager's performance. Variouscritical
studies emergingin
this model, however, leads to thefact that this model should be irnproved and
further
ananged, so thatit
becomes amore accurate model. In additional, the model produced should be a modet, which is
capable
of
predictinga
manager's meaningful performance. Today global mangersrequire such
a
model.The
meaningful performancewill
not only
produceu
l.,ighperformance, but also
will
resultin
manager having a meaningfor
his work, whichwill
lead to the fact that hewill
respected, become a model fortther
parties, andwill
be able improve self-actuali zation.This research begins rvith carrying out a study on theoretical conception and previous research
finding
to
identifo factor affecting the meaningful performance, so thatit
produce variable construc! proposition, and early research model. Variable oonstructs gainedwill
then be studiedto
122 top managersof
both State Orvned an,J private Service Companies. Then studying the research proposition and variable constructswill
carry out the validation on these early research findings. To measure the variable. questionnaires are givento
327 top and middle managerof
State Owned and private Service Companies. Datalvill
than be analyzed by using factor analysis, so that they can yield measured variablc ccnstruc! which resultin
vatidated research hypothesisand model.
These research findings show that competence model which are now commonly used
to
predict performance, andits
definitionmix
uplvith
integratedwork
potentials,work
competence,and
smaftwork
behavior.The
competincemodel,
therefore, should be improved and rearranged.In
addition, the finding result is one alternativemodel,
which
canbe
appliedfor
predicting manage,p"rfo..ance in
the form
of
meaningful performance. Model found in this research consists
of
such a componentas
integratedwork
potential (organizational andindividual
self-efficacy,rpirit of
innovative leaming, target completion motivation, and
integrif),
work
competence(professional knowledge, mastery and technical/operation st<iti mastery),
ani
smart work behavior (interpersonal relation quality, tearnworking developmenf quality, andleadership quality), in which manager's meaningful perforirance
will
be preOicieO to emerge.PRAKATA
Puji
syukur
ke
hadirat
Allah
SWT,
karenaataj
perkenan,tuntunan
dannikmat
ItaruniaNya
kami
dapat
menyelesaikanpenelitian
ini.
Topik
penelitian
di
bidangpsikologi, kfiususnya
psikologi
perkembangan.Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mendapatkanmodel
potensi
kerja
terpadu
dan kornpetensi kerja sebagai prediktor kinerja bermalqla manajer. Sedangkan penelitian pada tahapI
terdiri
dari dua tahap yaitu tahap pra studi yang bertujuan untuk mendapatkan alat ulo.u potensi kerja terpadu dan perilalc.r kerja cerdas serta rnendapatkanfaktor-f;tor
yangberperan terhadap
kinerja
bermakna
manajer.-Pada penelitian
ini
bertujuan
untukmendapatkan model potensi kerja terpadu sebagai
prediklor kinerja
bermakna manajer.Penghargaan
setinggi-tingginya
kami
sampaikan
kepada lembaga
penelitianUniversitas
Padjadjaran,
FakultasPsikologi Universitas
Padjadjaran atas kesempatanyang
diberika4
dukunganmoril,
pengertian, kerjasama dan berbagai bantuanlain
yangamat
berharga. SemogaAllah
SWT
selalu memberi petunjuk-Nya
dan
meiimpahkan Karunia-Nya kepadakita
semua.Bandung, 10 Ol:tober 20004
DAX'TAR
ISI
LEMBAR
IDENTITAS
DAN
PENGESAHAN
RINGKASAN
..SUMMARY,....
PRAKATA
DARTAR
ISI
...
DAFTAR TAtsEI-..
DAFTAR GAIV{BAR/ILUSTRASI
DAFTAR
LAMPIRAN
U.
TUruAN DAII
IyI{]{FAAT
PENELITIAN...
ru
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Rasa Kornpeten
(Self-fficacy)
3.2 VisiAfo'awasanEtikal
3.3 Semangat Belajar trnovatif
3.4
Motivasi Kerja
IV
METODE
PENELITIAN
4.I
Metode Penelitian.4.2Metode
Penelitian TatrapI
4.2.1
Konstnrk Variabel Penelitian Tahap I4.2.2"
Sampel Penelitian TahapI
4.2.3
Teknik
Pengumprtran Data 14.2.4
Teknik
Pengolahan Data Tahap 4.3 Metode Penelitian TahapII
4.3.1
Sarnpel PenelitianTahap2
4.3.2
Teknik
Pengolahan Data PenelitianTahap 24.3.2.1
Analisis
Faktor Eksploratorik4.3 .2.2
Aaalisis
ReliabilitasV
HASIL DAN PEMBAI{ASAN
5.1
Hasil
Pengolahan Data Penelitian TahapHalaman
ii
6
10
l1
12
la
IJ
15
l5
17
18
2t
23
24 24 24 26 26 28
30 30
iiv
J
v
V1
ix
x
I
4
5.2
Konstuk Variabel
Penelitian TahapIb
5.3
Hasil
Pengolahan Data Penelitian TatrapIb
5.4
Model
PenelitianAkhir
VI
KESIMPULAN
DA].{
SARAN.
...:...
6.2 Saran. i
DAFTAR
PUSTAKA.
LAMPIRA}I
34 48 62 66 66 66 67 69
DAFTA.R
TABEL
Halaman
Ranca:rgan
Penelitian
15Konstluk
Variabel Penelitian Tahapl..
....
l8
I
Strata Perusahaan Jasa
.
22Tabel
4.1Tabel
4.2Tabel
4.3Tabel
4.4Tabel
4.5Tabel
5.1Tabel
5.2Tabel
5.3Tabel
5.4Tabel
5.5Tabel
5.6Tabel
5.7Komposisi Sampel Penelitian Tahap 1
Konrposisi Sampel Penelitian T ahap 2
Hasil
Kajian
Sementara KonstrukVariabel
Penelitian TatrapIa...
Konstnrk Variabel Penelitian Tahap
Ib...,
Skala Penilaian Kuesioner PenelitianAnalisis Faktor Konstnrk Potensi
Kerja
TerpaduAnalisis
Faktor Konstruk KompetensiKerja
Analisis Konstruk
Perilalu
Kerja CerdasAnalisis Faktor
Konstuk
Kinerja
Bermakna23 25 29 33 47 49 54 56
6t
DAX'TAR
GAMBAR
Garnbar 3.1 Konsep Manusia Karya
Gambar 3.2
Model
PenelitianGambar 5.1 Pengaruh Perilaku
Kerja
Cerdas TerhadapKinerja
Bermakna....
Gambar 5.2Model
PenelitianA*fiii
Halannan
9
10
63
64
DAFTA.R
LAMPIRAN
Lampiran
1Hasil
Pengolahan DataBAB
I
PENDAHIILUAII
Arus
globalisasi yang sangat besar yangteriadi
sekarangini
akan setnakin nreningkatkan persaingan bisnis ),ang terasa begitu ketat. Perebutan pasar secaiaii
langsung akan tampak semakin tajam. Berbagai surnber da-.ta harus dimanfaatkan
seefisien
dan
seefektif mungkin.
Pengernbangan sumberdaya
manusia sebagai dinamisator organisasi akan semakin dirasakan kepentingannya (Husni, 1998).Bursa
kerja tingkat
manajer pada saatini
sudahmuiai
diisi
oleh
maqajer-manajer asing dari negara-negara lain. Bursa kerja tingkat manajerini
diperkirakanakan menjadi ajang
persaingandalam
lvakru-waktu menjelangera
pasar bebas(Afdhal,
1996). Manajer-manajeryang
akan berhasiltentu
saja adalah manajer-manajer yang unggul yang mampu menopang tegaknya roda kehidupan organisasi.Berbagai metode telah dikembangkan oleh perusahaan untuk dapat menyeleksi manajer-manajer
yang unggul yang
marnpu menopang tegaknyaroda
kehidupan organisasi. Beberapa metode yang biasa digunakan untuk menyeleksi pegawai adalah dengan menggunakan tes Psikologi. assessment centre, dan lain-lain.Perusahaan banyak menggunakan tes Psikologi
baik
untuk seleksi (intemal dan eksternal),jalur
karir
maupun pengembangan individu dalam pekerjaan. Tetapimenurut
Mc.
Clelland
(Spencer&.
Spencer,1993),
tes
Psikologi
mengenai pengetahuan dan kemampuan akademik (aptitudeanl
achievement test) mempunyai kecenderungan :1.
Tidak mampu mernprediksi kinerja (job performance) atau kesuksesan dalam kehidupan2.
Seringkali mempunyai bias pada minoritas, wanita, dan individu-individu dari strata sosio ekonomi yang rendahKeadaan
ini
meny,ebabkan McClelland melakukan berbagai penelitian yangdapat
mengidentifikasi variabel-variabel "kompetensi"yang
dapat
memprediksikinerja dan
juga tidak
bias (atau paling tidak mernpunyai bias minimum) terhadap suku bangsa, jeniskekmin,
dan faktor-faktor sosio ekonomi.kompensasi
dan
klasifikasi
berdasarkankompetensi,
seleksi
dan
assessment berdasarkan kompetensi, dsb. Gerakan kompetensiini
dipandang sebagai langkahkritis
untuk bertahan, tetap produktif dan mampu berkompetisidi
masa yang akan datang (Slivinski& Miles,
1996).Berbagai
ki'itik
muncul,pula
terhadap gerakan rnoCrel kompetensi seiringdengan perkembangarulya. peberapa
kritik
tersebut adalah :c
Ketepatandalam
mendefinisikan kompetensidan
metode pengukurannya(Lowe, 1993; Rothwell
&
Lindholm. 1999)r
Baru akan memberikan nila! tambah apabila digunakan untuk rnelihat masa datang (future oriented) (Woodruffe,
1993; Rothwell&
Lindholm,
1999)c
Seringkali tidak coook dengan budaya organisasi (Woodruffe, 1993)o
Tidak
akan berarti apapunjika
dikembangkan dalam organisasi yang tidakmempunyai visi yangjelas (Cooper, 1998)
o
Apabila model terlalu generik tidak akan memberikannilai
tambah terhadap organisasi, karena mengabaikan kebutuhanspesifik
dari
suatu
pekerjaan(Woodruffe, 1993; Cooper, 1998; Bartlett
&
Ghoshal,1997).
Pengemhangan model kompetensi yang tepat memakan waktu dan biaya yang besar (Rothwell&
Lindholm, 1999)Menurut Hartanto (2001), keberhasilan seorang
individu
dalam pekerjaannyatidak
hanya ditentukanoleh
kompetensi yangdimilikinya,
tetapijuga
oleh
rasakompeten
(self-fficac),
motivasi kerjanya, visi/wawasannya, serta semangat belajarinovatif
yang ada pada individtr tersebut. Keempat aspek tersebut akan merupakanpotensi
ke{a
terpadu yangjustru
merupakanprediktor
utamauntuk
munculnya perilaku kerja yang tepat. Sedangkan kompetensi hanyalah sebagai t ariabel moderator yang akan meningkatkan pengaruh potensi kerja terpaduini
terhadap perilaku kerja. Perilaku kerja yang diharapkan muncul akibat adanya potensi kerja terpaduini
adalahperilaku
keda
cerdas,yaitu
perilakukerja
yang tepat,dinilai tinggi
dan mampu mengatasi masalah. Perilakukeria
cerdasinilah
yang akan rnemunculkan kinerja bermakna.diperoleh suatu
model
potensi
keda
terpadu--yangdapat
memprediksi kinerja bemrakna manajer di Indonesia.BAB
II
TUJUAN
DAi\
MANT'AAT
PENELITIAN
Untuk
menghadapi globalisasi dibutuhkan manajer-nrana.ieryang
tangguhyang
marnpu bersaing, karena penrsahaanyang
tidak
mempunya! rnanajer yarrgtangguh pada saat
itu
akanmati
perlahan.lahan. Manajer-manajerlokal
saat itud iperkirakan akan bersaing dengan manajer-rnanaj er asing. Ivfengembangkan manaj er
lokal
dalam persaingan yang akan datang merupakanhal
yang paling penting agar mampu bertahan dalarn waktu yang panjang.Menurut Haltanto (2001), keberhasilan seorang
individu
daiam pekerjaannyatidak
hanya ditentukanoleh
kompetensi yangdimilikinya,
tetapijuga
oleh
rasakompeten (self-eficacy), motivasi kerjany4 visi/wawasan etikalnya, serta semangat
belajar
inovatif
yang
ada padaindividu
tersebut. Keempat aspek tersebut akan merupakan potensikeda
terpadu yangjustru
merupakanprediktor
utama untukmunculnya
perilaku
kerja
yang tepat.
Sedangkan kompetensi hanyalah sebagaivariabel rnoderator
yang
akan meningkatkan pengaruhpotensi
kerja
terpadu initerhadap perilaku kerja. Perilaku kerja yang diharapkan muncul akibat adanya potensi kerja terpadu
ini
adalah perilaku keda cerdas, yaitu perilaku kerja yang tepat, dinilaitinggi
dan
mampu mengatasi nrasaiah.Perilaku
kerja
cerdasinilah
yang
akan memunculkan kinerja bermakna. Akan tetapi Hartanto sejauhini
belum menjelaskankarakteristik
model
ini
secaralebih
rinci,
metode pengukurannya,dinamika
darikeempat
faktor
tersebut, serta penggunaannyauntuk
menjalankan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia pada lingkungan perusahaan di Indonesia.Keadaan
ini
tentu saja perlu penelaahanlebih
lanjut,
agar dihasilkan suatumodel
potensikerja
terpadu yangpaling
tepatdalam
lingkungan perusahaan diIndonesia yang dapat memprediksi
kinerja
bermakna manajer, sehingga manajer mampu bersaing dalam era pasar bebas yang akan dihadapi. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah:l.
Mendapatkan karakteristik pembentuk potensi kerja terpadu m.anajer2.
Mendapatkanalat
ukur
potensikerja
terpaduyang
paling
sesuai dengan karakteristik pekerjaan manaj er3.
Mengetahui pengaruh potensi kerja terpadu terhadap perilaku kerja cerdasDengan didapatkannya model potensi kerja terpadu yang dapat memprediksi
kinerja bennal':na manajer, maka model
ini
akan memberikan sumbangan terhadapperkembangan ilmu manajernen, khususnya manajemen surnber daya rnanusia. Model
yang diperoleh akan dapat memberikan suatu pemahaman baru mengenai individu
ir
dalam organisasi, dan mampu menjawab masalah-masalah yang berkaitan'dengan
perilaku
efektif
dan efisien yang
diperlukanuntuk
kesuksesan seorang manajer.Model
ini
akan
dapat
digunakanuntuk
menjalankan fungsi-fungsi Manajerhen Sumber Daya Manusia di perusahaan, yaitu :l.
Seleksi eksternal (rekrutrnen)2.
Seleksi internal (penempatan dan promosi)3.
Suksesi4.
Jalurkarir
5.
Sistem penggajianBAB
III
TINJAUAN PUSTAKA
Arus globalisasi 5,ang sangat besar:yang
terjadi
sekarangini
akan semakin meningkatkan persaingan bisnis yang terirsa begitu ketat. Perebutan pasar secara langsung akan tampak semakin tajam. Berbagai sumber daya harus dimanfaatkanseefisien
dan
seefektif
rnungkin. Pengernbangan sumberdaya
rnanusia sebagai dinamisator organisasi akan semakin dirasakan kepentingannya (Husni, 1998).Bursa
kerja
tingkat manajer pada saatini
sudahmulai
diisi
oleh
niariajer-manajer asing dari negara-negara lain. Bursa kerja tingkat manajerini
diperkirakanakan menjadi ajang
persaingan daiam waktu-waktu menjelangera
pasar bebas(Afdhal,
1996). Manajer-manajer yang akan berhasiltentu
saja adalah manajer-rnanqier yang unggul yang rnampu menopang tegai<nya roda kehidupan organisasi.Berbagai metode telah dikembangkan oleh perusahaan untuk dapat menyeleksi manajer-manajer yang unggul yang mampu menopang tegaknya
roda
organisasi. Beberapa metode yang biasa digunakan untuk menyeleksi pegawai adalah dengan menggunakan tes Psikologi, assessment cenlre, dan lain-lain.Perusahaan banyak menggunakan tes Psikologi
baik
untuk seleksi (internal dan ekstemal),jalur
karir rnaupun pengembangan individu dalam pekerjaan. Tetapimenurut
Mc.
Clelland
(Spencer&
Spencer,1993),
tes
Psikologi
mengenai pengetahuan dan kemampuan akademik (aptitude and achievement test) mempunyai kecenderungan:l.
Tidak mampu memprediksi kinerja (job pedormance) atau kesuksesan dalam kehidupan2.
Seringkali mempunyai bias pada minoritas, wanita, dan individu-individu dari strata sosio ekonorni yang rendahKeadaan
ini
menyebabkanMc.
Clelland melakukan berbagai penelitian yangdapat
mengidentitikasi variabel-variabe! "kompetensi"yang
dapat memprediksiKompetensi adalah :
Keterampilan
dan
kualitas
(skills
and
qualities) yang relevan
yarrg memunculkan kinerja yang efektif (Boak, 1991).Karakteristik utama (underlying
characterisitics)
dari
individu
yang berhubungan dengan kriteria kinerjayallg
superior atauefektif
dalam suatuIt
;pekerjaan atau situasi.
Lima
karakteristik kompetensi adalahmotif,
traits, konsep diri, pengetahuan dan keterarnpilan (Spencer&
Spencer, 1993).Suatu set pola perilaku yang dibutuhkan oleh pernegang suatu jabatan agar
mampu menampilkan tugas
dan
fungsinya secara kompeten (Woodrlffe, lee3).Gambaran
dari
kelompok atau klaster perilaku, motivasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan kesuksesan atau kegagalan suatu pekerjaan yang didasarkan pada data @yham, 1996)Pengetahuan, keterampilan, kemampuan, kepribadian, dan "know-how" yang utama yang menghasilkan praktek manajemen yang efektif (Langbert, 2000).
Menurut Kierstead (1998) definisi-definisi kompetensi yang diberikan oleh banyak ahli pada dasamya secara implisit maupun eksplisit terdiri dari elemen-elemen
KSAO
(btowledge, skills,abilities
and
other charqcteristics). I(ompetensi palingbaik digambarkan sebagai analisis mengenai individu dengan menggunakan elemen-elemen KSAO.
Dalam tahun-tahun terakhir.
ini
gerakan kompetensitelah
inerubah secara besar-besaran pandangan mengeRaisumber
daya manusia'rBerbagai
metode kompetensitelah
mendapat pengakuan internasional seperti:
profil
kompetensi,kompensasi
dan
klasifikasi
berdasarkankompetensi,
seleksi
dan
ossessment berdasarkan kompetensi, dsb. Gerakan kompetensiini
dipan<iang sebagai langkahkritis
untuk bertahan, tetap produktif dan mampu berkompetisidi
masa yang akan datang (Slivinski&
Miles,
1996).Gerakan kompetensi yang muncul secara cepat beberapa tahun terakhir
ini
menghasilkan
pula
sejumlahmodel
kompetensi manajeryang
dikatakan sebagai kompetensi generik, yaitu keterampilan dan kualitas dari manajer yang efektif yang mencakup berbagai jajaran organisasi. Keuntungan/kelebihan dengan didapatkannya1.
Individu
yang
memiliki
kompetensigenerik
secarapenuh, akan
mampu mengelola dalam berbagai situasi2.
Kompetensi dalam rnodel tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk semuapen gembangan manaj emen
3.
Tidak
diperlukan analisis kompetensi untuk kinerjaefuktif
pada peker.iaan-pekerjaan yang khususBoak
mengatakanpula
bahwa dengan mendefinisikan kornpetensi yam.gdiperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu, maka akan dapat dilakukan
:
-1.
Rekrutmen dan seleksi dengan menggunakan kompetensi sebagai kriteria2.
Analisis
kebutuhan keterampilanuntuk
nrembantu pengembangan individudengan cara-cata yang tepat
3.
Diskusi
dan
penetapan kebijaksanaan
dalam
proses seleksi
dan pengembangan, dengan menggunakan bahasa bersama (shared language) dafimodel kompetensi tersebut
Proses seleksi pegawai
yang
didasarkanpada
kompetensiakan
mampu mernprediksi kinerja yang superior tanpa bias pada suku bangsa, usia,jenis
kelamin,ataupun demografik.
Pendekatan kompetensi memberikanmetode
Manajemen Sumber Daya Manusia yang secara luas diaplikasikan pada proses seleksi,jalur
karir, performasi kerja dan pengembangan individu dalam pekerjaan (Spencer&
Spencer, 1993). Sedangkan Dubois (1993) (dalamcooper,
199g) menyatakan bahwa modelkompetensi
akan menjadi "perekat"
diantara elemen-elemen sistem ManajemenSumber Daya Manusia.
Berbagai
kritik
muncul pula
terhadap gerakanmodel
kompetensi seiringdengan perkembangannya. Beberapa
kritik
tersebut adalah :o
Ketepatandalam
mendefinisikan kompetensidan
nretode pengukurannya (Lorve, 1993; Rothwell&
Lindholm, 1999)o
Baru akan memberikannilai
tambah apabila digunakan untuk melihat masadatang (future oriented) (woodruffe, 1993; Rothwell
&
Lindholm, lggg)
o
seringkali tidak cocok dengan budaya organisasi(v/oodruffe,
igg3)
"
Tidak
akan berarti apapunjika
dikernbangkan rJalam crganisasi yang tidako
Apabila model terlalu generik tidak akan memberikannilai
tambah terhadaporganisasi, karena mengabaikan kebutuhan
spesifik
dari
suatu
pekerjaan(Woodruffe, 1993; Cooper, 1998;Bartlett
&
Ghoshal, 1997)"
Pengembangan model kompetensi yang tepat memakan waktu dan biaya yangbesar (Rothwell
&
Lindholrn, 1999)Sedangkan menurut Hartanto (1995) kompetensi hanya merupakan salah satu
dari
empathal
yang diperlukan agarindividu
mampu menghadapi tnasa datang, seperti digambarkan dalarn konsep manusia karya berikut:
-Gambar 3.1
Konsep Manusia Karya (Hartanto, 1995)
Menurut Hartanto, keberhasilan seorang
individu
dalam pekerjaannya tidak hanya ditentukan oleh kompetensi yang dimilikinya" tetapijuga
oleh rasa kompeten(self-eficacy), motivasi
kerjanya, visi/wawasanetikalnya
serta semangat belajarinovatif yang ada pada individu tersebut. Model
ini
terlihat lebih tepat dan lengkap dibandingkan model-model kompetensi yang sudah ada, karena modelini
nrarnpumelihat
individu
secaiaholistik.
Keempatfaktor
yang ada padamodel
ini
akandalam pekerjaannya. Sedangkan kompetensi hanyalah sebagai variabel moderator yang akan meningkatkan pengaruh potensi kerja terpadu
ini
terhadap perilaku kerja. Perilaku kerja yang diharapkan rnuncul akibat adanya potensi kerja terpadu ini adalahperilaku kerja
cerdas,yaitu
perilaku kerja yangtepat,,dinilai
tinggi
dan mampu mengatasi masalah. Perilakukerja
cerdasinilah
yang -akan memtinoulkan kincrja bermakna, yaitu kinerja
yang dihasilkan dengan kerja kJrasn'yung melibatkan suatupanggilan
untuk
melayani iingkungan denganlebih baik,
dilakukan tanpa beban, penuh kepedulian, kelanggengan dan dorongan untuk rnembawa masa depan liang lebih baik, mendorong pembaharuan sehingga menjadi panutan pihak lain.'1
Kompetensi
Kerja
Gambar
3.2
iModel Penelitian 3,1 Rasa Kompeten (Self-efJicacy)
Konsep self-efiicacy peftama
kali
diperkenalkan oleh Bandura (1977) dalam sebuah tulisannya yangberjudul
:
"Self-fficacy
:
Towarda
Unifiing
Theoryof
Behavioral Change".
Self-fficacy (self-fficacy
beliefs),
yaitu
keyakinan
akankemampuan seorang
individu
untuk mengorganisasi dan melakukan tindakan yang diperlukan untuk mengelola situasi yang diharapkan @andura, 1997) (dalam Pajares,2000). self-eficacy
adalah persepsi
individu
mengenai
kemampuan untuk menghasilkan suatuhasil
dan mencapai kinerja yang diinginkan, danhal
tersebuttentu saja berbeda dengan konsep kompetensi individu. Pertimbangan self-e.fficacy
. akan lebih berorientasi pada tugas dan situasi yang spesifik, akan lebih kontekstual,
dan individu membuat keputusan-keputusan dengan didasarkan pada sejumlah tujuan (goal).
Menurut Branden (1994) self-eficacy adalah keyakinan untuk mendapatkan
hasil yang diinginkan.
Keyakinandalam
dasarefficacy
seorangindividu
adalah keyakinan dalam kemc-mpuan individu untuk rnernpelajari apa yang perlu dipeiajart, dan melakukan apa y4rng diperlukan untuk mendapatkan tujuan, sebagai kesuksesanyang tergantung kepada usaha-usaha
individu
itu
sendiri. Self-eficacy
bukanlah keyakinan bahwa individu tidak pernah berbuat salah, akan tetapi self-elJicacy adalahkeyakinan
bahwa
individu
mampuuntuk
menrikirkan,menilai,
mengetahui^ danrnemperbaiki kesalahannya. Self-eficacy adalah kepercayaan dalam kemampuan dan Proses mental
individu.
Self-eficacy adalah keyakinan mengenai apa yang menjadimungkin
bagi individu
untuk
memperoleh pengetahuandan
keterampilan serta mendapatkan kesuksesan.Sedangkan
Zimmerman
(2000)
mengatakanbahwa
self-efficacy
adalah keyakinan mengenai kemampuan individu untuk mengelola dan melakukan tindakanyang diperlukan
untuk
mencapai suatu kinerja atau keterampilan yang diinginkan pada tugas-tugas yang spesifik.3.2 VisiAYawasan
Etikat
Visi/wawasan merupakan gambaran
dari
kondisi ideal
di
masa
depan(wawasan
aspiratif)
yang
dicita-citakan bersama
oleh
semua
pihak
yang berkepentingan (stakeholders), yangingin
diwujudkanmelalui kerja
dan kegiatan usaha yang cerdas dan etikal (wawasan etikal). Wawasan memberikan arah usaha dan kerja yang disepakati bagi semua pekeda sebagai individu maupun sebagai anggota perusahaan. Wawasan bersifat idealistik, kontinjen, dan non-spesifik (Hartanto,2000).Individu yang berwarvasan etikal adalah individu yang
memiliki
integritas.Menurut Branden (1994),
integritas
adalah integrasi
dari
ideal-ideal, keyakinan-keyakinan, standar-standar, kepercayaan(beliefl
dan perilaku.
Apabilaperilaku individu
kongruen dengannilai-nilai yang
diken alnya, atau apabila adakesesuaian antara ideal-ideal dan kenyaiaan yang terjadi, dikatakan individu tersebut mempunyai integritas. Integritas berarti kongruen, ada kesesuaian anta.ra perkataan dan perilaku
'
Sebelunr integritasdicapai, inCividu
memerlukanprinsip-prinsip
perilaku (pertimbangan rnengenaitindakarl
yang baik dan
salah).
Jika
individu
belummemegang standar-standar, individu akan menjadi individu yang selalu penuh kepura-purazum
(munafik).
Dalamhal
ini
individu tersebut adalahindividu
yang kurangmempunyai integritas. Integritas muncul sebagai suatu
isu
hanyauntuk
inUividu-individu yang mengenal standar-standar dan nilai-nilai, yang tentu saja hal ini adalah hai yang paling ute.ma untuk kelangsungan nnahluk hiCup.
Integritas
tidak
memberikan jaminan bahwaindividu
akan membuat pilihan yang terbaik, integritas hanya akan menanyakan apakah usaha-usaha individu untuk menemukanpilihan
yang terbaik adalah otentik(individu
sadar sepenuhnya ketikamelakukan
pilihan
tersebul
melakukan
pilihan
tersebut
didasarkan
pada pengetahuannya, menggunakan kejernihan rasional yang terbaik, bertanggung jawabterhadap pilihan tersebut dan segala konsekuensinya).
Dalam kehidupan sehari-hari, ada individu yang dapat dipercaya dan tidak. Jika individu bertanya pada dirinya sendiri alasan yang menyeb3r,bkan hal
ini
terjadi,individu akan mengetahui bahwa dasar dari semua itu adalah kongruensi (kesesuaian
antara perkataan
dan
perilaku).
Individu
yang
dipercayaadalah
individu
yang kongruen, dan individu yang dicurigai adalah individu yang tidak kongruen.3.3 Semangat
Belajar
Inovatif
Sejarah menunjukkan bahrva
dalam
kehidupanmasa
lalu
belajar
telah membawa kesuksesanyang
besar. Keraguanyang
seriusmulai
muncul
dengan mempertanyakan apakah proses belajar individu yang konvensional masih memadaiuntuk
kehidupansaat
ini
?
Secaratradisional
individu dan
masyarakat telah mengadopsi suatu pola maintenance leorning secara terus menerus yang diinterupsi dengan periode inovasi yang singkat dan distimulasi secara besaroleh
kejadian-kejadian
eksternalyang
mengagetkan. Maintenancelearning
adalah kemahiran pandangan-pandangan, metode-metode,dan
aturan-afuranyang tetap,
untuk menghadapi situasi-situasi yang berulang dan telah diketahui. Mointenance learningakan meningkatkan kemarnpuan memecahkan masalah untuk masalah-masalah yang
telah
ada. Maintenancelearning
merupakantipe
belajar yang
dirancang untuk mengelola sistem yang ada atau cara hidup yang telah mapan. lulaintenance learningakan terus berlanjut
dan
akan
sangatdiperlukan
untuk
menrfungsikan dan menstabilkan setiap mas5,arakat.Akan
tetapi untuk mampu bertahan daiam waktu'yang
panjang
biasanya dalam pergolakan u,Akru, perubahan atau diskontinuitas, dibutuhkantipe
belajar yanglain. Tipe
beiajar yang dapat membarva perubahan,pembaharuan, restrukturisasi, dan formtrlasi masalah, yang disebut sebagai belajar inov atif (inno v a t iv e I e arn in g).
Kenapa pola belajar yang sukses di rhasa
lalu,
gagal untuk diterapkan saat ini ? Apakah perubahan dalam kondisi individu rnemerlukan perubahan dalam belajarindividu ? Pola konvensionalyangberupa mointerutnce/shack learning tidak memaciai
untuk
mengatasi kompleksitasglobal dan
sepertinyajika
tidak
diperiksa,
akan menyebabkan konsekuensi-konsekuensi di bawahini
: a). kehilangan kontrol terhadap kejadian-kejadian dan krisis-krisis yang akan menyebabkat shock yang ekstrim dan memakan biaya, yang akan menyebabkan masatah yang fata!, b). waktu kelambatan yang panjang dari maintenqnce learning sebenarnya Inenggaransi pengorbanan darikebutuhan
pilihan untuk
menghindarkan sederetankrisis
yang
berulang
c). ketergantungan terhadap para pakar dan periode waktu yang singkat untuk belajar dari shock yang ada akan mengasingkan invividu d). ketidakmampuan secara cepat untuk menanganikonflik-konfiik nilai
dalam kondisi krisis akan menyebabkan kehilangan martabat individu dan pemenuhan individu.Belajar inovatif adalah sesuatu yang diperlukan untuk meyiapkan individu dan masyarakat untuk bertindak bersama-sama dalam situasi yang baru. Belajar
inovatif
adalah sesuatu yang diperlukan sebagai prasyarat untuk mengatasi setiap rnasalah dalam isu global.
Hal
utama dari belajar inovatif adalah antisipasi, yang akan lebih mudah dipahami bila dibandingkan secara kontras dengan adaptasi. Apabila adaptasi adalah penyesuaian yang reaktif terhadap tekanan eksternal, antisipasi adalah suatu orientasi persiapan untuk mempertimbangkan alternatif-alternatif jangka panjang di masa yang akan datang.3.4 Motivasi
Kerja
Motivasi adalah proses yang sangat penting untuk dapat mengerti mengenai mengapa dan bagaimana perilaku individu dalam bekerja atau dalam melakukan suatu tugas tertentu.
Oleh
karenaitu
untuk
dapat rnengarahkanperilaku produktif
danefisien, perlu mengetahui masalah rnotivasi
ini
lebih dalam. Ada beberapa pengertianyang
seringdikaitkan
dengan motivasi, termasuk didalarnn,v-a keinginan (desires, wonts), tujuan (aims, goals), kebutuhan (needs), dorongan (dri,,es), rnotif dan insentif-"Apabila ditelusuri lebih lanjut, istiiah motivasi berasal dari bahasa latin "movere"
"yang
berarti"to
move". Istilah
ini
biasanya digunakan urrtuk menunjukkan suatu pengertian yang melibatl<an tiga komponen utama, yaitu :1.
pamberi daya pada perilaku individu (energizing)2.
pemberi arah pada perila.ku individu (directing)3.
bagairnana perilaku individu dipertahankan (sustaining)Daya atau kekuatan tersebut
memiiiki
intensitas teftentu yang s+suai denganIr
apa yang
ingin
dicapai. Apabila sudah terarah pada tujuan, maka perilaku tersebuttetap dipertahankan secara
gigih
agartujuan
dapat tercapai.Ditinjau dari
sudtrtmotivasi, perilaku
individu
adalah bertujuan danmemiliki
maksud tertentu dan ada sebabnya.BAB
ry
METODE
PENELITIAN
4,1
Metode PenelitianPenelitian
ini
akan <lilakukan <ialam ta.hap-tahap sebagai berikut :1.
TahapI
(tahunI)
dilakukan uintuk'mendapatkan model potensi kerja terpadu manajer2.
TahapII
(tahuntI)
dilakukan untuk menguji pengaruh model potensi kerja terpadu mana-ier (hasil tahap I) terhadap kinerja bennakna manajerSecara garis besar, rancangan penelitian yang akan dilakukan dalarn penelitian
ini
dapat dilihat pada
tabel
4.1 berikut :Tabel4.l
Rancangan PenelitianNo Uraiarr Tahapan Kemajuan Pelaksanaan
Tahap
ia
Tahap Ib TahapII
I Masalah
Penelitian
ldentifikasi faktor-faktor
potensi
kerjaterpadu mana.jer
Membuat
danmenguji
alat
ukurpotensi
kerjaterpadu manajer
Menguji
pengaruhpotensi
kerja
terpadumanajer
terhadapkinerja
bermaknamanaier
2 Variabel Penelitian
Rasa Kompeten
Motivasi
Kerja Semangat Belajar
Inovatif
Wawasan etikal
Berdasarkan
hasilfaktor-faktor potensi
kerja
terpadumanajer
yangdihasilkan
padatahap Ia
r
Variabel bebas :Potensi
kerja terpadu manajeryang
dihasilkan pada tahapIb
.
Variabel
terikat:
KinerjaBermakna
.
Variabel Antara:
Perilaku Kerja Cerdas.
VariabelModerator
:Kompetensi
Keria
Sampel Penelitian
Manajer
Perusahaan Jasa,
baik
BUMN
maupun
Swasta dengankarakteristik :
'
Manajermadya dan manajer puncak
n
Masa kerja sebagai manajerminimal
5tahun
Manajer Perusahaan
Jasa,
baik
BLJMNmaupun
Swastadengan karakteristik
"
Manajermady'a
. Masa
kerjasebagai manajer
minimal
Itahun
Manajer
PerusahaanJasa,
baik
BUMN
maupun
Swastadengan karakteristik :
"
Manajer madya' Masa
kerjasebagai nranajer
minimal
I
tahun4 Teknik
Pengumpulan Data
Kuesioner Wawancara terstruktur
dan
Kuesioner
dengan menggunakan skalaGuttman,
skalaLikert
dan
Forced Clnice ltemPotensi
kerja terpadu,manajer dengan menggunakan
kuesioner
yangdihasilkan pada tahap Ib
Kinerja
Bermakna, Kompetensi
Kerja
danPerilaku
KerjaCerdas
dengan menggunakan kuesionerdengan
skalaratins scale
5 Teknik Pengolahan Data
Analisis
Faktor Eksploratori dengan menggunakan ,SP^SS 10.0for
Windows
Menganalisis
sifatPsikometrik
dengan cara i"
Analisis Item.
Reliabilitas,
Validitas.
UkuranA.lorrnaPerhitungan
di
atasdilakukan
dengan menggunakan SP.SS10.A
for
Windowsdan
Lisrel
8.3
for
WindowsAnalisis
Jalur
danmodel
persamaanstruktural
yangdilakukan
denganmenggunakan
Lisrel
8.3for
lVindowsInterpretasi dan
Rekomendasi
4.2
lVletode Peuelitian TahapI
Penelitian tahap
I
akan dilakukan dengan menggunakan studi eksplorasi secaracross sectittnal
sebagaiupala
unfuk
mendapatkanmodel
potensikerja
terpadu manajer. Studi eksplorasi dilakukan karena masih belum adanya infonnasi rnengenai model potensi kerja terpadu manajer di lingkungan perusahaan-perusahaan Indonesia.Adapun
pendekatancross sectiozal
dilakukan karena pengambilandata
dalam penelitian tahapI
ini hanya dilakukan saiu kali (one shot case study).Penelitian tahap
I
akan dilakukan dalam dua bagian sebagai berikut :Tahap
Ia
:Tahap Ia merupakan studi pendahuluan yang akan dilakukan untuk mengkaji ulang faktor-faktor potensi kerja terpadu manajer. Jadi tahap
Ia
dari
penelitianini
dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor potensikerja
terpadu manajer diperusahaan-perusahaan Indonesia.
Tahap
Ib
:Tahap
Ib
merupakan tahapan membuat dan menguji alat ukur serta membuat model potensi kerja terpadu manajer yang sesuai dengan karakteristik/peran pekerjaanmanajer, dengan menggunakan faktor-faktor potensi
kerja
terpadu mauajer yang diperoleh pada tahap Ia..
Mendapatkanalat
ukurpotensi
kerjaterpadu
yahgpaling
sesuai dengankarakteristik/p eran pekerjaan manajer
.
Mendapatkan ukuran/normapotensi
kerja terpaduMendapatkan faktor-faktor
potensi
kerjaterpadu manajer
di
perusahaan-perusahaan Indonesia.
Mengetahuipengaruh model
potensi
kerja terpaduterhadap kinerja bermakna rnanajer
4.2.1
Konstruk Variabel
Penelitian Tahap 1Berdasarkan model peniltian yang diuraikan diatas, terlihat bahwa konstruk variabel yang membentrlk penelitian ini terdiri dari :
Tabel4.2
Konstruk
Yariabel Penelitiau Tahap 1Konstruk Variabel
DefinisiIndikator-indikator
tl.
Mengetahui Cengan pasti apa yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan (kesuksesan)2.
Mengetahui dengan pasti apa yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan (kesuksesan)3.
Mempunyai usaha-usaha yang besar untuk menguasai tugas-tugas yang penuh tantangan4.
Memvisualisasikan skenario suatu kesuksesan-{.
Mendekati kesulitan suatu masalah sebagai tantangan yang harus diatasi dari pada bahaya yang harus dihindari6.
Mempunya.i minat yanglebih besar dalam aktivitas yang dilakukan
7.
Menentukan tujuan menantang8.
Mengelola tujuan dengan komitmen tinggi9.
Meningkatkan usaha yang dilakukan apabilamenghadapi kegagdrlan 10. Mudah mengembalikan
kepercayaan setelah
Integritas Kongruensi antara perilaku
individu dengan
nilai-nilai
yang dikenal, atau kesesuaian antara i
deal-ideal dan kenyataan yang terjadi. Atau integritas adalah kesesuaian antara perkataan dan perilaku
1.
Berlaku adil dalam mengambil keputusan organisasi2.
Menepatijanji3.
Tidak rnelakukan keourangan dalam organisasi4.
Tidak mengambil sumber-sumber organisasi untuk keperluan pribadi18
Self-fficacy
(Rasa kompeten)Ke1'akinan akan
kemampuan indiviCu untuk mengorganisir dan
rnelakukan tindakan yang diperlukan untuk mengelola situasi yang diharapkan dan mendapatkan hasil yang diinginkan
Semangat belajar yang dapat membawa perubahan yang dibutuhkan agar
marnpu bertahan dalanr waktu yang panjang, biasanya dalam era
perubahan, pergolakan, atau
dikontinuitas
6.
Tidak menyingkirkan pegawai yang berbeda pendapat7.
Tidak mengelak terhadap tugas yang diberikan8.
Tidak mudah terpengaruholeh tekanan sosial ketika
'
membuat keputusanl.
Mengujinilai
dan aturan organisasi secara konstan2.
Mendukung hal-hal yangrelevan
Menolak hal-hal usailg Terbuka terhadap komunikasi
Mengambil
inisiatif
Mengembangkan pemahaman bersama terhadap suatu masalah Berinteraksi secara sosial untuk mengembangkan konsensus dalam mengimplementasikan tindakanMempertimban gkan trend Menciptakan
alternatif-altematif
yang belum ada sebelumnyaI 0. Mengevaluasi konsekuensi masa yang akan datang dari keputusan saat
ini
11. Mengevaluasi efek samping berbahaya dari keputusan saat
ini
Semangat Belajar
Motivasi Kerja Dorongan untuk
mengungguli, bcrprestasi sehubungan dengan seperangkat standar, berguiat untuk sukses
Mencari umpan balik
terhadap perbuatannya Berusaha melakukan sesuafu dengan cara-cara baru
Mengambil tanggung j awab pribadi atas perbuatan Melakukan sesuatu yang ada unsur tantangannya, namun masih mungkin
dilaksanakan
Memilih resiko yang sedang dalam perbuatanya
Memperhatikan ketepatan
Menrbuat perencanaan Mengalami aemas yang
tinggi pada setiap tugas, sampai fueas itu selesai
7.
8.
Pengetahuan Profesional
Informasi tersetruktur yang telah dikenal, diketahui, dan dipaharni melalui proses
belaj ar, pengalaman atau studi yang dapat diterapkan secara relevan dalarn pekerjaarr
l.
Pengetahuan umum2,
Pengetahuan spesifik tentang profesi3.
Pengetahuan tentang pekerjaan4.
Pengetahuan spesifik yang dibutuhkan sesuai level jabatan5.
Pengetahuan tentang-organisasi
6.
Pengetahuan lain yang berhubungan dengan pekerjaanKeterampilan teknikaVOperasional
Kemahiran, kecekatan atau keahlian dalam
memanfaatkan seluruh anggota badan untuk perkerjaan
teknikaVoperasional
1.
Menunjukkan keahlian dalam bidang teknik2.
Bekeda dengan teknologi komputer terbaru3.
Menggunakan alat-alat dan perkakas kerja secaraefektif
4.
Menggunakan alat-alat danperkakas keria secara et'isien
5.
Bekerja dengandatartilangan
6.
Melakukan tugas-tugas perkantoran secara efisien Perilaku mengeloladiri
sendiriKemampuan mengelola
diri
sendiri agar rnampu berespon secara tepat terhadap perubahan dan mempunyai wawasan yang luas
1.
Bertindak penuh percayadiri
2.
Menjadi pemrakarsa suatukegiatan
3.
Mengelola danmengembangkan belajar sendiri
4.
Menuniukkan fl eksibilitasPerilaku hubungan interpersonal
Kemampuan berelasi dan berorientasi secara interpersonal sehingga tercipta hubungan kerja yang baik dianta.ra individu
keria
Menghargai orang lain Berbagi informasi
Menjadi pemain tim
IvIenj alin j aringan kerj a
Mempengaruhi orang lain Menyelesaikan
konflik
2 3 4 5 6 Perilaku Bekornunikasi Secara Et'ektifKemarnpuan
menyampaikan informasi Secarajelas dan tepat (akurat)
1.
Bekomunikasi secara lisan2.
Mendengar orang lain3.
Berkomunikasi secara tulisan4.
Menyampaikan pesan secaraefektif
PerilakuKepemimpinan
Kemarnpuan mengarahkan, memberi tuntutan dan dukunean terhadao uekeria.
l.
MengembangkanYisi
2.
Merencanakan keadaan yang akan datanssehingg4 menjadi panutan dan model peran pekerja
3.
Memfasililtasi kesuksesan4.
Memimpin suatu perubahan5.
Meningkatkan kenyamanan kesehatan tempat kerja6.
Memberi inspirasi bagi----eqsss!e-!4esPeL
PerilakuMengembangkan Kerjasama Kelompok
Kemanr puan mengarahkan dan memberikan
bantuan/fas ilitas kepada anggota kelompok
Mendorong partisipasi Mendelegasikan
peked aanltan ggung j awab Memotivasi kelompok Membangun sebuah tim Ivlengembangkan anggota kelompok sesuai kebutuhan organisasi
Memberikan urnpan balik
terhadap kinerj a anggota kelompok
Menghargai perbedaan Menunjukan kepedulian terhadap anssota kelompok
1.
2. J. 4.
5.
6.
7. 8.
Kinerja bermakna Kinerj a yang melibatkan
panggilan untuk melayani lingkungan dengan lebih baik, dilakukan tanpa beban, penuh kepedulian, kelanggengan dan dorongan untuk masa depan yang lebih baik, sehingga menjadi panutan pihak lain
1. Bekerja keras dalam pekerjaan
2.
Bertanggung jawab terhadap pekerlaan3.
Terlibat secara emosional dalam semua aspek pekerjaan4.
Sangat dihargai oleh rekankerja
5.
Berperan sebagai stimulator bagi rekan kerja6.
Termotivasi oleh pekerjaan besar dan penting7.
Menciptakan lingkungan yang menyebabkan rekan-rekan bekerja dengan penuh motivasi dan komitmen8.
Dihormati oleh semua rekan kerja9.
Berbahagia./bergembira dalam situasi kerja apapun1
0.
Berbakti/berdedikasiterhadap pekerjaan besar dan penting
I1.
Dibutuhkan/berguna bagi pekeriaan atau rekan keria4.2.2
Sampel Penelitian TahapI
Seperti yang dijelaskan pada bagian sebelumnya, peneiitian tahap
I
dilakukanuntuk
mengidentifikasi konstruk variabel y'ang mempengaruhikinerja
bermaknamanajer. Penelitian
tahapl
ini
dilakukan dengan mengambil sampel penelitian yangterdiri
atas manajer-manajerdi
perusahan jasaBUMN
danBUMS
di
Bandung dan Yogyakarta. Jadi populasi penelitian tahapI
adalah manajer perusahan jasa BUMN dan BUMS di Bandung dan Yogyakarta. Adapun karakteristik sampel penelitian tahapI
adalah :L
Manajer puncak atau manajer madya di penrsahaan jasaBUMN
dan BUMS2.
Masa kerja sebagai manajer minirnal lirna tahunPengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik
sampling acakstratikasi (.sftatified random sampling), dengan strata seperti
terlihat
pada tabel dibawahini
:Tabel4.3
Strata Perusahaan Jasa
(Sumber : Bi,snis Indonesio)
Sampling acak stratifikasi biasanya dilakukan dalam keadaan populasi yang sangat heterogen sehingga populasi dibagi kedalarn sub populasi (yang disebut strata). Tujuan stratifikasi adalah membentuk strata yang keadaanya relatif homogen sehingga tujuan utama memperoleh hasil analisis yang rnempunyai presisi tinggi dapat dicapai. Banyaknya strata yang diperlukan merupakan masalah tersendiri dalam sampling acak
'stratifikasi.'Ieori
sampling mengatakan bahwa ada hubungan antara banyaknya strataNo Strata Sub Strata
Properti dan Real Estate Properti dan Real Estate Konstruksi Bansunan
2 Infrastnrktur, Utilitas dan Transportasi Jalan Tol. Pelabuhan dan Bandara Telekomunikasi
Transportasi
Konstruksi dan bangunan
Listrik
Air
3 Keuangan Bank
Lembaea Pembiayaan Perusahaan efek Asuransi
4 Perdagangan, Jasa dan Industri Perdagangaii Besar Barans Produksi Perdasangan Eceran
Restoran, Hotel dan Pariwisata Advertisins. Printine dan media Kesehatan
Jasa Komputer Perusahaan Investasi
dengan kenaikan presisi. Berdasarkan data
empirik
kenaikan presisi masih berarti apabila banyaknya strata maksimal enam buah, karena lebih dari itu kenaikan presisi sudsh tiCak proposional lagi (the magic su). Dalam penelitianini
diambil empat buah shata seperti terlihat pada tabel 4.3.Besamya sannpel diambil dengan menggunakan rufilus ukuran sampel minimal
jika
analisis yang digunakan adalah menaksir proporsi/persentase qiUagai berikut ;,- "o , flo-l
;N
2,,,J;(7
-
o)
,.o
=--i--Dengan menggunakan
cr:0.05, zr:0.7
dan 5:
0.01 diperoleh ukuran sampelminimal
adalah 89. pada penelitian pada tahapI
diarnbiljumlah
sampel sebanyak 122, yang selanjutnya dialokasikan pada setiap qtrata sebagai berikut:Tabel4.4
Komposisi Sampel Penelitian Tahap
I
4.2,3
TeknikPengumputrdn DataI
Pengumpulan
data
penelitian
tahap
1
dilakkukan
dengan menggunakan kuesioner dan wawancara te.rstruk;tur. Kuesioner penelitian tahapI
diturunkan dariindikator-indikator konstruk variabel yang disajikan pada Tabel
4.2.
Berdasarkan indikator-indikator tersebut disusun kuesioner dengan menggunakan dikotomus, yaitul:Yq
apabila indikattor tersebut dibutuhkan untuk kinerja bermakna manajer0:Tidak,
apabilaindikator
tersebuttidak
dibutuhkanuntuk kinerja
bermakna marrajerNo Strata Jumlah
I Properti
l3
2
Inftastuktur.
Utilitas. dan Transoortasi 34J Keuansan 48
4 Perdasansan. Jasa dan lndustri 27
Jumlalr 122
Berdasarkan
jawaban
kuesioner tersebutakan dapat diketahui
indikator-indikator
mana
yang
dibutuhkanuntuk kinerja
bermakanmanajer. Selain
itu ditambahkan pula lembaran kosong untuk menambahkan indikator-indikator lain yang dibutuhkan untuk kinerja bermakna manajer,diluar
indikator-indikator yang sudah d!turunkan dalarn kuesioner tersebut.Untuk melengkapi p.nglrrnprlun ata penelitian tahap
I
ini, agar diperoleh dataakurat, maka
dilakukan
pula
wawancaraterhadap sampel
penelitian
dengarrmenggunakan pedoman wawancara yang diturunkan
pula
berdasarkan indikator-indikator konstruk variabel penelitian yang disajikanpadatabei 4.24.2"4
Teknik
Pengolahan Data TahapI
Data yang
diperoleh pada
penelitiantahap
I
selanjutnyadiolah
untukmengetahui
indikator
mana
yang
dibutuhkandan indikator
mana
yang
tidakdibutuhkan
untuk kinerja
bermakna manajer. Pengolahan datadilakukan
dengan menggunakanstatistik
deskriptif yaitu
persentasedan
modus. Suatu
indikator dikatakan konstruk suatu variabel apabila persentasenya lebih dari 70 %o.4.3
lVletode PenelitianTahap,fi
Penelitian tahap
II
akan dilakukan untuk menguji model potensi kerja terpadu manajer yang dihasilkan pada tahap L- Pada tahapini
model potensi kerja terpadu manajer akan dilihat pengaruhnya terhadap perilaku kerja cerdas dengan moderator kornpetensikerja,
dan kemudian perilakukerja
cerdas akandilihat
pengaruhnyaterhadap
kinerja
bermakna. Penelitian tahapfl
ini
dilakukan
dengan
dengan menggunakan sfudi kausal secara cross sectional.4.3.1
Sampel Penelitian Tahap 2Penelitian tahap
?
adalahtahap penelitian
untuk
mernvalidasi
modelpenelitian
yang
dilakukan dengan cara menguji proposisidan konstruk
variabclpenelitian.
Penelitian
tahap2
dilakukan denganme-ngambil
Sampel penelitianmanajer-manaier perusahaan jasa
BUMN daii BUMS
di
Bandung dan yogyakarta.Oleh karena itu populasipenelitianan tahap2 adalah rnanajer perusahaan jasa BUIvfN
dan
BUMS
di
Bandung cian Yogyaharta. Karakteristik sampei penelitian tahap 2"adalah :
l.
Manajer puncak, manajer madya dan supervisor2.
Masa kerja sebagai manajer minimal satu tahunPengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
teknik
sampling acakstratifikasi (stratiJied random samplmg), dengan strata seperti terlihat pada Tabel 3.
Karena
Srata
industri properti
dan real
estatedalam
keadaan"kurang
baik", sehinggga banyak industri pada strata tersebut yangtidak
beroperasi, maka dalam penelitian tahap 7ini
han):a diambil tiga strata, yaitu; strata infrastruktur, utilitas dantransportasi yang
diwakili
oich
perusahaan pelayananlistrik;
strata keuangan yangdiwakili
oleh perusahaan perbankan; sertaa strata pordagangan, jasa dan industri yangdiwakili oleh perusahaan perh<ltelan.
Adapun besamya ukuran sampel pada penelitian tahapr} ditentukan dengan menggunakan rumus ukuran sampel minimal
jika
analisisyallg
digunakan adalahanal isis regresilkorelasi atau analis isj alur sebagai berikut; Iterasi pertama:
(zr-,
* zroY
,'F---rr
Up
Iterasi kedua:
Up =0.51n(t+
plt-
p)
Dengan menggunakan
o:0.05
danp:0.05,
sertap:0.3;
maka ukuran sampelminimal
untuk'penelitian tahap2
adalah 279. Pada penelitian tahap2 ini
diambil ukura sampel sebesar 377.Hasil pengambilan data yang dilakukan pada tahap 2
ini
menunjukkan adanya50 kuesioner yang mempunyai konsistensi
di
bawah 60%.
OIeh sebab itu jumlahsampel tahap 2 berkurang dali 377 responden menjadi 327 responden, seperti tertera dalam tabel 4.5. Walaupun jumlah repunden pada peneltian tahap
2 ini
berkurang, akan tetapi masih memenuhi ukuran samfol minimal.Tabel4.5
Il^omposisi Sampel Penelitian Tahap 2
No Strata Jumlah
Infrastrukfur, Utilitas dan Transpportasi 160
2 Keuangan 62
3 Ferdagangan, Jasa dan Indush'i 155
Jumlah 327
4.3.2
Teknik
Pengolahan Data Penelitian Tahap 2Pengolahan data penelitian akan dilakukan'dengan rnenggunakan langkah-langkah sebagai berikut :
l.
Analisis Faktor Eksploratorik2.
Analisis ReliabilitasPengolahan
data
dilakukan
dengan menggunakanpaket program
SPSS
10.0/orWindows.
4.3.2.1 Analisis
Faktor Eksploratorik
Analisis faktor
eksploralorik dilakukan dalam penelitianini
untuk
menguji proposisi dan konstruk variabel yang membentuk model penelitianawal.
MenurutHair et al. (1995) analisis faktor eksploratorik dapat digunakan untuk:
l.
Mengidentifikasikan struktur huhungandi
antara variabel,dairi
kombinasiyang
logik
dari
variabel-variabel tersebut.Melalui
analisisfaktor
ini
akanteridentifikasi dimeasi laten
dari
sejumlah variabelmanitts
yang terbentuk, yang biasanya disebut variabel laten2.
Memperoleh variahel yang representatif dari sejurnlah variabel dengan muatan faktor yang tinggi dan rnempunl,ai daya pembeda dengan faktor lainya3.
Menciptakan suatu variabel baru, yang terbentukdari
gabungan. variabel manifes yang semula diproposisikan sebagai variabel yangdiberi
label yang berbedaAnalisis
faklor
yang
digunakan pada penelitianini
walaupun merupakananalisis
faktor
eksploratorik, namunbersifat semikonfirmatif
karena perhitungan analisis faktor dilakukan dengan mengambil jumlah faktor ),ang sama dengan jumlah sub variabel untuk setiap variabel penelitian. Adapun metode ekstraksi faktor yangdigunakan
dalam
penelitianini
adalah dengan rnenggunakan analisis komponenUtama (principal
contponen
analysis), karena
peneliti
berkeinginan
uutuk memperoleh sejurnlahfaklor
rninimum yang dapat terbentuk. Sedangkan meloderotasi
yang digunakan dalam penelitianini
adalah dengan rnenggunakan metode varirnax, fuIetodeini
dapat
mernaksimurnkanjumlah
variansi muatan pada nratriksfaktor,
sehinggamudah dideteksi
rnuatanfaktor
pada variabel manifes
yangmembentuk suatu variabel laten. Dengan demikian penafsiran terhadap faktor yang terbentuk menjadi lebih mudah.
Disamping,itu analisis
faktor
dalampenelitian ini
dilakukan sebagai huktiadanya sifat psikometrik alat ukur, yailu validitas konstruk. Sifat psikornetrik dari alat
ukur yang baik
adalah:
..1.
Alat ukur yang baik harus valid2.
Alat ukur yang baik harus reliabelValiditas adalah tingkat
ketepatandan
kecerrnatanalat ukur
dalam menjalankan funggsi pengukurannya. Semahin tinggi validitas suatu alat ukur, rnaka alat ukur tersebut semakin mengena pada sasarannya, atau semakin mcnunjukkan apa yang seharusnyadiukur.
Jadi suatu alat ukur dikatakan rnempunyai validitas tinggiapabila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukuran, atau memberikan hasil ukur sesuai dengan makna dan fujuan diadakannya pengkuran tersebut, Metode-metode; pembuktian validitas adalah:
l.
Validitas konten (Cotent validity)2.
Validitas kriteria (Criterion validity)3.
Validitas konstruk (Consfi'uct validity)Pada penelitian
ini
penghitunganvaliditas
alat ukur
dilakukan
dengan menggunakan validitas konstuk;
Validitas konstruk adalah metode; validitas yang digunakan untuk melihat hubungan antara hasil pengukuran suatu alat ukur dengankonsep
teoritik yang dimilikinya. Jadi
validitas konstruk
menyangkut masalah konstruk teoritikal yang menjadi dasar dalam penyusunan alat ukur tersebul. Validitas konstruk merupakan proses yang terus berlanjut sejalan dengan perkembangan konsep mengenai sifat atau aspek yang diukur. Menuru Cohen (1988) peningkatan validilaskonstruk dapat dipandang sebagai konscp yang rnenyatukan semua
bukti
adanya validitas untuk semuaa tipe validitas termasuk validitas konten dan validitas kriteria.Ada
beberapa prosedur yang dapat digunakanuntuk
membuktikan adanya validitas konstruk. Menurut Cohen (1988) prosedur-prosedur tersebut antara lain:i.
I{omogenitas2.
Perbedaan hasilpengukurankarenaadanyapengaiarnan"/intervensi. 3.
Perbedaan hasil pengukuran karena adanya perbedaan pada kelompok danusia yang berbeda
4.
Konvergen5.
Diskriminan6.
Analisis faktorDari
prosedur-prosedurdi
atas, analisis
faktor
mempakan
prosedur pembuktian valiclitas koustruh: yang paling tepat. karena dengan analisis faktor bukti konvergen dan diskriminan dari validitaskq|struk
dapat diperoleh. Oleh karena itupembuktian
validitas konskuk dalam penelitian
ini
akan diiakukan
denganmenggunakan analisis fakfor. Jadi analisis faklor yang dilakukan dalarr, peneiitian
ini
selain untuk menguji proposisi dan konstruk variabel, juga sekaligus dilakukan uptuk rnembuktikan validitas konstruk aiat ukur.
4.3.2.2 Analisis
Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat keterpercayaan hasil suatu pengukuran. Reliabilitas disebut
juga
keterperoayaan, keterandalan, kea.legan, konsistensi, kestabilan. Idepokok dari reliabilitas adalah sejauhmana skor hasil pengukuran terbebas dari eror pengukuran. Metode-metode pembuktian reliabilitas adalah:
l.
Reliabilitas ulangan (Test retest reliability)2.
Reliabilitas bentuk paralel {Parallelform reliability)
3.
Konsistensi intemal {Internal coruistency}Dalam
penelitianini
penghitungan reliabilitasalat
ukur
dilakukan dengan menggunakanmetode
konsistensiintemal.
Konsistensiintemal
adalah
metode pembuktian reliabilitas alat ukur dengan menggunakan alat ukur tunggal. Beberapa prosedur yang dapat digunakan untuk mengevaluasi sumber-sumber variasi dari suatu alat ukur tunggal, antara lain:l.
Metode belah dua (Split half method)2.
Metode
belah dua
dengankoreksi
spearmanBrown
(spearman Brown coruelation)3.
Kuder Richardson 20 (KR 20) dan Kuder Richardson2l
(KR2l)
4.
Alpha CronbachDari
prosedur-prosedurdi
atas,Alpha
Cronbach merupakan suatu proseclur pembuktian reliabilitas yang paling umum dan banyak digunakan, karena koefisien inimenggambarkan
variasi dari
pernyataan-peryataanalat ukur baik untuk
format"dikotomus maupun polikotonrus-
Oleh
karena
itu
koefisien,Alpha
Cronbach merupakan koefisien reliabilitas yang paling umum untuk rnengevaiuasi konsistensiintemal. Pada penelitian inipun, pembuktian reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menghitung koefi sien Alpha Cronbaoh.
i(
BAB
V
IIASIL
DAIYPEMBAHASAN
5.1
Hasil Pengolahan Data Penelitian Tahap 1Ilasil
pengolahan data peneliiian tahapI
adalah seiragai berikut :Tabel5.l
Hasil
Kajian
SemcntaraKonstruk
Variabel PenelitianTahap
Ia
Konstruk Variabel
ln<likator'indikator
PersentaseSelf-fficacy
(Rasa kompeten)1. Mengetahui dengan pasti apa yang harus dipei aj ari untuk mencapa i tuj uan (kesuksesan) Mengetahui dengan pasti apa yang harus dipelajari untuk mencapai tujuan (kesuksesan) Mempunyai usaha-usah a y ang besar untuk menguasai tugas-tugas yang penuh tantangan Memvisualisasikan skenario suatu kesuksesan Mendekati kesulitan suatu masalah sebagai tantangan yang harus diatasi dari pada bahaya yang harus dihindari
Mempunyai minat yang lebih besar dalam aktivitas yang dilakukan
Menenfukan tuj uan menantang
Mengelola tujuan dengan komltmen tinggi
Meningkatkan usaha yang dilakukan apabila menghadapi kegagalan
Mudah mengembalikan kepercayaan setelah mensalami kesasalan
4.
5. 2.
3.
7. 8, 9.
10.
6.
99.2 %
100 %
85.2%
73.0%
I00
Yo92.6 %
92.6 % 9s.9 % 9s.9 %
92.6 % lntegritas
l.
Berlaku adil dalam mengambil keputusanorganisasi
2.
Menepatijanji3.
Tidak melakukan kecurangan dalam organisasi4.
Tidak mengambil sumber-sumber organisasi untuk keperluan pribadi5.
Ivlemegang komitmen6.
Tidak menyingkirkan pegawai yang berbeda pendapat7.
Tidak rnengelak terhadap tugas yang diberikan8.
Tidak mudah terpengaruh oleh tekanan sosial ketika mernbuat keputusan organisasi98.4 %
98.4%
98.4 % 99.2 %
98.4%
92.6 %
9s.9 %
52.3
y,
Semangat BelajarL
Menguji nilai dan aturan organisasi secarakonstan
2.
Mendukung hal-hal yang rolevan3.
Menolak hai-hal usang4.
Terbuka terhadap komunikasi96.7 %
99.2 % 99.2 % 99.2 %
5. 6.
7.
8. 9.
Mengambil
inisiatif
Mengembangkan pemahaman bersama terhadap suatu masalah
Berinteraksi secara sosial unruk mengernbangkan konsensus dal am mengimplem