ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA
KEUANGAN PERBANKAN
(Studi Empiris Pada Bank Go public di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2003-2005)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
NENDRA AGATYA VANDY B 200 030 097
FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2005)”.
Yang ditulis oleh: NENDRA AGATYA VANDY
B 200 030 097
Penandatanganan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.
Surakarta, 2008
Pembimbing
Fatchan Ahyani, SE, M.Si
Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS EKONOMI
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Telp. (0271) 717417 Surakarta - 57102
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : NENDRA AGATYA VANDY
NIM : B 200 030 097
NIRM : 03.6.106.02030.50097
JURUSAN : ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK
MENILAI KINERJA
Judul Skripsi : ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA
: KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go Public
: di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2005)
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dan serahkan ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari terbukti dan atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi apapun dari Fakultas Ekonomi dan atau gelar dan ijazah yang diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta batal saya terima.
Surakarta, 2008 Yang membuat pernyataan,
kepadanya tujuh laut lagi sesudahnya, niscaya tidak akan habis-habisnya ilmu-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Luqman : 27)
♣ Dan minta tolonglah kepada Allah dengan sabar dan sholat, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk, yaitu orang-orang yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhan-Nya dan bahwa mereka akan kembali.
(Al- Baqarah 45-46)
♣ Masa depan adalah milik mereka yang percaya tentang keindahan mimpi-mimpi mereka.
(Elanor Roosevelt)
♣ Tuhan telah memasang pelita dalam hati kita yang menyinarkan hidayah dan pengetahuan, berdosalah mereka yang mematikan pelita itu dan menguburkan bersama abu.
PERSEMBAHAN
Setiap goresan tinta ini adalah wujud dari keagungan dan kasih sayang yang diberikan Allah SWT
kepada umatnya.
Setiap detik waktu penulisan karya ini adalah doa restu kedua orang tuaku dan kakak-kakakku
Setiap pancaran semangat yang tertoreh dalam skripsi ini adalah dorongan dari seorang terkasih yang telah
mengisi hari-hariku semoga kau adalah pendamping hidupku didunia dan akhirat.
Untuk setiap bait makna dalam pokok bahasan pada bab dalam skripsi ini adalah hasil hempasan kritik dan saran dari sahabat-sahabatku.
Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah
SWT karena berkat, rahmat dan hidayah-Nya, juga sholawat dan salam kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan
umatnya, serta dengan usaha sungguh-sungguh, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS RASIO KEUANGAN
UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go Public Tahun 2003-2005)” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Menyadari dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak dapat terlepas dari
bantuan, dorongan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis dengan
segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Syamsudin, MM. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2. Bapak Fatchan Ahyani, SE, M.Si selaku dosen pembimbing utama yang
dengan arif dan bijak telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penulisan skripsi ini.
3. Bapak Banu Witono SE, Ak selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan hingga penulis dapat menyelesaikan
4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang telah mengajarkan banyak ilmu pengetahuan
yang bermanfaat.
5. Orang tuaku yang selalu mendoakan dalam setiap langkahku, memberikan
dukungan, kasih sayang dan atas semua pengorbanannya.
6. Mbak Vieta dan Mas Dhian, kakak-kakakku yang telah memberikan
perhatian yang besar kepadaku.
7. Special Thanks to my soulmate Ninik Arum Ardani, makasih ya atas
dorongan semangat, cinta, kasih sayangmu kepadaku, dan setia mengisi
hari-hariku selalu. Semoga Allah SWT menjaga dan merestui hubungan kita dan
engkau menjadi pendamping hidupku selama-lamanya,amin.
8. Fathur, Fai, Hendik, dan Fardan, makasih ya dah boleh ngetik dan ngeprint di
komputernya kalian. Kalo ga ada kalian, pasti skripsiku ga
jadi-jadi.he.he.makasih sekali lagi.
9. My best friend David, Hanggita, Rowi, dan Ndoro, makasih selalu
menemaniku selama ini. Tingkatkan terus maen PS-nya!he.he.
10. Sahabat-sahabatku di kosnya Hanggita semuanya makasih ya. Kalian semua
adalah sahabat-sahabatku yang terbaik.
11. Teman-temanku kelas B semua yang gak bisa aku sebutin satu persatu,
makasih semuanya atas segala kenangan selama aku kuliah.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAKSI... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank ... 10
F. Penilaian Kinerja Keuangan Bank ... 23
G. Penilaian Pelaksana Rasio Keuangan... 24
H. Tinjauan Penelitian Sebelumnya. ... 26
I. Kerangka Teoritis ... 27
J. Hipotesis. ... 27
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel ... 28
C. Data dan Sumber Data ... 29
D. Variabel Penelitian ... 29
E. Teknik Pengumpulan Data... 30
F. Metode Analisis Data ... 30
G. Alat Analisis Data ... 31
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 36
B. Analisis Data ... 45
1. Uji Normalitas... 45
BAB V P E N U T U P
A. Kesimpulan ... 50
B. Keterbatasan Penelitian ... 51
C. Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 37
Tabel IV.2. Hasil Perhitungan Net Profit Margin Perusahaan
Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 38
Tabel IV.3. Hasil Perhitungan Quick Ratio Perusahaan
Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 40
Tabel IV.4. Hasil Perhitungan Banking Ratio Perusahaan
Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 41
Tabel IV.5. Hasil Perhitungan Debt Ratio Perusahaan
Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 43
Tabel IV.6. Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio Perusahaan
Perbankan Periode Tahun 2003-2005 ... 44
Tabel IV.7. Hasil Uji Normalitas ... 45
DAFTAR GAMBAR
Lampiran 2. Rasio Likuiditas Perusahan Perbankan Tahun 2003-3005
Lampiran 3. Rasio Solvabilitas Perusahan Perbankan Tahun 2003-3005
Lampiran 4. Tabulasi Hasil Perhitungan Rasio Keuangan Perusahaan Perbankan
Tahun 2003-2005
Lampiran 5 Data Hasil Penelitian
Lampiran 6. Statistik Deskriptif
Lampiran 7. Uji Normalitas
Lampiran 8. Uji Beda Rasio Rentabilitas
Lampiran 9. Uji Beda Rasio Likuiditas
ABSTRAKSI
Di dalam perkembangan dunia perbankan saat ini, informasai mengenai kinerja keuangan perbankan semakin dibutuhkan. Salah satu upaya untuk membantu para pelaku bisnis dalam menilai kondisi keuangan perusahaan (tanpa kecuali perbankan) yaitu dengan melakukan analisis laporan keuangan. Untuk memahami laporan tersebut dilakukan analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta melalui rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas.
Populasi dalam penelitian ini adalah bank yang telah go public dan melaporkan laporan keuangannnya secara lengkap tahun 2003, 2004, dan 2005. sampel yang diambil berjumlah 25 bank yang masuk dalam kriteria pengambilan sampel. Data sekunder dalam penelitian ini berupa rasio-rasio keuangan dalam laporan keuangan bank yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan Jakarta Stock Exchange Statistic.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini ditunjukkan oleh hasil uji t dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil uji t variabel GPM memperoleh nilai t hitung > t tabel (2,182 > 2,069) yang menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan laba kotor pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta, NPM t hitung > t tabel (3,029 > 2,069) menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta, Quick Ratio t hitung > t tabel (3,890 > 2,069) menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan alat likuid yang dimiliki pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta, Banking Ratio t hitung > t tabel (4,003 > 2,069) menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk membayar kembali simpanan para deposannya dengan melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta, Debt Ratio t hitung > t tabel (-3,038 > 2,069) menunjukkan bahwa risiko keuangan yang ditanggung para kreditor dan pemegang saham pada bank pemerintah lebih rendah daripada bank swasta,dan Debt to Equity Ratio t hitung > t
tabel (2,580 > 2,069) yang menunjukkan bahwa kemampuan bank untuk memenuhi seluruh kewajiban dengan modal sendiri yang dimiliki pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sistem keuangan industri dalam dekade terakhir dapat
dikatakan cukup dramatis. Krisis perbankan beberapa waktu yang lalu masih
menyisakan trauma bagi para pelaku ekonomi dalam menjalankan kegiatan
bisnis. Meski beberapa analisis menyatakan bahwa krisis keuangan selalu
didahului oleh fluktuasi dan ketidakstabilan makroekonomi yang
menyebabkan terdepresinya mata uang domestik secara siqnifikan dan
menyulut tingginya tingkat bunga dan inflasi, yang berujung pada krisis
perbankan, beberapa analisis lain berpendapat bahwa ketidakstabilan
makroekonomi justru disebabkan lemahnya sistem perbankan. Peristiwa
likuidasi puluhan bank merupakan peristiwa yang tidak terduga yang
menimbulkan kepanikan dalam masyarakat.
Untuk itu seiring dengan perkembangan dunia perbankan saat ini,
informasi mengenai kinerja keuangan perbankan semakin dibutuhkan. Salah
satu upaya untuk membantu para pelaku bisnis dalam menilai kondisi
keuangan suatu perusahaan (tanpa kecuali perbankan) yaitu dengan
melakukan analisis laporan keuangan. Adapun informasi yang tersaji antara
lain mencakup informasi mengenai posisi keuangan perusahaan, kinerja
perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi lainnya yang terkait dengan
laporan keuangan. Untuk memahami laporan tersebut dilakukan analisis
2
laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interpretasi rasio keuangan.
Analisis dengan rasio akan memberikan hasil yang terbaik, jika digunakan
dalam suatu kombinasi untuk menunjuk suatu perubahan kondisi keuangan
atau kinerja operasional selama periode tertentu, lebih lanjut dapat
memberikan gambaran suatu trend dan pola perubahan, yang pada akhirnya
bisa memberikan indikasi adanya risiko dan peluang bisnis (Mudjarad
Kuncoro Suhardjono, 2002: 557).
Analisis rasio laporan keuangan dapat membantu para pelaku bisnis,
baik pemerintah dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai
kondisi keuangan suatu perusahaan tidak terkecuali perusahaan perbankan.
Untuk menilai kinerja keuangan perbankan umumnya digunakan lima aspek
penilaian yaitu CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, Liquidity).
Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital, assets, management,
earning, liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini
menunjukkan bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi
keuangan perusahaan perbankan. Bahkan lebih dari itu, rasio keuangan
bermanfaat dalam memprediksi laba perusahaan (Penman, 1992 : Machfoedz,
1994).
Keadaan kinerja keuangan perbankan sangat penting untuk diketahui
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan manajemen di
segala aspek. Dengan adanya kinerja yang baik maka para pihak investor dan
pihak lain diluar perbankan tidak akan ragu-ragu untuk menanamkan
Menurut Harianto dan Sudono (1998) para pengguna dan pemanfaat
laporan keuangan adalah pemegang saham, investor, manajer, karyawan,
pemasok dan kreditur, pelanggan, pemerintah dan pengguna lainnya. Antara
pengguna laporan keuangan yang satu dengan yang lainnya mempunyai
kepentingan yang berbeda. Pemegang saham akan menilai kinerja manajemen
sebagai pihak yang diberi tanggung jawab untuk menjalankan dana pemegang
saham. Investor memerlukan informasi keuangan untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasinya.
Karyawan berkepentingan terhadap laporan keuangan agar perusahaan selalu
berkembang dan menghasilkan laba, disamping itu untuk melihat rencana
pensiun di masa depan. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan
perusahaan, kinerja seta perubahan posisi keuangan perusahaan yang sangat
berguna untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
Dari uraian diatas, dapat diketahui bahwa laporan keuangan disusun
untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu perusahaan.
Informasi dalam laporan keuangan ini diharapkan akan digunakan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan
keputusan ekonomi (Harnanto, 1994 : 9).
Ukuran kinerja keuangan SK Men. Keu. Nomor KEP.
792/MK/IV/12/1970 tanggal 7 Desember 1970 tentang lembaga keuangan
yang telah diubah dan ditambah terakhir dengan keputusan Menteri Keuangan
4
pembinaan lembaga keuangan bukan bank serta ditindak lanjuti dengan surat
edaran Bank Indonesia No. SE. 23/21/BPPP disebutkan bahwa kinerja
lembaga keuangan adalah mengenai permodalan, kualitas aktiva produktif,
aspek manajemen, rentabilitas, dan likuiditas. Dalam penelitian inin peneliti
menggunakan rasio keuangan untuk menilai kinerja antara bank pemerintah
dan bank swasta yang didasarkan pada laporan keuangan. Rasio keuangan
merupakan alat untuk mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan. Pada
dasarnya standar yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perbankan adalah rasio CAMELS (Capital, Asset, Management, Earning,
Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk) yang diambil dari surat edaran BI
yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang penilaian tingkat
kesehatan bank umum. Secara international BIS (Bank for International
Settlement) menerapkan CAMEL (Capital, Asset, Management, Earning,
Liquidity) sebagai standar ukuran kinerja perbankan yang telah menjadi acuan
hampir seluruh negara. Namun dalam penelitian ini pengukuran rasio yang
digunakan adalah rasio rentabilitas (earning ratios), rasio likuiditas (liquidity
ratios), rasio solvabilitas (capital ratios). Alasan mengapa peneliti hanya
mengambil tiga dari lima rasio adalah sebagai berikut:
1. Belum adanya keseragaman rasio keuangan yang harus dicantumkan
perusahaan dalam propektus pada saat go public.
2. Mengingat aspek manajemen merupakan aspek yang penilaian
manajemen hanya digunakan sebagai faktor pendukung hasil penilaian
kuantitatif.
3. Dengan mengukur melalui rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas,
maka dapat dijadikan dasar penilaian kinerja keuangan bank. Kinerja
keuangan bank merupakan kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban
jangka pendek dengan segera, mendayagunakan aktiva secara optimal,
memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang, serta
menghasilkan laba.
Perbedaan antara bank pemerintah dan bank swasta adalah terletak
pada segi kepemilikannya. Bank pemerintah merupakan bank yang pendirian
dan modalnya dimiliki oleh pemerintah, sedangkan bank swasta merupakan
bank yang pendirian dan modalnya dimiliki swasta. Agar bank pemerintah dan
bank swasta dapat tumbuh dan berkembang, tentunya harus mempunyai
kinerja keuangan yang baik. Informasi yang disajikan dalam kinerja keuangan
ini dapat digunakan oleh pihak-pihak terkait seperti investor, kreditor, dan
pihak-pihak diluar perbankan untuk memprediksikan kinerja keuangan yang
sebenarnya pada setiap periode (dalam hal ini tahun 2003-2005).
Dengan berdasarkan pada laporan kinerja keuangan bank pemerintah
dan swasta, maka dalam penelitian ini, penulis mengambil judul “ANALISIS
RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (Studi Empiris Pada Bank Go Public di Bursa Efek
6
B. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dimaksudkan untuk menunjukkan inti masalah yang
akan diteliti sehingga mudah dipahami secara jelas dan tidak terjadi
penyimpangan yang terlalu jauh dari masalah sebenarnya. Dari uraian latar
belakang yang dikemukakan diatas, maka masalah yang diajukan dalam
penelitian ini adalah: “Adakah perbedaan kinerja keuangan antara bank
pemerintah dan bank swasta tahun 2003-2005?”
C. Pembatasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu dalam penyusunan skripsi ini
pembahasan masalah akan dibatasi pada dua jenis bank yaitu bank pemerintah
dan bank swasta dengan melihat rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas.
Data yang dipakai adalah bank-bank yang go public, yang diterbitkan laporan
keuangannya pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun
2003-2005.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan
antara bank pemerintah dan bank swasta tahun 2003-2005 melalui rasio
E. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada
banyak pihak diantaranya:
1. Bagi pemilik dana investasi, hasil penelitian ini dapat dijadikan
pertimbangan keputusan dalam menanamkan investasinya pada bank yang
bersangkutan.
2. Bagi bank yang diteliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan manajerial yang
berhubungan dengan kelangsungan hidup usaha perbankan.
3. Bagi peneliti, kegiatan penelitian ini merupakan penerapan untuk
mengaplikasikan pengetahuan teoritis yang telah dipelajari selama kuliah
ke dalam dunia penelitian.
4. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan informasi
mengenai kinerja keuangan perbankan yang dihitung dengan rasio
rentabilitas (earning), likuiditas (liquidity), dan solvabilitas (capital).
F. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam penyusunan skripsi ini agar dapat disusun karya yang mudah
dipahami dan pembahasannya terarah, maka dibuat suatu sistematika skripsi
sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Bab ini memberikan informasi kepada pembaca tentang latar
8
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini bertujuan menjelaskan mengenai teori-teori yang
ada hubungannya dengan penelitian yang meliputi tentang:
Pengertian Bank, Peran dan Fungsi Bank, Jenis-Jenis Bank di
Indonesia, Pengertian Laporan Keuangan Bank, Kinerja Keuangan,
Penilaian Kinerja Keuangan Bank, dan Penilaian Pelaksana Rasio
Keuangan, Tinjauan Penelitian Sebelumnya, Kerangka Teoritis,
dan Hipotesis.
Bab III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini bertujuan menjelaskan mengenai metode penelitian
yang digunakan antara lain: Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel,
Data dan Sumber Data, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan
Data, Metode Analisis Data, dan Alat Analisis Data.
Bab IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menjelaskan mengenai deskripsi hasil penelitian rasio
keuangan bank pemerintah dan bank swasta dengan rasio
rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, hasil uji normalitas, hasil uji
Bab V PENUTUP
Pada bab ini bertujuan untuk menjelaskan tentang kesimpulan yang
diperoleh dari penelitian, keterbatasan dalam pelaksana penelitian,
dan saran-saran yang dapat diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Bank
UU Pokok Perbankan menjelaskan definisi bank sebagai berikut :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak (UU No. 10 tahun 1998 Tentang Perbankan). Bank adalah perantara
antara sektor yang kelebihan dana atau surplus dan sektor yang kekurangan
dana atau minus (Jusuf, 2004 : 1). Secara umum bank didefinisikan sebagai
perantara untuk menyalurkan penawaran dan permintaan kredit dalam jangka
waktu yang ditentukan dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang
kekurangan dana.
B. Peran dan Fungsi Bank
Dari berbagai definisi bank yang ada, timbul pendapat bahwa bank
dapat dikelompokkan menurut fungsinya yaitu (Kuncoro dan Suhardjono,
2002 : 68-80) :
1. Fungsi Menghimpun Dana
Dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari, bank harus
mempunyai dana agar memberikan kredit kepada masyarakat. Dana
tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank (pemegang saham), pemerintah,
Bank Indonesia, pihak-pihak diluar negeri, dan masyarakat dalam negeri.
Dana masyarakat dihimpun oleh bank menggunakan instrumen produk
simpanan yang terdiri dari : Giro, Deposito, dan Tabungan.
2. Fungsi Menyalurkan Dana (Kredit)
Dana yang dihimpun oleh bank harus disalurkan kembali ke
masyarakat dalam bentuk kredit. Hal ini dilakukan karena fungsi bank
adalah sebagai lembaga perantara antara pihak-pihak yang kelebihan dana
dan pihak-pihak yang kekurangan dana, dan keuntungan bank diperoleh
dari selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut dikurangi dengan
biaya operasional.
3. Fungsi Melancarkan Pembayaran Perdagangan dan Peredaran Uang
Fungsi bank dalam melancarkan pembayaran transaksi
perdagangan dapat terlaksana karena bank mempunyai jasa-jasa bank.
Jasa-jasa tersebut dapat dibedakan menurut pihak-pihak yang
berkepentingan yaitu nasabah saja atau nasabah dan bank. Dalam fungsi
melancarkan pembayaran perdagangan, bank membedakan transaksi
menjadi dua yaitu :
a. Transaksi perdagangan dalam negeri, artinya setiap transaksi
perdagangan selalu diikuti pula dengan penyerahan barang dan
pembayaran.
b. Transaksi perdagangan luar negeri, artinya setiap transaksi
perdagangan tidak selalu diikuti dengan pengiriman atau penyerahan
12
seperti kendala geografis, hukum dan politik, bahasa, mata uang, dan
kendala resiko suatu negara.
Pada dasarnya ada tiga prinsip yang harus diperhatikan oleh bank
yaitu (Reksoprayitno, 1992 : 48-51) :
1. Prinsip Likuiditas, yaitu prinsip dimana bank harus bisa memenuhi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya segera.
2. Prinsip Solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala
kewajiban finansialnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.
3. Prinsip Rentabilitas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu.
C. Jenis-Jenis Bank di Indonesia
Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi
antara lain (Kasmir, 2001 : 32-39) :
1. Dilihat dari segi fungsinya
Dalam UU Pokok Perbankan Nomor 7 tahun 1998 jenis perbankan
terdiri dari :
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya terdiri dari :
a. Bank Pemerintah, bank dimana pendirian maupun modalnya dimiliki
oleh pemerintah, sehingga keuntungan bank ini dimiliki oleh
pemerintah pula. Contoh bank milik pemerintah antara lain :
• Bank Negara Indonesia 46 (BNI)
• Bank Rakyat Indonesia (BRI)
• Bank Tabungan Negara (BTN)
• Bank Pembangunan Daerah (BPD)
b. Bank Milik Swasta Nasional, bank dimana sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendirianpun didirikan oleh
swasta, pembagian keuntungannya juga untuk swasta nasional. Contoh
bank swasta nasional :
• Bank Muamalat
• Bank Central Asia
• Bank Bumi Putra
• Bank Danamon
• Bank Lippo
• Bank Niaga
• Bank Duta
14
• Bank Nusa Internasional
• Bank Internasional Indonesia
c. Bank Milik Koperasi, bank dimana kepemilikan saham-sahamnya
dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contohnya
adalah Bank Umum Koperasi Indonesia.
d. Bank Milik Asing, merupakan bank cabang dari bank yang ada di luar
negeri yang kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.
Contohnya :
• ABN AMRO Bank
• Deutsche Bank
• American Express Bank
• Dan bank asing lainnya
e. Bank Milik Campuran, merupakan bank yang dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional. Kepemilikan saham mayoritas di pegang
oleh warga negara Indonesia. Contoh bank campuran antara lain :
• Sumitomo Niaga Bank
• Bank Merincorp
• Bank Sakura Swadarma
• Mitsubishi Buana Bank
• Dan bank campuran lainnya
3. Dilihat dari segi statusnya
a. Bank Devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau
yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan.
Pernyataan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank
Indonesia.
b. Bank Non Devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan
transaksi seperti halnya bank devisa.
4. Dilihat dari cara menentukan harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan
harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok yaitu :
a. Bank yang berdasarkan Prinsip Konvensional
Dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya
menggunakan metode menetapkan bunga sebagai produk simpanan
dan produk pinjamannya. Penentuan harga seperti itu disebut spread
based. Sedangkan untuk jasa bank lainnya menerapkan biaya dalam
nominal atau prosentase tertentu. Sistem pengenaan biaya ini dikenal
dengan istilah fee based.
b. Bank yang berdasarkan Prinsip Syariah
Dalam mencari keuntungan dan menetapkan harga berdasarkan prinsip
syariah, yaitu pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil
16
(musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah),dan pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni
tanpa pilihan (ijarah). Sedang penentuan biaya jasa bank lainnya juga
sesuai dengan Syariah Islam dan sebagai dasar hukumnya adalah
Al-Qur’an dan Sunnah Rosul.
D. Pengertian laporan Keuangan Bank
Setiap jenis usaha atau perusahaan mempunyai catatan laporan
keuangan yang berguna untuk menguji dan mengetahui serta menilai kondisi
dan posisi keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan pada dasarnya
adalah hasil dari proses akuntansi dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan data aktivitas perusahaan tersebut
(Mulyono, 1986 : 6).
Menurut PSAK No. 1 (2002; par 12-14) tujuan dari laporan keuangan
adalah :
1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai untuk pengambilan
keputusan ekonomi dan menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian
di masa lalu dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi
3. Menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Laporan keuangan disusun dan disajikan kepada semua pihak yang
membutuhkan. Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan
perusahaan antara lain:
1. Pemilik, dibutuhkan untuk sarana memantau prestasi perusahaan untuk
mengetahui sejauh mana investasi yang ditanam mampu memberikan
keuntungan.
2. Manajer perusahaan, menggunakan laporan keuangan sebagai bahan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
3. Kreditur, memanfaatkan laporan keuangan untuk mempelajari prospek
perusahaan sehubungan dengan kredit yang diberikan.
4. Pemerintah, digunakan untuk memungut pajak dan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan yang berlaku.
Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi Indonesia
dan standar khusus akuntansi perbankan Indonesia. Laporan keuangan bank
yang dimaksud terdiri dari (Taswan, 1996 : 41) :
1. Neraca
Dalam hal ini menyajikan neraca secara umum, aktiva dan pasiva tidak
dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar, namun sedapat mungkin
disusun menurut lingkaran likuiditas dan jatuh temponya. Kemudian
pos-pos-pos neraca yang bersifat umum mengacu kepada Standar Khusus
18
a. Aktiva, terdiri dari :
1. Kas
2. Giro pada Bank Indonesia
3. Giro pada bank lain, saldo rekening giro bank di bank lain
4. Penempatan pada bank lain, atau disebut Bank-Bank Lain (BBL)
5. Surat Berharga
6. Kredit yang diberikan
7. Pendapatan yang masih akan diterima
8. Pernyataan
9. Biaya Dibayar Dimuka
10.Aktiva tetap
11.Antar bank aktiva
12.Rupa-rupa aktiva
b. Pasiva, terdiri dari :
1. Giro
2. Tabungan
3. Deposito berjangka
4. Cadangan tujuan
5. Cadangan umum
6. Pinjaman yang diterima
7. Kewajiban-kewajiban lainnya yang harus segera dibayar
8. Cadangan penghapusan piutang
10.Rupa-rupa pasiva
11.Pinjaman subordinasi
12.Modal pinjaman
13.Modal
2. Perhitungan Laba/Rugi
Bahwa laporan laba/rugi harus disusun dalam bentuk berjenjang (multiple
step) yang menggambarkan pendapatan dan biaya yang berasal dari
kegiatan utama bank dan kegiatan utama lainnya dalam suatu periode
tertentu secara rinci mengenai unsur pendapatan dan beban baik yang
utama maupun yang diluar usaha.
a. Pendapatan usaha bank
Adalah pendapatan langsung dengan kegiatan utama bank.
Pendapatan ini terdiri dari :
1. Hasil bunga, adalah pendapatan bunga baik dari kredit yang
diberikan maupun dari penempatan pada giro, deposito, obligasi,
atau surat berharga lainnya.
2. Pendapatan provisi dan komisi.
Komisi adalah imbalan yang diterima atas pemberian jasa tertentu
dalam pelaksanaan transaksi, sedangkan promisi adalah imbalan
yang diperhitungkan bank sehubungan dengan jasa yang diberikan
untuk pelaksanaan transaksi tertentu.
3. Pendapatan rupa-rupa, adalah pendapatan lainnya yang merupakan
20
b. Pendapatan non operasional
Adalah pendapatan yang diterima dan tidak berhubungan
langsung dengan kegiatan utama bank, misalnya pendapatan sewa
ruang kantor.
c. Biaya operasional
Adalah biaya yang berhubungan langsung dengan kegiatan
utama bank. Biaya-biaya ini terdiri dari :
1. Biaya bunga, yaitu semua yang dikeluarkan atas dana-dana berasal
dari Bank Indonesia, bank lain dan pihak ketiga bukan bank.
2. Biaya tenaga kerja, yaitu biaya-biaya yang dikeluarkan oleh bank
unutk membiayai pegawainya.
3. Biaya penyusutan, yaitu untuk menampung pengakuan atas
biaya-biaya aktiva tetap dan inventaris sebagai akibat aus atau usang.
4. Biaya rupa-rupa, yaitu biaya-biaya yang langsung dikeluarkan
bank yang belum dicantumkan dalam butir diatas.
d. Biaya non operasional
Adalah semua biaya yang tidak berhubungan dengan kegiatan
usaha bank, misalnya kerugian karena kehilangan, denda dan
3. Laporan Komitmen dan Kontijensi
a. Komitmen
Adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat
dibatalkan dalam sepihak dan harus dilaksanakan apabila persyaratan
yang disepakati dipenuhi. Komitmen ini terdiri dari :
1. Tagihan komitmen, adalah komitmen yang diterima dari pihak lain
dan akan menimbulkan suatu tagihan bagi bank itu sendiri.
2. Kewajiban komitmen, adalah komitmen yang diberikan kepada
nasabah atau pihak lain, misalnya komitmen akan memberikan
kredit kepada calon debitur dan sebagainya.
b. Kontijensi
Adalah suatu keadaan yang masih diliputi ketidakpastian
mengenai kemungkinan memperoleh laba atau rugi oleh suatu bank,
yaitu baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
atau lebih dimasa yang akan datang. Kontinjensi ini terdiri dari :
1. Tagihan kontinjensi, yaitu tagihan bersyarat tergantung terjadi atau
tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.
2. Kewajiban kontinjensi, yaitu kewajiban bersyarat tergantung
terjadi atau tidaknya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan
datang.
4. Laporan Arus Kas
Adalah laporan keuangan yang menunjukkan bank dalam menghasilkan
22
memberikan informasi tentang kas masuk dan kas keluar selama satu
periode akuantansi. Laporan arus kas dibagi menjadi aktivitas operasi,
aktivitas investasi dan aktivitas financing (Fraser dan Ormiston, 2004 :
132).
a. Aktivitas operasi, adalah aktivitas utama penghasil pendapatan bank
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan
pendanaan.
b. Aktivitas investasi, adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dengan
kata lain, bahwa arus kas investasi adalah arus kas yang mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya
yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan.
c. Aktivitas pendanaan (financing), adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan keuangan dan harus dibaca
sejalan dengan memahami penyajian laporan keuangan.
E. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu tampilan selama periode tertentu.
Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik tampilan keuangan
(Mulyadi, 1993: 480). Mengukur kinerja keuangan digunakan analisis
keuangan karena analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan
dimasa yang akan datang, dan untuk menentukan kekuatan-kekuatan yang
handal. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari kinerja untuk tahun yang lalu
maupun yang sedang berjalan dengan menganalisis laporan keuangan.
F. Penilaian Kinerja Keuangan Bank
Penilaian kinerja keuangan yaitu suatu penilaian yang dilakukan secara
sistematis mandiri (independence), obyektif dengan berorientasi ke masa
depan, atas kebijakan atau keputusan manajemen di dalam mengelola sumber
daya dan dana yang dipercayakan kepadanya dalam rangka meningkatkan
kemampuan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang lebih (Mulyono,
!999: 63). Secara teknis penilaian performance atau kinerja antara lain
meliputi:
1. Pengukuran rate of growth
2. Pengukuran perkembangan market share
3. Penilaian variasi anggaran terhadap realisasinya
4. Penilaian likuiditas bank
5. penilaian rentabilitas bank
6. Penilaian efisiensi usaha
7. Penilaian resiko usaha
8. Penilaian biaya usaha
24
10.Penilaian efisiensi biaya usaha
11.Penilaian kasus
12.Penilaian kesehatan bank
13.Rekapitulasi
G. Penilaian Pelaksana Rasio Keuangan 1. Pengertian Rasio Keuangan
Tujuan utama penyajian laporan keuangan bank adalah untuk
memberikan gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu
periode yang telah lalu. Sedangkan fungsi laporan keuangan bank adalah
sebagai alat pertanggungjawaban manajemen bank kepada pemilik
maupun otoritas moneter serta instansi-instansi lainnya yang
berkepentingan. Financial Ratios (rasio keuangan) adalah perhitungan
yang dipakai untuk menstandarisasi data keuangan, disajikan dalam istilah
hubungan matematis dalam bentuk presentase atau kali (Fraser dan
Ormiston, 2004 : 284).
2. Macam-macam Rasio Keuangan
Rasio-rasio keuangan perbankan dapat diklasifikasikan menjadi
lima kelompok rasio yaitu (Sawir, 2001 : 28-42) :
1. Rasio Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank yang bersangkutan
semua depositnya, serta dapat memenuhi permintaan kredit yang
diajukan tanpa terjadi penangguhan.
2. Rasio Rentabilitas
Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan
bank dalam menghasilkan laba selama priode tertentu, juga bertujuan
untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan
operasional perusahaan.
3. Rasio Resiko Usaha Bank
Setiap jenis usaha selalu dihadapkan pada berbagai resiko,
begitu juga didalam bisnis perbankan ini banyak resiko yang
dihadapinya.
4. Rasio Permodalan
Modal merupakan salah satu faktor yang penting bagi bank
dalam rangka mengembangkan usaha dan menopang resiko kerugian
yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva
produksi yang mengundang resiko serta untuk membiayai penanaman
dalam aktiva lainnya.
5. Rasio Efisiensi Usaha
Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah
menggunakan semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil
guna, maka melalui rasio-rasio keuangan disini dapat diukur kuantitatif
tingkat efisiensi yang telah dicapai oleh manajemen bank yang
26
H. Tinjauan Penelitian Sebelumnya
Penelitian mengenai analisis rasio keuangan terhadap kinerja keuangan
pernah dilakukan oleh Wijaya (1998) yang meneliti tentang perbedaan kinerja
bank devisa dan non devisa sebelum krisis ekonomi. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja bank devias
dan non devisa sebelum krisis ekonomi.
Anita dan Rahadian (2003) meneliti tentang perbandingan tingkat
efisiensi pada industri perbankan dengan melakukan penelitian empiris
terhadap tingkat efisiensi antara bank penerintah dan bank swasta nasional
pada periode 200-2001. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan kinerja antara bank pemerintah dan bank swsta
nasioanal jika dilihat dari ROA dan ROE.
Anita (2006) meneliti tentang kemampuan rasio keuangan dalam
manilai kondisi kesehatan perusahaan perbankan go public yang terdiri negeri
dan swasta yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tahun 2002-2003. Rasio yang
digunakan adalah Capital, Assets, Management, Earning, Liability, yang
sering disebut dengan metode CAMEL. Hasil penelitian menunjukkan
penggunaan metode CAMEL khususnya CAR dapat dugunakan untuk menilai
tingkat kesehatan bank, sehingga dapat memacu kinerja bank kearah yang
I. Kerangka Teoritis
Kinerja Keuangan Bank
Pemerintah Kinerja
Keuangan Bank Pemerintah Kinerja
Keuangan Bank Pemerintah
Gambar Kerangka Teoritis
J. Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah:
Ha : Ada perbedaan kinerja keuangan antara bank pemerintah dan bank
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini adalah empiris yaitu cara-cara yang dilakukan
dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan (Sugiyono, 2002). Penelitian ini pada
bank-bank yang telah go public, yaitu dengan menerangkan kinerja keuangan
bank dan dengan membandingkan antara beberapa bank yang diteliti.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2002). Adapun dalam penelitian ini akan menggunakan populasi bank yang
telah go public. Nama-nama bank tersebut diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory yang diterbitkan oleh Institute for Economics and Financial
Research.
Sedang sampel yaitu bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam pengambilan sampel menggunakan
teknik judgement sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) judgement
sampling adalah purposive sampling dengan kriteria berupa suatu
pertimbangan tertentu.
29
Ciri-ciri yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Bank yang telah go public.
2. Bank yang tercatat di JSX Statistik tahun 2006 sebagai 50 besar
Perusahaan yang perdagangan sahamnya paling aktif (50 Most Active
Stocks by trading Value).
Berdasarkan kriteria diatas, peneliti mendapatkan 25 bank yang terdiri dari
bank pemerintah dan bank swasta.
C. Data dan Sumber Data
Pengambilan data penting artinya dalam suatu penelitian. Data menjadi
dasar dan alat mencapai tujuan penelitian. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Data tersebut berupa rasio-rasio keuangan
dalam laporan keuangan masing-masing bank pemerintah dan bank swasta
yang telah go public periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 yang
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory dan JSX Statistic.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan yang terdiri
dari :
1. Rasio Rentabilitas (Earning Ratios), indikator yang dipakai adalah Gross
2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios), indikator yang dipakai adalah Quick
Ratio (QR), dan Banking Ratio (BR).
3. Rasio Solvabilitas (Capital Ratios), indikator yang dipakai adalah Debt
Ratio (DR), dan Debt to Equity Ratio (DER).
4. Rata-rata Rasio Rentabilitas, Rasio Likuiditas, dan Rasio Solvabilitas.
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu pengumpulan data melalui pengetahuan tertulis
terutama berupa arsip-arsip dan dokumen-dokumen perusahaan perbankan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari perpustakaan UMS
dan BEJ FE UMS.
F. Metode Analisis Data
1. Penganalisa melakukan pengumpulan data yang diperlukan antara lain :
laporan keuangan bank pemerintah dan bank swasta tahun 2003-2005 dan
keterangan lain yang berhubungan dengan kinerja keuangan perbankan.
2. Dari laporan keuangan perbankan tersebut, kemudian dilakukan
pengukuran dengan menggunakan analisa rasio rentabilitas, likuiditas, dan
solvabilitas untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan perbankan bank
pemerintah dan bank swasta.
3. Kemudian penganalisa mencari rata-rata rasio rentabilitas, likuiditas, dan
31
4. Setelah itu dilakukan analisa terhadap rasio tersebut sehingga dapat
diketahui perbedaan tingkat kinerja keuangan perbankan bank pemerintah
dan bank swasta.
G. Alat Analisis Data
Penulis menggunakan alat analisis rasio perbankan berupa (Mulyono,
1999 : 92-101) :
1. Rasio Rentabilitas Bank (Earning Ratios)
a. Gross Profit Margin :
Operasi
Kegunaannya untuk mengetahui kemampuan bank yang bersangkutan
dalam menghasilkan laba operasi usahanya yang murni, dengan cara
membandingkan antara profit margin dengan pendapatan operasi.
Semakin tinggi tingkat GPM rasio bank yang bersangkutan
menunjukkan hasil yang semakin baik, demikian sebaliknya.
b. Net Profit Margin:
Operasi Pendapatan
Bersih Pendapatan
Kegunaannya untuk mengetahui kemampuan bank yang bersangkutan
dalam menghasilkan laba bersih ditinjau dari pendapatan operasinya,
dengan cara membandingkan antara laba bersih dengan pendapatan
operasi. Semakin tinggi NPM rasio bank yang bersangkutan
2. Rasio Likuiditas Bank (Liquidity Ratios)
Kegunaannya untuk mengukur kemampuan bank yang membayar
kembali simpanan para deposannya dengan alat-alat likuid yang
dimilikinya. Semakin tinggi nilai rasio maka menunjukkan semakin
tinggi tingkat likuiditasnya, dan sebaliknya.
b. Banking Ratio :
Deposit Total
Loan Total
Total loan adalah jumlah kredit yang diberikan bersih. Rasio tersebut
untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali
kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dananya
dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah diberikan kepada
para debiturnya. Semakin tinggi nilai rasio maka menunjukkan
semakin tinggi tingkat likuiditasnya, dan sebaliknya.
3. Rasio Solvabilitas (Capital Ratios)
a. Debt Ratio :
Assets Total
Debts Total
Kegunaannya untuk memperlihatkan proporsi antara kewajiban dan
seluruh kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi hasil presentasenya,
cenderunga semakin besar risiko keuangannya bagi kreditor maupun
33
Kegunaannya untuk menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas
dalam pendanaan bank dan menunjukkan kemampuan modal sendiri
bank tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
4. Rata-rata Perubahan Rasio Rentabilitas (Earning Ratios), Rasio Likuiditas
(Liquidity Ratios), dan Rasio Solvabilitas (Capital Ratios).
Rata-rata rasio dicari dengan menjumlahkan masing-masing
elemen rasio rentabilitas, likuiditas, dan solvabilitas dibagi dengan jumlah
subyek yang diteliti.
a. Rata-rata Perubahan Rasio Rentabilitas (Earning Ratios):
1. Rata-rata Gross Profit Margin :
n
2. Rata-rata Net Profit Margin:
n
b. Rata-rata Perubahan Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios):
1. Rata-rata Quick Ratio :
2. Rata-rata Banking Ratio :
c. Rata-rata Perubahan Rasio Solvabilitas (Capital Ratios):
n adalah jumlah tahun yang diteliti.
Pada pengujian terhadap hipotesis digunakan uji beda untuk
membedakan rasio keuangan antara bank pemerintah dan bank swasta.
Analisis data dilakukan melalui proses sebagai berikut :
a. Pertama-tama dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah sampel
berdistribusi normal. Normalitas distribusi data ini akan menentukan
jenis analisis yang beda yang akan digunakan selanjutnya. Uji
normalitas data dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov
Test. Tingkat signifikansi yang diperlukan dalam penelitian ini
ditetapkan 5% hal ini berarti bila P value > 5% maka data distribusi
normal dan sebaliknya bila P value < 5% maka data distribusi tidak
normal.
b. Pengujian selanjutnya adalah uji beda. Bila data ditribusi normal, maka
digunakan alat uji beda parametrik berupa T-test yaitu uji statistik
rata-35
rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau rasio (Sugiyono
dan Eri Wibowo). Uji statistik parametris yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel untuk mengetahui
siqnifikansi dari pengaruh variabel independent secara individu
terhadap variabel variabel dependent dengan menganggap variabel
lainnya konstan. Selanjutnya bila data distribusi tidak normal alat uji
beda non parametrik berupa Rank Wilcoxon. Alat uji beda ini
dilakukan untuk menandai apakah semua variabel independent yang
ditentukan berbeda secara siqnifikansi antara bank pemerintah dan
bank swasta. Dalam penelitian ini ditetapkan dalam penggunaan
tingkat siqnifikansi sebesar 5% yang akan mempunyai konsekuensi
bahwa jika P value < 5%, maka hipotesis dapat diterima, yang berarti
ada perbedaan yang siqnifikan dan sebaliknya jika P value > 5%, maka
A. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pengambilan sampel penelitian yang telah disajikan pada
bab sebelumnya, diperoleh 25 bank sebagai sampel penelitian sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan, terdiri dari 3 bank pemerintah dan 22 bank
swasta. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan
tahun 2003 – 2005 yang diperoleh dari (www.jsx.com).
Laporan keuangan yang digunakan merupakan hasil akhir proses
akuntansi dalam periode tahun yang bersangkutan dan mencerminkan kegiatan
usaha pada periode tersebut. Laporan keuangan perusahaan perbankan
merupakan salah satu alat untuk mengevaluasi kinerja yang di dalamnya
mencakup informasi aktiva, kewajiban, biaya operasi dan laba perusahaan.
Dalam hal ini pihak manajer bank, investor dan kreditor berkepentingan untuk
mengetahui hasil analisa laporan keuangan yang didasarkan pada data
keuangan historis yang tujuan utamanya adalah sebagai dasar pengambilan
keputusan serta sebagai alat evaluasi kinerja bank. Kinerja keuangan
perusahaan perbankan dilakukan dengan menghitung rasio rentabilitas,
likuiditas, dan solvabilitas
Alat-alat analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah: rasio
rentabilitas (GPM dan NPM), rasio likuiditas (quick ratio dan banking ratio),
dan rasio solvabilitas (debt ratio dan debt to equity ratio).
37
1. Rasio Rentabilitas (Earning Ratios) a. Gross Profit Margin (GPM)
Gross profit margin merupakan perbandingan antara pendapatan
operasi dengan biaya operasi yang dikeluarkan. Ratio ini menunjukkan
kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Ratio ini dirumuskan:
GPM =
Hasil perhitungan GPM tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel
berikut ini :
Tabel IV.1
Hasil Perhitungan Gross Profit Margin Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (x)
Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 0,32 0,39 0,36 0,36
Bank swasta 0,26 0,27 0,23 0,25
Sumber: Data diolah
Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa kemampuan bank pemerintah
untuk menghasilkan laba pada tahun 2003 adalah sebesar 0,32 kali.
Artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba sebesar 0,32
rupiah. Pada tahun 2004 rasio GPM meningkat menjadi 0,39 kali dan
kemudian sedikit berkurang pada tahun 2005 menjadi sebesar 0,36.
Rata-rata GPM bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 0,36 kali,
artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat menghasilkan laba kotor sebesar
0,36 rupiah.
Selanjutnya kemampuan bank swasta untuk menghasilkan laba
pendapatan dapat menghasilkan laba sebesar 0,26 rupiah. Pada tahun 2004
rasio GPM meningkat menjadi 0,27 kali dan kemudian sedikit berkurang
pada tahun 2005 sebesar 0,23. Rata-rata GPM bank swasta selama tahun
2003-2005 sebesar 0,25 kali, artinya setiap 1 rupiah pendapatan dapat
menghasilkan laba kotor sebesar 0,25 rupiah. Nilai GPM bank swasta
lebih rendah dari GPM bank pemerintah, hal ini menunjukkan bahwa
bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
menghasilkan laba dibandingkan bank swasta.
b. Net Profit Margin (NPM)
Net profit margin merupakan perbandingan antara laba bersih
dengan pendapatan operasi Ratio ini menunjukkan kemampuan bank
dalam menghasilkan laba bersih. Ratio ini dirumuskan:
NPM =
operasi pendapatan
bersih Laba
Hasil perhitungan NPM tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam tabel
berikut ini :
Tabel IV.2
Hasil Perhitungan Net Profit Margin
Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (x)
Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 0,18 0,17 0,17 0,17
Bank swasta 0,11 0,10 0,06 0,09
Sumber: Data diolah
Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kemampuan bank pemerintah
untuk menghasilkan laba bersih pada tahun 2003 adalah sebesar 0,18 kali.
39
0,18 rupiah. Pada tahun 2004 rasio NPM berkurang menjadi 0,17 kali dan
tetap stabil tahun 2005 pada angka 0,17. Rata-rata NPM bank pemerintah
selama tahun 2003-2005 sebesar 0,17 kali, artinya setiap 1 rupiah
pendapatan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,17 rupiah.
Selanjutnya kemampuan bank swasta untuk menghasilkan laba
bersih pada tahun 2003 adalah sebesar 0,11 kali. Artinya setiap 1 rupiah
pendapatan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,11 rupiah. Pada
tahun 2004 rasio NPM sedikit berkurang menjadi 0,10 kali dan berkurang
kembali pada tahun 2005 menjadi sebesar 0,06. Rata-rata NPM bank
swasta selama tahun 2003-2005 sebesar 0,09 kali, artinya setiap 1 rupiah
pendapatan dapat menghasilkan laba bersih sebesar 0,09 rupiah. Nilai
NPM bank swasta lebih rendah dari NPM bank pemerintah, hal ini
menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam menghasilkan laba bersih dibandingkan bank swasta.
2. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)
a. Quick Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara aktiva dan total
simpanan nasabah. Perhitungan ratio ini akan menunjukkan kemampuan
bank untuk membayar kembali seluruh simpanan nasabah dengan alat-alat
likuid yang dimiliki. Adapun rumus quick ratio adalah sebagai berikut:
Quick Ratio =
Deposit Total
Lancar Aktiva
Hasil perhitungan quick ratio tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam
tabel berikut ini :
Tabel IV.3
Hasil Perhitungan Quick Ratio
Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (%)
Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 15,52 15,56 16,36 15,82
Bank swasta 9,79 9,56 9,60 9,65
Sumber: Data diolah
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa kemampuan bank pemerintah untuk
membayar kembali simpanan nasabah dengan aktiva lancar pada tahun
2003 sebesar 15,52%. Artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin
dengan kas+efek+piutang (aktiva lancar) sebesar Rp. 0,155. Pada tahun
2004 quick ratio meningkat menjadi 15,56% dan kemudian meningkat
kembali pada tahun 2005 menjadi sebesar 16,36%. Rata-rata quick ratio
bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 15,82%, artinya setiap 1
rupiah simpanan nasabah dijamin dengan aktiva lancar sebesar 0,158
rupiah.
Selanjutnya bahwa kemampuan bank swasta untuk membayar
kembali simpanan nasabah dengan aktiva lancar pada tahun 2003 sebesar
9,79%. Artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan
kas+efek+piutang (aktiva lancar) sebesar Rp. 0,098. Pada tahun 2004
quick ratio berkurang menjadi 9,56% dan kemudian sedikit meningkat
pada tahun 2005 menjadi sebesar 9,60%. Rata-rata quick ratio bank swasta
41
nasabah dijamin dengan aktiva lancar sebesar 0,097 rupiah.. Nilai quick
ratio bank swasta lebih rendah dari quick ratio bank pemerintah, hal ini
menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam menjamin simpanan nasabah dibandingkan bank swasta.
b. Banking Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara nilai surat berharga yang
dimiliki dengan total simpanan nasabah. Perhitungan ratio ini akan
menunjukkan kemampuan bank untuk membayar kembali seluruh
simpanan nasabah dengan melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki.
Adapun rumus banking ratio adalah sebagai berikut:
Banking Ratio =
Hasil perhitungan banking ratio tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam
tabel berikut ini :
Tabel IV.4
Hasil Perhitungan Banking Ratio
Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (%)
Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 8,61 7,94 9,44 8,66
Bank swasta 4,82 4,77 4,01 4,53
Sumber: Data diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa kemampuan bank pemerintah untuk
membayar kembali simpanan nasabah dengan menjual surat-surat berharga
pada tahun 2003 sebesar 8,61%. Artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah
dijamin dengan surat berharga sebesar Rp. 0,086. Pada tahun 2004
pada tahun 2005 menjadi sebesar 9,44%. Rata-rata banking ratio bank
pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 8,66%, artinya setiap 1 rupiah
simpanan nasabah dijamin dengan aktiva lancar sebesar 0,087 rupiah.
Selanjutnya bahwa kemampuan bank swasta untuk membayar
kembali simpanan nasabah dengan surat berharga pada tahun 2003 sebesar
4,82%. Artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah dijamin dengan surat
berharga sebesar Rp. 0,048. Pada tahun 2004 banking ratio berkurang
menjadi 4,77% dan kemudian kembali berkurang pada tahun 2005 menjadi
sebesar 4,01%. Rata-rata banking ratio pada bank swasta selama tahun
2003-2005 sebesar 4,53%, artinya setiap 1 rupiah simpanan nasabah
dijamin dengan surat berharga sebesar 0,045 rupiah.. Nilai banking ratio
pada bank swasta lebih rendah dari banking ratio bank pemerintah, hal ini
menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam menjamin simpanan nasabah dibandingkan bank swasta.
3. Rasio Solvabilitas (Capital Ratios)
a. Debt Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara utang (kewajiban)
dengan seluruh kekayaan yang dimiliki. Ratio ini menunjukkan besarnya
risiko yang dimiliki pemegang saham dan kreditor. Ratio ini dirumuskan:
Debt Ratio =
Assets Total
Debts Total
Hasil perhitungan debt ratio tahun 2003-2005 dapat disajikan ke dalam
43
Tabel IV.5
Hasil Perhitungan Debt Ratio
Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (%)
Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 45,83 53,67 61,21 53,57
Bank swasta 75,17 78,08 77,03 76,76 Sumber: Data diolah
Dari tabel 4.5 dapat diketahui bank pemerintah membayar seluruh
kewajiban pada tahun 2003 adalah sebesar 45,83%. Artinya setiap Rp.
0,46 dari setiap rupiah kekayaan (total aktiva) digunakan untuk jaminan
utang. Pada tahun 2004 rasio debt ratio meningkat menjadi 53,67% dan
kemudian kembali meningkat pada tahun 2005 menjadi sebesar 61,21%.
Rata-rata debt ratio bank pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar
53,57%, artinya setiap Rp. 0,54 dari setiap rupiah kekayaan digunakan
untuk jaminan utang.
Selanjutnya bank swasta membayar seluruh kewajiban pada tahun
2003 adalah sebesar 75,17%. Artinya setiap Rp. 0,75 dari setiap rupiah
kekayaan (total aktiva) digunakan untuk jaminan utang. Pada tahun 2004
rasio debt ratio meningkat menjadi 78,08% dan kemudian sedikit
berkurang pada tahun 2005 menjadi sebesar 77,03%. Rata-rata debt ratio
bank swasta selama tahun 2003-2005 sebesar 76,76%, artinya setiap
Rp.0,77 dari setiap rupiah kekayaan digunakan untuk jaminan utang. Nilai
debt ratio bank swasta lebih tinggi dari debt ratio bank pemerintah, hal ini
menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih
saham dan kreditor bank swasta untuk dilikuidasi lebih tinggi dari bank
pemerintah.
b. Debt to Equity Ratio
Rasio ini merupakan perbandingan antara utang (kewajiban)
dengan seluruh ekuitas yang dimiliki. Ratio ini menunjukkan besarnya
kemampuan modal sendiri untuk membayar seluruh utang. Ratio ini
dirumuskan:
Hasil perhitungan debt to equity ratio tahun 2003-2005 dapat disajikan ke
dalam tabel berikut ini :
Tabel IV.6
Hasil Perhitungan Debt to Equity Ratio
Perusahaan Perbankan Periode Tahun 2003-2005 (%)
Status Bank 2003 2004 2005 Rata-rata Bank pemerintah 912,69 1019,11 987,78 973,19
Bank swasta 595,97 524,70 508,39 543,02 Sumber: Data diolah
Dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa kemampuan bank pemerintah
untuk membayar seluruh kewajiban dengan modal sendiri pada tahun 2003
adalah sebesar 912,69%. Artinya setiap Rp. 9,13 dari setiap rupiah modal
sendiri digunakan untuk jaminan utang. Pada tahun 2004 rasio debt to
equity ratio meningkat menjadi 1019,11% dan kemudian berkurang pada
tahun 2005 menjadi sebesar 987,78%. Rata-rata debt to equity ratio bank
pemerintah selama tahun 2003-2005 sebesar 973,19%, artinya setiap Rp.
45
Selanjutnya kemampuan bank swasta untuk membayar seluruh
kewajiban dengan modal sendiri pada tahun 2003 adalah sebesar 595,97%.
Artinya setiap Rp. 5,96 dari setiap rupiah modal sendiri digunakan untuk
jaminan utang. Pada tahun 2004 rasio debt to equity ratio berkurang
menjadi 524,70% dan kemudian berkurang pada tahun 2005 menjadi
sebesar 508,39%. Rata-rata debt to equity ratio bank swasta selama tahun
2003-2005 sebesar 543,02%, artinya setiap Rp. 5,43 dari setiap rupiah
modal sendiri digunakan untuk jaminan utang. Nilai debt to equity ratio
bank swasta lebih rendah dari debt to equity ratio bank pemerintah, hal ini
menunjukkan bahwa bank pemerintah memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam membayar seluruh kewajiban dengan modal sendiri.
B. Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilaksanakan untuk mengetahui apakah sebaran data
dari masing-masing variabel memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara
membandingkan p-value dengan taraf signifikansi (α) pada 0,05. Jika
p-value > 0,05, maka data berdistribusi normal. Adapun hasil perhitungan uji
normalitas dapat dilihat sebagai berikut (Lampiran 7):
Tabel IV.7
Variabel
Kolmogorov-Smirnov p-Value Sig. Keterangan
GPM 0,721 0,676 p>0,05 Normal
NPM 0,630 0,822 p>0,05 Normal
Quick Ratio 0,797 0,549 p>0,05 Normal
Banking Ratio 0,768 0,597 p>0,05 Normal
Debt Ratio 0,627 0,627 p>0,05 Normal
Debt Equity 0,585 0,884 p>0,05 Normal Sumber: Data diolah
Dari hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui
bahwa harga p-value untuk semua variabel ternyata memiliki sebaran data
normal, karena nilai signifikansi lebih besar dari α (p>0,05), maka analisis
data menggunakan statistik parametrik yaitu test (independent sample
t-test).
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan independen sample t-test, yaitu
uji uji beda mean untuk dua sampel independen. Adapun hasilnya adalah
sebagai berikut (Lampiran 8, 9, 10):
Tabel IV.8
Hasil Uji Independen Sample t-test
Variabel thitung ttabel p-value Keterangan
GPM 2,182 2,069 0,041 Berbeda
NPM 3,029 2,069 0,006 Berbeda
Quick Ratio 3,890 2,069 0,001 Berbeda
Banking Ratio 4,003 2,069 0,001 Berbeda
Debt Ratio -3,038 2,069 0,006 Berbeda
Debt Equity 2,580 2,069 0,017 Berbeda Sumber: Data diolah
ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan db=23
Berdasarkan hasil uji di atas, maka hasil pengujian hipotesis dapat
47
1. Hasil uji t variabel GPM memperoleh nilai thitung > ttabel (2,182 > 2,069)
pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan rasio
Gross Profit Margin (GPM) antara bank pemerintah dan bank swasta.
Hal ini menunjukkan bahwa rasio kemampuan bank dalam
menghasilkan laba kotor pada bank pemerintah lebih tinggi daripada
bank swasta.
2. Hasil uji t variabel NPM memperoleh nilai thitung > ttabel (3,029 > 2,069)
pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan rasio Net
Profit Margin (NPM) antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini
menunjukkan bahwa rasio kemampuan bank dalam menghasilkan laba
bersih pada bank pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.
3. Hasil uji t variabel quick ratio memperoleh nilai thitung > ttabel (3,890 >
2,069) pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan
quick ratio antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini
menunjukkan bahwa rasio kemampuan bank untuk membayar kembali
simpanan para deposannya dengan alat likuid yang dimiliki pada bank
pemerintah lebih tinggi daripada bank swasta.
4. Hasil uji t variabel banking ratio memperoleh nilai thitung > ttabel (4,003
> 2,069) pada taraf signifikansi 5% (p<0,05), maka terdapat perbedaan
banking ratio antara bank pemerintah dan bank swasta. Hal ini