TESIS
KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN
MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL PADA
NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERGOLONG HIGH DAN LOW PROFILE
Kadek Nonik Sri Wahyuni
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
TESIS
KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN
STRUKTUR MODAL PADA NILAI PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERGOLONG HIGH DAN LOW
PROFILE
Judul
Kadek Nonik Sri Wahyuni
1391661010
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL PADA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG
HIGH DAN LOW PROFILE
Judul
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
Kadek Nonik Sri Wahyuni 1391661010
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 7 januari 2016
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I, Pembimbing II,
Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi.,Ak Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi. NIP 196412251993031003 NIP 196901151994022001
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi Direktur Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, MSBA., Ak. Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K)
Tesis ini Telah Diuji pada Tanggal 07 Januari 2016
Panita Penguji Tesis Berdasarkan Sk Rektor
Universitas Udayana, No:0512/UN14.4/HK/2016, Tanggal 6 Januari 2016
Penetapan Panitia Penguji
Ketua : Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., MSi., Ak. Sekretaris : Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE., MSi. Anggota :
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama : Kadek Nonik Sri Wahyuni
Nim : 1391661010
Program Studi : Magister Akuntansi Universitas Udayana
Judul Tesis : Kemampuan Kinerja Keuangan Memoderasi Pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Struktur Keuangan Pada
Peusahaan Manufaktur Yang Tergolong High dan Low Profile
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas dari plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia
menerima sanksi sesuai peraturan Mendiknas Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010
dan peraturan Perundangan-undangan yang berlaku.
.
Denpasar, 07 Januari 2016
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas asung wara nugraha-Nya/kurnia-Nya, Tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi., Ak, dan Dr. I Gusti Ayu Nyoman Budiasih, SE, MSi., sebagai pembimbing yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran-saran yang sangat berguna selama penulis mengikuti program magister akuntansi ini, khususnya dalam penyelesaian Tesis ini.
Ucapan yang sama juga ditunjukan kepada Rektor Universitas Udayana Prof Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Akuntansi di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih ini juga ditunjukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang dijabat oleh Prof Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp. S (K) atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa Program Magister Akuntansi pada Pascasarjana di Universitas Udayana. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE, MSi., Dekan fakultas Ekonomi Universitas Udayana atas ijin yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan program Magister Akuntansi. Pada kesempatan kali ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Dr. A.A.G.P Widanaputra, SE, MSi., Ak. Ketua Jurusan Akuntansi dan para penguji Tesis Prof. Dr. I Ketut Yadnyana, SE., MSi., Ak., Dr. Ni Made Dwi Ratnadi, SE, MSi., Ak. Dan Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE, MSi., Ak. yang telah memberikan masukan saran, sanggahan, dan koreksi hingga sehingga tesis ini dapat terwujud seperti ini.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa menyampaikan ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua Made Wenten, SH dan Luh Suartini yang dengan sabar dan tulus membesarkan penulis dengan nasehat-nasehat yang sangat baik dan menjadi panutan penulis sampai saat ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman Maksi angkatan XII dan rekan kerja PT Bank Panin Tbk atas dukungan dan motivasi kepada penulis. Terima Kasih kepada Agung Arioka Purnabawa dan teman-teman yang memberikan kritik dan saran yang membangun untuk penulis.
KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL
PADA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG HIGH DAN LOW PROFILE
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Corporate Social
Responsibility (CSR) dan Struktur Modal pada Nilai Perusahaan Manufaktur
yang tergolong High dan Low Profile dengan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia, dengan jumlah populasi 132 perusahaan, serta menggunakan metode
non probability sampling, dengan teknik purposive sampling sehingga diperoleh
10 perusahaan sebagai sampel.
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi dengan menggunakan
Moderated Regression Analysis (MRA). Rasio Tobins’Q digunakan untuk
mengukur Nilai Perusahaan, sedangkan indikator Global Reporting Initiatives
(GRI) untuk mengukur CSR dan Debt Equity Rasio (DER) untuk mengukur struktur modal. Model regresi telah lulus uji asumsi klasik. Hasil analisis menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility berpengaruh pada nilai perusahaan sedangkan struktur modal tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. Hasil analisis juga menunjukkan Kinerja Keuangan yang diproksikan dengan ROA tidak mampu memoderasi pengaruh Corporate Social Responsility dan struktur modal pada Nilai perusahaan yang tergolong High dan Low Profile.
FINANCIAL PERFORMANCE TO MODERATE INFLUENCE OF CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY AND CAPITAL STRUCTURE
ON THE FIRM VALUE OF MANUFACTURING COMPANIES ARE CLASSIFIED AS HIGH AND LOW PROFILE
ABSTRACT
This study aims to determine the influence of Corporate Social Responsibility (CSR) and the Capital Structure on Firm Values Manufacturing Company classified as High and Low Profile with financial performance proxied by the ROA as moderating variables. This research was conducted in the Indonesia Stock Exchange, with total population of 132 companies, as well as using non-probability sampling method, using purposive sampling technique in order to obtain the 10 companies for sample.
This study uses regression analysis technique using Moderated Regression Analysis (MRA). Tobins'Q ratio is used to measure the firm value Company, while the indicators of the Global Reporting Initiatives (GRI) for measuring CSR and Debt to Equity Ratio (DER) to measure capital structure. The regression model has passed the test classic assumptions. The analysis showed that the Corporate Social Responsibility effect on the value of the company, while the capital structure does not affect the value of the company. The analysis also shows that financial performance is proxied by the ROA was not able to moderate the influence of Corporate Social Responsility and capital structure on the firm value of companies classified as High and Low Profile
KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN MEMODERASI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DAN STRUKTUR MODAL
PADA NILAI PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERGOLONG HIGH DAN LOW PROFILE
RINGKASAN PENELITIAN
Perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, sedangkan tujuan bisnisnya adalah untuk memberikan nilai dan insentif bagi para pemegang sahamnya. Hal yang mendasari penelitian dalam menguji pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan adalah apabila kinerja keuangan semakin tinggi, maka nilai perusahaan akan semakin baik. Laporan keuangan yang menyajikan informasi kinerja perusahaan merupakan alat utama bagi manajemen dan investor untuk memperoleh informasi. Laporan keuangan adalah komponen penting yang sering digunakan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan. Laporan keuangan adalah komponen penting yang sering digunakan sebagai alat untuk menginformasikan kinerja perusahaan. Laba bersih merupakan indikator kinerja keuangan perusahaan dan dapat digunakan oleh para stakeholder sebagai dasar dalam mengambil keputusan di perusahaan.
Perusahaan mempunyai beberapa kewajiban yang harus senantiasa dipenuhi, kewajiban tersebut tidak hanya kepada para pemegang saham namun juga kewajiban terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Semakin besar kepedulian perusahaan pada masyarakat yang tercermin dalam Corporate Social
Responsibility (CSR) dan mengungkapkannya dalam pelaporan perusahaan, maka
semakin besar pengaruh positifnya terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh Corporate Social Responsibility telah banyak dilakukan yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Adanya inskonsistensi beberapa hasil penelitian menyebabkan penelitian ini menarik untuk diteliti. Inkonsistensi tersebut diduga disebabkan oleh adanya pemoderasi hubungan tersebut. Variabel pemoderasi yang akan diteliti adalah kinerja keuangan. Perusahaan yang memliki nilai perusahaan yang tinggi tidak lepas dari kinerja keuangan yang baik pula.
Jenis data pada penelitian ini adalah data sekunder dengan mengunakan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sampling. Berdasarkan teknik
purposive sampling tersebut diperoleh total sampel 40 selama periode waktu
penelitian (2011-2014). Pada penelitian ini terdapat 1 varibel terikat yaitu nilai perusahaan dengan Tobins’Q dan 2 varibel bebas yaitu (Corporate Social
Responsibility) CSR dengan pengungkapan GRI (Global Reporting Initiatives)
dan struktur modal dengan proksi DER. Variabel pemoderasi yaitu kinerja keunagan dengan diproksikan (Return On Asset) ROA. Analisis pada penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan MRA (Moderated Regression
asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji autokorelasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan tidak mampu memoderasi pengaruh CSR dan struktur modal pada nilai perusahaan. Sedangkan CSR berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan struktur modal ternyata tidak bepengaruh terhadap nilai perusahaan. Tidak mampunya kinerja keuangan memoderasi pengaruh CSR dan struktur modal disebabkan karena proksi ROA belum mampu menggambarkan laba perusahaan yang sebenarnya.
Kesimpulan penelitian ini adalah tidak membuktikan Kinerja Keuangan sebagai variabel pemoderasi pengaruh Corporate social responsibility dan struktur modal pada nilai perusahaan yang tergolong high dan low profile pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 sampai dengan 2014. Hal tersebut dikarenakan kemungkinan beberapa faktor seperti perusahaan sangat berhati-hati dalam persaingan yang ketat ini sehingga cenderung akan melaporkan kondisi keuangan dengan akurat karena akan diperhatikan oleh masyarakat, kuatnya pengendalian internal suatu perusahaan, dan pengawasan para shareholder.
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 30 Struktur Modal Pada Nilai Perusahaan ... 50
Daftar Tabel
Tabel 1.1 pengukuran tipe industri... 32
Tabel 2.1 penelitian terdahulu ... 63
Tabel 3.1 pengungkapan CSR ... 68
Tabel 5.1 Pengambilan sampel penelitian ... 39
Tabel 5.2 Statistik deskriptif ... 41
Tabel 5.3 Uji Normalitas ... 42
Tabel 5.4 Uji Multikolinearitas ... 43
Tabel 5.5 Uji Autokorelasi ... 44
Tabel 5.6 Uji Heteroskedastisitas ... 45
Tabel 5.7 Uji Regresi Linear Berganda... 46
Tabel 5.8 Uji Regresi Moderasi ... 47
Daftar Gambar
GAMBAR 3.1 Konsep Penelitian ... 19
Daftar Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat
pesat serta persaingan yang begitu ketat. Saat perusahaan semakin berkembang,
maka tingkat kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan pun semakin tinggi
karena adanya aktivitas perusahaan yang tidak terkendali terhadap berbagai
sumber daya untuk meningkatkan laba perusahaan. Selain pihak yang terkait
langsung dengan perusahaan, masyarakat dan lingkungan sekitar perusahaan pun
merasakan dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas operasi perusahaan. Oleh
sebab itu, tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada para shareholder, tetapi
juga kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan, seperti
pelanggan, pemilik atau investor, supplier, komunitas dan juga pesaing (Nurlela
dan Islahuddin, 2008).
Di tengah persaingan global yang semakin ketat, perusahaan berlomba
meningkatkan daya saing di berbagai sektor untuk dapat menarik minat investor
untuk berinvestasi. Oleh karena itu, nilai perusahaan menjadi sangat penting
karena mencerminkan kinerja perusahaan yang dapat mempengaruhi persepsi
investor terhadap perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat memberikan
sinyal positif kepada investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar (investor) percaya tidak hanya pada
2
Kinerja keuangan perusahaan merupakan faktor penting untuk menilai
keseluruhan kinerja perusahaan itu sendiri. Mulai dari penilaian aset, utang,
likuiditas, dan lain sebagainya. Banyak indikator yang dapat digunakan dalam
menganalisis kinerja keuangan perusahaan antara lain cash flow atau aliran dana
per transaksi, profitabilitas, likuiditas, struktur keuangan dan investasi atau rasio
pemegang saham.
Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibelitas
kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan kepada pemegang
saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas. Profitabilitas juga
disinyalir sebagai faktor yang mempengaruhi luas pengungkapan yang dilakukan
perusahaan. Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan
tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi anggapan dasar untuk
mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial.
Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan, maka
pengungkapan informasi sosial akan cenderung semakin besar
Bangun dan Wati (2007) dalam melakukan investasi, investor akan
mempertimbangkan profit dari perusahaan mana yang akan memberikan return
tinggi. Profitabilitas memberikan nilai yang objektif mengenai nilai investasi pada
sebuah perusahaan. Oleh karena itu profit sebuah perusahaan merupakan harapan
bagi investor, tetapi investor juga harus berhati-hati dalam menentukan keputusan
investasi karena jika tidak tepat, investor tidak hanya kehilangan return tetapi
3
investor juga perlu mengumpulkan informasi yang lengkap dan tepat mengenai
perusahaan yang akan di pilih sebagai tempat investasinya.
Modigliani dan Miller (1963) dalam Ulupui (2007) menyatakan bahwa
nilai perusahaan ditentukan oleh earnings power dari aset perusahaan. Hasil
positif menunjukkan bahwa semakin tinggi earnings power semakin efisien
perputaran aset dan atau semakin tinggi profit margin yang diperoleh perusahaan.
Hal ini berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan
oleh Ulupui (2007) menemukan hasil bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh
positif signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Oleh karena itu,
ROA merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Makaryawati (2002), Carlson dan Bathala (1997) dalam Suranta dan Pratana
(2004) juga menemukan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif
terhadap nilai perusahaan. Namun, hasil yang berbeda diperoleh oleh Gamalasari
(2012) dan Tjia dan Setiawati (2012) menemukan hasil bahwa kinerja keuangan
yang diproksikan dengan ROA tidak memiliki pengaruh signifikan pada nilai
perusahaan.
Weston dan Brigham (1998), menyatakan bahwa struktur keuangan
(financial leverage) merupakan cara aktiva-aktiva dibelanjai/dibiayai, hal ini
seluruhnya merupakan bagian dari neraca, sedangkan struktur modal (capital
structure) merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen, yang terutama berupa
hutang jangka panjang, saham preferen dan modal saham biasa, tetapi tidak semua
masuk kredit jangka pendek. Jadi struktur modal dalam suatu perusahaan adalah
4
Teori struktur modal menjelaskan bahwa kebijakan pendanaan (financial
policy) perusahaan dalam menentukan struktur modal (bauran antara hutang dan
ekuitas) bertujuan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (value of the firm).
Struktur modal yang optimal suatu perusahaan adalah kombinasi dari utang dan
ekuitas (sumber eksternal) yang memaksimumkan harga saham perusahaan. Pada
saat tertentu, manajemen perusahaan menetapkan struktur modal yang
ditargetkan, yang mungkin merupakan struktur yang optimal, meskipun target
tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu. Sejumlah faktor mempengaruhi
keputusan mengenai struktur modal perusahaan, seperti stabilitas penjualan,
struktur aktiva, leverage operasi, peluang pertumbuhan, tingkat profitabilitas,
pajak penghasilan, tindakan manajemen dan sebagainya. Faktor-faktor lain yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah ukuran perusahaan, perusahaan
yang lebih besar pada umumnya lebih mudah memperoleh pinjaman dibandingkan
dengan perusahaan kecil. Oleh sebab itu dengan memperoleh pinjaman
perusahaan dapat berkembang lebih baik lagi (Mai, 2006). Teori struktur modal
menjelaskan pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Di Indonesia banyaknya kasus terkait dengan lingkungan yang dilakukan
oleh perusahaan yang berdampak pada masyarakat dan lingkungan. Seperti kasus
lumpur Lapindo yang terjadi di daerah Sidoarjo yang dinobatkan sebagai
perusahaan yang tidak bertanggung jawab, pencemaran Teluk Buyat Oleh PT.
Newmont Minahasa Raya, dan kasus pencemaran yang dilakukan oleh PT.
Freeport Indonesia yang dinilai tidak memenuhi batas air limbah dan telah
5
gambaran bahwa perusahaan sesungguhnya juga perlu memperhatikan sisi non
keuangan terutama dari sisi lingkungan dan sosial.
Corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu faktor non
keuangan yang sekarang ini perlu dipertimbangkan oleh perusahaan dalam upaya
meningkatkan nilai perusahaan. Melaksanakan CSR secara konsisten dalam
jangka panjang akan meningkatkan legitimasi masyarakat terhadap kehadiran
perusahaan. Semakin banyak bentuk pertanggungjawaban yang dilakukan
perusahaan terhadap lingkungannya, gambaran perusahaan menjadi meningkat.
Penerapan Corporate Social Responsibility merupakan salah satu faktor
yang dapat menarik minat pemegang saham untuk berinvestasi. Para investor
lebih tertarik untuk menanamkan sahamnya pada perusahaan yang menerapkan
program CSR sebagai kegiatan usahanya. Hal ini didukung oleh penelitian
Pfleiger, et al. (2005) yang menunjukkan bahwa usaha-usaha pelestarian
lingkungan oleh perusahaan akan mendatangkan beberapa keuntungan,
diantaranya adalah ketertarikan pemegang saham dan stakeholder terhadap
keuntungan yang diperoleh perusahaan akibat pengelolaan lingkungan yang
bertanggungjawab. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan
jika perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup
karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan kepentingan
ekonomi, lingkungan dan masyarakat.
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan dengan kompleksitas
kegiatan yang tinggi karena perusahaan manufaktur melakukan usahanya dari
6
digolongkan menjadi dua jenis industri utama yaitu high-profile dan lowprofile.
Menurut Robert (1992) dalam Anggraini (2006), industri dengan kategori
high-profile didefinisikan sebagai industri dengan visibilitas konsumen, kompetisi yang
tinggi serta risiko politik yang tinggi. Sedangkan industri low-profile adalah
industri yang memiliki tingkat sensitivitas yang rendah terhadap lingkungannya,
serta risiko politik atau kompetisi yang rendah. perusahaan manufaktur yang
termasuk dalam kategori high-profile adalah perusahaan yang bergerak di bidang
makanan dan minuman, bahan kimia, plastik, kertas, otomotif, rokok, farmasi,
kosmetika dan perkakas/perabotan. Perusahaan manufaktur yang termasuk dalam
kategori low-profile adalah perusahaan yang bergerak di bidang semen, keramik,
logam, pakan hewan, kayu, mesin dan alat berat, tekstil, alas kaki, kabel dan
elektronik (Sari, 2012).
Perusahaan yang aktivitasnya terkait dengan sumber daya alam wajib
mengungkapkan CSR, hal itu termuat dalam UU No.40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas dalam pasal 74 menyebutkan bahwa:
“Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan”. Pada tahun 2012 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 diterbitkan mengenai Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Dengan adanya peraturan yang mengatur CSR, maka CSR tidak lagi bersifat sukarela melainkan sudah menjadi suatu kewajiban perusahaan untuk melaporkan pertanggungjawaban sosial yang dilakukan dalam laporan tahunan” (Swastika, 2013).
Penerapan CSR tidak lagi dianggap sebagai cost, melainkan investasi
perusahaan Erni (2007) dalam Kusumadilaga (2010). Penelitian Bassamalah dan
Jermias (2005) menunjukkan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan
7
mandatory, tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia sudah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam
laporan tahunannya. Dengan adanya praktik corporate social responsibility maka
diharapkan nilai perusahaan akan baik dimata masyarakat. Perusahaan besar dan
memiliki biaya keagenan yang lebih besar tentu akan mengungkapkan informasi
yang lebih luas hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya keagenan yang
dikeluarkan Martina (2012).
Penelitian mengenai Corporate Social Responsibility (CSR) telah banyak
dilakukan yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Ada tiga kemungkinan hasil
penelitian yang terjadi dari pengungkapan tanggung jawab sosial terhadap nilai
perusahaan dan earnings management, yaitu berpengaruh positif, berpengaruh
negatif, dan tidak berpengaruh. Yustiana (2011) menyatakan bahwa CSR tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan. Hasil berbeda dinyatakan oleh Rustiarini
(2010) menyatakan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai
perusahaan. Zuraedah (2010) menyatakan bahwa kinerja keuangan, Corporate
Social Responsibilty, dan interaksi antara kinerja keuangan dan CSR memiliki
pengaruh secara signifikan pada nilai perusahaan
Adanya inkonsistensi beberapa hasil penelitian menyebabkan penelitian ini
menarik untuk diteliti. Inkonsistensi hasil tersebut diduga disebabkan oleh adanya
variabel yang memediasi hubungan antara CSR terhadap nilai perusahaan.
Variabel yang memediasi hubungan tersebut yaitu Kinerja Keuangan. Perusahaan
yang memiliki nilai yang tinggi tidak lepas dari Kinerja Keuangan perusahaan
8
perusahaan. Alasan kinerja keuangan sebagai pemoderasi karena semua bentuk
investasi perusahaan dijalankan dengan kinerja keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang dipaparkan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah
1) Apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh pada Nilai Perusahaan
Manufaktur yang tergolong High dan Low Profile?
2) Apakah Struktur Modal berpengaruh pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang
tergolong High dan Low Profile?
3) Apakah kinerja keuangan memoderasi pengaruh Corporate Social
Responsibility pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan
Low Profile?
4) Apakah kinerja keuangan memoderasi pengaruh Struktur Modal pada Nilai
Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan Low Profile?
5) Apakah terdapat perbedaan pada Nilai Perusahaan yang tergolong High
Profile dan Low Profile?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Corporate Social
Responsibility dan Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja
Keuangan sebagai variabel pemoderasi. Oleh karena itu tujuan penelitian ini
9
1) Untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility pada nilai
perusahaan manufaktur yang tergolong High dan Low Profile.
2) Untuk menguji pengaruh struktur modal pada nilai perusahaan manufaktur
yang tergolong High dan Low Profile.
3) Untuk menguji pengaruh kinerja keuangan memoderasi pengaruh
Corporate Social Responsibility pada nilai perusahaan manufaktur yang
tergolong High dan Low Profile.
4) Untuk menguji pengaruh keuangan memmoderasi pengaruh struktur modal
pada nilai perusahaan manufaktur yang tergolong High dan Low Profile.
5) Untuk mengetahui perbedaan nilai perusahaan yang tergolong High dan
Low Profile.
1.4 Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi empiris
terhadap dunia akademis mengenai kinerja keuangan dalam memoderasi pengaruh
Corporate Social Responsibility dan Struktur Modal pada Nilai Perusahaan.
Bagi pengguna laporan keuangan, investor, maupun calon investor, hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti mengenai pengaruh kinerja
keuangan dalam memoderasi pengaruh Corporate Social Responsibility dan
Struktur Modal pada Nilai Perusahaan Manufaktur yang tergolong High dan Low
Profile.
Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan pemahaman tentang
pengungkapan CSR dan struktur modal daan pengaruhnya pada nilai perusahaan
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency
theory dan teori pendukung (supporting theory) adalah Legitimacy theory dan
Stakeholder Theory. Berikut ini penjelasan dari tiap-tiap teori tersebut
2.1 Agency Theory
Teori keagenan (agency theory) menjelaskan mengenai hubungan antara
principal (pemegang saham) dan agent (manajemen). Hardiningsih (2009)
menyatakan bahwa agency theory merupakan teori yang mengatur hubungan
pemegang saham digambarkan sebagai hubungan antara agent dengan principal,
dimana manajer sebagai agent dan shareholder sebagai principal.Agent diberikan
mandat oleh shareholder (principal) untuk menjalankan bisnis demi kepentingan
principal dan agent itu sendiri. Menurut Jensen dan Meckling (1976), teori
keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika
satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk
memberikan suatu jasa dan kemudian mendelegasikan wewenang pengambilan
keputusan kepada agent tersebut.
Proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik kepentingan
antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering disebut
agency problem. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan
mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan utama
11
kepentingan antara manajer dan pemegang saham ini mengakibatkan timbulnya
konflik yang biasa disebut agency conflict, hal tersebut terjadi karena manajer
mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai
kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut
akan menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan
keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham sehingga
menurunkan nilai perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976).
2.2 Teori Legitimasi
Legitimacy theory mengungkapkan bahwa perusahaan secara kontinyu
berusaha untuk bertindak sesuai dengan batas-batas dan norma-norma dalam
masyarakat, atas usahanya tersebut perusahaan berusaha agar aktivitasnya
diterima menurut persepsi pihak eksternal (Deegan, 2000 dalam Febrina dan
Suaryana, 2011). Legitimasi didapatkan jika apa yang dijalankan oleh perusahaan
telah selaras dengan apa yang juga diinginkan oleh masyarakat.
Kelangsungan hidup perusahaan akan terancam jika tidak adanya keselarasan
antara sistem nilai perusahaan dengan sistem nilai masyarakat dan menyebabkan
perusahaan tidak memperoleh legitimasi. Jadi pengungkapan CSR merupakan hal
penting untuk membangun, mempertahankan, dan melegitimasi kontribusi
perusahaan dari sisi ekonomi dan politis (Haniffa dan Cooke, 2005 dalam
12
2.3 Stakeholder Theory
Stakeholder Theory menyatakan bahwa kegiatan operasional perusahaan
harus memberikan manfaat kepada seluruh stakeholders-nya (Kusumadilaga,
2010). Dari tahun 1980-an, teori stakeholder secara bertahap menempatkan
dirinya sebagai kerangka kerja untuk lebih menentukan bahwa perusahaan harus
memiliki tanggung jawab sosial (Dkhili dan Ansi, 2012). Teori stakeholder
menunjukkan bahwa penting bagi perusahaan untuk bergerak memperoleh
keuntungan pasar dalam mencapai kinerja yang unggul dalam bisnis mereka
(Arshad et al., 2012). Keberadaan stakeholder di suatu perusahaan sangat penting.
Menurut Rawi dan Muchlish (2010) stakeholder merupakan orang atau kelompok
orang yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh berbagai keputusan,
kebijakan, maupun operasi perusahaan. Kaitannya dengan CSR adalah segala
informasi yang diberikan perusahaan mengenai kinerja perusahaan kepada
stakeholder tidak hanya didasarkan pada kinerja keuangan saja. CSR mampu
memberikan informasi tambahan mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan
yang telah dilakukan perusahaan yang nantinya juga berpengaruh dalam
pengambilan keputusan. CSR mengharuskan perusahaan untuk bertanggung
jawab kepada stakeholder dan melaporkan pertanggungjawaban yang telah
dilakukan oleh perusahaan.
2.4 Corporate Social Responsibility
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai
13
social responsibility (Hackston and Milne, 1996) merupakan proses
pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan ekonomi
organisasi terhadap kelompok khusus yang berkepentingan dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung jawab
organisasi (khususnya perusahaan), di luar peran tradisionalnya untuk
menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang
saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai
tanggung jawab yang lebih luas dibanding hanya mencari laba untuk pemegang
saham (Beasley, 1996)
2.5 Kinerja Keuangan
Menurut Chandra (2010) kinerja keuangan merupakan prestasi kerja yang
telah dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode tertentu dan tertuang pada
laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio keuangan
merupakan instrumen analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai
hubungan dan indikator keuangan yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan
dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu. Makna dan kegunaan
rasio keuangan dalam praktik bisnis pada kenyataannya bersifat subyektif,
bergantung pada untuk apa suatu analisis dilakukan dalam konteks apa analisis
tersebut diaplikasikan.
Dalam pengukuran kinerja keuangan suatu perusahaan terdapat
berbagai macam rasio yang digunakan. Adapun rasio yang sering digunakan
oleh para peneliti dalam melakukan penelitian untuk mengukur kinerja
14
Profitabilitas itu sendiri adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang
ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya
(Harahap, 2002). Laba bersih merupakan indikator kinerja keuangan
perusahaan dan dapat digunakan oleh para stakeholder sebagai dasar dalam
mengambil keputusan di perusahaan (Weshah et al., 2012).
Menurut Rahayu (2010), penilaian terhadap kinerja keuangan suatu
perusahaan merupakan cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar
dalam memenuhi kewajiban terhadap para penyandang dananya dan merupakan
suatu bentuk pertanggung jawaban atas kinerja yang telah dilakukannya dan atas
dana yang telah diinvestasikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
perusahaan. Penilaian kinerja juga dapat digunakan sebagai penilaian atas segala
keputusan yang telah dilakuakn oleh manajemen Jadi dalam menilai kinerja
keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu.
Menurut Putri (2009) dalam Rahayu (2010), ada dua macam kinerja yang diukur
dalam berbagai penelitian, yaitu kinerja operasi perusahaan dan kinerja pasar.
Kinerja operasi perusahaan diukur dengan melihat kemampuan perusahaan yang
tampak pada laporan keuangannya. Rasio profitabilitas merupakan salah satu dari
kinerja operasi, return on asset (ROA) merupakan salah satu dari pengukuran
rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuangan pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu,
rasio yang sering digunakan adalah ROA (Zuraedah, 2010). Rasio ROA adalah
15
kemampuan perusahaan untuk mengasilkan laba atas keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Zuraedah, 2010).
2.6 Struktur Modal
Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada
diatas targetstruktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan
menurunkan nilaiperusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah
salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah
proporsi pendanaan dengan hutang (debtfinancing) perusahaan, yaitu rasio
leverage perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari struktur modal
perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan produktivitas dan kinerja
perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston, (2001) ada beberapa faktor yang
mempengaruhi struktur modal, pertama adalah stabilitas penjualan, perusahaan
dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak
pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan yang penjualannya tidak stabil. Kedua adalah struktur aktiva;
perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih
banyak menggunakan utang. Faktor ketiga yang mempengaruhi struktur modal
adalah leverage operasi. Dalam hal ini, perusahaan dengan leverage operasi yang
lebih kecil cenderung lebih mampu untuk memperbesar leverage keuangan karena
memiliki resiko bisnis yang lebih kecil. Faktor keempat adalah tingkat
16
mengandalkan modal eksternal. Namun, pada saat yang sama perusahaan yang
memiliki pertumbuhan yang pesat sering menghadapi ketidakpastian yang lebih
besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan hutang.
2.7 Nilai Perusahaan
Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV)
atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting
bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara
keseluruhan. Wahyudi (2006) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut di jual.
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan
juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika nilai
sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan
utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan
kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidahwati, 2002).
2.8 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu tentang pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan dan CSR terhadap nilai perusahaan. Namun dalam beberapa penelitian
terdahulu masih terdapat ketidak konsistenan hasil penelitian. Penelitian yang
dilakukan Swastika (2013) dimana kinerja keuangan tidak mampu memediasi
hubungan antara CSR terhadap nilai perusahaan. Tidak mampunya kinerja
keuangan memediasi hubungan antara CSR dengan nilai perusahaan disebabkan
17
yang sebenarnya. Wahyu Ardimas (2011) menyatakan bahwa Kinerja perusahaan
yang di ukur menggunakan ROA, ROE, OPM, NPM berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Sedangkan CSR tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Menurut Muliani dan Yuniarta (2014) hasil penelitian menunjukkan kinerja
keuangan yang diproksikan dengan ROA mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan secara positif, corporate social responcibility mampu memoderasi
kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan secara positif, good corporate
governance mampu memoderasi kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan
secara negative (diperlemah).
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Yuniasih (2007) dimana hasil
penelitian Return on asset terbukti berpengaruh positif pada nilai perusahaan,
penelitian Ervina Rosiana (2013) dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengungkapan CSR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan
dan profitabilitas diproksikan dengan ROA mampu memperkuat pengaruh
pengungkapan CSR terhadap nilai perusahaan Hasil berbeda dinyatakan oleh
Aulia (2013) Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kinerja keuangan (ROE) tidak
mampu memoderasi hubungan antara pengungkapan CSR dengan nilai