vi
ABSTRAK
Sejarah merupakan kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang menarik karena dapat mengetahui kejadian-kejadian masa lampau serta mengajarkan hal-hal yang sangat penting di kehidupan manusia. Sejarah itu unik, ada sejarah yang dapat berulang dan tidak dapat berulang. Ada beberapa cara untuk mengingat, mengenang dan mengunjungi lokasi sejarah, salah satunya dengan mendirikan museum.
Kota Bandung merupakan sebuah kota yang meninggalkan berbagai bangunan dengan berbagai langgam dari yang Tradisional Daerah, Tradsional Barat, sampai langgam modern yang dikenal dengan langgam Art Nouveau pada akhir abad ke 19 dan awal abad 20. Sedangkan Arsitektur Modern, telah berkembang sampai Perang Dunia ke-2. Arsitektur serta lingkungannya adalah merupakan sumber informasi penting yang dapat menerangkan sejarah dari karya pendahulu kita masa lalu yang indah.
Mendirikan sebuah museum anak di Kota Bandung bertujuan untuk memberikan wawasan tentang anak dalam belajar sejarah, membuka cara pemahaman anak dalam belajar, sebagai atraksi anak dan menjadikan museum anak sebagai tempat wisata keluarga. Dengan demikian sebuah wisata edukasi bisa menjadikan wisata yang menyenangkan bagi anak, dan waktu bersama anak dapat terjalin ketika sedang bermain sambil belajar di museum anak tersebut.
vii
ABSTRACT
History consists of events and situations occurring in the past. It is an interesting subject since learning lessons from the past teach us about important things in human's lives. History itself is unique and some of the histories tend to repeat while others do not. There are ways to commemorate history like visiting historical sites or museums.
Bandung is a city full of various heritage buildings, ranging from local tradition, western tradition, and even modern style known as Art Nouveau that occurred at the end of the 19th century and at the beginning of the 20th century. However, modern architecture has been in existence since the World War 2. Architecture and the environment are valuable assets to broaden our horizon of history and reminiscence of how marvelous our ancestors' works are. Building children's museums in Bandung is meant to give children knowledge about history and thus open their understanding that museums can be family's educational attractions. Children can learn a lot from museums and family ties can be stronger while visiting the children museum.
viii
DAFTAR ISI
Pengesahan ... ii
Pernyataan Hasil Karya Pribadi ... iii
Pernyataan Publikasi Laporan Tugas Akhir ... iv
Kata Pengantar ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
Daftar Isi ... viii
Daftar Gambar ... xi
Daftar Tabel ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 3
1.3 Ide Gagasan Perancangan ... 3
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan Perancangan ... 5
1.6 Manfaat Perancangan ... 5
1.7 Ruang Lingkup Perancangan ... 6
1.8 Sistematika Penulisan ... 6
BAB II BANDUNG KIDS MUSEUM ... 8
2.1 Dasar dan Teori Perkembangan Anak ... 8
2.1.1 Tahap Perkembangan Anak ... 8
2.1.2 Tugas Perkembangan Anak Berdasarkan Kelompok Usia ... 9
2.1.3 Perkembangan Ego Melalui Tahap Perkembangan Psikososial ... 10
2.1.4 Masa Sensori-Motor Anak ... 11
ix
2.2 Bandung ... 20
2.2.1 Sejarah Bandung Purba ... 20
2.2.2 Sejarah Kota Bandung ... 21
2.2.3 Bandung Tempo Dulu ... 22
2.2.4 Bandung Lautan Api ... 24
2.2.5 Kota Bandung ... 28
2.3 Museum ... 34
2.3.1 Pengertian Museum ... 34
2.3.2 Sejarah Perkembangan Museum di Indonesia ... 35
2.3.3 Fungsi Museum ... 36
2.3.4 Jenis Museum ... 37
2.3.5 Tugas Museum ... 38
2.3.6 Pengguna Museum ... 39
2.3.7 Persyaratan Berdirinya Sebuah Museum ... 40
2.3.8 Struktur Organisasi Museum ... 41
2.3.9 Pameran ... 44
BAB III ANALISIS DATA PERANCANGAN ... 56
3.1 Deskripsi Proyek ... 56
3.1.1 Deskripsi Site ... 56
3.1.2 Analisa Site ... 57
3.1.3 Deskripsi Building ... 60
3.1.4 Analisa Building ... 61
3.1.5 Deskripsi Fungsi ... 63
3.2 Identifikasi User ... 64
3.2.1 Usia ... 64
3.2.2 Target Pasar ... 65
3.3 Studi Banding ... 65
x
3.3.2 Hongkong Museum of History ... 69
3.3.2 Seoul Children Museum ... 72
3.4 Programming ... 75
3.4.1 Flow Activity ... 75
3.4.2 Kebutuhan Ruang ... 76
3.4.3 Buble Diagram ... 77
3.4.4 Zoning Blocking ... 78
3.4.5 Tema dan Konsep ... 79
BAB IV PERANCANGAN INTERIOR BANDUNG CHILDREN’S MUSEUM .. 85
4.1 Penataan Layout Ruang ... 85
4.1.1 Lantai Satu ... 85
4.1.2 Lantai Dua ... 89
4.2 Penerapan Desain ... 92
4.2.1 Lantai Satu – Sayap Kiri ... 92
4.2.2 Lantai Dua – Sayap Kiri ... 101
4.2.3 Lantai Dua – Perpustakaan ... 107
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 115
5.1 Simpulan ... 115
5.2 Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 116
BIODATA PENULIS ... 117
xi DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Suasana saat padat pengunjung di area bermain ... 14
Gambar 2.2 Kegiatan orang tua saat beristirahat dalam ruang museum ... 18
Gambar 2.3 Kegiatan anak sedang bermain dengan air ... 20
Gambar 2.4 Kegiatan anak sedang bermain dengan air ... 20
Gambar 2.5 Lambang Kota Bandung di masa Hindia Belanda ... 22
Gambar 2.6 Lambang dan Bendera Kota Bandung di masa Hindia Belanda ... 23
Gambar 2.7 Kawasan jl. baraga sekitar tahun 1930-an ... 23
Gambar 2.8 Pasar baru awal tahun 1930-an ... 23
Gambar 2.9 pasar baru awal tahun 1930-an ... 24
Gambar 2.10 jl. Dago tahun 1930-an ... 24
Gambar 2.11 jl. Dago tahun 1980-an Gambar ... 24
Gambar 2.12 Bandung lautan api, langit memerah, Asap hitam membumbung ... 28
Gambar 2.13 Rumah penduduk yang dibakar tanpa rasa sesal ... 28
Gambar 2.14 Gedung sekitar satsiun kereta api Bandung ... 28
Gambar 2.15 Bagian barat gedung Gementee Electriciteitsbedrijf Bandoeng en Omstreken (GEBEO) ... 28
Gambar 2.16 Monumen Bandung Lautan Api – Lapangan Tegalega Bandung ... 29
Gambar 2.17 Peta Nagorij Bandung, 1726 ... 30
Gambar 2.18 Peta Pertama Kota Bandung pada tahun 1825, berupa peta rencana tata kota ... 30
Gambar 2.19 Peta Nagorij Bandung 1916 ... 30
Gambar 2.20 Peta Nagorij Bandung 1936 ... 30
Gambar 2.21 Struktur Organisasi ... 42
Gambar 2.22 Pencahayaan Alami pada siang hari ... 48
Gambar 2.23 Pencahayaan Buatan ... 49
Gambar 2.24 Intensitas Pencahayaan Ruang ... 50
Gambar 2.25 sirkulasi berurutan satu sisi ... 51
xii
Gambar 2.27 sirkulasi spiral dan dua sisi ... 51
Gambar 2.28 sirkulasi melingkar dua sisi ... 51
Gambar 2.29 Sirkulasi melingkar dua sisi jalan bercabang ... 52
Gambar 2.30 sirkulasi dua jalan bercabang ... 52
Gambar 2.31 Tempat display – Hinged panel ... 53
Gambar 2.32 Tempat display – Sliding Panel ... 54
Gambar 2.33 Tempat display – Lift of f panel – single-person access ... 54
Gambar 2.34 Basic fitting ... 54
Gambar 2.35 Ergonomi auditorium ... 55
Gambar 2.36 layout yang digunakan dalam perancangan museum ... 56
Gambar 2.37 Layout yang digunakan perancangan museum ... 56
Gambar 3. Museum Geologi, Bandung ... 67
Gambar 3.1 Koleksi Museum Geologi, Lantai 1 ... 68
Gambar 3.2 Koleksi Museum Geologi, Lantai 2 ... 68
Gambar 3.3 Area edukasi menggunakan permainan, lobby lantai 2 ... 69
Gambar 3.4 Area edukasi menggunakan permainan, lobby lantai 2 ... 69
Gambar 3.5 Diorama terbentuknya Hong Kong ... 70
Gambar 3.6 Diorama terbentuknya Hong Kong ... 71
Gambar 3.7 Diorama kebudayaan dan rakyat di Hong Kong ... 71
Gambar 3.8 Hongkong pada masa sekarang ... 72
Gambar 3.9 sistim display pada museum ... 72
Gambar 3.10 Seoul Children Museum ... 73
Gambar 3.11 Layout Planning Seoul Children Museum ... 74
Gambar 3.12 Studi Image Seoul Children Museum ... 75
Gambar 3.13 Buble Diagram Lantai 1 Gambar ... 78
Gambar 3.14 Buble Diagram Lantai 2 ... 79
Gambar 3.15 Denah Lantai 1, Bandung Kids Museum ... 79
Gambar 3.16 Denah Lantai 2, Bandung Kids Museum ... 80
xiii
Gambar 3.18 konsep warna ... 82
Gambar 3.19 konsep material, kapet dan marmoleum ... 82
Gambar 3.20 konsep material, fabric dan acrylic ... 83
Gambar 3.21 konsep material, kaca dan granit ... 83
Gambar 3.22 konsep pencahayaan ... 84
Gambar 3.23 konsep kenyamanan ... 85
Gambar 4.1 Layout Bangunan (A) Bangunan sayap kiri (B) Area entrance (C) Bangunan sayap kanan ... 86
Gambar 4.2 Potongan General A –A’ ... 86
Gambar 4.3Potongan General B –B’ ... 87
Gambar 4.4 Layout Bangunan lantai dua (A) Bangunan sayap kiri (B) family lounge (C) Bangunan sayap kanan ... 89
Gambar 4.5 Potongan General C –C’ Lantai satu ... 90
Gambar 4.6 Potongan General D – D’ Lantai satu ... 90
Gambar 4.7 Layout Bangunan sayap kiri – Bandung Old times ... 92
Gambar 4.8 Potongan A –A’ Bangunan sayap kiri – Bandung Old Times ... 93
Gambar 4.9 Potongan B –B’ Bangunan sayap kiri – Bandung Old Times ... 94
Gambar 4.10 perspective bandung old times ... 94
Gambar 4.11 perspective goa pawon ... 95
Gambar 4.12 skema warna coklat ... 95
Gambar 4.13 Detil Konstruksi Dinosaurus ... 96
Gambar 4.14 Construction Carpet ... 96
Gambar 4.15 Cactusboard.com ... 97
Gambar 4.16 Etalase Display ... 97
Gambar 4.17 perspective traditional house ... 98
Gambar 4.18 Detail Panel Bandung Tradisional ... 99
Gambar 4.19 (A) Tampak Depan (B) Isometri ... 100
Gambar 4.20 Skema Warna dan Material Area ... 100
xiv Gambar 4.23 Potongan B –B’ Bangunan Sayap Kiri lantai 2 – Bandung Modern 102
Gambar 4.24 perspective bandung modern ... 103
Gambar 4.25 Skema material area Bandung Modern ... 104
Gambar 4.26 Layout bandung modern ... 104
Gambar 4.27 Layout bandung modern ... 105
Gambar 4.28 Interactive Bus Bandros ... 106
Gambar 4.29 Layout Bangunan sayap kiri lantai 2 – perpustakaan ... 107
Gambar 4.30 Potongan A –A’ Bangunan Sayap kiri lantai 2 – Perpustakaan ... 108
Gambar 4.31 Potongan B –B’ Bangunan Sayap kiri lantai 2 – Perpustakaan ... 109
Gambar 4.32 perspective perpustakaan ... 109
Gambar 4.33perspective perpustakaan ... 110
Gambar 4.34 Skema Warna dan Material ... 111
Gambar 4.35 Dtail meja Perpustakaan ... 112
Gambar 4.36 Rak dan Fasilitas duduk ... 112
Gambar 4.37 Rak dan Fasilitas duduk ... 113
xv DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Pengunjung Kota Bandung ... 2
Tabel 2.1 Alat transportasi kota bandung ... 27
Tabel 2.2 Intensitas Pencahayaan Ruang ... 50
Tabel 3.1 Analisis site ... 61
Tabel 3.2 Analisis Builiding ... 64
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Dalam buku Penghargaan Konservasi Bangunan Cagar Budaya karya Dr.Dibyo Hartono tahun 2104, sejarah sebuah kota adalah sejarah kehidupan manusia yang tercermin dalam karya arsitektur dan lingkungan binaannya, serta kehidupan sosial dan ekonomi manusianya di masa lalu. Sejarah yang dapat melukiskan perkembangan fisik dan visual karya ruang hidup manusia di masa lalu di dalam kota tersebut.
Sejarah dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang menarik karena dapat mengetahui kejadian-kejadian masa lampau serta sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting dikehidupan manusia. Sejarah itu unik, ada sejarah yang dapat berulang dan tidak dapat berulang. Ada beberapa cara untuk mengingat, mengenang dan mengunjungi lokasi sejarah, salah satunya dengan mendirikan museum. Dalam buku “Museum and Children” seorang profesor sejarah, John Hale, mengutarakan beberapa gagasan yang sangat progresif tentang teknik-teknik pameran dalam hubungannya dengan peristiwa-peristiwa sejarah. John Hale membenci gagasan tentang penggunaan museum sebagai alat mengajar karena pekerjaan pokok museum ialah menyimpan benda-benda berharga dengan aman dan memajangnya secara menarik.
2 Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
Mancanegara 74.730 168.712 180.603 194.062 158.848 Domestik 1.346.792 2.928.157 3.024.666 3.882.010 3.354.857 Jumlah 1.421.459 3.096.869 3.205.269 4.070.072 3.513.705
Dari tabel diatas, data pengunjung mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Hanya pada tahun 2012 sedikit ada penurunan. Menurut BPS Kota Bandung, para wisatawan yang datang ke kota bandung lebih banyak mengunjungi wisata alam, wisata kuliner dan wisata belanja. Peminat wisata edukasi di bandung tidak sebanyak dengan wisata-wisata lainnya. Menurut hasil wawancara kebeberapa pengunjung lokal dan domestik khususnya anak-anak, mereka kurang tertarik untuk pergi ke tempat wisata edukasi karena berpikir bahwa wisata edukasi membosankan, kurang menarik, dan ada yang tidak mengerti dengan diadakannya wisata edukasi tersebut (museum).
Selain itu juga kota Bandung merupakan sebuah kota yang meninggalkan berbagai bangunan dengan berbagai langgam dari yang Tradisional Daerah, Tradsional Barat, sampai langgam modern yang dikenal dengan langgam Art Nouveau pada akhir abad ke 19 dan awal abad 20. Sedangkan Arsitektur Modern, telah berkembang sampai Perang Dunia ke-2. Arsitektur serta lingkungannya adalah merupakan sumber informasi penting yang dapat menerangkan sejarah dari karya pendahulu kita masa lalu yang indah.
Mendirikan sebuah museum anak di Kota Bandung bertujuan untuk memberikan wawasan tentang anak dalam belajar sejarah, membuka cara pemahaman anak dalam belajar, sebagai atraksi anak dan menjadikan museum ini sebagai tempat wisata keluarga. Dengan demikian sebuah wisata edukasi bisa menjadikan wisata yang menyenangkan bagi anak, dan waktu bersama anak terjalin saat sedang bermain sambil belajar di museum ini.
Tabel 1.1 Data Pengunjung Kota Bandung
3 Beberapa contoh museum yang baik untuk dicontoh adalah Hong Kong
Museum of History dan Seoul Children Museum. Museum Hong Kong of History
merupakan salah satu museum sejarah tentang Hong kong yang menarik baik secara mendisplay barang-barang temuan hingga cara mengkomunikasikan isi dari museum tersebut yang menjadi sangat komunikatif. Museum tersebut menjelaskan isi dari display, berikut dengan pengaplikasian suasana pada saat barang temuan yang ada pada display. Seoul Children Museum merupakan museum anak yang materinya menjelaskan tentang Science. Cara menjelaskan materi-materi yang akan ditampilkan, menggunakan permainan-permainan atraktif dan interaktif. Selain itu juga melatih sensorik dan motorik pada anak.
1.2Identifikasi Masalah
Beberapa museum di kota Bandung kurang menjadi sorotan para wisatawan karena kurangnya minat serta kurangnya perhatian sehingga museum tersebut terlihat membosankan, menurut hasil wawancara dan data BPS Kota Bandung (Badan Pusat Statistik Kota Bandung) . Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian terhadap barang-barang dispay, kurangnya faktor pendukung seperti pencahaan, serta kurangnya fasilitas-fasilitas penunjang. Akan tetapi tidak semua museum di Bandung seperti demikian, ada pula museum yang telah direnovasi dan ada tambahan area dengan teknologi sehingga museum terlihat lebih modern, serta anak lebih tertarik untuk mengunjunginya hingga dapat mencoba atraksi yang ditampilkan oleh museum tersebut.
1.3Ide Gagasan Perancangan
4 - Ruang display
Ruang display ini merupakan area utama untuk meletakan benda-benda temuan bersejarah yang ada di kota bandung. Ruang display ini akan berkolaborasi dengan diorama yang ditampilkan pada setiap bagiannya
- Diorama
Diorama merupakan sebuah alat komunikasi yang bisa bercerita melalui gambaran-gambaran tiga dimensi dengan ukuran sebenarnya yang mempresentasikan sebuah display dengan sentuhan visualisasi cerita yang terjadi pada bagian tersebut. Pada area diorama membutuhkan lahan yang cukup luas karena terdapat cerita suasana Kota Bandung.
- Ruang Auditorium
Ruang auditorium dimaksudkan untuk memberi gambaran secara visualisasi tentang bandung tempo dulu, tentang sejarah bandung dan berbagai macam informasi tentang bandung yang bisa di tampilkan secara visual. Ruangan ini mirip dengan ruang teater bioskop, terdapat sedikitnya 10 kursi untuk setiap ruangnya dan terdapat display beberapa benda juga desain suasana ruang agar mendukung suasana saat mentonton film. Ruang auditorium ini membutuhkan ruangan yang tidak terlalu besar, kurang lebih 4m x 4m
- Ruang Pameran / Exhibition
Ruang pameran ini sifatnya tidak tetap. Ruang pameran ini berisi tentang event-event atau acara besar tentang Kota Bandung.
- Perpustakaan
Pada ruang perpustakaan terdapat beberapa buku sejarah tentang kota bandung atau buku tentang bandung tempo dulu. Selain itu buku-buku yang disimpan di dalam perpusatakaan ini hanya buku-buku yang menceritakan semua tentang bandung, baik dari tempat wisata, kuliner dan edukasi lainnya.
- Playground
5 - Workshop dan Permainan Bandung
Pada bagian workshop, akan menampilkan beberapa macam permainan bandung yang dulu pernah ada atau permainan tradisional juga sekaligus memeberi pengetahuan tentang permainan Bandung. Selain permainan tradisional, workshop ini juga menampilkan jenis – jenis alat musik Bandung.
- Cafe Bandung dan oleh-oleh bandung
Pada area cafe ini menjual berbagai macam kuliner bandung yang di sajikan secara tradisional sesuai dengan ciri khas penjualan nya. Selain itu tujuan cafe ini sebagai gimmick untuk menarik perhatian pengunjung. Area kuliner bandung akan diletakan dibagian samping bangunan (luar). Karena area ini hanya sebagai pendukung dari fasilitas museum.
1.4Rumusan Masalah
- Bagaimana menerapkan konsep “Destinasi Historis Kota Bandung” pada perancangan interior Bandung Children’s Museum ?
- Bagaimana merancang sistem display, ergonomi, pencahayaan, dan sirkulasi pada perancangan Bandung Children’ Museum ?
1.5Tujuan Perancangan
- Menciptakan konsep Destinasi Historis Kota Bandung pada perancangan interior Bandung Children’s Museum
- Membuat sistem display, ergonomi, pencahayaan, sirkulasi dan keamanan pada perancangan Bandung Children’s Museum
1.6Manfaat Perancangan
Dengan adanya Bandung Children’s Museum ini diharapkan para pengunjung
6 1.7Ruang Lingkup Perancangan
Ruang lingkup pada perancangan Bandung Children’s Museum ini
menggunakan denah Museum Geologi Bandung. Museuum yang akan bibuat akan mengaplikasikan konsep Destinasi Historis Kota Bandung yang memiliki alur time
line pada perjalanan museum ini. Perancangan Bandung Kids Museum ini diantaranya
memiliki area museum yang mencakup wilayah thematic exhibition, area museum (area display, diorama, ruang auditorium, ruang pameran, perpustakaan, playground,
workshop dan permainan bandung, serta cafe dan merchandise shop).
1.8Sistematika Penulisan
Sitematika penulisan merupakan bagian besar dari bab yang akan dibahas beserta penjelasan singkat mengenai sub-bab yang akan di jelaskan. Berikut Bab serta penjelasan singkatnya :
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan merupakan bab yang berisi tentang proses awal sebelum memasuki tahap perancangan desain. Berikut langkah – langkah pencarian datanya : Latar Belakang, yang membahas perkembangan musium yang ada di kota Bandung
7 BAB II BANDUNG CHILDREN MUSEUM
Pada bab ini menjelaskan tentang teori perkembangan pada anak, teori yang digunakan untuk mendesain museum dengan standar-standar yang berlaku, teori mendesain museum anak, serta teori interior desain yang mendukung perancangan Bandung
Children’s Museum
BAB III ANALISA DATA PERANCANGAN MUSIUM BANDUNG
Pada bab ini berisikan tentang deskripsi objek perancangan, lokasi yang digunakan sebagai perancangan Musium Bandung, penjelasan perancangan zoning blocking di setiap lantainya juga tinjauan perancangan seperti fasilitas penunjang, keadaan iklim serta tinjauan ergonomis
BAB IV PERANCANGAN INTERIOR BANDUNG CHILDREN’S MUSEUM
Pada bab ini dijelaskan mengenai ruangan-ruangan yang telah didesain dan beberapa fungsi ruangan lainnnya. Selanjutnya menjelaskan desain beserta konsep yang telah diterapkan pada desain
BAB V PENUTUP
Pada bagian penutup berisi bab kesimpulan yang merupakan hasil akhir dari perancangan Bandung Children’s Museum dan menjawab permasalahan dari bab
rumusan masalah. Selain itu juga pada bagian penutup terdapat sub-bab saran yang ditujukan kepada para pembaca dalam perancangan Bandung Children’s Museum DAFTAR PUSTAKA
115
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Keberhasilan dalam mendesain sebuah museum untuk anak adalah ketika kebutuhan anak dan sebuah konsep yang ditetapkan dalam merencanakan perancangan museum terpenuhi. Membuat museum anak tidak bisa hanya sekedar menerapkan material, barang-barang display lucu agar suasana terlihat indah tetapi bagaimana menciptakan sebuah museum yang mudah dipahami anak, sistem display furnitur terpenuhi, ukuran dari semua furnitur, mendisplay diorama yang interaktif dan bukan hanya sekedar pajangan. Dengan memperhatikan seluruh aspek itu, baru sebuah museum untuk anak dikatakan berhasil. Selain itu, melihat karakteristik anak yang telah diungkapkan oleh beberapa filsuf dan teori-teori tentang mendesain sebuah museum untuk anak, maka sebuah museum harus memiliki fasilitas penunjang demi menciptakan museum yang menyenangkan bagi anak dan orang tua.
5.2 Saran
Bandung Children’s Museum ini merupakan museum yang menceritakan
116
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Erns. (1996) : Data Arsitek edisi 33. Penerangan Pencahayaan. 128 - 135 Neufert, Erns. Dan Peter. (2000) : Architecht Data 3rd Edition, Educational and
Reserc Fasilities. 333 - 335
F. Pile, Jhon. (2006) : Interior Design. The Various”Mediums” with Which
Designers Work. PEARSON. 235 – 395
Olofsson, Ulla Keding. (1979) : Museum and Children. UNESCO. 9 – 25
Matthews, Geoff. (1991) : Museum and Art Galleries. Design and Developments
Guides. Butterworth Architecture
Gunarsa, Singgih. (2011) : Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Libri Yogaswara, Wawan. Bagaimana Mendirikan Sebuah Museum. Jurnal
Kartodiwirio, Sudarso Katam. (2009) : Bandung, Kilas Peristiwa di Mata
Filatelis, Sebuah Wisata Sejarah. Kiblat
Lueder, Rani. dan Rice, Valrie J Berg. (2008) : Ergonomic For Children,
Designing products and places for toddlers to teens. Taylor and Francis.
Designing Museum Experience.London. 888 – 906
Olds, Anita Rui. (2001) : Child Care Design Guides. 213 – 251
WEBSITE