25 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, menurut Sugiyono (2018, dalam Imron, 2019) metode kuantitatif merupakan metode penelitian yang didasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dan bertujuan untuk menguji hipotesis- hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Penelitian kuantitatif digunakan sebagai metode penelitian ini untuk menguji hipotesis mengenai variable Perceived of Usefulness, Perceived Ease of Use dan Perceived of Benefits terhadap minat penggunaan E-Payment sebagai alat pembayaran.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, menurut Sugiyono (2018, dalam Imron, 2019) penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau menggambarkan objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah terkumpul tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang umum. Penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
26 3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2018, dalam Imron, 2019) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna aktif E- Payment di kota Surabaya dan sekitarnya.
3.2.2 Sampel
Sugiyono dalam Imron (2019) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik serta ciri khas yang dimiliki oleh populasi.
Sampel terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampel probabilitas dan sampel non probabilitas, sampel probabilitas merupakan prosedur pengambilan sampel dari populasi yang sudah diketahui informasinya, sedangkan sampel non probabilitas adalah prosedur pengambilan sampel dari populasi yang tidak diketahui informasinya (Sugiyono dalam Imron, 2019). Dalam penelitian ini, sampling yang digunakan probabilitas sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono dalam Ariva, 2018) dengan rumus Hair. Rumus hair digunakan karena ukuran populasi yang belum diketahui dengan pasti. Menurut Hair et al., dalam Susilawati (2017) bahwa apabila ukuran sampel terlalu besar, misalnya 400, maka metode menjadi sangat sensitif sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran goodness of fit yang baik.
Sehingga disarankan ukuran sampel minimum adalah 5 hingga 10 observasi untuk setiap parameter. Kriteria pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah (1)
27 setiap responden adalah konsumen yang sudah pernah membeli produk “Dapur Nusantara” dengan menggunakan metode pembayaran E-Payment. (2) satu responden hanya boleh mengisi satu kuesioner.
Pada penelitian ini jumlah indikator sebanyak 16 buah dikali dengan 5. Jadi, melalui perhitungan berdasarkan rumus tersebut, didapat jumlah sampel dari penelitian ini sebesar 80 orang yang berasal dari konsumen Dapur Nusantara yang menggunakan E-Payment sebagai metode pembayaran di industri makanan.
3.3 Jenis Data, Sumber Data, dan Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan data primer, menurut Sugiyono (2018, dalam Imron, 2019) data primer adalah data yang secara langsung dapat memberikan data kepada peneliti. Data primer yang akan digunakan diambil dari kuesioner yang diisi oleh responden yang merupakan pengguna E-Payment yang didukung dengan skala likert, menurut Sugiyono (2018, dalam Imron, 2019) skala likert digunakan dengan tujuan mengukur pendapat, sikap, serta cara pandang seseorang mengenai fenomena sosial yang ada, dengan ketentuan sebagai berikut:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Cukup Setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
28 3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen serta variabel dependen. Variabel independen penelitian ini adalah perceived ease of use, perceived usefulness, serta perceived of benefits. Variabel dependen penelitian ini adalah minat penggunaan E-Payment.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi Konseptual Indikator Sumber Perceived
Usefulness (X1)
Sebuah tingkatan dimana seorang individu mempercayai bahwa menggunakan suatu sistem tertentu akan dapat membantu meningkatkan kinerja (Bilgicli et al., 2018)
1. Bermanfaat 2. Efektivitas 3. Meningkatkan
kinerja
4. Mempermudah pekerjaan
5. Dapat mempercepat pekerjaan
David (1989, dalam Wiwoho dan Mujiasih, 2020)
Perceived Ease of Use (X2)
Sejauh mana seorang pengguna teknologi percaya bahwa
menggunakan teknologi tertentu dapat terbebas dari usaha (Davis, 1989;
dalam Nasiri et al., 2020)
1. Jelas dan dapat dipahami
2. Mudah digunakan 3. Mudah dipelajari 4. Dapat dikontrol 5. Fleksibel
Davis (1989, dalam Wiwoho dan Mujiasih, 2020)
29 Perceived of
Benefits (X3)
Sejauh mana konsumen percaya bahwa teknologi akan meningkatkan kinerja yang kemudian membentuk niat perilaku terhadap penggunaan teknologi (Chiu et al., 2009; dalam Pranata, 2019)
1. Kenyamanan waktu 2. Manfaat produk 3. Manfaat promosi
Sah et al.
(2017)
Minat Penggunaan (Y)
Aspek psikis manusia yang cenderung
memberikan rasa senang terhadap objek tersebut yang kemudian
mendorong individu untuk mencapai tujuan dan kemudahan (Fajar dan Rahmatika, 2019)
1. Akan bertransaksi 2. Akan
merekomendasikan 3. Akan terus
menggunakan
Sugiarto (2017, dalam Sitinjak dan Joan, 2019)
Sumber: Data diolah (2021)
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer yaitu melalui survey yang ditujukan langsung ke narasumber pengguna aktif E-Payment di kota besar yaitu Surabaya dan sekitarnya. Survey diukur menggunakan skala likert dari skala 1 sampai 5 untuk mengukur persepsi seseorang terhadap fenomena sosial ini.
30 3.6 Validitas dan Reliabilitas
3.6.1 Validitas
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pearson correlation untuk menguji validitas dari kuesioner. Menurut Kuncoro Yuliantari (2018, dalam Putri et al., 2019), suatu skala dapat dinyatakan valid apabila melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan mengukur apa yang seharusnya diukur. Apabila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka kuesioner tersebut dapat dinyatakan valid.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu keadaan dimana dilakukan pengamatan kembali, apakah hasil yang baru sama dengan hasil penelitian sebelumnya (Sugiyono, 2012;
dalam Rina dan Zahra, 2018). Menunjukan data yang dari hasil baru dengan lama tidak mengalami perbedaan yang signifikan atau sama sekali tidak berbeda.
Menurut Hamzah et al., (2020) mengatakan bahwa, sesuatu dapat dikatakan reliabel apabila terdapat dua penelitian atau lebih yang melakukan penelitian terhadap obyek yang sama dan menghasilkan data yang juga sama. Penelitian akan menggunakan metode Cronbach’s Alpha untuk dapat memastikan bahwa data yang didapatkan penulis reliabel. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila variabel tersebut memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6 tingkat signifikansinya.
3.7 Uji Asumsi Klasik 3.7.1 Uji Normalitas
31 Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data (Polla et al., 2018). Metode regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal Residual berdistribusi normal jika memiliki nilai signifikan >0,05 (Dukalang dan Ningsih, 2019).
Pengujian Kolmogorov Smirnov, dengan hipotesis :
H0: Data Distribusi normal
H1: Data distribusi tidak normal
Kriteria penerimaan berdasarkan P value:
1. Jika P value > a (0,05) maka H0 diterima.
2. Jika P value < a (0,05) maka H0 ditolak.
3.7.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali, 2013; dalam Hasan dan Napitupulu, 2017). Model regresi yang baik seharusnya tidak memiliki korelasi diantara variabel independen. Santoso (2002, dalam Astuti, 2019) menyebutkan cara untuk mendeteksi multikolinearitas adalah dengan memiliki nilai VIF (variance inflation factor) lebih kecil dari 10 dan memiliki angka tolerance mendekati 1.
3.7.3 Uji Heterokedastisitas
32 Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2007; dalam Polla et al., 2018). Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linear berganda adalah dengan melihat pola yang terjadi pada gambar scatter Plot apabila titik – titik yang muncul pada scatter plot membentuk suatu pola atau alur tertentu maka bisa dikatakan terjadi gejala heterokedastisitas, namun bila tidak membentuk pola atau alur tertentu maka bisa dikatakan terbebas dari gejala heterokedastisitas.
3.8 Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda dengan penggunaan analisis satu variabel terikat dan tiga variabel bebas. Dalam penelitian akan menghitung seberapa besar pengaruh Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, & Perceived of Benefits terhadap minat penggunaan E-Payment sebagai alat pembayaran. Berikut adalah rumus yang digunakan pada penelitian ini :
𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝑒
Keterangan:
Y = Minat penggunaan E-Payment
α = Koefisien konstanta
33 b1 = Koefisien regresi untuk perceived usefulness
b2 = Koefisien regresi untuk perceived ease of use
b3 = Koefisien regresi untuk perceived of benefits
X1 = Perceived usefulness
X2 = Perceived ease of use
X3 = Perceived of benefits
e = Error atau residual
3.8.2 Uji Hipotesis 3.8.2.1 Uji F
Wahyuni (2020) menyebutkan uji F adalah uji koefisien regresi untuk menguji signifikansi pengaruh dari beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji F ini digunakan untuk mengukur ketepatan dari fungsi untuk menaksir nilai aktual. Tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 dalam pengujian. Tetapi apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.
3.8.2.2 Uji t
Wahyuni (2020) menyebutkan uji t digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Nilai sig <0,05 berarti variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen sedangkan nilai sig >0,05
34 berarti variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.8.2.3 Uji Koefisien Korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk menggambarkan kekuatan asosiatif antara variabel independen dengan variabel dependen secara keseluruhan (Simanjuntak, 2019). Nilai korelasi berkisar antara 0 dan 1 yang menunjukkan bahwa nilai 0 adalah hubungan yang terjadi sangat lemah, dan 1 menunjukkan hubungan yang terjadi sangat kuat.
3.8.2.4 Uji Koefisien Determinasi
Menurut Dukalang dan Ningsih (2019), koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase variasi variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variasi variabel terikat, nilai koefisien determinasi antara nol dan satu, nilai R kuadrat yang kecil berarti variasi variabel dependen yang sangat terbatas dan nilai yang mendekati satu berarti variabel independen sudah dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.