• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia pendidikan diartikan sebagai proses pembelajaran berkelanjutan tidak terputus mulai dari pendidikan dasar hingga ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh karena itu pendidikan juga tidak bertumpu dan menghalang pada usia seseorang untuk terus melakukan proses pembelajaran.

Menurut (Sujana, 2019) Pendidikan merupakan proses secara terus-menerus dan tidak pernah berakhir yang bertujuan menghasilkan kualitas berkelanjutan, berlabuh pada nilai-nilai budaya, dan ditunjukan guna terwujudnya sosok manusia di masa depan.

Salah satu faktor primer dalam pembentukan pribadi manusia. Pendidikan merupakan kegiatan universal yang ada dalam kehidupan manusia maupun kehidupan bermasyarakat. Dalam pendidikan terdapat aspek yang menjadi penekanan penting yaitu terjadinya proses pembelajaran. Aspek ini seringkali menjadi penekanan penting pada pendidikan, (Muis, 2013).

Dalam proses pembelajaran, terjadi interaksi antara siswa dan guru.

Interaksi dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui dominan siswa atau guru yang lebih aktif. Dengan mengetahui pembelajaran saat ini berdasarkan kurikulum 2013 siswa diminta lebih aktif daripada guru. pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa melalui berbagai

(2)

pengalaman belajar. Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu aktif dalam pembelajaran.

Keaktifan belajar sangat diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran interaktif, aktif dan hasil belajar maksimal. Aktif ialah proses pembelajaran guru dalam menciptakan suasana sedemikian rupa, sehingga siswa dapat aktif bertanya, mempertanyakan dan mengemukakan gagasan. Keaktifan belajar ditandai dengan adanya keterlibatan secara optimal, intelektual, emosi mapun fisik.

Pembelajaran fisika merupakan salah satu pembelajaran yang membutuhkan keaktifan siswa. Banyak peserta didik yang beranggapan bahwa fisika merupakan mata pelajaran yang membahas tentang rumus sehingga sulit dalam memahaminya. Menurut (Hidayatullah et al., 2018) Faktanya di lapangan masih terdapat beberapa gejala yang menandai kurang efektifnya pembelajaran di sekolah. Salah satu diantaranya yakni masih banyak sistem pembelajaran di sekolah berjalan secara tradisional sehingga menghambat peserta didik untuk belajar secara aktif dan kreatif. Fakta ini menyebabkan hasil belajar peserta didik relatif masih rendah. Sehingga diperlukan reorientasi dan pendekatan baru secara efektif dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran pada mata pelajaran fisika.

Pemahaman yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan ini disebabkan adanya metode yang digunakan guru saat pembelajaran maupun kebiasaan siswa ketika belajar, langkah-langkah pemecahan masalah yang dituliskan siswa biasanya terdapat antar siswa lainnya, namun ketika mendefinisikan masalah secara lebih runtut terdapat perbedaan seperti

(3)

dikemukakan oleh (Arviansyah et al., 2016) permasalahan yang sering di alami guru saat mengajarkan materi pelajaran Fisika berupa serangkaian proses dan produk.

Proses artinya prosedur untuk menemukan produk fisika (fakta, konsep, prinsip, teori atau hukum) yang dilakukan melalui langkah-langkah ilmiah. konsep fisika dapat dikuasai dengan baik oleh siswa apabila seorang guru dalam proses pembelajaran tidak hanya memberikan materi pelajaran yang sesuai berdasarkan garis-garis besar program pengajaran melainkan dapat menciptakan proses belajar mengajar secara efektif (Hanna et al., 2013).

Lesson study merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dengan saling bekerjasama merencanakan kegiatan untuk upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas belajar siswa, serta akan menjadikan guru yang professional dengan desain pelaksanaan yang baik. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMA N 11 Muaro Jambi. Dalam peroses pembelajarannya guru masih menggunakan metode caramah. Dengan demikian proses belajar siswa hanya mengandalkan penjelasan dari guru untuk memperoleh pengetahuan. Metode tersebut membuat kurangnya keaktifan siswa yang menuju pada teacher contered.

Sedangkan saat ini, pendidikan menerapkan kurikulum 2013, dimana siswa lebih aktif dan berfikir kritis serta mampu memecahkan sebuah permasalahan secara berkolaborasi, inovasi dan kreatif (student center). Dengan demikian permasalahan tersebut perlu mendapat perhatian guna diperbaiki.

Setiap mata pelajaran dalam proses pembelajaran memiliki tujuan pencapaian.

Tujuan pembelajaran fisika yakni terbentuknya kemampuan bernalar pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berfikir logis, sistematis dan mempunyai sifat

(4)

objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan. Untuk mengatasi permasalahan, diperlukan sebuah model pembelajaran yang mengarahkan siswa yang berkemampuan lebih aktif. Sesuai dengan kurikulum saat ini (Neizhela & Mosik, 2015).

Lesson study sebagai rahasia inti dari pengembangan professional jepang, mengungkapkan bahwa dengan adanya lesson study pembelajaran tida semata hanya disampaikan melalui materi oleh guru. Misalnya, pada pembelajaran sains, tanpa mengikuti pembelajaran, lewis menyaksikan kehadiran tuas dan pendulum sebagai representasi ilmu sains. Selain itu, guru menggunakan masalah atau aktivitas yang menarik untuk “mengaitkan” peserta didik pada satu topik, yang kemudian dieksplorasi peserta didik melalui eksperimen tangan yang digabungkan dengan diskusi intens kritis tentang temuan mereka, secara progresif mengasah pemahaman selama 10-12 pembelajaran tentang satu topik (C. C. Lewis et al., 2009).

Lesson study adalah upaya yang efektif dalam meningkatkan keaktifan suatu proses belajar mengajar. Namun proses lesson study membutuhkan adanya pengamat dalam ruang pembelajaran. Berdasarkan teori dari (Novalina et al., 2012) lesson study dilakukan melalui serangkaian kegiatan yaitu perencanaan (planning), implementasi (Doing) pembelajaran, dan observasi serta refleksi (seeing) atau Plan-Do-See.

Menurut (Handayani et al., 2015) beberapa penelitian menunjukkan bahwa lesson study dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Dengan penerapan lesson study dapat membantu meningkatkan proses pembelajaran siswa pasif menjadi aktif. Lesson study merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan guna meningkatkan kemampuan calon guru sains dalam merancang, menyampaikan

(5)

materi, mengelola kelas, mengelola keterlibatan siswa serta mengevaluasi hasil belajar siswa. Berdasarkan kelebihan dan manfaat di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengamati penerapan lesson study sebagai salah satu solusi alternatif guna meningkatkan kualitas mengajar mahasiswa calon guru fisika di salah satu SMA N 11 Muaro Jambi.

Peningkatan kualitas mutu pendidikan dapat dilakukan dengan cara meningkatkan mutu kualitas guru melalui Lesson study. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Listyani (2008) ia mengemukakan bahwa, penerapan lesson study dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru, dapat membuat guru melakukan pengelolaan kelas lebih baik, perencanaan secara matang dan mampu mengembangkan kemampuan media yang lebih baik, sehingga peserta didik mampu belajar dengan baik dan peserta didik dapat lebih berpartisipasi tinggi dalam pembelajaran.

Peningkatan mutu pembelajaran dapat dilakukan melalui penerapan beberapa model dalam proses pembelajaran yakni menggunakan Model TBLA yaitu menganalisis proses pembelajaran menggunakan model dialog pembelajaran menggunakan sistem analisis pada model TBLA ini berfokus pada keaktifan siswa selama pembelajaran di kelas. Selain berfokus pada keaktifan dan respon siswa saat pembelajaran, Model TBLA juga berfokus pada komunikasi antara siswa dan guru.

Berdasarkan jurnal (Aprian et al., 2021) bahwa kegiatan lesson study berbasis TBLA dapat menentukan bagaimana cara berfikir dan belajar siswa serta diharapkan adanya peningkatan dalam pembelajaran dan bagaimana memfasilitasi untuk belajar secara optimal. Untuk kualitas Lesson Study untuk meningkatkan seperti yang kita harapkan,

(6)

perlu adanya analisis pembelajaran secara mendalam melalui observasi dan rekaman, membuat transkrip pembelajaran dan menganalisisnya. Model TBLA diyakini mampu membuka permasalahan yang terjadi saat pembelajaran dengan memasukkan pembelajaran melalui transkip dialog pembelajaran. Pada model TBLA ini memerlukan bantuan berupa kamera untuk merekam segala aktifitas pembelajaran saat guru mengajar maupun mengetahui kegiatan siswa. Melalui model TBLA ini guru menerima arahan dan saransecara mendalam berdasarkan dialog yang terjadi (Amintarti et al., 2020).

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul “Mendeskripsikan Keaktifan Siswa Menggunakan Transcript Bassed Lesson Analysis Pada Pembelajaran Lesson Study materi Elastisitas dan

Hukum Hooke”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, bahwa salah satu penyebabnya yaitu dikarenakan masih banyak siswa belum aktif dalam pembelajaran terutama dalam pembelajaran fisika. Maka rumusan masalah yang akan dikemukakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Lesson study berbasis Transcript Based Lesson Analysis pada materi Elastisitas Dan Hukum Hooke kelas XI di SMA N 11 Muaro Jambi?

2. Bagaimana mendeskripsikan keaktifan siswa menggunakan Transcript Based Lesson Analysis pada pembelajaran Lesson Study materi Elastisitas dan Hukum Hooke kelas XI di SMA N 11 Muaro Jambi?

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Dapat menerapkan Lesson study berbasis Transcript Based Lesson Analysis pada materi Elastisitas dan Hukum Hooke kelas XI di SMA N 11 Muaro Jambi?

2. Dapat mendeskripsikan keaktifan siswa menggunakan Transcript Based Lesson Analysis pada pembelajaran lesson study materi Elastisitas dan Hukum Hooke kelas XI di SMA N 11 Muaro Jambi?

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian ini adalah:

1. Bagi guru, dengan adanya penelitian ini guru dapat mengetahui bagaimana penerapan lesson study dalam pembelajaran agar menjadi sarana penunjang guru dalam menghadapi permasalahan siswa terutama dalam belajar.

2. Bagi siswa, penelitian ini akan menjadi pengalaman menyenangkan serta mampu memotivasi siswa dalam belajar khususnya bisa menjadi siswa aktif dan mandiri, terutama dalam pembelajaran fisika.

3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi sumber informasi mengenai peranan lesson study dan menjadi informasi tentang penggunaan metode Transcript Based Lesson Analysis untuk membantu meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

4. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menjadi informasi pada penelitian selanjutnya, khususnya pengembangan pembelajaran di bidang fisika.

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan dilakukan dengan membuat matriks keputusan ternormalisasi pada setiap sub kriteria yaitu tanggung jawab, kebiasaan pribadi, kejujuran, tingkat

Pihak-pihak inti yang terlibat dalam rapat kordinasi antara lain, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten/Kota selaku pelaksana teknis di daerahnya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan pada bab-bab sebelumnya sebagai berikut: 1) Perkembangan kosa kata bahasa Inggris anak dalam proses

Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan atau pembayaran kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk

PSEKP selain merupakan institusi penelitian dan kebijakan di Indonesia yang sangat responsif dalam melakukan kajian sosial ekonomi dan kebijakan pertanian dan telah banyak

BILLY TANG ENTERPRISE PT 15944, BATU 7, JALAN BESAR KEPONG 52100 KUALA LUMPUR WILAYAH PERSEKUTUAN CENTRAL EZ JET STATION LOT PT 6559, SECTOR C7/R13, BANDAR BARU WANGSA MAJU 51750

Penelitian ini difokuskan pada karakteristik berupa lirik, laras/ tangganada, lagu serta dongkari/ ornamentasi yang digunakan dalam pupuh Kinanti Kawali dengan pendekatan

Dari hasil perhitungan back testing pada tabel tersebut tampak bahwa nilai LR lebih kecil dari critical value sehingga dapat disimpulkan bahwa model perhitungan OpVaR