65 PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS
SMAN 2 TASBAR
Maria Larasti Rae1*, Yeheskial Nggandung1, & Andri Paulus Loe1
1Universitas Nusa Cendana, Indonesia
*e-mail: [email protected]
Abstrak: Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tasifeto Barat. Latar belakang dari penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata peelajaran ekonomi kelas XI SMA Negeri 2 Tasifeto Barat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Quasi Experiment (eksperimen semu), pengumpulan data menggunakan tes/soal. Sampel penelitian ini berjumlah 60 peserta didik terdiri dari Kelas XI IPS I dan XI IPS II. Kelas XI IPS I sebagai kelas perlakuan yaitu dengan Model Problem Based Learning (PBL) dan kelas XI IPS II sebagai kelas Kontrol dengan model ceramah. Berdasarkan hasil penelitian ini uji hipotesis (Uji Independent Sample T-Test) dapat diketahui hasil nilai Sig. (2-tailed) 0,000 <
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 (ditolak) Tidak ada pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat dan H1 (diterima) Ada pengaruh model mengajar Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat.
Kata Kunci: Problem Based Learning, Hasil Belajar.
Abstract: Research has been done on the Effect of Problem Based Learning Model on Student Learning Outcomes in Economics Subject Class XI Social Sciences at SMA Negeri 2 Tasifeto Barat. The background of this research is the low learning outcomes of students. This study aims to determine whether the Problem Based Learning have influence on student learning outcomes in Class XI Economics at SMA Negeri 2 Tasifeto Barat.
This research uses Quasi Experiment (quasi-experimental), data collection using tests/questions. The sample of this study consisted of 60 students consisting of class XI IPS I and XI IPS II. Class XI IPS I as treatment class, namely the Problem Based Learning (PBL) and class XI IPS II as Control class with lecture method.Based on the results of this study, hypothesis testing (Test Independent Sample T-Test can be seen the results of the value of Sig.(2-tailed) 0.000 <0.05, it can concluded that H0 (rejected) There is no effect of Problem Based Learning on Student Learning Outcomes In Class XI Economics Subject at SMA Negeri 2 Tasifeto Barat and H1 (accepted) There is influence of Problem Based Learning on Student Learning Outcomes in Class XI Economics Subject at SMA Negeri 2 Tasifeto Barat.
Keywords: Problem Based Learning, Learning outcomes.
66 PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan wadah bagi setiap individu untuk mengembangkan kemampuan serta kecerdasan. Pendidikan dapat menjadi tolak ukur yang menentukan berkembangnya suatu negara (Pebriyani &
Pahlevi, 2020). Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya sehingga seorang guru harus berani menerapkan model mengajar yang mana mampu mengejar ketertinggalan melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan juga menitikberatkan pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, dan pendidikan perlu terus digalakkan dan dikembangkan agar kualitas manusia dapat tumbuh dan berkembang dalam merespon perubahan zaman. Abad 21 ini menuntut kualitas dalam segala usaha dan hasil kerja manusia, sehingga dengan sendirinya abad 21 ini mengharapkan sumber daya manusia yang berkualitas (Fernandes, 2019). Hanya dengan pendidikan yang berkualitas kita dapat memenuhi kebutuhan yang berbeda untuk bersaing dan beradaptasi dengan lingkungan.
Dunia pendidikan menjadi salah satu perhatian semua pihak. Selama masa pandemi, kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dari jarak jauh atau dari rumah masing-masing. Hal ini menuntut dunia pendidikan untuk memulai, melanjutkan transformasi digital. Tuntutan-tuntutan yang serba baru tersebut meminta berbagai terobosan dalam berfikir, penyusunan konsep, dan tindakan-tindakan (Santi et al., 2021) Tentu saja pemanfaatan teknologi yang massif ini harus dibarengi dengan keamanan serta keterampilan seorang guru dan itu semua dilakukan dengan tujuan utamanya adalah Proses belajar mengajar
dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan sehingga kualitas pengajaran tetap terjaga dan siswa memperoleh manfaat dari pembelajaran tersebut.
Tantangannya, harus bisa menyampaikan materi secara menarik, praktis, dan mudah dipahami, dan notabene sebagai seorang guru juga harus mampu mengatasi semua proses belajar mengajar yang sedang dihadapi maka dibutuhkan keterampilan dari para pengajar dalam menerapkan metode mengajar.
Model instruksional ialah gambaran pengetahuan dan keterampilan mengajar yang digunakan seorang guru. Seorang guru mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas baik secara individu maupun kelompok harus membutuhkan sebuah teknik mengajar yang biasa disebut model mengajar.
Pemakaian media pembelajaran akan lebih efektif jika guru dalam proses pembelajaran di kelas menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang sedang dipelajari oleh siswa (Kurniasih et al., 2019).
Dari model mengajar yang digunakan, guru harus bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan mampu mengejar ketertinggalan yang sedang dihadapi khususnya dalam bidang pendidikan.
Penggunaan model pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam hal menyampaikan materi dan menerima materi pelajaran dengan baik, oleh karena itu guru harus memberikan materi kepada siswa sebagai transfer pengetahuan yang baik kepada siswa (Siwy et al., 2022).
Sehingga sebagai seorang pengajar dituntut untuk selalu memperbaharui pengetahuannya secara terus menerus agar tidak ketinggalan zaman. pemilihan model
67 pembelajaran harus bervariatif dan inovatif
yang sesuai kebutuhan yang ada (Hidayat, 2019). Maka dalam proses ini pendidikan di Indonesia harus berani mencoba dan menerapkan model-model yang sudah digunakan di negara-negara maju demi kemajuan pendidikan di negara ini.
Selain itu dalam sebuah pendidikan dibutuhkan kualitas yang mana menjadi tolak ukur dalam dunia pendidikan ini sendiri. Jadi bagaimana seorang guru yang profesional menghadapi peserta didik dengan menggunakan model Problem Based Learning demi meningkatkan kualitas anak bangsa yang lebih cerdas dan apakah model yang dipakai guru tersebut efektif terhadap perkembangan pembelajaran peserta didik, terkhususnya pada peserta didik Kelas XI Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat. Kemampuan memecahkan masalah harus didukung dengan kreativitas. Kreativitas dapat membuat individu menemukan berbagai solusi untuk memecahkan masalah, karena mereka memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam memandang suatu masalah (Mursidik et al., 2015). Belajar adalah salah satu cara di mana siswa dapat mencapai potensi penuh mereka. Menurut Gredler (2011), belajar adalah kegiatan memenuhi pengetahuan. Sedangkan menurut Makmun (2012) belajar adalah proses mengubah perilaku dan kepribadian seseorang berdasarkan praktik dan pengalaman tertentu. Menciptakan Pengembangan pembelajaran adalah usaha meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, jika kita menerapkan model pembelajaran yang digunakan di kelas XI Ekonomi SMA Negeri 2 Tasifeto Barat adalah model pembelajaran berbasis masalah. Siswa perlu didorong untuk mengetahui cara belajar
dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi dari masalah yang terjadi di dunia nyata agar pelaksanaan pembelajaran dapat berfungsi dengan lancar dan efektif (Hasianna et al., 2023). Model pembelajaran ini menghadirkan masalah kepada siswa, membiasakan mereka menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri untuk memecahkan masalah tersebut, dan memperkenalkan mereka pada kompetensi 4C: Berpikir Kritis (Critical Thinking), Berkomunikasi (Komunikasi), kolaborasi (kerja kolaboratif) dan kreativitas (berpikir kreatif) dalam pemecahan masalah.
Penerapan pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat masih belum terpenuhi dari segi kebutuhan siswa pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.
Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil belajar siswa melalui nilai ujian Tengah Semester II Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Tasifeto Barat masih belum memuaskan, dan belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang ditentukan oleh sekolah untuk Mata Pelajaran Ekonomi yaitu 75. Dari data nilai, menjelaskan bahwa kelas yang memenuhi kriteria ketuntasan minimum terbanyak adalah Kelas XI IPS 3 dengan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan 17 siswa (53,2%) dan yang tidak mencapai ketuntasan 15 siswa (46,8%) dari 32 siswa dan kelas yang memenuhi kriteria ketuntasan paling sedikit adalah XI IPS 1 dengan jumlah siswa yang mencapai Ketuntasan berjumlah 12 siswa (40%) dan yang tidak tuntas 18 siswa (60%) dari 30 siswa. Sehingga kendala yang dihadapi yaitu masih banyak siswa yang belum tuntas dan kesiapan guru melaksanakan penerapan model mengajar yang belum sesuai. Selain model pembelajaran,
68 pemilihan media harus disesuaikan dengan
kebutuhan materi siswa saat ini yang dimana sangat bergantung dengan teknologi dan kurang tertarik dengan buku serta siswa sering merasa bosan karena hanya mendengarkan materi yang disampaikan dari guru mereka Untuk melakukan perubahan maka diterapkannya model Problem Based Learning (PBL) yang dapat mengoptimalkan kemampuan berpikir siswa sebab disadari benar bahwa peran guru dalam hal ini sangat besar, meski model ini dianggap mengurangi peran guru, akan tetapi guru tetap menjadi penuntun dan pengendali dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang menggunakan permasalahan nyata pada lingkungan siswa guna memudahkan siswa dalam pembelajaran yang memanfaatkan berpikir kritis sekaligus keterampilan pencarian solusi dengan kata lain problem based learning (Handika et al., 2021) Dalam proses pembelajaran, model pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk lebih aktif di dalam kelas.
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran.
Penerapan model Project Based Learning pada mata pelajaran IPS materi Kegiatan Ekonomi berpengaruh terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa sehingga dapat memudahkan siswa dalam belajar memahami permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan materi kegiatan materi dan yang terpenting dari pembelajaran ini adalah pengalaman yang diperolehnya dari proses pembelajarannya (Amaliyah & Rosy, 2020).
Oleh karena itu, dalam penelitian ini model ini dibandingkan dengan model yang digunakan di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa. Tentu saja, sebagai seorang guru, harusnya dapat menerapkan model tersebut
di kelas sehingga dapat melihat apakah itu mempengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah pengaruh model pembelajaran berbasis masalah pada siswa. Hasil Belajar Ekonomi SMA Negeri 2 Kelas XI di Tasifeto Barat.
METODE
1. Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI IPS I dan XI IPS II yang berjumlah 60 siswa pada mata pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat.
2. Pengambilan Data
Desain penelitian menggunakan pengumpulan data kuasi eksperimen (quasi eksperimen) dengan tes atau soal (PreTest dan PostTest pada kelas Eksperimen dan Kontrol), sedangkan kelas Eksperimen menggunakan model problem based learning, sedangkan kelas Kontrol menggunakan model ceramah.
3. Pengukuran
Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data berupa pengujian prasyarat analisis yang mana merupakan statistik uji mana yang di perlukan dalam menggunakan statistik parametrik atau nonparametrik. Statistik parametrik digunakan untuk menguji parameter populasi dengan menggunakan statistik atau untuk menguji ukuran populasi dengan menggunakan data sampel, sedangkan statistik nonparametrik digunakan untuk menguji distribusi tanpa menguji parameter populasi (Sugiyono, 2013) Metode analisis data menggunakan alat bantu berupa Program Aplikasi Statistical Program for Social Science (SPSS) 21 pada tingkat kepercayaan 95%. SPSS adalah paket program aplikasi komputer untuk menganalisis data statistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
69 Untuk memberikan informasi tentang data
kelas maka dihitunglah nilai mean, median, modus, dan standar defiasi pada Tabel 1.
Tabel 1. Uji Deskriptif Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation PreTestEksperimen 30 56 77 68.03 6.088 PostTestEksperimen 30 80 92 85.37 3.615
PreTestKontrol 30 55 84 67.57 7.709
PostTestKontrol 30 67 89 77.07 5.192
Valid N (listwise) 30
Sumber: perhitungan SPSS
Analisis statistik atau output SPSS nilai (N) jumlah sampel atau data Pre-Test eksperimen adalah 30, nilai minimum adalah 56 nilai maksimumnya adalah 77, nilai rata-rata 67,60 dan nilai dari Std.Deviation adalah 6.355 dan mendapat peningkatan pada saat melakukan Post- Test pada kelas eksperimen yaitu nilai minimum menjadi 80, nilai maximum 92, nilai rata-rata 85,97 dan nilai Std.Deviation 3.499. Dari data nilai deskriptif pada kelas eksperimen ini dapat dilihat dengan jelas bahwa adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas eksperimen. Pada analisis nilai Pre-Test kelas kontrol jumlah sampel sama dengan kelas eksperimen yaitu 30, nilai minimum adalah 55, nilai maksimum adalah 84, nilai rata-rata adalah 68.00 dan nilai Std.Deviation 8.229. Pada saat Post-Test nilai minimum adalah 65, maxsimum adalah 89, rata-ratanya adalah 78.53 dan nilai Std.Deviation 6.180. Dengan demikian dapat dilihat bahwa kelas control dan juga kelas eksperime memiliki perbedaan yang mana nilainya sama-sama meningkat namun pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk statisti
k df Sig.
Stati
stik df Sig.
Hasil Belajar Siswa
PreTestEksperimen(
PBL) .133 30 .188 .938 30 .081
PostTesteksperimen
(PBL) .126 30 .200* .932 30 .054
PreTestKontrol(cera
mah) .137 30 .155 .952 30 .194
PostTestKontrol(cer
emeh) .105 30 .200* .969 30 .517
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: perhitungan SPSS
Berdasarkan data diketahui bahwa semua data baik pada uji Kolmogorov-Smirnovdan Shapiro-Wilk > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal maka data pada tabel diatas menjelaskan bahwa.
a) Pada PreTest Eksperimen nilai sig Kolmogorov-Smirnov pada data sebesar 0,042 > 0,05 dan nilai Sig Shapiro-Wilk 0,043 > 0,05 sehin9ga data berdistribusi normal
b) Pada PostTest Eksperimen nilai sig Kolmogorov-Smirnov pada data sebesar 0,200 > 0,05 dan nilai Sig Shapiro-Wilk 0,172 > 0,05 sehingga data berdistribusi normal
c) Pada PreTest Kontrol nilai sig Kolmogorov-Smirnov pada data sebesar 0.200 > 0,05 dan nilai Sig Shapiro-Wilk 0,221 > 0,05 sehingga data berdistribusi normal
d) Pada PostTest Kontrol nilai sig Kolmogorov-Smirnov pada data sebesar 0,200 > 0,05 dan nilai Sig Shapiro-Wilk 0,149 > 0,05 sehingga data berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas menggunakan SPSS tersebut semua data berdistribusi normal sehingga penelitian ini dapat menggunakan statistik parametrik yaitu uji paired sample T test dan uji Independen sample T test.
Tabel 3. Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Belajar Siswa
Based on Mean 2.002 1 58 .162
Based on Median 2.071 1 58 .156 Based on Median
and with adjusted df
2.071 1 49.399 .156 Based on trimmed
mean
1.948 1 58 .168 Sumber: perhitungan SPSS
Pada data Tabel 3. diketahui signifikansi (sig) Based On Mean adalah sebesar 0,13
70
>0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data PostTest kelas eksperimen dan data PostTest kelas kontrol adalah sama atau homogen. Maka syarat dari uji Independen sample T test sudah terpenuhi. Ada cara lain dalam menentukan data tersebut homogen atau tidak yaitu dengan menggunakan One- Way ANOVA berikut hasil uji homogen menggunakan ANOVA
Tabel 4. Tabel ANOVA Homogenitas
ANOVA Hasil Belajar Siswa
Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
Between Groups
1033.350 1 1033.350 51.630 .000
Within Groups
1160.833 58 20.014
Total 2194.183 59 Sumber: perhitungan SPSS
Tabel 5. Hasi Uji Paired Data T Test
Paired Samples Test Paired Differences
t df Sig.
(2- tailed
) Mean
Std.
Deviatio n
Std.
Error Mea
n
95%
Confidence Interval of the
Difference Lower Upper
Pai r 1
PreTestEksperime n – PostTestEksperim en
- 17.33 3
7.567 1.38 2
- 20.15 9
- 14.50 8
- 12.
546
29 .000
Pai r 2
PreTestKontrol –
PostTestKontrol -
9.500
6.637 1.21 2
- 11.97 8
- 7.022
- 7.8 40
29 .000
Sumber: perhitungan SPSS
Berdasarkan pernyataan pada uji normalitas di atas bahwa uji Paired Sampel T Test akan dilakukan jika data berdistribusi normal dan sesuai dengan data yang didapatkan dalam uji normalitas adalah data berdistribusi normal yang mana berguna untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara rata-rata dua sampel yang berpasangan dan Uji Peired Sampele T Test akan menjawab tentang rumusan masalah apa pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat. Berikut ini adalah hasil Uji Paired Sampele T Test dengan menggunakan SPSS diperoleh:
a) Hasil uji Pair 1 diperoleh nilai sig sebesar 0.000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-
rata siswa untuk PreTest kelas ekperimen dengan PostTest kelas ekperimen.
b) Hasil uji Pair 2 diperoleh nilai sig sebesar 0.000 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata- rata siswa untuk PreTest kelas kontrol dengan PostTest kelas kontrol.
Berdasarkan hasil uji pair 1 dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat.
Ada perbedaan antara rata-rata siswa sebelum diterapkan model Problem Based Learning dan setelah diterapkannya model Problem Based Learning karena terdapat perbedaan pada keduanya maka ada pengaruh yang diterapkan pada model Problem Based Learning terhadap hasil belajar siswa yang telah di uji dalam Uji Deskriptif yang mana nilai Pre-Test eksperimen minimum adalah 56 nilai maksimumnya adalah 77, nilai rata-rata 67,60 dan nilai dari Std.Deviation adalah 6.355 dan mendapat peningkatan pada saat melakukan Post-Test pada kelas eksperimen yaitu nilai minimum menjadi 80, nilai maximum 92, nilai rata-rata 85,97 dan nilai Std.Deviation 3.499. Dari data nilai deskriptif pada kelas eksperimen ini dapat dilihat dengan jelas bahwa adanya pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sedangkan pada data analisis Pre-Test kelas kontrol nilai minimum adalah 55, nilai maximum adalah 84, nilai rata-rata adalah 68.00 dan nilai Std.Deviation 8.229. Pada saat Post- Test nilai minimum adalah 65, maxsimum adalah 89, rata-ratanya adalah 78.53 dan nilai Std.Deviation 6.180. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang mana nilainya sama-sama meningkat namun namun pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control.
71 Tabel 6. Hasil Uji Independen T Test
Independent Samples Test
Levene's Test t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2- tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Lower Upper Hasil
Belajar Siswa
Equal variances assumed
2.002 .162 7.185 58 .000 8.300 1.155 5.988 10.612
Equal variances not assumed
7.185 51.764 .000 8.300 1.155 5.982 10.618
Sumber: perhitungan SPSS
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata dua sampel yang tidak berpasangan. Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas didapatkan bahwa data hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal dan bersifat homogen, selanjutnya untuk menguji hipotesis dilakukannya uji independen Sample T Test. Pada uji independen Sample T Test berguna untuk menjawab hipotesi Pada data deskriptif statistik Tabel 1. Dapat dilihat seberapa besar perbedaan hasil belajar siswa untuk PostTest kelas Ekperimen dengan model Problem Based Learning (PBL) dan PostTest kelas kontrol dengan model ceramah.
Untuk hasil belajar siswa kelas Ekperimen dengan model Problem Based Learning (PBL) nilai rata-ratanya adalah 85,97 sedangkan untuk PostTest kelas kontrol dengan model ceramah rata-ratanya adalah 76,53, maka kedua nilai tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
Berdasarkan data Tabel 4.12 dapat dilihat rata-ratanya kelas Kontrol adalah 73,77 dengan setandar Deviation 6,415 dan nilai rata-rata kelas eksperimen 85,27 dengan setandar Deviation 6,664. Pada tabel tersebut juga diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.000 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara rata-rata siswa dengan demikian maka, H0
ditolak dan H1 diterima yang berarti Ada pengaruh model mengajar Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat. Maka hasil hipotesis dari penelitian ini adalah
H0 = (ditolak) Tidak ada pengaruh model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat.
H1= (diterima) Ada pengaruh model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap hasil belajar ekonomi siswa XI terhadap pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Pengumpulan data menggunakan tes/pertanyaan untuk mengumpulkan data PreTest dan PostTest untuk kelas eksperimen dan kontrol.
Penggunaan desain eksperimen semu sebagai kelompok eksperimen menerima perlakuan dan kelompok kontrol tidak.
Pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model ceramah. Hipotesis penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebagai variabel bebas dan hasil belajar sebagai variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran model problem based learning (PBL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Model problem based learning (PBL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Karena penerapan model ini, siswa dianggap aktif dalam proses pembelajaran, merangsang rasa ingin tahu mereka tentang materi pembelajaran dan memungkinkan mereka untuk menyelesaikan tugas dan meningkatkan hasil belajar.
Kasmadi (2014) menjelaskan variabel lain yang mempengaruhi hasil belajar siswa, seperti kecerdasan, motivasi, kesehatan jasmani, lingkungan kelas, atau latar belakang siswa. Pada kelompok
72 kontrol, siswa kurang aktif saat belajar dan
menggunakan metode ceramah tidak banyak berpengaruh karena siswa cenderung mengantuk karena bosan saat mendengarkan. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dikarenakan experiential group learning memiliki fase model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dimana siswa berpartisipasi aktif dalam proses pemecahan masalah di dunia nyata.
Lingkungan ingin mengetahui lebih banyak tentang materi ekonomi, dan siswa juga antusias belajar, sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa dan mencapai nilai tertinggi. Sugiyanto (2010) Tahap pertama model pembelajaran berbasis masalah (PBL) model berorientasi masalah siswa.
Pada tahap ini, guru mengajak siswa untuk mengamati dan berpartisipasi aktif dalam proses pemecahan masalah.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya mengenai pengaruh model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat dengan sampel sebanyak 60 siswa/i dan dalam data yang telah diperoleh selama penelitian yang
telah dibahas pada BAB IV maka dapat ditarik kesimpulannya yaitu:
1. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji independent T-Test dapat diketahui hasil nilai Sig. (2-tailed) 0,000 dimana lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 (ditolak) Tidak ada pengaruh model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat dan H1
(diterima) Ada pengaruh model Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI di SMA Negeri 2 Tasifeto Barat
2. Berdasarkan hasil uji rata-rata Pada analisis data Pre-Test kelas kontrol jumlah sampel sama dengan kelas eksperimen yaitu 30, nilai minimum adalah 24, nilai maximum adalah 72 dan nilai rata-rata adalah 49,47 dan pada saat Post-Test nilai minimum adalah 60, maksimum adalah 84 dan rata-ratanya adalah 73,77. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang mana nilainya sama-sama meningkat namun pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas control.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyah, A. I., & Rosy, B. (2020).
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Pada Mata Pelajaran Otomatisasi Tata Kelola Humas dan Keprotokolan Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI OTKP SMK Ketintang Surabaya. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran
(JPAP), 9(1), 17–27.
https://doi.org/10.26740/jpap.v9n1.p 17-27
Fernandes, R. (2019). Relevansi Kurikulum 2013 dengan kebutuhan Peserta didik di Era Revolusi 4.0. Jurnal Socius:
Journal of Sociology Research and
Education, 6(2), 70.
https://doi.org/10.24036/scs.v6i2.157 Gredler, M. E. (2011). Learning And
Instruction: Teori dan Aplikasi edisi 6 (Ed.6; Cet.). Kencana Prenada Media.
Handika, D., Santoso, S., & ... (2021).
Pengaruh Model Project Based Learning dan Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Educatio FKIP …, 7(4), 1544–1550.
https://doi.org/10.31949/educatio.v7i 4.1449
Hasianna, R., Sotarduga, S., & Leo, S.
(2023). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA NEGERI 1 Siantar Kabupaten Simalungun Tahun Ajaran 2022/2023.
73 2(6), 54–62.
Hidayat, S. (2019). Pengaruh model problem based learning terhadap hasil belajar siswa xi otkp di smkn1 Bangkalan. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran, 07(03), 93–97.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/i ndex.php/JPAPUNESA/article/view /29753
Kasmadi. (2014). Panduan modern penelitian kuantitatif (Cet.2). Alfabeta.
Kurniasih, D. I., Baedhowi, & Sudiyanto.
(2019). Media e-Book berbasis problem based learning dalam mata pelajaran ekonomi. Surya Edunomics, 3(1), 49–61.
Makmun, A. S. (2012). Psikologi kependidikan Edisi lengkap. Bandung Rosdakarya.
Mursidik, E. M., Samsiyah, N., &
Rudyanto, H. E. (2015). Creative Thinking Ability in Solving Open- Ended Mathematical Problems Viewed From the Level of Mathematics Ability of Elementary School Students.
PEDAGOGIA: Journal of Education, 4(1), 23–33.
Pebriyani, E. P., & Pahlevi, T. (2020).
Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran Kearsipan Kelas X OTKP Di SMK Negeri 1 Sooko Mojokerto. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran (JPAP), 8(1), 47–55.
https://doi.org/10.26740/jpap.v8n1.p 47-55
Santi, S., Waspada, I., & Sumartini, S.
(2021). Pengaruh Penggunaan Metode Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Peserta Didik pada Mata Pelajaran Ekonomi. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu
Sosial, 17(1), 81–90.
https://doi.org/10.21831/socia.v17i1.
34091
Siwy, J., Joubert, m. dame, & Ranti, D.
(2022). Perbandingan Model Pembelajaran Problem based learning (PBL) dan Model Pembelajaran Discovery Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi dan Bisnis Di kelas X SMK FAJAR MOYONGKOTA. Literacy: Jurnal
Pendidikan Ekonomi, 0–7.
http://mulok.library.um.ac.id/index3.
php/75251.html
Sugiyanto. (2010). Model-model pembelajaran inovatif (Cet 2). Yuma Pustaka.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.