BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1 Define
Setelah dilakukan pertemuan dalam bentuk brainstorming maka didapatkan: 1) Rumusan masalah dan tujuan seperti dalam gambar berikut ini;
2) Jadwal dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut;
Gambar 5.2 Jadwal Penyelesaian Sumber: Data diolah (2014)
5.1.2 Measure
1) Identifikasi pemborosan (waste) yang berpengaruh terhadap kualitas perancangan sistem adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Identifikasi Pemborosan Pemborosan
(waste)
Pengaruh terhadap Kualitas Solusi
Defect Mencegah kerugian kesempatan berproduksi yang disebabkan oleh kebocoran pipa akibat illegal taping
Pemetaan kondisi dilapangan
Waiting Mempercepat waktu tunggu dalam pengambilan keputusan dan rencana tindakan yang dibutuhkan
Pemetaan kondisi dilapangan Deteksi lebih dini terhadap kondisi dan situasi jalur pipa dengan memberikan warna merah, kuning dan hijau
Under utilization of Employees Mind and Ideas
Perencanaan dan penjadwalan
program kerja yang terintegrasi Pemetaan komitmen setiap departemen dalam mengisi laporan program kerja di sistem
Pelaporan program kerja yang
terintegrasi Sistem yang terintegrasi
Rencana tindakan yang terintegrasi Tugas dan tanggung jawab
departemen tergambarkan dengan jelas
Pemetaan komitmen setiap departemen dalam mengisi laporan program kerja di sistem
Sumber:Data diolah (2014) Define Measure Analyze
Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun
2015 2014
Sept
Verify Design
2) Departemen terkait yang akan mengisi laporan program kerja di sistem (SharePoint) adalah sebagai berikut:
Tabel 5.2 Departemen Dan Program Kerja Departemen dan Program Kerja
Security - Monthly Threat Mapping Security - Daily Briefing
Security - Daily Patrol
Security - Daily Access Control Asset Integrity - Line Integrity Operations - Monthly Pressure Test Operations - Weekly Line Checking Operations - Weekly Aerial Survey Operations - Weekly Land Clearing Operations - Weekly ROW Boundary Land Forestry Group - Forestry Report Land Forestry Group - Encroachments Report Development & Relationship - Safety Campaign Development & Relationship - Contribution Donation Development & Relationship - Stakeholder Mapping
Development & Relationship - Weekly Community Engagement
Sumber: Data diolah (2014)
5.1.3 Analyze
Mengidentifikasi kondisi saat ini dengan mempelajari rekomendasi yang tercantum dalam laporan Root Cause Analysis (RCA). Kutipan laporan RCA adalah sebagai berikut:
Gambar 5.3 RCA – Incident Description
Sumber: Data diolah (2014)
Gambar 5.4 RCA – Corrective Action Plan
Gambar 5.5 RCA – Corrective Action Plan
Sumber: Data diolah (2014)
Dalam tahap Analyze ini dilakukan analisis kondisi yang diharapkan, dengan menggunakan alat analisis (SIPOC) Supplier-Input-Process-Output-Customer.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.3 SIPOC
Supplier Input Proses Output Customers
Security Memasukan laporan ke SharePoint Membuat rencana tindakan Auto dashboard – Pemetaan (Heat Map) jalur pipa dan komitmen Supplier
dalam mengisi laporan
Sistem akan
mengirim email jika ada rencana tindakan yang diupdate Kasus illegal taping dapat diturunkan Management perusahaan Asset Integrity Operations Land Forestry group Development & Relationship group
5.1.4 Design
Sistem yang terintegrasi dengan menggunakan Microsoft SharePoint 2013 telah selesai dibuat pada bulan Desember 2014. Dengan contoh tampilan sebagai berikut:
Gambar 5.6 Contoh tampilan Sistem Terintegrasi dengan menggunakan
Microsoft SharePoint 2013 Sumber: Data diolah (2014)
Penjelasan Gambar 5.6:
1) Dashboard (auto Dashboard), yang menghasilkan pemetaan kondisi di lapangan dan pemetaan komitment setiap departemen dalam mengisi laporan di sistem 2) Rencana tindakan, jika dalam pengisian laporan program kerja ada indikasi
berwarna merah atau kuning maka dalam pertemuan rutin diharapkan akan terjadi diskusi dan kemudian mencatatkan rencana tindakannya di icon tersebut. 3) Pengukuran pertemuan yang efektif, komitmen departemen terkait dalam menghadiri pertemuan rutin serta waktu yang digunakan untuk menjalankan meeting tersebut diukur dalam icon tersebut.
Contoh yang harus diisi dalam sistem adalah sebagai berikut:
Gambar 5.7 Security – Daily Access Control
Gambar 5.8 LFG – 6 Monthly Forestry Report
Sumber: Data diolah (2014)
Gambar 5.9 D&R – Quarterly Stakeholder Mapping
Gambar 5.10 Contoh Kolom Pertanyaan Yang Harus Diisi Dalam Sistem Terintegrasi
Sumber: Data diolah (2014)
Gambar 5.11 Contoh Gambar Pipa Untuk Laporan Weekly Pressure Test
Tabel 5.4 Contoh ReportWeekly Pressure Test tanggal 11 April 2015 pada Area 5
Junction Pressure
Time Pressure Upstream Downstream Remark
12:30 355 Stop shiping pump
13:00 355
14:00 330 Closed at 14:30
15:00 325 320 360
15:30 325 320 360
16:00 325 320 360
Sumber:Data diolah (2015)
Auto Dashboard dalam memetakan kondisi di lapangan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.5 Pemetaan Kondisi di Lapangan
Sumber: Data diolah (2015)
Keterangan warna:
Hijau : kondisi di lapangan aman Kuning : hati-hati dan waspada
Merah : tidak aman dan perlu rencana tindakan penyelesaian Putih : belum ada pelaporan yang diidentifikasi
Logika yang digunakan dalam menyimpulkan warna akhir:
Area Status Jan Feb Mar Apr May Jun
Area 5. Merah 0 0 2 3 0 1 Area 5. Kuning 0 1 3 0 0 2 Area 5. Hijau 0 5 21 13 7 7 Area 7. Merah 0 0 0 0 0 0 Area 7. Kuning 0 0 1 0 1 0 Area 7. Hijau 0 5 14 13 5 3
a) Jika dalam satu area ada indikasi pelaporan program kerja berwarna merah (meskipun hanya dari satu departemen dan hanya satu program kerja) maka indikasi area tersebut akan berwarna merah. Meskipun dari departemen lain ada program kerja yang berwarna hijau atau kuning.
b) Jika dalam satu area ada indikasi pelaporan program kerja berwarna kuning (meskipun hanya dari satu departemen dan hanya satu program kerja serta tidak ada warna merah) maka indikasi area tersebut akan berwarna kuning. Meskipun dari departemen lain ada program kerja yang berwarna hijau.
c) Warna hijau akan menjadi warna kesimpulan dari suatu area jika tidak ada warna merah ataupun kuning dari departemen lain.
Auto Dashboard dalam memetakan komitment departemen dalam mengisi laporan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6 Pemetaan Komitmen Setiap Departemen Dalam Mengisi Laporan di Sistem
Sumber: Data diolah (2015)
Departemen dan Program Kerja Jan Feb Mar Apr May Jun
Sec - Monthly Threat Mapping 0 0 0 0 0 0
Sec - Daily Briefing 4 0 0 0 0 0
Sec - Daily Patrol 4 0 0 1 1 14
Sec - Daily Access Control 4 0 0 1 0 0
Asset Integrity - Line Integrity 0 0 0 8 0 0
Ops - Monthly Pressure Test 0 0 0 0 1 0
Ops - Weekly Line Checking 4 0 12 7 6 7
Ops - Weekly Aerial Survey 1 2 11 6 16 10
Ops - Weekly Land Clearing 2 0 13 0 3 1
Ops - Weekly ROW Boundary 3 0 3 0 0 0
LFG - Forestry Report 4 20 32 23 0 0
LFG - Encroachments Report 4 22 25 24 8 10
D&R - Safety Campaign 2 0 2 0 1 0
D&R - Contribution Donation 0 5 3 6 6 0
D&R - Stakeholder Mapping 7 1 1 0 0 0
Keterangan warna:
Putih : komit untuk melaporkan program kerja Merah : tidak ada laporan program kerja
Adapun run chart komitmen per departemen adalah sebagai berikut:
Gambar 5.12 Run Chart Commitment per Function
Sumber: Data diolah (2015)
Jika hasil dari pemetaan kondisi di lapangan adalah berwarna kuning atau merah maka dalam pertemuan mingguan akan didiskusikan rencana tindakan (action log) yang akan dilakukan agar pemetaan dibulan berikutnya berwarna hijau.
Dalam sistem terintegrasi ini, pembaharuan (update) status dari setiap rencana tindakan akan dikirim secara otomatis kepada departemen terkait setiap minggu sebelum hari pertemuan rutin dilakukan. Departemen yang bertanggung jawab terhadap rencana tindakan tersebut akan melakukan pembaharuan (update) sebelum pertemuan rutin. Berikut ini adalah contoh tampilan yang dikirim secara otomatis:
Gambar 5.13 Contoh tampilan Pembaharuan Rencana Tindakan Yang dikirim Secara Otomatis oleh Sistem.
Sumber: Data diolah (2015)
Status rencana tindakan sampai dengan bulan Juni adalah sebagai berikut:
Gambar 5.14 Grafik Status Rencana Tindakan Sampai Bulan Juni Sumber: Data diolah (2015)
5.1.5 Verify
Usulan peta rencana jadwal pertemuan rutin adalah sebagai berikut:
Gambar 5.15 Peta Jadwal Pertemuan Rutin Sumber: Data diolah (2015)
Adapun usulan agenda, aturan dasar rapat dan pemimpin rapat untuk setiap pertemuan rutin yaitu Mingguan dan Bulanan adalah sebagai berikut:
Gambar 5.16: Agenda, Aturan Dasar Rapat Dan Pemimpin Rapat Untuk Pertemuan Mingguan
Gambar 5.17 Agenda, Aturan Dasar Rapat Dan Pemimpin Rapat Untuk Pertemuan Bulanan
Sumber: Data diolah (2015)
Pengukuran pertemuan yang efektif sampai dengan bulan Juni adalah sebagai berikut:
Gambar 5.18 Grafik Pengukurun Pertemuan Yang Efektif Sumber: Data diolah (2015)
Gambar 5.19 Faktor-Faktor Yang Diukur Sumber: Data diolah (2015)
Faktor-faktor yang di ukur untuk pertemuan yang efektif adalah:
1) Apakah Undangan sudah di bagikan paling tidak 1 minggu sebelum pertemuan. 2) Apakah agenda pertemuan sudah dirumuskan sebelumnya.
3) Apakah waktu mulai dan berakhir pertemuan sudah sesuai dengan jadwal. 4) Apakah departemen yang diundang hadir.
Catatan hasil pertemuan disimpan dalam system dengan tampilan sebagai berikut:
Gambar 5.20 Contoh Tampilan Catatan Hasil Pertemuan di Sistem (SharePoint) Date Total Invitation Agenda Start End Security Asset Integrity Operations LFG D&R Other
12/24/2014 80% 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1/7/2015 90% 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 3/4/2015 60% 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 4/17/2015 60% 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 4/24/2015 70% 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 5/8/2015 70% 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 5/22/2015 70% 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 6/19/2015 90% 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 6/5/2015 100% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Selama periode pengamatan implementasi sistem terintegrasi dihasilkan run chart kasus illegal taping sebagai berikut:
Gambar 5.21 Run Chart Kejadian Illegal Tapping Dibandingkan Terhadap Kerugian
5.2. Pembahasan
5.2.1 Sistem Pelaporan Terintegrasi
Berdasarkan hasil diskusi yang terangkum dalam Tabel 5.1 maka teori tentang pemborosan (waste) dan penyebabnya (Gaspersz, 2011) dapat membantu penulis dalam proses pembuatan sistem terintegrasi yang berkualitas.
SIPOC (Supplier-Input-Process-Output-Customer) diagram telah terbukti adalah sebagai alat analisis yang baik untuk menerjemahkan kemauan customer
(management perusahaan) terhadap output yang dihasilkan serta mengidentifikasi prosesnya, terlihat dalam Table 5.3
Pemetaan kondisi lapangan yang terangkum dalam Table 5.5 sesuai dengan pendapat Ionescu (2014) yang mengemukakan syarat untuk terbentuknya sebuah sistem manajemen yang efektif. Ada 4 komponen yeng berkaitan dengan design dan operasi dari sistem internal kontrol, yaitu: kontrol lingkungan, asesmen risiko, kontrol aktifitas dan komunikasi. Cottin (2009) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa dalam Manajemen Risiko, langkah pertama untuk mengatasi illegal tapping
adalah dengan memasang alat pengukur tekanan yang dapat mendeteksi ketika ada aliran tekanan yang turun di bagian pipa tertentu. Penelitian Cottin telah diterapkan dalam Sistem Terintegrasi ini berupa pelaporan program kerja dari departemen
Operations yaitu Monthly Pressure Test (Tabel 5.4).
Penelitian yang dilakukan oleh Hughen et al. (2014) menyimpulkan bahwa kegiatan
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah berfokus pada nilai perusahaan dalam jangka panjang melalui pengembangan strategi operasional dan peningkatan reputasi perusahaan serta pengendalian risiko. Hasil penelitian Hughen telah diterapkan dalam Sistem Pelaporan Terintegrasi ini berupa pelaporan program kerja
dari departemen D&R yaitu Safety Campaign, Contribution Donation, Stakeholder Mapping dan Weekly Community Engagement.
Pemetaan kondisi lapangan (heat map) yang tergambarkan dalam Sistem Terintegrasi ini sesuai dengan pendapat Kaiser bahwa pencegahan kejahatan adalah sebagai sesuatu usaha yang meliputi segala tindakan yang mempunyai tujuan yang khusus untuk memperkecil ruang lingkup kekerasan atau pelanggaran, baik melalui pengurangan kesempatan-kesempatan untuk melakukan kejahatan ataupun melalui usaha-usaha pemberian pengaruh kepada orang-orang yang secara potensial dapat menjadi pelanggar serta kepada masyarakat umum.
Selain itu Stephan and Doug (2007) dalam kesimpulan penelitiannya mengatakan bahwa Pendekatan secara integrated telah memungkinkan manajemen untuk lebih memahami risiko, secara proaktif mengidentifikasikan issue, dan lebih cepat dalam merespon peristiwa penting dengan cara yang lebih terpadu dan konsisten. Adapun Penulis berpendapat bahwa Visualisasi Pemetaan Kondisi di Lapangan (heat map) dapat membantu Manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan yang akan ditetapkan serta merencanakan tindakan yang dibutuhkan. Pemetaan komitmen setiap departemen dalam mengisi laporan di sistem terintegrasi ini yang terangkum dalam Table 5.6 sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Djohanputro (2013) yang mendefinisikan manajemen risiko korporate terintegrasi adalah sebuah proses yang melibatkan seluruh pihak dalam korporate dalam rangka mendesain, menerapkan, memonitoring, me-review dan melakukan perbaikan secara terus menerus melalui praktik identifikasi, pengukuran, pemetaan, penanganan, monitoring, kontrol dan pelaporan risiko untuk
meningkatkan kepastian pencapaian tujuan perusahaan. Pengukuran komitmen setiap departemen yang digambarkan dalam Gambar 5.12 menunjukan tren penurunan pada kuartal ke-2. Tren penurunan komitmen ini berpengaruh terhadap meningkatnya kejadian illegal taping di kuartal ke-2 tersebut.
Usulan penulis dalam menghasilkan pertemuan yang efektif seperti tercantum dalam Sub Bab 5.1.5 sudah sesuai dengan penelitian John R (2006) yang mengemukakan 4 langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan pertemuan yang efektif yaitu agenda pertemuan, bahan pertemuan, proses pelaksanaan pertemuan dan tindak lanjut hasil pertemuan. Adapun yang diusulkan dalam tesis ini adalah membuat peta pertemuan rutin (Gambar 5.15), merancang usulan agenda pertemuan rutin (Gambar 5.16 dan Gambar 5.17) serta melakukan pengukuran untuk proses pelaksanaan pertemuan. Dalam Gambar 5.19 diamati bahwa masih adanya undangan yang tidak menghadiri pertemuan. Untuk itu agar undangan yang tidak hadir tersebut tetap mendapatkan informasi yang update maka catatan hasil pertemuan selain direcord di sistem juga dibagikan melalui email.
5.2.2 Kejadian Illegal Taping
Selama periode pengamatan implementasi sistem yang terintegrasi tersebut dihasilkan penurunan jumlah kasus illegal tapping (Gambar 5.21), total dikuartal ke 2 tahun 2015 ada 4 kejadian sementara dikuartal yang sama pada tahun 2014 ada 5 kejadian. Adapun jumlah kerugian yang diakibatkan juga mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu total kerugian sampai Q2 pada tahun 2014 adalah 56 bbls sementara tahun 2015 adalah 5.95 bbls. (1 bbls (barrels) = 158.9 liter)
Dengan hasil tersebut maka Sistem Pelaporan Terintegrasi ini terbukti mampu mencegah dan menurunkan jumlah kejadian illegal tapping di jalur pipa KM13 – KM 43.