• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2002 T E N T A N G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2002 T E N T A N G"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2002

T E N T A N G

USAHA DAN PENGGOLONGAN HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR,

Menimbang : a. bahwa dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah, Undang-Unang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undanng-Undang nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Udang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka dipandang perlu dibuat peraturan yang mengatur usaha hotel dengan tanda bunga melati ;

b. dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan Asli daerah Kabupaten

Kotawaringin Timur sebagai daerah otonom maka usaha dan penggolongna hotel dengna tanda bunga melati perlu diatur dan ditata ;

c. bahwa untuk maksud huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan

dearah kabupaten kotawaringi Timur ;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1820) ;

2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum

Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Negara Nomor 3209);

3. Undang-undanmg Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran

Negara RI Tahun 1999 Nomor 78) ;

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah (Lembaran

negara tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ;

6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang

Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4048) ;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan pemerintah

dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ;

(2)

8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undang-undang, rancangan Peraturan Pemerintah dan Keputusan presiden ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi daerah (lembaran

Negara RI tahun 2001 Nomor 119, Tambahan lembaran Negara RI Nomor 4139); 10. Peraturan daerah kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 22 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah kabupaten Kotawaringin Timur sebagai Daerah Otonom ;

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAWARINGIN TIMUR

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TENTANG USAHA PENGGOLONGAN HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu

berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

b. Bupati adalah bupati Kotawaringin Timur

c. Pemerintah daearha dalah Kepala dearah beserta perangkat daewrah otonom yang lain

sebagai badan Eksekutif daerah Kabupaten Kotawaringin Timur.

d. Dewan Perwakilan rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif daerah

Kabupaten Kotawaringin Timur

e. Dinas Tenaga kerja dan Pariwisata adalah Dinas tenaga kerja dan Pariwisata Kabupaten

Kotawaringin Timur ;

f. Akomodasi adalah suatu wahana untuk menyediakan pelayanan jasa penginapan yang dapat

dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya ;

g. Hotel dengan tanda bungan melati yang selanjutnya disebut Hotel Melati adalah suatu usaha

komersil yang menggunakan suatu bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang dengna syarat-syarat tertentu untuk memperoleh pelayanan penginapan ;

h. Pimpinan hotel melati adalah orang yang memimpin sehari-hari dan bertanggung jawab atas

pengusahaan hotel melati ;

i. Tamu hotel melati adalah setiap orang yang menginap dan mempergunakan jasa-jasa

(3)

j. Persetujuan Prinsip adalah persetujuan yang diberikan oleh bupati kepada badan Usaha atau

perorangan untuk dapat membangun atau menambah kamar hotel melati ;

k. Ijin mendirikan bangunan adalah ijin yang diberkan oleh Bupati untuk mendirikan suatu

bangunan hotel setelah mendapatkan Persetujuan prinsip;

l. Ijin usaha adalah ijin yang diberikan oleh Kepala Dinas tenanga Kerja dan Pariwisata

Kabupaten Kotawaringin Timur atas nama Bupati untuk tempat usaha hotel melati ;

m. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan

komanditer, perseroan lainnya,, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dengan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.

n. Retribusi adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melaui Dinas Tenaga kerja dan pariwisata kabupaten Kotawaringin Timur untuk kepentingan pribadi atau badan usaha yang dibebankan terhadap Ijin Usaha dan Daftar Ulang Ijin Usaha ;

o. Surat Pendaftar Obyek Retribusi daerah yang selanjutanya disingkat SPORD adalah surat

yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan data obyek retribusi dan sebagai dasra perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut perundang-undangan yang berlaku ;

p. Surat ketetapan retribusi daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalh surat keputusan

yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ;

q. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar tambahan yang selanjutnya disingkat

SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan ;

r. Surat Ketetapan Retribusi daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah

surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terhutang ;

s. Surat Tagihan Retribusi Dearah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surta untuk

melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda ;

t. Surat keputusan keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD,

SKRDKBT, SKRDLB atau terhadap potongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib retribusi ;

u. Kas Daerah adalah kas Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur yang ada pada PT. Bank

Pembangunan Kalimantan Tengah cabang sampit ;

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud dan tujuan peaturan daerah tentang usaha Rumah makan ini adalah ;

a. Memberikan dasar hukum terhadap pemberian ijin pembangunan baru, perbaikan, perluasan

bangunan dan ijin usaha hotel ;

b. Meletakkan dasar-dasar tentang syarat-syarat yang berlaku atas pengusahaan hotel ;

(4)

d. Memudahkan pembinaan dan pengawasan atas pengusahaan hotel ;

BAB III

BENTUK USAHA DAN PERMODALAN

Pasal 3

(1) Usaha hotel melati dapat berbentuk badan Usaha atau Usaha Perorangan dengan maksud dan

tujuan semata-mata berusaha dalam bidang hotel melati sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Modal usaha hotel melati dimiliki oleh warga negara Indonesia

BAB IV PERSYARATAN PENGUSAHAAN Pasal 4

Pengusahaan hotel melati pada dasarnya menyediakan jasa pelayanan penginapan sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran ynag merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 5

Lokasi dan keadaan bangunan hotel melati beserta kelengkapannya harus memenuhi syarat-ayarat yang ditentukan.

Pasal 6

(1) hotel melati harus memiliki tenaga karja yang memiliki latar belakang pendidikan kejuruan

dan pengalaman kerja dibidangnya sesuai dengan tugas dan jabatannya pada hotel dan sesuai pula dengan golongan Kelas Hotel Melati.

(2) Penggunaan tenaga kerja asing pada hotel melati harus memiliki ijin tentang penggunaan

tenaga karja asing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(3) Karyawan/ karyawati hotel melati harus berbadan sehat dan tidak mempunyai penyakit

menular yang ditetapkan oleh instansi kesehatan setempat.

Pasal 7

Tidak termasuk dalam pengertian hotel melati menurut ketentuan tersebut pasal 1 huruf g peraturan daerah ini adalah :

a. Hotel berbintang, penginapan remaja (youth hostel), Pondok Wisata dan Perkemahan ;

b. Asrama haji dan rumah pemondokan mahasiswa dan pelajar ;

c. Tempat penginapan yang dikelola oleh instansi pemerintah maupun swasta yang khusus

(5)

BAB V P E R I J I N A N Pasal 8

(1) Setiap pembangunan hotel melati baru ataupun penambahan jumlah kamar hotel harus

mendapat Persetujuan Prinsip Membangun atau persetujuan prinsip penambahan kamar dari Bupati melalui Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata

(2) Pemberian persetujuan Prinsip Membangun harus berpedoman kepada rencana kebutuhan

kamar hotel melati yang diterbitkan setiap tahun oleh Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata.

(3) Setelah Persetujuan Prinsip Membangun dikeluarkan, pemohon harus melengkapinya

dengan ijin Mendirikan Bangunan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.

Pasal 9

(1) Persetujuan Prinsip membangun sebagaimanadimaksud pasal 8 ayat (1) peraturan Daerah

ini berlaku 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal dikeluarkannya dan dapat diperpanjang kembali maksimal 2 (dua) kali.

(2) Apabila pembangunan belum dimulai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun maka Persetujuan

Prinsip yang telah diberikan menjadi batal.

Pasal 10

(1) Untuk mengushakan hotel melati harus memiliki ijin usaha yang dikeluarkan oleh Kepala

Dinas tenaga Kerja danPariwisata atas nama Bupati.

(2) Ijin usaha tersebut ayat (1) pasal ini berlaku untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun

dengan ketentuan setiap tahun sekali harus didaftar ulang kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata

Pasal 11

(1) Tata cara untuk mendapatkan Persetujuan Prinsip dan Ijin Mendirikan Bangunan

ditetapkan oleh Bupati ;

(2) Tata cara untuk mendapatkan ijin usaha diteapkan oleh Kepala Dinas tenaga Kerja dan

Pariwisata.

Pasal 12

Setiap perubahan nama atau pemindahtanganan kepemilikan hotel melati harus melaporkan secara tertulis kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisataan.

BAB VI

(6)

PENGGOLONGAN KELAS HOTEL MELATI

Pasal 13

(1) Usaha hotel melati digolongkan dalm 3 kelas.

(2) Penggolongan kelas Hotel Melati didasarkan pada persyaratn tertentu .

(3) Golongan Kelas Hotel Melati ditetapkan sebagai berikut :

a. Golongan kelas tertinggi dinyatakan dengan tanda 3 bunga melati

b. Golongan kelas menengah dinyatakan dengan tanda 2 bunga melati

c. Golongan kelas terendah dinyatakan dengan tanda 1 bunga melati

Pasal 14

Penentuan penggolongan kelas hotel melati dinyatakan dengan piagam yang dikeluarkan oleh bupati melalui Dinas Tenaga Kerja dan Pariwiwsata.

Pasal 15

Piagam Golongan Kelas Hotel Melati berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal dikeluarkan dan dapat diperbaharui setelah diadakn penilaian kembali oleh Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata.

Pasal 16

Piagam golongan Kelas Hotel Melati tersebut pasal 15 peraturan daerah ini harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh tamu.

Pasal 17

Tata cara untuk memperoleh Golongan kelas Hotel melati ditetapkan oleh kepala Dinas Tenaga kerja Dan Pariwisata.

BAB VII

DASAR PENGENAAN DAN TARIF RETRIBUSI

Pasal 18

Pengenaan retribusi didasarkan pada :

a. Untuk memperoleh keuntungan yang layak.

b. Untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian ijin yang

bersangkutan.

Pasal 19

(7)

(1) Untuk memperoleh persetujuan Prinsip membangun, Persetujuan prinsip penambahan kamar,

ijin usaha dan Daftar Ulang Ijin Usaha dipungut retribusi.

(2) Besarnya retribusi tersebut ayat (1) pasal ini didasarkan atas jumlah kamar yang diusahakan

kecuali Persetujuan Prinsip Membangun.

Pasal 20

(1) Besarnya tarif retribusi untuk memperoleh Persetujuan Prinsip Membangun Hotel ditetapkan

sebagai berikut ;

a. Hotel dengan tanda bung melati 1 Rp. 300.000,-

b. Hotel dengan tanda bung melati 2 Rp. 350.000,-

c. Hotel dengan tanda bung melati 3 Rp. 400.000,-

(2) Besarnya Retribusi untuk memperoleh Persetujuan Prinsip Penambahan Kamar ditetapkan

sebagai berikut :

a. Hotel dengan tanda bunga melati 1 Rp. 8.500,- per kamar ;

b. Hotel dengan tanda bunga melati 2 Rp.15.000,- per kamar ;

c. Hotel dengan tanda bunga melati 3 Rp.20.000,- per kamar ;

(3) Besarnya retribusi untuk memperoleh Ijin usaha dan Daftar Ulang Ijin Usaha ditetapkan

sebagai berikut :

a. Hotel dengan tanda bunga melati 1 Rp.10.000,- per kamar ;

b. Hotel dengan tanda bunga melati 2 Rp.15.000,- per kamar,

c. Hotel dengan tanda bunga melati 3 Rp.20.000,- per kamar ;

Pasal 21

Hasil retribusi tersebut pasal 20 Peraturan Daerah ini dissetorkakn seluruhnya ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Khusus penerima Dinas pendapatan Daerah oleh pembantu Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Tenaga kerja dan Pariwisata.

BAB VIII

OBYEK DAN WILAYAH PUNGUTAN RETRIBUSI

Pasal 22

Obyek retribusi adalah orang pribadi atau badan.

Pasal 23

Retribusi usaha dan penggolongan hotel dengan tanda Bunga Melati dipunggut diwilayah kabupaten Kotawaringin Timur.

BAB IX

(8)

Pasal 24

1) Masa retribusi ijin usaha adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun.

2) Saat terhutangnya retribusi adalah padasaat diteritkannya SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan.

BAB X

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN

Pasal 25

1) Pembayaran retribusi dipungut oleh Dinas tenaga Kerja dan Pariwisata .

2) Pembayaran retribusi dilakukan sekaligus atau lunas .

Pasal 26

1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan

pelaksanaan penagihan ertribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.

2) Surat teguran atau surta peringatan atau surat sejenisnya sebagaimana dimaksud ayat (1)

dikeluarkan oleh Kepala Dinas tenaga Kerja dan Pariwisata.

3) Apabila jumlah retribusi yang masih harus dibayar dalam jangka waktu sebagaimana yang

sudah ditentukakn, akan ditagih dengan surat paksa.

4) Surat paksa diterbitkan segera setelah 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal sesuai dengan

surat Ijin usaha.

5) Apabila retribusi ynag harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah

tanggal pemberitahuan surat paksa maka akan diterbitkan surat penghentian sementara usaha yang dikelola sampai lunas kewajibannya.

BAB XI

KEWAJIBAN PEMIMPIN HOTEL MELATI

Pasal 27

Pimpinan Hotel Melati berkewajiban untuk :

a. Memberi perlindungan keda tamu hotel melalui :

b. Mengadakan pembukuan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku :

c. Mencegah penggunaan hotel melati dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu

keamanan dan ketertiban umum serta melanggar norma-norma agama dan kesusilaan ;

d. Mentaati ketentuan ketenagakarjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku;

(9)

f. Memelihara higiene dan sanitasi didalam hotel dan lingkungan pekarangan serta kelestarian

alam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

g. Menetapkan persyaratan penghunian kamar termasuk tarif kamar yang diletakkan pada

tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh tamu ;

h. Melaporkan tingkat hunian kamar setiap bulan kepada Dinas Tenaga Kerja Dan Pariwisata.

BAB XI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 28

1) Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha hotel melati dilakukan oleh Bupati atau Pejabat

yang ditunjuk dalam hal ini Dinas tenaga Kerja dan Pariwisata.

2) Dalam upaya pembinaan dan pengawasan Bupati dapat membentuk tim.

Pasal 29

(1) Dalam upaya pembinaan dan pengawasan Bupati melalui Dinas Tenaga Kerja Dan

Pariwisata memberikan bimbingan/petunjuk baik secara teknis maupun operasional.

(2) Dalm hal-hal yang dianggap perlu Bupati atau Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Pariwisata

dapat meminta laporan kepada pimpinan hotel.

Pasal 30

(1) Terhadap golongan kelas hotel melati dilakukan penelitian secara berkala oleh Dinas tenaga

Kerja Dan Pariwisata.

(2) Bupati dapt menaikkan dan menurunkan golongan kelas suatu hotel melati bila tidak

memenuhi lagi persyaratan golongna kelas yang dimilikinya.

(3) Perubahan golongan kelas seperti yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini dapat didasarakan

atas permohonan pemilik hotel melati yang diajukan kepada Bupati Cq. Kepala Dianas Tenaga Kerja Dan Pariwisataatau atas dasar hasil penelitian yang dilakukan secara berkala sebagiamana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini.

Pasal 31

Persetujuan prinsip dan ijin usaha Hotel Melati dapat dicabut apabila :

a. Yang bersangkutan memperoleh ijin secara tidak sah ;

b. Tidak memenuhi syarat sebagai usah hotel melati ;

c. Melakukan perubahab sebagaimana dimaksud pasal 1 Peraturan daerah ini tanpa

melaporkan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata ;

d. Pimpinan Hotel Melati tidak menjalankan usaha nyatanya dalam bidang perhotelan ;

e. Pengusaha/perusahaan jatuh pailit yang dinyatakan oleh putusan pengadilan Negeri yang

(10)

f. Ijin usaha tidah didaftarkan ulang setiap tahun.

Pasal 32

Tata cara pencabutan sebagaimana dimaksud pasal 31 Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata.

Pasal 33

Semua jenis akomodasi yang telah digolongkan sebagai hotel melati harus menggunakan nama/papan nama di depan banguna hotel.

Pasal 34

(1) Hotel melati yang tele\ah meningkatkan fasilitas dan pelayanana sehingga memeiliki

persyartan kriteria fisik dan Pelayan hotel Berbintnga harus dirubah menjadi Hotel berbintang.

(2) Untuk pelaksanaan perubahan sebagaimana dimaksud ayat 91) pasal ini diadakan penelitian

oleh Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata atau tim yang dibentuk oleh Bupati.

Pasal 35

(1) Perubahan sebagaimana dimaksud pasal 34 ayat (1) peraturan daerah ini dilakukan oleh

Bupati baik atas dasar penelitian yang dilakukan secara berkala oleh Dinas tenaga kerja Dan Pariwisata maupun atasdasr permohonan pemilik hotel melati.

(2) Dalam hal perubahan atas kehendak pemilik hotel maka permohonan harus diajukan kepada

bupati Cq. Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Pariwisata. BAB XII KETENTUAN PIDANA Pasal 36

1) Pengusaha/pimpinan hotel melati yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan pasal 6 ayat (2),

pasal 8 ayat (1) dan (3), pasal 10, pasal 20, bab I pasal 27 huruf b,c, d dan f serta pasal 30 Peraturan Daerah ini diancam pidana kkurungan paling lama 3 (tiga) bulan atu denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

2) Tindak pidana tersebut ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.

BAB XIII PENYIDIKAN Pasal 37

(11)

Selain Pejabat Penyidik umum yang bertugas meyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah kabup[aten Kotawaringin Timur yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 38

1) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para penyidik Pegawai Negari Sipil sebagaimana

dimaksud pasal 37 Peraturan Daerah ini berwenang :

a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ;

b. Melakukan tindakan pertama pada saaat itu ditempat kejadian dan melakukan

pemeriksaan;

c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ;

d. Melakukan penyitaan benda / surat ;

e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang ;

f. Memangggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalm hubungannya dengan pemeriksaan

perkara;

h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum

bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya ;

i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan ;

2) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pasal 30 Peraturan Daerah ini membuat Berita Acara setiap tindakan tentang :

a. Pemeriksaan tersangka ;

b. Pemasukan rumah ;

c. Penyitaan benda ;

d. Pemeriksaan surat ;

e. Pemeriksaan saksi ;

f. Pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui

Penyidik Umum ; BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 39

1) Persetujuan prinsip membanggun, Persetujuan prinsip Penambahan Kamar dan Ijin Usaha

hotel yang telah dimiliki sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku.

2) Pengusaha hotel melati yang belum mempunyai ijin lokasi dan ijin usaha dengan berlakunya

Peraturan Daerah ini diwajibkan mengajukan permohonan ijin kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah berlakunya Peraturan Daerah ini .

(12)

Pasal 40

Dengan berlakunya peraturan daerah ini maka peraturan Daerah Kabupaten daerah Tingkat II Kotawaringin Timur Nomor 08 Tahun 1996 tentang Usah rumah Makan dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawringin Timur Nomor 14 Tahun 1998 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah kabupaten daerah Tingkat II Kotawaringin Timur Nomor 08 Tahun 1996 tentang Usaha Rumah Makan tidak berlaku lagi.

Pasal 41

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya.

BAB XVI P E N U T U P Pasal 42

Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal yang diundangkan.

Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daearah ini dengan penempatannya dalam Lembaran daerah kabupaten Kotawaringin Timur.

Ditetapkan di Sampit

Pada tanggal 05 Pebruari 2002

BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR Ttd M. WAHYUDI K. ANWAR Diundangkan di Sampit

Pada tanggal 05 Pebruari 2002

SEKETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR Ttd Drs. GODHARD . NION Pembina Tk. I NIP 010 072 662

(13)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2002 NOMOR 06 SERI C

Referensi

Dokumen terkait

Setelah peneliti melakukan pemerikasaan angket maka ada beberapa siswa yang dipanggil karena efikasi dirinya rendah untuk diberikan pelayanan konseling individual dari kelas TITL

Pelet yang dihasilkan kemudian dibuat spesimen tes dengan menggunakan mesin injection molding untuk kemudian dilakukan uji mekanik: MFI, gardner impact, tensile

Croswind di Bandara Supadio Pontianak pada tahun 2016 lebih sering terjadi pada bulan Desember dengan arah dominan dari kanan landasan pacu. UCAPAN

Pengumpulan cabutan di hutan alam Gunung Lumut berhasil dikumpulkan dari 24 pohon induk baik untuk kegiatan populasi dasar maupun pemuliaan.. Rata-rata tinggi bebas cabang pohon

Berdasarkan hasil yang diperoleh yaitu fraksi aquades memiliki aktivitas menghambat jamur paling besar sehingga dibuat sediaan sampo antiketombe dengan menggunakan

Penggunaan karbon aktif yang didapatkan dari hasil karbonisasi dan aktivasi dari batubara Tanjung Tabalong,Kalimantan Selatan untuk menyerap limbah industri (COD) menunjukkan bahwa

4 Terhadap pelaksanaan penyediaan infrastruktur Kereta Cepat dengan bentuk Kerjasama Pemerintah dan Swasta dengan skema Business to Business (B to B), maka perlu dilakukan

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS PRIMA UTAMA USD dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir Penjualan