PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2002
T E N T A N G
USAHA DAN PENGGOLONGAN HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA
BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR,
Menimbang : a. bahwa dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 Tentang Pemerintah daerah, Undang-Unang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah dan Undanng-Undang nomor 34 Tahun 2000 tentang perubahan atas Udang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah maka dipandang perlu dibuat peraturan yang mengatur usaha hotel dengan tanda bunga melati ;
b. dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan Asli daerah Kabupaten
Kotawaringin Timur sebagai daerah otonom maka usaha dan penggolongna hotel dengna tanda bunga melati perlu diatur dan ditata ;
c. bahwa untuk maksud huruf a dan b di atas, perlu ditetapkan dengan Peraturan
dearah kabupaten kotawaringi Timur ;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 27 tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1820) ;
2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum
Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Negara Nomor 3209);
3. Undang-undanmg Nomor 9 tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran
Negara RI Tahun 1999 Nomor 78) ;
4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah (Lembaran
negara tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839) ;
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848) ;
6. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 18 tahun 1997 tentang Pajak daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2000 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4048) ;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan pemerintah
dan kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952) ;
8. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan dan bentuk Rancangan Undang-undang, rancangan Peraturan Pemerintah dan Keputusan presiden ;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi daerah (lembaran
Negara RI tahun 2001 Nomor 119, Tambahan lembaran Negara RI Nomor 4139); 10. Peraturan daerah kabupaten Kotawaringin Timur Nomor 22 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah kabupaten Kotawaringin Timur sebagai Daerah Otonom ;
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTAWARINGIN TIMUR
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TENTANG USAHA PENGGOLONGAN HOTEL DENGAN TANDA BUNGA MELATI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam peraturan daerah ini yang dimaksud dengan :
a. Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah tertentu
berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Bupati adalah bupati Kotawaringin Timur
c. Pemerintah daearha dalah Kepala dearah beserta perangkat daewrah otonom yang lain
sebagai badan Eksekutif daerah Kabupaten Kotawaringin Timur.
d. Dewan Perwakilan rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif daerah
Kabupaten Kotawaringin Timur
e. Dinas Tenaga kerja dan Pariwisata adalah Dinas tenaga kerja dan Pariwisata Kabupaten
Kotawaringin Timur ;
f. Akomodasi adalah suatu wahana untuk menyediakan pelayanan jasa penginapan yang dapat
dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta jasa lainnya ;
g. Hotel dengan tanda bungan melati yang selanjutnya disebut Hotel Melati adalah suatu usaha
komersil yang menggunakan suatu bangunan yang khusus disediakan bagi setiap orang dengna syarat-syarat tertentu untuk memperoleh pelayanan penginapan ;
h. Pimpinan hotel melati adalah orang yang memimpin sehari-hari dan bertanggung jawab atas
pengusahaan hotel melati ;
i. Tamu hotel melati adalah setiap orang yang menginap dan mempergunakan jasa-jasa
j. Persetujuan Prinsip adalah persetujuan yang diberikan oleh bupati kepada badan Usaha atau
perorangan untuk dapat membangun atau menambah kamar hotel melati ;
k. Ijin mendirikan bangunan adalah ijin yang diberkan oleh Bupati untuk mendirikan suatu
bangunan hotel setelah mendapatkan Persetujuan prinsip;
l. Ijin usaha adalah ijin yang diberikan oleh Kepala Dinas tenanga Kerja dan Pariwisata
Kabupaten Kotawaringin Timur atas nama Bupati untuk tempat usaha hotel melati ;
m. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya,, badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dengan bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya.
n. Retribusi adalah pungutan sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang
khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur melaui Dinas Tenaga kerja dan pariwisata kabupaten Kotawaringin Timur untuk kepentingan pribadi atau badan usaha yang dibebankan terhadap Ijin Usaha dan Daftar Ulang Ijin Usaha ;
o. Surat Pendaftar Obyek Retribusi daerah yang selanjutanya disingkat SPORD adalah surat
yang digunakan oleh wajib retribusi untuk melaporkan data obyek retribusi dan sebagai dasra perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut perundang-undangan yang berlaku ;
p. Surat ketetapan retribusi daerah yang selanjutnya disingkat SKRD adalh surat keputusan
yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang ;
q. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar tambahan yang selanjutnya disingkat
SKRDKBT adalah surat keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan ;
r. Surat Ketetapan Retribusi daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat SKRDLB adalah
surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terhutang ;
s. Surat Tagihan Retribusi Dearah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surta untuk
melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga atau denda ;
t. Surat keputusan keberatan adalah surat keputusan atas keberatan terhadap SKRD,
SKRDKBT, SKRDLB atau terhadap potongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang diajukan oleh wajib retribusi ;
u. Kas Daerah adalah kas Daerah Kabupaten Kotawaringin Timur yang ada pada PT. Bank
Pembangunan Kalimantan Tengah cabang sampit ;
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud dan tujuan peaturan daerah tentang usaha Rumah makan ini adalah ;
a. Memberikan dasar hukum terhadap pemberian ijin pembangunan baru, perbaikan, perluasan
bangunan dan ijin usaha hotel ;
b. Meletakkan dasar-dasar tentang syarat-syarat yang berlaku atas pengusahaan hotel ;
d. Memudahkan pembinaan dan pengawasan atas pengusahaan hotel ;
BAB III
BENTUK USAHA DAN PERMODALAN
Pasal 3
(1) Usaha hotel melati dapat berbentuk badan Usaha atau Usaha Perorangan dengan maksud dan
tujuan semata-mata berusaha dalam bidang hotel melati sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Modal usaha hotel melati dimiliki oleh warga negara Indonesia
BAB IV PERSYARATAN PENGUSAHAAN Pasal 4
Pengusahaan hotel melati pada dasarnya menyediakan jasa pelayanan penginapan sesuai dengan peraturan dan persyaratan yang ditetapkan sebagaimana tercantum dalam lampiran ynag merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.
Pasal 5
Lokasi dan keadaan bangunan hotel melati beserta kelengkapannya harus memenuhi syarat-ayarat yang ditentukan.
Pasal 6
(1) hotel melati harus memiliki tenaga karja yang memiliki latar belakang pendidikan kejuruan
dan pengalaman kerja dibidangnya sesuai dengan tugas dan jabatannya pada hotel dan sesuai pula dengan golongan Kelas Hotel Melati.
(2) Penggunaan tenaga kerja asing pada hotel melati harus memiliki ijin tentang penggunaan
tenaga karja asing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Karyawan/ karyawati hotel melati harus berbadan sehat dan tidak mempunyai penyakit
menular yang ditetapkan oleh instansi kesehatan setempat.
Pasal 7
Tidak termasuk dalam pengertian hotel melati menurut ketentuan tersebut pasal 1 huruf g peraturan daerah ini adalah :
a. Hotel berbintang, penginapan remaja (youth hostel), Pondok Wisata dan Perkemahan ;
b. Asrama haji dan rumah pemondokan mahasiswa dan pelajar ;
c. Tempat penginapan yang dikelola oleh instansi pemerintah maupun swasta yang khusus
BAB V P E R I J I N A N Pasal 8
(1) Setiap pembangunan hotel melati baru ataupun penambahan jumlah kamar hotel harus
mendapat Persetujuan Prinsip Membangun atau persetujuan prinsip penambahan kamar dari Bupati melalui Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata
(2) Pemberian persetujuan Prinsip Membangun harus berpedoman kepada rencana kebutuhan
kamar hotel melati yang diterbitkan setiap tahun oleh Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata.
(3) Setelah Persetujuan Prinsip Membangun dikeluarkan, pemohon harus melengkapinya
dengan ijin Mendirikan Bangunan yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang.
Pasal 9
(1) Persetujuan Prinsip membangun sebagaimanadimaksud pasal 8 ayat (1) peraturan Daerah
ini berlaku 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal dikeluarkannya dan dapat diperpanjang kembali maksimal 2 (dua) kali.
(2) Apabila pembangunan belum dimulai dalam jangka waktu 1 (satu) tahun maka Persetujuan
Prinsip yang telah diberikan menjadi batal.
Pasal 10
(1) Untuk mengushakan hotel melati harus memiliki ijin usaha yang dikeluarkan oleh Kepala
Dinas tenaga Kerja danPariwisata atas nama Bupati.
(2) Ijin usaha tersebut ayat (1) pasal ini berlaku untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun
dengan ketentuan setiap tahun sekali harus didaftar ulang kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata
Pasal 11
(1) Tata cara untuk mendapatkan Persetujuan Prinsip dan Ijin Mendirikan Bangunan
ditetapkan oleh Bupati ;
(2) Tata cara untuk mendapatkan ijin usaha diteapkan oleh Kepala Dinas tenaga Kerja dan
Pariwisata.
Pasal 12
Setiap perubahan nama atau pemindahtanganan kepemilikan hotel melati harus melaporkan secara tertulis kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisataan.
BAB VI
PENGGOLONGAN KELAS HOTEL MELATI
Pasal 13
(1) Usaha hotel melati digolongkan dalm 3 kelas.
(2) Penggolongan kelas Hotel Melati didasarkan pada persyaratn tertentu .
(3) Golongan Kelas Hotel Melati ditetapkan sebagai berikut :
a. Golongan kelas tertinggi dinyatakan dengan tanda 3 bunga melati
b. Golongan kelas menengah dinyatakan dengan tanda 2 bunga melati
c. Golongan kelas terendah dinyatakan dengan tanda 1 bunga melati
Pasal 14
Penentuan penggolongan kelas hotel melati dinyatakan dengan piagam yang dikeluarkan oleh bupati melalui Dinas Tenaga Kerja dan Pariwiwsata.
Pasal 15
Piagam Golongan Kelas Hotel Melati berlaku untuk jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak tanggal dikeluarkan dan dapat diperbaharui setelah diadakn penilaian kembali oleh Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata.
Pasal 16
Piagam golongan Kelas Hotel Melati tersebut pasal 15 peraturan daerah ini harus diletakkan ditempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh tamu.
Pasal 17
Tata cara untuk memperoleh Golongan kelas Hotel melati ditetapkan oleh kepala Dinas Tenaga kerja Dan Pariwisata.
BAB VII
DASAR PENGENAAN DAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 18
Pengenaan retribusi didasarkan pada :
a. Untuk memperoleh keuntungan yang layak.
b. Untuk menutup sebagian atau seluruh biaya penyelenggaraan pemberian ijin yang
bersangkutan.
Pasal 19
(1) Untuk memperoleh persetujuan Prinsip membangun, Persetujuan prinsip penambahan kamar,
ijin usaha dan Daftar Ulang Ijin Usaha dipungut retribusi.
(2) Besarnya retribusi tersebut ayat (1) pasal ini didasarkan atas jumlah kamar yang diusahakan
kecuali Persetujuan Prinsip Membangun.
Pasal 20
(1) Besarnya tarif retribusi untuk memperoleh Persetujuan Prinsip Membangun Hotel ditetapkan
sebagai berikut ;
a. Hotel dengan tanda bung melati 1 Rp. 300.000,-
b. Hotel dengan tanda bung melati 2 Rp. 350.000,-
c. Hotel dengan tanda bung melati 3 Rp. 400.000,-
(2) Besarnya Retribusi untuk memperoleh Persetujuan Prinsip Penambahan Kamar ditetapkan
sebagai berikut :
a. Hotel dengan tanda bunga melati 1 Rp. 8.500,- per kamar ;
b. Hotel dengan tanda bunga melati 2 Rp.15.000,- per kamar ;
c. Hotel dengan tanda bunga melati 3 Rp.20.000,- per kamar ;
(3) Besarnya retribusi untuk memperoleh Ijin usaha dan Daftar Ulang Ijin Usaha ditetapkan
sebagai berikut :
a. Hotel dengan tanda bunga melati 1 Rp.10.000,- per kamar ;
b. Hotel dengan tanda bunga melati 2 Rp.15.000,- per kamar,
c. Hotel dengan tanda bunga melati 3 Rp.20.000,- per kamar ;
Pasal 21
Hasil retribusi tersebut pasal 20 Peraturan Daerah ini dissetorkakn seluruhnya ke Kas Daerah melalui Bendaharawan Khusus penerima Dinas pendapatan Daerah oleh pembantu Bendaharawan Khusus Penerima pada Dinas Tenaga kerja dan Pariwisata.
BAB VIII
OBYEK DAN WILAYAH PUNGUTAN RETRIBUSI
Pasal 22
Obyek retribusi adalah orang pribadi atau badan.
Pasal 23
Retribusi usaha dan penggolongan hotel dengan tanda Bunga Melati dipunggut diwilayah kabupaten Kotawaringin Timur.
BAB IX
Pasal 24
1) Masa retribusi ijin usaha adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun.
2) Saat terhutangnya retribusi adalah padasaat diteritkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
BAB X
TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN
Pasal 25
1) Pembayaran retribusi dipungut oleh Dinas tenaga Kerja dan Pariwisata .
2) Pembayaran retribusi dilakukan sekaligus atau lunas .
Pasal 26
1) Surat teguran atau surat peringatan atau surat lain yang sejenis sebagai awal tindakan
pelaksanaan penagihan ertribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo pembayaran.
2) Surat teguran atau surta peringatan atau surat sejenisnya sebagaimana dimaksud ayat (1)
dikeluarkan oleh Kepala Dinas tenaga Kerja dan Pariwisata.
3) Apabila jumlah retribusi yang masih harus dibayar dalam jangka waktu sebagaimana yang
sudah ditentukakn, akan ditagih dengan surat paksa.
4) Surat paksa diterbitkan segera setelah 21 (dua puluh satu) hari sejak tanggal sesuai dengan
surat Ijin usaha.
5) Apabila retribusi ynag harus dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu 2 x 24 jam sesudah
tanggal pemberitahuan surat paksa maka akan diterbitkan surat penghentian sementara usaha yang dikelola sampai lunas kewajibannya.
BAB XI
KEWAJIBAN PEMIMPIN HOTEL MELATI
Pasal 27
Pimpinan Hotel Melati berkewajiban untuk :
a. Memberi perlindungan keda tamu hotel melalui :
b. Mengadakan pembukuan perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku :
c. Mencegah penggunaan hotel melati dari kegiatan-kegiatan yang dapat mengganggu
keamanan dan ketertiban umum serta melanggar norma-norma agama dan kesusilaan ;
d. Mentaati ketentuan ketenagakarjaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
f. Memelihara higiene dan sanitasi didalam hotel dan lingkungan pekarangan serta kelestarian
alam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
g. Menetapkan persyaratan penghunian kamar termasuk tarif kamar yang diletakkan pada
tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh tamu ;
h. Melaporkan tingkat hunian kamar setiap bulan kepada Dinas Tenaga Kerja Dan Pariwisata.
BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 28
1) Pembinaan dan pengawasan terhadap usaha hotel melati dilakukan oleh Bupati atau Pejabat
yang ditunjuk dalam hal ini Dinas tenaga Kerja dan Pariwisata.
2) Dalam upaya pembinaan dan pengawasan Bupati dapat membentuk tim.
Pasal 29
(1) Dalam upaya pembinaan dan pengawasan Bupati melalui Dinas Tenaga Kerja Dan
Pariwisata memberikan bimbingan/petunjuk baik secara teknis maupun operasional.
(2) Dalm hal-hal yang dianggap perlu Bupati atau Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Pariwisata
dapat meminta laporan kepada pimpinan hotel.
Pasal 30
(1) Terhadap golongan kelas hotel melati dilakukan penelitian secara berkala oleh Dinas tenaga
Kerja Dan Pariwisata.
(2) Bupati dapt menaikkan dan menurunkan golongan kelas suatu hotel melati bila tidak
memenuhi lagi persyaratan golongna kelas yang dimilikinya.
(3) Perubahan golongan kelas seperti yang dimaksud dalam ayat (2) pasal ini dapat didasarakan
atas permohonan pemilik hotel melati yang diajukan kepada Bupati Cq. Kepala Dianas Tenaga Kerja Dan Pariwisataatau atas dasar hasil penelitian yang dilakukan secara berkala sebagiamana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini.
Pasal 31
Persetujuan prinsip dan ijin usaha Hotel Melati dapat dicabut apabila :
a. Yang bersangkutan memperoleh ijin secara tidak sah ;
b. Tidak memenuhi syarat sebagai usah hotel melati ;
c. Melakukan perubahab sebagaimana dimaksud pasal 1 Peraturan daerah ini tanpa
melaporkan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata ;
d. Pimpinan Hotel Melati tidak menjalankan usaha nyatanya dalam bidang perhotelan ;
e. Pengusaha/perusahaan jatuh pailit yang dinyatakan oleh putusan pengadilan Negeri yang
f. Ijin usaha tidah didaftarkan ulang setiap tahun.
Pasal 32
Tata cara pencabutan sebagaimana dimaksud pasal 31 Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata.
Pasal 33
Semua jenis akomodasi yang telah digolongkan sebagai hotel melati harus menggunakan nama/papan nama di depan banguna hotel.
Pasal 34
(1) Hotel melati yang tele\ah meningkatkan fasilitas dan pelayanana sehingga memeiliki
persyartan kriteria fisik dan Pelayan hotel Berbintnga harus dirubah menjadi Hotel berbintang.
(2) Untuk pelaksanaan perubahan sebagaimana dimaksud ayat 91) pasal ini diadakan penelitian
oleh Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata atau tim yang dibentuk oleh Bupati.
Pasal 35
(1) Perubahan sebagaimana dimaksud pasal 34 ayat (1) peraturan daerah ini dilakukan oleh
Bupati baik atas dasar penelitian yang dilakukan secara berkala oleh Dinas tenaga kerja Dan Pariwisata maupun atasdasr permohonan pemilik hotel melati.
(2) Dalam hal perubahan atas kehendak pemilik hotel maka permohonan harus diajukan kepada
bupati Cq. Kepala Dinas Tenaga Kerja Dan Pariwisata. BAB XII KETENTUAN PIDANA Pasal 36
1) Pengusaha/pimpinan hotel melati yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan pasal 6 ayat (2),
pasal 8 ayat (1) dan (3), pasal 10, pasal 20, bab I pasal 27 huruf b,c, d dan f serta pasal 30 Peraturan Daerah ini diancam pidana kkurungan paling lama 3 (tiga) bulan atu denda sebanyak-banyaknya Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).
2) Tindak pidana tersebut ayat (1) pasal ini adalah pelanggaran.
BAB XIII PENYIDIKAN Pasal 37
Selain Pejabat Penyidik umum yang bertugas meyidik tindak pidana, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah kabup[aten Kotawaringin Timur yang pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 38
1) Dalam melaksanakan tugas penyidikan, para penyidik Pegawai Negari Sipil sebagaimana
dimaksud pasal 37 Peraturan Daerah ini berwenang :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ;
b. Melakukan tindakan pertama pada saaat itu ditempat kejadian dan melakukan
pemeriksaan;
c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka ;
d. Melakukan penyitaan benda / surat ;
e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang ;
f. Memangggil seseorang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;
g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalm hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
h. Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik umum
bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik umum memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya ;
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan ;
2) Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pasal 30 Peraturan Daerah ini membuat Berita Acara setiap tindakan tentang :
a. Pemeriksaan tersangka ;
b. Pemasukan rumah ;
c. Penyitaan benda ;
d. Pemeriksaan surat ;
e. Pemeriksaan saksi ;
f. Pemeriksaan ditempat kejadian dan mengirimkannya kepada Kejaksaan Negeri melalui
Penyidik Umum ; BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 39
1) Persetujuan prinsip membanggun, Persetujuan prinsip Penambahan Kamar dan Ijin Usaha
hotel yang telah dimiliki sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku.
2) Pengusaha hotel melati yang belum mempunyai ijin lokasi dan ijin usaha dengan berlakunya
Peraturan Daerah ini diwajibkan mengajukan permohonan ijin kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Pariwisata selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah berlakunya Peraturan Daerah ini .
Pasal 40
Dengan berlakunya peraturan daerah ini maka peraturan Daerah Kabupaten daerah Tingkat II Kotawaringin Timur Nomor 08 Tahun 1996 tentang Usah rumah Makan dan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Kotawringin Timur Nomor 14 Tahun 1998 tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah kabupaten daerah Tingkat II Kotawaringin Timur Nomor 08 Tahun 1996 tentang Usaha Rumah Makan tidak berlaku lagi.
Pasal 41
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini akan diatur lebih lanjut dengan keputusan Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya.
BAB XVI P E N U T U P Pasal 42
Peraturan daerah ini mulai berlaku pada tanggal yang diundangkan.
Agar supaya setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daearah ini dengan penempatannya dalam Lembaran daerah kabupaten Kotawaringin Timur.
Ditetapkan di Sampit
Pada tanggal 05 Pebruari 2002
BUPATI KOTAWARINGIN TIMUR Ttd M. WAHYUDI K. ANWAR Diundangkan di Sampit
Pada tanggal 05 Pebruari 2002
SEKETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR Ttd Drs. GODHARD . NION Pembina Tk. I NIP 010 072 662
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR TAHUN 2002 NOMOR 06 SERI C