• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dina Munawaroh Purwati Kuswarini Suprapto ABSTRACK. Keyword : problem based learning, critical thinking skills, ecosystem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dina Munawaroh Purwati Kuswarini Suprapto ABSTRACK. Keyword : problem based learning, critical thinking skills, ecosystem"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Tasikmalaya pada Konsep Ekosistem Tahun Ajaran 2015/2016 )

Dina Munawaroh Purwati Kuswarini Suprapto dinamunawaroh94@gmail.com

Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Siliwangi Tasikmalaya

Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 146 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail : info@unsil.ac.id

ABSTRACK

The purpose of this research was to know the effect of problem based learning to critical thinking skills on ecosystem concept in 7th grade of the 4th Public Junior High School at Tasikmalaya.

This research was held on Nopember 2015 until March 2016. Method research of this research was using true experimental design. The population in this resesarch were all of the students in 7th grade of the 4th Public Junior High School at Tasikmalaya total of 10 classes. Sampels this research used two classes, are experiment class and control class. Collected sampels was using random sampling. The collected data this research of using test critical thinking skills were 10 essay. Analysis using t independen test.

The results showed that the experimental class of used problem based learning had an average score test critical thinking skills higher level than had an average score test critical thinking control class of used direct learning model. The result showed that there was an effect of problem based learning to critical thinking skills on ecosystem concept in 7th grade of the 4th Public Junior High School at Tasikmalaya.

Keyword : problem based learning, critical thinking skills, ecosystem

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh problem based learning terhadap keterampilan berpikir kritis (KBK) siswa pada konsep ekosistem di kelas VII SMPN 4 Tasikmalaya.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai dengan Maret 2016 di SMP Negeri 4 Tasikmalaya. Metode penelitian ini menggunakan

(2)

metode true experimental design. Populasinya adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tasikmalaya sebanyak 10 kelas, dengan jumlah siswa sebanyak 355 orang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sampel diambil dengan menggunakan teknik

random sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan tes tertulis KBK berupa soal essai/uraian sebanyak 10 soal. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t independen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan problem based learning memiliki rata-rata tes KBK lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata tes KBK kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh problem based learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada konsep ekosistem di kelas VII SMPN 4 Tasikmalaya.

Kata Kunci : problem based learning, keterampilan berpikir kritis, ekosistem Pendahuluan

Pendidikan di abad 21 ini adalah tentang mengembangkan kecerdasan. Mengembangkan kecerdasan adalah tentang belajar untuk memecahkan masalah. Pemecahan masalah dalam konteks dunia nyata melibatkan pengetahuan dan keterampilan berpikir untuk bisa memahami, mempelajari dan mencari solusi untuk masalah yang dihadapi. Namun dalam dunia pendidikan terdapat banyak kendala yang terjadi, salah satunya yaitu kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pendidikan. Selain itu peran para pelaku pendidikan juga berpengaruh dalam majunya pendidikan.

Guru dan siswa merupakan pelaku pendidikan yang berpengaruh dalam majunya pendidikan. Peran guru dalam pembelajaran adalah mengkondisikan lingkungan agar bisa menunjang terjadinya perubahan perilaku siswa termasuk cara berpikirnya. Tetapi pada kenyataannya, dalam proses pembelajaran kurang didorong untuk mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Padahal keterampilan berpikir sangat perlu untuk dilatih karena dengan melatih keterampilan berpikir, siswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Tantangan masa depan menuntut pembelajaran lebih mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking). Higher order thinking merupakan salah satu komponen dalam kecerdasan yang dikembangkan

(3)

dalam pembelajaran pada umumnya dan pelajaran IPA (sains) pada khususnya. Supaya siswa lebih aktif, baik untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru siswa pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Maka siswa harus melatih keterampilan berpikirnya, sehingga siswa akan lebih mandiri dalam proses pembelajaran, dan akan terciptanya proses pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi yaitu keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis (KBK) berkaitan dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah dan berpikir logis sehingga menemukan suatu konsep.

Namun jika diperhatikan di lapangan dan berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran IPA kelas VII SMPN 4 Tasikmalaya, KBK belum terpikirkan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep ekosistem dikarenakan guru bidang studi IPA kelas VII SMPN 4 Tasikmalaya kurang memahami mengenai KBK. Hal ini menunjukan belum terukurnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran IPA khususnya pada konsep ekosistem. Dalam proses pembelajaran di kelas, guru SMPN 4 Tasikmalaya umumnya masih menerapkan model pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Seharusnya siswa dilatih untuk menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan persoalan atau mengaplikasikan apa yang baru siswa pelajari ke dalam satu persoalan yang ada dalam kehidupan nyata. Sehingga dalam proses pembelajaran siswa lebih mandiri, keterampilan berpikir kritis siswa dapat terukur dan lebih berkembang.

Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi mengatasi kesulitan siswa dalam penggunaan konsep yaitu dengan menggunakan problem based learning.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Problem Based Learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada Konsep Ekosistem di kelas VII SMPN 4 Tasikmalaya.

(4)

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2015/2016 sebanyak 10 kelas. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diambil dengan menggunakan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes KBK pada konsep Ekosistem. Tes berupa soal essai/uraian yang berjumlah 10 soal dengan skor maksimum 3. Penelitian ni dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 4 Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2015/2016.

Desain penelitian yang dilakukan adalah post test-only control design.

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi posttest (tes akhir) dengan soal yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan a. Hasil Penelitian

Dari penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor tes KBK kelas eksperimen adalah 24,31. Sedangkan rata-rata skor tes KBK yang diperoleh kelas kontrol adalah 22,89. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut:

Tabel 1: Data Hasil Penelitian Tes KBK

Eksperimen 24,31

Kontrol 22,89

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata untuk sampel yang independen (uji t), diperoleh thitung = 2,58 dan

ttabel = 2,00.

Tabel 2: Ringkasan Hasil Uji t

t hitung t tabel Hasil Analisis Kesimpulan Kesimpulan Analisis 2,58 2,00 thitung > ttabel Tolak H0

Ada pengaruh penggunaan

(5)

b. Pembahasan

Selama penelitian, peneliti menggunakan dua kelas sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen pada proses pembelajarannya menggunakan problem based learning sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung.

Hasil KBK siswa diperoleh dari hasil tes tertulis KBK dengan 10 soal essai yang terdiri dari indikator KBK yaitu indikator memberikan penjelasan sederhana, membangun keterampilan dasar, dan menyimpulkan. Tes tersebut dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung. Dan dari hasil penelitian KBK diperoleh data rata-rata skor tes KBK kedua kelas tersebut. Untuk melihat hasil pembelajaran dari kedua kelas tadi, disajikan dalam gambar di bawah ini:

Gambar 1: Diagram Rata-rata (x) Skor Tes KBK Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata (x) skor tes KBK di kelas eksperimen yang menggunakan problem based learning yaitu 24,31. Sedangkan rata-rata (x) skor tes KBK di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung yaitu 22,89. Rata-rata skor tes KBK kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata skor tes KBK kelas kontrol.

22 22,5 23 23,5 24 24,5 Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Tes Keterampilan Berpikir Kritis 24,31 22,89

(6)

Apabila hasil tes tertulis KBK siswa dimasukan ke dalam kriteria ketercapaian indikator KBK setiap individu maka didapatkan hasil rata-rata skor tes KBK pada setiap indikator KBK yang terbagi ke dalam 10 soal dengan 3 soal terdiri dari indikator memberikan penjelasan sederhana, 2 soal membangun keterampilan dasar, dan 5 soal menyimpulkan. Skor KBK dengan skor maksimum yaitu 3. Dapat dilihat kedua data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada gambar berikut ini.

Gambar 2: Diagram Rata-rata (x) Skor Indikator KBK Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar tersebut dapat dijelaskan bahwa pada kelas eksperimen semua rata-rata indikator KBK lebih unggul dibandingkan pada kelas kontrol. Kemudian berikut ini data mengenai rata-rata skor observasi keterlaksanaan sintak yang diteliti oleh seorang observer. Skor maksimum pada observasi keterlaksanaan sintak yaitu 3. Dapat dilihat pada gambar berikut.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Memberikan Penjelasan Sederahana Memangun Keterampilan Dasar Menyimpulkan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

(7)

Gambar 3: Diagram Hasil Penilaian Keterlaksanaan Sintak Model Pembelajaran Langsung dalam Proses Pembelajaran Melalui Lembar Observasi Di Kelas Kontrol

Gambar 4: Diagram Hasil Penilaian Keterlaksanaan Sintak Problem Based Learning dalam Proses Pembelajaran Melalui Lembar Observasi Di Kelas Eksperimen

Berdasarkan gambar 3 dan 4 dapat dijelaskan bahwa rata-rata skor observasi keterlaksanaan sintak di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

44 36 65 74 0 20 40 60 80 Menyimak Penjelasan Guru Bertanya Menjawab Pertanyaan Mengevaluasi Sintak Model Pembelajaran Langsung 71 65 70 80 78 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Sintak Problem Based Learning

(8)

pada kelas kontrol. Selain keterlaksanaan sintak dalam proses pembelajaran, keterampilan berpikir kritis juga dapat dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dan untuk melatih siswa berpikir kritis maka diperlukan model yang membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Model Problem Based Learning memberikan siswa kesempatan untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran serta memberikan kebebasan dalam mengemukakan pendapatnya. Sehingga siswa akan termotivasi untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan bepikirnya untuk menghadapi dan mencari solusi dari suatu masalah. Selain itu memungkinkan siswa untuk berpikir kritis tentang pelajaran yang kurang dipahami dan berdiskusi dengan siswa lainnya. Selain itu, siswa juga dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa karena dalam proses pembelajarannya siswa dilatih untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan dalam mengidentifikasi, menganalisis dan memecahkan masalah, megevaluasi, dan berpikir logis sehingga siswa lebih aktif dan mandiri dalam memahami materi yang sedang dipelajari.

Model pembelajaran langsung cenderung membuat siswa menjadi kurang aktif karena guru menyampaikan materi secara langsung dan siswa hanya menyimak semua informasi dari guru saja. Hal tersebut membuat siswa cepat merasa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru. Model pembelajaran langsung juga tidak menerapkan proses mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi. Sehingga apabila kemampuan siswa untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi tidak dilatih dengan baik maka keterampilan berpikir kritis siswa kurang berkembang.

Kesimpulan

1. ada pengaruh terhadap keterampilan berpikir kritis siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model problem based learning pada konsep ekosistem di kelas VII SMPN 4 Tasikmalaya tahun pelajaran 2015/2016; 2. rata-rata ( ̅) skor tes keterampilan berpikir kritis di kelas eksperimen yang

(9)

skor tes keterampilan berpikir kritisdi kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung 22,89; dan

3. di kelas eksperimen, indikator yang unggul adalah membangun keterampilan dasar dan indikator yang lemah adalah menyimpulkan. Di kelas kontrol, indikator berpikir kritis yang unggul adalah membangun keterampilan dasar dan indikator yang lemah adalah indikator menyimpulkan.

Saran

1. dengan memperhatikan keterlaksanaan sintak dalam proses pembelajaranya,

problem based learning dapat melatih dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Karena apabila setiap sintak terlaksana dengan baik maka siswa akan mendapatkan stimulus untuk menggunakan keterampilan berpikir kritisnya;

2. problem based learning dapat digunakan oleh guru biologi sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan berpikir kritis siswa pada konsep ekosistem;

3. untuk penelitian selanjutnya diharapkan guru lebih cermat dan tepat dalam mempertimbangkan waktu dalam setiap sintaks problem based learning, karena penerapan problem based learning membutuhkan waktu yang cukup lama dan disarankan agar pembentukan kelompok dilakukan pada waktu sebelum jam dimulainya proses pembelajaran, agar lebih mengefisienkan waktu; dan

4. untuk peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk mencoba menerapkan

problem based learning pada konsep ekosistem. Daftar Pustaka

Abidin, Yunus. (2014). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.

Al‘Azzy, U. L., & Budiono, E. (Tanpa tahun). Penerapan Strategi Brain Based Learning Yang Dapat Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. (Hal.1)

Amir, Taufik. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenadamedia Group.

(10)

Aqib, Zainal. (2014). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Arends, Richard. I. (2008). Learning To Teach Ninth Edition. New York: Mc Graw Hill

Arikunto, Suharsimi (2013). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Cahyaningrum, N. (2011). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Melalui Penerapan Problem Based Learning pada Siswa Kelas IX F SMP Negeri 1 Sedayu (Doctoral dissertation, UNY).

Campbell, Neil A dkk. (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga. Creswell, John W. (2014). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif,

dan Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fisher, Alec. (2009). Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. (2014). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang : Pustaka Pelajar.

Irwan, Z.D. (2014). Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Jihad, Asep dan Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Multi Pressindo.

Liyana I dan Putra AP. (2014). Penerapan Model Pbm Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Konsep Daur Ulang Limbah. Jurnal Pendidikan Hayati, 1(1) (Hal. 1-6)

Patmawati, H. (2011). Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit Dengan Metode Praktikum. (Skripsi UIN)

Retnowati, Nova. et al. (2015). Pengaruh Model Problem Based Learning Berbasis Kurikulum 2013terhadap Hasil Belajar Dan Berfikir Kritis Siswa Kelas Vii SMP di Kabupaten Jember. 4(2), (Hal. 133)

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

(11)

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharsono. (2012). Biologi Umum. Tasikmalaya: Program Studi Biologi Universitas Siliwangi.

Suprapto, Purwati kuswarini dan Diki Muhamad Chaidir. (2014). Buku Ajar Ekologi Hewan. Tasikmalaya: Program Studi Biologi Universitas Siliwangi.

Surya, Mohamad. (2015). Strategi Kognitif dalam Proses Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Tan, Oon-Seng. (2003). Problem based Learning Innovation. Singapore: Gale Cengage Laerning.

Tawil dan Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks dan Implementasinya dalam Pembelajaran IPA. Makasar: Universitas Negeri Makasar.

Wahyuni, S. (2011). Mengembangkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa melalui Pembelajaran IPA Berbasis Problem Based Learning. (Hal. 2-5)

Yoswita, F. D. et al. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa (Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas Vii Semester Genap Smp N 26 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 Materi Pokok Pengelolaan Lingkungan). (Hal. 9)

Riwayat Penulis

Dina Munawaroh adalah mahasiswa angkatan 2012 pada Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.

Gambar

Gambar  1:  Diagram  Rata-rata  ( x )  Skor  Tes  KBK  Kelas  Eksperimen  dan Kelas Kontrol
Gambar  2:  Diagram  Rata-rata  ( x )  Skor  Indikator  KBK  Siswa  Kelas
Gambar  3:  Diagram  Hasil  Penilaian  Keterlaksanaan  Sintak  Model  Pembelajaran  Langsung  dalam  Proses  Pembelajaran  Melalui Lembar Observasi Di Kelas Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Dimana, back scattering technique merupakan pengukuran dengan daya hambur balik, pada metode ini cahaya dimasukkan kedalam salah satu ujung serat yang akan diukur, alat ukur

Pada perkembangan selanjutnya protokol diartikan sebagai tata aturan, pedoman standard/formal yang digunakan sebagai acuan pihak tertentu, misalkan

Analisis terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan akan mengacu pada model perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi dari John Ward, sebagaimana

dalam DIPA Kementerian Perhubungan Tahun 2015 untuk pembangunan jalur. kereta api trans Sulawesi adalah sebesar Rp65,3 miliar dipergunakan

Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Lembaga Penyiaran Publik Lokal Televisi Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau yang selanjutnya disebut LPPL TV Pendidikan Kepri dan

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka penulis berusaha mengkaji dan menganalisa masalah tersebut dengan menulisnya dalam bentuk skripsi yang berjudul: “ANALISIS

Pendaftaran dan pengambl{an Dokumen Kualifikasi dapat diwakilkan dengan membawa surat tugas dari direKur utama/pimpinan perusahaan/kepala cabang. dan kaftu