DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA
PENDERITA ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY
DISORDER (ADHD)
JURNAL
FITRI HAYUNI
NIM. 10010200
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2015
DERMATOGLIFI UJUNG JARI DAN TELAPAK TANGAN PADA PENDERITA
ATTENTION DEFICIT HYPERACTIVITY DISORDER (ADHD)
Fitri Hayuni, RRP. Megahati dan Meliya Wati
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
email : fitri.hayuni@gmail.com
ABSTRACT
Dermatoglyphics a picture skin ridges on the surface of the skin. Dermatoglyphics have a relationships with a variety of genetic disorders. One of genetic disorder that can be associated with dermatoglyphic is ADHD. ADHD is caused by genes that regulate the perfomence of the chemical elements (neorochemichal) dopamine in the brain. This research aims to know the characteristics of hand fingerprint swirl pattern, the number of fingerprint swirls, large corner atd palm, palm patterns and frequency of ADHD sufferers. This research was carried in March-July 2015 in several SLB in Padang city. The research sample is 20 people taken ADHD sufferers in total sampling and 20 students of SDN 08 Patamuan Padang Pariaman who normal. Data analysis using the chi-square test, Student's t-test, and the percentage of engineering. The results show the percentage of type plain whorl is higher in patients with ADHD than not ADHD (34.5%> 16%). The average number of hand fingerprint swirl ADHD sufferers in the appeal not ADHD (146.3> 136.5). Large angle of ADHD sufferers atd 310-550. While not ADHD 360-510. On the type of patterns of tendrils, there is a real difference between patients with ADHD with not ADHD. . Key word : ADHD, Dermatogliphy, Genetic disorder.
PENDAHULUAN
Dermatoglifi merupakan gambaran rigi-rigi kulit yang terdapat pada permukaan kulit (Anggriani, 2012). Dermatoglifi yang terbentuk bersifat permanen seumur hidup dan tidak akan berubah setelah bayi dilahirkan kecuali terjadi kecelakaan yang menyebabkan rusaknya bagian kulit (Misbach, 2010).
Deaton melaporkan bahwa pola sidik jari tangan, telapak tangan dan telapak kaki mempunyai hubungan erat dengan berbagai macam penyakit keturunan atau cacat karena kelainan kromosom, misalnya pada penderita sindrom down (Suryo, 1990). Sementara itu Sufitni (2007) mengemukakan bahwa penyakit yang dapat dihubungkan dengan dermatoglifi antara lain alzheimer, tubercolosis, diabetes, kanker, dan penyakit jantung.
Dermatoglifi ini sangat khas dan dipengaruhi oleh gen, maka dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mendiagnosa penyakit yang disebabkan faktor genetik maupun untuk mengetahui karakteristik seseorang. Yatim (2003) mengungkapkan bahwa penderita penyakit keturunan terutama karena terjadinya aberasi kromosom akan memiliki dermatoglifi yang
khas. Penyakit keturunan tersebut antara lain Sindrom Down, klinefelter, Edwar, Patau, dan Turner. Sufitni (2007) meneliti tentang pola sidik jari pada penderita retardasi mental dan memperoleh kesimpulan bahwa kelompok retardasi mental memiliki pola arch lebih banyak dan jumlah rigi sidik jarinya lebih rendah dibandingkan kelompok normal. Terutama bagi penderita penyakit genetik biasanya memiliki jumlah rigi sidik jari yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok normal.
Sufitni (2007) mengemukakan bahwa penyakit yang dapat dihubungkan dengan dermatoglifi seperti: alzheimer, tuberculosis, diabetes, kanker, dan penyakit jantung. Penulis juga berpendapat bahwa selain penyakit-penyakit di atas masih ada penyakit hereditas lain yang dapat
dihubungkan dengan dermatoglifi
diantaranya Attention Deficit Hyperactivity
Disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan
perhatian disertai hiperaktif.
Menurut Setyawan Attention Deficit
Hyperaktivity Disorder (ADHD) atau
gangguan aktivitas dan perhatian (gangguan hiperkinetik) adalah suatu gangguan psikiatrik yang cukup banyak ditemukan dengan gejala utama inatensi, hiperaktivitas
dan impulsifitas yang tidak konsisten dengan tingkat perkembangan anak, remaja atau orang dewasa. Menurut Judarwanto (2006) dalam Hatiningsih (2013) anak ADHD umumnya memiliki kemampuan konsentrasi yang rendah yaitu ketidakmampuan untuk mempertahankan perhatian terhadap suatu kegiatan. Kurang konsentrasi sendiri
memiliki pengertian tidak mampu
mempertahankan perhatian sehingga rentang perhatiannya sangat singkat.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2015. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa Sekolah Luar Biasa di Kota Padang untuk merekam sidik jari dan telapak tangan penderita Attention
Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)
sedangkan untuk kelompok normal
dilakukan di SDN 08 PATAMUAN
Kabupaten Padang Pariaman sebagai pembanding.
Tahap dalam penelitian ini Pemberian tinta stensil pada lempeng kaca, tinta stensil diletakkan secukupnya pada
lempeng kaca, diratakan dengan
menggunakan tissue secara horizontal maupun secara vertical.
Untuk kartu rekaman digunakan kertas HVS dengan ukuran folio yang permukaannya halus. Kartu rekaman ini diletakkan disisi depan dari penderita ADHD atau orang normal yang akan diambil sidik jari dan sidik telapak tangan.
Perekaman dilakukan terlebih dahulu untuk sidik jari, dimulai ujung jari dan ibu jari kanan sampai pada ujung jari dari jari kelingking kanan dan begitu juga untuk jari-jari tangan kiri. Ujung dari jari digulingkan pada lempeng kaca dengan arah kekiri untuk jari-jari kanan dan arah ke kanan untuk jari-jari kiri (untuk mempermudah). Kemudian jari-jari tadi secara bergantian digulingkan pada kartu rekaman dan sesuai dengan kolom-kolomnya, arah gulingan sama dengan arah gulingan pada lempeng kaca (dari lempeng kaca langsung kekartu rekaman dilanjutkan dengan jari berikutnya). Untuk rekaman sidik telapak tangan, telapak tangan ditekan pada lempeng kaca dari pangkal bawah dari jari-jari tangan setelah diangkat dan direkam pada kartu rekaman secara hati-hati sehingga
seluruh telapak tangan terekam dengan jelas dan sempurna.
Setelah semuanya direkam dan terlihat jelas dilakukan pengamatan, pengamatan dilakuan terhadap: 1) tipe pola sulur ujung jari tangan, 2) jumlah sulur ujung jari tangan, 3) sudut atd telapak tangan, 4) frekuensi pola telapak tangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis uji Chi-Square dan analisis uji t-Studen. Dengan rumus:
Uji Chi-Square:
Keterangan:
= Chi Kuadrat
= frekwensi hasil pengamatan = frekwensi harapan (Sudijono, 2010) Uji t-Student:
th =
Keterangan: th = t hitung
1 = rata-rata penderita ADHD 2 = rata-rata kelompok normal
S = simpangan baku
n1 = jumlah sampel ADHD
n2 = jumlah sampel kelompok normal (Sudjana, 2005)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian dermatoglifi terhadap 20 orang penderita ADHD dan 20 orang yang tidak ADHD, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 1.Gambaran dermatoglifi kelompok penderita ADHD dengan tidak ADHD
No Parameter Penderita ADHD dengan tidak
ADHD
Keterangan
1 Tipe pola sulur
ujung jari tangan X
2
h=31,7 X2t=14,06 Terdapat perbedaan yang nyata
2 Jumlah sulur ujung
jari tangan th= 0,73 - = 2,02
Tidak terdapat perbedaan yang nyata 3 Besar sudut atd
telapak tangan th= 0,26 - 2,02
Tidak terdapat perbedaan yang nyata 4 Frekuensi pola
telapak tangan X
2
h= 4,025 X2t= 11,07 Tidak terdapat perbedaan yang nyata Tabel 2. Frekuensi dan persentase tipe pola sulur ujung jari tangan penderita ADHD dengan
tidak ADHD
Keterangan:
PA = Plain Arch PW = Plain Whorl
TA = Tanted Arch DLW = Double Loop Whorl
RL = Radial Loop CPLW = Central Plain Loop Whorl
UL = Ulnar Loop AW = Accidental whorl
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tipe pola ujung jari tangan kanan dan tangan kiri kelompok penderita ADHD dengan tidak ADHD maka diperoleh hasil persentase tertinggi pada penderita ADHD yaitu pada tipe pola plain whorl (PW). Sedangkan tidak penderita ADHD tipe pola yang tertinggi adalah tipe ulnar loop (UL). Pada penderita ADHD ditemui semua tipe pola, sedangkan pada tdak penderita ADHD tipe pola sulur plain arch (PA) tidak ditemui. Setelah dilakukan analisis statistik uji Chi Square ternyata terdapat perbedaan yang nyata antara tipe pola sulur ujung jari kelompok penderita ADHD. Perbedaan terlihat pada tipe pola plain arch yaitu pada kelompok ADHD 0,5% dan pada tidak ADHD0%.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap sudut atd telapak tangan antara kelompok penderita ADHD dengan tidak ADHD maka terlihat bahwa besar sudut atd kedua kelompok hampir sama. Setelah dilakukan analisis uji t-Student maka
terdapat perbedaan yang tidak nyata antara besar sudut atd telapak tangan kelompok
penderita ADHD dengan tidak
ADHD.Begitu pula antara tangan kanan penderita ADHD dengan tidak ADHD juga terdapat perbedaan yang tidak nyata.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Rhasida (2012) yang menyatakan bahwa posisi sudut atd telapak tangan dapat menjadi indikator kondisi abnormal. Dermatoglifi dapat menjadi diagnosa kelainan jumlah dan stuktur kromosom. Penelitian terbaru menemukan bahwa lebih kurang 50 penyakit mempunyai hubungan dengan dermatoglifi telapak tangan. Penyakit-penyakit tersebut terdiri dari penyakit genetik yang disebabkan oleh satu gen, banyak gen, dan penyakit kromosom (Zhou, 2002). Gen yang berperan dalam ADHD yaitu DRD4 pada kromosom 11p, dimana gen DRD4 ini mempengaruhi sensitifitas post-sinaps saraf korteks frontal dan prefrontal Peran dari korteks frontal dan prefrontal yaitu sebagai pengatur ,
konsentrasi, daya ingat sehari-hari, motivasi, emosi, mengatur dan menguasai perilaku
(Grady, 2005).
Tabel 3. Frekuensi dan persentase pola sulur telapak tangan penderita ADHD dengan tidak ADHD
Kelompok N Daerah telapak tangan
Th H I1 I2 I3 I4 N % n % n % n % n % N % ADHD 20 2 5 3 7,5 1 2,5 0 0 18 45 20 50 Tidak ADHD 20 0 0 1 2,5 0 0 0 0 17 42,5 21 50,25
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pola sulur telapak tangan antara kelompok penderita ADHD dengan tidak ADHD maka pada penderita ADHD pola sulur yang tidak ditemukan hanya pada daerah interdigital II (I2). Pada daerah thenar (Th), hipothenar (H), interdigital I (I1), interdigital III (I3) dan interdigital IV (I4) ditemukan pola. Sedangkan pada kelompok tidak penderita ADHD pola yang tidak ditemukan terdapat pada daerah thenar (Th), interdigital I (I1), dan interdigital II (I2). Pada daerah hipothenar (H), interdigital III (I3), dan interdigital IV (I4) tidak ditemukan pola.
Setelah dilakukan analisis statistik uji Chi Square ternyata terdapat perbedaan yang tidak nyata antara pola sulur telapak tangan kelompok penderita ADHD dengan tidak ADHD. Hal sama juga ditemukan pada tangan kanan maupun tangan kiri antara kelompok penderita ADHD dengan tidak ADHD juga terdapat perbedaan.
KESIMPULAN
Setelah dilakukan penelitian terhadap dermaotoglifi ujung jari dan telapak tangan kelompok penderita ADHD di beberapa SLB di kota Padang, maka dapat disimpulkan bahwa tipe Plain Whorl lebih banyak dijumpai pada kelompok penderita ADHD dibandingkan kelompok tidak penderita ADHD (34,5% > 16% ). Rata-rata jumlah sulur ujung jari tangan penderita ADHD lebih tinggi dibandingkan dengan tidak penderita ADHD (146,3>136,5). Besar sudut atd telapak tangan penderita ADHD antara 310-550. Sedangkan besar sudut atd telapak tangan tidak ADHD berkisar 360 -510. Pada tipe pola sulur terdapat perbedaan yang nyata antara penderita ADHD dengan tidak ADHD. Namun, pada jumlah sulur,
besar sudut atd, dan pola sulur telapak tangan, ternyata terdapat perbedaan yang tidak nyata antara kelompok penderita ADHD dan tidak ADHD.
DAFTAR PUSTAKA
Anggriani, Dian. 2012. Dermatoglifi. dhiyananggriani. blogspot. com. 2012
(diakses, 18 februari 2015)
Grady, D. et. al. 2005. Molecular Genetics and Attention in ADHD. Clinical Neuroscience research 5: 265-272. Hatiningsih, Nuligar. 2013. “Play Therapy
Untuk Meningkatkan Konsentrasi Pada Anak Attention Deficit Hyperactive Disorder (ADHD)”. Jurnal. Malang: Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah
Malang.
Misbach, Ifa H. 2010. Dahsyatnya Sidik Jari: menguak bakat dan potensi untuk merancang masa depan melalui fingerprint analisys. Jakarta: Visi Media.
Patternotte, Arga dan Buitelaar, jan. 2010.
ADHD (Attention Deficit
Hyperaktivity Disorder). Jakarta:
Prenada Media Group.
Rashida. A. Et. al. 2012. Palmar Dermatoglyphics In Patients Of
Thalassemia Major. National
Journal Of Medical Research.2 (3):
287-290.
Setyawan, Budi Agung. 2006. Aspek Neurologis Attention Deficit
Hyperactivity Disorder.
Jurnal.Surabaya. Dosen Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudijono, A. 2010. Pengantar Statistik
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sufitni. 2007. “Pola Sidik Jari Pada Kelompok Retardasi Mental dan
Kelompok Normal”. Majalah
Kedokteran Nusantara. 40 (3): 180-191.
Suryo. 1990. Genetika Manusia.
Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Yatim, Wildan. 2003. Genetika. Bandung: Tarsito.
Zhou, Y et al. 2002. Application and development of palm print research. Technology and health care. 10: 383-390