• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam Seminar Nasional yang diselenggarakan oleh universitas Widyatama pada tahun 2007, Ichsan Putra S. mengungkapkan bahwa, “Pada masa ini manusia dihadapkan oleh pesatnya perkembangan kehidupan, baik dari segi sosial, budaya, politik, ekonomi, pendidikan, komunikasi, dan teknolgi. Perkembangan itu terjadi akibat meningkatnya ilmu pengetahuan dan perilaku manusia untuk bertahan hidup. Perkembangan tersebut berdampak pada bertambahnya kebutuhan beserta pilihan-pilihan dalam memenuhi kebutuhan. Namun, manusia belum siap untuk menghadapi banyaknya pilihan itu, sehingga banyak dari mereka yang salah dalam mengambil pilihan atau sama sekali tidak mengambil pilihan yang mungkin akan membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan.”

Hal di atas juga terjadi dalam keputusan investasi, para investor dihadapkan oleh berbagai pilihan dalam melakukan investasi. Banyaknya perusahaan go public yang menjanjikan keuntungan yang besar, serta

ketidaktentuan dunia usaha akhir-akhir ini membuat para investor sulit untuk menentukan bidang usaha mana yang akan memberikan return yang besar.

Salah satu industri yang diminati oleh para investor adalah industri makanan dan minuman. Beberapa tahun belakangan industri makanan dan minuman mengalami perkembangan yang sangat pesat, perkembangannya dapat dilihat dari makin bervariasinya produk makanan dan minuman yang ada di pasar, dan jika kita menonton acara di televisi maka akan terlihat bahwa iklan komersial yang bermaterikan produk makanan dan minuman tidak terhitung jumlahnya, mungkin iklan makanan dan minuman hampir pasti ada disetiap jeda komersial.

Penulis melakukan penelitian sederhana untuk mengetahui frekuensi iklan makanan dan minuman di salah satu televisi swasta. Mengingat penelitian dilaksanakan bersamaan dengan bulan Ramadhan yang merupakan saat yang

(2)

iklan-iklannya, maka penulis menggunakan waktu (sampel) yang dinilai paling netral untuk menggambarkan frekuensi iklan makanan dan minuman, yaitu antara pukul 20.00 sampai dengan pukul 22.00 pada tanggal 18 September 2007 dan 19 September 2007.

Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa pada tanggal 18 September terdapat 42 dari 77 iklan (54,54%) yang ditayangkan adalah iklan makan dan minuman. Sedangkan pada tanggal 19 September terdapat 45 dari 80 iklan (56,25%) adalah iklan makan dan minuman. Berarti, pada jam tersebut lebih dari setengah iklan yang ditayangkan adalah iklan makanan dan minum. Hal ini mengindikasikan makin berkembangnya dan makin sengitnya persaingan di industri makan dan minuman. Perkembangan tersebut menarik investor untuk “menitipkan” uangnya di industri ini.

Industri makanan dan minuman adalah industri yang sangat bergantung dengan kondisi alam, karena sebagian besar bahan baku dari industri ini adalah hasil alam. Dengan meningkatnya pemanasan global akhir-akhir ini, membuat apapun yang berkaitan dengan alam mejadi tidak pasti. Hal ini meningkatkan risiko investasi di industri makanan dan minuman. Oleh karena itu para investor harus bisa menganalisis perusahaan secara lebih dalam.

Dalam melakukan investasi, para investor akan melakukan investasi pada perusahaan yang menghasilkan keuntungan yang besar. Namun, laba ataupun laba per lembar saham yang tercantum pada laporan laba rugi hanya menggambarkan operasi perusahaan selama setahun kebelakang tetapi tidak menggambarkan apa yang terjadi pada perusahaan dimasa yang akan datang. Hal ini dapat terlihat dari perubahan laba per saham di sepuluh perusahaan makanan dan minuman selama tahun 2004 dan 2005 yang akan disajikan dalam tabel 1.1.

(3)

Tabel 1.1

Perubahan laba per lembar saham pada perusahaan makan dan minuman selama tahun 2004 dan 2005

Laba Per Lembar Saham (dalam rupiah penuh) Nama Perusahaan

2005 2004

Keterangan

PT. Mayora Indah Tbk. 60 111 Turun

PT. Ades Waters Tbk. (797) (1074) Naik

PT. Aqua Golden Mississipi Tbk. 4889 6958 Turun

PT. Cahya kalbar Tbk. (72,59) (81.47) Naik

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 4130 4144 Turun

PT. Delta Djakarta Tbk. 3522 2417 Naik

PT. Indofood Sukses Makmur 15 45 Turun

PT. Sari Husada Tbk. 154.18 95,76 Naik

PT. Sekar Laut Tbk. 133 (564) Naik

PT. Ultra Jaya Tbk. 2 2 Tetap

Sumber : Laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Tabel di atas menggambarkan bahwa laba atau rugi tahun 2004 tidak menjamin apa yang terjadi (laba atau rugi) di tahun 2005. Oleh karena itu investor sebaiknya tidak hanya menilai perusahaan dari laba per lembar saham saja. Masih banyak informasi yang bisa didapatkan dari suatu laporan keuangan, seperti harta, kewajiban dan pendanaan.

Dalam menjalankan operasinya perusahaan harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan, seperti modal atau pendanaan, tenaga kerja, harta, manajemen, dan strategi-strategi untuk menjalankan usaha. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut perusahaan dihadapkan oleh berbagai macam alternatif yang akan membantu dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan agar operasi perusahaan dapat berjalan.

(4)

Kebutuhan perusahaan yang paling utama adalah kebutuhan untuk mendapatkan modal atau pendanaan. Perusahaan tidak dapat beroperasi jika tidak memiliki modal, perusahaan juga tidak dapat melakukan perkembangan usaha jika tidak mempunyai modal, bahkan perusahaan tidak mungkin berdiri tanpa adanya modal. Oleh karena itu modal memiliki peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup perusahaan.

Sumber modal perusahaan bisa didapatkan dari dalam perusahaan (modal internal) dan dari luar perusahaan (modal eksternal). Modal internal berasal dari seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang disetorkan pemilik dan pendapatan yang dihasilkan perusahaan, untuk perusahaan go public modal bisa

juga didapatkan dengan menerbitkan saham. Modal eksternal berasal dari pinjaman dari pihak ke tiga, pinjaman ini bisa berupa pinjaman jangka pendek ataupun pinjaman jangka panjang.

Bambang Riyanto (2001:293). Mengungkapkan, “Apabila kebutuhan dana semakin besar akibat meningkatnya aktivitas perusahaan dan perkembangan usaha, dan dana dari sumber intern tidak mencukupi, maka perusahaan tidak memiliki pilihan lain, selain menggunakan dana dari pihak eksternal, baik dari pinjaman pihak ke tiga maupun mengeluarkan saham baru. Jika dalam pemenuhan kebutuhan dana eksternal tersebut hanya mengandalkan pada pinjaman saja, maka ketergantungan perusahaan pada pihak luar akan semakin besar sehingga meningkatkan risiko financial. Sebaliknya jika perusahaan hanya mengandalkan

saham, maka perusahaan akan terbebani oleh biaya modal yang besar.”

Perusahaan harus pintar-pintar dalam memilih sumber pendanaan, perusahaan bisa memilih sumber pendanaan intern saja, atau sumber ekstern saja, atau juga kombinasi dari sumber pendanaan internal dan eksternal. Neil Seitz dan Micth Ellison (1999:567), mengungkapkan, “The capital stucture of a firm is its set of long- term sources of founds. The proportion of founds financed by debt and by equity is one important part of capital structure planning.”

(5)

Bila dilihat dari sisi perusahaan, alternatif pendanaan mana yang akan diambil sebenarnya tidak menjadi masalah, selama altenatif tersebut dapat menjamin kelangsungan usaha dan memenuhi kemakmuran perusahaan. Namun, bila suatu perusahaan telah go public, pemegang kepentingan perusahaan

(stakeholders) akan bertambah yaitu para pemegang saham (stockholders).

Dengan demikian Perusahaan juga harus memikirkan kepentingan para pemegang saham. Kemakmuran perusahaan bisa digambarkan dari besarnya laba yang terkandung pada setiap lembar saham (earning per share), laba ini akan menjadi

dasar untuk pemberian deviden yang merupakan kepentingan bagi pemegang saham. Jika alternatif pendanaan yang diambil perusahaan dapat menjamin kemakmuran seluruh stakeholders, maka dapat dipastikan bahwa alternatif

pendanaan yang diambil adalah tepat. Dengan kata lain perusahaan telah mengkombinasikan seluruh alternatif pendanaan (internal dan eksternal) dengan baik, sehingga seluruh kepentingan stakeholders bisa terpenuhi. Ketepatan pengkombinasian alternatif pendanaan dapat tergambar dalam earning per share

yang maksimal.

Dari uraian latar belakang di atas penulis bermaksud melakukan penelitian tentang struktur modal pada perusahaan-perusahaan makanan dan minuman go public yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini akan

dituangkan dalam judul:

“ Pengaruh Sturktur Modal Terhadap Laba Per Lembar Saham (Penelitian Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) “

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang diuraikan di atas, masalah yang dapat diidentifikasi dari penelitian ini adalah mengenai struktur modal dan laba per lembar saham. Adapun pertanyaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana struktur modal pada kelompok industri makanan dan minuman yang telah go public?

(6)

2. Bagaimana laba per saham pada kelompok industri makanan dan minuman ?

3. Bagaimana pengaruh struktur modal terhadap laba per saham pada industri makanan dan minuman?

1.3 Maksud dan Tujuan penelitian 1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menyimpulkan tentang pengaruh struktur modal terhadap EPS, selain itu penelitian ini dilakukan dengan maksud sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana Strata-1 (S-l) Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama Bandung.

1.3.2 Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui struktur modal pada industri makanan dan minuman. 2. Untuk mengetahui laba per saham pada industri makan dan minuman. 3. Untuk mengetahui pengaruh struktur modal terhadap laba per saham pada

industri makanan dan minuman.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah : a. Bagi penulis

Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan pengetahuan tentang pengaruh struktur modal terhadap laba per lembar saham.

b. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan masukan tentang pengaruh struktur modal terhadap laba per saham, sehingga dapat membantu dalam pemilihan alternatif pendanaan perusahaan.

(7)

c. Bagi investor

Memberikan tambahan pemahaman tentang struktur modal dan pengaruhnya terhadap laba per lembar saham dan dapat membantu dalam menentukan keputusan investasi

d. Bagi pihak lainnya

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan inspirasi untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas dan mendalam mengenai masalah struktur modal.

1.5 Kerangka Pemikiran Dan Hipotesis

Setiap kegiatan usaha memerlukan modal untuk menjalankan kegiatan usaha. Berkembangnya usaha serta meningkatnya kebutuhan dan kepentingan para stakeholders, menyebabkan kebutuhan modal juga akan terus bertambah.

Oleh karena itu perusahaan harus dapat mengoptimalkan pemilihan sumber-sumber modal agar semua kebutuhan dan kepentingan dapat tercapai.

Industri makanan dan minuman merupakan kegiatan usaha yang memiliki target pasar yang sangat luas, karena produk yang dihasilkan merupakan kebutuhan pokok manusia. Sehingga banyak pengusaha yang berminat untuk terjun ke bidang ini, hal ini menciptakan kondisi persaingan yang sangat ketat. Untuk dapat bertahan dalam persaingan industri makanan dan minuman, setiap perusahaan harus memiliki pendanaan yang baik agar dapat meningkatkan kegiatan usaha. Karena dana yang dibutuhkan tidak sedikit, kecil kemungkinannya bila perusahaan hanya mengandalkan pendanaan yang berasal dari dalam perusahaan saja, sehingga mau tidak mau perusahaan harus menggunakan pendanaan dari pihak luar.

Kombinasi antara modal internal dan modal eksternal akan menciptakan suatu struktur modal .Perusahaan akan menggunakan struktur modal yang dinilai paling efektif. Struktur modal yang dipilih akan di gunakan untuk membiayai operasi dalam meningkatkan pendapatan, tentunya struktur modal ini harus didukung oleh alokasi pendanaan yang baik sehingga operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik.

(8)

Struktur modal tidak hanya digunakan untuk menjalankan operasi saja, struktur modal dapat juga digunakan untuk mengembangkan usaha. Dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan pangan, maka perusahaan makanan dan minuman harus bisa meningkatkan produksinya guna mengimbangi besarnya peningkatan kebutuhan konsumen. Makin besar jumlah produk yang dapat dijual, berarti makin besar kemungkinan untuk mendapatkan laba yang lebih besar, oleh karena itu pimpinan perusahaan mempunyai harapan dan keinginan untuk dapat mengembangkan dan meluaskan perusahaan.

Tujuan struktur modal adalah mencari komposisi antara hutang jangka panjang dan ekuitas perusahaan yang akan meminimumkan biaya modal dan pada akhirnya meningkatkan nilai perusahaan. Agar tujuan struktur modal dapat tercapai, para manajer keuangan harus menganalisis berbagai macam alternatif sehingga struktur modal yang dipilih adalah struktur modal yang optimal. Ridwan S. Sundjaja. dan Inge(2002:255), mengungkapkan bahwa , “Struktur modal optimal dapat dilihat dari hubungan antar nilai perusahaan dengan biaya modal. Struktur modal dikatakan optimal bila nilai perusahaan adalah maksimal dan biaya modal adalah minimal.” Sementara itu Eugene F. Bringham dan Joel F. Houston (2001:24) mengungkapkan bahwa, ”Harga saham berkaitan secara positif dengan dividen yang diharapkan tetapi berkaitan secara negatif dengan tingkat pengembalian yang diisyaratkan oleh ekuitas. Namun tingkat hutang yang tinggi akan meningkatkan risiko perusahaan yang akan meningkatkan biaya modal dan menurunkan EPS sehingga harga saham akan turun.” Dua kutipan di atas mengungkapkan bahwa kombinasi dari modal internal dan modal eksternal akan mengakibatkan perubahan terhadap laba per saham perusahaan.

Penulisan tentang pengaruh struktur modalini sebelumnya telah dilakukan oleh Sarah Amalia Novianti (2005) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Earning per Share.” Penelitian tersebut menggunakan sampel perusahaan farmasi di tahun 2003 dan 2004, dalam penelitian tersebut stuktur modal digambarkan dengan debt to equity ratio, hasil penelitiannya membuktikan

(9)

Dari beberapa penjelasan yang telah disampaikan, penulis beranggapan bahwa struktur modal memiliki peranan yang sangat besar terhadap kondisi perusahaan. Struktur modal dibutuhkan dalam menjalankan operasi serta perluasan usaha. Perusahaan akan menggunakan struktur modal yang memiliki pengaruh yang baik bagi perusahaan, yaitu struktur modal yang meningkatkan laba per saham.

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka penulis merumuskan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini sebagai berikut:

“Struktur modal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laba per lembar saham.”

1.6 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian explanatory dengan pendekatan sensus. Menurut Masri Sangarimbun dan Sofian Efendi (1995:5), “Apabila data penelitian menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis maka penelitian tersebut tidak lagi dinamakan penelitian deskriptif melainkan penelitian pengujian hipotesis atau penelitian penjelasan (explanatory).”

Metode ini tidak hanya memberikan gambaran terhadap fenomena tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis, membuat prediksi, serta mendapatkan makna dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Metode yang akan digunakan penulis dinilai akan membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

1.6.1 Operasionalisasi Variabel

Sesuai dengan hipotesis penelitian, yaitu “struktur modal berpengaruh

terhadap laba per lembar saham ” maka terdapat dua variabel yang digunakan di

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Variabel Bebas (“X”) atau Independent Variabel

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel tidak bebas. Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah “Struktur modal”. Struktur

(10)

modal dihitung dengan menggunakan analisis rasio dengan indikator

Long-TermDebt To Equity Ratio.

2. Variabel Tidak Bebas (“Y”) atau Dependent Variabel

Variabel tidak bebas adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel tidak bebasnya adalah “laba per saham ”. Laba per saham dihitung dengan menggunakan metode analisis rasio dengan indikator earning per share ratio (EPS).

Untuk lebih jelasnya, baik mengenai variabel, indikator, dan skala pengukuran dari masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala

Pengukuran Instrumen Variabel

Independen (X), Struktur Modal.

Perbandingan antara total hutang jangka panjang (long-term debt) dengan modal

sendiri (equity)

Rasio Observasi

Variabel Dependen (Y), Laba per lembar saham.

Laba bersih setelah pajak dibagi banyaknya

(11)

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 1. Pengumpulan Data Sekunder

Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui situs internet www.jsx.co.id, yaitu berupa laporan

keuangan sepuluh perusaahaan makanan dan minuman go public yang

terdaftar di BEJ selama tahun 2004 dan tahun 2005. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan, mempelajari, serta menelaah data-data sekunder yang berhubungan.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Dilakukan untuk memperoleh landasan teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dilakukan dengan membaca, menelaah dan meneliti, majalah, buku, dan literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan topik struktur modal dan EPS. Sehingga diperoleh informasi sebagai dasar teori dan acuan untuk mengolah data-data yang diperoleh.

1.6.3 Rancangan Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Hipotesis Null (Ho) menyatakan tidak adanya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis tandingan yang merupakan hipotesis yang diajukan oleh penulis yaitu adanya pengaruh signifikan diantara variabel yang diuji.

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara tingkat struktur modal terhadap laba per lembar saham.

Ha: Terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap lembar saham.

(12)

1.6.4 Rancangan Analisis

Tahap-tahap yang dilalui oleh penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan data yang berkaitan dengan struktur modal dan laba per lembar saham, serta hubungan keduanya.

2. Melakukan pengujian statistik untuk menguji hipotesis dan membuat analisis terhadap hasil pengujian hipotesis.

3. Berdasarkan hasil pengujian statistik akan ditarik suatu kesimpulan.

1.6.5 Pemilihan dan Perhitungan Statistik

Untuk menguji hipotesis yang akan diajukan, dilakukan pengujian secara kuantitatif guna menghitung apakah terdapat pengaruh dari struktur modal terhadap laba per lembar saham. Dalam pengujian hipotesis di atas digunakan uji statistik analisis regresi sederhana dan korelasi sederhana.

1.6.5.1 Analisis Regresi

Untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel, dapat digambarkan dengan persamaan berikut :

Y = +a bx Dimana, 2 2 ( )( ( ) n XY X Y b X X − = −

∑ ∑

)

( )

(

)

(

)(

)

(

)

− − = 2 2 2 X X n XY X X Y a

keterangan : X = Struktur modal

Y = Laba per lembar saham

a = koefisien intercept atau nilai Y saat X bernilai nol

(13)

1.6.5.2 Analisis Korelasi

Untuk menunjukan sejauh mana keeratan hubungan suatu variabel, derajat atau kekuatan korelasi antara variabel-variabel.

Rumus koefisien korelasi adalah:

2 2 2 ( )( ) ( ( ) )( ( xy n XY X Y r n X X n X Y − = − − ) )2

∑ ∑

Besarnya koefisien korelasi -1< r < 1 dimana apabila r = +1 atau mendekati +1, berarti terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel X dan Y, serta mempunyai hubungan yang searah. Apabila r = 0 atau mendekati nol, berarti hubungan antara variabel X dan Y sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.

Untuk mengambarkan keeratan hubungan, hasil r dapat di nilai dalam penjelasan sebagai berikut:

• > 0.00 - < 0.20, Hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan dianggap tidak ada korelasi

• > 0.20 - < 0.40, Hubungan yang kecil/tidak erat • > 0.40 - < 0.70, Hubungan yang moderat/sedang • > 0.70 - < 0.90, Hubungan yang erat

• > 0.90 - < 1.00, Hubungan yang sangat erat

1.6.5.3 Analisis koefisien determinasi

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dapat digunakan koefisien determinasi, yang diperoleh dari koefisien korelasi dipangkatkan dua (r²). Nilai dari koefisien determinasi dinyatakan dalam bentuk persentase (%).

Rumus koefisien determinasi : Kd = r² x 100% Dimana : Kd = Koefisien determinasi

(14)

1.6.5.4 Penetapan Tingkat Signifikansi

Adapun kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan hasil perhitungan uji t ( t hitung ) dengan ttabel dengan tingkat

signifikansi (α=0,05) dan df = n-2. Rumus t hitung: 2 2 r N N r t − − = Keterangan nilai t :

1) Bila t hitung < t tabel→ Ho diterima

2) Bila t hitung > t tabel→ Ho ditolak

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Adapun waktu penelitian dilaksanakan sejak Agustus 2007 sampai dengan selesai.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hak‐hak sipil dan politik, ada ba‐tas antara hak‐hak yang tak dapat ditangguhkan (non‐derogable  rights)  dengan  hak‐hak  yang  dapat 

Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29 ayat (4) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.10/Menhut-II/2007 tentang Perbenihan Tanaman Hutan, maka perlu

Jemmy Kalalo Sanger, M.Div., M.PAK.. Erwan

Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisis data, kegiatan yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul. Kumpulan data hasil kerja

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat inteligensi siswa berpengaruh signifikan dan positif terhadap hasil belajar siswa kelas

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga kerja

Supaya anak bisa tumbuh dan kembang dengan optimal, maka di manapun mereka berada harus terpenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar tumbuh kembangnya seperti kebutuhan

Dalam penelitian ini, pendekatan kuantitatif dipergunakan untuk mengukur kesesuaian Pasal 31E Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008, sebagai produk kebijakan fiskal