• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH DALAM

PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN

BOYOLALI

SKRIPSI

Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

Oleh

HAFIDH ARIF RAHMAN NIM 11108081

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hafidh Arif Rahman NIM : 111 08 081

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Salatiga, 16 Maret 2015 Peneliti

(4)
(5)
(6)

vii MOTTO

Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.(QS. An-Nisaa’ : 59)

Dan...

Sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat untuk

(7)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta, Mujiyo Abdul Rohman dan Sri Suwarni yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

2. Kakakku mas Nanang dan adikku Habib, bersama kita jalani masa depan yang indah.

3. Pak dhe budhe, pak lek bu lek, dan saudara sepupu semua, terima kasih atas doanya.

4. Umi Muslimatun, yang telah menjadi semangat bagi penulis untuk terus maju.

5. Segenap loyalis Mapala MITAPASA, terima kasih atas semua nilai dan memori yang tidak pernah mudah untuk dilupakan.

6. Bos – bos PENDASPALA XIV, kita tertawa dan menangis bersama. 7. Sedulur-sedulur PKM, yang tidak bisa penulis sebut satu-persatu, terima

(8)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Khatamul Anbiya Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

Skripsi yang berjudul “PERAN PIMPINAN CABANG

MUHAMMADIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM MASYARAKAT KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Dalam proses penulisan skripsi ini banyak bimbingan dan juga arahan serta saran dari berbagai pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih sedalam dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Sti Ruhayati, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam 4. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang

dengan tulus, ikhlas membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. 5. Segenap dosen dan karyawan IAINSalatiga

6. Ibu dan Bapakku tercinta dan keluarga yang tak pernah berhenti mendo’akan danmemberikan motivasi kepada penulis sehingga tugas ini

(9)

x

7. Teman-teman Mapala Mitapasa IAIN Salatiga

Semoga kebaikan dan keikhlasan yang telah diberikan akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Akhirnya, hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apayang tertulis dalam skripsi ini memberikan manfaat, khususnya bagi penulissendiri dan para pembaca pada umumnya. Amin.

Salatiga, 16 Maret 2015 Peneliti

(10)

xi ABSTRAK

Rahman, Hafidh Arif. 2015. Peran pimpinan Cabang Muhammadiyah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing : Dr. Mukti Ali, M.Hum.

Kata Kunci: Pendidikan Islam, Pimpinan Cabang Muhammadiyah

Pendidikan Islam merupakan dasar dari pembentukan karakter dan pengembangan potensi manusia secara maksimal dan menjadikan manusia sebagai insan kamil.Muhammadiyah Banyudono menghadirkan amal usaha meliputi bidang-bidang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam peningkatan mutu pendidikan Islam Masyarakat Banyudono. Pertanyaan utama yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah (1) Apa saja program Pimpinan Muhammadiyah cabang Banyudono dalam pendidikan Islam?(2) Bagaimana peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono? (3) Adakah faktor pendukung dan penghambat dalam menjalankan peran Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono?

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data yang dihimpun peneliti adalah melalui pengamatan yang seksama, wawancara dan dokumentasi. Pengamatan langsung dilakukan di lapangan melalui kegiatan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. Peneliti juga mewancarai pengurus Cabang Muhammadiyah serta masyarakat Banyudono yang selanjutnya digunakan sebagai panduan data riil dalam penulisan.

(11)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... ii

DEKLARASI ... iv

MOTTO ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ...ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Penegasan Istilah ... 6

F. Telaah Pustaka ... 9

G. Metodologi Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 14

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pimpinan Cabang Muhammadiyah ... 16

1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah ... 16

2. Identitas Muhammadiyah ... 20

(12)

xiii

4. Susunan Organisasi Muhammadiyah ... 22

5. Konsep Pendidikan dalam Muhammadiyah ... 23

B. Peran Muhammadiyah ... 24

1. Pengertian Peran ... 24

2. Peran Muhammadiyah Sebagai Organisasi Sosial ... 25

C. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat ... 26

1. Pengertian Pendidikan Islam ... 26

2. Sumber Pendidikan Islam ... 30

3. Tujuan Pendidikan Islam ... 31

4. Jalur Pendidikan Islam ... 32

a. Pendidikan formal ... 33

b. Pendidikan non formal ... 33

c. Pendidikan informal ... 34

5. Faktor peningkatan Mutu Pendidikan Islam ... 35

a. Faktor Pendidik ... 35

b. Faktor Peserta Didik ... 37

c. Faktor Alat Pendidikan ... 37

d. Faktor Lembaga Pendidikan ... 38

e. Faktor Lingkungan ... 40

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono 1. Letak Geografis ... 42

(13)

xiv

3. Sejarah Cabang Muhammadiyah Banyudono ... 43

4. Tujuan Cabang Muhammadiyah Banyudono ... 45

5. Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono ... 46

B. Data Pelaksanaan Pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono ... 49

1. Majelis Pendidikan Dasar Dan Menengah ... 50

2. Mejelis Tarjih dan Tajdid ... 52

3. Majelis Tabligh ... 53

4. Majelis Wakaf, Zakat, Infak dan Shodaqah ... 54

5. Lembaga Bimbingan Ibadah Haji ... 55

6. Aisyiyah ... 55

C. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah ... 56

D. Realitas Penghambat dan Pendukung ... 62

1. Realitas pnghambat ... 62

2. Realitas Pendukung ... 63

BAB IVANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaa Program Pimpinan Cabang Muhammadiyah dalam Pendidikan Islam ... 65

1. Jalur formal ... 66

2. Jalur Non Formal ... 67

(14)

xv

B. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Mayarakat Banyudono68

1. Ranah Formal ... 69

2. Ranah Non Formal ... 70

3. Ranah Informal ... 70

4. Sumber Pedoman, Penjaga dan Pengontrol ... 71

C. Faktor Penghammbat dan Pendukung Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat Banyudono ... 72

1. Faktor Penghambat ... 72

2. Faktor Pendukung ... 72

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 74

B. Saran ... 77

C. Penutup ... 78 DAFTAR PUSTAKA

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, mulai dari lahir sampai menuju dewasa bahkan tua, yang diperoleh dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungan. Peran pendidikan dalam masyarakat sangatlah strategis, yaitu berperan dalam meningkatkan kualitas setiap individu di masyarakat. Dengan demikian dapatlah terwujud kelompok masyarakat yang berkualitas. Maka dari itu, Pendidikan turut menyumbangkan proses perwujudan pilar-pilar penyangga masyarakat.

Atas dasar pentingnya peran pendidikan ini, pemerintah pun turut andil dalam memperhatikan sistem pendidikan di negara ini, terbukti sudah ditegaskan dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebagaimana dalam kutipan Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengambangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.(Achmadi, 2005:106)

(16)

2

Berkembangnya zaman dengan berkembangnya pola pikir masyarakat dan keterbukaan informasi, menyebabkan terkikisnya moral masyarakat dan nilai-nilai budi luhur dalam masyarakat. Di mana terlihat kepentingan umum tidak lagi nomor satu, akan tetapi kepentingan dan keuntungan pribadilah yang menonjol pada banyak orang. Kejujuran, kebenaran, keadilan dan keberanian telah tertutup oleh penyelewengan-penyelewengan baik yang terlihat ringan maupun berat (Daradjat, 1977:21).

Menghadapi kenyataan tersebut, solusinya adalah usaha pengembangan pendidikan dan agama di masyarakat berdasarkan pada nilai nilai kebaikan yang terkandung dalam agama yang disesuaikan dengan nilai-nilai kehidupan. Agama Islam khususnya sangat kaya atas nilai etika dan moral yang dapat membawa pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

(17)

3

Islam pada instansi pemerintah maupun swasta, pendidikan di panti-panti dan lainya.

Sejalan dengan paradigma di atas, telah turut berperan berbagai lembaga dalam pengembangan bidang pendidikan. Lembaga tersebut diantaranya lembaga pemerintahan, yaitu Kementrian Agama, Kementrian Pendidikan Nasional, dan juga dari lembaga ataupun organisasi sosial diluar pemerintahan seperti Nahdhotul Ulama’, Al-Irsyad dan

Muhammadiyah.

Muhammadiyah adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas, dan berjiwa pembaharu, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya atau nama kecilnya bernama Muhammad Darwis. Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan atau perhimpunan resmi, yang sering disebut dengan “persyarikatan”, yang waktu itu memakai istilah “Persjarikatan Moehammadijah” (Nashir, 2010:15).

(18)

4

Muhammadiyah juga merupakan sebuah gerakan dakwah Islam

amar makruf nahi munkar. “Dakwah dilakukan melalui penyelenggaraan berbagai bentuk pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, antara lain di bidang kesehatan, pendidikan, bidang sosial lainnya, dan bidang pelayanan keagamaan langsung” (Anwar, 2003:35). Adapun dalam

menjalankan pelayanan pendidikan keagamaan langsung kepada masyarakat, Muhammadiyah menjalankan berbagai macam kegiatan seperti pengajian, khutbah, tabligh akbar, dan lain sebagainya.

Begitu pula dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono yang merupakan cabang dari organisasi Muhammadiyah setingkat kecamatan, telah bergerak untuk meningkatkan kualitas pendidikan Islam terutama di masyarakat kecamatan Banyudono. Hal ini dapat terlihat dengan banyaknya amal usaha yang telah dilakukan, berupa pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah, panti asuhan, pengajian rutin, khotbah serta pengelolaan zakat dan shodaqah. Masyarakat di kecamatan Banyudono pun menyambut kegiatan-kegiatan tersebut dengan baik, serta masyarakat lebih marak dalam pengamalan ibadah dan semangat dalam menuntut ilmu pengetahuan agama. Hal ini terlihat dari semangat masyarakat mengikuti dan berperan serta dalam kegiatan-kegiatan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

(19)

5

Muhammadiyah Banyudono. Oleh karena itu penulis mengadakan penelitian yang berjudul PERAN PIMPINAN CABANG

MUHAMMADIYAH DALAM PENINGKATAN MUTU

PENDIDIKAN ISLAM MASYARAKAT KECAMATAN

BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja program Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam pendidikan Islam?

2. Bagaimana peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono?

3. Bagaimana realitas pendukung dan penghambat Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam perannya untuk meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dari latar belakang dan latar belakang yang telah dipaparkan diatas meliputi :

1. Untuk mengetahui program Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam peningkatan pendidikan islam masyarakat Banyudono. 2. Untuk mengetahui peran Muhammadiyah Cabang Banyudono

(20)

6

3. Untuk mengetahui dimensi penghambat dan pendukung dalam menjalankan peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam meningkatkan pendidikan Islam masyarakat Banyudono

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan nantinya akan memberikan manfaat, adapun manfaatnya meliputi :

1. Manfaat Teoritis

Penulis berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca, serta menambah wacana pengetahuan tentang peran organisasi sosial keagamaan dalam pengembangan pendidikan islam khususnya pada masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan, sumbangan pemikiran dah bahan pertimbangan dalam pengembangan mutu pendidikan Islam masyarakat, terutama bagi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

E. Penegasan Istilah

(21)

7 1. Peran

Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Harahap, 2007: 854). Peran dalam ilmu sosial berarti suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki jabatan tertentu, seseorang dapat memainkan fungsinya karena posisi yang didudukinya tersebut (Djamarah, 1997:31).

2. Pimpinan Cabang Muhammadiyah

Cabang Muhammadiyah merupakan kesatuan dari beberapa ranting dalam satu kawasan (kecamatan). Pimpinan Cabang Muhammadiyah terdiri sekurang-kurangnya tujuh orang yang ditetapkan oleh Pimpinan Daerah untuk satu masa jabataan (Hidayat dan Shobahiya, 2009: 244). Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 14 ayat 1, dinyatakan bahwa Pimpinan Cabang bertugas “memimpin Muhammadiyah dalam cabangnya serta melaksanakan kebijakan pimpinan di atasnya” (Hidayat dan

(22)

8 3. Peningkatan Mutu.

Mutu adalah ukuran baik buruknya suatu benda, keadaan, taraf, atau derajat misal kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya (Tim Penyusun KBBI, 1999:677). Menurut Enco Mulyasa (2007: 31) mengemukakan bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh.

4. Pendidikan Islam.

Pendidikan Islam ialah: “Segala usaha untuk memelihara

danmengembangkan fitrahmanusia serta sumberdaya insaniyang adapadanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insankamil) sesuai dengan norma Islam”(Achmadi,1992: 20). Lebih lanjut Zakiah Daradjat (2011: 27) menambahkan pendidikan Islam bercirikan“perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan

petunjuk dan ajaran Islam. Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya”.

(23)

9

program pendidikan dalam masyarakat yang diarahkan pada peningkatan potensi manusia yang didasari atas ajaran agama Islam.

5. Masyarakat.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2007:721) masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini ialah warga masyarakat di Kecamata Banyudono Kabupaten Boyolali.

F. Telaah Pustaka

Tinjauan pustaka yang dapat penulis kemukakan diantaranya adalah :

1. Umar Abdul Jabbar (IAIN Walisongo Semarang. 2007) dalam skripsinya yang berjudul “Peran Muhammadiyah Dalam Pemberdayaan Civil Society Pasca Reformasi”, menyimpulkan bahwa Muhammadiyah sebagai salah satu gerakan sosial keagamaan dengan senantiasaberpegang pada amar ma‟ruf nahi munkar terbukti telah berperan aktif dalampemberdayaan civil society pasca reformasi baik dalam bidang keagamaan,pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun sosial kemasyarakatan.

(24)

10

Nelayan Miskin Di Karimunjawa Tahun 2001-2012”, yang

mengutarakan peran Yayasan Pendidikan Safinatul Huda bagi pendidikan di Karimunjawa yaitu menyediakan pendidikan tingkat SLTP dan SLTA, alumni yang memiliki motivasi kuliah yang tinggi, alumni yang mengabdikan diri bagi pendidikan di Karimunjawa, peran dalam pengembangan pendidikan Islam, sekolah gratis bagi orang yang tidak mampu, dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya pendidikan.

Dari uraian data-data diatas, disimpulkan bahwa sudah ada penelitian serupa dengan penelitian yang penulis lakukan. Namun demikian, dari kasus dan lokasi penelitian terdapat perbedaan, dimana yang menjadi fokus dari penelitian ini yaitu peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan pendidikan islam masyarakat. Dengan demikian, penelitian ini telah memenuhi kriteria kebaruan.

G. Metodologi Penelitian

(25)

11

metode-metode yang digunakan dan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini dipaparkan sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk memperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu metode penelitian. Dalam upaya menyajikan pemahaman yang menyeluruh maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sugiono menjelaskan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek secara alamiah, di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci (Sugiono, 2005 :1).

Penelitian ini bersifat deskriptif. Karena peneliti di sini berusaha menggambarkan fakta-fakta tentang peran Pimpinan Muhammadiyah Cabang Banyudono dalam peningkatan mutu pendidikan Islam masyarakat di kecamatan Banyudono.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dan dilaksanakan pada bulan November 2014 – Maret 2015.

3. Subjek Penelitian

(26)

12 4. Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data akurat yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

a. Metode Dokumentasi

Suharsimi Arikunto menjelaskan dokumentasi yang dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Didalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2006: 158). Penulis menggunakan metode ini untuk memperoleh data yang berupa dokumen tertulis, gambar maupun data elektronik.

Dokumen-dokumen yang dihimpun disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian, yaitu dokumen yang berkenaan dengan sejarah berdirinya Muhammadiyah Cabang Banyudono, struktur personalia pimpinan, kegiatan-kegiatan dan data-data lain yang berkenaan dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono. b. Metode Wawancara

(27)

13

Dalam melakukan wawancara tentang peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam masyarakat Banyudono, peneliti menggunakan teknik informal, yaitu pertanyaan yang tergantung pada spontanitas pertanyaan yang diajukan. Adapun pertanyaannya berisikan tentang sejarah berdiri, program kerja, amal usaha, faktor penunjang serta penunjang Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

c. Metode Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2008:220). Peneliti dalam melakukan observasi program Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono dapat berupa observasi partisipatif dan nonpartisipatif. Peneliti juga menjalankan pengamatan terhadap kegiatan yang diprogramkan, seperti mengikuti beberapa pengajian yang dilakukan oleh tokoh Muhammadiyah, mengamati beberapa lembaga pendidikan naungan Muhammadiyah dan keseharian tokoh Muhammadiyah dalam kehidupan bermasyarakat.

5. Analisis Data

(28)

14

(2009: 247) bahwa dalam teknik analisis data, dapat menggunakan 3 tahap, yaitu :

a. Reduksi data

Data yang diperoleh di lapangan ditulis dengan sangat lengkap dan banyak, data tersebut kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting tentang peningkatan pendidikan Islam masyarakat yang dilakukan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono.

b. Penyusunan dalam Satuan

Data yang sangat banyak kemudian dianalisis secara mendalam untuk diambil kesimpulan. Dalam hal ini dengan cara pembuatan triangulasi data, sehingga dapat dijadikan satuan-satuan yang jelas. c. Pengecekan Keabsahan Data

Setelah data terkumpul secara menyeluruh maka diperlukan pengecekan keabsahanya. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 324) ada 4 kriteria yang harus diguanakan, yaitu :

1) Derajat kepercayaan 2) Keteralihan

3) Kebergantungan 4) Kepastian

H. Sistematika Penulisan

(29)

15 BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian dan sistematika penulisan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Berisikan landasan-landasan teori penelitian meliputi teori tentang oraganisasi sosial keagamaan, organisasi Muhammadiyah dan peningkatan mutu pendidikan islam masyarakat.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

Berisikan gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi sejarah, visi misi, sarana prasarana dan keadaan lembaga juga penyajian data.

BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini diisi dengan uraian tentang analisis data yang meliputi analisis deskriptif.

BAB V : PENUTUP

(30)

16 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pimpinan Cabang Muhammadiyah 1. Sejarah Berdirinya Muhammadiyah

Muhammadiyah adalah nama gerakan Islam yang lahir di Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912. Pada waktu berdiri dan mengajukan pengesahan kepada Pemerintah Hindia Belanda memakai tanggal dan tahun Miladiyah atau Masehi. Adapun tanggal tersebut bertepatan waktu dengan penanggalan hijriyah ialah 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah. Pendiri Muhammadiyah adalah seorang kyai yang dikenal alim, cerdas dan berjiwa pembaharu, yakni Kyai Haji Ahmad Dahlan, yang sebelumnya bernama Muhammad Darwis. Muhammadiyah didirikan dalam bentuk organisasi atau perkumpulan atau perhimpuna resmi, yang sering disebut dengan “persyarikatan”,

yang waktu itu memakai istilah “Persjarikatan Moehammadijah

(Nashir, 2010: 15).

(31)

17

mengorganisir kegiatan tersebut, maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada di seluruh pelosok tanah air.

Kelahiran dan keberadaan Muhammadiyah pada awal berdirinya tidak lepas dan merupakan manifestasi dari gagasan pemikiran dan amal perjuagan Islam yang diperoleh K.H Ahmad Dahlan selaku pendirinya. Gagasan pembaharuan itu diperoleh Kyai Dahlan setelah berguru kepada ulama-ulama Indonesia yang bermukim di Makkah seperti Syekh Ahmad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas Abdullah dari Surabaya dan Kyai Fakih Maskumambang (Gresik, Jawa Timur), juga setelah membaca pemikiran-pemikiran para pembaharu Islam, seperti Ibnu Taimiyah, Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha. Dengan modal kecerdasan dirinya serta interaksi selama bermukim di Saudi Arabia dan bacaan atas karya-karya para pembaharu pemikiran Islam telah menanamkan benih ide-ide pembaharuan dalam diri Kyai Dahlan (Nashir, 2010: 26).

Sekembalinya dari Arab Saudi, K.H Ahmad Dahlan membawa spirit, ide dan gerakan pembaharuan. K.H Ahmad Dahlan yang lahir dari tradisi santri tradisional dan budaya Jawa kraton yang penuh dengan “pakem” tradisional yang konservatif, pergi melaksanakan

(32)

18

pengaruh Wahabisme yang kental, justru pulang ke Tanah Air menjadi pembaharu.

Embrio kelahiran Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi untuk mengaktualisasikan gagasan-gagasan dalam konteks sosial merupakan hasil interaksi Kyai Haji Ahmad Dahlan dengan kawan-kawan dari Boedi Oetomo yang tertarik dengan masalah agama yang diajarkanKyai Dahlan, yakni R. Budiharjo dan R. Sosrosugondo. Gagasan itu merupakan saran dari salah seorang siswa Kyai Dahlan di Kweekschool Jetis dimana Kyai mengajar agama pada sekolah tersebut secara ekstrakulikuler. Para siswa tersebut sering datang kerumah Kyai dan menyarankan agar kegiatan pendidikan yang dirintis Kyai Dahan tidak diurus oleh Kyai sendiri tapi oleh suatu organisasi agar terdapat kesinambungan apabila suatu saat Kyai wafat (Nashir, 2010: 26).

Menurut Djarnawi dalam Haedar Nashir (2010: 28) “gagasan untuk mendirikan Muhammadiyah timbul dalam hati sanubari Kyai Dahlan sendiri karena didorong oleh sebuah ayat Al-Qur’an”. Yakni surat Ali-Imran ayat 104 :

(33)

19

Melalui pemahaman terhadap ayat diatas, pada tanggal 18 November 1912 Miladiyah bertepatan dengan 8 Dzulhijjah 1330 Hijjriyah di Yogyakarta akhirnya didirikanlah sebuah organisasi yang bernama “Moehammadijah”.

Dari pemaparan di atas, kelahiran Muhammadiyah tidak lepas dari sikap, pemikiran dan langkah K.H Ahmad Dahlan sebagai pendirinya. K.H Ahmad Dahlan mampu memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dengan orientasi

tajdiidyang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah di kemudian hari.

Adapun faktor-faktor yang menjadi pendorong lahirnya Muhammadiyah antara lain ialah :

a. Umat Islam tidak memegang teguh tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi, sehingga menyebabnkan merajalelanya syirik, bid’ah dan khufarat yang mengakibatkan umat Islam tidak merupakan golongan yang terhormat dalam masyarakat, demikian pula agama Islam tidak memancarkan sinar kemurnianya.

b. Ketiadaan persatuan dan kesatuan antar umat Islam, akibat dari tidak tegaknya ukhuwah Islamiyah serta ketiadaan organisasi yang kuat.

c. Kegagalan dari sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam memproduser kader-kader Islam, karena tidak lagi dapat memenuhi tuntutan zaman.

d. Umat Islam kebanyakan hidup dalam alam fanatisme yang sempit, bertaklid buta serta berfikir secara dogmatif, berada dalam konservatisme, formalisme dan tradisionalisme.

(34)

20

f. Keadaan bangsa Indonesia umumnya dan umat Islam khususnya sangat menyedihkan sekali, yang hidup dalam kemiskinan, kebodohan, kekolotan dan kemunduran.

g. Menghadapi kolonialisme dan imperalisme belanda di Indonesia.

h. Adanya rencana “Kristening Politik” dari pemerintah kolonial belanda, dalam rangka kepentingan politik kolonialnya (Salam dalam Nashir, 2010: 34).

Pada saat Muhammadiyah lahir memang dipicu oleh situasi sosial, sehingga memacu kelahiran gerakan Islam ini. Umat Islam pada saat itu mempunyai pemahaman yang diwarnai oleh campur aduk ajaran islam. Contohnya praktik kemusyrikan (menyekutukan Allah dalam ajaran aqidah dan tauhid), tahayul (percaya pada hal-hal yang bersifat hayal atau mitos), bid‟ah (mempraktikan hal-hal yang baru dalam agama, yang tidak ada tuntunanya dari ajaran Nabi) dan

khurafat (mempercayai pada tanda-tanda alam yang dikaitkan dengan kejadian hidup menyerupai paham metafisika dan nujum).

2. Identitas Muhammadiyah

(35)

21

Dengan identitas tersebut, menunjukkan bahwa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi gerakan Islam, yaitu semua kegiatan yang dilakukan berdasarkan pada ajaran Islam yang telah diyakini kebenaranya.

3. Visi, Misi dan Tujuan Muhammadiyah

Adapun visi Muhammadiyah adalah Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqamah dan aktif dalam melaksanakan Dakwah Islam amar ma‟ruf nahi munkardi segala bidang sehingga menjadi rahmatan li al-alamin bagi umat, bangsa dan dunia kemanusiaan menuju terciptanya masyarakat utama yang diridhai Allah Subhanahu Wata‟ala dalam kehidupan di dunia ini (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 95).

Sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma‟ruf Nahi

Munkar, Muhammadiyah memiliki misi sebagai berikut :

a. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT, yang dibawa oleh Rasul Allah yang disyariatkan sejak Nabi Nuh AS hingga Nabi Muhammad SAW.

b. Memahami agama dengan menggunakan akal pikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan yang bersifat duniawi.

c. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an sebagai kitab Allah yang terakhir untuk umat manusia dan Sunnah Rasul.

(36)

22

Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah mempunyai maksud dan tujuan yakni menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 243).

4. Susunan Organisasi Muhammadiyah

Muhammadiyah memiliki susunan organisasi yang terdiri atas pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting. Sedangkan cabang sendiri merupakan kesatuan ranting di suatu tempat (kecamatan) yang terdiri atas sekurang-kurangnya tiga ranting. Dalam pendirian sebuah cabang terdapat syarat-syarat tertentu, yaitu sekurang-kurangnya mempunyai :

a. Pengajian/kursus berkala untuk anggota Pimpinan Cabang dan Unsur Pembantu Pimpinannya, Pimpinan Ranting, serta Pimpinan Organisasi Otonom tingkat Cabang sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan.

b. Pengajian/kursus muballigh/muballighah dalam lingkungan cabangnya, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan.

c. Korps muballigh/muballighat Cabang sekurang-kurangnya 10 orang.

d. Taman Pendidikan Al-Qur’an/Madrasah Diniyah/Sekolah Dasar.

e. Kegiatan dalam bidang sosial, ekonomi dan kesehatan.

f. Kantor/sekretariat.(Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 265)

(37)

23

5. Konsep Pendidikan dalam Muhammadiyah

K.H Ahmad Dahlan ketika mendirikan Muhammadiyah, langsung mengkonsentrasikan kegiatan dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Muhammadiyah sejak awal berdiri memiliki komitmen yang tinggi dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui jalur pendidikan. Demikian pun berlanjut hingga saai ini, dimana lembaga-lembaga pendidikan dibawah naungan Muhammadiyah terus berkembang dan bertambah, baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Walaupun tidak dipungkiri ada juga lembaga pendidikan Muhammadiyah yang mengalami kemunduran bahkan hingga tutup. Hal itu merupakan dinamika lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Muhammadiyah.

Hakikat pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur dan mengemban misi yang cukup luas dalam pengembangan potensi manusia. Di samping itu, pendidikan juga bertalian erat denagn tugas pengembangan aspek sosial yang sangat penting dalam pembentukan kehidupan beragama dan berbangsa. Menurut K.H Ahmad Dahlan, nilai dasar pendidikan yang perlu ditegakkan dan dilaksanakan untuk membangun bangsa yang besar adalah :

a. Pendidikan Akhlak, yaitu sebagai usaha menanamkan karakter manusia yang baik berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.

(38)

24

perkembangan mental dan jasmani, keyakinan dan intelek, perasaan dan akal, dunia dan akhirat.

c. Pendidikan Sosial, yaitu sebagai usaha untuk menumbuhkan kesediaan dan keinginan hidup bermasyarakat.(Shobron, Hidayat dan Shobahiya, 2009: 155)

Adapun konsep pendidikan dalam Muhammadiyah yang tercantum dalam Keputusan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah (2010: 130) didasarkan pada nilai-nilai dasar berikut :

a. Pendidikan Muhammadiyah diselenggarakan merujuk pada nilai-nilai yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah Nabi. b. Ruhul ikhlas untuk mencari ridha Allah SWT, menjadi dasar

dan inspirasi dalam ikhtiar mendirikan dan menjalankan amal usaha di bidang pendidikan.

c. Menerapkan prinsip kerjasama (musyarakah) dengan tetap memelihara sikap kritis, baik pada masa Hindia Belanda, Jepang, Orde Lama, Orde Baru hingga pasca Orde Baru. d. Memelihara prinsip pembaharuan (tajdid), inovasi dalam

menjalankan amal usaha dibidang pendidikan.

e. Memiliki kultur untuk memihak pada kaum yang mengalami kesengsaraan (du‟afa dan mustad‟afin) dengan melakukan proses-proses kreatif.

f. Memperhatikan dan menjalankan prinsip keseimbangan (tawasuth atau moderat) dalam mengelola lembaga pendidikan antara akal sehat dan kesucian hati.

B. Peran Muhammadiyah 1. Pengertian Peran

(39)

25

yang diharapkan dari orang atau kelompok yang memiliki status tertentu, artinya jika seseorang melakukan hak-hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukanya maka ia telah menjalankan peran. Dalam hal ini, peran dan kedudukan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan karena dalam kehidupan sosial tidak ada kedudukan tanpa peran dan tidak ada peran tanpa kedudukan. Dengan demikian, peranan mengatur pola-pola perilaku di dalam pola-pola kehidupan sosial (Setiadi dan Kolip, 2011 : 46)

2. Peran Muhammadiyah Sebagai Organisasi Sosial

Dalam kehidupan sosial terdapat tatanan perilaku yang digunakan untuk mengatur prilaku anggota masyarakat, sedangkan organisasi/lembaga sosial juga memberikan andil dalam mewujudkan tatanan tersebut. Lembaga sosial merupakan alat untuk mengikat perilaku anggota masyarakat agar berprilaku sesuai dengan tatanan aturan yang menjadi kesepakatan kelompok sosial.(Setiadi dan Kolip, 2011: 47). Pimpinan Cabang Muhammadiyah yang merupakan suatu organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan berdasarkan pada agama tidak bisa lepas dari andil di atas.

Menurut Elly Setiadi dan Usman Kolip (2011: 47) bahwa peran lembaga sosial berdasarkan fungsinya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :

(40)

26

b. Sebagai penjaga, yaitu menjaga keutuhan dan kestabilan sosial dari masyarakat yang bersangkutan agar tidak terjadi didintergrasi (perpecahan) dengan mengikat batasan tertentu. c. Sebagai pengontrol, yaitu memberikan pegangan kepada

masyarakat untuk mengadakan sistem pengendali sosial. Artinya membentuk sistem pengawasan atas tingkah pekerjaan para anggota masyarakat di dalam kelompok sosial agar menghindari berbagai penyimpangan sosial.

Pada dasarnya kedudukan dan peranan lembaga sosial akan berdampak hak dan kewajiban, baik secara individu maupun kelompok yang juga tidak akan lepas dari sistem yang memuat tatanan nilai dan norma sosial. Dalam hal ini adalah nilai-nilai dan norma ajaran agama Islam yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits.

C. Peningkatan Mutu Pendidikan Islam Masyarakat 1. Pengertian Pendidikan Islam

Pengertian pendidikan Islam tidaklah lepas dari pengertian tentang pendidikan dan Islam itu sendiri, dalam UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Bab I Pasal I tentang Sistem Pendidikan Nasional telah dipaparkan dengan jelas tentang pengertian pendidikan, yaitu “usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Dalam perkembangannya Djumransjah (2006:

(41)

27

menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan, baik jasmani maupun rahani sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat dan kebudayaan.

Sedangkan pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang ditujukan kepada orang dewasa, termasuk pemuda di luar batas umur tertinggi kewajiban belajar, dan dilakukan di luar lingkungan dan sistem persekolahan resmi (Hasbullah, 2009: 57).

Sedangkan Islam secara etimologis dan menurut Al-Qur’an berarti penyerahan diri dan kepatuhan(Nahlawi, 1992: 36). Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imran (Q.S 3 ayat 83):

Artinya: Maka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.

(42)

28

Artinya: Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Jadi, Islam adalah tatanan Ilahi yang selain dijadika oleh Allah sebagai penutup (penyempurna) segala syari’at, juga sebagai sebuah

tatanan kehidupan yang paripurna dan meliputi seluruh aspeknya. Allah telah meridhai Islam untuk menata hubungan antara manusia dengan al-Khaliq, alam, makhluk, dunia, akhirat, masyarakat, istri, anak, pemerintah dan rakyat (Nahlawi, 1992: 37).

Menurut Jusuf Amir Feisal (1995:108) dalam dunia pendidikan Islam, istilah pendidikan berkisar pada konsep-konsep yang dirumuskan dalam istilah-istilah berikut :

a. Taklim, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pada pengajaran, penyampaian informasi dan pengembangan ilmu. b. Tarbiyah, yaitu pendidikan yang menitikberatkan masalah pasa

(43)

29

c. Ta’dib, yaitu pendidikan yang memandang bahwa proses pendidikan merupakan usaha yang mencoba membentuk keteraturan susunan ilmu yang berguna bagi dirinya sebagai muslim yang harus melaksanakan kewajiban serta fungsionalisasi atas niat atau sistem sikap yang direlisasikan dalam kemampuan berbuat yang teratur, sistematik, terarah dan efektif.

Pendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan dan berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam (Zuhairini, 1995 : 152).

(44)

30 2. Sumber Pendidikan Islam

Pendidikan Islam merupakan kebutuhan mutlak manusia untuk dapat menjalankan ajaran Islam sebagai mana yang telah dikehendaki oleh Allah SWT. Menurut Abdurrahman An-Nahlawi (1995 : 28) agar manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT dapat menjalankan amanat yang telah diberikan dari Sang Maha Pencipta, maka pendidikan Islam dimaknai secara rinci. Karena itu, keberadaan referensi atau sumber pendidikan Islamharus merupakan sumber utama Islam itu sendiri, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Allah menjelaskan didalam firman-Nya, dalam surah An-Nahl ayat 64 yang berbunyi :

Artinya: Dan Kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al Quran) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

(45)

31

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan untuk taat kepada-Nya dan rasul-Nya dengan melaksanakan perintah keduanya yang wajib dan yang sunnah serta menjauhi larangan keduanya. Allah juga memerintahkan untuk taat kepada para pemimpin, mereka itu adalah orang-orang yang memegang kekuasaan atas manusia, yaitu para penguasa, para hakim dan para ahli fatwa. Kemudian Allah memerintahkan agar mengembalikan segala perkara yang diperselisihkan oleh manusia dari perkara-perkara yang merupakan dasar-dasar agama ataupun cabang-cabangnya kepada Allah dan RasulNya, maksudnya kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.

3. Tujuan Pendidikan Islam

(46)

32

manusia secaratotal melalui latihan semangat intelek, rasional diri, perasaan dan kepekaanrasa tubuh. Maka menurut Al-Abrasyi (1970:1) tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.

Tujuan pendidikan Islam yang agung senantiasa selaras dengan tujuan agama itu sendiri. Yaitu mewujudkan seorang mu‟min yang takut kepada Allah dan bertaqwa kepada-Nya, memperbaiki ibadahnya untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (Hafidz dan Kastolani, 2009:34). Quraish Shihab (1994:172) menambahkan tujuan dari pendidikan Islam adalah pengabdian kepada Allah, hal ini sejalan dengan ayat Al-Qur’an surat Al-Dzarriyat ayat 56, yang berbunyi :

Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Dalam ayat tersebut sudah jelas terpapar bahwa tujuan penciptaan makhluk ialah untuk menyembah/beribadah kepada Allah SWT.

4. Jalur Pendidikan Islam

Dalam pengembangan pendidikan Islam, tidak lepas dari jalur pendidikan itu sendiri, dimana dalam UU SISDIKNAS no 20 tahun 2003 diterangkan bahwa “ jalur pendidikan adalah wahana yang

(47)

33

proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam usaha pencapaian tujuan dan peningkatan kualitas pendidikan Islam, serta untuk mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman, maka pendidikan Islam menempuh berbagai jalur pendidikan, yaitu :

a. Pendidikan formal

Menurut Undang-Undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 11, bahwa “ pendidikan formal adalah jalur

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar meliputi Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI). Pendidikan menengah terdiri dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

b. Pendidikan non formal

(48)

34

berupa lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis.

c. Pendidikan informal

Menurut Undang-Undang SISDIKNAS no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 13, bahwapendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal tidak bersifat langsung dalam memberikan pelajaran kepada pihak terdidik.

(49)

35

5. Faktor Peningkatan Mutu Pendidikan Islam

Peningkatan mutu pendidikan Islam atau pengembangan pendidikan islam dapat bermakna dari segi kuantitatif dan kualitatif. Pengembangan pendidikan Islam menurut Muhaimin (2011 : 1) secara kuantitatif yaitu bagaimana menjadikan pendidikan Islam lebih besar, merata dan meluas pengaruhnya dalam konteks pendidikan secara umumnya. Secara kualitatif bagaimana menjadikan pendidikan Islam lebih baik, bermutu dan lebih maju sejalan dengan ide-ide dasar atau nilai-nilai Islam itu sendiri yang harus berada di depan dalam merespons dan mengantisipasi berbagai tantangan pendidikan. Termasuk dalam pengertian kualitatif kualitatif adalah bagaiman mengembangkan pendidikan Islam agar menjadi suatu bangunan keilmuan yang kokoh dan memiliki konstribusi yang signifikan terhadap pembangunan maasyarakat nasional dan trans-nasional, serta pengembangan iptek.

Dalam pelaksanaan pendidikan Islam perlu diperhatikan adanya beberapa faktor yang sangat penting dalam tercapainya peningkatan mutu pendidikan Islam. Faktor-faktor tersebut yaitu :

a. Faktor Pendidik

(50)

36

adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau memberi bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaan, mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah, khalifah di permukaan bumi, sebagai makhluk sosial dan sebagai individu yang sanggup berdiri sendiri.

Secara umum dalam pandangan Islam, tugas pendidik adalah mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotorik, kognitif maupun potensi afektif. Potensi itu harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin, menurut ajaran Islam (Tafsir, 2008 : 74).

Pendidik dalam pandangan Islam, mempunyai keistimewaan sendiri, yaitu mendapatkan derajat yang tinggi disisi Allah SWT. Sebagaimana yang telah dijanjikan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 :

(51)

37 b. Faktor Peserta Didik

Peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan (Nizar, 2002 : 25). Peserta didik sebagai makhluk ciptaan Allah SWT merupakan makhluk agamis yang dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah). Mereka memiliki potensi-potensi alami yang dapat dikembangkan. Sebagaimana digambarkan dalam hadits Nabi SAW :

ًيلع للها ىلص ِللها ُلُُْسَر َلاَق :ُلُُْقَي َناَك ًَُّوَأ َةَرْيَرٌُ يِبَأ ْهَع

َلُُْي َّلاِإ ٍدُُْلَُْم ْهِم اَم ملسَ

ًِِواَدٍَُُِّي ُياََُبَأَف ِةَرْطِفْلا ىَلَع ُذ

ًِواَسِّجَمُيََ ًِِواَرِّصَىُيََ

)راخب ياَر(

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu‟anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda:

Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi.

c. Faktor Alat Pendidikan

(52)

38 d. Faktor Lembaga Pendidikan

Makna umum lembaga pendidikan adalah wadah atau tempat berlangsungnya proses pendidikan yang bersamaan dengan proses pembudayaan. Lembaga pendidikan dapat dipisahkan menjadi tiga golongan, yaitu :

 Keluarga

Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama setelah proses lahirnya anak. Zuhairini (2008: 178) mengungkapkan bahwa didalam keluarga merupakan tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian anak didik pada usia yang masih muda, karena dalam usia ini anak lebih peka terhadap pengaruh dan contoh dari orang tua dan keluarganya.

Orang tua juga berkewajiban menjaga seluruh anggota keluarganya dari hal-hal negatif yang dapat menjerumuskan ke dalam api neraka. Sebagaimana dalam Q.S At-Tahrim ayat 6 :

(53)

39

 Sekolah

Pendidikan yang dilakukan disekolah merupakan lanjutan dari pendidikan keluarga. Serta menjadi jembatan yang menghubungkan kehidupan dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat. Sekolah disamping memberikan ilmu pengetahuan dan ketrampilan, sekolah juga mendidik anak untuk beragama.

 Masyarakat

Lembaga pendidikan masyarakat ini merupakan jalur pendidikan non formal, sebagaimana yang dijelaskan dalam UU no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. Masyarakat berfungsi sebagai pengganti, penambah atau pelengkap pendidikan formal.

Penyelenggaraan pendidikan Islam pada masyarakat dilakukan oleh para mubaligh, da’i, penyuluh, kyai dan

tokoh agama di dalam maasyarakat. Sedangkan institusi organisasinya seperti Lembaga Dakwah, Majlis Taklim, Babinrohis, Jama’ah Masjid, Islamic Center dan lain-lain

(54)

40 e. Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan alam sekitar dimana anak berada yang mempunyai pengaruh terhadap perasaan dan sikapnya akan keyakinan atau agamanya (Zuhairini, 2004:173). Lingkungan pendidikan Islam dapat diartikan dengan tempat naka melakukan adaptasi, yang meliputi lingkungan alam yang berupa letak geografis, dan lingkungan sosial yang meliputikehidupan di masyarakat. Allah Swt telah menggambarkan kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan beragama dalam surat An-Nahl ayat 112 :

Artinya: Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.

Adapun menurut Zuhairini (2004 : 175) bahwa lingkungan yang dapat memberi pengaruh terhadap anak didik dapat dibedakan menjadi 3 kelompok yaitu :

(55)

41

terhadap pendidikan agama, dan adakalanya pula agar sedikit tahu tentang hal itu.

2) Lingkungan yang berpegang kepada tradisi agama tetapi tanpa keinsyafan batin. Biasanya lingkungan demikian menghasilkan anak-anak beragama yang secara tradisional tanpa kritik atau beragama secara kebetulan.

3) Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan hidup dalam lingkungan agama. Lingkungan ini memberikan motivasi yang kuat kepada anak untuk memeluk dan mengikuti pendidikan yang ada. Apabila lingkungan ini diitunjang dengan pimpinan yang baik dan kesempatan yang memadai, maka kemungkinan besar hasilnya pun baik pula.

(56)

42 BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono 1. Letak Geografis

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono berada di wilayah Kecamatan Banyudono. Kantor sekretariat terletak di komplek masjid As-Siraj Bendan, lebih tepatnya berada pada SD Muhammadiyah Program Khusus Jln. Raya Pengging-Banyudono Kelurahan Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Adapun wilayah Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono berbatasan dengan Kecamatan Sambi di utara, Kabupaten Sukoharjo di timur, Kecamatan Sawit di selatan dan Kecamatan Teras di barat.

Kantor sekretariat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono berada di jantung pemerintahan Kecamatan Banyudono, yang menjadikanya sebagai lokasi strategis dan mudah dijangkau. (Dokumentasi dan observasi tanggal 28 Maret 2015)

2. Visi dan Misi

Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono periode 2010-1015 memiliki visi dan misi ideal seperti yang tertuang dalam maksud dan tujuan Gerakan Muhammadiyah, yaitu :

a. Visi

(57)

43 b. Misi

1) Menegakkan tauhid yang murni berdasarkan pada Al-Qu’an dan As-Sunnah.

2) Menyebarluaskan dan memajukan ajaran agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan As-Sunnah yang

shahihah/maqbulah.

3) Mewujudkan niali-nilai Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.(Dokumentasi program kerja PCM Banyudono 2010-2015)

3. Sejarah Berdirinya Cabang Muhammadiyah Banyudono

Dalam pencarian data sejarah berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Banyudono, peneliti mendatangi salah satu tokoh awal Gerakan Muhammadiyah yaitu bapak H. Muhammad Ihsan Muhdi pada 28 Februari 2015. Beliau merupakan salah satu saksi berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Banyudono yang masih hidup. Dari beliaulah didapatkan informasi bahwa organisasi Muhammadiyah hadir di Kecamatan Banyudono bermula dari gerakan kepanduan Hizbul Wathon (HW), yang dahulu merupakan gerakan kepanduan di luar lingkup sekolah dan terbentuk guna menggerakan pemuda untuk berjiwa patriot dan negarawan. Serta mencegah dampak buruk yang dibawa oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

(58)

44

Boyolali terbentuk Pimpinan Daerah Muhammadiyah, maka Gerakan Muhammadiyah Banyudono terbentuk dan menginduk ke Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali. Pencetus pergerakan Muhammadiyah di Banyudono adalah bapak Hardiman, Sebul Cipto Martono, Ali Mahmudi dan Abdul Karim yang kemudian merintis Cabang Muhammadiyah di Kecamatan Banyudono pada tahun 1955.

Adapun yang melatar belakangi berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Banyudono diantaranya :

a. Antisipasi pengaruh dari Partai Komunis Indonesia

b. Adanya makam Yosodipuro yang dianggap kramat oleh sebagian masyarakat di Banyudono.

c. Adanya ritual-ritual kejawen yang dilaksanakan di pemandian Pengging oleh sebagian masyarakat.

d. Terbelengkalainya pembinaan akhlak dan agama bagi kaum muda saat itu.

Pada masa tersebut, usaha yang dilaksanakan berupa pengajian dan

(59)

45

4. Tujuan Berdirinya Cabang Muhammadiyah Banyudono

Tujuan awal berdirinya Gerakan Muhammadiyah di Kecamatan Banyudono bertujuan untuk antisipasi menyebarnya pengaruh Partai Komunis Indonesia, dan untuk menghilangkan penyakit masyarakat yang melakukan takhayul, bid‟ah dan khurafat, serta memajukan pengajaran agama Islam terutama melalui Madrasah Diniyah. Hal itu disimpulkan dari hasil wawancara dengan bapak M. Ihsan Muhdi, selaku saksi hidup awal Gerakan Muhammadiyah Banyudono pada Sabtu, 28 Februari 2015 pukul 16.15 WIB, sebagai berikut :

Mbiyen niku ten Banyudono akeh seng melu-melu PKI mas, dadine yo ngaji ne kui do ndelek-ndelek, lha sak bar e PKI wes rodok prei, lagi pak hardiman, pak sebul sak rencang niku nguri-nguri meneh Madrasah Wajib Belajar, kui yo isine sinau ngaji

kanggo masyarakat karo sinau moco Qur‟an nggo anak anak, dadi

sak durunge do sinau nulis latin anak anak niku luweh disek sinau nulis arab, ben wargo banyudono kie luweh ngerti soal agama, kan kolo mbiyen nek Pengging kan akeh seng nglaku semedi, topo lan ndongo nek kuburan e mbah Yosodipro, kan kui wes nyempang soko ajaran agama. lha ben kui ilang, pak sebul sak konco ngajak i konco-konco ngumpul nggo ngurepke gerakan Muhammadiyah.

Dapat dipahami dari wawancara tersebut dalam bahasa Indonesia :

(60)

46

Sebul dan teman-teman mengajak yang lain berturut serta dalam

pergerakan Muhammadiyah.”

5. Struktur Organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono Struktur organisasi Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono tahun 2010-2015 sebagai berikut :

Tabel. 1

Bagan Struktur Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono Tahun 2010-2015

Pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono 2010-2015 yaitu :

Ketua Umum : Drs. H. Muhammad Damiri Wakil Ketua 1 : Drs. H. Sagino

Wakil Ketua 2 : Drs. H. Ahmad Mursidi, M. PdI Sekretaris Umum : Danto Kris Suwarno, S. Pd, M. M Wakil Sekretaris : Fuad Setiawan, S. Pd

(61)

47

Untuk melaksanakan tugas-tugas strategis bidang tertentu tahun 2010-2015, maka dibentuklah unsur pembantu pimpinan yang terdiri dari Majlis dan Lembaga beserta kepengurusanya. Adapun susunannya yaitu :

a. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah

Ketua : H. Mujiyo Abdul Rohman, S. Ag Wakil Ketua : Drs. Fathur Rohman, M. PdI Sekretaris : H. Suyoto, S. Pd

Anggota : Wisnu Nugroho, M. Pd b. Majelis Pendidikan Kader

Ketua : Budhi Susilo Wakil Ketua : Mardiyo Sekretaris : Drs. Waluyo

Anggota : Muhammad Bakrun, BA c. Majelis Tabligh

Ketua : H. Suseno, S. Pd Wakil Ketua : Drs. Ahmadi Sekretaris : Sarbudi, S. Pd Anggota : Bardaini d. Majelis Tarjih dan Tajdid

Ketua : Komari Wakil Ketua : Sutardi, S. Ag

(62)

48 e. Majelis PKU

Ketua : Jacob Chismanto, S. Ag Wakil Ketua : Bambang Priyono, S. Pd Sekretaris : Rahmad Basuki, A. Ag Anggota : Sukarli Hisyam Zaini f. Majelis Ekonomi

Ketua : Bambang Pitoyo Wakil Ketua : Bandi Mulyono, S.H Sekretaris : Irsyad Kardoyo, S.E Anggota : Gito Hartanto g. Majelis Pembina Kesehatan

Ketua : Sugiyo, S. Pd

Wakil Ketua : Ir. Arman Ardiansah Sekretaris : Budi Renanto, S. Pd h. Majelis Wakaf

Ketua : H. Joko Paryanto, S. Pd Wakil Ketua : H. Supono, S. H

Sekretaris : Hamid Mujiyo Anggota : Suwaji

i. Lembaga Kelompok Bimbingan Ibadah Haji Ketua : H. Sunardi

(63)

49

Anggota : H. Bejo wiyono Anggota : H. Kartono, S.H Anggota : H. Bambang Surahmat j. Humas

Ketua : Mustofa

Sekretaris : Muhammad Toufik

(Dokumentasi hasil rapat Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono, dikutip pada 28 Februari 2015)

B. Data Pelaksanaan Pendidikan Islam Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono

Program-program yang dilaksanakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono periode 2010-2015 tidaklah lepas dari program revitalisasi Cabang dan Ranting Muhammadiyah se Kabupaten Boyolali yang mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah hasil Muktamar ke 46 di Yogyakarta.

(64)

50

1. Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen)

Pada tanggal 27 Februari 2015, pukul 16.45 WIB bapak Mujiyo Abdul Rohman selaku ketua Dikdasmen menerangkan bahwa tujuan dari Majlis Dikdasmen yaitu :

 Menjadikan Muhammadiyah sebagai lembaga pelayanan

masyarakat khususnya dibidang pendidikan Islam, dengan membuka peluang dan akses yang selebar-lebarnya bagi seluruh lapisan masyarakat.

 Memaksimalkan lembaga pendidikan Muhammadiyah sebagai

pusat dakwah.

 Peningkatan profesionalisme guru-guru yayasan lembaga

pendidikan Muhammadiyah dengan pengadaan pelatihan dan lainya.

 Mengupayakan dan merintis sekolah program khusus guna mencegah dampak negatif dari perkembangan zaman.

Majlis ini telah menjalankan beberapa bentuk pendidikan formal. Pada jenjang Sekolah Dasar ada lima Madrasah Ibtida’iyah

(65)

51

Tabel 2

Daftar lembaga pendidikan formal PCM Banyudono

JENJANG SEKOLAH DASAR

No Nama Sekolah Kepala Sekolah Siswa

1 MIM Kuwiran Drs. Suwarno 120

Adapun pedoman islami yang diberikan didalam pendidikan formal tersebut berupa kurikulum keislaman yang memadai. Kurikulum keislaman tersebut berupa kelompok pokok mata pelajaran agama dan Akhlak Mulia yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencangkup etika, budi pekerti atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan Agama.

(66)

52

isi kandungan ayat-ayat Al-Qu’an dan hadits untuk membimbing akhlak dan moral siswa.

2. Majelis Tarjih dan Tajdid

Majelis ini menurut bapak Sutardi selaku sekretaris majelis tarjih dan tajdid pada tanggal 1 maret 2015, berperan dalam mensosialisasikan hail-hasil tarjih, tajdid dan pemikiran keislaman Muhammadiyah untuk proaktif dalam menjawab masalah nyata yang sedang berkembang. Adapun kegiatanya yaitu :

 Melakukan kajian-kajian tarjih dan tajdid dengan pedoman pokok “Putusan Majelis Tarjih Muhammadiyah” bertempat di

setiap ranting secara bergantian. Kajian ini diikuti oleh pengurus organisasi Pimpinan Cabang dan Ranting, warga Muhammadiyah dan masyarakat simpatisan yang dilaksanakan setiap tanggal 5 disetiap bulan.

 Mensosialisasikan seruan penyelenggaraan puasa ramadhan,

hari raya Idhul Fitri dan Idhul Adha sesuai dengan keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah kepada masyarakat di Banyudono.

 Menyegarkan pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam

(67)

53 3. Majelis Tabligh

Sebagai sarana pengembangan dakwah masyarakat agar tebentuk kehidupan yang islami dalam masyarakat. Adapun diantara kegiatanya yaitu :

 Menyelenggarakan pengajian Ahad pagi yang dilaksanakan

rutin setiap ahad pertama disetiap bulan yang dilaksanakan di masjid As-Siraj Kelurahan Bendan. Pengajian ini diikuti oleh warga Muhammadiyah dan seluruh lapisan masyarakat.

 Setiap malam hari Rabumenyelenggarakan pengajian rutin yang

diampu oleh K.H Zuhri Musthofa. Pengajian ini dilaksanakan di masjid At-Thohiriyah Kelurahan Cangkringan, yang dimulai pukul 19.30 WIB.

 Menyebarluaskan referensi-referensi Muhammadiyah, seperti

majalah Suara Muhammadiyah untuk warga muhammadiyah dan masyarakat umum, dengan usaha menyediakan referensi tersebut pada perpustakaan masjid/mushola.

 Mengelola masjid/mushola Muhammadiyah disetiap

(68)

54

 Menyelenggarakan tabligh atau pengajian tertentu dalam

menyambut moment tertentu, seperti pengajian menyambut Milad Muhammadiyah.

 Bertanggungjawab atas pelaksanaan sholat Hari Raya dengan

mengoptimalkan peran Ranting Muhammadiyah dalam menjalankan kepanitiaan.

Disamping beberapa kegiatan dari majelis tabligh diatas, secara umum tokoh/ warga Muhammadiyah secara pribadi atau individu berperan aktif dalam implementasi nilai-nilai dari tabligh itu sendiri, terutama ikut berperan aktif dalam pembinaan dan pendidikan Islam masyarakat di lingkungan terdekat. Sebagai contoh tokoh Muhammadiyah yang berdomisili di Dusun Peni Kelurahan Kuwiran, merintis dan mengelola pengajian rutin setiap malam hari kamis yang bertempat di seluruh masjid di Dusun Peni secara bergantian. Pengajian ini dimulai dengan tadarus Al-Qur’an bersama, kajian tafsir Al-Qur’an oleh bapak Mujiyo Abdul Rahman S.Ag kemudian dilanjutkan dengan materi pengajian oleh bapak Drs. M Damiri. Para tokoh Muhammadiyah pada umumnya juga menjadi imam disetiap masjid terdekat, menjadi rujukan dari persoalan ajaran agama.

4. Majelis Wakaf, Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS)

(69)

55

masyarakat. contoh nyatanya berupa pengelolaan zakat fitrah, baitul maal dan wakaf.

5. Lembaga Bimbingan Ibadah Haji.

Mensosialisasikan pedoman ibadah haji dan umrah sesuai dengan tuntunan Rasulullah. Menyelenggarakan manasik haji di Kecamatan Banyudono yang disinergikan dengan KBIH Al-Kautsar Pimpinan Daerah Muhammadiyah Boyolali.

6. Aisyiyah

Sebagai salah satu Organisasi Otonom Muhammadiyah, Aisyiyah juga memiliki amal usaha dibidang pendidikan, kewanitaan, PKK, kesehatan dan organisasi wanita (Shobron, Hidayat dan Shohabiya, 2010 : 124). Amal usaha Aisyiyah Cabang Banyudono dalam bidang pendidikan berupa panti asuhan yatim dan pendidikan pra-sekolah, yaitu Taman Asuh Anak, Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak/Bustanul Athfal. Dalam pendidikan pra-sekolah yang dikelola oleh Aisyiyah, menerapkan nilai-nilai Islam berupa pengenalan Nama dan Sifat Allah kepada peserta didik dengan harapan agar terbiasa menggantungkan segala urusan kepada Allah SWT dan bukan selain-Nya.

(70)

56

Banyudono. Penyelenggaraan panti asuhan ini mengusahakan untuk membekali para santri dengan bekal keislaman. Di antara usaha nya ialah :

 Pembinaan santri dalam bidang keislaman dan

kemuhammadiyahan.

 Memberikan pelatihan/pembelajaran bahasa Arab dan Inggris

yang berguna sebagai dasar pengembangan dari ilmu pengetahuan.

 Mengusahakan sarana dan fasilitas bagi santri untuk belajar

ketrampilan dan keahlian guna bekal menyongsong kehidupan ke depan.

 Membina dan mengkoordinasi kegiatan praktek dakwah, guna

mempersiapkan kader-kader pejuang dakwah islamiyah.

Disamping usaha-usaha diatas, pengurus panti asuhan bekerja sama dengan Pimpinan Cabang juga mengusahakan penjaminan keberlangsungan pendidikan formal para santri. Dimana seluruh santri juga bersekolah di sekolah formal. Beberapa santri ada yang bersekolah di MIM Denggungan, SMP Muhammadiyah 7, SMK Muhammadiyah 04 Boyolali.

C. Peran Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono

(71)

57

menghadirkan berbagai amal usaha dalam mengembangkan ajaran Islam di Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali. Dan keberadaanya pun mempunyai peran yang besar dalam pengembangan pendidikan Islam.

Melalui beberapa Amal Usahannya Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono mengembangkan pendidikan Islam terutama melalui pendidikan formal, peran ini mengarah pada mengusahakan terwujudnya lembaga pendidikan Islam yang berkualitas dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menjadikan masyarakat khususnya usia sekolah untuk benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana dalam hasil wawancara yang dilakukan kepada bapak Mujiyo Abdul Rohman selaku pengurus dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah, pada 27 februari 2015, 16.45 WIB sebagai berikut :

“ya peran nya banyak, Muhammadiyah banyak mendirikan sekolah Islam di Banyudono hampir setiap kelurahan mempunyai Madrasah Ibtidaiyah dibawah yayasan Muhammadiyah, trus ada satu SMP Muhammadiyah. Malah di Bendan itu SD Muhammadiyahnya

fullday. Disekolah-sekolah tersebut kan diajarkan agama islam yang lebih detail dari pada sekolah umum. Ya seperti di MIM kuwiran itu lho, banyak macamnya pelajaran agama Islam, seperti Al-Qur’an Hadist, BTQ, Aqidah Akhlak, Sejarah Islam. tidak seperti di Sd yang pelajaran Agamanya Cuma sedikit”.

Hal serupa juga diungkapkan oleh bapak Ihsan dalam wawancara pada 1 Maret 2015 pukul 16.15 WIB, dengan hasil wawancara :

Gambar

Tabel. 1 Bagan Struktur Pimpinan Cabang Muhammadiyah Banyudono
Tabel 2
Tabel. 3
Tabel. 4
+4

Referensi

Dokumen terkait

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:

Karbon aktif berasaskan purun tikus dibuat dengan metode dua langkah secara simultan yaitu karbonisasi pada suhu 600°C dalam lingkungan nitrogen dan aktivasi fisika

Evaluasi Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro.. Di Desa Buluh Awar Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli

Disarankan kepada perusahaan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi keselamatan kerja dan membuat variasi yang baru dalam mengkomunikasikan keselamatan kerja,

pilih tidak terdaftar dalam pemilu terdaftar dalam daftar pemilih

Dari hasil pengamatan diketahui bahwa semua sampel minyak dalam keadaan cair pada suhu ruang (±27ºC) namun ketika pada suhu rendah (±5ºC) terjadi perubahan fase pada beberapa

Penelitian umumnya mencakup dua tahap, yaitu penemuan masalah dan pemecahan masalah. Penemuan masalah dalam penelitian meliputi identifikasi bidang masalah, penentuan

Skripsi dengan judul Peran Pemerintah Dalam Penanggulangan Masalah Sosial (Studi Kebijakan Publik Terhadap Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan Anak