(q+udi Kasus p a d a Siswa Tuna G rahita SLB N egeri Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010)
S K R I P S I
Diajukan untuk M em peroleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
MUH IHROMI
NIM: 11408015
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAMI STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
S A L A T I G A
KE MENTERI AN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721
Website: w w w .stainsalatisa.ac.id Email:adm inistrasi(a)stainsalatisa.ac.id
NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 Eks
Hal : Naskah Skripsi
Saudara Muh Ihromi
Kepada
Yth: Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
ASSALAMUALAIKUM
,
WR. WBSetelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Muh Ihromi NIM : 11408015
Jurusan : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Judul : PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA TUNA GRAHITA SLB NEGERI SALATIGA TAHUN 2009/2010)
Dengan ini mohon agar skripsi saudara tersebut diatas segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
W ASSALAMUALAIKUM, WR.WB
Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiea.ac.id Ema\\:administrasi(a)jtainsalatiea.ac.id
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi Saudara : MUH IHROMI dengan Nomor Induk Mahasiswa: 11408015 yang beijudul: PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA TUNA GRAHITA SLB NEGERI SALATIGA TAHUN 2009/2010) Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana Pendidikan Islam.
28 Agustus 2010 M Salatiga,
---18 Ramadhan 143! H Panitia Ujian
Ketua Sidang
% »r. F ahmat Harivadi. M.Pd |ekretaris Sidang
Imam Sutomo. M. NJP. 19580827 198303 1
fonguj' I
Dra. Hi. Woro Retnaningsih, M.Pd NIP. 19681017199303 2 002
9670112 199203 1 005
Abdul Aziz N.P, S.Ag. MM NIP. 19701028 200003 1 001 Pembimbing
NIP. 19670307 199403 1 002
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : MUHIHROMI
NIM : 11408015
Judul Skripsi : PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA TUNA GRAHITA SLB NEGERI SALATIGA TAHUN 2009/2010)
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak ada karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesaijanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis di dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Salatiga, 28 Agustus 2010 Yang Menyatakan
MOTTO
)P iJ j jZ
... Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
(QS Al Baqarah: 197)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Istri, Subiyati dan anak-anakku tercinta, Asih Widiarti dan
Miratul Mas'udah, yang selalu membimbing, mendo'akan dan
memberikan segalanya baik moral maupun spritual bagi
kelancaran studi, semoga Allah senantiasa meridhoinya.
2. Rekan-rekan di SLB Negeri Salatiga, yang senantiasa memberi
dorongan kepada saya untuk menyelesaikan studi
KATA PENGANTAR
d * ' ^ ^ (•"•H
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Rabb yang Maha Rahman dan Rahim yang telah mengangkat manusia dengan berbagai keistimewaan. Dan dengan hanya petunjuk serta tuntunan-Nya, penulis mempunyai kemampuan dan kemauan sehingga penulisan skripsi ini bisa terselesaikan.
Sholawat dan salam penulis haturkan kepada Uswatun Khasanah Nabi Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT. Amin
Sebagai insan yang lemah, penulis menyadari bahwa tugas penulisan ini bukanlah merupakan tugas yang ringan, tetapi merupakan tugas yang berat. Akhirnya dengan berbekal kekuatan serta kemauan dan bantuan dari berbagai pihak, maka terselesaikanlah skripsi yang sederhanan ini dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA TUNA GRAHITA SLB NEGERI SALATIGA TAHUN 2009/2010) Dengan terbentuknya skripsi ini. penulis ucapkan terima kasih yang tiada taranya kepada :
1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Drs. Joko Sutopo, M.Ag selaku Ketua Jurusan Tarbiyah Ekstensi. 3. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.Si, selaku Dosen Pembimbing, yang dengan
keikhlasannya telah memberikan bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini. 4. Bapak Muhlisun, S.Pd, selaku Kepala SLB Negeri Salatiga, yang senantiasa
memberikan motivasi pada penulis untuk melanjutkan studi.
5. Karyawan Perpustakaan STAIN Salatiga yang telah menyediakan fasilitasnya. Atas segala hal tersebut, penulis hanya bisa berdo’a, semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal sholeh yang akan mendapat balasan yang berlipat ganda. Amin.
yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini akan penulis terima dengan rasa senang hati dan terbuka. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pribadi dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin - aminyarobbal ‘alamin
Salatiga, 28 Agustus 2010 Penulis
ABSTRAK
Pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dalam memberikan pendidikan agama sehingga anak-anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab terhadap kehidupannya, tidak menggantungkan diri pada orang lain.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pembelajaran pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Salatiga Tahun 2010?, Bagaimana perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga Tahun 2010?, dan Adakah pengaruh pembelajaran pendidikan Agama Islam terhadap perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga Tahun 2010?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pembelajaran pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Salatiga Tahun 2010, untuk mengetahui bagaimana perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga Tahun 2010, dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran pendidikan Agama Islam terhadap perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga Tahun 2010
Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di SLB Negeri Salatiga. Populasinya sebanyak 18 orang siswa kelas IV-VI dan semuanya dijadikan sampel. Pengumpulan data menggunakan angket yang dibagikan kepada sampel. Analisis datanya menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan rumus korelasi product moment
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pembelajaran PAI di SLB Negeri Salatiga yang berada pada kategori baik sekali mencapai 5,5%, kategori baik 77,7% dan kategori cukup 16,7%, Perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga yang berada pada kategori baik sekali mencapai 72,3%, kategori baik 22,2% dan kategori cukup 5,5%. Dari data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa perilaku ihsan siswa dipengaruhi oleh pembelajaran PAI di sekolah dengan kategori tinggi yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,623 berada pada batas signifikan 1% dan 5%
Saran yang dapat disampaikan adalah pendidikan Agama Islam yang sudah dalam kategori baik hendaknya dipertahankan dengan melakukan inovasi pembelajaran yang tepat untuk siswa SLB sehingga siswa dapat mencapai piestasi belajar dan perilaku ihsan siswa yang sudah baik perlu dipelihara dan dijaga sehingga menjadi contoh bagi dunia pendidikan
HALAMAN JUDUL... i
NOTA PEMBIMBING... ii
PENGESAHAN... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v
KATA PENGANTAR... vi
ABSTRAK... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN
H. Sistematika Penulisan... 8
B A B II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Agama Islam ... 10
B. Perilaku Ihsan... 15
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga... 28
B. Tujuan dan Fungsi SLB N Salatiga... 29
C. Strategi Pengembangan SLB N Salatiga... 30
D. Sarana Prasarana SLB N Salatiga... 31 E. Partisipasi Masyarakat... 33 F. Daftar Nama Responden... 34
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis D ata... 35 B. Analisis Pengolahan D ata... 46 C. Analisis Uji Hipotesis... 48
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan... 50 B. Saran... 50
DAFTAR PUSTAKA... 52 LAMPIRAN-LAMPIRAN
TABEL I DAFTAR NAMA RESPONDEN
TABEL II NILAI ANGKET PEMBELAJARAN PAI TABEL III INTERVAL PEMBELAJARAN PAI TABEL IV NOMINASI PEMBELAJARAN PAI TABEL V KOMPARASI PEMBELAJARAN PAI TABEL VI NILAI ANGKET PERILAKU IHSAN TABEL VII INTERVAL PERILAKU IHSAN TABEL VII NOMINASI PERILAKU IHSAN TABEL IX KOMPARASI PERILAKU IHSAN TABEL X TABEL KORELASI
DAFTAR LAMPIRAN
1. Angket
2. Surat Ijin Penelitian
3. Surat Keterangan Penelitian 4. Daftar Riwayat Hidup 5. r Tabel
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan makhluk yang menempati posisi istimewa di dunia ini. Manusia adalah wakil Tuhan di muka bumi (QS. al-Baqarah, 2:30) dan diciptakan dalam bentuk yang sebaik-baiknya (QS. al-Tm, 95:4).
Manusia terdiri dari dua substansi; pertama, substansi jasad/materi yang bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dari alam semesta ciptaan Allah dan dalam pertumbuhan dan perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan, ketentuan, hukum Allah yang berlaku di alam semesta), kedua, substansi immateri/nonjasadi, yaitu peniupan ruh ke dalam diri manusia sehingga manusia merupakan benda organik yang mempunyai hakekat kemanusiaan serta mempunyai berbagai aiat potensial dan fitrah1.
Dari kedua substansi tersebut maka yang paling esensial adalah substansi immateri atau ruhnya. Manusia yang terdiri dari dua substansi itu telah dilengkapi dengan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar yang harus diaktualkan atau ditumbuhkembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini melalui proses pendidikan untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak di akhirat.
1 Sumbodo Ari Widodo, 2004. Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta: Media Pustaka, him. 14
2
Pendidikan dalam Islam lebih banyak dikenal dengan menggunakan istilah al-tarbiyah, al-ta'lim, al-ta'dib dan al-riyadah. Setiap terminologi tersebut mempunyai makna yang berbeda satu sama lain, karena perbedaan teks dan kontek kalimatnya dan pendidikan Islam memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan pengertian pendidikan secara umum2.
Beberapa pakar pendidikan Islam memberikan rumusan pendidikan Islam, diantaranya Yusuf Qardhawi, mengatakan pendidikan Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan ketrampilannya. Karena pendidikan Islam menyiapkan manusia untuk hidup, baik dalam keadaan aman maupun perang, dan menyiapkan untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.
Tidak terkecuali terhadap anak yang mengalami kelainan, terutama anak Tuna Grahita, disini guru dituntut menerapkan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dalam memberikan pendidikan agama sehingga anak-anak menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab terhadap kehidupannya, tidak menggantungkan diri pada orang lain.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh Pendidikan Agama Islam terhadap Perilaku Ihsan Siswa SLB Negeri Salatiga Tahun Pelajaran 2009/2010
2
B. Penjelasan Istilah
Untuk memudahkan memahami judul akan dijelaskan penegasan
istilah sebagai berikut:
1. Pengaruh Pendidikan Agama Islam
a. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (benda, orang dan sebagainya) yang berkuasa atau berkekuatan gaib3.
b. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta meningkatkan spiritual4.
Adapun indikatornya adalah: a. Jumlah jam pelajaran b. Metode pembelajaran c. Cara mengajar d. Media pembelajaran e. Sarana pembelajaran
2. Ihsan
Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan5. Adapun indikatornya ihsan adalah:
3 Depdiknas, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, him. 71 4 Ibid, him. 382
a. Berbakti pada orang tua b. Menghormati guru
c. Menepati janji d. Rajin shalat
e. Membantu orang lain f. Sabar
g. Syukur/ terima kasih
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana pembelajaran pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Salatiga Tahun 2010?
2. Bagaimana perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga Tahun 2010?
3. Adakah pengaruh pembelajaran pendidikan Agama Islam terhadap perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga Tahun 2010?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana pembelajaran pendidikan Agama Islam di SLB Negeri Salatiga Tahun 2010.
2. Untuk mengetahui bagaimana perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga 4
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembelajaran pendidikan Agama Islam terhadap perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga Tahun 2010.
E. Manfaat Penelitian 1. Praktis
Bagi orangtua siswa dapat menjadi acuan bagi orang tua untuk memberikan pendampingan bagi putra-putrinya sehingga dapat berbuat sesuai dengan norma agama dan masyarakat.
2. Teoritis
Dapat memberikan sumbangan kritis bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya dalam Pendidikan Agama Islam.
F. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara atas suatu permasalahan5.
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah "Ada pengaruh yang signifikan antara pembelajaran pendidikan Agama Islam terhadap perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga Tahun 2010". 6
6 Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, him. 4
6
G. Metode Penelitian 1. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari individu yang memiliki karakteristik yang sama dan mendiami suatu wilayah7. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV-VI SLB Negeri Tahun 2010 yang beijumlah 35 siswa terdiri dari kelas IV sebanyak 17 anak, kelas V 12 anak dan kelas VI sebanyak 6 anak. b. Sampel
Yang dimaksud sampel adalah sejumlah individu yang diambil dari populasi untuk mewakilinya8. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini karena jumlah populasi yang kurang dari 100 maka seluruh populasi dijadikan sampel penelitian, yaitu sebanyak 18 siswa terdiri dari 9 orang kelas IV, 6 orang kelas 5 dan 3 orang kelas VI, sedangkan siswa lain adalah siswa nonmuslim.
2. Variabel Penelitian
Penelitian ini meliputi dua variabel yaitu pembelajaran pendidikan Agama Islam sebagai variabel bebas (X) dan perilaku ihsan sebagai variabel terikat (Y). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi.
3. Metode Pengumpulan Data dengan Angket
Angket adalah alat pengumpulan data secara tertulis yang berisi daftar pertanyaan {question) atau pernyataan (statement) yang disusun secara khusus dan digunakan untuk menggali dan menghimpun keterangan dan/ atau informasi sebagaimana dibutuhkan dan cocok untuk dianalisis9.
Metode angket diberikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian dan berfungsi untuk mengumpulkan data tentang pengaruh pembelajaran pendidikan Agama Islam dan perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga.
4. Teknik Analisa Data
Untuk mengetahui mengetahui pengaruh pembelajaran pendidikan Agama Islam dan perilaku Ihsan siswa SLB Negeri Salatiga maka digunakan rumus sebagai berikut:
y yy >1
xr
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi
x : skor variabel x (pembelajaran PAI) y : skor variabel y (perilaku ihsan)
8
N X
: Jumlah responden : hasil kuadrat variabel x Y Hasil kuadrat variabel Y XY Produk dari X kali Y I Sigma (jumlah)
Dikatakan terdapat pengaruh jika r hitung > r table.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan saling melengkapi, adapun sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah B. Penegasan Istilah
BAB III Laporan Hasil Penelitian, berisi tentang gambaran umum SLB Negeri Salatiga dan Keadaan Responden
BAB IV Analisis Data
BAB V Penutup
Dalam bab ini akan disampaikan tentang: A. Analisis Data
A. Kesimpulan B. Saran
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Agama Islam
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya melalui para Rasul. Dalam Islam memuat sejumlah ajaran, yang tidak sebatas pada aspek ritual, tetapi juga mencakup aspek peradaban. Dengan misi utamanya adalah sebagai rahmatan lil ‘alamin, Islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang bersifat plural dan inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan.
Berikut beberapa pengetian pendidikan agama Islam adalah:
1. Berdasarkan rumusan Seminar Pendidikan Islam se Indonesia tahun 1960, memberikan pengertian “Pendidikan Islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengasawi berlakunya semua ajaran Islam1.
2. Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadara dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertaqwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman2.
BAB II
1 Hendra Akhdiyat, 2009. Pendidikan Islam, Bandung: Alfabeta, him. 21
3. “Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang lebih khusus dan ditekankan pada pengembangan fitrah keberagamaan dan sumber daya insani lainnya agar lebih mampu memahami, menghayati dan
mengajarkan ajaran Islam”3.
4. Pendidikan Agama Islam diartikan sebagai usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan perubahan itu ditandai dengan nilai-nilai Islami. Definisi lain menjelaskan pembelajaran adalah seperangkat kejadian yang mempengaruhi siswa dalam situasi belajar. Sedangkan pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu proses yang bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar agama Islam. Dalam pembelajaran PAI harus di dasarkan pada pengetahuan siswa yang belajar dan lebih sering difokuskan bagi suatu materi ada kepentingan antara panjangnya materi pelajaran yang tercampur atau tidak tercampur dengan spesifikasi apa yang harus dimunculkan.
Pembelajaran PAI ini juga harus menjadi sesuatu yang direncanakan dari pada hanya sekedar asal jadi. Pembelajaran PAI ini akan lebih membantu siswa dalam memaksimalkan kecerdasan yang siswa miliki, menikmati kehidupan, serta kemampuan untuk berinteraksi secara fisik dan social terhadap lingkungan.
12
Tujuan pembelajaran PAI adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermsyarakat, berbangsa dan bernegara.
Tujuan pendidikan Islam dapat dilasifikasikan menjadi empat dimensi yaitu: a) Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al jism iyah), b) tujuan pendidikan rohani (al-ahdaf al-ruhaniyah), c) Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-akliyah, dan d) tujuan pendidikan sosial (ahdaf
al-ijtim aiyahf.
Sedangkan pendidikan Agama Islam disekolah bertujuan untuk meningatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermsyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
Jadi, tujuan pembelajaran PAI disini akan mampu memprediksikan kebutuhan-kebutuhan dan kesiapan pendidikan Agama Islam dalam menyiapkan sumberdaya yang diperlukan selaras dengan kebutuhan siswa, orang tua, maupun masyarakat. 4
Ruang lingkup pendidkan agama Islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara5:
1. Hubungan manusia dengan Allah SWT 2. Hubungan manusia dengan sesama manusia 3. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri
4. Hubungan manusia dengan mahluk lain dan lingkungannya.
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi lima unsur pokok yaitu: Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan Tarikh (sejarah). Ruang lingkup ajaran Islam mencakup tiga domain yaitu6:
1. Kepercayaan (i ’tiqadiyah), yang berhubnungan dengan rukun iman, sepert inam kepada Allah SWT, malaikat, kiabullah, Rasulullah, hari kebangkitan dan takdir;
2. Perbuatan ( ‘amaliyah), yangterbagi dalam dua bagian: (1) masalah Ibadah, berkaitan dengan rukun Islam, seperti syahadat, shalat, zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan manusai dengan Allah SWT.; (2) masalah Mu’amalah, berkaitan dengan intraksi manusia dengan sesamanya, baik perseorangan maupun kelompok seperti akad, pembelajaran, hukuman, hukumjinayah (hukum pidana dan perdaa);
3. Etika (khulukiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai kutamaan. Nilai-nilai seperti jujur (siddiq), terpercaya
14
(amanah), adil, sabar, syukur, pemaaf, tidak tergantung pada materi (zuhud), menerima apa adanya (qana’ah), berserah diri kepada Allah
(tawakal), malu berbuat buruk (haya), persaudaraan (ukhuah), toleransi (tasamuh), tolong menolong (ta’awun), dan saling menanggung (akaful), adalah serangkaian bentuk dar budi pekerti yang luhur (akhlaq al
karimah).
Materi merupakan komponen kedua dalam sistem pembelajaran. Dalam konteks tertentu, materi merupakan inti dalam proses pembelajaran. Artinya, sering teijadi proses pembelajaran diartikan sebagai proses penyampaian materi. Hal ini bisa dibenarkan manakala tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran (subject centered teaching). Dalam kondisi semacam ini, maka penguasaan materi pelajaran oleh guru mutlak diperlukan. Guru perlu memahami secara detail isi materi pelajaran yang harus dikuasai siswa, sebab peran dan tugas guru adalah sebagai sumber belajar.
karakteristik tertentu yang diharapkan setelah ia lulus dari sekolah tersebut antara lain7:
1. Siswa dapat mengetahui bentuk dan tata cara pelaksanaan ibadah salat
secara baik dan benar.
2. Mengenal adab sopan santun baik dalam berbicara, berpakaian aupun bertindak sesuai dengan ajaran agama Islam.
3. Memiliki sifat setia kawan, bekeija sama dan berpikir positif. 4. Peka terhadap lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat. 5. Memiliki kesadaran beragama yang kuat.
6. Mampu membedakan nilai-nilai kehidupan yang baik yang harus diikuti, dan menjauhi nilai-nilai yang tidak baik, melalui kisah-kisah teladan Nabi dan Rasul dan kisah-kisah kesesatan dari para pembangkang agama.
B. Perilaku Ihsan
Ihsan berasal dari kata hasana yuhsinu, yang artinya adalah berbuat baik, sedangkan bentuk masdarnya adalah ihsanan, yang artinya kebaikan. Allah swt. berfirman dalam Al-Qur'an mengenai hal ini.
" c n , t .
l y i i j A i-j TU- l i j i
I I
jJ
i pC
J jl «ji>o 1
*
4=>
i
16
“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri... ” (Al-Isra’: 7)
l sAj i
* < si* tf
^ ii^>-Sll j \ j ] \ _21LjU L*-j
* r-r ’V v X * _
<dil tjl (J ^ L liJ l . 'C IJI 4i)l 3 x ’ Jl ’v
“Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapm u...." (QS. Al-Qashash: 77)
Dalam Al-Qur'an, terdapat 166 ayat yang berbicara tentang ihsan dan implementasinya. Dari sini kita dapat menarik satu makna, betapa mulia dan agungnya perilaku dar. sifat ini, hingga mendapat porsi yang sangat istimewa dalam Al-Qur'an. Berikut ini beberapa ayat yang menjadi landasan akan hal ini.
o j 3 5 ^ T j i l ^ l i S £ . r* % j i j i i j i j* (
‘D an berbuat baiklah kalian karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik. ” (QS. Al-Baqarah: 195)
'jZ }
a j
i f H '>j
*
ai oj *
O J L * i j (j
“Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan.... ” (QS An-Nahl: 90) *
* s s
(_$3j b L o - l j i A l j J b J 4l)l yl Oj JLj u S/ JjeT/u<j b ji»-t Sfj
j*j 3jj^ = jjT i j j b j S jl^ajt LJU>- ,j-*biJ *!jJj5j (^.-A=tL>.^ Tj
- ^ 9 I i ^ ^ ^ ^ x tf ' ^ 5 ^ • j ^*-4 ^..4=».~..« ^Ll5 *^l JL xJjj
“... serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada m anusia....’’ (QS. Al-Baqarah: 83)
ijbxJlj
C^b->3 b-ub?-l
jJjJ'jJbj ll~i.
<-Aj
ij$yuO
Sfj <d)l IjJUpTj ❖
J 9J U I Q 'lj <_^JJ>iJb tw-^LyaJlj jl-A-lj <_£i j IjA-Ij 13
@ G>i ^bi o^=
J» d Jr'l'M b f^L Z \^L
bj
“Dan berbuat baiklah terhadap dua orang ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat maupun yang jauh, teman
sejawat, ibnu sabil, dan para hamba sahayamu.... ” (QS. An-Nisaa': 36)
Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah, muamalah, dan akhlak9.
1. Ibadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribadah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat, puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga dengan
18
kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya,
karena dengan inilah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna, sehingga hasil dari ibadah tersebut akan seperti yang diharapkan.
Kini jelaslah bahwa sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri sangatlah luas. Maka, selain jenis ibadah yang disebutkan tadi, yang tidak kalah pentingnya adalah juga jenis ibadah lainnya seperti jihad, hormat terhadap mukmin, mendidik anak, menyenangkan isteri, meniatkan setiap yang mubah untuk mendapat ridha Allah, dan masih banyak lagi. Oleh karena itulah, Rasulullah saw. menghendaki umatnya senantiasa dalam keadaan seperti itu, yaitu senantiasa sadar jika ia ingin mewujudkan ihsan dalam ibadahnya.
yang menandakan jauhnya jarak antara mereka. Adapun tiga tingkatan tersebut adalah sebagai berikut.
a. Tingkat at-Takwa, yaitu tingkatan paling bawah dengan derajat yang berbeda-beda.
b. Tingkat al-Bir, yaitu tingkatan menengah dengan derajat yang berbeda-beda.
c. Tingkat al-Ihsan, yaitu tingkatan tertinggi dengan derajat yang berbeda-beda pula.
Tingkat takwa adalah tingkatan dimana seluruh derajatnya dihuni oleh mereka yang masuk kategori al-Muttaqun, sesuai dengan derajat ketakwaan masing-masing. Takwa akan menjadi sempurna dengan menunaikan seluruh perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan- Nya. Hal ini berarti meninggalkan salah satu perintah Allah dapat mengakibatkan sanksi dan melakukan salah satu larangannya adalah dosa. Dengan demikian, puncak takwa adalah melakukan seluruh perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya.
20
seorang hamba naik pada peringkat puncak takwa, boleh jadi ia akan naik pada peringkat bir atau ihsan. Peringkat ini disebut martabat takwa, karena amalan-amalan yang ada pada derajat ini membebaskannya dari siksaan atas kesalahan yang dilakukannya. Adapun derajat yang paling rendah dari peringkat ini adalah derajat dimana seseorang menjaga dirinya dari kekalnya dalam neraka, yaitu dengan iman yang benar yang diterima oleh Allah swt. Peringkat ini akan dihuni oleh mereka yang masuk kategori al-Abrar. Hal ini sesuai dengan amalan-amalan kebaikan yang mereka lakukan dari ibadah-ibadah sunnah serta segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah swt. hal ini dilakukan setelah mereka menunaikan segala yang wajib, atau yang ada pada peringkat sebelumnya, yaitu peringkat takwa. Peringkat ini disebut martabat al-Bir (kebaikan), karena derajat ini merupakan perluasan pada hal-hal yang sifatnya sunnah, sesuatu sifatnya semata-mata untuk mendekatkan diri kepada Allah dan merupakan tambahan dari batasan-batasan yang wajib serta yang diharamkan-Nya. Amalan-amalan ini tidak diwajibkan Allah kepada hamba-hamba-Nya, tetapi perintah itu bersifat anjuran, sekaligus terdapat janji pahala di dalamnya.
Dengan demikian, barangsiapa yang mengklaim dirinya telah melakukan kebaikan sedang dia tidak mengimani unsur-unsur kaidah
iman dalam Islam, serta tidak terhindar dari siksaan neraka, maka ia
tidak dapat masuk dalam peringkat ini (al-bir). Mengenai hal ini, Allah swt. berfirman dalam kitab-Nya,
“Bukanlah kebaikan dengan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebaikan itu adalah takwa, dan datangilah rumah-rumah itu dari pintu-pintunya dan bertakwalah kepada Allah agar kalian beruntung. ” (QS. l-Baqarah: 189)
, f
UJ
IL
j j iI
£ u kU
^
iSil llj
j^ 5 j !
llsjjJ
U G J j j i
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar seruan orang yang menyeru kepada iman, yaitu: Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesahan-kesalahan kami dan wafatkanlah kami bersama orang-orang yang banyak berbuat baik. ” (QS. Ali
Tmran: 193)
2 2
kita sebutkan sebelumnya maka kita akan mendapatkan suatu kesimpulan bahwa ihsan memiliki dua sisi: Pertama, ihsan adalah kesempurnaan dalam beramal sambil menjaga keikhlasan dan jujur pada saat beramal. Ini adalah ihsan dalam tata cara (metode). Kedua, ihsan adalah senantiasa memaksimalkan amalan-amalan sunnah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah, selama hal itu adalah sesuatu yang diridhai-Nya dan dianjurkan untuk melakukannya.
Untuk dapat naik ke martabat ihsan dalam segala amal, hanya bisa dicapai melalui amalan-amalan wajib dan amalan-amalan sunnah yang dicintai oleh Allah, serta dilakukan atas dasar mencari ridha Allah swt.
2. Muamalah
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah swt. pada surah An-Nisaa’ ayat 36, yang berbunyi sebagai berikut,
«Le
• -L •
© OyJ Wbi
^
L
.
J
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. ”
Ihsan kepada kerabat adalah dengan jalan membangun hubungan yang baik dengan mereka, bahkan Allah swt. menyamakan seseorang yang memutuskan hubungan silatuhrahmi dengan perusak di muka bumi.
Allah berfirman,
f t ,*■>*
"Maka apakah kiranya jik a kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan dimuka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan?" (QS. Muhammad: 22)
Silaturahmi adalah kunci untuk mendapatkan keridhaan Allah. Hal ini dikarenakan sebab paling utama terputusnya hubungan seorang hamba dengan Tuhannya adalah karena terputusnya hubungan silaturahmi. Ketiga, Ihsan kepada anak yatim dan fakir miskin
Keempat, Ihsan kepada tetangga dekat, tetangga jauh, serta teman sejawat
25
sebagai muslim; sedang tetangga muslim dan kerabat mempunyai tiga hak, yaitu sebagai tetangga, sebagai muslim dan sebagai kerabat.
Kelima, Ihsan kepada ibnu sabil dan hamba sahaya
Selain itu, ihsan terhadap ibnu sabil adalah dengan cara memenuhi kebutuhannya, menjaga hartanya, memelihara kehormatannya, menunjukinya jalan jika ia meminta, dan memberinya pelayanan. Adapun muamalah terhadap pembantu atau karyawan dilakukan dengan membayar gajinya sebelum keringatnya kering, tidak membebaninya dengan sesuatu yang ia tidak sanggup melakukannya, menjaga kehormatannya, dan menghargai pribadinya. Jika ia pembantu rumah tangga, maka hendaklah ia diberi makan dari apa yang kita makan, dan diberi pakaian dari apa yang kita pakai.
Bagi manusia secara umum, hendaklah kita melembutkan ucapan, saling menghargai dalam pergaulan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegahnya dari kemungkaran, menunjukinya jalan jika ia tersesat, mengajari mereka yang bodoh, mengakui hak-hak mereka, dan tidak mengganggu mereka dengan tidak melakukan hal-hal dapat mengusik serta melukai mereka.
Ketujuh, Ihsan dengan berlaku baik kepada binatang
hendaklah dengan menyembelihnya dengan cara yang baik, tidak menyiksanya, serta menggunakan pisau yang tajam.
3. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Seseorang akan mencapai tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu menyembah Allah seakan-akan melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita. Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah. Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya. Jika kita ingin melihat nilai ihsan pada diri seseorang yang diperoleh dari hasil maksimal ibadahnya maka kita akan menemukannya dalam muamalah kehidupannya. Bagaimana ia bermuamalah dengan sesama manusia, lingkungannya, pekerjaannya, keluarganya, dan bahkan terhadap dirinya sendiri.
27
A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga
Tempat penyelenggaraan pendidikan dibagi menjadi tiga lingkungan yaitu formal, informal dan non formal. Sekolah Luar Biasa adalah sebuah lembaga pendidikan formal yang melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagai lembaga pendidikan SLB dibentuk oleh banyak unsur yang diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yang proses intinya adalah pembelajaran bagi peserta didik.
Dalam ketentuan umum UU Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa : “Proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Bertitik tolak dari tujuan itulah setiap lembaga pendidikan termasuk di dalamnya Sekolah Luar Biasa hendaknya bergerak dari awal hingga akhir sampai titik tujuan suatu proses pendidikan, yang pada akhirnya dapat “mewujudkan teijadinya pembelajaran sebagai suatu proses aktualisasi potensi peserta didik menjadi kompetensi yang dapat dimanfaatkan atau digunakan dalam kehidupan”.
Dalam upaya meningkatkan mutu layanan pendidikan di Sekolah Luar Biasa tidak dapat terlepas dan harus didukung oleh berbagai pihak yang berkepentingan {stakeholders) diantaranya pihak masyarakat. Hal ini
29
penting karena masyarakat memiliki peran yang sangat diperlukan oleh sekolah. Mengenai hal ini diungkapkan dalam UU Sisdiknas tahun 2003 sebagai berikut:
1. Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah. 2. Komite sekolah/madrasah sebagai lembaga mandiri dibentuk dan
berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
B. Tujuan dan Fungsi SLB Negeri Salatiga
SDLB bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.” Di atas telah disinggung tentang adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal, informal, dan non formal. Pendidikan formal inilah yang disebut sekolah, termasuk di dalamnya Sekolah Luar Biasa. Sejalan dengan pendapat para ahli tersebut di atas maka Sekolah Luar Biasa sebagai lembaga pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut:
2. Memberikan rehabilitasi bagi anak-anak yang memiliki hambatan baik fisik, mental, emosi, maupun sosial.
3. Mengembangkan life skill bagi anak-anak berkebutuhan khusus sebagai bekal untuk dapat mandiri dalam kehidupannya bermasyarakat.
4. Membentuk anak-anak yang berbudaya dan menjadi warganegara yang sadar akan hak dan kewajibannya.
Demikian pentingnya fungsi sekolah bagi kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, yang pada akhirnya tertuju pada kesejahteraan manusia. Oleh karena itulah, pengembangan Sekolah Luar Biasa semestinya mendapat suatu perhatian yang semakin bermutu dengan terobosan-terobosan upaya yang tidak pernah berhenti dilakukan oleh semua pihak. Pelaksanaan evaluasi pun semestinya tidak dilupakan karena maju mundurnya pengembangan sekolah akan signifikan dengan upaya- upaya perbaikan yang selalu dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi.
C. Strategi Efektif Pengembangan SLB Negeri Salatiga
31
menyelenggarakan pendidikannya, karena dalam UU Sisdiknas No. 20
Tahun 2003 pada pasal 5 ayat 1 ditegaskan bahwa “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.
D. Sarana Prasarana
Suatu program tidak aka berjalan dengan baik tanpa didukung oleh sarana dan prasarana, tentunya dengan segala keriterianya sesuai dengan kebutuhan. Jadi, apabila SLB Negeri Salatiga ingin berkembang secara optimal sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat maka unsur sarana dan prasarananya juga merupakan hal yang mutlak diperlukan.
Dalam penyediaan sarana dan prasarana ini dapat terwujud apabila ada keijasama dan tanggung jawab secara penuh dari semua stakeholders pendidikan di sekola. Mulai dari pihak pemerintah yang secara serius menyediakan anggaran untuk penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah, pihak orang tua, maupun masyarakat harus peduli terhadap perkembangan pendidikan yang merupakan tanggung jawab bersama.
SLB Negeri Salatiga menempati tanah seluas 1800 m2 dengan bangunan 456 m2. Fasilitas pendidikan yang memenuhi syarat sangat menentukan kelancaran proses belajar mengajar.
Adapun fasilitas gedung/ ruang yang tersedia di SLB Negeri Salatiga adalah sebagai berikut:
1) Ruang kepala sekolah : 1 buah 2) Ruang guru : 1 buah 3) Ruang kelas : 6 buah 4) Ruang perpustakaan : 1 buah 5) Ruang UKS : 1 buah 6) Kamar mandi/ WC guru : 1 buah 7) Kamar mandi/ WC murid : 1 buah
8) Dapur : 1 buah
9) Gudang : lbuah
Sedangkan fasilitas perlengkapan sekolah antara lain sebagai berikut:
33
8) Kursi siswa : 133 buah
9) Meja siswa : 134 buah
E. Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat diwujudkan dengan adanya komite sekolah dengan kepengurusan sebagai berikut:
1. Ketua Bambang Zainal Abidin 2. Sekretaris Dra Kanik Sajarwo
Sulamo
3. Bendahara Veronika Yudi Widyasari Nunik Supriyatmi
4. Anggota Drs. Eko Sismadi Sumardi
Sofwati
W awan Pamungkas Drs. Saijiya
Sutrisno
F. Daftar Nama Responden
TABEL 1
DAFTAR NAMA RESPONDEN
No Nama Jenis Kelamin Kelas Alamat
1 Dedi lrawan L IV Perum Argomulyo
2 M. Khairul Rizal L IV Warak
3 Santi Rahayu P IV Tingkir Lor
4 Jatmiko Hidayat L IV Banjaran
5 Maulana Ahmad Izul L IV Pabelan
6 Ida Sri Suryani P IV Banjaran
7 Ayu Setiyaningsih P IV Canden
8 Umi Rosidah P IV Sraten
9 Ardi Suprihatin L IV Banjaran
10 Catur Joko W L V Tegalrejo
11 Rusmiyati P V Banjaran
12 Farid Ismail L V Sumogawe
13 Bagas Prihantoro L V Ngawen
14 Eko Budi Stiyanto L V Warak
BABIY ANALISIS DATA
A. Analisis Data Pertama
Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran PAI terhadap perilaku ihsan siswa, maka dapat diperoleh dengan analisis statistik. Karena data yang terkumpul beijumlah banyak dan bersifat kualitatif, adapun dalam menganalisis data tersebut menggunakan teknik analisis statistik korelasi product moment dengan rumus:
rxy : koefisien korelasi antara x dan y x : skor variabel x (pembelajaran PAI) y : skor variabel y (perilaku ihsan) N : Jumlah responden
X : hasil kuadrat variabel x Y : Hasil kuadrat variabel Y XY : Produk dari X kali Y Z : Sigma (jumlah)
Selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai pembelajaran PAI, perilaku ihsan dan tabel keija untuk mencari koefisien korelasi antara variabel pembelajaran PAI dan perilaku ihsan.
1. Analisis Data tentang Pembelajaran PAI
Data pembelajaran PAI diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3 b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2 c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1
TABEL 2
NILAI ANGKET PEMBELAJARAN PAI
No Nomor Item
Jml
Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 1 3 3 1 2 2 0z. 3 1 20
2 3 3 3 3 3 2 2 1 3 1 22
3 1 3 3 3 1 3 1 1 3 1 20
4 1 3 2 3 1 2 1 3 3 1 20
5 1 3 3 3 1 2 z 1 3 1 20
6 1 3 3 2 1 1 2 2 2 1 18
7 3 2 3 2 1 1 1 1 3 3 20
8 1 1 3 3 1 2 2 3 3 1 20
9 1 3 3 3 1 2 2 1 3 1 20
10 1 2 3 3 1 1 1 3 1 1 17
11 1 2 3 3 1 1 2 2 3 1 19
37
13 3 2 3 2 1 1 3 2 1 1 19
14 1 3 2 2 3 2 2 2 1 1 19
15 1 2 3 3 2 2 1 1 3 1 19
16 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 20
17 3 1 3 2 1 1 3 1 3 1 19
18 3 3 3 S 1 1 2 1 2 1 20
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
a. Untuk pembelajaran PAI dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 22 dan terendah 17 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut:
. _ (x f -x r) + l
ki
Keterangan:
i = interval ideal xt = nilai tertinggi ideal xr = nilai terendah ideal ki = kelas interval
. (2 2 -1 7 )+ ! *“ 3
= 5 + 1
3
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa yang dipengaruhi oleh pembelajaran PAI dengan kriteria baik sekali, baik dan cukup
TABEL 3
INTERVAL IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PAI Nilai Jumlah siswa Nilai nominasi
21-22 1 A
19-20 14 B
17-18 3 C
Dengan demikian dapat diketahui:
a. Untuk pembelajaran PAI yang mempunyai kriteria baik sekali, mendapat nilai antara 21-22 sebanyak 1 siswa
b. Untuk pembelajaran PAI yang mempunyai criteria baik mendapat nilai antara 19-20 sebanyak 14 siswa
c. Untuk pembelajaran PAI yang mempunyai criteria cukup mendapat nilai antara 17-18 sebanyak 3 siswa
39
TABEL 4
NILAI NOMINASI PEMBELAJARAN PAI
No Responden Skor Nominasi
1 20 B
2 22 A
3 20 B
4 20 B
5 20 B
6 17 C
7 20 B
8 20 B
9 20 B
10 18 C
11 19 B
12 18 C
13 19 B
14 19 B
15 19 B
16 20 B
17 19 B
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang dipengaruhi pembelajaran PAI dengan kriteria baik sekali, baik, dan cukup kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus
sebagai berikut:
P = — *100%
N
- Untuk pembelajaran PAI yang mendapat kriteria baik sekali dengan nilai A sebanyak 1 siswa
P = — *100% =5,5% 18
- Untuk pembelajaran PAI yang mendapat kriteria baik dengan nilai B sebanyak 14 siswa
P = — xl00% =77,7% 18
- Untuk pembelajaran PAI yang termasuk dalam kriteria cukup mendapat nilai C sebanyak 3 siswa
P = — x\ 00% = 16,7% 18
TABEL 5
KLASIFIKASI PEMBELAJARAN PAI
No Nilai
pembelajaran PAI Interval Frekuensi Persentase
1 Baik sekali (A) 21-22 1 5,5%
2 Baik (B) 19-20 14 77,7%
41
2. Analisis data tentang Perilaku Ihsan
Data perilaku ihsan diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 10 pertanyaan, masing-masing pertanyaan disediakan 3 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
a. alternatif jawaban A, memiliki nilai 3 b. alternatif jawaban B, memiliki nilai 2 c. alternatif jawaban C, memiliki nilai 1
13 3 3 1 1 3 3 2 2 1 1 20
14 3 1 1 1 3 3 3 2 1 2 20
15 3 1 1 3 3 3 1 2 1 2 20
16 3 1 1 3 3 3 1 3 1 2 21
17 2 3 1 1 3 3 2 1 1 1 18
18 3 1 1 1 3 3 2 3 1 2 20
Kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:
Untuk perilaku ihsan dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 22 dan terendah 14 maka berdasarkan rumus interval sebagai berikut:
. _ -* /•)+ !
ki
Keterangan:
i = interval ideal xt = nilai tertinggi ideal xr = nilai terendah ideal ki = kelas interval
. (2 2 -1 4 )+ !
l ~ 3
43
Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa banyak siswa
yang mempunyai perilaku ihsan dengan criteria baik sekali, baik dan
cukup
TABEL 7
INTERVAL PERILAKU IHSAN
Nilai Jumlah siswa Nilai nominasi
20-22 13 A
17-19 4 B
14-16 1 C
Dengan demikian dapat diketahui:
a. Untuk perilaku ihsan yang baik sekali mendapat nilai antara 20- 22 sebanyak 13 siswa
b. Untuk perilaku ihsan yang baik mendapat nilai antara 17 19 sebanyak 4 siswa
c. Untuk perilaku ihsan yang cukup mendapat nilai antara 14-16 sebanyak 1 siswa
TABEL 8
NILAI NOMINASI PERILAKU IHSAN SISWA
No Responden Skor Nominasi
1 22 A
2 20 A
3 22 A
4 21 A
5 21 A
6 17 B
7 19 B
8 22 A
9 20 A
10 19 B
11 19 B
12 14 C
13 20 A
14 20 A
15 20 A
16 21 A
17 18 B
45
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang mempunyai perilaku ihsan baik sekali, baik, dan cukup kurang kemudian dipresentasikan masing-masing variabel dengan rumus sebagai berikut:
P = — *100%
N
a. Untuk perilaku ihsan yang baik sekali mendapat nilai A sebanyak 13 siswa
P = — *100% =72,3%
1 Baik sekali (A) 20-22 13 72,3%
2 Baik (B) 17-19 4 22,2%
B. Analisis Pengolahan Data
Analisis pengolahan data ini untuk data yang terkumpul dari nilai variabel pembelajaran PAI dan perilaku ihsan siswa untuk mencari Korelasi dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
Kedua variabel tersebut didistribusikan ke dalam koefisien dari perkalian antara nilai-nilai variabel X dan nilai-nilai variabel Y agar memudahkan dalam memasukkan ke rumus korelasi product moment dengan skor angka kasar. Untuk lebih jelasnya akan penulis kemukakan dalam tabel berikut:
TABEL 10
TABEL KERJA UNTUK MENCARI KOEFISIENSI ANTARA PEMBELAJARAN PAI (X) DAN PERILAKU IHSAN SISWA (Y)
s
Jumlah 351 355 6861 7067 6943
Sehingga diketahui:
Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:
-r*y='
C. Analisis Uji Hipotesis
Setelah hasil perhitungan dengan rumus korelasi product moment diketahui hasilnya, langkah selanjutnya adalah dilakukan pembuktian analisis yaitu dengan cara mengkonsultasikan nilai r yang ada pada tabel.
Dalam perhitungan dengan rumus korelasi product moment di atas, diketahui bahwa nilai r yang diperoleh itu akan dikonsultasikan dengan nilai r (pada tabel) apakah teijadi signifikansi atau tidak, atas taraf signifikansi
5% maupun 1%.
49
tabel diperoleh 0,468 dan taraf signifikansi 1% diperoleh bilangan 0,590, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa:
1. pada taraf signifikansi 5% r tabel = 0,468 dan r hitung = 0,623 sehingga r tabel < r hitung dan
2. pada taraf signifikansi 1 % r tabel = 0,590 dan rt = 0,623 sehingga r tabel < r hitung dan
Oleh karena nilai r yang diperoleh yaitu 0,623 berada pada batas signifikan, yaitu pada taraf signifikan 1 % sebesar 0,590 atas dasar pernyataan ini maka nilai r yang telah diperoleh dapat dikatakan signifikan. Dengan demikian penulis menerima hioptesis yang berbunyi:
A. Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian serta pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran PAI di SLB Negeri Salatiga yang berada pada kategori baik sekali mencapai 5,5%, kategori baik 77,7% dan kategori cukup 16,7%
2. Perilaku ihsan siswa SLB Negeri Salatiga yang berada pada kategori baik sekali mencapai 72,3%, kategori baik 22,2% dan kategori cukup 5,5%
3. Dari data kuantitatif di atas, maka penulis berkesimpulan bahwa perilaku ihsan siswa dipengaruhi oleh pembelajaran PAI di sekolah dengan kategori tinggi yaitu nilai r yang diperoleh adalah sebesar 0,623 berada pada batas signifikan 1% dan 5%.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta pembahasan tentang hasil tersebut maka penulis menyampaikan saran-saran sebagai berikut:
51
1. Pendidikan Agama Islam yang sudah dalam kategori baik hendaknya
dipertahankan dengan melakukan inovasi pembelajaran yang tepat untuk siswa SLB sehingga siswa dapat mencapai prestasi belajar.
Akhdiyat, Hendra. 2009. Pendidikan Islam, Bandung: Alfabeta
Arikunto Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Bahreisy, Hussen. 1980. Himpunan Hadits Pilihan Hadits Shahih Bukhari.
Surabaya: Al Ikhlas
Widodo, Sumbodo Ari. 2004 Pendidikan Islam dan Barat, Jakarta: Media Pustaka Depag RI, 2005. Al Qur'an dan Terjemahnya, Jakarta: Depag RI
Depdiknas, 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka Hadi, Sutrisno. 1981. Metodologi Research Jilid I, Yogyakarta: Andi Offset Hamid, Abdul. 2001. Studi Islam 3, Surakarta: UMS Press
Poerwadarminta, W.J.S, 1982 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia ________________ . 2009. Ilmu Akhlak, Bandung: Pustaka Setia
Sudjana, Djudju. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, Bandung: Remaja Rosdakarya
Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta
K EM ENT ER IAN AGAMA
SE K O LA H T IN G G I AGAMA ISLAM N EG E R I (STAIN) SALATIGA
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 W ebsite : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : administrasi@ stainsalatiga.ac.id
Nomor: Sti.24/K-l/TL.01AH*I /2010
9 Agustus 2010
Lamp : Proposal Penelitian
Hal
: Permohonan Izin Penelitian
Kepada
Yth. Kepala SLB Negeri Salatiga
Di - Tempat
A ssalam ualaikum wr.wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami menerangkan bahwa :
NAMA
: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
: Tarbiyah
: Pendidikan Agama Islam
Dalam rangka penyelesaian studi Program S. 1 di STAIN Salatiga, diwajibkan
memenuhi salah satu persyaratan yang berupa pembuatan SKRIPSI.
Adapun judul yang diambil adalah :
Pengaruh Pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap Perilaku Ihsan Siswa
(Studi Kasus Siswa Tuna Grahita SLB Negeri Salatiga Tahun PElajaran 2009/2010)
Dosen Pembimbing
: Drs. Abdul Syukur, M.Si
Untuk keperluan tersebut, kami mohon Saudara berkenan memberi izin kepada
mahasiswa yang bersangkutan untuk mengadakan penelitian guna memperoleh data
atau keterangan dan bahan yang diperlukan di instansi Saudara.
Demikian atas kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.
W assalam ualaikum wr. wb.
a.n. Ketua,
lu Ketua Bidang Akademik
at H ariyadi, M .P d .V '
S
EKOLAH LUAR BIASA NEGERI SALATIGA
Alamat: Jl. Margorejo No. 580 (0298) 7102600 SalatigaSURAT KETERANGAN N om or: 4 2 3 . 1 / 1 3 6
Yang bertanda tangan di bawah i n i : Nama Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa :
Nama
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga Tarbiyah
Pendidikan Agama Islam
Telah melaksanakan penelitian di SLB Negeri Salatiga mulai dari tanggal 24 Mei sampai tanggal 31 Juli 2010 dengan judul “PENGARUH PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PERILAKU IHSAN SISWA (STUDI KASUS PADA SISWA TUNA GRAHITA SLB NEGERI SALATIGA)”
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitias Dri
Nama : MUH IHROMII
NIM : 11408015
Tempat,tanggal lahir : Kab. Semarang ,16 Oktober 1959
Agama : Islam
Alamat : Krajan RT .01/RW.01 Sukorejo , Suruh , Kab. Semarang Nama Ayah : Wakirin
Nama Ibu : Basiroh
Jenjang Pendidikan :
1. MI Sukorejo lulus tahun 1972 2. PGAN 4 tahun lulus tahun 1976 3. PGAN 4 tahun lulus tahun 1979
4. DII IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 1996
Demikian daftar riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya agar menjadikan maklum.
Salatiga 10 Agustus 2010 Penulis
Jawablah dengan sejujur-jujurnya dengan cara menyilang salah satu jawaban!
1. Pembelajaran PAI di sekolah membosankan
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 2. Guru PAI sering meninggalkan kelas
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 3. Guru hanya menyuruh siswa mengerjakan LKS
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 4. Guru hanya memberikan ceramah saat pelajaran PAI
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 5. Guru PAI menarik dalam memberikan pelajaran
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah 6. Guru PAI menggunakan alat peraga dalam pelajaran membaca al qur'an
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah 7. Guru PAI menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah 8. Guru PAI diampu oleh guru kelas
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah 9. Pelajaran PAI kurang menarik
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pemah 10. Guru PAI sangat jelas dalam memberi penjelasan materi
ANGKET PERILAKU IHSAN
1. Anak suka membantu orangtua
a. selalu b. kadang-kadang
2. Anak mendoakan orangtua
a. selalu b. kadang-kadang
3. Anak di sekolah menghormati guru
a. selalu b. kadang-kadang 4. Ketika bertemu guru, anak mencium tangan guru
a. selalu b. kadang-kadang
5. Anak suka menepati janji yang dibuatnya
a. selalu b. kadang-kadang 6. Anak shalat tepat waktu
a. selalu b. kadang-kadang 7. Anak rajin shalat lima waktu
a. selalu b. kadang-kadang 8. Anak suka membantu orang lain yang membutuhkan bantuan
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 9. Anak tidak cepat marah
a. selalu b. kadang-kadang c. tidak pernah 10. Anak berterima kasih jika diberi bantuan orang lain
a. selalu b. kadang-kadang