• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Dasar Potensi Ekonomi Kota Tidore. Muhammad Jibril Tajibu. Abstrak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penelitian Dasar Potensi Ekonomi Kota Tidore. Muhammad Jibril Tajibu. Abstrak"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Penelitian Dasar Potensi Ekonomi Kota Tidore

Oleh

Muhammad Jibril Tajibu

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

Abstrak

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai data yang

mendukung antara lain; pertama, jumlah industrinya yang

besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Kedua,

potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Ketiga,

kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56,72% dari total PDB (BPS, 2004).

Economic Survey (BLS), yang bertujuan mengidentifikasi berbagai peluang investasi di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu daerah. Penelitian BLS difokuskan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas di

daerah. Pada kajian BLStahun 2006, terdapat perubahan yang

signifikan dalam penetapan Daftar Skala Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi dan

data primer responden UMKM pada suatu

komoditi/produk/jenis usaha di suatu kecamatan, menjadi penetapan komoditi/produk/jenis usaha (KPJU) unggulan daerah di kabupaten dengan menggunakan alat analisis

Comparative Performance Index (CPI) dan Analityc Hierarchy Process (AHP).

Penelitian di lakukan di Kota Tidore Kepulauan, dan tujuan penelitian BLS ini adalah untuk mengenal dan memahami profil daerah dan profil UMKM, kebijakan pemerintah yang terkait dengan pengembangan UMKM, peranan perbankan dalam pengembangan UMKM dan memberikan informasi tentang KPJU unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan serta memberikan rekomendasi kebijakan dalam rangka pengembangan KPJU unggulan UMKM yang

dikaitkan dengan kebijakan pemerintah di suatu

(2)

Hasil penelitian menunjukkan untuk kota Tidore Kepulauan, Ranking skor terbobot tingkat kepentingan sektor ekonomi adalah Sektor Perkebunan, Peternakan, Angkutan, Perikanan dan Peternakan. Adapun KPJU unggulan di Kota Tidore Kepulauan yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1). Pala, 2). Ternak Sapi, 3). Ojek Sepeda Motor, 4). Ikan Tongkol, 5). Kambing.

Kata Kunci: Peluang investasi, Potensi Ekonomi

PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data yang mendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karena pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UMKM, jumlah UMKM tercatat 42,39 juta unit atau 99,9% dari seluruh unit usaha. Kedua, potensinya yang besar dalam menyerap tenagakerja. Setiap unit investasi pada sektor UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan investasi yang sama pada Usaha Besar. Sektor UMKM menyerap 79,04 juta tenagakerja atau 99,4% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 56,72% dari total PDB (BPS, 2004).

Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank Indonesia memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi: (1) Pengaturan kepada perbankan yang mendorong pengembangan dan pemberdayaan UMKM, (2) Pengembangan kelembagaan yang menunjang, (3) Pemberian bantuan teknis, (4) Kerjasama dengan berbagai pihak baik dengan lembaga Pemerintah maupun lembaga lainnya. Salah satu pilar kebijakan Bank Indonesia tersebut adalah mendorong pengembangan UMKM melalui pemberian bantuan teknis. Kegiatan penelitian dan penyediaan informasi merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan Bank Indonesia dalam kerangka bantuan teknis, sehingga diharapkan akan dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada Pemerintah Daerah (Pemda), perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.

Untuk itu, Bank Indonesia sudah sejak lama telah mengembangkan

(3)

mengidentifikasikan berbagai peluang investasi di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu daerah. Dalam perkembangan selanjutnya, pengembangan potensi ekonomi daerah

ditujukan untuk memberikan informasi kepada pemangku

kepentingan/stakeholders mengenai komoditas/produk/jenis usaha yang

potensi yang menjadi unggulan daerah untuk dikembangkan. Penelitian BLS difokuskan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan pelaku ekonomi mayoritas di daerah.

Data dan informasi dalam BLS meliputi berbagai aspek. Aspek makro berupa kebijakan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan potensi ekonomi daerah dalam rangka pengembangan UMKM. Sementara pada aspek mikro, meliputi kondisi dan potensi UMKM. Hasil penelitian BLS tersebut selanjutnya akan didesiminasikan dalam situs web Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UMKM (SI-PUK) yang dapat diakses melalui internet di alamat http://www.bi.go.id/sipuk. Saat ini SI-PUK terdiri dari Sistem Informasi BLS (SIB) yang meliputi 31 propinsi, Sistem Informasi Agroindustri Berorientasi Ekspor (SIABE) yang meliputi 31 Propinsi dan 16 komoditi agroindustri serta komoditi non agroindustri, Sistem Informasi Prosedur Memperoleh Kredit (SI-PMK), Sistem Informasi pola Pembiayaan/Lending model Usaha Kecil (SI-LMUK) meliputi 70 komoditi, Sistem Penunjang Keputusan untuk Investasi (SPK- UI) yang dapat digunakan untuk simulasi perhitungan interaktif kelayakan suatu usaha.

Pada kajian BLS tahun 2006, terdapat perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi dan data primer

responden UMKM pada suatu komoditi/produk/jenis (KPJU) usaha di

suatu kecamatan, menjadi penetapan komoditi/produk/jenis usaha unggulan daerah di kabupaten dengan menggunakan alat analisis

Comparative Performance Index (CPI) dan Analytical Hierarchy Process

(AHP). Setiap kabupaten di suatu propinsi diharapkan memiliki

komoditi/produk/jenis usaha unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Hal ini merupakan adopsi dari

kesuksesan negara tetangga Thailand melalui program One Tambon One

Product (OTOP), yaitu program pengembangan komoditas unggulan di

suatu daerah (tambon) yang sukses dalam membantu pengembangan

UMKM. Dengan program yang lebih fokus, Pemda dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan komoditas unggulan tertentu di suatu kabupaten/ kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

(4)

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian BLS Propinsi Maluku Utara khususnya Kota Tidore, dilaksanakan untuk memberikan landasan rasional bagi pembangunan daerah yang meliputi berbagai sektor kegiatan ekonomi. Laporan BLS itu mengandung keterangan-keterangan sebagai dasar perencanaan,

pengorganisasian dan pengambilan keputusan mengenai

komoditi/produk/jenis usaha unggulan (KPJU) pada setiap wilayah kabupaten/kota dalam wilayah Propinsi Maluku Utara. Secara rinci tujuan BLS adalah mengenal dan memahami mengenai :

• Profil daerah, meliputi kondisi geografis, demografi,

perekonomian dan potensi sumberdaya.

• Profil UMKM di wilayah/propinsi penelitian termasuk faktor

pendorong dan penghambat dalam pengembangan UMKM.

• Kebijakan pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun

Pemda yang terkait dengan pengembangan UMKM.

• Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.

• Memberikan informasi tentang komoditi/produk/jenis

usaha unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk dikembangkan di suatu kabupaten/ kota dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi daerah, penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenagakerja serta peningkatan daya saing produk.

• Memberikan rekomendasi kebijakan Pemda dalam rangka

pengembangan komoditi/produk/jenis usaha unggulan UMKM yang dikaitkan dengan kebijakan Pemerintah.

(5)

METODE PENELITIAN Daerah Penelitan

Adapun daerah yang menjadi lokasi penelitian yaitu Kota Tidore Kepulauan

Pengumpulan dan Analisis Data

Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha dengan CPI

Tahap ini dilaksanakan guna menghasilkan daftar

komoditi/produk/jenis usaha unggulan pada setiap sektor ekonomi pada tingkat Kecamatan dan Kabupaten. Kriteria yang digunakan untuk menghasilkan daftar komoditi/produk/jenis usaha adalah sebagai berikut:

• Jumlah unit usaha/rumahtangga pada setiap kecamatan yang

bersumber dari data sekunder/statistik.

• Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran komoditas/produk

(persepsi narasumber).

• Ketersediaan bahan baku/sarana produksi (saprodi/saprotan)

dan atau sarana usaha (persepsi narasumber).

• Kontribusi komoditas/produk/jenis usaha terhadap

perekonomian wilayah kecamatan dan kabupaten (persepsi narasumber).

Tahap Penentuan Komoditi/Produk/Jenis Usaha dengan AHP di tingkat Kabupaten/Kota

Tahap ini dilaksanakan dalam rangka proses penyaringan hasil identifikasi komoditi/produk/jenis usaha unggulan untuk menetapkan komoditi/ produk/jenis usaha unggulan per sektor/sub sektor dan lintas sektor pada tingkat kabupaten. Kriteria yang digunakan untuk proses penetapan komoditi /produk/jenis usaha unggulan kabupaten dapat dilihat pada Tabel 1.

(6)

Tabel 1 Kriteria Penetapan Komoditi/Produk/Jenis Usaha Unggulan

NO Kriteria Variabel yang Dipertimbangkan

1 Tenagakerja Terampil

(Skilled) Tingkat pendidikan Pelatihan

Pengalaman kerja

Jumlah lembaga/ sekolah keterampilan/ pelatihan

2 Bahan Baku

(manufacturing) Ketersediaan/kemudahan bahan baku Harga perolehan bahan baku Parishability bahan baku (mudah tidaknya rusak)

Kesinambungan bahan baku Mutu bahan baku

3 Modal Kebutuhan investasi awal

Kebutuhan modal kerja

Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan

4 Sarana

Produksi/Usaha Ketersediaan/kemudahan memperoleh Harga

5 Teknologi Kebutuhan teknologi

Kemudahan (memperoleh teknologi)

6 Sosial Budaya (Faktor

endogen) Ciri khas lokal Penerimaan masyarakat

Turun temurun

7 Manajemen Usaha Kumudahan untuk memanage

8 Ketersediaan Pasar Jangkauan/wilayah pemasaran

Kemudahan mendistribusikan

9 Harga Stabilitas harga

10 Penyerapan TK Kemampuan menyerap TK

11 Sumbangan terhadap

perekonomian wilayah

Jumlah jenis usaha yang terpengaruh karena keberadaan usaha ini

ALAT ANALISIS

Analisis untuk penetapan komoditi/produk/jenis usaha dilakukan

dengan menggunakan metode Comparative Performance Index (CPI) atau

Teknik Perbandingan Indeks Kinerja yang merupakan indeks gabungan (Composite Index) yang dapat digunakan untuk menentukan penilaian atau peringkat dari berbagai alternatif berdasarkan beberapa kriteria (Marimin, 2004).

(7)

Penilaian setiap alternatif komoditi/produk/jenis usaha ditetapkan berdasarkan data sekunder dan penilaian/pendapat nara sumber yang diperoleh nara sumber di tingkat Kecamatan yaitu mantri tani, mantri statistik, staf/seksi perekonomian dari semua kecamatan di daerah

penelitian, serta di tingkat kota melalui mekanisme Focus Group

Discussion (FGD) dengan nara sumber pejabat dinas/instansi asosiasi, Bappeda, Kadinda dan Perbankan.

Berdasarkan analisis CPI ditetapkan maksimal 5 (lima) komoditi/ produk/ jenis usaha untuk setiap sektor ekonomi di tingkat Kecamatan dan maksimal 10 (sepuluh) komoditi/produk/jenis usaha untuk setiap sektor ekonomi di tingkat Kabupaten.

Analisis untuk penetapan komoditi/produk/jenis usaha dilakukan

dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (Saaty, 2000).

Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah alat analisis yang di dukung oleh pendekatan matematika sederhana dan dapat dipergunakan

untuk memecahkan permasalahan decision making seperti pengambilan

kebijakan atau penyusunan prioritas.

Penilaian perbandingan antar komoditi/produk/jenis usaha untuk setiap kriteria didasarkan atas kondisi saat ini dan prospeknya. Penilaian (scoring) setiap kriteria didasarkan atas prinsip kemudahan bagi UMKM dalam rangka memulai usaha baru atau mengembangkan usaha pada komoditi/produk/jenis usaha unggulan pada setiap sektor/sub sektor dan lintas sektoral untuk setiap kabupaten.

Tahap Penentuan Komoditi/produk/jenis usaha dengan metode Borda

Pada tahap ini dilakukan proses seleksi lebih lanjut dalam rangka menetapkan komoditi/produk/jenis usaha unggulan setiap sektor ekonomi pada tingkat kota. Pada setiap komoditi/produk/jenis usaha dari

setiap kabupaten dilakukan penjumlahan nilai skor dari

komoditas/produk/jenis usaha dari setiap kabupaten dilakukan penjumlahan nilai skor dari komoditas yang muncul pada tiap-tiap kabupaten dengan Nilai Rankingnya, sehingga pada setiap sektor ekonomi di kota diperoleh daftar komoditi/produk/jenis usaha unggulan berdasarkan urutan total nilai skornya. Selain itu, dihasilkan pula Daftar Ranking seluruh komoditi/produk/jenis usaha secara lintas sektor (seluruh sektor) di tingakat kota.

Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah dalam pengembangan komoditi/produk/jenis usaha unggulan UMKM

Setelah diperoleh komoditi/produk/jenis usaha unggulan daerah yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya peneliti memberikan rekomendasi yang terpilih. Rekomendasi kebijakan kepada Pemda ini

(8)

diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Pemda maupun menjadi referensi dalam pembuatan kebijakan tindak lanjut dari Pemda.

PEMBAHASAN Kota Tidore Kepulauan

a. Penduduk

Pada tahun 2005 jumlah penduduk Kota Tidore Kepulauan sebanyak 78.025 jiwa yang terdiri dari 38.702 laki-laki, dan 39.323 perempuan. Kemudian tingkat rasio jenis kelamin adalah 98.42%, dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,96%. (BPS Maluku Utara, 2005/2006)

b. Tenagakerja

Jumlah angkatan kerja di Kota Tidore Kepulauan pada tahun 2005

adalah 31.588 jiwa. Angka tersebut terdiri dari 25.712 orang telah bekerja, dan 5.876 orang yang sedang mencari pekerjaan. Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor pertanian dengan persentese sebesar 65,07%. Sedangkan sisanya bekerja pada sektor perdagangan, industri, transportasi, komunikasi, dan sektor jasa

a. Kondisi Perekonomian Wilayah

Pada tahun 2004 PDRB Kota Tidore Kepulauan tercatat sebesar 190,18 milyar rupiah dan di tahun 2005 sebesar 201,19 milyar rupiah. Pertumbuhan ekonomi wilayah ini yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Gambaran secara terinci PDRB Kota Tidore Kepulauan dan kontribusi masing-masing sektor/lapangan usaha disajikan pada Tabel 2.

(9)

Tabel 2 PDRB Kota Tidore Kepulauan Atas Harga Konstan Tahun 2004-2005 (Rp Juta)

Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2004 Tahun 2005 1 Pertanian 100.008 102.888 2,88% 52,58% 51,14% 2 Pertambangan & Penggalian 1.196 1.211 1,28% 0,63% 0,60% 3 Industri Pengolahan 11.985 12.749 6,37% 6,30% 6,34% 4 Listrik, Gas, Air Bersih 338 384 13,54% 0,18% 0,19% 5 Bangunan 5.012 5.210 3,94% 2,64% 2,59% 6 Perdagangan, Hotel & Restoran 42.533 49.045 15,31% 22,36% 24,38% 7 Pengangkutan & Komunikasi 8.339 8.573 2,80% 4,38% 4,26% 8 Keu. Persewaan & Jasa Perusahaan 3.398 3.545 4,33% 1,79% 1,76% 9 Jasa-Jasa 17.378 17.589 1,22% 9,14% 8,74%

Jumlah 190.188 201.194 5,79%

No. Sektor PDRB (Rp juta) Pertum

buhan

Kontribusi

Catatan : * Kontribusi Per sektor Terhadap PDRB Tahun 2005

Sumber : BPS Kota Tidore Kepulauan, 2005/2006 (data diolah kembali) Hanya ada tiga sektor yang mengalami perkembangan yang berarti di Kota Tidore Kepulauan, sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, dan sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, ketiganya tumbuh dengan laju di atas pertumbuhan PDRB 5,79%. Sementara sektor Pertambangan dan Penggalian dan sektor Jasa mengalami pertumbuhan yang paling kecil pada periode tahun 2004-tahun 2005. Bila dilihat secara sektoral semua sektor pada tahun 2005 mengalami pertumbuhan. Kemudian jika dilihat dari besarnya kontribusi masing-masing sektor terhadap pembentukan PDRB, maka kontribusi tertinggi terjadi pada sektor pertanian (51,14%) sektor perdagangan, hotel dan restoran (24,38%), dan sektor jasa-jasa (8,74%) dari total PDRB.

Penetapan Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan Kota Tidore Kepulauan

Penetapan KPJU Unggulan per sektor/sub sektor di Kota Tidore Kepulauan diawali dengan kegiatan penetapan KPJU unggulan di tingkat kecamatan setiap sektor/sub sektor usaha dengan menggunakan metode

Comparative Performance Index (CPI). Metode CPI didasarkan pada 4 (empat) kriteria dan bobot kepentingannya. Berdasarkan penetapan KPJU unggulan setiap sektor usaha setiap kecamatan, kemudian dilakukan proses agregasi untuk menentukan calon KPJU Unggulan per sektor untuk tingkat Kabupaten/Kota. Hasil proses dengan menggunakan metode Borda, ditetapkan maksimum 10 (sepuluh) jenis sektor dan maksimum 10 (sepuluh) kandidat KPJU unggulan Kota Tidore Kepulauan yang mempunyai nilai skor tertinggi seperti disajikan pada Tabel 3.

(10)

Tabel 3 KPJU Terpilih Kota Tidore

Sektor No. KPJU Sektor No. KPJU

1 Ojek Sepeda Motor 1 Pala

2 Truk 2 Fuli

3 Mikrolet 3 Kios

4 Motor Tempel 4 Cengkeh

5 Kapal Motor 5 Kelapa

6 Perahu Fiber 6 Kakao

7 Perahu Non Motor 7 Ayam Pedaging

8 Becak Motor 8 Kambing

9 Batu bata 10 Kayu

1 Padi 1 Pertukangan Kayu dan Batu

2 Jagung 2 Warung Makan

3 Ubi Kayu 3 Bengkel Kendaraan Bermotor 4 Bawang Merah 4 Tukang Jahit

5 Jeruk Manis 5 Fotocopy

6 Kacang Panjang 6 Pemarutan Kelapa

7 Kacang Tanah 7 Tambal Ban

8 Pisang 8 Bengkel Las

9 Ubi-Ubian 9 Wartel

10 Jambu 10 Perbaikan Alat Elektronik

4 Itik 4 Meubel

5 Ayam Ras 5 Penggergajian Kayu

6 Ayam Ras Pedaging 6 Parang/Pisau

7 Kambing 7 Gerabah

8 Gula Merah 9 Tempe

1 Cakalang 1 Pala

2 Tuna 2 Kelapa

3 Ekor Kuning 3 Cengkeh

4 Tongkol 4 Kakao

5 Lamuru 5 Fuli

6 Teri 6 Jambu Mente

7 Sorihi 7 Kopi

8 Cumi-cumi 9 Layang 10 Kembung

1 Pantai Akesahu 2 Pantai Wisata Rum 3 Pantai Maitara 4 Benteng Tahula 5 Kedaton Biji Negara 6 Teluk Guraping 7 Tanjung Batu 8 Benteng Tjobe Rum

Angkutan Perdagangan

Tanaman Pangan Jasa

Pariwisata

Peternakan Industri

(11)

Kemudian tahapan selanjutnya adalah penentuan 5 KPJU unggulan persektor di Kota Tidore Kepulauan yang dilakukan melalui Metode AHP (analytical Hierarchy Process). Metode ini yang didasarkan pada 11 kriteria dengan bobot masing-masing yang telah ditetapkan berdasarkann hasil FGD Propinsi. Hasil analisis AHP tersebut kemudian di konfirmasi melalui kegiatan FGD di Kota Tidore Kepulauan yang diikuti oleh peserta yang berasal dari berbagai kalangan antara lain : perbankan, asosiasi, dan dinas terkait. Berikut disajikan hasil penetapan 5 KPJU unggulan persektor di Kota Tidore Kepulauan (Tabel 4).

Tabel 4 KPJU Unggulan Kota Tidore

Sektor KPJU

Skor Normali

sasi

Ranking

Ojek Sepeda Motor 0.3087 1

Mikrolet 0.1794 2 Perahu Fiber 0.1421 3 Truk 0.0941 4 Motor Tempel 0.0896 5 Parang/Pisau 0.2601 1 Penggergajian Kayu 0.2360 2 Meubel 0.0968 3 Kopra 0.0853 4 Gula Merah 0.0786 5

Pertukangan Kayu dan Batu 0.2296 1 Bengkel Kendaraan Bermotor 0.1942 2

Warung Makan 0.1124 3

Wartel 0.0763 4

Perbaikan Alat Elektronik 0.0742 5

Pantai Akesahu 0.2621 1

Pantai Wisata Rum 0.1302 2

Benteng Tahula 0.1171 3

Pantai Maitara 0.1075 4

Benteng Tjobe Rum 0.1024 5

Pala 0.2531 1 Kelapa 0.1669 2 Fuli 0.1319 3 Kakao 0.0890 4 Cengkeh 0.0805 5 Cakalang 0.2854 1 Tongkol 0.1180 2 Tuna 0.1154 3 Ekor Kuning 0.1104 4 Lamuru 0.0894 5 Pala 0.2387 1 Cengkeh 0.1535 2 Kelapa 0.1313 3 Kopi 0.0961 4 Fuli 0.0924 5 Sapi 0.3302 1 Ayam pedaging 0.2274 2 Ayam Buras/Kampung 0.1475 3 Kambing 0.0899 4

Ayam Ras Pedaging 0.0755 5

Padi 0.1603 1 Jagung 0.1386 2 Ubi Kayu 0.1326 3 Bawang Merah 0.1035 4 Jeruk Manis 0.0954 5 Angkutan Industri Jasa Pariwisata Perdagangan Perikanan Perkebunan Peternakan Tanaman Pangan

(12)

Selanjutnya, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor serta hasil skor KPJU Unggulan setiap sektor yang telah diperoleh, maka diambil 5 (lima) KPJU yang mempunyai total skor tertinggi sebagai KPJU Unggulan lintas sektor dengan cara normalisasi menggunakan bobot gabungan. Kemudian untuk menghasilkan total skor lintas sektor maka total skor per-sektor dikali dengan bobot gabungan maka akan diperoleh total skor lintas sektor. Berikut disajikan hasil penetapan 5 KPJU unggulan lintas sektor di Kota Tidore Kepulauan (Tabel 5).

Selanjutnya, dengan mempertimbangkan bobot kepentingan atau prioritas setiap sektor serta hasil skor KPJU Unggulan setiap sektor yang telah diperoleh, maka diambil 5 (lima) KPJU yang mempunyai total skor tertinggi sebagai KPJU Unggulan lintas sektor dengan cara normalisasi menggunakan bobot gabungan. Kemudian untuk menghasilkan total skor lintas sektor maka total skor per-sektor dikali dengan bobot gabungan maka akan diperoleh total skor lintas sektor. Berikut disajikan hasil penetapan 5 KPJU unggulan lintas sektor di Kota Tidore.

Tabel 5 KPJU Unggulan Lintas Sektoral Kota Tidore

Sektor KPJU Skor

Normalisasi Ranking

Peternakan Sapi 0.3302 1

Angkutan Ojek Sepeda Motor 0.3087 2

Perikanan Cakalang 0.2854 3

Pariwisata Pantai Akesahu 0.2621 4

Industri Parang dan Pisau 0.2601 5

Berdasarkan urutan skornya, maka sektor/sub sektor dan komoditas/ produk/jenis usaha yang termasuk unggulan (KPJU) di Kota Tidore Kepulauan secara berurutan adalah : (1) sektor peternakan (sapi); (2) sektor angkutan (ojek sepeda motor); dan (3) sektor perikanan (cakalang), (4) sektor pariwisata: Pantai Akesahu, dan (5) sektor industri parang dan pisau.

(13)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan

KPJU unggulan di Kota Tidore Kepulauan yang disusun berdasarkan ranking adalah: 1) peternakan sapi); 2) angkutan ojek sepeda motor); dan 3) perikanan cakalang); 4) pariwisata pantai Akesahu; dan 5) industri parang dan pisau.

Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian BLS sebagaimana tersebut di atas, dalam rangka pengembangan KPJU unggulan di masing-masing

kabupaten/kota, maka direkomendasikan kepada

instansi/dinas/badan/lembaga terkait hal-hal sebagai berikut: Bappeda :

• Mengembangkan dan melaksanakan fungsi dan peran

sebagai koordinator kerjasama lintas sektoral antar instansi teknis/dinas-dinas terkait dalam program pengembangan produk-produk UMKM pada umumnya, khususnya KPJU unggulan Propinsi Maluku Utara. Program pengembangan KPJU unggulan antara lain dapat dilakukan dengan

membentuk kluster (cluster) untuk masing-masing komoditi

unggulan yang melibatkan para pemangku kepentingan

(stakeholders).

• Merencanakan dan mengembangkan sarana dan prasarana

pendukung (fasilitas kredit, sistem informasi, jaringan transportasi), untuk lebih mendorong peningkatan produksi dan pemasaran produk-produk UMKM pada umumnya, khususnya produksi KPJU unggulan.

• Mengembangkan skim kredit bersubsidi/komersial berskala

mikro bagi petani/nelayan, pengusaha, bekerjasama dengan bank yang memiliki jaringan cabang yang tersebar pada sentra-sentra produksi KPJU unggulan.

Dinas Perindustrian:

• Melakukan pendampingan terhadap UMKM kluster yang

baru berkembang;

• Mengembangkan kerjasama dengan Dinas/Badan/instasi

terkait dalam melakukan sosialisasi program kerja kluster kepada calon anggota kluster dan memberikan motivasi mengenai pentingnya pembentukan kluster dalam rangka

(14)

peningkatan nilai tambah dan daya saing produk yang dihasilkan;

• Melaksanakan fungsi dan peran sebagai agen dalam transfer

teknologi tepat guna khususnya teknologi pengolahan produk-produk yang menggunakan KPJU unggulan tertentu sebagai bahan bakunya;

• Meningkatkan kemampuan di bidang teknik-teknik

manajerial prusahaan kepada pengurus kluster;

• Memberikan bantuan sarana peralatan produksi untuk

pengolahan produk KPJU unggulan tertentu. Dinas Perhubungan

• Merencanakan dan mengembangkan jalur transportasi

reguler yang menghubungkan sentra-sentra produksi dengan daerah-daerah pemasaran masing-masing KPJU unggulan;

• Membangun dan meningkatkan kualitas prasarana

transportasi seperti jalan, jembatan dan pelabuhan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas lalu lintas barang antar kabupaten/kota dan antar Propinsi.

Dinas Perdagangan:

• Melakukan pendampingan terhadap UMKM kluster yang

baru terbentuk;

• Memberikan informasi mengenai pasar produk-produk yang

akan dibuat khususnya pasar lokal;

• Memberikan masukan mengenai teknik-teknik menjual

produk yang dihasilkan;

• Mempromosikan produk yang dihasilkan oleh

masing-masing UMKM kluster. Perbankan:

• Menyediakan fasilitas kredit untuk pengembangan usaha

dengan persyaratan kredit yang dapat dipenuhi oleh UMKM yang mengembangkan KPJU unggulan tertentu;

• Menyediakan informasi potensi dan lokasi KPJU unggulan

bagi calon investor yang berminat untuk mengembangkan KPJU unggulan tertentu.

(15)

Dinas Koperasi:

• Memberikan masukan dalam penyusunan kerangka acuan

kerja pembentukan kluster;

• Menjalin kerjasama dengan dinas-dinas terkait dan para

pemangku kepentingan dalam pengembangan KPJU unggulan;

• Memberikan bantuan dalam bentuk dana maupun konsultasi

teknis dalam pengembangan UMKM yang mengelola KPJU unggulan tertentu;

• Memfasilitasi pembentukan unit koperasi simpan pinjam

bagi pengusaha UMKM yang juga dapat berfungsi sebagai

lembaga microfinance.

DAFTAR PUSTAKA

BPS Propinsi Maluku Utara, Maluku Utara Dalam Angka Tahun 2005/2006.

BPS Propinsi Maluku Utara, Indikator Sosial Ekonomi Propinsi Maluku Utara Tahun 2005.

BPS Propinsi Maluku Utara, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Maluku Utara Tahun 2005.

BPS Kota Ternate, Kota Ternate Dalam Angka Tahun 2005/2006.

Saaty, T.L, 2000. Fundamentals of Decision Making and Priority Theory. 2nd Ed. Pittsburgh, PA: RWS Publications

(16)

Gambar

Tabel 1 Kriteria Penetapan Komoditi/Produk/Jenis Usaha  Unggulan
Tabel   2 PDRB Kota Tidore Kepulauan Atas Harga Konstan   Tahun 2004-2005 (Rp Juta)
Tabel   3 KPJU Terpilih Kota Tidore
Tabel  4 KPJU Unggulan Kota Tidore
+2

Referensi

Dokumen terkait

Bobot setiap aspek modal manusia didasarkan pada gagasan bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan aspek penting bagi para pengusaha yang terkait dengan pengetahuan,

Swom, Dowora, Tidore Timur Kota Tidore Kepulauan MALUKU UTARA.. 4

Keterampilan 5M ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari Siti lutfiyah dkk pada kelas VIII SMP Negeri 4 Singaraja bahwa guru melaksanakan pendekatan saintifik dalam

Hasil penelitian menghasilkan bahwa tanah pada Kelurahan Tomalou Kecamatan Tidore Selatan Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara termasuk kelompok OL menurut tabel

Peraturan Daerah Kota Tidore Kepulauan Nomor 5 Tahun 2015 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Tidore Kepulauan

Tujuan dari penelitian adalah untuk menguraikan penerapan model komunikasi pembangunan partisipatif yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan dalam

Konsep pengembangan Trans Maluku Utara adalah upaya menghubungkan Kota Ternate sebagai PKN dan kota-kota PKW yaitu Tobelo, Tidore, Labuha dan Sanana serta kota-kota

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pasien nyeri punggung bawah di Poliklinik Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan yang