• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor yang memumpuni untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor yang memumpuni untuk"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pariwisata saat ini menjadi salah satu sektor yang memumpuni untuk menaikan perekonomian yang ada di Indonesia. Pertumbuhan sektor pariwisata menjadi sektor ekonomi terbesar karena kontribusi terhadap devisa negara terbesar kedua setelah industri kelapa sawit yang mencapai USD 15.965 Miliar pada tahun 2016, sedangkan pariwisata menduduki posisi kedua mencapai USD 13.568 Miliar pada tahun 2016.

Pada tahun 2015 sektor pariwisata berada di posisi keempat yang memberikan kontribusi terhadap devisa dengan capaian USD 12.225 Miliar di bawah Minyak dan Gas (USD 18.574 Miliar), Kelapa Sawit (USD 16.427 Miliar), Batu Bara (USD 14.717 Miliar)1. Kemampuan sektor pariwisata dalam memberikan kontribusi nyata terhadap indonesia juga didukung oleh potensi wisata yang ada di Indonesia. Menurut Bill Faulkner, 5 (lima) aspek potensi pariwisata Indonesia adalah "kayanya warisan budaya, bentang alam yang indah, letak dekat pasar pertumbuhan Asia, penduduk potensial (jumlah dan mampu) dan tenaga kerja (jumlah dan murah)2.

1 Alwafi Ridho Subarkah, 2018. “Potensi dan Prospek Wisata Halal Dalam Meningkatkan

Ekonomi Daerah (Studi Kasus: Nusa Tenggara Barat)” (diakses dari ejournal.umm.ac.id pada tanggal 11 September 2019 pukul 14.00 WIB)

2 Husaen Hasan. 2013 “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan Dalam

Melakukan Kunjungan Wisata ke Kota Tidore Kepulauan”. (diakses dari http://digilib.unhas.ac pada tanggal 11 September 2019 pukul 16.00 WIB)

(2)

2

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, terhitung sejak Januari 2019 hingga Juli 2019, angka wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mencapai 1.400.000 juta jiwa, sedangkan wisatawan domestik berhasil menyentuh angka 303.40 juta jiwa. Data tersebut menunjukan bagaimana minat masyarakat baik dalam mamupun luar negeri terhadap sektor pariwisata di Indonesia.

Dengan data tersebut pula pariwisata di Indonesia terus melakukan pembagunan yang berkelanjutan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk mewujudkan konsep pemasaran pariwisata yang sinergis, unggul, dan memberikan kesan baik dan rasa ingin kembali lagi pada wisatawan yang berkunjung.

Gambar 1 : Data Kunjungan Wisatawan Manca Negara Dari Januari-Juli 2019, Sumber : Kementrian

Pariwisata3

3 Kemenpar, “Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulanan Tahun 2019,” (diakses dari

(3)

3

Gambar 2: Data Kunjungan Wisatawan Domestik (Dalam Negeri) Tahun 2002-2018, Sumber : Badan Pusat

Statistik (BPS)4

Perkembangan sektor pariwisata turut menghadirkan fenomena baru yang cukup ramai menjadi bahan pembahasan banyak pihak. Fenomena yang muncul dalam beebrapa tahun belakangan ini adalah wisata halal (halal tourism). Dapat didefinisikan bahwa wisata halal adalah objek atau aksi wisata yang memenuhi ketentuan syariat Islam untuk digunakan atau dilibatkan dalam industri pariwisata5. Hadirnya halal tourism sebagai fenomena baru dipicu oleh jumlah pengetahuan tentang produk halal yang semakin berkembang diluar sana, apalagi data menyebutkan bahwa minat terhadap wisata halal (halal tourism) mengalami pertumbuhan yang meningkat .Peningkatan tersebut seiring dengan meningkatnya wisatawan muslim dari tahun ke tahun .Wisatawan muslim diperkirakan akan meningkat sebesar 30% pada tahun 2020 dan juga meningkatkan nilai pengeluaran hingga 200 miliar USD (Master Card dan Crescent Rating, 2016)6. Munculnya Halal Tourism menjadi fenomena yang turut mempengaruhi industri paiwisata secara global, menurut Global Muslim Tourism Index (GMTI), total omzet sektor

4 BPS, “Statistik Wisatawan Nusantara 2018,”(diakses dari https://www.bps.go.id, pada 18

September 2019 pukul 15.00 WIB).

5 Battour & Ismail. 2015

6 Satriana ED, Farida HD.2018. “Wisata Halal:Perkembangan, Peluang, dan Tantangan” (diakses

(4)

4

pariwisata halal akan mencapai $ 300 miliar per tahun pada 2026 mendatang. Industri pariwisata negara Asia, Eropa, dan Timur Tengah sdang gencar mengusung konsep wisata halal sebagai jenis wisata yang ditawarkan kepada wisatawan yang berkunjung ke negaranya.

Halal tourism hingga saat ini tengah dikembangkan oleh banyak negara,

bahkan saat ini memiliki konferensi berskala dunia yang dinamakan World Halal

Tourism Summit (WHTS). World Halal Tourism Summit (WHTS) merupakan salah

satu event pariwisata internasional untuk wisata halal7. WHTS akan menawarkan peserta pameran dan pengunjung bermacam peluang bisnis pariwisata halal. Pada tahun 2015, kegiatan ini diikuti oleh 202 eksibitor, di antaranya perwakilan dari Indonesia, Bosnia, Kenya, UAE, Thailand, Sri Lanka, Maroko, Yordania, Malaysia, Turki, Oman, Palestina, Kroasia, Iran, Mesir, Tanzania, UK, Kanada, Maladewa dan Libanon.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia turut memberikan prestasi yang gemilang di ajang World Halal Tourism Summit (WHTS). Pada tahun sebelumnya (2015), Indonesia keluar sebagai juara umum dengan memenangkan tiga kategori sekaligus dari 15 kategori yang dilombakan. Indonesia berhasil mendapat penghargaan WHTA 2015, World Best

Halal Honeymoon 2015 untuk Lombok, dan World Best Halal Hotel 2015 untuk

Sofyan Hotel. Pada ajang WHTA 2016 8. Pada tahun 2016 Indonesia meraih

7 Pratiwi Ratna Soraya, Susanne Dida, Nuryah Asri Sjafirah. 2018. “Strategi Komunikasi dalam

Membangun Awareness Wisata Halal di Kota Bandung” (diakses dari jurnal.unpad.ac.id pada tanggal 15 September 2019 pukul 13.00 WIB)

8 KOMINFO : “Menangkan WHTA (World Halal Tourism Award) untuk Pariwisata Indonesia di

Mata Dunia 2016”, (diakses dari https://kominfo.go.id, pada tanggal 21 September 2019 pukul 15.14 WIB).

(5)

5

kemenangan dalam 12 kategori diantaranya adalah: World's Best Airline for Halal

Travellers, winner:

Garuda Indonesia, World's Best Airport for Halal Travellers, winner: Sultan Iskandar Muda International Airport, Banda Aceh, World's Best Family Friendly

Hotel, winner: The Rhadana Kuta, Bali, World's Most Luxurious Family Friendly Hotel, winner: The Trans Luxury Hotel Bandung, World's Best Halal Beach Resort, winner: Novotel Lombok Resort & Villas, World's Best Halal Tour Operator, winner: ERO Tour, Sumatera Barat, World's Best Halal Travel Website, World's Best Halal Honeymoon Destination, winner: Sembalun Valley Region, NTB, World's Best Hajj & Umrah Operator, winner: ESQ Tours and Travel, Jakarta, World's Best Halal Destination, winner: Sumatera Barat, World's Best Halal Culinary Destination, winner: Sumatera Barat, World's Best Halal Cultural Destination, winner: Aceh9.

Berdasarkan Laporan Mastercard-Crescent Rating Global Travel Market

Index (GMTI), 2018, Indonesia saat ini menempati posisi kedua sebagai destinasi

wisata halal terbaik di Negara Organisasi Konferensi Islam yang banyak dikunjungi oleh wisatawan Muslim di dunia. Posisi Indonesia pada tahun 2018 lebih baik dari tahun sebelumnya, yaitu naik satu tingkat di mana pada tahun 2017 Indonesia berada di posisi ke tiga. Posisi pertama tetap ditempati oleh negara tetangga Malaysia. Pada tahun 2019, Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan Indonesia bisa menyalip Malaysia menempati di posisi pertama sebagai destinasi pariwisata paling ramah terhadap wisatawan muslim dunia versi Global Muslim

9 Detik Travel : “Alhamdulillah, Indonesia Menang 12 Penghargaan World Halal Tourism Award”,

(6)

6

Travel Index (GMTI). Selanjutnya, Kemenpar juga menargetkan tahun depan

Indonesia bisa menggaet 5 juta wisatawan halal tourism. Angka itu tumbuh 42 persen dari tahun ini sekitar 3,5 juta atau mencapai 25 persen dari target 20 juta kunjungan wisman10.

Setelah membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki potensi wisata halal yang layak dan memenuhi berbagai macam persyaratan ketentuan halal secara International, Indonesia tentu harus melakukan pembenanhan dalam berbagai aspek. Mulai dari seritifikasi halal, standarisasi, hingga mulai memilih wilayah dan lokasi dimana saja wisata halal bisa didapatkan. Kementrian Pariwisata tentu menyambut baik hal itu dan mengembangkan halal tourism menjadi program nasional.

Kementrian Pariwisata juga telah menetapkan 13 provinsi yang menjadi fokus pengembangan destinasi wisatawan muslim unggulan. 13 provinsi yang siap untuk menjadi destinasi wisata halal (halal tourism) yaitu Aceh, Banten, Sumatera Barat, Riau, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Bali11.

Maluku Utara, sebuah provinsi yang berada di Timur Indonesia. Terdiri dari pulau-pulau dan memiliki keberagaman budaya dan sosial yang menarik, serta beragam destinasi wisata yang menakjubkan. Nama Maluku Utara memang tidak disebutkan dalam 13 provinsi yang siap menjadi wisata halal, namun sebenarnya Maluku Utara memiliki potensi yang layak untuk menjadi destinasi wisata halal di

10 Abdul Rasyid, “Urgensi Regulasi Pariwisata Halal”, (diakses dari

http://business-law.binus.ac.id pada tanggal 24 September 2019 pukul 14.25 WIB).

(7)

7

Indonesia. Maluku Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki penduduk beragama muslim lebih banyak dari agama lainnya.

Berdasarkan data dari Sensus Penduduk BPS Indonesia, jumlah penduduk muslim di Maluku Utara adalah sekitar 700.000 jiwa, dibanding dengan agama lainnya, ketersedian ruang ibadah (Masjid) mencapai angka 1000 di keseluruhan provinsi Maluku Utara12 , namun nama Maluku Utara memang masih terdengar asing di beberapa telinga nasional, padahal Provinsi di Timur Indonesia tersebut menyimpan banyak potensi yang menakjubkan.

Salah satu problem yang dihadapi pariwisata Maluku Utara adalah jumlah wisatawan yang mengalami penurunan serta cenderung stagnant. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara, jumlah wisatawan mancanegara yang datang berkunjung ke Maluku Utara terhitung sejak Desember 2018 adalah sebanyak 66 jiwa, dan tersebar di beberapa kota kepulauan seperti Ternate, Tidore, dan Halmahera. Angka tersebut menglami penurunan yang sangat drastis dari Januari 2018 yaitu sebanyak 128 Jiwa. Sedangkan untuk wisatawan Nusantara turun menjadi 23.846 jiwa dari 28.718 jiwa terhitung dari Juli-Agustus 2018.

Terdapat beberapa kota kepulauan yang ada di provinsi Maluku Utara yang berpotensi menjadi destinasi wisata halal salah satunya adalah kota Tidore Kepulauan. Kota Tidore Kepulauan, salah satu kota kepulauan di provinsi Maluku Utara, dengan mayoritas penduduknya bergama muslim, pola interaksi maupun proses sosial yang berlangsung selalu berlandaskan pada asas-asas keislaman. Kota

12 Ditjen Bimas Islam. “Daftar Profil Masjid di Maluku Utara”, (diakses dari

http://simas.kemenag.go.id/index.php/profil/masjid/page/1060/?provinsi_id=31 pada tanggal 24 September 2019, puku 11.26 WIB)

(8)

8

Tidore kepulauan cukup dikenal dalam sejarah masa lalu bangsa Indonesia, dan tekenal dengan kota yang kaya akan rempah-rempah. Kota Tidore menerapkan sistem pemerintahan dimana terdapat dua pemimpin utama yaitu Sultan dan juga Walikota.

Jika merujuk pada laporan COMCEC (2016) disebutkan beberapa kriteria kebutuhan wisatawan muslim saat melakukan wisata yang disebut dengan faith

based needs. Kebutuhan tersebut mencakup tersedianya: (1) makanan halal, (2)

fasilitas beribadah yang layak, (3) pelayanan saat bulan Ramadhan, (4) toilet yang menyediakan air (water friendly washrooms), dan (5) fasilitas rekreasi yang memberikan privasi, dan (6) tidak ada aktivitas non halal, Tidore telah memenuhi beberapa persyaratan tersebut. Standarisasi hal

Dibalik beberapa potensi yang dapat menjadikan Tidore sebagai destinasi

halal tourism di Indonesia, terdapat beberapa pokok permasalahan yang menjadi

pusat perhatian peneliti. Hingga saat ini pemerintah kota Tidore Kepulauan masih bingung dalam menentukan wajah pariwisata kota Tidore.

Terkait Halal Tourism, pemerintah telah menaru perhatian pada fenomena ini dan sedang dalam proses pengembangan untuk menjadikan Tidore sebagai destinasi

halal tourism, diharapakan bahwa dengan pengembangan pariwisata dibidang halal tourism ini dapat mencitptakan wajah baru pariwisata Tidore, sehingga branding

yang dilakukan untuk memasarkan pariwisata kota Tidore Kepulauan dapat dimulai dengan keyword destinasi halal tourism di Indonesia.

Untuk dapat melaksanakan hal tersebut tentunya membutuhkan dukungan dari berbagai macam pihak. Selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran

(9)

9

yang sangat penting dalam membangun sebuah konsep pengembangan halal

tourism, apalagi hal ini merupakan pariwisata yang membawa nama suatu daerah.

Pemerintah dalam hal ini kota Tidore Kepulauan memiliki banyak strategi yang harus disiapkan. Komunikasi pembangunan sangat diperlukan disini, definisi pembangunan bermakna "perubahan menuju suatu sistem sosial dan ekonomi yang diputuskan sebagai kehendak suatu bangsa”.

Pada bahasan selanjutnya pengertian pembangunan, dan komunikasi banyak dirujuk dari konsep komunikasi pembangunan, Sumadi Dilla, dan Zulkarimen Nasution. Dalam konteks ini perspektif komunikasi pembangunan terfokus pada tujuan penciptaan ide, pemberian motivasi agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pembangunan yang sedang berlangsung. Konsep partisipasi masyarakat dapat ditemukan pada Model Komunikasi Pembangunan Partisipatif, model ini dikembangkan dengan proses komunikasi Buttom-up di mana pendapat dan aspirasi masyarakat menjadi kunci utama dalam pelaksanaan pembangunan.

Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan model komunikasi pembangunan partisipatif yang diterapkan oleh pemerintahan kota Tidore Kepulauan dalam mengembangkan Halal Tourism. Maka dari itu, peneliti akan melakukan penelitian “Model Komunikasi Pembangunan Partisipatif Dalam Pengembangan

Pariwisata Halal (Halal Tourism) Maluku Utara (Studi Pada Dinas Pariwisata Kota Tidore Kepulauan)”.

(10)

10 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan yang ada pada latar belakang, maka peneliti mencoba merumuskan masalah guna mengarahkan permasalahan yang akan diteliti. Sehingga pada penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa rumusan masalahnya adalah :

1. Bagaimana Model Komunikasi Pembangunan Partisipatif Yang Diterapkan Pemerintah kota Tidore Kepulauan Dalam Pengembangan Pariwisata Halal

(Halal Tourism)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah untuk menguraikan penerapan model komunikasi pembangunan partisipatif yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan dalam melaksanakan pengembangan pariwisata halal (Halal Tourism).

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menguraikan model komunikasi pembangunan partisipatif yang diterapkan oleh Pemerintah kota Tidore Kepulauan ketika melakukan pengembangan atau pembangunan terhadap suatu daerah/kota. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi lainnya yang ingin meneliti dengan tema yang sama namun dengan sudut pandang yang berbeda. Adapun penjabaran manfaat penelitiannya adalah sebagai berikut:

(11)

11 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya dengan bidang penelitian terkait. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia komunikasi.

2) Menjadi salah satu bahan acuan penelitian dengan topik yang sama di bidang komunikasi.

3) Menjadi salah satu kajian untuk penulisan ilmiah berkenaan dengan model komunikasi pembangunan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang terkait dalam penelitian ini, diantaranya:

1) Dapat menjadi masukan kepada dinas kebudayaan dan Pariwisata kota Tidore Kepulauan dalam melakukan pembangunan dalam bidang pariwisata halal.

2) Memberikan referensi terhadap wajah baru pariwisata kota Tidore kepulauan.

3) Menjadi rujukan bagi masyarakat yang ingin mengetahui secara mendalam seperti apa pembangunan yang dilakukan untuk mengembangkan pariwisata halal di kota Tidore Kepulauan.

Gambar

Gambar 1 : Data Kunjungan Wisatawan Manca Negara Dari Januari-Juli 2019, Sumber : Kementrian  Pariwisata 3
Gambar 2: Data Kunjungan Wisatawan Domestik (Dalam Negeri) Tahun 2002-2018, Sumber : Badan Pusat  Statistik (BPS) 4

Referensi

Dokumen terkait

besarnya perubahan kecepatan aliran yang terjadi pada area dibawah lambung kapal, sehingga presentase kenaikan tahanan akibat adanya penambahan fin dapat diketahui,

kebijakan fiskal, sistem ekonomi Islam menggunakan sumber lain yakni zakat. Zakat merupakan alat yang efektif untuk mewujudkan tujuan fiskal yang juga diharapkan akan

Tujuan Film : Memberikan penjelasan mengenai pergudangan logistik kebencanaan Bahasa : Indonesia. Durasi : 5-7 Menit Deskripsi

Tiga topic utama yang akan disampaikan dalam mata kuliah ini adalah dasar-dasar teori jaringan komputer (review), perancangan dan arsitektur aplikasi jaringan

1) Untuk mengetahui kestasioneran data, maka digunakan uji akar unit pada tingkat level dengan menggunakan teori Phillips- Perron Test. 2) Apabila data tidak stasioner

Mengingat salah satu dari misi kota Lubuk Linggau adalah untuk sektor Pariwisata sebagai unggulan dan menjadi salah satu pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pariwisata

Morisson (2009:4), “Marketing is a continuous, sequential, process through which management in the hospitality and travel industry plans, research, implements,

Kerusakan infrastruktur di Desa Pangandaran meliputi permukiman, jalan, jembatan, fasilitas umum dan sosial, bangunan pemerintah, hotel, TPI (tempat pelelangan ikan) serta