• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Dalam Memasarkan Kota Medan Sebagai Kota Wisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Dalam Memasarkan Kota Medan Sebagai Kota Wisata"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1.Paradigma Penelitian

Pada bab ini dijelaskan paradigma untuk menganalisis atau menjawab fokus penelitian. Paradigma merupakan sebuah kekuatan mendasar yang mampu mempertahankan keberadaan sebuah ilmu pengetahuan. Paradigma dalam sebuah penelitian adalah sebuah cara pandang bagaimana peneliti menetapkan tujuan serta arah penelitian serta teori apa yang harus digunakan untuk memperkuat sebuah penelitian. Dengan demikian, peneliti akan lebih jelas memandang fokus masalah dari sebuah penelitian. Sebuah paradigma akan membantu peneliti dalam merumuskan apa yang harus dipelajari, pertanyaan apa yang semestinya dijawab, bagaimana seharusnya pertanyaan diajukan dan aturan apa yang harus diikuti dalam menafsir jawaban yang diperoleh.

Paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial yang dikonstruksi oleh mode of though atau mode of inquiry (cara berpikir atau model suatu penyelidikan) tertentu, yang kemudian menghasilkan mode of knowing (cara mengetahui) yang spesifik (Kuhn dalam Ikbar, 2012:53). Paradigma juga didefenisikan sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersamaan, konsep, atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dari sebuah penelitian (Narwaya, 2006:108).

(2)

1. Paradigma klasik yang mencakup positivisme dan post positivisme 2. Paradigma kritis

3. Paradigma konstruktivisme

Paradigma konstruktivisme adalah pendekatan yang menggunakan pola pikir induktif yaitu berjalan dari yang spesifik menuju umum dan dari yang konkrit menuju abstrak (Sarantakos dalam Poerwandari, 2007:22-23). Selain itu, Denzin dan Lincoln (2009:20) menyatakan bahwa paradigma konstruktivisme adalah paradigma yang toleran, longgar serta tidak terlalu mementingkan tahap penelitian. Paradigma konstruktivisme memandang bahwa sebuah kenyataan itu merupakan konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksivisme, dimana penelitian ini didasarkan pada kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial. Peneliti mencermati secara baik sebuah peristiwa ataupun aktivitas atau sekelompok individu secara mendalam dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.

(3)

melakukan sebuah komunikasi pemasaran dalam memasarkan Kota Medan sebagai kota wisata.

2.2.Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mencantumkan berberapa kajian terdahulu sebagai bahan referensi serta perbandingan yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lainnya. Kajian terdahulu pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

(4)

Kabupaten Samosir melalui Dinas Pariwisata Seni dan Budaya telah melakukan strategi komunikasi pemasaran yang dirancang dengan melibatkan para stakeholder dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan event Horas Samosir Fiesta. Dalam pemasaran event tersebut dilakukan bauran promosi melalui advertising, public relations, sales promotion dan personal selling. Strategi komunikasi pemasaran yang berfokus pada image, daya tarik alam, dukungan masyarakat, kemajuan teknologi informasi untuk memaksimalkan saluran distribusi dan melakukan kegiatan promosi yang efektif. Strategi komunikasi pemasaran yang menonjolkan keunikan Samosir yaitu seni budaya Batak untuk memenangkan persaingan dengan daerah lain. Strategi komunikasi pemasaran yang berfokus pada promosi agar lebih efektif seperti pemilihan media dan penentuan target. Kendala strategi komunikasi pemasaran event Horas Samosir Fiesta adalah kurangnya sumber daya manusia yang punya ide-ide kreatif baik di pihak Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Samosir maupun pihak event organizer, khalayak yang dituju belum tersegmentasi dengan baik serta penganggaran biaya promosi event belum ditentukan sejak awal. Hal ini juga terkait dengan adanya keterbatasan anggaran. Kendala lain adalah sinergitas antara pemerintah daerah dengan pihak terkait masing kurang maksimal.

(5)

oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Sragen dalam mempromosikan pariwisata Kabupaten Sragen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian ditentukan dengan teknik purposive sampling. Informan terdiri dari Kepala Bagian Promosi Pariwisata, Kepala Bagian Destinasi Pariwisata, dan Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sragen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Metode analisis data dilakukan melalui tiga cara yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sragen memanfaatkan berberapa program komunikasi pemasaran terpadu dalam aktivitas promosi pariwisata Sragen. Program tersebut terbagi dalam enam elemen komunikasi yaitu periklanan, public relations, penjualan personal, promosi penjualan, pemasaran langsung, dan pemasaran interaktif. Adapun yang menjadi kendala dalam penelitiaan ini adalah adanya keputusan yang tidak tepat dalam perencanaan komunikasi sehingga menimbulkan ketimpangan antar berberapa obyek wisata.

(6)

Ketua Bali Tourism Board, Ketua PHRI Bali, Ketua HPI Bali, dan pengamat wisata Bali . Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bali memiliki kekuatan dan kelemahan sesuai dengan analisis SWOT yang dilakukan. Kelebihan Bali meliputi image Bali sebagai daerah wisata terbaik, daya tarik alam yang indah, budaya yang khas dan unik, kemudahan akses dan fasilitas wisata yang lengkap. Sedangkan kelemahan yang dimiliki Bali meliputi kebijakan pemerintah yang kurang mendukung program-program pariwisata Bali, SDM yang masih lemah, program promosi yang dilakukan masih kurang efektif, pelayanan publik yang tidak prima, dan kurangnya partisipasi dari masyarakat lokal. Adapun peluang yang dimiliki Bali adalah dibukanya jalur penerbangan langsung ke luar negeri, pembebasan visa kunjungan singkat ke 11 negara terpilih yaitu Thailand, Malaysia, Brunei, Philipina, Hongkong, Macao, Chili, Maroko, Peru, dan Vietnam. Faktor ancaman meliputi munculnya pulau-pulau baru di Indonesia sebagai daerah tujuan wisata baru yang memiliki daya tarik serupa dengan Bali, maraknya aksi terorisme, terjadinya resesi ekonomi Amerika, berkembangnya industri pariwisata di ASEAN dan pengaruh budaya luar. Strategi komunikasi yang digunakan adalah:

- Strategi komunikasi pemasaran yang berfokus pada image, daya tarik alam, dukungan masyarakat, akses yang mudah dan fasilitas wisata yang lengkap. - Strategi komunikasi pemasaran yang memanfaatkan jalur penerbangan

langsung ke luar negeri, kemajuan teknologi informasi untuk memaksimalkan saluran distribusi dan melakukan kegiatan promosi yang efektif.

(7)

- Strategi komunikasi pemasaran yang berfokus pada promosi agar lebih efektif seperti pemilihan media dan penentuan target market yang tepat.

(8)

Penelitian berikutnya dilakukan oleh Harry Malau pada tahun 2013 yang mengkaji tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman dalam Meningkatkan Jumlah Wisatawan (Studi Deskriptif Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Pasca Erupsi Merapi). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi pemasaran pariwisata, hambatan-hambatan yang dihadapi serta perilaku organisasi bidang pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Teori yang digunakan teori pemasaran sosial. Metode yang digunakan menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif yang mendeskripsikan aktivitas komunikasi pemasaran pariwisata di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam analisis data penelitian ini menggunakan model analisis interaktif dimana peneliti terus bergerak saat pengumpulan dan pengolahan data.

(9)

kabupaten Sleman. Selain berhasil meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan juga memberikan dampak positif bagi citra pariwisata kabupaten Sleman.

Penelitian yang dilakukan oleh Adisthya Artik Noormaulina pada tahun 2013 mengangkat judul Efektivitas Komunikasi Pemasaran Agrowisata PT.Godong Ijo Asri, Sawangan, Depok, Jawa Barat. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mendeskripsikan profil pengunjung agrowista PT. Godong Ijo Asri, menganalisis strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh agrowisata PT Godong Ijo Asri dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan menganalisis efektivitas komunikasi pemasaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Metode kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survei dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data primer.

(10)

dipengaruhi oleh strategi komunikasi pemasaran berdasarkan rancangan pesan AIDA dan frekuensi penerimaan pesan.

(11)

persentase munculnya seluruh sampel berdasarkan kategori pada operasionalisasi konsep, kemudian data tersebut dianalisa dan diinterprestasikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Binjai masih kurang melakukan komunikasi pariwisata (promosi pariwisata) dalam mendistribusikan seluruh materials promotion dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan domestik ke Pantai SB (Suherman Bangun).

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian sebelumnya terletak pada lokus penelitiannya, teknik pengumpulan data serta analisis datanya, sedangkan persamaannya adalah sama-sama membahas tentang strategi komunikasi pemasaran.

2.3.Uraian Teori

2.3.1. Strategi Komunikasi Pemasaran

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratos” yang berarti tentara dan kata “agein” yang artinya memimpin. Martin-Anderson merumuskan strategi sebagai sebuah seni dimana melibatkan kemampuan intelegensi/ pikiran untuk membawa semua sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal dan efisien (Cangara, 2013:61).

(12)

yang dirancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal (Cangara, 2013:61). Strategi komunikasi adalah paduan antara perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan (Effendy,2003:32).

Strategi yang efektif dalam sebuah program mencakup beberapa hal sebagai berikut (Quinn dalam Ruslan, 2002:117):

a. Objektif yang jelas dan menentukan semua ikhitar diarahkan untuk mencapai pemahaman yang jelas, menentukan dan bisa mencapai keseluruhan tujuan. b. Memelihara inisiatif, yaitu menjaga kebebasan bertindak dan memperkaya

komitmen.

c. Konsentrasi, dengan memusatkan kekuatan yang besar untuk wakti dan te,pat yang menetukan.

d. Fleksibilitas, strategi hendaknya diniatkan untuk dilengkapi penyangga dimensi untuk fleksibilitas dan manuver.

e. Kepemimpinan yang memiliki komitmen dan terkoordinasi.

f. Kejujuran, Strategi hendaknya dipersiapkan untuk memanfaatkan kerahasiaan dan kecedasan untuk menyerang lawan pada saat terduga.

g. Keamanan, strategi itu mesti mengamankan seluruh organisasi dan semua operasi penting organisasi.

Strategi komunikasi dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut (Cangara, 2013:108):

1. Menetapkan komunikator

(13)

peranan penting. Seorang komunikator tentunya harus memiliki kriteria sebagai berikut:

- Memiliki kredibilitas - Memiliki daya tarik - Memiliki kekuatan

2. Menetapkan target sasaran dan analisis kebutuhan khalayak

Untuk mengetahui dan memahami segmentasi masyarakat, peneliti sering sekali memulai dengan cara memetakan karakteristik masyarakat.

3. Menyusun pesan

Pesan adalah segala sesuatu yang disampaikan seseorang dalam bentuk simbol yang dipersepsi dan diterima oleh khalayak dengan serangkaian makna. Pesan sangat bergantung pada program yang akan disampaikan. Sifat-sifat pesan juga bermacam-macam, diantaranya bersifat persuasif, provokatif, edukatif, dan informatif.

4. Memilih media dan saluran komunikasi

Memilih media komunikasi harus mempertimbangkan karakteristik isi pesan dan tujuan pesan yang ingin disampaikan dan jenis media yang dimiliki oleh khalayak.

(14)

1. Grand Strategy, yaitu struktur atau kerangka utama pengembangan pemasaran yang ditulis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), lalu kemudian diuraikan dalam Rencana Strategi (Renstra).

2. Pull dan Push Strategy

a. Pull Strategy, yaitu strategi komunikasi pemasaran yang mempunyai tujuan menarik wisatawan secara langsung dari pemasaran dengan meningkatkan kesadaran dan kehendak untuk berkunjung ke suatu destinasi. Untuk lebih efektif, strategi ini cenderung menggunakan media elektronik dan cetak lokal serta disesuaikan dengan statistik musim kunjungan.

b. Push Strategy, yaitu strategi yang mendorong industri pariwisata dalam dan luar negeri Indonesia untuk mengadakan pengenalan dan penjualan produk pariwisata Indonesia. Push strategy biasanya digunakan karena keterbatasan anggaran sehingga iklan di media massa elekrtonik dan cetak diminimumkan. Sebagai gantinya, pemasaran pariwisata lebih intensif mengadakan atau mengikuti bursa pariwisata, travel fair, dan sebagainya di luar negeri. Selain itu, strategi yang dilakukan juga dapat berupa VCD, DVD, kalender acara, peta pariwisata, leaflet, travel news, papan iklan. 3. Strategi Penetrasi, yaitu strategi yang menggunakan prinsip dana kecil tetapi

berdampak besar. Strategi ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan: a. Produk lama, segmen baru

(15)

4. Strategi Penyerangan Tidak Langsung, terdiri atas tiga jenis pendekatan, yaitu: a. Keanekaragaman produk-produk yang tidak berkaitan dengan produk

pesaing, seperti Bunaken, Danau Toba, Raja Ampat.

b. Keanekaragaman ke pemasaran geografi baru seperti pasar sekitar tapal batas, misalnya Batam, Bintan, Entikong.

c. Atraksi masa lalu, seperti binatang purba Dragon Komodo, Orang Utan, Harimau Sumatera, Gajah Lampung.

5. Strategi Komunikasi Pemasaran Gerilya, yaitu strategi yang dilakukan dengan meluncurkan serangan kecil dan terputus-putus pada berbagai wilayah pemasaran pesaing dengan tujuan memperoleh tempat berpijak yang tepat bagi produk pariwisata Indonesia.

6. Strategi Market Nicher, yaitu strategi yang dilakukan dengan mecoba masuk ke beberapa celah pasar yang aman dan menguntungkan.

7. Competitive Strategy, terdiri dari tiga strategi utama yaitu: a. Differentiation Strategy

b. Focus Strategy c. Horizontal Marketing 8. Bauran dan Tatktik Pemasaran

Taktik pemasaran yang digunakan mencakup keanekaragaman produk, harga paket,program weekend, dan program pemasaran lainnya yang lebih khusus mengarah pada penjualan langsung.

(16)

yang hendak berkunjung ke Indonesia dan kemudahan bagi wisatawan lokal dalam melakukan perjalanan untuk mengenal dan mencintai ragam budaya Indonesia, pengambilan langkah-langkah nyata guna mengoptimalkan pelaksanaan pembangunan kebudayaan dan pariwisata nasional dalam upaya mensejahterahkan masyarakat, serta secara pro-aktif menjalakan upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan SDA dan budaya untuk pembangunan peradaban dan pariwisata.

10.Organisasi Pendukung dan Ligkungan Pemasaran, yaitu strategi yang dilakukan dengan memanfaatkan informasi dari agen perjalanan, pengusaha pariwisata, pejabat perwakilan atau langsung dari perusahaan swasta.

11.Pembentukan Kelompok Kerja, yaitu strategi yang dilakukan dengan membentuk kelompok kerja untuk mempercepat pencapaian sasaran dan tujuan jumlah kunjungan wisata.

12.Program Komunikasi Pemasaran Terpadu, yaitu strategi yang melibatkan agen pariwisata dan pengusaha pariwisata dalam pemasaran pariwisata Indonesia.

(17)

daerah secara efektif mellui pemilihan target pasar yang tepat. Lalu, elemen terakhir adalah positioning. Positioning didefenisikan sebagai upaya untuk menempatkan merek di benak pelanggan. Melalui positioning ini, merek memiliki keberadaan di mata pelanggan.

2.3.2. Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran berasal dari kata komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya (Hermawan, 2012:4). Berikut adalah proses komunikasi yang ditampilkan Smith dan Tylor (2015) tentang bagaimana proses komunikasi itu terjadi.

Gambar 2.1. Proses komunikasi Menurut Smith dan Taylor

(18)

Proses komunikasi ini disebut dengan model komunikasi web yang menjelaskan proses komunikasi yang terjadi antara pelanggan dengan pelanggan atau pelanggan dengan pemimpin opini. Komunikasi antara pelanggan bisa menjadi negatif jika pelanggan memiliki pengalaman yang buruk terhadap suatu produk, dan dapat bermanfaat jika pelanggan pernah mengalami pengalaman yang baik terhadap suatu produk. Karakter model komunikasi web ini adalah:

(1) Menyebarkan informasi di dalam jaringan dengan sangat cepat (2) Informasi sulit dikendalikan komunikan

(3) Informasi tersimpan secara “abadi” di dalam jaringan (4) Informasi bersifat terbuka untuk orang banyak

(5) Secara generik informasi dapat hilang sendiri apabila terserang virus

(6) Bagi kepentingan tertentu, informasi dapat dikunci dan tidak semua orang bisa mengakses.

Pemasaran mencakup sejumlah kegiatan seperti riset pemasaran, penentuan harga atau perencanaan produk. Namun, pemasaran tidak hanya mencakup kegiatan tersebut, melainkan lebih dari sekedar kegiatan-kegiatan tersebut, seperti pembujukan, publikasi maupun promosi. Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental, suatu cara berpikir yang membimbing seseorang melakukan sesuatu yang tidak selalu menjual benda melainkan menjual gagasan, ide-ide, hiburan, jasa, dan berbagai kegiatan nirbala seperti yayasan sosial dan keagamaan.

(19)

“The process of planing and executing the conception, pricing, promotion and

distribution of ideas, goods and services to create exchanges that satisfy individual and organizational objectives.”

Defenisi AMA meletakkan konsep pertukaran atau exchange sebagai konsep pusat dalam pemasaran. Ada tiga hal yang menjadi syarat agar suatu pertukaran dapat terjadi, yaitu :

1. Harus terdapat dua atau lebih pihak yang memiliki sesuatu yang bernilai untuk dapat saling dipertukarkan;

2. Adanya keinginan dan kemampuan untuk memberikan sesuatu itu kepada pihak lain;

3. Adanya suatu cara untuk saling berkomunikasi.

Promosi memainkan peranan yang sangat penting dalam proses pertukaran tersebut, yaitu dengan menginformasikan konsumen mengenai barang atau jasa serta meyakinkan mereka mengenai kemampuan barang dan jasa itu dalam memuaskan kebutuhan atau keinginan mereka.

Dalam pemasaran dikenal marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari (Zeithaml & Bitner, 2000:18) :

1. Price (harga) 2. Place (tempat) 3. Promotion (promosi) 4. Product (produk) 5. People (manusia) 6. Process (pemrosesan)

(20)

Hal yang harus diperhatikan dalam konsep pemasaran adalah proses bagaimana komunikasi itu tercipta. Jika pemahaman awal dan mendasar telah dicapai, maka pemasar dapat menyusun konsep komunikasi pemasaran dengan baik.

Salah satu aspek yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran adalah komunikasi. Melalui komunikasi, kegiatan pemasaran akan berlangsung dalam proses pencapaian tujuan. Komunikasi dapat dijadikan sebagai suatu alat untuk mengajak konsumen sadar akan keberadaan suatu produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran didefenisikan sebagai sebagian aktivitas dari keseluruhan pemasaran. Komunikasi pemasaran pada umumnya menyedot anggaran yang cukup besar, untuk itu pemasar harus lebih berhati-hati dalam menyusun rencana komunikasi pemasaran. Penentuan siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi sangat menentukan keberhasilan komunikasi.

Ada dua jenis komunikasi pemasaran, yaitu komunikasi personal dan komunikasi nonpersonal (Gitosudarmo,1994):

1) Komunikasi Personal

Komunikasi personal adalah komunikasi yang dilakukan dengan cara kontak langsung antara pihak penjual dengan pembeli. Dalam hal ini, adalah diantara pemerintah daerah dengan masyarakat/ wisatawan. Seorang komunikator dapat berhubungan baik secara langsung baik antarpribadi maupun kelompok. Saluran komunikasi personal ini dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, yaitu :

a. Advocate Channels, yaitu penganjur atau pemberi motivasi pembelian kepada konsumen.

b. Expert Channels, yaitu pribadi bebas yang dengan keahliannya memberikan pernyataan ataupun komentar kepada konsumen sehingga konsumen lebih mudah dalam mengambil keputusan pembelian.

c. Social Channels, yaitu anggota masyarakat pada umumnya yang membuat pernyataan kepada konsumen.

(21)

Komunikasi nonpersonal adalah komunikasi yang membawa pesan tanpa melalui kontak pribadi. Saluran komunikasi nonpersonal ini meliputi:

a. Media massa

Terdiri dari media cetak, elektronik, dan display. Media massa ditujukan kepada sejumlah besar audiens atau konsumen potensial. Sedangkan untuk media selective ditujukan kepada audiens tertentu saja.

b. Suasana

Suasana adalah lingkungan yang diciptakan untuk meningkatkan hasrat pembeli atau mengkonsumsi suatu produk. Suasana ini harus diciptakan sedemikian rupa, terutama untuk sebuah produk yang baru.

c. Kejadian (peristiwa khas)

Kejadian merupakan suatu peristiwa atau suatu kesempatan yang sengaja dirancang untuk berkomunikasi dengan target audiens.

Komunikasi pemasaran juga mengenal istilah komunikasi pemasaran terpadu. Komunikasi pemasaran terpadu merupakan upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan konsisten bagi konsumen. Upaya ini menuntut agar setiap pesan yang keluar harus berasal dari sumber yang sama sehingga segala informasi yang diumumkan perusahaan memiliki kesamaan tema serta positioning yang sama di mata konsumen.

Komunikasi pemasaran terpadu didefenisikan sebagai proses penggunaan alat-alat promosi dalam jalur yang disatukan sehingga dapat tercipta komunikasi yang sinergis (Semenik, 2002:8). Adapun tujuan daripada komunikasi pemasaran terpadu adalah untuk mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada perilaku khalayak sasaran yang dimilikinya.

Ada lima ciri-ciri daripada komunikasi pemasaran terpadu, yaitu (Terence, 2000:24):

(22)

Hal ini berarti komunikasi pemasaran harus melakukan lebih dari sekedar mempengaruhi kesadaran merek atau “memperbaiki” perilaku konsumen

terhadap merek. Kesuksesan komunikasi pemasaran terpadu membutuhkan usaha-usaha komunikasi yang diarahkan kepada peningkatan berberapa bentuk respon dari perilaku konsumen. Dengan kata lain, tujuannya adalah untuk menggerakkan orang lain untuk bertindak .

2. Berawal dari pelanggan dan calon pelanggan

Komunikasi pemasaran terpadu prosesnya diawali dari pelanggan atau calon pelanggan kemudian berbalik kepada komunikator merek untuk menentukan metode yang paling tepat dan efektif dalam mengembangkan program komunikasi persuasif.

3. Menggunakan satu atau segala cara untuk melakukan “kontak”

Komunikasi pemasaran terpadu menggunakan seluruh bentuk komunikasi dan seluruh “kontak” yang menghubungkan merek atau perusahaan dengan

pelanggan mereka sebagai jalur penyampai pesan yang potensial. Istilah “kontak” dipakai untuk menerangkan segala jenis media penyampai pesan

yang dapat meraih pelanggan dan menyampaikan merek yang dikomunikasikan melalui cara yang mendukung.

4. Berusaha menciptakan sinergi

(23)

5. Menjalin hubungan

Kepercayaan bahwa komunikasi pemasaran yang sukses membutuhkan terjadinya hubungan antara merek dengan pelanggannya. Dapat dikatakan bahwa pembinaan hubungan adalah kunci dari pemasaran modern dan komunikasi pemasaran terpadu adalah kunci dari terjalinnya hubungan tersebut.

2.3.3. Bauran Promosi (Promotion Mix)

Promosi merupakan sebuah proses penyampaian informasi kepada target pasar mengenai hal-hal yang menyangkut produk, harga, tempat produk dijual dengan melakukan persuasif agar target mau melakukan pembelian (Yoety dalam Suryadana & Octavia, 2015:157). Kegiatan promosi tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa sesuai dengan kebutuhannya (Lupiyoadi dalam Suryadana & Octavia, 2015: 157).

Promosi dalam kegiatan pariwisata disimpulkan sebagai arus informasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan calon wisatawan atau lembaga usaha pariwisata kepada tindakan yang mampu menciptakan pertukaran (jual beli) dalam pemasaran pariwisata, dimana dalam hal ini sebagai upaya dalam memasarkan kota Medan sebagai kota wisata.

(24)

2.3.3.1.Periklanan (Advertising)

Periklanan merupakan salah satu bentuk komunikasi yang bertujuan untuk mempersuasi khalayak, pemirsa dan pembaca agar mereka memutuskan melakukan suatu tindakan, apakah itu membeli atau tidak. Iklan dalam pariwisata dimaknai sebagai segala bentuk presentasi pesan non-personal oleh sponsor yang teridentifikasi (non-personal menyiratkan penggunaan media untuk mengakses target komunitas pasar yang lebih besar. Sponsor yang teridentifikasi, artinya nama pengiklan harus jelas dalam iklan, para advertiser memiliki kontrol yang penuh atas isi pesan, anggaran dan frekuensi tayang) tentang sebuah produk pariwisata, baik itu hotel, destinasi, atau atraksi melalui media online, offline ataupun media lainnya (Hasan, 2015:263).

Ada berberapa tujuan daripada iklan antara lain:

a. Memberi informasi kepada khalayak tentang seluk-beluk suatu produk yang dalam hal ini mengenai destinasi wisata.

b. Membujuk, dilakukan dalam tahap kompetitif untuk membentuk permintaan selektif merek tertentu.

c. Mengingatkan, yaitu untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat.

Iklan memiliki berberapa sifat, yaitu (Kotler dalam Suryadana & Octavia, 2015:157):

(25)

b. Daya sebar yang tinggi, yaitu iklan yang memungkinkan penjual mengulangi pesan berkali-kali dan memungkinkan pembeli menerima dan membandingkan pesan dari berbagai pesaing.

c. Daya ekspresi yang besar, yaitu iklan memberikan peluang untuk mendramatisasi perusahaan dan produknya melalui penggunaan cetakan, suara dan warna yang berseni.

d. Tidak bersifat pribadi (impersonalitas), yaitu pendengar tidak merasa wajib memperhatikan atau menanggapi iklan. Artinya iklan yang dibuat diperuntukkan bagi semua orang, baik pasar sasaran maupun tidak dengan tidak memaksa pasar sasaran untuk memperhatikan dan menanggapinya, karena iklan merupakan komunikasi yang monolog (satu arah).

Kini seiring bertambahnya tahun, iklan pun terus berkembang, tidak saja melalui media cetak dan elektronik tetapi juga melalui direct mail, billboards, poster, serta transit advertising (pada lift, terminal bis, dan lain-lain), kalender, banners, internet websites, majalah surat kabar, radio, handphone, dan televisi. Ada berberapa model periklanan yang digunakan dalam mencapai target wisatawan (Hasan, 2015:265), yaitu:

a. Iklan brand

(26)

b. Iklan media cetak

Iklan wisata memiliki peran utama dalam menyampaikan informasi destinasi wisata, dokumen-dokumen informatif lainnya seperti leaflet, brosur, panduan, dan katalog memiliki derajat penggunaan, manfaat dan efektivitas yang berbeda yang dirancang dan didistribusikan oleh perusahaan, devisi pemasaran, atau rantai distribusi (seperti agen perjalanan, tour operator, dan lain-lain, perusahaan transportasi, resort, daerah-daerah wisata atau biro promosi pariwisata).

c. Iklan poster

Bentuk tertua promosi wisata di lapangan yang menunjukkan kualitas dan estetika yang terpampang di dinding bangunan pinggir jalan, atau iklan transit lainnya (pada umumnya mudah dilihat oleh orang). Poster termasuk representasi grafis yang :

- Disebarkan melalui instansi pemerintah yang relevan, badan, atau biro promosi pariwisata, pameran pariwisata, eksposur, billboard, atau transportasi umum;

- Ditempatkan di bandara, stasiun kereta api, pusat perbelanjaan besar, dan stadion;

- Menunjukkan citra, gambar, dan informasi yang menarik, sertakan alamat dan nomor telepon perusahaan yang menyediakan jasa perjalanan.

2.3.3.2.Penjualan personal (Personal selling)

(27)

pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung dengan pembeli. William G.Nickles dalam Hermawan (2012:107) mendefenisikan penjualan personal adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.

Aktivitas penjualan personal memiliki berberapa fungsi sebagai berikut (Hermawan, 2012:109):

a. Mencari prospek b. Menetapkan sasaran c. Mengkomunikasikan d. Menjual

e. Melayani

f. Mengumpulkan informasi g. Mengalokasikan

Personal selling memiliki peranan yang penting dalam pemasaran pariwisata, karena (Suryadana & Octavia, 2015:161):

- Penjualan personal merupakan interaksi secara personal antara penyedia jasa dan konsumen yang membutuhkan jasa, sehingga kedudukan konsumen menjadi sangat penting.

- Teknik promosi dengan menggunakan teknik penjualan personal dalam mempromosikan produknya menggunakan tenaga manusia bukan mesin. - Orang dalam teknik promosi penjualan personal merupakan bagian dari produk

(28)

Penjualan secara personal dalam aktivitas pariwisata biasanya dilakukan oleh biro perjalanan. Biro perjalanan harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai kebutuhan, selera, dan preferensi calon wisatawan. Mereka perlu memahami motivasi wisatawan, tujuan perjalanan, lama perjalanan, anggaran yang disediakan, serta kebutuhan-kebutuhan khusus.

2.3.3.3.Promosi penjualan (Sales Promotion)

Promosi merupakan elemen dari pemasaran yang digunakan organisasi/ perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumennya. Promosi penjualan merupakan metode penjualan produk secara langsung yang dilakukan oleh para penjual (sales) kepada konsumen. Promosi penjualan adalah insentif jangka pendek untuk mendorong uji coba pembelian sebuah produk. Promosi penjualan bisa berupa diskon atau subsidi untuk memberikan insentif bagi para calon wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi. Adapun contohnya adalah dengan menetapkan diskon tiket penerbangan atau akomodasi kepada wisatawan. Selain itu, contoh lainnya dapat berupa promo yang dilakukan hotel-hotel sebagai bagian dari upaya promosi penjualan.

2.3.3.4.Hubungan masyarakat (Public Relations)

(29)

public relations adalah komunikasi eksternal dengan menggunakan simbol dan tindakan simbolis untuk menginformasikan atau mempengaruhi publik dengan menggunakan tulisan, pemasaran, periklanan, publisitas, promosi, dan event-event penting (Liliweri, 2014:241).

Majelis Humas Dunia mendefinisikan humas sebagai berikut (Suryadana & Octavia, 2015:161):

“Public relations is the art and social science of analyzing trends, predicting their

consequences, counseling organization leaders and implementing planned programs of actions which serve both the organization’s and the public interest”.

Kerja public relations (humas) memang tergolong murah jika dibandingkan dengan kegiatan periklanan yang harus membayar pemasangan iklan pada media massa atau melatih personal seller dengan biaya tinggi. Pada umumnya, pada setiap perusahaan, bagian humas diberikan tanggung jawab untuk menerbitkan media publisitas demi kepentingan promosi.

(30)

Salah satu contoh dari kegiatan public relations dalam aktivitas pariwisata ini adalah seperti pembuatan film atau laporan perjalanan yang dibuat di suatu destinasi wisata. Film yang berlatar belakang destinasi wisata akan jauh lebih kredibel dibandingkan iklan.

2.3.3.5.Pemasaran langsung (direct marketing)

Pemasaran langsung dalam aktivitas pariwisata secara luas didefenisikan sebagai komunikasi langsung ke wisatawan atau bisnis yang dirancang untuk menghasilkan respons secara langsung, permintaan informasi lanjutan, atau kunjungan ke tempat lain untuk pembelian produk tertentu.

Penggunaan surat, telepon, atau internet dirancang untuk mengkomunikasikan secara langsung atau memastikan respons dan dialog dari wisatawan atau calon wisatawan tertentu adalah salah satu sisi dari model direct marketing. Internet menciptakan peluang komunikasi pemasaran yang efektif dan efisien untuk meraih masyarakat di segala penjuru dunia terutama melalui pengembangan website yang lebih menarik. Selain informatif, website destinasi wisata harus bersifat transformasional, yang artinya harus dapat menggambarkan kualitas pengalaman yang akan dialami oleh para wisatawan saat mengunjungi sebuah destinasi.

2.3.3.6.Word of Mouth Marketing

(31)

wisata (Hasan,2015:285). Komunikasi dari mulut ke mulut ini biasanya terjadi ketika pelanggan merasakan sebuah produk itu baik atau tidak. Demikian halnya dalam sektor pariwisata, dimana wisatawan akan memberitahu kerabat-kerabatnya tentang sesuatu yang menarik ataupun kurang menarik ketika berkunjung ke suatu destinasi wisata. Kunci sukses komunikasi ini adalah ketika produk wisata mampu memberikan kualitas pengalaman yang menyenangkan terhadap seorang wisatawan. Demikian juga sebaliknya, hal yang negatif muncul dari wisatawan itu sendiri ketika mereka mengalami pengalaman yang kurang memuaskan pada suatu destinasi wisata.

2.3.4. Komunikasi Pemasaran melalui New Media

New media atau dikenal dengan media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk menjelaskan kemunculan digital, komputer atau jaringan teknologi informasi dan komunikasi pada abad ke-20. Media baru merupakan media yang terbentuk dari hasil interaksi antara manusia dengan komputer dan internet. Contohnya seperti website, blog, online social network, dan media lainnya yang menggunakan komputer sebagai medianya.

(32)

Kehadiran internet di tengah-tengah masyarakat di era globalisasi ini semakin memudahkan masyarakat untuk mencari informasi. Masyarakat tidak perlu mencari informasi melalui surat kabar. Hanya melalui telepon seluler ataupun komputer yang tersambung ke jaringan internet, masyarakat dapat secara praktis mengunduh segala sesuatu informasi yang dibutuhkan.

Setelah memasuki abad ke-21, banyak perubahan paling dinamis sepanjang sejarah pemasaran. Perubahan ini didorong oleh perkembangan teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa, seperti internet melalui fasilitas world wide web (www). Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat itu juga. Internet saat ini sudah menjadi media iklan yang menarik. Banyak praktisi pemasaran mengiklankan produk mereka baik di website sendiri maupun di website milik perusahaan lain. Internet merupakan media yang bahkan dapat digunakan untuk melaksanakan seluruh elemen bauran promosi. Selain digunakan untuk beriklan, internet juga dapat digunakan untuk melakukan kegiatan promosi. Praktisi pemasaran juga menggunakan internet untuk melakukan pemasaran langsung, penjualan personal, serta kegiatan hubungan masyarakat secara lebih efektif dan efisien.

2.3.5. Pariwisata dan Destinasi Wisata

(33)

(1985:104), pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain. Jika disimpulkan, maka pariwisata mengandung pengertian perjalanan yang dilakukan berkali-kali dimana ada objek dan daya tarik wisata yang ingin dilihat sebagai bagian dari perjalanan tersbut.

Pendit (1990:36-42) menjelaskan bahwa jenis-jenis wisata terbagi atas: 1. Wisata budaya, merupakan perjalanan wisata yang dilakukan dengan maksud

untuk mengetahui dan mempelajari keadaan rakyat, kebiasaan, dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, budaya dan seni di daerah atau negara yang dikunjungi.

2. Wisata kesehatan, adalah wisata yang dilakukan demi kepentingan beristirahat dalam arti jasmani dan rohani. Objeknya meliputi tempat peristirahatan seperti mata air panas, tempat yang memiliki iklim yang menyehatkan ataupun tempat-tempat yang menyediakan fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya.

3. Wisata olahraga, pada umumnya wisatawan melakukan suatu perjalanan untuk mengikuti kegiatan olahraga, misalnya Asian Games, Thomas Cup, Olimpiade, dan lain-lain.

4. Wisata komersial, dalam jenis ini termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri dan pameran dagang.

(34)

6. Wisata politik, adalah perjalanan yang dilakukan untuk mengunjungi atau mengambil bagian aktif dalam peristiwa kegiatan politik.

7. Wisata konvensi, adalah perjalanan yang dilakukan untuk mengikuti konvensi atau konferensi.

8. Wisata sosial, merupakan pengorganisasian suatu perjalanan murah serta mudah untuk memberi kesempatan golongan masyarakat ekonomi lemah untuk berwisata. Misalnya perjalanan yang dilakukan oleh rombongan anak-anak panti asuhan.

9. Wisata pertanian, perjalanan yang dilakukan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, ladang pembibitan untuk kepentingan studi atau penelitian. 10.Wisata maritim, kegiatan ini dilakukan dengan olahraga air, seperti

memancing, berselancar, berlayar, dan lain-lain.

11.Wisata cagar alam, perjalanan untuk berkunjung ke daerah cagar alam, hutan lindung, hutan daerah pegunungan, dengan tujuan untuk menikmati keindahan alam, menghirup hawa udara segar, melihat berbagai binatang atau tumbuhan.

2.3.6. Pemasaran Pariwisata

Pemasaran pariwisata merupakan proses manajemen yang membuat perkiraan dan memuaskan kehendak pengunjung yang ada dan calon pengunjung secara lebih efektif dari impor atau destinasi pesaing. (Bungin, 2015:187). Lumsdon dalam Vellas dan Becheler (2008:11) memberikan defenisi pemasaran pariwisata sebagai berikut:

(35)

dan manfaat bagi masyarakat atau keduanya; jalan manapun yang ditempuh, sukses jangka panjang tergantung dari interaksi antara pelanggan dan pemasok. Ini juga berarti menyelamatkan kebutuhan lingkungan dan masyarakat serta merupakan inti dari kepuasan konsumen. Hal-hal tersebut tidak dapat lagi dianggap sebagai sesuatu yang terpisah [[atu dengan yang lainnya.”

Adapun lima ciri penting pemasaran pariwisata adalah (Bungin, 2015:187):

a. Memiliki falsafah yang berorientasi pada pelanggan. b. Menggunakan prosedur dan konsep analisis.

c. Memanfaatkan teknik pengumpulan data. d. Memiliki struktur organisasi.

e. Berada pada wilayah keputusan strategik dan fungsi.

Konsep pemasaran pariwisata berbeda dengan konsep pemasaran sebuah produk. Dalam dunia pemasaran, produk barang yang dijual adalah barang-barang yang dapat disentuh, dilihat dan diraba. Setelah dibeli, maka produk menjadi pemilik si pembeli. Berbeda dengan produk pariwisata, dimana produk pariwisata berupa aspek pelayanan yang memiliki unsur yang tidak nyata.

Produk pariwisata pada umumnya telah diakui sebagai produk pelayanan dengan ciri-ciri khusus sebagai berikut (Bungin, 2015:188):

a. Tidak terlihat fokus penawaran yang tidak fleksibel. b. Fleksibilitas permintaan produk pariwisata.

(36)

Berbicara tentang strategi komunikasi pemasaran pariwisata, tentunya destinasi sebagai tujuan harus dipahami sebagai sebuah konsep. Destinasi merupakan kumpulan produk pariwisata, seperti hotel, taman bermain, ataupun tempat-tempat hiburan lainnya. Semakin luas suatu wilayah atau daerah, maka semakin sulit untuk memasarkannya. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh kesulitan komponen komunikasi, melainkan karena sifat dari organisasi yang melaksanakan pemasaran. Oleh karena kesulitan tersebut, maka sebuah badan pemerintah, yang dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata harus mampu mengembangkan strategi komunikasi pemasaran melalui visi dan misi sebuah badan atau lembaga serta batas-batas pengendaliannya.

Strategi komunikasi pemasaran destinasi mengacu pada matherdhood statement yang melengkapi jiwa kekeluargaan yang dibangun dalam visi dan misi destinasi masing-masing. Namun, visi dan misi destinasi sebuah negara dengan kabupaten/kota berbeda-beda. Kadang kala sering dijumpai adanya tumpang tindih antara suatu daerah dengan daerah lainnya. Seharusnya, visi dan misi satu destinasi dengan yang lainnya saling melengkapi. Semua ini menunjukkan bahwa memang sukar untuk merumuskan suatu kalimat yang sesungguhnya menjadi visi destinasi atau visi pariwisata di suatu destinasi.

Visi pariwisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan adalah “menjadikan kota Medan sebagai kota tujuan wisata.” Adapun misinya adalah

sebagai berikut :

(37)

(2) Meningkatkan, menampilkan atraksi budaya lokal dan kesenian daerah. (3) Meningkatkan sarana dan prasarana objek wisata.

(4) Meningkatkan pelayanan kepariwisataan terutama sadar wisata masyarakat di daerah tujuan wisata dan pelaku usaha pariwisata.

(5) Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat terhadap peraturan dalam bidang kepariwisataan.

Sebuah badan atau organisasi pemerintah yang dalam hal ini Dinas kebudayaan dan Pariwisata berkontribusi dalam pemasaran pariwisata melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Penelitian yang membangun prioritas promosi untuk mencapai segmen pasar sasaran dan menentukan citra destinasi dan branding.

b) Berhubungan dan mempengaruhi sektor swasta untuk mencapai prioritas. c) Mengkoordinasikan tools promosi produk wisata yang tidak disediakan oleh

sektor swasta seperti informasi wisata dan website pariwisata.

d) Menyediakan investasi dan dukungan pemasaran untuk produk baru dan pertumbuhan yang relevan dengan kebijakan.

e) Menciptakan fasilitas pemasaran dan kampanye koperasi bagi ribuan usaha kecil sektor pariwisata yang tidak mampu berpartisipasi dalam pemasaran baik pada skala nasional maupun internasional.

f) Memberikan saran dan kepemimpinan berdasarkan sumber informasi.

2.3.7. Produk Pariwisata

(38)

apabila seluruh rangkaian perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman yang baik bagi orang yang melakukan perjalanan wisata. Produk wisata sebagai salah satu objek penawaran dalam pemasaran pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri dari 3 bagian (Yoeti, 1985:211) :

1) Daya tarik daerah tujuan wisata, termasuk di dalamnya citra yang dibayangkan oleh wisatawan.

2) Fasilitas yang dimilki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha pengolahan makanan, parkir, trasnportasi, rekreasi dan lain-lain.

3) Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.

Mason dan Poerwanto dalam Suryadana dan Octavia (2015:47) membuat rumusan tentang komponen-komponen produk wisata yaitu:

a. Atraksi, yaitu daya tarik wisata yang ada di destinasi wisata.

Setiap destinasi pariwisata memiliki daya tarik berbeda-beda sesuai dengan kemampuan atau potensi yang dimiliki. Daya tarik wisata biasanya berupa: 1) Daya tarik wisata alam, yaitu segala bentuk daya tarik yang dimiliki oleh alam, misalnya: laut, pantai, gunung, danau, lembah, bukit, air terjun, sungai, dan hutan.

2) Daya tarik wisata buatan manusia, meliputi tarian, lagu, upacara adat, lukisan, bangunan seni, dan lain-lain.

b. Aksesbilitas, yaitu kemudahan untuk mencapai tempat tujuan wisata.

(39)

wisatawan dalam merencanakan perjalanan wisata, sehingga secara umum dapat mempengaruhi budget perjalanan tersebut.

c. Amenities yaitu fasilitas dan pelayanan yang ada pada destinasi wisata.

Komponen fasilitas dan pelayanan perjalanan biasanya terdiri dari unsur alat transportasi, fasilitas akomodasi, fasilitas makan dan minum dan fasilitas penunjang lainnya yang bersifat spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan perjalanan. Komponen ini tidak terlepas dari adanya komponen prasarana atau infrastruktur. Fasilitas transportasi baru dapat disediakan apabila ada jaminan bahwa prasarana jalan sudah tersedia, demikian juga fasilitas telekomunikasi dapat disediakan apabila prasarana jaringan penghubung ke destinasi pariwisata tersebut sudah tersedia.

d. Hospitality, yaitu keramahtamahan yang ditawarkan di destinasi wisata.

Suatu destinasi wisata akan meninggalkan kesan yang baik apabila masyarakat di suatu destinasi wisata ramah sehingga akan memunculkan perasaan wisatawan udan terbuka terhadap wisatawan yang berkunjung.

Secara umum, karakteristik utama produk pariwiwsata adalah jasa (service), dengan demikian meningkatkan mutu pelayanan jasa di bidang pariwisata berarti juga meningkatkan mutu produk pariwisata. Ada berberadap karakter dari produk pariwisata, yaitu (Suryadana dan Octavia, 2015:50):

a) Tidak dapat dipindahkan.

b) Tidak memerlukan perantara untuk mencapai kepuasan. c) Tidak dapat disimpan.

(40)

f) Sangat tergantung pada faktor manusia.

g) Memiliki tingkat resiko yang tinggi dalam hal investasi.

h) Tidak memiliki standar atau ukuran yang obyektif dalam menilai mutu produk.

2.3.8. Destinasi Pariwisata

Destinasi pariwisata adalah area atau kawasan geografis yang berbeda dalam suatu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat unsur: daya tarik wisata, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, masyarakat serta wisatawan yang saling terkait dan melengkapi untuk terwujudnya kegiatan kepariwisataan.

Daya tarik wisata sejatinya merupakan kata lain dari obyek wisata, namun sesuai peraturan pemerintah Indonesia tahun 2009, kata obyek wisata sudah tidak relevan lagi untuk menyebutkan sudatu daerah tujuan wisatawan, sehingga

digunakanlah istilah “Daya Tarik Wisata”. Berdasarkan Undang-Undang

Republik Indonesia No.10 tahun 2009, daya tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan.

Daya tarik wisata menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dibagi menjadi tiga macam, yaitu (Suryadana dan Octavia, 2015:52):

1. Daya tarik wisata alam

(41)

setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi empat kawasan, yaitu:

a. Flora fauna

b. Keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya ekosistem pantai dan hutan bakau.

c. Gejala alam, misalnya sumber air panas, air terjun, dan danau.

d. Budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, dan usaha perikanan.

2. Daya tarik wisata sosial budaya

Daya tarik wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai obyek dan daya tarik wisata meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan.

3. Daya tarik wisata minat khusus

Daya tarik wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatwan yang memilki motivasi khusus. Dengan demikian biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Contohnya berburu, arung jeram, menyelam, mendaki gunung, dan lain-lain.

Suatu daya tarik wisata dapat menarik untuk dikunjungi oleh wisatawan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut (Suryadana dan Octavia, 2015:53): 1. What to see, artinya di tempat tersebut harus ada obyek dan atraksi wisata

(42)

2. What to do, artinya di tempat tersebut selain banyak yang dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama di tempat itu.

3. What to buy, artinya tempat tujuan wisata harus tersedia fasilitas untuk berbelanja terutama sovenir atau buah tangan untuk dibawa ke tempat asal. 4. What to arrived, mencakup aksesibiltas, yaitu bagaimana kita mengunjungi

daya tarik wisata tersebut, kendaraan apa yang akan digunakan dan berapa lama tiba ke tempat tujuan wisata tersebut.

5. What to stay, bagaimana wisatawan akan tinggal untuk sementara selama dia berlibur.

Kepuasan seseorang untuk melakukan perjalanan wisata dipengaruhi oleh kuatnya faktor-faktor pendorong dan faktor-faktor penarik. Faktor pendorong dan penarik ini sesungguhnya merupakan faktor internal dan eksternal yang memotivasi wisatawan untuk mengambil keputusan untuk melakukan perjalanan wisata. Faktor pendorong bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata antara lain sebagai berikut (Ryan dalam Suryadana dan Octavia, 2015:57):

a. Escape. Ingin melepaskan diri dari lingkungan yang dirasakan menjemukan dari pekerjaan sehari-hari.

b. Relaxation. Keinginan untuk penyegaran yang juga berhubungan dengan motivasi untuk escape.

(43)

d. Strengthening family bonds. Ingin mempererat hubungan kekerabatan. Keakraban hubungan kekerabatan ini juga terjadi diantara anggota keluarga yang melakukan perjalanan bersama-sama, karena kebersamaan sangat sulit diperoleh dalam suasana kerja sehari-hari.

e. Prestige. Untuk menunjukkan gengsi dengan mengunjungi destinasi yang menujukkan kelas dan gaya hidup yang juga merupakan dorongan untuk meningkatkan status atau derajat sosial.

f. Social interaction. Untuk dapat melakukan interaksi sosial dengan teman sejawat atau dengan masyarakat lokal yang dikunjunginya.

g. Romance. Keinginan untuk bertemu dengan orang-orang yang bisa memberikan suasana romantis atau untuk memenuhi kebutuhan seksual. h. Educational opportunity. Keinginan untuk melihat sesuatu yang baru,

mempelajari orang lain dan/ atau daerah lain atau mengetahui kebudayaan etnis lain.

i. Self-fulfillment. Keinginan untuk menemukan diri sendiri, karena diri sendiri biasanya bisa ditemukan pada saat kita menemukan daerah atau orang yang baru.

j. Wish-fulfillment. Keinginan untuk merealisasikan mimpi-mimpi yang lama dicita-citakan sampai mengorbankan diri dengan cara berhemat, agar bisa melakukan perjalanan wisata.

Sedangkan faktor penarik bagi seseorang untuk melakukan perjalanan wisata antara lain sebagai berikut (Ryan dalam Suryadana dan Octavia, 2015:58):

(44)

c. retail advertising, d. wholesale marketing, e. special events, f. incentive schemes, g. visiting friends, h. visiting relatives, i. tourist attractions, j. culture, dan

k. natural environment & man-made environment

2.4.Kerangka Pemikiran

(45)

Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Peneliti

( Sumber: Peneliti: 2016) Promotion Mix

Periklanan Penjualan personal Pemasaran lagsung Word of mouth marketing

Kota Medan Sebagai Kota Wisata sesuai

Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan Strategi Dinas Kebudayaan dan

Pariwisata Kota Medan

Segmentasi

Targeting

Gambar

Gambar 2.1. Proses komunikasi Menurut Smith dan Taylor
Gambar 2.2. Kerangka Pemikiran Peneliti

Referensi

Dokumen terkait

Siswa dapat menyebutkan pengertian infak dengan benar melalui metode pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).C. Siswa dapat menyebutkan pengertian

dengan 2014, hal ini disebabkan menurunnya konsumen karena persaingan yang semakin tinggi dengan pesaing lainnya yang berada diarea Resto Seafood New Javana

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN  RPP 6 Sekolah SMP Negeri 1 Homesdku.com Mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas/Semester VII/1 Alokasi Waktu 16

Keberadaan tambalan amalgam di dalam rongga mulut menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme sel epitel pada mukosa oral.Sel epitel terlepas didapatkan melalui eksfoliatif

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Peningkatan Kinerja Karyawan pada Balai Pelatihan Teknis Pertanian Kalasey, Jurnal EMBA, Vol.1 No.3 Juni 2013, Hal. Pengaruh

Analisis Pengaruh Promosi, Harga, Kualitas Produk Dan Layanan Purna Jual Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda. Jurnal Fakultas

183/PMK.03/2015 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Ketetapan Pajak dan. Surat

Kemajuan teknologi dan informasi yang ditandai dengan munculnya internet dan makin canggihnya alat-alat komunikasi secara langsung telah mempermudah kita untuk memperoleh