• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rowbertho Manurung, Ari Wibowo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rowbertho Manurung, Ari Wibowo"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Preheat Terhadap Pengelasan Proses SMAW

pada Leaf Spring Menggunakan Electrode 8018 dengan

Melakukan Pengujian Hardness Test dan Macro Etching

Rowbertho Manurung, Ari Wibowo

Batam Polytechnics

Mechanical Engineering Study Program

Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Proses pengelasan merupakan metode yang banyak dilakukan untuk menyambungkan dua material logam menjadi satu bagian yang solid. Untuk menghasilkan pengelasan yang bagus dan kuat diperlukan proses perlakuan panas awal yaitu preheat. Preheat dilakukan sebelum proses pengelasan yang bertujuan untuk mengurangi laju pendinginan atau perubahan suhu secara tiba-tiba agar microstructure pada material tidak banyak mengalami perubahan, dimana dampak dari perubahannya dapat memicu terjadinya retak. Untuk mengetahui pengaruh preheat dilakukan pengujian merusak dengan metode hardness test dan macro etching yang dibandingkan melalui variasi suhu preheat terhadap 4 sambungan leaf spring dengan perbedaan suhu 50 oC. Setelah dilas sambungan leaf spring

kemudian dipotong menjadi 1 material uji per 1 sambungan. Material uji dihaluskan permukaannya dengan polisher dan dilakukan pengujian macro etching menggunakan larutan etanol 95% yang hasilnya kemudian dilihat secara visual dan direkam. Sebelum melakukan hardness test material uji ditandai pada bagian tengah sebanyak 20 titik lalu diuji dengan mesin rockwell hardness test. Dari hasil pengujian terdapat perbedaan dari rata-rata nilai kekerasan sebesar 1.51 HRB (2.18%) dan hasil pengujian macro etching memperlihatkan hasil pengelasan yang mulus tanpa cacat. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa preheat tidak berpengaruh besar terhadap sifat kekerasan material dan menghasilkan pengelasan yang bagus.

Kata kunci: Preheat, Leaf spring, SMAW, Hardness test dan macro etching

Abstract

The welding process is a widely applied method for connecting two metal materials into one solid piece. To produce a good and strong welding required the initial heat treatment process is preheat. Preheat is done before the welding process which aims to reduce the rate of cooling or sudden changes in temperature so that the microstructure in the material is not much changed, where the impact of the changes can trigger a crack. To determine the influence of preheat done with method of destructive testing by hardness test and macro etching which is compared through variation of preheat temperature of 4 leaf spring connection with 50 oC temperature difference. After welded the leaf

spring connection later cut into 1 test material per 1 connection. The test material was smoothed it’s surface with polisher and tested by macro etching using 95% ethanol solution which the result was then seen visually and recorded. Before performing the hardness test the test material marked on the middle as much as 20 points then tested with rockwell hardness test machine. From the test results there is a difference from the average value of hardness amount 1.51 HRB (2.18%) and macro etching test results show a smooth weld without defect. The results show that preheat has no significant effect on the hardness of the material and produces good welding.

(2)

1

Pendahuluan

Sekarang ini pengelasan bukanlah hal yang asing bagi proses mengikat atau menyambungkan logam menjadi satu kesatuan yang utuh atau solid. Proses pengelasan SMAW (shielded metal arc welding) merupakan proses yang banyak digunakan karena memiliki beberapa factor yang menguntungkan seperti biaya yang murah, mudah digunakan, persediaan yang memadai dan lain sebagainya. SMAW membutuhkan filler metal atau elektroda yang banyak jenisnya dan dipilih berdasarkan kebutuhan pengelasan. Elektroda 8018 adalah salah satunya, yang mana definisinya adalah kuat tarik minimum sebesar 80ksi, posisi pengelasan bisa untuk semua posisi, jenis pembungkusnya low hydrogen potassium dan jenis arusnya AC, DC+, dan DC- [1].

Preheat merupakan parameter pengelasan yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Preheat adalah perlakuan panas awal sebelum memulai pengelasan yang diberikan terhadap logam las untuk mendapatkan dan menjaga

preheat temperature selama proses pengelasan yang bertujuan untuk mengantisipasi perubahan

temperature secara tiba-tiba terhadap logam yang sedang dilas yang dapat mengakibatkan perubahan

microstructure dari logam dan akan memicu terjadinya retak, preheat juga dapat mengurangi tegangan sisa dan distorsi selama proses pengelasan secara efektif [1].

Preheat Temperature adalah suhu pada area disekitar logam (base metal) yang akan dilas, Preheat bisa dilakukan dengan menggunakan burner, oxy-acetylene heating torch, pemanasan induksi, atau pemanasan difurnace dan diusahakan pemanasannya merata untuk memastikan base metal panas sesuai dengan

preheat temperature yang diinginkan. Disarankan untuk memanaskan sisi yang berlawanan dengan yang dilas dan untuk mengukur suhu permukaan yang bersebelahan dengan sambungan las dan suhu harus diperiksa untuk memastikan bahwa minimum preheat temperature yang telah ditetapkan tercapai sebelum memulai pengelasan untuk setiap pass [2]. Material yang akan dilas adalah leaf spring (per daun). Leaf spring banyak digunakan pada kendaraan dengan daya angkut yang besar, seperti truk, bis,

trailer dan lain-lain. Konstruksi leaf spring terdiri dari lapisan-lapisan pelat baja yang disebut leaf. Leaf

digabungkan dengan center bolt dan U-bolt. Untuk mengetahui pengaruh preheat terhadap proses pengelasan pada leaf Spring akan dilakukan pengujian merusak.

Pengujian merusak (destructive test) merupakan metode untuk mengetahui dan menentukan sifat mekanik material, dan kualitas las-lasan untuk menahan tekanan, beban atau perlakuan tertentu, sesuai dengan metode pengujian merusak yang

dilakukan dimana material atau hasil dari pengelasan yang ingin diuji akan dirusak untuk mengetahui sifat mekanik tersebut. Cacat (defect)

dapat terjadi pada hasil pengelasan ataupun bawaan dari material (base metal) yang disebabkan oleh factor-faktor tertentu juga dapat diketahui dengan pengujian merusak. Pengujian merusak yang akan dilakukan adalah macro etching dan hardness Test. Yang dimana macro etching test sebagai pengujian merusak qualitative dan hardness test sebagai pengujian merusak quantitave [1].

Macro etching adalah proses pengujian material yang menggunakan mata terbuka (visual) dengan tujuan untuk dapat memeriksa ada atau tidaknya

defect pada base metal dan weld metal serta dapat melihat jumlah layer dan fusi dari setiap layernya juga berfusi atau tidaknya antara base metal dengan

weld metal. Luas daerah HAZ juga akan terlihat dengan pengujian ini. Angka kevalidan pengujian makro berkisar antara 0,5 sampai 50 kali.

Etsa (etching) pada dasarnya dilakukan dengan cara mencelupkan specimen atau material uji kedalam cairan etsa, bias juga dioleskan atau disiram. Setiap jenis logam mempunyai cairan etsa (etching reagent) masing-masing seperti untuk carbon steel

dan low alloy steel menggunakan etching reagent

yaitu nitric acid dan alcohol dengan perbandingan 1 : 4 [4]. Untuk menguji hasil pengelasan pada material leaf spring digunakan cairan ethanol 95%.

Hardness test adalah pengujian merusak yang bertujuan untuk mendapatkan nilai kekerasan dari struktur pada suatu bahan logam. Hal ini memberi kemampuan logam untuk memperlihatkan ketahanan terhadap indentasi yang menunjukkan ketahanannya terhadap keausan dan abrasi. Hardness test terdiri dari beberapa metode pengujian seperti Brinell, Rockwell, Vickers dan Scleroscope [1].Metode yang akan digunakan untuk menguji kekerasan dari hasil pengelasan material leaf spring adalah rockwell hardness test. Prinsip kerja rockwell hardness test

adalah memberi beban awal untuk kestabilan letak dari material uji terhadap indentor yang kemudian diberi beban berikutnya kedalam jejak pembebanan awal lalu hasilnya langsung dikonversikan menjadi nilai kekerasan (HR) yang dapat langsung dibaca pada mesin rockwell hardness test [3].

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar dampak dari preheat terhadap proses pengelasan leaf spring dengan 4 variasi suhu preheat

yang diaplikasikan berdasarkan hasil dari macro etching test dan hardness test yang dilakukan. Serta mendapatkan hasil pengelasan dengan variasi suhu

preheat yang mulus dan kuat berdasarkan nilai kekerasannya untuk dipilih sesuai dengan kebutuhan

pemakaian leaf spring yang nantinya tidak memerlukan center bolt dan U-bolt lagi melainkan dilas untuk mengikat pelat-pelat pegas (leaf) menjadi sebuah leaf spring yang kokoh dan kuat .

(3)

80

150 12

2

Metodologi Penelitian

Penelitian dilakukan dengan 4 langkah kerja, yaitu persiapan material, pengaplikasian preheat, pengelasan material dan pengujian merusak (Destructive Test) dengan metode macro etching dan

rockweel hardness test. Material yang digunakan

adalah 2 pelat pegas (leaf) terpanjang dari leaf spring yang panjangnya 1500 mm, lebar 80 mm dan tebal 12 mm. Material tersebut kemudian dibagi menjadi 8 potongan pelat, yang masing-masing potongan pelat mempunyai ukuran dimensi 150 mm x 80 mm x 12 mm, setelah selesai dipotong kemudian pelat dibevel

dengan sudut 45o seperti yang diilustrasikan pada

Gambar 1. Proses Pemotongan pelat dan pembentukan

bevel dilakukan menggunakan mesin plasma cutting.

Gambar 1. Dimensi Material Las

Hasil pemotongan dan bevel kemudian digerinda yang bertujuan untuk menghaluskan permukaan bevel dan menghilangkan HAZ yang tercipta akibat panas yang tinggi digunakan saat pemotongan menggunakan mesin plasma cutting. Pelat yang akan digerinda dijepit menggunakan ragum seperti pada Gambar 2. Setelah selesai 2 pelat kemudian ditackweld dan diberi support

menjadi 1 sambungan pengelasan lalu dilakukan pengaplikasian preheat seperti pada Gambar 3. Suhu preheat dapat diketahui menggunakan Thermometer Infrared dengan cara menembakkan sinar infrared ke material yang sedang dipreheat kemudian muncul nominal suhu pada layar thermometer.

Gambar 2. Proes Penggerindaan Bevel

Proses pengaplikasian preheat menggunakan variasi

temperature seperti yang ada pada Tabel 1.

TABEL 1 VARIASI TEMPERATURE PREHEAT Material Uji Preheat (oC)

1 150-180

2 200-230

3 250-280

4 300-330

Gambar 3. Proses Pengaplikasi Preheat

Setelah suhu preheat telah tercapai sesuai dengan yang ditentukan pada Tabel 1 maka dilanjutkan dengan proses pengelasan seperti pada Gambar 4 yang sesuai dengan parameter pengelasan yang ada pada Tabel 2.

Gambar 4. Proses Pengelasan TABEL 2 PARAMETER PENGELASAN

Proses SMAW Travelspeed (cm/menit) 15 Amphere (A) 110 Polarity DCEP Voltage (V) 20-23 Diameter elektroda 3.2 Elektroda E 8018 45o

(4)

Setelah selesai dilas hasil dari pengelasan kemudian dipotong untuk dijadikan 1 material uji per sambungan pengelasan leaf spring sehingga didapatkan 4 material uji. Setelah pemotongan selesai material uji dihalukan permukaannya dengan gerinda dan diamplas dengan mesin polisher hingga tampak mengkilap seperti kaca. Kemudian dilakukan pengujian macro etching dengan larutan ethanol 95% yang diteteskan pada daerah yang ingin diuji seperti yang terlihat pada Gambar 5, selama 10-15 detik lalu dibersihkan dengan air, ethanol dan dikeringkan [4].

Gambar 5. Proses Macro etching

Pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell Hardness Test. Sebelumnya material uji diberi tanda berupa garis dan titik untuk mempermudah akurasi dari pembebanan indentor. Pengujian kekerasan dilakukan dengan mengambil 20 titik dari bagian tengah material uji yang mewakili weld metal, HAZ dan base metal

dimana setiap titik ke titik yang lain berjarak 2mm [3]. Proses pengujian kekerasan dengan metode rockwell hardness test dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Proses Rockwell Hardness Test

3

Analisa Data dan Pembahasan

A. Macro etching

Pengujian macro etching bertujuan untuk melihat secara visual hasil pengelasan seperti, apakah weld metal menyatu dengan baik terhadap base metal, apakah terdapat cacat las pada hasil pengelasan dan bentuk serta jumlah layer dan pass dari pengelasan dan juga lebarnya luas daerah HAZ yg tercipta saat proses pengelasan.

Gambar 7. Hasil Macroetching material uji 1

(5)

Gambar 10. Hasil Macroetching material uji 4

Setelah hasil dari pengujian macroetching didapatkan seperti pada gambar 7-10 dan dibandingkan dengan

acceptance criteria untuk macro etching test yang terdapat pada code AWS D1.1 paragraph 4.9.4.1 : Untuk kualifikasi yang dapat diterima, material uji, saat diperiksa secara visual, harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut :

a)Tidak ada retak (crack)

b)Fusi menyeluruh antara layer yang berdekatan pada

weld metal dan antara weld metal dan base metal c)Profil las sesuai dengan detail yang ditentukan,

tetapi tidak ada variasi yang dilarang dalam 5.23 d)Tidak ada undercut melebihi 1/32 in [1 mm]. maka dapat disimpulkan bahwa hasil pengelasan dari 4 material uji dengan variasi preheat mulus dan bagus tidak ditemukan cacat (crack dan undercut). Antar

layer dengan weld metal berfusi dan antara weld metal

dengan base metal berfusi dan menyatu dengan baik.

B. Rockwell Hardness Test

Pengujian kekerasan dengan menggunakan metode

Rockwell dapat dilihihat hasilnya pada gambar 11-14 dan Grafik nilai kekerasan.

Gambar 11. Hasil Rockwell hardness test material uji 1

Gambar 12: Hasil Rockwell hardness test material uji 2

Gambar 13. Hasil Rockwell hardness test material uji 3

Gambar 14. Hasil Rockwell hardness test material uji 4

Dari hasil pengujian kekerasan menggunakan metode

Rockwell dengan variasi preheat pada 4 material uji didapatkan nilai kekerasan yang paling tinggi berada pada daerah base metal dan nilai kekerasannya cenderung menurun hingga ke weld metal. Nilai kekerasan antar material uji yang dapat dilihat pada grafik nilai kekerasan tidak memperlihatkan perbedaan yang besar. Material uji 2 memiliki nilai kekerasan yang paling tinggi dari hasil rata-rata nilai kekerasan yang didapatkan. Juga dapat dilihat memlalui grafik nilai kekerasan. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh preheat terhadap sifat kekerasan dari hasil pengelasan material leaf spring tidaklah besar, hanya menyebabkan sedikit perbedaan nilai kekerasannya.

(6)

4

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi data mengenai pengaruh variasi preheat terhadap proses pengelasan SMAW pada maerial leaf spring menggunakan elektroda 8018 dengan suhu 150-180oC pada benda uji

1, 200-230oC pada benda uji 2, 250-280oC pada benda

uji 3 dan 300-330oC pada benda uji 4, setelah

dilakukan pengujian hardness test dan macro etching, dapat disimpulkan bahwa :

1. Hasil pengujian hardness test menunjukan bahwa pada material uji 2 dengan suhu preheat 200-230oC

memiliki rata-rata nilai kekerasan yang paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya yaitu 69.26 HRB, namun perbedaannya tidak begitu besar, hanya selisih 1.51 HRB. Jadi pengaruh preheat

terhadap sifat kekerasan dari sambungan pengelasan material leaf spring sebesar 2.18%.

2.Hasil pengujian macro etching menunjukan bahwa

preheat mempengaruhi hasil dari pengelasan leaf spring dengan menghasilkan pengelasan mulus dan tidak ada cacat las ditemukan.

Referensi

[1] Sihombing Sofyan, CWII Modules, Ikbal-M-Yos, Batam, 2000.

[2] American Welding Society, Structural Welding Code-Steel, American National Standards Institute, America, 2015

[3] American Standard Testing and Material E 18, Standard Test Method for Rockwell Hardness of Metallic Materials, Agencies of the Department of Defense, America, 2003.

[4] American Standard Testing and Material E 340, Standard Test Method for Macroetching of Metall and Alloys, Agencies of the Department of Defense, America, 2003. 50 55 60 65 70 75 80 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

HRB

Posisi pengujian

Grafik nilai kekerasan

Uji 1

Uji 2

Uji 3

Uji 4

Keterangan :

1.) Uji 1 adalah material uji 1 dengan suhu preheat 150 - 180 derajat celcius 2.) Uji 2 adalah material uji 2 dengan suhu preheat 200 - 230 derajat celcius 3.) Uji 3 adalah material uji 3 dengan suhu preheat 250 - 280 derajat celcius 4.) Uji 4 adalah material uji 4 dengan suhu preheat 300 - 330 derajat celcius

Gambar

Gambar 3. Proses Pengaplikasi Preheat
Gambar 6. Proses Rockwell Hardness Test
Gambar 11. Hasil Rockwell hardness test material uji 1

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diobservasi hambatan mobilitas fisik belum teratasi, pada hari kedua dan ketiga dilakukan tindakan yang sama, membantu klien berpindah sesuai dengan kebutuhan klien,

Maka permasalahan yang diteliti dibatasi sesuai dengan rumusan masalah yang dibahas yaitu mengenai pelanggaran terhadap asas hukum diplomatik dalam kasus penolakan

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Berdasarkan hasil analisis dan pengamatan dari kegiatan forensik perangkat IoT pada level device menunjukkan bahwa perangkat Raspberry pi 3 Model B+ yang mengendalikan

Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan dari sumber daya manusia pada suatu perusahaan, akan memiliki dampak kurang optimalnya kinerja perusahaan dalam mencapai

BRI Cabang Puti Hijau Medan merupakan instansi yang bergerak dibidang jasa. Sebagai instansi pemberi jasa dan layanan adalah sangat penting dalam proses penyampaian jasa

Setelah penulis mengkaji permasalahan dan melakukan riset mengenai masalah didalamnya, inti dari permasalahan dikarenakan orang tua menganggap bahwa pendidikan seks

Karena banyaknya kecelakaan pesawat udara yang terjadi maka perusahaan penerbangan dalam hal ini maskapai penerbangan yang bersangkutan tidak hanya dihadapkan pada