• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEPRESI LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEPRESI LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN UMBULHARJO YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEPRESI LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN

UMBULHARJO YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun oleh: MERRY SAMBUARI

32105004

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

(2)
(3)

iv

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEPRESI LANSIA DI PANTI WREDHA BUDHI DHARMA PONGGALAN

UMBULHARJO YOGYAKARTA 1

Merry Sambuari, 2Umi Istianah, 3Yanita Trisetiyaningsih INTISARI

Latar Belakang : Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menyebabkan seorang lansia mengalami depresi. Depresi lansia akan mempunyai dampak yang cukup serius terhadap fisik dan kehidupan sosialnya. Tujuan : Untuk mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara sampel jenuh (total populasi) dari seluruh populasi yaitu sebanyak 33 orang lansia. Metode analisa yang digunakan adalah Univariat. Hasil : Faktor psikologis yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta mayoritas masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 66,7%, faktor psikososial mayoritas masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 72,7%, dan faktor budaya mayoritas masuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 81,8%, Faktor jenis kelamin mayoritas adalah perempuan yaitu sebesar 72,7%, faktor usia mayoritas adalah 60-74 tahun yaitu sebesar 54,5%, faktor status perkawinan mayoritas adalah janda/duda yaitu sebesar 93,9%.

Kesimpulan : Faktor psikologis mayoritas masuk dalam kategori tinggi, faktor psikososial mayoritas masuk dalam kategori rendah, dan faktor budaya mayoritas masuk dalam kategori sedang, faktor jenis kelamin mayoritas adalah perempuan, faktor usia mayoritas adalah 60-74 tahun, faktor status perkawinan mayoritas adalah janda/duda.

Kata Kunci : Faktor-faktor yang mempengaruhi depresi lansia, Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta

1

Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta 2

Dosen Jurusan Keperawatan POLTEKKES Yogyakarta 3

(4)

v

FACTORS THAT INFLUENCE OF INTEGRATED HEALTH DEPRESSION AT BUDHI DHARMA CHARITY HOUSE OF PONGGALAN

UMBULHARJO YOGYAKARTA 1

Merry Sambuari, 2Umi Istianah, 3Yanita Trisetiyaningsih ABSTRACT

Background: Elderly as the final stage of the human life cycle, often tinged with living conditions that are not in line with expectations. Many factors cause a depressed elderly. It can bring a serious impact to physical and social life of the elderly.

Objectives: To determine the factors that influence of integrated health depression at Budhi Dharma Charity House of Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Method: This study was descriptive. The sample in this study by saturated samples (total population) from the entire population as many as 33 people elderly. Analysis of the data used are univariate.

Results: Psychological factors that influence of integrated health depression at Budhi Dharma Charity House of Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta are the majority in high category as many as 66,7%, psychosocial factors are the majority in high category as many as 72,7%, and cultural factors are the majority in medium category as many as 81,8%, Gender factor majority is female as many as 72,7%, age factor majority is 60-74 years old as many as 54,5%, status of marriage factor majority is widow/widower as many as 93,9%.

Conclusions: Psychological factors is high category, psychosocial factors is high category, and cultural factors is medium category, gender factor majority is female, age factor majority is 60-74 years old, status of marriage factor majority is widow/widower,

Keywords: Factors that influence of integrated health depression, Budhi Dharma Charity House of Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

1

Student of Nursery Study Programme Ahmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences

2

Lecture of POLTEKKES Yogyakarta, School of Health 3

(5)

vi PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Depresi Lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta” yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi sarjana keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta, sepanjang sepengetahuan saya bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari skripsi yang sudah dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta maupun di perguruan tinggi atau institusi manapun kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, September 2012

Merry Sambuari NPM : 32105004

(6)

ix

Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah- Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Faktor – faktor yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta“. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi- tingginya kepada :

1. dr. I Edy Purwoko, Sp. B, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Dwi Susanti, S.Kep., Ns, selaku Ketua Prodi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun skripsi.

3. Umi Istianah.,Ns., M.Kep., Sp.MB selaku Pembimbing I dalam penyusunan skripsi ini yang telah membimbing penulis dengan baik.

4. Yanita Trisetyaningsih, S.Kep.,Ns selaku Pembimbing II, atas bimbingan, arahan dan koreksinya selama penyusunan dan penulisan skripsi.

Semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal dan mendapatkan balasan yang lebih besar dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapakan saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan skripsi ini. Harapan saya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi institusi STIKES A.Yani Yogyakarta dan pembaca sekalian.

Yogyakarta, September 2012

(7)

x DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

INTISARI ... iv

ABSTRACT ... v

HALAMAN PERNYATAAN ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

DAFTAR TABEL……… xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lanjut Usia 1. Pengertian Lanjut Usia ... 8

2. Batasan Lanjut Usia ... 8

3. Proses Menua ... 8

4. Masalah dan penyakit pada lansia... 9

B. Depresi 1. Pengertian Depresi ... 13

2. Teori Penyebab Depresi ... 13

3. Faktor – faktor yang menyebabkan depresi lansia ... 15

4. Tanda dan Gejala Depresi ... 19

5. Dampak Depresi Pada Lansia ... 19

6. Gambaran Klinis ... 20

C. Kerangka Teori ... 22

D. Kerangka Penelitian ... 23

E. Pertanyaan Penelitian... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

C. Populasi Penelitian ... 24

D. Variabel Penelitian ... 25

E. Definisi Operasional ... 25

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ... 27

(8)

xi

H. Pengolahan dan Analisa Data ... 30

I. Jalannya Penelitian ... 34

J. Etika penelitian ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

2. Analisis Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 41

C. Keterbatasan Penelitian ... 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran... 47 DAFTAR PUSTAKA

(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin ke Dinas Perijinan Yogyakarta

Lampiran 2. Surat Ijin ke Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan, Umbulharjo, Yogyakarta

Lampiran 3. Surat Ijin Screening GDS ke Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan, Umbulharjo, Yogyakarta

Lampiran 4. Surat Ijin Uji Validitas ke Panti Sosial Tresna Wredha Unit Budhi Luhur Yogyakarta

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Responden Lampiran 6. Identitas Responden

Lampiran 7. Kuesioner Faktor Psikologis Lampiran 8. Kuesioner Faktor Psikososial Lampiran 9. Kuesioner Faktor Budaya Lampiran 10.Jadwal Penelitian

(10)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi Operasional

Tabel 2. Kisi-kisi item pernyataan pada Faktor Psikologis Tabel 3. Kisi – kisi item Dukungan sosial

Tabel 4. Dummy Tabel hasil analisis Univariat Panti Werdha Budh Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Tabel 7. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status

Perkawinan

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Faktor Psikologis Di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta Tahun 2012

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Faktor Psikososial Di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta Tahun 2012

Tabel 10. Distribusi Frekuensi Faktor Budaya Di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta Tahun 2012

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah terwujud hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dibidang medis sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut cenderung meningkat dan bertambah lebih cepat (Depkes RI, 2010).

Setiap individu tentunya berharap dapat menjalani masa tuanya dengan bahagia. Ketika memasuki masa tua, sebagian lanjut usia (lansia) dapat menjalaninya dengan bahagia, namun tidak sedikit dari mereka yang mengalami hal sebaliknya, masa tua dijalani dengan rasa ketidakbahagiaan, sehingga menyebabkan rasa ketidaknyamanan (Sumardiono, 2005).

Lanjut usia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Banyak faktor yang menyebabkan seorang lansia mengalami gangguan mental seperti depresi. Depresi dan lanjut usia sebagai tahap akhir siklus perkembangan manusia. Masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta. Pada kenyataannya tidak semua lansia mendapatkan respon yang sama untuk menilai keadaan hidup mereka. Berbagai persoalan hidup yang mendera lansia seperti kemiskinan, kegagalan yang beruntun, stress yang berkepanjangan, keturunan yang bisa merawatnya dan sebagainya. Kondisi hidup seperti ini dapat memicu terjadinya depresi (Syamsuddin, 2006).

(12)

2

Menurut Nugroho (2002), lanjut usia yang mengalami depresi dengan gejala umum yaitu kurang atau hilangnya perhatian diri, keluarga atau lingkungan. Oleh karenanya, dalam menghadapi permasalahan di atas beruntunglah lansia yang masih memiliki keluarga. Keberadaan anggota keluarga seperti anak, cucu, cicit maupun sanak saudara yang lain yang masih memperhatikan, membantu (care) dan peduli dengan permasalahan yang dihadapi lansia. Namun bagi lansia yang hidup sendiri, telah kehilangan pasangan, memiliki pasangan tapi tidak punya anak, berada jauh dari anak-anak (rantauan) akan membuat lansia merasa kesepian, sendiri, tidak ada perhatian dari lingkungan.

Menurut Maryam, dkk (2008) dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan makin panjangnya usia harapan hidup sebagai akibat yang telah dicapai dalam pembangunan selama ini, maka mereka yang memiliki pengalaman, keahlian, dan kearifan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam pembangunan. Kesejahteraan penduduk usia lanjut yang karena kondisi fisik dan/atau mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat.

Depresi pada lansia perlu diwaspadai dan diperhatikan jika pasien lansia menunjukkan keluhan subyektif tentang kelelahan kronis atau menurunnya kondisi fisik, namun tidak didukung oleh temuan obyektif hasil pemeriksaan klinis maupun laboratorium. Perubahan peran sakit juga merupakan tanda untuk mewaspadai depresi pada lansia, seperti perubahan kepatuhan obat, mengabaikan anjuran dokter, minum obat sembarangan, melanggar diet, dan sebagainya. Perlu juga diwaspadai jika terdapat kekambuhan berulang atau respon yang buruk terhadap pengobatan penyakit kronis yang dideritanya meskipun terapi yang diberikan sudah benar dan optimal, motivasi dan tingkat partisipasi yang rendah, kehilangan minat terhadap aktivitas yang disukainya, gangguan tidur atau perubahan pola tidur, gangguan fungsi kognitif semu, selera makan menurun, perubahan sifat dan perilaku, adanya passive-suicide atau para-suicide yakni upaya bunuh diri secara pasif, misalnya dengan mencabut infus, menolak makan, dan sebagainya (Sumardiono, 2005).

(13)

3

Resiko depresi meningkat pada wanita, terutama yang memiliki riwayat depresi, baru saja kehilangan, hidup sendiri, lemahnya dukungan sosial, tinggal di rumah perawatan jangka panjang, penurunan kesehatan, dan keterbatasan fungsional. Resiko bunuh diri pada lansia wanita yang mengalami depresi dua atau tiga kali lebih tinggi daripada lansia laki-laki. Tingginya angka depresi pada lansia wanita lebih berhubungan dengan transisi fungsi reproduksi dan hormonal atau menopause (Maryam, dkk, 2008).

Insidensi depresi di Institusi atau panti menarik untuk dikaji mengingat dewasa ini di Indonesia telah terjadi perubahan terkait dengan pola bertempat tinggal lanjut usia. Semua lanjut usia tinggal bersama dengan anak, tetapi sekarang telah berubah karena mobilitas yang tinggi sehingga anak jarang tinggal bersama orang tuanya lagi (Sumardiono, 2005). Sehingga perlu dikaji faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi depresi lansia yang berada di Institusi atau Panti.

Berdasarkan uraian di atas sebagian besar lansia yang mengalami depresi disebabkan karena kondisi fisik yang menurun, kemunduran psikososial seperti perasan tidak berguna, tidak produktif, kehilangan pasangan hidup, berada jauh dari anak, sehingga kurangnya perhatian diri baik dari orang lain maupun lingkungan. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada tanggal 26 Juni 2012, saat ini lansia yang berada di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta sebanyak 52 orang dan setelah dilakukan screening dengan menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) pada tanggal 28-29 Juni 2012 terdapat 33 lansia yang mengalami depresi.

Terdapat berbagai kegiatan rutin di panti tersebut, salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas yang diadakan 1 bulan sekali. Pada umumnya pemeriksaan hanya mengkaji fungsi fisiknya saja, padahal fungsi psikososialnya juga perlu mendapat perhatian. Hal ini dikaitkan dengan sikap mereka yang terkadang hanya duduk diam, menunduk, memain-mainkan tangan, dan cenderung mengeluhkan kondisi fisiknya. Jarangnya kunjungan dari keluarga (dukungan sosial yang tidak adekuat) juga dapat mengarah pada depresi. Setiap Senin dan Kamis juga diadakan kegiatan agama

(14)

4

(Islam) tetapi hanya kurang lebih 10 orang saja yang datang menghadiri kegiatan, begitu pula dengan kegiatan senam lansia dan orgen tunggal.

Dari hasil wawancara dengan beberapa orang lansia yang tinggal di panti ini dimungkinkan mereka berisiko mengalami depresi terkait dengan faktor biologis (fisik) yaitu penyakit kronis dan keterbatasan fisik. Sedangkan dari faktor psikososialnya yaitu kehilangan pasangan, kurang percaya diri, kekecewaan dan kurangnya dukungan sosial keluarga. Dari hasil wawancara dengan petugas panti juga didapatkan data bahwa hampir 90% lansia di Panti Wredha Budhi Dharma mengalami depresi, tetapi dari hasil screening yang dilakukan peneliti dengan menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) bahwa 63,4% lansia yang depresi.

Sepengetahuan peneliti, penelitian di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta ini sebelumnya belum pernah dilakukan. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

a. Mengetahui gambaran Psikologis yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

(15)

5

b. Mengetahui gambaran Psikososial yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

c. Mengetahui gambaran Budaya yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

d. Mengetahui gambaran Usia yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

e. Mengetahui gambaran Jenis kelamin yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta. f. Mengetahui gambaran Status Perkawinan yang mempengaruhi depresi

lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberi manfaat untuk:

1. Bagi Manajemen Panti Wredha : memberi gambaran dan masukan pada panti dalam rangka menyusun program pengembangan pelayanan kesehatan bagi lansia di panti.

2. Bagi Perawat Panti Wredha : memberi masukan dalam melakukan perawatan terhadap lansia di Panti.

3. Bagi lansia Panti Wredha : agar lansia mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik.

4. Bagi Peneliti lain: sebagai masukan bagi peneliti lain yang mempunyai minat yang sama guna pengembangan lebih lanjut.

(16)

6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang serupa dengan penelitian ini telah banyak dilakukan, di bawah ini akan disebutkan beberapa hasil penelitian dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penelti:

1. Wardiyah (2007) mengenai hubungan antara kesepian dengan depresi pada lansia di Dusun Sendowo Kelurahan Sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan studi deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian adalah lansia berusia 60 tahun atau lebih yang tinggal di Dusun Sendowo Yogyakarta yang diambil dengan teknik random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner Skala Kesepian Lansia dan Geriatric Depression Scale. Analisis data untuk mengetahui hubungan kesepian dengan depresi dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson’s. Hasil penelitian ini menunjukkan 66,67% lansia mengalami kesepian tingkat sedang dan 81,67% lansia tergolong dalam depresi tingkat rendah. Penelitian ini sama-sama meneliti tentang depresi lansia. Perbedaannya adalah variabelnya adalah variabel tunggal yaitu faktor-faktor depresi. Teknik yang digunakan adalah total populasi.

2. Fahrizal (2011) mengenai hubungan tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik lansia karena proses menua dengan tingkat depresi lansia di Desa Sendangadi Sleman. Jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Februari-Maret 2011 dengan subjek lansia di desa Sendangadi Sleman sebanyak 65 orang yang dipilih dengan cara two stage simple cluster sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik lansia karena proses menua dan Geriatric Depression Scale (GDS). Analisa data menggunakan korelasi Somers’d. Hasil penelitian ini menunjukkan tingkat pengetahuan tentang perubahan fisik lansia karena proses menua di desa Sendangadi pada tingkat sedang/cukup (46,2%). Tingkat depresi lansia di desa Sendangadi Sleman adalah normal/tidak ada gejala depresi (56,9%). Penelitian ini sama-sama meneliti tentang depresi lansia. Perbedaan terletak pada subyek

(17)

7

penelitiannya adalah lansia Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta..

3. Demung (2009) mengenai hubungan antara tingkat depresi dengan tingkat kemampuan dalam aktivitas dasar sehari-hari pada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Abiyoso Yogyakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan kuantitatif denagn desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 36 lansia hasil screening yang mengalami depresi dengan nilai GDS ≥ 5. Pengambilan data dilakukan selama 2 bulan yaitu pada bulan November-Desember 2008. Data yang diperoleh kemudian diuji dengan menggunakan uji statistik Spearman’s Rank. Hasil penelitian ini adalah tingkat depresi lansia di PSTW Abiyoso Yogyakarta sebagian besar depresi ringan yaitu 32 (88,9%), depresi sedang sampai berat 4 (11,1%). Penelitian ini sama-sama meneliti tentang depresi lansia. Perbedaan terletak pada variabel yaitu variabel tunggal, di penelitian ini yang di ukur adalah faktor-faktor depresi lansia. Teknik yang digunakan adalah total populasi.

(18)

38 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Panti Wredha Budhi Dharma terletak di areal resmi milik Pemerintah daerah di Ponggalan UH 7/203 Yogyakarta. Adapun tujuan pendirian panti ini adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi lanjut usia karena sesuatu dan beberapa hal harus mendapatkan pelayanan di dalam panti sosial berupa kebutuhan jasmani dan rohani, serta sosial dengan baik sehingga mendapatkan kesejahteraan dan ketentraman hidup secara lahir dan batin.

Terdapat berbagai kegiatan rutin di panti, salah satunya adalah pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas yang diadakan 1 bulan sekali. Pada umumnya pemeriksaan hanya mengkaji fungsi fisiknya saja, padahal fungsi psikososialnya juga perlu mendapat perhatian. Setiap Senin dan Kamis juga diadakan kegiatan agama (Islam) tetapi hanya kurang lebih 10 orang saja yang datang menghadiri kegiatan, begitu pula dengan kegiatan senam lansia dan orgen tunggal.

Sistem pengasuhan di panti juga menggunakan sistem terbuka, keluarga yang berkunjung bisa setiap saat mengunjungi lansia di panti. Tidak ada batasan untuk kunjungan dari keluarga maupun kerabat lainnya dari luar. Perawat di panti ada 4 orang, dan masih sangat membutuhkan tambahan perawat yang lebih banyak lagi untuk membantu dan merawat lansia di panti. Lansia yang masuk ke panti khusus untuk lansia yang berdomisili di Yogyakarta, kecuali lansia yang dibawa langsung oleh kepolisian. Lamanya lansia tinggal di panti mulai dari 3 bulan sampai ada juga yang sudah 6 tahun berada dan tinggal di panti.

(19)

39

2. Analisa Hasil Penelitian Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Depresi Lansia Di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

a. Faktor Psikologis

Faktor psikologis merupakan keinginan dan motivasi yang membantu lansia untuk bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Analisis distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran faktor psikologis responden dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Faktor Psikologis yang mempengaruhi depresi di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta Agustus 2012 Kategori Frekuensi % Tinggi Sedang Rendah 22 11 0 66,7 33,3 0 Jumlah 33 100,0

Sumber : Data primer, 2012

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui bahwa pada faktor psikologis diperoleh hasil sebagian besar faktor psikologis masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 22 lansia (66,7%).

b. Faktor Psikososial

Kategorisasi faktor psikososial dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Analisis distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran faktor psikososial responden dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Faktor Psikososial yang mempengaruhi depresi di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta Agustus 2012 Kategori Frekuensi % Tinggi Sedang Rendah 24 7 2 72,7 21,2 6,1 Jumlah 33 100,0

Sumber : Data primer, 2012

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui bahwa pada faktor psikososial diperoleh hasil sebagian besar faktor psikososial masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 24 lansia (72,7%).

(20)

40

c. Faktor Budaya

Kategorisasi faktor budaya dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang dan rendah. Analisis distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran faktor budaya dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Faktor Budaya yang mempengaruhi depresi di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta Agustus 2012

Kategori Frekuensi % Tinggi Sedang Rendah 0 27 6 0 81,8 18,2 Jumlah 33 100,0

Sumber : Data primer, 2012

Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa pada faktor budaya diperoleh hasil sebagian besar faktor budaya masuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 27 lansia (81,8%).

d. Faktor Usia, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan

Berikut distribusi frekuensi Faktor Usia, Jenis Kelamin dan Status Perkawinan.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin, Umur dan Status Perkawinan yang mempengaruhi depresi di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta Agustus 2012

Karakteristik responden Frekuensi % Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan Jumlah 9 24 33 27,3 72,7 100,0 Umur - 60 – 74 tahun - 75 – 90 tahun - > 90 tahun Jumlah 18 13 2 33 54,5 39,4 6,1 100,0 Status Perkawinan - Kawin - Janda/duda - Tidak Kawin Jumlah 1 31 1 33 3,0 93,9 3,0 100,0 Sumber : Data primer, 2012

(21)

41

Berdasarkan data tabel 4.4 dapat diketahui bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan yaitu sebesar 24 lansia (72,7%), berumur 60-74 tahun sebesar 18 lansia (54,5%), dan status perkawinan adalah janda/duda yaitu sebesar 31 lansia (93,9%).

B. Pembahasan

1. Gambaran faktor psikologis yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Faktor psikologis merupakan keinginan dan motivasi yang membantu lansia di panti untuk bisa menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Berdasarkan analisis pada tabel 4.1 faktor psikologis responden masuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 22 orang (66,7%), hal ini menunjukkan bahwa lansia di panti Wredha Budhi Dharma yang mengalami depresi banyak dikarenakan oleh faktor psikologis. Hasil ini ditunjukkan dengan jawaban dari responden terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan faktor psikologis, dimana mayoritas jawaban responden masuk ke panti karena bukan dari keinginan sendiri, responden juga menyatakan mau tidak mau harus senang tinggal di panti karena tidak mempunyai tempat tinggal lain. Dalam hal ini tidak ada dukungan dari keluarga dan tidak memotivasi responden masuk ke panti.

Motivasi yang tinggi untuk masuk panti Wredha sangat penting bagi lanjut usia karena untuk menentukan tujuan hidup dan apa yang ingin dicapainya dalam kehidupan di panti. Tempat dan situasi yang baru, orang-orang yang belum dikenal, aturan dan nilai-nilai yang berbeda, dan keterangan merupakan stressor bagi lansia yang membutuhkan penyesuaian diri. Karena keinginan dan motivasi lansia yang rendah untuk tinggal dipanti akan membuatnya tidak bersemangat meningkatkan toleransi dan tidak mampu adaptasi terhadap situasi baru (Azizah, 2011).

Hasil penelitian ini didukung dengan teori menurut Maramis dalam Azizah (2011), dimana dalam teorinya menjelaskan bahwa pada lanjut usia permasalahan yang menarik adalah kurangnya kemampuan dalam beradaptasi secara psikologis terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya. Penurunan

(22)

42

kemampuan beradaptasi terhadap perubahan dan stres lingkungan sering menyebabkan depresi, dimana hubungan stres dan kejadian depresi seringkali melibatkan dukungan sosial (social support) yang tersedia dan digunakan lansia dalam menghadapi stressor. Rasa kurang percaya diri atau tidak berdaya dan selalu menganggap bahwa hidupnya telah gagal karena harus menghabiskan sisa hidupnya jauh dari orang-orang yang dicintai mengakibatkan lansia memandang masa depan suram dan selalu menyesali diri, sehingga mempengaruhi kemampuan lansia dalam beradaptasi terhadap situasi baru tinggal di institusi.

Tabel 4.1 menunjukkan, ada faktor psikologis yang hasilnya sedang yaitu sebesar 11 (33,3%), hal tersebut menunjukkan bahwa ada lansia yang mengalami stress tetapi dari faktor psikologisnya tidak tinggi, berdasarkan jawaban responden ada yang menyukai masuk ke panti karena banyak kegiatan.

2. Gambaran faktor psikososial yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Faktor psikososial merupakan hal-hal yang bisa membantu lansia di panti untuk bisa beradaptasi dan berinteraksi sosial dengan lingkungan panti. Faktor psikososial dalam penelitian ini meliputi kunjungan keluarga, kapasitas hubungan keakraban dengan keluarga, teman di Panti dan pengasuh yang berdasarkan 4 dimensi dukungan sosial, yaitu dukungan instrumental, dukungan informasi, dukungan emosi, dan dukungan integral sosial. Berdasarkan hasil analisis faktor psikososial responden diperoleh hasil bahwa mayoritas masuk dalam kategori tinggi.

Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa faktor psikologis responden masuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 24 orang (72,7%), hal ini menunjukkan lansia di panti Wredha Budhi Dharma yang mengalami depresi tidak memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan panti. Sesuai dengan yang dijelaskan Azizah (2011) bahwa kemampuan adaptasi dan lamanya tinggal dipanti mempengaruhi terjadinya depresi. Lansia tidak mampu beradaptasi dikarenakan kunjungan dari keluarga yang sangat kurang

(23)

43

bahkan tidak pernah. Keakraban dengan teman juga kurang, ditunjukkan dengan jarangnya lansia berbincang-bincang dengan teman-teman, bahkan ada yang sering bertengkar, jadi lansia tidak mendapatkan dukungan sosial.

Faktor psikososial dalam penelitian ini masuk dalam kategori tinggi, menurut jawaban responden dari kuesioner tidak adanya kunjungan dari keluarga, hubungan dengan teman yang tidak baik, membuat lansia merasa kesepian di panti. Sejalan dengan hasil penelitian Wardiyah (2007) yaitu semakin tinggi kesepian yang dialami, timbulnya depresi semakin meningkat. 3. Gambaran Faktor Budaya yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha

Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Analisis distribusi frekuensi faktor budaya didapatkan hasil bahwa mayoritas faktor budaya responden dalam penelitian ini masuk dalam kategori sedang yaitu sebesar 27 lansia (81,8%). Faktor budaya merupakan hal-hal yang menyebabkan perubahan sosial ekonomi dan nilai sosial masyarakat pada saat ini, sehingga membuat lansia menjadi beban dalam berkehidupan, seperti bahwa lansia sudah tidak produktif lagi, atau peristiwa kehidupan yang dialami yang berat ringannya diperhitungkan berdasarkan persepsi lansia.

Faktor budaya masuk dalam kategori sedang karena tidak semua perubahan sosial ekonomi, dan nilai masyarakat membuat depresi. Dilihat dari jawaban kuesioner, dapat diketahui bahwa perubahan sosial ekonomi dan nilai sosial masyarakat mengakibatkan kecenderungan lansia tersisihkan dan terbengkalai tidak mendapatkan perawatan dan banyak yang memilih untuk menaruhnya di panti lansia. Hal ini mendukung dengan teori menurut Azizah (2011) bahwa budaya indusrialisasi dengan sifat mandiri dan individulais menganggap lansia sebagai “trouble maker” dan menjadi beban sehingga langkah penyelesaiannya dengan menitipkan di panti. Akibatnya bagi lansia memperburuk psikologisnya dan mempengaruhi kesehatannya.

Perubahan sosial ekonomi yang tidak membuat depresi pada sebagian lansia yaitu pada perubahan beban hidup seperti tidak produktif lagi sebagian besar lansia menerimanya, karena di panti lansia mendapatkan fasilitas yang

(24)

44

baik seperti pakaian dan makanan. Tetapi pada sebagian lansia ada yang mengalami perubahan yang dulunya aktif bekerja dan memiliki peran penting dalam pekerjaannya kemudian berhenti bekerja maka lansia mengalami kesulitan penyesuaian diri, sesuai dengan yang dijelaskan Azizah (2011) bahwa kesulita beradaptasi dengan peran baru seringkali lansia menjadi tidak percaya diri dan rendah diri.

4. Gambaran faktor usia yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Berdasarkan hasil analisis faktor usia bahwa mayoritas responden yang mengalami depresi paling tinggi berusia 60-74 yaitu sebesar 54,5%. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan Kaplan & Sadock (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya depresi antara lain adalah faktor usia, dimana rata-rata usia onset untuk gangguan depresif berat adalah kurang lebih 40 tahun, 50% dari semua pasien mempunyai onset antara 20 dan 50 tahun. Gangguan depresif berat juga mungkin memiliki onset selama masa anak-anak atau pada lanjut usia, walaupun hal tersebut jarang terjadi.

Usia rata-rata pemunculan atau onset depresi adalah pada pertengahan usia 20 tahunan, walaupun insidensi terjadinya depresi dapat meningkat pada usia yang lebih tua lagi. Lansia lebih banyak beresiko depresi karena banyaknya masalah yang ada pada lansia seperti adanya perubahan fisiologis yang menyebabkan lansia banyak mengalami gangguan penyakit.

5. Gambaran faktor jenis kelamin yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Berdasarkan hasil analisis faktor jenis kelamin, bahwa mayoritas responden perempuan masuk kategori tinggi yaitu sebesar 72,7%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil yang didapatkan sesuai dengan teori menurut Kaplan & Sadock (2010) pada pengamatan yang hampir universal, terlepas dari budaya atau negara, terdapat prevalensi gangguan depresi berat yang dua kali lebih besar pada wanita dibandingkan laki-laki.

Kejadian depresi dua kali lebih banyak pada wanita daripada laki-laki, begitu juga dengan gangguan mood bipolar, wanita juga lebih banyak

(25)

45

daripada laki-laki. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan Wardiyah (2007) yaitu sekitar 48,33% lansia perempuan mengalami depresi.

6. Gambaran faktor status perkawinan yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Wredha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta.

Berdasarkan hasil analisis status perkawinan bahwa mayoritas responden memiliki status perkawinan janda/duda yaitu sebesar 93,9%. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori menurut Kaplan & Sadock (2010), dalam teorinya menjelaskan bahwa pada umumnya gangguan depresif berat terjadi paling sering pada orang yang tidak memiliki hubungan interpersonal yang erat atau yang bercerai. Depresi mayor mungkin mengikuti beberapa kejadian dalam kehidupan terutama pada orang-orang yang kehilangan atau tidak memiliki hubungan interpersonal yang penting atau model dalam kehidupan.

C.Keterbatasan penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian telah berusaha secara maksimal, namun tentunya penelitian ini masih belum sempurna karena dalam penelitian ini peneliti memiliki keterbatasan penelitian yaitu kuesioner yang digunakan masih kurang memadai untuk pengambilan data yang valid dan reliabel.

(26)

46 BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor psikologis yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta mayoritas masuk dalam kategori tinggi.

2. Faktor psikososial yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta mayoritas masuk dalam kategori tinggi.

3. Faktor budaya yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta mayoritas masuk dalam kategori sedang.

4. Faktor usia yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta disimpulkan bahwa mayoritas responden berumur 60-74 tahun.

5. Faktor jenis kelamin yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah perempuan.

6. Faktor status Perkawinan yang mempengaruhi depresi lansia di Panti Werdha Budhi Dharma Ponggalan Umbulharjo Yogyakarta disimpulkan bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini adalah dengan status perkawinan janda/duda.

(27)

47

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti memberikan saran kepada beberapa pihak sebagai berikut :

1. Bagi Panti Werdha

Petugas panti hendaknya dapat lebih banyak melakukan pendampingan kepada lansia dan mengoptimalkan pengadaan psikolog untuk pendampingan lansia yang mengalami depresi.

2. Bagi Perawat Panti Wredha

Perawat hendaknya lebih banyak melakukan perawatan dengan pendekatan psikologis, bukan hanya kebutuhan fisiknya saja, terutama pada lansia yang mengalami depresi.

3. Bagi Peneliti lain

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperdalam lagi penelitian dengan jenis penelitian kualitatif atau dapat dengan menggunakan metode wawancara untuk mendukung data penelitian.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta

Azizah, L. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Budiarto, E. (2001). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta: EGC

Demung, M. (2009). Hubungan Antara Tingkat Depresi dengan Tingkat Kemampuan dalam Aktivitas Dasar Sehari – hari Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Abiyoso Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.

Depkes, RI. (2010). Pedoman Kesehatan Jiwa Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan Indonesia Sehat 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan & Kesejahteraan Sosial RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Evans, M., Mottram, P.(2000). Diagnosis of Depression in Elderly Patients. Mavis Advances in Psychiatric Treatment. Vol 6, 49–56. Available from URL: http://apt.rcpsych.org/cgi/reprint/6/1/49.pdf.

Fahrizal, Y. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Perubahan Fisik Lansia Karena Proses Menua dengan Tingkat Depresi Lansia di Desa Sendangadi Sleman. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.

Hadi, M. (2005). Analisa Perbedaan Konsep Diri Lanjut Usia yang Dirawat di Panti dan di Keluarga di Kotamadya Bengkulu, Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Volume 1, No.2, Juli: 143 – 155. FKK – UMJ: PSIK

Hayati, S. (2010). Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kesepian Pada Lansia. Program Studi Ilmu Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Tidak Diterbitkan.

Jayanti, W. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Depresi Lansia di Panti Wredha “Wiloso Wredho” Purworejo. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.

Kane., Ouslander. (2005). Masalah Pada Lansia. Dalam Adi. 2005. Memahami Penyakit Lansia dengan 14I. http://www.kompas.com/ diakses pada 230212 Kaplan., Sadock’s. (2010). Sinopsis Psikiatri, Edisi Ketujuh, Jilid 2, Alih Bahasa

(29)

Kuntjoro. (2002). Masalah Kesehatan Jiwa: Memahami Tipe Kepribadian Lansia. http://www.e-psikologi.com/ diakses pada 230212

Maryam, S., Rosidawati., Jubaedi, A., Batubara, I., Ekasari, M F. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika

Mudjaddid, E.(2003). Depresi dan Komorbiditasnya pada Pasien Geriatri. Dalam: Supartondo, Setiati, S., dan Soejono, C.H., (eds). 2003. Prosiding Temu Ilmiah Geriatri 2003 “Penatalaksanaan Pasien Geriatri dengan Pendekatan Interdisiplin”. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 113-121

Notoadmodjo, S. (2005). Metode Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Rineka Cipta

Nugroho, W. (2002). Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC

_______. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi

Orford, J. (1992). Community Psychology : Theory & Practice. London: John Wiley and Sons.

Partini, S. (2001). DIY: Provinsi Lansia. www.indomedia.com. Diakses pada 260412

Sugiyono. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumardiono. (2005). Derajat Depresi Lansia di Panti Wredha Surakarta Aspek Demografi dan Dukungan Sosial. Tesis. Fakultas Kedokteran Universitas Gadja Mada. Tidak diterbitkan

Syamsuddin. (2006). Depresi Pada Lansia. www.depsos.go.id. Diakses pada 12022012

Wardiyah, A. (2007). Hubungan Antara Kesepian dengan Depresi Pada Lansia di Dusun Sendowo Kelurahan Sinduadi Kecamatan Mlati Kabupaten sleman Yogyakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tidak Diterbitkan.

Gambar

Tabel  4.3.  Distribusi  Frekuensi  Faktor  Budaya  yang  mempengaruhi  depresi  di  Panti  Wredha  Budhi  Dharma  Ponggalan  Umbulharjo Yogyakarta Agustus 2012

Referensi

Dokumen terkait

Ovaj rad opisuje glavne sastavnice linearnog programiranja, funkciju cilja i dopustivo područje, uključujući njihove moguće oblike i metode rješavanja problema

Analisis makna dilakukan dengan bertolak dari pandangan Hutomo bahwa ada keterkaitan antara fungsi (junction) dan guna (use) dari cipta sastra terhadap komunitasnya,

Tambah kebun dapat diakses melalui halaman utama SpiceUp dengan menekan logo “Kebunku” , kemudian klik “Tambah kebun”.. Klik “Pengaturan” Ubah dan Perbarui Tampilan

Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Artinya berapa

Berdasarkan masalah-masalah yang telah peneliti rumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Jumlah obyek wisata, jumlah kunjungan wisatawan, dan

Pemahaman tersebut ditujukan agar praktikan dapat mencapai keahlian (skill) yang harus dimiliki sehingga praktikan dapat melaksanakan setiap tugas yang

Pengaruh Tingkat Perputaran…, Fatimah Meita Nur Mufida, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Menurut Akhmad Olih Solihin dan Khairul Hadziq (2010: 9) servis bawah dilakukan dengan cara melambungkan bola terlebih dahulu sebelum melakukan pukulan dengan ayunan