• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang akan dipaparkan peneliti disini adalah data

hasil rekaman dari pelaksanaan selama tindakan berlangsung di MI Raden

Fatah Jemekan Ringinrejo Kediri.

1. Paparan Data

a. Kegiatan Pra Tindakan

Setelah seminar proposal pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2016

dilaksanakan yang diikuti oleh 10 mahasiswa serta seorang dosen

pembimbing yaitu Ibu Hj. Luluk Atirotu Zahroh, M.Pd, maka peneliti

segera mengajukan surat izin penelitian yang berada di kantor Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dengan persetujuan pembimbing.

Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti mengadakan pertemuan pada

hari Jum’at, tanggal 11 November 2016 dengan Bapak Kepala MI Raden Fatah Jemekan Ringinrejo Kediri. Pada pertemuan tersebut,

peneliti menyampaikan surat izin dari Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan untuk melakukan penelitian di Madrasah tersebut.

Kepala Madrasah menyambut dengan baik maksud dari peneliti

untuk mengadakan penelitian dengan harapan penelitian dapat

memberikan manfaat yang besar dalam proses pembelajaran di MI

Raden Fatah Jemekan Ringinrejo Kediri. Selanjutnya peneliti diarahkan

oleh Bapak Kepala Madrasah untuk menemui guru mata pelajaran SKI

(2)

kelas V untuk membicarakan langkah selanjutnya. Sesuai saran Kepala

Madrasah, peneliti menemui guru mata pelajaran SKI kelas V yaitu Ibu

Yuhanit Muzayyanah, S.Pd.I untuk menyampaikan rencana penelitian

yang telah mendapatkan izin dari kepala Madrasah. Guru mata

pelajaran SKI tersebut menyambut baik dan bersedia membantu peneliti

demi suksesnya penelitian tersebut. Penelitimemberikan gambaran

tentang pelaksanaan penelitian yang akan diadakan di kelas V. Guru

menyambut dengan baik rencana penelitian tersebut.

Guru mata pelajaran SKI kelasV memberikan pengarahan agar

peneliti masuk kelas terlebih dahulu untuk memperkenalkan diri kepada

peserta didik kelas V sebelum penelitian dilakukan. Setelah peneliti

berkomunikasi dengan guru mata pelajaran SKI kelas V, peneliti

ditemani untuk masuk kelas Akhirnya pada waktu istirahat peneliti

segera memasuki kelas V dan melakukan perkenalan diri kepada

peserta didik kelas V dan menyampaikan rencana penelitian yang akan

dilaksanakan. Peneliti berharap, peserta didik kelas V mengikuti proses

pembelajaran secara aktif dan bersungguh- sungguh. Setelah perkenalan

selesai, peneliti memberikan pengumuman bahwa pada hari Jum’at tanggal 11 November 2016 akan diadakan pre-test.

Berikut ini adalah kutipan hasil wawancara antara peneliti dengan

guru mata pelajaran SKI kelas V pada hari Sabtu, tanggal 12 November

2016:

P : “Bagaimana kondisi kelas V ketika proses pembelajaran berlangsung?”

G : “Ya seperti yang mbak lihat tadi. Ketika awal pembelajaran siswa kelihatan mendengarkan dan memperhatikan tetapi selang beberapa

(3)

waktu mulai bosan, lama-lama tidak memperhatikan, ada beberapa anak yang jahil, dan berbicara sendiri dengan temannya. Apalagi anak laki-laki mereka jarang sekali untuk bisa fokus, kadang berbicara atau bermain-main dengan temannya saat pelajaran. Sehingga diakhir pelajaran mereka kesulitan untuk menjawab pertanyaan dari saya atau kesulitan dalam mengerjakan evaluasi” P : “Pernahkah Ibu menerapkan model pembelajaran koopertif tipe

think pair share?”

G : “Belum pernah mbak. Selama pembelajaran SKI saya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Kemudian saya memberi latihan soal”

P : “Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas V untuk mata pelajaran SKI?”

G : “Kalau nilai SKI tergolong rendah mbak. Masih banyak peserta didik yang tidak mencapai KKM.

P : “Berapa Kriteria Ketuntasan Minimum pada pembelajaran SKI kelas V ini Bu?”

G : “Untuk mata pelajaran SKI KKM yang diterapkan di madrasah ini yaitu 65 mbak”

P : Metode apa yang sering Ibu gunakan dalam pembelajaran ini? G : “Saya biasanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

mbak” Keterangan:

P: Peneliti

G: Guru mata pelajaran SKI kelas V

Dari hasil wawancara tersebut peneliti memperoleh kesimpulan

bahwa peserta didik kelas V tergolong ramai, tapi mudah untuk di atur,

hasil belajar SKI tergolong rendah atau menurun, metode yang selama

ini digunakan oleh guru tersebut adalah ceramah dan penugasan, namun

masih belum berjalan secara maksimal. Selanjutnya peneliti

menanyakan jadwal pelajaran SKI kelas V. Jadwal pelajaran SKI

dikelas V adalah pada hari Sabtu jam ke 1-2 atau pukul 07.10-08.30 (35

menit untuk tiapjam pelajaran).

Peneliti menyampaikan bahwa yang akan bertindak sebagai

(4)

kelas V dan teman sejawat dari IAIN Tulungagung sebagai pengamat

(observer). Peneliti menjelaskan bahwa pengamat bertugas mengamati

aktivitas peneliti dan peserta didik dengan menggunakan lembar

pengamatan (observasi) yang telah dibuat peneliti. Peneliti juga

menyampaikan bahwa sebelum pelaksanaan penelitian terlebih dahulu

akan dilaksanakan tes awal (pretest) pada Sabtu, tanggal 11 November

2016.

Peneliti juga menyampaikan bahwa sebeum penelitian akan

dilaksanakan tes awal. Peneliti menyampaikan bahwa penleitian

tersebut dilakukan beberapa siklus. Setiap akhir siklus akan diadakan

tes akhir tindakan untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan tindakan

yang telah dilakukan. Akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa tes akan

diadakan pada hari Sabtu tanggal 12 November 2016

Sesuai dengan kesepakatan, tes awal dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 12 November 2016. Tes awal diikuti oleh 18 peserta didik kelas

V dan berlangsung dengan lancar. Pada tes awal ini peneliti

memberikan soal sejumlah 10 soal isian. Adapun soal pre-test (test

awal) sebagaimana terlampir. Pre-test ini bertujuan untuk mengetahui

tingkat pemahaman materi yang hendak diajarkan, dan sebagai

(5)

Tabel 4.1 Skor Tes Awal Peserta Didik

No Kode Siswa Jenis

Kelamin

Nilai Skor Keterangan

1 IBD L 50 Tidak Tuntas

2 ARS L 60 Tidak Tuntas

3 MRR L 70 Tuntas

4 MAN L 50 Tidak Tuntas

5 MSY L 70 Tuntas

6 MTQ L 70 Tuntas

7 MIM L 80 Tidak Tuntas

8 TYO L 60 Tidak Tuntas

9 CNF P 60 Tidak Tuntas

10 DWY P 60 Tidak Tuntas

11 FNF P 70 Tuntas 12 KFU P 80 Tuntas 13 LMF P 50 Tidak Tuntas 14 MFJ P 80 Tuntas 15 NLM P 70 Tuntas 16 SLM P 40 Tidak Tuntas 17 YTI P 70 Tuntas 18 JLP P 50 Tidak Tuntas

Adapun hasil dari tes awal (pre-test) mata pelajaran SKI pokok

bahasan Fatkhu Makkah kelas V dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Tes Awal (Pre-Test) Peserta Didik

No. Uraian Keterangan

1 Jumlah peserta didiknya 18 peserta didik

2 Jumlah peserta tes 18 peserta didik

3 Nilai rata-rata peserta didik 63,3 4 Jumlah peserta didik yang tuntas 9 5 Jumlah peserta didik yang tidak tuntas 9

6 Ketuntasan belajar (%) 50%

Sumber: Hasil pre test

Dari hasil pre-test tersebut diketahui bahwa peserta didik yang

tidak mencapai ketuntasan belajar adalah sebanyak 9 peserta didik dan

9 peserta didik yang tuntas belajar. Berdasarkan tabel dapat diketahui

juga, nilai rata-rata peserta didik pada tes awal adalah sebesar 63,3 dan

ketuntasan belajar sebesar 50%. Dalam pre-test ini menunjukkan

(6)

Fatkhu Makkah. Hal ini terlihat pada saat mengerjakan soal-soal tes

awal tersebut, masih banyak peserta didik yang merasa sulit dalam

mengerjakan soal .

Dengan melihat hasil pre-test (tes awal) ini, peneliti berupaya

memperbaiki kondisi ini dan ingin mengadakan penelitian pada materi

Fatkhu Makkah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe Think Pair Share. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar peserta didik pada

pelajaran SKI di kelas V.

b. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan 1) Siklus I

Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 19 November 2016 dan 26

November 2016, yaitu 2 kali pertemuan. Dengan alokasi waktu 2 x

35 menit dan 2 x 35 menit. Pertemuan kedua akan digunakan untuk

melaksanakan post-test I. Pelaksanaan tindakan terbagi dalam empat

tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi

yang membentuk suatu siklus.

a) Tahap Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti sebelum

melakukan proses pembelajaran adalah bertujuan untuk

memperlancar jalannya pembelajaran. Pada tahap ini peneliti

menyusun dan mempersiapkan instrument-instrument penelitian

yaitu: a) menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), b)

(7)

d) menyiapkan lembar tes formatif siklus I untuk mengetahui

hasil belajar peserta didik setelah diterapkan model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS), e) menyusun lembar

observasi kegiatan siswa maupun peneliti dalam pembelajaran.

b)Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan terbagi dalam dua pertemuan, yaitu

pertemuan I dan pertemuan II. Penjelasan pertemuan-pertemuan

tersebut sebagai berikut:

1. Siklus I Pertemuan 1

Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

19 November 2016 dalam satu pertemuan yang terdiri dari dua

jam pelajaran (2x35 menit). Dalam kegitan pembelajaran

diawali dengan mengucapkan salam,kemudian berdoa

bersama. Setelah itu peneliti menyapa peserta didik,

memeriksa kehadiran peserta didik. Kemudian

mengkondisikan kelas agar siap memulai pelajaran. Dan

dilanjutkan dengan pemberitahuan sekilas kepada peserta didik

tentang tujuan pembelajaran dan kompetensi yang akan

diajarkan.

Sebelum memasuki kegiatan inti, peneliti melakukan

apersepsi untuk membawa pikiran peserta didik agar fokus

terhadap materi. Berikut cuplikan apersepsi:

P : “Anak-anak, apa rukun islam kelima itu?” PD : “Rukun Islam kelima dalah haji Bu.”

P : “Siapa yang tau dimana pusat tempat orang Islam melakukan ibadah haji?”

(8)

PD : “Di Mekah Bu, mengelilingi Kakbah”

P : “Pintar, lalu bagaimana sekarang suasana Ka’bah di kota Mekah?

PD : “Sekarang Kota Mekah ramai dipadati orang muslim untuk melakukan ibadah haji dan umrah Bu”

P : “Itu berarti kota suci Mekah dikuasai oleh umat muslim. Sebelum dikuasai oleh umat muslim, Kota Mekah berada dibawah kekuasaan orang kafir Quraysi.”

P : “Coba bayangkan bagaimana jika Kota Mekah dikuasai oleh orang kafir, padahal di Mekah terdapat Ka’bah, tempat untuk melaksanakan rukun Islam yang kelia yaitu haji?”

PD : ”Orang muslim akan kesulitan untuk melakukan haji Bu, orang Kota Mekah harus dikuasai umat muslim karena terdapat Ka’bah”

P : “Iya betul, umat Islam berusaha keras untuk membebaskan kota Mekah dari kekuasaan kafir Quraisy.”

PD : “Bagaimana caranya Bu?”

P : “Carannya yaitu Rasulullah bersama pasukan kaum muslimin melakukan penyerangan yang disebut dengan Fatkhu Makkah”

PD : “Bagaimana peristiwa Fatkhu Makkah itu Bu?” P : “Nah itu yang akan kita pelajari pada pertemuan

kali ini. Dalam peristiwa Fatkhu Makkah Rasulullah mempunyai strategi agar kota Makah dapat lepas dari kekuasaan kafir Quraisy.”

Keterangan:

P : Peneliti

PD : Peserta Didik

Memasuki kegiatan inti, proses pembelajaran dimulai

dengan kegiatan peserta didik mengamati dengan cermat dan

menceritakan gambar yang telah disediakan peneliti. Setelah

itu peneliti melakukan tes konsentrasi pertanyaan yang

berkaitan dengan materi agar peserta didik menemukan

(9)

guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe think

pair share serta memberikan motivasi agar peserta didik ikut

berpartisipasi, berdiskusi dan bekerja sama dalam

kelompoknya. Setelah itu menjelaskan garis besar materi dan

peserta didik berkonsentrasi untuk menyimak penjelasan

peneliti.

Memasuki proses kegiatan diskusi peneliti meminta peserta

didik berpasangan dengan teman sebangku dan untuk

mendiskusikan pemikiran mereka. Peneliti memberikan suatu

permasalahan kepada peserta didik untuk difikirkan secara

individu. Setelah selesai tahap think. Setelah waktu yang

diberikan untuk berfikir dirasa cukup peneliti meminta peserta

didik menggabungkan jawaban atau hasil pemikiran mereka

dengan teman sebangku untuk memperoleh jawaban yang

terbaik atau tahap pair peneliti memantau diskusi merekaserta

membantu peserta didik yang mengalami kesulitan.

Selanjutnya beberapa kelompok peserta didik diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas (share).

Kelompok yang memppresentasikan hasil diskusinya yaitu 5

kelompok, karena kelompok lain masih terlihat malu-malu

untuk mempresentasikan.

Setelah setiap kelompok selesai mempresentasikan, peneliti

(10)

memberrikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemecahan

masalah yang diberikan peneliti.

Daftar pembagian nama-nama kelompok dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.3 Daftar Pembagian Kelompok Siklus I

Kelompok Nama Siswa Jenis Kelamin

1 ARS dan MSY Laki-laki

2 NLM dan FNF Perempuan

3 DWY dan MFJ Perempuan

4 YTI dan SLM Perempuan

5 TYO dan MAN Laki-laki

6 CNF dan KFU Perempuan

7 IBD dan MRR Laki-laki

8 JLP dan LMF Perempuan

9 MIM dan MTQ Laki-laki

Selanjutnya peneliti melengkapi dan menjelaskan tentang

hasil presentasi peseta didik, dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya materi yang belum jelas,

hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik

memahami materi yang telah disampaikan selama proses

pembelajaran, anmun tidak ada satupun peserta didik untuk

bertanya. Kemudian peneliti memberikan pemantapan materi

untuk mengetahui sejauh mana peserta didik memahami

materi.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti membimbing

peserta didik untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang

telah berlangsung guna menggali pengalaman belajar yang

telah dilakukan. Selain itu peneliti juga memberikan motivasi

kepada peserta didik yang kurang berpartisipasi dalam

(11)

Kegiatan akhir peneliti bersama peserta didik

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan.

Peneliti menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan

diadakan tes akhir agar peserta didik mempersiapkan diri

sebaik-baiknya. Kemudian peneliti menutup kegiatan

pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa bersama

dilanjutkan dengan mengucapkan salam.

2. Pertemuan II

Pertemuan ke II ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal

26 November 2016 kegiatan awal dilaksanakan sekitar 10

menit, dimulai dengan memberi salam, do’a dan memeriksa kehadiran siswa.selanjutnya peserta didik menyiapkan alat

tulis dan buku yang diperlukan dalam pembelajaran SKI.

Peneliti mulai memotivasi peserta didik melakukan tanya

jawab tentang materi Fatkhu Makkah agar pserta didik siap

untuk mengikuti pembelajaran.

Dalam pertemuan ini peneliti melakukan tindakan seperti

pertemuan sebelumnya dan di akhir pembelajaran peneliti

melakukan tes akhir. Karena posisi tempat duduk peserta didk

sudah pada tempat masing-masing, maka sesuai rencana bahwa

hari ini akan dilaksanakan tes akhir siklus I.Sebelum peneliti

membagikan lembar tes, peneliti membimbing peserta didik

untuk menyiapkan alat tulis yang diperlukan. Setelah itu guru

(12)

didik dan menjelakan tentang perintah dan prosedur

pengerkjaan soal-soal tersebut. Peserta didik mengerjakan

soal-soal tersebut dan peneliti mengikuti jalannya kegiatan.

Tes akhir dilaksanakan sekitar 40 menit. Setelah selesai

mengerkjakan lembar tes peneliti membimbing peserta didik

untuk segera mengumpulkan lembar jawaban yang suda

dikerjakan. Kemudian peneliti menutup pelajaaran dengan

mengajak peserta didik berdoa bersama kemudian

mengucapkan salam.

c) Tahap Observasi

1. Data Hasil Peserta Didik dan Peneliti dalam Pembelajaran Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Hasil pengamatan dilakukan oleh teman sejawat

yang bertindak sebagai observeryang menilai peneliti saat

mengajar dan peserta didik ketika diajar. Pengamatan ini

dilakukan dengan pedoman pengamatan yang telah disediakan

oleh peneliti. Jika ada hal-hal penting yang terjadi dalam

kegiatan pembelajaran dan tidak ada dalam pedoman

pengamatan maka hal tersebut dimasukkan sebagai hasil

catatan lapangan. Adapun pedoman observasi siklus I

sebagaimana terlampir.

Observasi sangat diperlukan untuk mengatasi proses

pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam pembelajaran

(13)

tangan dalam bertanya dan menjawab soal. Walaupun

keberanian tersebut masih didominasi oleh peserta didik yang

aktif. Akan tetapi bagi peserta didik yang pasif juga sedikit

demi sedikit menjadi berani, antusias, bersosialisasi dengan

teman saat belajar kelompok, sehingga mereka tidak merasa

bosan dalam menerima pelajaran SKI. Dalam observasi ini

peneliti membagi format menjadi 2 bagian yaitu lembar

observer kegiatan peneliti dan lembar observasi kegiatan

peserta didik. Hasil pengamatan dapat dilihat ditabel sebagai

berikut:

Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik Siklus I

Tahap Indikator Skor

Pertemuan I

Pertemuan II

1 2 3

Awal 1. Melakukan aktifitas rutin 4 4 2. Memperhatikan tujuan pembelajaran 5 3 3. Memperhatikan penjelasan peneliti 4 5 4. Keterlibatan dalam pembangkitan pengetahuan prasyarat 5 5 5. Keterlibatan dalam pembentukan kelompok 3 5

Inti 1. Memahami lembar kerja 4 4 2. Keterlibatan dalam mengerjakan lembar kerja 4 4 3. Memanfaatkan sarana yang tersedia 5 3 4. Mengerjakan tugas 3 5 5. Mempresentasikan hasil kerja 3 5 6. Menyajikan pertanyaan 5 5

Akhir 1. Menanggapi jawaban evaluasi

(14)

2. Mengakhiri pembelajaran

4 4

Jumlah skor 53 55

Rata – rata 54

Sumber: hasil observasi peserta didik siklus I

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara

umum kegiatan peserta didik sudah sesuai harapan meskipun

ada beberapa deskriptor yang tidak muncul dalam aktivitas

peserta didik selama pembelajaran. Nilai rata-rata yang

diperoleh pengamat adalah 54. Presentase nilai rata-rata yang

diperoleh adalah dengan perhitungan berikut:

Presentase nilai rata-rata = Jumlah sko x 100 Skor maksimal = 54 x100 65

= 83,08%

Tabel 4.5 Taraf Keberhasilan Tindakan Tingkat

Keberhasilan

Nilai Huruf Bobot Predikat

86 - 100% 76 – 85% 60 - 75% 55 – 59% ≤ 54% A B C D E 4 3 2 1 0 Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali

Sesuai dengan kriteria taraf keberhasilan, maka taraf

(15)

Adapun hasil pengamatan terhadap aktifitas peneliti dapat

dilihat ditabel sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti Siklus I

Tahap Indikator Skor

Pertemuan I

Pertemuan II

1 2 3

Awal 1. Melakukan aktivitas rutin sehari-hari

4 5

2. Menyampaiakan tujuan pembelajaran

3 4

3. Menentukan materi dan pentingnya materi untuk dipelajari 5 5 4. Memotivasi peserta didik 3 4 5. Membangkitkan pengetahuan prasyarat 4 3 6. Membentuk kelompok 3 4 7. Menyediakan sarana yang dibutuhkan peserta didik

5 5

Inti 1. Meminta peserta didik untuk berpasangan dan bekerja sesuai lembar kerja 4 4 2. Membimbing dan mengrahkan pasangan untuk mengerjakan tugas 5 5 3. Meminta pasangan untuk melaporkan hasil kerjanya

4 5

4. Membantu kelancaran diskusi

4 4

Akhir 1. Merespon kegiatan diskusi 4 4 2. Melakukan evaluasi 4 4 3. Mengakhiri pembelajaran 5 4 Jumlah 57 60 Rata-rata 58,5

Sumber: hasil observasi peneliti siklus I

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa

(16)

ditetapkan pada lembar observasi tersebut, meskipun ada

beberapa hal yang tidak dilakukan. Maka nilai rata-rata yang

diperoleh adalah 58,5 sedangkan skor maksimal adalah 70.

Sehingga presentase nilai rata-rata yang diperoleh adalah 83,57

% dengan perhitungan berikut:

Presentase nilai rata-rata = Jumlah skor x 100 Skor maksimal = 59 x100 70

= 83,57%

Sesuai dengan tabel kriteria taraf keberhasilan, maka taraf keberhasilan aktivitas peserta didik berada pada kategori baik.

Dalam tindakan siklus I observer juga mengamati

keaktifan peserta didik. Adapun hasil observasi terhadap

keaktifan peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.7 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I

Tahap Indikator Skor Pengamat

Pertemuan I Pertemuan II 1 2 3 4 Kegiatan Awal 1. Bersemangat dalam proses pembelajaran 3 4 2. Merespon pertanyaan yang diberikan 2 3 3. Antusias mengikuti proses pembelajaran 3 3 Kegiatan inti 1. Membaca literatur 3 3 2. Mengerjakan lembar kerja secara individu

4 2 3. Berdiskusi dengan pasangan untuk menemukan jawaban yang tepat 3 3 4. Mempresentasikan hasil diskusi 3 4

(17)

5. Menanyakan hal yang masih kurang dipahami

2 2 6. Memberi pendapat 3 3 Kegiatan akhir 1. Menjawab pertanyaan dari peneliti 2 3 2. Menyimpulkan materi yang telah dipahami

3 4

Jumlah 31 34

Rata-rata 32,5

Sumber data: Hasil observasi keaktifan peserta didik

Presentase nilai rata-rata = Jumlah skor x 100 Skor maksimal = 32,5 x 100 44

= 73,86 %

Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar peserta didik

siklus II yang ditunjukkan pada tabel di atas menunjukkan

bahwa pembelajaran SKI di kelas V setelah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair

Shareprosentasi mencapai angka 73,86%

Tabel 4.8 Kriteria Hasil Keaktifan

Presentase (%) Kriteria P > 80% Sangat tinggi 60% < P ≤ 80 % Tinggi 40% < P ≤ 60% Rendah 20% < P ≤ 40% Sedang P < 20% Sangat rendah

Berdasarkan indikator keaktifan belajar di atas, maka

didapat kategori keaktifan belajar peserta didik pada observasi

keaktifan peserta didik siklus II termasuk kategori tinggi

2. Data Hasil Tes Akhir Siklus I

Adapun hasil belajar eserta didik pada akhir tindakan siklus I

(18)

Tabel 4.9 Daftar Nilai Tes Akhir Siklus I

No Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai

Skor

Keterangan

1 IBD L 50 Tidak Tuntas

2 ARS L 90 Tuntas

3 MRR L 50 Tidak Tuntas

4 MAN L 90 Tuntas

5 MSY L 80 Tuntas

6 MTQ L 70 Tuntas

7 MIM L 50 Tidak Tuntas

8 TYO L 30 Tidak Tuntas

9 CNF P 70 Tuntas 10 DWY P 70 Tuntas 11 FNF P 80 Tuntas 12 KFU P 90 Tuntas 13 LMF P 40 Tidak Tuntas 14 MFJ P 70 Tuntas 15 NLM P 80 Tuntas 16 SLM P 50 Tidak Tuntas 17 YTI P 90 Tuntas 18 JLP P 60 Tidak Tuntas

Sumber : Hasil post test 1

Berdasarkan hasil tes akhir yang telah dilaksankan dan juga

KKM yang ditetapkan yaitu 65 maka dapat dicari prosentase

peserta didik yang lulus yaitu:

S = JL x 100 % JS = 11 18 = 61,1% Keterangan:

S : Prosentase nilai yang dicari

(19)

JS : Jumlah peserta didik seluruhnya

100% : Bilangan genap

Berdasarkan hasil tes diatas dapat disimpulkan bahwa

hasil tes siklus I lebih baik dari pada hasil tes awal sebelum

tindakan. Disana diketahui rata-rata kelas adalah 66,7 dengan

ketuntasan belajar 61,1% (11 peserta didik) dan 38,9% (7

peserta didik) yang belum tuntas.

3. Catatan Lapangan

Selain dari observasi, peneliti juga memperoleh data

melalui hasil catatan lapangan. Catatan lapangan dibuat oleh

peneliti sehubungan dengan hal-hal penting yang terjadi

selama pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam

indikator maupun deskriptor pada lembar observasi. Beberapa

hal yang dicatat peneliti adalah :

a. Peserta didik antusias ketika pembelajaran berlangsung meskipun ada peserta didik yang pasif, hal ini terlihat

bahwa ada beberapa peserta didik yang kelihatan bingung

dan enggan bertanya kepada peserta didik lain atau guru

b. Ada beberapa peserta didik yang kurang aktif belajar dalam berdiskusi kelompok, hal ini terlihat ada peserta didik yang

bingung dan ada yang bercanda dengan temannya.

c. Suasana kurang kondusif ketika peserta didik dibagi menjadi kelompok dan harus berkumpul dengan

(20)

d. Masih ada peserta didik yang malu untuk bertanya

e. Beberapa peserta didik yang mencontek pada waktu evaluasi tes karena mereka kurang percaya diri pada

kemampuan yang dimiliki.

4. Wawancara

Berdasarkan analisis dari wawancara dengan guru, teman

sejawat dan beberapa peserta didik dapat dijabarkan sebagai

berikut:

a. Lebih memanfaatkan waktu dengan baik

b. Lebih memancing peserta didik untuk berani bertanya c. Peserta didik terlihat senang dalam pembelajarannya

d. Peserta didik masih terlihat ragu dalam menyatakan pendapatnya.

d)Tahap Refleksi

Setiap akhir siklus dilakukan refleksi didasarkan pada hasil

tes akhir dan angket, hasil observasi dan catatan lapangan siklus I.

Hal ini bertujuan untuk perbaikan proses pembelajaran yang akan

diterapkan pada tindakan siklus selanjutnya.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus 1 masih

terdapat kekurangan baik pada aktivitas guru maupun aktivitas

peserta didik. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap

masalah-masalah selama pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus I

dari hasil observasi, catatan lapangan dan post test 1, diperoleh

(21)

1. Rata-rata prestasi belajar peserta didik berdasarkan hasil prestasi tes akhir siklus I menunjukkan peningkatan

dibandingkan dengan tes awal, yaitu 63,3 meningkat menjadi

66,7. Namun presentase ketuntasan belajar peserta didik

61,1%, angka tersebut masih dibawah kriteria ketuntasan

belajar peserta didik yang telah ditentukan yaitu 75%

2. Pada awal perrmulaan belajar kelompok, peserta didik masih malu dan masih sedikit yang bertanya, saat peserta didik

mengalami kesulitan dalam diskusi sedikit-sedikit mulai aktif

bertanya.

3. Aktifitas observasi peneliti dan peserta didik sudah masuk pada kategori baik, namun masih ada beberapa yang belum

terpenuhi.

4. Peserta didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru dan masih banyak peserta didik yang berbicara dengan temannnya.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih

terdapat kekurangan, baik pada aktivitas peneliti maupun aktivitas

peserta didik. Hal ini terlihat dengan adanya masalah-masalah

yang muncul.

Untuk menindaklanjuti masalah tersebut maka sangat perlu

(22)

1. Peneliti berusaha untuk memberikan bimbingan agar mempermudah peserta didik dalam memahami materi yang

disampaikan.

2. Guru meningkatkan rasa percaya diri peserta didik akan kemampuan yang dimiliki Sehingga pertemuan/siklus

berikutnya peserta didik bisa berperan lebih aktif.

3. Peneliti mempersiapkan keperluan untuk pelaksanaan siklus kedua supaya kegiatan terlaksana secara maksimal.

4. Peneliti lebih fokus terhadap keadaan kelas, diharapkan peserta didik tenang dalam mengikuti proses pembelajaran.

Dari uraian pengamatan dan masalah serta penyebab masalah

yang timbul pada siklus I, maka secara umum pada siklus I belum

menunjukkan adanya partisipasi aktif dari peserta didik dan

belum adanya peningkatan prestasi dari peserta didik serta

keberhasilan guru di dalam melakukan pembelajaran kooperatif

tipe think pair share. Oleh sebab itu perlu dilanjutkan pada siklus

selanjutnya sebagai tindakan untuk mengatasi kelemahan yang

terjadi pada siklus I, agar hasil belajar SKI bisa lebih meningkat

sesuai dengan harapan.

(23)

Berdasarkan hasil pengamatan dari tindakan yang telah

dilaksanakan oleh peneliti pada siklus pertama, menunjukkan bahwa

tingkat pemahaman dan hasil belajar peserta didik terhadap materi

Fatkhu Makkah masih belum terlalu maksimal. Oleh karena

itu,peneliti berupaya untuk dapat membantu meningkatkan hasil

belajar peserta didik, dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe Think Pair Sharedi dalam proses pembelajaran.

Pada siklus kedua ini pelaksanaan tindakan terbagi menjadi

empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi yang membentuk suatu siklus. Untuk pelaksanaan siklus

ke II ini dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 2 Desember 2016 dan Sabtu, tanggal 3 Desember 2016. Berikut penjelasan dari

masing- masing tahap pada siklus II:

a) Tahap Perencanaan

Proses pembelajaran pada siklus II ini hampir sama dengan

tahapan-tahapan pada siklus I. Tidak ada perbedaan dalam

pembagian kelompok, namun perbedaanya hanyalah pada

perbaikan-perbaikan tindakan supaya pelaksanaan siklus II dapat

terlaksana secara maksimal.

b)Tahap Pelaksanaan Tindakan

1. Siklus II Pertemuan I

Siklus II pertemuan I dilaksanakan pada hari Jum’at, tanggal 2 Desember 2016 dalam satu pertemuan yang terdiri

(24)

pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, kemudian

berdoa bersama. Setelah itu peneliti menyapa peserta didik,

kemudian memeriksa kehadiran peserta didik. Kemudian

mengkondisikan kelas agar siap memulai pelajaran. Dan

dilanjutkan dengan pemberitahuan sekilas kepada peserta didik

tentang tujuan pembelajarn dan kompetensi yang akan

diajarkan.

Memasuki kegiatan inti, proses pembelajaran dimulai

dengan kegiatan peserta didik mengamati dengan cermat dan

menceritakan gambar yang telah disediakan peneliti. Setelah

itu peneliti melakukan tes konsentrasi pertanyaan yang

berkaitan dengan materi agar peserta didik menemukan

jawabannya sendiri terlebih dahulu. peneliti juga membahas

soat tes akhir yang diberikan sebelumnya. Sebelum diskusi

dimulai guru menjelaskan tentang pembelajaran kooperatif tipe

think pair shareserta memberikan motivasi agar peserta didik

ikut berpartisipasi, berdiskusi dan bekerja sama dalam

kelompoknya. Setelah itu menjelaskan garis besar materi dan

menjelaskan kembali materi yang kurang dipahami siswa pada

siklus sebelumnya. Peserta didik berkonsentrasi untuk

menyimak penjelasan yang disampaikan oleh peneliti.

Memasuki proses kegiatan diskusi peneliti meminta

peserta didik berpasangan dengan teman sebangku dan untuk

(25)

permasalahan kepada peserta didik untuk difikirkan secara

individu. Setelah selesai tahap think. Setelah waktu yang

diberikan untuk berfikir dirasa cukup peneliti meminta peserta

didik menggabungkan jawaban atau hasil pemikiran mereka

dengan teman sebangku untuk memperoleh jawaban yang

terbaik atau tahap pair peneliti memantau diskusi mereka serta

membantu peserta didik yang mengalami kesulitan.

Selanjutnya beberapa kelompok peserta didik diminta untuk

mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Setelah

setiap kelompok selesai mempresentasikan, peneliti

memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk

memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemecahan

masalah yang diberikan peneliti.

Selanjutnya peneliti melengkapi dan menjelaskan tentang

hasil presentasi peseta didik, dan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk bertanya materi yang belum jelas,

hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik

memahami materi yang telah disampaikan selama proses

pembelajaran. Setelah mendapat pertanyaan dari 2 peserta

didik peneliti membahas pertanyaan tersebut secara umum

dengan jawaban yang menyeluruh.

Kegiatan pembelajaran selanjutnya peneliti membimbing

peserta didik untuk merefleksi kegiatan pembelajaran yang

(26)

telah dilakukan. Selain itu peneliti juga memberikan motivasi

kepada peserta didik yang kurang berpartisipasi dalam

pembelajaran.

Kegiatan akhir peneliti bersama peserta didik

menyimpulkan materi pembelajaran yang telah diajarkan.

Peneliti menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan

diadakan tes akhir agar peserta didik mempersiapkan diri

sebaik-baiknya. Kemudian peneliti menutup kegiatan

pembelajaran dengan mengajak peserta didik berdoa bersama

dilanjutkan dengan mengucapkan salam.

2. Siklus II Pertemuan II

Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu

tanggal 3 Desember 2016. Kegiatan awal dilaksanakan sekitar

10 menit, dimulai dengan memberi salam, do’a dan memeriksa kehadiran siswa. Peneliti mulai memotivasi peserta didik dan

mengingatkan peserta didik tentang materi pada pertemuan

sebelumnya dan melakukan tanya jawab terkait dengan materi.

Dalam pertemuan ini peneliti melakukan tindakan seperti

pertemuan sebelumnya dan di akhir pembelajaran peneliti

melakukan tes akhir. Karena posisi tempat duduk peserta didik

sudah pada tempat masing-masing, maka sesuai rencana bahwa

hari ini akan dilaksanakan tes akhir siklus II.

Sebelum peneliti membagikan lembar tes, peneliti

(27)

diperlukan. Setelah itu peneliti membagikan lembar tes akhir

kepada masing-masing peserta didik dan menjelakan tentang

perintah dan prosedur pengerkjaan soal-soal tersebut. Peserta

didik mengerjakan soal-soal tersebut dan peneliti mengikuti

jalannya kegiatan.

Tes akhir dilaksanakan sekitar 40 menit. Setelah selesai

mengerkjakan lembar tes peneliti membimbing peserta didik

untuk segera mengumpulkan lembar jawaban yang suda

dikerjakan. Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan

mengajak peserta didik berdoa bersama kemudian

mengucapkan salam.

c) Tahap Observasi

1. Data Hasil Observasi Peneliti dan Peserta Didik dalam Pembelajaran

Observasi pada post- test II ini dilaksanakan seperti pada

siklus I,pada pengamatan ini dilakukan oleh guru mata

pelajaran SKI kelas V. Hasil pengamatan terhadap aktifitas

pesera didik dapat lihat pada tabel berikut:

Adapun hasil pengamatan yang dilakukan oleh kedua

pengamat terhadap aktifitas peserta didik selama kegiatan

pembelajaran sebagai berikut :

(28)

Tahap Indikator Skor Pertemuan I Pertemuan II 1 2 3

Awal 1. Melakukan aktifitas rutin 5 4 2. Memperhatikan tujuan pembelajaran 3 4 2. Memperhatikan penjelasan peneliti 4 5 3. Keterlibatan dalam pembangkitan pengetahuan prasyarat 4 4 4. Keterlibatan dalam pembentukan kelompok 5 5

Inti 1. Memahami lembar kerja 4 4 2. Keterlibatan dalam mengerjakan lembar kerja 5 5 3. Memanfaatkan sarana yang tersedia 5 4 4. Mengerjakan tugas 5 5 5. Mempresentasikan hasil kerja 4 4 5. Menyajikan pertanyaan 4 5

Akhir 1. Menanggapi jawaban evaluasi 4 4 2. Mengakhiri pembelajaran 5 4 Jumlah skor 57 62 Rata – rata 59,5

Sumber: hasil observasi aktifitas peserta didik siklus II

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa secara

umum kegiatan peserta didik sudah sesuai harapan meskipun

ada beberapa dikriptor yang tidak muncul dalam aktivitas

peserta didik selama pembelajaran. Nilai rata-rata yang

diperoleh pengamat adalah .

Presentase nilai rata-rata yang diperoleh adalah dengan

(29)

Presentase nilai rata-rata = Jumlah skor x 100 Skor maksimal = 57 x100 65

= 91,54%

Sesuai dengan tabel kriteria taraf keberhasilan, maka taraf

keberhasilan aktivitas peserta didik siklus II berada pada

kategori sangat baik.

Adapun hasil pengamatan terhadap aktifitas peneliti dapat

dilihat ditabel sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti Siklus II

Tahap Indikator Skor

Pertemuan I

Pertemuan II

1 2 3

Awal 1. Melakukan aktivitas rutin sehari-hari

5 5

2. Menyampaiakan tujuan pembelajaran

4 4

3. Menentukan materi dan pentingnya materi untuk dipelajari 5 5 4. Memotivasi peserta didik 4 5 5. Membangkitkan pengetahuan prasyarat 4 4 6. Membentuk kelompok 5 5 7. Menyediakan sarana yang dibutuhkan peserta didik

4 5

Inti 1. Meminta peserta didik untuk berpasangan dan bekerja sesuai lembar kerja 5 4 2. Membimbing dan mengrahkan pasangan untuk mengerjakan tugas 4 5 3. Meminta pasangan untuk melaporkan hasil kerjanya

(30)

4. Membantu kelancaran diskusi

3 4

Akhir 1. Merespon kegiatan diskusi 4 5 2. Melakukan evaluasi 5 4 3. Mengakhiri pembelajaran 4 4 Jumlah 61 64 Rata-rata 62,5

Sumber: hasil observasi aktifitas peneliti siklus II

Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa

secara umum kegiatan peneliti sudah sesuai rencana yang

ditetapkan pada lembar observasi tersebut, meskipun ada

beberapa hal yang tidak dilakukan. Nilai rata-rata yang

diperoleh adalah 62,5 sedangkan skor maksimal adalah 70.

Sehingga presentase nilai rata-rata yang diperoleh adalah

89,29% dengan perhitungan berikut:

Presentase nilai rata-rata = Jumlah skor x 100 Skor maksimal = 62,5 x 100 70

= 89,29%

Sesuai dengan kriteria taraf keberhasilan, maka taraf

keberhasilan aktivitas peneliti didik siklus II berada pada

kategori sangat baik.

Dalam tindakan siklus II observer juga mengamati

aktifitas keaktifan peserta didik. Adapun hasil observasi

terhadap aktifitas peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus II

(31)

Tahap Indikator Skor Pengamat Pertemuan I Pertemua n II Kegiatan Awal 1. Bersemangat dalam proses pembelajaran 3 4 2. Merespon pertanyaan yang diberikan 3 4 3. Antusias mengikuti proses pembelajaran 4 3 Kegiatan Inti 1. Membaca literatur 4 4 2. Mengerjakan lembar kerja secara individu

4 4 3. Berdiskusi dengan pasangan untuk menemukan jawaban yang tepat 4 3 4. Mempresentasikan hasil diskusi 3 4

5. Menanyakan hal yang masih kurang dipahami 3 4 6. Memberi pendapat 3 4 Kegiatan Akhir 1. Menjawab pertanyaan dari peneliti 4 4 2. Menyimpulkan materi yang telah dipahami

4 4

Jumlah 38 41

Rata-rata 39,5

Sumber data: Hasil observasi keaktifan peserta didik

Presentase nilai rata-rata = Jumlah skor x 100 Skor maksimal = 40 x 100

44

= 89,77%

Berdasarkan hasil observasi keaktifan belajar peserta didik

siklus II yang ditunjukkan pada tabel di atas menunjukkan

bahwa pembelajaran SKI di kelas V setelah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(32)

Berdasarkan indikator keaktifan belajar di atas, maka

didapat kategori keaktifan belajar peserta didik pada observasi

keaktifan peserta didik siklus II termasuk kategori sangat tinggi.

a. Data Hasil Tes Akhir Siklus II

Adapun hasil belajar peserta didik pada akhir tindakan

siklus II adalah:

Tabel 4.13 Daftar Nilai Tes Akhir Siklus II

No Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai

Skor

Keterangan

1 IBD L 60 Tidak Tuntas

2 ARS L 60 Tidak Tuntas

3 MRR L 90 Tuntas 4 MAN L 90 Tuntas 5 MSY L 70 Tuntas 6 MTQ L 80 Tuntas 7 MIM L 90 Tuntas 8 TYO L 90 Tuntas 9 CNF P 90 Tuntas 10 DWY P 100 Tuntas 11 FNF P 80 Tuntas 12 KFU P 80 Tuntas 13 LMF P 60 Tidak Tuntas 14 MFJ P 80 Tuntas 15 NLM P 100 Tuntas 16 SLM P 80 Tuntas 17 YTI P 70 Tuntas 18 JLP P 80 Tuntas

Berdasarkan hasil tes akhir yang telah dilaksankan dan

juga KKM yang ditetapkan yaitu 65 maka dapat dicari

prosentase peserta didik yang lulus yaitu:

S = JL x 100 % JS

(33)

18

= 83,3%

Keterangan:

S : Prosentase nilai yang dicari

JL : Jumlah peserta didik yang lulus

JS : Jumlah peserta didik seluruhnya

100% : Bilangan genap

Berdasarkan hasil tes diatas dapat disimpulkan bahwa hasil

tes siklus II lebih baik dari pada hasil tes siklus I. Disana

diketahui rata-rata kelas adalah 80,6 dengan ketuntasan belajar

83,3% (15 peserta didik) dan 17,7% (3 peserta didik) yang

belum tuntas. Ketuntasan tersebut sudah sesuai dengan yang

diharapkan yaitu minimal 75% dari jumlah peserta didik yang

mengikuti tes.

b. Catatan Lapangan

Catatan lapangan ini digunakan untuk mencatat hal-hal

penting yang tidak ada dalam format observasi selama proses

pembelajaran berlangsung. Ada beberapa hal penting yang

dicatat oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Pada siklus II ini menunjukkan peningkatan dibandingkan

pada siklus I .peserta didik lebih bersungguh- sungguh dan

(34)

b. Suasana lebih kondusif. Ini terlihat dengan banyaknya

peserta didik aktif berdiskusi, mengajukan pertanyaan dan

berpendapat

c. Pada waktu evaluasi tes, sudah semakin berkurang peserta

didik yang mencontek, karena merka merasa percaya diri

pada kemampuan yang dimiliki.

c. Hasil Wawancara

Wawancara dilakukan pada akhir siklus 2 dengan memilih

3 pesertadidik yang berkemampuan tinggi, sedang dan

rendah.kegiatan wawancara ini dilaksanakan pada hari Selasa,

tanggal 22 November 2016 di ruang kelas V. berikut ini

cuplikan wawancara tersebut:

P : “Bagaimana kemarin waktu belajar SKI sudah faham belum?”

PD1 : “Faham Bu”

P : “Apakah kalian pernah belajar dengan metode think pair share sebelumnya?”

PD2 : “Selama ini belum pernah Bu’

P : “Apakah kamu senang mengikuti proses pembelajaran menggunakan pembelajaran think pair share ?”

PD1 : ”Senang sekali Bu, pembelajarannya mudah sekali dimengerti.”

P : ”Apakah dengan pembelajaran menggunakan pembelajaran think pair sharemembuat kamu lebih cepat memahami materi yang telah disampaikan?” PD2 : ”Faham Bu, banyak materi yang saya pahami”. PD3 : ”Saya lebih cepat paham dari sebelumnya Bu”. P : ”Menurut kamu pembelajaran yang kita lakukan

dapat meningkatkan semangat belajar kamu?”

PD2 : ”Bisa Bu, kita bisa bareng-bareng berdiskusi, saling bertukar informasi dan pikiran”

P :”Apakah kamu mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran SKI dengan pembelajaran think pair share ?”

(35)

PD3 : ”Saya tidak mengalami kesulitan Bu, dari tidak tahu menjadi tahu Bu”

PD2 : “Meskipun ada beberapa hal yang sulit, tapi lama-lama saya paham Bu

P : ” Bagaimana pendapat kamu jika guru melakukan pembelajaran dengan metode think pair share?

PD1 : ”Kami sangat setuju Bu, kami sangat senang jika diajar lagi dengan metode itu”

Keterangan:

P : Peneliti

PD1 : Peserta Didik 1

PD2 : Peserta Didik 2

PD3 : Peserta Didik 3

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan

bahwa peserta didik merasa senang belajar menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe think pair share karena

mereka bisa belajar dan memecahkan masalah bersama teman.

Ini terbukti bahwa dari 18 peserta didik hanya 3 yang belum

mencapai ketuntasan.

d)Tahap Refleksi

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan peneliti bersama

pengamat, peneliti mengadakan refleksi terhadap hasil tes akhir

siklus II, hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara

dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa dalam penggunaan waktu pembelajaran sudah sesuai dengan rencana

(36)

2. Aktifitas peneliti dan peserta didik telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria sangat baik.

3. Hasil observasikeaktifan peserta didik bahwa peserta didik yang aktif belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe think

pair sharelebih banyak dari pada peserta didik yang tidak aktif.

4. Sebagian besar peserta didik sudah dapat belajar dengan disiplin, bersungguh-sungguh serta percaya diri untuk

mempresentasikan denga baik

5. Melihat hasl tes akhir siklus II banyak peseeta didik yang sudah memahami indikator dan tujuan pembelajaran

6. Aktifitas peserta didik telah menunjukkan tingkat keberhasilan pada kriteria baik. Oleh karena itu tidak diperlukan

pengulangan siklus.

Berdasarkan hasil dari refleksi dapat disimpulkan bahwa

setelah pelaksanaan tindakan pada siklus II ini tidak diperlukan

adanya pengulangan siklus. Hasil belajar peserta didik pada test

akhir siklus II sudah menunjukkan peningkatan yang sangat baik

dari test sebelumnya, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil

ketuntasan belajar peserta didik yang sudah memenuhi KKM

yang diharapkan. Dengan adanya peningkatan hasil belajar

peserta didik maka pembelajaran dikatakan sudah berjalan sesuai

rencana yang di inginkan peneliti. Dalam hal ini peserta didik

sudah dapat mengerti dan memahami penyampaian materi

(37)

2. Temuan Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, akhirnya peneliti

menyimpulkan beberapa hasil temuan penelitian yang terjadi selama

penelitian berlangsung, sebagai berikut:

a. Ada peningkatan keaktifan pesera didik dalam pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair sharen yang

dapat dilihat dari hasil observasi keaktifan peserta didik dalam proses

pembelajaran

b. Ada peningkatan hasil belajar peserta didik dalam model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada mata pelajaran SKI yang dapat

diketahui dari hasil tes belajar yaitu dengan kenaikan presentase

ketuntasan beajar dari siklus I ke siklus II yaitu 61,1% naik menjadi

80,6%.

c. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat dijadikan salah satu model pembelajaran di kelas, terutama pada mata pelajaran SKI

d. Dengan pembelajaran yang baru, peserta didik tidak mudah merasa bosan.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik dalam pembelajaran SKI melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe ThinkPair Share. Dengan menggunakan model

(38)

Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan tes awal (pre test),

untuk mengetahui tingkat pemahaman awal tentang materi Fatkhu Makkah

kelas V. Setelah mengetahui seberapa jauh tingkat pemahaman peserta didik

selanjutnya peneliti membuat rancanagan penelitian yang akan diterapkan

dalam proses pembelajaran.

Secara garis besar, dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 kegiatan utama,

yaitu kegiatan awal, inti dan akhir. Dalam kegiatan awal peneliti

menyampaiakan tujuan pembelajaran, melakukan apersepsi, serta

memberikan motivasi dan mengajak peserta didik untuk berpartisipasi aktif

dalam proses pembelajaran. Sedangkan kegiatan inti, peneliti mulai

mengeksplorasikan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share pada

peserta didik kelas V di MI Raden Fatah Jemekan Ringinrejo Kediri. Dalam

penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus.

Dengan menggunakan format observasi yang sudah disiapkan peneliti,

peneliti dibantu oleh observer untuk mengamati aktivitas peserta didik dan

peneliti selama proses pembelajaran berlangsung. Halini bertujuan untuk

menganalisis data dan sebagai perencanaan kegiatan yang akan dilakukan

pada siklus selanjutnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan,

menyatakan bahwa aktifitas peserta didik dan peneliti sudah mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II

Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik dan Peneliti

No. Kriteria Siklus I Siklus II

1 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti 83,57% 89,29% 2 Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik 83,08% 91,54%

(39)

Grafik 4.1 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti dan Peserta Didik

1. Keaktifan Belajar Peserta DidikPeserta Didik dengan Menerapkan Model Pembeljaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Peserta didik dapat dikatakan belajar secara aktif ketika terlibat secara

terus menerus, baik dari segi mentalnya ataupun fisiknya. Keaktifan

peserta didik dalam proses pembelajran akan menyebabkan interaksi yang

tinggi antara guru dengan peserta didik ataupun dengan peserta didik itu

sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan

kondusif, dimana masing-masing peserta didik dapat melibatkan

kemampuannya semaksimal mungkin.

Dalam pembelajaran kooperatif peserta didik harus menjadi partisipan

aktif dan melalui kelompoknya dapat membangun komunitas

pembelajaran yang saling membantu antar satu sama lain.1 Dalam

1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Prenada Media Group, 2006), hal. 55

78.00% 80.00% 82.00% 84.00% 86.00% 88.00% 90.00% 92.00%

Aktifitas Peneliti Aktifitas Peserta Didik

83.57% 83.08%

89.29%

91.54%

Siklus I Siklus II

(40)

pembelajaran kooperatif peserta didik terlibat aktif pada proses

pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas

interaksi dan komunikasi yang berkualitas.

Setelah diberikan tindakan diperoleh data dari observasi keaktifan

peserta didik hasil prosentase keaktifan peserta didik pada siklus I ini

mencapai angka 73,86% yang artinya peserta didik memiliki keaktifan dan

respon yang tinggi setelah dilakukan tindakan. Berdasarkan hasil dari data

observasi peserta didik terlihat adanya peningkatan keaktifan peserta

didik, ini terbukti dengan meningkatnya keaktifan belajar peserta didik

siklus II mencapai angka 89,77% yang artinya peserta didik memiliki

keaktifan dan respon yang sangat tinggi.

Peningkatan keaktifan peserta didik pada pembelajaran ini dapat

dilihat pada grafik di bawah ini:

(41)

Dengan demikian rata-rata hasil observasi mengalami peningkatan

sebesar 15,91 %. Yang artinya pembelajaran SKI melalui penerapan

model kooperatif tipe Think Pair Share terbukti mampu membantu peserta

didik dalam meningkatkan keaktifan peserta didik.

2. Hasil Belajar yang Diperoleh Peserta Didik dengan Menerapkan Model Pembeljaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

Perolehan hasil belajar peserta didik setelah memperoleh pengalaman

belajar dengan menggunakan model pembelajaran tipe Think Pair Share

mengalami peningkatan mulai dari nilai pre test, post tes I hingga post

testII. Sebagian besar peserta didik sudah mencapai ketuntasan dalam

pembelajaran ini, meskipun masih ada 3 peserta didik yang masih belum

mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditentukan.hal

ini dapat dilihat dari peningkatan rata- rata dari tes awal (Pre Test) yaitu

63,3 mejadi 66,7 pada siklus I kemudian mengalami peningkatan disiklus

II dengan rata-rata 80,5.

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Penelitian

0.00% 20.00% 40.00% 60.00% 80.00% 100.00% Siklus I Siklus II 73.86% 89.77%

Keaktifan Belajar

Keaktifan Belajar

(42)

No Kriteria Pre Test Siklus I Siklus II

1 Rata-rata kelas 63,3 66,7 80,6

2 Peserta didik tuntas belajar 50% 61,1% 83,3% 3 Peserta didik belum tuntas

belajar

50% 38,9% 16,7%

Dari hasil nilai rata-rata pre test peserta didik kelas V MI Raden Fatah

Jemekan Ringinrejo Kediri sebelum diberikan tindakan mencapai taraf

keberhasilan nilai yaitu <65 sebanyak 9 peserta didik dan ≥65 sebanyak 9 peserta didik dengan nilai rata-rata kelas adalah 63,3. Pada post-test siklus

I nilai rata-rata kelas 66,7dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar

61,1%. Sedangkan pada siklus II nilai rata-rata 80,6. Dengan presentase

ketuntasan belajar sebesar 83,3%. Dengan demikian ketuntasan belajar

(43)

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui bahwa ketuntasan belajar

digambarkan pada grafik di bawah ini:

Grafik 4.3 Peningkatan Ketuntasan Belajar Peserta Didik

Pada tahap- tahap pelaksanaan siklus I dan siklus II ini, sudah

dilakukan dengan baik. Pelaksanaan kegiatan ini memberikan perbaikan

yang positif dalam diri peserta didik. Hal ini dibuktikan dengan keaktifan

peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Perubahan ini dapat

dilihat dari perilaku peserta didik yang pada awal pembelajaran mereka

tidak memiliki semangat belajar ketika ditugaskan untuk mengerjakan soal

yang diberikan oleh peneliti. Dengan adanya kerja kelompok peserta didik

berperan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Peserta

didik dapat menyelesaikan soal tes dengan mandiri.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dan melihat

peningkatan hasil belajar peserta didik kelas V. Peserta didik dapat

berkolaborasi supaya memperoleh hasil yang maksimal. Dengan demikian

0% 20% 40% 60% 80% 100% Pre Test

Post Test I Post Test II

50% 61.10%

83.30%

Peningkatan Ketuntasan Belajar

Peserta Didik

Peningkatan Ketuntasan Belajar Peserta Didik

(44)

dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran SKI

pada materi Fatkhu Makkah di MI Raden Fatah Jemekan Ringinrejo

Kediri. Hal ini dibuktikan adanya peningkatan ketuntasan belajar dari tes

Gambar

Tabel 4.1 Skor Tes Awal Peserta Didik
Tabel 4.3 Daftar Pembagian Kelompok Siklus I
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik Siklus I
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktifitas Peneliti Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keluhan - keluhan tersebut muncul akibat dari kurangnya layanan kualitas yang diberikan oleh KFC dari segi kualitas layanan yang akan berpengaruh pada emosi penilaian

Pada hubungan balok kolom,dengan lebar balok lebih besar daripada lebar kolom, tulangan transversal yang ditentukan pada 23.4(4) harus dipasang pada hubungan tersebut

Kognitif adalah kebolehan individu untuk berfikir, memberi pendapat, memahami, mengingati perkara-perkara yang berlaku di persekitaran masing-masing.Oleh itu,aktiviti yang dilakukan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan yaitu model terbaik untuk kasus DBD di Jawa Timur tahun 2014 adalah model

maka model bulanannya adalah model pada langkah ke-a, namun apabila error dari model regresi dummy belum white noise maka dilanjutkan pada langkah ke-c.

Jika Dua Unsur Dapat Membentuk Lebih Dari Dua Jenis Senyawa, Dan Jika Massa Salah Satu Unsur Dalam Senyawa –Senyawa Itu Sama.. Pernyataan Diatas Merupakan Definisi Dari

Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meneliti secara rinci fenomena dan gejala sosial yang terjadi secara nyata dan apa adanya.Penelitian ini menggunakan

Penelitian ini membuktikan bahwa perceived usefulness, perceived credibility, dan social influence memberikan pengaruh yang signifikan terhadap intensitas penggunaan layanan