1
Infleksi Alias
I'rãb
Dalam tatabahasa Bahasa Arab (selanjutnya disingkat TbBA), kita
menemukan konsep tentang perubahan kata secara tatabahasa (i'rãb).
Itulah TbBA, dan segala hal selainnya berputar di sekitar itu. Diskusi apa pun yang dilakukan para ahli tatabahasa selalu berporos pada
masalah i'rãb. Apa pun yang mereka katakan, mereka selalu membahas
sesuatu yang berkaitan dengan i'rãb. Memahami masalah ini berarti
memahami Bahasa Arab. Gagal memahami masalah ini, berarti gagal memahami Bahasa Arab.
Pertanyaan berikutnya adalah: apakah gerangan i'rãb itu? Untuk
menjawab pertanyaan ini, kami ajukan dua perumpamaan (analogi).
Yang pertama adalah ‘i'rãb’ (grammatical inflection; infleksi) dalam
bahasa Inggris.[1] Hal ini dilakukan untuk mengajak pembaca berdiri
pada landasan yang sama, dan membantu pembaca untuk
menghubungkannya dengan topik yang dibahas. Yang kedua analoginya diambil dari perasaan-perasaan manusia. Diharapkan analogi-analogi ini akan memisahkan pembaca dari gambaran infleksi dalam Bahasa
Inggris, dan kemudian lebih memusatkan perhatian pada Bahasa Arab.
Analogi Bahasa Inggris
Dalam Bahasa Inggris, kita menemukan kata-kata he, him dan his.
Ketiga kata ini pada dasarnya sama, tapi berubah sesuai dengan
penggunaannya dalam kalimat. Sebagai misal, anda bisa mengatakan I
hit him, tapi tidak bisa mengatakan I hit he, tidak pula I hit his.
Bila he menjadi subjek (pelaku), anda akan mengatakan He ate. Bila he
menjadi objek (sasaran), anda akan mengatakan I hit him. Dan bila
diubah ke dalam bentuk possessive (kepunyaan), anda akan mengatakan
His son. Kata yang digunakan adalah sama, tapi bentuknya berubah-ubah sesuai tujuan anda menggunakannya dalam kalimat. Inilah yang
2
disebut grammatical inflection (infleksi) dalam Bahasa Inggris, dan ini
disebut i'rãb dalam Bahasa Arab.
Perhatikan kembali infleksi kata dalam Bahasa Inggris
ini!
He ate (Dia makan)
I hit him (Saya memukulnya)
His son (Putranya)
Bisakah anda memikirkan kata-kata Inggris lain yang berinfleksi seperti ini?
Perhatikan! Dalam Bahasa Inggris hanya sedikit kata yang mengalami
infleksi. Sebagai contoh, kata benda (nama orang) seperti Nick tidak
mengalami perubahan mengikuti perubahan posisinya dalam kalimat.
Anda bisa mengatakan Nick ate, I hit Nick atau Nick’s son. Jadi kata
Nick dalam ketiga kasus tersebut tidak berubah sama sekali. Dalam Bahasa Arab, kebanyakan kata benda (bahkan kata kerja) mengalami infleksi.
Analogi dari perasaan manusia
Jadi, jelas infleksi dalam kedua bahasa tersebut tidak sama. Sekarang, mari kita gunakan analogi yang lebih cocok.
Manusia mengalami perasaan-perasaan seperti senang, sedih, dan marah. Perasaan-perasaan itu terlihat pada wajah. Rasa senang, misalnya,
terlihat melalui senyum, kesedihan terlihat melalui wajah yang muram, dan kemarahan terlihat melalui wajah yang merengut.
Sekarang, mengapa seseorang menjadi senang, sedih atau marah? Tentu karena ada suasana hati yang mempengaruhinya. Keluarga dan teman, misalnya, bisa mempengaruhi suasana hati seseorang. Sementara orang asing, biasanya kurang mempengaruhi suasana hati seseorang.
3
Katakan, misalnya, Zaid sedang tidak merasakan apa-apa. Tiba-tiba datang temannya, Nick, dan itu membuatnya senang, dan rasa senang itu terlihat pada senyumnya. Dengan demikian, kita bisa mengatakan
kedatangan Nick menjadi penyebab senangnya Zaid.
Dengan kata lain, manusia mengalami perubahan suasana hati sesuai dengan siapa yang ditemui. Kadang kala, suasana hati manusia juga dipengaruhi oleh suasana hati orang lain. Misalnya, ketika Nick datang sambil tersenyum, Zaid juga ikut tersenyum. (Inti dari analogi ini adalah
adanya satu pihak yang dipengaruhi oleh pihak lain – pen.)
Mari kita kembali kepada pembahasan tentant infleksi dalam Bahasa Arab.
Kata-kata dalam Bahasa Arab tidaklah benar-benar memiliki keadaan yang tetap. Tapi bila anda meletakkannya dalam kalimat (seperti memasukkan seseorang ke dalam masyarakat), kata-kata itu mulai mempunyai kedudukan khusus secara tatabahasa. Banyak kata
mengalami perubahan seperti he dalam Bahasa Inggris, yang lainnya
tidak berubah (seperti halnya Nick), dan beberapa kata mengalami
perubahan kedudukan secara tatabahasa (grammatical state) namun
tidak terlihat.
Jenis kata yang mengalami infleksi dan tidak
1. Kata yang mengalami infleksi dan terlihat
2. Kata yang mengalami infleksi tapi tak terlihat
3. Kata yang tidak mengalami infleksi
Kata-kata mengalami perubahan kedudukan (status) karena pengaruh kata-kata lain (seperti teman mempengaruhi perasaan seseorang). Beberapa jenis kata tertentu mempengaruhi kata-kata lain (seperti keluarga dan teman), sementara yang lain tidak demikian.
4
Jenis kata menyebabkan infleksi dan tidak
1. Kata yang menyebabkan infleksi pada kata lain
2. Kata yang tidak menyebabkan infleksi
Cara lain yang menyebabkan terjadinya infleksi adalah dengan melihat status kata lain dan mengikutinya (seperti Zaid yang ikut senang melihat Nick tersenyum).
Cara satu kata terpengaruh kata lain
1. Kata 1 mempengaruhi kata 2
2. Kata 1 mempengaruhi kata 2, dan pengaruh itu diteruskan kepada
kata 3
Bila satu kata terpengaruh dengan salah satu dari dua cara tersebut di atas, maka keadaannya berubah (seperti suasana hati manusia), dan perubahan itu terlihat pada (bunyi) akhir kata (seperti perasaan yang terlihat pada wajah).
Apa tujuan semua ini?
Ketika kita menggunakan bahasa, kita butuh cara untuk mengatakan kata
mana dari bagian kalimat yang merupakan subjek, predikat, dan objek
dari sebuah kata kerja, dan lain-lain. Tanpa cara demikian, maka
kalimat-kalimat yang kita buat hanya akan seperti setumpuk kata-kata yang dilemparkan begitu saja, yang tentu tidak mengandung makna yang jelas.
Dalam Bahasa Inggris, mekanisme-(cara kerja)-nya adalah urutan kata dan kata-kata tambahan. Sebagai contoh, bila kita mempunyai tiga kata – hit, Nick, Zaid – dan kita mengatakan Nick hit Zaid, bagaimana anda mengetahui siapa yang memukul dan siapa yang dipukul? Melalui
susunan kata-katanya! Kenyataan bahwa Nick terletak di depan kata
kerjanya, menjelaskan bahwa Nick adalah pemukulnya, dan kenyataan bahwa Zaid terletak setelah kata kerjanya, menegaskan bahwa dia adalah
5
pihak yang dipukul. Bila anda mengubah susunannya menjadi Zaid hit
Nick, maknanya pun berubah.
Contoh lain: Nick is crazy (Nick itu gila). Siapa yang kita bicarakan, dan
apa yang kita katakan tentangnya? Kita bicara tentang Nick, dan kita katakan bahwa dia gila. Tapi bagaimana kita mengetahui hal ini? Kita
mengetahui karena di situ ada kata is. Kata sebelum is adalah subjek
(sesuatu yang kita bicarakan), dan kata setelah is adalah predikat (apa
yang kita katakan tentang subjek; keterangan tentang subjek).
Dalam Bahasa Arab, cara ini juga digunakan. Kata-kata bisa disusun dalam banyak susunan dan tak harus menggunakan kata tambahan untuk mendukung pengertian kalimat. Tapi kita tetap harus tahu mana subjek, mana objek, di mana tempat predikat, dan lain-lain. Inilah yang dijawab
oleh infleksi (i'rãb). Itulah yang kasus ketatabahasaan dari sebuah kata,
yang menjelaskan kepada kita peran apa yang dimainkannya dalam sebuah kalimat, dan membantu kita memahaminya.
Lebih resminya
Infleksi dalam TaBA disebut sebagai i'rãb/ باَرْعِا. Bila sebuah kata
mengalami i'rãb, ia disebut mu’rab, dan bila tidak, atau mengalami tapi
tidak terlihat, maka ia disebut mabniyy(un)/ ّيِنْبَم atau mabni. (dengan
kata lain, kebalikan dari mu’rab adalah mabni – pen.). Kata yang
mempengaruhi disebut ãmil(un), dan yang tidak mempengaruhi disebut
ghairu ãmil(in). Bila sebuah kata terpengaruh secara tidak langsung (seperti Zaid yang menjadi senang melihat Nick tersenyum), maka ia
disebut tãbi’(un)/ عِباَت dan kata yang diikutinya disebut matbû’(un)/ عْوُبْتَم.
Tidak seperti perasaan manusia, status ketatabahasaan dalam TbBA hanya ada empat:
6
2. Status nashb(un)/ بْصَن (nashab)
3. Status jarr(un)/ ّرَج (jar) 4. Status jazm(un)/ مْزَج (jazem)
Ada 8 peran yang dimainkan kata benda dalam kalimat, yang
menyebabkan ia menjadi marfu’(un) (dalam status rafa’), ada 12 peran
yang menjadikannya manshûb(un) (berstatus nashab), ada 2 peran yang
membuatnya majrûr(un) (bersatus jar). Sebagai misal, satu dari 8 peran
kata benda adalah menjadi subjek (pelaku) dari kata kerja.
Bila sebuah kata memasuki salah satu dari empat status (kedudukan; keadaan) tersebut, statusnya pada dasarnya harus terlihat. Tergantung jenis kata yang kita bicarakan, perubahannya dilakukan dengan cara berbeda. Ada 9 cara yang dilakukan dan dibahas dalam ilmu tatabahasa (ilmu nahwu).
Contoh
ًارْمَع ٌدْيَز َبَرَض
Dharaba Zaidun ‘Amran.Contoh kalimat ini berarti “Zaid memukul Amr.” Di sini kata kerja
dharaba tidak mengalamai i'rãb, dan karena itulah dia disebut mabni.
Sementara kata benda Zaid dan Amr (baca seperti anda mengeja Anyer)
mengalami i'rãb, sehingga ia disebut mu’rab.
Kata kerja dharaba adalah ãmil yang mempengaruhi Zaid maupun Amr.
Ia menyebabkan Zaid menjadi marfû’ dan Amr menjadi manshûb. Jadi,
Zaid menjadi marfû’ karena merupakan subjek dari kata kerja dharaba.
Dan Amr menjadi manshûb karena ia menjadi objek kata kerja dharaba.
Terakhir, bagaimana kita mengetahui bahwa Zaid marfû’ dan Amr
manshûb? Apakah karena urutannya dalam kalimat? Bukan. Kita bisa menukar posisi kedua kata itu, dan makna kalimatnya tetap sama (Zaid memukul Amr). Status ketatabahasaan kedua kata itu ditandai dengan
7
harakat masing-masing pada akhir kata. Harakat (tanda baca)
dhammah/ةمض di atas kata Zaid/ ديز menjelaskan bahwa statusnya
marfû’/ عوفرم dan harakat fathah/ةحتف di atas kata Amr/ ورمع menegaskan
bahwa ia manshûb/بوصنم. Kenyataan bahwa harakat keduanya ganda,
dan pada Amr terdapat huruf alif, bukanlah masalah penting yang harus
dibahasa di sini. (Akan dibahas pada gilirannya - pen.).▲
[1] Naskah ini aslinya ditulis dalam Bahasa Inggris, karena sasarannya memang pembaca berbahasa Inggris, khususnya masyarakat Eropa dan Amerika.