• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASU KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 232/VII/KIP-PS-M-A/2012 L IDENTITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASU KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA. PUTUSAN Nomor: 232/VII/KIP-PS-M-A/2012 L IDENTITAS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

A SU

KOMISI INFORMASI PUSAT

REPUBLIK INDONESIA

PUTUSAN

Nomor: 232/VII/KIP-PS-M-A/2012

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA

L IDENTITAS

[1.1] Komisi Informasi Pusat yang memeriksa dan memutus Sengketa Informasi Publik

Nomor: 232/VII/KIP-PS-M-A/2012 yang diajukan oleh: Nama : LSM Sarvodaya - KPODI

Alamat : Jl. Bambu Hitam No. 28 A Kel. Bambu Apus, Kec. Cipayung

Dalam persidangan diwakili oleh Darojatun Imamah, dkk berdasarkam surat kuasa No 001/DPP/LSM.S.KPODI/IV/2013 tertanggal 4 April 2013, surat tugas Nomor No.040/DPP.LSM.S.KPODI/I/2013 tertanggal 3 Januari 2013 dan surat tugas Nomor No.041/DPP.LSM.S.KPODI/I/2013 tertanggal 3 Januari 2013.

selanjutnya disebut sebagai Pemohon.

Terhadap

Nama Kantor Pertanahan Kota Admintrasi Jakarta Barat,

Alamat : Komplek Perumahan Permata Buana Jl. Kembangan Utama, Jakarta Barat Dalam persidangan dihadiri oleh

1. Nama: Edi Kusyanto

Jabatan: Kepala Sub Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan 2. Nama: H. Satibi

Jabatan: Staf Sub Seksi Sengketa dan Konflik Pertanahan

Berdasarkan Surat Tugas No. 1303/600-31.73/1V/2012 tertanggal 4 April 2013 Selanjutnya Disebut Sebagai Termohon

(2)

Telah mendengar keterangan Pemohon; Telah mendengar keterangan Termohon; Telah memeriksa bukti-bukti dari Pemohon; Telah membaca kesimpulan Pemohon;

2. DUDUK PERKARA A. Pendahuluan

[2.1] Menimbang bahwa Pemohon telah mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat pada tanggal 13 Juli 2013.

Kronologi

[2.2] Pemohon mengajukan permohonan informasi kepada Kasubag TU BP1S1 Kota Admistratif Jakarta Barat melalui surat nomor 009/DPPLSM.S.KPOD1/V/2012 tertanggal 8 Mei 2012. Dan diterima oleh Termohon tanggal 11 Mei 2012. Adapun Informasi yang diminta adalah dokumen informasi daftar nama dan alamat penerima sertifikat gratis prona di wilayah Kota Administrasi Jakarta Barat Tahun anggaran 2010 dan 2011, yang diklasifikasikan menurut Kecamatan, Kelurahan dan RW.

[2.3] Pemohon mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor BPN Kota Administratif Jakarta Barat melalui surat nomor 072/DPP.LSM.S.KPODI/V/2012 tertanggal 31 Mei 2012 dan diterima oleh Termohon tanggal 1 Juni 2012

[2.4] Pemohon telah mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat pada tanggal 13 Juli 2012.

[2.5] Setelah melalui proses pemeriksaan Majelis Pemeriksaan Pendahuluan (MPP), maka MPP menetapkan melalui Penetapan K1P RI Nomor 136/VIII/KIP-PNTP- MPP.A/2012 tertanggal 6 Agustus 2012 menetapkan menerima permohonan sengketa informasi.

[2.6] Pada tanggal 19 November 2012 diadakan mediasi namun akhirya mediasi dinyatakan gagal karena jangka waktu mediasi telah habis, Pemohon meminta penyelesaian melalui ajudikasi.

(3)

[2.7] Sidang ajudikasi telah dilaksanakan pada tanggal 18 Maret 2013 dan 4 April 2013 dengan dihadiri oleh Pemohon dan Termohon.

Alasan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik

[2.8] Pemohon mengajukan permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik karena tidak adanya tanggapan atas permohonan dan keberatan permohon informasi yang dimohon oleh Termohon

Tujuan Permohonan Informasi

[2.9] Pemohon Mengajukan permohonan informasi untuk digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pemohon informasi selaku kontrol sosial masyarakat.

Petitum

[2.10] Mohon kepada Komisi Informasi Pusat untuk dapat menyelesaikan sengketa informasi publik sesuai dengan Undang-Undang nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

B. Alat Bukti MK Keterangan Pemohon

[2.11] Menimbang bahwa di persidangan ajudikasi Pemohon memberikan keterangan sebagai berikut:

1. Bahwa pemohon minta nama dan alamat karena penerbitan sertifikasi dibiayai oleh negara. Lalu sebelum sertifikat diterbitkan itu diumumkan ke masyarakat secara lengkap. Pemohon hanya minta nama dan alamat saja. Tujuan atas permohoan ini sebagai kontrol atas penggunaan dana masyarakat.

2. Pemohon tidak setuju kalau BPN berkoordinasi dengan lurah karena yang pemohon ketahui semua bayar Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah) kalau mau ikut program ini. Bohong kalau dibilang gratis. Hal tersebut tidak apa-apa kalau yang dibayar adalah biaya pemberkasan yang memang tidak disubsidi oleh pemerintah.

3. Pemohon ingin mengetahui data tersebut untuk mengetahui besaran biaya yang telah di keluarkan oleh peserta prona sertifikat, dimana biaya prona tersebut

(4)

gratis, pemohon ingin mengetahui pada tahapan mana biaya tersebut ada dan menjadi beban masyarakat karena tidak adanya standarisasi biaya.

4. Bahwa setelah mengetahui informasi tersebut pemohon akan menyebarkan kuesioner untuk mengetahui berapa biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat. 5. Bahwa data tersebut akan digunakan untuk memerikan msukan kepada BPN

atas pelaksanan program tersebut untuk dilakukan perbaikan.

Surat-Surat Pemohon

[2.12] Menimbang bahwa Pemohon mengajukan bukti surat sebagai berikut:

Bukti Dokumen

P - 1 Copy Surat permohonan informasi kepada kepada Kasubag TU BPN Kota Administratif Jakarta Barat melalui surat nomor 009/DPPLSM.S.KPODI/V/2012 tertanggal 8 Mei 2012

P - 2 Copy tanda terima surat nomor 009/DPPLSM.S.KPODI/V/2012 tertanggal 8 Mei 2012, yang diterima tanggal 11 Mei 2011

P - 3 Copy Surat keberatan kepada Kepala Kantor BPN Kota Administratif Jakarta Barat melalui surat nomor 072/DPP.LSM.S.KPODI/V/2012 tertanggal 31 Mei 2012

P - 4 Copy tanda terima surat nomor 072/DPP.LSM.S.KPODI/V/2012 tertanggal 31 Mei 2012, yang diterima tanggal 1 Juni 2012

P - 5 surat kuasa No 001/DPP/LSM.S.KPODI/1V/2013 tertanggal 4 April 2013

P - 6 surat tugas Nomor No.040/DPP.LSM.S.KPODI/I/2013 tertanggal 3 Januari 2013

P - 7 surat tugas Nomor No.041/DPP.LSM.S.KPOD1/I/2013 tertanggal 3 Januari 2013.

P - 8 Copy Identitas Diri Pemohon

P - 9 Copy Akta Pendirian LSM Sarvodaya - KPOD1

[2.13] Bahwa berdasarkan dalil-dalil yang diuraikan di atas dan bukti terlampir, Pemohon meminta kepada Majelis Komisioner agar memberikan putusan:

(5)

a. Mengabulkan permohonan Pemohon.

b. Memerintahkan Termohon untuk memberikan salinan atas informasi yang diminta Pemohon.

2. Subsider

Memberikan putusan lain yang seadil-adilnya menurut rasa keadilan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Keterangan Termohon

[2.14] Menimbang bahwa di persidangan ajudikasi Termohon hadir dan memberikan keterangan sebagai beikut:

1. Bahwa Pada prinsipnya data yang diminta pemohon tersebut adalah merupakan data yang strategis, sudah menjadi dokumen negara. Ini artinya kewenangan memberikan informasi ada pada kepala pusat hukum dan hubungan masyarakat BPN RI. Jadi termohon tidak berkenan memberikan, termohon sebagai instansi vertikal secara taktis operasional berada di bawah pemerintah kabupaten atau kota. Secara teknis administratif bertanggungjawab kepada BPN RI melalui kanwil. Segala informasi maupun kebijakan strategis merupakan kewenangan pusat.

2. Bahwa dasar argumentasi penolakan permohonan informasi adalah Surat Kepala BPN RI tanggal 29 j uni 2012 nomor: 2335/7.3-100/VI/2012.

3. Bahwa nama dan alamat masuk sebagai dokumen di dalam warkah. Dan menjadi dokumen strategis yang penguasaannya tidak di Pemohon lagi.

4. Bahwa tidak ada aturan eksplisit untuk syarat mengikuti program sertifikat prona, karean program bantuan dari pemerintah, adapun kegiatan ini di peruntukan pada warga masyarakat ekonomi lemah, BPN hanya menyampaikan kriteria serahkan kepada kelurahan

5. Dalam proses penerbitan sertifikat terdapat prinsip publisitas, dimana pada sebelum diterbitkan sertifikat kan diumumkan selama 6 (enam) bulan untuk mengetahui siapa-siapa yang keberatan, pengumuman tersebut diumumkan di kelurahan.

6. Bawa setelah proses pengumuman tersebut tidak ada yang keberatan atas penerbitan sertifikat, maka diterbitkan sertifikat, namuan apa bila ada yang keberatan bisa melakukan gugatan dan atas putusan pengadilan kita bisa melakukan pembatalan penerbitan sertifikat tersebut.

(6)

7. Bahwa setelah penerbitan data atas sertifikat tersebut menjadi tertutup.

Surat-Surat Termohon

[2,15] Menimbang bahwa Pemohon mengajukan bukti surat sebagai berikut:

Bukti Dokumen

T-l Surat Tugas No. 1303/600-31.73/1V/2012 tertanggal 4 April 2013 T-2 Foto copy Identitas Termohon

3. KESIMPULAN PARA PIHAK

Kesimpulan Pemohon

[3.1] Menimbang bahwa Pemohon menyampaikan kesimpulan tertulis dengan nomor surat 0109/DPP.LSM.S.KPOD1/1V/2013 tertanggal 10 april 2013 yang pokoknya sebagai berikut:

1. Bahwa alasan penolakan termohon tidak melalui uji konsekuensi.

2. Bahwa nama dan alamat dalam pengurusan sertifikat dengan biaya sendiri dari pemilik tanah dalam prosesnya juga diumumkan maka pada program prona sertifikat yang dibiayai APBN sudah seharusnya juga data terbuka. 3. Bahwa dalam pengalaman pemohon dalam proses pengurusan sertifikat

prona dikenakan biaya Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) sampai dengan Rp 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah).

4. Bahwa proses pemberkasan di tingkat RT/RW dan keluarahan dikenakan biaya yang dibebankan kepada pemilik tanah karena biaya tersebut tidak termasuk dalam program prona, atas hal tertsebut tujuan dari permohoan informasi untuk dapat menggali informasi dari peserta prona sertifikat untuk memberikan masukan kepada BPN, DPR, Pemda dan DPRD terkait biaya proses pemberkasan tidak dibebankan kepada masyarakat.

Kesimpulan Termohon

(7)

4. PERTIMBANGAN HUKUM

[4.1] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan sesungguhnya adalah mengenai Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur Pasal 35 ayat (1) huruf d, Pasal 36 ayat (2), Pasal 37 ayat (2) UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU K IP) juncto Pasal 3 ayat (2) huruf a, Pasal 3 ayat (3) huruf c Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Perki PPSIP), yaitu dengan alasan permintaan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta.

[4.2] Menimbang bahwa sebelum memasuki pokok permohonan, Majelis Komisioner akan mempertimbangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

1. Kewenangan Komisi Informasi Pusat untuk memeriksa dan memutus permohonan a quo;

2. Kedudukan hukum (legal standing) Pemohon.

Terhadap kedua hal tersebut di atas, Majelis berpendapat sebagai berikut:

A. Kewenangan Komisi Informasi Pusat

[4.3] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 5, Pasal 26 ayat (1) huruf a, Pasal 27 ayat (1) huruf a, b, c, dan d, Pasal 35 ayat (1) huruf d UU K1P juncto Pasal 3 ayat (2) huruf a dan b, Pasal 3 ayat (3) huruf c, dan Pasal 3 ayat (4) huruf b Perki nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (PPSIP) pada pokoknya mengatur Komisi Informasi berwenang menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui ajudikasi.

[4.4] Menimbang bahwa permohonana a quo merupakan permohonan penyelesaian sengketa informasi publik yang menyangkut penolakan atas permintaan informasi berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1) huruf c UU KIP Juncto Pasal 3 ayat (3) huruf c dan Pasal 3 ayat (40) Perki PPSIP.

[4.5] Menimbang berdasarkan uraian pada paragraf [4.3] dan [4.4] Majelis berpendapat bahwa Komisi Informasi berwenang memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan terhadap permohonan a quo.

(8)

[4.6] Menimbang bahwa pasal 27 ayat (2) UU KIP Juncto Pasal 4 ayat (1) Perki PPSIP pada pokoknya mengatur bahwa Komisi Informasi Pusat berwenang menyelesaikan Sengeketa Informasi Publik apabila permohonan penyelesaian Sengketa informasi Publik menyangkut badan publik pusat.

[4.7] Menimbang bahwa Termohon adalah Badan Publik Pusat yang mempunyai kantor perwakilan di kota admintartif Jakarta barat.

[4.8] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.6] dan [4.7] Majelis berpendapat bahwa Komisi Informasi Pusat berwenang memeriksa, memutus, dan menjatuhkan putusan terhadap permonan a quo

[4.9] Menimbang bahwa maksud dan tujuan permohonan adalah sebagaimana tersebut di paragraf [2.9]

[4.10] Menimbang Pasal 2 ayat (3) UU KIP yang berbunyi:

“Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana”

[4.11] Menimbang Pasal 46 Perki Nomor 2 Tahun 2010 tentang PPSIP yang berbunyi: Pemeriksaan di persidangan dilakukan dengan:

a. mendengarkan dan/atau mengkonfirmasi keterangan Pemohon; b. mendengarkan dan/atau mengkonfirmasi keterangan Termohon; c. mendengarkan keterangan saksi, jika ada dan/atau diperlukan; d. mendengarkan keterangan ahli, jika ada dan/atau diperlukan;

e. mendengarkan keterangan Pihak Terkait, jika ada dan/atau diperlukan; f. memeriksa rangkaian data, keterangan, perbuatan, keadaan, dan/atau

peristiwa yang bersesuaian dengan alat-alat bukti lain yang dapat dijadikan petunjuk, jika diperlukan;

g. mendengarkan kesimpulan dari kedua belah pihak jika ada dan/atau diperlukan

(9)

B. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Pemohon

[4.12] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka 12, Pasal 35 ayat (1) huruf d, Pasal 36, Pasal 37 UU KIP juncto Pasal 1 angka 8 dan Pasal 30 ayat (1) huruf d Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik (Perki SLIP) juncto Pasal 1 angka 6, Pasal 6, Pasal 7, dan Pasal 8 Perki Nomor 2 Tahun 2010 (Perki PPSIP) yang pada pokoknya Pemohon merupakan Pemohon Informasi Publik yang telah mengajukan permohonan Informasi Publik kepada Komisi Informasi Pusat setelah terlebih dahulu menempuh upaya keberatan kepada Termohon.

[4.13] Menimbang bahwa berdasarkan fakta di persidangan:

1. Bahwa Pemohon mengajukan permohonan informasi kepada Kasubag TU BPN Kota Administratif Jakarta Barat melalui surat nomor 009/DPPLSM.S.KPODI/V/2012 tertanggal 8 Mei 2012. Dan diterima oleh Termohon tanggal 11 Mei 2012. Adapun Informasi yang diminta adalah dokumen informasi daftar nama dan alamat penerima sertifikat gratis prona di wilayah Kota Administarsi Jakarta Barat Tahun anggaran 2010 dan 2011, yang diklasifikasikan menurut Kecamatan, Kelurahan dan RW

2. Pemohon mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor BPN Kota Administratif Jakarta Barat melalui surat nomor 072/DPP.LSM.S.KPODI/V/2012 tertanggal 31 Mei 2012 dan diterima oleh Termohon tanggal 1 Juni 2012

3. Pemohon telah mengajukan permohonan penyelesaian sengketa informasi kepada Komisi Informasi Pusat diterima dan terdaftar di Kepaniteraan Komisi Informasi Pusat pada tanggal 13 Juli 2012.

[4.14] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.12] sampai dengan paragraf [4.13] Majelis berpendapat bahwa Pemohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing) sebagai Pemohon.

C. Kedudukan Hukum (Legal Standing) Termohon

[4.15] Menimbang bahwa berdasarkan Pasal 1 angka (3), Pasal 1 angka (8), Pasal 1 angka (9) Pasal 7 Pasal 8 UU KIP juncto Pasal 1 angka (3), Pasal 1 angka (4), Pasal 1 angka (5), Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 Perki SLIP juncto Pasal 1 angka 4, Pasal 1 angka 5, Pasal 1 angka 7 Perki PPSIP yang pada pokoknya Termohon

(10)

merupakan Termohon Informasi Publik atau pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di badan publik

[4.16] Menimbang bahwa berdasarkan fakta di persidangan:

1. Bahwa Termohon adalah badan publik Pusat yang memepunyai perwakilan di di kota administatif Jakarta barat.

2. Bahwa berdasarkan Pasal 33 dan Pasal 34 Peraturan Pemerintah No.24 tahun 1997 tentang pendaftaran tanah

Pasal 33

(1) Dalam rangka penyajian data fisik dan data yuridis, Kantor pertanahan menyelenggarakan tata usaha pendaftaran tanah dalam daftar umum yang terdiri dari peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan daftar nama.

(2) Bentuk, cara pengisian, penyimpanan, pemeliharaan, dan penggantian peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur, buku tanah dan

daftar nama ditetapkan oleh Menteri.

Pasal 34

(1) Setiap orang yang berkepentingan berhak mengetahui data fisik dan data yuridis yang tersimpan di dalam peta pendaftaran, daftar tanah, surat ukur dan buku tanah,

(2) Data fisik dan data yuridis yang tercantum dalam daftar nama hanya terbuka bagi instansi Pemerintah tertentu untuk keperluan pelaksanaan tugasnya.

(S) Persyaratan dan tata cara untuk memperoleh keterangan mengenai data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri.

3. Bahwa berdasarkan Pasal 192 Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah yang menyebutkan:

(11)

(1) Semua daftar umum dan dokumen-dokumen yang telah dipergunakan sebagai dasar pendaftaran merupakan dokumen negara yang harus disimpan dan dipelihara menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (J) Kepala Kantor Pertanahan menunjuk petugas khusus

dari pegawai Kantor Pertanahan setempat sebagai penanggung-ja wab.

(3) Dengan izin tertulis dari Kepala Kantor Wilayah kepada instansi yang memerlukan untuk pelaksanaan tugasnya dapat diberikan petikan, salinan atau rekaman dokumen pendaftaran tanah yang tersimpan di Kantor Pertanahan.

[4.17] Menimbang bahwa berdasarkan uraian pada paragraf [4.15] dan [4.16] tersebut Majelis berpendapat bahwa Termohon memenuhi syarat kedudukan hukum (legal standing),selanjutnya Majelis akan mempertimbangkan pokok permohonan

D. Tujuan Penggunaan Informasi Publik

[4.18] Menimbang bahwa berdasarkan :

1. Pasal 28 F Perubahan Keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD RI Tahun 1945) juncto Pasal 4 ayat (1) dan ayat (2) UU KIP pada pokoknya mengatur bahwa setiap orang dijamin haknya atas informasi dan berhak mengajukan permohonan informasi publik;

2. Pasal 4 ayat (3) UU KIP menyatakan bahwa setiap Pemohon Informasi Publik berhak mengajukan permohonan informasi publik disertai alasan;

3. Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) UU KIP yang pada pokoknya mengatur bahwa Badan Publik berwenang menolak permohonan informasi publik apabila:

a. Informasi publik yang diminta termasuk informasi publik yang dikecualikan;

b. Permohonan dilakukan tidak sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

4. Pasal 7 ayat (1) UU KIP juncto Pasal 14 PERKI SLIP yang pada pokoknya menyatakan bahwa Badan Publik wajib menyediakan, memberikan dan/atau

(12)

menerbitkan informasi publik yang berada di bawah kewenangannya kepada Pemohon informasi publik, selain informasi yang dikecualikan sesuai ketentuan; 5. Pasal 9 huruf c PERKI SUP menyatakan bahwa Badan Publik berwenang

menolak permohonan informasi publik secara tertulis apabila informasi publik yang dimohon termasuk informasi publik yang dikecualikan/rahasia dengan disertai alasan serta pemberitahuan tentang hak dan tata cara bagi pemohon untuk mengajukan keberatan atas penolakan tersebut;

6. Pasal 19 ayat (1) PERKI SLIP yang menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh informasi publik dengan melihat dan mengetahui informasi serta mendapatkan salinan informasi publik;

7. Pasal 22 PERKI SLIP yang menyatakan bahwa seluruh informasi publik yang berada pada Badan Publik selain informasi yang dikecualikan dapat diakses oleh publik melalui prosedur permohonan informasi publik.

8. Pasal 17 huruf h angka 3 juncto Pasal 18 ayat (2) Huruf a UU KIP:

Pasal 17 huruf h angka 3 menyebutkan”Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi Publik, kecuali:

h. Infomasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu:

1. riwayat dan kondisi anggota keluarga;

2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang;

3. kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang;

4 dst...

Pasal 18 (2) Huruf a “Tidak termasuk informasi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf g dan huruf h, antara lain apabila :

a. pihak vang rahasianya diungkap memberikan persetujuan tertulis; dan/atau

[4.19] Menimbang bahwa berdasarkan fakta permohonan di dalam surat permohonan informasi publik kepada termohon, pemohon telah mencantumkan alasan permohonananya.

(13)

[4.20] Menimbang bahwa berdasarkan uraian [4.18] dan [4.19] majelis berpendapat bahwa permohonan informasi publik yang dilakukan oleh Pemohon telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

E. Pokok Permohonan

[4.21] Menimbang bahwa dari fakta hukum, dalil Pemohon, serta bukti surat, Majelis menemukan fakta hukum dan dalil-dalil permohonan Pemohon yang tidak dibantah oleh Termohon, karenanya fakta hukum tersebut menjadi hukum bagi Pemohon dan Termohon sehingga hal tersebut tidak perlu dibuktikan lagi, yaitu:

a. Pemohon telah mengajukan permohonan Informasi Publik sebagaimana diuraikan dalam Duduk Perkara;

b. Pemohon telah menempuh upaya keberatan kepada Termohon sebagaimana diuraikan dalam Duduk Perkara

F, Pendapat Majelis

[4.22] Menimbang mengenai legal standing Pemohon dan Termohon telah dipertimbangkan oleh Majelis Komisioner di paragraf sebelumnya, Majelis Komisioner akan mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan alasan penolakan pemberian informasi.

Penolakan informasi tidak menggunakan uji konsekuensi

[4.23] Menimbangn bahwa dalam persidangan Termohon menyampaikan bahwa alasan penolakan informasi adalah

1. Pada prinsipnya data yang diminta pemohon tersebut adalah merupakan data yang strategis, sudah menjadi dokumen negara. Dimana kewenangan memberikan informasi ada pada kepala Pusat Hukum Dan Hubungan Masyarakat BPN RI. Jadi Termohon tidak berkenan memberikan, termohon sebagai instansi vertikal secara taktis operasional berada di bawah pemerintah kabupaten atau kota. Secara teknis administrasif bertanggung)awab kepada BPN RI melalui kanwil. Segala informasi maupun kebijakan strategis merupakan kewenangan pusat.

2. Bahwa dasar argumentasi penolakan permohoan informasi adalah Surat Kepala BPN RI tanggal 29 juni 2012 nomor: 2335/7.3-100/VI/2012.

3. Bahwa nama dan alamat masuk sebagai dokumen di dalam warkah. Dan menjadi dokumen strategis yang penguasaannya tidak di Pemohon lagi

[4.24] Menimbang Pasal 19 UU KIP menyebutkan “Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi di setiap Badan Publik wajib melakukan pengujian tentang konsekuensi

(14)

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dengan saksama dan penuh ketelitian sebelum menyatakan Informasi Publik tertentu dikecualikan untuk diakses oleh setiap Orang ’*

[4.25] Menimbang Penolakan atas pemohoan informasi oleh Badan Publik berdasarkan UU KIP di atur dalam Pasal 6 dan Pasal 17 dan hal tersebut setelah di lakukan uji konsekunsi sebagaimana di atur dalam Pasal 19 UU KIP.

[4.26] menimbang berdasarkan uraian paragraf [4.23] samapai dengan Paragraf [4.25] majelis komisioner berpendapat penolakan informasi atas permohoan infromasi pemohon tidak relevan dan tidak berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku maka sudah sewajarnya untuk ditolak.

Apakah pemohon merupakan informsai yang dikecualikan berdasarkan pasal 17 huruf h angka 3 UU KIP?

[4.27] Menimbang bahwa tujuan pemohonan adalah acuan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pemohon infromasi selaku kontrol sosial masyarakat, dalam kesimpulan pemhon juga menyampaikan bahwa

1. Bahwa dalam pengalaman pemohon dalam proses pengurusan sertifikat prona dikenakan biaya Rp 2.000.000 (dua juta rupiah) samapai dengan Rp 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah).

2. Bahwa proses pemberkasan di tingkat RT/RW dan keluarahan dikenakan biaya yang dibebankan kepada pemilik tanah karena biaya tersebut tidak termasuk dalam program prona, atas hal tertsebut tujuan dari permohoan informasi untuk dapat menggali informasi dari peserta prona seertifikat untuk memberikan masukan kepada BPN, DPR, Pemda dan DPRD terkait biaya proses pemberkasan tidak dibebankan kepada masyarakat.

[4.28] Menimbang bahwa dalam Pasal 17 huruf h angka 3 yang menyebutkan “Setiap Badan Publik wajib membuka akses bagi setiap Pemohon Informasi Publik untuk mendapatkan Informasi Publik, kecuali:

h. Infomasi Publik yang apabila dibuka dan diberikan kepada Pemohon Informasi Publik dapat mengungkap rahasia pribadi, yaitu:

1. riwayat dan kondisi anggota keluarga;

2. riwayat, kondisi dan perawatan, pengobatan kesehatan fisik, dan psikis seseorang;

3. kondisi keuangan, aset, pendapatan, dan rekening bank seseorang;

(15)

[4.29] Menimbang Majelis Komisioner berpendapat bahwa program prona sertifikat tanah merupakan program belanja subsidi oleh pemerintah kepada warga negara,

[4.30] Menimbang Majelis Komisioner berpendapat bahwa Perubahan kondisi aset para peserta program prona sertifikat tanah berupa tanah yag tidak bersertifikat menjadi tanah yag bersertifikat, akibat belanja subsidi tersebut bukanlah mengungkap kapabilitas ekonomi seseorang yang patut dinyatakan sebagai rahasia pribadi.

[4.31] Menimbang bahwa majelis berpendapat bahwa informasi mengenai daftar nama dan alamat yang sebagaimana yang diumumkan dimasing-masing kelurahan tidak berkonsekuensi mengungkap kondisi keungan, aset, rekening, bank seseorang.

[4.32] Menimbang bahwa dalam fakta persidangan informasi program prona sertifikat tanah berupa daftar nama dan alamat bersumber dari data yang diumukan dikelurahan bukan bersumber dari warkah, Sehingga majelis berpendapat data tersebut merupaan data atau informasi terbuka yang telah dibuka ke publik.

[4.33] Menimbang bahwa Majelis berpendapat bahwa informasi yang di kecualikan dalam Pasal 17 huruf h angka 3 UU KIP merupakan informasi terbuka bagi pihak yang rahasianya diungkap sedangkan permohoan aquo bukan merupakan apa yang di maksud dalam Pasal 17 huruf h angka 3 UU KIP.

[4.34] Menimbang dengan pertimbangan diuraian diatas maka majelis komisoner menyatkan mengabulan permohonan pemohon untuk seluruhnya dan memerintahkan kepada Termohon untuk menyerahkan informasi a quo kepada Pemohon.

[4.35] Menimbang Pasal 2 ayat (3) UU KIP yang berbunyi:

“Setiap Informasi Publik harus dapat diperoleh setiap Pemohon Informasi Publik dengan cepat dan tepat waktu, biaya ringan, dan cara sederhana”

5. KESIMPULAN

Berdasarkan seluruh uraian dan fakta hukum di atas, Majelis Komisioner berkesimpulan:

(16)

[5.1] Komisi Informasi Pusat berwenang untuk memeriksa, mengadili, dan memutus perkara a quo.

[5.2] Pemohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk mengajukan permohonan dalam perkara a quo.

[5.3] Termohon memiliki kedudukan hukum (legal standing) untuk menjadi Termohon dalam perkara a quo.

6. AMAR PUTUSAN

Memutuskan,

[6.1] Menyatakan mengabulkan permohonan informasi pemohon untuk seluruhnya;

[6.2] Menyatakan bahwa dokumen informasi daftar nama dan alamat penerima sertifikat gratis prona di wilayah Kota Administarsi Jakarta Pusat Tahun anggaran 2010 dan 2011 yang dikalisfikasikan menurut kecamatan, kelurahan, dan RW merupakan informasi yang terbuka;

[6.3] Memerintahkan kepada Termohon untuk memberikan informasi secara tertulis daftar nama dan alamat penerima sertifikat gratis prona di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat Tahun anggaran 2010 dan 2011 yang dikalisfikasikan menurut kecamatan, kelurahan, dan RW kepada pemohon, selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak putusan ini diterima Termohon;

[6.4] Membebankan seluruh biaya penggandaan salinan informasi tersebut kepada Pemohon.

Demikian diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Komisioner yaitu Ahmad Alamsyah Saragih, selaku Ketua merangkap Anggota, Abdul Rahman Ma’mun dan,

(17)

2013 dan diucapkan dalam Sidang terbuka untuk umum pada hari Senin, 15 April 2013oleh Majelis Komisioner yang nama-namanya tersebut di atas, dengan didampingi oleh Isnaneni R Siregar sebagai Petugas Kepaniteraan, serta dihadiri oleh Pemohon.

Ketua Majelis

(Ahmad Alamsyah Saragih)

Anggota Majelis

(Abdul Rahm an m a’mun)

Anggota Majelis

Petugas Kepaniteraan

y

1

(18)

Untuk Salinan Putusan ini sah dan sesuai dengan aslinya diumumkan kepada masyarakat berdasarkan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan Pasal 61 ayat (5) dan ayat (6) Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2010 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik.

Jakarta, April 2013 Petugas Kepaniteraan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pelaksanaan kegiatan adalah terlaksananya peremajaan 250 Ha tanaman kakao (gernas) di Kabupaten Sukabumi dan Ciamis; terlaksananya rehabilitasi 150 Ha tanaman

Penggunaan VCO sebagai sumber energi tambahan, selain menambah tingkat energi ransum, juga meningkatkan efisiensi penggunaan energi ransum.Peningkatan efisiensi

bahwa berdasarkan surat persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/4181/M.PAN-RB/12/2016 tentang Usul Pembentukan UPT di

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan obyek penelitian pegawai Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kraton Pekalongan

Memahami kekhawatiran Anda akan kenaikan biaya kesehatan dan pentingnya kesehatan bagi Anda, Manulife Indonesia meluncurkan MiUltimate HealthCare, produk kesehatan yang

Setelah setiap kegiatan pembelajaran pada siklus I selesai sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Tebak Kata, dan dengan adanya

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan, Dari data observasi di Stamet Radin Inten II Lampung pada tanggal 04 Maret 2018 dan data pos ARG dan AWS online didapat

Berkembangnya teknologi informasi memberikan peluang bagi perusahaan untuk mempromosikan produk dan jasa yang diproduksi, salah satu media yang dapat digunakan perusahaan