• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Menggunakan Metode AHP dan Topsis. Rudi Hendrawansyah 1, Solikhin 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Menggunakan Metode AHP dan Topsis. Rudi Hendrawansyah 1, Solikhin 2"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru Menggunakan Metode AHP dan Topsis

Rudi Hendrawansyah1, Solikhin2

1, 2

Program Studi Sistem Informasi, STMIK Himsya, Semarang, Indonesia

Abstraksi

Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru. Agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, dalam rangka dan sebagai upaya pemerintah dalam memberikan pembinaan dan pengembangan profesi guru maka diperlukan penilaian kinerja guru yang menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan. Dalam penilaian kinerja guru harus berdasarkan kriteria dan subkriteria yang telah ditentukan. Proses penilaian kinerja guru pada SMA Negeri 1 Semarang sampai dengan saat ini menggunakan metode konvensional dengan aplikasi Microsoft Office Excel. Dalam proses perhitungannya dengan cara; Nilai PKG dibagi Total Nilai Kinerja dikalikan 100. Permasalahan muncul pada ketidaktepatan Penilai/Kepala Sekolah dalam memberikan penilaian, karena yang dinilai adalah subjektifitas masing-masing guru, sehingga penilaian yang diberikan masih tidak pasti. Ketidaktepatan dalam memberikan penilaian kinerja guru berdampak pada hasil keputusan yang tidak tepat pula. Hal seperti ini jelas akan merugikan para guru yang dinilai, dan terkesan tidak adil, serta akan muncul kecemburuan antar sesama guru di lingkungan sekolah. Berdasarkan analisis sistuasi tersebut, dalam penelitian ini untuk membantu pihak yang berwenang (Kepala Sekolah) dalam memberikan keputusan berdasarkan hasil penilaian kinerja guru, maka dalam penelitian ini diusulkan aplikasi sistem pendukung keputusan untuk memberikan penilaian kinerja bagi guru menggunakan metode AHP dan TOPSIS. Penggunaan metode AHP dan TOPSIS dalam penelitian ini secara bersama-sama untuk pengambilan keputusan yang komplek yaitu untuk memberikan penilaian kinerja guru dengan beberapa kriteria. Pada metode AHP, teknik yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan multi kriteria, sedangkan metode TOPSIS untuk memilih alternatif terbaik dari beberapa pilihan yang paling dekat dengan solusi ideal positif dan paling jauh dari solusi ideal negatif.

(2)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru. Oleh sebab itu, profesi guru perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus menerus dan proporsional menurut jabatan fungsional guru.

Agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, dalam rangka dan sebagai upaya pemerintah dalam memberikan pembinaan dan pengembangan profesi guru maka diperlukan penilaian kinerja guru yang menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan.

Dalam penilaian kinerja guru harus berdasarkan kriteria dan subkriteria yang telah ditentukan pemerintah. Proses penilaian kinerja guru pada SMA Negeri 1 Semarang sampai dengan saat ini menggunakan metode konvensional dengan aplikasi Microsoft Office Excel. Dalam proses perhitungannya dengan cara; Nilai PKG dibagi Total Nilai Kinerja dikalikan 100.

Permasalahan muncul pada ketidaktepatan Penilai/Kepala Sekolah dalam memberikan penilaian, karena yang dinilai adalah subjektifitas masing-masing guru, sehingga penilaian yang diberikan masih tidak pasti. Ketidaktepatan dalam memberikan penilaian kinerja guru berdampak pada hasil keputusan yang tidak tepat pula. Hal seperti ini jelas akan merugikan para guru yang dinilai, dan terkesan tidak adil, serta akan muncul kecemburuan antar sesama guru di lingkungan sekolah.

Berdasarkan analisis situasi tersebut, dalam penelitian ini untuk membantu pihak Kepala Sekolah yang berwenang dalam memberikan keputusan berdasarkan hasil

(3)

Dalam penelitian ini, penggunaan metode AHP dan TOPSIS secara bersama-sama untuk pengambilan keputusan yang komplek yaitu untuk memberikan penilaian kinerja guru dengan beberapa kriteria.

Pada metode AHP, teknik yang digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan multi kriteria, sedangkan metode TOPSIS untuk memilih alternatif terbaik dari beberapa pilihan yang paling dekat dengan solusi ideal positif dan paling jauh dari solusi ideal negatif.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni; penentuan kriteria dan sub kriteria apa saja yang akan digunakan dalam penilaian kinerja guru, bagaimana membuat rancang bangun aplikasi sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru yang berbasis web, dan bagaimana menerapkan metode AHP dan TOPSIS dalam aplikasi sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru.

1.3 Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis masalah yang berkaitan dengan penilaian kinerja guru (identifikasi kriteria yang akan digunakan dalam model), menentukan bobot kriteria menggunakan AHP, mengevaluasi alternatif dengan TOPSIS dan penentuan peringkat akhir, merancang dan membangun aplikasi sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru menggunakan metode AHP dan TOPSIS yang dapat digunakan oleh Kepala Sekolah untuk memberikan penilaian kinerja gurunya, sehingga akan membantu Kepala Sekolah dalam menentukan kebijakannya dengan mudah dan tepat untuk merekomendasikan kepada guru yang akan mengajukan kenaikan jabatan, pangkat, golongan, dan sertifikasi guru, serta dalam penentuan guru berprestasi berdasarkan peringkat hasil nilai-nya.

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Metode pengambilan keputusan telah banyak digunakan dalam berbagai kehidupan. Integrasi metode pengambilan keputusan dengan kecanggihan teknologi memberikan dampak yang sangat besar dalam membantu pengambilan keputusan yang sulit dilakukan tanpa suatu algoritma. Berikut ini merupakan beberapa penelitian mengenai metode pengambilan keputusan dengan AHP dan TOPSIS.

Özceylan (2010) menerapkan metode AHP dalam SPK untuk memilih modus transportasi terbaik dalam bidang logistik. Pengambil keputusan dihadapkan pada banyak kriteria seperti biaya, kualitas, waktu pengiriman, keamanan, aksesibilitas dan lain-lain saat memilih modus terbaik. Berdasarkan kriteria-kriteria ini, harus ada pilihan antara jalur darat, jalur laut, jalur udata, jalur pipa, jalur kereta api dan juga modus intermoda. Özceylan (2010) memodelkan kerangka pengambilan keputusan menggunakan hubungan hirarkis antar tingkat keputusan, kemudian dengan perhitungan algoritma AHP dapat terpilih modus terbaik yang dilihat dari skor prioritasnya.

Yang, dkk (2007) dalam penelitiannya menggunakan metode MCDM (Multiple Criteria Decision Making) untuk mengalokasikan secara dinamis operator pada proses manufacturing dengan metode AHP dan TOPSIS.

Hsiao, et al (2010) menggunakan metode AHP untuk melakukan penelitian mengenai seleksi pegawai Sistem Informasi (SI). Review ahli dan AHP digunakan untuk menganalisis kriteria seleksi yang digunakan dalam perekrutan untuk lima peran SI yang berbeda (projek manajer, analis sistem, database administrator, programmer dan insinyur sistem). Pegawai SI yang cocok direkrut berdasarkan bobot yang diperoleh.

Bahurmoz, et al (2011) mengusulkan penerapan AHP terhadap lapangan kerja perempuan dalam Ministry Of Foreign Affairs (MOFA). Bahurmoz, et al (2011) mengungkapkan bahwa AHP dapat dimanfaatkan sebagai proses pengambilan keputusan yang sangat baik di bidang SDM untuk mengevaluasi pelamar kerja secara logis dan konsisten.

(5)

III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data guru, dan kriteria penilaian yang diperoleh dari SMA Negeri 1 Semarang.

Alat penelitian, untuk membuat aplikasi peramalan jumlah penempatan dan kedatangan TKI dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak. Spesifikasi perangkat keras: processor Intel(R) Atom™ CPU N570 @ 1.66 GHz, RAM 2 GB, harddisk 320 GB, monitor LCD. Spesifikasi perangkat lunak: sistem operasi Microsoft Windows 7 Ultimate, Matlab versi 7.12.0.635 (R2011a), xampp 1.7.4, PHP 5.3.5, phpMyAdmin 3.3.9, Apache/2.2.17 (Win32).

3.2 Tahapan Penelitian

Dalam penelitian ini dijelaskan beberapa proses penelitian seperti ditunjukkan pada Gambar 3.1 dan 3.2.

Mendefinisikan kriteria keputusan Menentukan hirarki struktural Melakukan perbandingan berpasangan Perolehan indeks konsistensi Perolehan eigen vektor

dan nilai eigen maksimum Apakah CI diterima ? Mengembangkan bobot keseluruhan T Y

Mulai prosedur TOPSIS berdasarkan bobot yang telah dihitung menggunakan AHP

Hitung solusi yang ideal negatif dan positif & langkah-langkah

pemisahan

Urutkan calon preferensi dalam urutan Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan data : tujuan, kriteria, alternatif

Proses Perhitungan AHP Proses Perhitungan TOPSIS

(6)

Rekayasa sistem dan analisis (Sistem Engineering and Analysis)

Analisis kebutuhan perangkat lunak (Software Requirements Analysis)

Perancangan (Design) Pembuatan coding

Pengujian Pemeliharaan Pelatihan Publikasi Pelaporan Selesai Pengembangan Perangkat Lunak

Gambar 3.2 Proses Penelitian (Halaman 2)

a. Studi literatur

Mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan. Dalam studi literatur ini untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang apa yang telah diteliti orang lain dan bagaimana mengerjakannya, kemudian seberapa berbeda penelitian yang akan kita lakukan, maka peneliti mempelajari dan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan permasalahan yang menjadi obyek penelitian seperti; buku, jurnal, paper bahkan artikel dari para akademisi.

b. Survei dan pengumpulan data

Survei ke SMA Negeri 1 Semarang, untuk melakukan diskusi langsung dengan Kepala Sekolah sebagai pihak yang berwenang memberikan penilaian kinerja guru, serta melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini seperti, data guru, kriteria, subkriteria penilaian dan sebagainya.

(7)

c. Mendefinisikan kriteria keputusan

Kriteria penilaian kinerja guru dengan mengacu pada kriteria atau faktor kinerja menurut Standar Utama Kompetensi Guru dan kompetensi Gomes (1995) yaitu; kuantitas dan kualitas kerja, pengetahuan, kreativitas, kerjasama, keandalan, inisiatif, kualitas personal, kompetensi sosial dan kepribadian, serta kompetensi profesional.

d. Menentukan hirarki struktural

Tingkat teratas pada hirarki adalah tujan utama permasalahan, lalu terpecah menjadi level intermediete berupa kriteria dan sub kriteria, hingga level terbawah yang berupa alternatif-alternatif seperti pada Gambar 3.3.

PROFESIONAL

Keandalan

KEPRIBADIAN SOSIAL PEDAGOGIK

Pengetahuan Kualitas

Personal Kerjasama

PENILAIAN 100%

INISIATIF KUALITAS KREATIVITAS KUANTITAS

Kurikulum KBM

Kehadiran Ketepatan Waktu Hasil Kerja Kemauan Belajar Tugas Integritas Diri Keteladanan Level 1

Level 2

Level 3

Level 4

Gambar 3.3 Hirarki AHP

e. Melakukan perbandingan berpasangan

[

]

f. Penentuan eigen vektor dan nilai eigen maksimum

Setelah melakukan perbandingan berpasangan, matriks dinormalisasi dengan cara masing-masing elemen kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom. Kemudian menghitung eigen vector (vektor eigen) untuk menentukan prioritas dengan persamaan berikut ini.

(8)

g. Penentuan indeks konsistensi

Untuk menguji perbandingan berpasangan setiap elemen matriks konsisten atau tidak, dihitung Consistency Ratio (CR). CR diperoleh dari Consistency Index (CI) dibagi Random Index (RI) seperti pada persamaan (4).

h. Mengembangkan bobot keseluruhan

Untuk mendapatkan nilai , pertama dihitung vektor bobot sintesa dengan cara menjumlahkan setiap baris matriks yang sudah dinormalisasi. Selanjutnya vektor bobot sintesa dibagi dengan bobot prioritas yang akan menghasilkan sebuah vektor baru. Total nilai pada vektor ini dibagi menghasilkan nilai . Nilai RI yang telah dihitung oleh Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 3.1 Random Index (Kabir, et al., 2011)

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0 0 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49

Jika maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika maka maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan tidak konsisten, sehingga pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.

i. Mulai prosedur TOPSIS berdasarkan bobot yang telah dihitung

menggunakan AHP

Setelah diperoleh bobot nilai untuk masing-masing kriteria dari hasil perhitungan AHP, selanjutnya dilakukan prosedur TOPSIS.

(9)

j. Menghitung solusi yang ideal negatif dan positif dan langkah-langkah pemisahan

Mencari solusi yang paling ideal dan kebutuhan masalah yang ada. TOPSIS mempertimbangkan keduanya, jarak terhadap solusi ideal positif dan jarak terhadap solusi ideal negatif dengan mengambil kedekatan relatif terhadap solusi ideal positif.

k. Mengurutkan calon preferensi dalam urutan

Pada tahapan ini untuk melakukan pemilihan guru berdasarkan prioritas.

l. Perancangan sistem

Pada tahap desain ini bertujuan menentukan spesifikasi detil dari komponen-komponen sistem informasi (manusia, hardware, software, network dan data) dan produk-produk informasi yang sesuai dengan hasil tahap analisis. Rancangan disini meliputi; rancangan sistem, rancangan database, rancangan antarmuka (interface).

Sistem yang dibangun berbasis web, yang dapat diakses oleh user melalui komputer khusus yang telah dikonfigurasi untuk penilaian pemilihan guru berprestasi.

m. Pembuatan kode program (coding) dan ujicoba program

Pada tahap ini peneliti melakukan pembuatan koding program dan uji coba hasil koding program, bertujuan untuk mengetahui apakah sistem yang dikembangkan sudah sesuai dengan yang diharapkan.

n. Pelatihan aplikasi

Memberikan pelatihan kepada Mitra dalam hal ini SMA Negeri 1 Semarang yang meliputi pelatihan standar operasional penggunaan (SOP) aplikasi sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru.

(10)

o. Pelaporan

Tahap akhir penelitian ini adalah menyusun laporan hasil penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir dalam pelaksanaan penelitian ilmiah.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam aplikasi ini terdapat form login untuk memberikan akses bagi pengguna yang datanya telah terekam dalam database, serta untuk keamanan pada aplikasi dari orang-orang yang tidak berkepentingan. Pada form ini pengguna harus memasukkan username dan password.

Gambar 4.1 Form Login

Selanjutnya pada form data guru berfungsi untuk memasukkan data-data guru, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.2. Data yang dimasukkan dalam form ini adalah NIP, Nama, Tempat Tanggal Lahir, Golongan, TMT, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, dan Bidang Keahlian. Data guru yang telah tersimpan akan ditampilkan dalam daftar guru, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.3.

(11)

Gambar 4.2 Data Guru

Gambar 4.3 Daftar Data Guru

Pada form halaman isi perbandingan berpasangan berfungsi untuk memasukkan tingkat kepentingan kriteria dari setiap 14 (empat belas) komponen. Tingkat kepentingan ini terdiri dari 5 (lima) pilihan, yakni; sangat tidak penting, tidak penting, cukup, penting, dan sangat penting, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.4. Dalam menentukan lima tingkat kepentingan, penilai akan menyesuaikan dengan regulasi, standar dan kondisi di Sekolah.

(12)

Gambar 4.4 Tingkat Kepentingan Kriteria dari 14 Komponen PKG

Dari 14 komponen yang telah ditentukan tingkat kepentingan kriteria oleh penilai, selanjuttnya adalah penentuan nilai dan bobot AHP secara otomatis. Hasil perhitungan nilai dan bobot AHP tersebut ditampilkan pada halaman daftar kriteria seperti ditunjukkan pada Gambar 4.5. Dalam form halaman daftar kriteria ini terdapat tombol view untuk menampilkan criteria record, edit untuk merubah kriteria, dan delete untuk menghapus kriteria.

(13)

Berikut adalah halaman daftar sub kriteria. Dalam form halaman daftar sub kriteria ini terdapat tombol view untuk menampilkan subcriteria record, edit untuk merubah sub kriteria, dan delete untuk menghapus sub kriteria, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.6.

Gambar 4.6 Daftar Sub Kriteria

Pada halaman form ini ditampilkan hasil proses perhitungan AHP secara otomatis yang meliputi; AHP matrix, jumlah kolom, normalisasi matrix, jumlah baris, dan bobot akhir AHP, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.7, 4.8, 4.9, 4.10, dan 4.11.

(14)

Gambar 4.8 Jumlah Kolom

Gambar 4.9 Normalisasi Matrix

(15)

Selanjutnya pada halaman penilaian Topsis, dilakukan proses pemberian nilai untuk beberapa sub kriteria dari masing-masing 14 komponen PKG. Nilai yang diberikan terdapat 3 (tiga) pilihan yaitu; tidak ada bukti (tidak terpenuhi), terpenuhi sebagian, seluruhnya terpenuhi. Ditunjukkan seperti pada Gambar 4.12.

Gambar 4.12 Penilaian Topsis

Pada halaman selanjutnya ditampilkan hasil perhitungan Topsis yang meliputi matriks topsis, hasil kuadrat, jumlah kolom, matriks normalisasi, matriks normalisasi berbobot, ideal positif dan negatif, jarak positif dan negatif serta V. Dari hasil proses perhitungan Topsis ini untuk menentukan nilai alternatif dan perankingan. Ditunjukkan pada Gambar 4.13, 4.14, 4.15, 4.16, 4.17, 4.18, 4.19.

(16)

Gambar 4.14 Hasil Kuadrat

Gambar 4.15 Jumlah Kolom

(17)

Gambar 4.18 Ideal Positif dan Negatif

Setelah dilakukan proses AHP dan Topsis dari sebelas guru yang dilakukan penilaian kinerja, maka dihasilkan nilai yang mempunyai jarak terdekat dari solusi ideal positif dan terjauh dari solusi ideal negatif, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.19.

Gambar 4.19 Jarak Positif dan Jarak Negatif, V

Dari jumlah 88 guru, diambil 11 orang untuk dilakukan penilaian kinerja secara riil. Dalam penilaian secara konvensional dihasilkan seperti ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rekap Penilaian Kinerja Guru

No. Nama Guru Ia(3) Formatif Ia(4)

1 Dra. Ninik Dwi Astuti 48 48 9,500

2 Luluk Amalia, M.Kom 48 48 9,500

3 Agung Hariyanto, S.Pd, M.Kom 48 48 10,000

4 Dra. Hj. Kun Marlina Lubis, M.Pd 49 49 29,750

5 R. Chandra Bayu H., M.Kom 49 49 9,500

6 Budiningsih, S.Pd 50 50 19,500

7 Dra. Hj. Sri Adiningsih 50 50 29,750

8 Dra. Hj. Nina Nur Hasanah 50 50 29,750

9 Nur Salim, S.Pd 50 50 29,750

10 Dra. Hj. Sri Purnama Dewi 50 50 29,750

(18)

Pada Tabel 4.1 menunjukkan beberapa hasil tertinggi PKG yang sama, sehingga akan lebih menyulitkan pimpinan sekolah dalam memprioritaskan dan merekomendasi guru yang layak untuk diusulkan dalam kenaikkan pangkat/golongan, sertifikasi, dan penetapan guru terbaik/berprestasi.

Sedangkan pada penilaian kinerja guru menggunakan metode AHP dan Topsis menghasilkan nilai akhir yang lebih pasti dan akurat. Dalam hal ini pada tahapan terakhir dilakukan proses perankingan. Hasil dari 11 guru yang dinilai dan mendapatkan ranking tertinggi adalah Sri Wahyuningsih, S.Pd, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.20 dan 4.21.

(19)

V. KESIMPULAN

Aplikasi sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru menggunakan metode AHP TOPSIS ini dapat memberikan hasil penilaian yang akurat, sehingga dapat membantu Penilai atau Kepala Sekolah dalam mengeluarkan kebijakan yakni dalam memberikan rekomendasi dan memprioritaskan kepada guru yang layak untuk diajukan dalam kenaikan jabatan atau golongan, sertifikasi guru (sergur), dan guru terbaik/berprestasi, Amiin.

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini dengan penuh kerendahan hati peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: Program Studi Sistem Informasi dan LP3M STMIK Himsya Semarang; SMA Negeri 1 Semarang; Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah; dan Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan-Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat-Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (KEMENRISTEK DIKTI).

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan anugrah-Nya. Sangat disadari dalam penelitian ini terdapat kekurangan oleh karena itu saran dan kritik sangat diharapkan untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Akhirnya harapan kami semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Bahurmoz, A.M., Al-Sharqi, L.M. 2011. Implementing the Analytic Hierarchy Process to Recruit Females for the Ministry of Foreign Affairs in Saudi Arabia. Proceedings of the International Symposium on the Analytic Hierarchy Process.

Gomes, F.C., 1995. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Hsiao, W.-H., T.-S. Chang, M.-S. Huang, and Y.-C. Chen. 2011. “Selection Criteria of Recruitment for Information Systems Employees: Using the Analytic Hierarchy Process (AHP) Method.” African Journal of Business Management 5: 6201–6209.

(20)

Özceylan, Eren, 2010, A Decision Support System to Compare the Transportation Modes in Logistics, International Journal of Lean Thinking Volume 1, Issue 1, pp.58-83.

Tim Badan PSDMP dan PMP 2012, Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Gambar

Gambar 3.1 Proses Penelitian (Halaman 1)
Gambar 3.2 Proses Penelitian (Halaman 2)
Gambar 3.3 Hirarki AHP
Gambar 4.3 Daftar Data Guru
+7

Referensi

Dokumen terkait

Banyaknya kriteria (multiple criteria) yang digunakan dalam proses penilaian kinerja karyawan menyulitkan pihak manajemen untuk memberi bobot setiap kriteria oleh

Tujuan dari penelitian ini adalah membangun sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru menggunakan metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT) untuk

Untuk melakukan proses penilaian dilakukan dengan menentukan kriteria yang akan digunakan, dan melakukan penilaian terhadap kriteria-kriteria tersebut dengan

Setelah melakukan penelitian tentang kriteria kinerja dosen berdasarkan Permendikbud Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi serta melakukan

Kriteria Penilaian kinerja guru, Tabel 1: Kompetensi Pedagodik (K1), Kompetensi Kepribadian (K2), Kompetensi Sosial (K3), Kompetensi Profesional (K4). Nilai dari

Untuk mengatasi permasalahan menentukan penilaian kinerja guru yang selama ini masih bersifat subjektif dapat diperbaiki dengan membangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Analisis dengan menggunakan Profile Matching Tahapan metode Profile Matcching untuk sistem pendukung keputusan penilaian kinerja guru pada SMA Negeri 4

Perancangan dan pembuatan aplikasi penilaian kinerja ini bertujuan untuk dapat membantu pihak perguruan tinggi dalam melakukan penilaian kinerja Mahasiswa penerima KIP Kuliah secara