• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Populasi : Keluarga dengan TB paru di Kecamatan Ciomas. Cluster Area. Puskesmas Ciomas. Puskesmas Laladon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Populasi : Keluarga dengan TB paru di Kecamatan Ciomas. Cluster Area. Puskesmas Ciomas. Puskesmas Laladon"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Desain, Tempat, dan Waktu

Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu data diambil pada satu periode waktu secara bersamaan dengan sampel yang berbeda. Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Ciomas yang terdiri dari 3 Desa di Kecamatan Ciomas yaitu Desa Ciomas, Ciomas Rahayu, dan Pagelaran. Pemilihan tempat dan contoh dilakukan secara sengaja (purposive sampling) berdasarkan kemudahan akses dan penderita penyakit TB paru kedua terbanyak di Kabupaten Bogor setelah Cileungsi (Gerduda TB 2000). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan November 2010 yang meliputi pengumpulan, pengolahan, serta analisis data.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Populasi penelitian ini adalah seluruh subjek atau contoh yang terpilih di salah satu kecamatan di Kabupaten Bogor yaitu Kecamatan Ciomas. Kriteria contoh yaitu anggota keluarga (orang tua) sebagai penderita penyakit TB paru. Populasi contoh tersebar berdasarkan 4 UPT Puskesmas Kecamatan Ciomas yang kemudian disebut cluster area yaitu Puskesmas Kota Batu, Ciomas, Laladon, dan Ciapus. Selanjutnya secara purposive terpilih Puskesmas Ciomas sebagai contoh cluster pemilihan dengan pertimbangan kemudahan akses dan karakteristik contoh yang cukup banyak dibanding puskesmas lain. Puskesmas ini membawahi tiga desa, yaitu Desa Ciomas, Desa Ciomas rahayu, dan Desa Pagelaran. Jumlah contoh dari tiga desa terpilih yaitu 49 orang yang aktif berobat TB paru ke Puskesmas Ciomas dan bersedia diwawancarai.

Gambar 2 Cara Pengambilan Contoh

Populasi : Keluarga dengan TB paru di Kecamatan Ciomas Cluster Area Puskesmas Ciomas Puskesmas Laladon Puskesmas Ciapus Puskesmas Kota Batu

(2)

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari objek penelitian, yang diperoleh dengan survey (wawancara kepada contoh dan pasangan dengan kuesioner terstruktur) dan observasi. Sedangkan data sekunder meliputi data pasien aktif Puskesmas Ciomas, gambaran umum lokasi penelitian, penelusuran pustaka dan lain-lain.

Tabel 1 Peubah, Jenis Data, dan Cara Pengumpulan Data

Peubah Jenis Data Cara Pengumpulan Data Skala data

Perilaku Hidup Sehat Primer Wawancara ordinal

Riwayat Kesehatan Primer Wawancara nominal

Karakteristik Keluarga

Pekerjaan Primer Wawancara nominal

Pendidikan Primer Wawancara ordinal

Pendapatan keluarga Primer Wawancara rasio

Usia Primer Wawancara rasio

Besar keluarga Primer Wawancara rasio

Sanitasi Primer Wawancara dan observasi ordinal

Tingkat Kecemasan Primer Wawancara ordinal

Mekanisme koping Primer Wawancara ordinal

Kelentingan Keluarga Primer Wawancara ordinal

Keadaan Umum Lokasi

Penelitian Sekunder Kantor Desa

-Tabel 2 Kategori Variabel Penelitian

No. Variabel Kategori Keterangan

Kelentingan Keluarga 1. Family Cohesion  Kebersamaaan

 Keseimbangan  Kedekatan  loyalitas  Aktivitas  Kemandirian 2. Family Belief

System  Kemampuan untuk memaknai kesulitan

 Pandangan positif

 Spiritual atau transedensi 3. Komunikasi  Kejelasan pesan

 Keterbukaan penyampaian emosi

 Kolaboratif dalam pemecahan masalah Mackay (2003) & Sixbey (2005) diacu dalam Lum C (2008)

Mekanisme Koping Keluarga 4. Problem-focused coping 5. Emotion-focused coping Folkman (1986) & Mekanisme Koping Kesehatan Keluarga

6. Family Integration, Kerjasama, dan Optimisme 7. Dukungan Sosial, Mc.Cubbin & Mc.Cubbin (1979)

(3)

Penghargaan Diri, dan Psychological Stability 8. Komunikasi dan konsultasi kesehatan Dukungan Sosial 9. Dukungan Emosional 10. Dukungan Penghargaan 11. Dukungan Instrumental 12. Dukungan Informatif Smet (1994) dan Sarafino (1998) & Permatasari (2006) Stres

13. Tingkat Kecemasan  Normal

 Ringan-sedang

 Berat

 Ekstrim

Zung (1971) Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga

14. Usia  19-29 tahun

 30-49 tahun

 50-69 tahun

Hurlock (1993) 15. Pendidikan  Tidak sekolah

 Tidak tamat SD  SD  SMP  SMA  Diploma  Sarjana  Pasca sarjana Ketentuan peneliti 16. Pekerjaan  Tidak bekerja

 Petani  Pedagang  Buruh  PNS/ABRI/Polisi  Wiraswasta  Karyawan swasta  Lainnya Ketentuan peneliti

17. Besar keluarga  Kecil (≤4 orang)  Sedang (5-7 orang)  Besar (≥8 orang) Hurlock (1993) 18. Pendapatan keluarga  < Rp. 500.000,00Rp. 500.000,00 – Rp. 1.000.000,00  Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00  Rp. 1.500.000,00 – Rp. 2.000.000,00  Rp. 2.000.000,00 – Rp. 2.500.000,00  > Rp. 2.500.000,00 Ketentuan peneliti Sanitasi

Kondisi Fisik Rumah

19. Kepemilikan rumah  Milik sendiri

 kontrak

 Sewa

 Lainnya

Ketentuan Peneliti

(4)

20. Jenis lantai  Seluruhnya tanah

 Tanah dan Semen

 Lantai keramik

 Lainnya

BPS (2000)

21. Dinding  Bambu/triplek/kayu

 Tembok plester/tanpa plester

 Lainnya

BPS (2000)

22. Ventilasi  Tidak ada

 Ada, tetapi tertutup

 Ada, terbuka BPS (2000) 23. Atap  Ijuk  Seng  Genteng  Lainnya BPS (2000)

24. Jendela  Tidak ada

 Ada, tetapi hanya di beberapa ruangan

 Ada, hampir setiap ruangan

BPS (2000) 25. Luas ruangan per

orang  Baik (> 8m

2/orang)  Sedang ( 5-8m2/orang)  Kurang (< 5m2/orang)

BPS (2000) Sarana Rumah Tangga

26. Ketersediaan

kamar mandi  YaTidak

Ketentuan peneliti 27. Kondisi kamar

mandi  Tanah dan SemenLantai keramik

 Lainnya

Ketentuan peneliti 28. Ketersediaan

jamban  Ya (septic tank/tanpa septic tank)Tidak (sungai/empang)

 Lainnya Ketentuan peneliti 29. Pembuangan sampah  SungaiTPS  Lainnya Ketentuan peneliti 30. Pembuangan air

limbah  SungaiSelokan

 Lainnya

Ketentuan peneliti Sumber Air

31. Sumber air minum  Air hujan/sungai

 Mata air/sumur

 PAM/ledeng

 Lainnya

Sukarni (1994) 32. Sumber air bersih  Air hujan/sungai

 Mata air/sumur

 PAM/ledeng

 Lainnya

Sukarni (1994) Perilaku Hidup Sehat

33. Pemisahan alat

makan dan minum  YaTidak Depkes (2007)

34. Menjemur kasur,

bantal, dan guling  1 minggu sekali2 minggu sekali

 1 bulan sekali

 Lainnya

Depkes (2007) 35. Waktu tidur  Kurang (< 8 Jam)

(5)

36. Kebiasaan merokok  Ya

 Tidak Depkes (2007)

37. Olahraga  1 minggu sekali

 2 minggu sekali

 1 bulan sekali

 Lainnya

Depkes (2007) 38. Tindakan

pengobatan  Dokter/mantriPuskesmas/klinik/rumah sakit

 Obat warung/Obat tradisional

Ketentuan peneliti

39. Diet  Ya

 Tidak Depkes (2007)

40. Menggunakan alat untuk batuk dan meludah

 Ya

 Tidak Depkes (2007)

Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji validitas

Uji validitasnya dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor tiap item dengan skor total. Teknik uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product moment dari Pearson, yaitu :

rxy =

 

   N Y X XY N Y Y N X X / ) )( ( ) ( / ( ) / ( 2 2 2 2 keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara skor X (item) dengan skor Y (total) ∑XY = jumlah perkalian antara skor X (item) dengan skor Y (total)

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total N = jumlah subjek

Uji signifikansi untuk menentukan valid atau tidaknya suatu item adalah dengan cara membandingkan rhitung dengan rtabel untuk tingkat signifikansi

0,05 dan N=49, maka rtabel=0,282. Jika rhitung > rtabel , maka pernyataan

tersebut valid. Berdasarkan hasil uji coba validitas dengan program SPSS 16.0 diperoleh uji validitas instrumen:

a. mekanisme koping kesehatan keluarga (CHIP), nilai terendah 0,885 dan nilai tertinggi 0,896.

b. mekanisme koping keluarga, nilai terendah 0,912 dan nilai tertinggi 0,923. c. kelentingan keluarga, nilai terendah 0,885 dan nilai tertinggi 0,904.

d. tingkat kecemasan, terdapat beberapa butir pernyataan yang dihapus yaitu nomor 5, 18 dan 19 karena butir tersebut terbukti tidak valid. Adapun butir pernyataan yang valid memiliki nilai terendah 0,646 dan nilai tertinggi 0,734.

(6)

e. dukungan keluarga terdapat beberapa butir pernyataan yang dihapus yaitu nomor 5, 12, 25, 27, 29, 30, dan 34 karena butir tersebut terbukti tidak valid. Adapun butir pernyataan yang valid memiliki nilai terendah 0,653 dan nilai tertinggi 0,711.

2. Uji reliabilitas

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik uji reliabilitas alpha yang dikembangkan oleh Cronbach, dengan rumus :

r11 =              

2 1 2 1 1  b k k Keterangan : r11 = reliabilitas instrumen k = jumlah item 1 = bilangan konstan

∑σb2 = jumlah varians butir

σ12 = varians total

Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha diperoleh nilai r11=0,892 untuk instrumen mekanisme koping kesehatan keluarga (CHIP),

sebesar 0,918 untuk instrumen mekanisme koping keluarga, sebesar 0,895 untuk instrumen kelentingan keluarga, sebesar 0,701 untuk instrumen tingkat kecemasan, sebesar 0,701 untuk instrumen dukungan sosial. Hasil tersebut menunjukkan bahwa skala tersebut adalah reliabel karena rhitung > 0,6

sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur.

Tabel 3 Interpretasi Realibilitas Nilai realibilitas (rhitung) Interpretasi

0,801 – 1,00 0,601 – 0,800 0,401 – 0,600 0,201 – 0,401 0,001 – 0,200 Baik Cukup Agak kurang Kurang Sangat kurang

Sumber: Arikunto (2002) diacu dalam Permatasari (2006)

Pengolahan dan Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2002) diacu dalam Marwiati (2005), agar analisa penelitian menghasilkan informasi yang benar, ada 4 tahap yang digunakan peneliti yaitu :

1. Editing, merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan isi kuesioner yang telah lengkap, jawaban dan tulisannya jelas untuk dibaca, relevan dengan pertanyaan, serta konsisten.

(7)

2. Koding, merupakan kegiatan mengubah data dari berbentuk huruf menjadi data yang berbentuk bilangan, sehingga akan mempermudah pada saat analisis dan entri data.

3. Processing, merupakan langkah pemrosesan data agar dapat dianalisis, yaitu dilakukan dengan cara memasukkan data dari kuesioner ke program komputer.

4. Clearing, yaitu membersihkan data dan merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri di komputer.

Data yang terkumpul, ditabulasi, dan dianalisis secara deskriptif. Hasil pengolahan data, selanjutmya dianalisis secara deskriptif dan statistik. Analisis statistik menggunakan uji korelasi untuk menguji hubungan antar variabel, serta uji regresi linier berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada kelentingan keluarga. Selain itu, diperlukan uji beda untuk menguji perbedaan lama sakit dengan kemungkinan adaptasi atas situasi krisis.

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penyajian data dalam bentuk persentase, tabel, dan grafik. Sajian data tersebut kemudian dirumuskan dalam bentuk teks sebagai interpretasinya. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata atau kalimat dan dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh hasil. Selanjutnya kategori tersebut dikuantitatifkan ke dalam bentuk persentase. Dengan rumus sebagai berikut (Arikunto 2002) diacu dalam Marwiati (2005): P = N n x 100 % Keterangan : P = Persentase n = skor riil N = Total skor

Adapun instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:

1. Karakteristik contoh, yang terdiri dari 3 pertanyaan terbuka yaitu pekerjaan, pendidikan, dan usia.

2. Karakteristik keluarga, yang terdiri dari 2 pertanyaan terbuka yaitu: pendapatan keluarga dan besar keluarga.

3. Riwayat kesehatan penderita dan keluarga, dengan 2 item pertanyaan terbuka yaitu deskripsi dan dampak.

(8)

4. Sanitasi, yang terdiri dari 3 item yaitu: kondisi fisik rumah, sarana dalam rumah tangga, dan sumber air dengan 12 pertanyaan tertutup dan 3 pertanyaan terbuka.

5. Perilaku hidup sehat, yang terdiri dari 7 pertanyaan tertutup dan 1 pertanyaan terbuka.

6. Mekanisme koping kesehatan keluarga, kuesioner diadaptasi dari teori Mc.Cubbin & Mc.Cubbin (1979) yang disusun dalam 45 butir pernyataan. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan skala likert yaitu: sangat membantu/menolong (skor 4), membantu/menolong (skor 3), kurang membantu/menolong (skor 2), tidak membantu/menolong (skor 1). Skor yang dihasilkan yaitu antara 45-180, sehingga dapat dibuat rentangan 180 – 45 = 135. Hasil rentangan tersebut akan dikategorikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Nilai interval persentase yaitu

180

135= 75, sehingga 5

75= 15, maka didapat angka 15

sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4 Kriteria Mekanisme Koping Kesehatan Keluarga (CHIP), Mekanisme Koping Keluarga, Kelentingan Keluarga, dan Dukungan Sosial

Interval Persentase (%) Kriteria

25,00 – 40,00 Sangat rendah

41,00 – 55,00 Rendah

56,00 – 70,00 Sedang

71,00 – 85,00 Tinggi

86,00 – 100,0 Sangat tinggi

7. Mekanisme koping keluarga, kuesioner diadaptasi dari teori Folkman (1986) yang disusun dalam 66 butir pernyataan. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan skala likert yaitu: sangat membantu/menolong (skor 4), membantu/menolong (skor 3), kurang membantu/menolong (skor 2), tidak membantu/menolong (skor 1). Skor yang dihasilkan yaitu antara 66-264, sehingga dapat dibuat rentangan 264 – 66 = 198. Hasil rentangan tersebut akan dikategorikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Nilai interval persentase yaitu

264 198

= 75, sehingga

5 75

= 15, maka didapat angka 15 sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.

8. Kelentingan keluarga, kuesioner diadaptasi dari teori Mackay (2003) dan Sixbey (2005) yang disusun dalam 33 butir pernyataan. Skala pengukuran

(9)

yang digunakan adalah dengan skala likert, dengan pemberian skor yaitu: sangat setuju (SS)=4, setuju (S)=3, kurang setuju (KS)=2, tidak setuju (TS)=1. Skor yang dihasilkan yaitu antara 33-132 sehingga dapat dibuat rentangan 132 – 33 = 99. Hasil rentangan tersebut akan dikategorikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Nilai interval persentase yaitu

132

99 = 75, sehingga 5

75= 15, maka

didapat angka 15 sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4. 9. Tingkat kecemasan, kuesioner diadaptasi dari Zung Self Rating Anxiety Scale

(ZRAS) (1971) yang terdiri dari 17 butir pernyataan. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan skala likert, dengan pemberian skor yaitu: selalu (skor 4), sering (skor 3), kadang-kadang (skor 2), tidak pernah (skor 1). Skor yang dihasilkan yaitu antara 17-68 sehingga dapat dibuat rentangan 68 – 17 = 51. Hasil rentangan tersebut akan dikategorikan menurut Zung (1971) yaitu dibagi 4 kriteria, yaitu normal, ringan-sedang, berat, dan ekstrim. Nilai interval persentase yaitu 68 51 = 75, sehingga 4 75

= 18,75, maka didapat angka 18,75 sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

Tabel 5 Kriteria Tingkat Kecemasan Interval Persentase (%) Kriteria

25,00 – 43,75 Normal

43,76 – 62,50 Ringan – Sedang

62,51 – 81,25 Berat

81,26 – 100,0 Ekstrim

10. Dukungan sosial, kuesioner diadaptasi dari Permatasari (2006) yang didasari oleh teori Smet (1994) dan Sarafino (1998), terdiri dari 27 butir pernyataan favorable dan unfavorable. Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan skala likert, dengan skor sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), sangat tidak sesuai (STS). Skor yang dihasilkan yaitu antara 27-108 sehingga dapat dibuat rentangan 108 – 27 = 81. Hasil rentangan dikategorikan menjadi 5 kriteria yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Nilai interval persentase yaitu

108

81 = 75, sehingga 5 75= 15,

maka didapat angka 15 sebagai intervalnya. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 4. Untuk jawaban pernyataan favorable, sangat sesuai (SS)=4, sesuai (S)=3, tidak sesuai (TS)=2, sangat tidak sesuai (STS)=1. Sedangkan jawaban pernyataan unfavorable, sangat sesuai (SS)=1, sesuai (S)=2, tidak sesuai

(10)

(TS)=3, sangat tidak sesuai (STS)=4. Perincian skala dukungan sosial dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Skala Dukungan Sosial Jumlah Item

No. Aspek

Fav Unfav Total

1 Dukungan emosional 8 4 12 2 Dukungan penghargaan 3 4 7 3 Dukungan Instrumental 2 1 3 4 Dukungan informatif 5 0 5 Total 18 9 27 Definisi Operasional

Keluarga dengan TB Paru adalah kumpulan orang yang terdiri dari suami, istri, atau suami istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya yang memiliki ikatan pernikahan, darah, atau adopsi yang salah satu dari orang tua (ayah atau ibu) menderita penyakit TB Paru.

Karakteristik sosial ekonomi keluarga adalah karakteristik keluarga dengan TB Paru yang meliputi pendapatan keluarga, pendidikan, pekerjaan, usia, dan besar keluarga.

Pendapatan keluarga adalah suatu jumlah uang yang diperoleh dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan dari orang tua dan anggota keluarga lainnya yang dinyatakan dalam rupiah perkapita perbulan. Pendidikan adalah pengajaran formal yang terakhir yang pernah diperoleh

contoh yang meliputi SD, SMP, SMA, Diploma, Sarjana, Pasca sarjana.

Pekerjaan adalah sumber pendapatan keluarga dapat berupa pekerjaan tetap atau tidak tetap sesuai dengan bidang dan keahlian contoh.

Usiaadalah lama waktu hidup (dalam tahun) orang tua sejak lahir sampai waktu pengambilan data penelitian.

Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang hidup serumah yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak serta anggota keluarga lainnya selama minimal 3 bulan.

Sanitasi adalah suatu pengelolaan kondisi lingkungan keluarga yang dapat diukur melalui kondisi fisik rumah, sarana rumah tangga, dan sumber air.

(11)

Perilaku hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan upaya hidup sehat dalam memelihara kesehatan keluarga dengan TB Paru, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar, meliputi kebersihan anggota keluarga, kebersihan makanan dan peralatan makan, kebiasaan olahraga, dan kebiasaan tidak merokok.

Kelentingan Keluarga adalah karakteristik, dimensi, dan sumber daya keluarga dalam menghadapi perubahan dan adaptasi terhadap situasi krisis. Kelentingan keluarga diukur berdasarkan aspek kelentingan keluarga meliputi: family cohesion, family belief system, dan communication. Semakin tinggi skor yang diperoleh didalam skala, maka semakin lenting keluarga tersebut dan sebaliknya.

Tingkat Kecemasan adalah suatu persepsi tentang perasaan yang tidak menyenangkan dan reaksi fisiologis, kecemasan dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu: normal, ringan-sedang, berat, dan ekstrim.

Mekanisme Koping adalah usaha kognitif dan perilaku yang dibuat oleh seseorang untuk mengorganisasikan tuntutan dari perbedaan harapan dan kenyataan. Mekanisme koping diukur dengan menggunakan skala berdasarkan jenisnya, yaitu: emotion focus coping dan problem focus coping.

Dukungan sosial adalah dukungan yang diperoleh dari hubungan interpersonal yang mengacu pada kesenangan, ketenangan, bantuan bermanfaat, yang berupa informasi verbal maupun non verbal yang diterima seseorang dari orang lain atau kelompok lain yang membawa efek perilaku bagi penerimanya. Dukungan sosial ini diukur dengan menggunakan skala dukungan sosial yang dibuat berdasarkan jenis dukungan sosial meliputi: dukungan emosional, penghargaan, intrumental, dan informatif. Semakin tinggi skor yang diperoleh didalam skala, maka semakin tinggi dukungan yang diterima dan sebaliknya.

Gambar

Gambar 2  Cara Pengambilan Contoh
Tabel 1 Peubah, Jenis Data, dan Cara Pengumpulan Data

Referensi

Dokumen terkait

Kerana Qabil tetap berkeras kepala tidak mau menerima keputusan ayahnya dan meminta supaya dikawinkan dengan adik kembarnya sendiri Iqlima maka Nabi Adam seraya menghindari

Hal ini dapat dijelaskan bahwa variabel Islamic Branding tidak berpengaruh terhadap keputusan Konsumen Islam dalam pemilihan Hotel Semesta Semarang maka ada variabel

Mahasiswa Program Diploma III Agrobisnis, Konsentrasi Penyuluhan Pertanian dan Pemberdayaan Masyarakat, melaksanakan PKL I pada desa desa yang telah ditentukan, sesuai dengan

Maka dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa apabila terjadi gangguan internal pada salah satu Trafo SST sebelum dilaksanakan penambahan sistem Interlock trip maka

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 17

Pertentangan kepentingan ini selalu ada setiap waktu dan dalam setiap struktur, karena itu kekuasaan selalu berada dalam keadaan terancam bahaya dari golongan yang anti status

Berdasarkan 5 kali uji coba yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam segmentasi untuk identifikasi pola menggunakan analisis tekstur

Sebagai suatu pedoman, maka dapat dirumuskan bahwa perubahan-perubahan sosial adalah segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat,