• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

35

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora yang beralamatkan di Jalan Raya Randublatung Km 1,5 Mendenrejo Blora 58383. Unit Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora yang terdiri dari:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Unit Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Total Keterangan

Laki-Laki Perempuan

V A 11 13 24 Kelompok eksperimen

V B 10 14 24 Kelompok kontrol

Jumlah unit penelitian 48

SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 4 wc siswa, 1 wc guru, 1 gudang, 1 lapangan olahraga, dan 1 perpustakaan. Latar belakang sosial siswa mayoritas sama yaitu dari keluarga petani dan pedagang, tetapi sebagian besar mata pencaharian mereka yaitu petani karena mereka tinggal di daerah persawahan.

Pelaksanaan penelitian dimulai dari mengidentifikasi masalah di lapangan dengan melakukan wawancara kepada guru kelas V. Setelah menemukan permasalahan di lapangan, langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menyusun proposal penelitian, membuat surat ijin penelitian, membuat instrumen penelitian, menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta melakukan uji coba terhadap instrumen penelitian yang akan digunakan.

Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan pengambilan data awal untuk mengetahui hasil belajar antara kelas kontrol dan kelas eksperimen dalam keadaan setara dengan menggunakan hasil pengerjaan tes I dengan materi

(2)

kegiatan ekonomi di Indonesia. Jika kedua kelompok tersebut terbukti homogen, maka tahapan selanjutnya adalah memberi perlakukan kepada kedua kelas tersebut. Pembelajaran yang biasa dilakukan di SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora pada kelas V B yang menggunakan pembelajaran konvensional. Namun, dalam penelitian ini akan diberikan model pembelajaran yang berbeda terhadap kedua kelas tersebut tersebut, yaitu memberi perlakuan pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle untuk kelas VA dan memberikan pembelajaran konvensional seperti yang dilakukan oleh guru sebelumnya. Materi pembelajaran yang digunakan adalah sama yaitu tentang masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia.

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan pengamatan kegiatan penggunaan model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle di kelompok eksperimen. Pengamatan dilakukan menggunakan lembar observasi yang di dalamnya memuat panduan dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran yang disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle. Observasi ini digunakan untuk melihat keefektifan dari penggunaan model pembelajaran jigssaw dengan permainan puzzle Observasi ini meliputi observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Pemberian nilai pada setiap aktivitas siswa dinamakan sebagai penilaian proses oleh peneliti, sedangkan penilaian hasil diperoleh dari nilai tes formatif. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran dapat diketahui dengan melihat nilai proses dan nilai hasil yang dinamakan oleh peneliti dengan hasil belajar (Tes ke2).

Setelah proses eksperimen selesai, dilakukan analisa statistik dari data yang telah terkumpul yang merupakan hasil belajar selama pembelajaran untuk kemudian disusun dalam bentuk laporan penelitian.

Hasil Observasi Implementasi RPP Aktifitas Guru

Peneliti melakukan observasi atau pengamatan selama kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan meliputi observasi aktifitas guru dan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan dalam setiap pertemuan. Dalam penelitian ini terdiri dari dua kali pertemuan, sehingga hasil observasi yang diperoleh mencakup aktifitas guru dalam pembelajaran selama dua

(3)

kali pertemuan. Observasi pertama yakni observasi tentang aktifitas guru dalam pembelajaran. Hasil observasi aktifitas guru meliputi kemampuan guru dalam melakukan kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir.

Indikator dalam kegiatan awal guru selalu memberikan salam pembuka dalam setiap pertemuan sehingga guru mencapai prosentase 100% pada indikator. Pada indikator ke dua Guru melakukan apersepsi dan motivasi dalam setiap pertemuan, prosentase perolehan 100%. Pada pertemuan 1 guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran tetapi pada pertemuan 2 guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa, sehingga prosentase perolehan sebesar 50%. Pada indikator 3, guru hanya memperoleh prosentase 50% karena pada pertemuan 1 guru tidak menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan, guru baru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran saat pertemuan 2.

Pada kegiatan inti terdapat 7 indikator yang diobservasi yaitu memberikan materi masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia yang akan dibuat permaianan puzzle, membimbing siswa dalam pembentukan kelompok ahli dan kelompok asal, membimbing siswa berdiskusi dalam merangkai puzzle,

membimbing siswa dalam melaporkan hasil diskusi/presentasi, membimbing siswa tanya jawab atau memberikan konfirmasi terhadap hasil presentasi, menentukan pemenang dari pembelajaran jigsaw dalam permainan puzzle, memberikan hadiah kepada kelompok yang terbaik dalam permainan puzzle. Indikator pertama pada pertemuan 1 siswa menyimak materi masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia yang akan dibuat permaianan puzzle tanpa penjelasan yang menyeluruh dari guru, indikator ini guru hanya memperoleh skor 50%, sedangkan pertemuan 2 siswa menyimak materi masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia serta mendapat bimbingan dari guru secara detail sehingga guru memperoleh prosentase 100%. Indikator kedua membimbing siswa dalam pembentukan kelompok ahli dan kelompok asal, pada pertemuan 1 siswa kurang dibimbing guru dalam pembentukan kelompok, sehingga pembagian kelompok tidak merata akibatnya ada beberapa siswa yang tidak mendapat kelompok, prosentase guru 50%, pada pertemuan kedua siswa dibimbing oleh guru dalam pembentukan kelompok ahli dan kelompok asal prosentase guru 100%. Indikator ketiga membimbing siswa

(4)

berdiskusi dalam merangkai puzzle, pada pertemuan 1 guru tidak memberikan penjelasan dalam cara-cara merangkai puzzle, prosentase guru 50%, sedangkan pada pertemuan 2 guru membimbing dan memfasilitasi dalam kegiatan berdiskusi prosentasi yang diperoleh guru adalah 100%. memberikan hadiah kepada kelompok yang terbaik dalam permainan puzzle. Indikator ke empat membimbing siswa dalam melaporkan hasil diskusi/presentasi prosentase yang diperoleh guru hanya 50% karena pada pertemuan 1 dalam proses pembelajaran guru tidak melibatkan siswa untuk presentasi atas hasil diskusi kelompok, kemudia pertemuan 2 guru melibatkan siswa untuk presentasi atas hasil diskusi kelompok dengan penggunaan tata bahasa yang baku. Indikator ke lima yaitu membimbing siswa tanya jawab atau memberikan konfirmasi terhadap hasil presentasi prosentase guru yang diperoleh 50%, pada pertemuan 1 guru belum memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi presentasi dan tanya jawab, kemudian pada pertemuan 2 guru memberikan klarifikasi dan memberikan tanggapan terhadap hasil presentasi tersebut beserta kelompok lain. Indikator yang ke enam menentukan pemenang dari pembelajaran jigsaw dalam permainan puzzle guru tidak menentukan pemenang dalam pembelajaran hanya memberikan kata-kata pujian terhadap siswa yang terbaik, prosentase yang diperoleh guru 50%, pada pertemuan 2 guru memberikan kata-kata pujian beserta menentukan pemenang berdasarkan yang paling cepat menghabiskan potongan puzzle, prosentase yang diperoleh 100%. Indikator ke tujuh yaitu memberikan hadiah kepada kelompok yang terbaik dalam permainan puzzle pada pertemuan 1 guru hanya memberikan tanda kejua peraan seperti gambar bintang dari kertas yang diberikan bagi siswa yang tebaik sehingga prosentase yang diperoleh guru 50%, pada pertemuan 2 guru memberikan tanda kejuaraan beserta hadiah kepada siswa yang terbaik sehingga dapat meningkatkan minat dalam pembelajaran, prosentase guru yang diperoleh 100%.

Pada kegiatan akhir terdapat 2 indikator. Saat pertemuan 1 guru tidak membimbing siswa untuk membuat rangkuman sehingga rangkuman yang dibuat siswa kurang teratur, guru baru membimbing siswa membuat rangkuman pada pertemuan 2. Prosentase peskoran yang diberikan oleh observer yaitu 50%. Guru tidak lupa membahas hasil penemuan serta melakukan evaluasi, prosentase yang

(5)

diperoleh sebesar 100%. Tetapi pada pertemuan 1 guru tidak melakukan tindak lanjut terkait materi pembelajaran, hal ini baru dilakukan guru pada pertemuan 2 sehingga prosentase perolehannya hanya 50%. Pada pertemuan 1 guru juga tidak melaksanakan tes evaluasi (tes formatif), tes formatif hanya dilakukan pada pertemuan 2, sehingga prosentase perolehannya 50%. Sesuai dengan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa guru sudah cukup baik sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. Secara lebih rinci hasil observasi aktifitas guru dalam kegiatan pembelajaran (2 x pertemuan). Data hasil observasi aktifitas guru dalam pembelajaran lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 2

Hasil Observasi Implementasi RPP untuk Siswa

Observer tidak hanya melakukan observasi kepada guru, observasi juga dilakukan pada keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran saja dan tidak digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Kegiatan siswa yang diamati terdiri dari 8 indikator dalam setiap pertemuan. Dari hasil observasi indikator pertama diketahui bahwa pada pertemuan 1 terdapat 21 siswa membawa alat tulis, 3 siswa tidak membawa alat tulis. Pada pertemuan 2 siswa yang membawa alat tulis meningkat menjadi 24 siswa. Pada indikator kedua terdapat 17 siswa yang mendengarkan penjelasan pelaksanaan pembelajaran, 7 orang yang tidak mendengarkan penjelasan dari guru dan ramai sendiri. Pertemuan 2 siswa yang mendengarkan penjelasan dari guru 20 siswa sedangkan 4 siswa masih ramai sendiri.

Pada indikator 3, dari hasil observasi diketahui terdapat 18 siswa yang menyimak materi pada pertemuan 1 dan meningkat 23 siswa pada pertemuan 2. Terdapat 19 siswa aktif dalam berdiskusi kelompok merangkai puzzle dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 berlangsung dan meningkat menjadi 24 siswa aktif dalam berdiskusi kelompok merangkai puzzle pada pertemuan 2. Pada indikator 5 pada pertemuan 1 terdapat 15 siswa disiplin dalam pembelajaran dan melaksanakan tugas dengan dengan baik, dan meningkat pada pertemuan ke 2 terdapapat 21 siswa yang disiplin dalam pembelajaran. Pada indikator 6 dalam kegiatan presentasi pada pertemuan 1 terdapat 4 kelompok yang melakukan

(6)

kegiatan presentasi. Pada pertemuan 6 seluruh siswa melakukan kegiatan presentasi.

Pada pertemuan 1 dan 2 seluruh siswa juga mencatat dan membuat rangkuman materi yang telah dipelajari. Sesuai dengan hasil pengamatan kegiatan siswa dapat disimpulkan bahwa siswa senang, aktif dan rajin dalam kegiatan pembelajaran penggunaan model jigsaw dengan permainan puzzle . Secara lebih lengkap hasil observasi keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada lampiran 3

Hasil Penelitian Penilaian Produk Atau Hasil

Hasil penelitian produk atau hasil dapat diketahui dengan cara melakukan analisis data terhadap data-data mentah yang diperoleh dari penelitian. Data yang diperoleh berupa skor tes 1 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, skor tes 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam metode analisis data ada beberapa hal yang harus dilakukan antara lain yaitu analisis deskriptif, uji normalitas data dan uji hipotesis. Kuali ikasi data dan uji prasyarat analisis data berarti menterjemahkan data dalam bentuk angka, sedangkan uji prasyarat analisis berarti sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Prasyarat analisis data dengan menggunakan statistik nonparametric

adalah skor yang diperoleh berdasarkan distribusi normal. Oleh karena itu, sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji normalitas kolmogrov-smirno, dengan menggunakan komputer melalui program Statistik Product and Service Solution(SPSS) versi 19.0 dan ujit-tets.

Hasil penelitian penilaian produk diketahui dengan cara melakukan analisis data. Analisis data yang digunakan yaitu uji t-test.Sebelum dilakukan analisis uji t-test, agar data tidak menyimpang maka harus dilakukan uji deskriptif dan uji normalitas terlebih dahulu. Dengan uji normalitas dapat dilihat data dalam penelitian normal atau tidak. Syarat data yang digunakan dalam penelitian harus normal. Berikut disajikan hasil analisis deskriptif dan normalitas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(7)

Skor Tes 1 Kelompok Eksperimen

Hasil penelitian penilaian produk yang pertama yaitu skor tes 1 kelompok eksperimen. Hasil tes 1 kelompok eksperimen diketahui dengan cara mengelompokkan data berdasarkan skor hasil tes 1 kelompok eksperimen SD Negeri 4 Mendenrejo. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan skor tes 1 kelompok eksperimen, diketahui bahwa tidak ada siswa yang masuk dalam kategori tuntas karena tidak ada siswa yang mendapat skor ≥ 90. Sebanyak 24 siswa mendapat skor di bawah KKM 90, artinya 100% siswa pada kelompok eksperimen tidak tuntas. Pada kelompok eksperimen hasil tes 1 memperoleh Skor maksimal 88 sedangkan skor minimal 44, dengan rata-rata Skor 64. Hal ini terjadi karena tes 1 dilakukan sebelum diberikan perlakuan, sehingga siswa hanya berbekal pengetahuan awal saja. Data skor tes 1 kelompok eksperimen lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 5 Skor Tes 1 Kelompok Kontrol

Hasil penelitian penilaian produk yang ke dua yakni skor tes 1 kelompok kontrol. Hasil tes 1 kelompok kontrol diketahui dengan cara mengelompokkan data berdasarkan skor hasil tes 1 kelompok kontrol Blora. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90. Berdasarkan skor tes 1 kelompok kontrol, diketahui bahwa 1 siswa yang masuk dalam kategori tuntas. Sebanyak 23 siswa mendapat skor di bawah KKM 90, artinya 98% siswa pada kelompok kontrol tidak tuntas. Pada Kelompok kontrol hasil tes 1 memperoleh skor maksimal 92 sedangkan skor minimal 40, dengan rata-rata skor 69. Hal ini terjadi karena tes 1 dilakukan sebelum diberikan perlakuan, sehingga siswa hanya berbekal pengetahuan awal saja. Data skor tes 1 kelompok kontrol lebih jelas dapat dilihat pada lampiran 5

Skor Tes 2 Kelompok Eksperimen

Hasil penelitian penilaian produk yang ke tiga yakni hasil skor tes 2 kelompok eksperimen. Pada tes 2 kelompok eksperimen memperoleh skor maksimal 94 sedangkan skor minimal 86, dengan rata-rata skor 94. Skor akhir yang diperoleh siswa dari tes 2 secara rinci disajikan pada tabel 4.2.

(8)

Tabel 4.2

Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Tes 2 Kelompok Eksperimen No. Skor Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 86 1 4,2 Tidak tuntas 2. 88 2 8,3 Tidak tuntas 3. 89 6 25,0 tuntas 4. 90 2 8,3 tuntas 5. 91 5 20,8 tuntas 6. 92 7 29,2 tuntas 7. 94 1 4,2 tuntas Σ 24 100%

Dari tabel 4.2 diketahui bahwa terdapat 9 siswa yang memperoleh skor < 90, sehingga 12,5% siswa pada kelompok eksperimen tidak tuntas. Namun, jumlah siswa yang tuntas jauh lebih banyak yaitu 21 siswa dengan persentase 37,5%. Siswa yang sudah tuntas dari KKM jauh lebih banyak, hal ini terjadi karena tes 2 dilakukan setelah siswa mendapat perlakuan dengan belajar menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle sehingga siswa jauh lebih mudah memahami materi yang telah diberikan serta dapat mengerjakan tes formatif dengan baik.

Siswa dalam mengerjakan tes 2 tidak hanya mempunyai bekal pengetahuan awal saja melainkan ditambah pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle.

Dengan perlakuan ini siswa menjadi lebih aktif dan semangat dalam belajar dan materi yang telah disampaika lebih kuat di ingat oleh siswa. Soal tes 2 sama dengan tes 1 tetapi hasilnya sangat berbeda karena perlakuannya juga berbeda. Secara lebih jelas berikut ini disajikan gambaran visual diagram lingkaran skor tes 2 kelompok eksperimen.

(9)

Gambar 4.1

Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Tes 2 Kelompok Eksperimen

Data skor tes 2 kelompok eksperimen secara lebih lengkap dapat dilihat pada lampiran 5

Skor Tes 2 Kelompok Kontrol

Hasil penelitian penilaian produk yang ke empat yakni hasil skor tes 2 kelompok kontrol. Hasil tes 2 kelompok kontrol diketahui dengan cara mengelompokkan data berdasarkan skor hasil tes 2 kelompok kontrol SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora. Pengelompokan berdasarkan acuan Ketentuan Ketuntasan Minimum (KKM) penelitian yaitu 90.

Kondisi kelompok kontrol jika dilihat dari hasil tes 1 dan tes 2 mengalami peningkatan lebih sedikit dibandingkan kelompok eksperimen. Berdasarkan hasil tes 1 diketahui bahwa ada 1 siswa yang tuntas mencapai KKM 90, tetapi berdasarkan hasil tes 2 tidak ada siswa yang tuntas mencapai KKM 90

Peningkatan juga dapat dilihat dari perolehan skor maksimal, skor minimal, rata-rata serta jumlah skor seluruh siswa dari hasil tes 2 kelompok kontrol. Pada tes 2 kelompok kontrol mendapat skor maksimal 94 sedangkan skor minimal 86, dengan rata-rata skor 90. Skor tes 2 kelomok kontrol secara rinci disajikan pada tebel 4.3.

(10)

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Skor Ketuntasan Hasil Tes 2 Kelompok Kontrol No. Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1. 78 2 8,3 Tidak tuntas 2. 80 2 8,3 Tidak tuntas 3. 82 7 29,2 Tidak tuntas 4. 84 9 37,5 Tidak tuntas 5. 87 1 4,2 Tidak tuntas 6. 89 3 12,5 Tidak tuntas Σ 24 100%

Dari tabel 4.3 diketahui bahwa terdapat tidak ada siswa yang memperoleh Skor < 90, sehingga 100% siswa pada kelompok kontrol tidak tuntas.

Peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan kegiatan pembelajarannya. Pada kelompok eksperimen pembelajaran jigsaw dengan permaiananpuzzledibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle terhadap hasil belajar siswa kelasV SDN 4 Mendenrejo Kradenan Blora. Mengetahui besarnya pengaruh perlakuan yang diberikan dapat diketahui dengan cara membandingkan skor rata-rata tes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perolehan skor rata-rata kelompok eksperimen dari tes 1 dan skor tes 2 mengalami peningkatan yang cukup besar. Rata-rata skor tes 1 kelompok eksperimen 64% sedangkan rata-rata skor tes 2 90%. Selisih ratanya 26%. Rata-rata skor tes 1 kelompok kontrol 69 sedangkan rata-rata tes 2 83. Selisih rata-rata-rata-ratanya 14%. Secara lebih rinci disajikan dalam tabel 4.4.

Tabel 4.4

Distribusi Skor Rata-Rata Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Skor Rata-Rata Peningkatan

Skor Rata-Rata Tes 1 Tes 2

Eksperimen 64 90 26%

(11)

Hasil Penelitian Penilaian Proses

Hasil penelitian yang ke dua yakni hasil penelitian penilaian proses. Selain melakukan analisis deskriptif penilaian produk, peneliti juga melakukan analisis deskriptif penilaian proses. Penilaian proses hanya diberikan pada kelompok eksperimen karena pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran kooperatif menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle

sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung siswa aktif belajar. Penilaian proses dilakukan pada saat kegiatan, diskusi kelompok, dan presentasi. Penilaian dilakukan dengan cara mengobservasi kegiatan siswa selama kegiatan belajar berlangsung. Observasi dilakukan dengan bantuan rubrik penilaian sesuai dengan RPP yang telah terlebih dahulu dibuat (rubrik peskoran terlampir pada RPP lampiran 4).

Hasil Penilaian Kegiatan diskusi kelompok

Penilaian proses yang pertama yaitu penilaian diskusi kelompok. Sesuai dengan rubrik penilaian yang terdapat pada RPP kelompok eksperimen, penilaian diskusi terdiri dari 4 indikator. Indikator pertama yakni jumlah pendapat yang disampaikan siswa. Siswa memperoleh skor 3 jika siswa menyampaikan 3 pendapat saat diskusi. Jumlah siswa yang mendapat skor 3 yakni 19 siswa. Siswa memperoleh skor 4 jika siswa menyampaikan 4 pendapat saat diskusi. Jumlah siswa yang mendapat skor 4 sama dengan jumlah siswa yang mendapat skor 3 yakni 19 siswa. Indikator ke dua adalah kejelasan siswa dalam menyampaikan substansi. Siswa memperoleh skor 3 jika siswa menyampaikan substansi dengan jelas. Jumlah siswa yang memperoleh skor 3 yaitu 13 siswa. Siswa memperoleh skor 4 jika siswa menyampaikan substansi dengan sangat jelas. Jumlah siswa yang memperoleh skor 4 sebanyak 8 siswa.

Indikator ke tiga pada penilaian diskusi yakni waktu yang digunakan siswa dalam diskusi. Siswa memperoleh skor 3 jika siswa berdiskusi selama 7 menit. Jumlah siswa yang memperoleh skor 3 yaitu 11 siswa. Siswa memperoleh skor 4 jika siswa berdiskusi selama 10 menit. Jumlah siswa yang memperoleh skor 4 yaitu 13 siswa. Berdasarkan hasil observasi tidak terdapat siswa yang memperoleh skor 1

(12)

dan 2, dapat disimpulkan bahwa siswa sudah baik dalam melakukan kegiatan diskusi.

Hasil Penilaian Kegiatan Presentasi

Penilaian proses ke tiga yakni penilaian presentasi. Sesuai dengan rubrik penilaian presentasi pada RPP kelompok eksperimen terdapat 4 indikator. Skor penilaian yakni 1, 2, 3 dan 4. Setelah dilakukan observasi tidak ada siswa yang memperoleh skor peSkoran 1 dan 2, skor perolehan siswa yakni 3 dan 4. Pada indikator 1 keberanian siswa dalam menyampaikan hasil diskusi. Dari 6 kelompok hanya 5 kelompok yang berani menyampaikan hasil diskusi di depan kelas. hasil diskusinya hanya disampaikan oleh 1 orang saja dalam kelompoknya. Siswa yang memperoleh skor 4 yakni 5 kelompok dari 20 siswa artinya setiap siswa dari masing-masing kelompok sudah berani menyampaikan hasil diskusinya.

Indikator ke dua rasa percaya diri. Dari 6 kelompok terdapat 3 kelompok yang mempunyai rasa percaya diri memperoleh skor 3, siswa yang memperoleh skor 3 memang jelas dan tegas dalam menyampaikan hasil diskusi. Siswa yang memperoleh skor 4 adalah siswa yang memiliki rasa percaya diri tinggi, tegas, serta berani menatap audience saat presentasi. Siswa yang memperoleh skor 4 sebanyak 3 kelompok.

Indikator ke tiga yaitu keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Siswa memperoleh skor 3 jika siswa berani menjawab 1 pertanyaan dari kelompok lain dengan jawaban yang tepat. Jumlah siswa yang memperoleh skor 3 yakni 8 siswa. Siswa yang memperoleh skor 4 yaitu siswa yang berani menjawab 5 pertanyaan dari kelompok lain dengan jawaban yang tepat. Jumlah siswa yang memperoleh skor 4 yaitu 11 siswa.

Indikator ke empat yakni penggunaan bahasa dalam presentasi. Siswa memperoleh skor 3 jika siswa menyampaikan presentasi dengan bahasa yang kurang tepat dan kurang komunikatif. Terdapat 4 kelompok dari 16 siswa siswa yang memperoleh skor 3. Siswa memperoleh skor 4 jika siswa menyampaikan presentasi dengan bahasa yang tepat dan komunikatif. Jumlah siswa yang mendapat skor 4 lebih sedikit daripada siswa yang mendapat skor 3 terdapat 2 kelompok dari

(13)

8 siswa. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa siswa sudah cukup baik dalam melakukan kegiatan presentasi.

Hasil Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan analisis uji t, terlebih dahulu dilakukan analisis uji normalitas data dari skor tes 1 dan tes 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah dilakukan uji normalitas dapat dilakukan uji t menggunakan skor tes 2 pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data dari variabel penelitian. Uji normalitas variabel penggunaan lingkungan alam menggunakan teknik One sample Kolmogrov-Smirnov Test, perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS 19.0.Uji normalitas data terdiri dari dari uji normalitas Skor tes 1 dan uji normalitas skor tes 2.

Normalitas Data Skor Tes 1 Kelompok Eksperimen

Normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 1 kelompok eksperimen diketahui dengan cara melakukan uji normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas Skor tes 1 kelompok eksperimen

Hasil Uji Normalitas Tes Homogenitas (Tes I) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai tes 1 Kelompok eksperiment

N 24

Normal Parametersa,b Mean 68,6667

Std. Deviation 12,83903

Most Extreme

Differences AbsolutePositive ,150,071

Negative -,150

Kolmogorov-Smirnov Z ,734

Asymp. Sig. (2-tailed) ,654

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(14)

Dari tabel 4.5 tampak bahwa hasiluji kolmogrov-smirnov Zuntuk hasil tes 1 bahwa distribusi pengukuran pada skor tes 1 kelompok eksperimen normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dapat dilihat pada gambar kelompok eksperimen normal yaitu sebesar 0,659 dengan probabilitas signifikan 0,400. Hal ini menunjukkan 4.2 berikut:

Gambar 4.2

Grafik Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Eksperimen Normalitas Data Skor Tes 2 Kelompok Eksperimen

Normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 2 kelompok eksperimen dapat diketahui dengan melakukan uji normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 2 kelompok eksperimen.

Dari tabel 4.6 tampak bahwa hasiluji kolmogrov-smirnov Zuntuk hasil tes 2 kelompok eksperimen normal yaitu sebesar 0,743 dengan probabilitas signifikan 0,638. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pengukuran untuk variabel pada skor tes 2 kelompok eksperimen adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dilihat pada gambar 4.6

(15)

Hasil Uji Normalitas Tes Homogenitas (Tes II) One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai tes II kelompok eksperiment

N 24

Normal Parametersa,b Mean 83,3333

Std. Deviation 2,98790

Most Extreme

Differences AbsolutePositive ,245,245

Negative -,161

Kolmogorov-Smirnov Z 1,201

Asymp. Sig. (2-tailed) ,112

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel 4.6 tampak bahwa hasiluji kolmogrov-smirnov Zuntuk hasil tes 2 kelompok eksperimen normal yaitu sebesar 0,112 dengan probabilitas signifikan 0,443. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pengukuran untuk variabel pada skor tes 2 kelompok eksperimen adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3

Grafik Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Eksperimen Normalitas Data Skor Tes 1 Kelompok Kontrol

(16)

Uji normalitas data juga dilakukan terhadap data yang diperoleh pada kelompok kontrol. Untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 1 kelompok kontrol dilakukan dengan uji normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas skor tes 1 kelompok kontrol.

Hasil uji normalitas tes I

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai tes I kelas kontrol

N 24

Normal Parametersa,b Mean 64,0833

Std. Deviation 11,45090

Most Extreme

Differences AbsolutePositive ,135,135

Negative -,080

Kolmogorov-Smirnov Z ,660

Asymp. Sig. (2-tailed) ,776

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Dari tabel 4.7 tampak bahwa hasiluji kolmogrov-smirnov Zuntuk hasil tes 1 kelompok kontrol normal yaitu sebesar 0,886 dengan probabilitas signifikan 0,413. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pengukuran untuk variabel tes 1 pada skor tes 1 kelompok kontrol adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dilihat pada Grafik 4.4.

(17)

Gambar 4.4

Grafik Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Kontrol Normalitas Data Skor Tes 2 Kelompok Kontrol

Uji normalitas data yang berikutnya yaitu uji normalitas data Skor tes 2 kelompok kontrol. Untuk melihat normal atau tidaknya penyebaran data pada data skor tes 2 kelompok kontrol dilakukan dengan uji normalitas data. Di bawah ini disajikan tabel uji normalitas Skor tes 2 kelompok kontrol.

Hasil uji normalitas tes II

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Nilai tes II kelas kontrol

N 24

Normal Parametersa,b Mean 90,3750

Std. Deviation 1,81330

Most Extreme

Differences AbsolutePositive ,176,151

Negative -,176

Kolmogorov-Smirnov Z ,865

Asymp. Sig. (2-tailed) ,443

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

(18)

Dari tabel diatas tampak bahwa hasil uji kolmogrov-smirnov Z untuk hasil tes 1 kelompok kontrol normal yaitu sebesar 1,029 dengan probabilitas signifikan 0,240. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi pengukuran variabel pada skor tes 2 kelompok kontrol adalah normal. Gambaran visual kenormalan penyebaran data karakteristik dilihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5

Grafik Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Kontrol 4.2 ANALISIS HASIL PENELITIAN

Untuk menguji signifikansi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, analisis data yang digunakan adalah uji t-test. Di bawah ini disajikan tabel hasil ujit-testskor tes 2 kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(19)

Hasil Uji Beda Skor Tes 2

Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality

of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df Sig. (2-tailed ) Mean Differenc e Std. Error Differenc e 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper VAR0000 1 Equal variance s assumed 2,59 7 ,11 4 9,87 0 46 ,000 7,04167 ,71343 5,6056 1 8,4777 3 Equal variance s not assumed 9,87 0 37,91 8 ,000 7,04167 ,71343 5,5973 0 8,4860 3

Berdasarkan tabel 4.9, dapat dilihat hasil F hitung levene test sebesar 2,597 dengan probabilitas 0,114 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki variance sama atau dengan kata lain kedua kelompok homogen. Dengan demikian analisis uji beda t-test harus menggunakan asumsi equal variance assumed. Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil uji t sebesar 9,870 dengan probabilitas signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran jigsaw dengan permaiananpuzzledaripada menggunakan pembelajaran konvensional.

Hasil Uji Hipotesis

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan, setelah diperoleh dari hasil uji beda maka analisis hipotesisnya adalah:

(20)

Ada pengaruh positif signifikan penggunaan model pembelajaran Jigsaw dengan permainan puzzle terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 4 Mendenrejo kecamatan Kradenan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Ajaran 2011/2012.

Berdasarkan analisis uji hipotesis, hipotesis ditolak jika signifikansi > 0,05 (H > 0,05) dan hipotesis diterima jika signifikansi < 0,05 (H < 0,05). Dari hasil signifikansi diperoleh skor signifikansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05) maka hipotesis diterima.

4.3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam kegiatan pembelajaran IPS di kelas V, pada materi masa penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia terlihat bahwa skor hasil belajar siswa kelas V A SDN 4 Mendenrejo Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora (kelompok eksperimen) lebih baik dari pada skor tes hasil belajar siswa kelas V B SD Negeri 4 Mendenrejo Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora (kelompok kontrol) yang pembelajarannya dilakukan secara konvensional.

Data yang diperoleh membuktikan bahwa hasil pembelajaran kooperatif learning dengan menggunakan model pembelajaran jigsaw dengan permainan

puzzle lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pembelajaran konvensional. Hasil skor rata-rata Tes 2 kelompok eksperimen kelas V A mencapai hasil 90,5 sedangkan rata-rata skor Tes 2 kelompok kontrol kelas V B mencapai hasil 83. Perbedaan rata-ratanya 7. Dilihat dari segi perolehan skor rata-rata tes 2, dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen sudah mencapai ketuntasan KKM 90 karena 90,5 > 90, sedangkan rata-rata kelompok kontrol belum tuntas mencapai KKM, karena masih di bawah KKM 90. Dari hasil tes 2 dapat disimpulkan pada kelompok eksperimen ada 15 siswa yang tuntas mencapai KKM 90, dengan persentase 37,5%. dan 9 siswa tidak tuntas, persentasenya 12,5% sebesar. Dari sini sudah terlihat peningkatan yang signifikan, mulanya pada tes 1 belum ada siswa yang tuntas pada tes 2 setelah dibetikan perlakuan 85% tuntas mencapai KKM. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak ada siswa yang tuntas mencapai KKM 90, dengan persentase 100% dan tidak tuntas sebanyak 24 siswa.

(21)

Penelitian ini sejalan dengan penelitian fauzan (2010) yang menyatakan bahwa hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan upaya meningkatkan hasil belajar IPS tentang pengenalan negara-negara di dunia dengan permainan

puzzle jigsaw pada siswa kelas VI SDN 1 Logede Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen Semester 1 tahun pelajaran 2009/2010.

Terjadinya perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol salah satunya disebabkan adanya penggunaan model pembelajaran Jigsaw dengan permainan puzzle pada kelas eksperimen. Pembelajaran pada kelompok eksperimen mendorong siswa untuk aktif, saling bekerjasama dalam memecahkan suatu permasalahan. Pembelajaran yang digunakan juga mengajarkan siswa arti kerjasama, tanggung jawab, kreatif, dan percaya diri. Siswa dibimbing melakukan diskusi dan presentasi di kelas.

Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar dan pencapaian tingkat berpikir siswa dimungkinkan karena dalam model pembelajaran jigsaw dengan permainan puzzle dikembangkan keterampilan siswa dalam bekerja sama untuk memecahkan permasalahan yang telah diberikan, memotivasi siswa agar pencapaian hasil belajar lebih tinggi.

Gambar

Grafik Uji Normalitas Tes 2 Kelompok Eksperimen Normalitas Data Skor Tes 1 Kelompok Kontrol
Grafik Uji Normalitas Tes 1 Kelompok Kontrol Normalitas Data Skor Tes 2 Kelompok Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

pendeteksi/detektor, yang bekerja secara fisikokimia, pendeteksi/detektor, yang bekerja secara fisikokimia, piezoelektronik, optik, elektrokimia, dll., yang mengubah sinyal

Tujuan dari Memorandum Saling Pengertian ini (selanjutnya disebut sebagai MSP) adalah untuk membentuk suatu kerja sama kota kembar antara Para Pihak berdasarkan

COBIT 5 merupakan versi terbaru yang menyediakan kerangka kerja yang digunakan untuk membantu perusahaan atau organisasi dalam mencapai nilai yang optimal dari tata

Ternyata UUPLH memberikan pengaturan penyelesaian sengketa lingkungan di luar pengadilan dulu (Pasal 31-33), baru yang melalui pengadilan (Pasal 34-39), kalau memang

konvensional mempunyai pengertiaan yang sama seperti yang telah disampaikan oleh para ahli. Bank syariah mempunyai pengertian dan tugas yang sama yaitu menghimpun

permukiman. b) Pusat ini ditandai dengan adanya pampatan agung/persimpangan jalan (catus patha) sebagai simbol kultural secara spasial. c) Pola ruang desa adat yang berorientasi

Sektor perikanan merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara, mengingat konsumsi ikan di merupakan suatu komoditas yang bernilai bagi suatu negara,

Tabel 4.11 Distribusi responden yang mengalami problem / masalah seksual