• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM bfe2998ef4 BAB XBAB X ASPEK KELEMBAGAAN KOTA TERNATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM bfe2998ef4 BAB XBAB X ASPEK KELEMBAGAAN KOTA TERNATE"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 1

ASPEK KELEMBAGAAN KOTA

TERNATE

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi sebagai motor penggerak RPI2-JM agar dapat dikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagai operator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu kesatuan.

10.1 KONDISI KELEMBAGAAN

10.1.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Secara khusus organisasi Bidang Cipta Karya merupakan bagian dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate dan beberapa bidang lainnya yang memiliki tugas dan fungsi yang tertuang pada peraturan Walikota Ternate Nomor 10 Tahun 2008. Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing bagian atau bidang pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate. Selain Dinas Pekerjaan Umum terdapat beberapa Dinas terkait lainnya dalam kegiatan pengembangan dan pembangunan infrastruktur perkotaan seperti Dinas BAPPEDA, Dinas Kebersihan, Dinas Kesehatan, dan PDAM. Disamping itu juga perlu koordinasi dan kerjasama pemerintah, swasta, masyarakat, organisasi non-pemerintah dan organisasi/lembaga pelaku lainnya,

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Dinas, Sekretaris, para Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi wajib menerapkan prinsip koordinasi, sinkronisasi dan kerja sama fungsional sebaik-baiknya.

Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya serta memberikan bimbingan dan petunjuk dalam melaksanakan tugas. Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan tepat waktu.

(2)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

(3)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 3 Adapun tugas dan fungsi dari masing-masing bagian atau bidang pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate, dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan pemberian pelayanan administratif kepada semua satuan organisasi di lingkungan dinas, Sekretariat mempunyai fungsi :

• Penyusunan rencana kegiatan sekretariat

• Pelaksanaan urusan umum ;

• Pelaksanaan urusan kepegawaian ;

• Pelaksanaan urusan keuangan ;

• Pelaksanaan pertimbangan hukum, dokumentasi hukum serta kehumasan ;

• Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan kerumahtanggaan serta perlengkapan

dinas ;

• Pelaksanaan, pengelolaan, penyajian data dan informasi dinas ;

• Penyusunan rencana dan program jangka panjang, menengah dan pendek ;

• Pelaksanaan analisis dan evaluasi serta penyusunan laporan dinas ;

• Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Sekretariat, terdiri dari :

• Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

• Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

• Sub Bagian Keuangan

Adapun tugas dari sub-sub bagian dalam kesekertariatan antara lain :

• Sub Bagian Umum dan kepegawaian mempunyai tugas :

Melakukan pengelolaan administrasi surat menyurat, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan, urusan umum serta urusan administrasi kepegawaian Dinas.

• Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai tugas :

Melakukan pengumpulan, pengelolaan data dan informasi menyusun program jangka panjang, menengah dan pendek serta menyusun pelaporan dinas.

• Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :

Melakukan urusan keuangan dinas.

Kemudian untuk fungsi dari masing-masing sub bagian antara lain :

• Sub Bagian Umum dan kepegawaian mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ; ฀ Pelaksanaan urusan administrasi surat menyurat dan kearsipan ;

฀ Pelaksanaan urusan umum, perlengkapan dan rumah tangga Dinas ;

฀ Pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian Dinas ;

฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

• Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan ; ฀ Pengumpulan, pengolahan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana dan program ;

(4)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 4 ฀ Penyusunan rencana program tahunan (RKA dan DPA);

฀ Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas ;

฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

• Sub Bagian Keuangan mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Sub Bagian Keuangan ;

฀ Penyusunan rencana anggaran dan pelaksanaan urusan pembiayaan di lingkungan Dinas ;

฀ Pelaksanaan urusan pembendaharaan yang meliputi penerimaan,

penyimpanan, pengeluaran, pembukuan, dan pertanggungjawabkan ;

฀ Evaluasi pelaksanaan anggaran yang meliputi pembukuan dan versifkasi, perhitungan anggaran, dan evaluasi serta penyusunan laporan pelaksanaan anggaran;

฀ Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan terhadap bendahaeawan ;

฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

b. Bidang Bina Marga mempunyai Tugas melaksanakan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian serta pengawasan dibidang bina marga, Bidang bina marga mempunyai fungsi :

• Penyusunan rencana kegiatan Bidang Bina Marga ;

• Penyelenggaraan manajemen dan bimbingan teknis di bidang bina marga ;

• Pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan ;

• Pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan ;

• Pelaksanaan peningkatan jalan dan jembatan ;

• Pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan perijinan kegiatan di bidang bina

marga;

• Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas ;

• Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bidang Bina Marga, terdiri dari :

• Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

• Seksi Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;

• Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan.

Tugas dari seksi-seksi dalam Bidang Bina Marga antara lain :

• Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas :

• Melaksanakan pembinaan, perencanaan, pengawasan, pengendalian

pemeliharaan jalan

• dan jembatan.

• Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas :

• Melaksanakan pembinaan, perencanaan, pengawasan, dan pengendalian

kegiatan

• pembangunan serta penggantian jalan dan jembatan.

• Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan mempunyai tugas :

(5)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 5 Fungsi dari masing-masing seksi antara lain :

• Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan ;

฀ Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan jalan dan jembatan ;

฀ Penyiapan bahan pembinaan pemanfaatan jalan dan jembatan ; ฀ Pelaksanaan perijinan jalan dan jembatan ;

฀ Pelaksanaan penanggulangan jalan dan jembatan akibat bencana alam ;

฀ Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas ; ฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

• Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan ;

฀ Pengumpulan dan pengelolaan data dalam rangka pelaksanaan pembangunan

jalan dan jembatan ;

฀ Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan ;

฀ Pelaksanaan pembangunan jalan dan jembatan ; ฀ Pelaksanaan penggantian jalan dan jembatan ;

฀ Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas ; ฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

• Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan mempunyai fungsi :

฀ Penyususnan rencana kegiatan Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan ;

฀ Pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka pelaksanaan kegiatan peningkatan jalan dan jembatan ;

฀ Penyiapan bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan peningkatan jalan dan jembatan ;

฀ Pelaksanaan kegiatan peningkatan jalan dan jembatan ;

฀ Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas ;

฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

c. Bidang Cipta Karya mempunyai Tugas melaksanakan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian dibidang cipta karya, Bidang Cipta Karya mempunyai fungsi :

• Penyusunan rencana kegiatan bidang cipta karya ;

• Penyusunan petunjuk teknis pembinaan dalam rangka pelaksanaan kegiatan di

bidang cipta karya ;

• Pelaksanaan dan pengawasan pengendalian perumahan ;

• Pelaksanaan dan pengawasan pengendalian penyehatan lingkungan ;

• Pelaksanaan dan pengawasan pemgendalian pengelolaan sumber daya air ;

• Pelaksanaan pengendalian dan pemantauan kegiatan dibidang cipta karya ;

• Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas ;

(6)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 6 Bidang Cipta Karya, terdiri dari :

• Seksi Perumahan;

• Seksi Penyehatan Lingkungan;

• Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air.

Masing-masing seksi dari Bidang Cipta Karya antara lain :

• Seksi Perumahan mempunyai tugas :

Melaksanakan Pembinaan, perencanaan, pengawasan dan pengendalian bidang perumahan.

• Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas :

Melaksanakan pembinaan, perencanaan, pengawasan dan pengendalian bidang penyehatan lingkungan.

• Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air mempunyai tugas :

Melaksanakan perencanaan, pembangunan sarana dan prasarana, pengeawasan dan pengendalian sumber daya air.

Kemudian fungsi dari masing-masing seksi adalah sebagai berikut :

• Seksi Perumahan mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Seksi Perumahan ;

฀ Penyiapan bahan pembinaan dan petunjuk teknis dibidang perumahan ; ฀ Pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman ;

฀ Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian perumahan ; ฀ Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan ;

฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

• Seksi Penyehatan Lingkungan mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Seksi Penyehatan Lingkungan ;

฀ Penyiapan bahan pembinaan dan petunjuk teknis dibidang penyehatan lingkungan ;

฀ Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian penyehatan lingkungan ;

฀ Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan perkembangan sarana dan

prasarana penyehatan lingkungan permukiman ;

฀ Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas ; ฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

• Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air ;

฀ Penyiapan bahan pembinaan dan petunjuk teknis dibidang pengelolaan sumber

daya air ;

฀ Pelaksanaan perencanaan, pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air ;

฀ Pelaksanaan pengelolaan sumber daya air ;

(7)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 7 d. Bidang Bangunan dan Jasa Konstruksi mempunyai Tugas melaksanakan

pengelolaan gedung pemerintah dan bangunan gedung lainnya serta pembinaan jasa konstruksi, Bidang bangunan dan jasa konstruksi mempunyai fungsi :

• Penyusunan rencana kegiatan Bidang bangunan dan Jasa Konstruksi ;

• Penyusunan bahan petunjuk teknis pembinaan dibidang bangunan dan jasa

konstruksi ;

• Pelaksanaan pengelolaan gedung - gedung pemerintahan dan bangunan gedung

lainnya ;

• Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dibidang bangunan gedung ;

• Pelaksanaan pembinaan jasa konstruksi ;

• Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan ;

• Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bidang Bangunan dan Jasa Konstruksi, terdiri dari :

• Seksi Pembangunan Gedung;

• Seksi Pemeliharaan dan Perawatan Gedung;

• Seksi Jasa Konstruksi.

Tugas dari masing-masing seksi antara lain :

• Seksi Pembangunan Gedung mempunyai tugas :

Melaksanakan perencanaan pengendalian dan pengawasan pembangunan gedung.

• Seksi Pemeliharaan dan Perawatan Gedung mempunyai tugas :

Melaksanakan pemeliharaan dan perawatan gedung.

• Seksi Jasa Konstruksi mempunyai tugas :

Memberikan bantuan teknis dan pembinaan jasa konstruksi.

Fungsi dari masing-masing seksi antara lain :

• Seksi Pembangunan Gedung mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Seksi Pembangunan Gedung ;

฀ Penyiapan bahan petunjuk teknis pembinaan dalam rangka pelaksanaan pembangunan gedung ;

฀ Pelalsanaan pembangunan gedung baik gedung pemerintah dan gedung lainnya ;

฀ Pelaksanaan pengandalian dan pengawasan pembangunan gedung ;

฀ Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan ;

฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

• Seksi Pemeliharaan dan Perawatan Gedung mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Seksi Pemeliharaan dan Perawatan Gedung ; ฀ Penyiapan bahan petunjuk teknis pembinaan dalam rangka pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan gedung ;

(8)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 8 gedung lainnya ;

฀ Pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pemeliharaan dan perawatan gedung ;

฀ Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan ; ฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

• Seksi Jasa Konstruksi mempunyai fungsi :

฀ Penyusunan rencana kegiatan Seksi Jasa Konstruksi ; ฀ Penyiapan bahan petunjuk teknis dibidang jasa konstruksi ;

฀ Pelaksanaan pembinaaan bantuan teknis di bidang jasa konstruksi ;

฀ Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan bagi dunia usaha jasa konstruksi ; ฀ Pengembangan sistem informasi jasa konstruksi ;

฀ Pelaksanaan penelitian dan pengembangan jasa konstruksi ;

฀ Pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia bidang jasa konstruksi ;

฀ Pelaksanaan pelatihan, bimbingan teknis dan penyuluhan bidang jas konstruksi

฀ Pelaksanaan perijinan bidang jasa konstruksi ;

฀ Pelaksanaan pengendalian dan pemantauan pelaksanaan tugas di bidang jasa konstruksi ;

฀ Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan tugas ; ฀ Pelaksanaan tugas - tugas lain yang diberikan oleh atasan.

10.1.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Hubungan instansi tatalaksana hubungan kerja dalam organisasi dan kelembagaan perangkat pemerintah Bidang Cipta Karya sebagai berikut :

A. Dinas Pekerjaan Umum

Tugas dan fungsi dari kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum dapat dijelaskan sebagi berikut :

1. Tugas pokok Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate adalah sebagai berikut ini:

Dinas Pekerjaan Umum menpunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah dibidang pekerjaan umum.

2. Fungsi dinas adalah sebagai berikut ini:

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi pelaksanaan sebagian berikut ini: a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pekerjaan umum,

b. Pemberian perijinan dan pelaksanaan peleyanan umum di bidang pekerjaan umum,

c. Koordinasi, pengendalian dan pengawasan serta evaluasi pelaksanaan tugas di bidang

d. pekerjaan umum,

(9)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 9 f. Pembinaan terhadap Unit Pelaksana Teknis Dinas,

g. Pelaksanaan tugas - tugas lain yang di berikan oleh Kepala Daerah.

3. Susunan organisasi adalah sebagai berikut ini: a. Kepala Dinas.

b. Sekretariat, terdiri dari :

• Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

• Sub Bagian Perencanaan dan Peleporan;

• Sub Bagian Keuangan.

c. Bidang Bina Marga, terdiri dari :

• Seksi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan;

• Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan;

• Seksi Peningkatan Jalan dan Jembatan.

d. Bidang Cipta Karya, terdiri dari :

• Seksi Perumahan;

• Seksi Penyehatan Lingkungan;

• Seksi Pengelolaan Sumber Daya Air.

e. Bidang Bangunan dan Jasa Konstruksi, terdiri dari :

• Seksi Pembangnan Gedung;

• Seksi Pemeliharaan dan Perawatan Gedung;

• Seksi Jasa Konstruksi.

f. Unit Pelaksana Teknis Dinas. g. Kelompok Jabatan Fungsional.

B. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

Instansi / badan ini terkait kegiatan pembangunan dan pengendalian infrastruktur wilayah secara keseluruhan, dimana bidang dan seksi yang terkait langsung di Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) adalah Bidang Fisik dan Prasarana pada sub bidang :

a. Sub Bidang Fisik.

b. Sub Bidang Sarana dan Prasarana.

C. Dinas Kebersihan

Instansi / dinas ini terkait pembangunan dan pengendalian infrastruktur disektor persampahan dan

penataan bangunan dan lingkungan, dimana bidang dan seksi yang terkait langsung di Dinas Kebersihan

adalah Bidang Kebersihan dan Pengangkutan melalui seksi : a. Seksi Kebersihan dan Pengelolaan TPA

(10)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 10

D. Dinas Kesehatan

Instansi / dinas ini terkait pemantauan dan pengendalian infrastruktur disektor penyehatan lingkungan (persampahan, drainase, dan air limbah) dan pelayanan kualitas air minum/bersih, dimana bidang yang terkait langsung di Dinas Kesehatan adalah Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan pada Seksi Penyehatan Lingkungan dan Pengawasan Air.

E. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Perusahan ini merupakan perusahaan daerah yang terkait langsung dengan pemantauan dan pengelolaan pelayanan infrastruktur disektor penyediaan air minum.

Untuk lebih jelasnya mengenai matrik tugas dan kewenangan yang ditangani oleh lintas instansional terkait pembangunan infrastruktur di Bidang Pekerjaan Umum / Cipta karya dapat dilihat pada Tabel berikut :

(11)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 11

10.1.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

A. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya dilakukan dengan pengisian jabatan pada setiap unit kerja walaupun dengan jumlah personil yang masih terbatas, tetapi jabatan kepala unit kerja pada umumnya telah terisi dalam rangka kelancaran roda organisasi. Menyangkut sarana dan prasarana kantor berkaitan dengan standar ideal (minimal) untuk kantor-kantor, ternyata masih sangat belum memadai baik dari kuantitas mapun kualitas peralatan yang ada saat ini, namun demikian dengan segala keterbatasan yang ada, roda pemerintahan telah berjalan, khususnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Tabel. 10.2 Komposisi pegawai dalam unit kerja Bidang CK

Unit

Kerja Golongan Jenis Kelamin

Latar Belakang

Untuk mencapai kondisi dimana pengembangan infrastruktur wilayah dapat dilakukan dengan cara partisipatif oleh seluruh pelaku pembangunan, maka perlu adanya peran positif dari tiap pelaku pembangunan berdasarkan tugas dan kewenangannya masing-masing. Dimana para pelaku pembangunan infrastruktur antara lain :

1. Pemerintah

Pemerintah memiliki kewenangan untuk mengambil kebijakan pembangunan. Pemerintah memang mempunyai peran yang strategis dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur secara keseluruhan namun bukan yang terbesar, karena masyarakat yang memiliki peran yang terbesar. Peran utama yang diharapkan dari pemerintah adalah menfasilitasi pelaksanaan pembangunan wilayah yang partisipatif oleh seluruh pelaku pembangunan. Pemerintah dan aparatnya perlu mengubah paradigma kewenangannya, dari sebagai penyedia dan pengatur menjadi fasilitator dan mediator.

(12)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 12 a. Membuka akses dan kesempatan bagi masyarakat untuk bersama-sama

melakukan dialog, diskusi dan konsultasi mengenai pemanfaatan infrastruktur dan mekanisme pelibatan masyarakat.

b. Menyelenggarakan proses mediasi dan/atau bertindak sebagai mediator (yang netral) jika terdapat perbedaan pendapat atau kepentingan dalam rangka pembangunan infrastruktur.

c. Mendorong dan/atau menfasilitas proses pembelajaran masyarakat untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur. d. Melakukan sosialisasi pembangunan infrastruktur dan produk serta proses

pemanfaatan infrastruktur itu sendiri.

e. Memberikan kepercayaan kepada forum bentukan masyarakat untuk

mengorganisasikan diri dalam rangka mencapai tujuan pembangunan infrastruktur.

f. Meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dalam mengelola konflik alokasi dan/atau distribusi pembangunan infrastruktur yang efisien, adil dan berkelanjutan. g. Mengupayakan bantuan teknis dan bantuan pendanaan bagi masyarakat dan swasta dalam realisasi pelibatan masyarakat dan swasta dalam pembangunan infrastruktur.

h. Menyiapkan suatu arahan pelibatan masyarakat dan swasta dalam pembangunan infrastruktur wilayah yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sosial masyarakat setempat.

i. Menciptakan lingkungan dan kondisi yang kondusif yang memungkinkan masyarakat dan swasta terlibat aktif dalam proses pembangunan infrastruktur secara profesional, adil dan bertanggung jawab.

j. Menjamin tegaknya hukum dan peraturan yang telah ditetapkan dan disepakati oleh semua pihak dengan konsisten tanpa pengecualian.

2. Masyarakat / forum warga

Dalam lingkup pembangunan infrastruktur, masyarakat dapat berada pada posisi yang berbeda-beda, antara lain sebagai pelaku utama pembangunan infrastruktur, sebagai pihak yang terkena dampak kegiatan pembangunan infrastruktur, sebagai pihak yang mempengaruhi kebijakan pembangunan infrastruktur, dan atau sebagai pihak yang mengawasi dan mengontrol kebijakan pembangunan infrastruktur. Oleh sebab itu, masyarakat merupakan pelaku pembangunan yang memiliki peran terbesar dalam pembangunan wilayah khususnya infrastruktur.

(13)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 13 Beberapa peran yang diharapkan dimiliki oleh masyarakat antara lain :

a. Membuka diri terhadap pembelajaran dari pihak luar, terutama yang terkait dengan RTRW, pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah.

b. Mampu mengidentifikasi persoalan lingkungannya sendiri, peluang-peluang, dan mengelola kawasan budidaya dan lindung di lingkungan sekitarnya.

c. Mampu mengorganisasi diri dan mendukung pengembangan wadah lokal atau forum masyarakat sebagai tempat masyarakat mengambil sikap atau sekitarnya. d. Berperan aktif dalam kegiatan pelibatan masyarakat, baik berupa pemberian

masukan, pengajuan keberatan, penyelenggaraan konsultasi, penyusunan program bersama pemerintah, atau berpartisipasi dalam proses mediasi.

e. Melaksanakan dan mengawasi pemanfaatan infrastruktur dan pelayanannya sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Membina kerjasama dan komunikasi dengan pemerintah agar kebijakan public yang disusun tidak merugikan kepentingan masyarakat.

3. Swasta

Swasta merupakan pelaku pembangunan penting dalam pemanfataan ruang wilayah, terutama karena kemampuan kewirausahaan yang mereka miliki. Peran swasta yang diharapkan dalam pemanfaatan ruang sama seperti peran yang diharapkan dari masyarakat. Namun, karena swasta memiliki karakteristik yang berbeda dengan masyarakat umu, maka terdapat peran lain yang dapat dilakukan oleh swasta, yaitu untuk tidak saja menekankan pada tujuan ekonomi, namun juga social dan lingkungan dalam memanfaatkan ruang wilayah dan pembangunan infrastruktur.

4. Organisasi Non-Pemerintah

Organisasi non-pemerintah, konsultan pembangunan, atau organisasi lain yang serupa berperan utama sebagai perantara, pendamping, menghubungkan masyarakat dengan pemerintah dan swasta, dalam rangka mengatasi kesenjangan komunikasi, informasi dan pemahaman di pihak masyarakat serta akses masyarakat serta akses masyarakat ke sumber daya.

Beberapa peran mengontrol non-pemerintah atau konsultan pembangunan antara lain : a. Mengawasi dan mengontrol kebijakan pemerintah agar sejalan dengan aspirasi

masyarakat dan swasta.

b. Melakukan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dan swasta akan manfaat kebijakan penataan ruang dan pembangunan infrastruktur wilayah yang partisipatif.

c. Mengembangkan kapasitas masyarakat dalam aspek pembangunan wilayah. d. Mengajak masyarakat belajar untuk terlibat dalam proses pembangunan serta

(14)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 14 f. Mendorong dan mendukung pemerintah untuk melaksanakan pembangunan

wilayah yang partisipatif.

g. Mengaktifkan forum warga sebagai dari upaya untuk mengawasi dan mengontrol kebijakan pemerintah.

5. Organisasi Lainnya

Selain organisasi non-pemerintah dan konsultan pembangunan, juga terdapat berbagai organisasi lain yang memiliki peran dan posisi penting dalam mempengaruhi, menyusun, melaksanakan, mengawasi kebijakan pembangunan wilayah.

Pada intinya, setiap pelaku pembangunan dapat berperan dan mengambil posisi positif dalam mengembangkan dan melaksanakan pemanfaatan pembangunan wilayah yang partisipatif. Sehingga keberadaannya atau munculnya pelaku dan organisasi lain dengan beragam peran dan posisi tidak dapat dihindari. Organisasi lain yang dimaksud antara lain adalah :

a. DPRD.

b. Asosiasi Profesi. c. Perguruan Tinggi. d. Lembaga Donor. e. Partai Politik, dan dsb.

Berbagai peran yang dapat mereka memiliki disebutkan berikut ini. Meskipun tidak terbatas pada peran itu saja adalah :

a. Mengawasi dan mengontrol kebijakan pemerintah agar sejalan dengan aspirasi masyarakat.

b. Menyiapkan suatu konsepsi pelibatan masyarakat dan swasta untuk disampaikan kepada pemerintah agar ditindaklanjuti.

c. Mengaktifkan organisasi non-pemerintah, forum warga, asosiasi lain sebagai bagian dari upaya untuk mengawasi dan mengontrol kebijakan pemerintah.

d. Melembagakan mekanisme pengawasan public yang lebih transparan dan akuntabel.

e. Memberikan masukan, saran agar kebijakan yang ada dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa mengorbankan kepentingan masyarakat.

f. Melakukan sosialisasi kebijakan pembangunan wilayah yang transparan dan akuntabel.

(15)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 15

10.2 ANALISIS KELEMBAGAAN

10.2.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Pelaksanaan struktur organisasi kelembagaan bidang cipta karya di lingkungan Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate telah terbentuk sesuai dengan tugas pokok dan fungsi terkait keciptakaryaan, Peraturan Walikota Ternate Nomor 10 Tahun 2008 tentang Tupoksi Dinas Pekerjaan Umum dan bidangnya. namun dalam pelaksanaannya seringkali terjadi tumpang tindih tugas khususnya pada hubungan kerja dengan instansi terkait lainnya. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya lempar tanggungjawab baik dalam proses perencanaan maupun pelaksanaan program.

Pemerintah Daerah dalam hal ini perlu melakukan pembenahan dalam lingkup hubungan kerja baik kaitannya dengan program maupun penyelenggaraan pembangunan, sehingga memperbaiki kejelasan dan lebih tegas dan adil dalam bentuk kebijakan masing-masing dinas terkait.

Kendala eksternal kelembagaan yang lain adalah masih lemahnya koordinasi antara pemerintah Kota dengan Propinsi dan/atau pusat, terutama pada pemeliharaan sarana dan prasarana daerah yang merupakan milik provinsi/pusat. Contoh seperti pemeliharaan jalan dan atau infrastruktur lainnya, pemerintah Kota merasa bahwa untuk memelihara dan/atau merehabnya bukanlah tanggung jawabnya, melainkan tanggung jawab provinsi. Akibatnya, rehabilitasi dan/atau pemeliharaan jalan terhambat dan secara langsung atau tak langsung mempengaruhi kinerja perekonomian wilayah di sekitarnya yang menggunakan jalan tersebut sebagai jalur transporasinya.

Pengelolaan Bidang Keciptakaryaan sepenuhnya masih ditangani oleh lembaga pemerintah, yaitu Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya serta beberapa instansi terkait lainnya menyangkut hubungan kerja. Hingga saat ini sebagian besar masyarakat belum diikut sertakan dalam berbagai kebijakan, peran swasta masih dalam lingkup penyediaan jasa, sedangkan peran akademisi hanya dalam bentuk penelitian, dan lembaga lainnya seperti LSM terbatas pada lingkup fungsi control dan belum dalam peran pengadaan atau pembangunan infrastruktur.

10.2.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tata Laksana Pengendalian dan penyelenggraan pembangunan infrastruktur adalah milik bidang Cipta Karya, namun dalam prakteknya hal ini tidak berlangsung optimal. Belum semua program/kegiatan terkait pembangunan infrastruktur yang dilakukan berbagai SKPD Kota Ternate diketahui, diverifikasi dan diawasi oleh Dinas Pekerjaan Umum. Walaupun demikian, fungsi verifikasi lapangan oleh Bidang Cipta Karya dalam program/kegiatan pembangunan infratstruktur sudah dilaksanakan, meskipun belum optimal.

(16)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 16 kesalahpahaman dan akan berdampak pada kinerja bagian/sub dinas terkait. Bagaimana pun pembentukan standar atau struktur baru menuntut tata naskah dinas dan kearsipan yang baru. Hal ini membutuhkan upaya sosialisasi tersendiri. Saat ini saja masih banyak petugas/pegawai pemerintah yang belum memahami tata naskah dinas ini.

10.2.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Keberhasilan SDM penyelenggaraan program/kegiatan pembangunan infrastruktur, khususnya di bidang keciptakaryaan terletak pada kuantitas dan kualitasnya. Dari sisi kuantitas, jumlah sumberdaya manusia (SDM) sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah program/kegiatan yang harus dilaksanakan. Satu atau sekelompok orang/pegawai

harus mengerjakan lebih dari satu kegiatan/program. Akibatnya, meskipun

kegiatan/program dapat ditangani, namun hasilnya tidak bisa optimal. Keterbatasan SDM ini pula dan ditambah dengan keterbatasan fasilitas pendukung, hingga saat ini belum dilakukan pendataan atau inventarisasi infrastruktur yang telah ada serta kondisinya. Padahal, data adalah kebutuhan utama dalam setiap bentuk perencanaan.

Dari sisi kualitas, kemampuan teknis SDM yang ada masih sangat terbatas dan sebagian tingkat pendidikan masih diploma dan SMA, Dari Tabel 10.2 dapat dilihat bahwa golongan ataupun pendidikan pegawai, termasuk yang duduk di jabatan struktural masih perlu ditingkatkan. Walaupun demikian, di sisi lain terlihat keunggulan SDM yang ada dengan tingkat pendidikan S2/S3. Para personil yang menduduki jabatan struktural di Dinas Pekerjaan Umum Khususnya Bidang Cipta Karya sebagian besar adalah orang yang telah mempunyai pengalaman di bidangnya.

Kendala terkait SDM yang lain adalah lebih pada faktor eksternal, yaitu berhubungan dengan karakter dan sikap, baik dari para partner maupun masyarakat sebagai sasaran program/kegiatan. Sebagian besar masyarakat Kota Ternate memiliki kesadaran serta pemahaman tentang lingkungan hidup yang masih rendah dan dikenal berwatak keras.

Para pelaksana program/kegiatan membutuhkan pendekatan khusus untuk

mempengaruhi/meningkatkan kesadaran/pemahaman mereka. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi para pelaksana.

Kendala eksternal lain adalah kesadaran politik yang masih relatif rendah sebagian besar masyarakat Kota Ternate. Saat ada konflik politik, besar kecenderungan disertai dengan anarkisme, termasuk merusak sarana-prasarana yang ada. Kesadaran untuk memelihara sarana-prasarana yang ada relatif rendah dan ditambah dengan praktek anarkisme membuat jumlah dan kualitas sarana prasarana yang ada menurun.

10.2.4 Analisis SWOT Kelembagaan

Perubahan paradigma pembangunan sejalan dengan semangat reformasi

(17)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 17 Penguatan peran masyarakat, pemerintah daerah, dan swasta diperlukan dalam rangka memperluas dan memperkokoh basis sumber daya. Pada aspek institusi, lemahnya koordinasi antarinstansi dan antardaerah otonom telah menimbulkan pola pengelolaan kecitakaryaan yang kurang efisien, bahkan tidak jarang saling berbenturan. Pada sisi lain, kesadaran dan partisipasi masyarakat, sebagai salah satu prasyarat terjaminnya keberlanjutan pola pengelolaan keciptakaryaan, masih belum mencapai tingkat yang diharapkan karena masih terbatasnya kesempatan dan kemampuan.

Sasaran pembangunan dan pengelolaan bidang keciptakaryaan berorientasi pada tersedianya pelayanan kepada publik bidang keciptakaryaan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Selanjutnya dengan terpenuhinya pelayanan minimal kepada publik akan mendorong peningkatan produktivitas sektor-sektor ekonomi yang menggunakan infrastruktur keciptakaryaan sebagai salah satu sarana pendukung factor produksinya. Sasaran kedua adalah meningkatnya partisipasi swasta yang antara lain dalam bentuk investasi dalam pembangunan dan pengelolaan infrastruktur di Kota Ternate.

Analisis kelembagaan dilakukan menggunakan analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity, Threat) guna mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diindikasikan muncul dalam aspek kelembagaan guna peningkatan dan penguatan kapasitas kelembagaan nantinya. Analisa SWOT mempunyai pengertian sebagai berikut :

1. Strength Merupakan :

• Kekuatan/potensi sumber daya yang dapat menunjang penguatan kapasitas

kelembagaan.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi penguatan kelembagaan.

Strength → Kekuatan dari dalam (internal)

2. Weakness Merupakan :

• Situasi/kondisi internal yang dapat menjadi hambatan dalam kelayakan dan

penguatan kelembagaan.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan kapasitas kelembagaan atau

melemahkan kelembagaan.

Weakness → Kelemahan dari dalam (internal)

3. Opportunity Merupakan :

• Situasi/kondisi dari luar yang bila dimanfaatkan dengan baik dapat menunjang

kelayakan dan penguatan kapasitas kelembagaan.

• Kesempatan atau peluang yang membuat kelembagaan menjadi lebih layak atau

(18)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 18 Opportunity → Peluang/kesempatan dari luar (eksternal)

4. Threats Merupakan :

• Situasi/kondisi dari luar yang dapat menghambat dalam mempertahankan atau

mencapai penguatan kapasitas kelembagaan.

• Merupakan ancaman dari luar.

Threats → Ancaman dari luar (eksternal)

Analisis SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi institusi / kelembagaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya, dengan suatu matriks SWOT. Matrik ini dapat menghasilkan 4 (empat) set kemungkinan alternatif strategis, yaitu :

a. Strategi SO – Strenght Opportunities

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran institusi/kelembagaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi ST – Strenght Threats

Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki institusi/kelembagaan untuk mengatasi ancaman.

c. Strategi WO – Weakness Opportunities

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

d. Strategi WT – Weakness Threats

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

Penilaian lingkup strategis internal dan eksternal yang berpengaruh pada kapasitas kelembagaan adalah suatu pencermatan dan identifikasi tentang kondisi internal dan eksternal yang merupakan alat manajeman dasar, utamanya dalam pengambilan kebijakan dan pemecahan masalah. Dimana kajian SWOT untuk kapasitas kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum khususnya Bidang Cipta Karya Kota Ternate dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Identifikasi faktor-faktor internal

(19)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 19 1. Kekuatan (Strengths), meliputi :

a. Kebijakan otonomi daerah.

b. Komitmen pemerintah daerah dalam pengelolaan dan pembangunan infrastruktur. c. Eksistensi Tupoksi dari Dinas Pekerjaan Umum sebagai penyelenggara

pembangunan infrastruktur wilayah.

d. Mekanisme pengawasan yang kuat dari legislatif, LSM, pers dan masyarakat terhadap penyelenggaraan pembangunan.

e. Hasil-hasil pembangunan infrastruktur yang ada selama ini telah dilaksanakan.

2. Kelemahan (Weaknesses), meliputi :

a. Kelembagaan pengelolaan infrastruktur wilayah masih belum mantap dan kapasitas pelayanannya masih rendah.

b. Penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah masih belum sinergi dan terpadu.

c. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Pelaksana Pembangunan dan Pengelolaan Pelayanan masih relatif terbatas, mengakibatkan rendahnya kualitas dan produktifitas pelayanan.

d. Masih terbatasnya fasilitas pendukung kantor dan lapangan.

e. Koordinasi antara instansi pemerintah daerah terkait pembangunan infrastruktur wilayah masih rendah atau lemah.

f. Keterbatasan anggaran pembiayaan pembangunan.

g. Terbatasnya teknologi informasi dan komunikasi yang mendukung pembangunan daerah.

B. Identifikasi Faktor-Faktor Eksternal

Dari hasil kajian diperoleh kondisi eksternal dengan faktor-faktor peluang dan ancaman, yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum yang berperan dalam pembangunan infrastruktur wilayah di Kota Ternate adalah sebagai berikut :

1. Peluang (Opportunities), meliputi :

a. Paradigma pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah yang multi sektoral sehingga stakeholder yang terlibat relatif banyak.

b. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) tersedia. c. Stabilitas keamanan daerah yang telah kondusif.

d. Iklim desentralisasi yang memberi kemungkinan bagi daerah untuk

mengembangkan potensi dan kreativitasnya.

e. Masih sedikitnya jumlah investor bila dibandingankan dengan jumlah potensi sumber daya alam yang tersedia sehingga menyebabkan peluang investasi yang relatif tinggi.

f. Tingginya permintaan pelayanan infrastruktur sehingga ketergantungan terhadap keberadaan infrastruktur dinilai relatif tinggi.

g. Sejumlah hasil pembangunan yang telah dicapai. h. Kebijakan percepatan pembangunan daerah tertinggal.

(20)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 20 a. Ego sektoral lintas instansional.

b. Degradasi lingkungan fisik.

c. Globalisasi akan menjadi ancaman apabila daerah tidak mempersiapkan diri secara baik.

d. Pemanfaatan sumber daya alam yang tidak menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan yang baik dan pembangunan yang berkelanjutan.

e. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur yang telah ada.

h. Masih terbatasnya sarana/prasarana pendukung pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah, khususnya sarana/prasarana transportasi intra dan antar pulau.

C. Analisis swot

Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, dapat dikemukakan 4 (empat) strategi dalam upaya pengembangan kelembagaan pembangunan infrastruktur wilayah di lingkungan Pemerintah Daerah Kota Ternate khususnya Dinas Pekerjaan Umum. Dengan menggunakan analisis SWOT maka diperoleh beberapa strategi sebagai berikut :

1. Strategi SO

Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Jika kedua faktor tersebut dikombinasikan maka akan menjadi pendukung bagi pengembangan kelembagaan dalam konteks desentralisasi dengan membuat perencanaan, pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah lintas sektoral yang nantinya menjadi bentuk keterpaduan dalam proses pelaksanaan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah di Kota Ternate. Beberapa strategi yang diarahkan antara lain :

a. Meningkatkan dan menjaga eksistensi tugas pokok dan fungsi dari Dinas Pekerjaan Umum sebagai penyelenggara pembangunan infrastruktur wilayah dalam lingkup otonomi daerah dengan didukung adanya komitmen dari pemerintah daerah.

b. Meningkatkan dan menjalin koordinasi yang berkelanjutan bersama seluruh stakeholder dalam lingkup multi sektoral guna melaksanakan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur secara terpadu .

c. Menjaga dan memelihara infrastruktur yang ada selama ini telah dilaksanakan. d. Penyusunan dan penyempurnaan rencana-rencana pembangunan infrastruktur

wilayah.

e. Menyediakan pemenuhan kebutuhan pelayanan infrastruktur yang merata guna mempercepat pembangunan daerah multi sektoral.

2. Strategi ST

(21)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 21 dimiliki melalui kegiatan, sosialisasi dan sebagainya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat maupun instansional multi sektoral dalam lingkup pemerintah daerah terhadap pembangunan dan pengelolaan infrastruktur, sehingga dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat. Klarifikasi dan kejelasan tugas pokok dan fungsi lembaga terkait sangat diperlukan dalam pengaturan kewenangan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah. Beberapa strategi yang diarahkan antara lain :

a. Melakukan klarifikasi dan kejelasan tugas pokok dan fungsi lembaga terkait pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah guna menjalin kerjasama penanganan yang terpadu dan mengurangi ego sektoral lintas instansional.

b. Mengupayakan kegiatan sosialisasi dan lainnya kepada masyarakat guna membuka pemahaman dalam pemanfaatan dan pemeliharan infrastruktur yang ada.

c. Membuka dan meningkatkan pelayanan sarana dan prasarana transportasi antar dan intra pulau guna membuka akses bagi pengembangan pelayanan infrastruktur secara merata.

d. Menyiapkan dan meningkatkan pelayanan infrastruktur wilayah dalam rangka memasuki era globalisasi.

e. Melakukan upaya mitigasi dampak lingkungan guna mengurangi degradasi lingkungan dan menjaga keberlanjutan pemanfaatan sumber daya alam yang ada.

3. Strategi WO

Strategi WO adalah strategi yang menggunakan peluang untuk meminimalkan kelemahan. Mengingat pembangunan infrastruktur wilayah dalam pengelolaannya akan melibatkan lembaga/instansi lintas sektoral, maka keserasian dan keterpaduan kelembagaan pengelolaan infrastruktur dirasakan sangat perlu termasuk didalamnya mekanisme kerja dan koordinasi antar lembaga. Oleh karena itu perlu adanya koordinasi pengelolaan yakni pada instansi yang berwenang mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah seperti BAPPEDA yang bukan berperan sebagai pelaksana pengelolaan. Sedangkan untuk pelaksanaan operasional dan pemeliharaannya dilaksanakan oleh instansi teknis terkait pada tiap sektor pembangunan infrastruktur yang ada seperti Dinas Pekerjaan Umum, PDAM, dan dinas terkait lainnya. Beberapa strategi yang diarahkan antara lain :

a. Memantapkan koordinasi lintas sektoral kelembagaan secara terpadu terkait pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah guna meningkatkan kapasitas pelayanan.

b. Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dan peralatan pendukung kelembagaan penyelenggaraan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur wilayah.

4. Strategi WT

(22)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 22 a. Mengupayakan peningkatan pendapatan daerah guna meningkatkan anggaran

pembiayaan pembangunan infrastruktur.

b. Pengalokasian anggaran pembiayaan yang terukur, efektif, dan berdasarkan prioritas.

(23)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 23

(24)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 24

10.3 RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN 10.3.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

Rencana Pengembangan Keorganisasian yaitu :

1. Pengembangan Kualitas dan Kuantitas organisasi bidang Cipta Karya.

2. Pengembangan kapasitas organisasi mengacu pada kebijakan nasional dan kebijakan otonomi daerah,

3. Konsistensi pemerintah daerah dalam pembangunan infrastruktur baik sebagai tupoksi maupun penyelenggara,

4. Pengembangan kapasitas bersifat multi-dimensional, mencakup beberapa kerangka waktu yakni jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek, 5. Pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”,

6. Pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang dari stakeholdernya sendiri, 7. Meningkatkan fasilitas pendukung kantor dan operasional lapangan.

8. Restrukturisasi BUMD dalam pelayanan umum infrastruktur yang berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan Umum guna meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah.

10.3.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

Rencana Pengembangan Tata Laksana yaitu :

1. Menempatkan peranan masyarakat, swasta, LSM, dan akademisi secara proposional sesuai dengan potensi, kompetensi, dan atraktif minatnya dan tidak hanya dijadikan sebagai pelengkap.

2. Meningkatkan peran serta, investasi swasta dan masyarakat dengan menciptakan iklim kompetisi yang sehat dan transparan dalam penyelenggaraan pembangunan infrastruktur wilayah khususnya di bidang Cipta Karya,

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas operasional tata laksana penyelenggaraan infrasturktur,

4. Mengedepankan kepentingan umum sesuai dengan standar pelayanan minimum

10.3.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia yaitu :

1. Meningkatkan profesionalisme dan kualitas SDM dalam meningkatkan kemampuan manajemen dan teknis serta pembinaannya ditiap bidang dan sub-bidang Pekerjaan Umum.

(25)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 25 3. Meningkatkan kuantitas SDM di Bidang Pekerjaan Umum yang berkualitas melalui

penerimaan PNS.

4. Menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan dalam rangka penyusunan standart kompetensi SDM.

(26)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 26

Tabel 10.4 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Aspek Kelembagaan

Startegi

Rencana Aksi

Organisasi

Pengembangan Kualitas dan Kuantitas organisasi

bidang Cipta Karya.

Penerimaan pegawai yang kompotensi sesuai bidang dengan tingkat pendidikan minimal strata

Pengembangan kapasitas organisasi mengacu pada kebijakan nasional dan kebijakan otonomi daerah,

Melakukan sinkronisasi baik dalam kebijakan,

peraturan, penataan ruang, maupun

pembangunan infrastruktur dengan

pemerintah pusat

Konsistensi pemerintah daerah dalam

pembangunan infrastruktur baik sebagai tupoksi maupun penyelenggara,

Melaksanakan pembangunan infrastruktur yang berkesinambungan sesuai dengan rencana dan program pembangunan 5 tahunan (janga panjang, menengah, pendek)

Pengembangan kapasitas bersifat

multi-dimensional, mencakup beberapa kerangka waktu yakni jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek

Pembangunan berkesinambungan dan

konsisten baik dalam skala priorotas maupun skala kota atau pedesaan

Pengembangan kapasitas menyangkut “multiple stakeholders”,

Pembangunan yang dilaksanakan melibatkan SKPD terkait, masyarakat, swasta, dan lembaga lain dalam proses perencanaan, pengawasan dan pembangunan

Pengembangan kapasitas harus bersifat “demand driven”, dimana kebutuhannya tidak ditentukan dari atas/luar, tetapi harus datang dari stakeholdernya sendiri,

Pembangunan dan pengembangan

infrastruktur dilakukan bersumber dari bawah atau masyarakat sebagai pelaku

(27)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 27

Aspek Kelembagaan

Startegi

Rencana Aksi

operasional lapangan. perencanaan, pengawasan, dan

pembangunan infrastruktur Restrukturisasi BUMD dalam pelayanan umum

infrastruktur yang berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan Umum guna meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah.

Subdisidi silang atau sharing pendanaan

pembangunan kualitas dan kuantitas

infrastruktur

Tata Laksana

Menempatkan peranan masyarakat, swasta, LSM, dan akademisi secara proposional sesuai dengan potensi, kompetensi, dan atraktif minatnya dan tidak hanya dijadikan sebagai pelengkap.

Perlibatan stakeholder dimulai sejak proses pengusulan program sampai pada tingkat pemanfaatan infrastruktur

Meningkatkan peran serta, investasi swasta dan masyarakat dengan menciptakan iklim kompetisi

yang sehat dan transparan dalam

penyelenggaraan pembangunan infrastruktur

wilayah khususnya di bidang Cipta Karya,

Masyarakat dapat ikut dalam perencanaan,

pendanaan dan pembangunan secara

swadaya,

Meningkatkan kualitas dan kuantitas operasional tata laksana penyelenggaraan infrasturktur,

Pembebanan tugas dan fungsi baik instansi maupun orang yang membidangi sesuai dengan kompetensi dan keahlian

Mengedepankan kepentingan umum sesuai

dengan standar pelayanan minimum

Melakukan pelayanan dan pengembangan infrastruktur yang memiliki azas manfaat dan berkelanjutan

Sumber Daya Manusia

Meningkatkan profesionalisme dan kualitas SDM dalam meningkatkan kemampuan manajemen dan teknis serta pembinaannya ditiap bidang dan sub-bidang Pekerjaan Umum.

Membuat Standar Operasinal Prosedur

(SOP) sesuai bidang dan kompetensi professional serta tupoksinya.

(28)

Bantuan Teknis RPI2JM Dalam Implementasi Kebijakan Keterpaduan Program

Bidang Cipta Karya

Provinsi Maluku Utara Tahun 2014

X - 28

Aspek Kelembagaan

Startegi

Rencana Aksi

untuk Sumber Daya Manusia (SDM) baik melalui seminar, maupun pelatihan ditiap sektor Pekerjaan Umum.

Manusia (SDM) kepada semua komponen organisasi maupun instansi terkait lainnya.

Meningkatkan kuantitas SDM di Bidang Pekerjaan Umum yang berkualitas melalui penerimaan PNS.

Penerimaan pegawai dengan kualifikasi dan persyaratan berupa sertifikat pelatihan yang nanti dibidangi.

Menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan dalam rangka penyusunan standart kompetensi SDM.

Melakukan studi-studi akademik terkait

perencanaan dan pengendalian

pembangunan infrastruktur

Pengembangan sistem informasi, kegiatan

sosialisasi dan penyuluhan, evaluasi dan kajian peraturan-peraturan bidang Cipta Karya.

Pembuatan website tentang informasi

Gambar

Gambar 10.1  : Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Ternate
Tabel. 10.2 Komposisi pegawai dalam unit kerja Bidang CK
Tabel 10.3. Analisis Swot Kelembagaan Di Bidang Pekerjaan Umum / Cipta Karya
Tabel 10.4 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan

Referensi

Dokumen terkait

Semua Dosen Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan inspirasi pada penulis dan tidak

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dan perhatian orang tua secara bersama-sama dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas X

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan bank umum syariah di Indonesia dianalisis dengan menggunakan SCnP Model pada tahun

atau memorial, khotbah, pengajaran firman Tuhan, penginjilan, perintisan jemaat baru, pengembangan jemaat, pelayanan doa, penyampaian berkat alkitabiah, penahbisan

Ketika saya merasa tidak mampu dalam beberapa hal, saya mencoba mengingatkan diri saya bahwa sebagian besar orang lain juga merasakan hal yang saya

dikarenakan komunikasi internal sangat penting agar tidak ada kesalahan dalam melakukan pekerjaan, apabila kinerja karyawan tinggi maka perusahaan akan lebih

data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan dasar kegiatan di RA. Muslimat NU Al Khurriyah 01 Besito Gebog Kudus yang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji ada tidaknya hubungan yang signifikan antara sikap terhadap layanan bimbingan dengan intensi memanfaatkan layanan