• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM SEKOLAH KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA. Jl. AM. Sangaji 24 Surakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURIKULUM SEKOLAH KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA. Jl. AM. Sangaji 24 Surakarta"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

KURIKULUM SEKOLAH KRISTEN KALAM KUDUS SURAKARTA Jl. AM. Sangaji 24 Surakarta

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

Setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah, maka dengan ini Kurikulum SMP Kristen Kalam Kudus disahkan untuk diberlakukan mulai tahun pelajaran 2016/2017

Ditetapkan di Surakarta Tanggal 14 Juli 2016

Menyetujui,

Ketua Komite Sekolah Kepala SMP Kristen Kalam Kudus

( M.M Erna Handajani, S.S . ) ( Felixtian Teknowijoyo, B.Sc. )

NIP : -- NIP :

--Mengetahui,

Kepala Dinas Kota Surakarta untuk SD/MI dan SMP/MTs

Etty Retnowati, S.H, M.H ) NIP : 19620211 198612 2 001

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……….. i

DAFTAR ISI ………. ii

LEMBAR PENGESAHAN ………. iii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1

B. Tujuan Pengembangan KTP ………... 2

C. Prinsip Pengembangan KTSP ………. 2

BAB II : TUJUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Nasional …..……… 5

B. Tujuan Pendidikan Dasar ………... 5

C. Visi Sekolah ………...………. 5

D. Misi Sekolah ………..……….. 5

E. Tujuan Sekolah ……… 6

BAB III : STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum ……….……… 8

B. Muatan Lokal ………..……… 10

C. Pengembangan Diri ………. 10

D. Beban Mengajar ……….. 11

E. Ketuntasan Belajar ……….. 12

F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan ………... 13

G. Pendidikan Kecakapan Hidup………... 14

H. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global………... 14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Tujuan pendidikan ini meliputi tujuan pendidikan pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum diususun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Belajar untuk memahami dan manghayati

3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain

5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

Adapun landasan yang digunakan dalam penyusunan KTSP SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta, antara lain sebagai berikut:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 22 tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah;

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 24 Tahun 2006 tanggal 2 Juni 2006

tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 84 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengarsustamaan Gender Bidang pendidikan

(5)

Komponen KTSP SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta terdiri dari : (a) Tujuan Pendidikan Sekolah

(b) Struktur dan Muatan Kurikulum (c) Kalender Pendidikan

(d) Silabus

(e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran B. Tujuan Pengembangan KTSP

Tujuan Pengembangan KTSP ini untuk memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-program yang berbasis kesetaraan gender.Selain itu KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan seluruh peserta didik untuk dapat :

1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Belajar untuk memahami dan manghayati

3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif 4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain

5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan

C. Prinsip Pengembangan KTSP

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan seluruh peserta didik dan lingkungan

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa seluruh peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi seluruh peserta didik disesuaikan dengan potensi perkembangan, kebutuhan dan kepentingan seluruh peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada seluruh peserta didik.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik seluruh peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan serta menghargai dan tidak diskriminasi terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender.

(6)

Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal dan pengembangan diri secara terpadu serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh kerana itu semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar seluruh peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan ( stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan termasuk di dalamnya kehidupan bermasyarakat, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan seluruh peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermayarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ).

(7)

BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN A. Tujuan Pendidikan Nasional

Pendidikan merupakan pilar tegaknya bangsa; Melalui pendidikanlah bangsa akan tegak mampu menjaga martabat. Dalam UU 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, disebutkan “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi seluruh peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

B. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

C. Visi Sekolah

Terbangunnya manusia yang utuh yang takut akan Tuhan, mandiri dan berguna bagi dunia.

D. Misi

1. Mengajak peserta didik untuk memiliki hati yang takut akan Tuhan 2. Membimbing peserta didik supaya mengasihi sesama manusia

3. Membina peserta didik bertumbuh menjadi manusia yang sehat mental, berbudi pekerti luhur dan bertanggung jawab sesuai nilai kebenaran

4. Memberikan pengetahuan yang berkualitas kepada peserta didik sesuai tuntutan perkembangan jaman

5. Melengkapi peserta didik dengan keterampilan yang berkualitas sesuai kebutuhan dan potensi untuk mengembangkan dirinya

6. Memberdayakan semua yang berkepentingan (stakeholder ) untuk menjadi insan pendidikan

E. Tujuan Sekolah

Tujuan sekolah merupakan jabaran dari visi dan misi sekolah, dimana tujuan sekolah Kristen Kalam Kudus adalah menghasilkan profil peserta didik sebagai berikut :

(8)

1. Religius

Menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi dan menerapkan dalam kehidupan sesehari dengan cara mengasihi Tuhan dan sesama serta lingkungan hidup sebagai ciptaan Tuhan

2. Pemikir

Mampu mengolah informasi dan menggunakannya untuk berfikir kreatif 3. Komunikator

Mampu mengolah informasi dan mengungkapkan pendapatnya secara logis, lengkap dan tepat

4. Pegambil resiko

Berani, tidak takut salah dalam mencoba sesuatu yang baru 5. Berpengetahuan

Mempunyai keinginan terus belajar dan menjadikan pengetahuan sebagai landasan hidup bermasyarakat

6. Inovator

Mampu mengadakan pembaharuan secara terus menerus sesuai dengan tuntutan zaman

7. Pemerhati

Mampu menunjukkan kepekaan dan penghargaan terhadap orang lain yang ditunjukkan dalam sikap dan toleransinya

8. Reflektor

Memahami dan mengevaluasi diri yang diwujudnyatakan dalam perbaikan kualitas hidupnya

9. Pembawa solusi

Mampu menggunakan informasi untuk memecahkan masalah hidup sesehari secara pribadi dan bersama

10. Integritas

Bertindak sesuai dengan pikiran dan ucapan berdasarkan rasa tanggung jawab dan kejujuran

(9)

BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum

Pada struktur kurikulum pendidikan dasar dan menengah berisi sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada seluruh peserta didik. Mengingat perbedaan individu sudah barang tentu keluasaan dan kedalamannya akan berpengaruh terhadap seluruh peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Pada program pendidikan di sekolah menengah pertama ( SMP) dan yang setara pada jumlah jam mata pelajaran sekurang-kurangnya 32 jam pelajaran setiap minggu. Setiap jam pelajaran lamanya 40 menit. Jenis program pendidikan di SMP dan yang setara terdiri dari program umum meliputi sejumlah mata pelajaran yang wajib diikuti seluruh peserta didik dan program pilihan meliputi mata pelajaran yang menjadi ciri khas keunggulan daerah berupa mata pelajaran muatan lokal. Mata pelajaran yang wajib diikuti pada program umum berjumlah 10 sementara keberadaan mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh kebijakan dinas setempat dan kebutuhan sekolah.

Pengaturan beban mengajar menyesuaikan dengan alokasi waktu yang telah ditentukan dalam struktur kurikulum. Setiap satuan pendidkan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan seluruh peserta didik dalam mencapai kompetensi, disamping memanfaatkan mata pelajaran lain yang dianggap penting namun tidak terdapat di dalam Standar Isi. Dengan adanya tambahan waktu, satuan pendidikan diperkenankan mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Muatan Kurikulum

Muatan kurikulum SMP meliputi sejumlah mata pelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai keas VII sampai dengan kelas IX. Materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian dari muatan kurikulum. 1. Mata Pelajaran

Mata pelajaran merupakan materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan diberikan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu.

(10)

Berikut ini disajikan Struktur Kurikulum SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta Kelas dan Alokasi Waktu

Komponen VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 1 2 3. Bahasa Indonesia 5 6 4. Bahasa Inggris 6 6 5. Matematika 6 6

6. Ilmu Pengetahuan Alam -Biologi -Fisika 4 4 4 5

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 4

8. Seni Budaya -Musik

-Tari 11 1

-9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan

2 2

10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

B. Muatan Lokal - Bahasa Jawa - Bahasa Mandarin 1 3 1 2 C. Pengembangan Diri ( Character Building)

1. Bimbingan Konseling 2. Ekstrakulikuler

1 1

Jumlah 44 44

Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit

Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran ( dua semester) adalah 34 – 38 minggu Di SMP Kristen Kalam Kudus terdapat program intrakulikuler seperti tabel di atas dan juga ekstrakulikuler yang dikembangkan dalam program pengembangan diri. Seluruh peserta didik masuk jam 07.00 untuk ibadah pagi selama 10 menit.

Waktu belajar dimulai dari pukul 07.00 pagi sampai jam 14.00 selama 5 hari dari hari senin sampai jumat.Khusus hari senin jam pertama ada upacara/ pembinaan/ibadah yang telah terjadwal untuk masing-masing jenjang.

Pada hari sabtu digunakan untuk program remidial bagi seluruh peserta didik yang nilainya kurang, sedangkan peserta didik yang sudah tuntas belajar di rumah.

Pada pukul 11.35 – 10.45 ada program DEAR ( Drop everything and read ) semua peserta didik diwajibkan membaca alkitab.

(11)

B. Muatam Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak sesuai dengan bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan oleh sekolah, Muatan lokal merupakan mata pelajaran sehingga sekolah harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Setiap sekolah dapat menyelenggarakan muatan lokal setiap semester atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.

C. Pengembangan diri

Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan dan mengapresiasikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah dengan memperhatikan kesetaraan gender. Kegiatan pengembangan diri di bawah bimbingan konselor, guru atau tenaga kependidikan dan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan pengembangan diri di SMP Kristen Kalam Kudus antara lain : 1. Bimbingan Konseling 2. Futsal 3. Bulu tangkis 4. Basket 5. Enterpreneur 6. Bola Volly

7. Math and Science Club 8. Tata Boga dan Gizi 9. Fotografi 10.Paduan suara 11. Internet 12.Robotik Club 13.Gambar Komik 14.Combo Band 15.Gitar Elektrik 16.Keyboard 17.Bass Gitar 18.Drum 19.Gitar Klasik 20.Biola 21.Littera

22.Fashion Design and Application 23.Go Green

(12)

24.Catur 25.Teater

D. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar ditentukan berdasarkan penggunaan sistem pengelolaan program pendidikan yang berlaku di sekolah pada umumnya saat ini yaitu menggunakan sistem paket. Adapun pengaturan beban belajar pada sistem tersebut sebagai berikut :

1. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalamstruktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester 1 dan 2 dalam satu tahun ajaran dapat dilakuakan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan seluruh peserta didik dalam mencapai kompetensi disamping dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting dan tidak terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam standar isi. 2. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur

dalam sistem paket untuk SMP adalah antara 0% - 50 % dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan seluruh peserta didik dalam mencapai kompetensi.

3. Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan dengan satu jam tatap muka.

E. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75 %. Sekolah harus menentukan kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM) sebagai target pencapaian kompetensi ( TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

(13)

Berikut ini merupakan nilai kriteria ketuntasan minimal ( KKM) yang menjadi target pencapaian kompetensi ( TPK) di SMP Kristen Kalam Kudus yang berlaku saat ini.

F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas di SMP Kristen Kalam Kudus berlaku setelah peserta didik memenuhi persyaratan berikut, yaitu :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran

b. - Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal pada penilaian akhir seluruh mata pelajaran.

- Dapat dinyatakan naik maksimal 3 mata pelajaran di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditentukan.

c. Kenaikan kelas mempertimbangkan kehadiran di kelas mencapai 90 %

2. Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/ 2005 pasal 72 ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari SMP Kristen Kalam Kudus Surakarta setelah memenuhi persyaratan berikut, yaitu :

a.menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b.memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan;

Mata Pelajaran Nilai KKM

VIII IX 1. Pendidikan Agama 78 78 2. Pendidikan Kewarganegaraan 78 78 3. Bahasa Indonesia 78 78 4. Bahasa Inggris 78 78 5. Matematika 78 78

6. Ilmu Pengetahuan Alam 78 78

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 78 78

8. Seni Budaya 78 78

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan kesehatan

78 78

10. Teknologi Informasi dan Komunikasi

78 78

11. Bahasa Jawa 70 70

(14)

c.lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan

d.lulus Ujian Nasional.

e.Kelulusan juga mempertimbangkan kehadiran di kelas mencapai minimal 90 % Strategi penanganan pada peserta didik yang tidak naik kelas adalah dengan :

1. Pemberian konseling untuk memotivasi peserta didik belajar lebih giat lagi di jenjang yang sama

2. Peserta didik yang tidak naik kelas diberi perhatian khusus dalam belajar sehingga dapat naik kelas di tahun berikutnya

3. Peserta didik yang tidak naik kelas dan akan pindah sekolah akan dilayani sekolah sesuai permintaan orang tua

G. Pendidikan Kecakapan Hidup

SMP Kristen Kalam Kudus mengembangkan pendidikan kecakapan hidup bagi berupa : 1. Gladi Karya

2. Outing Class

3. Pelatihan Kepemimpinan

H. Pendidikan Berbasis Keunggulan lokal dan global 1. Membatik

2. Bahasa Mandarin 3. Bahasa Inggris 4. TIK

(15)

BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kelender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu pada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat serta ketentuan dari pemerintah /pemerintah daerah.

Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kelender pendidikan sebagai berikut :

1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal,ditambah jumlah jam umtuk kegiatan pengembangan diri.

4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaa, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

(16)

5. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umumtermasuk hari-hari besar nasional dan hari libur khusus.

6. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

7. Sekolah/ Madrasah- Sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

8. Bagi sekolah/ madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

9. Hari libur umum/ nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/ Kabupaten/ Kota.

Referensi

Dokumen terkait

EFEKTIVITAS METODE TIME TOKEN BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOGNITIF SISWA DI SMK JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

PEMANFAATAN SERBUK BAN BEKAS YANG DICANGKOK DENGAN MALEAT ANHIDRIDA MENGGUNAKAN METODE GRAFT.. COPOLYMERIZATION BLENDING SEBAGAI

[r]

Novel sebagai bentuk sastra merupakan jagad realita yang di dalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia atau yang disebut dengan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunujukkan bahwa proses serbuk ban bekas-g- MA maksimum terjadi pada perbandingan 15 phr pada variasi penambahan maleat anhidrida

[r]

Instead "CapabilitiesBaseType" is defined (cf. clause 7.4.10 "Capabilities document XML encoding") looking very much like "OWSServiceMetadata" but omitting