• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tabel 2.1 Jumlah Desakelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2014 No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tabel 2.1 Jumlah Desakelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2014 No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

II - 1

BAB II

PROFIL KABUPATEN/KOTA

2.1. Wilayah Administrasi

Kabupaten Indragiri Hulu merupakan salah satu dari 12

Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Menurut Undang-Undang Nomor 53 Tahun

1999, wilayah Kabupaten Indragiri Hulu seluas 8.195,26 Km2 atau 819.826

hektar. Secara atronomis, Kabupaten Indragiri Hulu terletak pada posisi 0015’

Lintang Utara – 10 5’ Lintang Selatan dan 101º 10’ Bujur Timur - 102º 48’

Bujur Timur.

Secara geografis, Kabupaten Indragiri Hulu yang berada pada posisi

strategis sebagai jalur Lintas Timur Sumatera dengan posisi Kabupaten

Indragiri Hulu berbatasan dengan Kabupaten dan Provinsi tetangga : • Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Pelalawan.

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Tebo Provinsi Jambi. • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hilir. • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi.

(2)

II - 2

Secara adminsitrasi, Kabupaten Indragiri Hulu terdiri dari 14

Kecamatan, 178 desa dan 16 Kelurahan. Jumlah Desa/Kelurahan menurut

Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu ditunjukkan pada Tabel berikut.

Tabel 2.1 Jumlah Desa/kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2014

No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah

1 Peranap 10 2 12

Pengembangan wilayah merupakan upaya pembangunan yang

dilakukan terus menerus dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan

sumberdaya manusia dalam suatu wilayah agar tercapai kualitas

kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Pengembangan

wilayah dilaksanakan melalui optimasi sumberdaya yang dimiliki secara

harmonis, serasi, dan terpadu melalui pendekatan yang komprehensif

mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk

pembangunan berkelanjutan. Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten

Indragiri Hulu antara lain:

1. Pariwisata, seperti Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Danau

(3)

II - 3

Religius (Makam Raja-Raja, Mesjid Ar Rahman, Mesjid Raya Peranap)

dan Seni

2. Perikanan

3. Perkebunan yang didukung industri Kelapa Sawit dan Industri Karet

4. Peternakan.

5. Pertambangan, seperti batubara dan minyak bumi.

2.3. Gambaran Demografi

2.3.1. Jumlah penduduk

Pertumbuhan penduduk Kabupaten Indragiri Hulu meningkat rata-rata

sebesar 1.87% per tahun. Jumlah penduduk kabupaten ini meningkat dari

244,058 jiwa pada tahun 2000 menjadi 409,431 jiwa pada tahun 2010.

Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada

jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki meningkat dari

124,733 jiwa pada tahun 2000 menjadi 210,219 pada tahun 2015. Jumlah

penduduk perempuan meningkat dari 119,325 pada tahun 2000 menjadi

199,212 pada tahun 2015.Jika dilihat perkembangan jumlah penduduk

menurut kecamatan dan jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin

laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan pada seluruh

kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu, kecuali di Kecamatan Rengat.

2000 2010 2011 2012 2013 2014 2015

PEREMPUAN 119.325 177.525 180.813 186.519 190.799 194.994 199.212

LAKI-LAKI 124.733 187.896 191.261 197.295 201.555 205.907 210.219

-Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu (2015)

Gambar 2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu

(4)

II - 4

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, jumlah rumahtangga di

Kabupaten Indragiri Hulu juga cenderung meningkat. Jumlah penduduk dan

rumahtangga di Kabupaten Indragiri Hulu tersebar pada 14 kecamatan.

Kecamatan dengan jumlah rumahtangga terbanyak terdapat di Kecamatan

Siberida, Kecamatan Rengat Barat dan Kecamatan Rengat. Sementara itu

kecamatan dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit adalah Kecamatan

Batang Peranap, Kecamatan Sungai Lala, dan Kecamatan Kuala Cenaku.

Peranap Batang

Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu (2015)

Gambar 2.3. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan

Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2010 – 2015

Peranap Batang

Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulun (2015)

(5)

II - 5

2.3.2. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur

Perkembangan penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten

Indragiri Hulu memperlihatkan komposisi jumlah penduduk yang berada pada

usia produktif (15-54 tahun) selama lima tahun terakhir jauh lebih besar

daripada jumlah penduduk usia belum dan tidak produktif. Hal ini

mengindikasikan bahwa Kabupaten Indragiri Hulu mengalami era bonus

demografi. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai dengan tahun

2035. Potensi dan peluang ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya

dalam rangka meningkatkan pembangunan Kabupaten Indragiri Hulu di

segala bidang. Bonus demografi mengandung pengertian bahwa tingginya

tingkat produktivitas sumberdaya manusia di Kabupaten Indragiri Hulu apabila

memiliki etos kerja dan sikap (moralitas) yang baik. Sebaliknya apabila etos

kerja dan sikap kurang baik, bonus demografi dapat memberikan efek negatif

bagi pembangunan.

Jumlah penduduk yang berada pada usia belum produktif (< 15 tahun)

cenderung menurun dari 31,22% pada tahun 2011 menjadi 30,96% pada

tahun 2014. Sebaliknya jumlah penduduk usia produktif dan tidak produktif

cenderung meningkat. Jumlah penduduk usia tidak produktif (> 54 tahun)

meningkat dari 6,76% pada tahun 2011 menjadi 7,95% pada tahun 2014.

Jumlah penduduk usia produktif meningkat dari 60,55% pada tahun 2011

(6)

II - 6

Gambar 2.5. Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2011 – 2014

2.3.3. Jumlah penduduk miskin

Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu terjadi di belahan

dunia dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Berdasarkan data

yang diperoleh dari BPS Riau, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Indragiri

Hulu pada tahun 2012 sebesar 28.012 jiwa dengan garis kemiskinan sebesar

Rp 361.386,00. Jumlah penduduk miskin ini mengalami kecenderungan

penurunan dari tahun 2003 sampai tahun 2012. Ada tahun 2003, jumlah

penduduk miskin sebesar 54.500 jiwa. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah

penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 51,39% menjadi sebesar

28.012 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table xxx dan grafik xxx

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Miskin Tahun Kabupaten Indragiri Hulu

(7)

II - 7

No Tahun Jumlah

8 2010 32.500

9 2011 27.512

10 2012 28.012

Sumber : BPS Riau, 2013

Gambar 2.7. Grafik Jumlah Penduduk Miskin Tahun Kabupaten Indragiri

Hulu 2003-2012

2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

2.4.1. Struktur Ekonomi

Struktur perekonomian sebagian masyarakat Indragiri Hulu telah bergeser

dari kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke kategori ekonomi

lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing kategori ini

terhadap pembentukan PDRB Indragiri Hulu. Sumbangan terbesar pada

tahun 2015 masih tetap dihasilkan oleh kategori Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan, kemudian kategori Industri Pengolahan, Konstruksi,

Pertambangan dan Penggalian, serta Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Sementara peranan kategori lainnya di

bawah 5 persen.

2.4.2. Pertumbuhan Ekonomi

Perekonomian Indragiri Hulu pada tahun 2015 mengalami konstraksi

(8)

II - 8

Indragiri Hulu tahun 2015 mencapai -2,89 persen, sedangkan tahun 2014

sebesar 5,53 persen.

Kategori pertambangan dan penggalian mengalami penurunan sebesar

-40,73 persen karena penurunan produksi batubara dan minyak bumi,

sementara kategori PDRB yang lain di Kab Indragiri Hulu pada tahun 2015

mencatat pertumbuhan yang positif.

Kategori-kategori yang berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif,

di antaranya kategori Jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencatat

pertumbuhan sebesar 9,87 persen, kategori Pengadaan listrik dan gas

sebesar 8,80 persen, kategori Jasa lainnya sebesar 8,53 persen, kategori

Informasi dan komunikasi sebesar 7,98 persen, kategori Real Estat sebesar

7,49 persen, kategori Jasa Pendidikan sebesar 6,70 persen, kategori Jasa

perusahaan sebesar 6,56 persen, kategori Industri pengolahan sebesar 6,51

persen, kategori Konstruksi 6,26 persen, kategori Transportasi dan

Pergudangan sebesar 6,17 persen, kategori Perdagangan besar dan eceran;

Reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 4,53 persen, kategori Administrasi

Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial sebesar 4,52 persen,

kategori Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 3,59

persen, kategori Pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,09 persen,

kategori Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang

sebesar 2,03 persen.

2.4.3. PDRB Per Kapita

Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di

daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita

atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu

orang penduduk. Pada tahun 2015, PDRB per kapita Indragiri Hulu mencapai

84,498 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 8,60 persen pada tahun

2012 dan berturut-turut sebesar 6,37; 10,61; dan 0,33 persen pada tahun

2013-2015.

(9)

II - 9

2.4.4.1. Gambaran topografi

Topografi Kabupaten Indragiri Hulu terdiri dari dataran rendah, dataran

tinggi, rawa-rawa dengan ketinggian 5 – 400 m dari permukaan laut dan

berada pada jalur lintas timur Sumatera. Secara astronomis posisi Kabupaten

Indragiri Hulu terletak di daerah tropis maka otomatis beriklim tropis/ tropika

basah dengan suhu yang relatif tinggi, minimum 21,4° Celcius dan maksimum

32,8° Celcius. Kondisi udara lembab dengan curah hujan sekitar 2.448,94 mm

per tahun.

Rona fisik dasar wilayah Kabupaten Indragiri Hulu sangat diwarnai oleh

keberadaan Sungai Indragiri yang mengalir dari arah barat ke timur yang

melintasi bagian tengah agak ke utara di wilayah ini. Secara topografis

ketinggian tempat di tepi Sungai Indragiri pada bagian paling hilir (Kuala

Cenaku) adalah sekitar 5 m di atas permukaan laut (dpl), dan di bagian yang

paling hulu (Peranap) adalah sekitar 38 meter dpl. Ketinggian semakin

meningkat hingga ke perbukitan di perbatasan, dan yang tertinggi adalah di

komplek Bukit Tigapuluh di Kecamatan Batang Gansal, yaitu 800 m dpl lebih

sedikit.

Pada Gambar 2.8 dikemukakan tentang ketinggian yang diidentifikasikan

dengan garis kontur dari yang terendah 25 m dpl hingga yang tertinggi 800 m

dpl. Identifikasi kelompok ketinggian menurut selang ketinggian yang penting

dapat dikemukakan sebagai berikut ini.

Ketinggian lebih kecil dari 25 m: Ketinggian lebih kecil dari 25 m yaitu terdapat disepanjang tepian Sungai Indragiri, Batang Cenaku,

Batang Gansal, dan Sungai Gaung (di komplek Suaka Margasatwa

Kerumutan); tentu saja dengan karakter lebih luas dibagian hilir dan

semakin menyempit di bagian hulu. Dengan demikian ketinggian

lebih kecil dari 25 m ini terdapat di semua kecamatan.

Ketinggian 25 m – 100 m: Ketinggian antara 25 m – 100 m terletak di kedua bagian sebelah selatan dan sebelah utara Sungai

Indragiri. Di sebelah selatan Sungai Indragiri adalah sampai ke kaki

perbukitan di bagian selatan dan batas dengan Kabupaten Kuantan

Singingi di bagian barat, sementara di sebelah utara Sungai

(10)

II - 10

Pelalawan di bagian utara dan Kabupaten Kuantan Singingi di

bagian barat. Selain itu terdapat juga punggungan perbukitan kecil

dengan ketinggian 100 m dpl yaitu di Kecamatan Rengat Barat

bagian selatan ke arah perbatasan dengan Kecamatan Seberida. • Ketinggian 100 m – 500 m: Ketinggian antara 100 m – 500 m

terletak di bagian selatanwilayah Kabupaten Indragiri Hulu yang

mengarah ke perbatasan dengan Provinsi Jambi, di mana terdapat

komplek Bukit Tigapuluh dan perbukitan lainnya di sebelah

baratnya; yaitu terdapat di kecamatan Batang Gansal, Batang

Cenaku, Peranap, Batang Peranap,dan sedikit di Seberida dan

Rakit Kulim. Ketinggian lebih dari 100 m juga terdapat sedikit di

bagian utara, yaitu di kecamatan Peranap dan Kelayang di

perbatasan kabupaten (dengan Kabupaten Kuantan Singingi dan

Kabupaten Pelalawan).

Ketinggian 500 m – 800 m lebih sedikit : ketinggian antara 500 m

– 800 m lebih sedikit terletak dikomplek bukit tigapuluh yaitu dikecamatan batang gansal dan batang cenaku.

Tabel 2.3. Luas dan Ketinggian Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu

NO. KETINGGIAN LUAS

(Ha) %

1 0 – 25 m 320.503 25,56

2 25 – 100 m 660.244 52,66

3 100 – 500 m 265.000 21,13

Jumlah 819.826,00 99,35

Sumber : Kabupaten Indragiri Hulu Dalam Angka 2012

(11)

II - 11

Dilihat dari tingkat kemiringan lahan, sebanyak 53,12% (435.492 ha)

memiliki kemiringan dibawah 2%. Sebanyak 19.25% (157.817 ha) dengan

kemiringan 2% - 15%, kemiringan 5% - 40% (183.149 ha) 22,34% dan

kemiringan diatas 40% sebanyak 43,369 ha atau 5,29% lahan.

Sebanyak 74% (608.229 ha) lahan merupakan lahan yang tidak pernah

tergenang. Lahan yang tergenang periodik sebanyak II.93% (97.805%) dan

lahan yang selalu tergenang sebesar 13,88% atau 113.792 ha.

2.4.4.2. Gambaran hidrologi

Kabupaten Indragiri Hulu dilalui oleh beberapa sungai besar maupun

sungai kecil. Sungai –sungai terseb antara lain adalah; Sungai Indragiri,

(12)

II - 12

Kondisi hidrologi dicirikan oleh pola aliran yang dominan adalah sub

paralel (hampir sejajar) dan dibeberapa tempat ditemukan meander. Pada

muaranya didapatkan endapan delta yang terdiri dari gugusan pulau. Ciri

lainnya adalah kondisi permukaan air tanah relatif dangkal atau bahkan

terdapat banyak genangan permanen (rawa) maupun genangan periodik.

Potensi sumberdaya air terbesar diwilayah kabupaten inhu, adalah sungai

Indragiri , Sungai Cenaku dan Sungai Gansal. Pemanfaatan sungai-sungai

tersebut meliputi bidang pertanian, perkebunan industri danlain sebagainya

1. Neraca Sumberdaya Air Bersih

Pada sisi aktiva cadangan awal sumberdaya air daerah sebanyak

9.868.590 juta m³ meliputi curah hujan tampungan sebanyak 7.745.740

juta m³ dan air permukaan sebanyak 2.163.760 juta m³. Pada sisi

pasiva pemanfaatan sumberdaya air tercatat sebesar 160.033.200 juta

m³ dan pada saldo akhir tersedia sebesar 9.508.570 juta m³.

2. Neraca Sumberdaya Air Menurut Klasifikasi Asal

a. Neraca Sumberdaya Air Hujan

Cadangan air hujan periode januari s/d desember 1997 tercatat

pada sisi aktiva cadangan awalnya ( efektif ) sebanyak 7.615.561

juta m³, sementara pada sisi pasiva, eksploitasi / pemanfaatan

sumberdaya air hujan tampungan untuk keperluan domestik

sebanyak 1.150 juta m³, pertanian sebanyak 90,225 juta m³,

industri sebanyak 0,025 juta m³ dan untuk yang lainnya belum

dapat dihitung secara pasti seberapa besar penggunannya. Dari

semua aktifitas tersebut diatas tersisia saldo akhir tahun 1997

sebesar 7.524 juta m³.

b. Neraca Sumberdaya Air Permukaan

Cadangan air permukaan periode Januari s/d Desember 1997 pada

sisi akiva tercacat jumlah cadangan awalnya ( efektif ) sebesar

2.092.864 juta m³, meliputi air danau sebanyak 32.164 juta m³, air

sungai sebanyak 997.084 juta m³, air di danau buatan/bendungan

sebanyak 12.212 juta m³ dan air yang berasal dari rawa 1.122.300

(13)

II - 13

Pada sisi pasiva tercata eksploitasi sumberdaya air permukaan

untuk kebutuhan domestik sebanyak 8.922 juta m³, industri

sebanyak 2.826 juta m³, pertanian sebanyak 61.780 juta m³. Saldo

akhir tahun 1997 sumberdaya air permukaan tersisa sebanyak

2.019.336 juta m³.

c. Neraca Sumberdaya Air Tanah

Sumberdaya air tanah meliputi air tanah dangkal/air tanah bebas, air

tanah tertekan/semi artsesis dan air tanah dalam/artesis. Cadangan air

tersebut tidak tercatat dengan pasti, namun diperkirakan menurut data

terakhir pada sisi aktiva tersedia cadangan awal ( efektif ) sebanyak 100 juta

m³ dan pada sisi pasiva diperkirakan eksploitasi penggunaannya hanya untuk

keperluan domestik sebanyak kurang 76 juta m³, mempunyai saldo akhir

sebesar 24 juta m³.

2.4.4.3. Gambaran geologi

Secara garis besar landform di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu dapat

dibedakan 5 satuan yakni, sebagai berikut :

1. Dataran Aluvial

Penyebaran paling luas terdapat di sepanjang sungai indragiri dan

sebagian kecil berada di sepanjang sungai cenaku dan sungai

gangsal. Bentuk wilayah datar sampai cekung dengan lereng 0 –

3%. Sebagian dari dataran aluvial ini dipengaruhi pasang surut baik

langsung maupun tidak langsung dan yang lainnya merupakan

rawa lebak yang dipengaruhi banjir/genangan. Ditinjau dari

posisinya di bedakan atas tanggul sungai, rawa belakang dan

lembah diantara dataran. Baik rawa lebak ataupun rawa pasang

surut disebagian wilayah telah dilihat saluran drainase atau

pengelolaan air / drainase.

2. Dataran Gambut

Penyebarannya terdapat di wilayah kecamatan Rengat. Pada

(14)

II - 14

drainase dengan aliran pembuangannya ( outlet ) relatif kecil, dan

membentuk kubah ( done ).

Ditinjau dari kedalaman gambut, daerah ini dibedakan menjadi

gambut dengan kedalaman > 2 m dan < 2 m. Pengelolaan

drainase/air dan bahan organik secara tepat merupakan tindakan

yang perlu dipertimbangkan.

3. Dataran Peralihan

Secara makro daerah ini merupakan peralihan antara daerah

dataran rawa atau gambut dengan daerah perbukitan/pegunungan.

Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu sebagian besar merupakan

daerah peralihan. Bentuk wilayah bervariasi dan datar sampai

bergelombang. Terbentuknya dari batuan sedimen ( batu pasir dan

batu liat ). Daerah ini merupakan pusat kegiatan pertanian terutama

tanaman perkebunan dan sebagian merupakan daerah

transmigrasi.

4. Wilayah Perbukitan

Daerah ini merupakan peralihan antara daerah dataran rawa atau

gambut dengan daerah perbukitan/pegunungan. Terbentuk dari

bahan induk batuan sedimen ( batu liat dan batu pasir ). Bentuk

wilayah berbukit dengan lereng 16 – 25%. Penyebarannya terdapat

di wilayah kecamatan seberida, batang gangsal, batang cenaku

dan sebagian kecamatan peranap. Daerah ini sebagian besar

merupakan kawasan lindung/Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.

5. Wilayah Pegunungan

Daerah ini merupakan bagian dari pegunungan bukit barisan yang

tersebar di perbatasan dengan Provinsi Jambi. Terbentuk dari

bahan induk batuan sedimen dan vulkan tuan. Bentuk wilayah

bergunung dengan lereng diatas 25%.

2.4.4.4. Gambaran klimatologi

Dari hasil analisa data Curah hujan (stasiun Japura) dari tahun 1990-2004,

(15)

II - 15

curah hujan tahunan berkisar antara 2.618 mm. Curah hujan perbulan cukup

tinggi anytara 200-300 mm.

Menurut klasifikasi Oldeman, wilayah perencanaan tergolongzone

agroklimat B, C dan D. Sistem klasifikasi Oldeman dibuat dengan tujuan

membantu usaha pertanian. Khususnya untuk usaha tananman padi. Sistem

ini dilandasi oleh ketetapan bulan basah dengan curah hujan bulanan  100

mm. Klasifikasi oldeman didasarkan atas panjangnya periode keringdan

basah secara berturut-turut. Angin yang bertiup sepanjang tahun adalah

angin utara dan angin selatan. Pada waktu angin utara bersamaan dengan

musim penghujan terjadi musim gelombang dan pasang yang cukup tinggi.

Sedangkan suhu harian rata – rata adalah 27 ºC dan suhu maksimum 33 ºC.

2.4.5. Resiko Bencana Alam

Potensi rawan bencana alam termasuk bencana alam geologi di wilayah

Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan kejadian bencana alam sebelumnya

yang pernah terjadi adalah: bencana banjir, bencana gerakan tanah (longsor,

amblas), dan bencana kebakaran hutan/lahan gambut.

1. Potensi Rawan Bencana Banjir

Potensi rawan banjir adalah pada bagian tengah yang terletak di tepi

Sungai Indragiri dan anak-anaknya, sebagai akibat dari meluapnya

permukaan air Sungai Indragiri. Bagian wilayah yang potensial terkena

(rawan) bencana banjir adalah kecamatan-kecamatan: Batang

Peranap, Peranap, Rakit Kulim, Pasir Penyu, Lirik, Rengat Barat,

Rengat, dan Kuala Cenaku.

2. Potensi Rawan Kebakaran Hutan

Potensi rawan kebakaran hutan ini terutama berkaitan dengan adanya

hutan pada lahan gambut di bagian hilir wilayah, yang umumnya terjadi

pada musim kering/kemarau, yang menimbulkan juga asap. Bagian

wilayah yang potesial (rawan) kebakaran hutan/lahan gambut tersebut

(16)

II - 16

3. Potensi Rawan Gerakan Tanah (Longsor dan Amblas)

Potensi rawan gerakan tanah berupa longsor dan amblas adalah pada

bagian wilayah dengan topografi yang membentuk bentang wilayah

(morfologi) berbukit dan bergelombang. Bagian wilayah yang potensial

(rawan) gerakan tanah berupa longsor dan amblas ini adalah di sekitar

komplek Bukit Tigapuluh, dengan morfologi yang berbukit dan juga

morfologi bergelombang di sekitarnya, yang terletak di Kecamatan

Gambar

Gambar 2.1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Indragiri Hulu
Tabel 2.1 Jumlah Desa/kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten
Gambar 2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000 – 2015
Gambar 2.3. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2010 – 2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan Struktur Ekonomi Struktur perekonomian Kabupaten Indragiri Hulu dari tahun 2000 sampai tahun 2013 didominasi oleh dua sektor yang mempunyai kontribusi

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa Reduplikasi Bahasa Melayu Riau di Desa Kota Medan Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu,

Ketungau Hulu, 2013 18 2.2 Nama Kepala Desa dan Jenis Kelamin di Kecamatan Ketungau Hulu, 2013 19 2.3 Banyaknya PNS Menurut Jenis Kelamin dan Golongan di Kecamatan.. Ketungau Hulu,

Jumlah Penduduk Kecamatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016 Kecamatan Tegalrejo………… Jumlah Penduduk Kecamatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016 Kecamatan Pakis……….…

Kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Pesajian Kecamatan Batang Peranab Kabupaten Indragiri Hulu Provinsi Riau sebelum tahun 1990 adalah: a) Dari segi ekonomi, Deasa Pesajian tidak

Untuk mengkaji lebih dalam tentang penguasaan atas tanah timbul menurut kebiasaan masyarakat di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, status penguasaan atas tanah timbul

Untuk mengkaji lebih dalam tentang penguasaan atas tanah timbul menurut kebiasaan masyarakat di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, status penguasaan atas tanah timbul

Margin pemasaran rata-rata dari Pabrik kepetani di Desa Lubuk Batu Tinggal Kecamatan Lubuk Batu Jaya Kabupaten Indragiri Hulu selama periode tahun 2014 adalah