II - 1
BAB II
–
PROFIL KABUPATEN/KOTA
2.1. Wilayah Administrasi
Kabupaten Indragiri Hulu merupakan salah satu dari 12
Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. Menurut Undang-Undang Nomor 53 Tahun
1999, wilayah Kabupaten Indragiri Hulu seluas 8.195,26 Km2 atau 819.826
hektar. Secara atronomis, Kabupaten Indragiri Hulu terletak pada posisi 0015’
Lintang Utara – 10 5’ Lintang Selatan dan 101º 10’ Bujur Timur - 102º 48’
Bujur Timur.
Secara geografis, Kabupaten Indragiri Hulu yang berada pada posisi
strategis sebagai jalur Lintas Timur Sumatera dengan posisi Kabupaten
Indragiri Hulu berbatasan dengan Kabupaten dan Provinsi tetangga : • Sebelah Utara berbatas dengan Kabupaten Pelalawan.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab. Tebo Provinsi Jambi. • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Indragiri Hilir. • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi.
II - 2
Secara adminsitrasi, Kabupaten Indragiri Hulu terdiri dari 14
Kecamatan, 178 desa dan 16 Kelurahan. Jumlah Desa/Kelurahan menurut
Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu ditunjukkan pada Tabel berikut.
Tabel 2.1 Jumlah Desa/kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2014
No Kecamatan Desa Kelurahan Jumlah
1 Peranap 10 2 12
Pengembangan wilayah merupakan upaya pembangunan yang
dilakukan terus menerus dengan memanfaatkan sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia dalam suatu wilayah agar tercapai kualitas
kesejahteraan masyarakat dan lingkungan hidupnya. Pengembangan
wilayah dilaksanakan melalui optimasi sumberdaya yang dimiliki secara
harmonis, serasi, dan terpadu melalui pendekatan yang komprehensif
mencakup aspek fisik, ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk
pembangunan berkelanjutan. Potensi pengembangan wilayah di Kabupaten
Indragiri Hulu antara lain:
1. Pariwisata, seperti Taman Nasional Bukit Tiga Puluh, Danau
II - 3
Religius (Makam Raja-Raja, Mesjid Ar Rahman, Mesjid Raya Peranap)
dan Seni
2. Perikanan
3. Perkebunan yang didukung industri Kelapa Sawit dan Industri Karet
4. Peternakan.
5. Pertambangan, seperti batubara dan minyak bumi.
2.3. Gambaran Demografi
2.3.1. Jumlah penduduk
Pertumbuhan penduduk Kabupaten Indragiri Hulu meningkat rata-rata
sebesar 1.87% per tahun. Jumlah penduduk kabupaten ini meningkat dari
244,058 jiwa pada tahun 2000 menjadi 409,431 jiwa pada tahun 2010.
Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari pada
jumlah penduduk perempuan. Jumlah penduduk laki-laki meningkat dari
124,733 jiwa pada tahun 2000 menjadi 210,219 pada tahun 2015. Jumlah
penduduk perempuan meningkat dari 119,325 pada tahun 2000 menjadi
199,212 pada tahun 2015.Jika dilihat perkembangan jumlah penduduk
menurut kecamatan dan jenis kelamin, jumlah penduduk berjenis kelamin
laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan pada seluruh
kecamatan di Kabupaten Indragiri Hulu, kecuali di Kecamatan Rengat.
2000 2010 2011 2012 2013 2014 2015
PEREMPUAN 119.325 177.525 180.813 186.519 190.799 194.994 199.212
LAKI-LAKI 124.733 187.896 191.261 197.295 201.555 205.907 210.219
-Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu (2015)
Gambar 2.2. Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Indragiri Hulu
II - 4
Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, jumlah rumahtangga di
Kabupaten Indragiri Hulu juga cenderung meningkat. Jumlah penduduk dan
rumahtangga di Kabupaten Indragiri Hulu tersebar pada 14 kecamatan.
Kecamatan dengan jumlah rumahtangga terbanyak terdapat di Kecamatan
Siberida, Kecamatan Rengat Barat dan Kecamatan Rengat. Sementara itu
kecamatan dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit adalah Kecamatan
Batang Peranap, Kecamatan Sungai Lala, dan Kecamatan Kuala Cenaku.
Peranap Batang
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulu (2015)
Gambar 2.3. Perkembangan Jumlah Rumah Tangga Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2010 – 2015
Peranap Batang
Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hulun (2015)
II - 5
2.3.2. Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur
Perkembangan penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten
Indragiri Hulu memperlihatkan komposisi jumlah penduduk yang berada pada
usia produktif (15-54 tahun) selama lima tahun terakhir jauh lebih besar
daripada jumlah penduduk usia belum dan tidak produktif. Hal ini
mengindikasikan bahwa Kabupaten Indragiri Hulu mengalami era bonus
demografi. Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung sampai dengan tahun
2035. Potensi dan peluang ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya
dalam rangka meningkatkan pembangunan Kabupaten Indragiri Hulu di
segala bidang. Bonus demografi mengandung pengertian bahwa tingginya
tingkat produktivitas sumberdaya manusia di Kabupaten Indragiri Hulu apabila
memiliki etos kerja dan sikap (moralitas) yang baik. Sebaliknya apabila etos
kerja dan sikap kurang baik, bonus demografi dapat memberikan efek negatif
bagi pembangunan.
Jumlah penduduk yang berada pada usia belum produktif (< 15 tahun)
cenderung menurun dari 31,22% pada tahun 2011 menjadi 30,96% pada
tahun 2014. Sebaliknya jumlah penduduk usia produktif dan tidak produktif
cenderung meningkat. Jumlah penduduk usia tidak produktif (> 54 tahun)
meningkat dari 6,76% pada tahun 2011 menjadi 7,95% pada tahun 2014.
Jumlah penduduk usia produktif meningkat dari 60,55% pada tahun 2011
II - 6
Gambar 2.5. Perkembangan Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur
Di Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2011 – 2014
2.3.3. Jumlah penduduk miskin
Kemiskinan merupakan permasalahan yang selalu terjadi di belahan
dunia dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Berdasarkan data
yang diperoleh dari BPS Riau, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Indragiri
Hulu pada tahun 2012 sebesar 28.012 jiwa dengan garis kemiskinan sebesar
Rp 361.386,00. Jumlah penduduk miskin ini mengalami kecenderungan
penurunan dari tahun 2003 sampai tahun 2012. Ada tahun 2003, jumlah
penduduk miskin sebesar 54.500 jiwa. Sedangkan pada tahun 2012, jumlah
penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 51,39% menjadi sebesar
28.012 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table xxx dan grafik xxx
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Miskin Tahun Kabupaten Indragiri Hulu
II - 7
No Tahun Jumlah
8 2010 32.500
9 2011 27.512
10 2012 28.012
Sumber : BPS Riau, 2013
Gambar 2.7. Grafik Jumlah Penduduk Miskin Tahun Kabupaten Indragiri
Hulu 2003-2012
2.4. Isu Strategis Sosial, Ekonomi dan Lingkungan
2.4.1. Struktur Ekonomi
Struktur perekonomian sebagian masyarakat Indragiri Hulu telah bergeser
dari kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan ke kategori ekonomi
lainnya yang terlihat dari besarnya peranan masing-masing kategori ini
terhadap pembentukan PDRB Indragiri Hulu. Sumbangan terbesar pada
tahun 2015 masih tetap dihasilkan oleh kategori Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan, kemudian kategori Industri Pengolahan, Konstruksi,
Pertambangan dan Penggalian, serta Perdagangan Besar dan Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor. Sementara peranan kategori lainnya di
bawah 5 persen.
2.4.2. Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Indragiri Hulu pada tahun 2015 mengalami konstraksi
II - 8
Indragiri Hulu tahun 2015 mencapai -2,89 persen, sedangkan tahun 2014
sebesar 5,53 persen.
Kategori pertambangan dan penggalian mengalami penurunan sebesar
-40,73 persen karena penurunan produksi batubara dan minyak bumi,
sementara kategori PDRB yang lain di Kab Indragiri Hulu pada tahun 2015
mencatat pertumbuhan yang positif.
Kategori-kategori yang berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif,
di antaranya kategori Jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencatat
pertumbuhan sebesar 9,87 persen, kategori Pengadaan listrik dan gas
sebesar 8,80 persen, kategori Jasa lainnya sebesar 8,53 persen, kategori
Informasi dan komunikasi sebesar 7,98 persen, kategori Real Estat sebesar
7,49 persen, kategori Jasa Pendidikan sebesar 6,70 persen, kategori Jasa
perusahaan sebesar 6,56 persen, kategori Industri pengolahan sebesar 6,51
persen, kategori Konstruksi 6,26 persen, kategori Transportasi dan
Pergudangan sebesar 6,17 persen, kategori Perdagangan besar dan eceran;
Reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 4,53 persen, kategori Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial sebesar 4,52 persen,
kategori Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 3,59
persen, kategori Pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 2,09 persen,
kategori Pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang
sebesar 2,03 persen.
2.4.3. PDRB Per Kapita
Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di
daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita
atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu
orang penduduk. Pada tahun 2015, PDRB per kapita Indragiri Hulu mencapai
84,498 juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 8,60 persen pada tahun
2012 dan berturut-turut sebesar 6,37; 10,61; dan 0,33 persen pada tahun
2013-2015.
II - 9
2.4.4.1. Gambaran topografi
Topografi Kabupaten Indragiri Hulu terdiri dari dataran rendah, dataran
tinggi, rawa-rawa dengan ketinggian 5 – 400 m dari permukaan laut dan
berada pada jalur lintas timur Sumatera. Secara astronomis posisi Kabupaten
Indragiri Hulu terletak di daerah tropis maka otomatis beriklim tropis/ tropika
basah dengan suhu yang relatif tinggi, minimum 21,4° Celcius dan maksimum
32,8° Celcius. Kondisi udara lembab dengan curah hujan sekitar 2.448,94 mm
per tahun.
Rona fisik dasar wilayah Kabupaten Indragiri Hulu sangat diwarnai oleh
keberadaan Sungai Indragiri yang mengalir dari arah barat ke timur yang
melintasi bagian tengah agak ke utara di wilayah ini. Secara topografis
ketinggian tempat di tepi Sungai Indragiri pada bagian paling hilir (Kuala
Cenaku) adalah sekitar 5 m di atas permukaan laut (dpl), dan di bagian yang
paling hulu (Peranap) adalah sekitar 38 meter dpl. Ketinggian semakin
meningkat hingga ke perbukitan di perbatasan, dan yang tertinggi adalah di
komplek Bukit Tigapuluh di Kecamatan Batang Gansal, yaitu 800 m dpl lebih
sedikit.
Pada Gambar 2.8 dikemukakan tentang ketinggian yang diidentifikasikan
dengan garis kontur dari yang terendah 25 m dpl hingga yang tertinggi 800 m
dpl. Identifikasi kelompok ketinggian menurut selang ketinggian yang penting
dapat dikemukakan sebagai berikut ini.
• Ketinggian lebih kecil dari 25 m: Ketinggian lebih kecil dari 25 m yaitu terdapat disepanjang tepian Sungai Indragiri, Batang Cenaku,
Batang Gansal, dan Sungai Gaung (di komplek Suaka Margasatwa
Kerumutan); tentu saja dengan karakter lebih luas dibagian hilir dan
semakin menyempit di bagian hulu. Dengan demikian ketinggian
lebih kecil dari 25 m ini terdapat di semua kecamatan.
• Ketinggian 25 m – 100 m: Ketinggian antara 25 m – 100 m terletak di kedua bagian sebelah selatan dan sebelah utara Sungai
Indragiri. Di sebelah selatan Sungai Indragiri adalah sampai ke kaki
perbukitan di bagian selatan dan batas dengan Kabupaten Kuantan
Singingi di bagian barat, sementara di sebelah utara Sungai
II - 10
Pelalawan di bagian utara dan Kabupaten Kuantan Singingi di
bagian barat. Selain itu terdapat juga punggungan perbukitan kecil
dengan ketinggian 100 m dpl yaitu di Kecamatan Rengat Barat
bagian selatan ke arah perbatasan dengan Kecamatan Seberida. • Ketinggian 100 m – 500 m: Ketinggian antara 100 m – 500 m
terletak di bagian selatanwilayah Kabupaten Indragiri Hulu yang
mengarah ke perbatasan dengan Provinsi Jambi, di mana terdapat
komplek Bukit Tigapuluh dan perbukitan lainnya di sebelah
baratnya; yaitu terdapat di kecamatan Batang Gansal, Batang
Cenaku, Peranap, Batang Peranap,dan sedikit di Seberida dan
Rakit Kulim. Ketinggian lebih dari 100 m juga terdapat sedikit di
bagian utara, yaitu di kecamatan Peranap dan Kelayang di
perbatasan kabupaten (dengan Kabupaten Kuantan Singingi dan
Kabupaten Pelalawan).
• Ketinggian 500 m – 800 m lebih sedikit : ketinggian antara 500 m
– 800 m lebih sedikit terletak dikomplek bukit tigapuluh yaitu dikecamatan batang gansal dan batang cenaku.
Tabel 2.3. Luas dan Ketinggian Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu
NO. KETINGGIAN LUAS
(Ha) %
1 0 – 25 m 320.503 25,56
2 25 – 100 m 660.244 52,66
3 100 – 500 m 265.000 21,13
Jumlah 819.826,00 99,35
Sumber : Kabupaten Indragiri Hulu Dalam Angka 2012
II - 11
Dilihat dari tingkat kemiringan lahan, sebanyak 53,12% (435.492 ha)
memiliki kemiringan dibawah 2%. Sebanyak 19.25% (157.817 ha) dengan
kemiringan 2% - 15%, kemiringan 5% - 40% (183.149 ha) 22,34% dan
kemiringan diatas 40% sebanyak 43,369 ha atau 5,29% lahan.
Sebanyak 74% (608.229 ha) lahan merupakan lahan yang tidak pernah
tergenang. Lahan yang tergenang periodik sebanyak II.93% (97.805%) dan
lahan yang selalu tergenang sebesar 13,88% atau 113.792 ha.
2.4.4.2. Gambaran hidrologi
Kabupaten Indragiri Hulu dilalui oleh beberapa sungai besar maupun
sungai kecil. Sungai –sungai terseb antara lain adalah; Sungai Indragiri,
II - 12
Kondisi hidrologi dicirikan oleh pola aliran yang dominan adalah sub
paralel (hampir sejajar) dan dibeberapa tempat ditemukan meander. Pada
muaranya didapatkan endapan delta yang terdiri dari gugusan pulau. Ciri
lainnya adalah kondisi permukaan air tanah relatif dangkal atau bahkan
terdapat banyak genangan permanen (rawa) maupun genangan periodik.
Potensi sumberdaya air terbesar diwilayah kabupaten inhu, adalah sungai
Indragiri , Sungai Cenaku dan Sungai Gansal. Pemanfaatan sungai-sungai
tersebut meliputi bidang pertanian, perkebunan industri danlain sebagainya
1. Neraca Sumberdaya Air Bersih
Pada sisi aktiva cadangan awal sumberdaya air daerah sebanyak
9.868.590 juta m³ meliputi curah hujan tampungan sebanyak 7.745.740
juta m³ dan air permukaan sebanyak 2.163.760 juta m³. Pada sisi
pasiva pemanfaatan sumberdaya air tercatat sebesar 160.033.200 juta
m³ dan pada saldo akhir tersedia sebesar 9.508.570 juta m³.
2. Neraca Sumberdaya Air Menurut Klasifikasi Asal
a. Neraca Sumberdaya Air Hujan
Cadangan air hujan periode januari s/d desember 1997 tercatat
pada sisi aktiva cadangan awalnya ( efektif ) sebanyak 7.615.561
juta m³, sementara pada sisi pasiva, eksploitasi / pemanfaatan
sumberdaya air hujan tampungan untuk keperluan domestik
sebanyak 1.150 juta m³, pertanian sebanyak 90,225 juta m³,
industri sebanyak 0,025 juta m³ dan untuk yang lainnya belum
dapat dihitung secara pasti seberapa besar penggunannya. Dari
semua aktifitas tersebut diatas tersisia saldo akhir tahun 1997
sebesar 7.524 juta m³.
b. Neraca Sumberdaya Air Permukaan
Cadangan air permukaan periode Januari s/d Desember 1997 pada
sisi akiva tercacat jumlah cadangan awalnya ( efektif ) sebesar
2.092.864 juta m³, meliputi air danau sebanyak 32.164 juta m³, air
sungai sebanyak 997.084 juta m³, air di danau buatan/bendungan
sebanyak 12.212 juta m³ dan air yang berasal dari rawa 1.122.300
II - 13
Pada sisi pasiva tercata eksploitasi sumberdaya air permukaan
untuk kebutuhan domestik sebanyak 8.922 juta m³, industri
sebanyak 2.826 juta m³, pertanian sebanyak 61.780 juta m³. Saldo
akhir tahun 1997 sumberdaya air permukaan tersisa sebanyak
2.019.336 juta m³.
c. Neraca Sumberdaya Air Tanah
Sumberdaya air tanah meliputi air tanah dangkal/air tanah bebas, air
tanah tertekan/semi artsesis dan air tanah dalam/artesis. Cadangan air
tersebut tidak tercatat dengan pasti, namun diperkirakan menurut data
terakhir pada sisi aktiva tersedia cadangan awal ( efektif ) sebanyak 100 juta
m³ dan pada sisi pasiva diperkirakan eksploitasi penggunaannya hanya untuk
keperluan domestik sebanyak kurang 76 juta m³, mempunyai saldo akhir
sebesar 24 juta m³.
2.4.4.3. Gambaran geologi
Secara garis besar landform di wilayah Kabupaten Indragiri Hulu dapat
dibedakan 5 satuan yakni, sebagai berikut :
1. Dataran Aluvial
Penyebaran paling luas terdapat di sepanjang sungai indragiri dan
sebagian kecil berada di sepanjang sungai cenaku dan sungai
gangsal. Bentuk wilayah datar sampai cekung dengan lereng 0 –
3%. Sebagian dari dataran aluvial ini dipengaruhi pasang surut baik
langsung maupun tidak langsung dan yang lainnya merupakan
rawa lebak yang dipengaruhi banjir/genangan. Ditinjau dari
posisinya di bedakan atas tanggul sungai, rawa belakang dan
lembah diantara dataran. Baik rawa lebak ataupun rawa pasang
surut disebagian wilayah telah dilihat saluran drainase atau
pengelolaan air / drainase.
2. Dataran Gambut
Penyebarannya terdapat di wilayah kecamatan Rengat. Pada
II - 14
drainase dengan aliran pembuangannya ( outlet ) relatif kecil, dan
membentuk kubah ( done ).
Ditinjau dari kedalaman gambut, daerah ini dibedakan menjadi
gambut dengan kedalaman > 2 m dan < 2 m. Pengelolaan
drainase/air dan bahan organik secara tepat merupakan tindakan
yang perlu dipertimbangkan.
3. Dataran Peralihan
Secara makro daerah ini merupakan peralihan antara daerah
dataran rawa atau gambut dengan daerah perbukitan/pegunungan.
Wilayah Kabupaten Indragiri Hulu sebagian besar merupakan
daerah peralihan. Bentuk wilayah bervariasi dan datar sampai
bergelombang. Terbentuknya dari batuan sedimen ( batu pasir dan
batu liat ). Daerah ini merupakan pusat kegiatan pertanian terutama
tanaman perkebunan dan sebagian merupakan daerah
transmigrasi.
4. Wilayah Perbukitan
Daerah ini merupakan peralihan antara daerah dataran rawa atau
gambut dengan daerah perbukitan/pegunungan. Terbentuk dari
bahan induk batuan sedimen ( batu liat dan batu pasir ). Bentuk
wilayah berbukit dengan lereng 16 – 25%. Penyebarannya terdapat
di wilayah kecamatan seberida, batang gangsal, batang cenaku
dan sebagian kecamatan peranap. Daerah ini sebagian besar
merupakan kawasan lindung/Taman Nasional Bukit Tiga Puluh.
5. Wilayah Pegunungan
Daerah ini merupakan bagian dari pegunungan bukit barisan yang
tersebar di perbatasan dengan Provinsi Jambi. Terbentuk dari
bahan induk batuan sedimen dan vulkan tuan. Bentuk wilayah
bergunung dengan lereng diatas 25%.
2.4.4.4. Gambaran klimatologi
Dari hasil analisa data Curah hujan (stasiun Japura) dari tahun 1990-2004,
II - 15
curah hujan tahunan berkisar antara 2.618 mm. Curah hujan perbulan cukup
tinggi anytara 200-300 mm.
Menurut klasifikasi Oldeman, wilayah perencanaan tergolongzone
agroklimat B, C dan D. Sistem klasifikasi Oldeman dibuat dengan tujuan
membantu usaha pertanian. Khususnya untuk usaha tananman padi. Sistem
ini dilandasi oleh ketetapan bulan basah dengan curah hujan bulanan 100
mm. Klasifikasi oldeman didasarkan atas panjangnya periode keringdan
basah secara berturut-turut. Angin yang bertiup sepanjang tahun adalah
angin utara dan angin selatan. Pada waktu angin utara bersamaan dengan
musim penghujan terjadi musim gelombang dan pasang yang cukup tinggi.
Sedangkan suhu harian rata – rata adalah 27 ºC dan suhu maksimum 33 ºC.
2.4.5. Resiko Bencana Alam
Potensi rawan bencana alam termasuk bencana alam geologi di wilayah
Kabupaten Indragiri Hulu berdasarkan kejadian bencana alam sebelumnya
yang pernah terjadi adalah: bencana banjir, bencana gerakan tanah (longsor,
amblas), dan bencana kebakaran hutan/lahan gambut.
1. Potensi Rawan Bencana Banjir
Potensi rawan banjir adalah pada bagian tengah yang terletak di tepi
Sungai Indragiri dan anak-anaknya, sebagai akibat dari meluapnya
permukaan air Sungai Indragiri. Bagian wilayah yang potensial terkena
(rawan) bencana banjir adalah kecamatan-kecamatan: Batang
Peranap, Peranap, Rakit Kulim, Pasir Penyu, Lirik, Rengat Barat,
Rengat, dan Kuala Cenaku.
2. Potensi Rawan Kebakaran Hutan
Potensi rawan kebakaran hutan ini terutama berkaitan dengan adanya
hutan pada lahan gambut di bagian hilir wilayah, yang umumnya terjadi
pada musim kering/kemarau, yang menimbulkan juga asap. Bagian
wilayah yang potesial (rawan) kebakaran hutan/lahan gambut tersebut
II - 16
3. Potensi Rawan Gerakan Tanah (Longsor dan Amblas)
Potensi rawan gerakan tanah berupa longsor dan amblas adalah pada
bagian wilayah dengan topografi yang membentuk bentang wilayah
(morfologi) berbukit dan bergelombang. Bagian wilayah yang potensial
(rawan) gerakan tanah berupa longsor dan amblas ini adalah di sekitar
komplek Bukit Tigapuluh, dengan morfologi yang berbukit dan juga
morfologi bergelombang di sekitarnya, yang terletak di Kecamatan