• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM

PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

Ridwan

Fakult as Hukum Universit as Sult an Ageng Tirt ayasa E-mail: ridwan_unt irt a@yahoo. co. id

Abst r act

Cor r upt ion act i n Indonesi a i s a ver y ser i ous cr i me and has ser ious consequences f or t he nat ion of Indonesi a, and t he most di sadvant aged ar e t he peopl e, wel f ar e of t he peopl e i s t he desi r e of ever y per son di f f i cul t t o r eal i ze, whi le er adi cat ion i s ver y sl ow. Combat i ng cor r upt i on is a ver y impor t ant par t i n saving t he nat i on f r om t he t hr eat of dest r uct ion i s t her ef or e a ser ious ef f or t i s needed i n it s er adi cat ion. Educat ional i nst i t ut ions have an i mpor t ant r ole f or t he er adi cat ion of cor r upt ion in Indonesi a, because of t he hi gher educat ion i nst it ut ions by l aw f or mi ng t he char act er of each per son f or ant i -cor r upt ion can be done, f or i t 's ef f or t s t o i mpr ove t he sci ence of divi nit y t o be ver y i mpor t ant , so t he mor al i t y of ever yone, incl udi ng l aw enf or cement becomes an i mpor t ant par t in r eal l if e can be mai nt ai ned, t he science of r el i gion wit hout science i s i ncompl et e.

Key wor ds: cor r upt ion, mor al , educat i on, di vini t y

Abst rak

Tindak pidana korupsi di Indonesia merupakan suat u kej ahat an yang sangat serius dan berdampak serius bagi bangsa Indonesia, dan yang paling dirugikan adalah masyarakat , kesej aht eraan rakyat yang merupakan dambaan bagi set iap orang sulit diwuj udkan, sedangkan pemberant asannya sangat lamban. Pemberant asan korupsi merupakan bagian yang amat pent ing dalam menyelamat kan bangsa dan negara dari ancaman kehancuran oleh karenanya diperlukan upaya serius dalam pemberant asannya. Lembaga pendidikan memiliki peran yang sangat pent ing bagi pemberant asan korupsi di Indonesia, karena melalui lembaga pendidikan t inggi ilmu hukum pembent ukan karakt er set iap orang unt uk ant i korupsi dapat dilakukan, unt uk it u upaya peningkat an ilmu ket uhanan menj adi sangat pent ing, sehingga moralit as set iap orang t ermasuk penegak hukum menj adi bagian pent ing dalam kehidupan nyat a dapat t erj aga, ilmu penget ahuan t anpa ilmu agama t idaklah lengkap.

Kat a Kunci : korupsi, moral, pendidikan, ket uhanan

Pendahuluan

Negara Indonesia memiliki suat u t uj uan yang mulia yait u mendorong dan mencipt akan kesej aht eraan umum dalam payung Negara Ke-sat uan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila.1 Tuj uan at au cit a-cit a t ersebut t er-cermin dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam alinea ke-4 yait u:

“ Kemudian daripada it u unt uk memben-t uk suamemben-t u Pemerinmemben-t ahan Negara Indone-sia yang melindungi segenap bangsa Indo-nesia dan seluruh t umpah darah

1 Ridw an, “ Kebi j akan Formul asi Hukum Pi dana dal am

Pe-nanggul angan Tindak Pi dana Korupsi” , Jur nal Il mi ah Jur e Humano, Vol . 1 No. 1, Maret 2009, Serang: Fakul -t as Hukum Un-t ir-t a, hl m. 73.

sia dan unt uk memaj ukan kesej aht eraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ket ert iban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perda-maian abadi dan keadilan sosial. . . ”

(2)

yang t idak berkeadilan sosial bagi seluruh rak-yat Indonesia, karena masih membiarkan ada-nya prakt ik-prakt ik pemerint ahan di mana ke-kuasaan dij alankan secara sewenang-wenang dan t idak berpihak pada rakyat .2

Pemerint ah oleh karena it u mempunyai peran pent ing dalam sebuah negara modern di mana pemerint ah harus mampu menj adi loko-mot if bagi perlindungan dan kesej aht eraan bagi rakyat nya. Friedman menegaskan bahwa negara at au pemerint ah seharusnya mampu menj alan-kan f ungsinya sebagai negara modern, yait u: as pr ot ect or ; as diooser of soci al ser vi ces; as i n-dust r i al manager ; as economi c cont r ol l er ; as ar bi t r at or .3

Negara sebagai lokomomot if perlindung-an dperlindung-an kesej aht eraperlindung-an bagi rakyat , menurut Melkias Het haria:4

“ Dalam sebuah negara demokrasi, hak t ersebut menunt ut kepada mereka yang berkuasa at asnya (penguasa) unt uk me-menuhinya. Dengan demikian secara ot o-mat is penguasa waj ib melaksanakan pembangunan bagi kesej aht eraan masya-rakat manusia yang dikuasainya. Walau-pun hak it u ada dengan sendirinya (se-cara alami) dan pemerint ah waj ib unt uk melaksanakannya. ”

Perlindungan t erhadap segenap bangsa Indonesia dan seluruh t umpah darah Indonesia dapat pula berat i upaya keras dan nyat a bagi pembebasan seluruh rakyat Indonesia dari pen-derit aan dan upaya yang nyat a bagi t ercipt a-nya kesej aht eraan rakyat Indonesia t anpa ke-cuali. Namun demikian, dalam penegakan hu-kum pidana akhir-akhir ini menyisakan t anda t anya besar dari berbagai kalangan masyarakat t ermasuk pelaku, hal ini disebabkan karena adanya disparit as yang sangat mencolok dalam penerapan hukum pidana melalui lembaga per-adilan, baik dalam t ahapan penyidikan,

2

Ibi d. hl m. 74.

3

Wagi at i Soet edj o, ” Perl indungan Hukum Terhadap A-nak dal am Hukum Pi dana di Indonesi a” , Jur nal Il mi ah Li t i gasi , Vol . 10 No. 2, Juni 2009, Bandung: Fakl ut as Hukum Unpas, hl m. 181.

4 Mel kias Het har ia, “ Kebij kan Af ir mat if dal am Impl

e-ment asi Ot onomi Khusus di Papua Berdasarkan UUD 1945” , Jur nal Li t i gasi , Vol . 11 No. 2, Okt ober 2010, Bandung: Fakul t as Hukum Unpas, hl m. 617.

t ut an maupun dalam t ahap eksekusi.5 Persoalan ini berdampak pada kegagalan pemerint ah da-lam memenuhi hak konst it usional rakyat Indo-nesia.

Salah sat u kegagalan pemerint ah dalam memenuhi hak konst it usional rakyat Indonesia berupa kesej aht eraan adalah t ingginya korupsi yang kemudian melahirkan ket idaksej aht eraan bagi masyarakat , korupsi yang t elah meluas dan berakar di Indonesia t elah menghancurkan ha-rapan bangsa at as mimpi kesej aht eraan yang selalu didambakan, bahkan mengancam eksis-t ensi negara yang seharusnya mewuj udkan mimpi kesej aht eraan t ersebut . Menurut Nyo-man Serikat Put ra Jaya:6

“ Tindak pidana korupsi, kolusi dan nepo-t isme nepo-t idak hanya dilakukan oleh Penye-lenggara negara, ant ar penyePenye-lenggara negara, melainkan j uga penyelenggara negara dengan pihak lain sepert i keluar-ga, kroni dan para pengusaha, sehingga merusak sendi-sendi kehidupan berma-syarakat , berbangsa, dan bernegara, ser-t a membahayakan eksisser-t ensi negara. ”

Sej alan dengan apa yang kat akan Nyoman Se-rikat Put ra Jaya t ersebut , menurut Marzuki Da-rusman bahwa, Penyebaran Korupsi, Kolusi dan Nepot isme sudah sangat meluas sehingga dapat dikat akan radikal korup.7

Pernyat aan Marzuki Darusman, t ampak berbanding lurus dengan apa dat a yang disaj i-kan oleh Fauzi, di mana sej ak t ahun 2005 Bu-pat i yang menj adi t ersangka sebanyak 150 orang dari j umlah t ot al Kepala Daerah seba-nyak 524 orang.8 kondisi ini t ent u sangat mem-prihat inkan dan memperkukuh bahwa t ingkat korupsi di Indonesia memang t elah memasuki area radikal korup.

Tingginya t ingkat korupsi yang kemudian memasuki t ingkat radikal korup, pada hakikat

5

Ridw an, “ Pembaharuan Hukum Pi dana dal am Kerangka Hukum yang Berkeadil an Ber dasarkan Kul t ur Hukum Indonesi a” , Jur nal Il mi ah Medi a Hukum, Vol . 18 No. I, Juni 2011, Yogyakart a: Fakul t as Hukum UMY, hl m. 107.

6 Ridw an, “ Kebij akan. . . ", op. ci t . hl m. 75. 77 Ibi d.

8 Mart ha Pigome, Ref or masi Sist em Penegakan Hukum

(3)

nya t elah menempat kan bangsa Indonesia pa-da t it ik keprihat inan karena t indak pidana ko-rupsi merupakan perbuat an yang bukan saj a dapat merugikan keuangan negara akan t et api j uga dapat menimbulkan kerugian-kerugian pada perekonomian rakyat . Oleh karena it u, sebagai bangsa yang memiliki semangat unt uk mencip-t akan kemakmuran secara meramencip-t a dan adil, su-dah semest inya Bangsa Indonesia mampu unt uk mengenali dan menghindari set iap bent uk ko-rupsi yang hanya akan dapat mencipt akan ke-sengsaraan bagi segenap rakyat Indonesia.

Shed Husen Alat as sebagaimana yang di-kut ip oleh Nyoman Serikat Put ra Jaya t elah membaginya dalam 7 t ipologi korupsi, yait u: per t ama, korupsi t ransakt if (t r ansact i ve cor -r upt ion). Di sini menunj ukan kepada adanya kesepakat an t imbal balik ant ara pihak pemberi dan pihak penerima demi keunt ungan kedua belah pihak dan dengan akt if diusahakan t erca-painya keunt ungan oleh kedua-duanya; kedua, korupsi yang memeras (ext or t ive cor r upt i on) adalah j enis korupsi di mana pihak pemberi di-paksa unt uk menyuap guna mencegah kerugian yang sedang mengancam dirinya, kepent ingan-nya, at au orang-orang dan hal-hal yang dihar-gainya; ket i ga, korupsi invest if (i nvest i ve cor -r upt ion) adalah perilaku korban korupsi dengan pemerasan. Korupsinya adalah dalam rangka mempert ahankan diri, sepert i pemberian ba-rang at au j asa t anpa ada pert alian langsung de-ngan keunt ude-ngan t ert ent u, selain keunt ude-ngan yang dibayangkan akan diperoleh di masa yang akan dat ang; keempat, korupsi perkerabat an (nepot i st i c cor r upt ion) adalah penunj ukan yang t idak sah t erhadap t eman at au sanak saudara unt uk memegang j abat an dalam pemerint ahan, at au t indakan yang memberikan perlakuan yang mengut amakan dalam bent uk uang at au bt uk-benbt uk lain, kepada mereka, secara berbt en-t angan dengan norma dan peraen-t uran yang ber-laku; kel ima, korupsi def ensif (def ensive cor -r upt ion) di sini pemberi t idak bersalah t et api si penerima yang bersalah. Misal: seorang pengu-saha yang kej am menginginkan hak milik sese-orang, t idak berdosalah memberikan kepada penguasa t ersebut sebagian dari hart a it u unt uk menyelamat kan hart a selebihnya; keenam,

ko-rupsi ot ogenik (aut ogeni c cor r upt ion) suat u bent uk korupsi yang t idak melibat kan orang lain dan pelakunya hanya seorang diri; dan ke-t uj uh, korupsi dukungan (suppor t ive cor r up-t i on) di sini t idak langsung menyangkut uang at au imbalan dalam bent uk lain. Tindakan-t in-dakan yang dilakukan adalah unt uk melindungi dan memperkuat korupsi yang sudah ada.9

Bent uk-bent uk korupsi, t erut ama dalam lingkup suap merupakan penyakit yang sangat akut bagi bangsa Indonesia, karena hampir di set iap lembaga pelayanan publik (t ermasuk pa-da dunia pendidikan) suap supa-dah menj adi hal yang biasa, yang pada akhirnya ada kesulit an-kesulit an dalam mendet eksi korupsi, sehingga pencegahannya pun makin sulit dilakukan, se-hingga korupsi t erus berkembang dan menj alar dalam set iap aspek kehidupaan. Perlu kiranya diperhat ikan dan direnungkan apa yang dikat a-kan oleh Habib-ur-Rahman Khan sebagaimana dikut ip oleh Barda Nawawi Arief bahwa, dunia modern sepenuhnya menyadari akan problema yang akut ini. Orang demikian sibuk melakukan penelit ian, seminar, konf erensi int ernasional dan menulis buku unt uk mencoba memahami masalah kej ahat an dan sebab-sebabnya, agar dapat mengendalikannya, t et api hasil bersih dari semua usaha ini adalah sebaliknya. Kej a-hat an bergerak t erus.10

Korupsi sebagaimana kej ahat an yang di-kat akan oleh Habib-ur-Rahman Khan t ersebut , merupakan suat u perbuat an j ahat yang dila-kukan oleh seseorang dalam meraih keunt ung-an secara t idak halal, seolah-olah t idak pernah berhent i dan habis unt uk dibicarakan baik da-lam f orum ilmiah maupun oleh set iap masyara-kat set iap hari, t et api hasil nyat anya adalah perbuat an j ahat ini t erus bergerak t iada hent i menggerogot i set iap sendi kehi-dupan yang da-pat berpengaruh negat if bagi kehidupan masya-rakat , bangsa dan negara.

Perkembangan korupsi di Indonesia masih t ergolong t inggi, sement ara pemberant asannya masih sangat lamban, Romli At masasmit a, me-nyat akan bahwa, Korupsi di Indonesia sudah

9 Ridw an, “ Kebij akan. . . ” , op. ci t . , hl m. 75-76.

10 Barda Nawaw i Ar ief dal am Ridw an, “ Kebij akan. . . ”,

(4)

merupakan virus f lu yang menyebar ke seluruh t ubuh pemerint ahan sej ak t ahun 1960-an lang-kah-langkah pemberant asannya pun masih t er-sendat -er-sendat sampai sekarang.11Lebih lanj ut dikat akannya bahwa korupsi berkait an pula dengan kekuasaan karena dengan kekuasaan it u penguasa dapat menyalahgunakan kekuasaan-nya unt uk kepent ingan pribadi, keluar dan kro-ninya.12

Sependapat dengan Romli At masasmit a t ersebut , Nyoman Serikat Put ra Jaya menj elas-kan bahwa harus diakui, dewasa ini Indonesia sesuai dengan hasil penelit ian yang dilakukan oleh Tr anspar ancy Int er nat i onal dan Pol i t i cal and Economi c Ri sk Consul t ancy yang berkedu-dukan di Hongkong, selalu menempat i kedudu-kan yang rawan sepanj ang menyangkut korupsi. Korupsi di Indonesia harus diakui sudah bersif at sist emik dan endemik, sehingga t idak hanya merugikan keuangan negara, t et api j uga me-langgar hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas.13 Lebih lanj ut dikat akan oleh Nyo-man Serikat Put ra Jaya, korupsi di Indonesia sudah merembes ke segala aspek kehidupan, kesemua sekt or dan segala t ingkat an, baik di pusat maupun daerah, penyebabnya adalah ko-rupsi yang t erj adi sej ak puluhan t ahun lalu di-biarkan saj a berlangsung t anpa diambil t indak-an yindak-ang memadai dari kaca mat a hukum.14

Korupsi, apabila dibiarkan t erus, maka akan menempat kan rakyat pada posisi yang sa-ngat dirugikan, Robert Klit gaard merinci bebe-rapa hal akibat korupsi. Per t ama, suap menye-babkan dana unt uk pembangunan rumah murah j at uh ke t angan yang t idak berhak; kedua, ko-misi unt uk para penanggung j awab pengadaan barang dan j asa bagi pemerint ah daerah berart i bahwa kont rak j at uh ke t angan perusahaan yang t idak memenuhi syarat ; ket iga, kepolisian sering kali karena t elah disuap pura-pura t idak t ahu bila ada t indak pidana yang seharusnya di-usut nya; keempat, pegawai pemerint ah daerah

11

Roml i At masasmit a, 2004, Seki t ar Masal ah Kor upsi , Aspek Nasi onal dan Aspek Int er nasi onal , Bandung: Mandar Maj u, hl m. 1.

12 Ibi d.

13 Nyoman Ser ikat Put r a Jaya, 2008, Beber apa Pemi ki r an

ke Ar ah Pengembangan Hukum Pi dana, Bandung: Cit r a Adit ya Bakt i, hl m. 57.

14 Ibi d.

menggunakan sarana masyarakat unt uk kepen-t ingan pribadi; kel i ma, dalam rangka menda-pat kan surat izin dan lisensi, warga masyarakat harus memberi uang pelicin kepada pet ugas bahkan kadang-kadang harus memberi suap agar surat izin at au lisensi bisa t erbit ; keenam, pemberian suap mengakibat kan warga masyara-kat bisa berbuat sekehendak hat i melanggar perat uran keselamat an kerj a, perat uran kese-hat an, at au perat uran lainnya sehingga menim-bulkan bahaya bagi anggot a masyarakat sele-bihnya; ket uj uh, layanan pemerint ah daerah diberikan hanya bila warga t elah membayar se-j umlah uang t ambahan di luar biaya yang resmi; kedel apan, keput usan mengenai perunt ukan la-han dalam kot a sering dipengaruhi oleh korupsi; dan kesembi l an, pet ugas paj ak memeras warga, at au lebih bersekongkol dengan waj ib paj ak, memberikan keringanan paj ak pada waj ib paj ak dengan imbalan suap.15

Melihat akibat korupsi yang demikian se-riusnya, perlu dilakukan langkah-langkah pem-berant asan korupsi, langkah t ersebut t ent u bu-kan hanya pada sekt or penindabu-kan t et api j uga pada sekt or pencegahan yang harus melibat -kan dunia pendidi-kan, dengan demikian pembe-rant asan korupsi diharapkan dapat berj alan ef ekt if . Ket erlibat an dunia pendidikan (f akul-t as-f akulakul-t as hukum) demikian penakul-t ing, sebab melalui dunia pendidikan inilah set iap calon penegak hukum dit empa, dibekali ilmu yang cukup unt uk kemudian menegakkan hukum t er-sebut dengan baik dan j auh dari perilaku-peri-laku korup. Melalui pembekalan ilmu yang baik, diharapkan para penegak hukum t idak melaku-kan t indamelaku-kan korupt if ket ika mereka memeriksa kasus-kasus korupsi yang mereka t angani. Ber-kait an dengan hal t ersebut , Hilt on Tarnama Put ra menyat akan dengan keberadaan dan ka-rakt er dari ilmu hukum akan mempengaruhi bent uk dan cara pendidikan (t inggi) hukum yang pada gilirannya akan mempengaruhi pula

15 Robert Kl i t gaar d (al ih bahasa ol eh Masri Mar is), 2005,

(5)

cara berf ikir sert a berkarya para ahli hukum yang dihasilkannya.16

Bert it ik t olak pada lat ar belakang yang dikemukakan di at as, maka permasalahan po-kok dalam t ulisan ini adalah berkisar pada dua masalah pokok yait u Bagaimana peran dunia pendidikan t inggi ilmu hukum bagi t ercipt anya pemberant asan korupsi di Indonesia dan Aspek t erpent ing apa yang harus digali oleh dunia pendidikan t inggi ilmu hukum bagi pemberan-t asan pemberan-t indak pidana korupsi yang ef ekpemberan-t if ?

Peran Dunia Pendidikan bagi Tercipt anya Pemberant asan Korupsi di Indonesia

Dunia pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan t ent ang ilmu hukum sesungguhnya memiliki peran yang sangat st rat egis dalam pemberant asan t indak pidana korupsi, bahkan kegagalan sebuah pemberant asan t indak pidana korupsi dapat dikat akan sebagai kegagalan du-nia pendidikan t inggi ilmu hukum, mengapa de-mikian? karena dipandang dari kaca mat a pene-gakan hukum (hukum pidana), maka penepene-gakan hukum pidana t ak t erlepas dari sist em dan da-lam sist em penegakan hukum t erdiri dari t iga sub sist em, yait u subst ansi hukum, st rukt ur hu-kum dan kult ur huhu-kum. Menurut Lawrence M. Friedman, kult ur merupakan komponen yang sangat pent ing dan menent ukan bekerj anya sis-t em hukum, di mana kulsis-t ur hukum sis-t ersebusis-t merupakan elemen sikap dan nilai sosial.17

Termasuk dalam kult ur hukum ini adalah pendidikan yang dapat membent uk karakt er se-seorang t ermasuk penegak hukum, dengan de-mikian para penegak hukum (hukum pidana) t i-dak t erj ebak pada pemikiran hukum yang sem-pit yang hanya memahami hukum hanya seke-dar t eks undang-undang. Melalui pendidikan yang baik diharapkan pula set iap penegak kum (hukum pidana) memiliki pemahaman hu-kum yang baik pula, sehingga dengan pema-ha-man hukum yang baik akan mencipt akan

16

Hil t on Tarnama Put r a, “ Ont ol ogi Il mu Hukum (suat u Tinj auan dari Per spekt if Fil saf at Il mu)” , Jur nal Jur e Humano, Vol . 1 No. 3, November 2009, Serang: Fakul -t as Hukum Un-t ir-t a, hl m. 35.

17 Ridw an, “ Upaya Memperbaharui Sist em Hukum Guna

Membangun Int egrit as Penegak Hukum” , Jur nal Kons-t i Kons-t usi PKK FH. Unr am, Vol . II No. 1, Juni 2011, Lombok: FH Unr am,hl m. 31.

negak-penegak hukum yang handal. Menurut Barda Nawawi Arief , peningkat an kualit as SDM penegak hukum akan mencipt akan penegak hu-kum yang bersih dan berwibawa, yang j uj ur dan bermoral, t idak korup dan dapat dipercaya me-negakkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan,18 peningkat an kualit as pendidikan akan mencip-t akan penegak-penegak hukum yang al -ami n (dapat dipercaya), karena t idak hanya sekedar memahami hukum homo j ur i di cus, t et api j uga memiliki et ika/ moral at au yang disebut dengan “ homo et i chus” .19 Oleh karena it u, menegakkan wibawa hukum pada hakikat -nya menegakan ni-lai kepercayaan di dalam masyarakat .

Menegakkan wibawa hukum, berart i pula menegakkan f ungsi dari hukum pidana yang pa-da int i hakikat nya f ungsi pa-dari hukum pipa-dana adalah penyelesaian konf lik. Hal mana dit egas-kan oleh G. Pet er Hoef nagles bahwa f ungsi dari hukum pidana adalah penyelesaian konf lik.20

Penerapan hukum pidana dengan peneka-nan, bahwa hukum pidana berf ungsi bagi pe-nyelesaian konf lik, t ent u j uga harus didukung oleh kemampuan seorang penegak hukum da-lam memahami dan menganalisa t eori-t eori hu-kum pidana yang dapat dij adikan sebagai sbuah landasan dan hal it u must ahil dapat dit e-mukan, j ika karakt er keilmuan seorang penegak hukum masih t ergolong lemah yang pada akhir-nya akan mencipt akan ket idakmampuan bagi seorang penegak hukum pidana melakukan t e-robosan guna t ercipt anya penegakan hukum pi-dana yang berkeadilan. Karakt er keilmuan yang kuat j uga akan mempert eguh karakt er seorang penegak hukum pidana unt uk selalu mengarah-kan hukum dalam pemenuhan perlindungan hu-kum bagi set iap masyarakat t anpa sebuah keke-cualian.

Semua pembent ukan perilaku penegak hukum (hukum pidana) t ersebut akan t

18

Ridw an, “ Tel aah Kr it is Tent ang Penerapan Hukum Re-presif dal am Penegakan Hukum Pidana di Indonesi a” ,

Jur nal Li t i gasi , Vol . 11 No. 2, Okt ober 2010, Bandung: Fakul t as Hukum Unpas, hl m. 663.

19 Ridw an, “ Upaya Memperbahar ui. . . ” , op. ci t . , hl m. 36. 20 Langgeng Purnomo, “ Kesepakat an Sosial Sebagai

(6)

t uk mana kala dunia pendidikan yang menye-lenggarakan pendidikan ilmu hukum j uga me-nunj ukkan karakt ernya yang baik, sebagai se-buah lembaga pendidikan yang j auh dari ben-t uk ben-t indakan yang korupben-t if ben-t ermasuk di dalam prat ik perbuat an curang dan perilaku yang mau disuap, t et api mencerminkan sebuah perilaku j uj ur yang menunj ukkan mart abat nya yang t inggi. Salah sat u bent uk korupsi di dunia didikan yang harus dihindari adalah t enaga pen-didik/ pengaj ar yang dengan sengaj a dan de-ngan alasan yang t idak dibenarkan oleh hukum (alasan yang bisa dit erima oleh hukum misalnya karena sakit , penelit ian, seminar dan t ugas ne-gara lainnya sert a bencana alam) kemudian me-ninggalkan t ugas pokoknya yait u mengaj ar.

Melalui pengembangan perilaku yang baik dan harus diaj arkan, sert a diprakt ikan, t erut a-ma diperguruan t inggi yang mengaj arkan t en-t ang ilmu hukum, maka pemberanen-t asan en-t indak pidana korupsi akan dapat diwuj udkan secara baik. Hal ini disebabkan, melalui lembaga pen-didikan ilmu hukum para penegak hukum (hu-kum pidana) yang merupakan bagian dari sis-t em penegakan hukum pidana (ssis-t ruksis-t ur hukum) it u dibent uk dan dibekali ilmu yang baik.

Pembekalan ilmu yang baik, t ent u akan menimbulkan dampak yang posit if bagi t ercip-t anya iklim penegakan hukum pidana yang se-lalu berorient asi pada kepent ingan hukum yang luas, yakni menyangkut kepent ingan hukum se-cara individu maupun kelembagaan (kepent ing-an umum), sehingga denging-an demikiing-an set iap penegak hukum pidana menyadari bahwa hu-kum pidana t idak hanya mengat ur per-buat an manusia, t et api j uga mengat ur penegak hukum it u sendiri. Barda Nawawi Arief menj elaskan bahwa sasaran/adr esat dari hukum pidana t i-dak hanya mengat ur perbuat an warga masyara-kat pada umumnya, t et api j uga mengat ur per-buat an (dalam art i kewenangan/ kekuasaan) pe-nguasa/ aparat penegak hukum21 dan dengan memahami pembat asan/ pengat uran oleh hu-kum pidana t ersebut , para penegak huhu-kum

21 Barda Nawawi Ar ief dal am Ridw an, “ Upaya

Penanggu-l angan Kej ahat an Terori sme yang Berkarat er ist ik Hak Asasi Manusi a di Indonesi a” , Jur nal Il mi ah Medi a Hu-kum, Vol . 17 No. 1, Juni 2010, Yogyakart a: Fakul t as Hukum UMY, hl m. 182.

dana akan mampu menj adi corong kebenaran, bukan sekedar corong undang-undang.

Penggalian Aspek Pendidikan bagi Pemberan-t asan Tindak Pidana Korupsi yang EfekPemberan-tif

Pada hakikat nya korupsi merupakan se-buah persoalan t ent ang moralit as, bagi seseo-rang yang memiliki t ingkat moralit as yang baik t idak akan melakukan t indakan t ak t erpuj i (ko-rupsi). Oleh karena it u, pendidikan moralit as sangat diperlukan dalam membent uk pribadi yang baik.

Pendidikan moralit as t ak dapat dipisah-kan dari pendididipisah-kan agama yang merupadipisah-kan il-mu t ent ang ket uhanan, menurut Moelj at no bahwa ilmu penget ahuan (t ermasuk ilmu hu-kum, pen. ) yang t idak dibarengi dengan ilmu ket uhanan adalah t idak lengkap.22 Begit u erat -nya hubungan ant ara ilmu penget ahuan hukum dengan ilmu ket uhanan, Sat j ipt o Rahardj o mengungkapkannya dengan sangat indah sekali bahwa, ilmu adalah f orum unt uk berburu ke-benaran yang t idak akan bisa digenggamnya se-cara sempurna. Ot ak kecil manusia hanya bisa menemukan keping-keping kebenaran, sedang-kan kebenaran sej at i hanya milik Allah. Di sini ilmu penget ahuan dan religi bert emu.23

Mendasarkan pada kekuat an besar ant a-ra ilmu penget ahuan sebagai saa-rana memburu kebenaran yang besif at relat if , di mana kebe-naran yang demikian sebagaimana yang dika-t akan Sadika-t j ipdika-t o Rahardj o adalah kebenaran yang t ak mungkin secara sempurna dapat digeng-gam, sehingga guna menggenggam kebenaran diperlukan kekuat an besar lainnya yait u kebe-naran hakiki yang dimiliki Tuhan, dengan demi-kian, maka sekat -sekat ket idakharmonisan an-t ara hukum dan keadilan akan dapaan-t diaan-t asi, sehingga masyarakat akan mampu merasakan hukum yang mampu menaungi kehidupannya ket ika hukum it u dit egakkan. Sebaliknya, j ika ilmu penget ahuan hukum dan ilmu ket uhanan dilepaspisahkan, maka akan t erj adi persoalan-persoalan yang sangat mendasar bagi negara In-donesia, karena hukum akan dit egakkan dengan

22 Moel j at no dal am Ri dwan, “ Upaya Memper baharui. . . ”

Op. ci t . , hl m. 36.

(7)

pola-pola korupt if yang dapat mendorong run-t uhnya Indonesia sebagai sebuah bangsa.

Runt uhnya sebuah bangsa yang diakibat -kan oleh t ingkat korupsi yang demikian akut , sesungguhnya dimulai dari dunia pendidikan t inggi ilmu hukum yang t idak lagi memiliki kon-sent rasi dan porsi yang cukup bagi pendidikan ilmu ket uhanan, yang pada akhirnya melahir-kan perilaku-perilaku munaf ik dan t idak ragu-ragu menj adi bagian dari suburnya perilaku ko-rupt if . Berkait an dengan ilmu Ket uhanan yang berisikan t unt unan Tuhan t ersebut , oleh Purna-di Purbacaraka Purna-disebut nya sebagai kaidah ke-percayaan, dengan kaidah t ersebut bert uj uan mencapai suat u kehidupan yang beriman,24 de-ngan kehidupan yang beriman t ersebut t ent ulah diharapkan t ercapainya penegakan hukum yang baik j uj ur dan j auh dari nilai-nilai yang muna-f ik.25 Menurut Romli At masasmit a, hukum dan penegakan hukum berada dalam ruang dinami-ka keimanan, kepast ian hukum dan keadilan. Penegakan hukum t anpa keimanan dapat me-nimbulkan kemunaf ikan dan kezaliman.26

Pembent ukan karakt er melalui pendidik-an moral ypendidik-ang merupakpendidik-an unsur t erpent ing dari pendidikan ilmu ket uhanan t idak t erlepas dari sif at ilmu hukum (t ermasuk hukum pidana) se-bagai bagian dari ilmu kej iwaan sese-bagaimana yang dikat akan Barda Nawawi Arief sebagai pa-kar hukum pidana menyat akan bahwa aspek nilai kej iwaan ini ada dan melekat pada set iap “ hukum” pada umumnya. Oleh karena it u, wa-j arlah ilmu hukum (t ermasuk ilmu hukum pida-na) dikelompokkan ke dalam ilmu penget ahuan kej iwaan/ kerohanian (Gei st eswi ssenschaf t), 27 bahkan menurut nya bahwa dengan demikian il-mu hukum pidana normat if pada hakikat nya bu-kan semat a-mat a ilmu t ent ang norma, t et api j ust ru ilmu t ent ang nilai, di mana proses pe-nguasaan “ nilai” lebih menunt ut pendekat an kej iwaan/ kerohanian karena sasaran yang akan

24

Ridw an, “ Per an Il mu Ket uhanan dan Kul t ur Hukum da-l am Mencipt akan Put usan Haki m dan Haki m Mahkamah Konst i t usi yang Berkeadil an” , Jur nal Il mi ah Mahkamah Konst i t usi PKK Unr am, 2 November 2011, Lombok: Fakul t as Hukum Unram, hl m. 100.

25 Ibi d.

26 Ridw an, “ Upaya Memperbahar ui. . . ” , op. ci t ., hl m. 36. 27 Ridw an, “ Peran Il mu. . . ” , op. ci t .hl m. 101.

disent uh adalah nilai-nilai kej iwaan.28 Hal ini mempert egas mengenai hubungan yang demiki-an erat demiki-ant ara ilmu hukum piddemiki-ana dengdemiki-an ke-j iwaan, t ermasuk dalam proses penerapannya di pengadilan.

Ilmu hukum pidana, sebagai sebuah ilmu kej iwaan, maka dapat mempengaruhi cara ber-f ikir dan bert indak seseorang dalam perga-ulan hidupnya sehari-hari di dalam masyarakat , se-hingga seseorang dapat menent ukan mana yang baik dan buruk dalam bert indak menurut hu-kum yang berlaku dalam masyarakat . Cara ber-f ikir yang demikian akan t erpaut erat dengan t erbent uknya sebuah karakt er dan mempert e-guh sebuah kult ur yang dapat mempengaruhi t ingkat kej ahat an. Schult z menyat akan bahwa naik t urunnya kej ahat an di suat u negara t idak-lah dit ent ukan oleh perubahan-perubahan di dalam hukumnya at au kecenderungan-kecendrungan dalam put usan-put usan pengadilan, t e-t api berhubungan dengan bekerj anya ae-t au ber-f ungsinya perubahan-perubahan kult ural yang besar dalam masyarakat .29

Berkait an dengan apa yang dikat akan oleh Schult z t ersebut , Johanes Andeneas me-nyat akan, bekerj anya hukum pidana harus dili-hat dari keseluruhan kont eks kult urnya. Terda-pat hubungan saling pengaruh-mempengaruhi ant ara hukum dengan f akt or-f akt or lain yang membent uk sikap dan t indakan kit a,30 dengan demikian perlu konsep yang mampu mensiner-gikan ant ara ilmu penget ahuan hukum dengan ilmu penget ahuan t ent ang Ket uhanan.

Melalui konsep penegakan hukum yang memadukan ilmu penget ahuan hukum dan il-mu penget ahuan Ket uhanan inilah ef ekt ivit as pene-gakan hukum akan t erwuj ud. Ef ekt ivit as di sini dapat berart i ef ek keberhasilan31 dan melalui peningkat an keilmuan yang int egral it u pula di-harapkan penegak hukum pidana memahami hukum dan sekaligus pat uh t erhadap nilai-nilai hukum. Ket aat an hukum oleh penegak hukum

28

Ibi d, hl m. 52

29 Ridw an, “ Rel avansi Rest orat ive Just i ce dal am

Pena-nganan Anak Del inquen” , Jur nal Jur e Humano, Vol . 1 No. 3, November 2009, Serang: Fakul t as Hukum Unt ir-t a, hl m. 67.

30 Ibi d.

31 Barda Naw awi Ari ef , 2003, Kapi t a Sel ekt a Hukum Pi

(8)

t ersebut t ent u diharapkan sebagai wuj ud pen-carian t iada hent i at as nilai-nilai kebenaran dan keadilan, Hegel sebagai-mana yang dikut ip oleh Zaenal Abidin menya-t akan bahwa:

“ Hidup ini t eramat pendek, t api kebe-naran berlaku lama dan berumur pan-j ang, oleh sebab it u, mari kit a berbicara t ent ang kebenaran.32

Pendidikan yang int egral akan mampu mencip-t akan manusia-manusia yang mencip-t aamencip-t mencip-t erhadap hu-kum, Sophocles menegaskan bahwa t iada orang yang paling memiliki kewaj iban suci unt uk ment aat i lebih dari mereka yang pekerj aannya adalah membuat dan menj alankan hukum.33

Pemahaman hukum yang baik, sebagai suat u hasil dari proses peningkat an pendidikan dan penget ahuan mengenai ilmu penget ahuan hukum (pidana) dan ilmu ke-t uhanan Yang Maha Esa, akan mencipt akan budaya yang baik yang dimiliki oleh para penegak hukum, pemaham-an hukum t ersebut akpemaham-an menghasilkpemaham-an pemi-kiran yang ut uh bagi set iap penegak hukum, bahwa hukum bukan semat a-mat a hanya se-buah t eks undang-undang yang sangat kaku dan hanya bekerj a berlandaskan kepast ian undang-undang semat a. Pemahaman hukum yang ut uh dengan memadukan ilmu penget ahuan hukum dan ilmu ket uhanan akan menghindarkan para penegak hukum bert indak dan berbuat di luar kendali hukum, sehingga keadilan t idak lagi menj adi barang langka di negeri Indonesia t er-cint a ini, melainkan set iap t indakan hukum yang dilakukan oleh para penegak hukum selalu berlandaskan pada prinsip keadilan.

Perlu j uga dipahami, bahwa penerapan ilmu ket uhanan di lembaga-lembaga pendidikan t inggi yang mengaj arkan ilmu hukum, sesung-guhnya t elah memliki landasan yuridis yang sa-ngat kuat , hal mana dirumuskan secara gamb-lang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar

32

Ridw an, “ Kew ibawaan Hukum Mel al ui Proses Penegak-an Hukum di Indonesia” , Jur nal Il mi ah Tadul ako, Vol . 7 No. 4, Januari 2008, Sul awesi : Forum Sil at urahmi Mahasisw a Pascasarj ana Sul awesi Tengah se-Bandung, hl m. 3128.

33 Ridw an, ” Membangun Inst it usi Penegak Hukum yang

Prof esional ” , Jur nal Il mi ah j ur e Humano, Vol . 1 No. 2, Jul i 2009, Serang: Fakul t as Hukum Unt irt a, hl m. 86.

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yakni pada alinea ke empat .

Rumusan t ersebut t elah menempat kan Pancasila sebagai bagian yang t ak t erpisahkan ant ara kesej aht eraan dan kecerdasan, di mana Pancasila merupakan asas moral yang sangat f undament al bagi bangsa Indonesia. Sila yang pert ama Pancasila menurut A. Gunawan Set iar-dj a merupakan sila yang mendasari sila sila yang lainnya, Tuhan merupakan causa pr i ma at au realit as yang t ert inggi, 34 bahkan menurut Zainuddin Ali, dengan susunan sila-sila dalam Pancasila t ersebut menunj ukkan Pancasila se-bagai dasar kerohanian negara republik Indo-nesia35 Pandangan bahwa Pancasila merupakan dasar kerohanian bangsa Indonesia seharusnya menj elma pada set iap t indakan penegak hu-kum dalam menegakkan huhu-kum pidana, sehing-ga di dalam penesehing-gakan hukum t ersebut t idak dilandasi oleh sikap-sikap munaf ik, represif dan sikap t ercela lainnya, t ermasuk di dalamnya adalah penegakan hukum dengan menggunakan t imbal balik yang dianggap saling mengunt ung-kan yait u j ual beli perkara, yang pada prinsip-nya merupakan prilaku pemerkosaan t erhadap nilai-nilai keadilan dan kej uj uran, yang seha-rusnya nilai-nilai t ersebut diemban dan dikon-krit kan oleh set iap penegak hukum.

Suat u hal yang sangat must ahil bagi se-buah penegakan hukum yang baik, di mana nilai luhur Pancasila yang merupakan landasan moral bangsa Indonesia menj adi bagian yang ut uh dalam penegakan hukum pidana t ermasuk di dalamnya pemberant asan korupsi, j ika nilai-nilai luhur t ersebut t idak akt ualisasikan dalam sebuah penyelenggaraan pendidikan melalui lembaga pendidikan t inggi yang mengaj arkan ilmu hukum. Pendidikan t inggi yang mengaj ar-kan ilmu hukum, dengan demikian harus mem-priorit askan ilmu ket uhanan dalam kurikulum yang dij alankan, mengingat ilmu ket uhanan merupakan aspek yang sangat f undament al dalam membent uk ment alit as anak bangsa. Ment al yang baik inilah yang diperlukan guna pemberant asan t indak pidana korupsi secara

34 Ridw an, ” Pembaharuan . . . ” , Jur nal Medi a Hukum,

Op. ci t . , hl m. 113.

(9)

lebih ef ekt if . Menurut Not onegoro Ket uhanan Yang Maha Esa adalah aspek ut ama dan men-dasar dalam mengelola dan menyelenggarakan negara Indonesia.36

Penut up Simpulan

Lembaga pendidikan t inggi yang menga-j arkan ilmu hukum memiliki peran yang sangat sent ral bagi t ercipt anya pemberant asan t indak pidana korupsi di Indonesia, karena lembaga ini merupakan kawah candra di muka bagi set iap orang unt uk memiliki karakt er yang mulia, se-hingga set iap pribadi (t ermasuk penegak hukum pidana) memiliki ment al yang baik dan t idak berperilaku korupt if . Dalam rangka mencipt a-kan pribadi-pribadi yang memiliki ment al ant i korupsi, maka diperlukan pribadi-pribadi yang memiliki t ingkat moralit as yang baik dan unt uk membent uk moralit as yang baik, maka diperlu-kan aspek yang sangat pent ing dalam pemben-t ukan moral pemben-t ersebupemben-t yaipemben-t u ilmu kepemben-t uhanan. Il-mu penget ahuan t idaklah lengkap, j ika t idak di barengi dengan ilmu ket uhanan. Melalui ilmu ket uhanan ini, maka set iap pribadi penegak hu-kum akan mampu menerapkan huhu-kum pidana dengan baik, dengan berpat okan pada t anggung j awab t erhadap manusia dan Tuhan.

Saran

Perlu dilakukan secara t erus menerus perbaikan dan penyiapan moral Dalam rangka t ercipt anya pemberant asan t indak pidana ko-rupsi yang ef ekt if bagi set iap orang melalui lembaga pendidikan t inggi yang meng-aj arkan ilmu hukum. Lembaga pendidikan t inggi yang mengaj arkan ilmu hukum, sebagai lembaga yang memiliki peran yang sangat pent ing dalam pemberant asan korupsi maka perlu membuat f ormulasi yang lebih baik lagi bagi kurikulum yang berbasis pada ilmu ket uhanan, sehingga dengan demikian, lembaga pendidikan t inggi yang mengaj arkan ilmu hukum benar-benar menj adi kawah candradimuka bagi set iap orang

36 Fir daus, “ Ref l eksi Fil osof i s At as Pancasil a sebagai

Grundnorm dal am Pengembangan Si t em Hukum Nasio-nal ” , Jur nal Il mi ah Tadul ako, Vol . 7 No. 4, Januar i 2008, Sul awesi : Forum Sil at ur ahmi Mahasi swa Pasca-sarj ana Sul awesi Tengah se-Bandung, hl m. 3072.

t ermasuk bagi para penegak hukum, sehingga penegak hukum bet ul-bet ul al -amin dalam menj alankan kepercayaan yang t elah diberikan pada masyarakat , karena menegakan hukum berart i menegakkan nilai-nilai kepercayaan ma-syarakat .

Daft ar Pust aka

Arief , Barda Nawawi. 2003. Kapit a Sel ekt a Hu-kum Pi dana. Bandung: Penerbit Cit ra Adit ya Bakt i;

At masasmit a, Romli. 2004. Seki t ar Masal ah Kor upsi , Aspek Nasional dan Aspek Int eKor -nasi onal . Bandung: Mandar Maj u;

Firdaus. “ Ref leksi Filosof is At as Pancasila se-bagai Grundnorm dalam Pengembangan Sit em Hukum Nasional” . Jur nal Il mi ah Tadul ako. Vol. 7 No. 4. Januari 2008. Su-lawesi: Forum Silat urahmi Mahasiswa Pascasarj ana Sulawesi Tengah se-Ban-dung;

Het haria, Melkias. “ Kebij kan Af irmat if dalam Implement asi Ot onomi Khusus di Papua Berdasarkan UUD 1945” , Jur nal Lit i gasi . Vol. 11 No. 2. Okt ober 2010. Bandung: Fakult as Hukum Unpas;

Jaya, Nyoman Serikat Put ra. 2008. Beber apa Pemi ki r an ke Ar ah Pengembangan Hu-kum Pi dana. Bandung: Cit ra Adit ya Bakt i; Klit gaard, Robert . 2005. Penunt un Pember

an-t asan Kor upsi dal am Pemer i nan-t ahan Dae-r ah. (alih bahasa oleh Masri Maris). Ja-kart a: Yayasan Obor Indonesia;

Pigome, Mart ha. Ref ormasi Sist em Penegakan Hukum dalam Mengat asi Maf ia Pert amba-ngan Mineral dan Bat u Bara” . Jur nal Me-di a Hukum. Vol. 18 No. 1, Juni 2011, Yogyakart a: Fakult as Hukum UMY;

Purnomo, Langgeng. “ Kesepakat an Sosial Seba-gai Upaya Pencegahan dan Penanggulang-an Tindak PidPenanggulang-ana Pemilu (St udi Kasus Konf lik Pemilu Tahun 2004 di Ka-bupat en Bat ang)”. Jur nal Law Ref or m. Vol. 3 No. 1. Februari 2007. Semarang: Program Magist er Ilmu Hukum Undip;

Put ra, Hilt on Tarnama. “ Ont ologi Ilmu Hukum (suat u Tinj auan dari Perspekt if Filsaf at Ilmu)” . Jur nal Jur e Humano, Vol. 1 No. 3, November 2009. Serang: Fakult as Hukum Unt irt a;

(10)

Il mi ah Tadul ako. Vol. 7 No. 4. Januari 2008. Sulawesi: Forum Silat urahmi Ma-hasiswa Pascasarj ana Sulawesi Tengah se-Bandung;

---. “ Kebij akan Formulasi Hukum Pidana da-lam Penanggulangan Tindak Pidana Ko-rupsi” . Jur nal Il mi ah Jur e Humano, Vol. 1 No. 1. Maret 2009. Serang: Fakult as Hukum Unt irt a;

---. ” Membangun Inst it usi Penegak Hukum yang Prof esional” . Jur nal Il mi ah Jur e Hu-mano. Vol. 1 No. 2. Juli 2009. Serang: Fakult as Hukum Unt irt a;

---. “ Relavansi Rest orat ive Just ice dalam Penanganan Anak Delinquen” . Jur nal Jur e Humano. Vol. 1 No. 3. November 2009. Serang: Fakult as Hukum Unt irt a;

---. “ Upaya Penanggulangan Kej ahat an Te-rorisme yang Berkarat erist ik Hak Asasi Manusia di Indonesia” . Jur nal Il mi ah Me-di a Hukum. Vol. 17 No. 1. Juni 2010. Yogyakart a: Fakult as Hukum UMY;

---. “ Telaah Krit is Tent ang Penerapan Hu-kum Represif dalam Penegakan HuHu-kum Pidana di Indonesia” . Jur nal Li t i gasi . Vol.

11 No. 2. Okt ober 2010. Bandung: Fakul-t as Hukum Unpas;

---. “ Pembaharuan Hukum Pidana dalam Ke-rangka Hukum yang Berkeadilan Berda-sarkan Kult ur Hukum Indonesia” . Jur nal Il mi ah Medi a Hukum. Vol. 18 No. I. Juni 2011. Yogyakart a: Fakult as Hukum UMY;

---, “ Upaya Memperbaharui Sist em Hukum Guna Membangun Int egrit as Penegak Hu-kum” . Jur nal Konst i t usi PKK FH. Unr am. Vol. II No. 1. Juni 2011. Lombok: FH Unram;

---. “ Peran Ilmu Ket uhanan dan Kult ur Hu-kum dalam Mencipt akan Put usan Hakim dan Hakim Mahkamah Konst it usi yang Berkeadilan” . Jur nal Il mi ah Mahkamah Konst i t usi PKK Unr am. Vol. II No. 1. No-vember 2011. Lombok: Fakult as Hukum Unram;

Referensi

Dokumen terkait

Jawaban tertulis dan wawancara siswa berdasarkan kualifikasi kemandirian belajar sangat rendah dan rendah yaitu SR-1, SR-2 dan R-1, R-2 dapat menuliskan apa yang diketahui

Adanya perbedaan antara konsep akuntansi yang ada dalam penyajian laporan keuangan perbankan syariah yang dipublikasikan dan konsep dari rumus atau formula nilai

Disampaikan dalam Konferensi Nasional Matematika XVII 11-14 Juni 2014 di Institut Teknologi Sepuluh November.. Setiawan Hadi, Asep Sholahuddin,

Hasil yang dicapai selama mempelajari dokumen SOP (Standard Operational Procedure) yang dimiliki oleh perusahaan adalah mahasiswa dapat mengetahui informasi tentang prosedur

1) Mudharabah adalah perjanjian antar pemilik dana dengan pengelola dana yang keuntungannya bagi menurut raiso/nasabah yang telah disepakati dimuka dan bila terjadi

Penelitian ini berlangsung di dua tempat yaitu di rumah masing-masing subyek penelitian berlokasi di Surabaya. Lokasi penelitian pertama adalah rumah subyek suami dan istri

Data yang diambil adalah data demografik dan profil klinis pasien yang meliputi usia, jenis kelamin, lateralitas mata yang terkena, mekanisme dan penyebab cedera,

Berasaskan dapatan kajian, meta tumpuan, refleksi meta-kognitif dan kesedaran meta- kognitif adalah elemen yang menyumbang kepada pencapaian pelajar dalam penulisan