RANCANG BANGUN KONTROL MOTOR PADA PERANGKAT PENCACAH RIA IP10
Indarzah MP, Wahyuni Z. Imran, dan Sukandar
PRPN - BAT AN , Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310
ABSTRAK
RANCANG BANGUN KONTROL MOTOR PADA PERANGKA T PENCACAH RIA
IP10. Telah dibangun sistem kontrol motor servo berbasis mikrokontroler A T89C2051
untuk mengontrol pergerakan tray dan detektor dari Pencacah RIA IP10 hasH rancang
bangun PRPN - BA TAN. Tray memiliki
50
lubang dengan komposisi10
x5
lubang,sehingga dapat dHakukan pencacahan
5
tabung sampel secara simultan sebanyak10
kaliuntuk keseluruhan lubang. Tray bergerak secara horizontal sedangkan detektor bergerak
secara vertikal. Sistem kontrol memiliki sensor optocoupler dan limit switch untuk
mendeteksi posisi detektor dan tray. Format data ASCII digunakan untuk berkomunikasi dengan komputer melalui standar RS-232C.
Katakunci: mikrokontroler, motor servo, optocoupler, ASCII, pencacah RIA
ABSTRACT
DESIGN AND CONSTRUCTION OF MOTOR CONTROL ON IP10 RIA COUNTER
SYSTEM. Design and construction has been developed for A T89C2051 microcontroller
based servo motor control module for tray and detector on IP10 RIA Counter of
PRPN-BA TAN. Tray has
50
holes with10
x5
holes composition, with the result that10
countingcan made for whole hole. Tray can move horizontally whereas detector can move
vertically. Control system have optocoupler sensor and limit switch for detector and tray
position detection. ASCII data format is used for communication to the computer with
RS-232C standard.
Keywords:microcontroller, servo motor, optocoupler, ASCII, RIA counter.
1. PENDAHULUAN
Perangkat pencacah RIA (Radioimmunoassay) merupakan perangkat yang biasa
dijumpai di laboratorium yang berfungsi untuk analisa darah manusia, analisis kandungan progesteron pada sampel susu binatang sapi dan masih banyak aplikasi lainnya.
Pencacah RIA IP10 merupakan pencacah RIA hasil rancang bang un PRPN
-BATAN, memiliki keunggulan mampu mencacah secara simultan sebanyak 5 tabung
sampel. Untuk meletakkan tabung sam pel digunakan sebuah tray yang terbuat dari
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN- BATAN, 14November 2013
diperlukan pengaturan pergerakan detektor secara vertikal (naik dan turun) dan
pergerakan tray sam pel secara horizontal (kanan dan kiri). Pergerakan posisi detektor
dan tray menggunakan motor servo, sehingga diperlukan motor servo sebanyak 2 buah.
Ketepatan posisi dan pergerakan tabung sam pel dengan detektor merupakan hal yang
penting, karena mempengaruhi ketelitian hasil pencacahan serta keamanan tabung
sam pel itu sendiri. Apabila terjadi ketidaktepatan, maka kemungkinan terburuk yang
terjadi adalah pecahnya tabung sampel atau sampel yang tumpah. Pencacahan
keseluruhan sampel yang terdapat pad a tray akan memerlukan proses pencacahan
sebanyak 10 kali, dengan sekali cacahan simultan sebanyak 5 buah.
Ilustrasi pergerakan posisi tray dan detektor dapat dilihat pad a gambar 1 sebagai
berikut:
Arah ARAH GERAK TRAYSECARA HORIZONTAL Arah
Maksimum - •• Home
ARAH GERAK DETEKTOR SECARA VERTIKAl
Arah
Home
'" " MAMPUKOlOMMENAMPUNG1
i
55AMPEL TRA Y_ DETEKTOR (5 BUAH)
lUBANG TEMPAT KOlOM 10 MENAMPUNG TABUNG
SAMPEl
Gambar 1. Pergerakan detektor dan tray
Kondisi awal tray dan detektor adalah pad a home. Sebagai contoh ketika akan
dilakukan pencacahan pad a tabung sampel yang tersimpan pad a kolom 1, maka tray
akan bergerak sampai posisi kolom 1 berada tepat di atas posisi detektor. Kemudian
detektor akan bergerak ke posisi maksimum untuk selanjutnya dilakukan proses
pencacahan. Bila proses pencacahan selesai, maka detektor akan kembali ke posisi
home kemudian tray juga akan kembali ke posisi home. Diagram alir proses tersebut
Mulai
Tray dan detektor pada posisi home
Motor servo horizontal menggerakkan tray ke kolom tertentu
----~---.
Motor servo vertikal menggerakkan detektor ke posisi maksimum
Proses pencacahan
Motor servo vertikal menggerakkan detektor ke posisi home
--.---~
Motor servo horizontal menggerakkan trayke posisihome,.
Selesai
Gambar 2. Diagram alir pergerakan motor untuk proses pencacahan
Pada makalah ini akan dibahas rancang bang un sistem penggerak posisi detektor
dan tray, yang meliputi rancang bangun modul elektronik motor penggerak dan perangkat lunak untuk kontrol pergerakan posisi detektor dan tray.
2. TEORI
Sistem penggerak posisi tray dan detektor pada perangkat RIA IP10 menggunakan
komponen utama motor servo produksi Panasonic dengan tipe MSMD042P10. Untuk
mengoperasikan motor digunakan driver yang sesuai yaitu Panasonic dengan tipe
MBDDT2210, sehingga proses pengaturan kerja motor menjadi lebih mudah.
Pengoperasian motor dilakukan dengan memberikan pulsa pada PULS2 pin untuk gerak
putar searah putaran jarum jam (CW), atau memberikan pulsa pada SIGN2 pin untuk
gerak putar berlawanan arah jarum jam (CCW). Sumber pulsa dan pengaturannya
dilakukan oleh modul kontrol motor.
Interkoneksi antara motor driver dengan modul kontrol motor dapat dilihat pada
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA TAN, 14November 2013 , ,
i
MOTOR DRIVER ,,. : :1 Ii'=' : :1 .,. ::r R cw R-
-,-KONTROL MOTORGambar 3. Interkoneksi motor driver dengan modul kontrol motor [1]
Pengaturan perputaran motor dilakukan oleh modul kontrol dengan mengikuti format masukan yang sesuai dengan gambar 4.
CCW I CW
PULS
SIGN
Gambar 4. Sinyal kontrol pengoperasian motor [1]
Modul kontrol menggunakan komponen utama mikrokontroler 8 bit A T89C2051 dari
Atme!. Spesifikasi mikrokontroler AT89C2051 adalah sebagai berikut [2]:
• Kompatibel dengan keluarga MCS®-51
• Memiliki 2KB Flash Programmable and Erasable Read-Only Memory (PEROM)
• Tegangan operasi 2.7V-6VDC
• Operasi statik penuh: 0 Hz s.d 24 MHz
•
2 tingkat program memory lock•
128 x 8-bit RAM internal
•
15 Programmable I/O Lines
•
2 buah timerlcounter 16 bit
•
6 sumber interupsi
•
Programmable serial UART
•
Direct LED drive output
•
P3.0 - P3.5
Mikrokontroler AT89C2051 yang digunakan merupakan versi yang lebih minimal
dari MCS®-51, terutama dalam hal jumlah memory dan jumlah I/O yang dimiliki. Port yang
dimiliki adalah Port 1 dan Port 3 yang mampu menyediakan 15 I/O dari total 20 pin yang
dimiliki. Diagram blok mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 5. Dari gambar tersebut
terlihat Port 1 yang memiliki 8 bit bidirectional I/O. Pin P1.2 s.d P1.7 memiliki pull-up
internal. P1.0 dan P1.1 memerlukan pull-up eksternal. P1.0 dan P1.1 juga bertindak
sebagai masukan positif (AINO) dan masukan negatif (AIN1) dari komparator analog
on-chip yang presisi. Keluaran Port 1 mampu menyediakan arus sink sebesar 20 mA
sehingga dapat mengendalikan LED secara langsung. Port 3 terutama pin P3.0 s.d P3.5
dan P3.7 adalah bidirectional I/O yang memiliki pull-up internal. P3.6 terhubung secara
hard-wired sebagai masukan yang terhubung dengan keluaran dari komparator dan tidak dapat diakses sebagai I/O. Port 3 juga mampu menyediakan arus sink sebesar 20 mA.
1---
,
~~%-1 I ~ : I I I I I I I II
I
I I I I I II
I
I I I II INTERRUPT. SERIAL PORT. I
I AND TIMER BLOCKS I
I I
I I
I TIMING INSTRUCTION I
RESET I CO~~~Ol REGISTER I
I I I I I I I I I I I I I I I I
I
I
L -- 1 oy
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN- BATAN, 14November 2013
3. TATAKERJA (BAHAN DAN METODE) RANCANGAN
Sistem kontrol motor peneaeah RIA IP10 diraneang untuk dapat menggerakkan dua
buah motor servo berdasarkan instruksi yang diberikan dari komputer. Apabila instruksi
terse but telah selesai dilaksanakan,selanjutnya sistem kontrol akan memberikan respon
(Iaporan) kepada komputer, sehingga komputer dapat melaksanakan instruksi selanjutnya.
Sistem komunikasi antara komputer dengan kontrol motor menggunakan komunikasi
standar RS-232C.
Diagram blok kontrol motor dapat dilihat pada gambar 6, terlihat bahwa komunikasi
antara komputer dengan kontrol motor dapat terjadi dalam dua arah. Hal ini diperlukan
mengingat bahwa sistem kontrol motor berfungsi untuk meringankan beban komputer,
serta menjamin komunikasi yang terjadi tidak terjadi kesalahan.
Untuk mendeteksi posisi tray sampel yang diinginkan untuk proses peneaeahan,
digunakan sensor optocoupler. Untuk bahan deteksi optoeoupler tersebut digunakan
sebuah lubang pada jalur yang akan dilewati tray dan bersesuaian dengan posisi kolom,
dengan jarak antar lubang 4.5 em. Jumlah lubang yang dibuat sebanyak 10 buah yang
sesuai dengan jumlah kolom pada tray sampel. Mikrokontroler akan membaea posisi tray
berdasarkan keluaran dari optocoupler.
Sensor limit switch digunakan untuk mendeteksi posisi tray atau detektor, apakah
sudah berada pad a posisi home atau sudah bergerak dan berada pad a posisi maksimum.
Ada 4 posisi yang akan dikenali oleh mikrokontroler, yaitu posisi detektor home, posisi
detektor maksimum, posisi tray home dan posisi tray maksimum.
Kecepatan gerak motor ditentukan oleh pulsa yang dihasilkan oleh astable
multivibrator. Selector akan meloloskan pulsa ke pin masukan yang sesuai pada motor
MICROCONTROLLER
Gambar 6. Diagram blok kontrol motor
Sistem komunikasi antara kontrol motor dengan komputer dirancang menggunakan
format ASCII agar proses pemrograman lebih fleksibel. Jenis instruksi dan status yang
digunakan oleh komputer dalam berkomunikasi dengan sistem kontrol motor adalah
sebagai berikut:
1. Detektor bergerak ke posisi home 2. Detektor bergerak ke posisi maksimum 3. Tray bergerak ke posisi home
4. Tray bergerak maju 5. Tray bergerak mundur
6. Tray bergerak ke posisi maksimum 7. Status posisi tray dan detektor 8. Informasi versi perangkat lunak
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar detail rangkaian skematik sistem kontrol motor berdasarkan diagram blok
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA TAN, 14 November 2013 ·sv t R1 nR2 nR3 n R4n R2100Rn 4K7 i4K7!4K7 L 4K7! 4K7 .. 4K7 J6 OPT04 J3 ._..~_~~,".,..••/ •. L!I<.1IT$W!lCH i ! i cs 1~ " MOTOR 1r:1M1 "' "' '" GND
Gambar 7. Skematik sistem kontrol motor
Port 3 digunakan sebagai media masukan mikrokontroler untuk membaca hasil
deteksi optocoupler yang merupakan posisi tray sam pel. Apabila posisi tray sam pel telah
tepat berada pad a posisi yang ditentukan, masukan tegangan pad a pin Port 3 yang
bersesuaian akan berubah nilainya dari tegangan 0 VDC menjadi 5 VDC. Pergerakan
motor yang menggerakan posisi tray diatur oleh kontrol motor berdasarkan informasi dari
optocoupler. Ketika instruksi untuk menggerakkan tray diberikan pad a mikrokontroler
yang terdapat pad a kontrol motor, maka pulsa diberikan pada PULS pin atau SIGN pin
yang sesuai. Selama tray bergerak dilakukan pengecekan status dari optocoupler.
Apabila sinyal dari optocoupler bernilai 5VDC maka kontrol motor akan menghentikan
pemberian pulsa pada pin tersebut, sehingga tray akan berhenti. Keadaan ini
menunjukkan bahwa tray telah berada pad a posisi kolom tertentu.
Instalasi sensor pad a sistem tray dapat dilihat pada gambar 8. Terlihat bahwa
lubang yang bersesuaian dengan posisi kolom pada tray terdeteksi oleh sensor
optocoupler yang terletak pad a tray. Hal ini dapat dilihat secara visual dengan indikator
LED yang menyala pad a optocoupler. Lubang ini merupakan penanda posisi penempatan
tabung sam pel. Ada 10 lubang penanda yang menunjukkan 10 posisi penempatan tabung
sam pel. Hasil pengujian menunjukkan bahwa posisi dan ukuran lubang serta posisi
Por11 khususnya P1.4 s.d P1.7 digunakan sebagai media masukan mikrokontroler
untuk membaca posisi tray dan detektor, dan juga sebagai pengaman. Mikrokontroler
akan mampu mendeteksi posisi tray dan detektor apakah pad a posisi maksimum atau
home berdasarkan pad a perubahan tegangan dari 5 VDC menjadi 0 VDC yang terdapat
pada limit switch. Ketika instruksi untuk menggerakkan tray atau detektor diberikan pada
kontrol motor, pulsa diberikan pad a PULS pin atau SIGN pin yang sesuai pada motor
driver. Selama tray atau detektor bergerak, dilakukan pengecekan terhadap kondisi limit
switch. Bila sinyal dari limit switch bernilai 0 VDC, maka pemberian pulsa pada motor
driver dihentikan yang mengakibatkan detektor atau trayakan berhenti bergerak.
(
Sensor optocoupler (tampak depan)
Indikator menyala menunjukkan bahwa lubang
posisitray terdeteksi oleh
optocoupler
Lubang posisitray sam pel yang akan
dideteksi
optocoupler
Sensor optocoupler
(tampak samping)
Gambar 8. Instalasi sensor optocoupler
Modul komunikasi menggunakan komponen MAX232, sehingga mikrokontroler
dapat melakukan komunikasi dengan standar RS-232C dengan komputer. MAX232 pad a
dasarnya adalah suatu konverter tegangan dari standar RS-232C ke 5VDC atau
sebaliknya. MAX232 diperlukan karena tegangan kerja beserta keluaran I/O pada
mikrokontroler adalah 5VDC.
Modul astable multivibrator menggunakan komponen timer NE555, dengan
frekuensi yang dapat diatur dengan kisaran 12 Hz. Pengaturan frekuensi dilakukan untuk
memperoleh kecepatan gerak motor dan mendapatkan kepresisian sesuai dengan yang
diinginkan. Terdapat modul indikator yang menunjukkan bahwa modul sedang beroperasi.
Keluaran astable multivibrator selanjutnya diberikan ke masing-masing masukan motor
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - SA TAN, 14November 2013
dikendalikan oleh mikrokontroler, untuk memilih salah satu dari ke em pat masukan motor
driver yang akan digunakan.
Hasil rancangan PCB dari skematik sistem kontrol motor dan bentuk fisik hasil
perakitan, dapat dilihat pada gambar 9 dan 10 sebagai berikut:
Gambar 9. Tata letak komponen dan layout PCB kontrol motor
Gambar 10. Bentuk fisik modul sistem kontrol motor
Cara kerja dari sistem kontrol motor, khususnya pad a mikrokontroler dalam
menangani instruksi pergerakan detektor dan tray, dapat dilihat pad a state machine pada gambar 11.
NOT'!'
Gambar 11. State machine program pad a mikrokontroler
Mikrokontroler akan menggerakkan motor jika instruksi yang diberikan melalui
komunikasi RS-232C dikenali. Jenis instruksi yang dikenali oleh mikrokontroler dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Jenis instruksi yang dikenali oleh mikrokontroler
No. Kode Instruksi Arti Instruksi
1.
!C DH Gerak detektor ke posisi home
2.
!C DS Gerak detektor ke posisi maksimum (set)
3.
!CTH Gerak tray ke posisi home
4.
!CTF Gerak tray maiu
5.
!CTS Gerak tray mundur
6.
!CTM Gerak tray ke posisi maksimum
7.
!CCS Status posisi tray dan detektor
8.
!CCV Informasi versi peranqkat lunak
Mikrokontroler akan memberikan respon terhadap instruksi yang diberikan berupa
data ACK dan untuk respon terhadap status adalah berupa status dari detektor diikuti
dengan status tray serta informasi firmware yaitu berupa versi dari perangkat lunak.
Status dari detektor dan tray mengikuti kode yang sesuai dengan tabel 2.
Tabel 2. Informasi Status detektor dan tray Status Tra H
S
Status Detektor HS
Informasi Status Detektor pada posisi Home Detektor pad a posisi Maksimumset
M
Informasi Status Tray pada posisi Home Tray pad a posisi kolom tertentu
Trav pada posisi maksimum Pemberian instruksi diawali dengan ! dan diakhiri dengan return. Respon status diawali
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - SA TAN, 14 November 2013
Prosedur pengujian kerja sistem kontrol motor dilakukan dengan menggunakan
program HyperTerminal dan program bantu Uji Fungsi Kontrol RIA yang tampilannya
dapat dilihat pad a gambar berikut:
UJI FUNGSI KONTROL RIA !C TM
Gambar 12. Program bantu untuk pengujian sistem kontrol motor
Hasil pengujian menunjukkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Beberapa hasil
pengujian dapat dilihat pada gambar 13, yang menunjukkan bahwa tray bergerak ke
posisi home, kemudian bergerak ke posisi sampel 1 dan selanjutnya detektor bergerak ke posisi maksimum dimana proses pencacahan sam pel dapat dilakukan.
Posisi tray di home Posisi detektor di home
Posisi tray di kolom 1 Posisi detektor di home
Posisi tray di kolom 1 Posisi detektor di maksimum Jset up
5. KESIMPULAN
Sistem kontrol motor untuk perangkat pencacah RIA IP 10 telah berhasil dirancang
dan dibangun serta diujicoba dengan hasil yang sesuai dengan diharapkan. Kemudahan
pengujian diperoleh dengan penggunaan format instruksi ASCII. Proses pengujian dapat
menggunakan hyperterminal, sehingga proses pengujian menjadi lebih sederhana dan
tidak diperlukan pembuatan program uji tersendiri. Posisi dan ukuran lubang deteksi untuk
sensor optocoupler serta posisi penempatan optocoupler menentukan kepresisian
pergerakan tray. Pengaturan frekuensi pada astable multivibrator diperlukan untuk
mendapatkan kecepatan, kepresisian dan kehalusan pergerakan tray dan detektor sesuai
yang diinginkan.
6. DAFT AR PUST AKA
1. PANASONIC, "Instruction Manual AC Servo Motor and Driver Minas A4 Series",
Matsushita Electric Industrial Co.Ltd, Osaka Japan, 2004.
2. ATMEL, "AT89C2051 8-bit Microcontroller with 2K Bytes Flash", Atmel, 2008.
3. INTEL, "MCS®51 Microcontroller Family User's Manual, Intel, 1994
TANYA JAWAB Pertanyaan:
1. Apakah ada perbedaan posisi sam pel dengan detector? Berdasarkan Ferasi
dibandingkan dengan hasil pengukuran? (Tri H)
Jawaban:
1. Tidak terjadi perbedaan ketepatan deteksi posisi sampel karena sebelumnya dilakukan
pengukuran terhadap posisi sinyal tersebut sebelum dilakukan penandaan posisi.
Perbedaaan terjadi hanya pada posisi sinyal yang tidak seluruhnya presisi, yang